review paper 18: pembangunan sistem informsi spasial 3d untuk pendaftaran ruang bawah tanah

2
Review Paper 18 PEMBANGUNAN SISTEM INFORMSI SPASIAL 3D UNTUK PENDAFTARAN RUANG BAWAH TANAH Ihsan Rivano, Indonesia 1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian a. Latar Belakang Pembangunan di kota-kota besar secara grafik menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Karena luas tanah di wilayah perkotaan sangat terbatas, pembangunan diarahkan secara vertikal ke atas atau ke bawah. Ruang bawah tanah merupakan salah satu bentuk pembangunan vertikal ke bawah. Di Indonesia sistem kadaster masih merujuk ke kadaster dua dimensi (2D), sehingga untuk ruang bawah tanah pendekatan kadaster harus merujuk kepada kadaster tiga dimensi (3D). Sistem informasi sangat membantu dalam mengolah, menyimpan, dan memvisualisasikan data pertanahan. Oleh karena itu, perlu dibentuk suatu sistem informasi yang dapat menyajikan informasi mengenai ruang bawah tanah dalam hal kepemilikan, penggunaan, lokasi, dan visualisasi ruang bawah tanah secara 3 dimensi. b. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu sistem informasi spasial 3D sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap atas obyek ruang bawah tanah. 2. Metode a. Subjek Penelitian Mal Blok M, Jakarta Selatan yang di bagian atasnya merupakan terminal Bus dan bagian bawahnya Mal Blok M. b. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data fisik, data yuridis, data koordinat lapangan, dan data koordinat Google Earth. Data fisik di georeference ke koordinat TM3° dengan menggunakan data koordinat lapangan. Data yuridis untuk pembuatan model konseptual sebagai basis data. Dihitung RMSE ( Root Mean Square Error) untuk mencari besar kesalahan posisi wilayah penelitian dan ΔD (selisih jarak) untuk menentukan skala peta. Luas dan volume setelah proses georeference dibandingkan dengan data awal untuk mendapatkan selisih luas (Δ Luas) dan selisih volume (Δ Volume). Nilai RMSE, ΔD, Δ luas, dan Δ volume dianalisa dengan ketelitian skala peta pendaftaran. c. Alat Pengumpul Data AutoCad, GPS, Microsoft Access. d. Analisis Data yang Digunakan Menganalisa data spasial seperti visualisasi, kesalahan posisi titik kontrol citra dengan menghitung RMSE (Root Mean Square Error), ΔD titik sekutu berdasarkan skala peta yang digunakan. Analisis luas dan volume dengan menggunakan ketelitian skala peta pendaftaran. 3. Hasil dan Pembahasan a. Analisis Visualisasi 3D Tampilan 2D Tampilan 3D Sistem koordinat 3D yang digunakan dalam bentuk T,U,Z dengan T,U merupakan koordinat posisi horizontal dan Z koordinat posisi vertikal. Nilai koordinat Z dalam

Upload: muhammad-irsyadi-firdaus

Post on 23-Jan-2017

189 views

Category:

Engineering


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Paper 18: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMSI SPASIAL 3D UNTUK PENDAFTARAN RUANG BAWAH TANAH

Review Paper 18

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMSI SPASIAL 3D UNTUK PENDAFTARAN RUANGBAWAH TANAH

Ihsan Rivano, Indonesia1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

a. Latar BelakangPembangunan di kota-kota besar secara grafik menunjukkan peningkatan yang cukupbesar. Karena luas tanah di wilayah perkotaan sangat terbatas, pembangunan diarahkansecara vertikal ke atas atau ke bawah. Ruang bawah tanah merupakan salah satu bentukpembangunan vertikal ke bawah. Di Indonesia sistem kadaster masih merujuk kekadaster dua dimensi (2D), sehingga untuk ruang bawah tanah pendekatan kadasterharus merujuk kepada kadaster tiga dimensi (3D). Sistem informasi sangat membantudalam mengolah, menyimpan, dan memvisualisasikan data pertanahan. Oleh karena itu,perlu dibentuk suatu sistem informasi yang dapat menyajikan informasi mengenai ruangbawah tanah dalam hal kepemilikan, penggunaan, lokasi, dan visualisasi ruang bawahtanah secara 3 dimensi.

b. TujuanPenelitian ini bertujuan untuk membangun suatu sistem informasi spasial 3D sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap atas obyek ruang bawah tanah.

2. Metodea. Subjek Penelitian

Mal Blok M, Jakarta Selatan yang di bagian atasnya merupakan terminal Bus dan bagianbawahnya Mal Blok M.

b. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data meliputi data fisik, data yuridis, data koordinat lapangan, dan datakoordinat Google Earth. Data fisik di georeference ke koordinat TM3° denganmenggunakan data koordinat lapangan. Data yuridis untuk pembuatan model konseptualsebagai basis data. Dihitung RMSE (Root Mean Square Error) untuk mencari besarkesalahan posisi wilayah penelitian dan ΔD (selisih jarak) untuk menentukan skala peta.Luas dan volume setelah proses georeference dibandingkan dengan data awal untukmendapatkan selisih luas (Δ Luas) dan selisih volume (Δ Volume). Nilai RMSE, ΔD, Δluas, dan Δ volume dianalisa dengan ketelitian skala peta pendaftaran.

c. Alat Pengumpul DataAutoCad, GPS, Microsoft Access.

d. Analisis Data yang DigunakanMenganalisa data spasial seperti visualisasi, kesalahan posisi titik kontrol citra denganmenghitung RMSE (Root Mean Square Error), ΔD titik sekutu berdasarkan skala petayang digunakan. Analisis luas dan volume dengan menggunakan ketelitian skala petapendaftaran.

3. Hasil dan Pembahasana. Analisis Visualisasi 3D

Tampilan 2D Tampilan 3DSistem koordinat 3D yang digunakan dalam bentuk T,U,Z dengan T,U merupakan koordinat posisi horizontal dan Z koordinat posisi vertikal. Nilai koordinat Z dalam

Page 2: Review Paper 18: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMSI SPASIAL 3D UNTUK PENDAFTARAN RUANG BAWAH TANAH

penelitian ini akan bernilai negatif karena posisi bangunan Mal Blok M yang terletak dibawah tanah.

b. Analisis Selisih Jarak dan Skala PetaSyarat delta D maksimal pada peta skala 1:1000 adalah 10 m. Didasarkan hasilperhitungan transformasi sistem koordinat lokal ke sistem koordinat TM 3 nilai delta Dmaksimal titik sekutu yaitu 29.29m, menghasilkan peta skala 1:292900. oleh karena itu,titik sekutu yang digunakan tidak memenuhi persyaratan yang diperbolehkan pada skala1: 1000.

Ruang sudah bersistem koordinat TM3 a)interpretasi citra, b) denahc. Analisis Luas dan Volume

Berdasarkan perhitungan, nilai luas awal dan setelah transformasi berbeda yaitu sebesar 241.86m persegi dan minimal sebesar 0.44m persegi. Perbedaan nilai volume awal dan setelah transformasi yaitu maksimal sebesar 1088.39 m kubik dan minimal sebesar 1.97 m kubik. Untuk syarakt ketelitian pada peta skala 1: 1000 adalah 0.1 mm, syarat ketelitian luas adalah 0.01 mm persegi dan syarat ketelitian volume adalah 0.001 mm persegi. Pada peta 1 : 1000, selisih luas yang diperbolehkan adalah 10 mm persegi dan selisih volume diperbolehkan sebesar 1 mm kubik.

Link Data atribut dan data spasial Hubungan Relasi Konseptual

Diagram ER4. Komentar

a. Kelebihan1) Mampu menjelaskan visualisasi ruang bawah tanah dengan sangat baik.2) Struruk basisdata sudah jelas dalam mengintegrasikan data spasial dan non spasial

b. Kekurangan1) Belum menjelaskan bentuk kepemilikan bersama dan kepemilikan individu dalam

ruang bawah tanah.