praktikum fisiologi

16

Click here to load reader

Upload: nabila-sari-annisa

Post on 09-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

faal

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK MUSKULOSKELETAL

Disusun oleh:

KELOMPOK B 7

KETUA : MUHAMMAD KHALIL AKBAR (1102014169)SEKRETARIS : NABILA SARI ANNISA (1102014183)ANGGOTA : LIKA IRIANA RISDA PUTRI (1102014148) NAUFAL KAMAL YURNADI (1102014189) NAZZA RIZKY RAMDHAGAMA (1102014190) NISA NABIILAH (1102014195) PUPUT AURELIA HARJANTO (1102014210) PUTRI JUSTICARICI (1102014213) ZAHRA FARAS SUKMA (1102014291)

UNIVERSITAS YARSI

Jl. Let. Jend. Suprapto. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Indonesia. 10510. Telepon: +62 21 4206675.

Page 2: Praktikum Fisiologi

I. PENDAHULUAN

Dasar Teori

Otot rangka membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita. Otot

rangka melekat pada tulang. Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Kontraksi otot rangka menggerakan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motoric. Otot rangka yang menunjang homeostasis dan non homeostatis. Dengan menggerakan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek (berkontraksi).

Satu sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot. Selama perkembangan mudigah, terbentuk serat-serat otot rangka besar melalui fusi sel-sel yang lebih kecil yang dinamai mioblas. Serat otot rangka mengandung banyak myofibril. Myofibril adalah elemen kontraktil

khusus yang membentuk 80% volume serat otot. Setiap myofibril terdiri dari susunan teratur

mikrofilamen sitoskeleton, filamen tebal dan tipis. Filamen tebal terdiri dari protein myosin, sementara filament tipis dibentuk oleh protein aktin. Kompunen filament tipis lainnya yaitu tropomyosin dan troponin. Tingkat organisasi otot rangka dapat diringkas sebagai berikut.

Otot rangka serat otot myofibril filamen tebal dan tipis myosin dan aktin.

Dilihat dengan mikroskop electron, sebuah myofibril memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) secra bergantian. Daerah yang lebih terang di tengah pita A disebut zona H, sedangkan dibagian tengah setiap pita I terlihat garis Z. darah antara dua garis Z disebut sarkomer.Sarkomer adalah komponen terkecil serat otot yang dapat berkontraksi. Selama pertumbuhan, otot bertambah panjang dengan menambahkan sarkomer baru di ujung myofibril, bukan dengan meningkatkan ukuran masing-masing sarkomer.

Dengan sebuah mikroskop electron, dapat dilihat adanya jembatan silang halus terbentang dari masing-masing filament tebal dan tipis bertumpang tindih. Secara tiga dimensi, filament tipis tersusun secara heksagonal di sekitar filament tebal. Interaksi jembatan silang antara aktin dan myosin menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme pergeseran filamen. Sewaktu kontraksi, filament tipis di kedua sisi sarkomer bergeser kea rah dalam terhadap filament tebal yang diam menuju pusat pita A. sewaktu bergeser ke dalam, filament tipis menarik garis-garis Z tempat filament tersebut melekat saaling mendekat sehingga sarkomer memendek. Karena sarkomer di keseluruhan panjang otot memendek bersamaan, seluruh serat otot memendek. Kontraksi dicapai oleh pergeseran saling mendekat filament-filamen tipis di sisi sarkomer yang berlawanan di antara filament-filamen tebal.

Sewaktu kontraksi, dengan troponin dan tropomyosin digeser oleh ion kalsium, jembatan silang myosin dari filament tebal dapat berikatan dengan molekul aktin di filament tipis sekitar. Eksitasi otot mengaktifkan siklus jembatan silang. Penggabungan eksitasi-kontraksi merujuk ke serangkaian proses yang mengaitkan eksitasi otot (adanya potensial aksi di serat otot) dengan kontraksi otot (aktivitas jembatan silang yang menyebabkan filament-filamen tipis bergeser bersama untuk memperpendek sarkomer).

Page 3: Praktikum Fisiologi

RELAKSASI

1. Tidak ada eksitasi2. Tidak ada pengikatan jembatan silang karena temppat pengikatan pada aktin secara

fisik tertutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin,3. Serat otot berelaksasi

EKSITASI-KONTRAKSI

1. Serat otot tereksitasi dan ion kalsium dilepaskan2. Ion kalsium yang dilepaskan berikatan dengan troponin, menarik kompleks troponin-

tropomiosin ke samping sehingga tempat pengikatan jembatan silang terpajan3. Terjadi pengikatan jembatan silang4. Pengikatan aktin dan jembatan silang myosin memicu kayuhan kuat yang menarik

filament tipis kea rah dalam selama kontraksi.

Mekanisme penggabungan eksitasi-kontraksi dan relaksasi otot:

1. Sebuah potensial aksi yang tiba di tombol terminal taut neuromuscular merangsang pelepasan asetilkolin, yang berdifusi menembus celah dan memicu potensial akssi di serat otot.

2. Potensial aksi berpindah menembus membrane permukaan dank e dalam bagian dalam serat otot melalui tubulus T. satu potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan ion kalsium dari reticulum sarkoplasma ke dalam sitosol

3. Ion kalsium berikatan dengan troponin pada filament tipis4. Pengikatan ion kalssium ke troponin menyebabkan tropomyosin berubah bentuk,

secara fisik memindahkannya menjauh dari posisi menghambatnya; ini membuka tempat ikatan pada aktin untuk jembatan silang myosin

5. Jembatan silang myosin melakat pada aktin di tempat ikatan yang terpajan.6. Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, mendorong filament tipis pada

filament tebal kearah sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energy yang disediakan oleh ATP

7. Setelah kayuhan kuat, jembatan silang terlepas dari aktin. Jika ion kalsium masih ada, siklus kembali ke tahap 5

8. Ketika potensial aksi berhenti, ion kalsium diambil oleh reticulum sarkoplasma. Dengan tidak adanya ion kalsium pada troponin, tropomyosin bergerak kembali ke posisi awalnya, menghambat tempat ikatan jembatan myosin pada aktin. Kontraksi berhenti dan filament tipis secara pasif kembali ke posisi relaksasi awalnya.

Tahap 1 hingga 7 memperlihatkan kejadian-kejadian yang menyatukan pelepasan neurotransmitter dan eksitasi listrik yang kemudian terjadi di sel otot pada waktu kontraksi otot. Pada tahap 7, jika ion kalsium masih ada, jembatan silang kembali ke langkah 5 untuk terjadi kayuhan kuat lainnya. Jika ion kalsium masih ada, jembatan silang kembali ke langkah 5 untuk terjadinya kayuhan kuat lainnya. Jika ion kalsium tidak ada lagi akibat konsekuensi tahap 8, terjadi relaksasi.

Satu potensial aksi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, tempat mereka

Page 4: Praktikum Fisiologi

berfungsi secara kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dngan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan. Dua factor utama yang dapat diubah-ubah adalah:1. Jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam satu otot2. Tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing serat berkontraksi.

Semakin bessar jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar tegangan otot. Karena itu, otot yang lebih besar mengandung serat otot lebih banyak menghasilkan tegangan yang lebih besar daripada otot kecil. Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidakmampuan tubuh mempertahankan tegangan otot dalam tingkat tertentu) selama konntraksi menetap yang hanya melibatkan sebagian dari unit-unit motoric suatu otot, seperti diperlukan bagi otot-otot yang menahan berat tubuh terhadap gaya tarik bumi, berlangsung rekrutmen asinkron unit-unit motoric. Akan tetapi, tentu saja serat otot akhirnya juga akan kelelahan jika diharuskan mempertahankan tingkat tertentu tegangan secara berkepanjangan.

Ketegangan sebuah otot bergantung tidak saja pada jumlah serat otot yang berkontraksi tetapi juga pada tegangan yang dibentuk oleh tiap-tiap serat yang berkontraksi tersebut. Berbagai factor mempengaruhi tegangan dapat dicapai, mencakup :

1. Frekuensi rangsangan2. Panjang serat pada awal kontraksi3. Tingkat kelelahan4. Ketebalan serat

Beban juga merupakan penentu penting kecepatan ketika otot memendek. Selama konstraksi konsentrik, semakin besar beban, semakin rendah kecepatan saar sebuah serat otot memendek. Kecepatan pemendekan maksimal jika tidak terdapa beban eksternal, secara progresif menurun dengan bertambahnya beban, dan turun hingga nol ketika beban tidak dapat diatasi oleh tegangan maksimal. Hubungan antara beban dan kecepatan ini adalah sifat mendasar otot, mungkin karena diperlukan waktu lebih lama bagi jembatan silang untuk mengayuh melawan beban yang lebih besar. Sementara untuk kontraksi konsentrik beban dan kecepatan pemendekan berbanding terbalik, untuk kontraksi eksentrik beban dan kecepatan untuk pemanjangan berbanding lurus. Gaya eksternal (beban) yang lebih besar daripada gaya kontraksi maksimal otot akan menyebabkan otot memanjang, dengan laju pemanjangan yang berbanding lurus dengan beban.

Page 5: Praktikum Fisiologi

OTOT RANGKA I

TUJUAN

1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk praktikum.2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot

dengan berbagai macam kekuatan: arus tunggal buka dan arus tunggal tutup, serta mencatat saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit.

3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniomiogram) pada kimograf dan memfiksasikannya.

4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni:- Bawah rangsang (sub threshold)- Ambang (threshold)- Submaksimal- Supramaksimal

Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup.

5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot.

ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN :

1. Kimograf + kertas + perekat2. Statip + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan3. 2 buah sinyal magnit : - 1 untuk mencatat waktu

- 1 untuk mencatat tanda rangsang

4. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat-kawat listrik

5. Papan fiksasi + jarum pentul = penusuk katak + katak

6. Benang + kapas + gelas arloji

7. Botol plastic berisi larutan Ringer + pipet + Waskom kecil

TATA KERJA

Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat kerutan otot

1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.

2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan ringer dan

Page 6: Praktikum Fisiologi

letakkanlah digelas arloji.

3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar.P.II.1.1 Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?jawab: Pemasangan alat terlebih dahulu. Jadi apabila telah selesai memasangkan alat barulah kita membuat sediaan otot, agar pada saat digunakan sediaan otot tersebut masih fresh dan dapat memberikan hasil yang optimal pada saat percobaan.

4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.P.II.1.2 Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?jawab: Untuk memperbesar hasil pencatatan kontraksi otot bisa dilakukan dengan cara menaikkan arus/tegangan pada Stimulator InduksiP.II.1.3 Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?jawab: Sediaan otot. Kemungkinan ATP yang dibutuhkan otot untuk kontraksi sudah berkurang, jadi hanya sebagian kontraksi yang tercatat. Sebaiknya sediaan otot dibasahi sesering mungkin dibasahi dengan RL agar memberikan hasil yang optimal pada saat melakukan pencatatan.

5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang ½ cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.P.II.1.4 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?jawab: Pada saat melakukan pencatatan otot akan berkontraksi, sehingga untuk melakukan pencatatan yang selanjutnya harus diberikan waktu istirahat agar otot dapat berelaksasi dan istirahat sebentar. Karena untuk melakukan pencatatan selanjutnya harus dilakukan pada kondisi otot yang relaksasi agar hasil yang didapatkan akurat.

6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan kekuatan rasang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkan mekaniomiogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal dan supermaksimalP.II.1.5 Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold)?jawab: rangsang bawah ambang adalah rangsang yang belum mampu memberikan respon kontraksi pada otot.P.II.1.6 Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupn voltase sama?jawab: karena pada arus terbuka otot akan dirangsang untuk kontraksi terus menerus tanpa istirahat.P.II.1.7 Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supermaksimal?jawab: Rangsangan maksimal adalah rangsangan dengan intensitas terbesar dan

Page 7: Praktikum Fisiologi

respon yang diberikan maksimal. Sedangkan rangsangan supramaksimal adalah rangsangan dengan intensitas yang lebih besar ari rangsangan maksimal, tetapi respon yang diberikan sama seperti pada rangsangan maksimal.

TABEL PENGAMATAN:

I.

KUAT ARUS (VOLT) ARUS BUKA ARUS TUTUP10 X 10 0 010 X 20 0 0,410 X 25 0 0,510 X 30 0 0,610 X 35 0,8 0,810 X 40 0,9 0,610 X 45 0,8 0,710 X 50 0,5 0,4

II.

BEBAN YANG DIBERIKAN

KUAT ARUS (VOLT)

ARUS BUKA ARUS TUTUP

20 gr 10 x 50 0 015 gr 10 x 50 0 010 gr 10 x 50 0 05 gr 10 x 50 0 0

Kesimpulan:

Dari hasil percobaan untuk mengetahui pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot yang menggunakaan otot katak didapatkan bahwa semakin besar jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar tegangan otot. Selain itu frekuensi stimulasi yang diberikan melalui stimulator induksi dapat mempengaruhi tegangan yang dibentuk oleh tiap serat otot. Jika sebuah serat otot dirangsang kembali setelah berelaksasi sempurna, kedutan kedua memiliki nilai yang sama dengan kedutan pertama. Apabila otot dirangsang kembali sebelum relaksasi sempurna maka nilai kedutan pertama harus dijumlah dengan yang pertama. Namun saat otot dirangsang dengan sedemikian cepat sehingga serat tidak memiliki kesempatan beristirahat samasekali diantara rangsangan, terjadikontraksimaksimal berkepanjanganyangdikenaalsebagai tetanus.

Beban juga merupakan penentu penting kecepatan ketika otot memendek. Selama konstraksi konsentrik, semakin besar beban, semakin rendah kecepatan saar sebuah serat otot memendek. Kecepatan pemendekan maksimal jika tidak terdapa beban eksternal, secara progresif menurun dengan bertambahnya beban, dan turun hingga nol ketika beban tidak dapat diatasi oleh tegangan maksimal. Hubungan antara beban dan kecepatan ini adalah sifat mendasar otot, mungkin

Page 8: Praktikum Fisiologi

karena diperlukan waktu lebih lama bagi jembatan silang untuk mengayuh melawan beban yang lebih besar.

OTOT RANGKA II

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:

1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan pelbagai kekutaan rangsang.

2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung.

3. Mendemontrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.4. Menghitung kerja sediaan otot katak.5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot.6. Mengukur kekuatan kontrksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam pelbagai

sikap tubuh.

Alat dan binatang percobaan

1. Kimograf + kertas + perekat2. Statif + klem-klem + pencatat otot + klem femur3. Stimulator induksi + elektroda perangsang4. Papan fiksasi + jarum-jarum pentul + penusuk katak + katak5. Beban-beban dengan penggantungnya6. Benang + kapas + gelas arloji7. Botol plastik berisi larutan ringer + pipet + Waskom = gelas beker8. Dynamometer

TATA KERJA

I. Pengaruh panjang awal (Initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum pratikum. Sebelum digunakan,

bungkusslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan ringer dan letakkan di gelas arloji.

3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar.P.II.2.1 Manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot? jawab: Pemasangan alat terlebih dahulu. Jadi apabila telah selesai memasangkan alat barulah kita membuat sediaan otot, agar pada saat digunakan sediaan otot tersebut masih fresh dan dapat memberikan hasil yang optimal pada saat percobaan.

Page 9: Praktikum Fisiologi

4. Bebanilah otot dengan seberat 20 gram. Kendorkan sekrup penumpu sehingga terjadi penambahan langsung. Dengan memutar tromol, buatlah garis sepanjang ± 10 cm tepat diatas garish yang pertama dan tulislah: “garis dasar 20” pada ujung garis tersebut.P.II.2.2 Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?jawab: Pembebanan langsung adalah pembebanan yang dilakukan dengan cara mengendurkan sekrup penumpu atau memberikan beban secara langsung pada ujung otot yang bebas

5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah sekali lagi garis sepanjang ± 10 cm tepat di atas garis yang pertama dan tulislah: garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut.P.II.2.3 Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?jawab: Otot disusun oleh serat elastin, sehingga bersifat elastis. Jadi pada saat dilakukan pembebanan otot akan merenggang karena tertarik oleh beban. Dan akan kembali ke panjang semula setelah diangkat.

6. Gantungkanlah lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu kembalikan ujung pencatat otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung.P.II.2.4 Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?jawab: Pembebanan tidak langsung adalah pembebanan yang dilakukan dengan mengencangkan sekrup penumpu, jadi beban mendapat tumpuan.

7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan rangsang faradic maksimal. Rangsangan diberikan paling lama 1 detik. Berilah waktu istirahat selama 30 detik sesudah setiap rangsang.P.II.2.5 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahatjawab: Pada saat melakukan pencatatan otot akan berkontraksi, sehingga untuk melakukan pencatatan yang selanjutnya harus diberikan waktu istirahat agar otot dapat berelaksasi dan istirahat sebentar. Karena untuk melakukan pencatatan selanjutnya harus dilakukan pada kondisi otot yang relaksasi agar hasil yang didapatkan akurat.P.II.2.6 Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?jawab: Faradic maksimal merupakan suatu arus langsung yang mempengaruhi suatu zat durasi pendek sehingga zat tersebut dapat mencapai batas tertinggi untuk terinduksi maksimal.

8. Gunakan selalu kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6. untuk perangsanngan selanjutnya.

9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Carilah besar pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram setinggi 1 cm. untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini.

10. Putarlah tromol sejauh 2 cm dan catatlah sekali lagi mekaniogram yang terakhir.

11. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkanlah ujung pencatat otot sehingga terletak tetap ditengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (gunakan

Page 10: Praktikum Fisiologi

sekrup penumpu). Putarlah lagi tromol sejauh 1 cm dan ulangilah perangsangan dan pencatatan.P.II.2.7 Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?jawab: untuk mengetahui pengaruh intial length terhadap kontraksi otot

12. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai garis dasr 20, putar tromol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi perangsangan dan pencatatan.

II. Pengaruh beban terhadap kerja otot1. Buatlah garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin.

2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.1.6. buatlah mekanomiogram pada tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada garis dasar 0 ddenagn mengatur sekrup penumpu.

3. Ulangi perangsangan dan pencatatan , dimulai dengan pembebanan 10 gram, sehingga dicapai beban maksimal. Setiap kali setelah pencatatan, putarlah tromol sepanjang 1 cm dan berilah otot istirahat selama 30 detik.P.II.2.8 Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?jawab: Beban maksimal adalah beban terbesar yang diberikan yang dapat memberikan hasil pencatatan kimograf yang maksimal

4. Hitunglah kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang saudara berikan.P.II.2.9 Bagaimana saudara menghitung besar kerja sediaan otot?jawab: Besar kerja otot dapat ditentukan dengan menggunakan rumus W=F.s dengan W=kerja otot, F=gaya=m x gdan s=jarak

5. Simpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot.

III. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia

Untuk pelatihan ini disedikan sebuah dynamometer yang ada dasarnya terdiri atas meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor pada manusia, oleh karena hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja.

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor

1. Suruh op duduk dipinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.

2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit tersebut, dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.

Page 11: Praktikum Fisiologi

3. Suruhlah op meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot ekstensor untuk tiap-tiap sikap berikut ini:

a. duduk tegak

b. duduk sambil membungkukkan badan sejauh-jauhnya

c. berbaring telentang

B. Mengukur kekuatan kerutan otot fleksor

1. Suruhlah op duduk dipinggur meja alat tersebut dengan menghadapi timbangan dan dengan tungkai bawah tergantung secara bebas.

2. Pasanglah ban kulit seperti pada A.2.3. Suruhlah o.p membengkokkan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan

kerutan otot fleksor untuk tiap-tiap sikap seperti pada A.3.P.II.2.10 Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap berikut? jawab: Terdapat perbedaan dari perlakuan otot ekstensor dan otot fleksor berdasarkan hasil percobaan yang dilampirkan berikut ini

Otot Ekstensor

Kekuatan kontraksi otot ekstensor paling tinggi adalah pada posisi tidur, karena padaposisi tidur otot ekstensor dipaha (mungkin quadriceps femoris) berkontraksi sehingga ketika kaki melakukan ekstensi kontraksi otot pun akan lebih besar. Sedangkan sebaliknya pada posisi menunduk ketika otot melakukan fleksi, kekuatan otot fleksor juga akan cenderung lebih kecil.

Otot Fleksor

X Duduk Tegak (kg) Duduk Bungkuk (kg) Baring (kg)I 14 10 5II 13 13 6III 15 14 5

Kekuatan kontraksi otot fleksor paling tinggi adalah pada posisi duduk membungkuk karena

X Duduk Tegak (kg) Duduk Bungkuk (kg) Baring (kg)I 21 10 21II 18 9 18III 19 9 17

Page 12: Praktikum Fisiologi

Pada posisi itu otot fleksor dipaha (mungkin otot biceo femoris caput longum sama semitendinosus) sudah berkontraksi. Sehingga kekuatan kontraksi otot fleksor untuk melakukan fleksi jadi lebih besar. Otot fleksor dan ekstensor pada tungkai bawah bekerja secara antagonis. Jadi pada posisi itu kekuatan untuk melakukan ekstensi oleh otot ekstensor lebih kecil, karena pada posisi menunduk otot fleksor dalam kondisi kontraksi sedangkan otot ekstensor dalam kondisi relaksasi, sehingga cenderung mengarah untuk melakukan fleksi daripada ekstensi.

Kesimpulan: Gerakan fleksi dan ekstensi pada tungkai bawah dipengaruhi oleh posisi duduk. Karena pada posisi duduk tertentu dapat mempengaruhi kerja otot fleksor ataupun ekstensor untuk menghasilkan kekuatan kontraksi otot. Misalnya saat melakukan fleksi kekuatan kontraksi otot paling besar adalah pada saat duduk bungkuk, karena pada saat itu otot fleksor dipaha dalam keadaan kontraksi. Sehingga kekuatan kontraksi yang diberikan lebih besar. Sedangkan saat melakukan fleksi kekuatan otot kontraksi otot paling besar adalah pada saat berbaring, karena pada posisi itu otot ekstensor dipaha mengalami kontraksi sehingga kekuatan kontraksi yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan dengan posisi-posisi yang lain.