isi supervisi pendidikan

72
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, keprofesionalan seseorang tidak akan bertahan jika seseorang tersebut tidak mengembangkan dirinya bersamaan dengan perubahan yang terjadi karena waktu. Realita ini, penyusun sadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang perkembangannya sungguh pesat. Belum lagi, tuntutan masyarakat dan demokrasi yang terus berjalan dalam lingkungan bermasyarakat bagi pekerja professional, seperti pendidik. Kemampuan pendidik yang harus selalu diasah, terkait dengn laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Tak pelak bahwa guru telah menjadi fasilitator yang sangat bahkan paling berpengaruh pada kualitas dan kuantitas pendidikan. Singkatnya, guru merupakan kunci PBM. Menyadari perspektif yang berjalan dalam aspek pendidikan kita, penyusun mengolah pikir bahwa suatu sistem yang mampu untuk membina staf sekolah untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif agar tercapai tujuan pendidikan. Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari Page 1

Upload: dwi-bhakti-indri-mulyadi

Post on 03-Jul-2015

6.289 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISi Supervisi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, keprofesionalan seseorang

tidak akan bertahan jika seseorang tersebut tidak mengembangkan dirinya

bersamaan dengan perubahan yang terjadi karena waktu. Realita ini,

penyusun sadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang perkembangannya sungguh pesat. Belum lagi, tuntutan masyarakat

dan demokrasi yang terus berjalan dalam lingkungan bermasyarakat bagi

pekerja professional, seperti pendidik. Kemampuan pendidik yang harus

selalu diasah, terkait dengn laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Tak

pelak bahwa guru telah menjadi fasilitator yang sangat bahkan paling

berpengaruh pada kualitas dan kuantitas pendidikan. Singkatnya, guru

merupakan kunci PBM.

Menyadari perspektif yang berjalan dalam aspek pendidikan kita,

penyusun mengolah pikir bahwa suatu sistem yang mampu untuk

membina staf sekolah untuk menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif agar tercapai tujuan pendidikan. Pemikiran ini mengerucut pada

suatu tindakan supervisi pendidikan haru diterapkan dalam pelaksanaan

pendidikan kita. Terkait penyusun memiliki pengalaman dan mitra

kerjasama di SMAN 1 Mojosari. Maka, penyusun mengambil judul

“Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari untuk Pendidikan

yang Bermutu”. Selain itu, motivasi penyusun dalam mengangkat judul

tersebut tak terlepas dari tugas penyusun sebagai mahasiswa untuk

memenuhi tugas individu Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen

Pendidikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 1

Page 2: ISi Supervisi Pendidikan

B. Tujuan Analisis

1. Memahami gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1

Mojosari

2. Mengetahui, mengerti dan memahami hasil analisis penyusun dalam

menganalisa sistem supervisi di SMAN 1 Mojosari

3. Memahami kebermutuan pendidikan dalam ruang lingkup sistem

supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari

C. Ruang Lingkup Analisis

1. Bagaimana gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1

Mojosari?

2. Bagaimana hasil analisis terkait sistem supervisi pendidikan di SMAN

1 Mojosari?

3. Bagaimana kebermutuan pendidikan dalam ruang lingkup sistem

pendidikan di SMAN 1 Mojosari?

D. Manfaat Analisis

1. Untuk memahami gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala

SMAN 1 Mojosari

2. Agar mengetahui, mengerti dan memahami hasil analisis penyusun

dalam menganalisa sistem supervisi di SMAN 1 Mojosari

3. Supaya memahami keterkaitan antara penerapan sistem supervisi

pendidikan di SMAN 1 Mojosari dengan tingkat kebermutuan yang

dicapai sekolah tersebut.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 2

Page 3: ISi Supervisi Pendidikan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Pengertian Supervisi berasal dari bahasa Inggris Supervision yang

terdiri atas dua kata, yaitu super dan vision.

Arti morfologis (ilmu urai kata) atau definisi nominal

Super = atas, lebih sedangkan vision (dalam bahasa Indonesia > visi) =

lihat, penglihatan, pandangan. Seorang supervisor memiliki kelebihan

dalam banyak hal, seperti penglihatan, pendangan, pendidikan,

pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi dan sebagainya.

Arti semantik

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau

tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan

peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Berdasarkan

pengertian di atas dapat diketahui bahwa supervisi adalah bantuan dalam

pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang

lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa,

namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan

disebut supervisor pendidikan.

Supervisi bercirikan :

o Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah

o Evalution : penilaian

o Improvement : mengadakan perbaikan

o Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan

o Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisi ke arah

perbaikan situasi

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 3

Page 4: ISi Supervisi Pendidikan

Menurut M. Ngalim Purwanto merumuskan ”supervisi sebagai

suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru

dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara

efektif.” 

Rumusan dari M. Ngalim Purwanto lebih menekankan pada

pengembangan kemampuan personal dari para guru dan pegawai lainnya

untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Dengan kata lain, Purwanto dalam

memberikan definisi, langsung mengarah kepada poros inti pendidikan

formal yaitu proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan dengan

mengadakan aktivitas-aktivias pembinaan, dengan adanya pembinaan

kemampuan guru dan personil sekolah lainya diharapkan memiliki

kompetensi yang baik dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan baik.

Memang tak dapat dibantah bahwa supervisi itu bertujuan memberikan

pelayanan dan bimbingan mengenai segala sesuatu yang menyngkut

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan, seprti yang

telah digariskan di dalam kurikulum sekolah.

     Kemudian Dalam buku Konsep dan Teknik Supervisi

Pendidikan karangan Piet A. Sahertian, mengatakan bahwa ”supervisi

adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual

maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.” 

Beberapa pendapat ahli merumuskan pengertian supervisi, antara lain :

Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education

(1975), menyatakan supervisi ialah apa yang personalia sekolah

lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat dalam rangka

mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk

mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah.

Prof. Dr. Baharudin Harahap, dalam bukunya Supervisi Pendidikan

(1983), menyatakan supervisi ialah kegiatan yang dijalankan terhadap

orang yang menimbulkan atau yang potensial menimbulkan

komunikasi dua arah.

Drs. Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan (1975),

menyatakan supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 4

Page 5: ISi Supervisi Pendidikan

perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu

belajar-mengajar dikelas pada khususnya.

Supervisi pendidikan adalah suatu proses penilaian terus menerus

menuju ke pencapaian tujuan pendidikan

Supervisi pendidikan adalah usaha bersama untuk mempelajari dan

memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan belajar siswa.

Supervisi pendidikan adalah pemberian pelayanan sebaik-baiknya

kepada yang disupervisi

Dari beberapa definisi di atas, pada hakekatnya tersirat 4 (empat)

komponen di dalam supervisi pendidikan (Hamiseno, 1960; Hasibuan,

1982; Sahertian & Mataheru, 1981) :

1. Orang atau pemimpin, baik bersifat perorangan maupun kelompok,

yang melaksanakan supervisi

2. Orang atau bawahan, baik yang bersifat perorangan maupun

kelompok, yang disupervisi

3. Tujuan yang hendak dicapai

4. Pelaksanaan pendidikan

Sasaran kegiatan supervisi menurut Buku Pedoman Kurikulum

tahun 1975 dan diperbaharui sebgai kerikulum 1984, yaitu buku IIID yang

berjudul Pedoman Administrasi dan Supervii Pendidikan menentukan

bahwa sasaran kegiatan supervisi dapat dibedakan dengan kegiatan

bimbingan dan penyuluhan. Sasaran kegiatan bimbingan dan penyuluhan

adalah perserta didik/murid, sednagkan sasaran kegiatan supervisi

pendidikan adalah guru dan staf tata usaha.

Perlu dipahami dan diyakinkan bahwa tujuan kegiatan

supervisi bukanlah individu guru yang disupervisi, tetapi meningkatkan

efektivitas pengajaran untuk lebih jauh berakibat pada peningkatan hasil

belajar peserta didik atau murid. Jadi yang dituju bukan murid, bukan

guru, tetapi ligkungan belajar.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 5

Page 6: ISi Supervisi Pendidikan

Dari rumusan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi

pendidikan adalah suatu proses pemberian layanan dalam misi dan visi

untuk mencapai tujuan pendidikan melalui peningkatan kinerja guru baik

secara individual maupun kelompok.

B. Perspektif Historis Supervisi Pendidikan

Arti istilah supervisi dan peranannya mengalami evolusi

sepanjang masa. Dari masa ke masa, supervisi pendidikan khususnya

supervisi sekolah mengalami maju mundur antara peranan “teacher

oriented” dan peranan “administrative”, dengan berubah-ubahnya

ketentuan fungsi supervisi.

Selama abad ke-18 dan ke-19, supervisi adalah suatu bentuk

inspeksi/pemeriksaan. Sekolah-sekolah di Amerika menunjuk badan-

badan dari orang-orang awam/penduduk di lingkungannya untuk

mengawasi pelaksanaan kegiatan sekolah. Dalam permulaan sepertiga

abad ke-20, pendidikan Amerika sangat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk

mekanisme industri dan pelaksanaannya dikenal dengan nama “scientific

management/manajemen ilmiah”. Hal ini pun berpengaruh pada bidang

industri dimana muncul yang dinamakan supervisi birokratis pada sekitar

tahun 1930.

Supervisi sekolah dalam 1940-an sampai pertengahan

dasawarsa, lebih memusatkan pada proses daripada hasil. Para supervisor

lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu guru

mengembangkan dirinya sebagai pengajar daripada menetapkan nilai

penampilan guru. Usaha kelompok ditingkatkan sehingga maksimal dan

interaksi demokratis dilaksanakan. Sekitar akhir tahun 1960-an, tujuan dari

banyak sekolah tidak lagi berbeda. Demikian banyak perubahan program-

program terjadi di dalam waktu yang singkat, mengakibatkan adanya suatu

kurikulum sekolah yang terlalu luas dan padat. Administrator mulai

kembali ke pelaksanaan tradisional dalam mengatur sekolah yang terus

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 6

Page 7: ISi Supervisi Pendidikan

berlanjut sampai pertengahan tahun 1980-an. Selagi supervisi berjuang

untuk mendapatkan suatu identitas yang jelas dalam suatu masa yang

didominasi oleh perkembangan kurikulum, ada suatu usaha untuk

memusatkan peranan supervisor dalam dimensi pengajaran pada

penyempurnan sekolah, yakni dengan menggunakan analisa proses belajar

mengajar dan konsep baru mengenai supervisi klinis (clinical supervision).

Sekitar akhir tahun 1970-an, para supervisor lamban menilai

perubahan mereka, melanjutkan bekerja sama dengan guru-guru dan

menerima peranan penunjang bahkan bila perserikatan guru-guru dan

semacam gerakan (teacher centering) bentuk-bentuk didirikan untuk

membentengi hubungan supervisor dengan guru. Hal ini dilakukan karena

adanya tekanan ekonomi dan politik terhadap sekolah.

Pada pertengahan tahun 1980-an, supervisor memegang

jenis pekerjaan yang asing dengan gelar semacam pembantu pimpinan

pengajaran atau pimpinan program. Pusat perhatian utama terus ditujukan

pada penyempurnaan pengajaran sebagai peranan utama dar supervisi

sekolah.

C. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan di sekolah adalah integral dengan tujuan-

tujuan pendidikan. Berikut adalah penjelasan tentang tujuan supervisi

pendidikan di sekolah :

1. Tujuan umum supervisi pendidikan di sekolah

Tujuan umum supervisi pendidikan adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari tujuan umum pendidikan, yaitu kedewasaan

(Poerwanto, 1981: 25). Suatu proses supervisi diharuskan

membantu guru agar dapat membantu anak mencapai kedewasaan,

yaitu membuat anak didik sanggup mengambil keputusan sendiri dan

bertanggung jawab sendiri (Ametembun, 1981: 25). Seorang guru

harus dibantu untuk dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 7

Page 8: ISi Supervisi Pendidikan

yang baik bagi murid, sehingga murid dapat berbuat sendiri dan berani

bertanggung jawab atas perbuatannya. Kepala sekolah harus

berusaha membuat guru dapat menciptakan situasi dan kondisi itu,

yaitu dengan supervisi. Tujuan supervisi pendidikan, harus tidak

terlepas dari arah tujuan pendidikan nasional. Seorang supervisor

harus dapat membantu guru agar dapat menciptakan situasi belajar

mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan nasional, yaitu:

Pendidikan nasional menurut UU 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 3, berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan

dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini

adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan,

yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang

kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara

Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga

mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah.

Visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai

misi sebagai berikut :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat

Indonesia;

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa

secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka

mewujudkan masyarakat belajar;

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 8

Page 9: ISi Supervisi Pendidikan

3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan

untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang

bermoral;

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga

pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,

keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar

nasional dan global;

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks negara

Kesatuan RI.

Berdasarkan uraian di atas berarti tujuan supervisi sejalan dengan

tujuan pendidikan, baik tujuan umum maupun tujuan pendidikan

nasional. Dengan demikian, seorang supervisor memang harus

seorang yang banyak pengetahuan dan pengalamannya dari orang

yang disupervisinya, karena tujuan pendidikan di sekolah juga

menyangkut tujuan pendidikan secara umum.

Seorang supervisor tidak bekerja dalam kekosongan, ia harus selalu

jeli melihat jauh ke depan terhadap apa saja yang dilakukannya. Guru

adalah ujung tombak sekolah dalam melaksanakan misinya dimana

bila tombaknya bengkok tentu tujuan pendidikan akan meleset

dari yang telah ditetapkan.

2. Tujuan khusus supervisi pendidikan di sekolah

Tujuan khusus (operasional) supervisi pendidikan yang ingin

dicapai melalui kegiatan nyata supervisi, adalah

a. Membantu guru agar lebih mengerti/menyadari tujuan –tujuan

pendidikan di sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

itu.

Kenyataan di lapangan, adalah masih banyaknya guru yang

terpaku pada tugas rutin, yaitu mengajar dari jam ke jam dan dari

kelas ke kelas lain, tanpa sadar bahwa apa yang dilakukannya

adalah bagian dari tujuan yang besar, di mana mata pelajaran

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 9

Page 10: ISi Supervisi Pendidikan

hanya sebagai alat. Banyak guru yang hanya mengutamakan

menyelesaikan tugas dengan tujuan-tujuan jangka pendek, padahal

jauh di depannya ada tujuan yang lebih utama, yaitu

pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, apakah guru tahu apa

tujuan pengajaran tata bahasa bagi hidup anak?

b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti

kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswanya.

Sistem klasikal memang mempunyai kelemahan, namun itu

bukanlah hambatan atau alasan guru tidak bisa berbuat banyak

bagi siswanya. Misalnya, menyamaratakan kemampuan siswa di

satu kelas, mengabaikan hambatan-hambatan yang bersifat pribadi.

Anak pada usia sekolah, terutama di Indonesia banyak menghadapi

masalah, baik yang bersumber dari dirinya maupun dari keluarga

dan lingkungannya, karena itu mereka perlu diperhatikan secara

khusus, sebab kalau tidak demikian guru bias menganggap

siswa bodoh, padahal bukan itu masalahnya

c. Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dan

kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid serta menolong

mereka merencanakan perbaikan

Tujuan ini akan terwujud terutama apabila poin (b) di atas

tercapai dengan baik. Artinya apabila guru telah menemukan

pokok persoalan, apakah itu datang dari dirinya sendiri atau

dari murid, dan kalau guru sudah menemukan pokok

persoalannya ia harus dapat secara tepat merencanakan perbaikan

pengajaran (remedial teaching).

d. Memperbesar kasadaran guru terhadap tata kerja yang demokratis

dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk tolong

menolong

Di sekolah masih banyak guru yang merasa bahwa tugasnya

di muka kelas adalah miliknya sendiri, yang tidak boleh

diganggu gugat oleh orang lain dan tugas itulah yang harus

dikerjakannya selagi ia masih menjadi guru. Padahal tidaklah

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 10

Page 11: ISi Supervisi Pendidikan

demikian, karena sekolah adalah milik bersama yang harus dicapai

dengan cara bersama. hal ini muncul karena masih banyak guru

yang tidak mengerti tentang tata kerja sekolah, karena itu

perlu diciptakan situasi dam kondisi yang menciptakan sikap

terbuka, demokratif dan kooperatif, sehingga muncul

kebersamaan dalam kepemimpinan sekolah.

e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di

muka kelas

Penampilan mengajar memang tidak semata ditentukan oleh

penguasaan bahan, tapi apabila guru sudah menguasai bahan

adalah modal, namun tak sedikit guru yang mempunyai modal

tapi tak dapat mengembangkannya, karena ia tidak tahu

bagaimana cara membelanjakannya, apalagi ada guru yang

kesaratan muatan (bahan), ia justru tenggelam dalam materi. Guru

yang begini sering tampak kacau di muka kelas, karena ia asyik

dengan dirinya sendiri, sedangkan murid tak tahu apa yang harus

diperhatikan dan dipelajari.

f. Membantu guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman-

pengalamannya sendiri

Pengalaman adalah guru yang paling berharga, dan akan menjadi

suatu hal yang amat berharga apabila guru disadarkan dengan

pengalamannya sendiri memberikan petunjuk yang amat bijaksana

dalam memecahkan persoalan pengajaran di kelas, apalagi guru

yang telah lama mengajar, pasti mempunyai segudang pengalaman

yang dapat dipilihnya untuk menghadapi persoalan yang baru.

Misalnya, guru yang berpengalaman menghadapi siswa yang

nakal, akan lunak bagi menghadapi siswa yang nakal berikutnya,

karena ia sudah tahu salahnya.

g. Memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasi dan

kondisi sekolah dan profesinya

Guru adalah suatu profesi dan punya kode etik. Jauh sebelum ia

tampil, sebaiknya ia telah tahu semua itu. Tanpa ada kesadaran

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 11

Page 12: ISi Supervisi Pendidikan

yang demikian guru bisa tidak berbeda dengan aktor/aktris film,

yang dapat bermain sandiwara, sedangkan murid harus

memandang guru dari satu watak yang mantap yang konsisten

setiap waktu dan tempat. Guru yang tidak mengetahui

kedudukannya sebagai guru mengakibatkan sekolah akan

kehilangan wibawa. Sekolah bukanlah tempat orang-orang yang

bermuka dua, dan orang-orang yang terpaksa. Guru harus paham

benar dengan ungkapan masuk kandang kambing ia harus

mengembek dan masuk kandang kerbau menguak. Misalnya,

apabila seseorang telah memilih menjadi guru ia harus merelakan

dirinya lebur dalam suasana etika sebagai guru, dan harus

menjadi sekolah sebagai tempat pengabdian yang utama, dan

segala perbuatannya demi sekolah.

h. Menghindarkan guru dari segala tuntutan yang di luar batas

kemampuan dan kewenangannya, baik tuntutan dari dalam

maupun dari luar sekolah

Dalam situasi dan kondisi sekarang guru sangat menjadi harapan,

namun demikian apabila berlebihan justu kekecewaan, karena

guru punya batas kemampuan sebagai manusia, lagi pula

kewenangannya amat terbatas guru sebagai manusia bisa tidak

boleh di peras tenaga dan waktunya hanya untuk sekolah, dan

masuyarakat harus ingat bahwa tak mungkin pada saat ini

guru memperluas wewenangnya sampai ke jalan-jalan.

Misalnnya, bila terjadi kenakalan remaja, seperti perkelahian

pelajar di beberapa kota besar, itu sebenarnya tidak ada

kaitannya dengan guru, karena terjadi di luar sekolah, kalau

katanya guru juga harus mengetahui keadaan siswanya di luar

sekolah itu sebenarnya sering tidak disukai orang tua murid, karena

dianggap mencampuri urusan pribadi, kalau sudah terjadi seperti

perkelahian baru orang tua menyalahkan guru, dan ini sebenarnya

yang harus dinetralisir oleh seorang supervisor akan guru tidak

berasa bersalah uterlalu besar, karena itu memang bvukan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 12

Page 13: ISi Supervisi Pendidikan

wewenangnya. Sebaiknnya sekolah, terutama Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan jangan terlalu banyak membebani

guru dengan tugas tanpa memperhatikan batas kemampuan

maksimal guru sebagai manusia, apalagi wanita yang telah

bersuami dan mempunyai anak. Kalau kegiatan sudah melawati

batas kemampuan guru justru yang terladi sebaliknya.

i. Membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern.

Perkembangan teknologi pengajaran dewasa ini sudah hampir

sampai puncak, karena sudah memanfaatkan semaksimal

mungkin produk teknologi canggih, terutama teknologi

komunikasi, baik perangkat lunaknya (programnya) maupun

perangkat kerasnya. Seperti OHP (Over Head Projector), slide,

proyektor, vidio kaset, dan lain-lain. Coba dibayangkan kalau

guru belum dipersiapkan mengenal tentu akan menciptakan

kelucuan di muka kelas, karena biasanya ada yang tahu dahulu

justru memberi petunjuk kepada gurunya, jadi terbalik.

Perlu juga diingat bahwa dengan teknologi pengajaran yang

baru harus dipersiapkan model satuan pelajaran yang baru pula,

kala tidak nilai efisiensinya tidak akan ditemukan. Apakah sekolah

akan mengabaikan kemajuan teknologi itu hanya alasan guru

belum mampu, sebaiknya tidak karena itu kepala sekolah harus

jeli untuk melatih gurunya melalui suatu program yang terpadu,

baik itu melalui penataran atau sejenisnya, jadi sekolah jangan

terburu tapi tidak boleh pula lambat. Karena pilihan harus jatuh

pada pilihan yang menguntungkan pada saat ini, supaya murid

tidak menganggap sekolah lembaga yang kuno.

j. Membantu guru dalam menilai kemajuan secara tepat

Artinya guru harus dapat melakukan pengukuran yang tepat,

sehingga ia dapat memilih mana kemajuan murid yang diusa-

hakannya dan mana oleh murid sendiri. Karena dengan

mengetahui hal itu guru dapat menilai dirinya sendiri, dan

akan dapat memberikan nilai plus kepada murid yang melebihi

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 13

Page 14: ISi Supervisi Pendidikan

batas usaha guru, dengan demikian kemajuan murid lebih bersih

dan tepat. Sebab masih ada guru yang menilai kurang objektif,

misalnya ada guru yang memberi nilai yang tidak boleh melewati

batas nilai yang diperolehnya dulu dari gurunya (dosennya).

k. Membantu guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan

pengalaman belajar murid

Masih banyak guru yang tidak menyadari bahwa apa yang ada

disekelilingnya dapat dimanfaatkannya dalam proses belajar-

mengajar. Dia hanya selalu terpaku kepada cara dan contoh yang

ada di dalam buku pokok, padahal caranya bisa diubah dengan

contoh yang ada disekeliling anak, misalnya kalau guru berada

di lingkungan anak petani karet, maka kalau menjelaskan

masalah fotosintesis dalam pelajaran biologi, gunakan pohon karet,

jangan pohon pisang yang tidak tumbuh dilingkungan anak,

kalau perlu sampel pohon karet dibawa ke kelas.

Hal yang perlu diketahui juga oleh guru adalah pengalaman

belajar pada anak tidak bisa dipatahkan dengan teori belajar, tapi

yang harus dilakukan guru adalah membimbing pengalaman belajar

yang sudah ada. Misalnya, kalau teori mengajarkan belajar yang baik

itu subuh sedangkan anak yang tidak punya waktu karena membantu

orang tua memotong karet, dan ia hanya punya waktu pada

menjelang magrib, karena kalau sudah malam lampu tidak ada,

maka cara itu yang dikembangkan. Kalau misalnya anak bisa belajar

sambil bekerja (mencangkul) di sawah, situasi itulah yang perlu

dimanfaatkan, bukan mematahkannya.

D. Fungsi Supervisi Pendidikan

Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini

berbagai pendapat tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:

• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program

pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 14

Page 15: ISi Supervisi Pendidikan

• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan

terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga

kualitas kehidupan akan diperbaiki.

• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari

supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang

mempengaruhi hal belajar.

• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki

situasi belajar anak-anak.

Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan

perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan.

Perubahan masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang

pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan

timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif baru dalam bidang ilmu

pengetahuan.

Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa

kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri,

melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H.

Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan

mengarahkan pertumbuhan guru-guru.

Fungsi supervisi pendidikan dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yakni :

1. Fungsi utama, yang membantu sekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan, khususnya perkembangan individu para siswa.

2. Fungsi tambahan, yang membantu sekolah membina guru-guru agar

dapat bekerja dengan baik dan berkontak dengan masyarakat dalam

rangka penyesuaian diri dan penggalakan kemajuna masyarakat.

Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh Swearingen,

terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:

1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.

Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk

mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan

usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:

   - Usaha tiap guru.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 15

Page 16: ISi Supervisi Pendidikan

   - Usaha-usaha sekolah.

   - Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.

2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.

Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki

ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.

3. Memperluas Pengalaman.

Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota

staff sekolah, sehingga selalu   anggota staff makin hari makin

bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.

4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.

Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi

anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.

5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.

Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya,

memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran,

perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat

menyeluruh dan kontinyu.

6. Menganalisa Situasi Belajar

Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi

kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada

murid untuk mencapai tujuan pendidikan.

7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.

Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka

memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.

8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.

Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun

kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu,

memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 16

Page 17: ISi Supervisi Pendidikan

Menurut Ametembun ada 4 (empat) fungsi supervisi pendidikan :

1. Penelitian

2. Penilaian

3. Perbaikan

4. Pembinaan

Fungís supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting,

sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang

menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang

penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan,

penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.

Untuk kepentingan pembahasan lebih lanjut, fungsi yang bergayut dengan

supervisi klinis yaitu meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Segi-

segi proses intruksional yang perlu mendapat perhatian supervisor, yaitu

(Pidarta, 1986:24) :

Perencanaan intruksional yang menyangkut segala aspek belajar

mengajar yang akan dilaksanakan oleh para siswa dan guru

Model belajar yang mungkin dilaksanakan

Sarana dan alat-alat pendidikan yang perlu disiapkan, metode belajar

dan metode mengajar yang cocok dan perlu dipilih

Situasi belajar yang cocok untuk mempelajari bidang studi tertentu

Macam evaluasi yang akan dilakukan dan alat evaluasi program

E. Prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah sebagai supervisor

hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi. Berikut adalah yang

harus dipegang teguh oleh supervisor demi kesuksesan tugasnya :

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 17

Page 18: ISi Supervisi Pendidikan

a. Prinsip Fundamental (Basic Principle)

Setiap supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan

konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan

konsekuen.

b. Prinsip Praktis

Adanya prinsip positif dan prinsip negatif. Berikut penjelasannya :

1. Prinsip Positif

Pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil

dalam pembinaannya.

Supervisi harus konstruktif dan kreatif

Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan professional

Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah dan tawakal.

Senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik

yang dinamik

Diharuskan jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri

demi kemajuan dan lain-lain.

2. Prinsip Negatif

Pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor

dalam pelaksanaan supervisi.

Tidak diperbolehkan bersikap otoriter

Tidak diperbolehkan mengambil keputusan berdasarkan

hubungan pribadi (keluarga/sosial)

Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil

Tidak diperbolehkan menuntut prestasi di luar kemampuan

bawahannya

Tidak diperbolehkan egois dan lain-lain

Menurut E. Mulyasa prinsip-prinsip supervisi antara lain: “ (1) hubungan

konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan secara

demokratis, (3) berpusat pada tenaga kependidikan (guru), (4) dilakukan

berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru), (5) merupakan

bantuan profesional”.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 18

Page 19: ISi Supervisi Pendidikan

Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan

Piet A. Sahertian mengemukakan prinsip supervisi antara lain:

1) Prinsip ilmiah (scientific)

Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang

diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan  proses belajar mengajar.

b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti

angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana

dan kontinyu.

Prinsip ini juga mencakup unsur-unsur :

1. Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan

bersinambungan

2. Objektif, berarti berdasarkan data konkret yang dapat

dipertanggungjawabkan, yang diperoleh berdasarkan observasi dan

penelitian (bukan tafiran pribadi)

3. Menggunakan instrument yang dapat memberikan informasi sebagai

umpan balik untuk mengadakan penilaian terhdapa proses belajar

mengajar.

2) Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan

kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa

aman untuk mengembangkan tugasnya

3) Prinsip kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi

‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support mendorong,

menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 19

Page 20: ISi Supervisi Pendidikan

Sedangkan Oteng Sutisna mengemukakan prinsip dalam pelaksanaan

kegiatan supervisi, yaitu:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yang

bersifat kooperatif dan mengikutsertakan

2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi

3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan

perseorangan dari personil sekolah

4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dari

sasaran-sasaran pendidikan

5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari

semua anggota staf sekolah

6. Tanggung jawab bagi pengembangan program supervisi berada pada

kepala sekolah bagi sekolahnya.

7. Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik. 

Dengan demikian prinsip supervisi merupakan bagian yang

sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan supervisi. Dalam pelaksanaan prinsip supervisi sangat terlihat dari

peran kepala sekolah sebagai supervisor atau pengawas internal bagi

sekolahnya dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya, sehingga

dengan adanya pedoman.prinsip supervisi kepala sekolah diharapkan

memberikan pelayanan yang baik tanpa ada pemaksaan kepada guru-guru

atau personal.

F. Teknik dan Metode Supervisi Pendidikan

Ada beberapa teknik supervise pendidikan yang dapat diterapkan pada

berbagai kesempatan dan kondisi yang berbeda. Secara umum teknik-

teknik itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu teknik yang

bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 20

Page 21: ISi Supervisi Pendidikan

1. Teknik perseorangan

Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan

secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala

sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru

mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau

kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru

ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang

mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran

tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri

atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

3. Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa

atau mengatasi problema yang dialami siswa.

4. Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program

semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi

kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi

pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses

belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang

ekstrakurikuler.

2. Teknik kelompok

Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara

kelompok/bersama-sama, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

antara lain:

1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala

sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah

disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 21

Page 22: ISi Supervisi Pendidikan

guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka

kegiatan supervisi.

2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi

kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok

guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau

kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-

nasehat dan saran-saran yang diperlukan.

3. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini

dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk

guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada

umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas

kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan

tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran. 

Untuk mencapai tujuan supevisi pendidikan, seorang supervisor dapat

mempergunakan metode yang tepat/cocok, antara lain :

1. Metode Langsung (Direct Method)

Bila supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa

perantara/media, maka dikatakan bahwa ia menggunakan metode

langsung, baik individual maupun kelompok. Misalnya konsultasi

pribadi/kelompok, rapat kerja sekolah, pertemuan guru bidang studi

dan sebagainya. Jadi, terjadi kontak langsung antara supervisor dnegan

orang-orang yang disupervisi.

2. Metode tak Langsung (Indirect Method)

Bila dalam mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak

tidak langsung atau menggunakan alat/benda perantara atau media

dalam pelaksanaan supervisi, maka ia menggunakan metode tidak

langsung. Misalnya dengan menggunakan papan pengumuman,

bulletin, angket, siaran radio, televisi dan sebagainya.

Berikut adalah uraian atas beberapa teknik supervisi pendidikan :

a. Ceramah

Metode ceramah adalah salah satu metode “in-service training” dimana

penceramah yang paling giat menyampaikan pengetahuan dan ulasan,

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 22

Page 23: ISi Supervisi Pendidikan

sedangkan pendengar hanya mendengarkan dan paling banter membuat

catatan. Pada masa lampau, metode ini didewa-dewakan, tetapi kini dalam

dunia persekolahan telah dibatasi.

b. Metode Kunjungan

Adalah perjalanan sekolah dimana guru-guru mengunjungi objek

pendidikan dengan maksud mempelajari. Misalnya, sistem registrasi suatu

sekolah, pelaksanaan BK dan semacamnya.Metode kunjungan ini

dibedakan atas 3 (tiga) jenis, yakni :

1. Studi Ekskursi

Sejenis pekerjaan sekolah yang bersifat studi dengan tujuan

mempelajari seluruh aspek dari tujuan yang dikunjungi itu.Studi ini

dapat dilaksanakan dalam waktu sehari.

2. Studi Trip

Sejenis kunjungan yang bersifat studi dengan maksud mempelajri

suatu aspek tertentu dari yang dikunjungi itu.

3. Studi Tour

Sejenis pekerjaan sekolah yang bersifat studi dengan tujuan

mempelajari seluruh aspek dari tujuan yang dikunjungi itu dan jarak

objek yang dikunjungi relatif jauh.

c. Metode Kunjungan Kelas

Adalah suatu metode yang dilakukan oleh orang yang berfungsi sebagai

supervisor ke dalam kelas ketika guru sedang mengajar. Hal ini dilakukan

untuk melihat dan mengetahui situasi belajar mengajar yang

sesungguhnya. Kunjungan kelas ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua),

yakni :

a) Kunjungan tanpa pemberitahuan

Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba sehingga supervisor dapat

mengetahui situasi yang sesungguhnya di dalam kelas. Kunjungan ini

sebaiknya dilakukan apabila telah terjalin hubungan akrab antara

supervisor dan guru

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 23

Page 24: ISi Supervisi Pendidikan

b) Kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu

Dalah hal ini, supervisor memberitahukan kedatangannya pada guru

yang bersangkutan sehingga guru dapat memperbaiki situasi kelas

sebelum kedatangan supervisor.

c) Kunjungan atas undangan guru

Kunjungan atas undangan guru akan terlaksana dengan baik jika

sebelumnya guru dan supervisor telah menentukan maksud bersama

untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di dalam kelas.

d. Pengajaran Contoh

Dapat dilakukan oleh supervisor atau oarng yang dianggap mampu

mendemonstrasikan hal tertentu. Demonstrasi mengajar ini dilaksanakan

di dalam kelas sungguhan sedangkan para guru turut hadir di belakang dan

mengamatinya.

e. Pemutaran Film

Pemutaran film dapat digunakan sebagai metode untuk membantu para

guru bertumbuh dalam jabatannya.

Prinsip-prinsip pemutaran film :

1. Sebelum film diputar, para guru yang akan menonton sudah

mengetahui garis besar isi film yang akan dipertontonkan

2. Pemutaran film hendaknya diusahakan di tempat yang sesuai dengan

syarat-syarat temapat yang baik bagi pemutaran film

3. Pemutaran film hendaknya berlangsung secara tertib dan tenang

4. Sesudah pemutaran film, hendaknya diberi kesempatan bertanya

jawab

f. Perputakaan

Perpustakaan sering diibaratkan sebagai gudang ilmu pengetahuan karena

terdapat berbagai ragam buku pengetahuan. Apabila perpustakaan

digunakan sebagaimana mestinya, maka akan berpengaruh terhadap mutu

pendidikan di sekolah.

Prinsip-prinsip perpustakaan yaitu :

1. Isi perpustakaan hendaknya terus diperkaya dengan buku, majalah dan

buletin terbitan terbaru.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 24

Page 25: ISi Supervisi Pendidikan

2. Setiap jenis buku dalam perpustakaan hendaknya terdiri minimal 2

buah sehingga 2 (dua) orang dapat membacanya pada waktu yang

sama dan dapat berdiskusi setelah membacanya.

3. Prosedur peminjaman hendaknya sedapat mungkin disederhanakan

g. Mengikuti Kursus

Walau tidak sama persis sama dengan di Negara-negara maju, jumlah dan

macam kursus di tanah air semakain bertambah. Kursus yang demikian

umumnya bertujuan membekali para peserta dengan ketrampilan tertentu

yang berguna bagi pengembanagn karir lebih lanjut.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk mengikuti kursus :

1. Sebaiknya kursus yang diikuti berhubungan dengan kurikulum sekolah

atau tugas pendidikan

2. Pengajaran sebaiknya adalaha tenaga yang bermutu

3. Perlu dipikirkan “intersive” bagi guru yang mengikuti kursus

4. Prinsip belajar dan mengajar hendaknya diberlakukan pula pada kursus

5. Guru yang mengikuti kursus hendaknya tidak terlalu benayk dibebani

dengan tugas berat dari sekolah.

h. Lokakarya

Guru diberi kesempatan melatih atau menempatkan dirinya untuk lebih

mumpuni sebagia pengajar dan pendidik di sekolah. Prinsip-prinsip

lokakarya :

1. Pelaksanaan lokakarya hendaknya bertolak dari masalah-masalah

2. Masalah yang dipecahkan adalah masalah peserta yang dihadapi

bersama

3. Dalam lokakarya, kegiatan pikiran harus diimbangi dengan relaksasi

atau rekreasi

4. Setiap peserta harus mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan

buah pikiran dan pendapatnya.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 25

Page 26: ISi Supervisi Pendidikan

G. Tipe atau Gaya Supervisi Pendidikan

Dalam menunaikan fungsinya, supervisor dapat mempergunakan berbagai

cara/bentuk supervisi yang dapat dibedakan atas 4 tipe khas supervisi

pendidikan :

1. Tipe Otokratis

Supervisor yang otokratis menganggap bahwa fungsinya sebagai

penentu segala kebijakan yang harus dijalankan dan bagaimana harus

menjalankannya. Selanjutnya mengawasi bagaimana kebijakannnya itu

dijalankan oleh bawahannya. Tipe ini mirip dengan inspeksi. Otoritas

mutlak pada pihak supervisor.

2. Tipe Demokratis

Pelaksanaannya konsekuen dengan fungsi supervisi yang sebenarnya,

yaitu membina dalam arti yang semurni-murninya. Otoritas supervisor

seimbang dengan otoritas pada pihak yang disupervisi.

3. Tipe Pseudo/Quasi Demokratis

Dalam praktik sering terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-

olah demokratis tetapi dalam rapat supervisor berusaha untuk

memaksakan rencananya agar dituruti bawahannya dengan cara

muslihat yang halus dan licin. Atau dapat juga bahwa yang

dilaksanakan bukan keputusan rapat, dengan alasan yang dipaksa-

paksakan.

4. Tipe Manipulasi Diplomatis

Supervisor tipe ini juga melaksanakan prinsip demokratis seperti

mengadakan rapat/musyawarat, tetapi dengan kelihaiannya ia berusaha

nmenggiring pikiran seluruh peserta rapat agar dapat menyetujui

kehendaknya.

5. Tipe Laissez-faire

Supervisor tipe ini menginterprretai demokrasi sebagai memberikan

kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya sehingga

supervisor sendiri kehilangan otoritas sama sekali. Supervisor sanagt

menyerahkan/mempercayai bawahannya untuk mengambil keputusan

apa saja.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 26

Page 27: ISi Supervisi Pendidikan

Pada hakikatnya tak ada supervisor yang secara mutlak

menggunakan salah satu dari tipe-tipe di atas, tetapi situasi dan kondisi

atau permasalahan yang dihadapi, maka seorang supervisor cenderung

secara berbaur. Misalnya dalam upacara bendera lebih dilakukan

supervisi otoriter, sedang dalam memimpin pihak lebih digunakan tipe

laissez-faire.

H. Proses Supervisi Pendidikan

Dalam pelaksanaanya atau proses supervisi pendidikan terlibat adanya

berbagai ragam/corak seperti :

1. Supervisi yang Preventif

Dalam proses supervisinya, supervisor senantiasa berusaha

mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan berusaha

memberikan nasehat-nasehat dan saran-saran untuk menghindari

terjadinya kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan yang

mungkin bisa terjadi.

2. Supervisi yang Korektif

Dalam proses supervisinya, supervisor lebih bersifat mencari

kesalahan-kesalahan bawahannya, baik kesalahan-kesalahan

prinsipiil, teknis maupun dalam melaksanakan

instruksi-instruksi/ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh

pihak supervisor.

3. Supervisi yang Konstruktif

Supervisor senantiasa berusaha membangkitkan semangat

membangun, mengembangkan potensi bawahannya demi

peningkatan prestasi dan produksivitas kerja. Pembinaan dan kritik

yang bersifat membangun adalah ciri dan proses dari supervisi ini.

Dalam kependidikan supervisi semacam ini, cenderung mengikuti

asas “Tut Wuri Handayani”

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 27

Page 28: ISi Supervisi Pendidikan

4. Supervisi yang Kreatif

Supervisor senantiasa memperhatikan pada inisiatif, daya cipta,

penelitian, kepemimpinan dan hasil-hasil penemuan bawahannya

dengan memberikan penghargaan, piagam atau predikat-predikat

keteladanan.

5. Supervisi yang Koorperatif

Supervisor selaku menggunakan kerjasama, partisipasi, musyawarah,

toleransi dengan bawahannya demi kemajuan dan pengembanagan

pendidikan. Kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai

evaluasi selalu mengikutsertakan bawahannya seluas-luasnya.

I. Pelaksanan Supervisi Pendidikan di Sekolah

Seorang supervisor yang datang ke sekolah untuk melaksanakan supervisi

dapat memilih/memulai dengan mensupervisi sesuatu/beberapa aspek yang

dapat dipilihnya sebagai salah satu bidang garapan/sub budang garapan

administrasi sekolah. Misalnya, sasaran supervisi adalah “Penerimaan

Siswa Baru” sebagi salah satu sub bidang garapan administrasi siswa.

Kegiatan supervisor berturut-turut dapat dilukiskan sebagai berikut :

a. Mensupervisi rencana kerja panitia (program)

i. Struktur organisasi

ii. Personel

iii. Jadwal kerja (pengumuman, pendaftaran, tes, pengumuman siswa

yang diterima, registrasi)

iv. Tempat, biaya, sarana

v. Laporan

b. Mensupervisi pelaksananaan dengan menyaksikan “on the spot”

c. Mensupervisi hasil pelaksanaan penerimaan siswa baru (laporan)

d. Dari pelaksanaan supervisi a, b dan c, maka kegiatan supervisor dapat

memberikan evaluasi terhadap seluruh kegiatan panitia. (Predikat baik

sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan jelek)

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 28

Page 29: ISi Supervisi Pendidikan

J. Kepala Sekolah sebagai Supevisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka

mewujudkan tujuannya dengan kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh

aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan

efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah

adalah sebagai supervisor/pengawas, yaitu mensupervisi pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Dalam kedudukannya sebagai supervisor/pengawas kepala

sekolah bertugas melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk

membimbing para guru dalam menentukan bahan pelajaran yang dapat

meningkatkan potensi siswa, memilih metode yang akan digunakan dalam

proses belajar mengajar, mengadakan rapat dewan guru, dan mengadakan

kunjungan kelas. Supervisi/Pengawasan merupakan control agar kegiatan

pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan dalam kegiatan supervisi juga diperlukan yang sifatnya

merupakan usaha membantu setiap personel terutama guru, agar selalu

melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Menurut E. Mulyasa dalam buku Menjadi Kepala Sekolah

Profesional, pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga

kependidikan khususnya guru memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif

tetap berada di tangan tenaga kependidikan;

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama

kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan;

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan

kepala sekolah;

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan

mendahulukan interpretasi guru;

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 29

Page 30: ISi Supervisi Pendidikan

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan

supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan

guru daripada memberi saran dan pengarahan;

6. Supervisi sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,

pengamatan, dan umpan balik;

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai

supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil

pembinaan;

8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu

keadaan dan memecahkan suatu masalah.

Sedangkan secara umum menurut M. Ngalim Purwanto, kegiatan atau

usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan

fungsinya sebagai supervisor antara lain:

1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di

dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya;

2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah

termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan

keberhasilan proses belajar mengajar;

3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan

menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan

tuntutan kurikulum yang sedang berlaku;

4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan

pegawai sekolah lain;

5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai

sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,

menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk

mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai dengan bidangnya

masing-masing;

6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan komite sekolah

atau POMG dan intansi-intansi lain dalam rangka peningkatan mutu

pendidikan para siswa. 

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 30

Page 31: ISi Supervisi Pendidikan

Marno Dalam buku Islam by Manajemen and Leadership mengemukakan

peran kepala sekolah dalam kaitannya sebagai supervisor, yaitu:

1. Kemampuan menyusun program supervise pendidikan di lembaganya

dan dapat melaksanakan dengan baik, supervise akademik maupun

supervise klinis.

2. Kemampuan memanfaatkan hasil supervise untuk peningkatan kinerja

guru dan karyawan.

3. Kemampuan memanfaatkan kinerja guru/karyawan untuk

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 

Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran yang

sentral, keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas

kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan

sekolah, dalam hal ini menjalan dengan efektif  peran kepala sekolah

kedudukannya sebagai pengawas internal atau supervisor.

K. Jenis Supervisi Pendidikan

a. Supervisi Klinis (Clinical Supervision)

Kata “klinis” diadopsi dari cara pelayanan seorang dokter kepada

seorang pasien yang memeriksakan sakitnya. Istilah “klinis” dalam

supervisi ini sebagaimana telah disinggung di muka, memberikan

unsur-unsur khusus sebagai berikut :

1) Hubungan tatap muka antara supervisor dengan calon guru dalam

proses supervisi terjalin dengan baik

2) Hubungannya terpusat pada keinginan/kerisauan (concern) calon

guru yang berpusat pada tingkah laku aktual di kelas.

3) Observasi dilakukan secara langsung dan cermat.

4) Data observasi dideskripsi secara mendetail.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 31

Page 32: ISi Supervisi Pendidikan

5) Analisis dan interpretasi observasi dilakukan secara bersama antara

supervisor dan calon guru.

6) Pemberian bimbigan oleh supervisor lebih bersifat pembinaan.

7) Berlangsung dalam suasana akrab (intim) dengan sikap saling

terbuka dari supervisor dan calon guru, tanpa kecurigaan dan

tekanan.

Supervisi klinis merupakan pembinaan professional yang dilakukan

secara sistematik kepada calon guru sesuai dengan kebutuhan calon

guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina ketrampilan

mengajarnya. Pembinaan itu diberikan dengan cara memungkinkan

calon guru menentukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki

kekurangannya sendiri.

Supervisi klinis lebih banyak dilakukan dalam latihan mengajar calon

guru, khususnya dalam pengajaran mikro (micro/peer teaching).

Praktik supervisi klinis merupakan perbaikan dari praktik

kepembimbingan mengajar yang lama, yang dilakukan setelah calon

guru melaksanakan latihan mengajar. Supervisi klinis tidak hanya

dipakai dalam pendidikan prajabatan atau pemberian pembinaan dalam

jabatan, tetapi juga dapat digunakan dalam memberikan vonis terhadap

mahasiswa dalam ujian skripsi ataupun tesis, agar tidak mendebarkan

hati mahasiswa yang sedang diuji.

Berikut adalah pendapat dari para ahli :

R. Weller mengutarakan bahwa “Supervisi Klinis” adalah bentuk

supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan

melalui suatu siklus yang sistematik dalam perencanaa,

pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang

penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan

perubahan dengan cara yang rasional.

K.A. Achenson & M.D. Gall (1980 : 25) mengemukakan bahwa

“Supervisi Klinis” adalah suatu model supervisi yang mengandung

3 (tiga) fase, yakni pertemuan perencanaan, observasi kelas dan

pertemaun balikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 32

Page 33: ISi Supervisi Pendidikan

Dengan demikian, supervisi klinis adalah suatu proses kepemimpinan

dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan

profesional calon guru khususnya dalam penampilan mengajar

berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif

sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tertentu.

b. Validasi Teman Sebaya (Peer Validation)

Validasi adalah suatu istilah yang hampir sama dengan penilaian atau

evaluasi. Apabila penilaian merupakan suatu pengukuran, maka

validasi adalah suatu kegiatan penilaian secara terus menerus yang

mengarah pada pencapaian suatu standar. Istilah validasi digunakan

dalam hubungannya dengan penilaian yang dilakukan terhadap

lembaga pendidikan, bukan terhadap peserta didik.

Agar tujuan peningkatan lembaga dapat tercapai, maka VTS

diharapkan dapat memenuhinya, karena :

1) Setiap personel lembaga terlibat dalam kegiatan evaluasi terhadap

dirinya sendiri (internal evaluation)

2) Setiap personel lembaga akan sadar untuk menjaga serta

meningkatkan mutu lembaganya sendiri.

3) Dalam VTS dihasilkan avaluasi data yang sebenarnya dan lengkap.

4) Validator (pengamat dan penilai) yang dating dari lembaga lain

sebagai teman sejawat dari personel lembaga yang dinilai (akan)

memperoleh pengalaman dan pandangan tentang isi lembaga lain

(2X change ideas)

Komponen dalam VTS terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu

komponen pelaksana dan komponen instrumen.

1. Komponen Pelaksana (terdiri dari tiga tim)

a) Fasilitator, terdiri atas Pembina dan Pelaksana

Fasilitator adalah panitia penyelenggara demi terjadinya VTS

b) Penulis Profil Lembaga, terdiri dari sejumlah staf

pengajar/karyawan lembaga yang divalidasi (banyaknya tergantung

kebutuhan/tugas)

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 33

Page 34: ISi Supervisi Pendidikan

c) Validator, terdiri atas beberapa orang yang pemilihannya antara

lain :

Jumlah anggota tim ditentukan berdasarkan beban tugas

Anggota tim memiliki keahlian sesuai bidang yang akan

divalidasi

Memiliki kemampuan untuk melakukan VTS

Anggota tim berasal dari berbagai kalangan teman sejawat

2. Komponen Instrumen (ada tiga buah instrument penting)

a.Profil Lembaga, meliputi 6 (enam) komponen antara lain :

Pengelolaan

Kurikulum

Guru

Peserta didik

Sarana dan Prasarana

Evaluasi

b. Standar Lembaga

Kondisi yang ideal, antara lain :

Keadaan atau kondisinya baik (sarana dan prasarana)

Berdaya guna dan berhasil guna yang tinggi dalam Proses

Pendidikan dan Pengajaran

Menghasilkan lulusan (output) tenaga-tenaga professional yang

bermutu.

c.Pedoman Penggunaan Standar Lembaga

Salah satu langkah dalam kegitan VTS yang penting dijalankan

oleh Tim Validator adalah mencari dan mengumpulkan

informasi/data tentang komponen-komponen lembaga, selanjutnya

dibandingkan dengan isi standar . untuk membantu memudahkan

validator diberi petunjuk tentang : indikator, sumber-sumber

informasi, teknik, tolak ukur penilaian.

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini ketiga komponen Pelaksanaan VTS

melakukan kegiatan sebagai berikut :

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 34

Page 35: ISi Supervisi Pendidikan

a. Penulisan Profil Lembaga

b. Penujukkan Tim Validator

c. Pertemaun Tim Validator

2. Tahap Pelaksanaan

a. Rapat Pendahuluan

b. Mengumpulakn Informasi/Data

c. Menelaah Informasi/Data

d. Penyusunan Laporan

e. Penyampaian Rekomendasi

3. Penyerahan Laporan

Bila tim validator telah menyampaikan rekomendasinya kepada

lembaga yang divalidasi, maka selesailah seluruh kegitan VTS.

Bab iii

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 35

Page 36: ISi Supervisi Pendidikan

Metode analisis

A. Rancangan Analisis

Penelitian pada SMA Negeri 1 Mojosari merupakan jenis penelitian kualitatif

dimana menekankan pentingnya validitas tetapi kurang memperhatikan

reliabilitas.

B. Objek Analisis

Jika ditelaah dari pengertian supervisi pendidikan, objek analisis dalam hal ini

adalah Kepala SMAN 1 Mojosari. Kepala SMAN 1 Mojosari bernama Drs.

Wahyudi, M.Si. dan guru-guru SMAN 1 Mojosari serta perkembangan

prestasi siswa-siswi SMAN 1 Mojosari.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Berdasarkan Setting

Penyusun menggunakan setting alamiah, yakni penyusun mendapatkan

data-data atau informasi dengan bercakap secara tak berstruktur dengan

guru-guru yang bertemu dengan penyusun maupun dengan Wakil Kepala

Kesiswaan SMAN 1 Mojosari (Akhmad Arifin, S.Si., M.Pd.)

2. Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Penyusun menggunakan observasi jenis observasi non-partisipasi

dimana penyusun tidak terkait langsung pada kegiatan objek analisis.

b. Wawancara Tak Berstruktur

Penyusun menggunakan teknik wawancara tak berstruktur karena

dilakukan pada suatu situasi dan kondisi yang memungkinkan

penyusun mendapatkan data atau informasi terkait sistem supervisi

pendidikan di sekolah itu.

c. Dokumentasi

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 36

Page 37: ISi Supervisi Pendidikan

Penyusun mendokumentasikan beberapa hal yang dapat dijadikan

preferensi dalam penyelesaian analisis penyusun.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 37

Page 38: ISi Supervisi Pendidikan

Bab Iv

Hasil analisis

A. Gambaran Umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1

Mojosari

SMA Negeri 1 Mojosari adalah sebuah SMA Negeri yang didirikan pada

tahun 1981, yang terletak di wilayah Kabupaten Mojokerto Jawa Timur,

tepatnya di Jl. Pemuda no. 55 desa Seduri Kecamatan Mojosari kabupaten

Mojokerto propinsi Jawa Timur. Berikut ini data Identitas Sekolah:

Nomer Statistik Sekolah : 30 10 50 30 90 60 , NPSN : 20 50 27 24

1. Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 MOJOSARI

2. Alamat : Jl. Pemuda No.55 Seduri, Mojosari, Mojokerto, Jatim

3. Kode Pos : 61382

4. Telpon : 0321 591457

5. E-mail : [email protected]

6. Sekolah Dibuka Tahun : 1981

7. Status Sekolah : Negeri

8. Klasifikasi Sekolah : Mandiri

9. Waktu Penyelenggaraan : Pagi

10. SK Terakhir Status Sekolah : No. 421/0285/416.114.05/2004 tgl. 18

Pebruari 2004

11. Keterangan SK : Perubahan Lama.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 38

Page 39: ISi Supervisi Pendidikan

SMA NEGERI 1 MOJOSARI dibangun diatas lahan seluas 14.550 m2, luas

bangunan : 3.866 m2, luas halaman : 3.741 m2, luas lap. olahraga 5.000 m2,

lain-lain : 1.943 m2 terdiri dari 26 ruang kelas, 21 ruang pendukung belajar

mengajar.

Visi dan Misi SMAN 1 Mojosari

Visi :

Melaksanakan pendidikan dan pengembangan sekolah guna menciptakan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang Humanis, Apresiatif, Profesional, Potensi,

dan Yakin ( H A P P Y ).

Misi :

1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, efektif dan inofatif

dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Menumbuhkan kembangkan semangat keunggulan apresiatif dan bernalar

sehat kepada para peserta didik, guru dan karyawan sehingga berkemauan

kuat untuk terus maju.

3. Mengembangkan layanan profesional dan semangat kerja dan keteladanan

guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 39

Page 40: ISi Supervisi Pendidikan

4. Menanamkan peserta didik, sikap ulet dan gigih dalam berkompetensi,

beradabtasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.

5. Membina peserta didik berkepribadian, percaya diri dan berbudi pekerti

luhur sehingga menjadi kebanggaan masyarakat.

Kepala SMAN 1 Mojosari bernama Drs. Wahyudi, M.Si. dimana Beliau

adalah seorang sarjana pendidikan dalam bidang keolahragaan. Namun,

karena kesungguhannya menjadi seorang guru. Beliau dipercaya sebagai

pemimpin sekolah sejak 8tahun lalu. Hal inilah yang menjadi salah satu latar

belakang Bapak Wahyudi untuk melanjutkan pendidikannya untuk

mendapatkan ilmu dan pengakuan dengan menyabet gelar Master.

Beliau lahir di Sidoarjo, 23 Agustus 1953. Pada umurnya yang sudah

menginjak pada masa usia lanjut. Bapak Wahyudi tetap memiliki kinerja yang

baik untuk mengantarkan SMAN 1 Mojosari menjadi lebih baik. Hal itu

terbukti dengan SMAN 1 Mojosari yang satu tahun belakangan ini menduduki

posisi RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di Kabupaten

Mojokerto.

Sosok Kepala SMAN 1 Mojosari di mata Wakil Kepala SMAN 1 Mojosari

adalah sosok yang bertanggung jawab atas tugas yang diembannya sebagai

Kepala Sekolah. Wakil SMAN 1 Mojosari mengatakan, “Saya pribadi

menghormati Bapak Wahyudi karena Beliau adalah seorang yang disiplin.”

Mendengar ucapan itu, penyusun mencoba menelaah terkait asas yang ada

dalam hidup ini. Dan saya memahami satu hal bahwa dimanapun kita berada,

seseorang yang sukses, salah satunya adalah seseorang yang disiplin. “dan

itulah Bapak kami (Bapak Wahyudi)”, tambah Wakasek SMAN 1 Mojosari.

B. Hasil Analisis Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1

Mojosari

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 40

Page 41: ISi Supervisi Pendidikan

Sistem supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari tergolong suatu sistem yang

dijalankan dengan sukses. Hal ini terkait dengan hal-hal yang ada dalam

sistem tersebut dapat diterapkan dengan baik pula oleh tim supervisi SMAN 1

Mojosari.

1. Teknik dan Metode Supervisi Pendidikan di SMAN 1

Mojosari

Teknik yang digunakan oleh supervisor SMAN 1 Mojosari ini

bersifat kondisional. Maksudnya, pada situasi yang menuntut supervisor

untuk melakukan teknik perseorangan. Maka, supervisor menggunakan

teknik perseorangan, seperti kunjungan kelas maupun kunjungan

observasi. Dan ketika pada situasi yang menuntut supervisor dan segenap

timnya untuk melakukan supervisi dengan cara kelompok, seperti

penataran, diskusi kelompok. Maka, supervisor memilih untuk

memanfaatkan wqaktu dan kesempatan itu untuk melakukan supervisi

dengan teknik kelompok agar perkembaangan peserta didik dapat melaju

ke arah yang lebih baik.

Teknik kelompok digunakan oleh supervisor apabila Kepala

SMAN 1 Mojosari dan segenap timnya menemukan suatu permasalahan

dalam suatu sistem, seperti ditemukannya indikasi pelanggaran ataupun

penyimpangan yang dilakukan oleh pihak guru. Sehingga diperlukannya

suatu forum diskusi agar permasalahan yang muncul didapatkan sebuah

titik tengah yang terbaik demi pencapaian tujuan SMAN 1 Mojosari, yang

bermuara dalam pancapaian tujuan pendidikan.

Sedangkan teknik perseorangan dilakukan ketika ada suatu

peluang dari Kepala SMAN 1 Mojosari untuk memberikan pengawasan

pada kinerja guru. Biasanya, Kepala SMAN 1 Mojosari meluangkan

waktu 1 (satu) atau 2 (dua) kali dalam sebulan untuk menelaah lebih detail

dalam perkembangan sistem pendidikan yang diterapkan oleh para guru di

SMAN 1 Mojosari. Namun, penjadwalan dalam penelitian ini, seperti

kunjungan kelas dengan pemberitahuan ataupun tidak dapat dilakukan

sesuai kebijakan Kepala Sekolah pada saat itu, tergantung dari situasi dan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 41

Page 42: ISi Supervisi Pendidikan

kondisi yang ada. Hal ini dilakukan dengan harapan demi menjaga

kekonsistenan kinerja dari pekerja pendidikan.

Metode yang diterapkan oleh supervisor SMAN 1 Mojosari

adalah metode langsung. Hal ini terkait dengan taraf pemahaman dalam

bidang teknologi yang dimiliki oleh setiap pekerja pendidikan. Tidak

semua pekerja professional di SMAN 1 Mojosari memahami betul tentang

teknologi. Disisi lain, metode tak langsung adalah hal yang kurang efektif

dalam penjagaan kedisiplinan dan ketekunan untuk SMAN 1 Mojosari.

Hal ini terkait dengan ruang lingkup dari tempat tinggal para pekerja yang

dapat dikategorikan berdekatan dan intensitas pertemuan oleh para pekerja

professional itu masih sangat tinggi.

2. Tipe atau Gaya Sistem Supervisi Kepala SMAN 1

Mojosari

Tipe yang diterapkan oleh supervisor pendidikan SMAN 1

Mojosari adalah tipe demokratis dan tipe otokratis. Kedua tipe ini

digunakan oleh Kepala SMAN 1 Mojosari terkait situasi yang ada pada

saat pemutusan kebijakan. Wakil Kepala SMAN 1 Mojosari memberikan

informasi pada penyusun bahwa Kepala SMAN 1 Mojosari melakukan

tipe demokratis pada saat kerja SMAN 1 Mojosari membutuhkan

peraturan baru atau perbaikan peraturan dalam rangka meningkatkan

kinerja pekerja profesional di SMAN 1 Mojosari, khususnya untuk staf

pengajar. Selain itu, tipe demokratis dilakukan apabila diperlukannya

pembinaan lebih lanjut kepada seorang pekerja professional yang

melakukan kesalahaan atas tugasnya agar individu itu mampu memahami

dan menerapkan kewajibannya dan abdinya dengan baik.

3. Proses Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari

Proses supervisi pendidikan yang dianut oleh SMAN 1 Mojosari

adalah sistem supervisi yang preventif dan kuratif. Hal ini dilakukan atas

kesepakatan bersama yang bertumpu pada hasil rapat bersama.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 42

Page 43: ISi Supervisi Pendidikan

Penyusun menggolongkan sistem supervisi yang dianut oleh

SMAN 1 Mojosari ke dalam sistem supervisi yang kuratif dengan

berdasarkan kepada pola tanggung jawab ayng diterapkan oleh Kepala

Sekolah pada anak buahnya. Sebagai contoh, sekelompok peserta didik di

suatu kelas yang tadinya memiliki prestasi yang baik dan pada suatu saat

prestasi itu menurun. Maka, Kepala Sekolah akan mengevaluasi penyebab

merosotnya tingkat prestasi yang dicapai. Apabila, kesalahan terletak pada

sistem pembelajaran dan pengajaran, tak terlepas pula pada kepemimpinan

dalam suatu kelas (wali kelas) maka Kepala Sekolah akan menindaklanjuti

kasus itu dengan beberapa alternative (terkait situasi dan kondisi). Kepala

sekolah bisa mengambil keputusan berdasarkan otoritasnya sebagai Kepala

SMAN 1 Mojosari, ataupun bisa saja Kepala SMAN 1 Mojosari

mengadakan rapat dengan segenap jajaran staf pengajar untuk bersama-

sama mengerucutkan permaslaahan ini hingga mencapai titik terang yng

lebih baik.

4. Pelaksanaan Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1

Mojosari

Sejauh penelaahan penyusun, penyusun tidak menemukan suatu

sistem supervisi pendidikan yang ganjal dalam pelaksnaannya. Dengan

kata lain, penyusun menetapkan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan

di SMAN 1 Mojosari berlangsung atau berjalan lancar. Hal ini dapat

dibuktikan dengan semakin bermutunya sistem pendidikan yang

diterapkan oleh pekerja professional SMAN 1 Mojosari yang bermuara

pula pada semakin berkualitas dan kuantitasnya prestasi peserta didik, baik

di bidang akademik maupun non-akademik.

5. Jenis Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari

Supervisor SMAN 1 Mojosari adalah Kepala SMAN 1

Mojosari. Tipe Supervisi pendidikan yang dilaksanakan pada sekolah

tersebut adalah jenis supervisi pendidikan yang dipilih adalah Supervisi

Klinis. Hal ini disebabkan, sebagian besar kebijakan berasal dari hasil

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 43

Page 44: ISi Supervisi Pendidikan

musyawarah. Bukan hanya berasal dari supervisor saja, itu saja hanya

sebagian kecil dalam hal penfungsian otoritas yang dimiliki oleh Kepala

SMAN 1 Mojosari. Kebijakan pribadi itu dilakukan dengan latar belakang

adanya suatu hal yang harus cepat ditangani disertai kemampuan Kepala

SMAN 1 Mojosari dalam penyelesaian masalah ke arah yang lebih baik.

C. Kebermutuan Pendidikan dalam Ruang Lingkup Sistem

Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari

Dengan penerapan sistem supervisi pendidikan yang ada di SMAN 1

Mojosari, dapat dipastikan bahwa adanya suatu kemajuan produktivitas

prestasi oleh sekolah tersebut. Hal ini dapat ditentukan oleh beberapa fakta

yang telah terjadi. Fakta tersebut antara lain :

1. Status SMAN 1 Mojosari yang sekarang telah ditetapkan sebagai Rintisan

Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)

2. Fasilitas yang ada dalam SMAN 1 Mojosari yang semakin meningkat

bersamaan dengan meningkatnya kinerja guru, meskipun hal itu belum

mampu berfungsi efektif.

3. Dengan adanya sepervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari seperti yang

telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, merupakan suatu tindakan

untuk tetap menjaga keprofesionalan staf sekolah dalam menjalankan

pengabdiannya pada negara, bangsa dan agama.

4. Meningkatnya motivasi dari staf sekolah dan peserta didik terkait adanya

suatu pembinaan yang terus menerus dari supervisor pendidikan.

5. Meningkatnya suatu ketenangan jiwa bagi warga sekolah karena mampu

untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sehingga secara tidak

langsung, mereka telah merasa puas.

6. Dan lain-lain.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 44

Page 45: ISi Supervisi Pendidikan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Supervisi pendidikan adalah suatu proses pemberian layanan dalam

misi dan visi untuk mencapai tujuan pendidikan melalui peningkatan

kinerja guru baik secara individual maupun kelompok.

Sistem supervisi pendidikan yang dilakukan dengan kesungguhan dan

komitmen yang kuat atas dasar tujuan yang jelas akan mampu

menciptakan institusi pendidikan yang bermutu, seperti yang telah

dilakukan oleh SMAN 1 Mojosari

B. Saran

Bagi Pembaca

1. Penyusun mengharapkan pembaca dapat memperdalam

pemahamananya tentang sistem supervisi pendidikan di sekolah,

khususnya di SMAN 1 Mojosari

2. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca sehingga pemyusun dapat menghasilkan karya ilmiah

yang lebih baik pada kesempatan yang lain.

Bagi Pemyusun

1. Seharusnya penyusun dapat lebih mendetailkan bahasan tentang

hasil analisis sistem supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari

2. Sebaiknya penyusun dapat lebih berpikiran panjang dan dalam

sehingga hasil telaahan akan mampu bermanfaat bagi bangsa dan

negara.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 45

Page 46: ISi Supervisi Pendidikan

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan. Jakarta : CV. Rajawali Pers

H.Gunawan, Ary. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).

Jakarta : Rineka Cipta

Kaluge, Laurens. 2003. Sendi-Sendi Manajemen Pendidikan. Surabaya : Unesa

University Press

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi

Pendidikan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Dhanay For Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2009/10/tugas-dan-fungsi-

supervisi-pendidikan.html situs blog

Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/pengertian-supervisi-

pendidikan.html situs blog

Dhanay for brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/prinsip-prinsip-

supervisi-pendidikan.html situs blog

Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/teknik-supervisi-

pendidikan.html situs blog

Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/teknik-supervisi-

pendidikan.html situs blog

Kinerja supervisi http://etd.eprints.ums.ac.id/6458/1/G000070061.pdf situs PDF

Rosmala Hapsah http://rosmalahapsah.blogspot.com/2010/05/supervisi-

pendidikan.html situs blog

Tujuan, fungsi dan manfaat

http://saidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Kegiatan%206.pdf situs

PDF

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 46