rangkuman matematika peminatan kelas 10 semester 1...
TRANSCRIPT
Rangkuman Matematika Peminatan Kelas 10 Semester 1(2019/2020)
Wildan Bagus WicaksonoX MIPA 8
@wildanwicaksono 27
Daftar Isi
Daftar Isi i
1 Eksponensial 11.1 Sifat-sifat Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1.1 Pangkat Bulat Positif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11.1.2 Pangkat 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21.1.3 Pangkat Bulat Negatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21.1.4 Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Grafik Fungsi Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71.2.1 Pengertian Fungsi Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71.2.2 Bentuk Umum Fungsi Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71.2.3 Grafik Fungsi Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71.2.4 Menggambar Grafik Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.3 Persamaan Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161.4 Pertidaksamaan Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
2 Logaritma 252.1 Sifat-Sifat Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252.2 Grafik Fungsi Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
2.2.1 Grafik Fungsi Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 292.2.2 Bentuk Umum Fungsi Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 292.2.3 Menggambar Grafik Fungsi Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 302.2.4 Hubungan Grafik Eksponensial dan Grafik Logaritma . . . . . . . . . . . 32
2.3 Persamaan Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 322.4 Pertidaksamaan Logaritma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
3 Kunci Jawaban 353.1 Eksponensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
Bibliografi 37
ii Wildan Bagus Wicaksono
1Eksponensial
1.1 Sifat-sifat Eksponensial
Gambar 1.1: Bakteri
Perhatikan gambar di samping. Gambar di samping merupak-an bakteri. Bakteri tersebut berkembang biak dengan mem-belah diri. Bakteri-bakteri tersebut membelah menjadi duadalam periode tertentu. Misalkan terdapat 3 bakteri. Bakte-ri tersebut membelah menjadi dua setiap 10 menit. Berapabanyak bakteri setelah 1 jam (60 menit)? Perhatikan Tabel1.1.
Menit ke- Periode ke- Banyak Bakteri0 0 3 = 310 1 2× 3 = 2× 320 2 2× 2× 3 = 22 × 330 3 2× 2× 2× 3 = 23 × 3
Tabel 1.1: Perkembangan bakteri
Dilihat dari pola perkembangan pada Tabel 1.1, banyak bakteri setelah 1 jam (60 menit)atau periode ke-6 yaitu
2× 2× 2× 2× 2× 2× 3 = 26 × 3
1.1.1 Pangkat Bulat Positif
Jika a ∈ bilangan real dan n ∈ bilangan bulat positif, maka an (dibaca a pangkat n)didefinisikan sebagai perkalian berulang a sebanyak n kali (n faktor).
an = a× a× a× a× · · · × a︸ ︷︷ ︸sebanyak n faktor
Keterangan:
an = bilangan berpangkat
a = bilangan pokok
n = bilangan pangkat (eksponen)
1
1.1. SIFAT-SIFAT EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
Adapun contohnya adalah sebagai berikut,(−1
3
)4
=
(−1
3
)×(−1
3
)×(−1
3
)×(−1
3
)︸ ︷︷ ︸
sebanyak 4 faktor
46 = 4× 4× 4× 4× 4× 4︸ ︷︷ ︸sebanyak 6 faktor
1.1.2 Pangkat 0
Jika a ∈ bilangan real dan a 6= 0, berlaku a0 = 1.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut,
(−4)0 = 1 dan
(3
4
)0
= 1
1.1.3 Pangkat Bulat Negatif
Jika a ∈ bilangan real, a 6= 0 dan n ∈ bilangan bulat positif, berlaku a−n =1
an.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut,(−1
3
)−4
=1(−1
3
)4 =1(
−13
)×(−1
3
)×(−1
3
)×(−1
3
) =1181
= 81
4−6 =1
46=
1
4× 4× 4× 4× 4=
1
4096
1.1.4 Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat
Jika a, b, p, q ∈ bilangan real, berlaku sifat-sifat berikut.
(i). ap × aq = ap+q
(ii). ap : aq = ap−q dengan a 6= 0
(iii). a−p =1
apdengan a 6= 0
(iv).(ap)q
= ap×q
(v). (ab)p = ap × bp
(vi).(ab
)p=
ap
bpdengan b 6= 0
(vii). p√a = a
1p dengan p 6= 0
(viii). p√aq = a
pq dengan p 6= 0
2 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.1. SIFAT-SIFAT EKSPONENSIAL
Contoh 1.1. Tentukan hasil dari
(a). 22 × 24 × 21
(b). 55 : 53
(c).
(2
3
)4
(d).(32)5
(a). Berdasarkan sifat (i), diperoleh
22 × 24 × 21 = 22+4+1 = 27 = 128
(b). Berdasarkan sifat (ii), diperoleh
55 : 53 = 55−3 = 52 = 25
(c). Berdasarkan sifat (vi), diperoleh (2
3
)4
=24
34=
16
81
(d). Berdasarkan sifat (iv), diperoleh (32)5
= 32×5 = 310
Contoh 1.2. Nyatakan dalam bentuk pangkat positif.
(a). 2−10,
(b). 5−3a2b−3
(c).a−1q5
4−2r−3
(a). Berdasarkan sifat (iii), diperoleh
2−10 =1
210
(b). Berdasarkan sifat (iii), diperoleh
5−3a2b−3 =1
53× a2 × 1
b3=
a2
125b3
(c). Berdasarkan sifat (iii), diperoleh
a−1q5
4−2r−3=
1a× q5
142× 1
r3
=q5
a1
16r3
=16r3q5
a
Wildan Bagus Wicaksono 3
1.1. SIFAT-SIFAT EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
Contoh 1.3. Sederhanakan bentuk berikut dan tuliskan dalam bentuk pangkat positif.
(a).a3
2b× b4
a2× 2−2
b
(b).3sr2 × 4s2r3
8s3r2
(a). Jadikan dalam satu kelompok.
a3
2b× b4
a2× 2−2
b=
a3 × b4 × 2−2
2b1 × a2 × b1
=a3
a2× b4
b1 × b1× 2−2
21Sifat (i) dan (ii)
= a3−2 × b4
b1+1× 2−2−1
= a1 × b4−2 × 2−3
a3
2b× b4
a2× 2−2
b=
ab2
8
(b). Dengan cara yang sama,
3sr2 × 4s2r3
8s3r2= (3× 4)× s× s2
s3× r2 × r3
r2Sifat (i) dan (ii)
= 12× s1+2−3 × r2+3−2
= 12× s0 × r3 Bilangan berpangkat nol bernilai 1
= 12× 1× r3
3sr2 × 4s2r3
8s3r2= 12r3
Contoh 1.4. Tentukan nilai perpangkatan berikut.
(a). 34323
(b). 1612 − 27
13
(c).16
12 + 27
13
12523 − 81
34
(d). 103 × 52 : 25
(e).6912 − 6911 − 136
611 − 2
(a). Perhatikan bahwa 343 = 73.
34323 =
(73) 2
3 Sifat (iv)
= 73× 23
= 72
34323 = 49
4 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.1. SIFAT-SIFAT EKSPONENSIAL
(b). Perhatikan bahwa 16 = 42 dan 27 = 33.
1612 − 27
13 =
(42) 1
2 −(33) 1
3 Sifat (iv)
= 42× 12 − 33× 1
3
= 41 − 31
= 4− 3
1612 − 27
13 = 1
(c). Perhatikan bahwa 16 = 42; 27 = 33; 125 = 53; dan 81 = 34.
1612 + 27
13
12523 − 81
34
=
(42) 1
2 +(33) 1
3(53) 2
3 −(34) 3
4
Sifat (iv)
=42× 1
2 + 33× 13
53× 23 − 3
34
=4 + 3
25− 27
=7
−2
1612 + 27
13
12523 − 81
34
= −7
2
(d). Perhatikan bahwa 10 = 2× 5.
103 × 52 : 25 = (2× 5)3 × 52 : 25 Sifat (v)
= 23 × 53 × 52 : 25
=(23 : 25
)×(53 × 52
)= 23−5 × 53+2
= 2−2 × 55 Sifat (iii)
=1
22× 55
103 × 52 : 25 =55
22
(e). Berdasarkan sifat (i),
6912 = 6911+1 = 6911 × 691 = 6911 × 69
Maka kita peroleh
6912 − 6911 − 136
6911 − 2=
6911 × 69− 6911 × 1− 136
611 − 2
=6911(69− 1)− 68× 2
611 − 2
=611 × 68− 68× 2
611 − 2
=68(611 − 2
)611 − 2
6912 − 6911 − 136
6911 − 2= 68
Wildan Bagus Wicaksono 5
1.1. SIFAT-SIFAT EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
Latihan 1
1. Tuliskan dalam bentuk perpangkatan dari operasi berikut.
(a) 21 × 22 × 23 × 24
(b) 510 : 58
(c)
(3
4
)4
(d)(42)3
(e) 24 × 29 : 27
(f)
(2
3
)7
:
(2
3
)5
× 2
3
(g) 56 × 52 :(52)3
(h)32 × 35 × 3−6
32
2. Sederhanakan bentuk berikut dan tuliskan dalam bentuk pangkat positif.
(a)x2
y× zy2
x3:z
y
(b)
(xy2z
)3x2yz4
(c)
(3a−2b3c4
15a3b−5c−2
)−2
(d)12x4y−2z
3−1yz−3
(e)
(24xy−5
35y2
)−1(22x−2y−1
3x−1y
)2
(f)ab−1 − a−1b
a−1 + b−1
3. Tentukan nilai dari bentuk berikut.
(a)16
14 − 1
6412 − 49
12
(b)512
23 + 27
43
12513
(c)22 × 35
182+
123 × 3−2
24 × 3
(d)32019 − 32018 + 2
32018 + 1
4. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 6561 cm. Bola memantul kembali dengan keting-
gian2
3kali dari ketinggian sebelumnya. Tentukan ketinggian bola setelah
(a) memantul sebanyak 2 kali,
6 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL
(b) memantul sebanyak 5 kali,
(c) memantul sebanyak 9 kali,
(d) memantul sebanyak n kali.
1.2 Grafik Fungsi Eksponensial
Perhatikan pada Tabel 1.1∗. Misalkan mula-mula terdapat bakteri sebanyak x, sedangkanbakteri setelah periode ke-n sebanyak f(n). Hubungan antara n dengan f(x) dapat dinyatakandengan
f(n) = x× 2n
Fungsi ini dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pada bidang koordinat kartesius. Bagai-mana cara menggambar grafiknya? Seperti apa bentuk grafik fungsi eksponensial? Berikutpenjelesannya.
1.2.1 Pengertian Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial merupakan fungsi yang memetakan setiap x ∈ bilangan real ke f(x) =ax, dengan a > 0 dan a 6= 1.
1.2.2 Bentuk Umum Fungsi Eksponensial
Bentuk umum fungsi eksponensial yaitu y = f(x) = kax atau f : x→ kax.x disebut peubah (variabel) bebas dengan daerah asal (domain) Df = {x | −∞ < x <
∞, x ∈ R}.a disebut bilangan pokok (basis) dengan syarat a > 0 dan a 6= 1 (0 < a < 1 atau
a > 1).y disebut variabel tak bebas dengan daerah hasil (range) Rf = {y | 0 < y <∞}.k disebut konstanta.
R menyatakan himpunan semua bilangan real.
1.2.3 Grafik Fungsi Eksponensial
Perhatikan grafik fungsi eksponensial di bawah.
x
y
kf(x) = kax
g(x) = k
(1
a
)x
Gambar 1.2: Grafik f(x) = kax dan g(x) = k
(1
a
)x
dengan a > 1
Dari grafik tersebut, dapat diperoleh beberapa kesimpulan.
∗Halaman 1
Wildan Bagus Wicaksono 7
1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
1. Grafik f(x) = kax dan g(x) = k
(1
a
)x
simetris terhadap sumbu-y.
2. Grafik g(x) merupakan hasil pencerminan grafik f(x) terhadap sumbu-y, begitu pulasebaliknya.
3. Grafik f(x) dan g(x) memotong sumbu-y di titik (0, k).
4. Sumbu-x merupakan asimtot, yaitu garis yang didekati grafik fungsi, tetapi tidaksampai berpotongan dengan fungsi tersebut.
5. Grafik fungsi f(x) = kax merupakan fungsi monoton naik karena untuk setiap x1 < x2
berlaku f(x1) < f(x2).
6. Grafik fungsi g(x) = k
(1
a
)x
merupakan fungsi monoton turun karena untuk setiap
x1 < x2 maka g(x1) > g(x2).
1.2.4 Menggambar Grafik Eksponensial
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi eksponensial adalah sebagai berikut.
1. Buatlah tabel titik bantu berupa nilai-nilai x dan y, yaitu dengan memiliki beberapa nilaix sehingga nilai y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik tersebut pada bidang koordinat.
3. Hubungkan titik-titik yang dilalui dengan kurva.
Perhatikan pada Tabel 1.1. Banyak bakteri mula-mula adalah 3 dan setiap bakteri membelahmenjadi dua dalam setiap periode. Maka rumus fungsi eksponensialnya adalah
f(x) = 3× 2x
Disini, kita dapatkan k = 3 dan a = 2. Karena a > 1, maka f(x) merupakan fungsi monotonnaik (lihat Gambar 1.2 grafik f(x) = kax). Untuk mencari titik potong f(x) dengan sumbu-y,subtitusikan x = 0 (karena titik potong terhadap sumbu-y adalah (0, y)). Maka
y = f(0) = 3× 20 = 3× 1 = 3
Demikian titik potongnya adalah (0, 3).
x −2 −1 0 1
y = 3× 2x 3
4
3
23 6
(x, y)
(−2,
3
4
) (−1,
3
2
)(0, 3) (1, 6)
Tabel 1.2: Hubungan x dan f(x)
Setelah itu, buat titik-titik (x, y) pada bidang koordinat kartesius. Lalu, hubugnkan titik-titik tersebut membentuk kurva seperti pada Gambar 1.2.
8 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL
x
y
3
y = f(x) = 3× 2x
1
6
−1
3/2
−2
3/4
Gambar 1.3: Grafik y = f(x) = 3× 2x
Tinjau Gambar 1.3. Bagaimana kalau grafik tersebut digeser ke kanan, ke kiri, ke atas, atauke bawah? Perhatikan Gambar 1.4 berikut.
x
y
3
6
3/2
y = f(x) = 3× 2x
y = f1(x) = 3× 2x+1
y = f2(x) = 3× 2x−1
Gambar 1.4: Pergeseran ke kanan atau ke kiri dari grafik y = f(x) = 3× 2x
Grafik f1(x) merupakan hasil penggeseran 1 satuan ke kiri dan grafik f2(x) merupakan hasilpenggeseran 1 satuan ke kanan. Jika kita perumum, misalkan fungsi eksponensial f(x) = kax.
Diberikan f(x) = kax.
(a). Jika grafik f(x) digeser c satuan ke kiri menghasilkan g(x), maka
g(x) = kax+c
Wildan Bagus Wicaksono 9
1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
(b). Jika grafik f(x) digeser c satuan ke kanan menghasilkan g(x), maka
g(x) = kax−c
Bagaimana kalau grafik f(x) tersebut digeser ke atas atau ke bawah? Perhatikan Gambar 1.5berikut.
Grafik f1(x) merupakan hasil pergeseran f(x) ke atas sejauh 1 satuan dan grafik f2(x)merupakan hasil pergeseran f(x) ke bawah sejauh 1 satuan. Asimtot dari f(x) adalah sumbu-xatau garis y = 0, asimtot dari f1(x) adalah garis y = 1, dan asimtot dari f2(x) garis y = −1.Jika kita perumum, misalkan fungsi eksponensial f(x) = kax.
x
y
3
2
4
y = f(x) = 3× 2x
y = f1(x) = 3× 2x + 1
y = f2(x) = 3× 2x − 1
−1
1
Gambar 1.5: Pergeseran grafik ke atas atau ke bawah dari grafik y = f(x) = 3× 2x
Diberikan f(x) = kax.
(a). Jika grafik f(x) digeser c satuan ke atas menghasilkan g(x), maka
g(x) = kax + c
Grafik g(x) memiliki asimtot garis y = c.
(b). Jika grafik f(x) digeser c satuan ke bawah menghasilkan g(x), maka
g(x) = kax − c
Grafik g(x) memiliki asimtot garis y = −c.
Contoh 1.5. Tentukan titik potong grafik f(x) = 6x+1 + 61−x terhadap sumbu-y.
Titik potong terhadap sumbu-y berbentuk (0, y). Demikian haruslah x = 0. Maka
y = f(0) = 60+1 + 61−0 = 61 + 61 = 12
Jadi, titik potong terhadap sumbu-y adalah (0, 12) .
10 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL
Contoh 1.6. Grafik fungsi f(x) = k × 2x melalui titik (2, 4).
(a). Tentukan nilai k.
(b). Gambarkan grafik f(x).
(c). Jika grafik f(x) digeser sejauh 2 satuan ke atas dan digeser ke kanan sejauh 3 satuanmenghasilkan g(x), tentukan rumus g(x).
(d). Gambarkan grafik g(x).
(e). Deskripsikan grafik dari g(x).
(a). Karena y = f(x) melalui titik (2, 4), haruslah 4 = f(2). Maka
4 = k × 22 = k × 4 = 4k
yang berarti k =4
4= 1. Jadi, nilai k adalah 1 .
(b). Kita peroleh bahwa f(x) = 2x.
x −1 0 1 2
y = 2x 1
21 2 4
(x, y)
(−1,
1
2
)(0, 1) (1, 2) (2, 4)
Tabel 1.3: Hubungan nilai x dan y pada f(x) = 2x
Buat titik-titik (x, y) pada bidang koordinat kartesius, lalu hubungkan titik tersebutmermbentuk kurva. Karena a > 1, maka f(x) monoton naik. Bentuk grafiknya sepertipada Gambar 1.3.
x
y
1
y = f(x) = 2x
2
4
−1
1/2
1
2
Gambar 1.6: Grafik y = f(x) = 2x
(c). Karena f(x) digeser 2 satuan ke atas, maka menghasilkan
f1(x) = 2x + 2
Wildan Bagus Wicaksono 11
1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
Karena f1(x) digeser ke kanan sejauh 3 satuan, maka menghasilkan
g(x) = 2x−3 + 2
Jadi, rumus g(x) adalah g(x) = 2x−3 + 2 .
(d). Kita dapat menggesernya langsung. Untuk lebih pastinya, kita dapat mensubtitusikannyaseperti pada Tabel 1.3.
x 0 3 4 5
y = 2x−3 + 217
83 4 6
(x, y)
(0,
17
8
)(3, 3) (4, 4) (5, 6)
Tabel 1.4: Hubungan nilai x dan y pada g(x) = 2x−3 + 2
Buat titik-titik (x, y) pada bidang koordinat kartesius dan hubungan membentuk kurva.Karena a > 1, maka g(x) monoton naik.
x
y
1
17/8
y = g(x) = 2x−3 + 2
3
3
4
4
5
6
y = f(x) = 2x
y = f(x) = 2x + 2
1
Gambar 1.7: Grafik y = g(x) = 2x−3 + 2
Deskripsi dari grafik g(x):
(i) Grafik g(x) merupakan fungsi monoton naik.
(ii) Grafik g(x) memotong sumbu-y di titik
(0,
17
8
).
(iii) Grafik g(x) memiliki asimtot garis y = 2.
(iv) Grafik g(x) merupakan hasil pergeseran 2 satuan ke atas dan 3 satuan ke kanan darigrafik f(x).
12 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL
Pada bagian awal, telah dijelaskan bahwa f(x) = kax merupakan hasil pencerminan sumbu-y
dari grafik g(x) = k
(1
a
)x
. Lalu, bagaimana dengan terhadap sumbu-x? Perhatikan Gambar
1.6∗. Perhatikan Gambar 1.8 berikut. Kita cerminkan f(x) = 2x terhadap sumbu-x dansumbu-y.
x
y
−1
1
y = f(x) = 2x
y =
(1
2
)x
y = −(
1
2
)xy = −2x
Gambar 1.8: Pencerminan grafik y = f(x) = 2x terhadap sumbu-x dan sumbu-y
Diberikan f(x) = kax + c dimana c adalah kostanta.
(a). Jika f(x) dicerminkan terhadap sumbu-y, maka akan menghasilkan
g(x) = k
(1
a
)x
+ c
(b). Jika f(x) dicerminkan terhadap sumbu-x, maka akan menghasilkan
g(x) = −kax + c
(c). Jika k > 0, maka f(x) terletak diatas sumbu-x.
(d). Jika k < 0, maka f(x) terletak dibawah sumbu-x.
Contoh 1.7. Diberikan f(x) = 2x + 1.
(a). Tentukan rumus g(x) dimana g(x) merupakan hasil pencerminan f(x) terhadapsumbu-x.
(b). Tentukan rumus h(x) dimana h(x) merupakan hasil pencerminan f(x) terhadapsumbu-y.
(c). Tentukan rumus j(x) dimana j(x) merupakan hasil pencerminan f(x) terhadap sumbu-
∗Halaman 11
Wildan Bagus Wicaksono 13
1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
x lalu dicerminkan lagi terhadap sumbu-y.
(a). Hasil pencerminan f(x) = 2x + 1 terhadap sumbu-x adalah
g(x) = −2x + 1
(b). Hasil pencerminan f(x) = 2x + 1 terhadap sumbu-y adalah
h(x) =
(1
2
)x
+ 1
(c). Jika f(x) dicerminkan terhadap sumbu-x, diperoleh
f1(x) = −2x + 1
Lalu f1(x) dicerminkan terhadap sumbu-y, diperoleh
j(x) = −(
1
2
)x
+ 1
Contoh 1.8. Tentukan persamaan grafik eksponensial pada gambar di bawah.
x
y
1/3
f(x) = 3ax+b
3
1
Pada grafik tersebut, terlihat bahwa grafik f(x) = 3ax+b melalui titik
(0,
1
3
)dan (1, 3).
• Karena melalui
(0,
1
3
), maka f(0) =
1
3.
1
3= 3a×0+b = 3b
Padahal1
3= 3−1. Maka
3−1 = 3b ⇐⇒ b = −1
14 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.2. GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL
• Karena melalui (1, 3), maka f(1) = 3.
3 = 3a×1+b = 3a+b
Padahal 3 = 31. Maka31 = 3a+b ⇐⇒ a + b = 1
Kita peroleh b = −1 dan a + b = 1. Maka
a + (−1) = 1
a− 1 = 1
a = 1 + 1
a = 2
Kita peroleh f(x) = 32x−1. Jadi, persamaan grafik eksponensial yang memenuhi adalah
y = 32x−1 .
Latihan 2
1. Deskripsikan (simpulkan) grafik dari y = 3x dan y =
(1
2
)x
.
2. Gambarkan grafik f(x) dimana
(a) f(x) = 3x
(b) f(x) = 2x+1
(c) f(x) = 2×(
1
3
)x
(d) f(x) = 3×(
1
3
)x+1
3. Diberikan grafik f(x) = 2x.
(a) Jika grafik f(x) digeser ke kiri sejauh 2 satuan menghasilkan a(x), tentukan rumusa(x).
(b) Jika grafik f(x) digeser ke kanan sejauh 3 satuan dan ke bawah sejauh 2 satuanmenghasilkan b(x), tentukan rumus b(x).
(c) Jika grafik f(x) dicerminkan terhadap sumbu-x menghasilkan c(x), tentukan rumusc(x).
(d) Jika grafik f(x) dicerminkan terhadap sumbu-y, lalu digeser ke kanan sejauh 2 sa-tuan, lalu dicerminkan terhadap sumbu-x menghasilkan d(x), tentukan rumus d(x).
(e) Gambarkan grafik d(x).
4. Tentukan rumus f(x) jika
(a) Digeser ke kanan 2 satuan menghasilkan g(x) = 4x.
(b) Digeser ke atas 4 satuan ke bawah menghasilkan g(x) = 4× 3x − 1.
(c) Dicerminkan terhadap sumbu-x menghasilkan g(x) = −(
2
3
)x+2
+ 5.
Wildan Bagus Wicaksono 15
1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
(d) Dicerminkan terhadap sumbu-x, lalu dicerminkan terhadap sumbu-y, lalu digeser keatas sejauh 1 satuan menghasilkan g(x) = −5x + 1.
5. Tentukan persamaan grafik eksponensial berikut.
x
y
3
y = 3ax+b
1
1
Gambar 1.9: Solve for a and b
6. Perhatikan Gambar 1.10.
Diberikan grafik eksponensial f(x).Grafik f(x) digeser ke kanan sejauh2 satuan lalu dicerminkan terhadapsumbu-y. Tentukan rumus f(x) jikagrafik g(x) seperti pada Gambar 1.10.
x
y
2
g(x) = 2ax+b
1
8
Gambar 1.10: Grafik g(x)
1.3 Persamaan Eksponensial
Persamaan eksponensial adalah persamaan bentuk eksponensial yang memuat variabel. Va-riabel tersebut dapat terletak pada eksponen atau bilangan pokoknya. Persamaan eksponensialmempunyao beberapa bentuk persamaan dan penyelesaian. Berikut bentuk-bentuk persamaaneksponensial.
(i). Jika af(x) = am dengan a > 0 dan a 6= 1 maka f(x) = m.
(ii). Jika af(x) = ag(x) dengan a > 0 dan a 6= 1 maka f(x) = g(x).
(iii). Jika af(x) = bf(x) dengan a, b > 0 dan a 6= b 6= 1, maka f(x) = 0.
(iv). Jika af(x) = bg(x) dengan a, b > 0 dan a 6= b 6= 1, maka f(x) = g(x) = 0.
(v). Jika h(x)f(x) = h(x)g(x), penyelesaiannya sebagai berikut.
(a) f(x) = g(x)
16 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL
(b) h(x) = 1
(c) h(x) = 0, dengan syarat f(x) dan g(x) keduanya positif.
(d) h(x) = −1 dengan syarat f(x) dan g(x) keduanya genap atau keduanya ganjil.
(vi). f(x)h(x) = g(x)h(x), penyelesaiannya sebagai berikut.
(a) f(x) = g(x)
(b) f(x) = −g(x) dengan syarat h(x) genap.
(c) h(x) = 0 dengan syarat f(x) 6= 0 dan g(x) 6= 0.
(vii). Dengan a > 0, a 6= 1, A 6= 0, dan A,B,C ∈ R:
A(af(x)
)2+ B
(af(x)
)+ C = 0
Untuk menyelesaikan bentuk persamaan ini digunakan pemisalan y = af(x) sehinggadiperoleh
Ay2 + By + C = 0
Setelah nilai y diperoleh, subtitusikan kembali pada pemisalan y = af(x) sehinggadiperoleh nilai x.
Trik 1. Jika a > 1, tanda pertidaksamaan tidak berubah. Sebagai contoh, jika af(x) >ag(x), maka tandanya tidak berubah, yaitu menjadi f(x) > g(x).Jika 0 < a < 1, tanda pertidaksamaan berubah menjadi kebalikannya. Sebagai contoh,jika af(x) < ag(x), maka tandanya berubah menjadi f(x) > g(x).
Contoh 1.9. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut ini.
(a). 3x−7 =1
27
(b). 2x2+3x+4 = 4−x−1
(c). 3x2−5x−4 = 5x2−5x−4
(d). 2x2−2x−3 = 3x2+4x+3
(a). Perhatikan bahwa1
27= 3−3. Maka
3x−7 = 3−3 Sifat (i)
⇔ x− 7 = −3
x = −3 + 7
x = 4
Wildan Bagus Wicaksono 17
1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
(b). Perhatikan bahwa 4 = 22. Maka
2x2+3x+4 = 4−x−1
=(22)−x−1
2x2+3x+4 = 2−2x−2 Sifat (ii)
⇔ x2 + 3x + 4 = −2x− 2
x2 + 3x + 4 + 2x + 2 = 0
x2 + 5x + 6 = 0
(x + 2)(x + 3) = 0
x = −2 atau x = −3
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x = −2 atau x = −3 .
(c). Karena 3x2−5x−4 = 5x2−5x−4, berdasarkan sifat (iii), maka
x2 − 5x− 4 = 0
(x− 1)(x− 4) = 0
x = 1 atau x = 4
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x = 1 atau x = 4 .
(d). Karena 2x2−2x−3 = 3x2+4x+3, menurut sifat (iv), maka x2 − 2x− 3 = x2 + 4x + 3 = 0.
x2 − 2x− 3 = 0
(x− 3)(x + 1) = 0
x = 3 atau x = −1
x2 + 4x + 3 = 0
(x + 1)(x + 3) = 0
x = −1 atau x = −3
Dapat dilihat bahwa x = −1 yang memenuhi bahwa x2− 2x− 3 = x2 + 4x+ 3 = 0. Jadi,nilai x yang memenuhi adalah x = −1 .
Contoh 1.10. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan eksponensial berikut.
(a). (x + 1)2x−1 = (x + 1)x+3
(b). (x− 1)x+1 = (2x− 3)x+1
(a). Bentuk h(x)f(x) = h(x)g(x).
Diperoleh h(x) = x+1, f(x) = 2x−1, dan g(x) = x+3. Penyelesaiannya sebagai berikut.
• Untuk f(x) = g(x),
f(x) = g(x)
2x− 1 = x + 3
2x− x = 3 + 1
x = 4
18 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL
• Untuk h(x) = 1,
h(x) = 1
x + 1 = 1
x = 0
• Untuk h(x) = 0,
x + 1 = 0
x = −1
Cek bahwa f(x) dan g(x) keduanya harus positif.
f(−1) = 2x− 1 = 2(−1)− 1 = −2− 1 = −3 (Tidak memenuhi)
Jadi, untuk x = −1 bukan solusi.
• Untuk h(x) = −1,
h(x) = −1
x + 1 = −1
x = −2
Cek bahwa f(x) dan g(x) keduanya harus genap atau keduanya harus ganjil.
f(−2) = 2(−2)− 1 = −4− 1 = −5
g(−2) = (−2) + 3 = −1
Karena f(−2) dan g(−2) keduanya bilangan ganjil, maka x = −2 merupakan solusi.
Jadi, himpunan penyelesaiainnya adalah {−2, 0, 4} .
(b). Bentuk f(x)h(x) = g(x)h(x).
Diperoleh f(x) = x− 1, g(x) = 2x− 3, dan h(x) = x + 1.
• Untuk f(x) = g(x),
x− 1 = 2x− 3
−1 + 3 = 2x− x
2 = x
• Untuk f(x) = −g(x),
x− 1 = −(2x− 3)
x− 1 = −2x + 3
x + 2x = 3 + 1
3x = 4
x =4
3
Cek bahwa h(x) haruslah genap.
h
(4
3
)=
4
3+ 1 =
7
3
Karena h
(4
3
)tidak genap, maka x =
4
3bukan solusi.
Wildan Bagus Wicaksono 19
1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
• Untuk h(x) = 0,
x + 1 = 0
x = −1
Cek bahwa haruslah f(x) 6= 0 dan g(x) 6= 0.
f(−1) = −1− 1 = −2
g(−1) = 2x− 3 = 2(−1)− 3 = −2− 3 = −5
Karena f(x) dan g(x) keduanya tidak sama dengan 0, maka x = −1 merupakansolusi.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {−1, 2} .
Contoh 1.11. Tentukan himpunan penyelesaian dari
(a). 32x − 4× 3x + 3 = 0
(b). 3x+2 + 9x+1 − 810 = 0
(c). 25x − 6× 5x + 5 = 0
(a). Perhatikan bahwa 32x =(3x)2
. Maka
32x − 4× 3x + 3 =(3x)2 − 4× 3x + 3 = 0
Misalkan y = 3x. Diperoleh
y2 − 4y + 3 = 0
(y − 1)(y − 3) = 0
y = 1 atau y = 3
Subtitusikan kembali.
• Untuk y = 1, maka 3x = 1 yang berarti 3x = 30 ⇐⇒ x = 0.
• Untuk y = 3, maka 3x = 3 yang berarti 3x = 31 ⇐⇒ x = 1.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {0, 1} .
(b). Perhatikan bahwa
9x+1 = 9x × 91 = 9× 9x = 9×(3x)2
3x+2 = 3x × 32 = 9× 3x
Demikian kita peroleh
3x+2 + 9x+1 − 810 = 9× 3x + 9×(3x)2 − 810 = 0
20 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.3. PERSAMAAN EKSPONENSIAL
Misalkan 3x = y. Diperoleh
9y + 9y2 − 810 = 0 Bagi kedua ruas dengan 9
y + y2 − 90 = 0
y2 + y − 90 = 0
(y + 10)(y − 9) = 0
y = −10 atau y = 9
Tinjau bahwa y = 3x > 0. Maka untuk y = −10 tidak mungkin.
Untuk y = 9, maka 3x = 9 yang berarti 3x = 32 ⇐⇒ x = 2.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {2} .
(c). Perhatikan bahwa 25x =(52)x
=(5x)2
. Maka
25x − 6× 5x + 5 =(5x)2 − 6× 5x + 5 = 0
Misalkan y = 5x. Diperoleh
y2 − 6y + 5 = 0
(y − 1)(y − 5) = 0
y = 1 atau y = 5
Subtitusikan kembali.
• Untuk y = 1, maka 5x = 1 yang berarti 5x = 50 ⇐⇒ x = 0.
• Untuk y = 3, maka 5x = 5 yang berarti 5x = 51 ⇐⇒ x = 1.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {0, 1} .
Latihan 3
1. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut.
(a) 22x+1 = 128
(b) 8x−1 =1
2
(c) 2x2+4x+4 = 16
(d) 3x2−2x−1 =1
9
(e) 4x2+6x+8 = 7x2+6x+8
(f) 2x2+3x+2 = 5x2−3x−4
(g) 2019x2+2x+1 = 1
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari
(a) (x− 2)x+2 = (x− 2)x+1
(b) (x + 1)x2−2x = (x + 1)x+4
(c)(x2 − 2x− 3
)x=
1(x2 − 2x− 3
)x−2
(d) (2x− 1)x+1 = (x + 2)x+1
(e) (x− 1)x2−4 = (2x + 1)x
2−4
3.
Wildan Bagus Wicaksono 21
1.4. PERTIDAKSAMAAN EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
1.4 Pertidaksamaan Eksponensial
1. Untuk a > 1.
(i). Jika af(x) > ag(x) maka f(x) > g(x).
(ii). Jika af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≥ g(x).
(iii). Jika af(x) < ag(x), maka f(x) < g(x).
(iv). Jika af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≤ g(x).
2. Untuk 0 < a < 1.
(i). Jika af(x) > ag(x) maka f(x) < g(x).
(ii). Jika af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≤ g(x).
(iii). Jika af(x) < ag(x), maka f(x) > g(x).
(iv). Jika af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≥ g(x).
Trik 2. Misalkan terdapat bilangan real a dan b dengan a > b.
(a). Jika (x− a)(x− b) > 0, maka x > a atau x < b.
(b). Jika (x− a)(x− b) ≥ 0, maka x ≥ a atau x ≤ b.
(c). Jika (x− a)(x− b) < 0, maka b < x < a.
(d). Jika (x− a)(x− b) ≤ 0, maka b ≤ x ≤ a.
Contoh 1.12. Tentukan himpunan penyelesaian dari
(a). 2x+1 <1
4
(b). 9x−2 ≥ 1
27
(c).1
5x≤ 1
25
(a). Perhatikan bahwa1
4=
1
22= 2−2. Diperoleh
2x+1 < 2−2 a = 2 > 1 =⇒ Sifat 1(iii)
⇔ x + 1 < −2
x < −3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x < −3, x ∈ R}.
22 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 1. EKSPONENSIAL 1.4. PERTIDAKSAMAAN EKSPONENSIAL
(b). Perhatikan bahwa1
27= 3−3 dan 9x−2 =
(32)x−2
= 32x−4. Diperoleh
9x−2 ≥ 1
2732x−4 ≥ 3−3 a = 3 > 1 =⇒ Sifat 1(ii)
⇔ 2x− 4 ≥ −3
2x ≥ −3 + 4
2x ≥ 1
x ≥ 1
2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah
{x | x ≥ 1
2, x ∈ R
}.
(c). Perhatikan bahwa1
25=
1
52. Diperoleh
1
5x≤ 1
52a =
1
5< 1 =⇒ Sifat 2(iv)
⇔ x ≥ 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x ≥ 2, x ∈ R} .
Contoh 1.13. Tentukan himpunan penyelesaian dari
(a). 22x − 6× 2x + 8 ≤ 0
(b). 32x − 4× 3x + 3 > 0
(c). 36x − 42× 6x + 216 ≥ 0
(d). 4x −×2x+1 − 8 < 0
(e). 16x + 4x − 2 ≥ 0
(a). Perhatikan bahwa 22x =(2x)2
. Misalkan y = 2x. Maka
y2 − 6y + 8 ≤ 0
(y − 2)(y − 4) ≤ 0
2 ≤ y ≤ 4 y = 2x
21 ≤ 2x ≤ 22
1 ≤ x ≤ 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | 1 ≤ x ≤ 2, x ∈ R} .
(b). Perhatikan bahwa 32x =(3x)2
. Misalkan y = 3x. Maka
y2 − 4y + 3 > 0
(y − 1)(y − 3) > 0
y < 1 atau y > 3 y = 3x
3x < 1 atau 3x > 3
3x < 30 atau 3x > 31
x < 0 atau x > 1
Wildan Bagus Wicaksono 23
1.4. PERTIDAKSAMAAN EKSPONENSIAL BAB 1. EKSPONENSIAL
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x < 0 atau x > 1, x ∈ R} .
(c). Perhatikan bahwa 36x =(62)x
=(6x)2
. Misalkan y = 6x. Maka
y2 − 42y + 216 ≥ 0
(y − 6)(y − 36) ≥ 0
y < 6 atau y > 36 y = 6x
6x < 61 atau 6x > 62
x < 1 atau x > 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x < 1 atau x > 2, x ∈ R} .
(d). Perhatikan bahwa 4x =(22)x
=(2x)2
dan 2x+1 = 2× 2x. Misalkan y = 2x. Maka
y2 − 2y − 8 < 0
(y − 4)(y + 2) < 0
−2 < y < 4 y = 2x
−2 < 2x < 4
Ingat bahwa bentuk pangkat dari suatu bilangan positif selalu bernilai positif. Maka2x > 0. Maka kita tinggal perlu meninjau bahwa 2x < 4.
2x < 22 ⇐⇒ x < 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x < 2, x ∈ R} .
(e). Perhatikan bahwa 16x =(42)x
=(4x)2
. Misalkan y = 4x. Maka
y2 + y − 2 ≥ 0
(y + 2)(y − 1) ≥ 0
y < −2 atau y > 1 y = 4x
4x < −2 atau 4x > 1
Karena bentuk pangkat dari suatu bilangan positif selalu bernilai positif, maka tidakmungkin 4x < −2. Maka kita tinggal meninjau 4x > 1. Karena 1 = 40,
4x > 40 ⇐⇒ x > 0
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > 0, x ∈ R} .
24 Wildan Bagus Wicaksono
2Logaritma
Dalam fungsi logaritma, kita perlu mencari pangkat suatu bilangan pokok untuk memperolehsuatu nilai. Fungsi logaritma sendiri merupakan invers dari fungsi eksponen.
Jika terdapat bilangan real a, b, x dengan x > 0, a 6= 1 yang memenuhi x = ab maka
b = alog x
Keterangan:
x = peubah (variabel) bebas atau numerus
a = bilangan pokok atau basis logaritma
b = peubah (variabel) tak bebas
2.1 Sifat-Sifat Logaritma
Misalkan a, b, x, dan y adalah bilangan positif, m,n ∈ R, dan a, b 6= 1, maka:
(i). alog 1 = 0
(ii). alog a = 1
(iii). alog xy = alog x + alog y
(iv). alogx
y= alog x− alog y
(v). alog xn = n× alog x
(vi). alog x =blog xblog x
(vii). alog x =1
xlog adengan x 6= 1
(viii). aalog x = x
(ix). an log x =1
n× alog x
25
2.1. SIFAT-SIFAT LOGARITMA BAB 2. LOGARITMA
(x). an log xm =m
n× alog x
(xi). log x = 10log x
Contoh 2.1. Tentukan nilai logaritma berikut.
(a). 3log 27
(b).12 log 4
(c). 3log√
27
(d). 32log 64
(e). log 125 + log 8
(f). log 2 + log 6 + log 125− log 3− log 5
(a). Tinjau 27 = 33. Maka
3log 27 = 3log 33 Sifat (v)
= 3× 3log 3 Sifat (ii)
= 3× 13log 27 = 3
(b). Tinjau1
2= 2−1 dan 4 = 22. Maka
12 log 4 = 2−1
log 22 Sifat (x)
=2
−1× 2log 2 Sifat (ii)
= (−2)× 112 log 4 = −2
(c). Tinjau√
27 = 2712 =
(33) 1
2 = 332
Maka
3log√
27 = 3log 332 Sifat (v)
=3
2× 3log 3 Sifat (ii)
3log√
27 =3
2
26 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 2. LOGARITMA 2.1. SIFAT-SIFAT LOGARITMA
(d). Tinjau 64 = 32× 2. Maka
32log 64 = 32log(32× 2) Sifat (iii)
= 32log 32 + 32log 2 Sifat (ii)
= 1 + 25 log 2 Sifat (ix)
= 1 +1
5× 2log 2 Sifat (ii)
= 1 +1
5
32log 64 =6
5
Atau kita dapat menggunakan sifat (vi) dengan b = 2.
32log 64 =2log 642log 32
=2log 26
2log 25Sifat (v)
=6× 2log 2
5× 2log 2Sifat (ii)
32log 64 =6
5
(e). Dengan sifat (iii), maka
log 125 + log 8 = log(125× 8) Sifat (xi)
= 10log 1000
= 10log 103 Sifat (v)
log 125 + log 8 = 3
(f). Dengan sifat (iii) dan sifat (iv), maka
log 2 + log 6 + log 125− log 3− log 5 = log2× 6× 125
3× 5Sifat (xi)
= 10log 100
= 10log 102 Sifat (v)
log 2 + log 6 + log 125− log 3− log 5 = 2
Contoh 2.2. Tentukan nilai dari
2log 3× 3log 4× 4log 5× 5log 6× 6log 7× 7log 8
Wildan Bagus Wicaksono 27
2.1. SIFAT-SIFAT LOGARITMA BAB 2. LOGARITMA
Dengan menggunakan sifat (vi) dengan b = 10,
2log 3× 3log 4× 4log 5× 5log 6× 6log 7× 7log 8 =log 2
log 3× log 3
log 4× log 4
log 5× log 5
log 6× log 6
log 7× log 7
log 8
=log 2
log 8Sifat (vi)
= 8log 2
= 23 log 2 Sifat (ix)
2log 3× 3log 4× 4log 5× 5log 6× 6log 7× 7log 8 =1
3
Contoh 2.3. Jika 2log 3 = m dan 3log 5 = n, tentukan 4log 5.
Dengan sifat (vi) dengan b = 3, maka
4log log 5 =3log 53log 4
=n
3log 22Sifat (v)
=n
2× 3log 2Sifat (vii)
=n
2× 12log 3
=n
2× 1m
4log 5 =mn
2
Contoh 2.4. Jika 2log p + 4log q = 14, tentukan nilai p2q.
Perhatikan bahwa
2log p =2
2× 2log p
= 22 log p2
2log p = 4log p2
Demikian kita peroleh
2log p + 4log q =1
44log p24log q =
1
4Sifat (iii)
4log p2q =1
4
p2q = 414
=(22) 1
4
= 212
p2q =√
2
28 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 2. LOGARITMA 2.2. GRAFIK FUNGSI LOGARITMA
Contoh 2.5. Jika x > y > 1 dan x2 + 4y2 = 12xy, tentukan nilai log(x + 2y)2
(x− 2y)2.
log(x + 2y)2
(x− 2y)2= log
x2 + 4xy + 4y2
x2 − 4xy + 4y2x2 + 4y2 = 12xy
= log12xy + 4xy
12xy − 4xy
= log16xy
8xy
log(x + 2y)2
(x− 2y)2= log 2
2.2 Grafik Fungsi Logaritma
2.2.1 Grafik Fungsi Logaritma
x
y
1
f(x) = k × alog x
g(x) = k ×1a log x
Gambar 2.1: Grafik f(x) = k × alog x dan g(x) = k ×1a log x dengan a > 1
Dari grafik tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan.
1. Grafik f(x) = k × alog x dan g(x) = k × alog x simetris terhadap sumbu-x.
2. Grafik f(x) merupakan hasil pencerminan grafik g(x) terhadap sumbu-x, atau seba-liknya.
3. Grafik f(x) dan g(x) memotong sumbu-x di titik (0, 1).
4. Grafik f(x) dan g(x) memiliki asimtot sumbu-y atau garis x = 0.
5. Fungsi f(x) merupakan fungsi monoton naik karena untuk setiap x1 < x2 berlakuf(x1) < f(x2).
6. Fungsi g(x) merupakan fungsi monoton turun karena untuk setiap x1 < x2 berlakuf(x1) > f(x2).
2.2.2 Bentuk Umum Fungsi Logaritma
Wildan Bagus Wicaksono 29
2.2. GRAFIK FUNGSI LOGARITMA BAB 2. LOGARITMA
Bentuk umum fungsi logaritma yaitu y = f(x) = k × alog x atau f : x→ k × alog x.x disebut peubah (variabel) bebas dengan daerah asal (domain) Df = {x | 0 < x <∞, x 6=1, x ∈ R}.a disebut bilangan pokok (basis) dengan syarat a > 0 dan a 6= 1 (0 < a < 1 atau a > 1).y disebut variabel tak bebas dengan daerah hasil (range) Rf = {y | −∞ < y <∞}.k disebut konstanta.
2.2.3 Menggambar Grafik Fungsi Logaritma
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi eksponensial adalah sebagai berikut.
1. Buatlah tabel titik bantu berupa nilai-nilai x dan y yaitu dengan memilih beberapa nilaix sehingga nilai y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik tersebut pada bidang koordinat.
3. Hubungkan titik-titik yang dilalui dengan kurva.
Bagaimana kalau grafik f(x) digeser ke kanan, ke kiri, ke atas, atau ke bawah? Berikut penje-lasannya.
Misalkan grafik f(x) = 2log x.
x 1 2 4 8y = 2log x 0 1 2 3
(x, y) (1, 0) (2, 1) (4, 2) (8, 3)
Tabel 2.1: Hubungan nilai x dan y pada f(x) = 2log x
Buat titik-titik pada bidang koordinat. Karena a > 1, maka f(x) merupakan fungsi monotonnaik.
x
y
1
f(x) = 2log x
2
1
4
2
8
3
Gambar 2.2: Grafik f(x) = 2log x
Grafik pada Gambar 2.2 kita geser ke kanan sejauh 1 satuan atau ke kiri sejauh satuan. LihatGambar 2.3. Pada Gambar 2.3, grafik f1(x) hasil pergeseran grafik f(x) ke kiri 1 satuan dangrafik f2(x) merupakan hasil pergeseran grafik f(x) ke kanan 1 satuan.
30 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 2. LOGARITMA 2.2. GRAFIK FUNGSI LOGARITMA
x
y
1
f(x) = 2log x
f1(x) = 2log(x + 1) f2(x) = 2log(x− 1)
2
1
4
2
8
3
−1
Gambar 2.3: Pergeseran grafik f(x) = 2log x ke kanan atau ke kiri
Diberikan f(x) = alog x dengan a, x > 0 dan a 6= 1.
(a). Jika f(x) digeser ke kanan sejauh c satuan menghasilkan g(x), maka
g(x) = alog(x− c)
(b). Jika f(x) digeser ke kiri sejauh c satuan menghasilkan g(x), maka
g(x) = alog(x + c)
Bagaimana kalau f(x) digeser ke atas atau ke bawah? Perhatikan Gambar 2.4. Kita gesergrafik f(x) ke atas sejauh 1 satuan menghasilkan f1(x) dan digeser ke bawah sejauh 1 satuanmenghasilkan f2(x).
x
y
1
f(x) = 2log x
f1(x) = 2log x + 1
f2(x) = 2log x− 1
2
1
4
2
8
3
Gambar 2.4: Pergeseran grafik f(x) = 2log x ke atas atau ke bawah
Pada bagian awal, telah dijelaskan bahwa f(x) = k × alog x merupakan hasil pencermin-
an g(x) = k × 1a log x terhadap sumbu-y, atau sebaliknya. Dengan mudah, pencerminan
f(x) = 2log x terhadap sumbu-x adalah f1(x) =12 log x. Lalu bagaimana jika dicerminkan
Wildan Bagus Wicaksono 31
2.3. PERSAMAAN LOGARITMA BAB 2. LOGARITMA
terhadap sumbu-y? Perhatikan Gambar 2.4. Misalkan pencerminan f(x) terhadap sumbu-ymenghasilkan f2(x).
x
y
1−1
f(x) = 2log xf2(x) = 2log−x
f3(x) = −2log−xf1(x) =
12 log x
Gambar 2.5: Pencerminan grafik f(x) = 2log x dan f1(x) =12 log x terhadap sumbu-y
2.2.4 Hubungan Grafik Eksponensial dan Grafik Logaritma
x
yy = f(x) = ax
y = x
y = alog x
Gambar 2.6: Hubungan Grafik f(x) dan g(x)Grafik f(x) = ax diperoleh dari pencerminan grafik g(x) = alog x terhadap garis y = x,atau sebaliknya.
2.3 Persamaan Logaritma
Persamaan logaritma adalah persamaan pada bentuk logaritma yang di dalamnya memuatvariabel. Variabel tersebut dapat menempati numerus atau bilangan pokok. Beberapa bentukpersamaan logaritma beserta penyelesaiannya dijelaskan pada bagian berikut.
32 Wildan Bagus Wicaksono
BAB 2. LOGARITMA 2.3. PERSAMAAN LOGARITMA
(i). Jika alog f(x) = alog p dengan a > 0 dan a 6= 1, maka f(x) = p dengan syaratf(x) > 0.
(ii). Jika alog f(x) = alog g(x) dengan a > 0 dan a 6= 1, maka f(x) = g(x) dengan syaratf(x) > 0 dan g(x) > 0.
(iii). Jika alog f(x) = blog f(x) dengan a > 0, a 6= 1, b > 0, b 6= 1, dan a 6= b, makaf(x) = 1.
(iv). Jika h(x)log f(x) = h(x)log g(x), maka f(x) = g(x) dengan syarat h(x) > 0, h(x) 6=1, f(x) > 0, dan g(x) > 0.
(v). Jika f(x)log h(x) = g(x)log h(x), maka f(x) = g(x) dengan syarat f(x) > 0, f(x) 6=1, g(x) > 0, g(x) 6= 1, dan h(x) > 0.
(vi). Untuk A(alog x
)2+ B
(alog x
)+ C = 0 dengan A,B,C ∈ R, A 6= 0, a > 0, a 6= 1, x >
0. Untuk menyelesaikan bentuk persamaa tersebut dilakukan pemisalan y = alog xsehingga diperoleh Ay2 +By+C = 0. Setelah diperoleh nilai y, subtitusikan kembalipada y = alog x sehingga diperoleh nilai x.
Wildan Bagus Wicaksono 33
2.4. PERTIDAKSAMAAN LOGARITMA BAB 2. LOGARITMA
2.4 Pertidaksamaan Logaritma
1. Untuk a > 1.
(a). Jika alog f(x) > alog g(x), maka f(x) > g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(b). Jika alog f(x) ≥ alog g(x), maka f(x) ≥ g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(c). Jika alog f(x) < alog g(x), maka f((x) < g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(d). Jika alog f(x) ≤ alog g(x), maka f(x) ≤ g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
2. Untuk 0 < a < 1.
(a). Jika alog f(x) > alog g(x), maka f(x) < g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(b). Jika alog f(x) ≥ alog g(x), maka f(x) ≤ g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(c). Jika alog f(x) < alog g(x), maka f((x) > g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
(d). Jika alog f(x) ≤ alog g(x), maka f(x) ≥ g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0.
Trik 3. Jika a > 1, tanda pertidaksamaan tidak berubah. Sebagai contoh, jikaalog f(x) > alog g(x), maka tandanya tidak berubah, yaitu menjadi f(x) > g(x).Jika 0 < a < 1, tanda pertidaksamaan berubah menjadi kebalikannya. Sebagai contoh,jika alog f(x) < alog g(x), maka tandanya berubah menjadi f(x) > g(x).
34 Wildan Bagus Wicaksono
3Kunci Jawaban
3.1 Eksponensial
Latihan 1
1. (a) 210 (b) 52 (c)34
44(d) 46 (e) 26 (f)
23
33(g) 52 (h) 3−1
2. (a)y2
z(b)
xy5
z(c)
25a10
b16c12(d)
36x4z4
y3(e)
27y3
x3(f) a− b
3. (a) 1 (b) 29 (c) 7 (d) 2
4. (a) 2916 cm (b) 864 cm (c)512
3cm (d) 6561×
(2
3
)n
cm = 38−n × 2n cm
Latihan 2
1. Untuk y = 3x,
(a) Memotong sumbu-y di titik (0, 1).
(b) Memiliki asimtot datar sumbu-x (atau garis y = 0).
(c) Merupakan fungsi monoton naik.
Untuk y =
(1
2
)x
,
(a) Memotong sumbu-y di titik (0, 1).
(b) Memiliki asimtot datar sumbu-x (atau garis y = 0).
(c) Merupakan fungsi monoton turun.
2. (a) a(x) = 2x+2
(b) b(x) = 2x−3 − 2
(c) c(x) = −2x
(d) d(x) = −(
1
2
)x−2
35
3.1. EKSPONENSIAL BAB 3. KUNCI JAWABAN
(e) .
x
y
−4
y = −(
1
2
)−x+2
Gambar 3.1: Grafik d(x)
3. (a) f(x) = 4x+2
(b) g(x) = 4× 3x + 3
(c) f(x) =
(2
3
)x+2
+ 5
(d) f(x) =
(1
5
)x
4. y = 3−x+1 atau y =
(1
3
)x−1
5. g(x) =
(1
2
)2x−1
Latihan 3
1. (a) x = 3 (b) x =2
3(c) x = 0 atau x = −4 (d) = 1 (e) x = −2 atau
x = −4 (f) x = −1 (g) x = −1
2. (a) {−1, 4} (b) {−2,−1, 0, 4} (c){
1−√
5, 1, 1 +√
5}
(d)
{−1,−1
3, 3
}(e) {−2, 0, 2}
36 Wildan Bagus Wicaksono
Bibliografi
[1] Chakrabarti, D.K. 2018. Matematika Untuk SMA Kelas X Peminatan Matematika dan IlmuAlam. Bogor: Quadra.
[2] Aksin, Nur, D.K. 2018. Matematika Untuk SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-IlmuAlam. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
37