pengujian hipotesis

Upload: fatwa-kasipahu

Post on 01-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengujian Hipotesis

TRANSCRIPT

Yessy Iriene Puturuhu / I2F013082

PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengertian HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.Fungsi HipotesisFungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada empat yaitu:a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata atau yang lebih spesifik lagi skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitianHipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat. Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik. d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca. Ciri-Ciri Hipotesis yang BaikSebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.Hal hal tersebut diantaranya :a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelasb. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.c. Hipotesis harus dapat diujid. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik : Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variableHipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain. Hipotesis harus Dapat DiujiHipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuanHipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya. Hipotesis Dinyatakan Secara SederhanaSuatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.Jenis-Jenis Hipotesis a. Hipotesis Nol (Ho)Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa. b. Hipotesis Kerja (H1)Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.Pengujian HipotesisSuatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

MEMBANGUN ARGUMENTASI dan PENGEMBANGAN HIPOTESISDengan adanya keingintahuan manusia yang terus menerus, maka ilmu akan terus berkembang dan membantu meningkatkan kemampuan berfikir secara logis yang disebut penalaran. Proses berfikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati yang lahir dari suatu keragu-raguan dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian berkembang menjadi masalah yang khas, yang dipecahkan melalui penyelidikan berdasarkan metode tertentu, sehingga kesimpulan tentatif dapat ditarik. Dengan demikian, proses berfikir logis (penalaran) memiliki 2 (dua) unsur penting, yaitu : (1) Logis, dan (2) Analitis.Rasio atau fakta (data empiris) merupakan sumber utama penalaran. Pada hakekatnya berfikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif yang berkaitan erat dengan rasionalisme dan empirisme. Induksi merupakan cara berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Sedangkan Deduksi merupakan cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus berdasarkan pernyataan yang bersifat umum. Dalam hal iniupaya inquiry/observasi/investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru, atau interpretasi (penafsiran) baru dari pengetahuan yang diperoleh, merupakan makna dari penelitian.Ada diantara peneliti yang merumuskan hipotesis semata-mata beranjak dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubungkan sejumlah bukti empiris. Ada pula diantara peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan hasil perenungan atau reka-reka rasional. Beranjak dari mana hipotesis dibangun, tidak perlu dipermasalahkan, karena yang penting adalah hipotesis itu merupakan kesimpulan sementara yang dapat dibuktikan dan masih harus dibuktikankebenarannya.Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat, yaitu :a) Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti dapat dijadikan bukti kuat, peneliti tersebut mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai focus kajian.b) Hipotesis merupan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan dan analisis data, penentuan prosedur kerja penelitian dan data yang harus dicari selama proses penelitian.c) Hipotesis diperlukan untuk mempermudah penarikan kesimpulan.Seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.3. Materi bacaan dan literatur yang valid.4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.5. Data empiris yang tersedia.6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses dan non directional Hypotheses (Fraenkel and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57).

HIPOTESIS BERARAHHipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen. Misalnya: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.

HIPOTESIS TAK BERARAHHipotesis tak terarah adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.

KRITERIA PENGUJIAN HIPOTESIS SATU SISI (ONE TAILED TEST) dan DUA SISI (TWO TAILED TEST)Terdapat dua bentuk pengujian hipotesisi, yaitu uji dua pihak (two tail) dan uji satu pihak (one tail). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis.1. Uji Dua Sisi ( Two Tailed Test )Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi tidak sama dengan (Ho = ; Ha )Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel) :Ho: Daya tahan lampu merk X = 400 jamHa: Daya tahan lampu merk X 400 jamHo : = 400 jamHa : 400 JamContoh hipotesis komparatif (dua sampel) :Ho: Daya tahan lampu merk A = merk BHa: Daya tahan lampu merk A merk BHo : 1 = 2(tidak beda)Ha : 1 2(berbeda)Contoh hipotesis asosiatif :Ho: Tidak ada hubungan antara X dan YHa: Terdapat hubungan antara X dan YHo : = 0(berarti tidak ada hubungan)Ha : 0(berarti ada hubungan)

Grafik Pengujian Dua Arah

2. Uji Satu Sisi ( One Tailed Test )a) Uji Sisi KiriUji sisi kiri digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih besar atau sama dengan () dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunti lebih kecil (). Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata paling besarContoh hipotesis deskriptif (satu sampel) :Ho: Daya tahan lampu merk A paling lama 400 jamHa: Daya tahan lampu merk B lebih besar dari 400 jamHo : 400 jamHa : > 400 jamContoh hipotesis komparatif (dua sampel) :Ho: Daya tahan lampu merk A paling besar (tinggi) sama dengan lampu merk B.Ha: Daya tahan lampu merk A lebih besar dari lampu merk BHo : 2 lampu merk A danHa : > 2 lampu merk BContoh hipotesis asosiatif :Ho: Hubungan antara X dengan Y paling sedikit (kecil) 0,65Ha: Hubungan antara X dengan Y lebih kecil dari 0,65Ho : 0,65Ha : < 0,65Grafik Pengujian Satu Arah

PERUMUSAN HIPOTESIS STATISTIKPerumusan hipotesis dalam penelitian merupakan langkah ketiga setelah landasan teori dan kerangka konseptual. Penelitian yang bersifat eksploratif/deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitianyang merumuskan hipotesis biasanya adalah penelitian yang bersifat kuantitatif, sedangkan untuk penelitian kualitatif tidak merumuskan hipoteisis namun menemukan hipotesis yang selanjutnya dapat diuji dengan penelitian deskriptif. Bentuk-bentuk hipotesis sangat berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Terdapat tiga bentuk-bentuk hipotesis, yaitu :1. Hipotesis deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih.Contoh 1:Rumusan masalah deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?Hipotesis deskriptif : Ho : Daya tahan lampu pijar merk X adalah 600 jam.Ha : Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama dengan 600 jam.Hipotesis Statistik : Ho : m = 600Ha : m 600Contoh 2:Rumusan masalah deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tertentu?Hipotesis deskriptif : Ho : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas adalah 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.Ha : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tidak sama dengan 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.Hipotesis Statistik : Ho : r = 80 %Ha : r 80 %2. Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (perbandingan). Membandingkan dua populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau membandingkan dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama. Contoh 1:Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer?Hipotesis deskriptif : Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputerHa : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputerHipotesis Statistik : Ho : m1 = m2Ha : m1 m2 Contoh 2 :Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan karyawan PT XYZ?Hipotesis deskriptif : Ho : Tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZHa : Terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZHipotesis Statistik : Ho : m1 = m2Ha : m1 m23. Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalahyang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel. Contoh 1:Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?Hipotesis deskriptif : Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.Hipotesis Statistik : Ho : r = 0Ha : r 0 Contoh 2 :Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.Hipotesis deskriptif : Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.Ha : Terdapat hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.Hipotesis Statistik : Ho : r = 0 , Ha : r 0DAFTAR PUSTAKA

http://saputro64.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenis-jenis_4796.html Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Pengujian Hipotesis 12

Terima HoTolak Ho-1,65-1,96Jangan Tolak Ho 95%Tolak Ho1,96