serat kasar

6
Bagaimana prinsip pengukuran kadar serat kasar? Bahan dihidrolisis dengan asam kuat pada suhu tinggi, kemudian dilakukan pengeringan, setelah pengeringan selesai dilanjutkan dengan penimbangan terhadap residu yang tertinggal yang disebut serat kasar. Kadar serat kasar = berat residu (serat kasar) x 100% Berat sampel (Ngili, 2010) Metode Serat Kasar · H 2 SO 4 H 2 SO 4 merupakan asam, asam ini dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih lemah. Afinitas H 2 SO 4 terhadap air cukup kuat sehingga dapat memisahkan atom H dan O 2 dari suatu senyawa (Ngili, 2010). · NaOH NaOH mempunyai kelarutan yang mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH dapat membentuk basa kuat jika dilarutkan dalam air, pada pengukuran serat kasar berfungsi untuk mencuci residu dari proses sebelumnya (Giandwood, 2007). · K 2 SO 4 K 2 SO 4 merupakan senyawa larut garam yairu senyawa yang terbentuk dari sisi asam dan basa dengan reaksi yang menghasilkan garam dan H 2 O. K 2 SO 4 berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih, tidak beracun namun berbahaya jika tertelan. Bila tertelan segera minta bantuan medis. Produk ini stabil dan partially soluble pada air dingin serta dapat menyebabkan

Upload: reskydc

Post on 18-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

serat kasar

TRANSCRIPT

Bagaimana prinsip pengukuran kadar serat kasar?

Bahan dihidrolisis dengan asam kuat pada suhu tinggi, kemudian dilakukan pengeringan, setelah pengeringan selesai dilanjutkan dengan penimbangan terhadap residu yang tertinggal yang disebut serat kasar.

Kadar serat kasar = berat residu (serat kasar) x 100%Berat sampel

(Ngili, 2010)

Metode Serat Kasar H2SO4H2SO4 merupakan asam, asam ini dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih lemah. Afinitas H2SO4 terhadap air cukup kuat sehingga dapat memisahkan atom H dan O2 dari suatu senyawa (Ngili, 2010).

NaOHNaOH mempunyai kelarutan yang mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH dapat membentuk basa kuat jika dilarutkan dalam air, pada pengukuran serat kasar berfungsi untuk mencuci residu dari proses sebelumnya (Giandwood, 2007).

K2SO4K2SO4 merupakan senyawa larut garam yairu senyawa yang terbentuk dari sisi asam dan basa dengan reaksi yang menghasilkan garam dan H2O. K2SO4 berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih, tidak beracun namun berbahaya jika tertelan. Bila tertelan segera minta bantuan medis. Produk ini stabil dan partially soluble pada air dingin serta dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan saluran pernafasan (Suryana, 2007).

ProsedurPada analisa karbohidrat metode serat kasar, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan adalah mortar, timbangan analitik, erlenmeyer 500 ml, cawan petri, gelas beker, gelas ukur, oven, desikator, corong, pipet volum, bulb. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain nanas, H2SO4, NaOH, kertas aring whatman, akuades, alcohol 96%, K2SO4.Selanjutnya pada tahapan analisa serat kasar, nanas dihancurkan terlebih dahulu sampai halus dengan menggunakan mortar. Hal ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan nanas dan mempermudah menganalisa serat kasarnya. Kemudian ditimbang sebanyak 5 gram dengan menggunakan timbangan analitik dan dipindahkan ke dalam erlenmeyer ukuran 500 ml. lalu ditambahkan H2SO4 0,325 N sebanyak 100 ml dengan menggunakan gelas ukur. H2SO4 memiliki kegunaan untuk melarutkan komponen non serat yang bersifat asam. Kemudian dididihkan selama 30 menit. Perlakuan ini berfungsi untuk mempercepat reaksi atau proses pemisahannya serat. Semakin tinggi suhunya maka juga semakin cepat terjadi reaksinya. Kemudian ditambahkan NaOH 1,25 N sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas ukur untuk mengukurnya. Kerja NaOH hampir sama dengan H2SO4 yaitu melarutkan komponen non serat namun yang bersifat basa. Kemudian dididihkan kembali selama 30 menit untuk memaksimalkan kerja reagen terhadap sampel yang diuji. Kemudian didinginkan, apabila ingin cepat dingin maka digunakan air mengalir untuk mendinginkan larutan tersebut. Setelah dingin, kemudian disiapkan corong yang sudah dipasang kertas saring, lalu larutan disaring dengan kertas saring whatman. Residu yang tertinggal di kertas saring, lalu dicuci kembali dengan akuades mendidih. Kemudian kembali dicuci menggunakan alcohol 96% sebanyak 15 ml. alcohol berfungsi untuk menghilangkan sisa hidrolisis berupa gula. Kemudian dicuci kembali dengan 25 ml K2SO4 yang memiliki fungsi hampir sama dengan alcohol, bedanya dapat menghilangkan sisa hidrolisis berupa garam mineral. Selanjutnya residu yang tertinggal pada kertas saring dipindahkan ke dalam cawan petri lalu di keringkan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu sekitar 100C. Pengeringan ini berguna untuk mengetahui bobot endapan kering dari sampel. Setelah 2 jam, sampel tersebut dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Desikator merupakan alat untuk mendinginkan atau menghilangkan uap air yang ada dalam sampel dengan keberadaan silica untuk menyerap uap air tersebut. Kemudian setelah dingin, sampel ditimbang bobot keringnya dan dicatat. Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar serat kasar menggunakan rumus sehingga didapatkan hasilnya.

PerhitunganBerat kertas saring = 1,6277 gramBerat sampel= 5,0588 gramBerat endapan kering + kertas= 3,1181 gramBerat akhir= (berat endapan kering + kertas) berat kertas= 3,1181 gram 1,6277 gram= 1,4904 gram% serat kasar= berat residu x 100%berat awal= 1,4904 x 100%= 29,56 %5,0588

PembahasanSementara itu, pada analisis karbohidrat dengan metode serat kasar didapatkan hasil penimbangan berat awal kertas saring sebesar 1,6277 gram, sedangkan berat sampel sampel awal (nanas) 5,0588 gram. Setelah mengalami perlakuan proses pengeringan dengan oven didapat berat endapan kering dan kertas adalah 3,1181 gram. Sehingga dapat dihitung berat akhir sebesar 1,4904 gram dan persentase serat kasar sebesar 29,56 %. Sedangkan berdasarkan LIPI (2009) menunjukkan kadar serat kasar pada sampel nanas sebesar 20,87%. Hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Kesimpulan Prinsip metode serat kasar adalah defating yaitu lemak dari bahan dihilangkan dengan pelarut lemak. Digestion yaitu pelarutan dengan menggunakan asam basa untuk menghilangkan senyawa selain non serat. Pada metode ini didapatkan persentase serat kasar nanas sebesar 29,56 %.

ANALISIS KUANTITATIF KARBOHIDRATMENGGUNAKAN PRINSIP PENGUKURAN KADAR SERAT KASAR

KELOMPOK 3ALAT: Alat yang digunakan adalah mortar, timbangan analitik, erlenmeyer 500 ml, cawan petri, gelas beker, gelas ukur, oven, desikator, corong, pipet volum, bulb.BAHAN: bahan yang digunakan antara lain nanas, H2SO4, NaOH, kertas aring whatman, akuades, alkohol 96%, K2SO4.PROSEDUR:

Sampel Nanas

Nanas dihancurkan sampai halus menggunakan mortar Ditimbang sebanyak 5 gram menggunakan neraca analitik Dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL Ditambahkan H2SO4 0,325 N sebanyak 100 mL dengan menggunakan gelas ukur Kemudian dididihkan selama 30 menit ditambahkan NaOH 1,25 N sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas ukur untuk mengukurnya dididihkan kembali selama 30 menit untuk memaksimalkan kerja reagen terhadap sampel yang diuji. Kemudian didinginkan, apabila ingin cepat dingin maka digunakan air mengalir untuk mendinginkan larutan tersebut Setelah dingin, kemudian disiapkan corong yang sudah dipasang kertas saring, lalu larutan disaring dengan kertas saring whatman. Residu yang tertinggal di kertas saring, lalu dicuci kembali dengan akuades mendidih. Kemudian kembali dicuci menggunakan alcohol 96% sebanyak 15 ml Lalu dicuci kembali dengan 25 ml K2SO4 Selanjutnya residu yang tertinggal pada kertas saring dipindahkan ke dalam cawan petri lalu di keringkan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu sekitar 100C. Setelah 2 jam, sampel tersebut dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Kemudian setelah dingin, sampel ditimbang bobot keringnya dan dicatat. HasilSelanjutnya dilakukan perhitungan kadar serat kasar menggunakan rumus sehingga didapatkan hasilnya.