skenario 2 sgd 2

22
{ SKENARIO 2 MATA MERAH

Upload: rint-rint-rintia

Post on 25-Sep-2015

300 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jjjj

TRANSCRIPT

SKENARIO 2 MATA MERAH

SKENARIO 2MATA MERAH{SKENARIO 2MATA MERAHSeorang wanita 56 tahun, datang ke poli Mata Rumah Sakit Umum, dengan keluhan mata kanan merah dan nyeri, tiba tiba cekot cekot sejak 3 hari yang lalu. Mata kabur perlahan lahan, tetapi 2 hari ini semakin kabur sehingga hanya mampu melihat cahaya, kalau melihat cahaya, nampak gambarang seperti pelangi. Keluhan ini di sertai mual mual dan sulit tidur. Riwayat penyakit sebelumnya, hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, kencing manis disangkal. Riwayat keluarga, Ibu penderita pernah sakit dengan gejala seperti ini kemudian menjadi buta. Pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz didapatkan TIO OD 1/10, hiperemi perikomea dan konjungtiva, kornea edema, pupil midriasis. Gonioskopi : sudut tertutup. Riwayat memakai kacamata dengan ukuran sekitar OD + 4.00 dan OS +3.00, kacamata yang dipakai untuk jauh dan dekat.

BAB IBAB IIKATA KUNCI1. Mata kabur2. Riwayat Hipertensi3. Riwayat ibu pernah sakit sepertini4. TIO5. Sudut tertutupBAB IIIPROBLEM1. Apa yang menyebabkan mata ibu 56 tahun ini kabur dan merah ?2. Bagaimana mata ibu 56 tahun ini dapat kabur dan merah ?3. Apa saja penyakit yang menyebabkan mata kabur dan merah ?4. Bagaiman tataklasana pada ibu 56 tahun ini ?5. Bagaimana pencegahannya ?BAB IVPEMBAHASANAnatomi mataOrbita : Dinding orbita membentuk piramid curam yang mengarah ke bagian dalam dari orbita, dengan dinding atas dan bawahnya ditembus oleh 2 fisura besar.

Bola mata (Bulbus Oculi) : bulbus oculi terdiri dari kornea transparan melengkung seperti kaca jam dan juga nervus opticus di kutub anterior dan posteriornya.

Struktur tambahan Kelopak mata : Berperan melindungi bola mata, juga menyebarkan film air mata melewati permukaan mata sambil berkedip secara konstan.

b. Konjungtiva :lapisan epitel transparan, tipis serta menutupi bagian dalam palpebra dan bagian sclera yang dapat dilihat.

c. Kelenjar Lakrimal : Terletak pada sudut luar atas orbita terletak pada kelopak mata dan juga menghasilkan air mata.

d. Enam otot ekstra okular : Otot ini berinsertio di Bulbus oculi dan menggerakannya ke arah yang berbeda. BAB IVPEMBAHASAN2. Fisiologi MataGelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai otak melalui saraf otik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk melihat suatu benda Iris bekeja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnyacahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan padasuasana terang pupil akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis,jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaranBAB IVPEMBAHASAN3. Histologi MataLapisan Luar :SkleraKorneaLimbusKanal Schlemm

Lapisan TengahKoroidKorpus SiliarisProsesus SiliarisIris

Lapisan Dalam (Retina)Membrana limitans internaLapisan serat saraf, Lapisan sel ganglionLapisan pleksiformis dalamLapisan inti dalamLapisan pleksiformis luarLapisan inti luarMembrana limitans eksternaLapisan fotoreseptorEpitelium pigmen retina

BAB IVPEMBAHASANJenis Penyakit Yang BerhubunganGlaukoma akut sudut tertutup : terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan iris perifer. Hal ini menghambat aliran keluar aqueous tekanan intraocular meningkat dengan cepat, meninbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan penglihtan kabur.

Patofisiologi : Humor akuos keluar dari COA pada sudut COA yang dibentuk oleh dasar iris dan kornea perifer, selanjutnya mengalir melalui trabekulum dan masuk ke kanal Schlemm. Melalui collector channels, humor akuos masuk ke dalam vena episklera dan bercampur dengan darah. Gejala : mata merah dengan penglihatan turun mendadak,

tekanan intraokuler meningkat mendadak, nyeri yang hebat, melihat halo di sekitar lampu yang dilihat.

Mata menunjukkan tanda-tanda peradangan dengan kelopak mata bengkak, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, pupil melembar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat, papil saraf optic hiperemis.

c. Pemeriksaan FisikTes kamar gelap : orang sakit duduk ditempat gelap selama 1 jam, tak boleh tertidur. Ditempat gelap ini terjadi midriasis, yang mengganggu aliran cairan bilik mata ketrabekulum.Tes membaca : Penderita disuruh membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45 menit. Kenaikan tensi 10 - 15 mmHg patologis.Tes midriasis : Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%, homatropin 1%atau neosynephrine 10%. Tensi diukur setiap 1/4 jam selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan 7 mmHg atau lebih pasti patologis.Tes bersujud (prone position test) Kenaikan tensi 8 - 10 mm Hg menandakan mungkin ada sudut yang tertutup, yang perlu disusul dengan gonioskopi.

d. Pemeriksaan PenunjangFunduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi,seperti pada glaukoma simpleks. Tonometri : Tensi intra okuler pada stadium kongestif lebih tinggi dari pada stadium non kongestif.

BAB IVPEMBAHASAN2. Keratitis : Radang pada kornea atau infiltrasi sel radang padakornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri.Patofisiologi : Pada proses radang, mula-mula pembuluh darah mengalami dilatasi, kemudian terjadi kebocoran serum dan elemen darah yang meningkat dan masuk ke dalam ruang ekstraseluler. Elemen-elemen darah makrofag, leukosit polimorf nuklear,limfosit, protein C-reaktif imunoglobulin pada permukaan jaringan yang utuh membentuk garis pertahanan yang pertama. Karena tidak mengandung vaskularisasi, mekanisme kornea dimodifikasi oleh pengenalan antigen yang lemah. Keadaan ini dapat berubah, kalau dikornea terjadi vaskularisasi. Rangsangan untuk vaskularisasi timbul oleh adanya jaringan nekrosis yang dapat dipengaruhi adanya toksin, protease atau mikroorganisme.

b. Gejala :Mata sakit, gatal, silauMata merah dan bengkakHiperemi konjungtivaTerasa benda asing di mataPada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filamen pada kornea

BAB IVPEMBAHASANBAB IVPEMBAHASANc. Pemeriksaan Fisik : Mata: ukuran pupil, reaksi terhadap cahaya, konjungtiva, anemis, tanda-tanda radang.

d. Pemeriksaan Penunjang :Kerokan kornea yang kemudian dipulas dengan pulasan gram maupun giemsaTes schirmer.bila resapan air mata pada kertas schirmer kurang dari 10 mm dalam 5 menit dianggap abnormal

BAB IVPEMBAHASAN3. Konjungtivitis : Merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.

Patofisiologi : Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap alergen. Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang terhadap IgE terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast dan permulaan dari reaksi bertingkat dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast, juga mediator lain termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin sulfat, prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin dengan segera menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal, peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi konjungtiva.

b. Gejala: Rasa adanya benda asing :Rasa ini disertai dengan rasa pedih dan panas karena pembengkakan dan hipertrofi papil.Rasa sakit yang temporer Informasi ini dapat membentu kita menegakkan diagnosis karena rasa sakit yang datang pada saat-saat tertentu merupakan symptom bagi infeksi bakteri tertentu, misalnya Sakitnya lebih parah saat bangun pagi dan berkurang siang hari, rasa sakitnya (tingkat keparahan) meningkat setiap harinya, dapat menandakan infeksi stafilokokus.

BAB IVPEMBAHASANc. Pemeriksaan Diagnostik : Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear.d. Pemeriksaan Penunjang :Kultur : Kultur konjungtiva diindikasikan pada semua kasus yang dicurigai merupakan konjungtivitis infeksi neonatal. Kultur Virus : Tes imunodiagnostik yang cepat dan dilakukan dalam ruangan menggunakan antigen sudah tersedia untuk konjungtivitis adenovirus.Tes diagnostik klamidial : Tes ini telah secara luas digantikan oleh PCR untuk spesimen genital, dan, karena itu, ketersediaannya untuk spesimen konjungtival lebih terbatasBAB VHIPOTESIS AWAL

1. Glukoma Akut Sudut Tertutup2. Keratitis3. KonjungtivitisIndikatorGlaukoma sudut tertutup akutKeratitisKonjungtivitisMata merahPCIVPCIVCVITIO meningkat+--Mual muntah+--VisusMenurunMenurunNormalHalo+--BAB VI ANALISIS DIFERENTIAL DIAGNOSISBAB VIIHIPOTESIS AKHIR

Dari hasil Differential Diagnosis diatas maka dapat disimpulkan pasien menderita Glaukoma sudut tertutup akut.Identitas Pasien Nama : Ny. SS Umur : 56 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Soka 23 Gedangan, Sidoarjo Keluhan Utama : Mata Merah sebelah kananBAB VIIIMEKANISME DIAGNOSISRiwayat penyakit sekarang :Terasa nyeri dan cekot - cekotMata merah sejak 3hari laluTidak mblobokMualHanya bisa melihat cahayaBila melihat cahaya nampak seperti pelangiRiwayat penyakit dahulu :15 Tahun hipertensi hingga180/100Diabetes disangkalSejak kecil menggunakan kaca mata. Mata kanan S+4.00 mata kiri S+3.00Kacamata tambahan adisi untuk membacaRiwayat Pengobatan : Mendapat terapi untuk tekanan darah tinggi tapi tidak rutin minumnyaRiwayat penyakit keluarga :Ibu penderita pernah menderita penyakit seperti ini.Riwayat Sosial :Suka membacaPemeriksaan FisikKeadaan umum: KesakitanVital Sign :Tensi: 180/100 mmHgNadi: 88 x/menitRR: 26x/menitSuhu: 37,20CPemeriksaan Kepala : Kedua mata :VOD : LP+ VOS : 5/40 S +#.00 /7.5 add +2.50TOD :80,1mmHg TOS : 17.3mmHgOccular motility : dalam batas normalPalpebra : edema -/-Konjungtiva: hiperemi perikornea dan konjungtiva +/-Kornea : edema +/- BMD : dangkal +/-Iris : ireguler +/-Pupil : Midriasis +/-Lensa : kesan jernih +/+

Funduskopi (segmen posterior) OD : detail sulit dievaluasi, OS : fundus reflek +, papil N.II batas tegas, warna normal , retina perdarahan - eksudat - , m.a/ mikroangiopati - , Vaskuler : vaskulophaty, makula : reflek +

Pemeriksaan PenunjangPerimetri : OD : belum bisa di evaluasi, OS : ada penyempitan lapang pandang.Gonioskopi : ODS sudut tertutupBAB IXSTRATEGI MENYELESAIKAN MASALAHA. TATALAKSANA1. Menurunkan TIOA. Gliserin 1 gr/kgB. Manitol 1-1,5 gr/kg

2. Menurunkan produksi humor aqousA. Dorzolamid1% topikalB. Acetazolamid 500mg POC. Brinzolamide 2%D. Timolol 0,5%E. Betaxolol 0,5%

3. Bedah untuk membuka sudut , Iredektomi periferBAB XPROGNOSIS DAN KOMPLIKASIPrognosisPrognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini . Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang dalam serangan.

Komplikasi Sinekia Anterior periferKatarakAtrofi retina dan syaraf optikGlaukoma absolutTanda Untuk Merujuk PasienSetelah diberikan pertolongan pertama pada pasien, segera rujuk pada dokter spesialis mata/ pelayanan tingkat sekunder/ tersier

Peran Keluarga / Pasien untuk penyembuhanSarankan pasien unuk minum obat dan istirahat dengan teraturBerikan dukungan psikologi Dampingi pasien selama proses pengobatan Pencegahan PenyakitPola hidup yang sehatKeseimbangan makananHindari sinar matahari langsung (menggunakan kaca mata)Rajin berolahragaKESIMPULANGlaukoma adalah suatu penyakit mata yang jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada penglihatan. Tatalaksana Glaukoma meliputi menurunkan produksi humour aqueous, menurunkan TIO dan tindakan bedah guna mencegah komplikasi dari penyakit glaukoma itu sendiri.Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini . Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek sekali.TERIMA KASIH