pengaruh supervisi kunjungan kelas kepala sekolah …

167
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD NEGERI 15 PULAU KAMBUNO DESA PULAU HARAPAN KECAMATAN PULAU SEMBILAN KABUPATEN SINJAI THE EFFECTS OF CLASSROOM VISITS SUPERVISING PRINCIPAL AND TEACHER COMPETENCE OF THE INDONESIAN STUDENT ACHIEVEMENT AT SDN.15 KAMBUNO PULAU HARAPAN, DISTRICT OF PULAU SEMBILAN, SINJAI TESIS OLEH: FAHRI Nomor Induk Mahasiswa: 105 04 09 036 14 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD NEGERI 15 PULAU KAMBUNO DESA PULAU HARAPAN KECAMATAN PULAU

SEMBILAN KABUPATEN SINJAI

THE EFFECTS OF CLASSROOM VISITS SUPERVISING PRINCIPAL AND TEACHER COMPETENCE OF THE INDONESIAN STUDENT ACHIEVEMENT AT SDN.15 KAMBUNO PULAU HARAPAN, DISTRICT OF PULAU

SEMBILAN, SINJAI

TESIS

OLEH:

FAHRI Nomor Induk Mahasiswa: 105 04 09 036 14

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD NEGERI 15 PULAU KAMBUNO DESA PULAU HARAPAN KECAMATAN PULAU

SEMBILAN KABUPATEN SINJAI

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh:

FAHRI Nomor Induk Mahasiswa: 105 04 09 036 14

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

Page 3: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …
Page 4: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Kepala

Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi

Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD Negeri 15

Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai Nama Mahasiswa : Fahri Nim : 105.04.09.036.14 Jurusan : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka tesis ini telah memenuhi

persyaratan untuk dipertahankan di hadapan Tim penguji.

Makassar, Juni 2016

Disetujui Oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM.,M.Pd Dr. H. Andi Sukri Syamsuri,M.Hum

Diketahui Oleh,

Ketua Jurusan Direktur Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM., M. Pd. Dr. A. Rahman Ranim, M.Hum.

Page 5: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawahini:

Nama :Fahri

Nomor Pokok :105.04.09.036.14

Program Studi : Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Makassar, Juli 2016

Yang Menyatakan

Fahri Nim. 105.04.09.036.14

Page 6: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

LEMBAR PERBAIKAN TESIS

FAHRI NIM : 105.04.09.036.14

Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada tanggal 24 Mei

2016 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

melaksanakan Ujian Akhir/ Tutup Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(M.Pd.) pada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

beberapa perbaikan.

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM.,M. Pd (………………………) (Ketua/Pembimbing/Penguji) Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum (………………………) (Sekretaris/Penguji) Prof. Dr. H. Abdul Rahman Getteng (………………………) (PengujiUtama) Dr. A. Rahman Ranim, M.Hum. (………………………) (Penguji)

Makassar, Juni 2016 Direktur Program Pascasarjana UniversitasMuhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM., M.Pd. NBM. 988 463

Page 7: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …
Page 8: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …
Page 9: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …
Page 10: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

v

ABSTRAK Fahri. 2016. “Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai”. (Dibimbing oleh H. M. Ide Said DM dan Andi Sukri Syamsuri )

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain non eksperimen, berarti peneliti tidak mengadakan perlakuan terhadap subyek penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan dialami oleh subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian secara alami disebut penelitian ex post facto.

Temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai secara bersama dipengaruhi oleh supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru. Dari kedua variabel yang dikaji (supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru) mempunyai pengaruh secara langsung terhadap prestasi belajar siswa. Kompetensi guru memiliki pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar siswa di bandingkan dengan supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah yang mempunyai pengaruh lebih kecil terhadap prestasi belajar siswa.

Supervisi kunjungan kelas kepala sekolah mempengaruhi prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai, serta kompetensi guru juga mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa guru SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Sehingga supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar siswa SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Kata Kunci: Supervisi, Kompetensi, Prestasi

Page 11: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah

subhanahu wata’ala berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulisan tesis ini

yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah dan

Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD

Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai”, ini dapat diselesaikan. Tesis ini diajukan

guna memenuhi salah satu syarat utama untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak kendala yang penulis hadapi selama menyusun tesis ini.

Namun, berkat bantuan dan bimbingan yang tulus dari berbagai pihak,

semua masalah dapat teratasi dengan baik. Penulis mengucapkan terima

kasih kepada; Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M. Pd., dosen pembimbing I,

dan Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum., dosen pembimbing II yang telah

memberikan nasihat serta membimbing dengan penuh kesabaran dan

mengarahkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M. Pd.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

atas segala bantuan, bimbingan, dan arahan yang tulus ikhlas dan

kemurahan hati membantu penulis beserta staf.

Page 12: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

viii

Ucapan terima kasih pula kepada bapak Kepala Sekolah SD Negeri

15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai yang telah memberikan dorongan, masukan, komentar,

nasihat, dan saran sampai terwujudnya tesis ini serta teman mengajar di

sekolah SD Negeri 15 Pulau Kambuno, yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian serta seluruh siswa.

Terwujudnya tesis ini berkat doa, dorongan, dan restu keluarga.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada istri dan anak-

anakku, yang telah melakukan pengorbanan dengan penuh keikhlasan

untukku, serta saudara-saudaraku yang selalu mengingatku dalam setiap

doa. Juga kepada teman-teman kelas di Pascasarjana yang telah

memotivasi penulis dalam penyusunan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan mendapat pahala

dari Allah swt. Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Juli 2016

Penulis

Page 13: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

xii

DAFTAR TABEL

NO HALAMAN

1. Tabel 3.1 Data Jumlah Guru ...................................................... 77

2. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Supervisi Kunjungan

Kelas Oleh Kepala Sekolah ....................................................... 91

3. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Guru.............. 93

4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Siswa..... 96

5. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian. 99

6. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas antar Variabel Penelitian

................................................................................................... 100

7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas antar Variabel

Penelitian ................................................................................... 101

8. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Kolinieritas antar Variabel Bebas

.................................................................................................... 102

9. Tabel 4.10 Koefisien Jalur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

(Prestasi Belajar Siswa) ............................................................. 105

10. Tabel 4.11 Ringkasan Penerimaan Koefisien Jalur dengan

Toleransi 5% (0.05) ................................................................... 109

11. Tabel 4.12 Ringkasan Tahapan Regresi Ganda dan Koefisien

Terstandar (Beta) ...................................................................... 109

12. Tabel 4.13 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung........... 112

13. Tabel 4.14 Sumbangan Efektif Bersama .................................. 113

14. Tabel 4.15 Sumbangan Efektif (SE) per Variabel..................... 114

Page 14: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

xii

Page 15: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

xiii

DAFTAR GAMBAR

NO. HALAMAN

1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ....................................... 71

2. Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Model Analitis Jalur (Path

Analysis) ................................................................................ 74

3. Gambar 3.2 Model Analisis Jalur ............................................. 83

4. Gambar 4.1 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Supervisi

Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah .................................. 92

5. Gambar 4.2 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Kompetensi Guru

................................................................................................... 94

6. Gambar 4.4 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

Siswa ......................................................................................... 97

7. Gambar 4.6 Jalur Hubungan Kausal antara Supervisi Kunjungan

Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru dengan Prestasi

Belajar Siswa ............................................................................ 107

8. Gambar 4.7 Koefisien Jalur Hubungan Kausal berdasarkan

Spesifikasi Model Analisis ........................................................ 108

Page 16: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama perkembangan teknologi informasi (IT) menyebabkan

dunia ini terasa semakin sempit sehingga membentuk suatu

masyarakat dunia yang saling tergantung. Kehidupan politik,

ekonomi, kebudayaan yang mengglobal memerlukan manusia yang

berkualitas dan mampu bersaing. Manusia yang berkualitas dapat

dibentuk melalui pendidikan, namun kualitas pendidikan nasional

belum merata dan terjadi kesenjangan mutu antar daerah dalam

berbagai jenjang pendidikan (Tilaar, 1994: 156). Hal senada

dikemukakan oleh Ekosusilo (2003: 1) bahwa isu mengenai

rendahnya pendidikan di Indonesia sampai saat ini tidak pernah

kunjung selesai. Karena itu prioritas utama pendidikan di Indonesia

adalah meningkatkan mutu, Selanjutnya relevansi, pemerataan,

efektivitas dan efisiensi. Fakta yang terjadi dilapangan ini

mendorong semua pihak terutama para pemikir, pemerhati, dan

pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah pendidikan

di Indonesia untuk bersama memperbaiki kualitas pengajaran pada

semua jenis dan jenjang pendidikan di sekolah. Sedangkan kualitas

belajar siswa ditentukan oleh kepala sekolah dalam menciptakan

kepuasan kerja guru sebagaimana dikemukakan secara lengkap

Page 17: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

2

oleh Davis dan Thomas (1989: 23) secara lengkap sebagai berikut:

”Effective principals tend to be energetic and have working theories

that guide their actions. Their focus is on instructional leadership,

which refers to actions that develop a productive and satisfying

work environment for teacher and promote growth in student

learning”. Sebagai pemimpin pengajaran (instructional leadership)

kepala sekolah bertanggung jawab menggerakkan dan

mengarahkan segenap potensi guru untuk mencapai tujuan

pendidikan di sekolah.

Berkaitan tugas kepala sekolah, Nurtain (1989 ) menegaskan

bahwa kedudukan kepala sekolah sebagai administrator sekolah,

pemimpin pengajaran, dan supervisor. Sebagai administrator,

kepala sekolah bertugas mendayagunakan sumber daya yang

tersedia meliputi: pengelolaan pengajaran, pengelolaan kesiswaan,

pengelolaan personel, pengelolaan sarana, pengelolaan keuangan,

pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat. Sebagai

pemimpin pengajaran, kepala sekolah harus mampu

menggerakkan potensi personel sekolah meliputi kegiatan

pengembangan staf dan guru, melaksanakan program evaluasi

terhadap guru dan staf. Sebagai supervisor kepala sekolah

memunyai tugas memberikan bantuan teknis profesional pada

guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

Page 18: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

3

pengajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

maksimal.

Dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah

dapat memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang

dihadapi guru dan perlu memerhatikan tingkat kematangan guru.

Supervisi tidak didefinisikan secara sempit sebagai satu cara

terbaik untuk diterapkan disegala situasi melainkan perlu

memperhatikan kemampuan individu, kebutuhan, minat, tingkat

kematangan individu, karakteristik personal guru, semua itu

dipertimbangkan untuk menerapkan supervisi. Sebagaimana

disarankan oleh Sergiovanni (1991:282) sebagai berikut:

”Appropriate supervisory strategies are viewed in light of teacher

needs and dispositions, time available to the principal, the task at

hand or purpose intended for supervision, and professional

competency level of teachers, teaching modes and instructional

strategies are additional concerns.” Maknanya, strategi supervisi

yang tepat dilihat dari sudut pandang dan faktor kebutuhan guru,

waktu yang tersedia bagi kepala sekolah, tugas atau tujuan

supervisi dan tingkat kompetensi guru, sedangkan model

pengajaran dan strategi pengajaran merupakan fokus tambahan.

Jika faktor-faktor tersebut berubah, maka pendekatan supervisi

juga harus berubah sesuai dengan situasi kondisinya. Dalam

praktek kegiatan supervisi terdapat bermacam-macam pendekatan

Page 19: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

4

antara lain, supervisi kolaboratif, supervisi klinis, supervisi kolegial,

supervisi kunjungan kelas (supervisoryvisits to classroom),

supervisi informal (Oliva, 1987; Sergiovanni, 1991; Lovell & Wiles,

1988). Tidak ada strategi, model, atau prosedur yang paling baik

dalam kegiatan supervisi, masing-masing pendekatan memunyai

kelebihan disamping kekurangannya.

Dari beberapa pendekatan supervisi, peneliti memilih supervisi

kunjungan kelas. Pendekatan kunjungan kelas dalam supervisi,

kepala sekolah dapat langsung mengetahui proses pembelajaran di

kelas dan dilakukan dialog antara guru dan kepala sekolah untuk

mengetahui keberhasilan dan kekurangannya (Sahertian, 1985).

Peningkatan kualitas pendidikan tidak cukup hanya

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, mengingat masalah

rendahnya kualitas pendidikan disebabkan oleh banyak faktor.

Upaya yang sedang dilakukan pemerintah dalam hal ini Depdiknas

adalah menetapkan program sertifikasi guru di tingkat sekolah

dasar dan menengah bahkan untuk dosen di perguruan tinggi.

Adapun tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan mutu

dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan

nasional (Dirjen PMPTK, 2006). Untuk dapat menjalankan tugas

sebagai agen pembelajaran, guru harus mempunyai seperangkat

kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat kemampuan untuk

Page 20: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

5

melakukan sesuatu jabatan, dan bukan semata-mata pengetahuan

saja (Supandi, 1990). Sedangkan seperangkat kompetensi yang

wajib dimiliki oleh guru meliputi kompetensi kepribadian,

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi

sosial. Penguasaan guru terhadap keempat kompetensi dimaksud

diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas di sekolah

terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

Keseluruhan kompetensi yang dimiliki guru tidak hanya dikuasai

secara konseptual akan tetapi perlu diaktualisasikan dalam

kegiatan nyata di sekolah dan di masyarakat, mengingat tuntutan

masyarakat terhadap kualitas lulusan pendidikan semakin nyata.

Sebagaimana dikemukakan oleh Wijaya dan Rusyan (1994) bahwa

agar memenuhi harapan pengguna lulusan, guru tentunya perlu

memiliki seperangkat kemampuan agar dapat menjalankan fungsi

profesi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Wijaya dan Rusyan (1994),

kemampuan membuat keputusan diperlukan dalam menghadapi

tuntutan masyarakat modern terhadap kualitas pendidikan.

Kemampuan dan keberanian guru dalam mengambil keputusan

secara tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan di

sekolah merupakan otonomi sebuah profesi. Masalah pendidikan

yang utama saat ini adalah rendahnya kualitas lulusan pada hampir

semua jenjang dan tingkatan pendidikan (Tilaar, 2002). Sedangkan

indikator rendahnya mutu pendidikan menurut Djati Sidi (2003)

Page 21: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

6

sebagai berikut, (1) nilai ebtanas murni (NEM) masih dibawah

standar, (2) kemampuan guru dalam penguasaan bidang studi

sangat bervariasi, (3) kemandirian, kreativitas kepala sekolah dan

guru untuk menerapkan pendidikan relatif rendah, (4) banyak kritik

terhadap masalah kedisiplinan, etika, kreativitas, kemandirian, dan

sikap demokratis tidak mencermninkan kualitas yang diharapkan

masyarakat. Dengan demikian program-program peningkatan mutu

pendidikan yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat

mengarah pada upaya perbaikan indikator rendahnya mutu

pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu kerja sama antara

kepala sekolah, guru, staf, dan dewan sekolah untuk

mengembangkan sikap baru yang terfokus pada akuntabilitas dan

pengakuan, sebagai mana dikemukakan oleh Arcaro (1995: 2)

Kerja sama dan kesadaran melaksanakan tugas yang dibebankan

setiap personel sekolah merupakan kunci bagi keberhasilan

sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Beberapa studi tentang kualitas pendidikan sering juga disebut

studi efek sekolah terhadap keluaran (output) pendidikan

disimpulkan oleh Suryadi (1994: 115) bahwa, di negara

berkembang pengaruh faktor sekolah dan kualitas guru terhadap

prestasi belajar lebih besar dibandingkan dengan pengaruh faktor

yang sama di negara maju, namun di negara berkembang

Page 22: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

7

pengaruh latar belakang keluarga terhadap prestasi belajar lebih

kecil.

Walaupun pengaruh faktor sekolah dan kualitas guru terhadap

prestasi belajar lebih tinggi dari pada pengaruh faktor keluarga di

negara berkembang, belum tentu sekolah-sekolah di negara

berkembang lebih tinggi kualitasnya. Karena itu upaya untuk

meningkatkan kualitas guru sesuai standar kompetensi terus

diupayakan. Dengan demikian, meningkatkan kompetensi guru

berarti meningkatkan kemampuan mengajar bagi guru.

Uraian latar belakang masalah di atas dapat dijadikan alasan

yang kuat bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang

pengaruh supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah,

kompetensi guru, dan kemampuan mengajar terhadap prestasi

belajar siswa. Demikian pula berdasarkan pengamatan dan

wawancara singkat yang peneliti lakukan terhadap kepala sekolah

SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai menemukan bahwa kepala sekolah

telah melakukan supervisi kunjungan kelas secara terprogram

namun belum dapat secara maksimal memperbaiki perilaku

mengajar guru sesuai standar yang ditetapkan sehingga

berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang tidak optimal.

Alasan lainnya yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan

penelitian adalah sebagai berikut:

Page 23: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

8

Pertama, desentralisasi pendidikan berada pada tingkat satuan

pendidikan sehingga kepala sekolah diberikan wewenang untuk

memberdayakan sumberdaya sekolah terutama guru dalam

mencapai tujuan pendidikan.

Kedua, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas

pembelajaran yang dilaksanakan guru, maka wajib melaksanakan

supervisi kunjungan kelas secara terprogram.

Ketiga, prestasi belajar siswa dapat optimal apabila kepala

sekolah, guru, dan personil sekolah lainnya bersinergi untuk

merealisasikan tujuan sekolah.

Keempat, kompetensi guru dapat berkembang apabila

didukung oleh iklim dan suasana sekolah yang kondusif. Kepala

sekolah mengadakan dialog secara demokratis dan transparan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

yang menjadi masalah pokok dalam penelitian adalah, “Apakah

ada pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung supervisi

kunjungan kelas dan kompetensi guru terhadap kinerja guru dan

prestasi belajar siswa SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai?.

Sesuai dengan masalah pokok tersebut dirumuskan sub

masalah sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

9

1. Apakah supervisi kunjungan kelas kepala sekolah

mempengaruhi prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SD

Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai?

2. Apakah kompetensi guru mempengaruhi prestasi belajar siswa

guru SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai?

3. Apakah supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan

kompetensi guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

untuk menegetahui :

1. Mendeskripsikan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah

mempengaruhi prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SD

Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai.

2. Mendeskripsikan kompetensi guru mempengaruhi prestasi

belajar siswa guru SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

3. Mendeskripsikan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan

kompetensi guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

Page 25: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

10

SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan

ilmu manajemen pendidikan dan bermanfaat secara praktis bagi

kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan

di sekolah khususnya prestasi belajar siswa.

1. Kegunaan Teoretis

a. Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

b. Berguna untuk menguji teori dalam manajemen pendidikan

yang menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas,

kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja guru dan

prestasi belajar siswa.

c. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan

kompetensi guru, kemampuan mengajar guru, maupun untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

d. Dapat menambah referensi hasil penelitian dalam bidang

supervisi pengajaran dan kompetensi guru.

2. Kegunaan Praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil kebijakan di bidang pendidikan oleh Dinas

Page 26: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

11

Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota untuk meningkatkan

kualitas pendidikan melalui pembinaan supervisi kepala

sekolah dan meningkatkan kompetensi guru.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk

meningkatkan kinerja guru dengan mempelajari teori-teori

pembelajaran yang dibahas dalam kajian pustaka.

c. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi kepala

sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di

sekolah.

d. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk berperan

serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 27: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

a. Persoalan kinerja akhir-akhir ini mendapat perhatian dalam

manajemen, karena berkaitan dengan prestasi kerja individu

dan pencapaian tujuan organisasi. Studi yang dilakukan oleh

Supriadi Dedi (1995) mengenai “Ciri-ciri sekolah yang

Bermutu di Sulawesi Selatan” menemukan bahwa sekolah

yang mutunya baik dan memiliki preferensi yang tinggi di

masyarakat memiliki ciri-ciri yang berbeda dibandingkan

dengan sekolah-sekolah yang mutunya biasa dalam hal

gairah belajar siswa, kinerja guru, dan hasil belajar yang

lebih baik disebabkan oleh kepemimpinan pengajaran kepala

sekolah.

b. Beberapa penelitian tentang kualitas pendidikan yang sering

disebut studi efek sekolah terhadap keluaran (output)

pendidikan disimpulkan oleh Suryadi (1994: 115) bahwa, di

negara berkembang pengaruh faktor sekolah dan kualitas

guru terhadap prestasi belajar lebih besar dibandingkan

dengan pengaruh faktor yang sama di negara maju, namun

di negara berkembang pengaruh latar belakang keluarga

terhadap prestasi belajar lebih kecil. Walaupun pengaruh

Page 28: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

13

faktor sekolah dan kualitas guru terhadap prestasi belajar

lebih tinggi dari pada pengaruh faktor keluarga di negara

berkembang, belum tentu sekolah-sekolah di negara

berkembang lebih tinggi kualitasnya. Karena itu upaya untuk

meningkatkan kualitas guru sesuai standar kompetensi terus

diupayakan. Rendahnya kualitas pendidikan yang tercermin

pada pencapaian prestasi belajar siswa tidak luput dari

sorotan Tilaar (1994: 150-151) sebagai berikut, “Beberapa

indikator rendahnya kualitas pendidikan adalah mutu guru

yang masih rendah pada semua jenjang pendidikan, begitu

pula alat-alat bantu proses belajar-mengajar seperti buku

teks, peralatan laboratorium dan bengkel kerja belum

memadai”.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Arfan (1996) tentang

pengaruh latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan

unjuk kerja guru matematika terhadap prestasi belajar

matematika siswa di SMP 1 Kotamadya Malang menemukan

bahwa, (1) unjuk kerja guru mempunyai pengaruh paling

besar terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan variabel

latar belakang pendidikan ataupun pengalaman kerja guru,

(2) terdapat pengaruh lain diluar ketiga variabel penelitian

sebesar 32%, diduga karena faktor iklim organisasi, supervisi

yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas, atau

Page 29: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

14

dapat juga faktor kelompok kerja guru bidang studi

matematika. Maka dalam penelitian ini memasukkan variabel

pengaruh supervisi kunjungan yang dilakukan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi belajar siswa.

d. Demikian pula beberapa penelitian yang berhasil dinilai oleh

Suryadi (1994) menyimpulkan bahwa usaha meningkatkan

kemampuan profesional guru melalui penataran yang

dilakukan selama ini sangat kecil. Bahkan hampir tidak

signifikan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa,

apalagi jika diukur dari perbandingan biaya dan manfaat

(efisiensi). Karena itu harus ada alternatif lain untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru. Nurtain

(1989:85) menjelaskan bahwa kedudukan kepala sekolah

sebagai supervisor akademik lebih efektif untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru karena banyak

berhubungan dengan tugas-tugas guru di sekolah. Penelitian

yang dikutip oleh Nurtain (1989:86) tentang peranan kepala

sekolah dalam supervisi akademik di sekolah menengah

India yang dilakukan oleh NCERT (National Council of

Education Research and Training) menemukan bahwa

kepala sekolah dinyatakan sebagai pembimbing profesional

bagi guru-guru dan pada akhirnya berdampak pada

peningkatan pencapaian belajar siswa.

Page 30: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

15

e. Jurnal Pak Amirullah yang berjudul “Pengaruh Supervisi

Pengawas dan Kinerja Guru dalam Meningkatkan Hasil

Beajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 103 Tadang

Palie Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo” menyimpulkan

bahwa supervisi kepala sekolah di SDN 103 Tadang Palie

kecamatan Pammana kabupaten Wajo berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa. Kinerja guru kelas V SDN 103

Tadang Palie kecamatan Pammana kabupaten Wajo

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Supervisi

dan kinerja guru secara bersama berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 103 Tadang Palie

kecamatan Pammana kabupaten Wajo.

Dari hasil-hasil penelitian di atas, cukup beralasan untuk

mengajukan asumsi bahwa supervisi kunjungan kelas oleh

kepala sekolah, kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja

guru dan prestasi belajar siswa.

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Belajar

Sekolah yang berhasil apabila mampu membelajarkan

warga sekolah termasuk kepala sekolah, guru dan siswa.

Program sekolah yang utama adalah membelajarkan siswa

yaitu siswa di bimbing agar mempunyai kesadaran untuk

belajar secara terus menerus walaupun tidak dalam

Page 31: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

16

pengawasan guru atau orang tua. Pakar psikologi

pendidikan memberikan pengertian terhadap istilah “belajar”

berbeda-beda berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Belajar menurut pendapat Sardiman (1988:23) adalah

suatu perubahan individu yang belajar tidak hanya

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap,pengertian, harga diri, minat,

watak dan penyesuaian diri. Pendapat yang hampir sama

dikemukakan oleh Natawidjaya & Moesa(1992:22) bahwa

belajar adalah suatu pembentukan, perubahan,

penambahan, dan atau pengurangan perilaku individu,

sedangkan pembentukan atau perubahan itu bersifat

menetap atau permanen, dan disebabkan oleh adanya

latihan yang terarah. Seseorang dikatakan belajar apabila

terjadi perubahan tingkah laku, bertambah ilmu

pengetahuan, menjadi terampil, dan mempunyai sikap

positip dalam menghadapi masalah.

Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan

(Surya, 1992:23). Perubahan yang terjadi pada individu

sebagai hasil belajar akan nampak dalam penguasaan pola-

Page 32: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

17

pola respon yang baru terhadap lingkungan yang berupa

keterampilan, kebiasaan, sikap, kecakapan, pengetahuan,

maupun pengalaman.

Belajar adalah aktif dan merupakan fungsi dari situasi di

sekitar individu yang belajar serta diarahkan oleh tujuan

dan terdiri daritingkah laku yang menimbulkan adanya

pengalaman-pengalaman dan keinginan untuk memahami

sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar, maka

sebenarnya kita sedang membicarakan tentang perubahan

tingkah laku seseorang sebagai akibat interaksinya dengan

lingkungan.

Tidak berbeda dengan beberapa pendapat di atas,

Hamalik (1983:21) mengartikan belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

berkat pengalaman dan latihan. Dijelaskan lebih lanjut oleh

Hamalik, bahwa bentuk tingkah laku yang baru dimaksud

antara lain, dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan dalam

sikap, kebiasaan-kebiasaan, keterampilan - keterampilan,

perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pengertian-

pengertian baru. Pendapat yang hampir sama dikemukakan

oleh Dimyati dan Mudjiono (1994:282) bahwa, belajar adalah

kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan

Page 33: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

18

keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam

belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah; kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sedangkan akibat dari belajar, maka

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor makin

bertambah. Pada dasarnya pengertian belajar menekankan

kepada usaha individu untuk memperoleh perubahan

perilaku, dan perubahan tingkah laku dimaksud akan

nampak dalam penguasaan pola-pola respon yang baru

terhadap lingkungan yang berupa keterampilan, kebiasaan,

sikap, kecakapan, dan pengalaman.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar

diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan cara

mengolah bahan belajar sehingga terjadi peningkatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada diri seseorang

yang belajar.

b. Prestasi Belajar

Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah prestasi

belajar. Prestasi belajar dapat dicapai apabila siswa secara

tekun dan sungguh-sungguh berusaha merubah sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Karenanya

belajar merupakan perubahan perilaku individu yang positif

Page 34: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

19

dan fungsional. Melalui proses belajar mekanisme kegiatan

diaktualisasikan. Atas dasar pemikiran diatas, maka setiap

kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut

mencakup keseluruhan pribadi yang meliputi aspek-aspek

kognitif, afektif dan psikomotor, dapat disebut sebagai hasil

belajar secara keseluruhan. Dan untuk mengetahui

perubahan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan sekolah

maka diadakan penilaian. Hasil dari penilaian itu sebagai

indikator prestasi belajar yang dicapai siswa.

Terdapat beberapa pengertian prestasi belajar yang

dikemukakan oleh pakar dibidangnya. Buchori (1995:96)

mengartikan prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai atau

yang ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya, baik

berupa angka atau huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajarnya, yang dicapai masing-masing

anak dalam periode tertentu dalam belajar. Secara singkat

dikemukakan oleh Gunarsa (1982:84) bahwa prestasi belajar

adalah hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan usaha belajar. Berdasarkan dua pendapat

mengenai prestasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar setiap

siswa selama jangka waktu tertentu.

Page 35: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

20

Prestasi belajar dimaksud merupakan hasil jerih payah

yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar dalam

periode waktu yang telah ditentukan. Jadi prestasi belajar

merupakan hasil nyata dari siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar tertentu sesuai dengan kurikulum yang

telah ditentukan dengan criteria penilaian tertentu pula.

Dalam hal ini Surya (1992:91) menyebutkan bahwa prestasi

belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui

proses belajar disekolah, yang dinyatakan dengan nilai-nilai

prestasi belajar berdasarkan hasil tes.

Prestasi belajar dalam penelitian ini dinyatakan dalam

bentuk angka-angka (nilai) yang tercantum raport semester

ganjil pelajaran 2014/2015 pada setiap mata pelajaran yang

diasuh oleh guru di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

Sedangkan data prestasi belajar yang dikumpulkan adalah

angka raport dari kelas tertinggi yang diasuh oleh guru di SD

Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa maupun

dari luar diri siswa. Berkaitan dengan faktor tersebut, Surya

Page 36: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

21

(1992:87-88) berpendapat bahwa, kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa disebabkan oleh dua faktor utama,

yaitu; (1) faktor-faktor yang terletak dalam diri siswa (faktor

intern), dan (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa

(faktor ekstern). Faktor-faktor yang terletak pada diri siswa

antara lain; kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki

siswa, kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu,

kurang motivasi atau dorongan untuk belajar, situasi pribadi

atau emosional yang dihadapi oleh siswa, dan faktor

jasmaniah berupa cacat tubuh, gangguan kesehatan,

gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan

sebagainya. Sedangkan faktor ekstern ialah faktor yang

berasal dari lingkungan sekolah, situasi dalam keluarga, dan

situasi lingkungan sosial. Pendapat yang hampir sama

dikemukakan oleh Purwanto(1998:37-38) bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor ekstern

yaitu berasal dari luar diri si subyek belajar, dan faktor intern

yang berasal dari diri si subyek yang meliputi: faktor fisiologis

dan faktor psikologis. Dalam penjelasan selanjutnya,

Purwanto (1998:39) lebih menitik beratkan pada tinjauan

faktor intern dan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis.

Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan

landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan

Page 37: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

22

belajar secara optimal. Akan tetapi tanpa kehadiran faktor-

faktor psikologis dapat menghambat kelancaran proses

belajar, bahkan dapat menimbulkan masalah belajar. Faktor-

faktor psikologis yang memiliki peranan penting dalam

kegiatan belajar menurut Thomas F. Station yang dikutip

oleh Nasution (2006:61) sebagai berikut: (1) motivasi, yaitu

segenap daya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu, (2) konsentrasi, yaitu sebagai suatu kegiatan

memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi

belajar (3) reaksi, yaitu keterlibatan suatu fisik maupun

mental dalam menanggapi suatu stimulus yang muncul, (4)

mengorganisasi, yaitu menata bagian-bagian bahan

pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian, (5)

pemahaman, yaitu penguasaan materi pembelajaran,

mengerti makna bahan pembelajaran, dan mengerti

maksud bahan pembelajaran, (6) ulangan, yaitu mengingat

atau mempelajari kembali pelajaran yang telah dibahas,

sehingga bahan pelajaran yang telah dibahas akan semakin

jelas.

Berdasarkan kajian beberapa pendapat diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan

masalah belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun

berasal dari luar diri siswa. Secara rinci, faktor-faktor dari

Page 38: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

23

dalam diri siswa yang dapat menimbulkan masalah belajar

adalah sebagai berikut:

1) Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa,

kemampuan dasar (intelegensi) merupakan wadah bagi

kemungkinan tercapainya hasil belajar. Jika kemampuan

rendah maka hasil yang akan dicapai pun akan rendah

pula, dan pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan

belajar.

2) Kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar

tertentu, bakat sebagaimana halnya intelegensi

merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar. Siswa

yang kurang atau tidak berbakat dalam suatu kegiatan

belajar tertentu akan mengalami kesulitan belajar.

Keberhasilan dalam belajar banyak ditentukan oleh

minat dalam suatu pelajaran tertentu, kurangnya minat

akan lebih banyak menimbulkan masalah belajar.

3) Kurang motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa

motivasi yang kuat, siswa terasa lesu dan kurang gairah

dalam belajar sehingga berakibat rendahnya hasil belajar

siswa.

4) Situasi pribadi, terutama suasana emosional yang

dihadapi siswa-siswa tertentu, misalnya; pertentangan

yang dialami dalam dirinya, situasi kekecewaan

Page 39: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

24

(frustrasi), kesedihan yang sedang dialami, semua itu

dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.

5) Faktor-faktor jasmaniah, yaitu; keadaan cacat tubuh,

gangguan kesehatan, gangguan penglihatan,

pendengaran, dan gangguan jasmani lainnya dapat

menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.

6) Faktor-faktor bawaan (heredity), misalnya; buta warna,

kidal, cacat tubuh, dan sejenisnya. Faktor-faktor bawaan

dapat menghambat dan menyebabkan masalah dalam

belajar.

Sedangkan faktor-faktor dari luar diri siswa yang

menyebabkan masalah belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor lingkungan sekolah, yaitu lingkungan sekolah

yang kurang memadai bagi situasi belajar siswa, antara

lain; metode mengajar tidak tepat, sikap guru yang

kurang baik terhadap siswa, perlengkapan belajar

kurang, ruangan belajar sempit dan tidak teratur,

hubungan antar guru dan hubungan kepala sekolah

dengan guru kurang harmonis. Keadaan lingkungan

demikian dapat menjadi penyebab masalah belajar

siswa.

2) Situasi dalam keluarga, yaitu keadaan keluarga yang

kurang mendukung situasi belajar, antara lain;

Page 40: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

25

kekacauan rumah tangga (broken home), kurangnya

perhatian orang tua terhadap anak, ketidak mampuan

ekonomi orang tua untuk membiayai sekolah,

kurangnya persediaan perlengkapan belajar di rumah,

dan harapan atau tuntutan orang tua terhadap anak

terlalu tinggi sehingga anak merasa tertekan.

3) Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan

siswa, yaitu suatu pengaruh negatif dari pergaulan,

situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan

kebudayaan seperti film, bacaan, dan sebagainya.

d. Proses dan Hasil Belajar

Sebagaimana diketahui bahwa belajar merupakan

perubahan perilaku individu yang positip dan fungsional

untuk mencapai sesuatu tujuan. Proses belajar merupakan

sesuatu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan itu. Karena

itu proses belajar secara keseluruhan merupakan inti dari

proses pendidikan. Dengan proses belajar akan terjadi

perubahan pada individu sebagai subyek didik tentang

pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap dan aspek-

aspek lainnya. Untuk mencapai tujuan itu, mekanisme

kegiatan proses belajar perlu ditunjang dengan motif dan

minat dari subyek didik disamping kondisi dan situasi lain

yang kondusif. Pendapat Dollar & Miller dalam Hasan

Page 41: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

26

(1990:109) menegaskan bahwa keefektifan belajar

dipengaruhi oleh empat hal ialah: (1) adanya motivasi, (2)

adanya perhatian dan tahu sasaran, (3) adanya usaha

(response), (4) adanya evaluasi dan pemantapan hasil yang

diperoleh. Untuk mencapai keberhasilan belajar. motivasi

individu sangat menentukan disamping aspek-aspek lainnya.

Berbeda dengan pendapat di atas, Nasution (1985:)

mengemukakan tiga fase proses belajar yaitu, (1) informasi,

(2) transformasi, (3) evaluasi. Dalam pencapaian fase-fase

tersebut seperti informasi yang berupa tambahan

pengetahuan, transformasi penggunaan pengetahuan

kepada yang lebih luas dan pemanfaatan ilmu pengetahuan

memerlukan motivasi, minat, keinginan dari individu.

Proses dan keefektifan dalam belajar seperti

dikemukakan di atas menjelaskan bahwa keberhasilan

individu (siswa) dalam belajar diperlukan motivasi dan minat

terhadap mata pelajaran yang sedang dihadapi. Disamping

itu pula keinginan individu untuk mengetahui lebih luas

terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajarinya dan

dorongan untuk menemukan sendiri.

Pencapaian tujuan dimaksud sebagai hasil proses

belajar, individu (siswa) memperoleh informasi dan

mengolahnya sehingga terjadi pemahaman diri yang

Page 42: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

27

dimanifestasikan pada perubahan perilaku yang mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berkaitan dengan

rumusan hasil belajar, pendapat Bloom dan Krathwohl yang

dikutip oleh Irawan (1994:13) merumuskan hasil belajar

sebagai berikut: (1) aspek kognitif yang terdiri dari

pengetahuan (mengingat, menghafal), pemahaman

(menginterpretasikan), aplikasi (menggunakan konsep untuk

memecahkan suatu masalah), analisis (menjabarkan suatu

konsep), sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep

menjadi suatu konsep utuh), evaluasi (membandingkan nilai-

nilai, ide, metode dan sebagainya, (2) aspek afektif yang

terdiri dari pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya

sesuatu), merespon (aktif berpartisipasi), penghargaan

(menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu),

pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai nilai

tertentu), pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian

dari pola hidup), (3) aspek psikomotorik yang terdiri dari,

peniruan (menirukan gerak), penggunaan (menggunakan

konsep untuk melakukan gerak), ketepatan (melakukan

gerak dengan benar), perangkaian (melakukan beberapa

gerakan sekaligus dengan benar), naturalisasi (melakukan

gerak secara wajar). Secara lebih khusus, Burton (dalam

Samana, 1994:30) menggambarkan hasil belajar seseorang

Page 43: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

28

apabila telah memiliki kemampuan khusus dan peningkatan

keterampilan yang sejalan dengan kemampuan-kemampuan

yang dimilikinya.

Setelah mempelajari mekanisme proses belajar, maka

peranan guru sangat penting dalam usaha menumbuhkan

kepercayaan diri siswa sehingga timbul motivasi, minat dan

sikap belajar secara terus menerus dengan penuh

kesadaran.

Dengan demikian, kemampuan guru perlu ditingkatkan

agar kreatif dalam melaksanakan tugas dan inovatif dalam

menerapkan strategi pembelajaran. Maka pembinaan guru

terus diupayakan melalui kegiatan supervisI secara

berkelanjutan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

3. Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah

a. Pengertian Supervisi Pendidikan

Istilah supervisi secara umum dikenal dari bahasa

Inggris “supervsion”, yang artinya mengawasi, atau atasan

yang menilai kinerja bahawan. Supervisi dapat diartikan

sebagai bentuk pelayanan, bantuan professional, atau

bimbingan bagi guru-guru dan dengan melalui pertumbuhan

kemampuan guru hendak meningkatkan mutu pendidikan

dan pengajaran (Sutisna, 1993:271). Berkaitan dengan

istilah supervisi, Mangkunegoro (1986:33) menjelaskan

Page 44: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

29

bahwa dalam pelaksanaannya sering digunakan secara

bergantian dengan istilah pengawasan, pemeriksaan, dan

inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk

menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen

tercapai (Handoko,1992:46). Pengawasan juga dapat

diartikan suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar

pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan

dimaksudkan untuk melihat suatu kegiatan yang

dilaksanakan telah mencapai tujuan. Sedangkan inspeksi

dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan kekurangan

atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.

Berbeda dengan Sutisna (1993) yang menjelaskan bahwa

secara umum supervision diberi arti sama dengan direction

atau pengawasan dan ada kecenderungan untuk membatasi

pemakaian istilah supervisor pada orang-orang yang berada

dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hierarkhi

manajemen. Kedudukan yang setingkat dengan supervisor

adalah manajer lini pertama (first line management),

pengawas, atau mandor.

Dalam organisasi pendidikan, pengawas sekolah adalah

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan

wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan

Page 45: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

30

melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis

pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra

sekolah, dasar dan menengah (Nawawi, 1997:73).

Kedududukan pengawas dalam institusi pendidikan sangat

strategis karena melakukan penilaian sekaligus pembinaan

terhadap kinerja guru, kepala sekolah, dan staf administrasi

dalam pengelolaam pendidikan di sekolah. Penilaian

dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan yang

ditetapkan, sedangkan pembinaan bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah

dan petugas administrasi dalam pencapaian tujuan

pendidikan. Salah satu tugas penting pengawas adalah

melakukan supervisi secara rutin dan berkelanjutan di

sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang

secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor

agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya

dalam memberikan layanan kepada orang tua peserta didik

dan sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni

(1991) sebagai berikut: “Supervision is a process designed to

help teacher and supervisor learn more about their practice;

to better able to use their knowledge and skills to better

serve parents and schools; and to make the school a more

Page 46: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

31

effective learning community”. Hal senada dikemukakan oleh

Lipham dkk (1985) bahwa, Supervision is provided for

improving the teaching and learning environment of the

school”. Supervisi tidak hanya membantu guru dalam

meningkatkan kemampuan mengajar, tetapi juga menambah

pengetahuan bagi supervisor secara sinergi menciptakan

lingkungan sekolah yang kondusif.

Pendapat Jones yang dikutip Pidarta (1988) menjelaskan

bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan

terutama untuk mengembangkan efefktivitas kinerja

personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas

utama pendidikan. Dalam definisi di atas,supervisi

dipandang sebagai sub sistem dari sistem administrasi

sekolah. Sebagai sub sistem, supervisi tidak terlepas dari

sistem administrasi yang juga menyangkut tenaga non guru,

termasuk kepala sekolah dan petugas administrasi. Namun

titik berat supervisi adalah perbaikan dan pengembangan

kinerja guru yang langsung menangani peserta didik.

Melalui perbaikan dan pengembangan kinerja guru,

diharapkan proses pengajaran dapat berkembang, pada

akhirnya berdampak pada efektivitas proses pembelajaran.

Secara lebih khusus, Sutisna (1993) mengartikan supervisi

Page 47: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

32

sebagai bantuan dalam mengembangkan situasi belajar-

mengajar yang lebih baik. Dengan perkataan lain, supervisi

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang disediakan untuk

membantu para guru untuk meningkatkan kemampuan

dalam menjalankan tugas pengajaran. Peran supervisor

adalah membantu, memotivasi dan mendukung guru agar

semakin matang (mature) dan mandiri dalam menjalankan

tugas utamanya. Tidak berbeda dengan pendapat di atas,

Satmoko (1992:154) mengartikan supervisi adalah bantuan

yang diberikan kepada seluruh staf untuk mengembangkan

situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Bantuan yang

diberikan kepada staf dalam hal ini para guru meliputi teknis

administratif dan teknik edukatif Teknik administratif

berkenaan dengan persiapan bahan pengajaran, penataan

dokumen-dokumen penilaian, penyiapan berkas laporan

kemajuan belajar siswa atau data yang berkaitan dengan

laporan pengajaran pada akhir tahun ajaran. Sedangkan

bantuan teknik edukatif berupa bimbingan kepada guru

untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran antara lain, masalah siswa, pemilihan berbagai

strategi pembelajaran, analisis kurikulum, pemilihan sumber

belajar, ataupun penggunaan media belajar.

Page 48: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

33

Dengan istilah yang berbeda, Supandi (1990)

mengartikan supervisi pendidikan adalah bantuan yang

diberikan kepada personel pendidikan untuk

mengembangkan proses pendidikan yang lebih baik.

Personel pendidikan dimaksud meliputi kepala sekolah, guru,

dan petugas sekolah lainnya termasuk staf administrasi.

Dalam menjalankan tugasnya, personel sekolah sering

menghadapi masalah-masalah pendidikan, karena itu

pengawas sekolah perlu melakukan bimbingan dan

pengarahan dalam bidang administratif ataupun bidang

akademik terutama perbaikan pada aspek pengelolaan

pengajaran yang dilakukan oleh guru. Guru perlu mendapat

bimbingan ataupun bantuan supervisor dalam memecahkan

masalah-masalah pembelajaran agar proses dan hasil

pembelajaran dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.

Istilah supervisi pendidikan dan supervisi pengajaran

dalam pelaksanaannya sering digunakan secara bergantian,

dan mempunyai arti yang tidak berbeda karena keduanya

memberikan bantuan perbaikan pengajaran sehingga proses

pendidikan di sekolah berjalan dengan baik.

Page 49: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

34

b. Tujuan dan Fungsi Supervisi

1) Tujuan Supervisi

Prestasi belajar siswa dapat dicapai tidak terlepas

dari peranan pengawas, kepala sekolah dan guru. Tugas

pokok guru adalah mengajar dan membantu siswa

menyelesaikan masalah-masalah belajar dan

perkembangan pribadi dan sosialnya. Kepala sekolah

memimpin guru dan siswa dalam proses pembelajaran

serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi.

Pengawas melakukan supervisi dan memberikan

bantuan kepada kepala sekolah, guru dan siswa dalam

mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses

pendidikan berlangsung.

Dikemukakan oleh Sahertian dan Rohmadi (1990:45)

bahwa tujuan supervisi ialah memperkembangkan situasi

belajar dan mengajar yang lebih baik. Yang dimaksud

situasi belajar dan mengajar ialah situasi dimana terjadi

proses interaksi antara guru dengan siswa dalam usaha

mencapai tujuan belajar yang ditentukan. Usaha ke arah

perbaikan pembelajaran ditujukan kepada pencapaian

tujuan akhir pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak

yang mandiri. Lebih lanjut dikemukakan oleh Sahertian

dan Mataheru, bahwa tujuan konkrit supervisi pendidikan

Page 50: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

35

yaitu (1) membantu guru melihat dengan jelas tujuan-

tujuan pendidikan, (2) membantu guru dalam membim-

bing pengalaman belajar murid-murid, (3) membantu

guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar,

(4) membantu guru dalam menggunakan metode-

metode/alat-alat pembelajaran, (5) membantu guru

dalam memenuhi kebutuhan belajar murid murid, (6)

membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid

dan hasil pekerjaan guru itu sendiri, (7) membantu guru

dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru

dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka,

(8) membantu guru baru di sekolah sehingga mereka

merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya, (9)

membantu guru agar lebih mudah mengadakan

penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar, (10)

membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan

sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya. Tujuan

supervisi di atas merupakan usaha atau bantuan yang

dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru untuk

meningkatkan kemampuan pengelolaan pengajaran

termasuk pertumbuhan kepribadian dan sosialnya.

Page 51: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

36

Purwanto (1998:3) mengemukakan bahwa tujuan

supervisi adalah mengembangkan iklim yang kondusif

dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui

pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan

kalimat lain, tujuan supervisi pengajaran adalah

membantu dan memberikan kemudahan kepada para

guru untuk belajar meningkatkan kemampuan mereka

guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Secara

lebih operasional, tujuan supervisi menurut Ametembun

(Mulyasa, 2003) adalah (1) membina kepala sekolah dan

guru agar lebih memahami tujuan pendidikan, (2)

meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan guru-

guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang lebih efektif, (3) membantu

kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara

kritis terhadap aktivitas kerja, persoalan pembelajaran,

serta membantu merencanakan perbaikan-perbaikan, (4)

meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru

serta petugas sekolah lainnya terhadap cara kerja yang

demokratis, serta kesediaan untuk tolong-menolong, (5)

memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan

motivasi berprestasi, (6) membantu kepala sekolah untuk

mensosialisasikan program pendidikan di sekolah

Page 52: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

37

kepada masyarakat, (7) melindungi warga sekolah yang

disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik-

kritik yang tidak sehat dari masyarakat, (8) membantu

kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi

aktivitasnya untuk mengembangkan kreativitas peserta

didik, (9) mengembangkan rasa kesatuan (kolegialitas)

sesama guru.

Supervisi pendidikan berperan memberikan

kemudahan dan membantu kepala sekolah dan guru

mengembangkan potensi secara optimal. Supervisi

harus dapat meningkatkan kepemimpinan kepala

sekolah sehingga dapat mencapai efektivitas dan

efisiensi program sekolah secara keseluruhan. Melalui

supervisi, guru diberi kesempatan untuk meningkatkan

kinerja, dilatih untuk memecahkan berbagai

permasarlahan yang dihadapi. Dalam merumuskan

program sekolah, guru diberi kesempatan untuk

memberikan masukan dan penilaian program yang

disusun. Keterlibatan guru secara penuh dapat

meningkatkan rasa kebersamaan dan berdampak pada

peningkatan semangat kerja. Dengan demikian tujuan

supervisi pendidikan adalah meningkatkan kemampuan

profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah, dan

Page 53: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

38

personel sekolah lainnya agar proses pendidikan di

sekolah lebih berkualitas. Dan yang utama, supervisi

pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi,

dan kolaborasi, bukan berdasarkan paksaan dan

kepatuhan. Dengan demikian, akan timbul kesadaran,

inisiatif, dan kreativitas personel sekolah.

2) Fungsi Supervisi

Supervisi mempunyai fungsi ganda, untuk

meningkatkan kemampuan mengajar guru dan untuk

pengembangan kurikulum. Burton (Oliva, 1984: 16)

mengidentifikasi fungsi supervisi sebagai berikut: “(1)

The improvement of the teaching act, (2) The

improvement of teachers in service, (3) The selection

and organization of subjectmatter, (4) Testing and

measuring, and (5) The rating of teachers”. Sedangkan

Oliva sendiri membagi fungsi supervisi menjadi tiga

yaitu, pengembangan staf (staff development),

pengembangan kurikulum (curriculum development), dan

perbaikan pengajaran (instructional development).

Pengembangan staf dimaksudkan sebagai pembinaan

terhadap kepala sekolah, guru-guru dan personel

sekolah lainnya agar meningkatkan kemampuan dan

kinerjanya serta saling bekerjasama dalam merealisasi

Page 54: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

39

program pendidikan di sekolah. Pengembangan

kurikulum adalah pengkajian kurikulum disesuaikan

dengan kebutuhan dan perkembangan lingkungan.

Pengembangan kurikulum termasuk dalam kegiatan

memperbaharui program pembelajaran,

mengembangkan bahan instruksional, memilih bahan

ajar, mengembangkan media pembelajaran, dan

menentukan strategi/metode yang tepat untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan

pengajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru

secara berkelanjutan dengan menyesuaikan

perkembangan kurikulum maupun tuntutan terhadap

kemajuan Iptek. Perbaikan pembelajaran dapat

dilakukan dari sisi perencanaan, materi (subject matter)

maupun metode pembelajaran Bahan yang dipersiapkan

untuk pembelajaran berdasarkan kurikulum terbaru dan

dilengkapi dengan bahan-bahan pembelajaran penting

yang belum tercakup dalam perencanaan pembelajaran.

Sedangkan Gwyn (dalam Santoso, 2000)

membedakan tiga tanggung jawab utama seorang

supervisor adalah (1) bertanggung untuk menolong guru-

guru secara individual, (2) bertanggung jawab dalam

mengkoordinir dan lebih memperbaiki seluruh staf

Page 55: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

40

sekolah dalam melakukan tugas pelayanan pendidikan

dan pengajaran di sekolah, (3) bertanggung jawab dalam

mendayagunakan berbagai sumberdaya manusia

sebagaimana sumber yang membantu pertumbuhan

guru dan sekaligus sebagai penerjemah program-

program di sekolah, maupun kepada masyarakat.

Secara makro, Sutisna (1993:75) berpendapat bahwa

fungsi supervisi adalah (1) sebagai penggerak

perubahan, (2) sebagai program pelayanan untuk

memajukan pengajaran, (3) meningkatkan kemampuan

hubungan manusia, (4) sebagai kepemimpinan

kooperatif.

Supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan,

seringkali guru menganggap tugas mengajar sebagai

pekerjaan rutin, dari waktu-kewaktu tidak mengalami

perubahan baik segi materi maupun metode/pendekatan.

Menghadapi keadaan yang demikian, perlu ada inisiatif

dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan

guru agar melakukan pembaharuan materi pembelajaran

sesuai dengan kemajuan Iptek dan kebutuhan

lingkungan. Demikian pula dalam menerapkan metode

pembelajaran, guru terus didorong agar berani

melakukan uji coba dan menerapkan metode sesuai

Page 56: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

41

dengan materi yang dibahas. Lebih lanjut dijelaskan oleh

Sutisna (1993:87) bahwa pengawas, penilik, dan orang-

orang yang diserahi tanggung jawab khusus tentang

supervisi, jika menginginkan perubahan, maka mereka

harus menghargai perbedaan pandangan, menilai tinggi

guru yang kreatif dan imajinatif.

Supervisi berfungsi sebagai program pelayanan

untuk memajukan pengajaran, dalam situasi belajar

sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun

siswa. Guru sering menghadapi kesulitan dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran, karena itu supervisor memberikan

bimbingan kepada guru agar dapat mengelola

pembelajaran secara lebih efektif termasuk bantuan

menyelesaikan masalah masalah belajar siswa.

Supervisi berfungsi meningkatkan kemampuan

hubungan manusia, untuk mencapai tujuan, guru

ataupun kepala sekolah tidak dapat melakukan sendiri,

maka perlu kerjasama dan bantuan sesama guru, kepala

sekolah ataupun dengan masyarakat. Pada

kenyataannya, tidak semua guru dan kepala sekolah

mampu melaksanakan hubungan kerjasama dengan

pihak-pihak yang terkait, maka tugas supervisor

Page 57: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

42

membantu guru mengenali diri dan mengenali tugas-

tugasnya, serta bagaimana dapat menyelesaikannya.

Dan lebih penting adalah membantu guru dan kepala

sekolah untuk meningkatkan kerjasama dengan orang

tua siswa, masyarakat maupun dengan instansi terkait.

Supervisi sebagai kepemimpinan kooperatif,

keberhasilan supervisi tidak hanya ditentukan oleh

kemampuan supervisor dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, akan tetapi memerlukan dukungan dan

partisipasi dari kepala sekolah, guru-guru, konselor, dan

orang tua siswa secara bersama-sama ikut memikirkan

perkembangan anak didik ke arah tercapainya tujuan-

tujuan sekolah. Karena itu tugas supervisor bukan hanya

menilai kinerja guru, melainkan turut membantu guru

untuk memajukan proses pembelajaran.

Pelaksanaan fungsi-fungsi sebagaimana disebutkan

di atas, harus dilaksanakan secara kontinyu, konsisten

dan terpadu dengan antara program supervisi dengan

program pendidikan di sekolah. Sebab inti dari kegiatan

supervisi adalah pembinaan terhadap kemampuan

profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya agar

tercipta iklim belajar yang kondusif.

Page 58: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

43

3) Pendekatan Supervisi

Terdapat beberapa macam pendekatan supervisi

yang dapat dilakukan, dan pilihan terhadap pendekatan

didasari oleh pertimbangan dan alasan tertentu. Wiles

dan Oliva (1987:56) mengemukakan bahwa pendekatan

utama supervisi adalah meliputi, collaborative

supervision dan clinical supervison. Sedangkan

Sergiovanni (1991:67) mengklasifikasi pendekatan

supervisi menjadi empat macam yaitu, (1) supervisi klinis

(clinical supervision), (2) supervisi kolegial (collegial

supervision), (3) Supervisi individual (selfdirected

supervision), dan (4) Supervisi informal (informal

supervision). Soewono (1991:45) berpendapat bahwa

pada masa kini terdapat kecenderungan kegiatan

supervisi pengajaran mengarah kepada supervisi klinis.

Lebih lanjut Nurtain menjelaskan bahwa pemilihan

terhadap supervisi klinis sebagai pendekatan dengan

alasan; pengajaran tidak dapat dipandang hanya proses

penyampaian pengetahuan saja, akan tetapi suatu

perbuatan yang komplek melibatkan unsur teknologi,

ilmu, seni, dan pilihan nilai.

Pada prinsipnya tidak ada suatu pendekatan tunggal

yang dapat digunakan untuk segala situasi dan tempat.

Page 59: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

44

Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang

dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk

kepentingan dimaksud, berikut di uraikan pendekatan

kolegial, pendekatan individual dan pendekatan klinis.

4) Pendekatan Kolegial

Supervisi kolegial atau supervisi rekanan diistilahkan

dalam beberapa nama antara lain, peer supervision,

cooperative professional development, dan bahkan

sering disebut collaborative supervision. Supervisi

kolegial sebagai proses formal moderat dimana dua

orang guru atau lebih bekerjasama untuk kepentingan

perkembangan profesional guru, sebagaimana

dikemukakan oleh Glatthorn (Sergiovanni, 1991: 303)

sebagai berikut: “Collegial supervision as a moderately

formalized process by which two or more teachers

agreed to work together for their own professional

growth, usually by observing each other’ sclassroom,

giving each other feedback about the observation, and

discussing shared professional concerns”. Kegiatan

supervisi kolegial dilakukan dengan saling mengadakan

observasi kelas masing-masing, dan selanjutnya saling

memberikan balikan tentang observasi yang dilakukan,

dan membahas masalah-masalah profesional mereka.

Page 60: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

45

Bentuk supervisi kolegial menurut Orlosky

(1984:183-186) antara lain pertemuan guru-guru (faculty

meetings), lokakarya (workshops), dan observasi

sesama guru di kelas (teachers observing teachers).

Pertemuan guru-guru (faculty meetings) harus

mempunyai agenda yang jelas dan membicarakan topik-

topik yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan di

sekolah. Kegiatan dalam pertemuan guru-guru meliputi,

(1) guru tergabung dalam kelompok-kelompok kecil

menentukan topik yang menarik untuk didiskusikan, (2)

guru melakukan curah pendapat (brain storming)

berkaitan dengan isue yang dikemukakan, (3) guru

bertukar pengalaman dalam penggunaan sumber belajar

atau media, (4) berdiskusi untuk menyelesaikan masalah

siswa, (5) merencanakan program bersama, (6)

mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh guru,

(7) menindaklanjuti hasil evaluasi dan program

pembelajaran, (8) berbagi pengalaman antar guru

mengenai keberhasilan dan kegagalan dalam

melaksanakan pembelajaran, (9) mendiskusikan

berbagai upaya untuk meningkatkan suasana kerja yang

lebih baik, (10) ikut memikirkan masalah administratif di

Page 61: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

46

sekolah dan memberikan masukan kepada kepala

sekolah.

Supervisi kolegial dapat juga dilakukan melalui

lokakarya (workshops) yaitu suatu kegiatan kelompok

yang terdidi dari kepala sekolah, supervisor (pengawas)

dan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi

melalui percakapan dan bekerja secara kelompok

.Setiap peserta/anggota dalam lokakarya berusaha untuk

mengembangkan kesanggupan berfikir dan bekerja

bersama-sama, baik mengenai masalah-masalah yang

bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis dengan

maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan

umumnya dan kemampuan profesional masing-masing

anggota. Prosedur pelaksanaan lokakarya (workshops)

sebagai berikut, (1) merumuskan tujuan, output yang

akan dicapai, (2) merumuskan pokok-pokok masalah

yang akan dibahas secara rinci, (3) menentukan strategi

pemecahan masalah yang meliputi, merumuskan

masalah yang akan dibahas, tujuan pembahasan,

metode pembahasan, menentukan alat atau bahan

perlengkapan yang digunakan selama lokakarya,

merumuskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dan

merumuskan simpulan dan saran-saran.

Page 62: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

47

Observasi sesama guru di kelas (teachers observing

teachers) dapat dikategorikan supervisi kolegial karena

melibatkan sesama rekan guru secara bergantian untuk

melihat dan menilai kegiatan pembelajaran di kelas dengan

mencatat keberhasilan dan kekurangannya. Sedangkan

tujuan observasi sesama guru adalah untuk memperoleh

data yang lengkap dan objektif tentang proses pembelajaran

termasuk aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung,

selanjutnya informasi yang diperoleh dapat dijadikan balikan

(feedback) bagi rekan guru yang diobservasi maupun bagi

diri guru yang bersangkutan. Instrumen (alat) untuk

melakukan observasi dapat berupa check list yaitu daftar

item-item yang sudah dipersiapkan lebih dahulu sehingga

guru tinggal mencocokkan pilihan yang tersedia dengan

kenyataan di kelas. Alat observasi lainnya dapat berupa

lembar observasi kelas, tujuannya adalah untuk mengetahui

tingkat keberhasilan seorang guru dalam mengembangkan

sistem instruksional yang menjadi tanggung jawabnya.

Aspek-aspek penting yang tertulis dalam lembar observasi

antara lain, (1) kemampuan guru dalam merumuskan tujuan

pembelajaran, kompetensi dasar serta indikator yang harus

dicapai setiap mata pelajaran, (2) pencapaian target setiap

pertemuan (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Page 63: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

48

berlangsung, (4) kreativitas anak dalam memecahkan

kesulitan yang dihadapi secara individu maupun kelompok,

(5) kemampuan guru dalam mengelola kelas, (6)

keterampilan guru dalam menggunakan media atau alat

peraga, (7) kemampuan guru dalam membantu kesulitan

belajar anak.

5) Pendekatan Klinis

Supervisi klinis dikembangkan oleh Robert Hammer dan

Moris Kogan tahun 1973 serta rekan-rekannya di Universitas

Harvard. Tujuannya adalah mencari pendekatan yang lebih

efektif dalam supervisi pengajaran. Hingga kini, gagasan

tentang supervisi klinis telah berkembang dan mengalami

penyesuaian. Cogan (dalam Wiles dan Lovell, 1993: 168)

mengemukakan bahwa definisi supervisi klinis adalah

sebagai berikut: “Clinical supervision may therefore be define

as the rationale and practice designed to improve the

teacher’s classroom performance. It takes its principal data

from the events of the classroom. The analysis of these data

and the relationship between teacher and supervisor form

the basis of the program, procedures and strategies

designed to improve the student’s learning by improving the

teacher’s classroom behavior”.

Page 64: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

49

Berdasarkan definisi di atas, supervisi klinis dirancang

untuk meningkatkan performansi guru kelas. Untuk

kepentingan dimaksud diperlukan data dari kepala sekolah

mengenai kejadian di kelas. Analisis dari peristiwa dikelas

dan hubungan antara guru dan supervisor merupakan dasar

bagi program, prosedur, dan strategi yang dirancang untuk

meningkatkan pembelajaran siswa dengan cara

meningkatkan perilaku guru kelas. Tidak berbeda dengan

pendapat di atas, Baron (2001:87) mengartikan supervisi

klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada

peningkatan pembelajaran dengan tahapan atau melalui

siklus yang sistematis dalam perencanaan, pengamatan

serta analisis yang logis dan intensif mengenai penampilan

mengajar yang nyata, dalam mengadakan perubahan

dengan cara yang rasional. Sedangkan tahapan atau siklus

dalam pendekatan klinis menurut beberapa ahli yang dikutip

oleh Oliva (1984:98) sebagai berikut: Goldhammer, Nergery

(1991:80) meliputi lima langkah yaitu, (1) pre observation

conference, (2) observation, (3) analysis and strategy, (4)

supervision conference, dan (5) postconference analysis.

Selanjutnya Pedhazur (1982:75) membagi tahapan supervisi

klinis adalah (1) planing, (2) observation, dan (3) evaluation

or analysis. Hal yang sama dikemukakan oleh Russel

Page 65: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

50

(1993:80) bahwa siklus pendekatan klinis meliputi (1)

planning conference, (2) classroom observation, dan (3)

feedback conference.

Pendapat para ahli tentang supervisi klinis terdapat

pengembangan dalam tahap-tahap perencanaan maupun

pada pelaksanaannya. Namun pada dasarnya para ahli

mempunyai prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis

berlangsung dalam suatu proses yang berbentuk siklus

dengan tiga tahap yaitu (1) pertemuan awal, (2) tahap

obrservasi kelas, dan (3) tahap pertemuan balikan/evaluasi.

Terjadinya variasi dalam pengembangan tahap supervisi

klinis disebabkan oleh pemberian tekanan secara eksplisit

dalam beberapa kegiatan yang terdapat dalam tahap

tertentu. Pada tahap pertemuan awal terdapat kegiatan-

kegiatan; pembahasan pemantapan hubungan antara guru

dengan supervisor, membuat perencanaan bersama. Pada

tahapan terakhir dari supervisi klinis terdapat kegiatan-

kegiatan; analisis data hasil observasi, pertemuan untuk

mendiskusikan hasil observasi. Prosedur supervisi klinis

disebut “siklus” karena ketiga tahapan itu merupakan suatu

proses yang berkelanjutan, pada akhir tahap ketiga

(pertemuan balikan) sudah mulai dibicarakan bahan

Page 66: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

51

masukan (input) untuk tahap pertama (pertemuan awal)

pada siklus berikutnya.

6) Pendekatan Individual

Pendekatan individual dalam supervisi juga sering

disebut wawancara individual yaitu suatu kesempatan yang

diciptakan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk bekerja

secara individual dengan guru sehubungan dengan

masalah-masalah profesionalnya (Sutisna, 1993:85).

Masalah-masalah yang mungkin dibicarakan melalui

pembicaraan individual antara lain; masalah pembelajaran,

masalah kesulitan belajar siswa, hubungan antar guru, atau

bahkan guru dimintai pendapat berkaitan dengan kebijakan-

kebijakan kepala sekolah. Tema yangmenjadi pembicaraan

berkaitan dengan tugas-tugas guru sehingga mereka

terbantu untuk mengembangkan diri. Pendekatan ini

menekankan pada tanggung jawab pribadi guru terhadap

perkembangan profesionalnya. Guru membuat rancangan

pembelajaran, selanjutnya rancangan tersebut disampaikan

kepada supervisor, kepala sekolah atau pihak lain yang

kompeten. Pada akhir semester biasanya guru dan

supervisor bertemu untuk membicarakan kendala-kendala

yang dihadapi selama melaksanakan program pembelajaran.

Dalam pertemuan secara face to face, guru diharapkan

Page 67: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

52

dapat menunjukkan dan memberikan beberapa bentuk

dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pencapaian

tujuan. Masalah pencapaian menjadi fokus dalam supervisi,

sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni (1991: 304)

sebagai berikut: “A number of problems are associated with

approaches to supervision that rely heavily on target setting”.

Pendekatan individual bermanfaat bagi guru untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya. Masalah yang

didiskusikan dengan supervisor (pengawas/kepala sekolah)

dapat juga berkaitan dengan permasalahan kerjasama

dengan guru lain atau berkaitan dengan permasalahan

orang tua siswa. Pendekatan individual dapat dilakukan

dengan teknik-teknik kunjungan kelas, pembicaraan

individual, atau kunjungan kelas antar guru (Sutisna,

1993:268-269). Sedangkan Sahertian menggolongkan

pendekatan individual terdiri dari (1) perkunjungan kelas, (2)

observasi kelas, (3) percakapan pribadi, (4) saling

mengunjungi kelas, (5) menilai diri sendiri (self evaluation).

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan individual

dengan teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan

mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.

4. Teknik Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah

a. PengertianSupervisi Kunjungan Kelas

Page 68: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

53

Sebagaimana di ketahui bahwa, supervisi kunjungan

kelas merupakan salah satu pendekatan supervisi individual.

Supervisi kunjungan kelas adalah kegiatan kepala

sekolah/pengawas sekolah mengunjungi kelas tempat guru

sedang melaksanakan pembelajaran (Sahertian dan

Mataheru, 1985:45). Kepala sekolah maupun pengawas

dalam melaksanakan supervisi kepada guru di kelas

dilengkapi dengan lembar observasi/kuesioner yang

dijadikan alat ukur keberhasilan guru dalam membelajarkan

siswa. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh

Sutisna (1993:268) bahwa supervisi kunjungan kelas adalah

pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau

pengawas terhadap guru yang sedang mengajar dan melihat

alat, metode, dan sarana belajar lainnya di kelas. Aspek

yang diamati oleh supervisor di kelas tidak hanya kegiatan

guru dalam membelajarkan siswa, akan tetapi termasuk

sarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan

pembelajaran antara lain media, ketepatan metode

pembelajaran dengan materi pelajaran, termasuk

ketersediaan bahan ajar lainnya.

Dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dapat

dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahun, dengan

pemberitahuan terlebih dahulu, atau atas permintaan guru.

Page 69: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

54

Tapi satu hal yang pasti ialah dalam supervisi kunjungan

kelas terjadi dialog antara guru dan kepala sekolah. Melalui

dialog itu guru akan melihat kelebihan dan kekurangannya.

Guru mendapat pengalaman yang dapat memotivasi untuk

melakukan refleksi. Dalam konteks penelitian ini

menggunakan teknik supervisi kunjungan kelas dengan

memberitahu guru terlebih dahulu agar guru dapat

mempersiapkan diri dari segi mental, penguasaan materi

dan strategi pembelajaran maupun pengelolaan kelas.

b. Langkah-langkah Supervisi Kunjungan Kelas

Supervisi kunjunagan kelas dilaksanakan melalui

tahapan atau langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan

dapat berjalan lancar dan mencapai target yang di tentukan.

Langkah-langkah supervisi kunjungan kelas meliputi ,(1)

tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan pembuatan kerangka

kerja, instrumen penilaian dipersiapkan oleh supervisor

dan guru sebaiknya juga mengetahui indikator-indikator

yang menjadi objek penilaian. Selanjutnya guru

diberitahukan waktu akan diadakan supervisi. Aktivitas-

aktivitas yang dilakukan pada tahap persiapan ialah (1)

menilai pencapaian belajar siswa pada bidang studi

Page 70: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

55

tertentu, (2) mempersiapkan instrumen atau alat

observasi kunjungan kelas, (3) memberitahukan kepada

guru yang akan disupervisi termasuk waktu kunjungan,

(4) mengadakan kesepakatan pelaksanaan supervisi.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai rencana pembelajaran (RP) yang

telah dibuat. Selanjutnya supervisor melakukan observasi

berdasarkan instrumen atau pedoman observas yang

telah disediakan. Tahap pelaksanaan supervisi

kunjungan kelas sebagai berikut, (1) supervisor bersama

guru memasuki ruang kelas tempat proses pembelajaran

akan berlangsung, (2) guru menjelaskan kepada siswa

tentang maksud kedatangan supervisor di ruang kelas,

(3) guru mempersilakan supervisor untuk menempati

tempat duduk yang telah disediakan, (4) guru mulai

melaksanakan kegiatan mengacu pada rencana

pembelajaran (RP) yang telah dibuat, (5) supervisor

mengobservasi penampilan guru berdasarkan format

observasi yang telah disepakati, (6) setelah guru selesai

melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,

bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang

kelas dan pindah ke ruang guru atau ruang pembinaan.

Page 71: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

56

3) Tahap Evaluasi dan Balikan

Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas adalah

evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini kepala

sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama

observasi terhadap guru selama melaksanakan proses

pembelajaran. Tahap evaluasi merupakan diskusi umpan

balik antara supervisor (kepala sekolah) dan guru.

Suasana pertemuan penuh persahabatan, bebas dari

prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor

memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat

mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses

pembelajaran berlangsung.

Dasar dari balikan terhadap guru adalah

kesepakatan tentang item-item observasi yang

digunakan, sehingga guru menyadari tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran. Secara

lebih konkrit langkah-langkah evaluasi dan balikan

sebagai berikut, (1) kepala sekolah menanyakan

perasaan guru selama proses observasi berlangsung

untuk menciptakan suasana santai agar guru tidak

merasa diadili, (2) kepala sekolah memberikan

penguatan kepada guru yang telah melaksanakan

pembelajaran dalam suasana penuh persahabatan, (3)

Page 72: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

57

kepala sekolah bersama-sama guru membicarakan

kembali kontrak yang pernah dilakukan mulai dari tujuan

pengajaran sampai evaluasi pengajaran, (4) Supervisor

menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis

dan diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada

guru untuk menganalisis data dan menginterpretasikan,

selanjutnya didiskusikan bersama,(5) menanyakan

kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil

analisis dan interpretasi data hasil observasi, dan

meminta guru menganalisis proses dan hasil

pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa, (6)

bersama-sama guru, supervisor membuat kesimpulan

tentang hasil pencapaian latihan pembelajaran yang telah

dilakukan.

5. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi

Guru sebagai pendidik dan agen pembelajaran perlu

menguasai keterampilan dan kompetensi tertentu agar dapat

melaksanakan tugas yang dibebankan. Istilah kompetensi

berasal dari bahasa Inggris Competency yang berarti

kecakapan, kemampuan dan wewenang. Seseorang

dinyatakan kompetendi bidang tertentu jika menguasai

kecakapan bekerja sebagai suatu keahlian sesuai bidangnya

Page 73: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

58

(Supriadi, 1998:97). Sementara Sahertian (1992: 23)

mengartikan kompetensi sebagai kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan

dan latihan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan

latihan dengan standar dan kualitas tertentu sesuai dengan

tugas yang akan dilaksanakan. Hal senada dikemukan oleh

Supandi (1990:91) bahwa kompetensi adalah seperangkat

kemampuan untuk melakukan sesuatu jabatan, dan bukan

semata-mata pengetahuan saja. Kompetensi menuntut

kemampuan kognitif, kondisiafektif, nilai-nilai, dan

keterampilan tertentu yang khas dan spesifik berkaitan

dengan karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan.

Spesifikasi kemampuan tersebut dimaksudkan agar guru

dapat melaksanakan tugas secara baik dan berkualitas.

Kompetensi (competency) merupakan kebulatan

penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan bisa dicapai

seseorang setelah menyelesaikan suatu program

pendidikan (Dirjen PMPTK, 2006). Dalam bidang keguruan,

Samiyono (1998: 45) mengartikan kompetensi sebagai

penguasaan sejumlah konsep dan asas-asas keguruan (segi

kognitif), nilai serta sikap keguruan (segi afektif), dan secara

nyata mampu melaksanakan tugas keguruan yang

Page 74: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

59

terstandar (menguasai kecakapan keguruan yang dituntut

atau dipersyaratkan oleh profesi guru). Guru yang

memenuhi kriteria dan persyaratan suatu jabatan berarti

berwenang atas jabatan atau tugas yang diberikan dengan

kata lain memenuhi persyaratan kompetensi.

Dengan demikian kompetensi guru adalah

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan guru dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

secara konsisten yang memungkinkannya menjadi

kompeten atau berkemampuan melaksanakan tugas

keguruan yang dipersyaratkan oleh profesi keguruan.

Guru adalah seorang pendidik sebagai insan yang mulia

dan berjasa karena merekalah yang bertanggung jawab

mendidik manusia bagi melahirkan generasi Muslim yang

beriman dan beramal soleh serta sanggup melaksanakan

tugas terhadap diri, keluarga, masyarakat dan negara. Guru

dalam sejarah hidupnya senatiasa menghargai kejayaan

anak didiknya serta sanggup berkorban dan melakukan apa

saja untuk manfaat dan kesejahteraan orang lain. Firman

Allah Swt. di dalam Al-Quran :

درجت العلم أوتوا والذین منكم ءامنوا الذین الله یرفع

Terjemahannya: “Supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari

Page 75: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

60

kalangan kamu) beberapa derajat”. (Q.S.28.58.Surah Al-MujaadIlah ayat 11).

Peranan guru sangat luas. Guru adalah pendidik,

pembimbing dan pendorong. Dia juga penyampai ilmu,

penggerak dan penasihat. Ini bermaksud, guru atau pendidik

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

mencabar, kepentingan peranan guru itu memang tidak

dapat dinafikan karena boleh dikatakan setiap ahli

masyarakat pada zaman ini melalui pendidikan yang

diberikan oleh guru.

Islam meletakkan tugas sebagai guru yang

melaksanakan tugas tarbiyah adalah di tempat yang

sungguh mulia, seluruh masa yang digunakan dikira sebagai

ibadah, setiap langkah dari rumah ke sekolah dan pulang ke

rumah dari sekolah akan mendapat satu pahala dan

dihapuskan satu dosa, menyampaikan ilmu secara hikmah

dan ikhlas semata-mata karena Allah merupakan jihad yang

paling tinggi pada pandangan Islam seperti mana yang

dituntut dalam syariat Islam.

Firman Allah Swt. maksudnya: “Serulah ke jalan

Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan

dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan

Page 76: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

61

mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih

baik”.(Q.S.14 .16 .Surah al-Nahl ayat 125)

Dalam Islam terdapat 4 martabat guru atau pendidik

yaitu:

1) Mudarris: yang dimaksud guru yang mengajar mata

pelajaran kemahiran mereka.

2) Mu’allim: yang dimaksud guru yang tidak hanya

mengajar mata pelajaran tetapi mereka turut

menyampaikan ilmu-ilmu lain.

3) Mursyid: yang dimaksud guru yang menyampaikan ilmu

dan menunjukkan jalan yang benar.

4) Murabbi: yang dimaksud guru yang mendidik,

memelihara,mengasuh, mentarbiyyah anak didiknya

menjadi manusia yang berilmu, bertaqwa dan beramal

soleh.

Sebagai seorang guru yang beriman dan bertaqwa

keempat-empat ciri di atas hendaklah fahami dan dihayati di

dalam kehidupannya sebagai pendidik terutama ciri

keempat iaitu mendidik, memelihara, mengasuh,

mentarbiyyah anak didiknya menjadi manusia berilmu,

bertaqwa dan beramal soleh. Jika tugas ini dapat

direalisasikan dalam pendidikannya maka kedudukannya

Page 77: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

62

sungguh mulia dan akan duduk berdekatan dengan Nabi

saw di hari akhirat nanti.

Sahabat yang dimuliakan, Peranan guru dalam

mendidik masyarakat amatlah besar dan luas. Antaranya

ialah:

1. Menyampai aqidah dan keimanan yang tulin untuk

menghidupkan hati dan menghubungkan manusia

dengan Allah, meyakinkan pertemuan dengan Allah,

mengharapkan rahmatNya dan takutkan siksaanNya.

2. Menyampaikan ilmu pengetahuan dan kemahiran

meliputi fardhu ain dan fardhu kifayah yang menjadi asas

ubudiyah (pengabdian diri kepada Allah), hubungan

harmoni sesama manusia dan alam.

3. Membentuk akhlak atau peribadi mulia supaya menjadi

contoh tauladan kepada orang lain.

Sehubungan dengan itu, marilah kita sama-sama

menghayati nasihat Luqman Al-Hakim sebagaimana yang

digambarkan oleh Al-Quran:

من ذلك إن ماأصابك على واصبر المنكر عن وانھ بالمعروف وأمر الصلوة أقم یبنى الأمور عزم

Terjemahannya: “Wahai anakku! Dirikanlah Sholat (sembahyang), dan suruhlah berbuat baik serta cegahlah kemungkaran dan bersabarlah atas segala bala bencana yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu adalah dari

Page 78: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

63

perkara-perkara yang dikehendaki diambil berat melakukannya”. ( Q.S. 21. 31 Surah Luqman : Ayat 17)

Sabda Rasulullah Sollallahu `alaihi wasallam:

رعیتھ عن مسؤل وكلكم راع كلكم

Artinya: “Setiap kamu adalah penjaga (pemimpin) dan setiap kamu ditanya berkaitan dengan tanggung jawabnya”. (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Untuk mengelakkan gejala sosial daripada merebak dan

terus melanda masyarakat kita, maka adalah menjadi tugas

dan tanggung jawab guru di sekolah perlulah menanamkan

asas aqidah Islam dan keimanan kepada Allah s.w.t.

Bentuklah jiwa para pelajar supaya berakhlak dengan akhlak

Islam dan takut kepada azab Allah Swt. Jika melakukan

maksiat dan kemungkaran.

Semua guru agama atau guru akademik perlu

memainkan peranan yang berat ini dan jangan jemu-jemu

menasihati, mendidik, membentuk dan mengasuh jiwa para

pelajar dengan nasihat yang baik. Guru pula yang membawa

syaksiah Islam dan akan menjadi contoh.

Kasihanilah anak-anak didik kita ini dengan tutur kata

yang lemah lembut kerana fitrah manusia suka kepada

kelembutan. Anggaplah mereka semua seperti anak kita

sendiri dekatilah mereka yang bermasaalah dengan penuh

Page 79: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

64

kasih sayang seperti seorang ibu yang mengasihi anak-

anaknya.

Selain dari guru-guru yang mengajar di sekolah, orang

tua juga perlu mengambil tanggung jawab bersama guru

untuk memikul tugas yang besar dan berat ini dan

meneruskan pendidikan dirumah pula.

Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’

Ulum Ad-Diin menjelaskan supaya kita mengambil berat

terhadap pendidikan anak-anak, dengan mengajar Al-Quran,

Hadis-hadis Nabi Sollallahu `alaihi wasallam, sejarah para

sahabat r.a dan para solehin, hukum-hukum agama dan

termasuk juga pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.

Antara perkara asas yang mesti diberi perhatian dan

penekanan ialah sabda Rasulullah Sollallahu `alaihi

wasallam:

المضاجع فى وفرقوا عشر أبناء وھم علیھا واضربوھم سنین سبع أبناء وھم بالصلاة أولادكم مروا

Artinya: “ Suruhlah anak-anak kamu mengerjakan solat apabila mereka mencapai umur 7 tahun dan pukullah mereka apabila mereka mencapai umur 10 tahun serta pisahkan di antara mereka tempat tidur ”.( Hadis Riwayat Abu Daud dan Al-Hakim)

Berkata Sayyidina Ali Karramallahu wajhah:

وأدبوھم الخیر وأھلیكم أولادكم علموا

Maksudnya: “Ajarlah anak-anak kamu dan ahli rumah tanggamu kebaikan dan perbaikilah adab sopan mereka ”.

Page 80: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

65

Memamerkan tingkah laku dan tauladan yang baik.

Firman Allah taala:

كثیرا الله وذكر الأخر والیوم الله یرجوا كان لمن حسنة أسوة الله رسول فى لكم كان لقد

Terjemahannya: “Demi sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah saw itu contoh ikutan yang terbaik yaitu bagi siapa yang senantiasa mengharapkan (kerendahan) Allah taala dan (balasan baik) hari Akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingat Allah (di dalam masa sedih dan senang)”. (Q.S.21.33 .Surah Al-Ahzab:Ayat 21)

Marilah kita sama-sama berusaha menjayakan

pendidikan untuk melahirkan pelajar dan masyarakat yang

beriman, berilmu, bertaqwa dan berketerampilan, yang dapat

berguna pada pembangunan agama, masyarakat dan

negara.

Masyarakat yang ingin kita bina ialah masyarakat Islam

yang berwawasan, bercita-cita luhur dan murni,

bekerjasama, adil dan bertanggung jawab sesama insan.

Guru membawa misi penyempurnaan akhlak,

sebagaimana misi diutusnya Rasulullah Muhammad saw .

Nabi sendiri dengan tegas pernah bersabda: "Innama buitstu

liutammima makaarima al-akhlaq, artinya sesungguhnya aku

diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak (manusia)."

Lantaran itu, tidak salah jika ahli tafsir mengatakan

bahwa posisi guru setingkat di bawah Nabi, sebagaimana

yang ia pahami dalam sabda Nabi saw.,: "Al-Ulama'u

Page 81: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

66

waratsatu al-Anbiya', (Ulama menurutnya termasuk guru]

adalah pewaris para Nabi).

Guru yang disampaikan ilmunya adalah berupa ilmu

yang bermanfaat, jika ilmu tersebut diamalkan hingga ke hari

kiamat maka walaupun ia telah kembali ke alam barza maka

pahalanya akan terus diperolehi. Perhatikanlah hadis Nabi

saw yang artinya: "Apabila seorang anak Adam itu

meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga

perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanafaat dan

do'a anak soleh yang mendoakannya (Hadith Riwayat

Muslim). Oleh itu bergembiralah wahai para guru jasamu

tetap dikenang , pahalamu tetap mengalir walaupun engkau

sudah tidak ada di dunia ini.

b. Kompetensi Guru

Guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran

siswa. Karena itu guru hendaknya memiliki perilaku dan

kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta

didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugas secara baik

sesuai profesi yang dimilikinya, perlu menguasai berbagai

kompetensi.

Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan

Page 82: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

67

dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh

tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk

memangku jabatan guru sebagai profesi (Dirjen PMPTK,

2006). Perangkat tindakan cerdas berarti guru dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan standar kinerja yang

ditentukan dan didasari pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dimiliki sebagai kompetensi dasar guru sebagai

profesi. Dikemukakan oleh Hall dan Jones (dalam

Depdikbud, 1998: 12) bahwa kompetensi guru merupakan

gambaran penampilan dan kemampuan guru secara utuh

dan bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan

dan kemampuan yang dapat di ukur. Kompetensi guru tidak

hanya cukup dikuasai akan tetapi juga harus direalisasikan

dalam perilaku nyata di sekolah terutama dalam proses

pembelajaran siswa di kelas.

Kompetensi yang harus dikuasai guru menurut Tanjung

dan Suryadi (1999:59) paling tidak meliputi kompetensi

personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Sedangkan menurut Undang-undang Guru dan Dosen

Tahun 2003, kompetensi guru meliputi kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,

dan kompetensi sosial. Selanjutnya keempat kompetensi

dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut.

Page 83: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

68

Kompetensi profesional menurut penjelasan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan diartikan sebagai

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam standar nasional pendidikan. Secara lebih lengkap

disebutkan dalam bahan sosialisasi sertifikasi guru oleh Tim

Direktorat Profesi Pendidik tahun 2006 bahwa, kompetensi

profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas

dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi

materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi

keilmuan yang menaungi materi kurikulm tersebut, serta

menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Kompetensi

profesional mempunyai sub kompetensi sebagai berikut, (1)

menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang

studi, (2) menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

kritis untuk menambah wawasan dan memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan

personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

Page 84: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

69

peserta didik, dan berakhlak mulia (Dirjen PMPTK, 2006:3).

Sub kompetensi kepribadian meliputi (1) memiliki

kepribadian yang dewasa, (2) memiliki kepribadian yang

dewasa. (3) memiliki kepribadian yang arif, (4) memiliki

kepribadian yang berwibawa, dan (5) memiliki akhlak mulia

dan dapat menjadi dewasa.

Kompetensi pedagogik menurut penjelasan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan didefinisikan sebagai

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Selanjutnya sub

kompetensi pedagogik meliputi (1) memahami peserta didik,

(2) merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

(3) merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran,

(4) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan

potensi yang dimilikinya.

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan

pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

Page 85: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

70

peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial

mempunyai sub kompetensi (1) mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, (2) mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga kependidikan, (3) mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi sebagaimana di jelaskan di atas,

harus dikuasai oleh guru secara utuh, karena kompetensi-

kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan personal

merupakan standar kinerja guru sebagai profesi.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori dan hasil-hasil penelitian sebagaimana

dikemukakan di atas ternyata banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa dan kinerja guru antara lain, (1) tingkat

pendidikan guru, (2) diklat (penataran) yang pernah diikuti, (3) iklim

organisasi, (5) pengalaman kerja guru (6) supervisi, (7) kompetensi

atau kemampuan guru, (8) aktivitas guru dalam kegiatan kelompok

kerja guru (KKG), dan sebagainya.

Berdasarkan kajian teori dan hasil-hasil penelitian di atas, maka

dalam penelitian ini bermaksud mengkaji pengaruh langsung dan tidak

langsung variabel supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah

kompetensi guru terhadap kinerja dan prestasi belajar siswa SD

Page 86: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

71

Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai.

Selanjutnya model konseptual hubungan antar variabel penelitian

dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori sebagai telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Prestasi siswa dipengaruhi langsung oleh supervisi kunjungan

kelas.

2. Prestasi belajar siswa dipengaruhi secara langsung oleh

kompetensi guru.

3. Prestasi belajar siswa secara tidak langsung dipengaruhi oleh

supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru.

Supervisi Kunjungan

Kelas

Kompetensi Guru

Prestasi Belajar Siswa

Page 87: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

72

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Suatu penelitian memerlukan rancangan yang sistematis agar

proses dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara

objektif. Sudjana (1996:5) menjelaskan bahwa penelitian adalah suatu

proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara

terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah

atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Hal senada

dikemukakan oleh Sanjaya (2007: 13) bahwa research atau penelitian

merupakan sarana fundamentil untuk memahami kesulitan dan

menemukan penyelesaian bagi suatu masalah secara ilmiah atau

dengan perkataan lain, penelitian merupakan penyelidikan dan

pengujian yang amat kritis dan teliti secara cermat guna memecahkan

masalah. Dengan demikian sebuah penelitian diperlukan sebuah

rancangan penelitian yang sistematis melalui kajian dan konsep

ilmiah.

Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh supervisi kunjungan

kelas kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar

bahasa Indonesia siswa SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Sesuai

dengan masalah yang dikaji, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan disain non eksperimen, berarti peneliti

Page 88: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

73

tidak mengadakan perlakuan terhadap subyek penelitian melainkan

mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan dialami oleh subjek

penelitian. Penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan

dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian

secara alami disebut penelitian ex post facto (Sugiyono. 2000: 82).

Istilah ex post facto berasal dari bahasa Latin yang artinya dari

sesudah fakta. Dengan demikian penelitian yang bersifat ex post facto

tidak mengadakan perlakuan terhadap subyek yang menjadi sasaran

penelitian melainkan hanya menggali fakta-fakta yang peristiwanya

telah terjadi.

Karena penelitian ini bermaksud mengetahui pengaruh antar

variabel, maka jenis analisis yang digunakan adalah analisis jalur

(path analysis). Dikemukakan oleh Hasan (1990: 74) bahwa model

analisis jalur dapat dilakukan estimasi besarnya hubungan kausal

antar sejumlah variabel dan hirarki kedudukan masing-masing

variarbel dalam serangkaian jalur-jalur hubungan kausal, baik

hubungan langsung maupun tak langsung. Demikian pula pendapat

Sewall Wright dalam Gaffar, (1987: 42), menjelaskan bahwa analisis

jalur bertujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung

seperangkat variabel sebagai variabel penyebab terhadap

seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Dalam

model analisis jalur, variabel penyebab sering diistilahkan variabel

Page 89: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

74

eksogen (exogenous variable) sedangkan variabel akibat/terikat

disebut variabel endogen (endogenous variable).

Berdasarkan hubungan kausal antar variabel penelitian di atas,

maka model rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Model Analitis

Jalur (Path Analysis)

Gambar 3.1 tersebut menunjukkan:

1. Prestasi siswa dipengaruhi langsung oleh supervisi kunjungan

kelas.

2. Prestasi belajar siswa dipengaruhi secara langsung oleh

kompetensi guru.

3. Prestasi belajar siswa secara tidak langsung dipengaruhi oleh

supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru.

Y

Keterangan:

푋 = Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah

푋 = Kompetensi guru

Y= Prestasi belajar siswa

Page 90: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

75

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian perlu dijabarkan secara operasional agar dapat

dibuat indikator-indikator variabel yang akan diteliti.

1. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai

melalui proses belajar mengajar di sekolah, yang dinyatakan

dengan angka (nilai) prestasi belajar berdasarkan hasil tes.

Prestasi belajar dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk

angka-angka (nilai) setiap bidang studi hasil ujian akhir semester

genap tahun 2015/2016.

2. Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah

Supervisi kunjungan kelas adalah bantuan yang diberikan oleh

supervisor dalam hal ini kepala sekolah kepada guru untuk

mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.

Bantuan yang diberikan kepada guru untuk mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi dalam pembelajaran antara lain, masalah

siswa, pemilihan berbagai strategi pembelajaran, analisis

kurikulum, pemilihan sumber belajar, ataupun penggunaan media

belajar.

3. Kompetensi Guru

Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam

bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab

Page 91: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

76

yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru

sebagai profesi. Kompetensi guru meliputi kompetensi-kompetensi

kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian dapat berasal dari populasi atau sampel

penelitian yang ditetapkan sebagai sumber data penelitian. Populasi

dapat diartikan sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama Pendapat yang hampir sama

dikemukakan oleh Sugiyono (1994) bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Demikian pula Dajan

(1994:2) mengartikan populasi sama dengan istilah “universe”, yaitu

merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau

beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Dengan demikian

pengertian populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

mempunyai ciri atau karakteristik tertentu yang akan diduga dan

sebagai wilayah generalisasi.

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri

15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai yang berjumlah 12 orang guru. Adapun data tentang

populasi penelitian secara lengkap pada SD Negeri 15 P. Kambuno

Page 92: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

77

Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

dapat ditampilkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Jumlah Guru SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

No Status Populasi

1 Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 Orang

2 Guru Sukarela 4 Orang

Jumlah 12 guru

Berdasarkan tabel di atas menerangkan jumlah populasi kurang

dari dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan penelitian

populasi karena semua populasi yang berjumlah 12 diambil untuk

dijadikan sampel penelitian. Jadi jumlah sampel di SD Negeri 15 P.

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai sebanyak 12 guru (responden).

D. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah sebagai berikut: (1) sebelum data dikumpulkan telah dilakukan

uji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan dijadikan alat

pengumpulan data, (2) untuk data supervisi kunjungan kelas oleh

kepala sekolah diperoleh berdasarkan persepsi dan pengalaman guru

selama bekerja di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai dan diidentifikasi melalui

Page 93: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

78

angket, data tentang kompetensi guru diperoleh berdasarkan persepsi

dan pengalaman guru mengenai kemampuan yang dimiliki dalam

menjalankan tugas sebagai guru di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa

Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai, dan (3)

data prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dinyatakan dalam

bentuk angka-angka (nilai) hasil ujian akhir semester genap tahun

2015/2016.

Setelah data terkumpul dan dievaluasi oleh peneliti, terdapat

beberapa angket yang tidak lengkap jawabannya, karena itu peneliti

melakukan wawancara langsung kepada responden agar

mengisi/melengkapi jawaban yang masih kosong dan pada waktu

dilakukan pengumpulan data untuk uji coba instrument penelitian

maupun pengumpulan data untuk keperluan penelitian, peneliti terlibat

langsung dalam proses pengumpulan data.

Pengumpulan data dilaksanakan secara bertahap, pada tanggal

25 Februari 2015 penyebaran kuesioner untuk guru SD Negeri 15 P.

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai dilaksanakan di Aula sekolah.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan

Uji statistik memerlukan persyaratan tertentu. Arikunto (1993)

menjelaskan bahwa analisis statistik inferensial, data yang akan

dianalisis paling tidak mendekati distribusi normal. Hal yang sama

Page 94: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

79

dikemukakan oleh Sugiyono (1993) bahwa data yang akan

dianalisis menggunakan statistik parametrik setidaknya

berdistribusi normal dan harus terpenuhi asumsi linieritas.

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka sebelum dilakukan

analisis menggunakan statistik parametrik data yang terkumpul

harus diuji normalitas, linieritas dan homogenitas.

Untuk menguji normalitas sebaran data masing-masing variabel

bebas maupun variabel terikat digunakan rumus Chi Kuadrat,

sedangkan bentuk rumusnya sebagai berikut:

X = ∑ ( )(Hadi,S. 1994)

Keterangan :

X = Chi Kuadrat

fo= Frekuensi observasi dari populasi

fh= Frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Kriteria sebaran data normal bila: X <X tabel, sedangkan

sebaran datatidak normal apabila X >X tabel. Selanjutnya uji

linearitas untuk mengetahui linier tidaknya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

Persyaratan berikutnya setelah uji normalitas data penelitian

adalah pengujian linieritas antara masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk hal tersebut dilakukan dengan uji F,

bentuk rumusnya sebagai berikut. Rumus statistik uji F untuk

menghitung linieritas data penelitian adalah:

Page 95: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

80

F= RKTuna cocok

RKresidu(Sudjana, 1995)

Keterangan:

RK = rerata kuadrat harga penyimpangan

masing-masing kelompok data yang

berpasangan dari titik tengah regresi

RK = rerata kuadrat harga penyimpangan

masing-masing kelompok data yang

berpasangan dari garis regresi.

Kriteria yang digunakan untuk menguji linier tidaknya data

adalah: hubungan dikatakan linier apabila F <F , dan tidak

linier apabila F >F .

Prosedur sedangkan untuk uji homogenitas terhadap ubahan

penelitian dapat digunakan uji homogenitas Barlett Box F dengan

toleransi 5%. Kriterianya adalah ubahan (variabel) dimaksud

homogen bila F <F

Uji persyaratan selanjutnya adalah uji kolinieritas, yaitu untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas.

Model regresi dalam penelitian ini dapat memenuhi syarat apabila

tidak terjadi multikolinieritas atau adanya korelasi di antara variabel

bebas (Santoso, 2000).

Kriteria yang digunakan untuk uji kolinieritas adalah apabila

nilai eigen (eigenvalue) mendekati 0 maka terjadi korelasi sesama

Page 96: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

81

variabel bebas (multicollinearity), dan indikasi lain yang

menunjukkan multikolinieritas apabila kondisi indek (condtion index)

melebihi angka 15, sehingga variabel bebas dimaksud tidak

memenuhi syarat untuk analisis regresi.

2. Analisis Deskriptif

Teknik statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

data ke dalam perhitungan rerata (mean), simpangan baku

(standard deviasi), rentangan (range), dan perhitungan statistik

deskriptif lainnya. Untuk menentukan kriteria masing-masing

variabel ke dalam kategori yaitu: (1) variabel supervisi kunjungan

kelas oleh kepala sekolah kategorinya adalah: sangat efektif,

efektif, kurang efektif dan tidak efektif (2) variabel kompetensi guru

diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi,

cukup/sedang, rendah, dan sangat rendah, (3) untuk variabel

kinerja guru dibuat kategori sangat rendah, rendah, cukup/sedang,

tinggi, sangat tinggi, dan (4) prestasi belajar siswa dibagi dalam

kategori rendah, cukup, dan tinggi. Rumus yang digunakan untuk

menentukan kriteria adalah sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P= Panjang Kelas Interval

Page 97: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

82

3. Analisis Jalur

Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel, maka teknik

statistik yang digunakan adalah analisis jalur. Fungsi analisis jalur

adalah menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung

variabel bebas terhadap variabel terikat (Kerlinger, 1996:564).

Melengkapai pendapat di atas, Suwarno dan Raharjo (1988)

mengatakan bahwa teknik analisis model jalur (path) digunakan

untuk melihat arah dan besarnya pengaruh di antara pasangan-

pasangan variabel independen, dan variabel penengah dan

variabel dependen.

Pengaruh langsung itu tercermin dalam koefisien jalur (path

coeficients), yang sesungguhnya adalah koefisien regresi yang

telah dibakukan (beta, β), sedangkan hubungan tak langsung

adalah koefisien jalur (p) yang satu dikalikan dengan koefisien jalur

(p) lainnya (Hasan, 1994). Untuk dapat menguji model hubungan

kausal yang telah diformulasikan berdasarkan pengetahuan dan

teori, serta menguji hipotesis yang diajukan, diperlukan perangkat

analisis statistik. Pada model analisis ini, melibatkan besarnya

kekuatan pengaruh langsung antara variabel bebas terhadap

variabel terikatnya diberi simbul “p” serta variabel residual yang

mewakili variabel lain di luar model diberi simbul “R” sebagaimana

tertera pada gambar 3.2 Model Analisis.

Page 98: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

83

Koefisien jalur menghasilkan dampak langsung yang diberi

simbul huruf “p” dengan dua subscripth, misal “p21”. Pada “p21”,

angka 2 mengindikasikan variabel terikat, sedangkan angka 1

mengindikasikan variabel bebas. Koefisien “p” memiliki arti bahwa

setiap terjadi perubahan satu standar deviasi variabel exogen atau

endogen akan mengakibatkan perubahan variabel endogennya

sebesar“p” standar deviasi, sementara variabel exogen atau

endogennya konstan. Variabel exogen adalah suatu variabel yang

variasinya diasumsikan ditentukan oleh kasus di luar model (pada

penelitian ini adalah; X1,dan X2) sedangkan variabel endogen

adalah suatu variabel yang variasinya dijelaskan oleh variabel

exogen atau endogen dalam model (pada penelitian ini adalah; X3,

dan Y). Model analisis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur

X2

X1

X3

R1 R2

Py.2

Py.1

P3.r1 Py.r2

p3.1

p3.2

Page 99: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

84

Keterangan:

X1 = Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah

X2 = Kompetensi guru

Y = Prestasi belajar siswa

R = Residual

Dikemukakan oleh Hasan (1990:74) bahwa, “Model hubungan

kausal yang biasa disebut analisis jalur (path analysis) merupakan

perkembangan lebih lanjut dari analisis korelasi dan regresi”.

Analisis korelasi dan regresi hanya untuk mengetahui hubungan

secara langsung antar satu variabel ataupun hubungan secara

bersama (multiple correlation).

Pada gambar 3.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa, sebagai

variabel dependen pada blok pertama, dan kedua masing-masing

adalah X2, dan Y. Dari ke dua blok ini terdapat satu analisis

regresi ganda tahap akhir, yaitu blok ke dua. Blok ke dua

merupakan blok terakhir dari sekelompok variabel bebas.

Selanjutnya model analisis tersebut dapat dituliskan ke dalam 2

bentuk persamaan yang merupakan hasil dari dua blok analisis

regresi ganda sebagai berikut.

(1) p31.X1 + p32.X2 + p3.r1

(2) Y = py1.X1 + py2.X2

Dari kedua persamaan di atas serta model analisis (gambar

3.2) menunjukkan bahwa model hubungan kausal dalam

Page 100: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

85

penelitian ini bersifat rekursif (satu arah). Menurut Supranto

(1995), apabila model hubungan kausal tersebut bersifat rekursif

(satu arah), maka penyelesaian dapat digunakan pendekatan

kuadrat terkecil atau OLS (Ordinary Least Square). Pendekatan

OLS biasa (persamaan tunggal) melalui 2 blok regresi ganda atas

variabel exogenos/endogenos terhadap masing-masing variabel

endogenos (X1 dan X2, dan Y).

Blok pertama adalah regresi atas X1 dan X2. Blok kedua

Adalah regresi ganda atas X1, dan X2, terhadap Y. Pengoperasian

model analisis akan dilakukan dengan bantuan SPSS Versi 11,.5

melalui program Windows, Xp.

4. Analisis Regresi Ganda

a. Persamaan Regresi

Analisis regresi pada setiap blok analisis sebagaimana

terlihat pada gambar 3.2 Model Analisis akan menimbulkan

persamaan regresi. Karena analisis meliputi 3 blok, maka akan

melibatkan 3 persamaan regresi. Secara garis besar

persamaan tersebut adalah Ŷ = a0 + b1X1 + b2X2 +. . .+ bkXk

Keterangan:

Ŷ = Nilai Y yang diharapkan (prediksi)

X = variabel bebas yang masuk dalam model

a = intercept (konstanta), yakni nilai Y semua nilai X

sama dengan 0.

Page 101: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

86

b = slope (koefisien regresi), yakni bilangan yang

menunjukkan berapa nilai Y naik/turun, apabila

nilai X tertentu naik/turun satu satuan. k = jumlah

variabel bebas yang ada dalam model

b. Menguji Kecocokan Model Regresi

Pengujian model regresi dimaksudkan untuk menetapkan

seberapa cocok model regresi yang dihasilkan dengan

kenyataan, sehingga bermakna apabila persamaan regresi

yang digunakan untuk membuat prediksi. Karena itu untuk

mengetahui cocok/ tidaknya model regresi yang dihasilkan

pada masing-masing blok analisis, maka perlu dilakukan uji

kecococokan model regresi tersebut. Pengujian kecocokan

model regresi (goodness of fit) dilakukan melalui uji F.

Sedangkan rumus F sebagai berikut:

F reg = R2 (N-m-1)

M(1-R2)

Keterangan:

F reg = Harga F Garis regresi

N = Cacah kasus

m = Cacah predictor

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan

Page 102: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

87

predictor prediktor, (Hadi, 1994: 26)

Kesimpulan yang akan diambil adalah jika F hitung (Fh)

lebih besar dari F tabel (Ft) berarti signifikan. Karena itu

hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Analisis regresi memanfaatkan jasa komputer program

SPSS versi 11.5 pada MS Windows ’Xp.

c. Menghitung Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah besarnya pengaruh

bersama variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Koefisien

ini pada dasarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi antara

variabel bebas terhadap variabel terikatnya, atau kuadrat dari

koefisien korelasi antara Y (harga observasi variabel dependen)

dengan X (harga prediksi Y dari garis yang cocok) (Santoso,

2001). Koefisien determinasi ini juga dapat dihitung dari tabel

ANOVA dalam regresi dengan formula:

R2= SSR = 1- SSE (Atmaja, 1997;337)

SStotal SStotal

Keterangan :

SSR = sum of square regreeio (Jumlah kuadrat regresi)

SSE = sum of square error (Jumlah kuadrat kesalahan)

SStotal = SSR + SSE

Menggunakan koefisien determinasi mempunyai

kelemahan, sebagaimana dikemukakan oleh Ghozali (2001:48)

Page 103: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

88

berikut: “kelemahan mendasar menggunakan koefisien

determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen

yang dimasukkan ke dalam model. Setiap ada tambahan satu

variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen”. Karena itu Ghozali menganjurkan

untuk menggunakan nilai “adjusted R2” pada saat mengevaluasi

mana model regresi yang terbaik. Karena nilai adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model. Adjusted R2 dapat diperoleh

menggunakan formula berikut:

R = R2 = ( ) (pedoman SPSS, 1997 : 285)

Keterangan : P = banyaknya variabel independen dalam

persamaan

R2 = koefisien determinasi

N = Jumlah Sampel

d. Menafsirkan dan Menggunakan Hasil Analitis

Setelah pengoperasian model analisis dilakukan dan diperoleh

kejelasan kebermaknaan garis regresi, maka dilanjutkan dengan

identifikasi model jalur melalui langkah-langkah: (1) memilih

koefisien jalur dan uji signifikansinya, (b) menghitung koefisien

residual terstandar dengan formula √ 1 − R , (c) memasukkan

koefisien jalur dan residual ke dalam model, (d) merangkum

Page 104: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

89

hubungan langsung dan tak langsung, serta (e) menentukan

sumbangan efektif, baik sumbangan bersama ataupun per

variabel. Sumbangan efektif bersama adalah koefisien R2,

sedangkan sumbangan efektif per variabel adalah kuadrat dari

pengaruh total (yaitu pengaruh langsung dan tak langsung).

Page 105: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian meliputi (a) deskripsi data, (b) pengujian persyaratan,

(c) pengujian hipotesis dengan analisis jalur. Sedangkan pembahasan

menjelaskan temuan penelitian dengan membandingkan teori-teori yang

relevan dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

A. Deskripsi Data

1. Efektivitas Supervisi Kunjungan Kelas

Supervisi kunjungan kelas didapat skor minimal 43 dan skor

maksimal 86, sehingga mempunyai rentangan skor sebesar 43.

Nilai rata-rata hitung (mean) sebesar 70,34 dan simpangan baku

sebesar 13,54. Hasil Untuk mengetahui perhitungan selengkapnya

dapat diperiksa pada lampiran 5.

Berdasarkan ketentuan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi yang diuraikan pada BAB III, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi dan ditentukan kategori efektivitas supervisi

kunjungan kelas oleh kepala sekolah pada tabel 4.1. sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Supervisi

Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah SD Negeri 15 Pulau

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai

Page 106: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

91

No Kelas Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 81-100 3 25 Sangat Efektif

2 61-80 8 66.66 Efektif

3 41-60 1 8,33 Cukup Efektif

4 21-40 0 00.00 Kurang Efektif

5 01-20 0 00.00 Tidak Efektif

Jumlah 12 100.00

Dari deskripsi data pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa

frekuensi terbanyak pada rentangan 61-80 sebanyak 8 (66.66%).

Sesuai dengan klasifikasi, maka supervisi kunjungan kelas oleh

kepala sekolah SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai termasuk

kategori efektif.

Untuk lebih memperjelas deskripsi skor data supervisi

kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat dilihat pada gambar

grafik silinder sebagai berikut:

Page 107: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

92

Gambar 4.1 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Supervisi

Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah SD Negeri 15 Pulau

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai

Garfik silinder pada gambar 4.1 menunjukkan, bahwa

supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah SD Negeri 15

Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjaitermasuk dalam kategori efektif, hal ini dapat

dilihat pada tampilan grafik silinder tertinggi pada skor 8 (66,66%).

Sedangkan tampilan grafik silinder lainnya berada pada skor 3

(25%) kategori sangat efektif dan tidak ada kategori kurang efektif

atau tidak efektif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah

SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai mampu melaksanakan supervisi

kunjungan kelas secara baik dan dapat meningkatkan

012345678

1 2 3 4 5

Frekuensi

Frekuensi

3

8

1 0 0

Page 108: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

93

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

serta memungkinkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kompetensi Guru

Kompetensi guru SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

berdasarkan perolehan skor minimal 48 dan skor maksimal 108,

sehingga mempunyai rentangan skor sebesar 60. Nilai rata-rata

hitung (mean) sebesar 83,62 dan simpangan baku sebesar 18,96.

Berdasarkan ketentuan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi yang diuraikan pada BAB III, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi sekaligus dapat ditentukan kriteria atau

kategori kompetensi guru ke dalam lima tingkatan sebagaimana

tabel 4.2. sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Guru SD

Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

No Kelas Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 97-100 2 16,66 Sangat Tinggi

2 73-96 9 75,00 Tinggi

3 49-72 1 8,33 Cukup/Sedang

4 25-48 0 00,00 Rendah

5 01-24 0 00,00 Sangat Rendah

Page 109: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

94

Jumlah 12 100.00

Dari deskripsi data pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa

frekuensi terbanyak pada rentangan 73-96 sebanyak 9 (75,00%).

Sesuai dengan klasifikasi, maka kompetensi guru SD Negeri 15

Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai dalam kategori tinggi sehingga memungkinan

untuk melaksanakan tugas dengan baik.

Untuk lebih memperjelas deskripsi skor data kompetensi guru

SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjaidapat dilihat pada gambar grafik

silinder sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Kompetensi

Guru SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5

Frekuensi

Frekuensi

0

2

9

1 0

Page 110: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

95

Grafik silinder pada gambar 4.2 menunjukkan, bahwa

kompetensi guru SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai termasuk

dalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat pada tampilan grafik

silinder tertinggi pada skor 9 (75,00%). Sedangkan tampilan grafik

silinder lainnya berada pada skor 2 (16,66%) kategori sangat

tinggi dan terendah skor 1 (8,33%) kategori cukup/sedang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai dalam kategori tinggi sehingga

memungkinkan dapat melaksanakan tugas mengelola

pembelajaran dengan baik.

3. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa skor rata-rata tiap bidang studi yang di

asuh guru minimal 4,0 dan skor maksimal 8,0 sehingga

mempunyai rentangan skor sebesar 4. Nilai rata-rata hitung

(mean) sebesar 6,17 dan simpangan baku sebesar 1,17.

Berdasarkan ketentuan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi yang diuraikan pada BAB III, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi sekaligus dapat ditentukan kategori kinerja

guru SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai pada tabel 4.4.

sebagai berikut.

Page 111: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

96

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Siswa

SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

No Kelas Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 7,0-8,0 3 25,00 % Sangat Baik

2 6,0-6,9 6 50,00 % Baik

3 5,0-5,9 2 16,66 % Cukup

4 4,0-4,9 1 8,33 % Kurang

Jumlah 12 100.00 %

Dari deskripsi data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan

bahwa frekuensi terbanyak pada rentangan 6,0-6,9 sebanyak 6

(50,00%). Sesuai dengan klasifikasi, maka prestasi belajar

siswa di SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai sebagian besar

dalam kategori baik.

Untuk lebih memperjelas deskripsi skor data prestasi

belajar siswa dapat dilihat pada gambar grafik silinder sebagai

berikut:

Page 112: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

97

Gambar 4.4 Grafik Silinder Distribusi Frekuensi Prestasi

Belajar Siswa SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Garfik silinder pada gambar 4.3 menunjukkan, bahwa

prestasi belajar siswa SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa

Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

termasuk dalam kategori baik, hal ini dapat dilihat pada tampilan

grafik silinder tertinggi pada skor 6 (50,00%). Sedangkan

tampilan grafik silinder lainnya berada pada skor 3 (25,00%)

kategori sangat baik, dan terendah skor 1 (8,33%) kategori

kurang.

Dengan demikian dapat disimpulkan prestasi belajar

siswa SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai sebagian besar

mempunyai prestasi belajar dalam kategori baik selama

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4

Frekuensi

Frekuensi2

3

6

1

Page 113: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

98

mengikuti pembelajaran di SD Negeri 15 Pulau Kambuno Desa

Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

B. Pengujian Persyaratan

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dan analisis menggunakan

rumus statistik regresi ganda perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Dikarenakan penelitian ini menggunakan analisis statistik

inferensial, maka persyaratan data yang dikumpulkan harus

memenuhi persyaratan (1) normalitas, (2) linieritas, (3) homogenitas,

dan (4) kolinieritas. Sedangkan persyaratan lainnya yang berupa

penarikan sampel secara representatif telah dipenuhi sebelum

pengumpulan data dilakukan.

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

data variabel yang diteliti, yaitu variabel supervisi kunjungan kelas,

kompetensi guru, dan kinerja guru penyebarannya dalam populasi

berdistribusi normal. Pengujian normalitas sebaran data masing-

masing variabel dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat dan diolah dengan bantuan program SPSS versi 11.5

pada MS Widows ’07. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas data

masing-masing variabel bebas dan variabel terikat tertera pada

tabel 4.4 sebagai berikut:

Page 114: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

99

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Variabel

Penelitian

Variabel X2Hit X2tabel d.b Kesimpulan

X1 25,974 31,5 20 Normal

X2 39,994 43,8 31 Normal

Y 07,032 9,49 4 Normal

Dari hasil uji normalitas data variabel supervise kunjungan

kelas oleh kepala sekolah (X1), variabel kompetensi guru (X2),

dan variable prestasi belajar siswa (Y) (harga X2 yang diperoleh

atau X2hitung< X2

tabel pada taraf signifikansi 5%, berarti data

ketiga variabel dimaksud berdistribusi normal.

2. Uji Lineritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linier

tidaknya masing masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap

variabel terikat (Y). Pengujian dilakukan menggunakan uji F

dengan toleransi 5%.

Dari hasil analisis menggunakan program SPSS versi 11.5

pada MS Windows 07, dapat diperoleh hasil uji linieritas sebagai

berikut:

Page 115: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

100

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas antar Variabel

Penelitian

Variabel D.F Fh Ft Kesimpulan

X1 - Y 1:150 5,943 3,89 Linier

X2 – Y 1:150 6,609 3,89 Linier

Hasil analisis uji linieritas menunjukkan bahwa semua

variabel penelitian (X1 dan X2) memiliki Fh> Ft. Hal ini berarti

semua variabel dimaksud memiliki hubungan yang linier

terhadap Y.

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui

kesamaan varian masing-masing variabel bebas (X1 dan X2)

terhadap variabel terikat (Y). Pengujian homogenitas terhadap

variabel penelitian digunakan uji homogenitas Bartlett Box F

dengan toleransi 5%. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan homogenitas variabel adalah apabila nilai F

masing-masing variabel beserta statusnya secara ringkas dapat

dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Page 116: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

101

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas antar

Variabel Penelitian

Variabel D.F Fh Ft Kesimpulan

X1 3;151 2,704 3,19 Homogen

X2 3;151 1,541 3,19 Homogen

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa semua variabel

penelitian (X1,X2 terhadap Y) memiliki Fhitung< Ftabel.hal ini berarti

semua variabel tersebut memiliki variasi yang homogen

terhadap variabel Y. Dengan demikian, persyaratan

homogenitas variabel penelitian terpenuhi untuk uji statistik

inferensial.

4. Uji Kolineritas

Pengujian kolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas.Kriteria yang

digunakan untuk uji kolinieritas adalah apabila nilai eigen (eigen

value) mendekati 0 maka terjadi korelasi sesama variabel bebas

(multicollinearity), dan indikasi lain yang menunjukkan multi

kolinieritas apabila kondisi indek (condition index) melebihi

angka 15, sehingga variabel bebas dimaksud tidak memenuhi

syarat untuk analisis regresi. Untuk mengetahui perolehan nilai

eigen (eigenvalue) dan angka kondisi indek (condition index)

pada tabel 4.8

Page 117: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

102

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa kedua

variabel bebas tidak terdapat korelasi (kolinier), hal ini

dibuktikan perolehan nilai eigen (eigenvalue) sebesar 0,129

untuk X1 dan 0,136 untuk X2 berarti lebih besar dari 0 sebagai

batas toleransi nilai eigen multikolinier.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Kolinieritas antar Variabel

Bebas

Variabel Eigenvalue Condition index Kesimpulan

X1 0.129 10.614 Koliner

X2 0.136 9.289 Koliner

Demikian juga perolehan angka pada kondisi indek

(condition index) Sebesar 10,614 untuk X1, dan 9,289 untuk X2<

angka kondisi indek multikolinier sebesar 15.

C. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Jalur

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat

dimajukan hipotesis pokok sebagai berikut: “ada pengaruh langsung

maupun pengaruh tidak langsung supervisi kunjungan kelas oleh

kepala sekolah, kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa SD

Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai (Ha). Berdasarkan hipotesis pokok

tersebut kemudian dikembangkan hipotesis-hipotesis khusus dalam

bentuk hipotesis nihil (Ho), selanjutnya diuji menggunakan teknik

Page 118: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

103

teknik regresi ganda dan teknik analisis jalur (path analysis) dengan

bantuan perangkat lunak program SPSS versi 11.5 pada MS Windows

Xp.

Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan analisis regresi ganda

blok 1. Untuk keperluan pengujian ini digunakan toleransi 5% seperti

telah dijelaskan pada bab III, sehingga kriteria yang digunakan adalah

Hi diterima apabila nilai Fhitung> Ftabel, atau koefisien probabilitas yang

diperoleh lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya pengujian hipotesis 2, dan

3 menggunakan analisis jalur (pathanalysis). Sedangkan untuk

menguji model hubungan kausal yang dispesifikasikan, koefisien jalur

(path coefficient) adalah nilai beta atau koefisien regresi yang

distandarkan. Ini seperti dijelaskan oleh Hasan (1994), bahwa

koefisien jalur (path coefficient) pada dasarnya adalah koefisien

regresi yang dibakukan atau beta (β).

1. Pengisisan Koefisisen Jalur pada Model yang Dispesifikan

Berdasarkan kajian teori, maka dibuat spesifikasi model

hubungan kausal antara variabel exogenus dan atau endogenus

dengan variabel endogenus lainnya. Sebagaimana gambar 2.1

Skema kerangka berpikir (model konseptual) di Bab II. Untuk

menguji model ini dilakukan 2 tahap analisis regresi ganda dengan

blok-blok seperti gambar 3.2 (Model Analisis) di Bab III. Melalui

model analisis ini akan dihasilkan berbagai koefisien yang

diperlukan untuk menguji hipotesis yang diajukan maupun mengisi

Page 119: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

104

model yang dispesifikasikan tersebut dengan koefisien path

sebagai berikut:

a. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas (X1), Kompetensi

Guru (X2), terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y)

Hasil pengoperasian model analisis regresi ganda pada

blok kedua menghasilkan persamaan regresi Ŷ = 1.969 +

0.200 X1 + 0.301 X2 dengan nilai F sebesar 95,372 (lampiran

Regression ganda Blok kedua). Nilai F hitung pada analisis

regresi ganda blok kedua adalah 95,372 lebih besar dibanding

F tabel pada dk=3/151dk = n -kk -1 yaitu sebesar 3,18. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan

95%, model regresi yang digunakan sesuai dengan model

konseptual yang dirancang sehingga persamaan regresi

tersebut memiliki makna yang berarti apabila digunakan untuk

membuat suatu prediksi.

Demikian pula hasil koefisien probabilitas (“sig”) ternyata

lebih kecil dari toleransi yang diberikan sebesar 0,05.

(lampiran print out regresi ganda blok kedua khususnya pada

tabel ANOVA). Dengan demikian hipotesis kerja yang

berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan supervisi kunjungan

kelas, kompetensi guru, terhadap prestasi belajar siswa SD

Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai, diterima.

Page 120: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

105

Analisis regresi ganda menghasilkan nilai R2 yang

disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,716 (lampiran print

out regresi ganda blok kedua). Dengan demikian, supervisi

kunjungan kelas, kompetensi guru, secara seremtak

mempengaruhi prestasi belajar siswa di SD Negeri 15 Pulau

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai.

Demikian pula perolehan terhadap koefisien regresi

terstandar (beta) sebagai ukuran nilai jalur pada analisis

hubungan kausal pada blok kedua ini dapat diperoleh tabel

koefisien terstandar pada tabel 4.12, sedangkan hasil analisis

selengkapnya pada lampiran print out regresi ganda blok

kedua tentang pengaruh variabel X1dan X2 terhadap Y.

Tabel 4.10 Koefisien Jalur Pengaruh X1 dan X2

terhadap Y (Prestasi Belajar Siswa)

Variabel

Bebas

Koefisien Reg.

terstandar

(beta)

T

hitung Sig. Status

Supervivi

kunjungan

kelas

.200 2.176 .000 Signifikan

Kompetensi

guru .301 2.322 .000 Signifikan

Page 121: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

106

Sumber: Hasil analisis regresi ganda blok kedua (tabel coefficients)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel exogenus:

supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah (X1) dan

kompetensi guru (X2) pada taraf kepercayaan 95% atau alpha

0,5% memiliki nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel dk= 155

(N-3) yaitu sebesar 1,980. Begitu juga apabila dilihat dari

probabilitasnya, menghasilkan koefisien ‘sig” yang lebih kecil

dibanding toleransi yang diberikan sebesar 0,05. Hal ini berarti

kedua variabel tersebut memiliki pengaruh langsung yang

signifikan terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri 15

Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai. dengan t hitung masing-masing

sebesar 2,176 untuk supervisi kunjungan kelas (X1), sebesar

2,322 kompetensi guru (X2). Dengan demikian hipotesis yang

berbunyi “Ada pengaruh positif dan signifikan supervisi

kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan kompetensi guru

terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri 15 Pulau

Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai”, diterima.

Dari hasil analisis tersebut diperoleh koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,737 (lampiran print out regresi ganda blok 2).

Koefisien determinasi itu selanjutnya digunakan untuk

menghitung nilai residual analisis regresi ganda blok kedua

Page 122: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

107

dengan formula (p5r2) “ Residual = √1 − R 2 " seperti telah

dijelaskan pada Bab III sebagai berikut:

Residual = √1 − R 2 "

=√1 − 0,737

= 0,512

Dari hasil tersebut, model hubungan kausal kedua

variabel eksogenus yaitu, supervisi kunjungan kelas (X1) dan

kompetensi guru (X2) terhadap variabel endogenus yaitu

prestasi belajar siswa (Y) dapat digambarkan sebagaimana

pada Gambar 4.6. Koefisien Regresi terstandar (Beta)

masing-masing variabel bebas menunjukkan besarnya

pengaruh terhadap variabel terikat (prestasi belajar siswa).

Gambar 4.6 Jalur Hubungan Kausal antara Supervisi

Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompetensi

Guru dengan Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan penjelasan analisis regresi ganda blok

pertama hingga blok kedua sebagaimana dijelaskan di atas,

X1

X2

Y

p=0,200

p=0,301

p=0,512

R2

Page 123: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

108

maka koefisien jalur hubungan kausal pada model yang

dispesifikasikan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.7 Koefisien Jalur Hubungan Kausal

berdasarkan Spesifikasi Model Analisis

Keterangan:

X1 = Supervisi kunjungan kelas

X2 = Kompetensi Guru

Y = Prestasi belajar siswa

R = Residual

Secara ringkas, penerimaan tingkat signifikansi dari

masing-masing jalur hubungan kausal variabel exogenus

p=0,570

p=0,473

X1

X2

Y

p=0,200

p=0,301

p=0,512

R2

R1

p=0,308

Page 124: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

109

terhadap variabel endogenus dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Ringkasan Penerimaan Koefisien Jalur

dengan Toleransi 5% (0.05)

Blok Kode

Jalur

Koef.reg.

Terstandar

(beta)

Nilai t Sign Status

3 Py1

Py2

0,200

0,301

2,176

2,322

0,000

0,000

Signifikan

Signifikan

Dari hasil pengoperasian model analisis pada masing-

masing blok seperti dijelaskan di atas diperoleh koefisien

regresi terstandar (beta) yang signifikan pada toleransi yang

diberikan sebagai berikut.

Tabel 4.12 Ringkasan Tahapan Regresi Ganda dan

Koefisien Terstandar (Beta)

Tahapan Koef. Reg.

Terstandar (beta) Kode Jalur

Regresi tahap 1 Beta X1 = 0,308

Beta X2 = 0,473

P3.1

P3.2

Regresi tahap 2 Beta X1 = 0,200

Beta X2 = 0,301

pv.1

pv.2

Page 125: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

110

Koefisien residual (R) telah dilakukan perhitungan di

masing-masing tahapan analisis dengan formula “Residual =

√1 − R ", sedangkan besarnya koefisien residual masing-

masing blok tersebut dapat dihitung, dan hasilnya sebagai

berikut.

Tahap ke 1: p4r1 = √1 − R "

=√1 − 0,623

= 0,570

Tahap ke 2: p5r2 =√1 − R "

=√1 − 0,638

= 0,512

2. Rekapitulasi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab III metode penelitian,

bahwa model hubungan kausal yang biasa disebut analsis jalur

(path Analysis) merupakan perkembangan dari analisis korelasi

tunggal analisis regresi ganda. Koefisien korelasi pada dasarnya

terbagi ke dalam 4 komponen yaitu, (1) direct effect, (2) indirect

effect, (3) spurious, dan (4) unanalyzed. Pengaruh langsung

(direct effect) yaitu pengaruh suatu variabel (sebagai independent

variable) sesuai arah anak panah dalam model dengan tanpa

Page 126: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

111

melewati variabel lain (Hasan, 1990). Pengaruh tak langsung

(indirect effect) yaitu pengaruh suatu variabel terhadap variabel

tertentu melewati variabel lain, namun berlawanan dengan arah

anak panah dalam model. Sedangkan pengaruh yang tidak dapat

dijelaskan (unanalysed effect) terhadap variabel tertentu (sebagai

dependent variable) dengan melewati variabel lain (sebagai

intervening variable), akan tetapi antara independent variable

dengan intervening variable dalam model tersebut memiliki

hubungan yang bersifat dua arah (resiprokal).

Penelitian ini hanya menjelaskan besarnya pengaruh

langsung dan tidak langsung dengan analisis jalur. Besarnya

pengaruh langsung adalah “koefisien p”, sedangkan pengaruh

tidak langsung adalah hasil perkalian antara “koefisien p”, yang

satu dengan “koefisien p lainnya” dalam satu arah (Hasan, 1990).

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui apakah pengaruh

yang sebenarnya langsung atau tidak langsung dengan cara

membandingkan koefisien pengaruh langsung dengan tidak

langsung. Besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan

mengalikan koefisien tidak langsungnya. Jika koefisien pengaruh

langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung, maka dapat

disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh

langsung. Sebaliknya jika koefisien pengaruh tidak langsung lebih

besar dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan

Page 127: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

112

bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh tidak

langsung.

Tabel 4.13 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

No Variabel Besarnya Pengaruh

Ket Langsung Tak

Langsung

2 X1 ke Y

X2 ke Y

0,200

0,301

0,116

0,179

L > TL

L > TL

Dari hasil analisis data sebagaimana ditampilkan pada tabel

4.16 di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas (X1) terhadap

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Dari angka yang ada pada tabel diketahui pengaruh

langsung sebesar 0,200, sedangkan angka pengaruh tidak

langsung sebesar 0, 116 lebih kecil dari 0,200. Dapat

disimpulkan bahwa pengaruh supervisi kunjungan kelas

terhadap kinerja guru adalah pengaruh langsung.

b. Pengaruh Kompetensi Guru (X2) terhadap Prestasi Belajar

Siswa (Y)

Dari angka yang ada pada tabel diketahui pengaruh

langsung sebesar 0,301 sedangkan angka pengaruh tidak

langsung sebesar 0,179 lebih besar dari 0,301.Dapat

disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi guru adalah

pengaruh langsung.

Page 128: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

113

3. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif sebagai proporsi variasi suatu variabel

terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya (Hasan,

1990). Sedangkan Hadi (1994) menjelaskan bahwa dalam analisis

regresi ganda terdapat dua kelompok sumbangan efektif, yaitu (1)

sumbangan efektif bersama, dan (2) sumbangan efektif

pervariabel. Selanjutnya dalam analisis ini akan dijelaskan dua

kelompok sumbangan efektif bersama dan sumbangan efektif per

variabel dalam dua tabel yang diperoleh dari pengaruh langsung

maupun pengaruh tidak langsung antar variabel eksogenus

dengan endogenus dalam model yang dispesifikasi.

Sumbangan efektif bersama adalah koefisien determinasi (R2)

(Hasan, 1990). Berdasarkan hasil analisis regresi ganda masing-

masing blok, besarnya R2 dan sumbangan efektif bersama adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.14 Sumbangan Efektif Bersama

Blok

Variabel

R2 Sumbanga

n Efektif Variabel

bebas

Variabel

terikat

1 X1, X2, X3 Y 0,737 73,7%

Sedangkan sumbangan efektif per variabel adalah kuadrat

dari pengaruh total (penjumlahan dari pengaruh langsung dan

Page 129: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

114

tidak langsung), (Hasan, 1990). Merujuk konsep para ahli

tersebut, serta besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak

langsung, dan pengaruh total seperti pada Tabel 4.14, besarnya

sumbangan efektif per variabel adalah seperti pada Tabel 4.15

berikut.

Tabel 4.15 Sumbangan Efektif (SE) per Variabel

Variabel

Terikat

Pengaruh Pengaruh

total

Sumb.

Efektif Langsung (var.

bebas)

Tak langsung (var.

antara)

Y

X1

X2

X3

0,200

0,301

0,380

X1-X3

X2-X3

0,116

0,179

0,316

0,480

0,380

09,9%

23,0%

14,4%

Total 47,3

Hasil penelitian di atas merupakan temuan-temuan penelitian

sebagai jawaban rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.

Agar lebih jelas dalam memahami hubungan kausal antara

variabel exogenus/endogenus dengan variabel endogenus., maka

pada perlu pembahasan sebagai berikut.

D. Pembahasan

Dari analisis data di atas, diperoleh temuan-temuan yang

merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Masalah pokok

penelitian telah terjawab, yaitu supervisi kunjungan kelas dan

Page 130: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

115

kompetensi guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar siswa di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

1. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Prestasi

Belajar Siswa

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa supervisi

kunjungan kelas mempunyai pengaruh secara positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pengajaran

harus dapat melakukan kerjasama dengan bawahannya. Dengan

adanya kerjasama antara kepala sekolah dengan guru-guru

memungkinkan guru-guru dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas

sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan untuk meningkatkan

unjuk kerja karyawan, menurut Siagian (1986) perlu diperhatikan

sembilan kebutuhan yang sifatnya non material sebagai berikut;

(1) perasaan diikutsertakan, (2) cara pendisiplinan yang

manusiawi, (3) kondisi kerja yang baik, (4) pemberian

penghargaan atas keberhasilan dalam menjalankan tugas, (5)

kesetiaan pimpinan kepada para karyawan, (6) promosi dan

perkembangan bersama organisasi, (7) pengertian yang simpatik

terhadap masalah-masalah pribadi bawahan, (8) keamanan

pekerjaan, dan (9) tugas suatu pekerjaan yang sifatnya menarik.

Page 131: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

116

Temuan penelitian ini tidak berbeda dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Kadarman dan Udaya (1996), bahwa para

manajer bertanggung jawab untuk menentukan kegiatan yang

memungkinkan setiap anggota organisasi berkinerja untuk

pencapaian sasaran. Tanggung jawab manajer dalam

menentukan kegiatan dimaksud adalah dalam hal perencanaan,

pengorganisasian, pembagian tugas sesuai dengan keahlian

setiap individu, mengevaluasi kegiatan, memberikan umpan balik,

menciptakan kondisi kerja yang nyaman, dan menjalin kerjasama

dengan setiap anggota organisasi sehingga setiap individu dapat

meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stoop dan

Johnson (1977), bahwa kepala sekolah adalah pekerja profesional

yang bekerja sama dengan banyak orang guna mendidik murid.

Sebagai pekerja profesional, kepala sekolah harus mempunyai

kemampuan/keterampilan dalam bekerjasama dengan guru,

personil sekolah dan masyarakat secara terpadu guna mendidik

siswa. Kepala sekolah yang efektif dan inovatif menetapkan tujuan

dan prioritas pencapaian prestasi siswa seimbang dengan

performansi dan perilaku hubungan manusia. Suatu kenyataan

bahwa, kepala sekolah yang berpengalaman selalu membimbing

guru-guru, mendengarkan keluhan bawahan, cenderung

memberikan efek positif terhadap prestasi belajar murid. Tujuan

Page 132: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

117

pendidikan di sekolah dapat dicapai atas kerjasama semua unsur

yang ada didalam organisasi sekolah, oleh karena itu kepala

sekolah sebagai penanggung jawab utama dalam pengelolaan

satuan pendidikan harus mampu merencanakan dan

mengorganisir setiap kegiatan sehingga dapat meningkatkan

kinerja guru untuk mencapai kemajuan belajar siswa.

Guru-guru menginginkan administrator sekolah untuk

bekerjasama dan para guru menginginkan dirinya dianggap

sebagai mitra kerja dari pada sebagai bawahan. Pengakuan

terhadap guru sebagai sebagai personil sekolah yang mempunyai

kontribusi dalam mencapai tujuan institusi/sekolah harus

mendapat perhatian oleh kepala sekolah. Faktor yang dirasakan

oleh guru dapat memberikan kontribusi dalam menaikkan dan

menurunkan kompetensi, dua faktor diantara 10 faktor yang dapat

meningkatkan kompetensi ialah: (1) kepala sekolah yang koperatif

dan senang membantu guru dalam memecahkan masalah

termasuk masalah pembelajaran siswa, (2) sekolah yang

terorganisasi dengan baik dan kegiatan supervisi secara rutin.

Baik buruknya guru dalam mengajar dan motivasi belajar

siswa sangat dipengaruhi oleh kepala sekolah. Peran pokok yang

dimainkan kepala sekolah adalah membangun dan

mempertahankan semangat kerja yang positif. Guru-guru akan

bekerja dengan baik dan produktif jika mereka berada dalam

Page 133: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

118

suasana yang menyenangkan. Hal ini akan terwujud apabila

kepala sekolah mampu mempertahankan situasi dan kondisi kerja

yang mendukung peningkatan unjuk kerja guru guna mencapai

tujuan pendidikan di sekolah.

2. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan

signifikan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau

Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan

pengelolaan kelas dapat mendorong prestasi belajar siswa.

Proses belajar mengajar yang efefktif hanya mungkin dapat

terwujud apabila dilaksanakan oleh guru profesional dan dijiwai

profesionalisme yang tinggi. Guru profesional adalah guru yang

memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang

tinggi, rasa kesejawatan, dan menguasai bidang studi yang

diajarkan. Dengan jiwa profesionalisme, guru akan mencintai

pekerjaannya dan melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi

dan tanggung jawab.

Temuan penelitian ini dapat dijelaskan dengan teori dua faktor

dari Herzberg (Herz-berg’s Two-Factor Theory of Motivation)

menjelaskan, kondisi kerja yang menyenangkan, gaji yang cukup,

keamanan kerja yang terjamin merupakan faktor penyehat atau

Page 134: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

119

penguat. Yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan

menurut teori tersebut adalah pencapaian prestasi, pengakuan

terhadap pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang

memungkinkan seseorang karyawan dapat berkembang. Di

negara yang sudah tinggi tingkat perekonomiannya menetapkan

standar upah yang tinggi bagi setiap jenis pekerjaan sehingga

setiap pekerja mendapat jaminan kehidupan yang cukup termasuk

jaminan kesehatan. Lingkungan kerja termasuk keselamatan kerja

merupakan standar yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan

yang mempekerjakan karyawan. Dan hal yang menarik justru

keinginan untuk berprestasi dan pengakuan serta tanggung jawab

terhadap suatu pekerjaan merupakan faktor yang dapat

meningkatkan hasil kerja guru.

3. Pengaruh supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah dan

Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil analisis data secara simultan terbukti bahwa

terdapat hubungan yang substansial antara kunjungan kelas

kepala sekolah dan kompetensi guru dengan prestasi belajar

siswa. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang cukup tinggi

antara kunjungan kelas kepala sekolah dan kompetensi guru

terhadap prestasi belajar siswa. Bila ditinjau dari nilai

signifikansinya, maka kunjungan kelas kepala sekolah dan

kompetensi guru sama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi

Page 135: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

120

belajar siswa. Dari nilai koefisiennya dapat dilihat bahwa

kunjungan kelas kepala sekolah dan kompetensi guru memiliki

pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa makin baik kunjungan kelas kepala

sekolah dan kompetensi guru maka makin baik pula prestasi

belajar yang dapat diraih oleh siswa.

Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut adalah

kunjungan kelas kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Begitu pula dengan kompetensi guru, juga

memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kepala

sekolah yang berpengalaman, selalu membimbing guru-guru,

mendengarkan keluhan bawahan, cenderung memberikan efek

positif terhadap prestasi belajar siswa. Orientasi yang paling

penting didalam pembinaan kualitas pendidikan di sekolah lebih

ditekankan pada kemampuan teknis profesional atau komponen-

komponen yang langsung berhubungan dengan proses

pengelolaan, penggunaan buku dan alat-alat serta proses

pendidikan.

Dengan demikian, kepala sekolah dan guru yang profesional

adalah seperangkat kompetensi yang direalisasikan dalam

melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dengan hasil belajar

yang maksimal.

Page 136: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

121

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa di SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai secara bersama dipengaruhi oleh

supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru.Dari dua variabel

yang dikaji (supervisi kunjungan kelas dan kompetensi guru)

mempunyai pengaruh secara langsung terhadap prestasi belajar

siswa.

1. Kompetensi guru memiliki pengaruh lebih besar terhadap

prestasi belajar siswa dibandingkan dengan supervisi kunjungan kelas

yang dilakukan oleh kepala sekolah yang mempunyai pengaruh lebih

kecil terhadap prestasi belajar siswa.

2. Supervisi kunjungan kelas kepala sekolah mempengaruhi

prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SD Negeri 15 P. Kambuno

Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

3. serta kompetensi guru mampu mempengaruhi prestasi belajar

siswa guru SD Negeri 15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Sehingga supervisi

kunjungan kelas kepala sekolah dan kompetensi guru secara

bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar siswa SD Negeri 15

Page 137: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

122

Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai.

B. Saran

1. Prestasi belajar merupakan indikator kemajuan suatu sekolah,

karena itu upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui

peningkatan kompetensi guru perlu dilakukan agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Kompetensi guru perlu mendapat perhatian dan terus dibina

karena mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap

prestasi belajar siswa. Kegagalan dalam meningkatkan

kompetensi guru dapat berakibat pada menurunnya prestasi

belajar siswa.

3. Bagi pejabat di Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten/Kota,

temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam pengambilan kebijakan dan pembinaan kepala SD Negeri

15 P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai yang berkaitan tugas kepala sekolah

sebagai supervisor dan pemimpin pengajaran.

4. Sikap konsisten dari kepala sekolah dalam menegakkan aturan,

kesesuaian perkataan dengan perilaku dapat menumbuhkan

sikap disiplin, kejujuran, kerjasama, komitmen pada tugas, hal-

hal tersebut merupakan aspek pentin.

Page 138: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

123

5. Peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian dengan

pendekatan kualitatif sehingga dapat mengungkap lebih

mendalam tentang langkah-langkah supervisi kunjungan kelas

dan strategi peningkatan kompetensi guru.

6. Untuk melakukan penelitian yang serupa dengan pendekatan

kuantitatif dengan melibatkan variabel di luar sekolah, pengaruh

dana bantuan operasional sekolah (BOS) atau variabel lainnya

yang diduga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.

Page 139: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

124

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro.1995. Memahami Statistika Bisnis.Yogyakarta: Andi Offset

Arfan, Siti.1996. Manajemen Pembelajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baron. Amstrong A. 2001. Total Quality Management. New York: Longman, Inc..

Davis, G.A. & Thomas, M.A. 1989. Effective Schools and Effective Teacher. Boston: Allynand Bacon Inc.

Departemen Pedidikan dan Kebudayaan.1998. Panduan Manajemen Madrasah. J akarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dewanto, A. 2003. Statistika Pendidikan1. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.

Dikmenum. 2008. Kinerja Guru Indonesia. www.dikmenum.go.id (12 Aug. 2008).

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah. 2007.Hasil Rerata UAN Jateng. Semarang: Dinas P dan K Jateng.

Ekososilo. 2003. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fattah, Nanang. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andika.

Gaffar, Fakry. 1987. Perencanaan Pendidikan Teoridan Metodologi. Jakarta: P2. LPTK Depdikbud.

Gunarsa,Hadi, Gary. 1982. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Gunarsa,Hadi, Gary. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Page 140: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

125

Hamalik, O. 1983. Keterampilan Menulis Buku Materi Pokok. Jakarta: Kurnia UT.

Handoko. 1992. Strategi Mengajar. Bandung: Sinar Dunia

Hasan, Muhammad. 1990. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Irawan, Ahmad. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa

Lipham, Mand James A. Hoech, Jr.1985.The Principalship Foundation and Faction. New York: Harper & Row, Publisher Inc.

Mangkunegoro, A. P. A.A. 1986. Meningkatkan Prestasi Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2003.Pendekatan Kompetensi Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nasution, S. 1985 .Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Natawijaya, dan Moesa. 1992. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nawawi, H.1997. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif. Yogyakarta: UGM Press.

Nergery. 1991. Human Resources and Personal Management. New York.Prentice Hall, MC.

Nurtain. 1989. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oliva, P.F.1984.Supervisionfor Today’s School. New York: Longman, Inc.

Orlosky, D. E. 1984. Educational Administration Today. London: Charles E Merill Publishing, co.

Pedhazur. 1982. The Modern Statistic. London: Croom Helm, Ltd.

Pidarta, Made. 1988. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya.

Page 141: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

126

Rohmadi.1990. Supervisi Kunjungan Kelas. Yogyakarta: Kanisius.

Sahertian, Piet A. 1989. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sahertian, Piet A. 1992. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Samana, A.1994. Profesionalisme Keguruan: Yogyakarta. Kanisius.

Samiyono, Henry Ananto.1998. Etos Kerja Guru SMTIK– PIKA Semarang dan Aspirasi terhadap Profesional Pekerja. Artikel Penelitian FPTK. IKIP Semarang

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar interpratama Offset

Santoso, Singgih. 2000. SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Sardiman. 1988. Administrasi Pendidikan. Bandung: Jakarta

Satmoko, R.S1992.Pengembangan Guru dalam Perspektif Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sergiovanni. 1991. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Simamora. 1997. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sidi, Djati. 2003. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Soewono. 1991. Pedoman Pembinaan Profesional Guru. Jakarta: Dikdasmen. Depdikbud.

Sugiyono. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Supandi. 1990. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Supriadi. Dedi 1995. Menjadi Sekolah Bermutu. Jakarta: PT Prenhalindo

Surya, Ahmad. 1992. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas

Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktik Profesional. Bandung: angkasa.

Page 142: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

127

Tilaar, Basuki. 2002. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Ditjen Dikti

Wiles, dan Loves. 1993. Democratic Supervision. New York: Ms Graw Hill Book. Co.

Page 143: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk: Bapak/ibu dipersilahkan memberikan isian pada titik-titik di bawah ini dengan tanda ( √ ) dan atau tanda (X) pada kolom () yang tesedia.

Identitas Responden (responden tidak perlu menulis nama) 1. No. Responden : (..................)

2. Jenis Kelamin : ( Pria )

3. Usia : 50 tahun

4. Nama Sekolah : SDN No. 15 Kambuno

5. Alamat sekolah : P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kec. Pulau

Sembilan Kab. Sinjai telp.

6. Jabatan : Kepala Sekolah

7. Pangkat/Golongan : Pembina Tk I / IV.b

8. Pendidikan terakhir : S. I

9. Mengajar program diklat : PGSD√

Bagian1berisi pertanyaan/pernyataan tentang supervise kunjungan kelas

kepala sekolah.Bapak/Ibu silahkan menyatakan pendapatnya, pilihan

jawaban adalah:

1 = Benar Sekali2 = Pada Umumnya Benar3 = Sebagian Benar 4 = Sedikit Benar 5 = Tidak Benar dan Tidak Tepat

Petunjuk: Silahkan memberikan tanda silang (X) pada kotak jawaban yang

tersedia.

No Pernyataan 1 2 3 4 5

A. Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah √

1 Hubungan organisatoris anda dengan kepalasekolah terjalin baik

2 Kepala sekolah tidak menjaga jarak dengan guru-guru

3 Kepala sekolah sering dating dan ngobrol dengan guru

Page 144: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

4 Keberhasilan anda dalam mengajar salahsatunya karena hasil dari supervise kepalasekolah

5 Kepala sekolah membimbing dalampembuatan rencana mengajar seperti SP(Satuan pelajaran)

6 Kepala sekolah membimbing anda dalampelaksanaan strategi belajar mengajar

7 Kepala sekolah membantu anda dalammerumuskan tujuan pengajaran (ranahkognitif, psikomotorik, afektif)

8 Kepala sekolah membantu anda dalam caramerumuskan pengalaman belajar (learningexperience)

9 Kepala sekolah membantu anda dalampengelolaan kelas

10 Kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapatmembantu memperbaiki cara mengajar anda

11 Dalam memberikan supervise kepalasekolah tidak mencari kesalahan anda tapijustru membicarakan solusi secara bersama

12 Kepala sekolah telah bertindak demokratisdalam memberikan supervise pengajarankepada anda

13 Kepala sekolah mempunyai catatan tentanghasil supervise yang selalu dikomunikasikandengan anda

14 Keberhasilan tugas anda yang lain selainmengajar salah satunya karena peransupervise kepala sekolah

15 Waktu pelaksanaan supervise sudah tepat √

16 Kepala sekolah tidak menggurui anda dalammelakukan supervise

17

Kepala sekolah membantu anda dalammasalah keluh kesah guru seperti ketidakpuasan, memperoleh pelayanan yang kurang adil dan lain-lain

18 Kepala sekolah membantu anda dalammemecahkan masalah kesejahteraan guru,seperti masalah keuangan, kedudukan

Page 145: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

19 Kepala sekolah membantu anda dalammemecahkan masalah pribadi

20 Teguran yang diberikan kepala sekolahbukan ancaman bagi anda

Page 146: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk: Bapak/ibu dipersilahkan memberikan isian pada titik-titik di bawah ini dengan tanda (√) dan atau tanda (X) padakolom()yangtesedia.

Identitas Responden (responden tidak perlu menulis nama) 10. No. Responden : (......................)

11. Jenis Kelamin : ( Pria )

12. Usia : 50 tahun

13. Nama Sekolah : SDN No. 15 Kambuno

14. Alamat sekolah : P. Kambuno Desa Pulau Harapan Kec. Pulau

Sembilan Kab. Sinjai telp.

15. Jabatan : Kepala Sekolah

16. Pangkat/Golongan : Pembina Tk I / IV.b

17. Pendidikan terakhir : S. I

Mengajar program diklat : PGSD Bagian1berisi pertanyaan/pernyataan tentang Kompetensi Guru. Bapak/Ibu silahkan menyatakan pendapatnya, pilihan

jawaban adalah:

1 = Tidak Pernah (TP) diberi nilai 2 = Pernah (P) diberi nilai 3 = Kadang-kadang (KD) diberi nilai 4 = Sering (SR) diberi nilai 5 = Selalu (SL) diberi nilai

Petunjuk: Silahkan memberikan tanda silang (X) pada kotak jawaban

Yang tersedia.

Page 147: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

Kompetensi Guru

No

Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden 1 2 3 4 5

1 Saya menyadari bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda dalam setiap kompetensi pembelajaran yang saya sampaikan.

2 Saya berusaha memahami kemampuan dasar dan kognitif saya mengenai materi yang akan saya ajarkan dengan cara melakukan preetest

3 Saya menetapkan tujuan pembelajaran untuk kompetensi dalam program pengajaran saya √

4 Saya menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kompetensi pembelajaran.

5 Secara rutin saya membuat RPP (Rencana Program Pembelajaran) sebelum mengajar √

6 Saya berusaha mengembangkan bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

7 Saya melakukan interaksi awal dalam pembelajaran dengan S3B (Senyum, Sapa, Salam, dan basmalah)

8 Saya memberikan bahan bahan yang memancing rasa ingin tahu siswa dalam setiap materi pembelajaran saya

9 Saya menyampaikan materi sesuai dengan heirarki belajar √

10 Saya dapat mengendalikan pembelajaran dengan baik sehingga perhatian siswa terfokus pada pelajaran dan disiplin kelas terpelihara

11 Saya melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran.

12 Media yang saya gunakan dalam pembelajaran menarik sehingga berhasil memusatkan perhatian siswa dan pesan yang diharapkan dapat ditangkap dengan jelas.

13 Saya mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang akan dicapai selama proses pembelajaran termasuk asesmen otentik.

14 Secara rutin saya mengadakan evaluasi perkompetensi setelah itu baru belajar pada kompetensi berikutnya.

Page 148: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

15 Saya melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik. √

16 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pandangan/ pendapat dalam pergaulan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal saya.

17 Dalam menjalankan tugas, sebagai seorang guru saya berpegang teguh pada norma agama yang saya anut.

18 Setiap permsalahan saya selesaikan dengan pemikiran yang matang/tidak emosional (arif dan bijaksana)

19 Peserta didik mematuhi nasehat saya √

20 Saya berusaha mematuhi peraturan yang berlaku baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal saya

21 Saya mengatakan yang sebenarnya dan suka menolong orang kesusahan. √

22 Saya mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran.

23 Saya menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa baik daalam kegiatan pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

24 Sata malu berdiskusi dengan rekan sekerja terutama mengenai masalah pembelajaran di sekolah.

25 Saya berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan sesama guru. √

26 Saya mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan petugas tata usaha.

27 Saya berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan orang tua/wali peserta didik.

28 Saya menjalin komunikasi dengan orang tua murid untuk mengetahui perkembangan siswa di rumah.

29 Saya berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan masyarakat sekitar. √

30 Untuk memperdalam pemahaman meteri ajar yang ada di kurikulum sekolah saya melakukan kajian materi.

Page 149: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

31 Saya menguasai materi pembelajaran dengan baik sehingga tingkat kebenaran dan keakuratan substansi (materi, isi) pembelajaran yang dibahas sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

32 Saya memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar dengan baik.

33 Dalam mengajar, saya mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan.

34 Saya mengupayakan agar materi pelajaran dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki manfaat (nilai fungsional) dalam kehidupan sehari-hari.

35 Dalam pembelajaran, saya mengaitkan materi dengan realita kehidupan. √

36 Sebagai seorang guru, saya memahami hubungan konsep antar materi ajar dengan kehidupan sehari-hari.

37 Saya menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. √

38 Saya menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi dengan baik.

39 Saya melakukan kegiatan penelitian ilmiah (action research) √

40 Saya menggunakan internet sebagai sumber informasi dan menambah wawasan. √

Page 150: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tot Mean Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3

3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4

2 2 3 3 3 3 4 3 4 5 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3

2 2 2 4 3 5 3 4 3 2 5 2 2 5 3 3 2 2 4 2

3 3 4 2 5 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 2 2

4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3

4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2 4

3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 3 3 4 3 2 3 4 2

2 2 3 3 3 4 3 2 5 2 3 5 3 4 3 2 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4

4 2

2 2 5 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 2 3

4 3

3 3 4 2 5 2 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 5 4 5 2 4 3 5 3 3 3 3 2 4 4 2 2

4 3

4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4

5 4

4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4

5 4

53 44 51 46 48 46 46 47 49 49 48 47 45 46 44 41 44 49 45 46 50 53 52 47 48 48 45 46 48 48 48 44 53 48 49 42 48

61 46

3,14 3,79 3,64 3,29 3,43 3,29 3,29 3,36 3,50 3,50 3,43 3,36 3,21 3,29 3,14 2,93 3,14 3,50 3,21 3,29 3,57 3,79 3,71 3,36 3,43 3,43 3,21 3,29 3,43 3,43 3,43 3,14 3,79 3,43 3,50 3,00 3,43

4,36 3,29

BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikCukupBaikBaikBaikBaik

BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikCukupBaik

Sangat baik Baik

DATA HASILPENELITIAN

SupervisiKunjungan Kelas Kepala Sekolah

Page 151: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tot Mean Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8

9

10 11 12

13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

35 36

4 3 4 3 2 2 4 3

4 3 4 3

2

2 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 4

3 4

3 4 3 2 3 4 2 4

3 4 3 2

3

4 2 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2

4 3

4 2 3 5 3 4 4 3

4 5 3 4

3

4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3

3 4

3 3 3 2 3 4 3 4

3 5 2 3

4

5 3 3 3 3 4 3 2 5 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 5

4 3

5 3 3 5 3 4 2 3

3 5 4 4

3

5 2 5 4 2 3 3 3 3 5 4 2 3 3 5 4 2 3 4 3 4

3 3

4 3 2 3 3 5 2 4

5 5 3 3

3

5 4 4 4 2 3 5 3 4 4 3 4 5 3 4 2 5 2 3 4 3

5 4

4 2 3 4 3 3 5 3

5 5 4 4

5

5 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 5 2 2 2 4 3 4 3 4

4 2

2 3 5 3 4 4 3 4

5 3 3 3

5

5 4 4 3 3 3 5 3 4 2 3 3 5 4 3 4 2 4 3 3 2

3 3

3 3 2 3 4 3 4 3

5 2 3 2

5

5 3 3 4 3 2 3 3 5 2 4 5 5 3 4 4 3 4 5 4 3

3 3

3 3 5 3 4 2 3 3

5 4 4 2

2

5 3 4 3 2 3 4 3 3 5 3 5 5 4 3 2 5 4 4 2 3

3 2

3 2 3 3 5 2 4 5

5 3 2 3

5

5 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 5 5 3 4 3 2 3 4 3 3

2 3

2 3 4 3 3 5 3 5

5 4 4 4

3

5 2 4 4 3 5 2

4 3 2 2 5 3 3 5 3 4 4 3 4

5 3

3 3 2 3 3 4 2 5

5 3 4 3

5

2 3 4 3 4 4 3 3 5 4 3 5 5 4 3 2 3 4 3 4 3

5 2

3 5 2 3 4 3 2 2

5 3 3 3

5

4 3 4 2 4 5 4 3 3 4 4 3 5 2 3 5 3 4 2 3 3

5 4

4 4 3 3 5 4 3 5

5 4 4 5

5

3 3 5 2 4 5 5 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 5 2 4 5

5 3

4 5 4 3 3 4 4 3

5 2 3 5

5

4 3 3 5 3 5 5 4 4 2 3 5 3 4 4 3 4 5 3 3 5

5 4

4 3 3 4 3 3 2 3

3 4 2 5

5

3 3 3 4 2 5 5 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 5 2 2 5

5 3

4 4 4 4 3 5 2 3

4 3 2 2

5

3 3 4 3 2 2 5 3 3 3 3 5 3 4 2 3 3 5 4 2 2

5 3

4 3 3 4 4 3 5 2

5 4 3 5

5

4 3 5 4 3 5 5 4 5 3 2 3 3 5 2 4 5 5 3 3 5

5 4

3 4 3 3 2 3 3 4

3 4 4 3

5

2 3 3 4 4 3 5 2 3 2 3 4 3 3 5 3 5 5 4 4 3

5 2

69 65 64 66 67 71 62 71

87 75 64 68

83

80 61 76 68 61 71 75 61 74 67 62 74 78 66 66 66 69 77 66 62 71

82 62

3,45 3,25 3,20 3,30 3,35 3,55 3,10 3,55

4,35 3,75 3,20 3,40

4,15

4,00 3,05 3,80 3,40 3,05 3,55 3,75 3,05 3,70 3,35 3,10 3,70 3,90 3,30 3,30 3,30 3,45 3,85 3,30 3,10 3,55

4,10 3,10

BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik

Sangat baikBaikBaikBaik

Sangat baikSangatba

ik BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik

Sangat baik Baik

DATA HASILPENELITIAN

Kompetensi Guru

Page 152: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3

UjiVariabilitas

FactorAnalysis

Communalities

Initial Extraction Supervisipengawassekolah SupervisiKepalasekolah KinerjaGuru

1.000

1.000 1.000

.688

.729 .705

Extraction Method: PrincipalComponentAnalysis.

TotalVarianceExplained

Component

InitialEigenvalues ExtractionSumsofSquaredLoadings Total %ofVariance Cumulative% Total %ofVariance Cumulative%

1 2 3

2.122 .467 .410

70.744 15.582 13.674

70.744 86.326

100.000

2.122 70.744 70.744

ExtractionMethod: PrincipalComponent Analysis.

ComponentMatrixa

Component 1

Supervisipengawassekolah SupervisiKepalasekolah KinerjaGuru

.830

.854 .840

Extraction Method: PrincipalComponent Analysis. a.1components extracted.

Page 153: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

DeskripsiData

Supervisipengawassekolah

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid Sangatbaik Baik Cukup Total

7 48 5

60

11.7 80.0 8.3

100.0

11.7 80.0 8.3

100.0

11.7 91.7

100.0

SupervisiKepalasekolah

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid Sangatbaik Baik Cukup Total

16 42 2

60

26.7 70.0 3.3

100.0

26.7 70.0 3.3

100.0

26.7 96.7

100.0

KinerjaGuru

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid Sangatbaik BaikCukupTotal

14 41 5

60

23.3 68.3 8.3

100.0

23.3 68.3 8.3

100.0

23.3 91.7

100.0

Page 154: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

AnalisisRegresiX1–Y

Regression

VariablesEntered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1 Supervisipengawaas sekolah

.

Enter

a.Allrequestedvariablesentered. b.DependentVariable:KinerjaGuru

Model Summary

Model

R

RSquare

Adjusted RSquare

Std.Errorof theEstimate

1 .535a .286 .274 5.8540 a.Predictors: (Constant), Supervisipengawassekolah

ANOVAb

Model

Sumof Squares

df

MeanSquare

F

Sig.

1 Regression Residual Total

795.967 1987.633 2783.600

1 58 59

795.967 34.270

23.227 .000a

a.Predictors: (Constant),Supervisipengawassekolah b.Dependent Variable:KinerjaGuru

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. B Std.Error Beta 1 (Constant)

Supervisi pengawassekolah

14.816

.599

6.144

.124

.535

2.412

4.819

.019

.000

a.Dependent Variable:KinerjaGuru

Page 155: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

AnalisisRegresiX2–Y

Regression

VariablesEntered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1 Supervisi Kepalaa sekolah

.

Enter

a.Allrequestedvariablesentered. b.DependentVariable:KinerjaGuru

Model Summary

Model

R

RSquare

Adjusted RSquare

Std.Errorof theEstimate

1 .584a .341 .330 5.6242 a.Predictors: (Constant), SupervisiKepalasekolah

ANOVAb

Model

Sumof Squares

df

MeanSquare

F

Sig.

1 Regression Residual Total

948.936 1834.664 2783.600

1 58 59

948.936 31.632

29.999 .000a

a.Predictors: (Constant),SupervisiKepalasekolah b.Dependent Variable:KinerjaGuru

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficien ts

t

Sig. B Std.Error Beta 1 (Constant)

SupervisiKepalasekolah 16.220

.388 5.160 .071

.584

3.144 5.477

.003

.000 a.Dependent Variable:KinerjaGuru

Page 156: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

AnalisisRegresiGanda

Regression

VariablesEntered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1 SupervisiKepalasekolah, Supervisi pengawaas sekolah

.

Enter

a.Allrequestedvariablesentered. b.Dependent Variable:KinerjaGuru

Model Summary

Model

R

RSquare

Adjusted RSquare

Std.Errorof theEstimate

1 .635a .403 .382 5.4010 a.Predictors: (Constant), SupervisiKepalasekolah,

Supervisipengawassekolah

ANOVAb

Model

Sumof Squares

df

MeanSquare

F

Sig.

1 Regression Residual Total

1120.879 1662.721 2783.600

2 57 59

560.439 29.171

19.213 .000a

a.Predictors:(Constant),SupervisiKepalasekolah,Supervisipengawassekolah b.DependentVariable:KinerjaGuru

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Correlations B Std.Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) Supervisipengawassekolah SupervisiKepalasekolah

7.820

.338

.275

6.043

.139

.082

.301

.414

1.294

2.428

3.337

.201

.018

.001

.535

.584

.306

.404

.249

.342 a.DependentVariable:KinerjaGuru

Persamaan:

Y =7,820+0,338X1+ 0,275X2

Page 157: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

UjiNormalitas

One-SampleKolmogorov-SmirnovTest

Supervisipengawass

ekolah

SupervisiKepalase

kolah

KinerjaGuru N NormalParametersa,bMean

Std.Deviation MostExtreme Absolute

DifferencesPositive Negative

Kolmogorov -Smirnov Z Asymp.Sig.(2-tailed)

60 49.0167 6.1272

.190

.190 -.106 1.147 .127

60 72.1333 10.3391

.144

.144 -.107 1.113 .168

60 44.2000 6.8687

.142

.142 -.100 1.102 .176

a.TestdistributionisNormal. b.Calculatedfromdata.

Page 158: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

UjiLinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

CollinearityStatist ics B Std.Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) Supervisipengawassekolah SupervisiKepalasekolah

7.820

.338

.275

6.043

.139

.082

.301

.414

1.294

2.428

3.337

.201

.018

.001

.681

.681

1.468

1.468 a.DependentVariable:KinerjaGuru

KinerjaGuru 60

50

40

30

Observed

20 30 40 50

60 70

Linear

80

Supervisipengawassekolah

KinerjaGuru 60

50

40

30

Observed

20 50 60 70

80 90

100

Linear

SupervisiKepalasekolah

Page 159: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

UjiHeteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficien ts

t

Sig. B Std.Error Beta 1 (Constant)

Supervisipengawassekolah SupervisiKepalasekolah

5.090

-.103 5.572E-02

3.387

.078

.046

-.208

.190

1.503

-1.320

1.207

.138

.192

.233 a.Dependent Variable:AbsolutResidu

DistribusiFrekuensi

Jeniskelamin

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid L P Total

27 33 60

45.0 55.0

100.0

45.0 55.0

100.0

45.0 100.0

Umur

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid <30 30-40 >40 Total

7 30 23 60

11.7 50.0 38.3

100.0

11.7 50.0 38.3

100.0

11.7 61.7

100.0

Pendidikan

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid S1 S2 Total

53 7

60

88.3 11.7

100.0

88.3 11.7

100.0

88.3 100.0

MasaKerja

Frequency

Percent

ValidPercent

Cumulative Percent

Valid 0-5 6-10 11-15 16-20 Total

7 30 18 5

60

11.7 50.0 30.0 8.3

100.0

11.7 50.0 30.0

8.3 100.0

11.7 61.7 91.7

100.0

Page 160: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

UjiValiditas

DataSupervisiPengawasSekolah

Correlations

TOT_X1 X1_1 PearsonCorrelation

Sig.(2-tailed) N

.377**

.003 60

X1_2 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.612**

.000 60

X1_3 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.617**

.000 60

X1_4 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.560**

.000 60

X1_5 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.543**

.000 60

X1_6 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.387**

.002 60

X1_7 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.521**

.000 60

X1_8 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.458**

.000 60

X1_9 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.458**

.000 60

X1_10 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.615**

.000 60

X1_11 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.517**

.000 60

X1_12 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.501**

.000 60

X1_13 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.415**

.001 60

X1_14 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.664**

.000 60

TOT_X1 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

1.000 .

60

**.Correlationissignificantatthe0.01 level

Page 161: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

DataSupervisiKepalaSekolah

Correlations

TOT_X2 X2_1 PearsonCorrelation

Sig.(2-tailed) N

.428**

.001 60

X2_2 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.514**

.000 60

X2_3 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.349**

.006 60

X2_4 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.547**

.000 60

X2_5 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.415**

.001 60

X2_6 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.553**

.000 60

X2_7 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.617**

.000 60

X2_8 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.433**

.001 60

X2_9 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.556**

.000 60

X2_10 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.514**

.000 60

TOT_X2 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

1.000 .

60

**.Correlationissignificantatthe0.01level

Correlations

TOT_X2 X2_11 PearsonCorrelation

Sig.(2-tailed) N

.518**

.000 60

X2_12 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.661**

.000 60

Page 162: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

X2_13 PearsonCorrelation

Sig.(2-tailed) N

.544**

.000 60

X2_14 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.509**

.000 60

X2_15 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.489**

.000 60

X2_16 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.573**

.000 60

X2_17 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.615**

.000 60

X2_18 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.651**

.000 60

X2_19 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.490**

.000 60

X2_20 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.483**

.000 60

TOT_X2 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

1.000 .

60

**.Correlationissignificantatthe0.01level

Page 163: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

DataKinerjaGuru

Correlations

TOT_Y Y_1 PearsonCorrelation

Sig.(2-tailed) N

.516**

.000 60

Y_2 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.687**

.000 60

Y_3 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.656**

.000 60

Y_4 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.589**

.000 60

Y_5 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.578**

.000 60

Y_6 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.508**

.000 60

Y_7 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.585**

.000 60

Y_8 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.509**

.000 60

Y_9 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.625**

.000 60

Y_10 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.685**

.000 60

Y_11 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.601**

.000 60

Y_12 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

.331**

.010 60

TOT_Y PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) N

1.000 .

60

**.Correlationissignificantatthe0.01level

Page 164: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

UjiReliabilitas

Reliabilitas DataSupervisiPengawasSekolah

******Method1(spacesaver)willbeusedforthisanalysis ******

RELIABILITY ANALYSIS - SCALE (ALP HA)

Item-totalStatistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha

ifItem ifItem Total ifItem Deleted Deleted Correlation Deleted

X1_1 45.4000 34.7525 .2901 .7770 X1_2 45.4000 32.2780 .5227 .7569 X1_3 45.7333 31.5209 .5129 .7561 X1_4 45.7667 31.5040 .4273 .7647 X1_5 45.6333 31.9989 .4158 .7656 X1_6 45.5833 34.1116 .2938 .7802 X1_7 45.5333 32.3887 .3945 .7676 X1_8 45.4333 33.5718 .3415 .7719 X1_9 45.5833 33.1963 .3262 .7740 X1_10 45.7167 31.6302 .5124 .7563 X1_11 45.6667 32.3277 .3867 .7685 X1_12 45.4333 32.9616 .3832 .7684 X1_13 45.2667 34.6395 .3214 .7734 X1_14 45.0667 33.9616 .6182 .7605

ReliabilityCoefficients

NofCases= 60.0 NofItems=14

Alpha= .7804

Page 165: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

Reliabilitas DataSupervisiKepalaSekolah

Reliability

******Method1(spacesaver)willbeusedforthisanalysis ******

RELIABILITY ANALYSIS - SCALE (ALP HA)

Item-totalStatistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha

ifItem ifItem Total ifItem Deleted Deleted Correlation Deleted

X2_1 68.7000 99.2983 .3475 .8594 X2_2 68.7000 97.4339 .4392 .8560 X2_3 68.5667 102.0802 .2932 .8608 X2_4 68.5833 97.4336 .4807 .8545 X2_5 68.4833 99.1692 .3283 .8603 X2_6 68.4500 96.6246 .4817 .8543 X2_7 68.5500 95.3703 .5525 .8516 X2_8 68.6667 99.3107 .3543 .8591 X2_9 68.5167 96.4573 .4847 .8542 X2_10 68.6333 97.1175 .4364 .8561 X2_11 68.5000 96.8305 .4385 .8561 X2_12 68.4000 93.3966 .5965 .8494 X2_13 68.5833 96.6540 .4708 .8547 X2_14 68.5667 97.5379 .4336 .8562 X2_15 68.3833 97.7658 .4101 .8571 X2_16 68.3167 96.3895 .5052 .8535 X2_17 68.6167 95.1895 .5488 .8517 X2_18 68.6667 93.5141 .5843 .8499 X2_19 68.2500 97.8178 .4120 .8570 X2_20 68.4000 98.1424 .4056 .8572

ReliabilityCoefficients

NofCases= 60.0 NofItems=20

Alpha= .8617

Page 166: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

Reliabilitas DataKinerjaGuru

Reliability

******Method1(spacesaver)willbeusedforthisanalysis ******

RELIABILITY ANALYSIS - SCALE (ALP HA)

Item-totalStatistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha

ifItem ifItem Total ifItem Deleted Deleted Correlation Deleted

Y_1 40.5667 41.8090 .4145 .8073 Y_2 40.4833 38.7963 .5980 .7915 Y_3 40.5833 38.7556 .5537 .7950 Y_4 40.5500 39.5737 .4700 .8029 Y_5 40.4833 40.3895 .4707 .8027 Y_6 40.3000 41.6373 .3984 .8086 Y_7 40.5500 40.7602 .4891 .8015 Y_8 40.6833 41.2709 .3915 .8094 Y_9 40.5167 38.8641 .5104 .7991 Y_10 40.4333 38.1819 .5872 .7917 Y_11 40.5167 39.7116 .4915 .8008 Y_12 40.5333 43.9141 .3075 .8128

ReliabilityCoefficients

NofCases= 60.0 = NofItems=12

Alpha= .8165

Page 167: PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS KEPALA SEKOLAH …

128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fahri Lahir di Sinjai, Sulawesi Selatan pada tanggal 4

November 1966, anak kelima dari lima bersaudara

pasangan Hamling dan Nahira. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Dasar yaitu SDN. No. 17 P.

Burungloe I Kab. Sinjai ( 20 - 05 - 1981 ), Sekolah

Menengah Pertama yaitu SMPN No. 1 Kab. Sinjai ( 19

- 05 - 1984 ), Sekolah Pendidikan Guru yaitu SPGN

No. 132 Kab. Sinjai ( 22 - 06 - 1987 ), D. II PGSD UT

( 04 - 02 - 1997), S. I UNM Makassar (31 - 12 - 2009)

Penulis terangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai

tanggal 29 Pebruari 1988 dan diangkat sebagai Guru Kelas pada salah

satu Desa Terpencil di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya yaitu pada SD Negeri No. 18 P.

Burungloe II Kabupaten Sinjai sampai tahun 1993. Tahun 1993 penulis

dimutasikan ke SDN.No. 17 P. Burungloe I Kec. Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai sampai pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis

dipromosikan untuk suatu jabatan yaitu sebagai Kepala Sekolah di

SDN.No. 19 P. Katindoang Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Tanggal 06 April 2013 penulis dimutasikan ke SDN. No. 15 Kambuno

Desa Pulau Harapan Kec. Pulau Sembilan Kab. Sinjai sampai sekarang.

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang ( S-2 )

dengan memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar untuk

memeroleh gelar Magister Pendidikan ( M.Pd. ), dan menulis tesis dengan

judul Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah dan

Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD.

Negeri 15 Pulau Kambuno Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai