psikologi klinis 2 pertemuan 2

20
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Psikologi Klinis 2 (Pertemuan 2) Kuliahkita.com Pengajar: Edo Sebastian Jaya, M.Psi Retha Arjadi, M.Psi

Upload: edo-sebastian-jaya

Post on 07-Aug-2015

160 views

Category:

Healthcare


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Psikologi Klinis 2(Pertemuan 2)

Kuliahkita.com

Pengajar:Edo Sebastian Jaya, M.Psi

Retha Arjadi, M.Psi

Page 2: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Agenda Kuliah

• Mengenali gangguan perasaan (mood)

Page 3: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Depresi unipolar

• Depresi merupakan gangguan mood yang ditandai dengan gejala emosi, fisiologis dan perilaku, serta gejala kognitif.

Page 4: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Gejala depresiGejala emosi:• Kesedihan, mood depresif, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya

dilakukan, mudah marah, mudah tersinggung

Gejala fisiologis dan perilaku:• Masalah tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan), selera makan

terganggu, gangguan psikomotor (gerakan otot), katatonik (dapat berupa tidak mau bergerak sama sekali atau tidak bisa berhenti bergerak), kelelahan, kehilangan energi

Gejala kognitif:• Konsentrasi dan atensi (perhatian) menurun, sulit mengambil keputusan,

merasa tidak berharga dan merasa bersalah, kepercayaan diri dan harga diri menjadi rendah, merasa tidak berdaya, adanya pemikiran mengenai bunuh diri dan kematian, terkadang disertai juga dengan adanya delusi atau halusinasi dengan tema-tema depresi (delusi dan halusinasi akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan skizofrenia).

Page 5: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Diagnosis untuk depresi unipolar

• Ada dua diagnosis yang hanya melibatkan gejala depresi unipolar:– Gangguan depresi mayor

• Diagnosis ini dapat diberikan jika seseorang mengalami mood depresif atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, ditambah dengan setidaknya 4 gejala lain selama paling tidak 2 minggu berturut-turut. Gejala-gejala yang dialami pun harus cukup parah hingga mengganggu fungsi sehari-hari dari orang yang mengalaminya.

– Gangguan distimik• Gejala depresi yang dialami cenderung lebih ringan daripada gangguan

depresi mayor, tetapi sifatnya lebih kronis. Diagnosis ini dapat diberikan kepada seseorang yang mengalami mood depresif ditambah dengan 2 gejala lain selama setidaknya 2 TAHUN. Dalam 2 tahun tersebut, orang tersebut harus setidaknya pernah terbebas dari gejala depresi sama sekali selama 2 bulan atau lebih, tetapi kemudian gejala tersebut muncul kembali, seperti datang dan pergi secara konsisten hingga mencapai 2 tahun.

Page 6: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Fakta-fakta mengenai depresi

• Depresi dapat dialami oleh siapapun, dari latar belakang usia, jenis kelamin, sosial ekonomi manapun, tanpa pandang bulu.

• Setiap orang pasti pernah mengalami gejala-gejala depresi dalam hidupnya, dan ini sangat WAJAR! Tetapi tidak semuanya sampai dapat didiagnosis mengalami gangguan depresi mayor atau gangguan distimik.

Page 7: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Fakta-fakta mengenai depresi

• Banyak orang yang pernah mengalami depresi selama berbulan-bulan, akan berkemungkinan mengalami depresi kembali (relapse/ kambuh) selama hidupnya.

• Orang yang berada pada masa dewasa muda adalah yang paling rentan dan banyak mengalami depresi (terkait tuntutan hidup yang mulai berdatangan, harus mulai bekerja, mulai benar-benar mandiri dan bertanggung jawab atas hidup sendiri, memikirkan pekerjaan, hubungan dengan lawan jenis, dll).

Page 8: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Gangguan mood bipolar

• Gangguan bipolar– Orang dengan

gangguan ini mengalami periode gejala depresi serta gejala mania secara bergantian (oleh karena itu disebut bipolar, “bi” artinya dua).

Page 9: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Diagnosis mania• Diagnosis mania dapat diberikan jika seseorang menunjukkan

mood yang meningkat drastis selama setidaknya 1 minggu, ditambah dengan setidaknya 3 gejala berikut ini:• Mood yang meningkat drastis atau mudah marah• Merasa sangat percaya diri atau merasa diri sangat hebat• Kebutuhan tidur berkurang• Lebih banyak bicara dari sebelumnya, ada dorongan untuk terus berbicara• Ada lompatan-lompatan ide atau perasaan bahwa pikiran sedang bekerja

sangat cepat dan berkejaran• Sulit konsentrasi, pikiran bercabang-cabang, seperti bingung• Peningkatan aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang tidak masuk akal/ berlebihan• Terlibat pada aktivitas yang berpotensi membahayakan diri

• Gejala mania yang lebih ringan (tidak parah) dikenal dengan nama: hipomania.

Page 10: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Bipolar I dan Bipolar II

• Ada dua jenis bipolar yang dapat dibedakan berdasakan ada atau tidaknya episode depresi mayor, kriteria mania, dan episode hipomania.

Kriteria Bipolar I Bipolar II

Episode depresi mayor Dapat muncul, tetapi tidak harus ada untuk dapat diberikan diagnosis ini

HARUS ADA untuk dapat diberikan diagnosis ini

Episode memenuhi kriteria penuh untuk mania

HARUS ADA untuk dapat diberikan diagnosis ini

TIDAK BOLEH ada untuk dapat diberikan diagnosis ini

Episode hipomania Dapat muncul antara episode mania parah dan depresi mayor, tetapi tidak harus ada untuk diagnosis ini

HARUS ADA untuk dapat diberikan diagnosis ini

Page 11: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Fakta-fakta seputar gangguan bipolar

• Jumlah orang yang mengalami bipolar lebih sedikit dibandingkan orang yang mengalami depresi.

• Laki-laki dan peremuan memiliki peluang yang sama untuk mengalami gangguan bipolar.

Page 12: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Penyebab: Teori biologis mengenai gangguan mood

• Teori genetik– Ada gen “gangguan” tertentu yang dimiliki seseorang

yang mengakibatkannya mengalami gangguan depresi atau bipolar

• Teori neurotransmitter– Adanya gangguan pada regulasi neurotransmitter

dan reseptor neurotransmitter menyebabkan depresi dan mania.

• Abnormalitas neurofisiologis– Adanya abnormalitas pada struktur dan fungsi dari

daerah-daerah yang terkait dengan emosi seseorang: prefrontal cortex, hippocampus, anterior cingulate cortex, dan amygdala.

• Abnormalitas neuroendokrin– Orang-orang depresi menunjukkan hiperaktivitas

kronis pada hypothalamic-pituitary adrenal axis, yang bertugas membantu mengelola respon emosi. Karena hiperaktivitas tersebut, maka respon emosi menjadi tidak normal.

* Bahasan ini merupakan fokus dari bidang neuropsikologi, pada kuliah ini tidak akan dijelaskan secara detil.

Page 13: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan mood

• Teori perilaku (behavioral)– Teori Lewinsohn:

• Orang dapat menjadi depresi karena mengalami lebih sedikit kejadian yang mendatangkan konsekuensi positif (reinforcement positif) dan mengalami lebih banyak kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Inilah yang memunculkan depresi dalam diri mereka.

– Teori learned helplessness: • Orang depresi memiliki kontrol yang minim atas hal-hal

yang terjadi dalam hidupnya, yang kemudian membuat mereka berpikiran bahwa mereka itu tidak berdaya, dan kemudian memunculkan gejala-gejala depresi dalam diri mereka.

Page 14: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan mood

• Teori kognitif– Teori kognitif dari Aaron Beck:

• Orang depresi memiliki pikiran negatif yang mereka yakini mengenai dirinya, dunia, dan masa depan, dan keyakinan ini sulit diubah karena orang tersebut memiliki pikiran-pikiran yang tidak rasional.

– Reformulasi dari teori learned helplessness: • Orang depresi memiliki kecenderungan untuk

mengatribukasikan peristiwa-peristiwa yang mereka alami secara internal kepada dirinya sendiri, yang berkontribusi pada kemunculan gejala depresi.

– Teori gaya respon ruminasi: • Orang depresi memiliki kecenderungan untuk

berpikir berlarut-larut (ruminasi) mengenai gejala dan masalah yang mereka alami.

Page 15: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan mood

• Psikodinamika– Orang depresi secara tidak sadar menghukum diri

mereka sendiri karena mereka merasa diabaikan oleh orang lain tetapi tidak dapat menghukum orang tersebut; ketergantungan yang tinggi kepada orang lain dan perfeksionisme adalah faktor resiko dari depresi.

• Teori interpersonal– Orang yang mengalami depresi biasanya memiliki

hubungan yang buruk dengan orang lain di sekitarnya (keluarga, pasangan, anak-anak, teman, kolega, tetangga, dll).

Page 16: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Penyebab: Perspektif sosial mengenai gangguan mood

• Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berasal dari golongan sosial ekonomi rendah cenderung lebih rentan mengalami depresi. – Hal ini juga terkait dengan temuan

bahwa orang yang berasal dari golongan sosial ekonomi rendah lebih rentan mengalami kekerasan dalam kehidupannya.

• Budaya dengan industrialisasi memiliki kecenderungan meningkatkan peluang orang di dalamnya mengalami depresi daripada yang non-industrialisasi.

• Manifestasi depresi dan mania antar budaya dapat berbeda satu sama lain. Penelitian di berbagai tempat dengan latar belakang budaya berbeda sangat diperlukan.

Page 17: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Terapi biologis untuk gangguan mood

• Medikasi (obat-obatan) menggunakan antidepresan– Hanya dapat diberikan oleh psikiater (bukan

psikolog), karena psikiater memiliki latar belakang pendidikan kedokteran dan berwenang memberi penanganan dengan obat-obatan.

Page 18: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Terapi psikologis untuk gangguan mood

• Terapi perilaku– Meningkatkan konsekuensi positif (reinforcers positif) dan

menurunkan peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dengan cara mengajarkan orang depresi mengelola situasi interpersonal yang mereka hadapi dan melakukan lebih banyak aktivitas yang menyenangkan/ membuat mereka nyaman.

• Terapi kognitif-perilaku– Terapi ini memiliki prinsip bahwa pikiran

yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi perasaan dan tindakannya, dan pikiran-perasaan-tindakan tersebut kemudian akan saling mempengaruhi satu sama lain. Menantang pikiran-pikiran yang tidak rasional dan menolong orang yang mengalami depresi untuk mempelajari cara berpikir yang lebih adaptif, serta perilaku yang lebih sehat.

Page 19: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Terapi psikologis untuk gangguan mood

• Terapi psikodinamika– Menolong orang depresi untuk mendapat insight bahwa ia mengalami

kebencian yang tidak ia sadari serta perasaan takut diabaikan yang juga tidak ia sadari. Hal ini akan memfasilitasi perubahan dalam konsep diri dan perilaku mereka.

• Terapi interpersonal– Menolong orang depresi untuk mengubah pola hubungan yang tidak

sehat/ disfungsional yang ia miliki agar menjadi lebih sehat.

Page 20: Psikologi klinis 2 pertemuan 2

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

SELESAI

Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 2

Oleh:Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog

Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog

Bahan utama: Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-Hill.