pemetaan:standarisasi data spasial
DESCRIPTION
Standar_teknis_Pengerjaan_BpnTRANSCRIPT
STANDAR STRUKTUR DATA SPASIAL DXFBADAN PERTANAHAN NASIONALNovember, 2004
DAFTAR ISIBAB I...........................................................................................................................................1PENDAHULUAN.........................................................................................................................1I.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1I.2. TUJUAN...........................................................................................................................2BAB II..........................................................................................................................................4RUANG LINGKUP STANDARISASI..........................................................................................4II.1. STANDAR SISTEM PROYEKSI DAN PENOMORAN LEMBAR....................................4II.2. STANDAR SATUAN GAMBAR.......................................................................................8II.3. STANDAR PENAMAAN FILE DAN DIREKTORI............................................................9II.4. STANDAR PENAMAAN LAYER DAN ENTITAS............................................................9II.5. STANDAR STRUKTUR DATA SPASIAL......................................................................15II.6. STANDAR JENIS TOPOLOGI......................................................................................22II.7. STANDAR PENULISAN TEKS.....................................................................................23II.8. STANDAR FORMAT PENCETAKAN ..........................................................................24II.8.1. Elemen Elemen Peta Pendaftaran.....................................................................24II.8.2. Metode Pembuatan Layout...................................................................................31II.9. STANDAR LEGENDA...................................................................................................32BAB III.......................................................................................................................................34VALIDASI DATA.......................................................................................................................34II.1. RUANG LINGKUP VALIDASI DATA.............................................................................34
BAB I PENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANGeta dapat didefinisikan sebagai representasi permukaan fisik bumi yang ditampilkan secara grafik pada bidang planar. Peta menampilkan isyarat, simbol dan hubungan spasial diantara fiturgeografik. Adakalanya peta menekankan, mengeneralisasi dan menghilangkan fitur tertentu sesuai dengan kebutuhan peta tersebut. Sebagai contoh, jalan kereta api mungkin saja ditampilkan pada peta transportasi tetapi dihilangkan dari peta jalan.Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka teknologi pemetaan juga berkembang ke arah Sistem Informasi Geografik atau sering disingkat dengan SIG. SIG adalah integrasi antara data geografik, data atribut dan data data bereferensi geografik lainnya didalam sebuah sistem terkomputerisasi sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan. SIG dipakai untuk mengumpulkan, menyimpan, memanggil, menganalisa dan menampilkan data spasial. Dalam hubungannya dengan basis data relasional dan peta digital, SIG dapat diilustrasikan sebagai berikut :Basis Data Relasional (RDBMS)
Peta Digital Kartografi (CAD Format)
Gambar 1. Hubungan Antara Basis Data, CAD, dan SIGBasis data relasional pada umumnya hanya menyimpan data data tekstual dan tidak dihubungkan dengan data spasial, sebaliknya peta peta digital dalam format CAD tidak dilengkapi dengan data atribut. Sistem Informasi geografik kemudian mengorganisasikan basis data relasional dengan peta digital tersebut sehingga pengguna dapat
memperoleh informasi spasial yang tergambar pada peta digital dari data base relasional atau sebaliknya, pengguna bisa memperoleh informasi yang tersimpan pada basis data relasional melalui peta digital.Dengan demikian jelas sekali terlihat bahwa tidak bisa dilakukan komparasi atau perbandingan antara kemampuan software - software CAD (AutoCad, Microstation) dengan software - software SIG (Smallworld, Arc GIS, MapInfo) karena memang 'wilayah kerja' software tersebut berbeda. Hal ini dikarenakan software - software CAD dirancang bukan untuk mengelola sistem informasi geografis, sebaliknya software - software SIG dibuat dengan kondisi editing tool yang tidak terlalu baik. Meskipun beberapa software CAD sekarang ini dilengkapi dengan modul untuk mengelola data spasial seperti AutoCad dengan AutoCad Map dan Microstation dengan Microstation Geographic, masih tetap saja ada kelemahannya yaitu software - software tersebut tidak bisa menangani data - data spasial dengan ukuran yang besar. Berbeda sekali dengan software - software GIS yang memang dipersiapkan untuk mengelola data geografis dengan ukuran yang besar. Untuk mengatasi keterbatasan editing tool pada perangkat lunak SIG, maka peta digital bisa dibuat dengan menggunakan perangkat lunak CAD yang mempunyai 'engine' topologi. Selanjutnya peta peta digital tersebut diimport ke dalam SIG. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan mensinergikan dua perangkat lunak CAD dan SIG adalah kecepatan penggambaran dan kemampuan pengelolaan data spasial. Kendala yang dihadapi dalam mensinergikan dua perangkat lunak tersebut adalah mengenai format data. Seperti telah diketahui bersama, data - data tekstual yang diorganisasikan dalam suatu database relasional memiliki banyak sekali kaidah agar tercipta suatu kondisi dimana tabel tabel yang membetuk database tersebut normal (tidak ada redudancy dan duplikasi data). Redudancy data biasanya dikurangi dengan memecah tabel menjadi beberapa tabel dan masing masing tabel tersebut direlasikan dengan sebuah 'foreign key'. Duplikasi data dapat dikurangi dengan penggunaan 'primary key' yaitu sebuah nilai (value) yang unik yang membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Norma norma tersebut tidak pernah ditemukan pada peta digital dengan format CAD. Seorang operator CAD bisa memasukkan entity apa saja pada peta digital tanpa terikat oleh norma norma basis data relasional. Seorang operator bahkan bisa membuat sebuah layer yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri. Hal ini tentu saja akan menyulitkan dalam proses integrasi data nantinya. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu standarisasi mengenai peta digital, sehingga menjamin peta tersebut dapat diintegrasikan dengan database relasional.I.2. TUJUANTujuan pembuatan standar struktur data DXF ini adalah untuk menerapkan standar yang jelas dalam pembuatan peta digital di lingkungan Badan Pertanahan Nasional. Dengan standar struktur data ini,
diharapkan proses import data ke dalam sistem informasi geografis dapat berjalan dengan baik. Selain itu, dengan struktur data yang jelas diharapkan peta peta tersebut bisa dipahami oleh semua pihak, baik di lingkungann BPN maupun instansi lain diluar BPN yang memerlukan data data spasial bidang tanah.
BAB IIRUANG LINGKUP STANDARISASIII.1. STANDAR SISTEM PROYEKSI DAN PENOMORAN LEMBARStandar sistem proyeksi diperlukan untuk memastikan adanya kesamaan pola distorsi sudut, luas dan jarak pada peta. Seperti telah diketahui, setiap sistem proyeksi peta hanya mampu meminimalkan distorsi, tidak menghilangkan. Karakteristik distorsi tersebut berbeda beda untuk setiap sistem proyeksi. Dengan adanya kesamaan pola distorsi, diharapkan peta peta pendaftaran diseluruh wilayah indonesia dapat disatukan dalam satu sistem peta tunggal.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, sistem koordinat nasional menggunakan sistem koordinat proyeksi Transverse Mercator Nasional dengan lebar zone 3o atau disingkat TM3o. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, sistem koordinat TM3o memiliki ketentuan ketentuan sebagai berikut:1. Meridian sentral zone TM-3o terletak 1,5 derajat di timur dan barat meridian sentral zone UTM yang bersangkutan2. Besaran faktor skala di meridian sentral yang digunakan dalamZone TM-3o adalah 0,99993. Titik nol semu yang digunakan mempunyai koordinat (X) =200.000 m barat dan (Y) = 1.500.000 m selatan.4. Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 dengan parameter a = 6.378.137 meter dan f = 1 / 298,25722357World Geodetic System 1984 (WGS 84) selanjutnya dikenal juga dengan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95). Selengkapnya, datum ini mempunyai parameter sebagai berikut :1. Jari-jari ekuator (a) = 6.378.137 m2. Penggepengan (f) = 1 : 298,257223573. Setengah sumbu pendek (b) = 6.356.752,314 m4. Jari-jari kutub (c) = 6.399.593,626 m5. Eksentisitas I kuadrat (e2) = 0,0066943806. Eksentrisitas II kuadrat (e'2) = 0,006739497
Berdasarkan titik semu tersebut dan dengan beberapa penyederhanaan, satu zone TM-3o akan berupa sebuah persegi panjang dengan dengan koordinat titik kiri bawah adalah (32.000, 282.000) dan titik kanan atas adalah (368.000, 2.166.000).Dengan mengacu pada ketentuan tersebut, maka pembagian zoneTM3o adalah sebagai berikut :93O 96O 99O 102O 105O 108O 111O 114O 117O 120O 123O 126O 129O 132O 135O 138O 141O94O30' 97O30' 100O30' 103O30' 106O30' 109O30' 112O30' 115O30' 118O30' 121O30' 124O30' 127O30' 130O30' 133O30' 136O30' 139O30'46.2 47.1 47.2 48.1 48.2 49.1 49.2 50.1 50.2 51.1 51.2 52.1 52.2 53.1 53.2 54.1Gambar 2. Pembagian Zona TM3Dalam penggambaran Peta Pendaftaran, satu zone TM-3o dibagi menjadi beberapa lembar. Penomoran lembar tersebut disesuaikan dengan skala peta yang akan dibuat.1. Penomoran Lembar Peta Skala 1:10.000Untuk peta skala 1:10.000, satu zone TM-3 dibagi menjadi bujur sangkar kecil dengan ukuran 6.000 m x 6.000 m sehingga terbentuk 314 baris dan 56 kolom bujur sangkar. Nomor kolom dan baris masing masing bujur sangkar tersebut dijadikan dasar penomoran lembar pada skala 1:10.000. Format penomoran lembar pada skala 1:10.000 adalah kk.bbb dimana kk adalah nomor kolom (2 digit) dan bbb adalah nomor baris (3 digit). Penomoran baris dimulai dari nomor satu dan makin membesar kearah atas. Penomoran kolom dimulai dari nomor satu dan makin membesar ke arah kanan. Sebagai contoh, bujur sangkar yang terletak pada baris pertama kolom pertama mempunyai nomor lembar 01.001, bujur sangkar yang terletak pada baris terakhir kolom terakhir mempunyai nomor lembar56.314.
31431331202.002003002001
01 02 03 54 55 56Gambar 3. Pembagian Lembar Skala 1:10000
2. Penomoran Lembar Peta Skala 1:2.500Satu lembar peta skala 1:10.000 dibagi menjadi 16 lembar peta skala 1:2.500 dengan ukuran masing masing 1.500 m. Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelah kolom keempat, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya dan membesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai baris keempat. Format penomoran lembar skala 1:2.500 adalah kk.bbb-mm dimana kk.bbb adalah nomor lembar skala 1:10.000 dan nn adalah nomor kotak skala 1:2.500.
Skala 1 : 10000, No. Lembar 02.002Skala 1 : 2.500, No. Lembar 02.002-06Gambar 4. Pembagian Lembar Skala 1:25003. Penomoran Lembar Peta Skala 1:1.000Satu lembar peta skala 1:2.500 dibagi menjadi 9 lembar peta skala 1:1.000 dengan ukuran masing masing 500 m. Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelah kolom ketiga, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya dan membesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai baris ketiga. Format penomoran lembar skala 1:2.500 adalah kk.bbb- mm-n dimana kk.bbb-mm adalah nomor lembar skala 1:2.500 dan n adalah nomor kotak skala 1:1.000.Skala 1 : 2.500, No. Lembar 02.002-06Skala 1 : 1.000, No. Lembar 02.002-06-5Gambar 5. Pembagian Lembar Skala 1:10004. Penomoran Lembar Peta Skala 1:500Satu lembar peta skala 1:1.000 dibagi menjadi 4 lembar peta skala 1:500 dengan ukuran masing masing 250 m. Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelah kolom ketiga, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya dan membesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai baris ketiga. Format penomoran lembar skala 1:500 adalah kk.bbb- mm-n-o dimana kk.bbb-mm-n adalah nomor lembar skala1:1.000 dan o adalah nomor kotak skala 1:500.
Skala 1 : 1.000, No. Lembar 02.002-06-5Skala 1 : 500, No. Lembar 02.002-06-5-1Gambar 6. Pembagian Lembar Skala 1:2505. Penomoran Lembar Peta Skala 1:250Satu lembar peta skala 1:500 dibagi menjadi 4 lembar peta skala1:250 dengan ukuran masing masing 125 m. Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelah kolom kedua, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya dan membesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai baris kedua. Format penomoran lembar skala 1:250 adalah kk.bbb.nn.m.o.p dimana kk.bbb.nn.m.o adalah nomor lembar skala 1:500 dan p adalah nomor kotak skala 1:250.Skala 1 : 500, No. Lembar 02.002-06-5-1Skala 1 : 250, No. Lembar 02.002-06-5-1-4Gambar 7. Pembagian Lembar Skala 1:250II.2. STANDAR SATUAN GAMBARStandar satuan gambar ini sangat terkait dengan data spasial utama yang dikelola oleh BPN, yaitu bidang tanah. Setiap bidang tanah memiliki identitas unik yang disebut dengan nomor identitas bidang. Nomor identitas bidang ini terdiri dari 13 digit numerik. Delapan digit pertama merupakan kode desa persil yang bersangkutan dan 5 digit berikutnya dikenal dengan istilah nomor induk bidang. Nomor identitas bidang tersebut selalu unik untuk setiap bidang diseluruh wilayah indonesia karena kode desa bersifat unik, tetapi nomor induk bidang (5 digit terakhir) bisa sama untuk desa yang berbeda. Pada peta pendaftaran, yang ditampilkan hanyalah nomor induk bidangnya saja,
yaitu 5 digit terakhir. Oleh karena itu, satuan peta pendaftaran seharusnya di buat perdesa, mengikuti sistem penomoran nomor identitas bidang. Hal ini berarti dalam satu file peta digital hanya ada satu kode desa saja. Jika diperlukan untuk mengimport data ke dalam SIG, nomor identitas bidang sebagai kode yang unik dengan mudah bisa diperoleh dengan menggabungkan kode desa dengan nomor induk bidang setiap bidang tanah. Bagi kantor yang memiliki dua zone, maka dilakukan penyederhanaan pembagian zone per desa dilihat dari kecenderungan desa tersebut masuk ke dalam zone berapa. Untuk keperluan pencetakan perlembar berdasarkan peta peta perdesa tersebut akan dijelaskan pada bagian standar format pencetakan.II.3. STANDAR PENAMAAN FILE DAN DIREKTORISetiap file dengan satuan per desa disimpan dengan nama file sesuai dengan kode desanya. Struktur direktori untuk penyimpanan file dimulai dari kode kantor. Kode kantor mempunyai sub direktori kode kecamatan. File peta digital disimpan dibawah kode kecamatan sesuai dengan kecamatan desa yang bersangkutan seperti gambar berikut ini :Kode KantorKode Kecamatan 1Kode Desa1Kode Desa2Dan Seterusnya... Kode Kecamatan 2Kode Desa1Kode Desa2Dan Seterusnya... Dan Seterusnya...Gambar 8. Struktur Direktori Penyimpanan DataUntuk kepentingan back up data secara permanen, data disimpan dalam bentuk CD data. CD tersebut dilengkapi dengan sampul yang menerangkan isi CD tersebut dan informasi informasi penting lainnya.II.4. STANDAR PENAMAAN LAYER DAN ENTITASPeta peta digital yang dibuat dengan perangkat lunak CAD pada umumnya diorganisasikan dalam beberapa layer. Layer adalah sebuah lapisan transparan yang memuat entity tertentu. Setiap entity yang memiliki kesamaan tema digambar pada satu layer. Dilain pihak, perangkat lunak SIG mengorganisasikan data dalam bentuk tabel. Untuk mempermudah proses import kedalam sistem informasi geografis, penamaan layer harus konsisten. Sebagai contoh tabel batas persil pada
SIG akan selalu diambil dari layer batas persil dengan identitas persil yang bersangkutan akan selalu diambil dari entity teks pada layer identitas persil. Jika penamaan layer dan tipe entitynya tidak konsisten, maka logika pemrograman dalam proses import sulit untuk diterapkan. Selain nama layer, tipe entity yang terdapat pada suatu layer juga harus sama. Sebagai contoh : layer batas persil tidak boleh memiliki entity selain polyline. Contoh lainnya adalah layer NIB tidak boleh memiliki entity selain teks. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada kesalahan penempatan entity pada suatu layer.Secara umum nama layer didefinisikan sebagai 6 digit desimal dan dikelompokkan berdasarkan layer batas administrasi, layer kadastral, layer perairan, layer transportasi, layer titik tinggi geodesi, layer titik dasar teknis, layer bangunan, layer teks, layer penggunaan tanah, layer kontur dan layer bingkai / frame dan layer raster. Standar penamaan layer tersebut adalah sebagai berikut:Layer AdministrasiNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
010100Batas Negara42Polyline
010200Batas Propinsi42Polyline
010300Batas Kabupaten / Kotamadya42Polyline
010400Batas Kecamatan42Polyline
010500Batas Kelurahan42Polyline
010600Batas RW42Polyline
010700Batas RT42Polyline
Layer KadastralNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
020100Batas Persil255Polyline
020200Batas Sub Persil255Polyline
020300Garis Garis Gambar Ukur255Polyline
020400Dimensi Pengukuran255Dimensi
020500Pagar Tembok2Polyline
020600Pagar Besi2Polyline
020700Pagar Kayu80Polyline
020800Pagar Bambu80Polyline
020900Pagar Hidup80Polyline
Layer PerairanNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
030100Batas Sungai160Polyline
030200Garis Tengah Sungai160Polyline
030300Batas Saluran / Selokan140Polyline
030400Garis Tengah Saluran / Selokan140Polyline
030500Danau150Polyline
030600Rawa150Polyline
030700Empang / Kolam150Polyline
030800Batas Pantai160Polyline
030900Dam160Polyline
031000Galian150Polyline
Layer TransportasiNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
040100Batas Jalan Diperkeras20Polyline
040200Garis Tengah Jalan Diperkeras20Polyline
040300Batas Trotoar20Polyline
040400Batas Jalan Tanah20Polyline
040500Garis Tengah Jalan Tanah20Polyline
040600Batas Jalan Tanah Di Pemukiman, Gang / Lorong10Polyline
040700Garis Tengah Jalan Tanah Di Pemukiman, Gang/ Lorong10Polyline
040800Batas Jalan Setapak Di Sawah, Ladang, Perkebunan20Polyline
040900Garis Tengah Jalan Setapak Di Sawah, Ladang, Perkebunan20Polyline
041000Batas Rel Kereta Api10Polyline
041100Garis Tengah Rel Kereta Api10Polyline
041200Batas Rel Lori20Polyline
041300Garis Tengah Rel Lori20Polyline
041400Batas Jembatan20Polyline
041500Garis Tengah Jembatan20Polyline
Layer Titik Tinggi GeodesiNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
050100Titik Tinggi Geodesi BPN30Titik
050200Titik Tinggi Geodesi Instansi Lain30Titik
Layer Titik Dasar TeknisNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
060100Titik Dasar Teknis Orde 01Titik
060200Titik Dasar Teknis Orde 11Titik
060300Titik Dasar Teknis Orde 21Titik
060400Titik Dasar Teknis Orde 31Titik
060500Titik Dasar Teknis Orde 41Titik
060600Titik Dasar Teknis Perapatan1Titik
060700Titik Dasar Teknis Instansi Lain1Titik
060800Titik Pengukuran1Titik
Layer BangunanNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
070100Bangunan Rumah30Polyline
070200Bangunan Bertingkat31Polyline
070300Menara Transmisi30Polyline
070400Tiang Listrik30Titik
070500Tiang Telepon30Titik
070600Pipa30Titik
070700Bangunan Tidak Permanen30Polyline
Layer TeksNamaLayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
080101Nama Negara42Teks
080102Nama Propinsi42Teks
080103Nama Kabupaten / Kotamadya42Teks
080104Nama Kecamatan42Teks
080105Nama Desa42Teks
080106Nama RW42Teks
080107Nama RT42Teks
080201NIB255Teks
080202Nomor SU255Teks
080203Nomor Hak255Teks
080204Kode Sub Persil255Teks
080301Nama Sungai160Teks
080302Nama Saluran / Selokan140Teks
080303Nama Danau150Teks
080304Nama Rawa150Teks
080305Nama Empang / Kolam150Teks
080306Nama Pantai160Teks
080307Nama Dam160Teks
080308Nama Galian150Teks
080401Nama Jalan Diperkeras20Teks
080402Nama Jalan Tanah20Teks
080403Nama Jalan Setapak Di Pemukiman, Gang / Lorong10Teks
080404Nama Jalan Setapak Di Sawah, Ladang, Perkebunan20Teks
080405Nama Rel Kereta Api10Teks
080406Nama Rel Lori20Teks
080407Nama Jembatan20Teks
080501Identitas Titik Tinggi Geodesi BPN30Teks
080502Identitas Titik Tinggi Geodesi Instansi Lain30Teks
080601Identitas Titik Dasar Teknis Orde 01Teks
080602Identitas Titik Dasar Teknis Orde 11Teks
080603Identitas Titik Dasar Teknis Orde 21Teks
080604Identitas Titik Dasar Teknis Orde 31Teks
080605Identitas Titik Dasar Teknis Orde 41Teks
080606Identitas Titik Dasar Teknis Perapatan1Teks
080607Identitas Titik Dasar Teknis Instansi Lain1Teks
080608Identitas Titik Pengukuran1Teks
080701Identitas Bangunan Rumah30Teks
080702Identitas Bangunan Bertingkat31Teks
080703Identitas Menara Transmisi30Teks
080704Identitas Tiang Listrik30Teks
080705Identitas Tiang Telepon30Teks
080706Identitas Pipa30Teks
080707Identitas Bangunan Tidak Permanen30Teks
080901Nama Kebun70Teks
080902Nama Sawah70Teks
080903Nama Tegalan / Tanah Kosong70Teks
080904Nama Hutan80Teks
Badan Pertanahan Nasional 13
Layer Penggunaan LahanNama LayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
090100Kebun70Polyline
090200Sawah70Polyline
090300Tegalan / Tanah Kosong70Polyline
090400Hutan80Polyline
Layer KonturNama LayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
100100Garis Kontur41Polyline
100200Garis Kontur Indeks51Polyline
Layer FrameNama LayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
110100Layer Layout Peta255Blok
Layer RasterNama LayerDeskripsiWarnaDXFKombinasiR,G,BEntity
120100Layer Citra / Foto Udara51Image
Setiap entity titik didefinisikan sebagai blok atau blok atribut. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemberian simbol bagi titik tersebut. Khusus untuk titik yang mempunyai identitas seperti titik GPS, titik tinggi, dan lain lain dibuat dengan blok atribut sehingga dimungkinkan setiap simbol titik tersebut berafiliasi dengan text yang menjelaskan titik tersebut. Posisi titik akan dijelaskan oleh insertion point dari blok tersebut dan identitas titik yang bersangkutan akan diterangkan oleh atribut blok tersebut. Penamaan blok-blok atribut tersebut adalah sebagai berikut :Nama Objek Nama BlokTitik Dasar Orde 0TDO0
Titik Dasar Orde 1TDO1
Titik Dasar Orde 2TDO2
Titik Dasar Orde 3TDO3
Titik Dasar Orde 4TDO4
Titik Dasar Instansi LainTDIL
Nama ObjekNama Blok
Titik PoligonTPOL
Titik Pengukuran DetilTTPD
Titik ElevasiTELE
Tiang ListrikTLIS
Tiang TeleponTTEL
TowerTOWR
HidranTHDR
II.5. STANDAR STRUKTUR DATA SPASIALStruktur data spasial yang dipakai adalah data spasial dengan topologi. Topologi didefinisikan sebagai aturan geometri dalam suatu ruang yang menjamin integritas data spasial. Tipe topologi disesuaikan dengan type entity. Tidak semua entity pada peta digital memiliki topologi, tetapi semua entity adalah bagian dari topologi. Sebagai contoh, teks NIB yang tersimpan pada layer NIB tidak mempunyai topologi tetapi digunakan sebagai centroid pada topologi persil. Beberapa tipe entity yang dipakai sebagai element topologi antara adalah titik, garis / polyline, luasan / area dan teks.
Titik
Garis / Polyline
Vertek
Node
NodeLuasan / Area
Teks
NodeJakartaVertekVertekGambar 9. Tipe Entitas Sebagai Elemen TopologiBeberapa tipe topologi yang sering dipergunakan untuk membuat peta digital antara lain :1. Topologi Node. Topologi Node adalah hubungan spasial diantara feature titik. Sebagai contoh adalah topologi sebaran titik GPS.
Node 2Node 5Node 1
Node 4
Node 3Gambar 10. Topologi NodeTipe topologi ini menyimpan koordinat semua node (dalam sistem koordinat tertentu). Node tersebut bisa berupa titik, ujung suatu link atau perpotongan link.2. Topologi jaringan. Topologi jaringan adalah hubungan spasial diantara garis seperti diilustrasikan pada gambar berikut :Link 1
Node 2Link 5
Node 5
Link 2
Node 1
Node 4Link 4
Link 6
Link 7
Link 3
Node 3
Gambar 11. Topologi JaringanBerdasarkan topologi node seperti yang dijelaskan diatas, bisa dibuat link. Link tersebut mempunyai arah yang bisa ketahui dengan menyimpan informasi mengenai mengenai node awal dan node akhir link tersebut. Link terbentuk oleh beberapa garis lurus yang menghubungkan beberapa vertex sehingga link bisa berupa kurva yang halus. Contoh topologi jaringan adalah adalah topologi jaringan jalan, saluran listrik, sungai dan lain-lain.3. Topologi Poligon. Topologi Poligon adalah hubungan spasial diantara feature geografik yang berupa luasan.
PoligonA B CD
Link1, 5, 42, 5, 6, 73, 4, 67
Node 1
Link 1ALink 4C
Node 5DLink 7Node 3
Gambar 12. Topologi PoligonPoligon pada dasarnya dibentuk oleh link. Sebuah poligon didefinisikan dengan menyimpan link yang membatasi poligon tersebut. Dengan topologi ini, sebuah garis yang merupakan perbatasan poligon akan digambar sekali saja.4. Topologi Kiri Kanan (contiguity)Link
Dari Node Ke Node
Node 2
1 Map Extent A2 Map Extent B3 Map Extent C
Link 1A
Link 5Node 4
Node 5D
Link 2
4 A C5 A B6 C B7 B D
Node 1
Link 4CLink 3
Link 6Node 3
Link 7B
Gambar 13. Topologi Kiri - KananDengan adanya topologi kiri kanan ini, topologi bisa menjawab pertanyaan mengenai konektivitas sebuah poligon, misalnya poligon tetangga.Data data digital hasil dijitasi ataupun penggambaran langsung secara digital sering kali masih mengandung kesalahan sehingga belum siap untuk dibangun topologinya. Beberapa kesalahan yang sering terjadi antara lain:1. Duplikasi objek. Setiap objek dalam satu layer tidak boleh kongruen (sama dan sebangun) pada posisi yang sama.Salah : Dua Garis Dengan Bentuk Dan Posisi Yang Sama Benar : Satu Garis SajaGambar 14. Duplikasi Objek
2. Segment yang sangat pendek. Segmen yang sangat pendek sering kali menimbulkan tampilan yang kurang indah (jagged/bergerigi). Dengan pertimbangan tertentu, segmen ini sebaiknya dihilangkan.Salah : Segmen Terlalu Pendek Benar : Segmen Pendek DigabungkanGambar 15. Segmen Pendek3. Objek grafik yang berupa garis/polyline, luasan/area selalu memiliki node dan vertek. Pada suatu layer yang sama, setiap garis yang bersilangan harus berpotongan pada satu vertek seperti gambar berikut ini:Vertek
Vertek
Node
Node
Node
Node
Salah (cross) : Tidak Ada Vertek
Vertek
Benar : Ada Vertek
Vertek
Gambar 16. Persilangan4. Tidak ada dangling lines. Dangling lines adalah suatu kondisi dimana sebuah garis tidak kontinyu. Ketidakkontinyuan tersebut bisa disebabkan oleh overshoot atau undershoot.
Vertek
Vertek
Node
Node
Node
Node
Salah : undershoot
Benar : Vertek pada perpotongan
Vertek
Vertek
Node
Node
Node
Node
Salah : overshoot
Benar : Vertek pada perpotongan
Gambar 17. Garis Dangling5. Beberapa centroid dalam satu luasan / area. Setiap poligon harus memiliki satu satu centroid pada layer yang sama, tidak boleh lebih. Centroid tersebut bisa berupa titik (label) ataupun teks (anotasi). Pada kondisi tertentu, misalnya centroid persil yang berupa teks NIB, teks tersebut harus unik. Namun adakalanya teks tersebut tidak unik seperti teks yang menjelaskan penggunaan lahan, karena penggunaan lahan bisa saja sama untuk beberapa luasan/area.02356Salah : Terbuka, tanpa centroid Benar : Tertutup, centroid berupa teksGambar 18. Centroid Dalam Poligon6. Node clustering. Jarak antar setiap node dalam suatu peta digital harus harus dibatasi dengan toleransi tertentu. Beberapa node yang berdekatan melebihi tolerasi disebut dengan cluster.Cluster NodeSalah : Cluster Node Benar : Cluster Node DihapusGambar 19. Node Clustering
7. Pseudo Node. Pesudo node adalah node yang menghubungkan dua garis atau polyline.Vertek Segmen I Vertek Segmen II
Vertek
Node Segmen I
Pseudo Node
Node Segmen II
Node
Node
Segmen I Segmen II
Segmen
Gambar 20. Pseudo Node8. Sliver Polygon. Sliver poligon adalah poligon yang memanjang dengan luas yang sangat kecil.Sliver PoligonSalah : Sliver Poligon Benar : Sliver Poligon Telah DihapusGambar 21. Sliver Poligon9. Kesederhanaan bentuk. Objek objek yang terlalu rumit sebaiknya disederhanakan dengan tetap memperhatikan tingkat keakurasian informasi yang akan ditampilkan. Objek garis yang terlalu rumit seringkali menimbulkan ukuran data menjadi besar dan proses refreshing gambar di komputer menjadi lambat.Garis Yang Belum Disederhanakan Garis Yang Telah DisederhanakanGambar 22. GeneralisasiUntuk mencapai integritas data spasial seperti yang diinginkan, ada dua proses yang harus dilalui yaitu clean-up data dan pembangunan topologi. Proses clean up akan mengoreksi beberapa kesalahan data seperti berikut ini:
Sebelum Clean UpSetelah Clean UpKeterangan
Duplikasi
Segmen Pendek
Persilangan / Cross
Undershoot
Overshoot
Cluster Nodes
Pseudo Node
Penyederhanaan Garis
Gambar 23. Perbaikan Kesalahan Dengan Proses Clean - UpProses clean-up data hanya akan mengkoreksi kesalahan data pada toleransi tertentu. Kesalahan data diluar jangkauan toleransi akan terdeteksi dalam proses pembangunan topologi.Dengan pembangunan topologi, kondisi data yang diharapkan adalah sebagai berikut:1. Untuk entitas yang berupa luasan Luasan hanya memiliki satu centroid saja Tidak ada sliver poligon Tidak ada dangling line Tidak ada pseudo node Link yang membentuk area harus berupa polyline2. Tidak ada duplikasi objek baik duplikasi link maupun duplikasi centroid.
3. Untuk entitas yang berupa jaringan, kesalahan link harus benar benar dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut dijelaskan pada bagian validasi data.II.6. STANDAR JENIS TOPOLOGIStandar penamaan topologi dibuat untuk menjamin bahwa topologi suatu entity tidak dibuat lebih dari satu buah. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan ukuran file. Penamaan topologi, dan layer-layer yang dipakai sebagai unsur pembentuk topologinya adalah sebagai berikut :Nama Topologi Jenis Topologi Layer Link Layer CentroidBatas_NegaraPoligon010100080101
Batas_PropinsiPoligon010200080102
Batas_KabupatenPoligon010300080103
Batas_KecamatanPoligon010400080104
Batas_DesaPoligon010500080105
Batas_RTPoligon010600080106
Batas_RWPoligon010700080107
Batas_PersilPoligon020100080201
Batas_Sub_PersilPoligon020200080204
Pagar_TembokJaringan020500-
Pagar_BesiJaringan020600-
Pagar_KayuJaringan020700-
Pagar_BambuJaringan020800-
Pagar_HidupJaringan020900-
Batas_SungaiPoligon030100080301
As_SungaiJaringan030200-
Batas_SaluranPoligon030300080302
As_SaluranJaringan030400-
Batas_DanauPoligon030500080303
Batas_RawaPoligon030600080304
Batas_KolamPoligon030700080305
Garis_PantaiJaringan030800-
Batas_DamPoligon030900080307
Batas_GalianPoligon031000080308
Batas_JalanPoligon040100080401
As_JalanJaringan040200-
Batas_TrotoarPoligon040300-
Batas_Jalan_TanahPoligon040400080402
As_Jalan_TanahJaringan040500-
Batas_GangPoligon040600080403
As_GangJaringan040700-
Batas_Jl_SetapakPoligon040800080404
As_Jl_SetapakJaringan040900-
Batas_RelPoligon041000080405
As_RelJaringan041100-
Batas_LoriPoligon041200080406
As_LoriJaringan041300-
Batas_JembatanPoligon041400080407
As_JembatanJaringan041500-
RumahPoligon070100080701
Bg_BertingkatPoligon070200080702
Bg_SementaraPoligon070700080707
Batas_KebunPoligon090100080901
Batas_SawahPoligon090200080902
Batas_TegalanPoligon090300080903
Batas_HutanPoligon090400080904
Kontur_2mJaringan100200-
Kontur_10mJaringan100100-
II.7. STANDAR PENULISAN TEKSTeks sangat berpengaruh dalam proses import peta dxf kedalam database sistem informasi geografis. Teks biasanya akan menjadi identitas suatu objek, misalnya NIB, nama jalan, nama sungai, dan lain lain. Jika penulisan teks tersebut salah atau tidak mengikuti aturan tertentu, maka ada kemungkinan proses import menjadi terhambat atau mengakibatkan data di dalam database menjadi tidak akurat. Oleh karena itulah, format teks juga dibakukan. Penulisan teks mengikuti hal hal sebagai berikut:1. Teks NIB terdiri dari 5 digit numerik dengan posisi titik insert didalam persil (sebaiknya pada centroid-nya). Dalam satu desa, tidak ada teks nib yang sama.2. Standar penulisan SU adalah jenis dokumen : nomor dokumen / tahun dokumen. Sebagai contoh, SU nomor 10 tahun 2001 ditulis SU : 10/2001. Contoh lainnya, GS nomor 14 tahun 1981 ditulis GS : 14/1981. Titik insert teks nomor GS/SU harus berada didalam persil dan tidak overlap dengan teks lainnya seperti teks NIB. Dalam satu desa, tidak ada nomor GS/SU yang sama.3. Standar penulisan nomor hak adalah singkatan hak diikuti dengan nomor haknya. Singkatan hak tersebut adalah M untuk Hak Milik, U untuk Hak Guna Usaha, B untuk Hak Guna Bangunan, P untuk Hak Pakai, L untuk Hak Pengelolaan, R untuk HMRSS dan W untuk Hak Wakaf. Sebagai contoh, Hak Milik nomor 18 ditulis M.15, Hak Guna Bangunan nomor 20 ditulis B.20, dan seterusnya. Titik insert teks nomor hak harus berada
didalam persil dan tidak overlap dengan teks lainnya seperti teks nib atau teks nomor GS/SU. Dalam satu desa, tidak ada nomor hak yang sama.4. Teks nama unsur unsur transportasi ditulis lengkap (tanpa singkatan) atau disingkat dengan pola yang teratur. Penulisan teks teks tersebut dilakukan dengan pola title case, yaitu semua kata diawali dengan huruf kapital. Titik insert teks nama jalan harus berada didalam batas jalan / tidak boleh diluar dan dekat dengan garis tengah jalan tetapi tidak overlap.5. Teks nama unsur - unsur perairan ditulis lengkap (tanpa singkatan) dengan pola title case . Titik insert teks tersebut harus berada didalam batas sungai, selokan atau saluran dan dekat dengan garis tengah sungai, selokan atau saluran tetapi tidak overlap.II.8. STANDAR FORMAT PENCETAKANPeta pendaftaran BPN dibuat pada skala 1:10.000 atau 1:2500 atau1:1000.II.8.1. Elemen Elemen Peta PendaftaranElemen elemen pada peta pendaftaran BPN adalah :1. Muka PetaUkuran muka peta disesuaikan dengan ukuran grid, yaitu Muka peta skala 1:10000 berukuran 60 cm x 60 cm Muka peta skala 1:2500 berukuran 60 cm x 60 cm Muka peta skala 1:1000 berukuran 50 cm x 50 cmDidalam muka peta ini tergambar grid koordinat yang berbentuk seperti tanda tambah (+).Bidang gambar dibuat dengan ukuran panjang dan lebar 20 cm lebih besar daripada muka peta untuk peta skala 1:1000 dan1:2500, sedangkan untuk skala 1:10.000 ukuran muka peta sama dengan bidang gambar. Bidang gambar dibatasi oleh sebuah garis kontinyu berbentuk segiempat sama sisi.2. Informasi TepiInformasi tepi dibatasi dengan garis kontinyu dengan jarak 2 cm di sebelah kanan bidang gambar. Informasi tepi ini berukuran
lebar 15 cm dengan panjang disesuaikan dengan panjang bidang gambar. Informasi tepi memuat:(a)Kotak Judul, Arah Utara dan SkalaSkala Peta Ukuran Kotak1:10000 15 cm x 11 cm1:2500 15 cm x 14 cm1:1000 15 cm x 14 cmJudul peta pendaftaran adalah PETA DASAR PENDAFTARAN ditulis dengan huruf tegak atau Times New Romans dengan ukuran font 28. Jarak antara garis batas informasi tepi dengan bagian atas judul peta adalah1.5 cm.Arah utara digambarkan dengan anak panah tegak lurus keatas dengan huruf U diatasnya. Sayap anak panah bagian kiri diwarnai hitam.Ukuran anak panah disesuaikan dengan skala petanya seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 24. Arah UtaraSkala PetaPanjang KakiUkuran SayapLebar Sayap
1:100004.5 cm3.5 cm1.5 cm
1:25006.0 cm4.5 cm1.5 cm
1:10006.0 cm4.5 cm1.5 cm
Huruf U dibuat menggunakan font Arial dengan ukuran 14. Jarak huruf dengan panah adalah 2 mm.
Skala peta terdiri dari skala grafis dan numeris. Penulisan skala peta adalah Skala 1 : 10000 Skala 1 : 2500 Skala 1 : 1000Huruf untuk penulisan skala adalah arial dengan ukuran font 12. Jarak antara huruf bagian atas dengan kaki anak panah adalahSkala Peta Jarak Dari Kaki Anak Panah1:10000 5 mm1:2500 1.3 mm1:1000 1.3 mmSkala grafis dibuat dengan 3 garis horisontal paralel dengan panjang 8 cm dan masing masing berjarak 1 mm. Garis dibagi menjadi 5 kolom. Lebar kolom pertama adalah 10 mm dibagi menjadi 10 garis vertikal dengan lebar masing masing 1 mm. Lebar kolom kedua adalah 2 cm dengan kotak bagian bawah diwarnai hitam. Lebar kolom ketiga adalah 2 cm dengan kotak bagian atas diwarnai hitam. Lebar kolom keempat adalah 2 cm dengan kotak bagian bawah diwarnai hitam. Lebar kolom kelima adalah 1 cm dengan bagian atas diwarnai hitam. Diatas skala grafis, ditulis tanda ukuran jarak dengan font arial ukuran 6. Angka tersebut adalah:Skala Peta Penulisan Tanda Ukuran Jarak1:10000 100, 0, 200, 400, 600, 700 meter1:2500 25, 0 , 50, 100, 150, 175 meter1:1000 10, 0, 20, 40, 60, 70 meterJarak antara skala numeris dengan bagian atas angka skala grafis serta jarak antara skala grafis dengan garis batas kotak adalah :Skala PetaJarak Dengan SkalaJarak Dengan Batas Kotak
Numeris
1:100000.7 cm1 cm
1:25001.0 cm1.5 cm
1:10001.0 cm1.5 cm
Contoh penggambaran skala numeris dan grafis untuk peta skala 1 : 10000 adalah :
8cm100 0 200 400 600 7000.1cm
2cm
Gambar 25. Skala Batang(b)Kotak LokasiKotak ini adalah untuk menunjukkan lokasi desa dan kecamatan pada lembar tesebut. Kotak lokasi dibuat dengan ukuran 15 cm x 4 cm. Kotak lokasi dibagai menjadi empat baris dengan jarak antar baris 1 cm dan dua kolom dengan lebar kolom pertama 5.5 cm. Isi kolom pertama baris petama dan kolom pertama baris ketiga adalah KECAMATAN, sedangkan isi baris kedua kolom pertama dan baris keempat kolom pertama adalah DESA/KELURAHAN. Ukuran garis kotak adalah 0.33 mm. Ukuran huruf adalah Arial dengan ukuran 12. Penulisan huruf rata kiri dan terletak dibagian tengah kotak.(c)Kotak Petunjuk LembarKotak penunjuk lembar peta dan keterangannya dibuat dengan ukuran 15 cm x 12 cm pada semua skala. Keterangan yang ditulis adalah:i. Tulisan PETUNJUK LEMBAR dengan jenis font Arial ukuran 14. Jarak antara huruf dengan garis kotak adalah 1 cm.ii. Diagram peta yang menunjukkan posisi peta yang bersangkutan terhadap peta yang berdampingan dibuat dalam bentuk 9 bujur sangkar dengan komposisi 3 baris dan 3 kolom. Ukuran masing masing bujur sangkar adalah 2 cm x 2 cm dengan tebal garis 0.2 mm. Bujur sangkar yang terletak ditengah menunjukkan posisi peta yang bersangkutan dibuat dengan garis lebih tebal yaitu0.5 mm. Jarak antara kotak diagram dengan tulisan petunjuk lembar adalah 8 mm.
iii. Pada masing masing bujur sangkar ditulis nomor lembar yang sesuai dengan posisinya. Penulisan nomor lembar tersebut adalah sebagai berikut:Untuk peta skala 1 : 10000 pada masing masing bujur sangkar ditulis nomor lembar peta skala 1:10000 dengan font Arial ukuran14.Untuk peta skala 1 : 2500 nomor lembar peta terdiri dari dua baris yaitu baris pertama berisi nomor zone dan lembar peta skala 1 :10000 dan baris kedua berisi nomor lembarskala 1: 2500. Baris pertama dibuat menggunakan font Arial berukuran 8. Baris kedua dibuat menggunakan font Arial berukuran 14.Untuk peta skala 1 : 1000 nomor lembar peta terdiri dari dua baris yaitu baris pertama berisi nomor zone dan lembar peta skala 1 :10000 dan baris kedua berisi nomor lembarskala 1: 1000. Baris pertama dibuat menggunakan font Arial berukuran 8. Baris kedua dibuat menggunakan font Arial berukuran 14.iv.Keterangan. Keterangan digunakan untuk menuliskan informasi yang dianggap penting dalam proses pembuatan peta dasar pendaftaran. Judul KETERANGAN dibuat dengan font Arial berukuran11. Jarak antara bagian atas huruf dengan kotak diagram adalah 1 cm atau 1.5 cm. Isi keterangandibuat dengan jarak 8 mm dari judul keterangandan dibuat dengan font Arial berukuran 8 dengan jarak spasi 1.(d)Kotak LegendaKotak legenda berisikan simbol unsur unsur alam maupun buatan manusia yang digunakan dalam peta. Ukuran kotak legenda adalah:Skala Peta Ukuran Kotak Legenda1 : 10000 15 cm x 16 cm1 : 2500 15 cm x 31 cm1 : 1000 15 cm x 21 cm
Informasi yang ditampilkan pada kotak legenda adalah :i. Bagian atas kotak ditulis LEGENDA dengan font Arial14. Jarak antara bagian atas tulisan legenda dengan garis kotak legenda adalah 7 mm.ii. Simbol yang mengacu pada simbolisasi standar BPN.Keterangan simbol ditulis disebelah kiri dengan font Arial berukuran 7. Simbol tersebut dikelompokkan berdasarkan BATAS ADMINISTRASI, TITIK dan KONTUR. Pengelompokan tersebut ditulis dengan font Arial berukuran 8.iii. Sumber data ditulis dengan huruf Arial atau huruf tegak dengan ukuran sesuai dengan bidang penulisan yang tersedia.(e)Kotak Informasi Pejabat PembuatKotak informasi instansi pembuat peta dibuat dengan ukuran 15 cm x 3 cm untuk semua skala. Isi kotak ini adalah :Logo BPN dan disebelah kanannya ditulis BADAN PERTANAHAN NASIONAL dengan font Arial berukuran 18.Bagian organisasi pembuat ditulis dengan font Arial berukuran 11. Contoh redaksi organisasi pembuat adalah :DEPUTI BIDANG INFORMASI PERTANAHAN DIREKTORAT PENGUKURAN DAN PEMETAAN atauKANTOR WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAHBIDANG PENGUKURAN DAN PENDAFTARAN TANAHatauKANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SEMARANG SEKSI PENGUKURAN DAN PENDAFTARAN TANAH(f)Kotak Proyek dan Tahun AnggaranKotak proyek dan tahun anggaran pelaksanaannya dibuat dengan ukuran 15 cm x 2 cm untuk semua skala. Kotak proyek ditulis dengan font Arial ukuran 16 18. Penulisan proyek nama proyek misalnya PROYEK ADMINISTRASI PERTANAHAN, PROYEK KOMPUTERISASI KANTOR
PERTANAHAN, dan lain lain. Tahun anggaran proyek ditulis dengan font Arial berukuran 12-14. Contoh penulisan tahun anggaran adalah TAHUN ANGGARAN2004.(g)Kotak PengesahanKotak pengesahan dibuat dengan ukuran :Skala Peta Ukuran Kotak Pengesahan1 : 10000 15 cm x 10 cm1 : 2500 15 cm x 12 cm1 : 1000 15 cm x 12 cmRedaksi kotak pengesahan adalah sebagai berikutTempat, Tanggal Pengesahan Untuk Penggunaannya Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / KotamadyaNama Pejabat Yang MengesahkanNIPTulisan pada kotak pengesahan ditulis dengan font Arial berukuran 10. Tulisan tempat dan tanggal pengesahan berada 1 cm dibawah garis kotak pengesahan.(h)Kotak Identifikasi Perusahaan PelaksanaKotak identifikasi perusahaan pelaksana dibuat dengan ukuran 15 cm x 2 cm untuk semua skala. Isi dari kotak ini terdiri dari dua baris kalimat yaitu baris pertama adalah PELAKSANA dan baris kedua adalah pihak yang melaksanakan pekerjaan tersebut, misalnya PT. INDOMAP GEOMATIKA. Baris pertama ditulis dengan font Arial 12. Baris kedua ditulis dengan huruf Arial berukuran 14.
3. Informasi Tambahan. Ada beberapa informasi tambahan yang diberikan pada peta pendaftaran yaitu :(a)Informasi mengenai nama propinsi yang ditulis Propinsi : Nama Propinsi. Teks nama propinsi ditulis pada kiri atas bidang gambar dengan jarak antara bagian bawah teks dengan garis batas bidang gambar adalah 0.5 cm. Teks propinsi ditulis dengan font Times New Romans berukuran 24.(b)Informasi mengenai nama kabupaten yang ditulis Kabupaten : Nama Kabupaten. Teks nama kabupaten ditulis 0.5 cm diatas bidang gambar dengan titik tengah pada bagian tengah bidang gambar tersebut. Teks nama kabupaten ditulis dengan font Times New Romans berukuran 24.(c)Informasi Nomor Lembar yang ditulis Nomor Lembar : nomor lembar. Nomor lembar ditulis pada kiri atas informasi tepi dengan jarak antara garis batas informasi tepi dengan bagian bawah teks adalah 0.5 cm. Teks nomor lembar ditulis dengan font Times New Roman berukuran 24.(d)Absis ditulis pada bagian bawah bidang gambar(e)Ordinat ditulis disebelah kiri bidang gambar(f)Nomor kolom ditulis tepat diantara dua absis. Nomor baris ditulis tepat diantara dua ordinat. Nomor kolom dan nomor baris ditulis dengan font Arial berukuran 18. Penulisan nomor kolom dan nomor baris tersebut adalah:Skala Nomor Kolom Nomor Baris1 : 10000 A, B, C, D, E, F 1 , 2, 3, 4, 5, 61 : 2500 A, B, C, D, E, F 1 , 2, 3, 4, 5, 61 : 1000 A, B, C, D, E 1 , 2, 3, 4, 54. Bingkai PetaBingkai peta pendaftaran adalah garis persegi panjang yang mengelilingi bidang gambar dan informasi tepi. Bingkai peta pendaftaran ini berjarak masing-masing 3 cm disekeliling bidang gambar dan informasi tepi.
II.8.2. Metode Pembuatan LayoutLayout peta dibuat pada 'layout tile', dengan muka peta yang berupa viewport. Ukuran viewport tersebut disesuaikan dengan ukuran muka peta seperti yang dijelaskan diatas. Dengan demikian, peta pendaftaran tetap kontinyu dalam satu desa, tetapi dalam proses pencetakan bisa ditampilkan perlembar.Peta Kontinyu Per Desa Layout Dengan ViewportGambar 26. Pembuatan Layout Dengan ViewportPemotongan peta menjadi satu lembar tidak perlu dilakukan karena alasan berikut ini:1. Pemotongan peta per lembar tersebut menghambat pembentukan peta tunggal. Seperti diketahui, ukuran dan cakupan peta berbeda beda untuk skala 1:10000, 1:2500,1:1000. Akibatnya, area yang sama pada skala 1:10000 dibuat menjadi 1 file skala 1:10000, 16 file skala 1:2500 dan 144 fileskala 1:1000. Jika suatu bidang tanah yang terdapat pada peta peta tersebut dipecah atau digabungkan akan timbul permasalahan peta mana yang akan diedit.2. Pembuatan peta indeks menjadi tidak efisien.3. Pemotongan peta per lembar cenderung mengakibatkan permasalahan pada saat edge matching. Seringkali dijumpai objek jalan bertemu dengan objek sungai, objek sungai yang buntu, jalan buntu yang tidak terhubung sama sekali ke jalan lainnya, dan lain lain. Selain itu pula, antara persil persil yang bersebelahan tetapi terletak pada lembar yang berbeda sering kali tidak match (terjadi gap atau overlap).
4. Proses pencarian suatu bidang tanah juga sangat sulit jika peta peta tersebut dibagi bagi per lembar.II.9. STANDAR LEGENDALegenda pada pendaftaran memberikan keterangan mengenai objek objek yang tergambar di dalam peta. Legenda dibuat sama untuk semua jenis dan skala peta, tetapi item yang ditampilkan bisa berbeda beda. Sebagai contoh, legenda mengenai batas persil biasanya ditampilkan pada peta pendaftaran tetapi tidak ditampilkan pada peta dasar pendaftaran.
LEGENDABATAS ADMINISTRASIPERKEBUNAN
Batas Kelurahan / DesaKelapa, Kelapa Sawit, Sagu
Batas KecamatanKaret, Kina, Kopi
Batas Kabupaten / Kodya / KotipCoklat, Lada, Cengkeh
Batas PropinsiTembakau, Tebu, Teh
Batas NegaraJati, Pinus
Alang - alang
BATAS FISIKBatas PersilPT Pagar TembokBelukar, HutanPERAIRAN
PBS Pagar BesiPK Pagar KawatPB Pagar Bambu
SungaiDamSaluran Irigasi
PH Pagar HidupBANGUNAN
Saluran / SelokanTanggulGalian / Cekungan
a Bangunan BeratapRawa - Rawa
Bangunan Tidak BeratapBT Bangunan BertingkatLautPasirGaris Pantai
JALANJARINGAN
Jalan Aspal / BetonJalan TanahJalan SetapakTL TPTiang ListrikTiang TeleponMenara Transmisi
RELPipa
Rel Kereta ApiTITIK TETAP
Rel LoriTitik Dasar Teknik Orde 0 Atau Orde 1
JEMBATANTitik Dasar Teknik Orde 2Titik Dasar Teknik Orde 3
Jembatan Beton Jembatan Besi Jembatan Kayu30.5Titik Dasar Teknik Orde 4Titik Dasar Teknik Orde 4 LokalTinggi Titik Tanah
PERTANIANKONTUR
SSawah12Interval Kontur 2 m
LdLadang10Interval Kontur 10 m
TbTambak
Gambar 27. Legenda Peta
BAB III VALIDASI DATAII.1. RUANG LINGKUP VALIDASI DATAKesesuaian antara konsep standarisasi dan peta yang ada akan diketahui dari proses validasi ini. Beberapa hal yang harus divalidasi adalah :1. Nama layer. Meskipun tidak ada pada standar layer ini, layer 0 adalah layer default format DXF. Demikian pula dengan layer defpoints. Jadi layer 0 dan layer defpoints bukan merupakan layer yang salah. Layer 0 hanyaboleh memiliki entity viewport saja.2. Kesalahan link.Beberapa kesalahan yang tertinggal dalam proses clean up harus dihilangkan atau tetap dibiarkan, sesuai dengan jenis topologi yang akan dibangun. Pertimbangan pertimbangan dalam melakukan koreksi kesalahan data tersebut antara lain sebagai berikut:Jenis Kesalahan Topologi Jaringan Topologi PoligonDuplikasiHarus dihilangkanHarus dihilangkan
Segmen PendekBisa dihilangkanBisa dihilangkan
Persilangan / CrossCek validitasnyaHarus dihilangkan
UndershootHarus dihilangkanHarus dihilangkan
Node ClusterHarus dihilangkanHarus dihilangkan
Pseudo NodeBisa dihilangkanBisa dihilangkan
Dangles / OvershootCek validitasnyaHarus dihilangkan
Penyederhanaan ObjekDipertimbangkanDipertimbangkan
3. Kesesuaian entitas pada suatu layer. Suatu entitas yang tidak sesuai dengan layernya dianggap sebagai kesalahan. Sebagai contoh, apabila ada entitas teks pada layer batas persil, maka entitas tersebut perlu di teliti lebih lanjut karena ada kemungkinan kesalahan penempatan layer.4. Duplikasi NIB (NIB yang sama pada satu desa)NIB adalah pengenal bidang yang unik dalam satu kelurahan / desa. Oleh karena itu, tidak ada dua bidang atau lebih memiliki NIB yang sama.5. Format Teks NIB
Teks NIB terdiri dari 5 digit numerik, misalnya : 02341. NIB tidak berisi alfanumerik.6. Posisi centroid harus didalam poligon.Posisi centroid, ditentukan oleh insertion point jika centroid tersebut berupa teks atau blok. Walaupun sebuah teks sekilas terlihat seperti di dalam sebuah poligon, tetapi jika insertion pointnya berada diluar poligon maka centroid tersebut masih salah seperti terlihat pada gambar :Insertion Point 13452
Insertion Point
13452
Salah: insertion point diluar poligon
Benar : insertion point didalam poligon
Gambar 28. Kesalahan Posisi CentroidP
Gambar XX. Hubungan Antara Basis Data, CAD, dan SIG
13
14
15
16
09
10
11
12
05
06
07
08
01
02
03
04
7
8
9
4
5
6
1
2
3
3
4
1
2
3
4
1
2
NodeXY1X1Y12X2Y23X3Y34X5Y45X5Y5
LinkDari NodeKe Node112223331412544632755
0.2cm