psikologi klinis 2 pertemuan 1

26
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Psikologi Klinis 2 (Pertemuan 1) Kuliahkita.com Pengajar: Edo Sebastian Jaya, M.Psi Retha Arjadi, M.Psi

Upload: edo-sebastian-jaya

Post on 26-Jul-2015

221 views

Category:

Healthcare


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Psikologi Klinis 2(Pertemuan 1)

Kuliahkita.com

Pengajar:Edo Sebastian Jaya, M.Psi

Retha Arjadi, M.Psi

Page 2: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Agenda kuliah

• Asesmen klinis

• Diagnosis abnormalitas

Page 3: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Asesmen klinis

Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi mengenai gejala-gejala yang

dialami oleh seseorang dan penyebab dari gejala-gejala tersebut.

Misalnya:Apa saja gejala yang dirasakan? Saya merasa sedih Saya merasa tidak bersemangat Saya merasa kesepian Saya susah tidur

Page 4: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Diagnosis abnormalitas

Diagnosis adalah label yang diberikan untuk suatu kelompok gejala-gejala tertentu

yang memiliki kecenderungan muncul bersamaan.

Misalnya: Saya merasa sedih Saya merasa tidak bersemangat Saya merasa kesepian Saya susah tidurKumpulan gejala di atas merupakan gejala dari diagnosis depresi.

Page 5: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Pentingnya mengetahui riwayat gejala!

Hal-hal yang ditanyakan saat asesmen:• Informasi detil mengenai gejala-gejala yang ada

saat ini

• Kemampuan seseorang untuk berfungsi seperti biasanya

• Strategi penanganan stres (coping) yang dimiliki

• Peristiwa-peristiwa baru yang terjadi dan terkait dengan kemunculan gejala

• Riwayat gangguan psikologis yang pernah dialami oleh orang tersebut

• Riwayat gangguan psikologis yang mungkin pernah dialami oleh anggota keluarga

Page 6: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Faktor fisiologis dan neurofisiologis

• Pada kasus-kasus yang terkait dengan kondisi fisiologis seseorang, asesmen terhadap kondisi fisiologis dan neurofisiologis penting pula untuk dilakukan.

• Asesmennya antara lain berupa:1. Pemeriksaan kesehatan fisik menyeluruh untuk

mendeteksi kondisi medis tertentu2. Pertanyaan seputar penggunaan obat-obatan 3. Pemeriksaan fungsi kognitif dan kemampuan intelektual

Page 7: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Faktor sosio-kultural

• Lingkungan sosial dan latar belakang budaya seseorang dapat mempengaruhi kemunculan gejala gangguan psikologis, oleh karena itu asesmen terhadap faktor ini penting untuk dilakukan.

Page 8: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Faktor sosio-kulturalHal yang perlu digali mengenai faktor sosio-kultural:

Sumber dukungan sosial yang dimiliki:

- Anggota keluarga, sahabat, teman yang dapat dipercaya dan memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang tersebut, serta dapat memberi dukungan sosial yang berkualitas.

Latar belakang sosial dan budaya:

- Budaya yang dianut oleh orang tersebut dan budaya yang berlaku di tempatnya tumbuh besar.

- Untuk seseorang yang bermigrasi, perlu diketahui juga seberapa tinggi tingkat keberhasilannya dalam beradaptasi dengan lingkungan dan budaya tempat ia tinggal saat ini. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru sangat mungkin berkontribusi pada kemunculan gejala gangguan psikologis.

Page 9: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Alat-alat asesmen yang umum digunakan (1)

•Wawancara klinis

Page 10: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Wawancara klinis

• Wawancara klinis dapat dilakukan dengan panduan yang terstruktur (pertanyaan-pertanyaannya jelas dari awal hingga akhir)

• Dapat pula menggunakan panduan yang tidak terstruktur (panduan hanya berupa hal-hal yang ingin digali, pertanyaannya diberikan secara spontan).

Page 11: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Contoh panduan wawancara klinis

• Berikut ini adalah contoh cuplikan panduan wawancara terstruktur untuk klien dengan gangguan panik:

• Apakah Anda pernah mengalami serangan panik, di mana Anda tiba-tiba merasa takut, cemas, dan sangat tidak nyaman

(Jika ya, mohon ceritakan lebih lanjut seperti apa pengalaman Anda) Kapan terakhir kali

Anda mengalaminya Dalam sebulan

terakhir, berapa kali Anda mengalaminya?

Page 12: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Alat-alat asesmen yang umum digunakan (2)

• Tes fungsi kognitif dan inteligensi, gejala, serta kepribadian

Page 13: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Tes berupa kuesioner atau tes proyektif

• Menggunakan alat tes berupa kuesioner atau alat tes proyektif (alat tes dengan stimulus yang tidak jelas) biasanya digunakan untuk:– Tes inteligensi yang dapat menunjukkan indikasi fungsi

intelektual seseorang. – Tes gejala yang dapat menunjukkan gejala-gejala yang

dialami seseorang. – Tes kepribadian yang dapat menggali karakteristik

kepribadian orang tersebut. – Tes proyektif yang digunakan untuk menggali konflik

bawah sadar yang dialami seseorang (interpretasi tes proyektif perlu dilakukan oleh orang yang ahli dan sudah mendalami tes tersebut).

Page 14: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Contoh tes gejala

• Berikut ini adalah contoh beberapa item tes untuk mengukur gejala depresi yang disebarkan secara bebas oleh pembuatnya.– Petunjuk: Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda

merasa terganggu dengan masalah-masalah berikut ini?No. Pernyataan Tidak pernah Beberapa

hariLebih dari separuh hari yang dimaksud

Hampir setiap hari

1. Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan apapun

2. Merasa murung, muram, atau putus asa

Selengkapnya (versi berbahasa Inggris) dapat dilihat pada: http://www.phqscreeners.com/pdfs/02_PHQ-9/English.pdfTes ini dikembangkan oleh Dr. Robert L. Spitzer, Dr. Janet B.W. Williams, Dr. Kurt Kroenke dan rekan, dengan hibah pendidikan dari Pfizer Inc. Anda bebas memperbanyak, menerjemahkan, menampilkan, atas menyebarluaskan tes ini.

*Isi disesuaikan kembali tanpa mengubah makna, dari sumber: http://www.phqscreeners.com/instructions/instructions.pdf. Sumber artikel yang juga dikutip oleh tautan di atas: Kroenke K, Spitzer RL. The PHQ-9: a new depression diagnostic and severity measure. Psychiatric Annals 2002;32:509-521 (also includes validation data on PHQ-8)

Page 15: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Alat-alat asesmen yang umum digunakan (3)

• Observasi dan Monitor diri

Page 16: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Observasi dan monitor diri

• Pada dasarnya berupa pengamatan selama jangka waktu tertentu dan menggunakan panduan observasi tertentu.

• Observasi dapat membantu mendeteksi gangguan perilaku dan pemicu-pemicu munculnya gejala terlihat (dapat diamati) yang berasal dari lingkungan.

Page 17: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Contoh panduan observasi monitor diri

Waktu / Perilaku

Minum minuman keras(ya/tidak)

Jumlah gelas

Jenis minuman keras

Perasaan setelah minum minuman keras

Pagi

Siang

Malam

• Berikut ini adalah cuplikan contoh panduan observasi monitor diri yang diberikan kepada seseorang yang ingin berhenti dari kebiasaan minum minuman keras.

Page 18: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Syarat alat asesmen

Alat-alat yang digunakan untuk asesmen harus melalui uji validitas

dan reliabilitas terlebih dahulu.

Page 19: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Valid dan reliabel

• Alat yang valid artinya mampu dengan tepat mengukur apa yang memang ingin diukur/ dicari tahu dalam proses asesmen.

• Alat yang reliabel artinya dapat dipercaya dan hasilnya konsisten untuk digunakan dalam asesmen serupa dari waktu ke waktu dan dari kondisi ke kondisi.

Page 20: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Masalah yang dapat ditemui pada proses asesmen

• Seseorang dapat merasa resisten untuk menyampaikan informasi seputar diri dan keluhannya, karena berbagai tidak mau/ merasa tidak nyaman untuk berbagi

• Seseorang memiliki keterbatasan fungsi kognitif

• Usia orang yang masih terlalu muda (masih anak-anak/ remaja), manifestasi gangguan masih sangat mungkin berubah seiring perkembangan usia

• Perbedaan budaya antara ahli yang melakukan asesmen dengan klien, disebabkan oleh misalnya, perbedaan bahasa dan penilaian yang berbeda terhadap sebuah perilaku/ masalah yang sama.

Page 21: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Asesmen untuk diri sendiri (self-assessment)

• Sekarang ini, mudah bagi kita untuk menemukan alat tes psikologis di majalah, buku, website bebas. Hanya saja, kita perlu berhati-hati karena alat tes tersebut belum tentu sudah teruji valid dan reliabel menurut kaidah psikometrik yang berlaku.

• Self-assessment dapat dilakukan, tetapi ingat selalu beberapa hal berikut:– Informasi/ hasil yang diperoleh dari self-assessment itu

bersifat dugaan, bukan kesimpulan yang pasti.– Konsultasi kepada ahli (psikolog) selalu diperlukan untuk

memastikan seberapa besar hasil self-assessment tersebut dapat dipercaya.

Page 22: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis

• Ada panduan tertentu yang digunakan untuk memberikan diagnosis gangguan psikologis. Salah satu yang paling umum digunakan secara internasional adalah: DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders).

Page 23: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis

• Di Indonesia, para ahli di bidang kesehatan mental (psikiater) menerbitkan: PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia).

Baik DSM maupun PPDGJ selalu direvisi dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan perkembangan isu kesehatan mental yang

terjadi.

Page 24: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Diagnosis multi-aksial berdasarkan DSM

• Aksis 1: Gangguan klinis• Aksis 2: Gangguan kepribadian; Retardasi

mental• Aksis 3: Kondisi medis umum• Aksis 4: Masalah psikososial dan lingkungan• Aksis 5: Asesmen global dari keberfungsian

Panduan lengkap dapat dilihat pada DSM yang resmi dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.

Page 25: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

Integrasi faktor biologis/ fisiologis, psikologis, dan sosial pada asesmen dan

diagnosis klinis

Faktor sosial:Dukungan sosial,

relasi dalam pekerjaan,

kemampuan sosial

Gejala-gejala

Faktor fisiologis:Penyakit fisik tertentu,

Kerentanan terkait genetik, Fungsi otak

Faktor psikologis:Kepribadian, kemampuan

mengatasi tekanan (coping), kekuatan intelektual, gejala

Page 26: Psikologi klinis 2 pertemuan 1

Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)

SELESAI

Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 1

Oleh:Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog

Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog

Bahan utama: Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-Hill.