strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

93
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Pertemuan : ke-1 A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien Klien kurang mampu memulai pembicaraan Klien mengatakan malu karena menumpang di rumah mertua 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah 3. Tujuan TUM : Klien memiliki konsep diri yang positif TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Dengan kriteria hasil : a. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat : 1) Ekspresi wajah bersahabat

Upload: obiprasetyo

Post on 21-Jul-2016

332 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan : ke-1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien kurang mampu memulai pembicaraan

Klien mengatakan malu karena menumpang di rumah mertua

2. Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien memiliki konsep diri yang positif

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Dengan kriteria hasil :

a. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunjukkan wajah senang

3) Ada kontak mata

4) Mau berjabat tangan

5) Mau menyebutkan nama

6) Mau menjawab salam

7) Mau duduk berdampingan dengan perawat

8) Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi

Page 2: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

4. Rencana tindakan keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji

5) Tunjukkan sikap simpati dan menerima klien apa adanya

6) Beri perhatian pada klien

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang

masalah yang dideritanya

c. Sediakan waktu untuk mendengar klien katakan pada klien bahwa

ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta

mampu menolong dirinya sendiri

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi Ibu, apakah kita boleh berkenalan ? perkenalkan

nama saya Monika Citra Sari, bisa dipanggil Monik, nama Ibu

siapa ? Suka dipanggil apa? Ibu, tujuan kita berkenalan yaitu

supaya kita bisa lebih akrab, Ibu juga bisa mengungkapkan

perasaan Ibu kepada saya.”

Page 3: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit ?

apakah Ibu bersedia ? dimana bu ?”

b. Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini ? Adakah yang Ibu pikirkan?

Bagaimana kalau Ibu menceritakan kepada saya ? Saya siap

mendengarkan. “

c. Kontrak

1) Topik

“ Baiklah, kita mulai bincang-bincangnya sekarang ya bu. Apa

yang ingin Ibu bicarakan ? Bagaimana kalau kita berbincang-

bincang tentang kesukaan dan hobi Ibu.”

2) Tempat

“ Bu, kita berbincang-bincang disini atau dimana jadinya ?

Disini saja ya bu. “

3) Waktu

“ Ibu ingin berbincang-bincangnya berapa lama?”

2. Fase Kerja

“ Nah, mari kita berbincang-bincang tentang kesukaan dan hobi dari

Ibu. Coba sebutkan apa saja yang menjadi hobi atau kesukaan dari Ibu,

saya siap mendengarkan. “

3. Fese Terminasi

“Bagaimana perasaannya setelahh kita berbincang-bincang hari ini?

Baiklah kita ketemu sekitar 2 jam lagi untuk berbincang-bincang

Page 4: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

tentang kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Ibu. Bagaimana

kalau kita berbincang-bincang disini saja bu, 10 menit ya bu. Kalau

begitu kita akhiri ya, selamat pagi. “

Page 5: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Pertemuan : ke-2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien duduk di depan ruang perawatan bersama klien yang lain. Klien

tampak diam.

2. Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki konsep diri yang positif

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki

Dengan kriteria hasil :

a. Klien mampu menyebutkan :

1) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien

2) Aspek positif keluarga

3) Aspek positif lingkungan klien

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasikan aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki

Page 6: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Diskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan

aspek positif seperti kegiatan klien di rumah, adanya keluarga dan

lingkungan terdekat klien

b. Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang

negatif setiap kali bertemu klien

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“ Selamat siang Ibu S, apakah masih ingat dengan saya ? Coba,

kalau masih ingat, nama saya siapa bu? Bagus ya, Ibu masih ingat

dengan saya. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 10

menit ? Ibu bersedia? Dimana?

b. Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Saya lihat Ibu sudah lebih

segar.”

c. Kontrak

1) Topik

“Baiklah Bu, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang

aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Ibu.”

2) Tempat

“ Kita berbincang-bincang disini atau dimana Bu?”

3) Waktu

“Ibu ingin berbincang-bincang berapa lama?”

Page 7: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2. Fase Kerja

“Nah baiklah Ibu, sesuai dengan kontrak kita tadi, sekarang kita

membahas tentang aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Ibu.

Sekarang coba Ibu sebutkan apa saja kemampuan yang Ibu miliki.

Saya akan mendengarkannya.”

“Biasanya di rumah Ibu melakukan kegiatan apa saja ? Kalau di luar

rumah Ibu mengerjakan apa saja? Bagaimana tanggapan keluarga ?”

“ Baik sekali Ibu sudah menyebutkan kegiatan apa saja yang bisa

dilakukan, Ibu masih punya banyak kemampuan ya. “

3. Fese Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang? “

b. Evaluasi Obyektif

“ Ternyata masih banyak kemampuan yang dapat dilakukan Ibu.

Baik sekali ya bu. Bisakah Ibu menceritakan atau menyebutkan

kembali kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang Ibu miliki.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah sekarang Ibu sudah tahu kemampuan Ibu ya, berarti Ibu

tida usah lagi merasa kecil hati.

d. Kontrak

1) Topik

“Kalau begitu nanti kita bincang-bincang lagi tentang kegiatan

apa saja yang mungkin bisa Ibu lakukan disini.”

Page 8: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Apakah disini

lagi?”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu? Bagaimana kalau 10 menit ?”

Kalau begitu saya pamit dulu ya Bu, selamat siang.

Page 9: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan: Ke-3

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di pinggir tempat tidur, klien tampak rapi.

2. Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki konsep diri yang positif

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

dilaksanakan

Dengan kriteria hasil :

a. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

dilaksanakan

a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki untuk

dilaksanakan setiap hari sesuai kemampuan klien

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya

c. Perlihatkan respon yang kondusif dan jadilah pendengar yang baik

dan aktif

Page 10: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S....”

b. Validasi

“ Bagaimana perasaan Ibu S sore ini ? Sudah mandi belum Bu? Ibu

tampak gembira ya. Apakah ada kemampuan Ibu yang belum

diceritakan kepada saya?”

c. Kontrak

1) Topik

“ Masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ?”

“Betul Ibu, sekarang kita akan melihat kembali daftar

kemampuan Ibu S untuk menilai mana yang dapat dilakukan di

rumah sakit. Ibu bersedia ?”

2) Tempat

“Mau dimana kita bincang-bincangnya bu? Baiklah, disini saja

ya bu...”

3) Waktu

“Mau berapa lam bu? Bagaimana kalau 10 menit ?”

2. Fase Kerja

“ Nah Ibu S ini adalah daftar beberapa kemampuan yang dimiliki Ibu

yang sudah kita bicarakan tadi siang, ada yang mau ditambahkan bu?”

Page 11: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Sekarang kita lihat bu, yang mana yang bisa dilakukan di rumah sakit.

Yang pertama merapikan tempat tidur dan mencuci piring setelah

makan, bagus ya bu.”

“ Mari teruskan semua, mana lagi yang dapat dilakukan di rumah

sakit?”

“Ibu S kita mendapatkan 4 kegiatan yang dapat dilakukan di RS.

Sekarang mana yang bisa dilatih ? Oh Ibu S sudah bisa semuanya,

bagus sekali ya Ibu.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Senang tidak bu setelah kita melakukan kegiatan tadi?”

b. Evaluasi Obyektif

“ Coba bu, disebut ulang beberapa kemampuan Ibu yang dapat

dilakukan di RS.” Bagus ya Bu.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Nah Ibu bagaimana kalau kegiatan tersebut dilakukan terus-

menerus selama Ibu dirawat di RS, agar Ibu tidak bosan dan lancar

kalau sudah pulang, mau jam berapa dilakukan, kita buat jadwal

yuk bu. Jadi dilakukan setiap pagi ya bu, seperti merapikan tempat

tidur dilakukan setiap bangun tidur, nanti kalau sudah kita beri

tanda.”

Page 12: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

d. Kontrak

1) Topik

“Baiklah, waktu kita sudah habis bu, nanti kita bincang-

bincang lagi tentang pembuatan jadwal kegiatan Ibu selama di

RS.”

2) Tempat

“Tempatnya mau dimana bu? Bagaimana kalau disini saja ya

Bu.”

3) Waktu

“Mau berapa lama Bu? Bagaimana kalau 15 menit ya Bu.”

“baiklah, sampai nanti ya Bu.”

Page 13: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan : Ke-4

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di depan ruang perawatan bersama klien lain dan

tampak sedang berbincang-bincang dengan perawat.

2. Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien meiliki konsep diri yang positif

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimilki

Dengan kriteria hasil :

Klien mampu membuat rencana kegiatan

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang

dibuat

Dengan kriteria tujuan :

Klien mampu melakukan dan mematuhi kegiatan sesuai jadwal yang

dibuat

Page 14: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimilki

a. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan klien :

a) Kegiatan mandiri

b) Kegiatan dengan bantuan

2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien

3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan setelah pulang

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat

a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan

b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien

c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien

d. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu S....”

Page 15: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Validasi

“ Hari ini bagaimana perasaannya bu ? Ibu tampak lebih segar

lho.”

c. Kontrak

1) Topik

“Ibu S bersedia tidak kita bincang-bincang sekarang?”

“Baiklah sekarang kita akan bincang-bincang tentang kegiatan

yang kita susun kemarin dan mengenai yang sudah ataupun

belum dilakukan.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Baiklah, kita

sesuaikan saja ya nanti.”

3) Waktu

“Kira-kira ingin berapa lama bu? Dan Ibu butuh waktu berapa

lama untuk melakukan kegiatan tersebut ? 10 menit cukup

tidak ?”

2. Fase Kerja

“ Baiklah Ibu S, kemarin kita sudah berdiskusi tentang kegiatan apa

saja yang bisa dilakukan di RS. Nah, sesuai kontrak kita kemarin

sekarang kita melihat Ibu sudah melakukan kegiatan apa saja yang

seperti di jadwal.”

“Wah bagus ya Bu, terus tingkatkan, dilaksanakan terus supaya

melatih Ibu untuk persiapan pulang.”

Page 16: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Nah, itu sudah sesuai dengan jadwal ya, itu sudah bagus. Jadi hari ini

Ibu sudah melakukannya.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Senang tidak bu bisa menjalankan kegiatan sesuai jadwal ? Jadi

lebih terarah kan bu..”

b. Evaluasi Obyektif

“ Coba, sebutkan lagi bu kegiatan yang sudah dilakukan sesuai

jadwal. Bagus ya bu..”

c. Rencana Tindak Lanjut

“ Nah sekarang kita sudah tahu jadwal kegiatan yang bisa

dilakukan Ibu di RS. Bagaimana kalau sekarang Ibu mematuhi

jadwal yang sudah kita buat.”

d. Kontrak

1) Topik

“Baiklah Ibu, berhubung waktu sudah habis, nanti kita

membahas topik yang lain ya, nanti kita menunggu keluarga

Ibu datang menjenguk. Lalu kita berbincang-bincang bersama.”

2) Tempat

“Tempatnya mau dimana bu? Disini saja bagaimana?”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu? 15 menit saja ya Bu.”

“Baiklah, sampai nanti Ibu S.”

Page 17: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Pertemuan : Ke-5

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien tampak sedang melakukan salah kegiatan di sore hari, klien

tampak rapi.

2. Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki konsep diri yang positif

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang

dibuat

Dengan kriteria hasil :

Klien mampu melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang

dibuat

a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan

b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien

c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien

Page 18: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

d. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang

e. Motivasi dan ingatkan klien untuk mematuhi kegiatan yang sudah

disusun

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

4. Fase Orientasi

d. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S...”

e. Validasi

“Bagaimana, Ibu sudah melakukan kegiatan apa saja yang sesuai

dengan jadwal ?”

f. Kontrak

4) Topik

“ Ibu S sekarang kita bincang-bincang lagi tentang kegiatan

yang sudah Ibu lakukan sesuai jadwal.”

5) Tempat

“Dimana kita mau berbincang-bincang Bu? Disini saja ya bu,,”

6) Waktu

“Mau berapa lama kita bincang-bincangnya bu? 10 menit saja

ya.”

5. Fase Kerja

“Nah Ibu, seperti janji kita, sekarang kita mencoba melihat jadwal

kegiatan yang sidah kita susun. Kegiatan apa saja yang sudah Ibu

lakukan.”

Page 19: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Ngomong-ngomong, tadi Ibu lupa tidak mencuci piring sebelum

makan kan? Jangan sampai lupa mencuci piring ya bu, ingat itu masuk

di jadwal kegiatan lho bu, nanti dilakukan ya bu.”

“Mari saya temani makan, lalu nanti piringnya dicuci sendiri ya bu.”

“Ya bagus ya Ibu, Ibu sudah mau mencuci piring sendiri.”

6. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana buk rasanya sudah bisa berhasil mencuci piring

sendiri? Seperti di rumah sendiri kan bu. “

b. Evaluasi Obyektif

“Nah Ibu, dari tadi pagi sampai sore ini coba sebutkan kegiatan apa

saja yang sudah dilakukan !”

“Ya bagus, Ibu sudah mampu mematuhi jadwal kegiatan yang

dibuat sendiri.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Baik Ibu, sekarang Ibu sudah melakukan beberapa kegiatan sesuai

jadwal yang kita buat, jadwal kegiatan tersebut harus dilakukan ya

Bu, supaya Ibu tidak merasa bosan dan Ibu akan merasa seperti di

rumah sendiri. Setelah melakukan kegiatan, nanti diberi tanda.”

d. Kontrak

1) Topik

“ Baiklah Ibu, sudah 10 menit ya. Besuk rencana kalau ada

keluarga Ibu yang menjenguk, saya ingin berbiincang-bincang

Page 20: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

dengan keluarga Ibu, supaya di rumah Ibu dibantu oleh

keluarga dalam mengerjakan kegiatan di rumah.”

2) Tempat

“Baik, dimana sebaiknya bincang-bincangnya bu? Di kamar

Ibu saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama? 15 menit bagaimana bu?”

“Baik kalau begitu, waktu sudah semakin sore, saya pamit dulu

bu, selamat sore bu.”

Page 21: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Pertemuan : Ke-6

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang berbincang-bincang dengan suaminya, klien tampak

senang.

2. Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki konsep diri yang positif

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Dengan kriteria hasil :

Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

a. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat

klien dengan harga diri rendah

b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah

Page 22: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S, selamat sore bapak. Perkenalkan saya Monika

Citra Sari, bisa dipanggil Monik pak. Dengan bapak siapa ?”

“Baiklah bapak, disini saya yang merawat Ibu S, nah pada

kesempatan kali ini kita akan berbincang-bincang bersama ya pak.

Apakah bapak bersedia?”

b. Validasi

“Bagaimana perasaan bapak sore ini?”

c. Kontrak

1) Topik

“Nah, sore ini kita akan berbincang-bincang tentang pemberian

dukungan kepada Ibu S pak serta bagaimana keluarga besuk

untuk merawat Ibu S apabila sudah kembali ke rumah.”

2) Tempat

“Mau dimana pak kita bincang-bincangnya? Di kamar Ibu saja

ya pak.”

3) Waktu

“Mau berapa lama kita bincang-bincangnya pak ?” 15 menit ya

pak.”

Page 23: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2. Fase Kerja

“Baiklah bapak, pada kesempatan sore ini kebetulan sekali kita bisa

bertemu, kita akan membicarakan tentang pemberian dukungan

keluarga untuk Ibu S.”

“Bapak, sebagai suami dari Ibu S, alangkah baiknya bapak selalu

mendukung dan memberi motivasi kepada Ibu S agar cepat sembuh.

Berapa kali dalam seminggu bapak menjenguk Ibu S? Bagus ya pak,

bapak sudah mengusahakan setiap hari untuk menjenguk.”

“Dan untuk persipan pulang dan merawat Ibu S di rumah, bapak dan

keluarga juga harus bekerja sama supaya Ibu S tidak mengalami sakit

seperti ini lagi pak, salah satunya dengan cara senantiasa meluangkan

waktu untuk berbagi cerita, membiarkan Ibu S melakukan kegiatan

yang menjadi hobinya. Begitu pak.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bapak, bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-

bincang? Apakah bapak mengerti?”

b. Evaluasi Obyektif

“Sekarang coba bapak sebutkan lagi salah satu cara untuk merawat

Ibu S dirumah.”

“Nah,,bagus,,begitu ya pak.”

c. Rencana Tindak Lanjut

Page 24: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Baiklah bapak, jadi sesering mungkin bapak menjenguk Ibu,

supaya Ibu merasa diperhatikan, cepat sembuh dan cepat

berkumpul di rumah dengan keluarga, serta di rumah juga

sebaiknya saling berbagi cerita dengan Ibu, mendengarkan unek-

unek Ibu S, supaya Ibu tidak memendam masalahya sendiri.”

d. Kontrak

1) Topik

“Pak, berhubung waktu sudah habis kita sudahi pertemuan hari

ini ya pak, kapan-kapan kalau ada kesempatan bertemu, kita

bincang-bincang lagi pak.”

2) Tempat

“Bincang-bincangnya kita sesuaikan kita bertemu dimana ya

pak.”

3) Waktu

“Tentang waktu juga kita sesuaikan,.”

“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi dulu, selamat sore.”

Page 25: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : Ke-1

A. proses keperawatan

1. Kondisi Klien

Kurang mampu memulai pembicaraan, klien tampak sedang duduk di

depan ruang perawatan.

2. Diagnosa keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku

kekerasan

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Dengan kriteria hasil :

a. Ekspresi wajah bersahabat

b. Menunjukkan rasa senang

c. Ada kontak mata

d. Mau duduk berdampingan dengan perawat

e. Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi

4. Rencana tindakan keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik :

Page 26: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan, dan tujuan perawat berkenalan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai klien

4) Buat kontrak waktu yang tepat

5) Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji

6) Tunjukkan sikap simpati dan menerima klien apa adanya

7) Beri perhatian pada klien

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu, apakah kita boleh berkenalan ? perkenalkan

nama saya Monika Citra Sari, bisa dipanggil Monik, nama Ibu

siapa ? Suka dipanggil apa? Ibu, tujuan kita berkenalan yaitu

supaya kita bisa lebih akrab, Ibu juga bisa mengungkapkan

perasaan Ibu kepada saya.”

b. Validasi

“Bagaiaman perasaan Ibu saat ini? Adakah yang Ibu pikirkan ?

bagaimana kalau Ibu menceritakan kepada saya, saya siap

mendengarkan.”

Page 27: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

c. Kontrak

1) Topik

“Baiklah, kita mulai bincang-bincang sekarang ya. Apa yang

ingin Ibu bicarakan ? Bagaimana kalau kita berbincang-

bincang tentang alasan Ibu bisa di rawat di RS.”

2) Tempat

“Kita mau bincang-bincang disini atau dimana bu? Disini saja

ya bu.”

3) Waktu

“Ibu ingin berbincang-bincang berapa lama? Baiklah, 10 menit

ya bu.”

2. Fase Kerja

“Nah, coba ceritakan mengapa Ibu bisa di rawat di RS. Saya

dengarkan bu.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dengan

saya? Apakah Ibu merasa lega ?”

b. Evaluasi Obyektif

“Baiklah bu, mari kita ulang bersama alasan Ibu dirawat di RS. Ya,

baggus ya bu, ternyata Ibu masih mengingatnya.”

c. Rencana Tindak Lanjut

Page 28: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Setelah bercerita mengungkapkan perasaan, rasanya lega kan bu ?

kalau begitu mulai sekarang setipa Ibu punya uneg-uneg lebih baik

diungkapkan, jangan dipendam sendiri bu. Lebih enak berbagi kan

bu ?”

d. Kontrak

1) Topik

“Ibu, berhubung waktu sudah habis, kita akhiri dulu pertemuan

kita pagi ini ya, nanti sekitar 2 jam lagi saya kesini lagi, kita

bincang-bincang lagi tentang apa penyebab marah yang dialami

Ibu,”

2) Tempat

“Mau dimana bu bincang-bincangnya? Di kamar Ibu saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? 10 menit ya

bu.”

“Baiklah kalau begitu saya pamit dulu bu.”

Page 29: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : Ke-2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di depan ruang perawatan bersama klien lain,

klien terlihat lebih banyak diam.

2. Diagnosa keperawatan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya

TUK 2 : Klien dapat mengenal penyebab perilaku kekerasan yang

dilakukannya

Dengan kriteria tujuan :

Klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya :

Menceritakan penyebab perasaan jengkel / marah baik dari diri sendiri

maupun lingkungan

4. Rencana tindakan keperawatan

a. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya

1) Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau

jengkelnya

2) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap

ungkapan perasaan klien

Page 30: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu S, masih ingat dengan saya ?”

b. Validasi

“Bagaimana Ibu, apakah masih ada unek-unek yang ingin

disampaikan ?”

c. Kontrak

1) Topik

“ Ya, sekarang ini kita akan bincang-bincang tentang penyebab

marah yang dialami Ibu.”

2) Tempat

“Ibu mau kita bincang-bincang dimana? Di sini saja ya bu.”

3) Waktu

“Mau berapa lama kita bincang-bincangnya bu? Bagaimana

kalau 10 menit ya bu.”

2. Fase Kerja

“Bu, tadi Ibu bilang dibawa kesini karena pernah mengamuk di rumah,

nah sebenarnya penyebab Ibu mengamuk itu apa ? Ibu bisa bercerita

kepada saya, supaya saya mengerti penyebab Ibu marah-marah. Saya

siap mendengarkan. “

Page 31: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana rasanya setelah kita berbincang-bincang bu? Ibu

mampu mengungkapkan penyebab marah. Bagus sekali ya bu.”

b. Evaluasi Obyektif

“Coba sekarang Ibu menceritakan ulang apa penyebab Ibu marah-

marah. Ya, sesuai ya bu..bagus.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Ibu, plong ya sekarang rasanya. Sekarang apapun masalah yang

dihadapi, Ibu cerita ya, diungkapkan apa yang menyebabkan Ibu

jengkel, supaya berkurang rasa jengkelnya. Ya bu ya.”

d. Kontrak

1) Topik

“Ibu waktunya sudah habis, kita lanjut nanti sore lagi ya. Kita

bincang-bincang tentang tanda-tanda marah.”

2) Tempat

“Ibu mau kita bincang-bincang dimana? Di kamar saja ya bu.”

3) Waktu

“Kalau begitu, Ibu mau berapa lama kita bincang-bincangnya?

10 menit ya bu.”

“Kalau begitu saya pamit dulu bu, selamat pagi.”

Page 32: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Resiko perilaku kekerasan

Pertemuan : Ke-3

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di pinggir tempat tidur bersama teman

sekamarnya.

2. Diagnosa keperawatan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya

TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanga-tanda perilaku

kekerasan

Dengan kriteria tujuan :

Klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan :

a. Tanda sosial :bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku

kekerasan

b. Tanda emosional : perasaan marah, jengkel dan bicara kasar

c. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dll

4. Rencana tindakan keperawatan

Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda kekerasan yang dialaminya:

a. Motivasi klien untuk menceritakan kondisi fisik saat perilaku

kekerasan terjadi

Page 33: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosionalnya saat terjadi

perilaku kekerasan

c. Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain saat

terjadi perilaku kekerasan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S, kita ketemu lagi ya.”

b. Validasi

“ Ibu, sebelum memulai pembicaraan, saya mau bertanya terlebih

dahulu kepada Ibu, tadi kan kita sudah bincang-bincang tentang

penyebab marah, nah supaya rasa marah berkurang apa yang harus

dilakukan Ibu?”

“Bagus ya bu, Ibu bisa menyebutkan.”

c. Kontrak

1) Topik

“Ibu S, bagaimana kalau sore ini kita bincang-bincang tentang

tanda-tanda marah atau perilaku kekerasan.”

2) Tempat

“Kita bincang-bincangnya dimana bu? Di kamar ini ya bu.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? 10 menit saja.”

Page 34: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2. Fase Kerja

“Baiklah Ibu, sesuai janji kita tadi, sekarang kita akan bincang-bincang

tentang tanda-tanda marah atau perilaku kekerasan. Sekarang coba

ceritakan kepada saya apa yang Ibu rasakan kalau Ibu sedang jengkel

atau marah. Tanda-tandanya apa yang Ibu rasankan ?”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana Bu rasanya setelah berbincang-bincang dengan saya?”

b. Evaluasi Obyektif

“Nah sekarang coba Ibu sebutkan tanda-tanda marah yang Ibu

sebutkan tadi !”

“Bagus ya bu, Ibu dapat meyebutkan tanda-tanda marah.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah Ibu, kita tadi sudah bincang-bincang tentang tanda-tanda

marah. Ibu sudah tahu kan. Jadi apabila Ibu merasakan tanda-tanda

tersebut, Ibu segera menceritakan perasaan marah Ibu, supaya

perasaan marah tersebut berkurang.”

d. Kontrak

1) Topik

“Oke Ibu, berhubung waktu sudah habis, bincang-bincang hari

ini kita cukupkan. Besuk kita ketemu lagi untuk bincang-

bincang lagi membahas perilaku marah yang seperti apa yang

pernah Ibu alami serta akibat dari marah.”

Page 35: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2) Tempat

“Dimana bu kita akan bincang-bincangnya? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? Bagaimana

kalau 10 menit.”

“Kalau begitu kita sambung besuk ya bu, selamat sore.”

Page 36: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : Ke-4

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien tampak lebig segar, klien sedang duduk di tempat tidur bersama

teman sekamarnya.

2. Diagnosa keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang

pernah dilakukan

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat menjelaskan :

a. Jenis-jenis ekspresi yang selama ini dilakukan

b. Perasaan saat melakukan kekerasan

c. Efektifitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah

TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat menjelaskan akibat tindaknnya bagi :

a. Diri sendiri

Page 37: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Orang lain

c. Lingkungan

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 4 :

a. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya

selama ini

1) Motivasi klien untuk menceritakan jenis-jenis tindakan

kekerasan yang selama ini pernah dilakukan

2) Motivasi klien untuk menceritakan perasaan setelah tindakan

tersebut

3) Diskusikan apakah dengan tindakan tersebut masalah yang

dialami dapat terselesaikan

TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

a. Diskusikan dengan klien akibat negatif yang dilakukan kepada :

1) Diri sendiri

2) Orang lain

3) Lingkungan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S.”

Page 38: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Validasi

“Ibu S bagaimana perasaannya setelah kita tadi bincang-bincang?

Sekarang saya ingin bertanya kepada Ibu, masih ingat tanda-tanda

marah tidak ? coba sebutkan bu !”

“Ya bagus ya, Ibu masih mengingatnya.”

c. Kontrak

1) Topik

“Bu sekarang kita bincang-bincang lagi ya, tentang perilaku

kekerasan yang pernah dialami atau dilakukan dan akibat dari

marah atau perilaku kekerasan ya bu. “

2) Tempat

“Dimana sebaiknya kita bincang-bincangnya bu? Disini saja ya

bu.”

3) Waktu

“Mau berapa lama kita bincang-bincangnya bu? 10 menit saja

bu.”

2. Fase Kerja

“Baiklah bu, sesuai janji kita, sekarang kita akan bincang-bincang

tentang perilaku marah yang pernah dialami Ibu S serta akibat dari

marah. Sekarang coba Ibu cerita kalau Ibu marah itu melakukan apa

saja? Apakah diam saja, memendam rasa jengkel atau langsung

ngamuk-ngamuk. Dan coba sekarang Ibu S pikirkan, cara seperti itu

baik tidak bu?

Page 39: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Kalau begitu mari kita sekarang lanjutkan bincang-bincang kita lagi

mengenai akibat marah terhadap diri sendiri, orang lain dan

lingkungan. Coba Ibu S sebutkan dari yang pertama terhadap diri

sendiri,,,bagus Ibu, benar ya, sekarang terhadap orang lain,,,ya benar

ya bu. Kalau terhadap lingkungan ? Wah Ibu S , baik sekali ya, bagus

bisa menyebutkan akibat dari marah.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Nah, kita sudah bincang-bincang bu, bagaimana rasanya setelah

Ibu mampu menyebutkan akibat marah?”

b. Evaluasi Obyektif

“Ibu S, yuk kita coba sekali lagi menyebutkan apa akibat dari

marah.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Bu S, sekarang Ibu sudah mengetahui marah yang bagaimana

yang Ibu S pernah alami dan juga mengetahui akibat marah

terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan.”

“Jadi Ibu S , kalau merasa marah, jengkel jangan seperti itu lagi ya

bu, hanya dipendam sendiri dalam hati, itu tidak akan

menyelesaikan masalah, tapi Ibu malah akan merasa semakin

terbebani, jadi segeralah bercerita, nanti kalau Ibu sampai ngamuk-

ngamuk lagi Ibu bisa cepat tua, mudah cek-cok dengan keluarga

dan dijauhi tetangga.”

Page 40: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

d. Kontrak

1) Topik

“Baik bu, waktunya sudah habis ya. Kita sambung lagi besuk

pagi, kita akan bincang-bincang tentang cara sehat untuk

mengungkapkan marah. Dan nanti kita akan

mempraktekannya.”

2) Tempat

“Mau dimana bu tempatnya besuk pagi ? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? 10 menit ya.”

“Kalau begitu saya permisi dulu bu, selamat sore.”

Page 41: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Resiko perilaku kekerasan

Pertemuan : Ke-5

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di depan ruang perawatan, berbicang-bincang

dengan perawat lain.

2. Diagnosa keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK 6 : Klien dapat mengidentifikasikan cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan.

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat menjelaskan cara sehat untuk mengungkapkan marah

TUK 7 : klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku

kekerasan

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasa :

a. Fisik : tarik nafas dalam-dalam, memukul bantal atau kasur

b. Verbal : mengungkapkan perasaan kesal/ jengkel kepada orang lain

tanpa menyakiti

Page 42: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

c. Spiritual : berdoa sesuai agama

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 6 :

Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam memgungkapkan

kemarahan :

a. Diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara baru

untuk mengungkapakan marah yang sehat

b. Diskusikan/ jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk

mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui

klien

c. Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah :

Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olahraga. Cara

verbal : mengungkapkan bahwa dirinya kesal dengan orang lain.

Cara sosial : latihan asertif dengan orang lain. Cara spiritual :

sholat/ berdoa, dzikir, medikasi, dll

TUK 7 :

Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan:

a. Diskusikan cara yang akan dipilih dan anjurkan klien memilih cara

yang memungkinkan untuk mengungkapkan kemarahan

b. Latih klien memperagakan cara yang dipilih :

1) Peragakan cara yang dipilih

2) Jelaskan manfaat cara tersebut

Page 43: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3) Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan

4) Beri penguatan kepada klien, perbaiki cara yang masih belum

sempurna

c. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat

mara/jengkel

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu S.”

b. Validasi

“Semalam bisa tidur tidak bu?”

“Ibu masih ingat akibat dari marah tidak? Coba sebutkan 2 saja bu.

Wah bagus ya bu, Ibu masih ingat.”

c. Kontrak

1) Topik

“Ya, seperti janji kita kemarin, hari ini kita akan bincang-

bincang tentang cara mengungkapkan marah yang sehat, serta

mempraktekannya ya bu.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Maui berapa lama kita bincang-bincangnya? 10 menit saja ya

bu.”

Page 44: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2. Fase Kerja

“Baik bu, hari ini seperti janji kita kemarin, sekarang kita bincang-

bincang tentang cara sehat untuk mengungkapkan marah, apakah Ibu

bersedia?”

“Kita mulai saja ya, ada beberapa cara yang termasuk cara sehat

mengungkapkan marah, antara lain dengan cara memukul bantal atau

kasur, berbicara dengan orang terdekat bahwa sedang marah, dan Ibu

bisa juga berdzikir, solat dan berdoa. Supaya marahnya tidak

menimbulkan ngamuk dan menyakiti diri sendiri dan orang lain.”

“Dan sekarang saya akan memperlihatkan cara tersebut ya bu,...”

“nah silakan Ibu untuk mencobanya.”

“Wah, bagus sekali Ibu, sudah mempraktekannya dengan baik, kurang

lebih seperti itu ya bu caranya.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Nah bu, bagaimana setelah kita bincang-bincang tentang cara

mengungkapkan marah dengan sehat?”

b. Evaluasi Obyektif

“Ayo Ibu, coba sebutkan cara-cara mengungkapkan marah yang

sehat.”

“Wah, bagus ya bu.”

Page 45: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

c. Rencana Tindak Lanjut

“Baik bu S, sekarang Ibu sudah mengetahui cara sehat

mengungkapkan marah dan Ibu S sudah bersedia

mempraktekannya dengan baik. Mulai sekarang bagaimana kalau

Ibu sedang marah Ibu menggunakan cara tersebut, supaya tidak ada

yang tersakiti, nanti pasti Ibu akan merasa lebih nyaman.”

d. Kontrak

1) Topik

“Ibu S, waktunya sudah habis, kita lanjut bincang-bincangnya

tentang obat ya bu, meliputi nama, warna, dosis, waktu, cara

pemakaian, kerugian tidak minum obat dan manfaat minum

obat.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Bu, kita bincang-bincangnya mau berapa lam? 10 menit saja

ya.”

“Kalau begitu saya permisi dulu ya bu, sampai ketemu lagi.”

Page 46: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masala : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : Ke-6

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang berbincang-bincang dengan keluarga yang sedang

menjenguk, klien tampak segar dan gembira.

2. Diagnosa keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan

TUM : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK 8 : Klien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk

mengontrol perilaku kekerasan

Dengan kriteris hasil :

a. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku

kekerasan

b. Keluarga mengungkapkan perasaan puas dalam merawat klien

TUK 9 : klien daapat mengguankan obat sesuai program yang telah

ditetapkan

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat menjelaskan :

a. Manfaat minum obat

Page 47: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Kerugian tidak minum obat

c. Nama obat

d. Bentuk dan warna obat

e. Dosis yang diberikan

f. Waktu pemakaian

g. Cara pemakaian

h. Efek yang dirasakan

i. Klien dapat menggunakan obat sesuai program

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 8 :

a. Diskusikan pentingnya peran dan dukungan keluarga sebagai

pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan

b. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi

perilaku kekerasan

c. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat, dan cara merawat klien

perilaku kekerasan yang dapat dilakukan oleh keluarga

d. Peragakan cara merawat klien

e. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

f. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih

TUK 9 :

a. Jelaskan pada klien :

1) Manfaat minum obat

2) Kerugian tidak minum obat

Page 48: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3) Nama obat

4) Bentuk dan warna obat

5) Dosis yang diberikan

6) Waktu pemakaian

7) Cara pemakaian

8) Efek yang dirasakan

b. Anjurkan klien untuk meminta dan menggunakan obat tepat waktu

c. Anjurkan klien agar melapor kepada perawat/ dokter jika

mengalami efek yang tidak biasa

d. Beri pujian terhadap kedisiplinan klien dalam mengguankan obat

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat sore Ibu S, selamat sore bapak. Perkenalkan saya Monika

Citra Sari, bisa dipanggil Monik pak. Dengan bapak siapa ?”

“Baiklah bapak, disini saya yang merawat Ibu S, nah pada

kesempatan kali ini kita akan berbincang-bincang bersama ya pak.

Apakah bapak bersedia?”

b. Validasi

“Bagaimana perasaan bapak sore ini ?”

Page 49: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

c. Kontrak

1) Topik

“Nah, sore ini kita akan berbincang-bincang tentang pemberian

dukungan kepada Ibu S pak serta mengenai obat yang diminum

oleh Ibu S, apakah Ibu S juga bersedia?”

2) Tempat

“Kita akan bincang-bincang dimana pak, bu? Apa di kamar Ibu

S saja.”

3) Waktu

“Mau berapa lama kita bincang-bincangnya pak, bu? 15 menit

ya.”

2. Fase Kerja

“Baiklah bapak, Ibu, pada kesempatan sore ini saya ingin

menyampaikan beberapa hal tentang perawatan Ibu S pak, Ibu kan

pernah memiliki riwayat amuk ya di rumah, nah disini peran keluarga

harus bisa mengontrol kemarahan Ibu pak. Sebelumya kita diskusi

dulu tentang pengertian marah ya pak, lalu tanda-tanda marah, akibat

marah dan cara marah yang sehat. Nah apabila Ibu di rumah ada tanda-

tanda marah, keluarga harus mengingatkan Ibu untuk mengungkapkan

marahnya dengan sehat, memotivasi klien untuk berwudhu atau

berdzikir. Kurang lebih seperti itu ya bu.”

“Dan Ibu, sekarang tentang obat, coba sebutkan apa saja yang Ibu

ketahui tentang manfaat obat, kerugian tidak minum obat dan waktu

Page 50: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

minum obat. Ya, bagus ya bu, kurang lebih seperti itu, dan obat yang

Ibu konsumsi itu yang warnanya merah muda dan putih. Obatnya

diminum teratur ya bu, supaya lekas sembuh .”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bapak, Ibu, bagaimana sekarang setelah kita berbincang-bincang?

Apakah semakin mengerti atau semakin bingung?”

“Bagus kalau bapak dan Ibu semakin mengerti.”

b. Evaluasi Obyektif

“Nah, sekarang coba bapak sebutkan tanda-tanda marah pak?

Ya,,bagus ya pak.”

“Ibu S, coba sebutkan lagi apa kerugian tidak minum obat? Wah,

Ibu S bisa menyebutkan ya,,bagus sekali Ibu.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Bapak, sekarang bapak sudah mengerti ya tanda-tanda marah,

akibat marah, tugas bapak dan keluarga di rumah adalah membantu

Ibu dalam mengontrol marahnya. Ya pak ya.”

“Ibu, sekarang Ibu S juga sudah mengerti manfaat, kerugian tidak

minum obat, maka dari itu Ibu harus patuhi jadwal minum obat,

harus teratur minum obat supaya lekas sembuh ya Ibu.”

Page 51: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

d. Kontrak

1) Topik

“Baiklah, berhubung waktu sudah habis kita cukupkan

bincang-bincang kita sore ini ya pak, bu. Kita lanjut lagi lain

waktu.”

2) Tenpat

“Dimana kita akan bincang-bincang lagi kita sesuaikan besuk

ya.”

3) Waktu

“ Mau berapa lama kita bincang-bincangnya bu, pak? Baiklah

kalau kita sesuaikan saja.”

“Saya permisi dulu ya bu, pak, selamat sore.”

Page 52: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPARAWATAN

Masalah : Koping Individu tidak Efektif

Pertemuan : 1

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Klien kurang mampu memulai pembicaraan, klien tampak duduk diam

di depan ruang perawatan.

2. Diagnosa keperawatan

Koping individu tidak efektif

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki koping yang efektif

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Dengan kriteria hasil :

a. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunjukkan wajah senang

3) Ada kontak mata

4) Mau berjabat tangan

5) Mau menyebutkan nama

6) Mau menjawab salam

7) Mau duduk berdampingan dengan perawat

8) Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi

Page 53: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

TUK 2 : Klien dapat memventilasi perasaannya secara bebas

Dengan kriteria hasil :

Klien mampu memventilasi perasaannya secara bebas

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

a. Bina hubungan saling percaya

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan, jujur da menepati janji

5) Tunjukkan sikap simpati dan menerima klien apa adanya

6) Beri perhatian pada klien

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang

masalah yang dideritanya

c. Sediakan waktu untuk mendengar klien katakan pada klien bahwa

ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta

mampu menolong dirinya sendiri

TUK 2 : Klien dapat memventilasi perasaannya secara bebas

a. Ijinkan klien untuk menangis

b. Sediakan kerta dan alat tulis jika belum mau bicara

c. Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti apabila klien

belum siap membicarakan masalahnya

Page 54: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi Keperawatan Tindakan Keperawatan

1. Fase Oreinetasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Monika Citra Sari, bisa

dipanggil Monik, kalau nama ibu siapa? Suka dipanggil apa?”

b. Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”

c. Kontrak

1) Topik

“Bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang apa

alasan Ibu bisa dirawat di RS ?”

2) Tempat

“Ibu mau diaman kita ngobrolnya? Disini saja bagaimana bu?”

3) Waktu

“Mau berapa lama ? 10 menit bagaimana bu?”

2. Fase Kerja

“Baik, Ibu, saya dengar ibu pernah cek-cok dengan mertua ya? Coba

Ibu ceritakan kenapa bisa terjadi seperti itu ? Ibu bisa menceritkan

kepada saya, saya siap mendengarkan. “

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang,

mengungkapkan perasaan kepada saya?”

Page 55: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Evaluasi Obyektif

“Coba Ibu masih ingat tidak apa saja yang kita bicarakan tadi. Kita

ulangi bersama ya bu.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Nah Ibu, sudah merasa plong kan bisa bercerita seperti ini. Besuk

lagi kalau Ibu merasa ada unek-unek yang mengganjal coba

disampaikan kepada orang terdekat Ibu, supaya Ibu tidak merasa

terbebani.”

d. Kontrak

1) Topik

“Ibu, nanti kita ngobrol lagi ya tentang hal-hal yang membuat

ibu merasa plong dengan masalah yang dihadapi.”

2) Tempat

“Ibu mau dimana ngobrolnya? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu? 10 menit ya.”

“Baiklah kalau begitu, sampai jumpa nanti bu.”

Page 56: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Koping Individu tidak Efektif

Pertemuan : Ke-2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien sedang duduk di depan ruang perawatan bersama klien yang

lain. Klien tampak diam.

2. Diagnosa keperawatan

Koping individu tidak efektif

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki koping yang efektif

TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi koping perilaku yang

berkaitan dengan kesadaran yang dihadapi

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan

dengan kesadaran yang dihadapi

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 3 :

a. Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami hal yang sama

b. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi

perasaan dan masalah

c. Identifikasi koping yang pernah dihadapi

Page 57: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

d. Diskusikan dengan klien alternatif koping yang tepat bagi klien

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu S.”

b. Validasi

“Bagaimana sekarang keadaan Ibu setelah mengungkapkan

perasaan yang ada di hati Ibu ?”

c. Kontrak

1) Topik

“Baik bu, sekarang kita akan bincang-bincang lagi tentang

bagaimana Ibu menghadapi masalah yang ada ya bu.”

2) Tempat

“Kita mau bincang-bincang dimana bu? Disini saja ya bu.”

3) Waktu

“Mau berapa lama kita berbincang-bincang bu? 10 menit saja

ya.”

2. Fase Kerja

“Baiklah bu, sesuai janji kita, sekarang kita berbincang-bincang

tentang bagaimana cara Ibu menghadapi masalah, coba Ibu

ceritakan......”

Page 58: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

“Wah, itu sudah bagus ya bu, diam memang salah satu cara yang tepat

tetapi Ibu juga harus tetap mengungkapkan perasaan itu supaya Ibu

tidak terbebani.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Nah, setelah bercerita bagaimana sekarang? Apakah Ibu merasa

baik-baik saja?”

b. Evaluasi Obyektif

“Nah, sekarang ibu sudah tahu ya, bahwa diam juga merupakan

cara yang tepat, tetapi juga harus diungkapan agar tidak menjadi

beban.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Berhubung Ibu kini sudah tahu, jadi apabila Ibu memiliki

masalah, Ibu diam tidak apa-apa tetapi sebaiknya Ibu

mengungkapkan perasaan Ibu ke orang terdekat Ibu.”

d. Kontrak

1) Topik

“Baik bu, waktu sudah habis, kita bincang-bincang lagi

bercerita tentang pikiran-pikiran negatif Ibu ketika ada masalah

serta pastisipasi Ibu dalam pengambilan keputusan untuk

merawat diri dengan kegiatan-kegiatan.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Disini saja ya bu.”

Page 59: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3) Waktu

“Mau berapa lama bu? 15 menit ya bu.”

“Kalau begitu saya permisi dulu bu.”

Page 60: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Koping Individu tidak Efektif

Pertemuan : Ke-3

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien :

Klien sedang duduk di tempat tidur bersama teman sekamarnya, klien

tampak segar.

2. Diagnosa keperawatan

Koping individu tidak efektif

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki koping yang efektif

TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi pola kognitif yang negatif

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif

TUK 5 : Klien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

Dengan kriteria hasil :

Klien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang

berkenaan dengan perawatan dirinya.

4. Rencana tindakan keperawatan

TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi pola kognitif yang negatif

a. Diskusikan masalah yang dihadapi klien

Page 61: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

b. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu menurunkan melalui

interupsi

c. Bantu klien meningkatkan pemikiran yang positif

d. Identifikasi ketepatan persepsi klien yang tepat, penyimpangan

pendapat yang tidak rasional

e. Kurangi penilaian negatif terhadap diri sendiri

f. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat

klien

g. Bantu klien menyadari nilai pada dirinya, perilaku dan perubahan

yang terjadi

TUK 5 : Klien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

a. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan

kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu

b. Bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang dapat

dikontrolnya

c. Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai

d. Dorong untuk berpartisipasi dalam beraktivitas tersebut

e. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien

menurunkan rasa bersalah

Page 62: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terpeutik

“Selamat siang Ibu,,”

b. Validasi

“Sebelum memulai saya ingin bertanya tentang topik tadi ya bu,

bagaimana cara mengahadapi masalah yang benar?”

c. Kontrak

1) Topik

“Baik bu, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang

bagaimana pikiran-pikiran negatif Ibu ketika masalah muncul

serta nanti kita akan membuat jadwal kegiatan ya. “

2) Tempat

“Dimana kita akan berbincang-bincang bu? Disini saja ya bu?”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu? 10 menit saja ya.”

2. Fase Kerja

“Nah Ibu, sekarang mari kita berbincang-bincang mengenai pikiran

negatif yang muncul ketika Ibu marah dan kita akan membuat jadwal

kegiatan. Sebenarnya pikiran yang seperti apa yang muncul ketika Ibu

marah ? ayo coba Ibu sebutkan, ya,,bagus ya bu.”

“Setelah itu agar tujuan perawatn Ibu tercapai, harus ada program

kegiatan ya bu, ayo Ibu S kita membuat jadwal kegiatan. Wah

Page 63: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

jadwalnya bagus bu, harus dilakukan ya bu, supaya Ibu tidak bosan

dan akhirnya menjadi pikiran.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana Ibu setelah bincang-bincang? Apakah jelas atau

menjadi bingung?”

b. Evaluasi Obyektif

“Nah coba sekarang kegiatan apa saja yang masuk ke dalam daftar

jadwal? Ya, bagus ya bu.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Jadwal yang sudah dibuat dilaksanakan ya bu, dipatuhi supaya Ibu

tidak bosan.”

d. Kontrak

1) Topik

“Baik Ibu, waktu sudah habis, kita akan bincang-bincang lagi

tentang hal-hal yang membuat Ibu untuk mencapai tujuan yang

realistik.”

2) Tempat

“Dimana kita akan berbincang-bincang bu? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? Sekitar 10

menit ya bu.”

Page 64: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Koping Individu tidak Efektif

Pertemuan :Ke-4

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien sedang tampak sedang berbincang-bincang dengan

2. Diagnosa Keperawatan

Koping individu tidak efektif

3. Tujuan

TUM : Klien dapat memiliki koping individu yang efektif

TUK 6 : Klien dapat termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang

realistik

Dengan kriteria hasil :

Klien dapat termotivasi untuk aktif dalam mencapai tujuan yang

realistik

4. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Bantu klien menetapkan tujuan yang realistis

b. Bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang dapat

dikontrolnya

c. Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai klien

d. Dorong ikut berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan beri

penguatan

Page 65: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

e. Motivasi keluarga klien untuk menurunkan perasaan bersalah.

B. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat siang Ibu S.”

b. Validasi

“Bagaimana perasaannya siang ini? Hari ini sudah melakukan

kegiatan apa saja yang sesuai jadwal bu?”

“Bagus ya bu..”

c. Kontrak

1) Topik

“Sekarang kita akan berbincang-bincang tentang bagaimana

cara mencapai tujuan yang realistis, artinya yang benar-benar

mungkin untuk dicapai.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya? Disini saja ya.”

3) Waktu

“Mau berapa lama bu ? 10 menit saja ya.

2. Fase Kerja

“Baiklah bu, sekarang kita mendiskusikan cara untuk mencapai tujuan

atau cita-cita Ibu saat ini. Sekarang harapan terbesar Ibu apa? Wah,

harapan yang mulia ya bu, bagus itu.”

Page 66: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang? Merasa

senang tidak?”

b. Evaluasi Obyektif

“Coba Ibu sebutkan lagi apa yang menjadi harapan terbesar ibu

saat ini?”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Setelah kita mengerti harapan atau cita-cita Ibu, yaitu keinginan

untuk segera sembuh dan pulang sehingga dapat kembali

berkumpul dengan keluarga, maka dari itu Ibu harus bersedia

berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung proses kesembuhan

Ibu, seperti mematuhi jadwal kegiatan yang, melakukan hal-hal

yang positif terhadap masalah yang dihadapi.”

d. Kontrak

1) Topik

“Baik ibu, untuk hari ini bincang-bincangnya kita cukupkan

dulu, nampaknya Ibu juga sudah lelah. Kita sambung lagi

besuk dengan topik yang berbeda.”

2) Tempat

“Mau dimana bu kita bincang-bincangnya besuk? Disini saja

ya.”

Page 67: Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

3) Waktu

“Mau berapa lama bu kita bincang-bincangnya? 10 menit lagi

cukup ya.”