seorang penyair pernah menuliskan: aus h angat s …nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar...

12
Cukup itu Puas Kepuasan

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

RBC Ministries Australia LimitedPO Box 15, Kilsyth VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, Fax: (+61-3) 8080-3235, [email protected]

RBC Ministries Limited (Hong Kong)PO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

RBC IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

RBC Ministries Japan PO Box 46, Ikoma Nara-Ken, 630-0291 JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

RBC Resource Centre BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

RBC Ministries New ZealandPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, Fax: (+64-9) 444-4156, [email protected]

RBC Ministries FoundationPO Box 68-325, Taipei 104, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2541-7911, Fax: (+886-2) 2523-9184, [email protected]

RBC Ministries Thailand PO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-51667, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

RBC Ministries Asia LimitedMacPherson Road Post Office, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Seorang penyair pernah menuliskan:

Dari sananya, manusia itu degilSaat panas, ia ingin dingin.Saat dingin, ia ingin panas.

Selalu mau apa yang sebaliknya.

Sungguh suatu pengamatan yang cermat tentang sifat manusia! Mengapa kita tak pernah puas dengan apa yang kita miliki? Banyak orang meyakini kalau saja mereka punya lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang, mereka akan puas. Namun kita segera menyadari, sebanyak apa pun yang kita kumpulkan, kita tak pernah merasa cukup. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Akibatnya, setiap kali kita berhasil meraih apa yang kita inginkan, kita justru merasa semakin frustrasi, tidak puas, kecewa, dan tidak bahagia. Kita bertanya, “Bagaimana saya dapat menemukan kepuasan sejati? Apa yang bisa memuaskan hidup saya? Apakah kepuasan mungkin diraih?” Kami percaya kepuasan sejati mungkin untuk diraih. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kunci untuk mengalami kepuasan dalam hidup. Jika Anda menikmati bacaan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para pembaca dan sahabat kami.

© 2012 RBC Ministries. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.Kutipan ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia © LAI 2003.

KepuasanKitab Ibrani memberi suatu pesan yang terdengar janggal bagi

manusia yang hidup dengan nilai-nilai abad ke-21 ini. “Janganlah kamu menjadi hamba uang,” desak sang penulis, dan “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu” (13:5). Ia tidak mengatakan bahwa memiliki uang itu dosa, tetapi hal itu dapat menimbulkan masalah. Dunia ini telah terbuai mitos yang menyatakan bahwa kekayaan selalu membawa pada kepuasan, bahwa keduanya seolah-olah sebanding. Namun, banyak orang kaya yang memiliki simpanan besar di bank ternyata tidak merasa puas. Mereka selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukan itu saja, mereka juga takut

kehilangan apa yang telah mereka miliki. “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Nah, apa yang ada pada Anda? Apakah Anda langsung teringat pada rekening bank atau nilai saham Anda? Jika ya, berarti Anda salah paham. Penulis kitab Ibrani berkata, jika Anda hidup dalam iman kepada Tuhan yang kekal, Anda memiliki Dia. Dia telah berjanji, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (13:5). Anda memiliki Dia, sebab itu dengan yakin Anda dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (ay.6). Jika Anda memiliki segala sesuatu kecuali Tuhan, sesungguhnya yang Anda miliki itu tidak berarti banyak. Namun, jika Anda menikmati kehadiran Allah walaupun tidak mempunyai banyak harta, Anda dapat merasa puas. Lebih baik memiliki jiwa yang puas daripada dompet yang tebal. —HWR

Ia meraih semua yang diberi dunia kepadanya,Ia telah mencapai setiap sasaran yang ia tuju;Tetapi sayang, hidupnya itu sebuah kegagalan,

Karena ia telah melupakan nasib jiwanya. —Denison

Kekayaan terbesar kita adalah kekayaan yang kita miliki di dalam Kristus.

Apakah Anda pernah merasa sangat haus? Bertahun-tahun

yang lalu, saya mengunjungi Kathy, saudara perempuan saya, di Mali, Afrika Barat. Pada suatu sore ketika sedang menikmati pemandangan, temperatur udara meningkat jauh melebihi 37ºC. Karena merasa sangat kepanasan, saya berkata kepada Kathy, “Aku butuh minum.” Ketika Kathy menjawab bahwa ia lupa membawa persediaan air minum, saya mulai merasa putus asa. Semakin jauh kami berkendara, semakin saya membayangkan apa jadinya kalau saya mati kehausan. Akhirnya, Kathy berkata, “Aku tahu ke mana kita bisa minum,” sambil melaju menuju gerbang

sebuah kedutaan besar. Di gedung kedutaan itu, saya menyaksikan pemandangan yang paling indah—sebuah pendingin air minum! Segera saja saya meraih gelas kertas dan mengisinya berulang-ulang. Tubuh saya telah terlalu lama menderita dan sekarang membutuhkan banyak cairan untuk mengatasi pengaruh dehidrasi. Pemazmur membandingkan kehausan fisik dengan kehausan secara rohani: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kehausan pemazmur adalah kerinduan yang mendalam akan Allah—satu-satunya “Allah yang hidup” (ay.3). Apakah Anda rindu pada apa yang tidak dapat diberikan dunia? Ketidakpuasan yang Anda alami ini adalah kehausan jiwa Anda akan Allah. Datanglah kepada satu-satunya Pribadi yang dapat memuaskan rasa dahaga itu. “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK

Jika kita berserah kepada KristusDan tetap melangkah di jalan-Nya,

Dia akan memberi kita kepuasan hidupDengan tujuan pasti setiap hari. —Sper

Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! —Yesus (Yoh. 7:37) Cukup itu Puas

Jiwa Dan Dompet

Baca:Ibrani 13:5-6

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. —Ibrani 13:5

Hari 5

Sangat HauS

Baca:Mazmur 42

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2

Hari 6

Kepuasan

UN744

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan RBC Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat pengajaran Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

Page 2: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

RBC Ministries Australia LimitedPO Box 15, Kilsyth VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, Fax: (+61-3) 8080-3235, [email protected]

RBC Ministries Limited (Hong Kong)PO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

RBC IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

RBC Ministries Japan PO Box 46, Ikoma Nara-Ken, 630-0291 JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

RBC Resource Centre BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

RBC Ministries New ZealandPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, Fax: (+64-9) 444-4156, [email protected]

RBC Ministries FoundationPO Box 68-325, Taipei 104, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2541-7911, Fax: (+886-2) 2523-9184, [email protected]

RBC Ministries Thailand PO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-51667, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

RBC Ministries Asia LimitedMacPherson Road Post Office, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Seorang penyair pernah menuliskan:

Dari sananya, manusia itu degilSaat panas, ia ingin dingin.Saat dingin, ia ingin panas.

Selalu mau apa yang sebaliknya.

Sungguh suatu pengamatan yang cermat tentang sifat manusia! Mengapa kita tak pernah puas dengan apa yang kita miliki? Banyak orang meyakini kalau saja mereka punya lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang, mereka akan puas. Namun kita segera menyadari, sebanyak apa pun yang kita kumpulkan, kita tak pernah merasa cukup. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Akibatnya, setiap kali kita berhasil meraih apa yang kita inginkan, kita justru merasa semakin frustrasi, tidak puas, kecewa, dan tidak bahagia. Kita bertanya, “Bagaimana saya dapat menemukan kepuasan sejati? Apa yang bisa memuaskan hidup saya? Apakah kepuasan mungkin diraih?” Kami percaya kepuasan sejati mungkin untuk diraih. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kunci untuk mengalami kepuasan dalam hidup. Jika Anda menikmati bacaan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para pembaca dan sahabat kami.

© 2012 RBC Ministries. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.Kutipan ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia © LAI 2003.

KepuasanKitab Ibrani memberi suatu pesan yang terdengar janggal bagi

manusia yang hidup dengan nilai-nilai abad ke-21 ini. “Janganlah kamu menjadi hamba uang,” desak sang penulis, dan “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu” (13:5). Ia tidak mengatakan bahwa memiliki uang itu dosa, tetapi hal itu dapat menimbulkan masalah. Dunia ini telah terbuai mitos yang menyatakan bahwa kekayaan selalu membawa pada kepuasan, bahwa keduanya seolah-olah sebanding. Namun, banyak orang kaya yang memiliki simpanan besar di bank ternyata tidak merasa puas. Mereka selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukan itu saja, mereka juga takut

kehilangan apa yang telah mereka miliki. “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Nah, apa yang ada pada Anda? Apakah Anda langsung teringat pada rekening bank atau nilai saham Anda? Jika ya, berarti Anda salah paham. Penulis kitab Ibrani berkata, jika Anda hidup dalam iman kepada Tuhan yang kekal, Anda memiliki Dia. Dia telah berjanji, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (13:5). Anda memiliki Dia, sebab itu dengan yakin Anda dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (ay.6). Jika Anda memiliki segala sesuatu kecuali Tuhan, sesungguhnya yang Anda miliki itu tidak berarti banyak. Namun, jika Anda menikmati kehadiran Allah walaupun tidak mempunyai banyak harta, Anda dapat merasa puas. Lebih baik memiliki jiwa yang puas daripada dompet yang tebal. —HWR

Ia meraih semua yang diberi dunia kepadanya,Ia telah mencapai setiap sasaran yang ia tuju;Tetapi sayang, hidupnya itu sebuah kegagalan,

Karena ia telah melupakan nasib jiwanya. —Denison

Kekayaan terbesar kita adalah kekayaan yang kita miliki di dalam Kristus.

Apakah Anda pernah merasa sangat haus? Bertahun-tahun

yang lalu, saya mengunjungi Kathy, saudara perempuan saya, di Mali, Afrika Barat. Pada suatu sore ketika sedang menikmati pemandangan, temperatur udara meningkat jauh melebihi 37ºC. Karena merasa sangat kepanasan, saya berkata kepada Kathy, “Aku butuh minum.” Ketika Kathy menjawab bahwa ia lupa membawa persediaan air minum, saya mulai merasa putus asa. Semakin jauh kami berkendara, semakin saya membayangkan apa jadinya kalau saya mati kehausan. Akhirnya, Kathy berkata, “Aku tahu ke mana kita bisa minum,” sambil melaju menuju gerbang

sebuah kedutaan besar. Di gedung kedutaan itu, saya menyaksikan pemandangan yang paling indah—sebuah pendingin air minum! Segera saja saya meraih gelas kertas dan mengisinya berulang-ulang. Tubuh saya telah terlalu lama menderita dan sekarang membutuhkan banyak cairan untuk mengatasi pengaruh dehidrasi. Pemazmur membandingkan kehausan fisik dengan kehausan secara rohani: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kehausan pemazmur adalah kerinduan yang mendalam akan Allah—satu-satunya “Allah yang hidup” (ay.3). Apakah Anda rindu pada apa yang tidak dapat diberikan dunia? Ketidakpuasan yang Anda alami ini adalah kehausan jiwa Anda akan Allah. Datanglah kepada satu-satunya Pribadi yang dapat memuaskan rasa dahaga itu. “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK

Jika kita berserah kepada KristusDan tetap melangkah di jalan-Nya,

Dia akan memberi kita kepuasan hidupDengan tujuan pasti setiap hari. —Sper

Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! —Yesus (Yoh. 7:37) Cukup itu Puas

Jiwa Dan Dompet

Baca:Ibrani 13:5-6

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. —Ibrani 13:5

Hari 5

Sangat HauS

Baca:Mazmur 42

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2

Hari 6

Kepuasan

UN744

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan RBC Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat pengajaran Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

Page 3: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Sebuah papan di tepi jalan ber-tuliskan demikian: “Aku sudah

muak dengan persaingan. Saingan- nya semakin lama semakin banyak dan gila.” Tidak diragukan lagi, banyak orang memang merasa demikian. Meski ada kemajuan pesat dalam bidang teknologi, tingkat frustrasi manusia tampaknya selalu tinggi atau bahkan semakin tinggi saja. Masalah utamanya ada pada sifat manusia yang tidak pernah berubah. Hampir 3000 tahun yang lalu, Salomo membuat tiga pengamatan tajam tentang persaingan hidup pada zamannya. Pertama, ia mengamati bahwa “manusia bekerja begitu keras, hanya karena iri hati melihat hasil usaha tetangganya,” dan hal

ini berakhir dalam kesia-siaan (Pkh. 4:4 bis). Kedua, mereka yang tersisihkan dari persaingan akan menjadi malas dan tidak produktif. Kemalasan semacam ini adalah tindakan yang bodoh dan merusak diri sendiri (ay.5). Ketiga, Salomo berkata, ada orang yang begitu terobsesi untuk mencari uang sehingga mereka tidak menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini membuat mereka menjalani kehidupan tanpa arti dan tujuan, serta tidak pernah merasa puas dengan semua yang telah mereka hasilkan (ay.8). Ingatlah, “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin” (ay.6). Untuk menghindari ketamakan yang berlebihan atau pelarian yang merusak diri sendiri, tempatkanlah Allah sebagai pusat hidup Anda dan bersyukurlah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada Anda. Demikianlah caranya supaya Anda menang dalam persaingan hidup ini. —HVL

Tuhan, tolong aku agar tak mengarahkan hatikuPada hal-hal sementara yang akan berlalu;Ajarku merasa puas dengan yang kumiliki,

Dan selalu bersyukur kepada-Mu setiap hari. —Sper

Orang kaya adalah orang yang merasa puas dengan apa yang telah dimilikinya.

perSaingan HiDup

Baca:Pengkhotbah 4:1-8

Untuk siapa aku berlelah-lelah . . . ? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. —Pengkhotbah 4:8

Hari 1 Pada abad kelima, seorang pria bernama Arsenius bertekad untuk

menjalani hidup yang kudus. Jadi ia meninggalkan kenyamanan di antara masyarakat Mesir untuk menjalani gaya hidup yang papa di tengah padang gurun. Meski demikian, kapan pun ia berkesempatan mengunjungi kota besar Alexandria, ia mengguna-kan waktunya untuk menyusuri pasar-pasar di kota itu. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita memandangi semua hal yang tidak lagi dibutuhkannya. Kita yang tinggal di tengah dunia yang dibanjiri dengan beragam barang dan perangkat perlu merenungkan teladan dari si pengembara gurun

tersebut. Pada tahun 1976, suatu supermarket biasanya menjual sebanyak 9.000 jenis barang; di masa sekarang, jumlah itu meningkat hingga 50.000 jenis barang. Berapa banyak dari barang-barang itu yang benar-benar kita butuhkan? Dan berapa banyak yang tidak berguna? Sulit bagi kita untuk berkata jujur seperti Rasul Paulus yang berkata, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Dalam pergumulan kita yang terus-menerus melawan jebakan materialisme di tengah dunia ini, marilah kita mengikuti teladan Arsenius. Ketika kita berjalan menyusuri pasar dan pusat perbelanjaan, kita juga bisa bersukacita memandangi semua barang yang tidak kita butuhkan. Namun itu hanyalah langkah pertama. Langkah selanjut- nya adalah bersikap lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih bermurah hati dalam memberi, dan lebih rela mengorbankan harta benda yang telah diberikan Allah kepada kita. —VCG

Tatkala kita mengumpulkan semakin banyak barang,Terkadang kita mengeluh karena merasa kurang;Namun mari bersyukur atas yang Allah berikan—

Dengan makanan dan pakaian yang membuat kita puas. —Fitzhugh

Kepuasan dialami bukan karena limpahnya kekayaan, tetapi dari sedikitnya keinginan kita.

Raja Salomo telah dengan tekun memperhatikan dan bekerja

keras untuk memperoleh tujuan duniawi yang layak untuk dikejar. Lalu ia menyadari, bahwa setelah kematiannya, seluruh kekayaan-nya akan jatuh kepada orang-orang yang tidak pernah bekerja untuk mendapatkannya, bahkan mereka mungkin akan menyalahgunakan- nya. Hal ini membuatnya menyesal karena hari-hari kerjanya diwarnai kesusahan dan kesedihan, bahkan pada malam hari pun pikirannya tidak tenteram (Pkh. 2:23). Bukan hanya Salomo yang merasakan hal ini. Seorang pengacara sukses mengatakan kepada saya bahwa ia sering bertanya-tanya mengapa ia

bekerja begitu keras. Ia berkata bahwa anak-anaknya telah menyalahgunakan uangnya dan mengacaukan hidup mereka sendiri. Ia tahu bahwa mereka mungkin akan menyia-nyia- kan semua yang kelak ia tinggalkan bagi mereka. Seorang pria lain, yang telah bekerja keras dan mengelola uangnya dengan baik, berkata dengan sedih, “Saya sudah sangat bekerja keras, dan anak-anak saya tak sabar menunggu saya mati!” Namun, Salomo tidak tenggelam dalam rasa frustrasinya. Ia menemukan arti dan kepuasan hidup melalui iman kepada Allah. Ia berkata bahwa kepuasan batin merupakan karunia Allah bagi anak-anak-Nya, yang memungkinkan mereka menikmati hasil jerih payah mereka (ay.24). Allah meng-gantikan rasa frustrasi dengan kepuasan! Semakin banyak kita memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita, semakin banyak “hikmat, pengetahuan, dan kesukaan” yang kita miliki (ay.26). Paulus menyimpulkan- nya sebagai berikut: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6). —HVL

Dunia penuh dengan beragam kebaikanYang memberi kita sukacita dan kesukaan,Namun kepuasan sejati hanya didapatkan

Ketika Kristus kita kasihi dan tinggikan. —Sper

Orang yang merasa puas takkan pernah miskin; orang yang tak merasa puas takkan pernah kaya.

Sepertinya tiap pergantian generasi selalu membawa peningkatan

dalam ukuran kepuasan diri. Dan rasanya, setiap perkembangan teknologi membuat kita memerlukan lebih dan lebih lagi benda untuk memuaskan diri kita. Pada generasi orangtua saya, suatu keluarga biasa hanya memiliki satu mobil. Namun generasi saya bertumbuh dengan mengharapkan setiap anggota keluarga memiliki mobil sendiri. Ketika saya tumbuh dewasa, kami tidak punya komputer. Namun saya mendengar anak muda sekarang mengeluh karena komputer yang dipunya sudah ketinggalan zaman. Namun, ukuran untuk kepuasan sejati tak pernah ketinggalan zaman.

Abad ke-21 memberikan begitu banyak hal yang menakjub-kan bagi dunia kita, tetapi tidak memberikan definisi yang lebih baik tentang kepuasan daripada perkataan Paulus 2000 tahun yang silam: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan . . . Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan . . . Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang mem- beri kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Kunci kepuasan dapat ditemukan di dalam Kristus—bukan dalam penemuan manusia, peralatan yang membawa kemudahan hidup, perangkat teknologi, kekayaan, atau hiburan. Kuncinya ada pada sikap menerima apa yang Allah berikan dan memanfaatkan semuanya itu sebaik mungkin dengan kekuatan dari-Nya. Ini seperti yang dikatakan Maltbie Babcock, penulis yang hidup pada abad ke-19, “Kepuasan . . . berarti menggunakan apa yang kita miliki, sedikit atau banyak, dengan sikap penuh syukur, tekun, dan bermanfaat.” —JDB

Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan,Kedamaian sejati tak pernah bisa kita beli;

Kepuasan yang selama ini kita rindukanAda di dalam Kristus yang berdaulat penuh. —Fitzhugh

Kita menemukan kepuasan di tempat yang sama kita menemukan keselamatan—di dalam Kristus.

UN

744

Yang tak kita ButuHkan

Baca:1 Timotius 6:6-11

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. —1 Timotius 6:8

Hari 2

FruStraSi atau meraSa cukup?Baca:Pengkhotbah 2:17-26

Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku. —Pengkhotbah 2:18

Hari 3

SeDikit atau BanYak

Baca:Filipi 4:4-13

Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. —Filipi 4:11

Hari 4

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Saya ingin m

enjadi pembaca S

antapan Rohani. K

irimkan S

antapan Rohani triw

ulanan secara rutin.(M

ohon tidak mendaftarkan orang lain tanpa persetujuannya.)

Saya ingin m

endapatkan buku-buku yang mem

perlengkapi pertumbuhan im

an.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

Silakan m

engirim form

ulir yang telah diisi lengkap ke kantor RB

C yang terdekat. (D

aftar alamat tercantum

di bagian belakang pamflet.)

Page 4: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Sebuah papan di tepi jalan ber-tuliskan demikian: “Aku sudah

muak dengan persaingan. Saingan- nya semakin lama semakin banyak dan gila.” Tidak diragukan lagi, banyak orang memang merasa demikian. Meski ada kemajuan pesat dalam bidang teknologi, tingkat frustrasi manusia tampaknya selalu tinggi atau bahkan semakin tinggi saja. Masalah utamanya ada pada sifat manusia yang tidak pernah berubah. Hampir 3000 tahun yang lalu, Salomo membuat tiga pengamatan tajam tentang persaingan hidup pada zamannya. Pertama, ia mengamati bahwa “manusia bekerja begitu keras, hanya karena iri hati melihat hasil usaha tetangganya,” dan hal

ini berakhir dalam kesia-siaan (Pkh. 4:4 bis). Kedua, mereka yang tersisihkan dari persaingan akan menjadi malas dan tidak produktif. Kemalasan semacam ini adalah tindakan yang bodoh dan merusak diri sendiri (ay.5). Ketiga, Salomo berkata, ada orang yang begitu terobsesi untuk mencari uang sehingga mereka tidak menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini membuat mereka menjalani kehidupan tanpa arti dan tujuan, serta tidak pernah merasa puas dengan semua yang telah mereka hasilkan (ay.8). Ingatlah, “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin” (ay.6). Untuk menghindari ketamakan yang berlebihan atau pelarian yang merusak diri sendiri, tempatkanlah Allah sebagai pusat hidup Anda dan bersyukurlah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada Anda. Demikianlah caranya supaya Anda menang dalam persaingan hidup ini. —HVL

Tuhan, tolong aku agar tak mengarahkan hatikuPada hal-hal sementara yang akan berlalu;Ajarku merasa puas dengan yang kumiliki,

Dan selalu bersyukur kepada-Mu setiap hari. —Sper

Orang kaya adalah orang yang merasa puas dengan apa yang telah dimilikinya.

perSaingan HiDup

Baca:Pengkhotbah 4:1-8

Untuk siapa aku berlelah-lelah . . . ? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. —Pengkhotbah 4:8

Hari 1 Pada abad kelima, seorang pria bernama Arsenius bertekad untuk

menjalani hidup yang kudus. Jadi ia meninggalkan kenyamanan di antara masyarakat Mesir untuk menjalani gaya hidup yang papa di tengah padang gurun. Meski demikian, kapan pun ia berkesempatan mengunjungi kota besar Alexandria, ia mengguna-kan waktunya untuk menyusuri pasar-pasar di kota itu. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita memandangi semua hal yang tidak lagi dibutuhkannya. Kita yang tinggal di tengah dunia yang dibanjiri dengan beragam barang dan perangkat perlu merenungkan teladan dari si pengembara gurun

tersebut. Pada tahun 1976, suatu supermarket biasanya menjual sebanyak 9.000 jenis barang; di masa sekarang, jumlah itu meningkat hingga 50.000 jenis barang. Berapa banyak dari barang-barang itu yang benar-benar kita butuhkan? Dan berapa banyak yang tidak berguna? Sulit bagi kita untuk berkata jujur seperti Rasul Paulus yang berkata, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Dalam pergumulan kita yang terus-menerus melawan jebakan materialisme di tengah dunia ini, marilah kita mengikuti teladan Arsenius. Ketika kita berjalan menyusuri pasar dan pusat perbelanjaan, kita juga bisa bersukacita memandangi semua barang yang tidak kita butuhkan. Namun itu hanyalah langkah pertama. Langkah selanjut- nya adalah bersikap lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih bermurah hati dalam memberi, dan lebih rela mengorbankan harta benda yang telah diberikan Allah kepada kita. —VCG

Tatkala kita mengumpulkan semakin banyak barang,Terkadang kita mengeluh karena merasa kurang;Namun mari bersyukur atas yang Allah berikan—

Dengan makanan dan pakaian yang membuat kita puas. —Fitzhugh

Kepuasan dialami bukan karena limpahnya kekayaan, tetapi dari sedikitnya keinginan kita.

Raja Salomo telah dengan tekun memperhatikan dan bekerja

keras untuk memperoleh tujuan duniawi yang layak untuk dikejar. Lalu ia menyadari, bahwa setelah kematiannya, seluruh kekayaan-nya akan jatuh kepada orang-orang yang tidak pernah bekerja untuk mendapatkannya, bahkan mereka mungkin akan menyalahgunakan- nya. Hal ini membuatnya menyesal karena hari-hari kerjanya diwarnai kesusahan dan kesedihan, bahkan pada malam hari pun pikirannya tidak tenteram (Pkh. 2:23). Bukan hanya Salomo yang merasakan hal ini. Seorang pengacara sukses mengatakan kepada saya bahwa ia sering bertanya-tanya mengapa ia

bekerja begitu keras. Ia berkata bahwa anak-anaknya telah menyalahgunakan uangnya dan mengacaukan hidup mereka sendiri. Ia tahu bahwa mereka mungkin akan menyia-nyia- kan semua yang kelak ia tinggalkan bagi mereka. Seorang pria lain, yang telah bekerja keras dan mengelola uangnya dengan baik, berkata dengan sedih, “Saya sudah sangat bekerja keras, dan anak-anak saya tak sabar menunggu saya mati!” Namun, Salomo tidak tenggelam dalam rasa frustrasinya. Ia menemukan arti dan kepuasan hidup melalui iman kepada Allah. Ia berkata bahwa kepuasan batin merupakan karunia Allah bagi anak-anak-Nya, yang memungkinkan mereka menikmati hasil jerih payah mereka (ay.24). Allah meng-gantikan rasa frustrasi dengan kepuasan! Semakin banyak kita memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita, semakin banyak “hikmat, pengetahuan, dan kesukaan” yang kita miliki (ay.26). Paulus menyimpulkan- nya sebagai berikut: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6). —HVL

Dunia penuh dengan beragam kebaikanYang memberi kita sukacita dan kesukaan,Namun kepuasan sejati hanya didapatkan

Ketika Kristus kita kasihi dan tinggikan. —Sper

Orang yang merasa puas takkan pernah miskin; orang yang tak merasa puas takkan pernah kaya.

Sepertinya tiap pergantian generasi selalu membawa peningkatan

dalam ukuran kepuasan diri. Dan rasanya, setiap perkembangan teknologi membuat kita memerlukan lebih dan lebih lagi benda untuk memuaskan diri kita. Pada generasi orangtua saya, suatu keluarga biasa hanya memiliki satu mobil. Namun generasi saya bertumbuh dengan mengharapkan setiap anggota keluarga memiliki mobil sendiri. Ketika saya tumbuh dewasa, kami tidak punya komputer. Namun saya mendengar anak muda sekarang mengeluh karena komputer yang dipunya sudah ketinggalan zaman. Namun, ukuran untuk kepuasan sejati tak pernah ketinggalan zaman.

Abad ke-21 memberikan begitu banyak hal yang menakjub-kan bagi dunia kita, tetapi tidak memberikan definisi yang lebih baik tentang kepuasan daripada perkataan Paulus 2000 tahun yang silam: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan . . . Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan . . . Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang mem- beri kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Kunci kepuasan dapat ditemukan di dalam Kristus—bukan dalam penemuan manusia, peralatan yang membawa kemudahan hidup, perangkat teknologi, kekayaan, atau hiburan. Kuncinya ada pada sikap menerima apa yang Allah berikan dan memanfaatkan semuanya itu sebaik mungkin dengan kekuatan dari-Nya. Ini seperti yang dikatakan Maltbie Babcock, penulis yang hidup pada abad ke-19, “Kepuasan . . . berarti menggunakan apa yang kita miliki, sedikit atau banyak, dengan sikap penuh syukur, tekun, dan bermanfaat.” —JDB

Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan,Kedamaian sejati tak pernah bisa kita beli;

Kepuasan yang selama ini kita rindukanAda di dalam Kristus yang berdaulat penuh. —Fitzhugh

Kita menemukan kepuasan di tempat yang sama kita menemukan keselamatan—di dalam Kristus.

UN

744

Yang tak kita ButuHkan

Baca:1 Timotius 6:6-11

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. —1 Timotius 6:8

Hari 2

FruStraSi atau meraSa cukup?Baca:Pengkhotbah 2:17-26

Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku. —Pengkhotbah 2:18

Hari 3

SeDikit atau BanYak

Baca:Filipi 4:4-13

Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. —Filipi 4:11

Hari 4

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Saya ingin m

enjadi pembaca S

antapan Rohani. K

irimkan S

antapan Rohani triw

ulanan secara rutin.(M

ohon tidak mendaftarkan orang lain tanpa persetujuannya.)

Saya ingin m

endapatkan buku-buku yang mem

perlengkapi pertumbuhan im

an.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

Silakan m

engirim form

ulir yang telah diisi lengkap ke kantor RB

C yang terdekat. (D

aftar alamat tercantum

di bagian belakang pamflet.)

Page 5: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan

dan usul Anda di sini.

Jika Anda ingin menerima Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin

atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:

KOMENTAR

BACA ARTIKEL LAIN

Daftar di sini

Page 6: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Sebuah papan di tepi jalan ber-tuliskan demikian: “Aku sudah

muak dengan persaingan. Saingan- nya semakin lama semakin banyak dan gila.” Tidak diragukan lagi, banyak orang memang merasa demikian. Meski ada kemajuan pesat dalam bidang teknologi, tingkat frustrasi manusia tampaknya selalu tinggi atau bahkan semakin tinggi saja. Masalah utamanya ada pada sifat manusia yang tidak pernah berubah. Hampir 3000 tahun yang lalu, Salomo membuat tiga pengamatan tajam tentang persaingan hidup pada zamannya. Pertama, ia mengamati bahwa “manusia bekerja begitu keras, hanya karena iri hati melihat hasil usaha tetangganya,” dan hal

ini berakhir dalam kesia-siaan (Pkh. 4:4 bis). Kedua, mereka yang tersisihkan dari persaingan akan menjadi malas dan tidak produktif. Kemalasan semacam ini adalah tindakan yang bodoh dan merusak diri sendiri (ay.5). Ketiga, Salomo berkata, ada orang yang begitu terobsesi untuk mencari uang sehingga mereka tidak menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini membuat mereka menjalani kehidupan tanpa arti dan tujuan, serta tidak pernah merasa puas dengan semua yang telah mereka hasilkan (ay.8). Ingatlah, “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin” (ay.6). Untuk menghindari ketamakan yang berlebihan atau pelarian yang merusak diri sendiri, tempatkanlah Allah sebagai pusat hidup Anda dan bersyukurlah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada Anda. Demikianlah caranya supaya Anda menang dalam persaingan hidup ini. —HVL

Tuhan, tolong aku agar tak mengarahkan hatikuPada hal-hal sementara yang akan berlalu;Ajarku merasa puas dengan yang kumiliki,

Dan selalu bersyukur kepada-Mu setiap hari. —Sper

Orang kaya adalah orang yang merasa puas dengan apa yang telah dimilikinya.

perSaingan HiDup

Baca:Pengkhotbah 4:1-8

Untuk siapa aku berlelah-lelah . . . ? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. —Pengkhotbah 4:8

Hari 1 Pada abad kelima, seorang pria bernama Arsenius bertekad untuk

menjalani hidup yang kudus. Jadi ia meninggalkan kenyamanan di antara masyarakat Mesir untuk menjalani gaya hidup yang papa di tengah padang gurun. Meski demikian, kapan pun ia berkesempatan mengunjungi kota besar Alexandria, ia mengguna-kan waktunya untuk menyusuri pasar-pasar di kota itu. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita memandangi semua hal yang tidak lagi dibutuhkannya. Kita yang tinggal di tengah dunia yang dibanjiri dengan beragam barang dan perangkat perlu merenungkan teladan dari si pengembara gurun

tersebut. Pada tahun 1976, suatu supermarket biasanya menjual sebanyak 9.000 jenis barang; di masa sekarang, jumlah itu meningkat hingga 50.000 jenis barang. Berapa banyak dari barang-barang itu yang benar-benar kita butuhkan? Dan berapa banyak yang tidak berguna? Sulit bagi kita untuk berkata jujur seperti Rasul Paulus yang berkata, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Dalam pergumulan kita yang terus-menerus melawan jebakan materialisme di tengah dunia ini, marilah kita mengikuti teladan Arsenius. Ketika kita berjalan menyusuri pasar dan pusat perbelanjaan, kita juga bisa bersukacita memandangi semua barang yang tidak kita butuhkan. Namun itu hanyalah langkah pertama. Langkah selanjut- nya adalah bersikap lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih bermurah hati dalam memberi, dan lebih rela mengorbankan harta benda yang telah diberikan Allah kepada kita. —VCG

Tatkala kita mengumpulkan semakin banyak barang,Terkadang kita mengeluh karena merasa kurang;Namun mari bersyukur atas yang Allah berikan—

Dengan makanan dan pakaian yang membuat kita puas. —Fitzhugh

Kepuasan dialami bukan karena limpahnya kekayaan, tetapi dari sedikitnya keinginan kita.

Raja Salomo telah dengan tekun memperhatikan dan bekerja

keras untuk memperoleh tujuan duniawi yang layak untuk dikejar. Lalu ia menyadari, bahwa setelah kematiannya, seluruh kekayaan-nya akan jatuh kepada orang-orang yang tidak pernah bekerja untuk mendapatkannya, bahkan mereka mungkin akan menyalahgunakan- nya. Hal ini membuatnya menyesal karena hari-hari kerjanya diwarnai kesusahan dan kesedihan, bahkan pada malam hari pun pikirannya tidak tenteram (Pkh. 2:23). Bukan hanya Salomo yang merasakan hal ini. Seorang pengacara sukses mengatakan kepada saya bahwa ia sering bertanya-tanya mengapa ia

bekerja begitu keras. Ia berkata bahwa anak-anaknya telah menyalahgunakan uangnya dan mengacaukan hidup mereka sendiri. Ia tahu bahwa mereka mungkin akan menyia-nyia- kan semua yang kelak ia tinggalkan bagi mereka. Seorang pria lain, yang telah bekerja keras dan mengelola uangnya dengan baik, berkata dengan sedih, “Saya sudah sangat bekerja keras, dan anak-anak saya tak sabar menunggu saya mati!” Namun, Salomo tidak tenggelam dalam rasa frustrasinya. Ia menemukan arti dan kepuasan hidup melalui iman kepada Allah. Ia berkata bahwa kepuasan batin merupakan karunia Allah bagi anak-anak-Nya, yang memungkinkan mereka menikmati hasil jerih payah mereka (ay.24). Allah meng-gantikan rasa frustrasi dengan kepuasan! Semakin banyak kita memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita, semakin banyak “hikmat, pengetahuan, dan kesukaan” yang kita miliki (ay.26). Paulus menyimpulkan- nya sebagai berikut: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6). —HVL

Dunia penuh dengan beragam kebaikanYang memberi kita sukacita dan kesukaan,Namun kepuasan sejati hanya didapatkan

Ketika Kristus kita kasihi dan tinggikan. —Sper

Orang yang merasa puas takkan pernah miskin; orang yang tak merasa puas takkan pernah kaya.

Sepertinya tiap pergantian generasi selalu membawa peningkatan

dalam ukuran kepuasan diri. Dan rasanya, setiap perkembangan teknologi membuat kita memerlukan lebih dan lebih lagi benda untuk memuaskan diri kita. Pada generasi orangtua saya, suatu keluarga biasa hanya memiliki satu mobil. Namun generasi saya bertumbuh dengan mengharapkan setiap anggota keluarga memiliki mobil sendiri. Ketika saya tumbuh dewasa, kami tidak punya komputer. Namun saya mendengar anak muda sekarang mengeluh karena komputer yang dipunya sudah ketinggalan zaman. Namun, ukuran untuk kepuasan sejati tak pernah ketinggalan zaman.

Abad ke-21 memberikan begitu banyak hal yang menakjub-kan bagi dunia kita, tetapi tidak memberikan definisi yang lebih baik tentang kepuasan daripada perkataan Paulus 2000 tahun yang silam: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan . . . Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan . . . Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang mem- beri kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Kunci kepuasan dapat ditemukan di dalam Kristus—bukan dalam penemuan manusia, peralatan yang membawa kemudahan hidup, perangkat teknologi, kekayaan, atau hiburan. Kuncinya ada pada sikap menerima apa yang Allah berikan dan memanfaatkan semuanya itu sebaik mungkin dengan kekuatan dari-Nya. Ini seperti yang dikatakan Maltbie Babcock, penulis yang hidup pada abad ke-19, “Kepuasan . . . berarti menggunakan apa yang kita miliki, sedikit atau banyak, dengan sikap penuh syukur, tekun, dan bermanfaat.” —JDB

Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan,Kedamaian sejati tak pernah bisa kita beli;

Kepuasan yang selama ini kita rindukanAda di dalam Kristus yang berdaulat penuh. —Fitzhugh

Kita menemukan kepuasan di tempat yang sama kita menemukan keselamatan—di dalam Kristus.

UN

744

Yang tak kita ButuHkan

Baca:1 Timotius 6:6-11

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. —1 Timotius 6:8

Hari 2

FruStraSi atau meraSa cukup?Baca:Pengkhotbah 2:17-26

Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku. —Pengkhotbah 2:18

Hari 3

SeDikit atau BanYak

Baca:Filipi 4:4-13

Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. —Filipi 4:11

Hari 4

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Saya ingin m

enjadi pembaca S

antapan Rohani. K

irimkan S

antapan Rohani triw

ulanan secara rutin.(M

ohon tidak mendaftarkan orang lain tanpa persetujuannya.)

Saya ingin m

endapatkan buku-buku yang mem

perlengkapi pertumbuhan im

an.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

Silakan m

engirim form

ulir yang telah diisi lengkap ke kantor RB

C yang terdekat. (D

aftar alamat tercantum

di bagian belakang pamflet.)

Page 7: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Sebuah papan di tepi jalan ber-tuliskan demikian: “Aku sudah

muak dengan persaingan. Saingan- nya semakin lama semakin banyak dan gila.” Tidak diragukan lagi, banyak orang memang merasa demikian. Meski ada kemajuan pesat dalam bidang teknologi, tingkat frustrasi manusia tampaknya selalu tinggi atau bahkan semakin tinggi saja. Masalah utamanya ada pada sifat manusia yang tidak pernah berubah. Hampir 3000 tahun yang lalu, Salomo membuat tiga pengamatan tajam tentang persaingan hidup pada zamannya. Pertama, ia mengamati bahwa “manusia bekerja begitu keras, hanya karena iri hati melihat hasil usaha tetangganya,” dan hal

ini berakhir dalam kesia-siaan (Pkh. 4:4 bis). Kedua, mereka yang tersisihkan dari persaingan akan menjadi malas dan tidak produktif. Kemalasan semacam ini adalah tindakan yang bodoh dan merusak diri sendiri (ay.5). Ketiga, Salomo berkata, ada orang yang begitu terobsesi untuk mencari uang sehingga mereka tidak menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini membuat mereka menjalani kehidupan tanpa arti dan tujuan, serta tidak pernah merasa puas dengan semua yang telah mereka hasilkan (ay.8). Ingatlah, “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin” (ay.6). Untuk menghindari ketamakan yang berlebihan atau pelarian yang merusak diri sendiri, tempatkanlah Allah sebagai pusat hidup Anda dan bersyukurlah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada Anda. Demikianlah caranya supaya Anda menang dalam persaingan hidup ini. —HVL

Tuhan, tolong aku agar tak mengarahkan hatikuPada hal-hal sementara yang akan berlalu;Ajarku merasa puas dengan yang kumiliki,

Dan selalu bersyukur kepada-Mu setiap hari. —Sper

Orang kaya adalah orang yang merasa puas dengan apa yang telah dimilikinya.

perSaingan HiDup

Baca:Pengkhotbah 4:1-8

Untuk siapa aku berlelah-lelah . . . ? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. —Pengkhotbah 4:8

Hari 1 Pada abad kelima, seorang pria bernama Arsenius bertekad untuk

menjalani hidup yang kudus. Jadi ia meninggalkan kenyamanan di antara masyarakat Mesir untuk menjalani gaya hidup yang papa di tengah padang gurun. Meski demikian, kapan pun ia berkesempatan mengunjungi kota besar Alexandria, ia mengguna-kan waktunya untuk menyusuri pasar-pasar di kota itu. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita memandangi semua hal yang tidak lagi dibutuhkannya. Kita yang tinggal di tengah dunia yang dibanjiri dengan beragam barang dan perangkat perlu merenungkan teladan dari si pengembara gurun

tersebut. Pada tahun 1976, suatu supermarket biasanya menjual sebanyak 9.000 jenis barang; di masa sekarang, jumlah itu meningkat hingga 50.000 jenis barang. Berapa banyak dari barang-barang itu yang benar-benar kita butuhkan? Dan berapa banyak yang tidak berguna? Sulit bagi kita untuk berkata jujur seperti Rasul Paulus yang berkata, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Dalam pergumulan kita yang terus-menerus melawan jebakan materialisme di tengah dunia ini, marilah kita mengikuti teladan Arsenius. Ketika kita berjalan menyusuri pasar dan pusat perbelanjaan, kita juga bisa bersukacita memandangi semua barang yang tidak kita butuhkan. Namun itu hanyalah langkah pertama. Langkah selanjut- nya adalah bersikap lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih bermurah hati dalam memberi, dan lebih rela mengorbankan harta benda yang telah diberikan Allah kepada kita. —VCG

Tatkala kita mengumpulkan semakin banyak barang,Terkadang kita mengeluh karena merasa kurang;Namun mari bersyukur atas yang Allah berikan—

Dengan makanan dan pakaian yang membuat kita puas. —Fitzhugh

Kepuasan dialami bukan karena limpahnya kekayaan, tetapi dari sedikitnya keinginan kita.

Raja Salomo telah dengan tekun memperhatikan dan bekerja

keras untuk memperoleh tujuan duniawi yang layak untuk dikejar. Lalu ia menyadari, bahwa setelah kematiannya, seluruh kekayaan-nya akan jatuh kepada orang-orang yang tidak pernah bekerja untuk mendapatkannya, bahkan mereka mungkin akan menyalahgunakan- nya. Hal ini membuatnya menyesal karena hari-hari kerjanya diwarnai kesusahan dan kesedihan, bahkan pada malam hari pun pikirannya tidak tenteram (Pkh. 2:23). Bukan hanya Salomo yang merasakan hal ini. Seorang pengacara sukses mengatakan kepada saya bahwa ia sering bertanya-tanya mengapa ia

bekerja begitu keras. Ia berkata bahwa anak-anaknya telah menyalahgunakan uangnya dan mengacaukan hidup mereka sendiri. Ia tahu bahwa mereka mungkin akan menyia-nyia- kan semua yang kelak ia tinggalkan bagi mereka. Seorang pria lain, yang telah bekerja keras dan mengelola uangnya dengan baik, berkata dengan sedih, “Saya sudah sangat bekerja keras, dan anak-anak saya tak sabar menunggu saya mati!” Namun, Salomo tidak tenggelam dalam rasa frustrasinya. Ia menemukan arti dan kepuasan hidup melalui iman kepada Allah. Ia berkata bahwa kepuasan batin merupakan karunia Allah bagi anak-anak-Nya, yang memungkinkan mereka menikmati hasil jerih payah mereka (ay.24). Allah meng-gantikan rasa frustrasi dengan kepuasan! Semakin banyak kita memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita, semakin banyak “hikmat, pengetahuan, dan kesukaan” yang kita miliki (ay.26). Paulus menyimpulkan- nya sebagai berikut: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6). —HVL

Dunia penuh dengan beragam kebaikanYang memberi kita sukacita dan kesukaan,Namun kepuasan sejati hanya didapatkan

Ketika Kristus kita kasihi dan tinggikan. —Sper

Orang yang merasa puas takkan pernah miskin; orang yang tak merasa puas takkan pernah kaya.

Sepertinya tiap pergantian generasi selalu membawa peningkatan

dalam ukuran kepuasan diri. Dan rasanya, setiap perkembangan teknologi membuat kita memerlukan lebih dan lebih lagi benda untuk memuaskan diri kita. Pada generasi orangtua saya, suatu keluarga biasa hanya memiliki satu mobil. Namun generasi saya bertumbuh dengan mengharapkan setiap anggota keluarga memiliki mobil sendiri. Ketika saya tumbuh dewasa, kami tidak punya komputer. Namun saya mendengar anak muda sekarang mengeluh karena komputer yang dipunya sudah ketinggalan zaman. Namun, ukuran untuk kepuasan sejati tak pernah ketinggalan zaman.

Abad ke-21 memberikan begitu banyak hal yang menakjub-kan bagi dunia kita, tetapi tidak memberikan definisi yang lebih baik tentang kepuasan daripada perkataan Paulus 2000 tahun yang silam: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan . . . Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan . . . Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang mem- beri kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Kunci kepuasan dapat ditemukan di dalam Kristus—bukan dalam penemuan manusia, peralatan yang membawa kemudahan hidup, perangkat teknologi, kekayaan, atau hiburan. Kuncinya ada pada sikap menerima apa yang Allah berikan dan memanfaatkan semuanya itu sebaik mungkin dengan kekuatan dari-Nya. Ini seperti yang dikatakan Maltbie Babcock, penulis yang hidup pada abad ke-19, “Kepuasan . . . berarti menggunakan apa yang kita miliki, sedikit atau banyak, dengan sikap penuh syukur, tekun, dan bermanfaat.” —JDB

Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan,Kedamaian sejati tak pernah bisa kita beli;

Kepuasan yang selama ini kita rindukanAda di dalam Kristus yang berdaulat penuh. —Fitzhugh

Kita menemukan kepuasan di tempat yang sama kita menemukan keselamatan—di dalam Kristus.

UN

744

Yang tak kita ButuHkan

Baca:1 Timotius 6:6-11

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. —1 Timotius 6:8

Hari 2

FruStraSi atau meraSa cukup?Baca:Pengkhotbah 2:17-26

Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku. —Pengkhotbah 2:18

Hari 3

SeDikit atau BanYak

Baca:Filipi 4:4-13

Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. —Filipi 4:11

Hari 4

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Saya ingin m

enjadi pembaca S

antapan Rohani. K

irimkan S

antapan Rohani triw

ulanan secara rutin.(M

ohon tidak mendaftarkan orang lain tanpa persetujuannya.)

Saya ingin m

endapatkan buku-buku yang mem

perlengkapi pertumbuhan im

an.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

Silakan m

engirim form

ulir yang telah diisi lengkap ke kantor RB

C yang terdekat. (D

aftar alamat tercantum

di bagian belakang pamflet.)

Page 8: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

RBC Ministries Australia LimitedPO Box 15, Kilsyth VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, Fax: (+61-3) 8080-3235, [email protected]

RBC Ministries Limited (Hong Kong)PO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

RBC IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

RBC Ministries Japan PO Box 46, Ikoma Nara-Ken, 630-0291 JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

RBC Resource Centre BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

RBC Ministries New ZealandPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, Fax: (+64-9) 444-4156, [email protected]

RBC Ministries FoundationPO Box 68-325, Taipei 104, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2541-7911, Fax: (+886-2) 2523-9184, [email protected]

RBC Ministries Thailand PO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-51667, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

RBC Ministries Asia LimitedMacPherson Road Post Office, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Seorang penyair pernah menuliskan:

Dari sananya, manusia itu degilSaat panas, ia ingin dingin.Saat dingin, ia ingin panas.

Selalu mau apa yang sebaliknya.

Sungguh suatu pengamatan yang cermat tentang sifat manusia! Mengapa kita tak pernah puas dengan apa yang kita miliki? Banyak orang meyakini kalau saja mereka punya lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang, mereka akan puas. Namun kita segera menyadari, sebanyak apa pun yang kita kumpulkan, kita tak pernah merasa cukup. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Akibatnya, setiap kali kita berhasil meraih apa yang kita inginkan, kita justru merasa semakin frustrasi, tidak puas, kecewa, dan tidak bahagia. Kita bertanya, “Bagaimana saya dapat menemukan kepuasan sejati? Apa yang bisa memuaskan hidup saya? Apakah kepuasan mungkin diraih?” Kami percaya kepuasan sejati mungkin untuk diraih. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kunci untuk mengalami kepuasan dalam hidup. Jika Anda menikmati bacaan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para pembaca dan sahabat kami.

© 2012 RBC Ministries. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.Kutipan ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia © LAI 2003.

KepuasanKitab Ibrani memberi suatu pesan yang terdengar janggal bagi

manusia yang hidup dengan nilai-nilai abad ke-21 ini. “Janganlah kamu menjadi hamba uang,” desak sang penulis, dan “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu” (13:5). Ia tidak mengatakan bahwa memiliki uang itu dosa, tetapi hal itu dapat menimbulkan masalah. Dunia ini telah terbuai mitos yang menyatakan bahwa kekayaan selalu membawa pada kepuasan, bahwa keduanya seolah-olah sebanding. Namun, banyak orang kaya yang memiliki simpanan besar di bank ternyata tidak merasa puas. Mereka selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukan itu saja, mereka juga takut

kehilangan apa yang telah mereka miliki. “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Nah, apa yang ada pada Anda? Apakah Anda langsung teringat pada rekening bank atau nilai saham Anda? Jika ya, berarti Anda salah paham. Penulis kitab Ibrani berkata, jika Anda hidup dalam iman kepada Tuhan yang kekal, Anda memiliki Dia. Dia telah berjanji, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (13:5). Anda memiliki Dia, sebab itu dengan yakin Anda dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (ay.6). Jika Anda memiliki segala sesuatu kecuali Tuhan, sesungguhnya yang Anda miliki itu tidak berarti banyak. Namun, jika Anda menikmati kehadiran Allah walaupun tidak mempunyai banyak harta, Anda dapat merasa puas. Lebih baik memiliki jiwa yang puas daripada dompet yang tebal. —HWR

Ia meraih semua yang diberi dunia kepadanya,Ia telah mencapai setiap sasaran yang ia tuju;Tetapi sayang, hidupnya itu sebuah kegagalan,

Karena ia telah melupakan nasib jiwanya. —Denison

Kekayaan terbesar kita adalah kekayaan yang kita miliki di dalam Kristus.

Apakah Anda pernah merasa sangat haus? Bertahun-tahun

yang lalu, saya mengunjungi Kathy, saudara perempuan saya, di Mali, Afrika Barat. Pada suatu sore ketika sedang menikmati pemandangan, temperatur udara meningkat jauh melebihi 37ºC. Karena merasa sangat kepanasan, saya berkata kepada Kathy, “Aku butuh minum.” Ketika Kathy menjawab bahwa ia lupa membawa persediaan air minum, saya mulai merasa putus asa. Semakin jauh kami berkendara, semakin saya membayangkan apa jadinya kalau saya mati kehausan. Akhirnya, Kathy berkata, “Aku tahu ke mana kita bisa minum,” sambil melaju menuju gerbang

sebuah kedutaan besar. Di gedung kedutaan itu, saya menyaksikan pemandangan yang paling indah—sebuah pendingin air minum! Segera saja saya meraih gelas kertas dan mengisinya berulang-ulang. Tubuh saya telah terlalu lama menderita dan sekarang membutuhkan banyak cairan untuk mengatasi pengaruh dehidrasi. Pemazmur membandingkan kehausan fisik dengan kehausan secara rohani: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kehausan pemazmur adalah kerinduan yang mendalam akan Allah—satu-satunya “Allah yang hidup” (ay.3). Apakah Anda rindu pada apa yang tidak dapat diberikan dunia? Ketidakpuasan yang Anda alami ini adalah kehausan jiwa Anda akan Allah. Datanglah kepada satu-satunya Pribadi yang dapat memuaskan rasa dahaga itu. “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK

Jika kita berserah kepada KristusDan tetap melangkah di jalan-Nya,

Dia akan memberi kita kepuasan hidupDengan tujuan pasti setiap hari. —Sper

Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! —Yesus (Yoh. 7:37) Cukup itu Puas

Jiwa Dan Dompet

Baca:Ibrani 13:5-6

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. —Ibrani 13:5

Hari 5

Sangat HauS

Baca:Mazmur 42

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2

Hari 6

Kepuasan

UN744

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan RBC Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat pengajaran Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

Page 9: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

RBC Ministries Australia LimitedPO Box 15, Kilsyth VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, Fax: (+61-3) 8080-3235, [email protected]

RBC Ministries Limited (Hong Kong)PO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

RBC IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

RBC Ministries Japan PO Box 46, Ikoma Nara-Ken, 630-0291 JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

RBC Resource Centre BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

RBC Ministries New ZealandPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, Fax: (+64-9) 444-4156, [email protected]

RBC Ministries FoundationPO Box 68-325, Taipei 104, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2541-7911, Fax: (+886-2) 2523-9184, [email protected]

RBC Ministries Thailand PO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-51667, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

RBC Ministries Asia LimitedMacPherson Road Post Office, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Seorang penyair pernah menuliskan:

Dari sananya, manusia itu degilSaat panas, ia ingin dingin.Saat dingin, ia ingin panas.

Selalu mau apa yang sebaliknya.

Sungguh suatu pengamatan yang cermat tentang sifat manusia! Mengapa kita tak pernah puas dengan apa yang kita miliki? Banyak orang meyakini kalau saja mereka punya lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang, mereka akan puas. Namun kita segera menyadari, sebanyak apa pun yang kita kumpulkan, kita tak pernah merasa cukup. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Akibatnya, setiap kali kita berhasil meraih apa yang kita inginkan, kita justru merasa semakin frustrasi, tidak puas, kecewa, dan tidak bahagia. Kita bertanya, “Bagaimana saya dapat menemukan kepuasan sejati? Apa yang bisa memuaskan hidup saya? Apakah kepuasan mungkin diraih?” Kami percaya kepuasan sejati mungkin untuk diraih. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kunci untuk mengalami kepuasan dalam hidup. Jika Anda menikmati bacaan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para pembaca dan sahabat kami.

© 2012 RBC Ministries. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.Kutipan ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia © LAI 2003.

KepuasanKitab Ibrani memberi suatu pesan yang terdengar janggal bagi

manusia yang hidup dengan nilai-nilai abad ke-21 ini. “Janganlah kamu menjadi hamba uang,” desak sang penulis, dan “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu” (13:5). Ia tidak mengatakan bahwa memiliki uang itu dosa, tetapi hal itu dapat menimbulkan masalah. Dunia ini telah terbuai mitos yang menyatakan bahwa kekayaan selalu membawa pada kepuasan, bahwa keduanya seolah-olah sebanding. Namun, banyak orang kaya yang memiliki simpanan besar di bank ternyata tidak merasa puas. Mereka selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukan itu saja, mereka juga takut

kehilangan apa yang telah mereka miliki. “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Nah, apa yang ada pada Anda? Apakah Anda langsung teringat pada rekening bank atau nilai saham Anda? Jika ya, berarti Anda salah paham. Penulis kitab Ibrani berkata, jika Anda hidup dalam iman kepada Tuhan yang kekal, Anda memiliki Dia. Dia telah berjanji, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (13:5). Anda memiliki Dia, sebab itu dengan yakin Anda dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (ay.6). Jika Anda memiliki segala sesuatu kecuali Tuhan, sesungguhnya yang Anda miliki itu tidak berarti banyak. Namun, jika Anda menikmati kehadiran Allah walaupun tidak mempunyai banyak harta, Anda dapat merasa puas. Lebih baik memiliki jiwa yang puas daripada dompet yang tebal. —HWR

Ia meraih semua yang diberi dunia kepadanya,Ia telah mencapai setiap sasaran yang ia tuju;Tetapi sayang, hidupnya itu sebuah kegagalan,

Karena ia telah melupakan nasib jiwanya. —Denison

Kekayaan terbesar kita adalah kekayaan yang kita miliki di dalam Kristus.

Apakah Anda pernah merasa sangat haus? Bertahun-tahun

yang lalu, saya mengunjungi Kathy, saudara perempuan saya, di Mali, Afrika Barat. Pada suatu sore ketika sedang menikmati pemandangan, temperatur udara meningkat jauh melebihi 37ºC. Karena merasa sangat kepanasan, saya berkata kepada Kathy, “Aku butuh minum.” Ketika Kathy menjawab bahwa ia lupa membawa persediaan air minum, saya mulai merasa putus asa. Semakin jauh kami berkendara, semakin saya membayangkan apa jadinya kalau saya mati kehausan. Akhirnya, Kathy berkata, “Aku tahu ke mana kita bisa minum,” sambil melaju menuju gerbang

sebuah kedutaan besar. Di gedung kedutaan itu, saya menyaksikan pemandangan yang paling indah—sebuah pendingin air minum! Segera saja saya meraih gelas kertas dan mengisinya berulang-ulang. Tubuh saya telah terlalu lama menderita dan sekarang membutuhkan banyak cairan untuk mengatasi pengaruh dehidrasi. Pemazmur membandingkan kehausan fisik dengan kehausan secara rohani: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kehausan pemazmur adalah kerinduan yang mendalam akan Allah—satu-satunya “Allah yang hidup” (ay.3). Apakah Anda rindu pada apa yang tidak dapat diberikan dunia? Ketidakpuasan yang Anda alami ini adalah kehausan jiwa Anda akan Allah. Datanglah kepada satu-satunya Pribadi yang dapat memuaskan rasa dahaga itu. “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK

Jika kita berserah kepada KristusDan tetap melangkah di jalan-Nya,

Dia akan memberi kita kepuasan hidupDengan tujuan pasti setiap hari. —Sper

Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! —Yesus (Yoh. 7:37) Cukup itu Puas

Jiwa Dan Dompet

Baca:Ibrani 13:5-6

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. —Ibrani 13:5

Hari 5

Sangat HauS

Baca:Mazmur 42

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2

Hari 6

Kepuasan

UN744

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan RBC Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat pengajaran Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

Page 10: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Takkan Pernah Sendiri“Sendirian” merupakan salah satu kata yang paling memilukan tentang keberadaan seseorang. Kesendirian dapat melanda siapa saja tanpa membedakan usia, ras, kebangsaan, status sosial, atau kecerdasan seseorang. Dengan lebih dari 7 miliar orang mendiami muka bumi ini, dunia kita adalah tempat yang sangat ramai; tetapi masih saja kita sering merasa sendirian, dan begitu kesepian. Bahkan sebelum dosa memasuki dunia, Sang Pencipta pernah menyatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berelasi dan memberi kita suatu kapasitas dan kebutuhan yang besar akan pertemanan dan kebersamaan. Pernahkah Anda merasa sendirian, benar-benar sendirian? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Ada satu Sahabat—Sahabat terbaik—yang tidak akan pernah membiarkan Anda atau meninggalkan Anda. Artikel-artikel pilihan dari renungan Santapan Rohani berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang Sahabat sejati itu. Jika Anda menikmati renungan ini dan ingin menerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel. Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun.

EDITOR: Dwiyanto, Natalia EndahDESAIN & PENATA LETAK: Andy LiawFOTO: Shutterstock.comKutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974.

© 2018 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.Dicetak di Indonesia.

Indonesian ‘Never Alone’

Takkan Pernah Sendiri

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benar sendirian? Banyak orang bisa menjawab ya karena mereka mengalaminya dalam hidup sehari-hari.

Maksud saya bukanlah orang-orang yang tinggal di pondok terpencil di atas gunung dan jauh dari peradaban, melainkan tentang mereka yang merasa sendirian di tengah keramaian suatu pusat perbelanjaan atau di dalam gereja yang penuh dengan jemaat. Yang saya maksud ialah orang yang tidak bisa menemukan seorang pun sebagai teman bergaulnya. Mungkin mereka masih baru di lingkungannya. Mungkin mereka baru saja kehilangan pasangan hidup mereka. Bisa saja mereka merasa sendirian karena menganggap dirinya berbeda, aneh, dan tidak bisa menjalin hubungan yang normal dengan orang lain. Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benar sendirian? Jika pernah, ada kabar baik untuk Anda. Apabila Anda telah mengundang Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup Anda secara pribadi, Anda takkan pernah sendirian. Dia selalu hadir dalam hidup Anda. Dia berjanji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (MATIUS 28:20). Bahkan Allah Bapa pun berjanji: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (IBRANI 13:5). Seperti pemazmur, sadarilah bahwa Anda tidak dapat pergi ke mana pun tanpa penyertaan Allah (MAZMUR 139:7). Kita semua memang membutuhkan teman yang tampak secara fisik, tetapi kita tidak boleh mengabaikan kehadiran Tuhan yang nyata. Kita dapat meyakini kebenaran itu. Bersama-Nya, kita takkan pernah sendiri. DAVE BRANON

Hari ke-6

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Mazmur 139:7

Kehadiran Allah merupakan salah satu anugerah-Nya bagi kita.

BACAAN HARI INIMazmur 139:1-12

Takkan Pernah Sendiri

Temukan kasih yang tak pernah meninggalkan Anda

WR534

Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang Yesus, apa yang telah disediakan-Nya untuk Anda, dan bagaimana Anda dapat

mengenal-Nya?

Tersedia buklet berjudul Kisah tentang Pengharapan, yang dapat lebih jauh

memperkenalkan tentang Yesus kepada Anda. Buklet ini dapat Anda peroleh

tanpa dikenakan biaya. Silakan menghubungi kami untuk mendapatkannya atau memindai QR-code ini

dengan ponsel Anda untuk membaca materinya secara online.

Anda juga dapat mengakses santapanrohani.org

untuk melihat materi cetak maupun materi digital yang kami terbitkan.

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung lewat

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Page 11: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus

Takkan Pernah Sendiri“Sendirian” merupakan salah satu kata yang paling memilukan tentang keberadaan seseorang. Kesendirian dapat melanda siapa saja tanpa membedakan usia, ras,kebangsaan, status sosial, atau kecerdasan seseorang.Dengan lebih dari 7 miliar orang mendiami muka bumi ini, dunia kita adalah tempat yang sangat ramai; tetapi masih saja kita sering merasa sendirian, dan begitu kesepian.

Bahkan sebelum dosa memasuki dunia, Sang Pencipta pernah menyatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berelasi dan memberi kita suatu kapasitas dan kebutuhan yang besar akan pertemanan dankebersamaan.

Pernahkah Anda merasa sendirian, benar-benarsendirian? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Adasatu Sahabat—Sahabat terbaik—yang tidak akan pernahmembiarkan Anda atau meninggalkan Anda. Artikel-artikel pilihan dari renungan Santapan Rohani berikutakan menjelaskan lebih lanjut tentang Sahabat sejati itu.

Jika Anda menikmati renungan ini dan inginmenerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel.Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yangkami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun.

EDITOR: Dwiyanto, Natalia EndahDESAIN & PENATA LETAK: Andy LiawFOTO: Shutterstock.comKutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974.

© 2018 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.Dicetak di Indonesia.

Indonesian ‘Never Alone’

Takkan Pernah Sendiri

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benarsendirian? Banyak orang bisa menjawab ya karena mereka mengalaminya dalam hidup sehari-hari.

Maksud saya bukanlah orang-orang yang tinggal dipondok terpencil di atas gunung dan jauh dari peradaban,melainkan tentang mereka yang merasa sendirian di tengah keramaian suatu pusatperbelanjaan atau di dalam gereja yang penuh dengan jemaat.

Yang saya maksud ialah orang yang tidak bisa menemukanseorang pun sebagai temanbergaulnya. Mungkin merekamasih baru di lingkungannya.Mungkin mereka baru sajakehilangan pasangan hidupmereka. Bisa saja mereka merasa sendirian karena menganggap dirinya berbeda, aneh,dan tidak bisa menjalin hubungan yang normal dengan orang lain.

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benarsendirian? Jika pernah, ada kabar baik untuk Anda.Apabila Anda telah mengundang Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup Anda secara pribadi, Anda takkan pernah sendirian. Dia selalu hadir dalam hidup Anda. Dia berjanji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (MATIUS 28:20). BahkanAllah Bapa pun berjanji: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akanmeninggalkan engkau” (IBRANI 13:5). Seperti pemazmur,sadarilah bahwa Anda tidak dapat pergi ke mana pun tanpa penyertaan Allah (MAZMUR 139:7).

Kita semua memang membutuhkan teman yang tampaksecara fisik, tetapi kita tidak boleh mengabaikan kehadiranTuhan yang nyata. Kita dapat meyakini kebenaran itu.Bersama-Nya, kita takkan pernah sendiri. DAVE BRANON

Hari ke-6

Ke mana akudapat pergimenjauhi roh-Mu,ke mana akudapat lari darihadapan-Mu?Mazmur 139:7

Kehadiran Allah merupakan salah satu anugerah-Nya bagi kita.

BACAAN HARI INIMazmur 139:1-12

Takkan PernahSendiri

Temukan kasih yang tak pernahmeninggalkan Anda

Apakah Anda ingin tahu lebih banyaktentang Yesus, apa yang telahdisediakan-Nya untuk Anda,dan bagaimana Anda dapat

mengenal-Nya?

Tersedia buklet berjudul Kisah tentangPengharapan, yang dapat lebih jauh

memperkenalkan tentang Yesus kepadaAnda. Buklet ini dapat Anda peroleh

tanpa dikenakan biaya. Silakan menghubungi kamiuntuk mendapatkannya atau memindai QR-code ini

dengan ponsel Anda untuk membaca materinyasecara online.

Anda juga dapat mengaksessantapanrohani.org

untuk melihat materi cetak maupunmateri digital yang kami terbitkan.

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung lewat

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975,[email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya.Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975,[email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renunganSantapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya.Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

ourdailybread.org/locations/

Page 12: Seorang penyair pernah menuliskan: auS H angat S …Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan- Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK Jika kita berserah kepada Kristus