prinsip - prinsip belajar

16
A. PENGERTIAN PRINSIP Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089) Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993) Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996) B. PENGERTIAN BELAJAR (Walra, rochmat, 1999:24) : Belajar ialah Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen Moh. Surya (1997) : “belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya”. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadianyang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentukketerampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman”. Wingkel, 1987 : “belajar adalah suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.”Belajar adalah suatu proses/usaha sadar yang dilakukan olehindividu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai hasil interaksinyadengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu. C. PENGERTIAN PRINSIP BELAJAR Prinsip Belajar Menurut Gestalt : Adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya. Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies : Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa. Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa : Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik

Upload: mono-manullang

Post on 20-Jun-2015

597 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Prinsip - prinsip[ Belajar

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip - prinsip Belajar

A. PENGERTIAN PRINSIP

Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089)

Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993)

Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996)

B. PENGERTIAN BELAJAR

(Walra, rochmat, 1999:24) : Belajar ialah Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan

perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen

Moh. Surya (1997) : “belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya”.

Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadianyang dimanifestasikan

sebagai pola-pola respons yang baru berbentukketerampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan

Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena

pengalaman”.

Wingkel, 1987 : “belajar adalah suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.”Belajar adalah suatu proses/usaha sadar

yang dilakukan olehindividu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap dan nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai hasil

interaksinyadengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

C. PENGERTIAN PRINSIP BELAJAR

Prinsip Belajar Menurut Gestalt : Adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik

sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara

terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan

sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya.

Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies : Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta

didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan

kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa.

Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa :

Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar

dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik

Page 2: Prinsip - prinsip Belajar

D. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR YANG TERKAIT DENGAN PROSES BELAJAR

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain

memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa

prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran,

baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam apaya

meningkatkan mengajarnya.

Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :

1. Prinsip Kesiapan (Readinees)

Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan siswa ialah kondisi yang

memungkinkan ia dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi (Motivation)

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari

pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.

3. Prinsip Persepsi

Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia memahami situasi. Persepsi adalah

interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang

berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

4. Prinsip Tujuan

Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajarpada saat proses terjadi.

Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai olehseseorang.

5. Prinsip Perbedaan Individual

Page 3: Prinsip - prinsip Belajar

Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalamkelas dapat memberi

kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan

satu tingkat sasaran akan gagalmemenuhi kebutuhan seluruh siswa

6. Prinsip Transfer dan Retensi

Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam

situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi

yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan sesesoranguntuk

menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi.

7. Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajarkognitif mencakup asosiasi

antar unsur, pembentukan konsep,penemuan masalah dan keterampilan memecahkan masalah

yangselanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai danberimajinasi.

8. Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkandirinya dengan

pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi,dorongan, minat dan sikap

9. Prinsip Belajar Evaluasi

Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saatini dan selanjutnya

pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagiindividu untuk menguji kemajuan dalam

pencapaian tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampumengendalikan aktivitas

ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspekmental dan fisik.

Prinsip – Prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk

* Prinsip efek kepuasan ( law of effect )

Page 4: Prinsip - prinsip Belajar

Jika sebuah respon menghasilkan efek jembatan yang memuaskan, maka hubungan Stimulus-Respon

akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respon, maka semakin

lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus-Respon.

* Prinsip pengulangan ( law of exercise )

Bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih

dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak pernah dilatih.

* Prinsip kesiapan ( law of readiness )

Bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan

suatu pengantar (conduction unit) dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang

mendorong organisme untuk berbuat atu tidak berbuat sesuatu.

* Prinsip kesan pertama ( law of primacy )

Prinsip yang harus dipunyai pendidik untuk menarik perhatian peserta didik.

* Prinsip makna yang dalam ( law of intensity )

Bahwa makna yang dalam akan menunjang dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna

hubungan suatu pembelajaran maka akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari.

* Prinsip bahan baru ( law of recentcy )

Bahwa dalam suatu pembelajaran diperlukan bahan baru untuk menambah wawasan atau

pengalaman suatu peserta didik.

* Prinsip gabungan ( perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan )

Bahwa hubungan antara Stimulus-Respon akan semakin kuat dan bertambah erat jika sering dilatih

dan akan semakin lemah dan berkurang jika jarang atau tidak pernah dilatih.

Secara Umum, Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :

• Perhatian dan Motivasi

• Keaktifan

Page 5: Prinsip - prinsip Belajar

• Keterlibatan langsung atau pengalaman

• Pengulangan

• Tantangan

• Balikan dan penguatan (law of effect)

• Perbedaan individual

PERHATIAN DAN MOTIVASI

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar

pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage n

Berliner, 1984: 335 ). Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhannya.

Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar

lebih Ianjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk

mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat

dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (gage dan Berliner, 1984 : 372).

“Motivation is the concept we use when we ddescribe the force action on or whitin an organism yo

initiate and direct behavior”

Demikian menurut H.L. Petri (Petri, Herbet L, 1986: 3). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat

dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru

berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar

berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil

belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan,

nilai-nilai, dan keterampilan.

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu

bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya

untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap

penting dalan, kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku

manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan

dengan minat siswa dan tridak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Page 6: Prinsip - prinsip Belajar

Sikap siswa, seperti haInya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Siswa yang menyukai

matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untulk belajar lebih giat,

demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap

positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Insentif, suatu hadiah yang diharapkan diperoleh sudah melakukan kegiatan, dapat menimbulkan

motif. Hal ini merupakan dasar teori belajar B.F. Skinner dengan operant conditioning-nya’ (Hal ini

dibkarakan lebih lanjut dalam prinsip balikan dan penguatan).

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal

yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebagainya.

Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga

pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang

dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan

yang dipelajarinya. Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan

yang dilakukannya tetapi menjadi penyertaanya. Sebagai contoh, siswa belajar sungguh-sungguh

bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan

naik kelas atau mendapat ijazah. Naik kelas dan mendapat ijazah adalah penyerta dari keberhasilan

belajar.

Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Perhatian ialah

pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada

pelajaran, proses belajar makin baik dan hasilnya akan makin haik pula. Oleh karena itu guru harus

selalu berusaha supaya perhatian siswa terpusat pada pelajaran. Memunculkan perhatian seseorang

pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal.

Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya umpamanya

dengan kebutuhan, cita cita, pengalaman, bakat, minat.

Kedua, Objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain dari yang

biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.

Perhatikan contoh kasus dibawah ini :

Rukiah, salah seorang siswa disuatu sekolah dasar sangat tertarik dengan penjelasan ibu gurunya

tentang perpindahan penduduk. sehingga ia sungguh-sungguh memperhatikan pelajaran tersebut,

karena ia pernah dibawa orang tuanya bertransmigrasi.

Sekelompok siswa disuatu sekolah dasar pada sutu waku mengikuti pelajaran dengan penuh

perhatian karena guru mengajarkan pelajaran tersebut dengan menggunakan alat peraga yang

sebelumnya guru tersebut belum pernah melakukannya.

Sekelompok siswa sedang asyik mengerjakan tugas kelompok, dalam pelajaran IPA. Kelihatannya

mereka sangat sungguh-sungguh menerjakan tugas tersebut. Biasanya mereka belajar cukup

mendengarkan ceramah dari guru.

Ketiga contoh diatas menggambarkan siswa yang belajar dengan penuh perhatian akan tetapi

penyebabnya berbeda.

Page 7: Prinsip - prinsip Belajar

Contoh pertama, Rukiah belajar dengan penuh perhatian. Karena pelajaran tersebut memiliki kaitan

dengan pengalamannya. Pelajaran tersebut ada kaitan dengan diri siswa.

Pada contoh kedua, siswa belajar dengan penuh perhatian, karena guru mengajar dengan

menggunakan alat peraga, (cara guru mengajar lain dan kebiasaannya),

Demikian pula contoh ketiga, siswa belajar dengan penuh perhatian Karena guru menggunakan

metode yang bervariasi tidak hanya ceramah).

Dari uraian dan contoh diatas dapat disimpulkan, bahwa :

Belajar dengan pernah perhatian pada pelajaran yang sedang dipelajari, proses dan hasilnya akan

lebih baik.

Upaya guru memumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain:

Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat atau minat siswa.

Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton. Umpamanya penggunaan metode mengajar

yang bervariasi, penggunaan media, tempat belajar tidak terpaku hanya didalam kelas saja.

KEAKTIFAN BELAJAR

Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak

mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar

tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar

hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri.

Mon Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan

siswa untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing

dan pengarah (John Dewy 1916. dalam Dak ks, 1937:3 1).

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam

bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah

diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-

keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misaInya menggunakan khasanah

pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu

konsep dengan yang lain, menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

Seperti yang telah dibahas di depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas, yaitu aktivitas mental

dan emosional. Bila ada siswa ) yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi

mental emosionainya tidak terlibat akif didalam situasi pembelajaran itu, Pada hakikamya siswa

tersebut tidak ikut belajar.

Page 8: Prinsip - prinsip Belajar

Oleh karena itu guru jangan sekali-kali membiarkan ada siswa yang tidak ikut aktif belajar. Lebih jauh

dari sekedar mengaktifkan siswa belajar, guru harus berusaha meningkatkan kadar aktifitas belaiar

tersebut.

Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar. Akan tetapi

barangkali kadarnya perlu ditingkinkan dengan metode mengajar lain.

Sekali untuk memantapkan pemahaman anda tentang upaya meningkatkan kadar aktivitas belajar

siswa, coba anda tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa

diajarkan. Silahkan anda rancang kegiatan-kegiatan belajar yang bagaimana yang harus siswa anda

lakukan, supaya kadar aktivitas belajair mereka relatif tinggi.

Bila sudah selesai anda kerjakan, silahkan diskusikan deingan guru lain disekolah anda atau guru

sesama peserta program

KETERLIBATAN LANGSUNG DALAM BELAJAR

Di muka telah dibkarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa yang, belajar adalah

mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan

pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerueut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar

yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman

langsung siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat

langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang

yang belajar membuat tempe, yang paling baik apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan

(direct performance), bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tempe (demonstrating),

apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tempe (telling).

Pentingnya ketelibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “leaming by

doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh

siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (prolem

solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu

terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam

pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan intemalisasi nilai-nilai dalam

pembentukan sikap dan nilat, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan

keterampilan.

PENGULANGAN BELAJAR

Page 9: Prinsip - prinsip Belajar

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori Psikologi Dava.

Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya

mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut akan berkembang. Seperti hainya pisau yang

selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-

pengulangan akan menjadi sempuma.

Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori psikologi Asosiasi atau Koneksionisme

dengan tokoh yang terkenal Thorndike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of

exercise“, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan

respons. dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya

respons benar.

Seperti kata pepatah “latihan menjadikan sempurna” (Thomdike, 1931b:20. dari Gredlei, Marget E

Bell, terjemahan Munandir, 1991: 51).Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih

lanjut dari Koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada

Koneksionisme, belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka pada psikologi

conditioning respons akan timbul bukan karena saja stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang

dikondisikan.

Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas

karena mendengar bunyi lonceng, kendaman berhenti ketika lampu Ialu lintas berwarna merah.

Menurut teori ini perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar merupakan upaya untuk

mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk

kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan

tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan

tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang

kedua dan ketiga pengulangan untuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan- kabiasaan.

Walaupun kita tidak japat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan

ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun

prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar tetap diperlukan

latihan/pengulangan. Metode drill dan stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip

pengulangan (Gage dan Berliner, 1984: 259).

SIFAT MERANGSANG DAN MENANTANG DARI MATERI YANG DIPELAIARI

Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa dalam, situasi belajar berada

dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan

yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah

motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila

hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan

baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang Kuat untuk mengatasi

hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam

bahan belajar haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa

bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang

Page 10: Prinsip - prinsip Belajar

perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi

kesempatan pada siswa untuk menermakan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan

menyebabkan siswa berusaha meneari dan menemukan konsp-konsep, prinsip-prinsip, dan

generalisasi tersebut. Bahan belajar yang telah mendan saja kurang menarik bagi siswa.

Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk

belajar secara lebili giat dan sungguh-sunggub. Penguatan positif maupun negatif juga akan

menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh gaujaran atau terhindar dari hukum

yang tidak menyenangkan.

PEMBERIAN BALIKAN ATAU UMPAN BALIK DAN PENGUATAN BELAJAR

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar

operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisin adalah

stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori

belajar im adalah law of effect – nya Thomdike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila

mengetahui dan mendapatkan hasil yang haik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan

yang menyenangkan dan berpengarub baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namum dorongan belajar

itu menurut B.E Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga ada yang tidak

menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar

(gage dan Berliner, 1984: 272).

Siswa belajar sunggub-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yamg baik itu

mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning

atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan

merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong tuk belajar lebih giat. Di sini

nilai buruk dan dan rasa takut lidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat.

Inilah yang disebut penguatan negatif. Di sini siswa mencoba menghindar dari peristiwa yang tidak

menyenangkan, maka penguatanatan negatif juga disebut escape conditioning, Format sajian

berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara

belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera

diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa

terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

Page 11: Prinsip - prinsip Belajar

E. IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apapun

tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip- prinsip belajar. Justru pada siswa akan berhasil

dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.

Perhatian dan Motivasi

Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua ungsangan yang mengarah ke arah

pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan

siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan

yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk rangsangan suara, warna. bentuk, gerak, dan

rangsangan lain yang dapat diindra. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih indranya

untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam prosses pembelajaran.

Peningkatan/pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi

(Gage dan Berliner, 1984:373).

Contoh kegiatan atau perilaku siswa, baik fisik atau psikis, seperti mendengarkan ceramah guru,

membandingkan konsep sebelumnya dengan konsep yang baru diterima, mengamati secara cermat

gerakan psikomotorik yang dilakukan guru, atau kegiatan sejenis lainnya. Senma kegiatan atau

perilaku tersebut harus dilakukan oleh siswa secara sadar sebagai upaya untuk meningkatkan

motivasi belajarnya.

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi

belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus menerus.

Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus menerus,

siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar yang hendak

dicapai. menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan target atau

sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari contoh-contoh perilaku siswa

untuk meningkatkan dan membangkitkan motivasi belajar, dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku

tersebut bersifat psikis.

Keaktifan

Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut

untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan

mengolah perolehan belajarnya secara efektif, perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi

yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dan kimia, membuat karya tulis,

membuat kliping, dan prilaku sejenis lainnya.

Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam

proses pembelajaran.

Page 12: Prinsip - prinsip Belajar

Keterlibatan langsung/ berpengalaman

Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorangpun

dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies, 1987:32). Pemyataan ini. secara

mutlak menuntut adanyan keterlibatan langsung dari “tiap siswa dalam kegiatan belajar

pembelajaran.

Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas

belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan

menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang

merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah siswa ikut dalam

pembuatan lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat

laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya. Bentuk perilaku

keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri

siswa. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar

pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

Pengulangan

Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti

(Davies, 1987:32 ). Dari pemyataan inilah pengulangan masih diperlukan merasa bosan dalam

melakukan pengulangan.

Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya

menghafal unsur-unsur kimia setidp valensi, mengerjakan soal-soal lingkungan, Jachan, menghafal

nama-nama latin tumbuhan, atau menghafal tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah.

Tantangan

Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pemyataan bahwa apabila siswa diberikan tanggung jawab

untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat

secara lebih baik (Davies, 1987: 32). Hal ini berarti siswa selalu menghadapi tantangan untuk

memperoleh. memproses, dan mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran.

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan

adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses. dan mengolah pesan. Sclain itu, siswa

juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya.

Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya

adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu

pemecahan suatu masalah.

Balikan dan Penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah?

Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang

Page 13: Prinsip - prinsip Belajar

sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang

memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban,

menerima kenyataan terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari gurulorang

tua karena hasil belajar yang jelek.

Perbedaan Individual

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Karena hal

inilah, setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur

terdapat variasi kecepatan belajar (Davies, 1987: 32). Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan

siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belaiar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.

Siswa merupakan imdividual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap

siswa memiliki perbedaim satu dengan lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis,

kepribadian dan sifat-sifatnya.

Perbedaan individual ini pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya perbedaan individu perlu

diperhaikan pleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan

disekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan

pembelajaran dikelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata,

kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan tempat duduk di

kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu

bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. Untuk memperjelas implikasi prinsip-prinsip

belajar bagi siswa, anda dapat mengidentifikasi dari kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran

sebagai indikatornya.

Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru, tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka

selama proses pembelajaran berlangsung. Namun demikian, perlu disadari bahaya implementasi

prinsip-prinsip belajar sebagai implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tidak semuanya

terwujud dalam setiap proses pembelajaran.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1) Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini

dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya

mencapai hasil yang diinginkan.

Page 14: Prinsip - prinsip Belajar

2) Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :

- Prinsip Kesiapan (Readinees)

- Prinsip Motivasi (Motivation)

- Prinsip Persepsi

- Prinsip Tujuan

- Prinsip Perbedaan Individual

- Prinsip Transfer dan Retensi

- Prinsip Belajar Kognitif

- Prinsip Belajar Afektif

- Prinsip Belajar Evaluasi

- Prinsip Belajar Psikomotor

3) Prinsip – Prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk

* Prinsip efek kepuasan ( law of effect )

* Prinsip pengulangan ( law of exercise )

* Prinsip kesiapan ( law of readiness )

* Prinsip kesan pertama ( law of primacy )

* Prinsip makna yang dalam ( law of intensity )

* Prinsip bahan baru ( law of recentcy )

* Prinsip gabungan ( perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan )

4) Implikasi Prinsip – Prinsip Belajar :

Implikasi Prinsip Belajar

Bagi Siswa

Bagi Guru

Perhatian dan Motivasi

Page 15: Prinsip - prinsip Belajar

Dituntut memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah pada tercapainya

tujuan belajar.

Mengunakan metode yang bervariasi...

Memilih bahan ajar yang diminati siswa..

Keaktifan

Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik,

intelektual dan emosional.

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksperimen sendiri

Keterlibatan langsung/

Pengalaman

Dituntut agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas yang diberikan guru kepada mereka.

Melibatkan siswa dalam mencari informasi, merang-kum informasi dan menyim-pulkan informasi.

Pengulangan

Kesadaran siswa dalam me-ngerjakan latihan-latihan yang berulang-ulang

Merancang hal-hal yang perlu di ulang.

Tantangan

Diberikan suatu tanggungja-wab untuk mempelajari sendiri dengan melakukan ekspe-rimen, belajar

mandiri dan mencari pemecahan sendiri dalam menghadapi perma-salahan.

Memberikan tugas pada siswa dalam memecahan permasa-lahan.

Balikan dan penguatan

Mencocokan jawaban antara siswa dengan guru

Memberikan jawaban yang benar dan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan

atau di bahas.

Page 16: Prinsip - prinsip Belajar

Perbedaan Individual

Belajar menurut tempo kecepa-tan masing-masing siswa