standarisasi dan jaminan mutu ekstrak fix

Upload: muhammadiqbal

Post on 10-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Standarisasi Jaminan Mutu EkstrakNurrahmah Nawwir Az ZahraDiar SukandiFauziyah Dwi Utami

  • Terdapat 2 jenis parameter dalam melakukan suatu metode uji ekstrak, yaitu :SpesifikNonSpesifikParameter dan Metode Uji Ekstrak

  • Uji Identitas kandungan kimiaPenetapan kadar minyak atsiriPenetapan kadar steroidPenetapan kadar taninPenetapan kadar flavonoidPenetapan kadar saponinPenetapan kadar alkaloidPenetapan kadar antrakinon

    Parameter Spesifik

  • Susut Pengeringan & Bobot JenisKadar AirKadar AbuSisa PelarutLogam BeratUji lempeng total (bakteri)Uji nilai dekat ColiformAngka Kapang, Khamir, dan Aflatoksin

    Parameter Nonspesifik

  • NonspesifikNurrahmah Nawwir Az Zahra

  • Definisi : Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan.Tujuan : Memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.Nilai : Minimal/ rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian & kontaminasi.Susut Pengeringan

  • Masukkan ekstrak sebanyak 1-2 gram. Ekstrak kering diratakan dalam botol timbang bertutup dengan menggoyangkan botol (ketebalan estrak 5-10mm). Ekstrak cair diratakan dengan batang pengaduk.Buka penutup botol timbang, panaskan pada suhu 150C selama 30 menit di oven.Keluarkan botol timbang, tutup dan biarkan hingga suhu kamar. Timbang, ulangi hingga bobot tetap.Bila ekstrak sulit kering & mencair pada pemanasan, ditambahkan 1 gram silika.Prosedur

  • Definisi : Massa per satuan volume pada suhu kamar (25C) yang dihitung menggunakan alat khusus piknometer atau alat lainnya.Tujuan : Memberikan batasan tentang besarnya masa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair s.d ekstrak kental yang masih dapat dituang. Memberikan gambaran kandungan kimia terlarutNilai : Minimal atau rentang yang diperbolehkan. Terkait dengan kemurnian & kontaminasi.Bobot Jenis

  • Kalibrasi bobot kering piknometer dan bobot air yang didihkan pada suhu 25C.Atur suhu ekstrak 20C masukkan ke dalam piknometer, buang kelebihan ekstrak dan timbang.Hitung bobot jenis esktrak dengan cara :

    Prosedur Bobot Jenis

  • Definisi : Pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi, atau destilasiTujuan : Memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan.Nilai : Maksimal atau rentang yang diperbolehkan, terkait dengan kemurnian & kontaminasi.Kadar Air

  • Cara TitrasiMenggunakan pereaksi & larutan yang peka terhadap air contohnya Pereaksi Karl FischerBuret otomatis dengan labu pengeringPengaduk dengan gas nitrogen atau magnetik stirerElektrode Platina dihubungkan dengan mikrometerUntuk senyawa yang melepaskan air secara perlahan, titrasi secara tidak langsungProsedur Kadar Air

  • 1. Titrasi LangsungMasukkan 20 mL metanol ke dalam labu titrasi dan titrasi dengan Karl Fischer hingga TA. Tambah dgn cepat zat yg diperkirakan mengandung 10-50 mg air ke dalam labu titrasi.Hitung jumlah air dalam mg dengan :V x FV= Volume pereaksi Karl FischerF= Faktor Kesetaraan Air

  • 2. Titrasi Tidak LangsungMasukkan 20 ml metanol ke dalam labu titrasi dan titrasi menggunakan Karl Fischer hingga TA. Masukkan dengan cepat zat yang telah ditimbang seksama diperkirakan mengandung 10-50 mg air ke labu titrasiTambahkan pereaksi Karl Fischer berlebih & diukur seksama, biarkan beberapa waktu hingga reaksi sempurna.Hitung jumlah dalam mg air dengan rumus :FV1-aV2F = Faktor kesetaraan air pereaksi Karl FischerV1 = Volume dalam ml pereaksi Karl Fischer yang diukur seksamaA = Kadar air dalam mg dari larutan baku air-metanolV2 = Volume dalam ml larutan baku air-metanol

  • Destilasi

    Alat:Labu 500 mLAlat PenampungPendingin air balikTabung Penerima

    Pereaksi : Toluen Sejumlah Toluen P dikocok dengan air, biarkanmemisah, buang lapisan air suling.

  • Prosedur Penetapan Kadar Air secara DestilasiMasukkan sejumlah ekstrak yang diperkirakan mengandung 2-4ml air ke dalam labu pengering.Bila ekstrak kental, ditimbang dalam sehelai lembaran logam dengan ukuran sesuai leher labu, untuk ekstrak yang bisa menimbulkan bubbling, masukkan pasir kering yang telah dicuci secukupnya dan menutupi dasar labu.Masukkan 200 mL toluen ke dalam tabung penerima, panaskan alat selama 15 menitSetelah toluen mendidih , suling dengann kecepatan 2 tetes per detik, hingga air tersuling kemudian naikan menjadi 4 tetes per detikCuci bagian pendinging dengan toluen dan suling lagi selama 5 menit.Setelah air & toluen memisah sempurna, baca volume air dlm persen.

  • Definisi : Bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur mineral dan organik.Tujuan : Memberikan gambaran kandungan mineral internal & eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.Nilai : Maksimal atau rentang yang diperbolehkan, terkait dengan kemurnian & kontaminasi.Kadar Abu

  • Prosedur Penetapan Kadar AbuPenetapan Kadar AbuTimbang 2-3 gram ekstrak yang telah digerus,masukkan ke dalam krus silika yang telah dipijar dan ditaraPijar perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang.Jika arang tidak hilang, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu.Pijar kertas saring dan filtrat ke dalam krus yang sama. Pijar hingga bobot tetap, timbang.Hitung kadar abu terhadap bahan yg telah dikeringkan di udara.

  • Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam AsamAbu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 mL asam sulfat encer selama 5 menit.Bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas.Pijarkan hingga bobot tetap, timbang.Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

  • Sisa PelarutDiar S. H. Sukandi

  • Sisa Pelarut

  • Cara DestilasiPenetapan kadar untuk cairan yang diperkirakan mengandung 30% etanol atau kurangSuhu destilat diatur sama dengan suhu pemipetan. Pipet 25 mL cairan uji ke alat destilasi. Destilasi dicatat hingga diperoleh destilat kurang dari 2mL lebih kecil dari volume cairan uji yang dipipet.Air ditambahkan secukupnya pada destilat hingga volumenya sama dengan volume cairan uji.Bobot jenis cairan ditetapkan pada suhu 25C.

  • Cara DestilasiPenetapan kadar untuk cairan yg diperkirakan mengadung 30% etanol atau lebih

    Cairan uji dipipet 25 mL, lalu dimasukkan ke corong pisah, tambahkan air dengan volume yang sama.Campuran dijenuhkan dengan NaCl(p) , tambahkan 25 mL heksana(p) dan kocok.Lapisan bawah dipisahkan dengan corong pisah. Ulangi ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 25 mL Heksana.Kumpulan filtrat diekstraksi dengan heksana tiga kali dengan 10 mL larutan NaCl.Kumpulkan larutan destilasi hingga volume mendekati volume uji semula.Hitung bobot jenis destilat.

  • Kromatografi Gas-Cair

    Alat kromatografi gas dilengkapi detektor ionisai nyala & kolom kaca 1,8 m x 4 mm.Fase diam S3 dengan ukuran partikel 100-120 mesh.Gas pembawa: Nitrogen/HeliumSebelum digunakan kondisikan kolom semalaman pada suhu 235C, alirkan gas pembawa dengan laju lambat.Atur laju aliran sehingga baku internal asetonitril terelusi 5-10 menit pada suhu 120C.

  • Kromatografi Gas-Cair Larutan untuk Kromatografi Gas-Cair

    Larutan baku: Encerkan 5 mL etanol mutlak dengan air hingga 250 mL.Lar. Baku internal: Encerkan 5 mL asetonitril dengan air hingga kadar etanol 2% v/v.Larutan uji II : Pipet masing-masing 10 mL larutan uji I & baku internal ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan sampai tanda.Lar. Baku II : Pipet masing-masing 10 mL larutan baku I & baku internal ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan air hingga tanda.

  • Cemaran Logam Berat

  • Menjamin ekstrak tidak mengandung logam beratMenunjukkan bahwa cemaran logam yang dengan ion sulfida menghasilkan endapan pada kondisi penetapan, tidak melebihi batas logam berat yang disyaratkan, dinyatakan dalam% zat uji. Ditetapkan dengan membandingkan secara visual

  • Penetapan MetodeTetapkan jumlah logam berat menggunakan Metode I, kecuali dinyatakan lain pada monografinya. Metode I adalah untuk zat yang pada penetapan menghasilkan larutan jernih tidak berwarna.Metode III digunakan bila metode I tidak menghasilkan zat jernih tidak berwarna, atau pengendapan denganion sulfida terganggu.Metode II digunakan jika metode I dan III tidak bisa.

  • Cemaran Mikroba

  • Uji Angka Lempeng TotalPengertian dan prinsip: Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai.Media: Plate Count Agar (PCA) Pereaksi: Pepton Dilution Fluid (PDF), Fluid Casein Digest Soy Lecithin Polysorbate (FCDSLP), minyak mineral (paraffin cair), tween 80 dan 20.Alat khusus: blender, alat hitung koloni.

  • Uji Angka Lempeng Total

  • Uji Nilai Dekat ColiformPengertian dan prinsip: pertumbuhan bakteri coliform setelah cuplikan diinokulasikan pada media cair yang sesuai, adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas di dalam tabung DurhamPereaksi khusus: Pepton Dilution Fluid (PDF), Mac Conkey Broth (MCB), dll.Peralatan khusus: stomacher/blender, pipet ukur, tabung durham.

  • Uji Angka Kapang, Khamir, dan Aflatoksin

  • Uji Angka Kapang KhamirPengertian dan prinsip: Petumbuhan kapang dan khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan pada 20-25oC.Pereaksi/ media khusus: Potato Dextrose Agar (PDA) atau Czapek Dox Agar (CDA), Malt Agar, air suling agar 0,05% (ASA), kloramfenikol 100mg/l media.Peralatan khusus: Lemari aseptic, stomacher/blender, pipet ukur mulut lebar.

  • Uji Angka Kapang Kamir

  • Uji Cemaran AflatoksinPengertian dan prinsip: Pemisahan isolate aflatoksi secara KLT.Pereaksi khusus: media dan pengenceran media Yeast Extract Sucrose Broth (YESB)Peralatan khusus: lemari aseptic, lampu UV, mikropipet

  • PARAMETER SPESIFIKFauziyah Dwi Utami

  • Tujuan : Pengenalan awal yang sederhana seobyektif mungkin.Prinsip : Penggunaan panca indra mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa sebagai berikut : Bentuk : padat, serbuk-kering, kental, cairWarna: kuning, coklat, dllBau : Aromatik, tidak berbau, dllRasa: Pahit, manis, kelat, dll

  • Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu

    Prinsip :Melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah bagian terlarut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana, diklormetan, methanol.

  • Kadar senyawa yang larut dalam air

    Maserasi sejumlah 5,0 gram ekstrak selama 24 jam dengan 100 ml airMenggunakkan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam Saring lalu uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditaraPanaskan residu pada suhu 105Oc hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam air, dihitung terhadap ekstrak awal.

  • Kadar Senyawa yang Larut dalam EtanolMaserasi sejumlah 5 gram ekstrak selama 24 jam dengan 100 ml etanol (95%). Menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol, kemudian uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditaraPanaskan residu pada suhu 105OC hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam etanol (95%), dihitung terhadap ekstrak awal.

  • Uji Kandungan Kimia EkstrakPola Kromatogram

  • Penentuan Kadar Kandungan Kimia TertentuTerdapat kandungan kimia yang berupa senyawa kimia utama ataupun kandungan kima lainnya, maka secara kromatografi instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan kimia tersebut.

  • Kadar Total Golongan Kandungan KimiaPrinsip : Penerapan metode spektrofotometri, titrimetri, volumetric, gravimeteri atau lainnya, dapat ditetapkan kadar golongan kandungan kimia. Metode harus sudah teruji validitasnya, terutama selektivitas dan batas line aritas.Tujuan : memberikan informasi kadar golongan kandungan kimia sebagai parameter mutu ekstrakNilai : minimal atau rentang yang telah ditetapkan Beberpa golongan kandungan kimia yang dapat dikembangkan dan ditetapkan metodenya. Yaitu :Golongan minyak atsiriGolongan steroidGolongan tanninGolongan flavonoidGolongan triterpenoid (saponin)Golongan alkaloidGolongan antrakinon

  • Contoh Standarisasi & Penjaminan Mutu Ekstrak

  • Ekstrak kental buah kapulaga (Amomi Compacti Fructus Extractum Spissum)Pembuatanekstrak: maserasi dg etanol 70%P (1:10) 18 jam, saring/dekantasiRendemen: Tidak kurang dari 6,6%Identitas ekstrak:Pemerian: Ekstrak kental, warna cokelat tua, bau khas, rasa agak pahit.Senyawa identitas: SineolKadar air: Tidak lebih dari 27,3%Abu total: Tidak lebih dari 6,0%Abu tidak larut asam: Tidak lebih dari 3,7%Kandungan kimia ekstrak: Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 5%.

  • Ekstrak kering getah daun lidah buaya (Secretum Aloe Verae Folii Extractum Siccum)Pembuatan ekstrak: ambil daun lidah buaya, timabng 30 kg, iris melintang, tampung getahnya, biarkan menetes 6 jam. Biarkan mengering (jadam). Rendam dg etanol P 8 jam, keringkan dg penangas air.Rendemen: tidak kurang dari 0,03%, gunakan etanol P sebagai pelarutIdentitas ekstrak:Pemerian: Ekstrak kering,kuning kecoklatan, bau khas, rasa pahit.Senyawaidentitas: aloinAPola kromatografi: Lakuakan Kromatografi Lapis Tipis,Fase gerak: etil asetat P-metanol P-air (100:13,5:10)Fase diam: silica gel 60 F254Larutan uji: 1% dlm metanolP, Larutan Pembanding: aloin 0,1% dalam methanol P Volume Penotolan: masing-masing 5 ulDeteksi: kalium hidroksida etanol LP dan UV 366

  • Kadar air: Tidaklebihdari 10%Abu total: Tidaklebihdari 5,0%Abu tidak larut asam: Tidak lebih dari 2,6%Kandungan kimia ekstrakKadar antrakinon total Tidak kurang dari 3,20% dihitung sebagai aloin spektrofotometri.Larutan pembanding: Timbang 50 mg aloinpembanding, kelabuukur 50 mlad metanol.buatkonsentrasi5, 10, 15, dan 20 ug/ml

  • Larutan ujiTimbang 100mg ekstrak + 10 ml air panas, vortex 5 menit kemudian saring panas.Dinginkan, ekstraksi dengan 10ml benzen. Ambil lapisan air ke tabung refluks + 2ml FeCl3 5% dan 1ml HCl (p). Panaskan pada penangas air selama 10 menit, biarkan dingin. Ekstraksi cairan dengan 5 ml benzen, tuang lapisan benzene ke cawan porselen, uapkan di tangas air hingga kering. Larutkan residu dalam 5 ml KOH 5% dalam metanol (p). Pipet 1 ml ad 50ml KOH dalam metanolLarutan blanko. KOH 5% dalam methanol (p)Ukur serapan pada 506 nm. Hitung persentase antrakuinon total aloin

    Cp= kadar dalam ug/ml dalam larutan pembandingAu=serapan larutan ujiAp=serapan larutan pembandingW=berat sampel dalam mg

  • Knapa harus pake toluen?Kadar Kloroform

    Pereaksi Karl Fischer dibuat dengan cara dilarutkannya 63 g iodium P dalam 100 mL piridina mutlak P, dinginkan dalam es, alirkan belerang dioksida P hingga bobot bertambah 32,3 g sambil dilindungi dari pengaruh kelembapan udara. Tambahkan methanol mutlak P secukupnya hingga 500 mL, biarkan selama 24 jam.**