a standarisasi produk pertanian di level asean by bptp riau

28
STANDARISASI PRODUK PERTANIAN UNTUK DAYA SAING DI LEVEL ASEAN 1 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) RIAU

Upload: nadia-salsa

Post on 15-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pentingnya Standarisasi Produk Pertanian Untuk Memperkuat Daya Saing Indonesia di Level Asean

TRANSCRIPT

STANDARISASI PRODUK PERTANIAN UNTUK DAYA SAING DI LEVEL ASEAN

STANDARISASI PRODUK PERTANIAN UNTUK DAYA SAING DI LEVEL ASEAN1BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) RIAUPOSISI PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA DI ASEAN, PERIODE 2012-2013 SD 2013-2014Negara2012-20132013-2014Singapura22Malaysia2524Brunei2826Thailand3837Indonesia5038Filipina6559Vietnam7570Lao PDRn.a81Kamboja8588Myanmarn.a 139Sumber : WEF, 2012/2013 dan 2013/2014Di tingkat ASEAN, daya saing Indonesia di peringkat ke 5 setelah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand Pada tingkat global, daya saing Indonesia berada pada urutan ke 38 Secara umum peringkat daya saing Indonesia 6 tahun terakhir meningkatSpesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait.Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib melalui kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan. StandarStandardisasiStandarJaminan mutuUkuran besar/volume, warna, kandungan air dan sebagainya yang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Selain itu, mutu produk juga dikaitkan dengan masalah keamanan pangan, keamanan bagi manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkunganStandardisasi Mutu Produk Appeareance/KenampakanUntuk mewujudkan jaminan mutu hasil pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi nasional dan menunjang program keterkaitan dengan sektor lain.TUJUAN SISTEM STANDARISASI MUTU

DALAM PENGEMBANGAN SISTEM STANDARISASI MUTU TERBENTUK SUATU ROAD MAP (PETA JALAN)Sarana produksiProduksi pertanianPenangananPengolahanPendistribusianPasarGFPGHPGMPGDPMOUGFP: Good farming practicesGHP: Good handling practicesGMP: Good manufacturing practicesGDP: Good distribution practicesMOU: Memorandum of understanding atau, MRA: Mutual recognation arrangement Sistem standarisasi mutu Sistem standarisasi pertanianKelompok pangan SNI 19-4852-1998

HACCP (Hazard analysis critical control point) atau analisis bahaya pengendalian titik kritis. 2. Kelompok non pangan SNI/ISO 19-9000 series

STANDARISASI TINGKAT INTERNASIONAL 1.Metode HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points)Suatu metode untuk melakukan risk analysis/analisa resiko terhadap bahaya yang disebabkan oleh makanan dalam proses penyediaannya dan setiap organisasi yang menjual produknya diwajibkan memenuhi persyaratan tersebutSistem HACCP adalah alat manajemen yang digunakan untuk memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya mikrobiologis, kimia dan fisik.

Walaupun saat ini aplikasi HACCP baru dilaksanakan oleh industri-industri besar, tapi prinsip-prinsip dasarnya dapat diterapkan untuk industri kecil sebagai penopang industri pangan tradisional di tanah airTujuan HACCPMengevaluasi cara produksi makanan bahaya Memperbaiki cara produksi makanan critical processMemantau & mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi dan meningkatkan inspeksi mandiriTujuan UmumMeningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (Food born disease)Tujuan Khusus 2. Praktek Pertanian yang baik atauGood Agricultural Practices (GAP)Panduan umum dalam melaksanakan budidaya tanaman buah, sayur, biofarmaka, dan tanaman hias secara benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan.Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.160/11/2006, tanggal 28 November 2006 Untuk komoditi buah, sedangkan untuk komoditas sayuran masih dalam proses penerbitan menjadi PermentanDasar hukum penerapan GAP di Indonesia Tahapan kegiatan pelaksanaan penerapan GAP/SOP(1) sosialisasi GAP, (2) penyusunan dan perbanyakan SOP budidaya, (3) penerapan GAP/SOP budidaya, (4) identifikasi kebun/lahan usaha, (5)penilaian kebun/lahan usaha, (6) kebun/lahan usaha tercatat/teregister, (7) penghargaan kebun/lahan usaha GAP kategori Prima-3, Prima-2 dan Prima-1, dan (8) labelisasi produk prima.Prosedur sanitasi untuk distribusi buah dan sayuran dari ladang hingga ke meja makan.Mengurangi resiko kontaminasi terhadap produk segar selama penanganan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi.GHP (Good Handling Practice)Menekan kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan, mempertahankan kesegaran, meningkatkan daya guna, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan sarana dan memberikan keuntungan yang optimun dan/atau mengembangkan usaha pascapanen yang berkelanjutan.Dasar hukum penerapan GHPPeraturan Menteri Pertanian No. 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen yang Baik (Good Handling Practices/GHP) Hasil Pertanian Asal TanamanGMP atau Good Manufacturing PracticesCara/teknik berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang benar memenuhi persyaratan mutu dan keamananBagian dari fungsi pemastian kualitas(quality assurance)GDP atau Good Distribution PracticesMemastikan produk, agar secara konsisten disimpan, dikirim, dan ditangani sesuai kondisi yang dipersyaratkan oleh spesifikasi produk.GRP (Good Retailing Practices)Menjamin bahwa produk pangan yang dijual di ritel tersebut adalah aman, bebas dari risiko yang dapat mengganggu kesehatan manusia sambil juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.Tujuan GRP dan manfaat yang lebih luas dari sekedar keamanan pangan, diantaranya:Menjaga dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap usaha ritel.

-Meningkatkan daya saing usaha ritel.-Memenuhi persyaratan undang-undang dan peraturan.-Mengurangi klaim kasus keracunan/kerugian yang diajukan konsumen.

GCP (Good Cathering Practices) atau cara mengkonsumsi yang baikBerhubungan dengan keamanan produk pangan sampai pada konsumen akhir

Info layanan konsumen kepuasan konsumen/pelanggan sebagai acuan

TUJUAN DARI PERUMUSAN STANDARMemberikan perlindungan kepada konsumen dalam masalah kesehatan lingkungan.Memberikan spesifikasi yang mengatur mutu produk mutu pertanian.Meningkatkan daya saing dalam perdagangan domestic dan luar negeri.Untuk memberikan pengertian bersama tentang istilah, definisi atau metode pengujian.

RUANG LINGKUP STANDARISASIPemberlakuan standarPenerapan standarPenerapan akreditasiPenerapan sertifikasiPengawasan standarisasi..TUJUAN PENERAPAN STANDARTerwujudnya jaminan mutu komoditas dan produk, peningkatan produktifitas, daya guna, hasil guna serta perlindungan konsumen dalam hal keamanan, keselamatan, kesehatan dll. Untuk mewujudkan jaminan bagi pihak yang memerlukan sertifikasi.Terwujudnya kepercayaan pelanggan dan pihak lain yang terkait, bahwa organisasi, individu, komoditas yang diberikan selalu memenuhi persyaratan.Terwujudnya citra Indonesia di mata Internasional dalam system perdagangan yang jujur dan mendukung system jaminan mutu.Terwujudnya kebenaran hasil pengakuan dan pengujianTEGAKNYA STANDAR HARUS DIDUKUNG OLEH STAKEHOLDERPemerintahOrganisasi profesiProdusenKonsumenLembaga sertifikasi dan laboratorium.

AKREDITASITujuanUntuk memberi jaminan terhadap penerapan organisasi.Mewujudkan suatu system/prosedur perumusan dan penerapan standar yang baku secara nasional.Untuk meningkatkan peran swasta dalam penerapan SNI.Untuk mengembangkan system sertifikasi dan standar mutu.Untuk meningkatkan mutu dan keamanan hasil produk.

SERTIFIKASIKegiatan SertifikasiSertifikasi sistem manjamen mutuSertifikasi produkSertifikasi Inspeksi tekhnis (pengemasan)Sertifikasi pelatihanSertifikasi hasil ujiSertifikasi sistem manajemen lingkunganSertifikasi personil