kumpulan abstrak ikologi klinis dalam pendidikan...
TRANSCRIPT
KUMPULAN ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL & WORKSHOP PSIKOLOGI KLINIS UM 2019
“PERAN PSIKOLOGI KLINIS DALAM PENDIDIKAN KEBENCANAAN”
11 – 12 OKTOBER 2019
Editor :
Dr. Hetti Rachmawati, M.Si
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang
Dr. Sumi Lestari, S.Psi., M.Si
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Lusi Nuryanti, PhD, psikolog
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dr. Yulia Solichatun, S.Psi., M.Si., psikolog
Fakultas Psikologi, UIN Maulana Malik Malang
i
Daftar isi
Daftar isi ...................................................................................................................................... i
Susunan Panitia ......................................................................................................................... iii
Abstrak Pemateri
Signifikansi psikologi dan psychological first aid dalam situasi bencana ........................ 1
Pemetaan psikologis dalam pendidikan kebencanaan ....................................................... 2
Agenda Presentasi Artikel Ruang I ............................................................................................. 3
Apakah pengetahuan dapat menggambarkan persepsi terhadap risiko bencana alam
pada mahasiswa di universitas pendidikan indonesia? ...................................................... 4
Program psikososial pasca bencana berbasis budaya ........................................................ 5
Gambaran Vicarious Trauma Pada Relawan Palang Merah Indonesia (PMI)
Kabupaten Jember ............................................................................................................. 6
Strategi Strength Based Counseling untuk Meningkatkan Resiliensi bagi Penyintas
Bencana Alam ................................................................................................................... 7
Psikodrama Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Media Pendidikan Kebencanaan .............. 8
Pendekatan Aktivasi Norma Dalam Kesadaran Konsekuensi Bencana Pengunjung
Lokasi Wisata Ekologi Batu .............................................................................................. 9
Coping Stress pada Penyintas Gempa Bumi Lombok ..................................................... 10
Aktivasi Rasa Syukur Sebagai Koping Respon Menghadapi Kebencanaan ................... 11
Strategi Coping Masyarakat Desa Karang Talun Dalam Menghadapi Kekeringan ........ 12
Agenda Presentasi Artikel Ruang II ......................................................................................... 13
Identitas Kelompok Sebagai Modal Siaga Bencana Di Kampung Warna Warni
Jodipan ............................................................................................................................. 14
Kesehatan Mental Remaja yang Tinggal di Daerah Rawan Gempa Megathrust ............ 15
Gender Dan Kecemasan Penduduk Di Daerah Rawan Banjir Di Kota Malang .............. 16
Remaja dan Bencana ....................................................................................................... 17
Mindfulness Sebagai Managemen Nyeri ......................................................................... 18
Pelatihan Manajemen Stress Pada Kader Komunitas Prolanis........................................ 19
Psikoedukasi untuk Meningkatkan Pehamahaman Orang Tua Terhadap Kekerasan
Seksual ............................................................................................................................. 20
Psikodrama Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja Korban Konflik Orang Tua ..... 21
Unwell To Well-Being : Analisis Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi ....... 22
Agenda Presentasi Artikel Ruang III ........................................................................................ 23
Pemahaman guru bk terhadap konsep krisis psikologis di sekolah ................................. 24
Gambaran kemampuan komunikasi sosial pada anak dengan gangguan spektrum
autis.................................................................................................................................. 25
Pengaruh harga diri (self esteem) terhadap perilaku bulliying pada narapidana
lembaga pemasyarakatan kelas IIA Jember .................................................................... 26
Kualitas kehidupan kerja ditinjau dari strategi coping pada karyawan depo lokomotif
Sidotopo ........................................................................................................................... 27
ii
Gambaran problematika mahasiswa baru fakultas pendidikan psikologi (FPPsi)
Universitas Negeri Malang .............................................................................................. 28
Kualitas persahabatan dan forgiveness pada mahasiswa ................................................. 29
Penyesuaian diri pada perempuan yang pensiun dini ...................................................... 30
Gratitude pada perempuan single parent ......................................................................... 31
iii
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL & WORKSHOP PSIKOLOGI KLINIS UM 2019
“PERAN PSIKOLOGI KLINIS DALAM PENDIDIKAN KEBENCANAAN”
11 – 12 OKTOBER 2019
Ketua :
Ayu Dyah Hapsari, S.Psi., M.A
Sekertariat :
Dwi Nikmah Puspitasari, S.Psi., M.Psi
Norberta Fauko Firdiani
Bendahara :
Nur Rohmah Hidayatul Qoyyimah, S.Psi., M.A
Publikasi :
Yudi Tri Harsono, S.Psi., M.A
Acara :
Aryudho Widyatno, S.Psi., M.A
Angga Yuni Mantara, S.Psi.,M.Si.
Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi., M.Si
1
SIGNIFIKANSI PSIKOLOGI DAN PSYCHOLOGICAL FIRST AID DALAM
SITUASI BENCANA
Dicky Pelupessy
Pusat Krisis, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
ABSTRAK
Setiap disiplin ilmu dan profesi yang berdasarkan disiplin ilmu memiliki kekhasan dalam
menanggapi masalah-masalah atau tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dalam
kehidupannya. Tidak terkecuali psikologi. Psikologi pun memiliki kekhasan kontribusi dalam
mengatasi masalah manusia termasuk yang berkaitan dengan bencana. Dari sudut pandang
psikologi, bencana adalah situasi yang dialami secara kolektif dan berpotensi menjadi peristiwa
yang traumatik. Psychological first aid (PFA) merupakan satu bentuk penanganan awal untuk
memitigasi dampak negatif dari peristiwa dan pengalaman traumatik saat kejadian bencana. Dalam
presentasi ini akan dipaparkan tentang dampak psikologis/psikososial bencana dan bagaimana
PFA dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penanganan terhadap dampak
psikologis/psikososial bencana. Dalam presentasi ini juga akan dipaparkan mengenai PFA sebagai
pendekatan tindakan yang tidak hanya secara individual, namun juga berbasis komunitas
(community-based psychological first aid).
Kata kunci: psychological first aid; pendidikan kebencanaan.
2
PEMETAAN PSIKOLOGIS DALAM PENDIDIKAN KEBENCANAAN
Indah Yasminum Suhanti
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Tujuan pemaparan ini untuk lebih memperkenalkan konsep dan kegiatan pemetaan psikologi
dalam pendidikan kebencanaan. Pemetaan psikologis menjadi kegiatan penting dalam pendidikan
kebencanaan. Pemetaan psikologis dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam merancang
materi pendidikan kebencanaan, rencana pertolongan dalam proses mitigasi dan pemerkuat materi
psychological preparedness. Namun, dari publikasi, baik penelitian dan laporan, pada rentang
waktu 2010 – 2018, jumlah publikasi pemetaan psikologis untuk konteks bencana masih sangat
minim. Proses pemetaan psikologis memang memerlukan waktu lama, namun hal tersebut penting
untuk dilakukan sebagai usaha untuk memperkuat pendidikan kebencanaan.
Kata kunci: pemetaan psikologis, pendidikan kebencanaan.
3
AGENDA PRESENTASI ARTIKEL
SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI KLINIS PSIKOLOGI UM 2019
“Peran Psikologi Klinis Untuk Pendidikan Kebencanaan”
11 Oktober 2019
Ruang I
No Waktu Judul Artikel
1 13.30 – 13.40 Apakah Pengetahuan dapat Menggambarkan Persepsi terhadap
Risiko Bencana Alam pada Mahasiswa di Universitas Pendidikan
Indonesia?
Sitti Chotidjah, Gemala Nurendah, M. Ariez Mustofa, Sri Maslihah
2 13.41 – 13.50 Program Psikososial Pasca Bencana Berbasis Budaya
(Play Therapy Dengan Permainan Tradisional Balogo)
Angga Yuda Meilanda
3 13.51 – 14.00 Gambaran Vicarious Trauma Pada Relawan Palang Merah
Indonesia (PMI) Kabupaten Jember
Pingki Rahmatika Budi, Panca Kursistin Handayani, Nuraini
Kusumanigtyas
4 14.01 – 14.10 Strategi Strength Based Counseling untuk Meningkatkan Resiliensi
bagi Penyintas Bencana Alam
Mulawarman, Eni Rindi Antika, Mayang T. Afriwilda, Indrajati
Kunwijaya
5 14.11 – 14.20 Psikodrama Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Media Pendidikan
Kebencanaan
Al Thuba Septa Priyanggasati, Fidari Fitrianingtyas, Lydia Nur Ari
Rachmawati
6 14.21 – 14.30 Pendekatan Aktivasi Norma Dalam Kesadaran Konsekuensi
Bencana Pengunjung Lokasi Wisata Ekologi Batu
Intan Rachmawati
7 14.31 – 14.40 Coping Stress pada Penyintas Gempa Bumi Lombok
Sumi Lestari
8 14.41 – 14.50 Aktivasi Rasa Syukur Sebagai Koping Respon Menghadapi
Kebencanaan
Endang Prastuti
9 14.51 – 15.00 Strategi Coping Masyarakat Desa Karang Talun Dalam
Menghadapi Kekeringan
Rosita Yulia Widyarti, Risa Restiana
4
APAKAH PENGETAHUAN DAPAT MENGGAMBARKAN PERSEPSI
TERHADAP RISIKO BENCANA ALAM PADA MAHASISWA DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA?
Sitti Chotidjah
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Gemala Nurendah
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
M. Ariez Mustofa
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Sri Maslihah
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Bencana alam bukanlah situasi yang diinginkan oleh semua orang. Universitas Pendidikan
Indonesia berada di lokasi yang dekat dengan gunung Tangkuban Perahu dan berada pada daerah
Patahan Lembang. Walaupun demikian tidak semua orang memiliki pengetahuan dan penghayatan
terhadap risiko dari bencana alam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga
menunjukkan persepsi mereka akan risiko akibat bencana alam yang mungkin terjadi di
lingkungan UPI. Penelitian ini bersifar eksplorarif sehingga instrument yang digunakan adalah
pertanyaan pilihan dan pertanyaan terbuka. Data kemudian dikategorikan berdasarkan respon
jawaban. Jawaban yang benar kemudian isi dianalisis untuk mengetahui sejauh mana subjek
menghayati keadaan akibat bencana alam tersebut.
Kata kunci: pengetahuan; persepsi terhadap risiko; bencana alam.
5
PROGRAM PSIKOSOSIAL PASCA BENCANA BERBASIS BUDAYA
(PLAY THERAPY DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BALOGO)
Angga Yuda Meilanda
Bimbingan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Melihat kenyataan berbagai bencana yang terjadi di Indonesia saat ini. Seperti bencana banjir besar
yang baru-baru ini terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Pasti akan memberikan dampak pada
korban dari bencana yang terjadi baik fisik, psikis maupun psikososialnya. Anak sebagai korban
bencana yang rentan mengalami stress atau trauma, perlu mendapat penanganan yang serius agar
akibat yang ditimbulkan tidak berkepanjangan dan menghambat perkembangannya. Salah satu
bentuk intervensi yang dapat diterapkan untuk memulihkan kondisi psikis anak-anak korban
bencana adalah dengan konseling melalui terapi bermain (play therapy) berbasis permainan
tradisional “Balogo”. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah dengan memberikan program
psikososial melalui Play Therapy akan menurunkan gangguan-gangguan stress pasca
trauma/bencana yang pada umumnya dalam dunia kesehatan disebut post traumatic stress disorder
(PTSD) dan membantu anak belajar menerima diri sendiri dan mengembalikan kontrol diri serta
merasakan kebebasan dalam berekspresi.
Kata kunci: balogo; play therapy; post traumatic stress disorder; psikososial.
6
GAMBARAN VICARIOUS TRAUMA PADA RELAWAN PALANG MERAH
INDONESIA (PMI) KABUPATEN JEMBER
Pingki Rahmatika Budi
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jember
Panca Kursistin Handayani
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jember
Nuraini Kusumaningtyas
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammdiyah Jember
ABSTRAK
Relawan Penanggulangan Bencana adalah seorang atau sekelompok orang yang memiliki
kemampuan dan kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya
penanggulangan bencana, salah satu organisasi kemanusiaan di Indonesia yang telah berdiri sejak
17 September 1945 adalah Palang Merah Indonesia (PMI). Tugas relawan dibagi menjadi tiga,
yaitu sebelum bencana, pada saat bencana dan setelah terjadi bencana. Pada saat memberikan
bantuan relawan akan memunculkan respon positif maupun negatif. Respon negatif dapat
mempengaruhi pikiran dan keyakinan relawan akan kemampuannya dalam memberikan
pertolongan. Pengaruh negatif tersebut dapat memberikan suatu trauma bagi relawan dan secara
psikologis disebut vicarious trauma, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
vicarious trauma pada relawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan Vicarious Trauma Questionnaire yang diadaptasi dari Mary-Louise Gould,
MEd., Consultant sebagai metode pengumpulan data sehingga dapat melihat gambaran vicarious
trauma dari beberapa aspek. Sempel yang digunakan sejumlah populasi yang ada, yakni 30 subjek.
Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan di PMI kab. Jember terdapat 60% relawan yang
telah melakukan penugasan di lokasi bencana menglami vicarious trauma dengan kategori tinggi
pada aspek fisik. Ditinjau dari data demografi subjek perempuan lebih tinggi mengalami vicarious
trauma daripada subjek laki-laki. Sementara dari usia dan status perkawinan, vicarious trauma
lebih tinggi dialami oleh subjek yang berada pada rentang usia 18-40 tahun dan status perkawinan
belum menikah. Subjek dengan suku pandalungan memiliki prosentase lebih tinggi mengalami
vicarious trauma, subjek yang lama bergabung 3-6 tahun dan subjek yang memiliki pengalaman
di tugaskan di lokasi bencana 1-3 kali memiliki prosentase tinggi mengalami vicarious trauma.
Kata kunci : vicarious trauma; relawan.
7
STRATEGI STRENGTH BASED COUNSELLING UNTUK
MENINGKATKAN RESILIENSI BAGI PENYINTAS BENCANA ALAM
Mulawarman
Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Eni Rindi Antika
Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Mayang T Afriwilda
Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Indrajati Kunwijaya
Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Bencana alam adalah kejadian bencana yang ekstrem dan berdampak pada masyarakat yang
menyebabkan kerusakan, gangguan, jatuhnya korban, dan membuat masyarakat yang terkena
dampak tidak dapat berfungsi secara normal tanpa bantuan dari pihak luar. Bencana yang terjadi
turut mempengaruhi level fungsi fisik dan psikologis. Konsekuensi psikologis dari bencana alam
yang diterima seperti trauma, gangguan tidur, gangguan kecemasan, depresi, hypersensitif,
kekerasan domestik hingga Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Resiliensi merupakan sifat
pribadi yang relatif stabil, dilihat dari bagaimana cara individu beradaptasi, mengelola dan bangkit
kembali dari keadaan sulit. Membangun resiliensi merupakan salah satu dari tujuan pendekatan
strenght based counselling. Artikel ini merupakan artikel konseptual dengan studi pustaka. Di
dalam artikel ini membahas mengenai konsep Resiliensi, Strenght Based konseling dan tahapan
konseling untuk meningkatkan resiliensi yang dibagi menjadi tiga tahap. Tujuan dari penulisan
artikel ini adalah untuk menyediakan strategi konseling berbasing pendekatan strenght based
counselling dalam meningkatkan resiliensi bagi korban bencana alam.
Kata kunci: strenght based counselling; resiliensi; korban bencana alam.
8
PSIKODRAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MEDIA
PENDIDIKAN KEBENCANAAN
Al Thuba Septa Priyanggasati
Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang
Fidari Fitrianingtyas
Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang
Lydia Nur Ari Rachmawati
Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana psikodrama yang berbasis kearifan lokal
menjadi media yang efektif digunakan dalam pendidikan kebencanaan. Penulis menggunakan
metode kepustakaan untuk memaparkan dan mencapai maksud tersebut. Pendidikan kebencanaan
dirasa perlu menjadi salah satu pengetahuan dasar bagi masyarakat dengan indeks paparan bencana
alam yang tinggi, seperti di Indonesia. Pendidikan kebencanaan memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran dan acuan dalam wawasan dan keterampilan siaga bencana. Karena
Indonesia merupakan negara multikultural serta memiliki pola bencana yang berbeda-beda sesuai
dengan karaktersitik daerahnya, maka diperlukan pendekatan berbasis kearifan lokal. Metode
psikodrama dirasa menjadi metode yang efektif dalam menunjang proses belajar. Psikodrama
mencangkup praktik-praktik hidup dan cara mengekspresikan sesuatu melalui peran-peran
tertentu. Tujuan awal dari psikodrama adalah agar terjadi katarsis emosi sehingga subyek-subyek
ang terlibat menjadi lebih sehat secara mental. Pada setting pendidikan kebencanaan, psikodrama
dipandang dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata, sehingga subyek-subyek yang terlibat
tidak sekedar merasakan pengalaman secara langsung namun juga kesan-kesan emosional dapat
meningkatkan proses belajar pada materi-materi kebencanaan. Harapannya, melalui psikodrama
berbasis kearifan lokal, pendidikan kebencanaan dapat diproses secara kognitif, meninggalkan
kesan-kesan emosional yang lebih siap, serta menciptakan keterampilan perilaku untuk siaga
bencana.
Kata Kunci : psikodrama; kearifan lokal; pendidikan kebencanaan
9
PENDEKATAN AKTIVASI NORMA DALAM KESADARAN
KONSEKUENSI BENCANA PENGUNJUNG LOKASI WISATA EKOLOGI
BATU
Intan Rahmawati
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Lokasi wisata ekologi Kota Batu tidak lepas dari lingkar bencana alam yang berpeluang untuk
terjadi. Misalnya saja tanah longsor dan banjir yang merupakan jenis bencana alam yang wajib
diwaspadai pada wilayah ekologi Kota Batu. Sebagai kewaspadaan terhadap bencana, pengunjung
perlu menyadari konsekuensi bencana di lokasi wisata. Untuk itulah, penelitian ini bertujuan
memahami kesadaran konsekuensi bencana pada pengunjung wisatawan Kota Batu. Tujuan
penelitian tersebut diperoleh dengan melakukan metode kualitatif. Teknik wawancara pada 10
informan di tiga lokasi wisata ekologi yang berbeda memeroleh hasil bahwa kesadaran
konsekuensi bencana pada pengunjung berasal dari norma kebersihan dan ketaatan. Temuan kedua
norma tersebut menyiratkan perlunya aktivasi norma yang menjadi nilai dalam perilaku agar dapat
muncul kesadaran terhadap konsekuensi bencana.
Kata kunci: aktivasi norma; kualitatif; sadar bencana
10
COPING STRESS PADA PENYINTAS GEMPA BUMI LOMBOK
Sumi Lestari
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk memotret koping stress pada penyintas gempa di Lombok. Penelitian
ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melibatkan pendekatan studi kasus, jumlah
responden 5 penyintas. Hasil penelitian ini mendiskripsikan beberapa situasi yang didahapi oleh
penyintas gempa yang terjadi di Lombok antara lain responden memilih untuk menginap di tenda
pengungsian, mereka belum berani melakukan aktivitas sehari-hari bahkan pulang kerumah
merekapun tidak berani, selain itu kondisi fisik pada penyintas gempa Lombok adalah menurunnya
kesehatan fisik pada penyintas karena kekurangan air bersih, fasilitas pengobatan yang tidak
maksimal meskipun disana telah disediakan tenda kesehatan dari berbagai relawan kesehatan
seluruh Indonesia namun ketersediaan obat sangat terbatas. Secara psikologis yang terjadi pada
penyintas bencana adalah merasa takut, khawatir dan cemas akan terjadi bencana yang lebih besar
bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengalami trauma dengan kejadian tersebut. Bentuk koping
stress yang sering digunakan pada penyintas gempa Lombok berupa Emotional Focus Coping
dengan menggunakan pendekatan spiritualitas. Responden percaya Allah memberikan bencana ini
sebagai bentuk teguran kepada masyarakat Lombok serta agar mereka lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan yang maha Esa dengan cara berdoa, beribadah, saling membantu dan berbuat baik
kepada sesama.
Kata kunci: coping stress; gempa bumi; penyintas
11
AKTIVASI RASA SYUKUR SEBAGAI KOPING RESPON MENGHADAPI
KEBENCANAAN
Endang Prastuti
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Kebencanaan apapun bentuknya menimbulkan dampak fisik dan psikologis pada individu dan
komunitas. Ilmu psikologi berbasis pendekatan psikologi positif, menjelaskan pentingnya human
strength pada kesejahteraan hidup manusia. Berbasis teori adaptasi menjelaskan pentingnya proses
adaptasi ketika menghadapi kebencanaan, melaui mekanisme koping. Kebersyukuran merupakan
bentuk koping positif yang bisa diterapkan pada individu atau komunitas terdampak kebencanaan.
Namun demikian efektivitas aktivasi rasa syukur perlu memperhatikan waktu dan keunikan
individu. Hasil penelitian terkait kebencanaan menunjukkan di awal-awal kebencanaan terjadi (6
bulan pasca bencana), dukungan sosial yang sangat penting, sebagai buffering effect, akan tetapi
pasca 6 bulan bencana dukungan social diperkuat dengan kebersyukuran baru berperan secara
signifikan memproteksi kesehatan mental pada survivor. Selain itu, proses adaptasi menghadapi
kebencanaan, dipengaruhi oleh keunikan individu, salah satunya faktor kepribadian, artinya di
awal kebencanaan, kepribadian neurotism berasosiasi dengan stres dan simptom posttraumatic
stress. Kebersyukuran merupakan bentuk koping positif yang mungkin diterapkan pada individu
atau komunitas terdampak kebencanaan. Aktivasi rasa syukur dapat dilakukan ketika individu
melihat kebencanaan sebagai sesuatu yang bermakna dan bernilai, serta menyadari ada hikmah
dibalik yang terjadi (benefit finding). Ditinjau dari broden-bulit theory, rasa syukur merupakan
bentuk perasaan positif yang berperan penting untuk membangun sumber daya psikologis
(resiliensi & kebahagiaan). Aktivasi rasa syukur ketika menghadapi kebencanaan dapat diterapkan
dengan menggunakan metode counting of blessing. Akhirnya, melalui proses belajar sepanjang
hidup maka rasa syukur dapat dikembangkan sebagai respon koping, kebiasaan, kepribadian,
hingga membentuk kekuatan karakter (character strength) yang melekat dalam “diri”. Rasa syukur
bagaikan “diamond” yang siap diaktivasi ketika menghadapi apapun kejadian hidup yang terus
berubah.
Kata kunci: aktivasi rasa syukur; kebencanaan
12
STRATEGI COPING MASYARAKAT DESA KARANGTALUN DALAM
MENGHADAPI KEKERINGAN
Rosita Yulia Widyarti
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas, Negeri Malang
Risa Restiana
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar mengalami bencana. Berbagai bencana
melanda wilayah Indonesia, baik bencana yang disebabkan oleh alam maupun kelalaian manusia.
Berbagai bencana ini menyebabkan kematian, cidera, trauma psikologis, gagal panen, bahkan
kerusakan alam. Desa Karangtalun, Dusun Tumpak Bendiljet, Kabupaten Tulungagung
merupakan salah satu daerah yang sering dilanda kekeringan ketika musim kemarau. Kekeringan
merupakan salah satu bencana yang luput dari penelitian. Kekeringan juga membawa dampak yang
cukup tinggi terhadap kehidupan masyarakat, hal ini dikarenakan air merupakan salah satu
kebutuhan pokok setiap individu. Sehingga masyarakat memiliki perilaku coping dalam
menghadapi bencana kekeringan untuk dapat bertahan hidup. Berdasarkan Lazarus & Folkman,
strategi coping dibagi menjadi dua yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotional Focused
Coping (EFC). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis perilaku coping masyarakat
yang mengalami kekeringan. Hanya penduduk yang memiliki identifikasi spesifik yang dijadikan
informan dalam penelitian ini, yaitu penduduk asli Desa Karangtalun, Dusun Tumpak Bendiljet
RT 01 dan RT 02/ RW 07, Kabupaten Tulungagung yang menjadi korban kekeringan. Sedangkan
metode dalam penelitian ini kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi kepada
informan yang kemudian dikoding dan dapat disimpulkan bagaimana perilaku coping komunitas
penduduk Desa Karangtalun, Dusun Tumpak Bendiljet, Kabupaten Tulungagung yang menjadi
korban bencana kekeringan. Hasil dari penelitian ini yaitu strategi coping Problem Focused
Coping yang paling menonjol yaitu accepting responsibility dan confrontative, sedangkan strategi
coping Emotion Focused Coping paling menonjol yaitu distancing.
Kata Kunci: bencana alam; kekeringan; strategi coping.
13
AGENDA PRESENTASI ARTIKEL
SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI KLINIS PSIKOLOGI UM 2019
“Peran Psikologi Klinis Untuk Pendidikan Kebencanaan”
11 Oktober 2019
Ruang II
No Waktu Judul Artikel
1 13.30 – 13.40 Identitas Kelompok Sebagai Modal Siaga Bencana Di Kampung
Warna Warni Jodipan
Sumi Lestari, Intan Rachmawati, Purnama Miftaqhul Risqi, Afif Alhad
2 13.41 – 13.50 Kesehatan Mental Remaja yang Tinggal di Daerah Rawan Gempa
Megathrust
Niswatul Faizah, Diah Cahyaningrum, Ika Herani
3 13.51 – 14.00 Gender Dan Kecemasan Penduduk Di Daerah Rawan Banjir Di
Kota Malang
Masita Utami, Farah Aliyah Syahidah, Anita Hariyanti, Mochammad
Said
4 14.01 – 14.10 Remaja dan Bencana
Kholifatul Untsa
5 14.11 – 14.20 Mindfulness Sebagai Managemen Nyeri
Nur Aziz Afandi
6 14.21 – 14.30 Pelatihan Manajemen Stress Pada Kader Komunitas Prolanis
(Program Pengelolaan Penyakit Kronis) Puskemas X
Nixie Devina Rahmadiani, Iswinarti
7 14.31 – 14.40 Psikoedukasi untuk Meningkatkan Pehamahaman Orang Tua
Terhadap
Kekerasan Seksual
Ditsar Ramadhan
8 14.41 – 14.50 Psikodrama Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja Korban
Konflik Orang Tua
May Lia Elfina, Cahyaning Suryaningrum
9 14.51 – 15.00 Unwell To Well-Being : Analisis Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Hipertensi
Yulia Asmarani, Dita Rachmayani
14
IDENTITAS KELOMPOK SEBAGAI MODAL SIAGA BENCANA DI
KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN
Sumi Lestari
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Intan Rachmawati
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Purnama Miftaqhul Risqi
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Afif Alhad
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Kampung Warna Warni Jodipan merupakan kampung wisata pertama di Kota Malang. Deretan
rumah warga di kampung tersebut terletak pada lereng yang curam di tepi sungai. Situasi ini
menjadikan Kampung Warna Warni Jodipan sebagai kampung wisata yang berada di daerah rawan
bencana. Legitimasi kampung wisata menyebabkan pembentukan identitas kelompok pada
masyarakat kampung warna warni untuk menjaga stabilitas kampung wisata. Identitas kelompok
terjadi karena adanya ketertarikan, tujuan dan visi yang sama antar individu sehingga akan
membentuk identitas sosial. Identitas sosial merupakan cara untuk menilai suatu kelompok melalui
proses perbandingan sosial (social comparison process), kategorisasi keanggotaan kelompok
dalam (ingroup), dan keanggotaan luar (outgroup). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Empat informan dipilih melalui teknik accidental sampling.
Penggalian data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan diskusi kelompok
terarah (FGD). Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa setelah menjadi kampung wisata,
warga memiliki perception of the intergroup context berupa kesamaan persepsi yang dimiliki
warga tentang status kampung wisata. Warga juga menunjukkan adanya attraction to the in-group
dengan menjaga lingkungan untuk memperteguh nilai-nilai dengan prestasi yang dimiliki. Selain
itu, warga juga memiliki interdependency beliefs yang menunjukan adanya guyub dan rukun dalam
membangun serta siaga bencana di kampung wisata.
Kata kunci: identitas sosial; siaga bencana; kampung wisata.
15
KESEHATAN MENTAL REMAJA YANG TINGGAL DI DAERAH
RAWAN GEMPA MEGATHRUST
Niswatul Faizah
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ,Universitas Brawijaya
Diah Cahyaningrum,
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Brawijaya
Ika Herani
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ,Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Pantai selatan Jawa termasuk pesisir Pantai Selatan di Kabupaten Malang rawan terkena gempa
Megathrust alias gempa maha dahsyat. Hal tersebut merupakan perkiraan dari Pakar Tsunami
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko. Perkiraan itu tidak salah, pakar
bencana alam Universitas Brawijaya (UB) Adi Susilo, Ph.D menyebut potensi tersebut berasal dari
simulasi. Widjo Kongko menyebut selatan Pulau Jawa seperti Cilacap hingga Jawa Timur
berpotensi terjadi gempa megathrust dengan magnitudo 8,8. Gempa ini bisa menyebabkan
timbulnya gelombang tsunami dengan ketinggian 20 meter di sepanjang pantai tersebut. Tsunami
datang 30 menit setelah gempa dan bisa merendamkan daratan sejauh sekitar tiga hingga empat
kilometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi kesehatan mental dan
kebutuhan akan rasa aman remaja yang tinggal di daerah pesisir pantai selatan menghadapi gempa
megathrust dengan remaja yang tinggal di daerah yang tidak rawan bencana. Populasi dari
penelitian ini adalah remaja yang berusia 14-19 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai selatan
dan remaja yang tinggal di daerah tidak rawan bencana (spesifikkan daerahnya). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Cluster Sampling. Pengumpulan data menggunakan skala psychological
well being. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis varians dua arah Two Way Anova.
Kata kunci : daerah rawan bencana, gampa megathrust; kesehatan mental; dan remaja
16
GENDER DAN KECEMASAN PENDUDUK DI DAERAH RAWAN BANJIR
DI KOTA MALANG
Masita Utami
Universitas Negeri Malang
Farah Aliyah Syahidah
Universitas Negeri Malang
Anita Hariyanti
Universitas Negeri Malang
Mochammad Sa’id
Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan penduduk yang tinggal
di daerah rawan banjir di Kota Malang berdasarkan gender. Hipotesis penelitian ini adalah ada
perbedaan yang signifikan dalam kecemasan antara penduduk laki-laki dan perempuan yang
tinggal di daerah rawan banjir di Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk
yang tinggal di Jalan Sigura-gura dan Jalan Candi, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Sedangkan sampel penelitian berjumlah 30 orang dengan menggunakan teknik accidental
sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen HARS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)
yang berjumlah 14 aitem. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis one-
way anova. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal
kecemasan antara penduduk laki-laki dan perempuan yang tinggal di daerah rawan banjir di Kota
Malang.
Kata kunci: kecemasan; bencana; gender; daerah rawan banjir
17
REMAJA DAN BENCANA
Kholifatul Untsa
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan yang diapit oleh samudra hindia dan pasifik, dan berada di
pertemuan lempeng Australia, Pasifik, dan Eurasia sehingga sering terjadi bencana alam. Bencana
alam yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis. Ada bencana yang disebabkan oleh
ulah manusia dan ada bencana yang terjadi secara alamiah. Bencana-bencana tersebut bisa saja
terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya pertanda, apabila hal tersebut tidak ada antisipasi dengan baik
dikhawatirkan dapat menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun harta benda. Kerugian lain
yang bisa terjadi ialah para penyitas bencana menjadi tidak sehat secara mental akibat dampak dari
bencana, oleh karena itu dibutuhkan kesiapsiagaan bencana dan pemahaman akan pentingnya
dampak dari bencana terhadap kesehatan mental. Penelitian ini berfokus pada pengetahuan remaja
akan hubungan bencana dengan kesehatan mental dan kesiapan remaja untuk menghadapi
bencana. Menurut Stanley Hall remaja merupakan masa “storm and stress” hal tersebut
menjadikan remaja dengan mudah terpapar stres dan tekanan, sehingga membuat ketidakstabilan
emosi yang dapat mengganggu kesehatan jiwa dan emosi pada remaja. Penelitian ini ditujukan
untuk melihat kesiapan remaja dalam menghadapi bencana, dan sejauh mana remaja mengetahui
keterkaitan antara bencana dengan kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan metode survey
lapangan dan kuisioner. Metode suvey dan kuisioner ini dilakukan pada remaja di SMP dan SMA
Kota Malang Jawa Timur.
Kata kunci: remaja; kesiapan; bencana
18
MINDFULNESS SEBAGAI MANAGEMEN NYERI
Nur Aziz Afandi
Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRAK
Rasa nyeri dirasakan oleh seseorang dapat disebabkan oleh berbagai macam diantaranya luka
karena menjadi korban bencana atau kecelakaan yang tidak segera mendapatkan penanganan, sakit
yang dideritanya atau permasalahan psikologis seperti stress akut yang dialaminya. Nyeri yang
dialami oleh seseorang dapat menjadi sangat mengganggu bahkan menjadikan seseorang untuk
melakukan hal yang membahayakan dirinya seperti bunuh diri. Agar hal tersebut tidak terjadi maka
diperlukan cara untuk mengatasi atau memanage rasa nyeri yang dialaminya. Makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mindfulness dapat menjadi alternative managemen nyeri.
Berdasarkan kajian terhadap referensi yang ada, maka didapat bahwa mindfulness dapat menjadi
salah satu alternative dalam managemen rasa nyeri. Mindfulness dapat menjadi alterative
managemen nyeri karena dengan mempraktekkannya seseorang akan dapat mencapai gelombang
otak alpha yang mempengaruhi kerja thalamus dan hypothalamus yang secara bersama sama dapat
mempengaruhi menurunnya atau menghilangkan sensasi nyeri seseorang. Gelombang otak alpha
juga meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, memicu pelepasan glukosa dari tempat
penyimpanan energi, meningkatkan aliran darah ke otot rangka yang berguna bagi seseorang yang
depresi karena menyerah terhadap rasa nyeri yang selalu muncul dan tidak dapat diatasi.
Kata kunci: managemen nyeri; mindfulness; gelombang otak alpha.
19
PELATIHAN MANAJEMEN STRESS PADA KADER KOMUNITAS
PROLANIS (PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS)
PUSKESMAS X
Nixie Devina Rahmadiani
Universitas Muhammadiyah Malang
Iswinarti
Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Kader Prolanis (Program Pengeloalaan Penyakit Kronis) merupakan warga di sekitar wilayah
Puskesmas X yang mengalami penyakit hipertensi dan diabetes melitus. Berdasarkan hasil
asesmen yang dilakukan, Kader Prolanis ini rentan mengalami stress baik yang disebabkan karena
respon terhadap penyakit itu sendiri maupun dari faktor psikososial. Pentingnya diberikan
pelatihan manajemen stress pada Kader Prolanis adalah membantu menurunkan resiko
kekambuhan penyakit dengan menguatkan sisi psikologis. Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan subjek terkait
manajemen stress. Subjek dalam penelitian ini adalah 25 orang Kader Prolanis dari berbagai
wilayah di lingkup Puskesmas X. Intervensi yang diberikan berupa pelatihan yang dilakukan
dalam 6 sesi dengan menggunakan teknik ceramah, pemutaran musik relaksasi, roleplay, diskusi
dan tanya jawab. Hasil dari intervensi adalah subjek menunjukkan peningkatan pengetahuan
manajemen stress berdasarkan nilai pretest dan posttest (nilai signifikansi 0,00 < 0,05). Selain itu,
subjek juga mampu melakukan latihan relaksasi dan SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique). Pada proses follow up juga diketahui bahwa ada perbedaan antara tingkat stres subjek
dari sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
Kata Kunci: Pelatihan Manajemen Stress; Kader Prolanis; Penyakit Kronis.
20
PSIKOEDUKASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ORANG
TUA TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL
Ditsar Ramadhan
RSUD dr Saiful Anwar Malang
ABSTRAK
Anak-anak usia dini disekitar lokasi intervensi terlihat bermain dengan menggunakan baju dalam
yang terbuka dan celana yang pendek hingga paha mereka terlihat. Asessmen yang dilakukan
menggunakan wawancara, observasi dan skala sikap orang tua terhadap pendidikan seks. Hasilnya
warga lokasi intervensi masih menganggap tabu membicarakan masalah area seksual pada anak
usia dini sehingga anak tidak mendapat informasi mengenai pentingnya menjaga area seksual.
Berdasarkan hasil asessmen, intervensi yang diberikan adalah upaya preventif untuk mencegah
anak usia dini menjadi korban kekerasan seksual. Upaya preventif yang diberikan adalah
psikoedukasi. Intervensi psikoedukasi dilakukan dalam 6 sesi. Hasil intervensi yang diberikan
adalah komunitas mampu meningkatkan sikap orang tua pada pendidikan seks untuk pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia dini.
Kata kunci: psikoedukasi; orang tua; kekerasan seksual.
21
PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI REMAJA
KORBAN KONFLIK ORANG TUA
May Lia Elfina
Universitas Muhammadiyah Malang
Cahyaning Suryaningrum
Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Konsep diri merupakan hal yang penting pada masa remaja. Konflik antar orang tua menempatkan
anak dalam risiko mengalami kesulitan perkembangan emosi dan perilaku sehingga berpengaruh
pada pembentukan konsep diri remaja. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan konsep diri
remaja akibat konflik orang tua melalui psikodrama. Partisipan dalam penelitian ini yaitu empat
siswa Sekolah Menengah Pertama yang memiliki konsep diri rendah akibat konflik orang tua.
Desain penelitian ini yaitu systematic case study bertujuan untuk menguji efektivitas suatu
intervensi, yaitu psikodrama. Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak 5 sesi. Analisis data yang
digunakan bersifat kualitatif dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah intervensi,
serta selama proses intervensi berlangsung. Alat ukur yang digunakan untuk melihat adanya
perubahan konsep diri yaitu Adolescent Self Concept Short Scale (ASCSS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa psikodrama dapat meningkatkan konsep diri para partisipan.
Kata Kunci: konsep diri; psikodrama; remaja.
22
UNWELL TO WELL-BEING : ANALISIS KEPATUHAN MINUM OBAT
PADA PASIEN HIPERTENSI
Yulia Asmarani
Universitas Brawijaya
Dita Rachmayani
Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah meningkat hingga >140/90mmHg dan
terjadi berulang sehingga harus mengonsumsi obat secara rutin. Tingkat kepatuhan dipengaruhi
oleh kondisi psikologis orang tersebut, yaitu psychological well-being yang merupakan dorongan
untuk menyempurnakan dan merealisasikan potensi diri. Penderita hipertensi yang memiliki
psychological well-being baik maka akan memiliki keinginan sembuh dari penyakitnya dengan
rajin minum obat, begitu sebaliknya. Tujuan penelitian adalah untuk menguji dan menjelaskan
hubungan psychological well-being dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah
accidental sampling. Subyek penelitian ini adalah penderita hipertensi sebanyak 220 orang. Teknik
analisis data menggunakan analisis Spearman. Skala penelitian yang digunakan adalah
psychological well-being dan MMAS-8. Hasil pengujian diperoleh koefisien sebesar 0,463 (p-
value 0,000<0,05) karena koefisien bertanda positif mengindikasikan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan dan searah antara psychological well-being terhadap kepatuhan minum obat.
Artinya semakin tinggi psychological well-being akan mengakibatkan semakin tinggi pula
kepatuhan minum obat, begitu juga sebaliknya.
Kata Kunci: hipertensi; kepatuhan minum obat; psychological well-being.
23
AGENDA PRESENTASI ARTIKEL
SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI KLINIS PSIKOLOGI UM 2019
“Peran Psikologi Klinis Untuk Pendidikan Kebencanaan”
11 Oktober 2019
Ruang III
No Waktu Judul Artikel
1 13.30 – 13.40 Pemahaman Guru BK Terhadap Konsep Krisis Psikologis Di
Sekolah
Rohmatus Naini, Siwi Vilia Intan
2 13.41 – 13.50 Gambaran Kemampuan Komunikasi Sosial Pada Anak Dengan
Gangguan Spektrum Autis
Robik Anwar Dani
3 13.51 – 14.00 Pengaruh Harga Diri (Self Esteem) Terhadap Perilaku Bulliying
Pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember
Safitri Dewi, Panca Kursistin Handayani, Erna Ipak Rahmawati
4 14.01 – 14.10 Kualitas Kehidupan Kerja Ditinjau Dari Strategi Coping Pada
Karyawan Depo Lokomotif Sidotopo
Lailatul Muarofah Hanim, Luluk Fauziah
5 14.11 – 14.20 Gambaran Problematika Mahasiswa Baru Fakultas Pendidikan
Psikologi (FPPsi) Universitas Negeri Malang
Dwi Nikmah Puspitasari, Krista Insan Darmawan, Afifah Chusna Az
Zahra, Ayu Dyah Hapsari, Rakhmaditya Dewi Noorrizky
6 14.21 – 14.30 Kualitas Persahabatan dan Forgiveness Pada Mahasiswa
Umdatun Naja, Hetti Rahmawati
7 14.31 – 14.40 Penyesuaian Diri Pada Perempuan Yang Pensiun Dini
Nila Rosa Pratiwi, Yudi Tri Harsono
8 14.41 – 14.50 Gratitude Pada Perempuan Single Parent
Rosita Yulia Widiarti, Yudi Tri Harsono
9 14.51 – 15.00 --------------------
24
PEMAHAMAN GURU BK TERHADAP KONSEP KRISIS PSIKOLOGIS
DI SEKOLAH
Rohmatus Naini
Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Semarang
Siwi Vilia Intan
Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep krisis psikologis guru BK di
sekolah. Responden penelitian berjumlah 78 orang yang ditentukan dengan purposive random
sampling. Penelitian survey ini dilakukan secara online yang kemudian dianalisis deskriptif.
Karakteristik guru BK yang menjadi responden sebanyak 52 orang memiliki pengalaman dalam
mengajar lebih dari satu tahun dan 26 orang memiliki pengalaman mengajar dibawah satu tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pemahaman guru BK terkait konsep
trauma, stress, dan krisis. Dampak dari kurangnya pemahaman terkait krisis menjadi hambatan
guru BK sehingga layanan kurang efektif (assessmen, treatmeant maupun referral). Tugas utama
guru BK yakni memfasilitasi perencanaan, mengkoordinasikan respon, mengadvokasi kebutuhan
emosional yang mengalami dampak/sedang krisis dengan menyediakan layanan konseling
langsung selama dan setelah kejadian. Selain itu, guru BK perlu melakukan suatu kolaborasi
dengan ahli lain misalnya psikolog, psikiater, dokter, pekerja sosial dan administrator dalam upaya
memberikan bantuan kepada siswa. Terdapat 83,8 % responden menyatakan tidak melakukan
referral meskipun mendapati siswa yang mengalami permasalahan yang cukup berat. Peran guru
BK di sekolah sebagai helper perlu untuk melakukan persiapan, pemberian intervensi krisis
sebagai layanan pencegahan maupun pengentasan. Saran untuk penelitian selanjutnya yakni
adanya penelitian pengembangan mengenai panduan penanganan krisis di sekolah, dan atau
penelitian dalam bentuk pelatihan misalnya psychological first aid, psychological debriefing, dan
isu-isu etis dalam pemberian intervensi krisis.
Kata kunci: krisis psikologi; psychological first aid
25
GAMBARAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SOSIAL PADA ANAK
DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS
Robik Anwar Dani
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi sosial pada anak dengan
gangguan spektrum autis serta faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi sosial mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam
penelitian ini adalah tiga anak dengan gangguan spektrum autis yang bersekolah di salah satu
sekolah dasar di kota Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara terkait dengan tema kemampuan komunikasi sosial anak dengan gangguan spektrum
autis yang meliputi interaksi sosial, kognisi sosial, dan pragmatik. Analisis data dilakukan melalui
tiga tahap, yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan menarik
kesimpulan (verification). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak penyandang gangguan
spektrum autis melakukan komunikasi sosial dengan bentuk-bentuk perilaku tertentu. Mereka
cenderung menggunakan bentuk komunikasi non-verbal untuk berkomunikasi. Komunikasi non-
verbal yang lazim mereka lakukan pada umumnya terdiri atas sentuhan, kontak mata, isyarat,
komunikasi objek, postur tubuh, gaya berjalan, suara serta ekspresi wajah. Dilihat dari tiap aspek
interaksi sosial, anak penyandang gangguan spektrum autis masih belum mampu secara efektif
menggunakan komunikasi verbalnya. Umumnya anak penyandang gangguan spektrum autis
memiliki kesulitan dalam pemrosesan informasi verbal yang panjang. Hal itu yang membuat
mereka lebih suka menyendiri karena merasa tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
membuat mereka menjadi pasif serta seolah tidak menanggapi apa yang disampaikan kepadanya.
Kata Kunci: Komunikasi Sosial; Gangguan Spektrum Autis
26
PENGARUH HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) TERHADAP PERILAKU
BULLYING PADA NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS IIA JEMBER
Safitri Dewi
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jember
Panca Kursistin Handayani
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jember
Erna Ipak Rahmawati
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jember
ABSTRAK
Bullying merupakan perilaku intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang
lebih kuat terhadap pihak yang lemah, dilakukan secara sengaja dan bertujuan untuk melukai
korbannya secara fisik maupun psikis (emosional). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran tingkat harga diri (self esteem), gambaran tingkat perilaku bullying dan pengaruh harga
diri (self esteem) terhadap perilaku bullying pada narapidana.Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal. Peneliti menggunakan purpovise sampling untuk
mendapatkan sampel sebanyak 186 narapidana. Penelitian ini menggunakan skala harga diri (self
esteem) yang di adaptasi dari Felker (dalam Hardini, 2010) dan skala bullying yang diadaptasi dari
Oong dan Sullivan (dalam M. Roes, 2011).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
harga diri (self esteem) terhadap perilaku bullying pada narapidana lembaga pemasyarakatan kelas
II A Jember dengan nilai koefisien signifikan 0,000 > 0,05. Hasil uji deskriptif harga diri (self
esteem) menunjukkan kategori tinggi (54,83%) dengan aspek tertinggi bullying fisik dan hasil uji
deskriptif perilaku bullying menunjukkan kategori tinggi (56,98%) dengan aspek tertinggi aspek
perasaan diterima. Hasil uji deskriptif harga diri ditinjau dari usia tertinggi pada usia 17-21 tahun
(66,66%). Harga diri berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yaitu tingkat D3/S1 (100%). Harga
tinggi narapidana berdasarkan suku tertinggi pada suku pandhalungan (75%). Hasil uji deskriptif
perilaku bullying ditinjau dari usia tertinggi pada usia 17-21 tahun (61,11%). Perilaku bullying
narapidana berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yaitu tingkat pendidikan SD (59,57%).
Perilaku bullying narapidana berdasarkan suku tertinggi yaitu suku Madura (58,49%).
Kata kunci: harga diri, bullying, narapidana
27
KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DITINJAU DARI STRATEGI COPING
PADA KARYAWAN DEPO LOKOMOTIF SIDOTOPO
PT. KAI DAOP VIII
Lailatul Muarofah Hanim
Program Studi Psikologi, Universitas Trunojoyo Madura
Luluk Fauziah
Program Studi Psikologi, Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kualitas kehidupan kerja
ditinjau dari strategi coping karyawan Depo Lokomotif Sidotopo PT. KAI Daop 8.Strategi coping
dibagi menjadi dua jenis yaitu Problem Focused Coping (coping yang berfokus pada masalah) dan
Emosional Focused Coping (coping yang berfokus pada emosi). Subyek dalam penelitian ini
adalah karyawan Depo Lokomotif Sidotopo yang berjumlah 42 responden dengan rincian 21
responden kelompok PFC (Problem Focused Coping) dan 21 responden kelompok PFC
(Emosional Focused Coping). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dari dua jenis skala
yaitu skala kualitas kehidupan kerja dan skala strategi coping. Metode analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji beda yaitu Independent Sample T-Test dengan menggunakan bantuan
SPSS Statistics 23.0 For Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji beda
(Independent Sample T-Test) diperoleh taraf signifikansi sebesar 0.023 (p < 0.05) yang berarti
terdapat perbedaan tingkat kualitas kehidupan kerja ditinjau dari strategi coping pada karyawan
Depo Lokomotif Sidotopo PT. KAI Daop VIII.
Kata kunci: kualitas kehidupan kerja; strategi coping; karyawan.
28
GAMBARAN PROBLEMATIKA MAHASISWA BARU FAKULTAS
PENDIDIKAN PSIKOLOGI (FPPsi) UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Dwi Nikmah Puspitasari
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Krista Insan Dermawan
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Afifah Chusna Az Zahra
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Ayu Dyah Hapsari
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Rakhmaditya Dewi Noorrizki
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Mahasiswa merupakan sebuah status dimana individu dalam tahap remaja akhir dihadapkan pada
beberapa perubahan di berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi tidak hanya dalam segi
biologis, tetapi juga aspek psikologis dan sosial, seperti cara berpikir (kognitif), emosi, perilaku
hingga peran sosial yang lebih luas. Tugas dan tanggung jawab tambahan, disertai dengan
perubahan status sebagai mahasiswa baru, menjadikan mahasiswa baru rentan mengalami masalah
psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran masalah yang dihadapi oleh
mahasiswa baru di lingkungan Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi). Subjek dari penelitian
sejumlah 120 orang yang kesemuanya merupakan mahasiswa baru angkatan 2018 dengan total
respon sebanyak 204, sehingga memungkinkan satu responden menjawab lebih dari satu
permasalahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan
memberikan kuesioner terbuka kepada setiap mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 31.3% (64) mengalami problem terkait diri sendiri, 30% (61) masalah terkait pendidikan,
15.2% (31) masalah dalam lingkungan sosial, 14.7% (30) masalah perilaku, 7.8% (16) terkait
permasalahan keluarga dan sisanya sebanyak 1% (2) permasalahan lain yang tidak termasuk di
atas. Bantuan yang diharapkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
diantaranya; membutuhkan dukungan orang terdekat untuk berbagi hingga pelatihan terkait skill
dalam meningkatkan kemampuan secara sosial.
Kata kunci: masalah remaja; mahasiswa tingkat pertama; remaja akhir.
29
KUALITAS PERSAHABATAN DAN FORGIVENESS PADA MAHASISWA
Umdatun Najia
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang
Hetti Rahmawati
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas persahabatan dengan
forgiveness pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Subjek
penelitian sejumlah 72 orang mahasiswa FPPsi UM usia 18-24 tahun yang memiliki minimal
seorang sahabat dan pernah mengalami konflik dengan sahabat tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) 69.4% subjek memiliki tingkat forgiveness sedang; (2) 68.0% subjek memiliki
tingkat kualitas persahabatan sedang; (3) ada hubungan positif antara kualitas persahabatan dengan
forgiveness pada mahasiswa FPPsi UM.
Kata kunci: kualitas persahabatan; forgiveness; mahasiswa.
30
PENYESUAIAN DIRI PADA PEREMPUAN YANG PENSIUN DINI
Nila Rosa Pratiwi
Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Yudi Tri Harsono
Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian diri pada perempuan yang memutuskan
pensiun dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode
wawancara terstruktur untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian adalah seorang perempuan
berusia 52 tahun yang pernah bekerja di bidang jasa. Hasil dari penelitian ini adalah keputusan
yang didasarkan pada keinginan pribadi akan lebih memudahkan proses penyesuaian diri, karena
telah mempersiapkannya untuk pensiun dini dengan matang, terlebih untuk seorang perempuan,
merasa lebih banyak waktu untuk mengurus rumah tangga dan mengawasi anak setelah memasuki
masa pensiun.
Kata kunci: pensiun dini; perempuan; penyesuaian.
31
GRATITUDE PADA PEREMPUAN SINGLE PARENT
Rosita Yulia Widyarti
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Yudi Tri Harsono
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Perempuan dapat memiliki peran sebagai kepala keluarga dikarenakan perceraian, pasangan yang
meninggal, tidak atau belum menikah lagi, pasangan yang sakit permanen, dan pasangan yang
tidak bekerja. Perempuan dengan dua peran, khususnya yang menjadi single parent tentunya
memiliki beban dan permasalahan yang lebih jika dibandingkan dengan perempuan yang hanya
memiliki satu peran. Rasa syukur sebagai emosi positif mempengaruhi seseorang dalam merespon
situasi yang berguna sebagai bentuk coping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara secara terstruktur. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kebersyukuran pada perempuan single-parent. Hasil dari
penelitian yaitu frekuensi kebersyukuran yang tinggi diwujudkan melalui ibadah shalat atas rezeki
yang Tuhan berikan, intensitas kebersyukuran seperti mampu memutuskan relasi pernikahan yang
menyakitkan, dan perkumpulan keluarga besar merupakan pengalaman yang memunculkan
kebersyukuran. Rentang kebersyukuran meliputi keluarga yang mendukung, teman yang bisa
memberikan saran, dan tetangga yang tidak mencemooh.
Kata Kunci: perempuan; single-parent; kebersyukuran.