peningkatan kemampuan menyelesaikan soal …... · menyelesaikan soal cerita pecahan dikelas empat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF
BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI BALEHARJO 2 SUKODONO
SRAGEN TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
oleh :
DARDI
X7111502
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL
CERITA MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
MANIPULATIF BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI BALEHARJO 2
SUKODONO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 .
Sripsi Surakarta : Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Unipersitas Sebelas Maret Surakarta 2012 . Tujuan penelitihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dikelas empat IV SD Negeri Baleharjo 2 dengan pendekatan Media Manipulatip . Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitihan tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan ,sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitihan ini adalah pendekatan Media Manipulatif .Bentuk penelitihan ini adalah penelitihan tindakan kelas sebanyak 2 siklus .Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan ,yaitu : perencanaan ,pelaksanaan tindakan observasi ,dan repleksi .Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri baleharjo 2 yang berjumlah 24 anak .Tehnik pengumpulan data digunakan tehnik observasi ,tes,wawancara,dan dokomentasi .Tehnik analisis data yang digunakan adalah model analisis interatif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data,sajian data ,dan penarikan kesimpulan atau verifikasi . Berdasarkan hasil penelitihan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan Media Manipulatif efektif meningkatkan kemampuan siswa menyesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri baleharjo 2 . Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 47,29 dengan persentase ketuntasan klasikalsebesar 33,33 %,sklus I rata-rata kelas 70,41 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 70,83. dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,25 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 83,33 %.Dengan demikian , dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Media Manipulatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 tahun pelajaran 2011 / 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO Untuk mencapai kesuksesan kita jangan hanya bertindak ,tapi juga perlu
bermimpi ,jangan hanya berencana tapi juga perlu untuk percaya .
( Anatole France )
Memberi orang lain ,sama seperti membakar rumah sendiri demi mengusir tikus .
( Harry Emerson Fosdick )
Semua mimpi kita dapat menjadi nyata ,jika memiliki keberanian untuk
mengejarnya.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta teriring doa dan ungkapan syukur kehadirat Allah
SWT tak lupa Sholawat senantiasa Kulantunkan untuk-Mu Kupersembahkan
karya sederhana ini kepada :
Istriku tercinta
Dengan segala baktiku terima kasih atas kasih sayang istriku berikan
padaku yang tak pernah terhenti untuku sampai mengantarku menjadi seperti
sekarang ini .Istriku menjadi inspirator hidupku untuklebih maju lagi ,Istriku
seorang motivator hidupku yang selalu memberi semangat kekuatan lahir batin
,menguatkan batin ,menguatkan hati dan mentalku menghadapi cobaan hidup.
Doa-doa istriku tulus terucap penuh harap agar aku dapat menghadapi
cita-cita dan masa depanku nanti .
Semua sahabat sejatiku dan keluarga besar SI PPKHB
Terima kasih selalu menemani dan tak jenuh memberikan semangat
,dorongan dan motivasi ,semoga silohturohmi kita tetap terjaga .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis berhasil menyusun dan menyelesaikan skripsi
dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF BAGI SISWA
KELAS IV SD NEGERI BALEHARJO 2 SUKODONO SRAGEN TAHUN 2011/2012”
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan,
do’a, dan dukungan baik moril maupun materiil yang tak ternilai harganya bagi
penyelesaian skripsi ini, yaitu yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Progam Studi PGSD FKIP UNS
3. Drs.Hasan Mahfud,M.Pd.selaku Sekretaris Program Studi PGSD FKIP UNS
4. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini
5. Mulyono,M.Pd,selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Baleharjo 2 Sukodono yang
telah memberikan izin tempat penelitian.
6. Seluruh Dosen Program S1 Kualifikasi PGSD yang telah memberikan banyak
pengetahuan kepada penulis.
7. Guru-guru SD Negeri Baleharjo 2 Sukodono Sragen yang telah member motivasidan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman mahasiswa PPKHB UNS yang telah memberikan semangat dan
kerjasamanya.
9. Serta semua pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan skripsi ini.
Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
1.Hakekat Media Manipulatif ..................................................... 6
a. Pengertian Media ..................................................................... 6
b. Pengertian Media Manipulatif ................................................ 13
c. Penggunaan Media Manipulatif Dalam Pembelajaran ............ 15
d. Keunggulan Dan Kelemahan .................................................. 17
2. Soal Cerita Matematika ........................................................... 17
a. Hakekat Matematika................................................................ 17
b. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ................................ 19
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika ......................... 22
d. Langkah-Langkah Menyelsaikan Soal Cerita ......................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
D. Hipotesis ..................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29
1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 29
2. Waktu Penelitian ........................................................................ 29
3. Subjek Penelitian ......................................................................... 30
4. Bentuk Dan Strategi Penelitian ................................................... 30
5. Sumber Data ............................................................................... 30
6. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 31
7. Validitas Data ............................................................................. 31
8. Teknik Analisa Data ................................................................... 32
9. Prosedur Penelitian .................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Disdriksi Lokasi Penelitian ........................................................ 36
B. Diskripsi Permasalahan Penelitian ............................................. 36
C. Diskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 62
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 68
A. Simpulan .................................................................................... 68
B. Implikasi ..................................................................................... 68
C. Saran ........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
LAMPIRAN .................................................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian .............................................................................. 29
Tabel 2. Hasil Evaluasi Matematika sebelum diterapkan media manipulatif 37
Tabel 3. Hasil Evaluasi Tes Pra Siklus ............................................................ 38
Tabel 4. Hasil Observasi aktifitas guru siklus I ............................................... 44
Tabel 5. Hasil Observasi aktifitas belajar siswa siklus I .................................. 45
Tabel 6. Hasil Evaluasi setelah menggunakan media manipulatif I ................ 47
Tabel 7. Perkembangan hasil tes pra siklus dan evaluasi siklus I .................... 49
Tabel 8. Hasil Observasi aktifitas guru siklus II .............................................. 56
Tabel 9. Hasil Observasi aktifitas belajar siswa siklus II ............................... 57
Tabel 10. Hasil Evaluasi setelah menggunakan media manipulatif II ............. 59
Tabel 11. Perkembangan hasil tes siklus I dan tes siklus II ............................. 61
Tabel 12. Perkembangan hasil prasiklus, tes siklus I, II ................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konteks Berfikir ............................................................................. 27
Gambar 2. Tehnik analisis data ....................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hasil evaluasi matematika sebelum penerapan media manipulatif . 38
Grafik 2. Hasil Evaluasi matemtika setelah penggunaan manipulatif I .......... 47
Grafik 3. Perkembangan hasil pra siklus dan tes siklus I ................................. 49
Grafik 4. Hasil evaluasi matematika setelah siklus II ...................................... 59
Grafik 5. Perkembangan hasil tes siklus I dan tes siklus II .............................. 61
Grafik 6. Hasil perkembangan nilai evaluasi matematika pra siklus, I, II ....... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal waktu penelititian ........................................................... 74
Lampiran 2. Pedoman wawancara untuk guru sebelum Manipulatif .............. 75
Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru setelah penerapan Manipulatif 76
Lampiran 4. Silabus kelas IV ........................................................................... 78
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 82
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 94
Lampiran 7. Lembar Observasi kinerja guru siklus I pertemuan I ................. 106
Lampiran 8. Lembar Observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I ............. 110
Lampiran 9. Lembar Observasi kinerja guru siklus I pertemuan II ................ 113
Lampiran 10. Lembar Observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II .......... 118
Lampiran 11. Lembar Observasi kinerja guru siklus II pertemuan I .............. 121
Lampiran 12. Lembar Observasi aktifitas siswa siklus II pertemuan I ............ 126
Lampiran 13. Lembar Observasi kinerja guru siklus II pertemuan II ............. 129
Lampiran 14. Lembar Observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II .......... 134
Lampiran 15. Tes Pra Siklus ........................................................................... 137
Lampiran 16. LKS dan tugas siklus I pertemuan I........................................... 138
Lampiran 17. LKS dan tugas siklus I pertemuan II ........................................ 143
Lampiran 18. LKS dan tugas siklus II pertemuan I ........................................ 147
Lampiran 19. LKS dan tugas siklus II pertemuan II ....................................... 152
Lampiran 20. Perolehan hasil tes evaluasi tes pra siklus ................................ 157
Lampiran 21. Perolehan hasil tes evaluasi tes siklus I .................................... 159
Lampiran 22. Perolehan hasil tes evaluasi tes siklus II .................................... 161
Lampiran 23. Foto kegiatan pembelajaran ...................................................... 163
Lampiran 25. Surat Ijin penelitian .................................................................. 166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas hasil
dan pelayanan pendidikan guna menghadapi berbagai perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan
meningkatkan mutu pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Upaya-upaya tersebut dilakukan karena didasari bahwa pendidikan
merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
Berdasarkan pakta bahwa saat pembelajaran tentang penyelesaian soal
cerita matematika di kelas IV SDN Baleharjo 2 hampir selalu memiliki hasil
kurang memuaskan, dari 24 siswa di kelas IV yang tuntas hanya 8
anak(33,33%) dan yang belum tuntas 16 anak(66,67%). Oleh karena itu,
diperlukan inovasi dan kreatifitas para pendidik dalam meningkatkan kualitas
kehidupan manusia.Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu
pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Upaya-upaya
tersebut dilakukan karena didasari bahwa pendidikan merupakan usaha untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu menguasai
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyebab kurang maksimalnya pembelajaran matematika,dipengaruhi
beberapa hal antara lain:1)Penggunaan media dalam pembelajaran soal cerita
matematika yang kurang tepat.2)Prestasi belajar siswa yang masih rendah
karena adanya media pembelajaran yang kurang sesuai dengan strategi
belajar.3)Belum optimalnya proses pembelajaran karena siswa masih
cenderung bersifat pasif.
Pesatnya perkembangan Matematika telah menciptakan pemilihan
materi, metode, dan media pembelajaran serta sistem pembelajaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Ketepatan dalam menggunakan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru
akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran
yang diberikan, juga terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa akan
mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila media pembelajaran
yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pengajarannya. Media
pembelajaran yang baik adalah media yang disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan
pengajarannya, sehingga dapat dilihat apakah media pembelajaran yang
diterapkan efektif. Suatu media pembelajaran mempunyai spesifikasi tersendiri,
artinya suatu media yang cocok untuk suatu materi belum tentu cocok jika
diterapkan pada materi yang lainnya.
Untuk mengoptimalkan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar maka perlu adanya komunikasi
dua arah dan komunikasi timbal balik anatara guru dengan siswa ataupun siswa
satu dengan siswa yang lain. Prasyarat agar terjadi komunikasi timbal balik
sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar perlu adanya peran aktif dari
siswa untuk menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Agar siswa
mau berperan aktif dalam proses pembelajaran perlu adanya ide kreatif dari
guru.Ide yang dimaksud di sini adalah menggunakan media pembelajaran
manipulatif kepada siswa.
Media manipulatif yaitu, alat peraga manipulatif (manipulative) tidak
lebih berupa benda-benda, alat-alat, model, atau mesin yang dapat digunakan
untuk membantu dalam memahami selama proses pemecahan masalah yang
berkaitan dengan suatu konsep atau topik matematika. Orang tua di rumah
biasanya menyediakan berbagai mainan atau benda-benda untuk dimainkan
oleh anak, tetapi tidak selamanya mainan atau benda-benda tersebut dapat
digunakan untuk menanamkan konsep-konsep matematika. Benda-benda
tersebut adalah murni mainan untuk memuat anak senang. Tetapi jika benda-
benda tersebut berupa bentuk-bentuk geometri dengan aneka warna dan aneka
ukuran, maka dapat dianggap sebagai benda manipulatif yang dapat menunjang
terhadap proses belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Keunggulan dari media pembelajaran bahan manipulatif yaitu (1)Proses
belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna
dan berdaya guna, (2)mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan
informasi materi kepada anak didik, (3)mempermudah bagi anak didik dalam
menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru/pendidik,
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam setiap proses
pembelajaran, tidak ada siswa yang menyampaikan pendapat, ide, ataupun
gagasan, dan tidak ada yang berani untuk mengajukan pertanyaan kalaupuan
ada hanya satu atau dua siswa yang berani. Rendahnya keberanian untuk
mengemukan pendapat maupun mengajukan pertanyaan dalam kegiatan
pembelajaran mengakibatkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan atau pasif
sehingga peningkatan prestas tidak akan berhasil.Berdasarkan hasil wawancara
dengan para siswa diperoleh fakta bahwa mengemukakan pendapat/ide ataupun
mengajukan pertanyaan saat pembelajaran tidak berpengaruh pada hasil
pembelajaran ataupun hasil ulangan, sehingga minat dan motivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran rendah, alasan lain untuk
menyampaikan/mengajukan pertanyaan malu kalau ditertawakan oleh teman
lain atau takut pernyataan atau ide yang disampaikan salah. Berdasarkan hasil
sharing dengan para guru diperoleh informasi bahwa selama ini guru kurang
memperhatikan hal tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong untuk melakukan
penelitian yang berjudul ” PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF BAGI SISWA KELAS IV SD
NEGERI BALEHARJO 2 KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011/2012”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Penggunaan media bahan manipulatif dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran.
2. Penggunaan media bahan manipulatif dapat meningkatkan prestasi belajar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah penggunaan media pembelajaran bahan manipulatif dapat
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika bagi
siswa kelas IV SDN Baleharjo 2 tahun 2011/2012.
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk :
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika bagi
siswa kelas IV SDN Baleharjo 2 tahun 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu
pendidikan khususnya tentang penggunaan media bahan manipulatif pada
mata pelajaran Matematika Kelas IV SD.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,guru dan
sekolahdengan rincian sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Dengan penggunaan bahan manipulatif siswa lebih menguasai
penyelesaian soal cerita matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Dengan menggunakan media bahan manipulatif dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan akan mendorong peningkatan prestasi
belajar siswa.
2. Bagi guru
Memperoleh pengalaman dan keterampilan penggunaan media
bahan manipulatif dalam pembelajaran soal cerita matematika dikelas IV.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat di sosialisasikan kepada guru guru lain
sehingga mereka terdorong melakukan pembelajaran inovatif untuk
meningkatkan prestasi dan kualitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Media Manipulatif
a. Pengertian Media
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai
“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada
sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian
informasi.
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian
dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar).
Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini
istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah
instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam
perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e”
merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa
alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline
dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa
tentang pengertian media yaitu
1) orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan
sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan
sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara
sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen
dalam Latuheru, 1988:11)
3) komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang
(Degeng, 1989:142)
4) media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat
merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan
efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk.,
2002:6)
5) alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang
terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video
recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne
dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses
interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung
secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-
citakan.
Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional
dan pilihan media teknologi mutakhir (Seels & Glasgow dalam Arsyad,
2002:33). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pilihan media tradisional dapat
dibedakan menjadi (1) visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi
opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips, (2)
visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, pemaran, papan info, (3) penyajian multimedia, misal slide plus
suara (tape), multi-image, (4) visual dinamis yang diproyeksikan, misal film,
televisi, video, (5) cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
workbook, majalah ilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out), (6)
permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan, dan (7) realia, misal
model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka). Sedangkan pilihan
media teknologi mutakhir dibedakan menjadi (1) media berbasis
telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh, dan (2) media
berbasis mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact (video)
disc.
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran
matematika. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan
penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2)
untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi
materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam
menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan
oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk
mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang
disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian
atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap
materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan
pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan
lebih bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan
belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1)
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan
motivasi belajar siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan
aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan
belajar mengajar, yaitu (1) media pengajaran dapat menarik dan
memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang
disajikan, (2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman
belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, (3) media
pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman
belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, (5) media pengajaran dapat
membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang
mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya
menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa.
rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film
tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan, (6)
media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (7)
media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24).
Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran
dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1)
obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau
model, (2) obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor,
gambar, (3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau
high-speed photography, (4) kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat
ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD, (5) objek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu luas (misalnya
gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan
dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media
pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu (1) pemanfaatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran
dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi
kelas, (2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi
(a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan
kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad pembuat
atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola
tertentu, dan (b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan
dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran
pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur
pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran
tersebut, (3) pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal,
meliputi (a) pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media
oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b) pemanfaatan media secara
kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—
40 orang), (4) media dapat juga digunakan secara massal, artinya media
dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan
secara bersama-sama.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn
proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu (1) tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, (2) isi materi pelajaran, (3) strategi belajar
mengajar yang digunakan, (4) karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik
siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa
terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang
disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan
berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa
dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu,
penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang
digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan
media adalah (1) harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan
apa, (2) pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata
didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan.
pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa, (3) tidak ada satu pun media dipakai
untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan
kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar
hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu, (4) pemilihan media hendaknya
disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat
media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar, (5)
untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri
dan masing-masing media, dan (6) pemilihan media hendaknya disesuaikan
dengan kondisi fisik lingkungan.
Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang
dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain (1) sebelum
memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada
satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-
masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai
macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar
mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, (2)
pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar
digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan
karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan, (3) pernilihan media
hendaknya memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pembelajaran yang akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya
pengadaan, dan (d) kualitas atau mutu teknik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah (1) media yang dipilih
harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang
digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa,
bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (2) untuk dapat memilih
media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media
pembelajaran, (3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada
siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas
belajar siswa, (4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya
pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik
tempat siswa belajar.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diturunkan sejumlah faktor
yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat dipakai sebagai dasar dalam kegiatan pemilihan. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah (1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) karakteristik
siswa atau sasaran, (3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan, (4)
keadaan latar atau lingkungan, (5)kondisi setempat, dan (6) luasnya
jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman 2002:82).
Pemilihan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran
berbasis kompetensi membaca puisi juga harus berpedornan pada prinsip-
prinsip pemilihan media yang dilatari oleh sejumlah faktor di atas.
Pemilihan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus
disesuaikan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, isi materi
pelajaran pembelajaran soal cerita, metode mengajar yang akan digunakan,
dan karakteristik siswa. Sehubungan dengan karakteristik siswa, guru harus
memiliki pengetahuan tentang kemampuan intelektual siswa usia SD, agar
guru dapat memilih media yang benar-benar sesuai dengan siswa yang
belajar. Ketepatan dalam pemilihan media akan dapat meningkatkan mutu
proses belajar mengajar matematika soal cerita sehingga guru dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Seorang guru terlebih dahulu harus mengenal/memahami karakter
siswanya dengan baik agar dalam proses belajar mengajar dapat memilih
media yang baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Anak
didik/siswa dapat diidentifikasi melalui 2 (dua) tipe karakteristik, yaitu
karakteristik umum dan karakteristik khusus. Karakteristik umum meliputi
umur, jenis kelamin, jenjang/tingkat kelas, tingkat kecerdasan, kebudayaan
ataupun faktor sosial ekonomi. Karakteristik khusus meliputi pengetahuan,
kemampuan, serta sikap mengenai topik atau materi yang
disajikan/diajarkan. Hal ini penting karena langsung berpengaruh dalam hal
pengambilan keputusan untuk memilih media dan metode mengajar
(Latuheru, 1998:3).
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini memiliki pengaruh yang besar
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu,
sebaliknya tanpa minat tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan
siswa dalam belajar erat kaiatannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang
bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif,
seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya (Usman, 2002:27).
b. Pengertian media manipulatif
Media manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat
bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan
prosedur matematika. Media ini merupakan bagian langsung dari mata
pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik,
dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau
diklasifikasikan (Muhsetyo dkk,2007).
Penggunaan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah
peserta didik dalam memahami konsep dan prosedur matematika. Media
manipulatif ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar,
menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu
yang terkait dengan pengerjaan (operasi) hitung, sifat-sifat bangun geometri
serta memperlihatkan fakta-fakta (Muhsetyo dkk, 2007).
Alat peraga manipalatif dalam hal ini merupakan bagian dari media
pembelajaran yang berupa alat. Kelly (2006) menyatakan bahwa : “The
term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model, or
mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of
understanding, while problem solving, about a specified mathematical topic
or topics”
Menurut pengertian tersebut, alat peraga manipulatif (manipulative)
tidak lebih berupa benda-benda, alat-alat, model, atau mesin yang dapat
digunakan untuk membantu dalam memahami selama proses pemecahan
masalah yang berkaitan dengan suatu konsep atau topik matematika. Orang
tua di rumah biasanya menyediakan berbagai mainan atau benda-benda
untuk dimainkan oleh anak, tetapi tidak selamanya mainan atau benda-benda
tersebut dapat digunakan untuk menanamkan konsep-konsep matematika.
Benda-benda tersebut adalah murni mainan untuk memuat anak senang.
Tetapi jika benda-benda tersebut berupa bentuk-bentuk geometri dengan
aneka warna dan aneka ukuran, maka dapat dianggap sebagai benda
manipulatif yang dapat menunjang terhadap proses belajar matematika.
Dalam pembelajaran matematika, hendaknya agar bahan pelajaran
yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan
yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif murah
dan mudah diperoleh, misalnya kertas manila, karton, kayu, kawat, kain
untuk menanamkan konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan.
Yerrold E Kemp(1980)seperti di kemukakan Mulyani Sumantri
(2001:177) secara umum mengajukan prinsip-prinsip pembuatan media
sebagai berikut:1,kesedehanaan,2.kesatuan,3.penekanan,4.keseimbangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran
Secara alamiah, anak selalu berhadapan dengan masalah setiap saat,
karena sebagian besar yang dihadapinya adalah hal yang baru. Sesuai
dengan tahap perkembangannya, anak mengatasi dan memecahkan masalah
melalui aktivitas yang berinteraksi langsung dengan benda-benda atau
lingkungan secara nyata. Itulah cara anak belajar memecahkan permasalahan
yang dihadapinya.
Anak usia sekolah dasar terutama di kelas rendah, masih cenderung
berpikir konkrit dalam memahami suatu situasi. Oleh karena itu, untuk
memahami situasi atau masalah dengan baik anak perlu bantuan alat peraga
manipulatif. Alat peraga ini tidak hanya membantu memahami tetapi juga
sebagai media untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.Langkah-
langkah yang harus ditempuh pada waktu menggunakan alat peraga(Nana
Sujana.2010:105). 1.menetapakan tujuan mengajar dengan menggunakan
alat peraga, 2.persiapan guru, 3.persiapan kelas, 4.langkah penyajian
pelajaran dan peragaan, 5.langkah kegiatan belajar, 6.langkah evaluasi
pelajaran dan keperagaan.
Russer (Kelly, 2006) mengutarakan bahwa “children are active
individuals who genuinely construct and modify their mathematical
knowledge and skills through interacting with the physical environment,
materials, teachers, and other children”. Maksudnya, anak cenderung akan
lebih aktif dalam membangun dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan matematikanya dengan menggunakan alat peraga manipulatif
selama aktivitas belajar baik secara formal maupun saat bermain bebas.
Sebagai contoh, siswa disediakan benda-benda konkrit untuk digunakan
dalam menyelesaikan soal-soal cerita tentang operasi-operasi bilangan
cacah. Model-model bangun geometri digunakan siswa untuk mengetahui
sifat-sifat bangun geometri melalui kegiatan eksplorasi atau eksperimen.
Dalam menggunakan alat peraga manipulatif, guru harus menggunakannya
secara efektif agar memperoleh manfaat yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Guru perlu mengetahui kapan, kenapa, dan bagaimana menggunakan
alat peraga manipulatif secara fektif di ruang kelas, meliputi kemungkinan
dapat diamati (dinilai), dapat digunakan dengan baik, serta pengaruhnya
dalam membantu proses belajar melalui eksplorasi alat peraga tersebut.
Kelly (2006) menyajikan suatu standar penggunaan alat peraga manipulatif
dalam pembelajaran matematika khususnya dalam pemecahan masalah agar
penggunaan dapat efektif, yaitu :
· Alat peraga memuat petunjuk penggunaan dan pemeliharan yang jelas.
· Alat peraga mengandung hubungan yang jelas dengan suatu konsep
Matematika.
· Penggunaan alat peraga diarahkan secara kerjasama atau kelompok kerja
untuk membantu meningkatkan pemahaman matematikanya.
· Guru mengatur waktu kegiatan eksplorasi siswa dengan baik agar siswa
terbiasa mengatur waktu dalam belajar.
· Alat peraga sebaiknya variatif dalam bentuk, ukuran, warna serta
tingkatan pemahaman konsep yang diharapkan.
· Alat peraga dapat digunakan dengan berbagai cara dalam memecahkan
masalah untuk menumbuhkan kreativitas siswa.
· Guru mendukung dan respek terhadap penggunaan alat peraga
manipulatif dalam pembelajaran matematika agar siswa pun memiliki
sikap yang baik terhadap pembelajaran matematika menggunakan alat
peraga.
· Guru menjamin ketersediaan alat peraga yang dibutuhkan siswa serta
mudah untuk digunakan (diakses).
· Guru mampu mengatasi kesulitan atau resiko yang terjadi dari
penggunaan alat peraga.
· Guru melaksanakan penilaian berbasis kinerja (performent-based
assessment)
Standar-standar ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
Berkaitan dengan penilaian yang dilakukan, karena pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menggunakan alat peraga manipulatif, maka penilaian yang tepat adalah
penilaian berbasis kinerja baik untuk menilai siswa selama bekerja dengan
alat peraga manipulatif atau untuk menilai kemampuan siswa
memecahkanmasalah. Alat penilaian yang dapat digunakan adalah berupa
rubrik baik rubrik analitik maupun rubrik holistik. Oleh karena itu, teknik
penilaiannya bisa dengan observasi, portofolio dan inventori. Selain itu, tes
tertulis pun dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika atau
kemampuan penguasaan suatu konsep matematika.
d. Keunggulan dan kelemahan
yaitu (1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar
perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media
pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik
berdasarkan latar belakang sosil ekonomi, (3) media pengajaran dapat
membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara lain, (5) media pengajaran dapat membantu
perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka
alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan
pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan
kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka
pelajari secara teratur dan berkesinambungan, (6) media pengajaran dapat
menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri
berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (7) media pengajaran dapat
mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24)
2. Soal cerita matematika
a. hakekat Matematika
Banyak ahli yang mengartikan pengertian matematika baik secara
umum maupun secara khusus. Herman Hudojo menyatakan bahwa:
“matematika merupaka ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tersusun secara hirarkis dan penalarannya dedukti, sehingga belajar
matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.”. Sedangkan James
dalam kamus matematkanya menyatakan bahwa “Matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam
tiga bidang, yaitu aljaar, analisis dan goemetri.”
Paling dalam Mulyono Abdurahman mengemukakan bahwa
matematika adalah suatu ara untuk menemukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang betuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia
itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Matematika dikenal sebagai ilmu dedukatif, karena setiap metode
yang digunakan dalam mencari kebenaran adalah dengan menggunakan
metode deduktif, sedang dalam ilmu alam menggunakan metode induktif
atau eksprimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa
dimulai dengan cara deduktif, tapi seterusnya yang benar untuk semua
keadaan hars bisa dibuktikan secara deduktif, karena dalam matematika
sifat, teori/dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat
dibuktikan secara deduktif.
Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang
terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis,
berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai
pada konsep paling kompleks.
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abtrak,
sehingg disebut objek mental, objek itu merupakan objek pikiran. Objek
dasar itu meliputi:
1. Konsep, merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan obejk. Misalnya, segitiga merupakan nama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
suatu konsep abstrak. Dalam matematika terdapat suatu konsep yang
penting yaitu “fungsi”, “variabel”, dan “konstanta”. Konsep
berhubungan erat dengan definisi, definisi adalah ungkapan suatu
konsep, dengan adanya definisi ornag dapat membuat ilustrasi atau
gambar atau lambing dari konsep yang dimaksud.
2. Prinsip, merupakan objek matematika yang komplek. Prinsip dapat
terdiri atas beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi,
dengan kata lain prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar
matematika. Prisip dapat berupa aksioma, teorema dan sifat.
Operasi, merupakan pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya, seperti penjumlahan, perkalian, gabungan,
irisan. Dalam matematika dikenal macam-macam operasi yaitu operasi
unair, biner, dan terner tergantungd ari banyaknya elemen yang
dioperasikan. Penjumlahan adalah operasi biner karena elemen yang
dioperasikan ada dua, tetapi tambahan bilangan adalah merupakan operasi
unair karena elemen yang dipoerasika hanya satu
b. Tujuan pembelajaran matematika di SD
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran,
atau yang sudah umum dikenal dengan tujuan instruksional. Bahkan ada
juga yang meyebutnya pembelajaran.
Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Aktivitas menghajar menyangkut peranan guru dalam
konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara
belajar dan mengajar. Jalinan komunikasi ini menjadi indikator suatu
aktivitas atau proses pengajaran yang berlangsung dengan baik.
Dengan demikian tujuan pengajaran adalah tujuan dari suatu proses
interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah
berkembang pesat baik meteri maupun kegunaannya. Mata pelajaran
matematika verfungsi melambnagan kemampuan komunikasi dengan
menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman
penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah:
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan
pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan
2. Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker
matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kehidupan I dunia ini akan terus
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi/ oleh karena
itu siswa harus memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola
informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan
ini membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kratif dan
kemamuan bekerja sama yang efektif. Dengan demikian, maka seorang guru
harus terus mengikuti perkembangan matematika dan selalu berusaha ahar
kreatif dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membawa siswa
ke arah yang diinginkan.
Namun secara khusus tujuan kurikuler pengajaran matematika di SD
yang disebutkan dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai
berikut:
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan ekonsisten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, mebuat predeksi serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan ngrafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam pembelajaran matematika
sangatlah penting. Hal ini sejalan dnega pendapat Soedjadi bahwa “salah
satu karakteristik matematika adalah berpola piker deduktif yang merupakan
salah satu tujuan yang bersifat formal, yang memberi tekanan kepada
penataan nalar.” Meskipun pola pikir ini penting, namun dalam
pembelajaran matematika terutama pada jenjang SD masih diperlukan pola
pikir deduktif, sedangkan jenjang sekolah menengag penggunaan pola pikir
induktif dalam penyajian suatu topic sudah semakn dikurangi. Di samping
cara berpikir, dalam proses pembelajaran siswa juga dilatih untuk
mengembagkan kreatifitasnya melalui imajinasi dan intuisi. Setiap siswa
punya kemampuan yang berbeda-beda dalam memandang suatu
permasalahn yang dikembangkan, inilah yang disebut dengan pemikiran
divergen yang perlu terus dikembangkan.
Berdasrkan penjelasan tujuan pengajaran di atas dapat dimengerti
bahwa matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa
juga dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup
ini. Masalah itu baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah
dalam lmu lain, serta dituntut suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi,
sehingga apabila telah memahami konsep matematika secara mendasar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. langkah langkah pembelajaran matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dalam mengembangkan kreatifitas dan kompetensi siswa, maka
guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien,
sesuai dengan kurikulum dan pola piker siswa. Dalam mengajarkan
matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa
berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran
matematika.
Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasa, pemahaman
konsep, dan pembinaan ketrampilan. Memang, tujuan akhir pembelajaran
matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
untuk menuju tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah-langkah
benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini
penjabaran pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.
1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu
konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang
cirikan dengan kata mengenal. Pembelajaran penanaman konsep dasar
merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan
kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang
abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat
peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola
piker siswa.
2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,
yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
Pemahaman konsep terdiri dari atas dua pengertian. Pertama, merupakan
kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.
Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada
pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari
penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disemester
atau kelas sebelumnya.
3. Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan
ketrampilan juga teratas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu
pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan ketrampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan
dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut,
penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.
d. langkah menyelesaikan soal cerita
Belajar dalam menyelesaikan soal cerita harus mengetahui cara–cara
dan langkah–langkah yang harus dilakukan siswa. Hanya dengan membaca
atau mendengarkan penjelasan guru tidak akan menolong dan memberi
pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Untuk memilih
kemampuan menyelesaikan suatu soal cerita sangat diperlukan pengetahuan
prasyarat termasuk menguasai langkah–langkah menyelesaikan masalah/soal
cerita tersebut. Menurut Polya (Aisyah, 2007: 5-20) pemecahan masalah
dalam matematika terdiri atas empat langkah pokok, sebagai berikut :
a) Memahami masalah Pada langkah ini, kegiatan pemecahan masalah
diarahkan untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada
permasalahan dan apa yang ditanyakan. Ada beberapa pertanyaan yang
dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi unsur yang diketahui dan
yang ditanyakan dalam soal diantaranya sebagai berikut: 1) apakah yang
diketahui dari soal, 2) apakah yang ditanyakan soal, 3) apakah saja
informasi yang diperlukan, 4) bagaimana akan menyalesaikan soal.
Berdasarkan pertanyaan–pertanyaan di atas diharapkan siswa dapat lebih
mudah mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dalam hal ini strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan,
diberikan, dan diperlukan akan sangat membantu siswa melaksanakan
tahap ini.
b) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah pendekatan pemecahan
masalah tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang baik. Adapun
tujuan dari perencanaan pemecahan masalah ini adalah agar siswa dapat
mengidentifikasi strategi–strategi pemecahan masalah yang sesuai untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan permasalahan yang akan
dipecahkan.
c) Melaksanakan penyelesaian soal jika siswa telah memahami
permasalahan dengan baik dan sudah menentukan strategi
pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian
soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan siswa
memahami subtansi materi dan keterampilan siswa melakukan
perhitungan – perhitungan matematika akan sangat membantu siswa
untuk melaksanakan penyelesaian soal cerita.
d) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh langkah memeriksa ulang
jawaban yang diperoleh merupakan langkah terakhir dari pendekatan
pemecahan masalah matematika Hudojo (Aisyah, 2007: 5-22). Adapun
tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek apakah hasil yang
diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontrakdisi
dengan yang ditanya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memeriksa ulang
jawaban yang diperoleh adalah :
1) Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanyakan.
2) Menginterpretasi jawaban yang diperoleh.
3) Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian
masalah.
4) Mengidentifikasi jawaban atau hasil lain yang memenuhi.
Keempat langkah pokok yang dikemukakan Polya merupakan
prosedur yang harus diikuti dalam setiap pemecahan masalah (termasuk soal
cerita) matematika. Team matematika Depdikbud (1993: 134)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mengungkapkan bahwa setiap masalah/soal cerita dapat diselesaikan dengan
rencana sebagai berikut :
1. membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan– bilangan
yang ada dalam soal tersebut;
2. menulis kalimat matematika yang menyatakan hubungan–hubungan itu
dalam bentuk operasi–operasi bilangan
3. menyelesaikan kalimat matematika tersebut. Artinya mencari bilangan –
bilangan mana yang membuat kalimat matematika itu benar
4. menggunakan penyelesaian itu untuk menjawab pertanyaan yang
dikemukakan dalam soal
Sejalan dengan langkah–langkah yang dikemukakan di atas,
Soedjadi (1992) mengemukakan bahwa untuk menyelesaikan soal
matematika umumnya dan terutama soal cerita dapat ditempuh langkah–
langkah sebagai berikut:
a) membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat
b) memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, apa
yang diminta/ditanyakan dalam soal, operasi pengerjaan apa yang
diperlukan
c) membuat model matematika dari soal
d) menyelesaikan model menurut aturan–aturan matematika, sehingga
mendapatkan jawaban dari model tersebut
e) mengembalikan jawaban soal kepada jawaban asal.
Jenis dan system penilaian (Nana Sujana2006:5) 1.penilaian formatif
2.penilaian sumatif, 3.penilaian diagnostic, 4.penilaian selektif, 5.penilaian
penempatan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Roni tahun 2009 terdapat beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian ini meskipun terdapat beberapa bagian yang
berbeda. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Peningkatan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Gambar Bagi Siswa Kelas III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
SDN Gebang 1 Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui optimalisasi media gambar terhadap peningkatan prestasi
belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Gebang 1 Kecamatan Sukodono,
Kabupaten Sragen.
Perbedaan penelitian Roni dengan penelitian ini adalah objek dan
subjek penelitian. Objek penelitian yang digunakan Roni adalah menggunakan
media gambar sedangkan penelitian ini adalah menggunakan bahan manipulatif.
Subjek penelitian Roni adalah siswa kelas III SDN Gebang 1 Kecamatan
Sukodono Kabupaten Sragen. Sedangkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IV SDN Baleharjo 2 Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen.
Persamaan antara penelitian Roni dengan penelitian ini adalah tentang
menyelesaikan soal cerita matematika.
C. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran
sebagaimana yang terdapat dalam kurikulum pendidikan. Hasil belajar setiap
siswa berbeda-beda ada yang tinggi dan ada yang rendah, hal ini bukan
semata-mata salah siswa. Kemungkinan bisa kesalahan guru yang mengajar
karena kurang tepat dalam penyajian materi, metode dan penggunaan media.
Dalam kegiatan belajar mengajar pada penelitian ini guru
menggunakan media manipulatif seperti gambar atau benda nyata( semangka
yang dibelah, balok yang dipotong, dll) sebagai alat bantu pembelajaran agar
kegiatan belajar menjadi menarik. Memanfaatkan media secara tepat dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap materi pelajaran, sehingga dalam proses perbaikan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial lebih jelas, menarik dan interaktif. Selain itu juga
diharapkan dapat memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna bagi
siswa sehingga dapat meningkatkan persentase hasil belajar pada masing-
masing siswa. Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Diduga melalui media manipulatif
dapat meningkatkan hasil belajar
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :“Melalui tehnik
penggunaan media pembelajaran manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang soal cerita bagi siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo2 ,
Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen tahun 2011/2012”
KONDISI AWAL
Menerapkan media manipulatif TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru/ peneliti :
Belum Menerapkan pendekatan media manipulatif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini penulis mengambil lokasi di Kelas IV SD
Negeri Baleharjo 2, Kecamatan Sukodono,Kabupaten Sragen Pemilihan lokasi
penelitian ini dengan pertimbangan penulis bekerja pada sekolah tersebut,
sehingga memudahkan dalam mencari data, tidak memerlukan waktu khusus
untuk perjalanan penelitian, dengan subyek penelitian yang sesuai dengan profesi
penulis.
B. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan
menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan Desember 2011 s.d Maret 2012(
Semester II Tahun pelajaran 2011/2012 ).
Jadwal Penelitian.
Jadwal kegiatan penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2011– Maret 2012.
Tahapan-tahapanya berikut seperti pada tabel 1.
No Kegiatan Des Jan Feb Mar
1 Penyusunan proposal xxx xxx
2 Ijin penelitian xxx
3 Kegiatan penelitian xxx xxx
4 Mengumpulkan data xxx xxx
5 Analisis data xxx xxx
6 Membuat laporan xxx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2,
Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen yang berjumlah siswa 24 anak.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penelitian tersebut dimana siswa kelas
IV, karena tertarik dengan keluhan para guru secara umum, termasuk guru kelas
IV pada SD Negeri Baleharjo 2, Kecamatan Sukodono,Kabupaten Sragen,
khususnya keluhan tentang sulitnya menyajikan materi pelajaran matematika
untuk soal- soal cerita.
D. Bentuk dan Strategi penelitian
a. Bentuk penelitian
Data yang diperoleh serta dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan peneliti dilapangan sehingga bentuk model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
b. Strategi Penelitian
Pada strategi penelitian ini langkah langkah yang diambil adalah
strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang di teliti
hanya satu sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut: a)
perencanaan, b) tindakan, c) pengamatan, dan d) refleksi.
E. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk di kumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini di peroleh dari data kuantitayif. Informasi data ini akan digali
dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan di manfaatkan
dalam penelitian ini antara lain:
a. Informasi data yang diperoleh dari narasumber yang terdiri dari siswa kelas IV
dan Guru kelas IV
b. Arsip nilai ulangan harian
c. Hasil tes mengerjakan soal cerita matematika
d. Data-data administrasi kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dalam penelitian. Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif
dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan
data yang digunakan antara lain :
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap guru dan
siswa pada penelitian di lapangan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
G. Validitas Data
Cara pengumpulan data dengan beragam tehniknya harus benar-benar
sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi
penelititiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung dari ketepatan
memilih sumber data dan tehnik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan tehnik
pengembangan validitas datanya. Validitas data ini sebagai hasil penelitian.
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk
pengembangan kesahihan (validitas) data penelitian. Cara-cara tersebut antara lain
berupa Trianggulasi data dan review informan.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Trianggulasi ini antara lain melalui :
a) Trianggulasi sumber
Trianggulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan membandingkan
informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda, antara lain dari kepala
sekolah, guru, ataupun siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b) Trianggulasi metode
Trianggulasi metode yaitu pencocokan informasi yang diperoleh
dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya antara wawancara,
observasi, maupun dokumentasi.
c) Trianggulasi peneliti
Trianggulasi peneliti adalah hasil penelitian baik berupa data ataupun
simpulan bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari
beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan
dikumpulkan berupa catatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang
pada akhirnya bisa lebih mantap hasil penelitiannya.
Review informan merupakan cara atau usaha pengembangan validitas
penelitian yang sering digunakan peneliti kualitatif. Pada waktu peneliti sudah
mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya
walaupun sajian belum utuh menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah
disusunnya perlu dikomunikasikandengan informannya, khususnya dipandang
sebagai informan pokok (key informant ). Hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau
deskripsi sajian dan informannya bisa dicapai.
H. Teknik Analisis Data
Tahapan analisis data meliputi pada gambar 2
Gambar 2.Teknik analisis data
Reduksi data
Paparan data
Penyimpulan
triangulasi data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator-indikator
sebagai berikut :
No Aspek Pencapaian
pada siklus
terakhir
Cara mengukur
1 Keaktifan siswa dalam
memahami informasi dan
konsep
70 % Diamati saat proses
pembelajaran berlangsung
dan dihitung jumlah siswa
yang menunjukkan keaktifan
dan kesungguhan
2 Keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran
70 % Diamati dan dihitung dari
jumlah siswa yang berani
mengajukan pertanyaan dan
siswa yang berani
mengemukakan pendapat
3 Ketuntasan belajar 70 % Dihitung dari jumlah siswa
yang memperoleh nilai 70
keatas atau lebih dinyatakan
telah mencapai ketuntasan
belajar.
I. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan PTK ini mekanisme kerjanya ditunjukkan dalam
bentuk siklus (direncanakan 3 siklus ) yang setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan interprestasi serta analisis dan
refleki.
a. Rancangan siklus I
Tahapan perencanaan mencakup kegiatan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
- Merancang skenario pembelajaran yaitu dengan langkah-langkah :
1. memberi apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dan konsep-
konsep yang sudah dimiliki terhadap kompetensi dasar dan standar
kompetensi,
2. guru menyampaikan informasi dan konsep terhadap standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang sesuai dengan buku siswa
3. siswa memahami konsep standar kompetensi dan kompetensi dasar
4. guru dan siswa melakukan proses pembelajaran soal cerita matematika
- Menyusun silabus dan rencana pembelajaran untuk setengah semester
- Membuat simulasi pembelajaran.
J. Tahap pelaksanaan
Dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada
dua kali pertemuan tatap muka yang masing-masing 1x 35 menit, sesuai sekenario
pembelajaran dan RPP. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti
sedangkan kolaborator melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan
wawancara kepada siswa setelah pembelajaran berakhir.
K. Tahap Observasi
Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan
siswa) observasi diserahkan pada pon-poin dalam pedoman yang telah
dipersiapkan peneliti. Selain itu untuk memperoleh data yang akurat peneliti juga
melakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang
dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk memperoleh data yang akurat.
L. Tahap analisis dan refleksi
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil diskusi dengan siswa (hasil
diskusi) dan hasil ulangan siswa.
Rancangan siklus II pada siklus ini dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus
pertama, tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus I (refleksi) sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus
pertama tidak terjadi pada siklus kedua. Perbaikan tindakan pada siklus kedua
tetap mengunakan proses pada siklus pertama. Adapun ukuran hasil tindakan pada
siklus kedua ini dilakukan dengan/dikaitka dengan siklus pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baleharjo 2 sejak awal berdiri
sampai sekarang SD Negeri Baleharjo 2 sudah mengalami beberapa kali
pergantian kepala sekolah.Kepala SD Negeri Baleharjo 2 saat ini adalah bapak
Mulyono SP.d,MP.d. Secara geograpis SD Negeri Baleharjo 2 terletak diantara
Krapyak – Sukodono Km 05. Letak SD Negeri Baleharjo 2 sangatlah strategis dan
berada antara pemungkiman padat penduduk dekat dengan perkampungan.
Sekolah Dasar Negeri Baleharjo 2 berdiri diatas tanah seluas 4.350 m2
dengan luas bangunan 2000 m2 luas halaman 1150 m halaman bangunan yang ada
1 ruang kepala sekolah besamaan ruang guru 6 ruang kelas 1 ruang komputer
beserta perpustakaan 1 ruang Masjid Rumah penjaga tempat parkir tempat kantin
kamar mandi guru dan siswa tempat media yang dapat digunakan sebagai sarana
prasaranauntuk mempelancar proses pembelajaran antara lain berbagai jenis
bangun ruang ,macam- macam penggaris,bangun datar,kartu bilangan,kubus
satuan dan masih banyak lagi jenis
media lainnya.SD Negeri Baleharjo 2 juga memiliki halaman yang luas
yang digunakan untuk sarana kegiatan kegiatan pembelajaran penjaskes dan
kegiatan ektrakurikuler.
Pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa SD Negri Baleharjo 2
sebanyak 167 siswa yang terbagi menjadi 6 kelas salah satu kelas empat sebanyak
24 siswa laki-laki sebanyak 19 siswa sedang perempuan sebanyak 5 siswa sedang
guru kelas empat adalah Sri badriyah SP.d
B. Diskripsi Permasalahan Penelitian
1. Diskripsi Pra siklus
Sebelum melaksanakan proses penelian,terlebih dahulu peneliti
melakukan melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
keadaan nyata yang ada dilapangan .Berdasar kan data hasil observasi
langsung pada bulan Januari terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menyampaikan materi pecahan di kelas IV
SDN.Baleharjo 2 masih terdapat banyak kekurangan ,antara lain guru kurang
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (respon siswa
kurang),aktivitas siswa kurang dan masih kurangnya ketuntasan dan
keberhasilan pembelajaran untuk lebih jelasnya perolehan hasil evaluasi
matematika siswa sebelum tindakan berdasar lampiran 20 dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut
Tabel 2. Distribusi Frekwensi Hasil Evaluasi Matematika Sebelum diterapkan
Pendekatan Manipulatip
NOMER INTERVAL NILAI FREKUENSI PROSENTASE 1 9 – 18 1 4,16 % 2 19 – 28 2 8,33 % 3 29 – 38 2 8,33 % 4 39 – 48 4 16,66 % 5 49 – 58 7 29,16 % 6 59 – 68 6 25, % 7 69 – 78 1 4,16 % 8 79 – 88 1 4, 16 %
Jumlah 24 100 %
Dari tabel 1 hasil evaluasi matematika sebelum diterapkan penggunaan
media manipulatip Pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 yang telah
diterangkan diatas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 1 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
0
1
2
3
4
5
6
7
8
*9 - 18 19 - 28 29 - 38 39 - 48 49 - 58 59 - 68 69 - 78 79 - 88
Grafik 1. Hasil evaluasi matematika sebelum diterapkan pendekatan
manipulatif
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan
tindakan,siswa kelas IV SDN.Baleharjo 2 sebanyak 24 siswa hanya 8 siswa
yang memperoleh nilai atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 16
siswa atau 66.66 % memperoleh nilai dibawah batas nilai ketuntasan yaitu
60. Berdasar kan nilai evaluasi Matematika yang masih rendah dan banyak
siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita masih rendah.Maka dari itu diperlukan
suatu inovasi pembelajaran melalui pendekatan penggunaan media
manipulatip .Dengan penggunaan media manipulatip kemampuan siswa
khususnya pada materi penyesaikan soal cerita pecahan akan mengalami
peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai .Data awal nilai
pra siklus siswa dapat dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3.Hasil Evaluasi Tes Pra Siklus
Keterangan Pra Siklus Nilai Terendah 10 Nilai Tertinggi 85 Rata rata nilai 47,29 Wa belajar tuntasSis 33,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Analisis hasil evaluasi dari tes pra siklus pada tabel 3 diatas diperoleh
nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 47,29
dimana hasil tersebut masih dibawah rata-rata nilai yang di inginkan dari
pihak guru atau peneliti ,dan sekolah yaitu sebesar 60 (KKM). Sedangkan
besarnya presentase siswa tuntas pada materi soal cerita pecahan sebesar
33,33%. Dari hasil analisis tes pra siklus tersebut, maka dilakukan tindakan
lanjutan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita khususnya untuk materi pecahan.
Dari hasil tes awal pada tabel 3 diatas sementara dapat disimpulkan
bahwa kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas
IV SDN Baleharjo 2 masih kurang.
2. Diskripsi siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal
28 Januari dan 4 Pebruari 2012. Penelitihan dilakukan dengan menggunakan
Penelitihan tindakan kelas ( PTK ) yang terdiri siklus-siklus dan tiap siklus
terdiri atas empat tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut
a. Tahap perencanaan
1). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) matematika
pokok bahasan pecahan menggunakan pendekatan media manipulatip
yang disusun 2 kali pertemuan masing masing 2 jam pelajaran dan
dilaksanakan dalam satu minggu dengan
Standar Kompetensi ( SK )
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah .
Kompetensi Dasar ( KD )
Menyelesaikan masalah yang berkaitan denga pecahan
Indikator :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kognitif
a). Menyelaikan masalah yang berkaitan denga penjumlahan dan
pengurangan pecahan sederhana
b). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang lebih kompleks
Afektif
a). Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman balam satu
kelompoksaat melaksanakan diskusi
b). Bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan soal cerita
psikomotor
a). Menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan pacahan
b). Membangun pemahaman cara menyelesaikan soal cerita dangan
benar
2). Menyusun lewmbar kerja siswa(LKS)dan lembar evaluasi
3). Menyiapkan alat peraga yang mendukang pembelajaran seperti blok
pecahan
4). membuat lembar obsevasi guru dan siswa dfapat dilihat balam
lampiran
b. Tahap pelaksanaan/Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan
mengadakanPembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam
satu siklusada2 kali petemuan yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai
dengan RPP yang telah disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada
masing masing pertemuan adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1). pertemuan pertama
Pada pertemaun I materi yang diajarkan adalah operasi hitung
Pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan pecahan sederhana
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi
dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan .
Guru menentukan masalah kontektual yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan. Guru memberi tanya jawab tentang pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penjumlahan
pecahan untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan
media manipulatip .
Siswa antusias untuk menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya
guru menginformasikan pada siswa bahwa pembelajaran kali ini akan
dilaksanakan secara berkelompok dan dengan bantuan guru siswa
Dibagi beberapa kelompok secara heterogen. Guru mencampaikan
tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I
pertemuan ke I. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan .
Pada kegiatan inti, perwakilan dari masing-masing kelompok
maju kedepan kelas dan mengambil Lembar tugas “ LKS I “ beserta
media pembelajaran berupa blok pecahan. Siswa mengerjakan lembar
tugas “ LKS I “ dengan kelompoknya dengan memanfaatkan alat
peraga blok pecahan. Guru mengamati dan memberi bantuan jika
siswa mengalami kesulitan. Setelah waktu yang ditentukan habis guru
bersama siswa membahas hasil pekerjan kelompok yang telah
dikerjakan. Guru meminta wakil dari beberapa kelompok untuk
menyajikan hasil temuan mereka didepan kelas dan siswa dari
kelompok lain mengomentari hasil kerja temannya. Setelah itu guru
mengarahkan siswa untuk memperoleh strategi terbaik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menyelesaikan masalah pada LKS I. Guru membagikan soal evaluasi
“Tugas I” kepada masing-masing individu untuk mengetahui
penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari.
Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apa bila hal-hal yang kurang jelas sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran.
2). Pertemuan ke dua
Pertemuan ke II materi yang diajarkan adalah operasi hitung
pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pengurangan pecahan sederhana.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi
dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah kontektual yang berkaitan dengan pengurangan
pecahan. Guru memberi tanya jawab tentang pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pengurangan pecahan untuk
mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan media
manipulatip. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai
dengan indikator pada siklus I pertemuan ke 2. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok sesuai kelampok pada pembelajaran sebelumnya lalu
perwakilan dari masing- masing kelompok maju kedepan kelas dan
mengambil lembar tugas “LKS II” beserta media pembelajaran blok
pecahan. Siswa mengerjakan lembar tugas “LKS II” dengan
kelompoknya dengan memanfaatkan alat peraga blok pecahan. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
mengamati dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
Setelah waktu yang ditentukan habis, guru beserta siswa membahas
hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan. Guru meminta wakil
dari dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka di
depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari hasil kerja
temannya. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk memperoleh
strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah pada “LKS II”. Guru
membagikan soal evaluasi “Tugas II” kepada masing-masing individu
untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari.
Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa bila
ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan
pekerjaan rumah. guru menutup pembelajaran.
c. Observasi
Observasi tindakan dilakukan oleh observer pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran Matematika dengan menerapkan
pendekatan Media manipulatif. Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi aktifitas guru, aktifitas
siswa dan dokomentasi denga foto dan video.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Matematika materi soal cerita
pecahan dengan menerapkan pendekatan Manipulatif dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran Matematika yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada kemampuan Siswa dalam menyelesaikan
soal cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1). Hasil observasi bagi guru
Berikut ini tabel observasi guru pada pembelajaran
Matematika dengan pendekatan media manipulatip pada siklus I
pertemuan I dan pertemuan 2 berdasarkan lampiran 3 dan lampiran 9
dapat ditunjukkan Pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil observasi aktifitas guru siklus I
NO Kategori Ketrampilan Mengajar
Skor Rata Rata
I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuka Pelajaran 3
2 Kejelasan dan sistematika penyampaian materi
2,5
3 Pengelolaan kelas 2
4 Penggunaan Bahasa 2
5 Ketepatan dan daya tarik Media 3
6 Kemampuan menggunakan Pendekatan Media manipulatif
2
7 Penggunaan strategi bertanya 2,5
8 Pemberian umpan balik 2
9 Penguasaan bahan ajar 2,5
10 Tuntutan pencapaian ketercapaian Kopentensi siswa
2
11 Ketepatan srategi pembelajaran 3
12 Menutup pelajaran 3
Total skor 28 31 Rata-rata skor(Total SKOR : 12 ) 2,3 2.58 Nilai rata-rata skor aktivitas guru = 2,4 ( Cukup ) Keterangan
1 =.Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Baik sekali
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan
pertama dan kedua guru masih belum mengelola kelas dengan baik,
dalam mencapaikan materi cukup jelas, bahasa yang digunakan sudah
cukup baik, penerapan pendekatan Media manipulatif dalam
pembelajaran sudah cukup berjalan dengan baik, sudah menggunakan
media yang cukup menarik perhatian siswa, guru sudah menguasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bahan ajar dengan baik, pemberian umpan balik sudah cckup baik,
penggunaan strategi belajar dan ketrampilan menutup pelajaran sudah
cukup baik, rata-rata ketrampilan guru pada siklus I ini cukup.
2). Hasil observasi bagi siswa
Berikut ini tabel hasil observasi aktifitas belajar siswa pada
pembelajaran Matematika dengan pendekatan manipulatif pada siklus I
pertemuan I dan pertemuan 2 berdasarkan lampiran 8 dan lampiran 10
dapat ditunjukkan pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I
No Uraian Tindakan
Skor Rata-rata I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru
3
2. Kemauan untuk menerima pelajaran
3
3. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
2,5
4. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media yang digunakan
2
5. Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
3
6. Kerja sama antar siswa dalam proses pembelajaran
2,5
7. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok
2,5
8. Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
9. Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran
3
10. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi
3
Total skor 27 2,7
Rata-rata skor(Total SKOR : 10 ) 2,7 2,8
Nilai rata-rata skor aktivitas guru = 2,7 ( Cukup )
Keterangan :
1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa pada pertemuan
pertama siswa sudah memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru
dengan baik, siswa menerima pelajaran yang disampaikan guru sudah
cukup terlibat dalam pembelajaran, siswa sudah cukup aktif dalam
memanfaatkan media pembelajaran, bertanya kepada guru bila ada
materi/tugas yang kurang jelas, siswa sudah bekerja sama denga teman
teman saat diskusi kelompok, siswa sudah cukup baik dalam membuat
kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal
evaluasi.
Pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa jauh lebih
baik dari pertemuan pertama, perhatian siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan guru sudah baik, siswa menerima pelajaran yang
disampaikan guru dengan baik dan sudah terlibat dalam pembelajaran
siswa sudah cukup aktif dalam memanfaatkan media, siswa telah
bertanya dan mengeluarkan pendapat, siswa cukup bekerja sama
dengan teman kelompok, siswa mengerjakan tugas dari guru
bersungguh-sungguh, siswa sudah cukup baik dalam membuat
kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal
evaluasi. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I tergolong masih cukup
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3). Hasil Observasi Peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita
Data yang diperoleh melalui tes evaluasi individu
berdasarkan lampiran 21 pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti
memperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6.Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan
Manipulatif siklus 1
Nomer Interval nilai Prekuensi Prosentasi 1 46 - 55 7 29,16 % 2 56 - 65 0 0 % 3 66 - 75 10 41,66 % 4 76 - 85 4 16 % 5 86 - 95 3 12,5 % Jumlah 24 100 %
Dari tabel 6 diatas hasil evaluasi Matematika materi soal
cerita pecahan pada siswa kelas IV SDN Baleharjo 2 telah
menggunakan Manipulatif pada siklus 1 yang telah diterangkan diatas
dapat disajikan dalam bentuk Grafik 2 sebagai berikut
0
2
4
6
8
10
12
46 - 55 56 - 65 66 - 75 76 - 85 86 - 95
Grafik 2. Hasil Evaluasi matematika setelah menggunakan media manipulatif
pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari data pada Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa setelah
melaksanakan siklus 1, siswa memperoleh nilai 46 dan 55 sebanyak 7
atau 29,16% siswa mendapat nilai 56 dan 65 sebanyak 0 atau 0 %
siswa mendapat nilai 66 dan 75 sebanyak 10 siswa atau 41,66% siswa
mendapat nilai 76 dan 85 sebanyak 4 siswa atau 16,66 % siswa
mendapat nilai 86 dan 95 sebanyak 3 atau 12,5 %.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pelaksanaan tindakan ,peneliti melakukan repleksi sebagai berikut
1) seluruh siswa mengikuti pembelajaran matematika .hasil evaluasi rata-
rata matematika siswa pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 65.83 dan pada
pertemuan 2 yaitu 69.16
2) Bedasarkan hasil evaluasi Matematika pada siklus 1 pertemuan 1 siswa
yang memperoleh nilai < 60(KKM)yaitu ada 16 siswa atau 66,66%
dan siswa yang memperoleh nilai < 60 (KKM)yaitu 8 siswa atau
33,33% sedangkan pada siklus 1 pertemuan 2 siswa memperoleh nilai
> 60 (KKM) ada 17 siswa atau 70.83% dan siswa yang memperoleh
nilai > 60 (KKM) yaitu 7 siswa atau 29.16%.Jadi rata – rata evaluasi
matematika pada siklus 1 yaitu 70.41 dan siswa yang memperoleh nilai
> 60 (KKM)yaitu 17 siswa atau ketuntasan klasikal 70.83%
3) Guru mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap
kelompok.
4) Guru memberikan bebera pa inpormasi secara tepat dan berharap
,Mengarahkan ,dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5) Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa
yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya,
bagus,pintar,benar,atau lanjutan
Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes pra siklus dan sikus 1
dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini:
Tabel 7 Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus 1Siswa kelas IV
SD Negeri Baleharjo 2.
Keterangan Pra siklus Siklus I Nilai terendah 10 45 Nilai Tertinggi 85 95 Rata-rata nilai 47,18 70,52 Ketuntasan Klasdikal 33,33% 71,79%
Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I pada
tabel 7 diatas dapat digambarkan pada grafik 3 sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
pra siklus siklus I
Grafik 3. Perkembangan hasil pra siklus dan tes siklus I siswa kelas IV SD Negeri
Baleharjo 2
Dari hasil analisa data perkembangan evaluasi siswa pada tes
pra siklus dengan tes siklus 1 pada tabel 7 di atas dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 38,46% dengan nilai
batas tuntan 60 ke atas siswa yang tuntas hanya terdapat 33.33% siswa
mencapai batas tuintas besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada
saat tes awal sebesar 10 danPada siklus 1 menjadi 45. Untuk nilai tertinggi
terdapat kenaikan dari 85 naik menjadi 95 dan nilai rata-rata kelas yang
pada tes awal sebesar 47,18 naik pada tes siklus l menjadi 70.41
Dari hasil penelitian sikus l, maka peneliti mengulas secara
cermat bhwa dilihat dari rata-rata hasil dari evaluasi matematika siswa
dengan menggunakan dengan Manipulatif sudah berhasil .Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyelesaikan soal
cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 .Tetapi apa bila dilihat
dari kreteria ketuntaasan minimal (KKM) masih ada 7 siswa yang belum
tuntas.Hal ini dikarenakan beberapa faktor ,maka dari itu pembelajaran
matematika perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan berpedoman pada
hasil repleksi siklus I
3. Diskripsi Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 7
Februari dan tanggal 10 Februari 2012. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas siklus-siklus
dan tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapaun tahapan yang dilakukan adalah
sebagi berikut :
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil replesi dan evaluasi pelaksanaan tindakan
pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui pendekatan
Manipulatif yang dilaksanakan pada siklus I pada materi penyelesaian soal
cerita pecahan diketahui belum menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan ada 11 siswa yang
belum tuntas dalam pembelajaran matematika .Oleh karena itu peneliti
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui pendekatan
Manipulatif dengan indikator yang sama dengan siklus pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Kegiatan perencanaan cikklus II dilaksanakan diruang kelas IV
SD Negeri Baleharjo 2 pada tanggal 7 Pebruari 2012 .Peneliti dan guru
kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukankan pada
penelihan ini.Dandiperoleh kesempatan bahwa pelaksanaan tindakan
siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap
pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2012
dan hari jumat tanggal 11 Februari 2012 .
Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran
Matematika menggunakan Manipulatif sebagai upaya untuk mengatasi
berbagai kekurangan yang ada pada pertemuan sebelumnya adalah sebagai
berikut :
1) Mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap
kelompok
2) Memberi beberapa inpormasi secara tepat dan
bertahap,mengarah,membing kegiatan siswadalam menemukan
jawaban sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
3) Melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa yaitu
dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus
,pintar,benar,atau lanjutan.
Mengingat hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa pada
siklus I,sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru selam
proses pembelajaran Matematika .Meskipun demikianpembelajaran
Matematika pada siklus I dikatakan belum berhasil .Dengan berpedoman
pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2007 kelas IV ,peneliti
melakukan langkah –langkah perencanaan pembelajaran matematika pada
siklus II denga menggunakan Manipulatif sebagai berikut :
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( R P P ) Matematika
pokok bahasan pecahan menggunakan pendekatan manipulatif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran dan
dilaksanakan dalam satu minggu dengan:
Standar Kompentensi (SK )
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompentensi Dasar ( KD )
Menyelesaikan masalah yangberkaitan dengan pecahan.
Indikator:
Kognitif
a) Menyelesaikan masaah yang berkaitan yang berkaitan denga
penjumlahan dan pengurangn pecahan sederhana.
b) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumahan dan
pengurangan pecahan yang ebih kompeks.
Afektif
a) Bekerjasama dan berinteraki dengan teman dalam satu keompok
daam meaksanakan diskusi.
b) Bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah yang berkaitan soal cerita.
Psikomotor
a) Menyelesaikan soal cerita penjumahan dan pengurangan pecahan .
b) Membangun pemahaman cara menyelesaikan soal cerita dengan
benar.
2) Menyusun l embar kerja siswa ( LKS ) dan lembar evaluasi.
3) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembeajaran seperti blok
pecahan dan gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Membuat lebar observasi guru dan siswa dapat diihat dalam lampiran
b. PelaksanaanTindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Media Manipulatif sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP)yang telah disusun. Pembelajaran dengan
pendekatan Media Manipulatif pada siklus II dilaksanakan 2 kali
pertemuan dengan langkah kegiatan pembelajaran pada rnasing-masing
pertemuan adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama
Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah operasi
hitung pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan pecahan yang lebih kompleks.
Kegiatan diawali dengan berdo'a bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi
dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penjumlahan
pecahan yang kompleks. Dengan menggunakan media gambar guru
memberikan tanya jawab tentang pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan penjumlahan pecahan. untuk
mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran, dengan media
manipulatif. Siswa antusias untuk menjawab pertanyaan guru.
selanjutnya guru menginformasikan pada siswa bahwa pembelajaran
kali ini akan dilaksanakan secara berkelornpok yang terdiri dari 2-3
siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan
indicator pada siklus II pertemuan l. Siswa memperhatikan penjelasan
dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti,
guru membagikan “LKS I.1” kepada masing-masing kelompok yang
beranggotakan 2 siswa. Siswa mengerjakan lembar tugas “LKS I.l"
dengan kelompoknya.Guru mengamati dan memberi bantuan jika
siswa mengalami kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Setelah waktu yang ditentukan habis, guru bersama siswa
membahas hasil pekerjaan kelompok yang dikerjakan.Guru meminta
wakil dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka
di depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari hasil kerja
temannya. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk memperoleh
strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah pada “LKS I.1”. Guru
membagikan soal evaluasi “Tugas I.1'' kepada masing-masing individu
untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan
pelajari.Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan
individu.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila adahal hal yang kurang jelas.Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah.Guru menutup pembelajaran.
2. Pertemuan kedua
Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah operasi
hitung pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pengurangan pecahan yang lebih kompleks.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi
dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pengurangan
pecahan. Dengan menggunakan media gambar guru memberikan tanya
jawab tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari
berkaitan dengan pengurangan pecahan untuk mempersiapkan siswa
mengikuti pembelajaran dengan media Manipulatif. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indicator pada
siklus II pertemuan2 .Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Pada kegiatan inti ,guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya ,lalu guru
membagikan “ LKS II.I “kepada masing-masing kelompok. Siswa
mengerjakan lembar tugas “ LKS II II “ dengan kelompoknya .Guru
mengamati dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan
.Setelah waktu yang ditentukan habis ,guru bersama siswa membahas
hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan .Guru menerima wakil
dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka
didepan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari hasil kerja
temannya . Setelah itu guru mengarahkan siswa untk memperoleh
strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah pada “ LKS II.I “ .Guru
membagikan soal evaluasi “ Tugas II .I”Kepada masing-masing
individu untuk mengetahui penguasaan materi yang telah
dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Siswa
kemudian menumpulkan hasil kerja kelompok dan individu. Guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada hal-
hal yang kurang jelas. Sebagi rintak lanjut guru memberi pekerjaan
rumah. Guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi aktifitas belajar siswa selama
melakukan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan
media manipulatif. Serta hasil observasi keterampilan guru dalam
mengajar dengan menggunakan pendekatan media manipulatif.
1. Hasil observasi bagi guru
Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran
matematika dengan pendekatan media manipulatif pada siklus II
pertemuan 1 dan 2 berdasarkan lampiran 11 dan lampiran 13 dapat
ditunjukkan pada tabel 7 sebagi berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
NO Kategori Ketrampilan Mengajar
Skor Rata Rata I II
1 2 3 4 1 2 3 4 1 Membuka Pelajaran 3 2 Kejelasan dan sistematika
penyampaian materi 3
3 Pengelolaan kelas 3 4 Penggunaan Bahasa 3,5 5 Ketepatan dan daya tarik Media 5 6 Kemampuan menggunakan
Pendekatan Media manipulatif 3,5
7 Penggunaan strategi bertanya 3,5 8 Pemberian umpan balik 3,5 9 Penguasaan bahan ajar 3,5 10 Tuntutan pencapaian
ketercapaian Kopentensi siswa 2,5
11 Ketepatan srategi pembelajaran 3 12 Menutup pelajaran 3,5 Total skor 36 41 Rata-rata skor(Total SKOR : 12
) 3 3,42
Nilai rata-rata skor aktivitas guru = 3,21 ( Baik ) Keterangan
1 =.Kurang 2= Cukup 3 =Baik 4 = Baik sekali
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan
pertama dan kedua guru dapat mengelola kelas dengan baik, dalam
menyampaikan materi jelas, pengelolaan kelas cukup baik, bahasa
yang digunakan sudah baik,media yang digunakan sudah cukup
menarik, penerapan pendekatan Media Manipulatif dalam
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, guru telah menggunakan
strategi bertanya dengan baik ,guru sudah menguasai bahan ajar
dengan baik, pemberian umpan balik sudah baik, penggunaan strategi
belajar dan keterampilan menutup pelajaran sudah baik rata-rata
keterampilan guru pada siklus 2 ini menunjukkan peningkatan dari
cukup menjadi baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Hasil observasi bagi siswa
Berikut ini tabel hasil observasi aktifitas belajar siswa pada
pemebelajaran matematika dengan pendekatan media manipulatif pada
siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2 berdasarkan lampiran 12 dan
lampiran 14 dapat ditunjukkan pada tabel 9 sebagai berikut
Tabel 9. Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II
No Uraian Tindakan
Skor Rata-rata I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru
3
2. Kemauan untuk menerima pelajaran
3,5
3. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
4
4. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media yang digunakan
3
5. Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
2,5
6. Kerja sama antar siswa dalam proses pembelajaran
4
7. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok
3
8. Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
3,5
9. Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran
4
10. Kesungguhan siswa dalam 3,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
mengerjakan evaluasi
Total skor 33 37
Rata-rata Skor (total skor:10 ) 3,3 3,7
Nilai rata-rata Skor aktivitas belajar siswa =3,5 ( Baik )
Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan
pertama siswa sudah memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru
dengan baik, siswa menerima pelajaran yang disampaikan guru dan
sudah terlibat dalam pembelajaran, siswa sudah aktif dalam
memanfaatkan media pembelajaran, bertanya kepada guru bila ada
materi/tugas yang kurang jelas, siswa telah bekerjasama dengan teman
saat diskusi kelompok, siswa sudah baik dalam membuat kesimpulan
pembelajaran, siswa sudah dalam mengerjakan soal evaluasi.
Pada pertemuan kedua aktivitas belaiar siswa jauh lebih
baik dari pertemuan pertama, perhatian siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan guru sudah baik, siswa menerima pelajaran yang
disampaikan guru dengan baik dan sudah terlibat dalam pembelajaran,
siswa sudah aktif dalam memanfaatkan media, siswa telah bertanya
dan mengeluarkan pendapat, siswa sangat baik dalam bekerjasama
dengan teman kelompok, siswa mengerjakan tugas dari guru dengan
bersungguh-sungguh, siswa sudah sangat baik dalam membuat
kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal
evaluasi. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan
peningkatan yang pada siklus I cukup rendah, pada siklus II menjadi
baik.
3. Hasil Observasi Peningkatan Kemarnpuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita
Data yang diperoleh melalui tes evaluasi individu
berdasarkan lampiran 22 pada siklus II pertemuan 1 dan 2
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
peneliti memperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah
ini:
Tabel 10. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan
media manipulatif Siklus II
Nomer Interval nilai Prekuensi Prosentasi 1 56 - 64 4 16,66 % 2 65 - 73 2 8,33 % 3 74 - 82 1 4,16 % 4 83 - 91 7 29,16 % 5 92 - 100 10 41,66 % Jumlah 24 100 %
Dari Tabel 10 di atas hasil evaluasi Matematika materi soal
cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 Sukodono
setelah menggunakan Media Manipulatuf pada siklus II yang telah
diterangkan diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik 4 sebagai
berikut:
0
2
4
6
8
10
12
56 - 54 65 - 73 74 - 82 83 - 91 92 - 100
Grafik 4. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan
media manipulatif pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari data pada Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa setelah
melaksanakan siklus II, siswa memperoleh nilai 55 dan 60 sebanyak 4
atau 16.66%, siswa mendapat nilai 65 dan 70 sebanyak 2 siswa atau
8.33 % siswa mendapat nilai 75 dan 80 sebanyak 1 siswa atau 4.14%
siswa mendapat nilai 85 dan 90 sebanyak 7 siswa atau 29.16 %,dan
siswa yang mendapat nilai 95 dan l00 sebanyak l0 siswa atau 41.66%.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pelaksanaan tindakan melalui pendekatan Media Manipulatif pada siklus II
secara umum telah menunjukan adanya peningkatan. Kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diatasi. Hal ini dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Seluruh siswa mengikuti pembelajaran matematika. Hasil evaluasi
rata-rata matematika siswa pada siklus II pertemuan I yaitu 79.58 dan
pada pertemuan 2 yaitu 82.91
2. Berdasarkan hasil evaluasi Matematika pada siklus II pertemuanI
siswa yang memperoleh nilai <60 (KKM) ada 4 siswa atau 16.66% dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) yaitu 20 siswa atau 83.33%
sedangkan pada siklus I pertemuan 2, siswa yang memperoleh nilai <
60(KKM)yaitu 3 siswa atau 12.5% dan siswa yang memperoleh nilai ≥
60 (KKM) yaitu 21 siswa atau 87,5%. Jadi rata-rata hasil evaluasi
matematika pada siklus II yaitu 81,25 dan siswa yang memperoleh
nilai ≥ 60 (KKM) yaitu 20 siswa atau ketuntasan klasikal 83.33%
3. Guru sudah mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa
tiap kelompok.
4. Guru sudah memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
jawaban sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
5. Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa
yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus,
pintar, benar, atau laniutkan.
Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada Table l1 di bawah ini:
Tabel 11. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas IV
SDN Baleharjo 2
Keterangan Siklus I Siklus II Nilai terendah 45 55 Nilai Tertinggi 95 100 Rata-rata nilai 70,41 81,25 Ketuntasan Klasdikal 70.83 % 83.33 %
Dari hasil perkembangan tes evaluasi siklus I dan siklus II pada
tabel 11 diatas dapat digambarkan pada grafik 5 sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
siklus 1 siklus 2
nilai terendah
nilai tertinggi
nilai rata-rataketuntasan
Grafik 5. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas IV
SDN Baleharjo 2
Dari hasil analisa data perkembangan nilai evaluasi siswa pada
tes siklus II Tabel l1 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
siswa yang tuntas naik 10.84% dengan nilai batas tuntas 60 ke atas, siswa
yang tuntas belajar di siklus II sebesar 81.25%, yang pada tes siklus I
hanya terdapat 70.41% siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai
terendah yang diperoleh siswa pada saat tes siklus I sebesar 45 dan pada
siklus II menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 95 naik
menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes siklus I sebesar 70.41
naik pada tes siklus II menjadi 81.25.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara
cermat bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi Matematika siswa dengan
menggunakan Media Manipulatif sudah berhasil. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kemampuan rnenyelesaikan soat cerita pada
siswa kelas IV SDN Baleharjo 2. Tetapi apabila dilihat dari Kriteria
Ketuntasan Minimal masih ada 4 siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi
yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran
matematika materi operasi hitung pecahan melalui Media Manipulatif
pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian
sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran melalui Media Manipulatif dapat
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV
SD Negeri Baleharjo 2 tahun pelajaran 2011/2012
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pada pengolahan data yang terdapat pada lampiran 20,21, 22
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Sebelum Diterapkan
Pendekatan dengan menggunakan media manipulatif
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran 20 dapat diketahui
bahwa hasil evaluasi matematika sebelum tindakan yaitu siswa yang mendapat
nilai 10 ada 1 siswa, mendapat nilai 20 ada 2 siswa, mendapat nilai 30 ada 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa, mendapat nilai 40 ada 4 siswa, mendapat nilai 50 ada 7siswa, mendapat
nilai 60 ada 6 siswa, mendapat 70 ada 1 siswa, dan mendapat nilai 85 ada 1
siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 47,29 Siswa
yang mendapat nilai < 60 (KKM) sebanyak 16 siswa atau 66,66% dan siswa
yang mendapat nilai ≥60 (KKM) sebanyak 8 siswa atau 33,33%.
2. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Siklus I
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran 2l dapat diketahui
bahwa nilai evaluasi matematika materi soal cerita pecahan pada siklus I yang
terdiri atas 2 pertemuan yaitu sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Siswa yang mendapat nilai 45 ada 5 siswa, mendapat nilai 50
ada 1 siswa, mendapat nilai 55 ada 1 siswa, mendapat nilai 60 ada l siswa,
mendapat nilai 65 ada 3 siswa, mendapat nilai 70 ada 3 siswa, mendapat
nilai 75 ada 3 siswa, mendapat nilai 80 ada 4 siswa, dan mendapat nilai 90
ada 1 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu
65,83 Siswa yang mendapat nilai < 60 (KKM) sebanyak 7 siswa atau
29,16% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 60 (KKM) sebanyak 17 siswa
atau 70,83%.
b. Pertemuan 2
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 1 siswa, mendapat nilai 55
ada 5 siswa, mendapat nilai 70 ada 2 siswa, mendapat nilai 75 ada 5 siswa,
mendapat nilai 80 ada 4 siswa, mendapat nilai 90 ada 2 siswa, siswa yang
mendapat nilai 100 ada 3 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang
diperoleh siswa yaitu 69,16. Siswa yang mendapat nilai < 60 (KKM)
sebanyak 7 siswa atau 29,16% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 60
(KKM) sebanyak 17 siswa atau 70,83%
c. Nilai rata-rata siswa dari hasil evaluasi pada siklus I pertemuan 1 dan
pertemuan 2 adalah 70,41. Siswa yang mendapat nilai < 60 (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sebanyak 7 siswa atau 29,16% dan mendapat nilai ≥ 60 (KKM) sebanyak
17 siswa atau 70,83%
3. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Siklus II
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran 22 dapat diketahui
bahwa nilai evaluasi matematika materi soal cerita pecahan pada siklus II yang
terdiri atas 2 pertemuan yaitu sebagai berikut:
a. Pertemuan I
siswa yang mendapat nilai 55 ada 3 siswa, mendapat nilai 60
ada 1 siswa, mendapat nilai 70 ada 2 siswa, mendapat nilai 80 ada 6 siswa,
mendapat nilai 85 ada 1 siswa, mendapat nilai 90 ada 7 siswa mendapat
nilai 95 ada 1 siswa,mendapat nilai 100 ada 2 siswa. Dengan demikian
nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 79,58. Siswa yang mendapat nilai
< 60 (KKM) sebanyak 4 siswa atau 16,66% dan siswa yang mendapat
nilai≥ 60 (KKM) sebanyak 20 siswa atau 83,33%.
b. Pertemuan 2
siswa yang mendapat nilai 55 ada 4 siswa, mendapat nilai 60
ada 1 siswa, mendapat nilai 70 ada 1 siswa, mendapat nilai 80 ada 4 siswa,
siswa yang mendapat nilai 85 ada 1 siswa, mendapat nilai 90 ada 6 siswa,
mendapat nilai 95 ada 1 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 6
siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 82,91.
Siswa yang mendapat nilai < 60 (KKM) sebanyak 3 siswa atau 12,5% dan
siswa yang mendapat nilai ≥ 60 (KKM) sebanyak 21 siswa atau 87,5%.
c. Nilai rata-rata siswa dari hasil evaluasi pada siklus lI pertemuan 1 dan
pertemuan 2 adalah 81,25. Siswa yang mendapat nilai < 60 (KKM)
sebanyak 3 siswa atau l2,5% dan mendapat nilai ≥ 60 (KKM) sebanyak 21
siswa atau 87,5%.
Dari observasi dan analisis data terhadap pelaksanaan
pembelajaran dari siklus I dan siklus II, telah rnenunjukkan perubahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
signifikan.Prosentase, rata-rata klasikal, dan ketuntasan klasikal menunjukkan
peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil nilai evaluasi individu yang diperoleh
siswa kelas lV SDN Baleharjo 2 menunjukkan peningkatan kemampuan
dalam menyelesaikan soal cerita pecahan. Berdasarkan peningkatan
kemampuan menyelesaikan soal cerita yang ditandai dengan peningkatan hasil
nilai evaluasi yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas(PTK)dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian diatas, dapat dijelaskan perhitungan rata-
rata nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan peningkatan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dengan
menggunakan media manipulatif. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan
setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II.Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 12
di bawah ini:
Tabei 12 Perkembangan Hasil Pra Siklus, Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Siswa Kelas IV SDN Baleharjo 2
SD Negeri Baleharjo 2.
Keterangan Pra siklus Siklus I Siklus II Nilai terendah 10 50 55 Nilai Tertinggi 85 95 100 Rata-rata nilai 47,29 70,41 81,25 Ketuntasan Klasdikal 33,33% 70,83% 83,33%
a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal l0; pada siklus pertama naik
menjadi 50, dan pada siklus kedua naik lagi menjadi 55. Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa pada tes awal sebesar 85, pada siklus pertarma naik menjadi
95, dan pada siklus kedua menjadi 100.
b. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar
47,29, siklus pertama 70,41, dan pada siklus kedua 81,25.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 33,33%, tes
siklus I 70,83% setelah dilakukan refleksi terdapat 7 siswa yang tidak tuntas
(nilai ulangan dibawah 60), namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil
belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan pada tes siklus II
meningkat menjadi 83,33% dan terdapat 3 siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan perkembangan nilai evaluasi siswa pada Tabel 12, siswa yang
memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
merefleksikan bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru
dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai
yang berarti ada peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan
melalui media manipulatif pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 Sukodono.
Adapun peningkatan nilai evaluasi siswa pada materi soal cerita pecahan
melalui media manipulatif dapat digambarkan dalam Grafik 6 di bawah ini:
0
20
40
60
80
100
pra siklus siklus I siklus II
nilai terendah
nilai tertinggi
nilai rata-rata
ketuntasan
Grafik 6. Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Matematika Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II Setelah Menggunakan media manipulatif
Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2 dengan menggunakan media
manipulatif. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan- peningkatan nilai
yang diperoleh siswa baik perorangan maupun klasikal pada setiap siklus
sebagaimana terlihat pada Tabel dan Grafik diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dengan demikian penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi
bahwa penggunaan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Baleharjo 2
Sukodono khususnya dan siswa kelas IV Sekolah Dasar lain pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
SIMPULAN,IMPLIKASI , DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan Manipulatif pada siswa kelas IV
SDN Baleharjo 2 pelajaran 2012, Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
lalui pendekatan Manipulatif dapat meningkatan pemampuan menyelesaikan soal
cerita pecahan siswa kelas IV SDN Baleharjo 2 tahun pelajaran 2011/2012. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas menjadi peningkatan yaitu pada tes awal
sebesar 47,29, siklus pertama 70,41 dan pada siklus kedua naik menjadi 81,25.
Untuk ketuntasan klasikal (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 33.33%,Tes siklus
pertama 70,83%, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 83,33%.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan
imlikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan
soal cerita pecahan baik secara teoriyis maupun praktis.
1. Implikasi Teoritis
Bedasarkan penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan Manipulatif dapat meningkatkan kemampuan menyelaesaikan soal
cerita.
Dengan pendekatan Manipulatif siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya, Sehingga siswa tidak pernah lupa tentang hal yang dipelajari.
Suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangka karena menggunakan
realistis kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar
Matematika. keberanian siswa meningkat karena siswa harus menjelaskan
jawabannya. Kerjasama dalam kelompok juga meningkat. Selain itu siswa
juga menjadi terbiasa berpikir dan mengemukakan pendat.
Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran
yang semakin meningkat , suasana kelaspun menjadi hidup dan menyenagkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dan pada akhirnya kemampuan penyelesaian soal cerita pecahan kelas IV
SDN Baleharjo 2.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika
melalui pendekatan Manipulatif dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa khususnya pada soal cerita pecahan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan
kemampuan menghitung dan hasil belajar siswa yang akan
dicapai.Kemampuanmenghitung dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran dan media yang tepat bagi
siswa.
Berdasarkan criteria temuan dan pembahasan hasil penelitian
seperti yang di uraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan
peneliti untuk membantu dan menghadapi permasalahan yang sejenis.
Disamping itu, perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk
mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan
Manipulatif pada hakekatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru
yang mengalami permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi
masalah kesulitan menyelesaikan soal cerita, pada umumnya dimiliki oleh
sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin . Oleh karena itu kreatifitas
dan keaktifan guru sangat di perlukan dalam meningkatakan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan Manipulatif
pada siswa kelas IV SDN Baleharjo 2 tahun pelajaran 2011/2012, Maka sara-
saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SDN Baleharjo 2
sebagai berikut :
1. Kepada kepala sekolah
a. Dalam rangka manambah wawasan guru dalam dunia kependidikan,
hendaknya kepala sekolah secara aktif mengirimkan guru dalam setiap
diskusi, Seminar maupun kegiatan ilmiah lainnya. Sehingga dalam
pembelajaran , guru dapat lebih inovatif, kreatif dan efektif menggunakan
metode pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
b. Kepala sekolah hendaknya selalu mengadakan hubungan kerjasam dengan
instansi pendidikan lain, maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan antara lain dengan pengembangan pendekatan dan
model-model pembelajaran yang kreatif, misalnya pendekatan
Manipulatif.
c. Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana semaksimal
mungkin agar proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran dengan
pendekatan Manipulatif lebih efektif dan optimal.
2. Kepada guru
a. Guru hendaknya lebih banyak melibatkan peran siswa secara aktif dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran Matematika, dimana siswa dapat
membangun sendiri pengetahuanya, sehingga siswa tidak pernah lupa
denagan hal yang dipelajari. Cara yang dilakukan antara lain, memilih
pendekatan pembelajaran yang lebih menenkankan pada keterlibatan siswa
secra optimal, misalnya Manipulatif.
b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dalam menggunakan
pendekatan Manipulatif, terutama dalam penyusunan Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi, serta
masalah-masalah yang kongkrit sehingga mudah di pahami oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. Kepada Siswa
a. Siswa diharapkan selalu kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
untuk bertukar pikiran atau pendapat dalam diskusi tentang materi
pembelajaran yang sedang diajarkan.
b. Siswa hendaknya sebelum materi tertentu dibahas,dengan jalan
mempelajari atau membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari.
Dengan demikian siswa sudah memahami materi dan dapt kreatif dalam
mengikuti diskusi, penjelasan guru atau dalm menangapi permasalahan
yang dipresentasikan oleh kelompok lain.
c. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar sehingga hasil pembelajaran yang optimal.
d. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-
hari.