pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi …lib.unnes.ac.id/24507/1/1401412528.pdf ·...

269
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III TEGAL BARAT KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Lian Amirul Huda 1401412528 JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: trinhphuc

Post on 14-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN

MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III

TEGAL BARAT KOTA TEGAL

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Lian Amirul Huda

1401412528

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1) Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu

sendiri yang mengubah nasibnya ( Q.S Ar- Ra’d : 11)

2) Jadi guru itu jangan punya niat untuk buat pintar anak orang, yang penting

menyampaikan ilmu pengetahuan dan berusaha mendidik mereka (penulis).

3) Hidup itu harus terus melangkah maju, jika tidak maka anda akan berada

ditempat, dan modal untuk melangkah maju adalah dengan ilmu (Nam).

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk

Bapak Ali Shodikin (Alm), Ibu Puji

Astuti, Ketiga kakakku, keluarga

besar, sahabat, dan teman-teman

seperjuangan PGSD UPP Tegal FIP

UNNES angkatan 2012 yang telah

memberi dukungan, doa, dan

motivasi, serta untuk masa depanku

yang sedang kuperjuangkan dan

masih menjadi rahasia ilahi.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD Se Dabin III Kecamatan

Tegal Barat Kota Tegal” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, kendala dan rintangan,

tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat

teratasi. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Universitas Negeri

Semarang yang telah mempermudah administrasi dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd. M.Pd, Dosen Pembimbing

yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

vi

6. Dosen dan staf karyawan PGSD Unnes UPP Tegal yang telah membekali

banyak ilmu pengetahuan selama menempuh perkuliahan.

7. Kepala SD di daerah binaan III Kecamatan Tegal Barat yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Seluruh guru sekolah dasar di daerah binaan III Kecamatan Tegal Barat yang

telah memberikan partisipasinya dalam penelitian ini.

9. Sahabat, teman dan kakak tingkat yang telah memberikan dukungan, bantuan

dan motivasinya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan lindungannya kepada pihak-

pihak yang terkait serta membalasnya dengan lebih baik. Penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri dan

masyarakat serta pembaca pada umumnya.

Tegal, Mei 2016

Penulis

vii

ABSTRAK

Huda, Lian Amirul. 2016. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD se- Dabin III

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I: Drs.Sigit Yulianto,M.Pd. Pembimbing II: Mur Fatimah,

S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru; Motivasi Berprestasi; Supervisi

Kepala Sekolah;

Guru merupakan suatu komponen penting dalam proses kegiatan

pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan suatu pendidikan. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogik guru lebih diperhatikan karena berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran. Ada dua faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern seperti tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan, tingkat kesejahteraan guru, kesadaran akan kewajiban. Faktor ekstern seperti kepemimpinan kepala sekolah dalam mendorong dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru, kegiatan pembinaan yang dilakukan secra teratur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 101 responden dengan sampel sebanyak 78 yang diambil melalaui teknik Probability Sampling. Penelitian ini menggunakan metode survey. Uji Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis meliputi uji analisis regresi berganda (R), uji analisis determinasi (R

2), dan uji

koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) data diolah dengan menggunakan SPSS versi 21.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru; (2) ada pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru; (3) ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru; (4) supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan pengaruh sebesar 14,5% terhadap kompetensi pedagogik guru; (5) motivasi berprestasi memberikan sumbangan sebesar 31,5% terhadap kompetensi pedagogik guru; dan (6) supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberikan sumbangan pengaruh sebesar 32% terhadap kompetensi pedagogik guru. Berdasarkan hasil skor total angket bahwa supervisi kepala sekolah sebesar 74% masuk kategori kuat, motivasi berprestasi sebesar 81,36% masuk kategori sangat kuat, dan kompetensi pedagogik guru sebesar 79,24% masu kategori kuat. Sehingga dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru bisa dilakukan dengan kegiatan pembinaan supervisi dari kepala sekolah dan meningkatkan motivasi untuk guru agar selalu berprestasi dalam meningkatkan kinerjanya.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL............................................................................................................ i

PERNYATAAN............................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB

1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah .........................................................................

1

1.2

Identifikasi Masalah ................................................................................

9

1.3

Pembatasan Masalah ...............................................................................

10

1.4

Rumusan Masalah ...................................................................................

11

1.5

Tujuan Penelitian.....................................................................................

11

1.5.1

Tujuan Umum .........................................................................................

11

1.5.2

Tujuan Khusus.........................................................................................

11

ix

1.6 Manfaat Penelitian................................................................................... 12

1.6.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................

12

1.6.2 Manfaat Praktis .......................................................................................

12

BAB

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................................

13

2.1.1 Kompetensi Guru ....................................................................................

13

2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru ..................................................................

15

2.1.2.1 Kemampuan Mengelola Pembelajaran ...................................................

16

2.1.2.2 Pemahaman Terhadap Peserta Didik ......................................................

16

2.1.2.3 Perancangan Pembelajaran......................................................................

16

2.1.2.4 Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis........................

16

2.1.2.5 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran ....................................................

17

2.1.2.6 Evaluasi Hasil Belajar .............................................................................

17

2.1.2.7 Pengembangan Peserta Didik..................................................................

17

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru ..........

18

2.1.4 Supervisi Kepala Sekolah .......................................................................

21

2.1.4.1 Pengertian Supervisi................................................................................

21

2.1.4.2 Prinsip-prinsip Supervisi .........................................................................

22

2.1.4.3 Tujuan Supervisi .....................................................................................

23

2.1.4.4 Fungsi Supervisi ......................................................................................

25

2.1.4.5 Pendekatan Supervisi ..............................................................................

26

2.1.4.6 Macam-macam Supervisi Kepala Sekolah .............................................

28

2.1.4.7 Faktor Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah ....................................

29

x

2.1.5 Kepala Sekolah ........................................................................................ 31

2.1.5.1 Pengertian Kepala Sekolah .....................................................................

31

2.1.5.2 Peran Kepala Sekolah .............................................................................

32

2.1.5.3 Tugas Kepala Sekolah ...........................................................................

35

2.1.5.4 Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah ..............................................

36

2.1.5.5 Kepala Sekolah yang Efektif...................................................................

38

2.1.6 Motivasi ..................................................................................................

40

2.1.6.1 Pengertian Motivasi ................................................................................

41

2.1.6.2 Pola Motivasi...........................................................................................

42

2.1.6.3 Teknik Memotivasi .................................................................................

43

2.1.6.4 Tipe-tipe Motivasi ...................................................................................

44

2.1.6.5 Kepemimpinan dan Motivasi ..................................................................

45

2.1.6.6 Motivasi Berprestasi................................................................................

46

2.1.6.7 Upaya Memotivasi Guru .........................................................................

48

2.2 Hubungan Antar Variabel .......................................................................

49

2.3 Kajian Empiris ........................................................................................

50

2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................

55

2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................. BAB

57

3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .....................................................................................

59

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................

60

3.2.1 Variabel Terikat.......................................................................................

60

3.2.2 Variabel Bebas ........................................................................................

60

xi

3.3 Definisi Operasional................................................................................ 60

3.3.1

Kompetensi Pedagogik Guru ..................................................................

61

3.3.2

Supervisi Kepala Sekolah........................................................................

61

3.3.3

Motivasi Berprestasi................................................................................

61

3.4.

Populasi dan Sampel ...............................................................................

62

3.4.1

Populasi ...................................................................................................

62

3.4.2

Sampel .....................................................................................................

63

3.5

Pengumpulan Data ..................................................................................

65

3.5.1

Angket/Kuesioner....................................................................................

65

3.5.2

Dokumentasi............................................................................................

66

3.5.3

Wawancara ..............................................................................................

66

3.6.

Instrumen Penelitian................................................................................

67

3.6.1

Validitas Angket......................................................................................

68

3.6.2

Reliabilitas Angket..................................................................................

69

3.7.

Teknik Analisis Data ...............................................................................

70

3.7.1

Analisi Statistik Deskriptif ......................................................................

70

3.7.2

Uji Prasyarat Analisis ..............................................................................

72

3.7.2.1

Uji Normalitas .........................................................................................

72

3.7.2.2

Uji Linieritas ...........................................................................................

73

3.7.2.3

Uji Multikolinieritas................................................................................

74

3.7.2.4

Uji Heterokedastisitas ............................................................................

74

3.7.3

Analisis Akhir .........................................................................................

74

3.7.3.1

Analisi Korelasi Ganda ..........................................................................

75

3.7.3.2

Analisis Determinasi ...............................................................................

75

xii

3.7.3.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama .......................................... 76

BAB

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................... 77

4.2 Hasil Uji Coba Penelitian ........................................................................ 78

4.2.1 Uji Validitas ............................................................................................ 79

4.2.2 Uji Reliabilitas......................................................................................... 80

4.3 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 81

4.3.1 Interpretasi Angket Supervisi Kepala Sekolah........................................ 86

4.3.2 Interpretasi Angket Motivasi Berprestasi ............................................... 90

4.3.3 Interpretasi Angket Kompetensi Pedagogik Guru .................................. 94

4.4 Uji Hipotesis............................................................................................ 98

4.4.1 Uji Prasyarat Analisis .............................................................................. 98

4.4.1.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 98

4.4.1.2 Uji Linieritas ........................................................................................... 99

4.4.1.3 Uji Multikolinieritas................................................................................ 101

4.4.1.4 Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 102

4.4.2 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 103

4.4.2.1 Persamaan Regresi Supervisi Kepala Sekolah terhadap

Kompetensi Pedagogik Guru ............................................................... 103

4.4.2.2 Persamaan Regresi Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi

Pedagogik Guru.................................................................................... 106

4.4.2.3 Persamaan Regresi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi

terhadap Kompetensi Pedagogik Guru................................................. 108

xiii

4.4.3 Analisis Korelasi Ganda ....................................................................... 111

4.4.4

Analisis Determinasi ............................................................................

112

4.4.5

Uji Koefisien Secara Bersama-sama ....................................................

115

4.5

Pembahasan ..........................................................................................

116

4.5.1

Analisisis Deskriptif Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru..............................

116

4.5.1.1

Supervisi Kepala Sekolah ....................................................................

116

4.5.1.2

Motivasi Berprestasi.............................................................................

120

4.5.1.3

BAB

Kompetensi Pedagogik Guru ...............................................................

123

5.

PENUTUP

5.1

Simpulan ..............................................................................................

126

5.2

Saran ....................................................................................................

127

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128

Lampiran-lampiran........................................................................................... 131

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jenis Motivasi ........................................................................................... 41

2.2

Pola Motivasi ...........................................................................................

42

3.1

Populasi Penelitian ....................................................................................

62

3.2

Sampel Penelitian......................................................................................

64

3.3

Skor Butir Soal pada Skala Likert .............................................................

67

3.4

Klasifikasi tiap Kategori ...........................................................................

71

4.1

Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah .......................................

79

4.2

Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi ...............................................

79

4.3

Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ..................................

79

4.4

Uji Reliabilitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ...................................

79

4.5

Uji Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi ...........................................

80

4.6

Uji Reliabilitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ..............................

80

4.7

Deskripsi Data ...........................................................................................

80

4.8

Klasifikasi tiap Kategori ...........................................................................

84

4.9

Kriteria Skor Supervisi Kepala Sekolah per Guru ....................................

84

4.10

Kriteria Skor Motivasi Berprestasi per Guru ........................................... ̀

85

4.11

Kriteria Skor Kompetensi Pedagogik per Guru ........................................

85

4.12

Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator ..................................

89

4.13

Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator ............................................

92

4.14

Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator...............................

96

4.15

Hasil Normalitas..........................................................................................

99

xv

4.16 Hasil Linieritas X1 terhadap ..................................................................... 100

4.17

Hasil Linier X2 terhadap Y........................................................................

100

4.18

Hasil Multikolinieritas ..............................................................................

101

4.19

Hasil Heterokedastisitas ............................................................................

102

4.20

Hasil Analisis Regresi Linier X1 terhadap Y............................................

104

4.21

Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................

104

4.22

Hasil Analisis Regresi Linier X2 terhadap Y............................................

106

4.23

Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................

106

4.24

Hasil Analisis Regresi Linier X1 dan X2 terhadap Y …………………..

108

4.25

Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................

109

4.26

Hasil Analisi Korelasi ...............................................................................

111

4.27

Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ......................................................

112

4.28

Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ......................................................

113

4.29

Hasil Analisis Determinasi X1 dan X2 terdadap Y ..................................

114

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir.......................................................................... 56

4.1

Diagram Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator ...................

89

4.2

Diagram Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator ...........................

93

4.3

Diagram Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator..............

97

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Populasi Penelitian......................................................................... 131

2

Daftar Sampel Penelitian...........................................................................

135

3

Daftar Sampel Uji Coba Penelitian .........................................................

138

4

Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Supervisi Kepala Sekolah .........

139

5

Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Motivasi Berprestasi .................

140

6

Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Kompetensi Pedagogik ............

141

7

Angket Uji Coba Supervisi Kepala Sekolah ...........................................

143

8

Angket Uji Coba Motivasi Berprestasi ...................................................

145

9

Angket Uji Coba Kompetensi Pedagogik Guru ......................................

148

10

Lembar Validasi Supervisi Kepala Sekolah oleh Penilai Ahli I .............

152

11

Lembar Validasi Motivasi Berprestasi oleh Penilai Ahli I .....................

155

12

Lembar Validasi Kompetensi Pedagogik Guru oleh Penilai Ahli I .......

158

13

Lembar Validasi Supervisi Kepala Sekolah oleh Penilai Ahli II ............

161

14

Lembar Validasi Motivasi Berprestasi oleh Penilai Ahli II ....................

164

15

Lembar Validasi Kompetensi Pedagogik Guru oleh Penilai Ahli II ......

167

16

Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Supervisi...................

170

17

Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi....................

172

18

Tabel Pembantu Analisis Hasi Uji Coba.Angket Kompetensi................

174

19

Hasil Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah............................

177

20

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi ....................................

180

21

Hasil Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ......................

183

xviii

22 Hasil Uji Reliabilitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ........................ 187

23

Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi ................................

189

24

Hasil Uji Reliabilitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ...................

191

25

Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah.........................

193

26

Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi.................................

194

27

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik.............................

195

28

Angket Variabel Supervisi Kepala Sekolah ............................................

196

29

Angket Variabel Supervisi Motivasi Berprestasi ....................................

199

30

Angket Variabel Supervisi Kompetensi Pedagogik ................................

202

31

Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Supervisi .................

205

32

Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Motivasi .................

211

33

Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Kompetensi .............

217

34

Hasil Output Uji Normalitas ...................................................................

227

35

Hasil Output Uji Linieritas......................................................................

228

36

Hasil Output Uji Multikolinieritas ..........................................................

229

37

Hasil Output Uji Heterokedastisitas........................................................

230

38

Hasil Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y ......................................

231

39

Hasil Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y ......................................

232

40

Hasil Regresi Linier Sederhana X1 dan X2 terhadap Y .........................

233

41

Hasil Output Analisi Korelasi Ganda......................................................

234

42

Hasil Koefisien Determinasi X1 terhadap Y...........................................

235

43

Hasil Koefisien Determinasi X2 terhadap Y...........................................

236

44

Hasil Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ..............................

237

45

Surat Ijin Penelitian dari PGSD Tegal ....................................................

238

46

Surat Keterangan BAPPEDA..................................................................

239

ixx

47 Surat Rekomendasi dari UPPD Tegal Barat ........................................... 240

48

Surat Keterangan Penelitian SD Dabin III ..............................................

241

49

Dokumentasi Penelitian .........................................................................

250

xx

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini, akan dibahas latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Uraian selengkapnya sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bimbingan yang harus diberikan kepada setiap

individu, karena selain membantu untuk mencapai kedewasaan, pendidikan juga

diharapkan mampu memberikan bekal berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap

dalam menjalani kehidupannya. Menurut Sudirman dalam Kurniadin dan Machali

(2014: 113) pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang

lebih tinggi. Melalui pendidikan diupayakan untuk mengembangkan kualitas sumber

daya manusia dalam memajukan suatu bangsa. Oleh karena itu, salah satu upaya

pemerintah dalam memajukan suatu bangsa yaitu dengan adanya perbaikan kualitas

pendidikan.

Pengertian pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan

bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

1

2

Untuk mewujudkan pendidikan yang baik, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapan standar yang

harus dipenuhi dalam pelaksanaan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud

adalah: 1) standar isi; 2) standar proses; 3) standar kompetensi lulusan; 4) standar

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6)

standar pengelolaan; 7) standar pembiayaan; 8) standar penilaian pendidikan. Salah satu

standar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pendidikan adalah standar kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik,

mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan. Secara formal,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan

bahwa guru adalah tenaga profesional yang harus mempunyai mutu dan kompetensi

dalam menunjang pekerjaannya.

Guru adalah garda terdepan dalam pendidikan yang diharapkan dapat

meningkatkan sumber daya manusia yang potensial demi pembangunan kemajuan

bangsa dan negara. Oleh karena itu, guru merupakan unsur pendidikan dan

kedudukannya ditempatkan sebagai tenaga yang profesional, sesuai dengan tuntutan

masyarakat yang semakin berkembang. Untuk menjadi guru yang profesional tidak

terlepas dari motivasi atau dorongan. Salah satunya adalah motivasi berprestasi.

Pentingnya motivasi dalam suatu pekerjaan akan berdampak besar pada produktivitas

kerja seseorang. Kaitannya dengan guru jika mempunyai integritas, semangat dan

motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

Menurut Mulyasa (2009: 5) “Guru merupakan komponen paling menentukan

dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

3

pertama dan utama”. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan tidak akan memberi sumbangan yang signifikan tanpa didukung

oleh guru yang profesional dan berkualitas. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki

oleh setiap guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial. Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

dosen, dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Dalam dunia pendidikan, kompetensi pedagogik guru lebih disoroti karena

kompetensi ini sangat mempengaruhi hasil kinerja guru. Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya (Rifai dkk 2012: 7). Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik

akan berdampak pada hasil mengajar dan kinerjanya sehingga akan muncul sifat

profesionalitas guru. Tapi harapan itu belum bisa diwujudkan karena masih banyak guru

yang belum menguasai kompetensi pedagogik. Hal ini disebabkan masih minimnya

kerjasama antar pemerintah dengan personel pendidikan.

Ada dua upaya yang relevan untuk memahami perilaku guru menurut

Sergiovanni dan Starrat (1983) dalam Sagala (2012: 115) salah satunya motif

berprestasi untuk kesuksesan. Pasti semua guru menginginkan prestasi dalam kinerjanya

namun, untuk menjadi pribadi yang memiliki motivasi berprestasi perlu adanya

dukungan dari lingkungan kerjanya. Ciri-ciri pribadi yang memiliki motif berprestasi

adalah mempunyai sifat pantang menyerah, selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik,

4

selalu mengevaluasi hasil kerjanya. berani mengambil resiko, selalu antusias dan

semangat dalam bekerja.

Pada hakikatnya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu: (1)

kompetensi pedagogik; (2) kompetensi profesional; (3) kompetensi sosial; (4)

kompetensi kepribadian. Kaitannya dengan motivasi adalah adanya relevansi antara

kompetensi dan motivasi karena motivasi termasuk salah satu faktor yang sangat

dominan dan dapat menggerakkan kearah efektivitas kerja, sehingga nantinya tercipta

kualitas tenaga pendidik yang memadai. Maslow (1970) dalam Sutomo (2012: 84)

mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia

berbuat sesuatu atau berusaha memenuhi kebutuhannya. Sedangkan McClleland

mengemukakan bahwa motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku

yang terdapat pada setiap individu (Sutomo 2012: 85).

Motivasi adalah keinginan yang menggerakkan seseorang atau diri sendiri

untuk berbuat sesuatu. Sebagai dorongan, motivasi akan memberikan suatu rangsangan

yang baik kepada seseorang untuk berbuat sesuatu demi mencapai kebutuhannya. Salah

satu wujud dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini sangat

terlihat untuk bisa dibedakan dengan kebutuhan yang lainnya karena seseorang yang

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan serangkaian proses dan

usaha untuk menjadi yang terbaik diantara yang lainnya serta ingin menjadi yang lebih

unggul.

Teori prestasi McClleland memusatkan pada satu kebutuhan, yakni kebutuhan

berprestasi. Bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi

di atas orang lain. Setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang

lebih baik dari orang lain. McClleland dalam Sutomo (2012: 86) mengemukakan ada

5

tiga kebutuhan manusia yakni: (1) kebutuhan untuk berprestasi; (2) kebutuhan untuk

berafiliasi; (3) kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur

yang amat penting dalam menentukan prestasi seseorang.

Kaitannya dalam bidang pendidikan, motivasi prestasi juga perlu dimiliki oleh

guru karena pada hakikatnya tugas guru tidaklah mengajar saja tetapi lebih universal

seperti mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh guru, menjadikan

peserta didik untuk mempunyai pengetahuan dan memiliki karakter. Sehingga guru

punya kesempatan mengeksplorasi dirinya dan lebih berperan dalam memberikan

kontribusi dalam memajukan pendidikan. Pasti setiap guru mempunyai potensi yang

berbeda-beda, dari potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan di

Indonesia.

Pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni yang berlangsung secara pesat, hal menimbulkan permasalahan yang

kompleks serta memerlukan pemecahannya. Dalam bidang pendidikan diperlukan

inovasi dalam memecahkan permasalahan, kebijaksanaan, dan lain-lain. Salah satu

program pembinaan untuk guru adalah supervisi, dalam supervisi ini mengandung

kegiatan seperti pengembangan kompetensi guru, memberikan layanan kepada guru

dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta

didik.

Sutisna (1985) dalam Sutomo (2012: 99) menjelaskan bahwa supervisi

merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.

Supervisi berperan untuk membantu para guru yang mengalami kesusahan dalam

menjalankan tugas sebagai pengajar. Sedangkan Wahyudi (2009: 96) menjelaskan

bahwa “supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala

6

sekolah dan guru mengembangkan potensi secara optimal”. Melalui supervisi ini guru

diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya. Supervisi merupakan usaha atau

bantuan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru untuk meningkatkan

kemampuan pengelolaan pengajaran termasuk pertumbuhan dan sosialnya. Salah satu

manfaat supervisi ini adalah bisa membantu dan memberikan kemudahan kepada guru

untuk belajar meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar

peserta didik.

Dalam satuan pendidikan, khususnya di sekolah dasar yang mempunyai

kewenangan sebagai supervisor adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin organisasi di

bidang pendidikan tentunya kepala sekolah dituntut untuk mempunyai kompetensi,

karakteristik dan kemampuan yang memadai. Memang tidak mudah untuk menjadi

seorang pemimpin dengan banyak tuntutan namun setidaknya ada usaha yang dilakukan

oleh seorang kepala sekolah dengan mencerminkan perilaku yang sesuai kriteria

seorang pemimpin. Menurut Siagian (1986) dalam Wahyudin (2009: 63) ciri-ciri kepala

sekolah adalah (1) Mampu mengambil keputusan; (2) Mempunyai kemampuan

hubungan hubungan manusia; (3) Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi; (4)

Mampu memberikan motivasi kerja dengan bawahannya.

Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13

Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ada lima dimensi kompetensi yang harus

dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi sosial. Untuk menjadi

kepala sekolah harus mampu dan mau untuk menguasai berbagai kompetensi demi

peningkatan kualitas kepala sekolah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak

semua kepala sekolah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sebenarnya ada

7

berbagai upaya yang perlu ditingkatkan seperti kegiatan pelatihan, seminar ataupun

kegiatan yang lain sangat penting dilakukan agar kepala sekolah memiliki kompetensi.

Dari kegiatan tersebut kepala sekolah akan mendapatkan pengalaman yang bisa

diterapkan sehingga menjadi lebih baik sesuai dengan bidang kompetensinya.

Salah satu kompetensi yang penting dikuasai oleh kepala sekolah adalah

kompetensi supervisi, karena pelaksanaan supervisi membawa dampak positif ke arah

peningkatan kualitas pengajaran. Agar kualitas pendidikan meningkat kepala sekolah

harus mampu memberikan pengaruh kepada guru untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai guru secara efektif, sehingga kompetensi guru akan lebih

baik. Obyek utama dari kegiatan supervisi yaitu para guru, guru harus memiliki

kualifikasi, kompetensi, sertifikasi sesuai dengan pasal 8 Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Untuk meningkatkan kompetensi guru

sudah diupayakan oleh pemerintah salah satunya adalah melalui penyelenggaraan uji

kompetensi.

Penyelenggaraan uji kompetensi untuk guru ada 2 yaitu Uji Kompetensi Awal

(UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKA dan UKG pada tahun 2012-2014

menunjukan hasil bahwa kompetensi guru di Indonesia masih dibawah rata-rata

nasional tingkat kompetensi masih jauh di bawah 50 atau angka separuh dari nilai ideal.

Dilihat dari jenjang sekolah guru SD menempati posisi terendah dengan presentase 10%

yang mendapat nilai di atas 60. Tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kompetensi guru maka diperlukan peran dari kepala sekolah untuk membantu guru-guru

yang kesulitan dalam mengembangkan kompetensinya.

8

Dari hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 di dalamnya terdapat nilai

pedagogik dan profesional hanya 7 provinsi di Indonesia yang memiliki nilai di atas

rata-rata sisanya masih jauh dibawah rata-rata. Provinsi tersebut adalah Yogyakarta,

Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Sumatra Barat. Nilai untuk rata-

rata UKG adalah 53,05. Hasil ini menunjukan bahwa kualitas tenaga pendidik masih

jauh yang diharapkan. Berdasarkan hasil itu, bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah

untuk terus berusaha membantu para guru untuk meningkatkan kualitasnya. Tentunya

banyak faktor yang menghambat perkembangan kompetensi guru salah satunya adalah

faktor intern dari guru yaitu tidak adanya motivasi untuk meningkatkan kemampuan

yang dimiliki oleh guru. Hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah bagaimana cara

meningkatkan motivasi untuk berprestasi guru. Diperlukan adanya kerja sama dan

koordinasi yang baik antara pemerintah dan personel pendidikan.

Tentang sumbangan motivasi dan supervisi telah dilakukan dalam penelitian

oleh Ady Prasetya pada tahun 2006 dengan judul “Kontribusi Motivasi Berprestasi dan

Supervisi Kepala Sekolah, Terhadap Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Sumowono Kabupaten Semarang”. Dari hasil penelitian tersebut terdapat pengaruh

secara simultan (bersama) motivasi berprestasi dan supervisi Kepala Sekolah terhadap

kompetensi Guru SD di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan koefisien

determinasi sebesar 97,3% sisanya kompetensi guru dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan penelitian ini dapat menguatkan penulis tentang pengaruh supervisi kepala

sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru. Penelitian ini juga

membuktikan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kompetensi guru

dan salah satu faktor intern yang mempengaruhi kompetensi adalah motivasi dari guru,

9

sehingga penulis menganggap perlunya penelitian tentang tentang supervisi kepala

sekolah motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Tegal tentang hasil uji kompetensi

guru tahun 2015 menunjukan bahwa dari 1.283 guru SD yang menjadi peserta UKG

hanya 124 guru yang nilainya di atas rata-rata dan 1.159 guru SD yang nilainya dibawah

rata-rata. Dari hasil ini bisa diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru di Kota Tegal

perlu ditingkatkan lagi demi mewujudkan tujuan pendidikan.

Hasil wawancara penulis dengan ketua Dabin III Kecamatan Tegal Barat, yaitu

Dra. Henny pada tanggal 14 Januari 2016 memberi informasi kegiatan supervisi yang

ada di sekolah sudah direncanakan namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan. Pelaksanaan supervisi menjadi tanggung jawab masing-masing

kepala sekolah. Motivasi berprestasi yang dimiliki oleh guru juga belum optimal

sehingga perlu digali secara maksimal. Sebenarnya seorang guru mempunyai keinginan

untuk mempunyai prestasi dalam kinerjanya namun masih ada kendala yang dimiliki

oleh guru dalam menumbuhkan motivasinya sehingga diperlukan peran dari kepala dari

kepala sekolah untuk memberikan dorongan kearah yang positif. Dilihat dari hasil UKG

2015 masih banyak guru yang kompetensi pedagogiknya belum maksimal sehingga

perlu ditingkatkan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap

Kompetensi Pedagogik Guru SD se- Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

10

1) Kegiatan supervisi dari kepala sekolah yang belum optimal dalam

meningkatkan kompetensi guru, hanya kegiatan rutinitas belaka.

2) Motivasi berprestasi guru SD se-Dabin III Tegal Barat yang perlu digali

potensinya secara optimal.

3) Kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Tegal Barat yang masih rata-rata

sehingga perlu ditingkatkan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi cakupan permasalahan yang diteliti

untuk menghindari kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian serta lebih efektif dan

efisien. Oleh karena itu, penulis ingin membatasi masalah sebagai berikut:

1) Supervisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah supervisi dalam arti luas

meliputi supervisi klinis, akademik, pembelajaran yang diberikan kepala

sekolah terhadap guru baik guru kelas, guru agama, maupun guru olahraga.

2) Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakteristik

seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi sesuai pendapat Danim yaitu

berani mengambil resiko, pencapaian keberhasilan diperhitungkan secara teliti

dan teori prestasi McClleland yaitu salah satu kebutuhan manusia adalah

kebutuhan akan berprestasi.

3) Kompetensi pedagogik guru yang dikembangkan dari Mulyasa tentang Standar

Kompetensi dan Sertifikasi Guru.

4) Populasi dalam penelitian ini adalah SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal yang berjumlah sepuluh (9) SD dan seratus dua puluh tujuh (101) Guru.

11

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1) Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik

guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?

2) Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru

SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?

3) Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap

kompetensi guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?

4) Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi

pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?

5) Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kompetensi

pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?

6) Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

guru terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal

Barat ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan

gambaran mengenai supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap

kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Tegal Barat Kota Tegal.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

12

1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi kepala sekolah dan

motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III

Kecamatan Tegal Barat.

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan

motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III

Kecamatan Tegal Barat.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan. Manfaat secara praktis ditujukan untuk penulis,

guru, dan bagi kepala sekolah.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan informasi ilmu pengetahuan

tentang manajemen pendidikan melalui kajian supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru sekolah dasar. Selain itu juga dapat

menambah kajian penelitian di bidang manajemen pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang manajemen

pendidikan sehingga bisa menjadi bekal setelah terjun dalam lingkungan

masyarakat.

2) Bagi pendidik, diharapkan setelah mendapatkan supervisi dan motivasi dari

kepala sekolah dapat dilaksanakan ke dalam tugasnya sehingga akan

berdampak positif terhadap kompetensinya

3) Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat menjadi saran dan masukan dalam tugas

tanggung jawabnya sebagai supervisor.

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka akan diuraikan tentang landasan teori, hubungan antar

variabel, kajian empiris, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian. Pada bagian kajian

teori akan dikemukakan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Ada

hubungan antar variabel untuk mengetahui keterhubungan dan keterikatan variabel yang

akan diteliti. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kajian empiris yaitu kajian

mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya

dalam bab ini juga akan memaparkan kerangka berfikir dilakukannya penelitian ini.

Selain itu juga akan diuraikan mengenai hipotesis dalam penelitian. Penjelasan lebih

rinci akan diuraikan sebagai berikut.

2.1 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini akan diuraikan tentang kompetensi pedagogik guru,

supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi. Uraian selengkapnya dijelaskan

sebagai berikut:

2.1.1 Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “Competency” yang berarti kecakapan,

kemampuan, wewenang. Kompetensi mengacu pada kemampuan seseorang dalam

melakukan sesuatu. Supandi dalam Wahyudi (2009: 28) menjelaskan kompetensi adalah

seperangkat, kemampuan untuk melakukan sesuatu jabatan, dan bukan semata- mata

pengetahuan saja. Kompetensi menuntut kemampuan kognitif, nilai-nilai dari

karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan. Kompetensi adalah pengetahuan,

13

14

keterampilan, nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau

berkemampuan dalam menjalankan wewenang, tugas dan tanggung jawabnya

(Depdiknas, 2002).

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, dan

keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mecapai tujuan

yang diinginkan. Dengan kompetensi, seseorang akan melakukan sesuatu sesuai yang

diinginkan, namun juga harus didukung dengan pengetahuan yang memadai. Semakin

luas pengetahuan yang dimiliki diharapkan semakin baik pula kualitas kompetensinya.

Banyak profesi pekerjaan yang mengaruskan mempunyai kompetensi untuk menunjang

kinerjanya, salah satunya adalah profesi guru.

Mulyasa (2009: 26) menjelaskan kompetensi guru merupakan perpaduan

antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara

kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan

pribadi dan profesionalisme. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Sadulloh 2011: 201).

Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,

kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi tersebut harus

dikuasai oleh guru dan diterapkan secara terpadu. Berkaitan dengan kinerja guru adalah

kompetensi pedagogik dan profesional karena kompetensi ini merupakan nilai-nilai dari

15

tugas seorang guru. Kompetensi pedagogik juga sangat dibutukan oleh guru SD karena

dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa.

Selain mengajar dan menstransfer materi pengetahuan, guru juga mengembangkan

kepribadian peserta didik.

2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru

Istilah pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos” yang berarti anak laki-

laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik adalah ilmu

mendidik anak. Langeveld (1980) dalam Syadulloh (2011: 2) menjelaskan pedagogik

sebagai ilmu mendidik, lebih menitikberatkan pada pemikiran, perenungan tentang

pendidikan. Pedagogik merupakan salah satu ilmu yang masuk kedalam kompetensi

yang harus dikuasai oleh guru karena pedagogik ruang lingkupnya untuk mendidik

anak, sedangkan salah satu tugas guru adalah mendidik peserta didik agar sesuai dengan

tujuan pendidikan.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Rifai dkk 2012: 7). Jadi pada

kompetensi pedagogik ini lebih menekankan pada kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik. Semakin baik kompetensi pedagogik guru maka semakin

baik pula kemampuan yang akan dimilikinya. Hal ini dikarenakan guru tersebut akan

mampu melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran dengan baik, mampu

merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar serta mampu menggunakan

hasil evaluasi tersebut untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, sehingga akan

berdampak pada kinerjanya. Menurut Mulyasa (2009: 75) ada 7 (tujuh) aspek yang

16

berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogik, yaitu: (1) kemampuan mengelola

pembelajaran; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) perancangan pembelajaran;

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik. Selengkapnya

dijelaskan sebagai berikut.

2.1.2.1 Kemampuan Mengelola Pembelajaran

Secara pedagogis kemampuan mengelola pembelajaran merupakan hal dasar

yang perlu dikuasai oleh guru. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu

mendapat perhatian yang serius, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang

berhasil oleh sebagian masyarakat.

2.1.2.2 Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus

dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik,

dan perkembangan kognitif. Tugas guru dalam memahami siswa merupakan hal yang

wajib dilakukan karena peserta didik butuh perhatian dari guru

2.1.2.3 Perancangan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang

harus dimiliki oleh guru, yang akan bemuara pada pelaksanaan pembelajaran.

Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu, identifikasi

kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

2.1.2.4 Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh

penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog, pewarisan pengetahuan. Guru

17

harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses

dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan

komunikasi.

2.1.2.5 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan

untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru

dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi

pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta

didik. Prinsip belajar komputer memberikan dampak pada profesionalisme guru,

sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru untuk memfasilitasi

pembelajaran.

2.1.2.6 Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan

pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,

tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian

program.

2.1.2.7 Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik

yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh

setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui

berbagai cara antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial,

serta bimbingan dan konseling.

18

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru

Penelitian dari Yuliharti tahun 2012 menjelaskan ada dua faktor yang

mempengaruhi tingkat kompetensi pedagogik guru, yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri guru (internal) dan faktor dari luar diri guru (eksternal). Faktor internal meliputi:

tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan dan kegiatan ilmiah, tingkat

kesejateraan guru, kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani, peran serta

masyarakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi: ketersediaan sarana dan media

pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan pembinaaan yang dilakukan.

Dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Tingkat pendidikan disesuaikan dengan Undang- Undang RI No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pasal 8 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan

kualifikasi dengan mengikuti pendidikan prajabatan. Kegiatan tersebut tidak hanya

memperoleh ijazah, tetapi betul- betul dapat meningkatkan profesionalisme guru.

Oleh sebab itu, setiap lulusan lembaga pendidik tenaga kependidikan harus siap

menjadi agen pembaharuan dalam proses pembelajaran. Tingkat pendidikan guru

dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkat profesionalitas.

(2) Keikutsertaan dalam bebagai pelatihan dan kegiatan ilmiah dalam jabatan juga

perlu dilakukan. Pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan melibatkan semua

personel pendidikan termasuk guru. Dengan mengikuti banyak pelatihan, seminar

atau kegiatan kelompok guru nantinya akan membawa dampak positif pada kualitas

kompetensi guru sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Selain itu juga adanya

peran dari pemerintah untuk memfasilitasi potensi dari guru misal mengadakan

19

pelatihan dan uji kompetensi untuk guru dan membuat kebijakan untuk guru

mengikuti kegiatan tersebut.

(3) Tingkat kesejateraan guru yang didukung dengan komitmen pemerintah baik pusat

maupun daerah terhadap penyelenggaraan pendidikan juga sangat diperlukan.

Dukungan tersebut baik dari segi peningkatan anggaran dana pendidikan maupun

komitmen dalam melaksanakan pembaruan dalam bidang pendidikan. Pemerintah

diharapkan menghargai kompetensi guru misalnya melalui pemberian tunjangan,

kenaikan pangkat dan golongan bagi guru yang mendapat prestasi, namun itu

semua harus didasarkan pada hasil uji kompetensi guru.

(4) Kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani merupakan faktor yang paling

penting karena mempengaruhi kualitas kompetensi pedagogik guru. Dengan

kesadaran ini guru akan memiliki kreativitas tinggi dalam mengatasi berbagai

keterbatasan dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru yang

benar-benar menyukai profesi sebagai guru akan selalu berupaya dan berusaha

untuk meningkatkan kompetensinya tanpa ada paksaan dari berbagai pihak.

(5) Peran serta masyarakat dalam hal penyelenggaraan pendidikan peningkatan

kompetensi guru sangat dituntut. Peran yang bisa dijalankan mulai dari

perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan namun selama ini

peran masyarakat terbatas pada iuran pembangunan, perawatan, dan perbaikan.

Salah satu cara dilakukan adalah adanya kerjasama antara pihak sekolah dan

masyarakat sekitar seperti menjadi guru bantu, mengajar kebudayaan setempat, dan

menjadi sumber informasi.

20

Faktor eksternal meliputi:

(1) Ketersediaan sarana dan media pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan

pembelajaran penting untuk dipenuhi karena kelengkapan sarana dan prasarana

merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam pendidikan. Selain itu,

kelengkapan sarana pembelajaran juga menjadi alat bantu guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk memanfaatkan sarana

yang ada dalam menyampaikan materi.

(2) Kepemimpinan kepala sekolah memiliki andil yang cukup besar dalam mendorong

dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Kepala sekolah hendaknya

menunjukkan rasa tanggung jawab bersama dan memberikan teladan dalam

melaksanakan tugas. Dalam hal ini kepala sekolah memberi perhatian lebih kepada

guru yang mengalami kesulitan dalam proses pengajaran. Kepala sekolah bisa

mengadakan kegiatan supervisi kepada guru .

(3) Kegiatan pembinaaan yang dilakukan secara teratur. Pembinaan bisa dilakukan oleh

supervisor, dalam hal ini adalah kepala sekolah/pengawas sekolah. Salah satu

kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Kegiatan

supervisi ini bukan kegiatan sesaat saja namun secara kontinu dan

berkesinambungan. Dari hasil supervisi ini kepala sekolah mengadakan evaluasi.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan

Dosen menyatakan bahwa pendidik wajib memiliki kualifikasi, kompetensi, sertifikat

pendidik. Kompetensi pendidik yang dimaksud adalah kompetensi sosial, profesional,

kepribadian, pedagogik yang dapat diperoleh melalui pendidikan profesi.

21

2.1.4 Supervisi kepala sekolah

Uraian tentang supervisi kepala sekolah meliputi: pengertian supervisi, prinsip-

prinsip supervisi, tujuan supervisi, fungsi supervisi, pendekatan supervisi, macam-

macam supervisi, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai supervisor.

2.1.4.1 Pengertian Supervisi

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris “supervision” dan

merupakan panduan dari dua kata, yaitu “super” yang artinya atas; sedangkan “vision”

diartikan melihat atau mensupervisi (Imron, 2012: 19). Dengan demikian supervisi

berarti melihat dari atas. Imron (2012: 8) berpendapat bahwa “supervisi merupakan

serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional yang diberikan orang yang

lebih ahli (kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli lainnya) kepada guru”.

Adam dan Dickey dalam Sutomo (2012: 98) menjelaskan supervisi adalah

program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran. Tujuan utamanya adalah

memperbaiki proses belajar mengajar. Sedangkan Pidarta (2009: 200) menjelaskan

bahwa supervisi adalah kegiatan membimbing dan membina guru dalam meningkatkan

profesinya, terutama dalam proses pembelajaran. Sahertian dalam Sutomo (2012: 99)

menjelaskan bahwa supervisi adalah usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi

dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara

individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing

pertumbuhan murid secara kontinu sehingga lebih cepat berpartisipasi dalam

masyarakat modern. Dari beberapa definisi tersebut secara implisit makna supervisi

mengandung berbagai kegiatan yang dilakukan oleh supervisor seperti pembinaan yang

kontinu, pemberian layanan, pengembangan kemampuan profesional, perbaikan situasi

22

belajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi

peserta didik.

Supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi tetapi merupakan kegiatan

yang kontinu dan berkesinambungan sehingga guru selalu berkembang dalam

mengerjakan tugas secara efektif dan efisien. Dalam supervisi ada proses pelayanan

untuk membantu atau membina guru-guru, dari hasil pembinaan ini diharapkan dapat

meningkatkan profesionalitas guru. Perbaikan dan peningkatan kemampuan kemudian

ditransfer ke dalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang

baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.

Dalam kaitannya di bidang pendidikan khususnya sekolah dasar juga diperlukan

supervisi karena banyak terjadi masalah yang kompleks yang perlu adanya penanganan.

Di sekolah dasar kepala sekolah berperan sebagai supervisor yang bertanggung jawab

mengatasi masalah-masalah yang terjadi, sehingga dalam mencapai kualitas pendidikan

bisa optimal. Kepala sekolah harus memahami prinsip-prinsip dari supervisi pendidikan.

Karena dengan prinsip tersebut bisa menjadi acuan dan pegangan dalam melaksanakan

tugas.

2.1.4.2 Prinsip-prinsip Supervisi

Dalam pelaksanaannya ada beberapa prinsip-prinsip yang bisa menjadi

pedoman kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya agar supervisi dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien. Sutomo (2012: 103) menjelaskan prinsip-prinsip atau asas-

asas dalam supervisi sebagai berikut :

(1) Praktis: artinya supervisi dapat dikerjakan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ada.

23

(2) Fungsional: artinya supervisi dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi

pengembangan manajemen pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.

(3) Relevansi: artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang

pelaksanaan yang berlaku.

(4) Ilmiah: artinya supervisi perlu dilaksanakan secara sistematis, obyektif,

menggunakan prosedur dan instrumen, didasarkan pada pendekatan sistem

(5) Demokrasi: artinya supervisi sesuai dengan prinsip demokrasi maka proses yang di

tempuh untuk pengambilan keputusan ialah melalui musyawarah untuk mencapai

kemufakatan.

(6) Kooperatif: artinya adanya semangat kerjasama antara supervisor dengan si-

tersupervisi (guru).

(7) Konstruktif dan kreatif: artinya supervisi akan mendorong kepada bawahan yang

dibimbing untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya serta

secara kreatif, berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya prinsip

supervisi dilakukan secara ilmiah. Supervisor yang yang mampu menjalankan prinsip-

prinsip supervisi adalah supervisor yang memiliki sikap inovatif yang tinggi terhadap

tugas profesionalitasnya, mau dan mampu melakukan perubahan dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan secara terus menerus. Dengan memahami arti dan

prinsip-rinsip supervisi tersebut maka diharapkan akan tercapai tujuan supervisi yakni

peningkatan mutu proses belajar mengajar.

2.1.4.3 Tujuan Supervisi

Secara operasional supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan

kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses

24

pembelajaran yang lebih baik yaitu mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa.

Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah “mengembangkan iklim

yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan

peningkatan profesi mengajar”. Dengan kalimat lain, tujuan supervisi pengajaran adalah

membantu dan memberi kemudahan kepada para guru untuk meningkatkan kemampuan

mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Ametembun (1981) dalam

Sutomo (2012: 100) menjelaskan tujuan supervisi sebagai berikut:

(1) Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk

mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesi

(2) Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang

sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.

(3) Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap

aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan

perbaikan.

(4) Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

(5) Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta

didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efisien.

Supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala

sekolah dalam mengembangkan potensi secara optimal. Melalui supervisi, guru diberi

kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya, dilatih untuk memecahkan berbagai

permasalahan yang dihadapi. Supervisi pendidikan dilaksanakan atas dasar kerjasama,

partisipasi, dan kolaborasi bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Demikian tujuan

25

supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya agar

menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam melaksanakan pengajaran.

2.1.4.4 Fungsi Supervisi

Fungsi supervisi diartikan sebagai tugas aktif dari kegiatan supervisi yang

dilakukan oleh orang yang berkedudukan sebagai supervisor. Swearingen dalam Sagala

(2012: 106) memberikan delapan fungsi supervisi yaitu: (1) mengkoordinir semua usaha

sekolah; (2) melengkapi kepemimpinan kepala sekolah; (3) memperluas pengalaman

guru-guru; (4) menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; (5) memberikan fasilitas dan

penilaian yang terus-menerus; (6) menganalisa situasi belajar mengajar; (7) memberikan

pengetahuan dan skill kepada anggota staf; (8) mengintegrasikan tujuan pendidikan dan

membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru.

Menurut Purwanto (2012: 86) fungsi-fungsi supervisi dalam lima bidang yaitu:

(1) bidang kepemimpinan; (2) hubungan kemanusiaan (3) dalam pembinaan proses

kelompok; (4) bidang administrasi personal; (5) bidang evaluasi. Sedangkan menurut

Briggs (1938) dalam Imron (2012: 12) supervisi berfungsi untuk mengkoordinasikan,

menstimulasi, dan mengarahkan guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah,

memperluas pengalaman guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi

fasilitas dan penilaian, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan

dan keterampilan guru serta staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu

meningkatkan kemampuan guru.

Fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

digunakan membantu memecahkan berbagai kesulitan dalam melaksanakan tugas

pembelajaran memanfaatkan teknik-teknik supervisi yang sesuai kebutuhan guru. Peran

dan fungsi supervisi pendidikan adalah korektif, preventif, konstruktif dan kreatif

26

dengan sasaran memperbaiki situasi belajar mengajar dan meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar. Pelaksanaan fungsi-fungsi harus dilaksanakan secara kontinu,

konsisten, terpadu dengan antara program supervisi dengan program pendidikan di

sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pembinaan terhadap kemampuan

profesional guru dan tenaga kependidikan lainya agar tercipta iklim belajar yang

kondusif.

2.1.4.5 Pendekatan Supervisi

Terdapat beberapa macam pendekatan supervisi yang dapat dilakukan dan

menjadi pilihan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi. Pendekatan-

pendekatan ini didasari oleh pertimbangan dan alasan tertentu tergantung situasi dan

kondisinya. Pada prinsipnya tidak ada pendekatan tunggal yang dapat digunakan untuk

segala situasi dan tempat. Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang dihadapi

dan tujuan yang hendak dicapai. Berbagai macam pendekatan menurut Wahyudi (2009:

104) adalah kolegial, individual dan klinis dibawah ini dijelaskan sebagai berikut.

(1) Pendekatan kolegial artinya dalam melaksanakan supervisi kolegial ada proses

formal moderat dimana dua orang guru atau lebih bekerjasama untuk kepentingan

perkembangan profesional guru. Kegiatan supervisi kolegial dilakukan dengan

saling mengadakan observasi kelas masing-masing dan selanjutnya saling

memberikan balikan tentang observasi yang dilakukan dan membahas masalah-

masalah profesional mereka. Bentuk supervisi kolegial menurut Kimbrough

(1990:183-186) dalam Wahyudi (2009: 105) antara lain pertemuan guru-guru

(faculty meetings), lokakarya (workshop), dan observasi sesama guru di kelas (

teacher observasing teachers).

27

(2) Pendekatan individual dalam pendekatan ini supervisi juga disebut wawancara

individual yaitu suatu kesempatan yang diciptakan oleh kepala sekolah untuk

bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah

profesional guru. Jadi di dalam pendekatan ini adanya suatu komunikasi antara guru

dan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk memberi

perhatian kepada guru yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalahnya.

Masalah-masalah yang mungkin dibicarakan antara lain masalah pembelajaran,

masalah kesulitan belajar siswa, hubungan antar guru. Pendekatan individual sesuai

bagi guru yang lebih suka bekerja secara individual atau kurang dapat bekerja

dengan guru lain. Pilihan terhadap pendekatan individual lebih efisien dari segi

waktu, biaya, dan terdapat kerjasama antara supervisor dan guru.

(3) Pendekatan supervisi klinis menurut Acheson dan Gall (1987) dalam Wahyudi

(2009: 108) mengartikan supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan

pada peningkatan pembelajaran dengan tahapan atau melalui siklus yang sistematis

dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang logis dan intensif mengenai

penampilan mengajar yang nyata, dalam mengadakan perubahan dengan cara yang

rasional. Supervisi klinis dilakukan atas dasar insiatif awal dari guru. Supervisi

muncul atas kesadaran guru datang ke supervisor untuk minta bantuan mengatasi

masalahnya. Didalam supervisi klinis ada prosedur dan tahap pelaksanaannya, dan

tahapan ini dilakukan secara sistematis. Supervisor dituntut untuk memiliki

pengetahuan tentang penerapan supervisi klinis. Kondisi ini diperlukan untuk

menjawab permasalahan-permasalahan di sekolah yang terkait dengan supervisi

klinis. Masih minimnya supervisi klinis di sekolah menuntut kemampuan kepala

sekolah untuk membangun inisiatif dari guru.

28

Pendekatan supervisi individual, supervisi kolegial, supervisi klinis menjadi

alternatif dalam pembinaan peningkatan profesionalitas guru. Setiap pendekatan yang

digunakan dalam supervisi hendaknya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi guru, karena itu pemilihan pendekatan supervisi tergantung dari

persoalan yang dihadapi oleh guru. Keberhasilan supervisi juga dipengaruhi oleh

kemampuan supervisor dalam hal ini di sekolah adalah kepala sekolah yang merupakan

figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah dengan kegiatan

seperti membimbing, mengarahkan dan melakukan kerjasama secara profesional dengan

para guru.

2.1.4.6 Macam-macam Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi kepala sekolah mencakup bidang yang luas, yaitu meliputi seluruh

proses pendidikan seperti supervisi pembelajaran, supervisi akademik, supervisi klinis.

Macam-macam supervisi ini bisa menjadi pilihan oleh kepala sekolah dalam memilih

model yang akan digunakan. Dalam pemilihan supervisi juga harus disesuaikan dengan

kebutuhan guru. Dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut.

(1) Supervisi pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru untuk

meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam meningkatkan proses dan

hasil belajar. Program supervisi pembelajaran meliputi banyak hal, kepala sekolah

sebagai supervisor harus membantu guru untuk meningkatkan profesi mengajar.

Imron (2012: 24) “adapun tujuan supervisi pembelajaran adalah terbaikinya proses

belajar mengajar, yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa melalui serangkaian

tindakan, bimbingan, dan arahan”.

(2) Supervisi akademik hampir sama dengan supervisi pembelajaran tetapi supervisi

akademik sifatnya lebih kompleks. Dikatakan lebih kompleks karena tidak hanya

29

pembelajaran melainkan menyentuh kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru

dan sebagainya. Daresh (1989) dalam Prasojo (2011: 84) menjelaskan supervisi

akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Ruang lingkup supervisi akademik meliputi hal-hal berikut ini, 1)

Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2) Persiapan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran oleh guru. 3) Pencapaian standar kompetensi lulusan,

standar proses, standar isi, peraturan pelaksanaannya. 4) Peningkatan mutu

pembelajaran melalui pengembangan (Prasojo dan Sudiyono, 2011: 84).

(3) Supervisi Klinis berbeda dengan supervisi akademik. Perbedaannya adalah

supervisi akademik dilakukan dengan inisiatif awal dari supervisor sedangkan

supervisi klinis dilakukan berdasarkan inisiatif dari guru. Pelaksanaan supervisi

klinis ketika guru meminta bantuan kepada supervisor untuk membantu mengatasi

masalahnya. Ada empat langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis. Menurut

Sullivan & Glants (2005) dalam Prasojo (2011: 113) yaitu, (1) Perencanaan. (2)

pertemuan. (3) observasi. (4) refleksi kolaborasi.

2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah sebagai

Supervisor

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job

performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau

prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,

sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu (Jasmani dan Mustofa

2013: 155). Sedangkan menurut Prawirosentono (1999) dalam Jasmani dan Mustofa

(2013: 156) menjelaskan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

30

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawabnya

masing-masing, dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

hasil kerja yang dicapai seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya sesuai

dengan standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat ditunjukkan dengan

penampilan, keterampilan, sikap, maupun hasil dari apa yang telah dilakukan oleh

seseorang. Ada berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja.

Purwanto (2012: 118) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi berhasil-tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi itu,

antara lain:

(1) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota

besar, kecil, pelosok pastinya akan mempengaruhi kinerja kepala sekolah dalam

melaksanakan supervisi.

(2) Besar-kecilnya sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang

besar, banyak jumlah guru dan muridnya atau sebaliknya.

(3) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD, SMP dll

semuanya memerlukan sifat dan sikap supervisi tertentu.

(4) Keadaan guru dan pegawai yang tersedia. Apakah sekolah itu umumnya sudah

berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi dst

(5) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Faktor ini adalah faktor yang

terpenting, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian

yang diperlukan, semuanya tidak akan ada artinya.

31

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah sebagai supervisor yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal berasal dari kepala sekolah sendiri misalnya pendidikan,

kecakapan, pengalaman dll. Faktor eksternal berasal dari lingkungan masyarakat seperti

lingkungan sosial ekonomi masyarakat, akreditasi sekolah, kondisi sekolah dll.

2.1.5 Kepala Sekolah

Uraian tentang kepala sekolah meliputi: pengertian kepala sekolah, peran kepala

sekolah, tugas-tugas kepala sekolah, keterampilan manajerial kepala sekolah,

kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.

2.1.5.1 Pengertian Kepala Sekolah

Suatu organisasi tidak akan berjalan baik jika tidak ada seorang pemimpin,

begitu juga dengan dunia pendidikan. Di sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah

karena dianggap sebagai pemimpin maka dituntut untuk mempunyai kemampuan dan

kecerdasan dalam mengelola sekolah. Wahyudi (2009: 63) menjelaskan kepala sekolah

merupakan jabatan yang diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai

guru. Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 0296 Tahun 1996

Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin

penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Kepala

sekolah selain memimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga berperan sebagai

administrator, pengawas dan supervisor pembelajaran. Kepala sekolah merupakan

pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar

kepemimpinan yang kuat (Mulyasa 2011: 16). Untuk itu, setiap kepala sekolah harus

memahami kunci sukses kepemimpinanya.

32

2.1.5.2 Peran Kepala Sekolah

Di sekolah tentunya kepala sekolah tidah berpangku tangan dan hanya

menyuruh bawahannya saja namun ada berbagai peran yang bisa dilakukan kepala

sekolah. Peran tersebut tentunya bisa menjadi teladan dan contoh bagi guru seperti

kepala sekolah memberikan demonstrasi mengajar kepada guru. Ada beberapa peran

kepala sekolah menurut Sagala (2012: 117) yaitu sebagai administrator, pengawas, dan

supervisi pembelajaran. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut.

(1) Sebagai administrator karena adanya kelemahan administrasi sekolah sebagian

besar disebabkan ketidakmampuan pengelolaannya dalam menjalankan fungsinya

secara profesional. Pada dasarnya secara konseptual administrasi yang baik

menduduki tempat yang sangat menentukan dalam struktur manajemen pendidikan.

Danim (2002: 132) menyatakan tugas kepala sekolah sebagai administrator adalah

mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mendorong kearah keberhasilan pekerjaan

bagi semua staf dengan cara mendefinisikan tujuan, mengevaluasi kinerja,

mengelolah sumber-sumber organisasi. Peran administrator adalah melakukan

perubahan yang lebih berkualitas dan kompetitif, sehingga sekolah yang

dipimpinnya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tatanan sosial di mana

sekolah itu berada dan berpengaruh pula pada semua guru dan personel sekolah

serta peserta didiknya.

Mentzberg (1973) dalam Sagala (2012: 122) menjelaskan kepala sekolah

sebagai administrator harus kompeten dalam menjalankan tugas teknis manajerial

dalam hal (a) Interpersonal yaitu menjalankan fungsi sebagai figure, pemimpin dan

juru runding. (b) Informational yaitu menjalankan fungsi sebagai pemantau,

penyebar dan perantara. (c) decisional yaitu fungsi sebagai wirawastawan,

33

negosiator, dan pengalokasi sumber-sumber. Administrator juga mempunyai tugas

untuk melayani pada setiap unit pelayanan sekolah sehingga diperlukan pelayanan

yang prima untuk mendapatkan kualitas yang baik. Kepala sekolah sebagai

administrator dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan tampak

berhasil jika mampu memberdayakan seluruh personel sekolah sesuai tugas pokok

dan fungsinya dengan landasan profesional kearah pencapaian tujuan organisasi

secara berkualitas.

(2) Sebagai pengawas karena dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah untuk

mencapai kualitas yang dipersyaratakan perlu mendapat pengawasan yang

sungguh-sungguh oleh kepala sekolah. Pengawasan, pengendalian, controlling yang

dilakukan oleh kepala sekolah adalah suatu proses manajemen yang sangat penting

kedudukannya dalam mengukur kualitas kegiatan sekolah. Handoko (2003: 379)

mengatakan pengawasan sebagai proses “menjamin” bahwa tujuan-tujuan

organisasi manajemen tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan

dapat dikaitkan dengan upaya untuk mengendalikan program dan kegiatan,

membina orang-orang yang melaksanakan program dan kegiatan, dan pelurusan

program dan kegiatan yang tidak mengarah pada sasaran untuk tujuan pengendalian

mutu.

Kontrol atau pengawasan dari kepala sekolah adalah kegiatan untuk

menjamin tidak adanya penyimpangan-penyimpangan, terhindar dari kesalahan

sekecil apapun, sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan, mencapai sasaran yang ditetapkan dan mendapat pengakuan

dari stakeholders bahwa sekolah tersebut berkualitas. Sebagai pengawas kepala

sekolah juga bertugas memonitoring dan mengevaluasi kegiatan yang ada di

34

sekolah jika terjadi masalah bisa dikomunikasikan dengan personel sekolah seperti

guru, Disini kepala sekolah bekerjasama dengan guru untuk menyelesaikan masalah

yang ada. Begitupun juga dengan guru misal ada masalah bisa dikonsultasikan

dengan kepala sekolah sehinga timbul komunikasi yang baik antara guru dengan

kepala sekolah.

(3) Sebagai supervisor pembelajaran kepala sekolah menunjukan adanya perbaikan

pengajaran pada sekolah yang dipimpinnya, perbaikan ini hasil dari supervisi

berupa bantuan kepada guru-guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar.

Bantuan dapat berupa dukungan fasilitas, bahan-bahan ajar yang diperlukan,

pelatihan dll yang akan meningkatkan efektivitas program pengajaran dan

implementasi program dalam aktivitas belajar di kelas. Sebagai supervisi maka

kepala sekolah senantiasa meningkatkan dan menyegarkan pengetahuannya

beberapa tingkat lebih baik dari guru. Kepala sekolah harus mengetahui secara jelas

teknik yang dipakai dalam supervisi dan apa yang harus disupervisi. Kualitas

pembelajaran ini tidak hanya ditentukan oleh guru sendiri melainkan harus ada

upaya bersama dari guru dan supervisor. Hal penting dilakukan kepala sekolah

sebagai supervisor adalah memantau dan mengawasi ruang lingkup penilaian yang

disiapkan dari guru.

Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran adalah

membantu dan memfasilitasi guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan

melakukan penilaian menggunakan teknik-teknik supervisi sesuai kebutuhan. Jadi

kepala sekolah berperan sebagai administrator, pengawas, dan supervisor sesuai

situasi dan kondisi tuntutan tanggung jawab secara dinamis dalam menggerakan

seluruh potensi sekolah kearah pencapaian visi, misi, tujuan dan target sekolah.

35

Dalam melaksanakan berbagai peran tersebut kepala sekolah mempunyai tanggung

jawab untuk melaksanakan berbagai tugas

2.1.5.3 Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas proses pendidikan di sekolah. Tugas-

tugas ini menjadi kewajiban yang sangat penting untuk dilaksanakan. Begitu banyak

dan kompleks tugas dari kepala sekolah menurut Sutomo (2012: 87) antara lain:

(1) Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas: membimbing guru,

karyawan swasta, mengembangkan staf, mengikuti perkembangan iptek, dan

menjadi contoh dalam proses pembelajaran.

(2) Dalam perannya sebagai manajer kepala sekolah bertugas: menyusun program,

menyusun pengorganisasian sekolah, menggerakan staf, mengoptimalkan sumber

daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.

(3) Sebagai administrator, kepala sekolah bertugas: mengelola administrasi, KBM dan

BK, kesiswaan, sarana dan prasarana.

(4) Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas: menyusun program supervisi

pendidikan, memanfaatkan hasil supervisi.

(5) Sebagai pemimpin kepala sekolah bertugas: menyusun dan mensosialisasikan visi

dan misi suatu program sekolah, mengambil keputusan, melakukan komunikasi

(6) Sebagai pembaharu kepala sekolah bertugas: mencari dan melakukan pembaharuan

dalam berbagai aspek, mendorong guru staf dan orangtua untuk memahami dan

memberikan dukungan pembaharuan yang ditawarkan.

(7) Sebagai pembangkit motivasi kepala sekolah bertugas: menyihir lingkungan kerja,

suasana kerja, membangun prinsip penghargaan dan hukuman yang sistemik.

36

Begitu banyak tugas dan tuntutan kepala sekolah, untuk mengoptimalkan tugas

dan peran tersebut, kepala sekolah dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan dan

kompetensi karena dari keterampilan ini bisa menjadi penunjang tugasnya dan faktor

keberhasilan sehingga bisa memberikan dampak positif dalam mewujudkan tujuan

sekolah.

2.1.5.4 Keterampilan manajerial Kepala Sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai manajer perlu memiliki berbagai keterampilan

yang perlu dikuasai karena keterampilan ini diperlukan dalam melaksanakan tugas

manajerial secara efektif, meskipun penerapan masih tergantung pada tingkatan

manajerial. Agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya

maka kepala sekolah memerlukan keterampilan manajerial. Ada tiga keterampilan

manajerial kepala sekolah menurut Wahyudi (2009: 67) antara lain keterampilan

konseptual, keterampilan hubungan manusia, keterampilan teknik. Dibawah ini akan

dijelaskan sebagi berikut:

(1) Keterampilan konseptual menurut Pidarta dalam Wahyudi (2009: 70) menjelaskan

keterampilan konseptual adalah kemampuan manajer dalam menentukan strategi,

kebijakan, mengkreasikan atau merencanakan suatu yang baru, dan mengambil

keputusan. Dengan kemampuan konseptual memungkinkan seseorang bertindak

selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh dari pada hanya atas dasar

tujuan dan kebutuhan kelompok sendiri. Dalam organisasi pendidikan,

keterampilan konseptual adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah untuk melihat sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan

perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian tentang efektifitas

kegiatan sekolah mengkoordinasikan program secara harmonis. Pentingnya

37

keterampilan konseptual bagi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dalam

melaksanakan tanggung jawab manajerialnya, menentukan kebijaksanaan,

pemecahan masalah dan dalam pengembangan program secara efektif. Sehingga

kepala sekolah dalam memahami keterampilan ini nantinya dapat memberikan efek

yang positif terhadap setiap usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

(2) Keterampilan hubungan manusia merupakan aktifitas hubungan antar manusia dan

interaksi antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sering terjadi di dalam suatu hubungan adanya masalah seperti kurang harmonis

antar individu biasanya disebabkan kurang lancarnya dalam berkomunikasi, tidak

sepaham/sependapat tentang suatu hal untuk itu perlu diciptakan hubungan yang

baik. Hubungan antar individu di dalam organisasi bersifat esensial terutama dalam

aktifitas kerjasama dalam mencapai tujuan. Di dalam sebuah hubungan tidaklah

selalu berjalan harmonis pasti ada masalah yang terjadi. Dalam organisasi

pendidikan tentunya peran dari kepala sekolah sangat dinanti untuk memecahkan

masalah yang ada. Kepala sekolah yang memiliki keterampilan ini diharapkan

dapat bekerjasama, berkomunikasi dengan personel sekolah dalam rangka

menciptakan suasana saling percaya terhadap program sekolah dan dapat

memberikan motivasi untuk meningkatkan unjuk kerja guru. Perilaku hubungan

manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah meliputi: (1) menjalin hubungan

kerjasama dengan guru; (2) membangun semangat/moral kerja guru; (3)

memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi; (4) menjalin komunikasi

yang baik dengan guru.

(3) Keterampilan teknikal ini bersifat konseptual yaitu merencanakan, mengorganisir,

memecahkan masalah, dan mengadakan kerjasama dengan guru dan masyarakat

38

juga harus mampu melaksanakan kegiatan yang bersifat praktis (teknikal). Terry

dalam Wahyudi (2009: 75) berpendapat bahwa keterampilan teknikal keahlian

dalam hal menggunakan sesuatu aktifitas spesifik yang meliputi suatu proses,

prosedur, dan teknik, keterampilan teknikal memungkinkan orang yang

bersangkutan melaksanakan mekanisme yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan khusus. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan keterampilan teknikal

dibutuhkan oleh kepala sekolah karena dengan keterampilan ini kepala sekolah

dapat menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengakapan untuk

menyelesaikan tugas tertentu seperti pengetahuan tentang cara pengelolaan kelas,

menggunakan metode pembelajaran, teknik mengarahkan dan membina guru-guru

di sekolah.

Ketiga keterampilan tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial

secara efektif, meskipun penerapan masing-masing keterampilan tersebut masih

tergantung dari kemampuan kepala sekolah. Dengan memahami dan melaksanakan

keterampilan maka akan timbul variasi gaya kepemimpinan dari kepala sekolah. Kerena

setiap kepala sekolah mempunyai cara dan metode yang berbeda-beda. Meskipun

dengan cara yang berbeda-beda dalam memimpin tetapi mempunyai tujuan yang sama

yaitu untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

2.1.5.4 Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah,

yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya

direalisasikan. Berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah kepala sekolah dituntut

senantiasa meningkatkan efektivitas kerja sehingga akan berdampak positif pada kinerja

guru. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif

39

dalam manajemen berbasis sekolah berdasarkan kriteria menurut Sutomo (2012: 88)

sebagai berikut:

(1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik ,lancar, produktif.

(2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

(3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat

melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan

pendidikan

(4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.

(5) Bekerja dengan tim manajemen.

(6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang berhubungan dengan manajemen

berbasis sekolah merupakan satu usaha yang yang dilakukan untuk mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien. Sebagai figure kunci keberhasilan di sekolah

tentunya kepala sekolah tidak bisa mewujudkan sendiri melainkan harus ada kerjasama

dengan personel sekolah. Akan tetapi dalam realitanya masih banyak personel sekolah

yang menghadapi berbagai macam masalah yang menghampiri contohnya masih

kurangnya minat dan motivasi guru dalam bekerja. Sehingga ini menjadi tugas kepala

sekolah untuk membangkitkan semangat dan motivasi guru.

Tentunya bukan hal gampang kepala sekolah dalam membangkitkan motivasi

guru, tetapi dengan usaha yang keras dan upaya yang optimal diharapkan dapat tercipta

iklim bekerja yang kondusif. Untuk menunjang bebagai peran dan tugas tentunya kepala

40

sekolah harus mempunyai berbagai kompetensi yang bisa diapliksikan dalam tugasnya

di sekolah. Salah satunya adalah kompetensi dalam memberikan motivasi. Sebagai

pemimpin, kepala sekolah harus menjadi pribadi yang motivatif yang mampu berperan

sebagai motivator yang menyemangat dan membesarkan hati guru, pegawai, siswa dan

mendukung tercapainya tujuan sekolah (Ambarita 2015: 95).

2.1.6 Motivasi

Uraian tentang motivasi meliputi: pengertian motivasi, pola motivasi, teknik

motivasi, tipe-tipe motivasi, kepemimpinan dan motivasi, motivasi berprestasi

2.1.6.1 Pengertian Motivasi

Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai alasan atau landasan untuk

melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai tujuan. Berawal dari kata “motif” itu,

motivasi dapat diartikan keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang tahu

diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Callahan and Clark dalam Sutomo (2012: 84)

menjelaskan motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya

tingkah laku kearah tujuan tertentu. Dalam sebuah organisasi faktor motivasi sangat

dominan dalam mencapai efektivitas kerja.

Kaitannya dengan dunia pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut

untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para guru sehingga kinerja bisa

meningkat. Dalam melaksanakan tugas pasti guru mempunyai perasaan jenuh dan malas

melaksanakan kewajibannya. Hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk

menumbuhkembangkan semangat dan antusias guru dalam melaksanakan tugas.

Tentunya kepala sekolah harus memahami bahwa ada tahapan dan proses yang harus

41

dilalui dalam meningkatkan motivasi sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan

efisien.

Maslow (1970) dalam Sutomo (2012: 84) menjelaskan motivasi merupakan

tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha

memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan,

tanpa motivasi tak ada kegiatan yang nyata. Sedangkan menurut Danim (2012: 2)

“motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau

mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya”. Ada dua jenis

motivasi yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang

dari diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di

luar diri seseorang, misalnya pegawai bekerja karena ingin mendapatkan pujian atau

hadiah. Dibawah ini disajikan tentang jenis-jenis motivasi menurut Hamzah (2015:73).

Tabel 2.1 Jenis-jenis Motivasi

Dimensi Indikator

Motivasi

InternalI

Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas.

Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.

Memiliki tujuan yang jelas dan menantang

Memiliki perasaan senang dalam bekerja.

Selalu berusaha untuk

42

Dimensi Indikator

Motivasi

Eksternal

- Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan kebutuhan kerjanya.

- Senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya.

- Bekerja dengan ingin mendapat insentif.

- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh

perhatian dari teman dan atasan.

2.1.6.2 Pola Motivasi

Newstrom dan Davis (1997) dalam Usman (2013: 253) memberikan pola

motivasi dengan asumsi bahwa setiap manusia cenderung mengembangkan pola

motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat manusia hidup. Empat

pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, kekuasaan. Akan

dijelaskan dibawah ini.

Tabel 2.2 Pola Motivasi

Pola Motivasi Keterangan

Prestasi Dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju,untuk

berkembang,untuk mendapatkan yang terbaik menuju pada

kesempurnaan

Afiliasi Dorongan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif

atas dasar sosial, dorongan ingin memiliki sahabat sebanyak-

banyaknya

43

Pola Motivasi Keterangan

Kompetensi Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi, dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, keterampilan

memecahkan masalah,dan berusaha untuk berinovasi. tidak mau

kalah dengan hasil orang lain

Kekuasaan Dorongan untuk mempengaruhi orang dan situasi

Pola ini sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang

pekerjaan dan menjalani kehidupan. Dalam kehidupan di sekolah guru tentunya sangat

rentan terjadi kejenuhan dalam bekerja sehingga membawa dampak menurunnya

motivasi. Jika semangat bekerja sudah hilang maka semangat untuk meraih prestasi juga

akan hilang. Dalam memotivasi guru, kepala sekolah berhadapan dengan dua hal dalam

mempengaruhi orang dalam pekerjaan yaitu kemauan dan kemampuan. Kemauan bisa

diatasi dengan pemberian motivasi oleh kepala sekolah sedangkan kemampuan dapat

diatasi dengan mengadakan diklat atau seminar yang bertujuan untuk peningkatan

kualitas guru.

2.1.6.3 Teknik Motivasi

Teknik memotivasi berhubungan dengan kemampuan seseorang secara

konseptual dengan berbagai sumberdaya dan sarana dalam menciptakan timbulnya

motivasi pada setiap bawahan untuk berperilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Satu

hal yang perlu diperhatikan seorang pemimpin dalam memberi motivasi adalah bisa

menjaga wibawa dari seorang pemimpin tersebut. Menurut Usman (2011: 272) ada

beberapa contoh teknik memberi motivasi seperti:

(1) Berpikiran positif. Jangan mengkritik cara kerja orang lain tetapi kita tidak mampu

memberi contoh terlebih dahulu.

44

(2) Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah

situasi oleh diri sendiri.

(3) Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak

kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk motivasi.

(4) Memantapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang

benar, mengharhgai dengan tulus.

(5) Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah

berhasil, dan nyatakan bahwa anda akan membantu apa yang mereka butuhkan.

(6) Membasmi sikap menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan

pekerjaan itu terlalu sulit.

Teknik diatas dapat digunakan oleh kepala sekolah

tetapi ada hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah. Sebelum

menggunakan teknik tersebut kepala sekolah perlu mengetahui proses motivasi karena

dengan ini kepala sekolah dalam memberikan motivasi akan lebih terstruktur dan lebih

efektif sehingga tujuan dapat tercapai .

2.1.6.4 Tipe-tipe Motivasi

Motivasi merupakan kemampuan menggerakkan diri atau digerakkan untuk

mewujudkan potensi menjadi aktual (Danim 2012: 17). Secara umum motivasi dapat

diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang mempengaruhi manusia dalam bekerja atau

mungkin menjauhi pekerjaan adalah seperti berikut:

(1) Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan

motif, lalu mempengaruhi orang lain agar mau bekerja secara maksimal. Jenis-jenis

motivasi positif adalah imbalan yang menarik, kedudukan atau jabatan, pemberian

kesempatan untuk berkembang.

45

(2) Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut.

Motivasi yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan,

karena merasa takut, serba terbatas kreativitasnya, dan organisasi menjadi tidak

kreatif dan aktif.

(3) Motivasi dari dalam muncul dari dalam diri individu, karena memang individu

mempunyai kesadaran untuk berbuat. Baginya berbuat adalah suatu kewajiban.

(4) Motivasi dari Luar muncul sebagai akibat dari adanya pengaruh yang ada dari luar

pekerjaan dan dari luar diri itu sendiri. Biasanya motivasi ini dikaitkan dengan

imbalan.

Dalam dunia pendidikan kepala sekolah menjadi kunci penting dalam

membangkitkan semangat guru dalam bekerja karena pada hakikatnya kepala sekolah

adalah seorang pemimpin di sekolah, jadi memberikan motivasi merupakan hal yang

penting. Dalam aplikasinya ada relevansi antara kepemimpinan dengan motivasi. Setiap

gaya kepemimpinan juga akan membawa perbedaan dalam memberikan motivasi.

2.1.6.5 Kepemimpinan dan Motivasi

Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda meski memiliki

hubungan dalam kerja, konteks kerja, dan interaksi antar-manusia organisasional.

Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan

memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu. Keterkaitan antar kepemimpinan

dan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut:

(1) Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok yang kacau.

Manusia sebagai anggota kelompok dituntut dapat memacu upaya tujuan organisasi

dan tujuan dirinya. Oleh karena itu, manusia organisasi pelu diarahkan dan

dimotivasi.

46

(2) Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan. Kepengikutan adalah bagian yang

paling penting dalam usaha melahirkan perilaku organisasi yang sesungguhnya.

(3) Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi bawahan

antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi

kerjanya adalah gaya kepemimpinan.

2.1.6.6 Motivasi Berprestasi

Salah satu jenis motivasi adalah motivasi untuk berprestasi. Seseorang yang

mempunyai motivasi yang tinggi ditunjukkan dengan sikap yang ingin menjadi yang

terbaik di lingkungan kerjanya. Selain itu ingin mendapatkan prestasi untuk memenuhi

kebutuhannya dan bekerja dengan maksimal tanpa ingin mendapat pujian dari orang

lain. Menurut Danim (2012: 33) karakteristik orang yang mempunyai sifat berprestasi

yang tinggi adalah:

(1) Berani mengambil risiko yang moderat artinya risiko yang berada diantara risiko

tinggi dan risiko rendah. Mereka akan mempunyai cara yang lebih inovatif dalam

memecahkan masalah.

(2) Menghendaki umpan segera balik artinya seseorang yang mempunyai motivasi

berprestasi tinggi lebih aktif untuk menemukan informasi hasil kinerjanya. Dari

informasi ini digunakan sebagai alat ukur untuk meningkatkan kualitas kerjanya di

masa depan.

(3) Keberhasilan diperhitungkan secara teliti artinya seseorang yang ingin berprestasi

lebih mengutamakan pencapaian tugas tanpa memperhitungkan imbalan yang

diberikan. Merasa lebih puas dengan segi-segi instrinsik pekerjaan dan

menganggap segala aspek materiil hanya merupakan efek sampingan.

47

(4) Mengintegral dengan tugas artinya seseorang mempunyai sikap terhadap beban

kerja yang dilimpahkan kepadanya tidak pernah mengeluh terhadap beban

kerjanya. Orang-orang seperti ini biasanya bersikap tidak sengaja menunda separo

pekerjaan, bersahabat, realistis dan mengutamakan kemampuan individual.

Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan

dengan kebutuhan lainya karena motivasi ini kebanyakan lahir dari dalam diri individu

sehingga dalam menjalankan tugas tidak merasa mendapat beban. Menurut Clelland

dalam Kurniadin dan Machali (2014: 347) terdapat tiga kebutuhan pokok yang

mendorong tingkah lakunya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:

(1) Kebutuhan Untuk Berprestasi (Need for Achievment) kebutuhan untuk berprestasi

merupakan energi dalam manusia yang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan dan

mengarahkan tingkah laku seseorang untuk mencapai prestasi tertentu berdasarkan

kesempurnaan dalam diri seseorang.

(2) Kebutuhan Kekuasaan (Neeed for Power) kebutuhan akan kekuasaan

menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh kepada orang lain.

Setiap kali seseorang tergantung pada orang lain untuk sesuatu hal, berarti orang

lain punya pengaruh terhadapnya sehingga semakin besar ketergantungannya.

Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan dianggap sesuatu yang tidak begitu penting

kecuali apabila hal tersebut memberikan peluang kepadanya untuk memperluas

pengaruhnya.

(3) Kebutuhan Kerja Sama, kebutuhan ini berangkat dari sifat manusia yaitu makhluk

sosial yang terlepas dari jabatan, kedudukan dan pekerjaannya. Setiap manusia

membutuhkan kerjasama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

48

Berdasarkan tiga kebutuhan diatas, pada dasarnya setiap manusia memiliki

kebutuhan tersebut yang selalu muncul pada tingkah laku individu, hanya saja dasar

pentingnya kebutuhan antara masing-masing individu berbeda. Hal ini dikarenakan

dalam memeunhi kebutuhan individu ada perbedaan dalam prioritas tergantuang dari

situasi kondisi yang ada.

2.1.6.7 Upaya-upaya Memotivasi Guru

Untuk mencapai tujuan kepala sekolah tidak hanya diam saja namun berusaha

untuk lebih aktif dalam memberikan motivasi kepada bawahannya. Kepala sekolah

harus mengetahui cara-cara yang efektif dan efisien dalam memberi motivasi. Menurut

Danim (2012: 41) ada beberapa cara yang digunakan dalam memotivasi bawahannya,

antara lain sebgai berikut.

(1) Rasa hormat, seorang pemimpin harus bisa memberikan rasa hormat secara adil.

Adil disini tidak sama rata karena dengan melihat prestasi, jadi pemimpin

memberikan rasa hormat kepada seseorang yang memiliki prestasi, pengalaman,

kepangkatan dll.

(2) Informasi, seorang pemimpin harus bersikap saling terbuka untuk memberikan

informasi mengenai aktivitas organisasi. Berikan informasi secara jelas, singkat dan

padat. Dalam memberikan informasi harus secara edukatif dan persuasif.

(3) Perilaku, seorang pemimpin yang baik akan memberikan contoh yang baik dalam

berperilaku karena sekecil apapun perilaku dari pemimpin akan ditiru oleh

bawahannya. Berikan pujian yang tulus kepada bawahan yang mempunya prestasi

karena dengan pujian itu, bawahan merasa puas dengan kinerjanya.

(4) Hukuman, misal bawahan melakukan kesalahan hendaknya pemimpin memberikan

hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman itu ditujukan untuk memperbaiki diri

49

bukan menjatuhkan mental. Dalam memberikan hukuman diusahakan ditempatkan

pada ruangan yang terpisah.

(5) Perintah, dalam memberikan perintah disampaikan dengan tulus jangan

membentak. Perintah yang diberikan sebaiknya bersifat tidak langsung. Berikan

perintah laksana ajakan dan jika perlu diawali dengan contoh.

(6) Perasaan, interaksi antara atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia.

Setiap manusia memiliki kepekaan yang berbeda sehingga pemimpin merasa

kesulitan unruk memotivasi. Perasaan yang dimaksud antara lain rasa memiliki,

rasa bersatu, rasa mencapai prestasi, rasa diterima dalam kelompok.

Dari uraian upaya-upaya diatas bisa dijadikan acuan dan pegangan buat kepala

sekolah dalam bertindak/ menjalankan tugasnya. Tentunya masih banyak cara lain yang

digunakan. Pada hakikatnya kepala sekolah dalam memberikan motivasi merupakan

panggilan jiwa karena memang sudah menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk

membantu bawahan yang mengalami masalah dan peduli terhadap orang lain terutama

dalam hal ini adalah guru. Semua dilakukan untuk mencapai satu tujuan yaitu

tercapainya tujuan sekolah.

2.2 Hubungan Antar Variabel

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu kompetensi pedagogik guru (Y),

supervisi kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi (X2). Dalam upaya meningkatkan

kompetensi pedagogik guru dapat dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh

kepala sekolah dan motivasi untuk berprestasi yang dimiliki oleh guru. Guru yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mempengaruhi kompetensi guru. Selain itu

juga guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha yang terbaik dalam

50

meningkatkan kualitas kerjanya sehingga nanti akan berdampak pada pencapaian

tujuan.

Motivasi berprestasi tinggi dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor instrinsik

dan ekstrinsik. Contoh dari faktor intrinsik adalah memiliki perasaan yang senang dalam

bekerja, tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas, selalu berusaha untuk menjadi

yang terbaik. Sedangkan contoh faktor ekstrinsik adalah bekerja dengan harapan

mendapatkan insentif, ingin mendapatkan pujian dan perhatian dari lingkungannya,

selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya. Kepala

sekolah berperan memberikan supervisi dalam meningkatkan motivasi berprestasi

bawahannya. Kemampuan kepala sekolah akan diuji dalam memberikan supervisi dan

motivasi untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satunya adalah kompetensi

pedagogik yang dimiliki oleh guru.

2.3 Kajian Empiris

Penelitian di bidang manajemen pendidikan telah banyak dilakukan oleh beberapa

peneliti, termasuk penelitian tentang supervisi kepala sekolah, motivasi, kompetensi dan

kinerja guru. Hal tersebut menarik untuk diadakan lebih lanjut, baik yang bertujuan

untuk melengkapi maupun meneliti yang baru. Selain itu, penelitian-penelitian yang

telah dilaksanakan tersebut juga menjadi pedoman dan membantu peneliti agar dapat

melaksanakan penelitian yang lebih baik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan

dapat dijadikan kajian penelitian yaitu:

Penelitian tesis yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan

Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kersana

Kabupaten Brebes” yang dilakukan oleh Da’I Wibowo (2009) jurusan Manajemen

Pendidikan UNNES menujukkan bahwa (1) pengaruh supervisi kepala sekolah (X1)

51

dengan kinerja guru (Y) menghasilkan angka t observasi sebesar 2,731 > 1.978 (t tabel)

artinya nilai supervisi kepala sekolah (X1) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y), besar

pengaruhnya yaitu sebesar 0,238 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi

supervisi kepala sekolah sebesar 23,8 %, (2) pengaruh kompetensi pedagogik guru (X2)

menghasilkan angka t observasi sebesar 3,135 > 1.980 (t tabel) artinya nilai kompetensi

pedagogik guru (X2) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y) besar pengaruhnya yaitu

sebesar 0,275 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi kompetensi

pedagogik guru sebesar 27,5%, dan (3) uji pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dan

kompetensi pedagogik guru (X2) terhadap kinerga guru (Y) dari uji Anova diperoleh F

hitung sebesar 29,222 dengan tingkat signifikansi < 0,001, sementara Ftabel sesuai

dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 3,07 sehingga F hitung > F tabel (29,222 > 3,07)

artinya secara statistik data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel

bebas (supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik).

Penelitian tesis yang dilakukan oleh Adi Prasetyo jurusan Manajemen

Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2006) yang berjudul “Kontribusi Motivasi

Berprestasi dan Supervisi Kepala Sekolah, Terhadap Kompetensi Guru Sekolah Dasar

di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang”. Simpulan penelitian ini adalah (1)

terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru SD

Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan koefisien determinasi

sebesar 64,16%, (2) terdapat pengaruh yang signifikan supervisi Kepala Sekolah

terhadap kompetensi guru SD Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

dengan koefisien determinasi sebesar 55,80%, dan (3) terdapat pengaruh secara

simultan (bersama) motivasi berprestasi dan supervisi Kepala Sekolah terhadap

kompetensi guru SD Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan

52

koefisien determinasi sebesar 97,3%, sisanya kompetensi guru dipengaruhi oleh faktor

lain di luar variabel penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Harjanto dengan judul “Pengaruh Motivasi

Berprestasi Dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Mengajar Guru” penelitian

ini bertujuan untuk menggambarkan secara deskriptif dan korelasional antara motivasi

berprestasi guru, kompetensi pedagogik terhadap kinerja mengajar guru dengan sampel

96 guru. Penelitian ini menunjukan bahwa 1) variabel motivasi kerja memiliki pengaruh

terhadap kinerja mengajar guru 2) terdapat hubungan yang signifikan anatara variabel

kompetensi pedagogik guru dengan kinerja mengajar guru 3) terdapat hubungan yang

signifikan motivasi kerja guru dengan kompetensi pedagogik secara bersama-sama

berkorelasi terhadap kinerja mengajar guru. Hasil analisis antara variabel motivasi kerja

dengan variabel kinerja guru sebesar 0,760, antara komptensi pedagogik guru dengan

variabel kinerja mengajar guru sebesar 0,597, nilai korelasi motivasi berprestasi dan

kompetensi pedagogik terhadap kinerja mengajar guru hasil sebesar 0,733.

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Endah Ekowati dengan judul “ Hubungan

Persepsi tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja

Mengajar Guru SMK RSBI di DIY”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1)

persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah secara umum termasuk kategori baik 2)

motivasi berprestasi secara umum termasuk kategori tinggi 3) kinerja mengajar guru

secara umum termasuk kedalam kategori tinggi 4) terdapat hubungan antara persepsi

guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru 5) terdapat

hubungan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja mengajar guru 6) terdapat

hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi

dengan kinerja mengajar guru.

53

Penelitian ini dilakukan oleh Indra Wiguna dengan judul “ Pengaruh Supervisi

Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru

PENJAS Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Cianjur. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 1) supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan

terhadap kinerja mengajar guru dan pengaruhnya tergolong tinggi 2) motivasi

berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru PENJAS dan

pengaruhnya tinggi 3) supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru PENJAS.

Penelitian ini dilakukan oleh Uu Badrudin dengan judul “Pengaruh Supervisi

Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada MTS Negeri Anyar Kabupaten

Serang Provinsi Banten” dengan menggunakan sampel 81 orang. Penelitian ini

memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti. Persamaannya adalah menggunakan metode survey dan cara pengambilan

sampel dengan menggunakan rumus slovin. Perbedannya adalah tempat penelitian,

jumlah populasi dan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat

pengaruh yang signifikan dan positif antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja

guru MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang sebesar 69,4%. 2) terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif antara motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Negeri Anyar

Kabupaten Serang sebesar 73,25%. 3) terdapat pengaruh yang signifikan dan positif

antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Negeri

Anyar Kabupaten Serang sebesar 65,9%.

Penelitian ini dilakukan oleh Jimmy Waworuntu (2011) dengan judul “

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Kinerja Guru Profesional Guru Teknologi

SMK Negeri 2 Manado” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

54

pengetahuan manajemen dan kinerja professional guru teknologi SMK 2 Manado.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi

berprestasi dan kinerja professional guru dengan koefisien determinasi adalah r2

= 0,59

menunjukkan bahwa 59% variasi yang terjadi pada variabel kinerja guru dapat

dijelaskan oleh variabel motivasi berprestasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahardjo pada tahun 2014 yang berjudul

“The Effect of Competence, Leadership, and Work Environment Towards Motivation

and Its Impact on The Performance of Teacher of Elementary School In Surakarta City,

Central Java, Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kompetensi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap motivasi dan dampak

terhadap kinerja guru SD di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini

menggunakan sejumlah guru sekolah dasar di Kota Surakarta untuk dijadikan populasi

dan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kompetensi dan kepemimpinan

tidak berpengaruh terhadap motivasi, (2) lingkungan kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi, (3) kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja, (4)

kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja, (5)

kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja guru tanpa motivasi, (7) lingkungan

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui motivasi, dan (8) lingkungan

bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi dan efek kinerja.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mardia Hi Rahman dengan judul

“Profesional Competence, Pedagogical Competence and the perfomance of junior high

school of science teacher”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kompetensi

profesional berpengaruh positif terhadap kinerja guru, (2) kompetensi pedagogik

berpengaruh positif terhadap guru SMP di Ternate, (3) kompetensi pedagogik dan

55

professional memberikan dampak positif terhadap kinerja guru SMP di Ternate.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saqib Khan (2014) dengan judul “The

Supervisory Role of the Headmaster at the Higher Secondary A Teacher’s Perception.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara guru dan supervisi

kepala sekolah, faktor kriteria keberhasilan dalam meningkatkan kualitas guru dengan

melaksanakan intruksi dari kepala sekolah.

2.4 Kerangka Berpikir

Guru merupakan komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Sebagai suatu

komponen guru dituntut untuk berperan aktifdalam memajukan pendidikan.

Meningkatkan kompetensi dari guru merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, karena

guru yang memiliki kompetensi yang baik akan mempengaruhi kualitas kinerjanya. Ada

empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Untuk

menciptakan kompetensi guru yang berkualitas perlu adanya dorongan atau motivasi.

Motivasi bisa berasal dari dalam dan luar diri individu. Ada berbagai teori tentang

motivasi salah satunya dalah teori tentang motivasi berprestasi. Guru yang memiliki

motivasi berprestasi yang tinggi akan menggali kemampuan dan ingin menjadi yang

terbaik di lingkungan kerjanya. Motivasi yang tinggi tidak terlepas dari peranan seorang

kepala sekolah.

Setiap kepala sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan supervisi kepada guru. Kepala sekolah yang memahami cara-cara dan tahu

bagaimana teknik memotivasi yang baik akan memberikan dampak positif kepada guru.

Salah satu dampaknya adalah guru merasa senang dalam bekerja sehingga timbul

motivasi untuk meningkatkan kualitasnya.

56

Dengan penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang baik, kemudian dapat memberikan

kontribusi dalam menumbuhkembangkan motivasi berprestasi oleh guru dalam

meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik. Keterkaitan antara

pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi guru terhadap kompetensi

pedagogik guru digambarkan dalam kerangka berpikir yang ditunjukan oleh skema

berikut.

Supervisi Kepala Sekoh (X1)

- Supervisi pembelajaran

- Supervisi Akademik

Kompetensi Pedagogik Guru

(Y)

- Supervisi Klinis - Kemampuan mengelola

pembelajaran

- Pemanfaatan teknologi Motivasi Berprestasi (X2)

pembelajaran

- Menyukai pekerjaan yang - Pelaksanaan pembelajaran

yang mendidik dijalani

- Melakukan penilaian dan

- Berani mengambil resiko evaluasi

- Berprestasi yang lebih tinggi - Memfasilitasi potensi

- Pencapaian prestasi peserta didik

diperhitungkan secara teliti

Keterangan:

X1 : Supervisi Kepala Sekolah

X2 : Motivasi Berprestasi Guru

Y : Kompetensi Pedagogik Guru

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Skema diatas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru (Y) sebagai

variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi (X2)

57

sebagai varabel bebas. Supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru

merupakan faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru.

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

H01= ρ=0

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

Ha1= ρ≠0

Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap

kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

H02= ρ=0

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

Ha2= ρ≠0

Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di

Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

H03= ρ=0

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di

Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

58

Ha3= ρ≠0

Ho4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi

pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

H04= ρ=12,5%

Ha4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi

pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

Ha4= ρ≠12,5%

Ho5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

H05= ρ=12,5%

Ha5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

Ha5 = ρ≠12,5%

Ho6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III

Kecamatan Tegal Barat.

H06= ρ=12,5%

Ha6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di

Dabin III Kecamatan Tegal Barat.

Ha6= ρ≠12,5%

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara

lain: (1) desain penelitian; (2) variabel penelitian; (3) definisi operasional; (4) populasi

dan sampel; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) analisis data; (8)

sistematika penulisan skripsi. Berikut uraian selengkapnya.

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data yang

diolah adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian kuantitatif data

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Untuk mendapatkan data yang

valid, reliabel dan obyektif maka instrumen penelitian harus valid, reliabel,

pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar. Sugiyono (2015: 11) menyatakan

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Metode

penelitian kuantitatif dapat dibagi menjadi dua yaitu, eksperimen dan survey.

Kerlinger (1996) dalam Riduan (2014: 49) menjelaskan penelitian survey adalah

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Sedangkan menurut Lawrence

(2003) dalam Sugiyono (2015: 12) dalam penelitian survey, peneliti menanyakan ke

beberapa orang tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku

59

60

yang telah lalu atau sekarang. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

survey adalah penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden/individu.

3.2 Variabel Penelitian

Kidder (1981) dalam Sugiyono (2015: 64) berpendapat bahwa variabel adalah

suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Menurut Sugiyono (2015: 64) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini terdiri

dari tiga variabel yaitu: dua variabel bebas (independent variabel) dan satu variabel

terikat (dependent variabel).

3.2.1 Variabel Bebas

Sugiyono (2015: 64) menjelaskan variabel bebas adalah variabel yang

memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: supervisi kepala sekolah

(X1) dan motivasi berprestasi (X2).

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (2015: 64). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat (Y).

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti

dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan. Variabel dalam penelitian ini terdiri

61

dari kompetensi pedagogik guru sebagai variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala

sekolah dan motivasi berprestasi sebagai variabel bebas. Definisi ketiga variabel

tersebut adalah:

3.3.1 Kompetensi pedagogik guru

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan cara yang

mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, memfasilitasi

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,

serta terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar. Yang sering terlihat

adalah bagaimana cara guru dalam mengelola pembelajaran.

3.3.2 Supervisi kepala sekolah

Kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah

dalam memberikan bantuan, layanan, pembinaan yang kontinu dan berbagai kegiatan.

Supervisi kepala sekolah dalam arti luas meliputi supervisi pembelajaran, supervisi

klinis, supervisi akademik. Tahap-tahap dalam melaksanakan supervisi adalah

mempersiapkan/merencanakan supervisi untuk guru, pelaksanaan supervisi, dan tindak

lanjut supervisi.

3.3.3 Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun luar diri

guru untuk menunjukkan potensi diri yang lebih guna mencapai tujuan. Proses awal

untuk menumbuhkan motivasi seseorang adalah adanya kesenangan atau kesukaan pada

sesuatu yang ingin dicapai. Indikator guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

adalah penjabaran dari karakteristik orang berprestasi tinggi menurut Danim, yaitu:

menghendaki umpan balik, berani mengambil resiko moderat, dan memiliki perhitungan

62

untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan teori dari McClleland yaitu memusatkan pada

satu kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 119). Populasi bukan

hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang dipelajari tetapi juga

meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal. Tabel di bawah ini merupakan nama SD beserta jumlah guru, yaitu:

Tabel 3.1 Jumlah populasi tiap SD di Dabin III

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1.

SDN Kraton 1

11

2.

SDN Kraton 3

10

3.

SDN Kraton 5

9

4.

SDN Kraton 6

9

5.

SDN Pesurungan Kidul 1

10

6.

SDN Pesurungan Kidul 2

9

7.

SDN Al Irsyad

24

63

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

8.

SDS Al Khairiyah

10

9.

MI Pesurungan Kidul

9

Jumlah Total

101

Sumber: UPPD Tegal Barat

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono 2015: 120). Menurut Riduwan (2013: 56) “sampel adalah bagian dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Karena

tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti

melainkan cukup dengan sampel yang mewakili. Oleh karena itu, sampel yang diambil

dari populasi harus benar-benar representatif. Untuk mendapatkan sampel yang

representatif diperlukan teknik sampling.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pr obability

sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2015: 300)

menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Pengambilan jumlah sampel menggunakan tabel Isaa c dan Michael

dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2015: 128). Menurut Arikunto (2010: 182) ada

kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena

itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata

atau setiap wilayah ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-

64

No Nama Sekolah Jumlah populasi guru SD

Jumlah Sampel

1 SDN Kraton 1 11 11/101x78= 8 orang

2 SDN Kraton 3 10 10/101x78= 8 orang

3 SDN Kraton 5 9 9/101x78= 7 orang

4 SDN Kraton 6 9 9/101x78= 7 orang

5 SDN Pesurungan Kidul 1

10 10/101x78= 8 orang

6 SDN Pesurungan Kidul 2

9 9/101x78= 7 orang

7 SDN Al Irsyad 24 24/101x78= 18 orang

masing strata atau wilayah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berupa sampel

proporsi karena populasi di setiap sekolah berbeda.

Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling

menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu:

Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus diatas, dalam penelitian ini untuk menghitung sampel dengan

jumlah populasi sebesar 101 adalah sebagai berikut :

Penerapan pengambilan sampel tiap sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Jumlah sampel tiap SD di Dabin III

65

No Nama Sekolah Jumlah populasi guru SD

Jumlah Sampel

8 SDS Al Khairiyah 10 10/101x78= 8 orang

9 MI Pesurungan Kidul 9 9/101x78= 7 orang

Jumlah Total 101 78 Orang

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengambilan data dalam penelitian. Pengumpulan

data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket

atau kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.5.1 Angket atau Kuesioner

Lary Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2015:192) menyatakan bahwa

kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan atau

responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan

Sugiyono (2015: 192) menjelaskan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya

Dari beberapa pengertian mengenai angket menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa angket atau kuesioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang

diberikan oleh peneliti kepada partisipan atau responden untuk mengumpulkan data.

Penelitian ini menggunakan angket berupa pernyataan tertutup menggunakan skala

Likert untuk mengukur sikap dengan pernyataan bersifat tertutup yaitu jawaban atas

pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Subjek hanya diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan dirinya dengan empat pilihan jawaban yaitu selalu, sering,

kadang-kadang, tidak pernah dan setiap jawaban ada skor nya yaitu tertinggi 4 dan

terendah 1. Pertanyaan dan jawaban telah disediakan, sehingga responden hanya

66

memilih jawaban yang telah tersedia. Angket yang digunakan untuk mengetahui

supervisi kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi (X2), dan kompetensi pedagogik

guru SD se Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal (Y).

3.5.2 Dokumentasi

Riduan (2013: 77) menjelaskan dokumentasi adalah ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan

penelitian. Sedangkan Sugiyono (2015: 326) menjelaskan dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.

Berdasarkan pengertian dokumentasi menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan

bahwa dokumentasi merupakan barang-barang tertulis seperti buku-buku, data-data

yang relevan, dan sebagainya yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam

penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah dokumen tentang guru SD di Dabin

III Kecamatan Tegal Barat yang berupa identitas lengkap guru SD, surat perizinan dan

data lain yang mendukung penelitian.

3.5.3 Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur. Sugiyono (2015: 318) menjelaskan wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara

digunakan untuk studi pendahuluan untuk menghimpun informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala Dabin III

dan beberapa guru di SD Dabin III Tegal Barat.

67

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial (Sugiyono, 2015:148). Instrumen penelitian adalah alat yang

berupa daftar pertanyaan atau soal yang telah dipersiapkan untuk mendapatkan

informasi dari objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket

atau kuesioner. Angket atau kuesioner digunakan untuk mengukur variabel-variabel

yaitu pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi

pedagogik guru.

Skala pengukuran yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah skala Likert

yang telah dimodifikasi menjadi empat jawaban. Empat jawaban dengan skala penilaian

selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah

diberi skor 1 untuk jawaban positif. Sedangkan untuk jawaban negatif diberi skor

sebaliknya. Instrumen skala Likert dalam penelitian ini dibuat dengan bentuk checklist.

Dengan bentuk checklist, akan didapat keuntungan dalam hal lebih efisien dan efektif

penggunaanya. Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun ietm-item instrumen yang berupa pertanyaan atau

pernyataan (Sugiyono, 2015: 136).

Tabel 3.3 Skala Likert

Item

Pertanyaan

Bobot Skor

Selalu Sering Kadang-

Kadang

Tidak Pernah

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

68

Sebelum instrumen digunakan untuk pengujian, terlebih dahulu perlu dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

butir-butir soal yang memenuhi syarat dan tidak, jika tidak memenuhi syarat tidak

diikutkan ke dalam instrumen. Uji instrumen dilakukan kepada guru SD di Dabin III

Tegal Barat di luar dari sampel sejumlah 23 orang. Uraian tentang validitas dan

reliabilitas sebagai berikut.

3.6.1 Validitas Angket

Arikunto dalam Riduan (2013: 97) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sedangkan

Sugiyono (2015: 361) “validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Untuk

mengetahui apakah angket supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan

kompetensi pedagogik guru mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan

tujuan ukur, angket tersebut harus valid. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang

digunakan adalah validitas konstruksi. Sedangkan menurut Riduwan (2013: 97)

menyatakan bahwa “untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli”.

Ahli pada penelitian ini yaitu Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd.,M.Pd.

dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan dan teori yang digunakan.

Setelah angket divalidasi oleh ahli melalui validitas konstruk kemudian angket

diujicobakan.

Data uji coba angket supervisi, motivasi, dan kompetensi kemudian

ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba. Dalam

melakukan perhitungan hasil uji coba angket, peneliti menggunakan program SPSS

versi 21. Langkah-langkah pengujian validitas angket menurut Priyatno (2010: 93)

69

yaitu klik Analyze – Correlate – Bivariate Pada kotak Bivariate Correlations semua

variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlations Coefisien pilih Pearson dan

pada Test of Significance pilih two-tailed dan centang Flat Significance Correlations

kemudian Ok.

Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=23 maka r tabel

pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,413. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan

taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung r

tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan valid. Namun, jika r

hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan tidak valid

(Priyatno 2010: 91).

3.6.2 Reliabilitas Angket

Priyatno (2010: 97) menjelaskan reliabilitas digunakan untuk mengetahui

konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas

instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Metode Cronbach’s Alpha cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4).

Arikunto (2013: 239) menjelaskan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk

uraian. Adapun rumus Alpha menurut Arikunto (2010: 239) sebagai berikut.

r11 = [ ] [ ]

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

70

∑ = jumlah varians butir

= varians total

Selanjutnya untuk memudahkan menghitung reliabilitas instrumen dibantu

dengan program SPSS versi 21. Langkah-langkah pengujian reliabilitas menggunakan

SPSS versi 21 yaitu klik Analyze Scale Reliability Analysis, masukkan variabel

yang valid (setelah diuji dengan uji validitas) ke kotak Items, klik Statistics, pada

Descriptives For klik Scale If Item Deleted, klik Continue, klik Ok (Priyatno 2010: 96).

Jika koefisien reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (minimal 0,6), berarti instrumen

dikatakan reliabel (Sugiyono 2015: 184). Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno

(2010:98), reliablitas kurang dari 0,6 dikatakan kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan diatas 0, 8 dikatakan baik.

3.7 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji

prasyarat analisis, dan analisis akhir atau pengujian hipotesis. Berikut uraian

selengkapnya.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generaliasi (Sugiyono 2015: 199). Dalam penelitian ini peneliti ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi dengan menggunakan teknik analisis statistik

inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial dibagi

71

menjadi dua yaitu statistik parametris dan non parametris. Dalam penelitian ini

menggunakan statistik parametris yang digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui populasi statistik parametris memerlukan asumsi yang akan dianalisis harus

bedistribusi normal.

Persentase tiap item soal pada variabel supervisi kepala sekolah, motivasi

berprestasi, dan kompetensi pedagogik dapat dihitung menggunakan rumus berikut.

Sk

P = × 100% ∑ Sk

Keterangan:

P = persentase item

Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

Sk = jumlah skor maksimal

Kriteria interpretasi skor supervisi, motivasi, dan kompetensi guru menurut

Riduwan (2013: 89) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi tiap Kategori

Persentase Kriteria

81 % – 100 % Sangat kuat

61 % – 80 % Kuat

41 % – 60 % Cukup

21 % – 40 % Lemah

0 % – 20 % Sangat Lemah

Perhitungan analisis deskriptif data menggunakan bantuan program SPSS versi

20. Langkah-langkah perhitungannya yaitu klik Analyze – Deskriptif Statistics –

Frequencies. Pilih variabel supervisi, motivasi, kompetensi kemudian masukkan ke

kotak Variable(s). Klik ikon Statistics, maka akan muncul kotak dialog Frequencies

72

Statistics. Aktifkan Checkbox untuk memunculkan item-item analisis yang diinginkan.

Beri tanda checklist pada pilihan yang akan diaktifkan, yaitu Mean, Median, Mode,

Sum, Std. Deviation, Va r iance, Range, Minimum, Maximum. Klik Continue, lalu klik

OK untuk melihat hasil analisis pada jendela Output (Priyatno 2012:29-32).

3.7.2 Uji Prasyarat Analisis

Sugiyono (2015: 333) mengemukakan bahwa “analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain”. Uji prasyarat analisis

dalam penelitian ini adalah uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik regresi. Pada uji

asumsi dasar ada beberapa persyaratan, yaitu: uji normalitas dan uji linieritas.

Kemudian pada uji asumsi klasik regresi, persyaratannya sebagai berikut: uji

multikolinieritas dan uji heteroskedastisita. Perhitungan dalam pengujian prasyarat

menggunakan program SPSS versi 21.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Sugiyono (2014: 202) menyatakan bahwa statistik parametris memerlukan

terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus

berdistribusi normal. Uji normalitas harus dilakukan terlebih dahulu, apabila data tidak

normal, maka statistik parametris tidak bisa digunakan, sehingga statistik yang bisa

digunakan adalah statistik nonparametris.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara uji Liliefors

73

karena data yang digunakan berupa data interval. Peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 21 untuk menghitung normalitas data dengan langkah klik menu

Analyze Descriptives Statistics Explore, masukkan variabel kompetensi

pedagogik ke Dependent List, klik tombol Plots, pilih Normality Plots With Test, klik

Continue lalu OK (Priyatno 2012: 47-9). Jika signifikansi > 0,05; maka data

berdistribusi normal (Priyatno 2012: 57).

3.7.2.2 Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X (supervisi

kepala sekolah dan motivasi berprestasi) dan variabel Y (kompetensi pedagogik guru)

membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat

dilanjutkan. Pengujian linieritas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi

21 dengan langkah-langkah menurut Priyatno (2010: 74) yaitu klik analyze - Compare

means – means. Masukkan variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

pada kotak independent list dan variabel kompetensi pedagogik guru pada kotak

dependent list. Kemudian pilih kotak options, beri tanda centang pada Test for linearity

pilih continue lalu Ok. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier, apabila nilai

signifikansinya kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010: 73). Hasil uji linieritas dapat dilihat

pada output ANOVA table pada kolom sig. baris Linearity.

3.7.2.3 Uji Multikolinieritas

Priyatno (2010: 81) menyatakan bahwa multikolinearitas adalah keadaan

dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel

independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat

yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada

74

pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation

Factor (VIF) dengan bantuan program software SPSS versi 21. Menurut Santoso (2001)

dalam Priyatno (2010: 81), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel

tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Priyatno (2010: 83) menyatakan bahwa “heteroskedastisitas adalah keadaan

dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi”. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian

yang baik digunakan, antara lain Uji Spearman’s rho, Uji Glesjer, Uji Park, dan melihat

pada pola grafik regresi. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan

menggunakan uji Spearman’s rho, yaitu mengorelasikan nilai residual (Unstandardized

residual) dengan masing-masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang

dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Priyatno (2010: 9) menyatakan uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan

untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi/

digeneralisasikan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi ganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis sederhana.

Kegunaannya untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas

minimal dua (Riduwan, 2013: 155). Analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis

peramalan nilai pengaruh dua variabel terikat untuk membuktikan ada tidaknya

hubungan fungsi atau kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel

terikat (Riduwan 2013: 155). Persyaratan pada analisis regresi ganda menggunakan

75

beberapa uji, diantaranya: analisis korelasi ganda (R), analisis determinasi (R2), dan uji

koefisien regresi secara bersama-sama (uji F), Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.7.3.1 Analisis Korelasi Ganda ( R )

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau

hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama)

dengan variabel terikat (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang

terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R berkisar 0 sampai

1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya

semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010: 65) menjelaskan pedoman

untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

0,00-0,199 = sangat rendah

0,020-0,399 = rendah

0,40-0,599 = sedang

0,60-0,799 = kuat

0,80-1,000 = sangat kuat

3.7.3.2 Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini

menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0,

maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang

digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.

Sebaliknya apabila R2 sama dengan 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang

76

diberikan variabel independen terhadap varabel dependen adalah sempurna, atau

variasi-variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100%

variasi variabel dependen.

3.7.3.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Untuk melakukan uji F dalam penelitian ini dibantu dengan SPSS

versi 21 yang dilihat pada tabel ANOVA. Apabila F hitung > F tabel, dapat ditarik

kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima (Priyatno 2010: 67). Ho berarti tidak ada

pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, sedangkan Ha berarti ada pengaruh

antara variabel X terhadap variabel Y.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab 4 akan dikemukakan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

dan pembahasannya. Penulis melakukan penelitian tentang pengaruh supervisi kepala

sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Semua data yang telah diambil selama penelitian

dilakukan kemudian dihitung, diolah, dan dianalisis menggunakan bantuan program

SPSS versi 21.

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai gambaran umum subjek penelitian,

analisis statistik deskriptif, uji hipotesis (uji prasyarat analisis, analisis regresi linier

ganda, analisis koefisien determinasi) dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan peneliti. Berikut uraian selengkapnya.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 25 Maret s/d 10 April 2016 di Sekolah Dasar

Dabin III (SD Negeri Kraton 1, SD Negeri Kraton 3, SD Negeri Kraton 5, SD Negeri

Kraton 6, dan SD Negeri Pesurungan Kidul 1, SD Negeri Pesurungan Kidul 2, SD Al

Irsyad, SD Al Khairiyyah, MI Pesurungan Kidul) Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

Penelitian dilakukan pada populasi sebanyak 101 guru yang meliputi 11 guru dari

Sekolah Dasar Negeri Kraton 1, 10 guru dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 3, 9 guru

dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 5, 9 guru dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 6, 10

guru dari Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Kidul 1, 9 guru dari Sekolah Dasar Negeri

77

78

Pesurungan Kidul 2, 24 guru dari Sekolah Dasar Al Irsyad, 10 guru dari Sekolah Dasar

Al Khairyyah, dan 9 guru dari MI Pesurungan Kidul.

Letak sekolah dasar tersebut tesebar di Kecamatan Tegal Barat. SD Kraton 1

beralamat di Jln.Nanas No.104 Kota Tegal. SD Kraton 3 beralamat di Jln.Blimbing Gg

Klengkeng. SD Kraton 5 beralamat di Jln.Nanas No.104 Kota Tegal. SD Kraton 6

beralamat di Jln. Cinde Kencana. SD Pesurungan Kidul 1 beralamat di Jln. H. Abdul

Ghoni No.53. SD Pesurungan Kidul 2 beralamat di Jln. Si Untung No.40B. SD Al

Irsyad beralamat di Jln. Gajah Mada 78 B. SD Al Khairyyah beralamat di Jln.Gandaria

No.2. MI Pesurungan Kidul beralamat di Jln. H.Abdul Rahman No.12.

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen nontes berupa angket.

Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel supervisi kepala

sekolah dan motivasi berprestasi (X) dan variabel kompetensi pedagogik guru (Y).

Instrumen terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya

sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian. Penulis melakukan uji coba instrumen

kepada 23 guru di luar sampel penelitian. Setelah angket diujicobakan, kemudian angket

dianalisis menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menghitung validitas

dan reliabilitasnya. Adapun hasil uji coba instrumen penelitian ini dijelaskan secara

rinci sebagai berikut.

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas angket bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya angket

tersebut untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini. Sebelum

diujicobakan, angket harus memenuhi validitas logis dan empiris. Pengujian validitas

logis dilakukan oleh ahli, yaitu oleh Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd.

79

M.Pd selaku dosen pembimbing. Setelah memenuhi validitas logis, angket telah

dinyatakan layak untuk diujicobakan.

Setelah diujicobakan kepada 23 guru, angket kemudian dianalisis untuk

mengetahui validitas empiris item-item pernyataan yang valid dan tidak valid.

Perhitungan uji validitas angket dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson

Product Moment. Hasil perhitungan uji validitas angket supervisi kepala sekolah,

motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik menggunakan SPSS versi 21 sebagai

berikut.

Tabel 4.1 Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah

No Kriteria No Item Jumlah

1. Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28,

29,30

25

2. Tidak Valid 5, 8, 16, 19, 24 5

Tabel 4.2 Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi

No Kriteria No Item Jumlah

1. Valid 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13,14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

30

26

2. Tidak Valid 5, 7, 9, 15 4

Tabel 4.3 Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru

No Kriteria No Item Jumlah

1. Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12,16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37,38, 39

32

2. Tidak Valid 1, 8, 9, 13, 14, 15, 28, 40 8

80

Berdasarkan perhitungan data dengan menggunakan SPSS 21, diperoleh item

yang valid untuk variabel X1 sebanyak 25 soal valid dan 5 soal tidak valid. Untuk

variabel X2 sebanyak 26 soal valid dan 4 soal tidak valid. Untuk variabel Y sebanyak 32

soal valid dan 8 tidak valid. Jadi angket supervisi kepala sekolah yang digunakan

sejumlah 25 soal, motivasi berprestasi sejumlah 26 soal, dan kompetensi pedagogik

guru sejumlah 32 soal.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto 2013: 221). Reliabilitas angket dihitung untuk item-item

pernyataan yang telah dinyatakan valid pada perhitungan uji validitas. Uji reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.761 30

Tabel Uji Reliabilitas 4.5 Variabel Motivasi Berprestasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.909

30

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.933 40

81

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas keseluruhan

instrumen yang diujikan sebesar 0,761, 0,909, dan 0,933. Dapat disimpulkan bahwa

0,761 di atas 0,7 dikategorikan cukup dan 0,909, dan 0,933 berarti di atas 0,8 yang

artinya dapat dikategorikan baik. Sehingga instrumen soal tersebut sudah terbukti

reliabel dan siap dijadikan angket pada penelitian.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan sebagai penggambaran tentang hasil

pengumpulan data dari tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah dipahami.

Adapun variabel yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu supervisi

kepala sekolah dan motivasi berprestasi (X) dan kompetensi pedagogik guru (Y). Ketiga

variabel tersebut diambil datanya dengan menggunakan instrumen berupa angket.

Angket yang digunakan sebagai istrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan

dengan tujuan untuk mengetahui item-item yang memenuhi syarat validitas dan

reliabilitas sebagai instrumen penelitian.

Uji coba angket dilakukan kepada 23 guru di luar sampel penelitian.

Berdasarkan hasil analisis uji coba angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa 25

item pernyataan pada angket variabel supervisi kepala sekolah dinyatakan valid dan 5

item dinyatakan tidak valid. Pada angket variabel motivasi berprestasi, dari 30 item

pernyataan terdapat 26 item yang valid dan 4 item yang tidak valid. Sedangkan pada

angket kompetensi guru dari 40 item terdapat 32 item yang valid dan 8 item yang tidak

valid. Item pernyataan yang tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen penelitian,

dan hanya item pernyataan yang valid yang dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Berdasarkan perhitungan, hasil analisis statistik dekriptif variabel supervisi

kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru sebagai berikut.

82

Tabel 4.7 Deskripsi Data

Ukuran Supervisi

kepala sekolah

Motivasi

berprestasi

Kompetensi

pedagogik guru

N 78 78 78

Mean 74 84,62 101,46

Median 74 85 103

Modus 73 89 85

Standar Deviasi 11,271 8,904 11,196

Variansi 127,039 79,279 125,343

Rentang 50 39 42

Nilai Terendah 47 64 80

Nilai Tertinggi 97 103 122

Jumlah 5772 6600 7914

Berdasarkan tabel deskripsi data yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

(1) Variabel supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.

Pengumpulan data untuk variabel bebas ini menggunakan angket yang disebarkan

kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-

rata = 74,00; median atau titik tengah = 74; modus atau nilai yang paling sering

muncul = 73; standar deviasi = 11,271; variansi = 127,039; rentang = 50; nilai

terendah = 47; nilai tertinggi = 97; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 5772.

(2) Variabel motivasi berprestasi merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.

Pengumpulan data untuk variabel bebas ini menggunakan angket yang disebarkan

kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-

rata = 84,62; median atau titik tengah = 85,00; modus atau nilai yang paling sering

muncul = 89; standar deviasi = 8,904; variansi = 79,279; rentang = 39; nilai

terendah = 64; nilai tertinggi = 103; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 6600.

(3) Variabel kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat dalam penelitian

ini. Pengumpulan data untuk variabel ini menggunakan angket yang disebarkan

83

kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-

rata = 101,46; median atau titik tengah = 103; modus atau nilai yang paling sering

muncul = 85; standar deviasi = 11,196; variansi = 125,343; rentang = 42; nilai

terendah = 80; nilai tertinggi = 122; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 7914.

Supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.

Perolehan data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang

berisi indikator-indikator kompetensi pedagogik guru. Angket yang digunakan terdiri

atas 25 pernyataan dengan 6 indikator yaitu: (1) kompetensi dan keterampilan supervisi

kepala sekolah; (2) persiapan supervisi; (3) supervisi pembelajaran; (4) supervisi

akademik; (5) supervisi klinis; (6) tindak lanjut supervisi.

Motivasi berprestasi merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Perolehan

data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang berisi

indikator-indikator motivasi berprestasi. Angket yang digunakan terdiri atas 26

pertanyaan dengan 4 indikator yaitu: (1) menyukai pekerjaan yang dijalani; (2) berani

mengambil resiko; (3) berprestasi yang lebih tinggi; (4) pencapaian keberhasilan

diperhitungkan secara teliti.

Kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat dalam penelitian ini.

Perolehan data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang

berisi indikator-indikator kompetensi pedagogik guru. Angket yang digunakan terdiri

atas 32 pertanyaan dengan 5 indikator yaitu: (1) kemampuan mengelola pembelajaran;

(2) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (3) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

dan dialogis; (4) terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar; (5)

memfasilitasi pengembangan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimiliki.

84

Angket yang telah dinyatakan valid dan reliabel dibagikan kepada 78 guru yang

termasuk dalam sampel penelitian. Rekapitulasi data angket supervisi, motivasi, dan

kompetensi dapat dilihat pada lampiran. Data supervisi kepala sekolah, motivasi

berprestasi, dan kompetensi pedagogik yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus deskriptif persentase berdasarkan penjelasan Riduwan (2013: 89),

sebagai berikut:

P = × 100% ∑

Keterangan:

P = persentase tiap guru

Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

∑Sm = jumlah skor maksimal

Kriteria interpretasi skor supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan

kompetensi pedagogik guru menurut Riduwan (2013: 89) yakni:

Tabel 4.8 Klasifikasi tiap Kategori

Persentase Kriteria

81 % – 100 % Sangat kuat

61 % – 80 % Kuat

41 % – 60 % Cukup

21 % – 40 % Lemah

0 % – 20 % Sangat Lemah

Interpretasi skor angket supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan

kompetensi pedagogik guru yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.9 Kriteria Skor Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah per Guru

No. Kategori Guru Jumlah

1.

Sangat kuat

5, 10, 11, 15, 24, 45, 47, 48, 49, 50, 54, 59, 61, 62, 63, 64, 66, 69, 75, 76, 77, 78.

22

85

No. Kategori Guru Jumlah

2.

Kuat

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 31, 32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, 40, 42, 44, 46, 51, 52, 53, 55, 56,

57, 58, 60, 70,71, 72, 73, 74.

46

3. Cukup 26, 27, 28, 29, 30, 41, 43, 65, 67, 68 10

4. Lemah - -

5. Sangat Lemah - -

Total 78

Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010

Tabel 4.10 Kriteria Skor Motivasi Berprestasi per Guru

No. Kategori Guru Jumlah

1.

Sangat kuat

1, 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 24, 25, 31, 32, 33, 35, 37, 40, 42, 45, 47, 48, 49, 51, 53,

54, 57, 59, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 70, 71,

72, 73, 75, 76, 77.

42

2.

Kuat

3, 4 6, 8, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 36, 38, 39, 41, 43, 44,

46, 50, 52, 55, 56, 58, 60, 65, 69, 74, 78.

36

3. Cukup - -

4. Lemah - -

5. Sangat Lemah - -

Total 78

Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010

Tabel 4.11 Kriteria Skor Kompetensi Pedagogik Guru per Guru

No. Kategori Guru Jumlah

1.

Sangat kuat

10, 11, 12, 15, 23, 24, 25, 31, 33, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 45, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 57, 59,

60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 70, 71, 72, 73,

74, 75, 76, 77

40

2.

Kuat

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 37, 39, 40,

43, 44, 46, 47, 52, 55, 56, 58, 65, 69, 78

38

3. Cukup - -

4. Lemah - -

5. Sangat Lemah - -

Total 78

Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010

86

Perhitungan persentase skor angket supervisi kepala sekolah, motivasi

berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru per guru dapat dibaca pada lampiran.

Selanjutnya persentase tiap indikator angket dianalisis dengan menggunakan rumus

deskriptif persentase sebagai berikut.

P = × 100%

Keterangan:

P = persentase tiap item

n = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor ideal untuk seluruh item

Kriteria interpretasi skor dari Riduwan (2013: 89) sebagai berikut:

Angka 0% - 20% = Sangat Lemah

Angka 21% - 40% = Lemah

Angka 41% - 60% = Cukup

Angka 61% - 80% = Kuat

Angka 81% - 100% = Sangat Kuat

Skor tiap pernyataan dapat dibaca pada lampiran . Interpretasi indikator angket

supervisi kepala sekolah sebagai berikut.

4.3.1 Interpretasi Angket Supervisi Kepala Sekolah

Interpretasi indikator supervisi kepala sekolah sebagai berikut.

(1) Kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah

Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4. Jumlah

nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 273 + 238 + 249 + 218 =

978. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan persentasenya sebagai

berikut:

87

978.

Persentase (%) = × 100% = 78,36%

1248

Jadi pada indikator kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah

berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 78,36%. Hal ini

membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.

(2) Persiapan supervisi

Terdapat dua item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 5, 6. Jumlah nilai

jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 261 + 260 = 521. Skor

idealnya = 2 x 4 x 78 = 624. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:

521

Persentase (%) = × 100% = 83,49%

624

Jadi pada indikator persiapan supervisi berdasarkan persentase jawaban responden

tersebut sebesar 83,49%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam

kategori sangat kuat.

(3) Supervisi pembelajaran

Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11.

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 219 + 209 + 249

+ 174 + 181 = 1032. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1032

Persentase (%) = × 100% = 66,15% 1560

Jadi pada indikator supervisi pembelajaran berdasarkan persentase jawaban

responden tersebut sebesar 66,15%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini

termasuk dalam kategori kuat

.

88

(4) Supervisi akademik

Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15.

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 253+ 235 + 151

+ 204 = 843. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan persentasenya

sebagai berikut:

843

Persentase (%) = × 100% = 67,54% 1248

Jadi pada indikator supervisi akademik berdasarkan persentase jawaban responden

tersebut sebesar 67,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam

kategori kuat.

(5) Supervsi klinis

Terdapat tiga item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 17, 18, 19. Jumlah

nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 268 + 251 + 251 = 770.

Skor idealnya = 3 x 4 x 78 = 936. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:

770

Persentase (%) = × 100% = 82,26% 936

Jadi pada indikator supervisi klinis berdasarkan persentase jawaban responden

tersebut sebesar 82,26%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam

kategori sangat kuat.

(6) Tindak lanjut supervisi

Terdapat tujuh item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 20, 21, 22, 23, 24,

25, 26. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 192 + 221

+ 267 + 226 + 227 + 240 + 255 = 1628. Skor idealnya = 7 x 4 x 78 = 2184. Jadi

perhitungan persentasenya sebagai berikut:

1628

Persentase (%) = × 100% = 74,54%

2184

89

Jadi pada indikator tindak lanjut supervisi berdasarkan persentase jawaban

responden tersebut sebesar 74,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini

termasuk dalam kategori sangat kuat.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase supervisi

kepala sekolah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator

No. Indikator Persentase Kategori

1. Kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah.

78,36%

Kuat

2. Persiapan supervisi. 83,49% Sangat Kuat

3. Supervisi pembelajaran. 66,15% Kuat

4. Supervisi akademik 67,54% Kuat

5. Supervisi klinis. 82,26% Sangat Kuat

6. Tindak lanjut supervisi 74,54% Kuat

Berdasarkan tabel dapat dibaca bahwa sebagian besar responden berpendapat

bahwa supervisi kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap peningkatan kompetensi

pedagogik guru.

Persentase Indikator Angket Supervisi Kepala Sekolah

90%

80%

70%

60%

50% Indikator

40%

30%

20%

10%

0%

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.1 Diagram Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator

90

Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor

total supervisi kepala sekolah digunakan rumus sebagai berikut:

5.772

P = × 100% = × 100% = 74,00% ∑

7.800

Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket

supervisi kepala sekolah yaitu 7.800 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 100

yang terdiri dari 25 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah

responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi

responden ialah 5.772, sehingga dapat dihitung 5.772/7800 x 100% = 74,00%.

Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat supervisi kepala sekolah Dabin III

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori kuat.

Indikator variabel supervisi kepala sekolah yang paling tinggi terletak pada

indikator persiapan supervisi sebesar 83,49%, sedangkan indikator supervisi kepala

sekolah yang paling rendah terletak pada indikator supervisi pembelajaran dengan

persentase sebesar 66,15%. Untuk item pernyataan yang paling tinggi terletak pada item

pernyataan ke-1 yang berbunyi “kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan tahap-

tahap secara terstuktur” dengan persentase sebesar 87,5%, sedangkan untuk item

pernyataan terendah terletak pada item pernyataan ke-14 yang berbunyi “kepala sekolah

mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggulan” dengan persentase sebesar

48,39%.

4.3.2 Interpretasi Angket Motivasi Berprestasi

Interpretasi indikator motivasi berprestasi sebagai berikut.

91

(1) Menyukai pekerjaan yang dijalani

Terdapat enam item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 297 + 295 + 267

+ 271 + 272 + 288 = 1690. Skor idealnya = 6 x 4 x 78 = 1872. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1690

Persentase (%) = × 100% = 90,27% 1872

Jadi pada indikator menyukai pekerjaan yang dijalani berdasarkan persentase

jawaban responden tersebut sebesar 90,27%. Hal ini membuktikan bahwa indikator

ini termasuk dalam kategori sangat kuat.

(2) Berani mengambil resiko

Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 270 + 259 + 242

+ 268 + 263 = 1302. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1302

Persentase (%) = × 100% = 83,46% 1560

Jadi pada indikator berani mengambil resiko berdasarkan persentase jawaban

responden tersebut sebesar 83,46%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini

termasuk dalam kategori sangat kuat.

(3) Berprestasi yang lebih tinggi

Terdapat tujuh item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18 Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 260 + 186

+ 231 + 295 + 255 + 247 + 169 = 1643. Skor idealnya = 7 x 4 x 78 = 2184. Jadi

perhitungan persentasenya sebagai berikut:

92

1643

Persentase (%) = × 100% = 75,22% 2184.

Jadi pada indikator berprestasi yang lebih tinggi berdasarkan persentase jawaban

responden tersebut sebesar 75,22%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini

termasuk dalam kategori kuat.

(4) Pencapaian keberhasilan diperhitungkan secara teliti

Terdapat delapan item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah

252 + 269 + 204 + 267 + 207 + 235 + 268 + 263 = 1965. Skor idealnya = 8 x 4 x

78 = 2496. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:

Persentase (%) = × 100% = 78,72%

Jadi pada indikator pencapaian prestasi diperhitungkan secara teliti berdasarkan

persentase jawaban responden tersebut sebesar 78,72%. Hal ini membuktikan

bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase motivasi

berprestasi sebagai berikut:

Tabel 4.13 Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator

No. Indikator Persentase Kategori

1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 90,27% Sangat Kuat

2. Berani mengambil resiko. 83,46% Sangat Kuat

3. Berprestasi yang lebih tinggi. 75,22% Kuat

4. Pencapaian diperhitungkan secara teliti. 78,72% Kuat

Berdasarkan tabel dapat dibaca bahwa sebagian besar responden berpendapat

bahwa motivasi berprestasi seorang guru dapat memiliki pengaruh terhadap peningkatan

kompetensi pedagogik guru.

93

Indikator

Persentase Indikator Angket Motivasi Berprestasi

100.00%

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%

1 2 3 4

Gambar 4.2 Diagram Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator

Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor

total motivasi berprestasi digunakan rumus sebagai berikut:

6.600

P = × 100% = × 100% = 81,36% ∑

8.112

Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket

supervisi kepala sekolah yaitu 8.112 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 104

yang terdiri dari 26 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah

responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi

responden ialah 6.600, sehingga dapat dihitung 6.600/8.112 x 100% = 81,36%.

Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat motivasi berprestasi guru Dabin III

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori sangat kuat.

Indikator variabel motivasi berprestasi yang paling tinggi terletak pada indikator

menyukai pekerjaan yang dijalani sebesar 90,27%, sedangkan indikator motivasi

berprestasi yang paling rendah terletak pada indikator berprestasi yang lebih tinggi

94

dengan persentase sebesar 75,22%. Untuk item pernyataan yang paling tinggi terletak

pada item pernyataan ke-1 yang berbunyi “saya bangga menjadi seorang guru” dengan

persentase sebesar 95,19%, sedangkan untuk item pernyataan terendah terletak pada

item pernyataan ke-18 yang berbunyi “untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti

kegiatan lomba antar guru” dengan persentase sebesar 54,16%.

4.3.3 Interpretasi Angket Kompetensi Pedagogik Guru

Interpretasi indikator kompetensi pedagogik sebagai berikut.

(1) Kemampuan mengelola pembelajaran

Terdapat enam item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 274 + 261 +

254 + 256 + 256 + 263 = 1564. Skor idealnya = 6 x 4 x 78 = 1872. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1564

Persentase (%) = × 100% = 83,54% 1872

Jadi pada indikator kemampuan mengelola pembelajaran berdasarkan persentase

jawaban responden tersebut sebesar 83,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator

ini termasuk dalam kategori sangat kuat.

(2) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11.

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 209 + 239 +

217 + 208 + 213 = 1086. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1086

Persentase (%) = × 100% = 69,61%

1560

95

Jadi pada indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran berdasarkan persentase

jawaban responden tersebut sebesar 69,61%. Hal ini membuktikan bahwa indikator

ini termasuk dalam kategori kuat.

(3) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Terdapat dua belas item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan

tersebut adalah 234 + 252 + 244 + 238 + 257 + 246 + 265 + 255 + 265 + 245 +

272 + 263 = 3036. Skor idealnya = 12 x 4 x 78 = 3744. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

3036

Persentase (%) = × 100% = 81,08% 3744

Jadi pada indikator pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 81,08%. Hal ini

membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori sangat kuat.

(4) Terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar

Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 24, 25, 26, 27, 28

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 253 + 260 +

252 + 244 + 238 = 1247. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

1247

Persentase (%) = × 100% = 79,93% 1560

Jadi pada indikator terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar

berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 79,93%. Hal ini

membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.

(5) Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki

96

Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 29, 30, 31, 32

Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 231 + 2251 +

250 + 247 = 979. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan

persentasenya sebagai berikut:

979

Persentase (%) = × 100% = 78,44% 1248

Jadi pada indikator memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki berdasarkan persentase jawaban

responden tersebut sebesar 78,44%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini

termasuk dalam kategori kuat.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase kompetensi

pedagogik guru sebagai berikut:

Tabel 4.14 Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator

No. Indikator Persentase Kategori

1. Kemampuan mengelola pembelajaran. 83,54% Sangat Kuat

2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 69,61% Kuat

3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

81,08%

Sangat Kuat

4. Terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar.

79,93%

Kuat

5.

Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimiliki.

78,44%

Kuat

97

Persentase Indikator Angket Kompetensi Pedagogik Guru

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

Indikator

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00% 1 2 3 4 5

Gambar 4.3 Diagram Persentase Kompetensi Pedagogik Guru

Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor

total kompetensi pedagogik guru digunakan rumus sebagai berikut:

7.912

P = × 100% = × 100% = 79,24% ∑ 9.984

Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket

supervisi kepala sekolah yaitu 9.984 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 128

yang terdiri dari 32 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah

responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi

responden ialah 7.912, sehingga dapat dihitung 7.912/9.984 x 100% = 79,24%.

Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat kompetensi pedagogik guru Dabin

III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori kuat.

Indikator variabel kompetensi pedagogik guru yang paling tinggi terletak pada

indikator kemampuan mengelola pembelajaran sebesar 83,54%, sedangkan indikator

kompetensi pedagogik guru yang paling rendah terletak pada indikator pemanfaatan

98

teknologi pembelajaran dengan persentase sebesar 69,61%. Untuk item pernyataan yang

paling tinggi terletak pada item pernyataan ke 1 yang berbunyi “saya memilih buku

pelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran” dengan persentase sebesar

87,82%, sedangkan untuk item pernyataan terendah terletak pada item pernyataan ke-10

yang berbunyi “saya menggunakan media pembelajaran bukan hanya dari buku

melainkan informasi yang didapat dari internet” dengan persentase sebesar 66,67 %.

4.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan analisis

regresi linier ganda. Sebelum melakukan analisis regresi linear ganda, data hasil

pengisian angket harus diuji prasyarat analisisnya terlebih dahulu. Apabila angket telah

memenuhi pengujian prasyarat analisis, maka dapat dilanjutkan dengan analisis regresi

linear ganda. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

4.4.1 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas, uji multikolinieritas, uji

heterokedastisitas. Data yang diuji dalam uji prasyarat analisis adalah data hasil

perhitungan nilai supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan nilai kompetensi

pedagogik guru dari 78 sampel penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

4.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian statistiknya menggunakan

statistik parametris, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian

statistiknya menggunakan statistik nonparametris. Dalam penelitian ini uji normalitas

dilakukan dengan cara uji Liliefors karena data yang digunakan berupa data interval.

Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menghitung normalitas

data. Hasil analisis uji normalitas bisa dibaca pada tabel

99

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

Df

Sig.

Statistic

Df

Sig.

Kompetensi

Supervisi

Motivasi

.098

.072

.080

78

78

78

.059

.200*

.200*

.958

.984

.984

78

78

78

.012

.425

.443

Hasil pengujian normalitas dibaca pada nilai signifikansi (Sig.) kedua data pada

kolom Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data dinyatakan

berdistribusi normal. Berdasarkan tabel pada kolom Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

bahwa nilai signifikansi variabel kompetensi pedagogik sebesar 0,059, signifikansi

variabel supervisi kepala sekolah sebesar 0,200, dan signifikansi variabel motivasi

berprestasi sebesar 0,200 Nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut lebih besar dari

0,05 yaitu 0,059 > 0,05, 0,200 > 0,05 dan 0,200 > 0,05; maka dapat dinyatakan bahwa

data supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru

berdistribusi normal, sehingga pengujian statistiknya menggunakan statistik parametris

dan dapat dilanjutkan untuk uji linieritas.

4.4.1.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier yang

signifikan antara dua variabel. Pengujian linieritas dilakukan menggunakan program

SPSS versi 21 dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian dilihat pada kolom Sig.

baris Linearity. Dua variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansi < 0,05. Hasil

analisis uji linieritas bisa dibaca pada tabel

100

Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas X1 dan Y

ANOVA Table

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Supervisi kepala Between (Combined)

sekolah * Groups Linearity

kompetensi

pedagogik guru Deviation from

Linearity

Within Groups

Total

5099.768

37

137.832

1.211

.276

1397.997

1

1397.997

12.286 .001

3701.771

36

102.827

.904 .619

4551.617

40

113.790

9651.385

77

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dibaca bahwa pada output ANOVA

menunjukkan nilai signifikasni variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi

pedagogik guru sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 dapat

disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru

terdapat hubungan yang linier.

Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas X2 dan Y

ANOVA Table

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Motivasi berprestasi * Between (Combined)

kompetensi pedagogik Groups Linearity

guru

Deviation from

Linearity

Within Groups

Total

6250.087

31

201.616

2.727

.001

3041.408 1 3041.408 41.133 .000

3208.679 30 106.956 1.446 .127

3401.298 46 73.941

9651.385 77

101

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dibaca bahwa pada output ANOVA

menunjukkan nilai signifikansi variabel motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik

guru sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru terdapat hubungan yang

linier. Dalam penelitian ini, nilai signifikansi supervisi kepala sekolah, motivasi

berprestasi adalah 0,000 dan dapat disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala

sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru terdapat hubungan yang

linier.

4.4.1.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier

antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi

dalam model regresi adalah tidak ada multikolinearitas. Dalam penelitian ini uji

multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Inflation Factor ( VIF ). Apabila VIF <

5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikoloinearitas antara independen variabel

dengan model regresi.

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

Supervisi kepala sekolah

motivasi berprestasi

40.791 10.280 3.968 .000

.081 .116 .082 .696 .489 .661 1.512

.147 .147 .514 4.388 .000 .661 1.512

102

Dari tabel tersebut, dapat dibaca bahwa nilai VIF untuk supervisi kepala sekolah

dan motivasi berprestasi sebesar 1,512. Karena nilai VIF< 5, maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.

4.4.1.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Persyaratan yang terpenuhi

dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian

ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan

nilai residual (Unstanda rdized residual) dengan masing-masing variabel independen.

Jika signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Tabel 4.19 Hasil Uji Heterokedastisitas

Correlations

Unstandardized

Residual

Supervisi Kepala sekolah

motivasi

berprestasi

Spearman's rho

Unstandardized Correlation Residual Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

1000 .046 .054

.691 .639

78 78 78

Supervisi kepala Correlation sekolah Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.046 1000 .612

.691 .000

78 78 78

motivasi berprestasi Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.054 .612 1000

.639 .000 78 78 78

Dari tabel tersebut, dapat dibaca korelasi antara supervisi kepala sekolah

dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,691 dan korelasi

103

antara motivasi berprestasi dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai

signifikansi 0,639. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa

pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

4.4.2 Pengujian Hipotesis ( Analisis Regresi Linier Ganda )

Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh

antara dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (Riduwan, 2013: 252).

Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi ganda karena penelitian terdiri dari tiga

variabel. Analisis ini digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel mengalami peningkatan atau penurunan dan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif dan negatif. Analisis regresi linier berganda

menggunakan bantuan SPSS versi 21. Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis

regresi linier berganda adalah Analyze-Regression-Linier.

4.4.2.1 Persamaan Regresi Linier dari Supervisi Kepala Sekolah terhadap

Kompetensi Pedagogik Guru

Supervisi kepala sekolah dalam penelitian ini sebagai variabel bebas 1 (X1) dan

kompetensi pedagogik sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi

linier X1 dan Y digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. Perhitungan

persamaan regresi linier X1 dan Y tertera pada tabel berikut.

104

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier X1 terhadap Y

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

1397.997 1 1397.997 12.873 .001b

8253.388 76 108.597

9651.385 77

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant) 1

x1

73.486

7.886

9.319

.000

.378

.105

.381

3.588

.001

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21

maka dapat dianalisis:

(1) Hipotesis

H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan

Tegal Barat Kota Tegal.

Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan

Tegal Barat Kota Tegal.

(2) Kriteria pengambilan keputusan:

Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.

105

(3) Pengambilan keputusan

Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya

sebesar 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 < 0,05

maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala

sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Daerah Binaan III

Kecamatan Tegal Barat Kota tegal.

Selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier sederhana yaitu

Ŷ = a + bX dapat dilihat pada tabel Coefficients pada Unstandardized Coefficients B:

constant dan supervisi kepala sekolah. Persamaan regresi sebagai berikut.

Ŷ = a + bX

Ŷ = 73,486 + 0,378 X

Keterangan:

Ŷ = Kompetensi pedagogik guru

X = variabel supervisi kepala sekolah

a = konstanta

b = koefisien regresi.

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Konstanta sebesar 73,486 berarti jika X nilainya 0, maka kompetensi pedagogik

guru (Y) nilainya 73,486.

(2) Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X) sebesar 0,378. Artinya, jika

supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan 1% maka kompetensi pedagogik

guru (Y) akan mengalami peningkatan 37,8% . Koefisien tersebut bernilai positif

yang berarti terjadi hubungan positif antara supervisi kepala sekolah dengan

106

kompetensi pedagogik guru. Semakin baik supervisi kepala sekolah, maka semakin

tinggi tingkat kompetensi pedagogik guru.

4.4.2.2 Persamaan Regresi Linier dari Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi

Pedagogik Guru

Motivasi berprestasi dalam penelitian ini sebagai variabel bebas 2 (X2) dan

kompetensi pedagogik sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi linier

X2 dan Y digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. Perhitungan

persamaan regresi linier X2 dan Y tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.22 Hasil Analisis Regresi Linier X2 terhadap Y

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

1 Residual

Total

3041.408

1

3041.408

34.969 .000b

6609.977

76

86.973

9651.385

77

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant) 1

x2

41.736

10.155

4.110

.000

.706

.119

.561

5.913

.000

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21

maka dapat dianalisis:

(1) Hipotesis

107

H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap

kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan

Tegal Barat Kota Tegal.

Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat

Kota Tegal.

(2) Kriteria pengambilan keputusan:

Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.

(3) Pengambilan keputusan

Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya

sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05

maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi

terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan

Tegal Barat Kota tegal.

Selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier sederhana yaitu

Ŷ = a + bX dapat dilihat pada tabel Coefficients pada Unstandardized Coefficients B:

constant dan motivasi berprestasi. Persamaan regresi sebagai berikut.

Ŷ = a + bX

Ŷ = 41.736 + 0,706 X

Keterangan:

Ŷ = Kompetensi pedagogik guru

X = variabel motivasi berprestasi

108

a = konstanta

b = koefisien regresi.

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Konstanta sebesar 41,736 berarti jika X nilainya 0, maka kompetensi pedagogik

guru (Y) nilainya 41.736.

(2) Koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (X) sebesar 0,706. Artinya, jika

motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1% maka kompetensi pedagogik guru

(Y) akan mengalami peningkatan 70,6% . Koefisien tersebut bernilai positif yang

berarti terjadi hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kompetensi

pedagogik guru. Semakin tinggi motivasi berprestasi, maka semakin tinggi tingkat

kompetensi pedagogik guru.

4.4.2.3 Persamaan Regresi Linier dari Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru

Supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas (X1) dalam penelitian ini,

motivasi berprestasi sebagai variabel bebas 2 (X2), dan kompetensi pedagogik guru

sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi linier X1 dan X2 terhadap Y

tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.24 Hasil Analisis Rergresi Linier X1 dan X2 terhadap Y

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

Regression

1 Residual

Total

3083.816

2

1541.908

17.608 .000b

6567.568

75

87.568

9651.385

77

109

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

1 x1

x2

40.791

10.280

3.968

.000

.081

.116

.082

.696

.489

.646

.147

.514

4.388

.000

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21

maka dapat dianalisis:

(1) Hipotesis

H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan

motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di

Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah

Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

(2) Kriteria pengambilan keputusan:

Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.

(3) Pengambilan keputusan

Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya

sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05

maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala

110

sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah

Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota tegal.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam persamaan regresi

linier berganda yaitu Ŷ = a+b1X1+b2X2 dapat dilihat pada tabel coefficients pada

Unstandardized Coefficients B: constant. Persamaan regresi sebagai berikut.

Ŷ = a+b1X1+b2X2

Ŷ = 40,791+0,081 X1+ 0,646 X2

Keterangan:

Ŷ = kinerja guru

X1 = supervisi kepala sekolah

X2 = Motivasi berprestasi

a = konstanta

b = koefisien regresi

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Konstanta sebesar 40,791 yang artinya jika nilai X1 dan X2 adalah 0, maka

kompetensi pedagogik guru (Y) nilainya 40,791.

(2) Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,081 yang artinya

jika supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan 1% , maka kompetensi pedagogik

guru (Y) akan mengalami kenaikan 8,1% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara supervisi

kepala sekolah dengan kompetensi guru. Semakin baik supervisi kepala sekolah,

semakin tinggi pula kompetensi pedagogik guru.

(3) Koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (X2) sebesar 0,646 yang artinya jika

motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1% , maka kompetensi pedagogik guru

111

(Y) akan mengalami kenaikan sebesar 64,6% dengan asumsi variabel lain bernilai

tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara motivasi

berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru. Semakin baik motivasi berprestasi

semakin tinggi tingkat kompetensi pedagogik guru.

4.4.3 Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau

lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini

menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara 0 sampai 1. Semakin

mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, semakin menjauhi

1 berarti hubungan yang terjadi semakin lemah.

Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010:65) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

0,00 – 0,199 : sangat rendah

0,20 – 0,399 : rendah

0,40 – 0,599 : sedang

0,60 – 0,799 : kuat

0,80 – 1,00 : sangat kuat

Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada tabel output regression models berikut.

Tabel 4.26 Hasil Analisis Korelasi

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .565

a .320 .301 9.358

112

Berdasarkan hasil tabel output di atas diperoleh angka R sebesar 0,565. Karena

nilai korelasi ganda terletak diantara 0,40 – 0,599, dapat dikatakan bahwa terjadi

hubungan yang sedang antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

terhadap kompetensi pedagogik guru.

4.4.4 Analisis Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan antara

X1 dan Y serta antara X2 dan Y. Hasil koefisien determinasi antara X1 dan Y dapat

dilihat pada output Model Summary sebagai berikut.

Tabel 4.27 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .381a

.145

.134

10.421

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka

analisisnya sebagai berikut:

1. Hipotesis

a. Hipotesis Nol (H04)

Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-

Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 12,5%.

b. Hipotesis Alternatif (Ha4)

Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-

Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 12,5%.

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

Nilai koefisien determinasi ≠ 12,5% berarti H0 ditolak dan Ha diterima

Nilai koefisien determinasi = 12,5% berarti H0 diterima dan Ha ditolak

113

3. Pengambilan Keputusan

Berdasarkan tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,145 atau

(14,5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien

determinasi ≠ 12,5%. Jadi pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi

pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 14,5%.

Selanjutnya adalah hasil koefisien determinasi antara X2 dan Y yang dapat dilihat

pada hasil output Models Summary sebagai berikut.

Tabel 4.28 Hasil Koefisien Determinasi X2 terhadap Y

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .561a

.315

.306

9.326

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka

analisisnya sebagai berikut:

1. Hipotesis

a. Hipotesis Nol (H05)

Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-

Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 12,5%.

b. Hipotesis Alternatif (Ha5)

Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-

Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 12,5%.

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

Nilai koefisien determinasi ≠ 12,5% berarti H0 ditolak dan Ha diterima

Nilai koefisien determinasi = 12,5% berarti H0 diterima dan Ha ditolak

114

3. Pengambilan Keputusan

Berdasarkan tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,315 atau

(31,5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien

determinasi ≠ 12,5%. Jadi pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 31,5%.

Selanjutnya adalah analisis determinasi digunakan untuk mengetahui

prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 dan X2) secara serentak

terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase

variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi

variabel dependen. Jika R2

sama dengan 0, maka tidak ada persentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil

regresi linier antara supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi

pedagogik guru sebagai berikut.

Tabel 4,29 Hasil Analisis Determinasi X1 dan X2 terhadap Y

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 a

.565

.320

.301

9.358

Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka

analisisnya sebagai berikut:

1. Hipotesis

a. Hipotesis Nol (H06)

115

Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap

kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal = 25%.

b. Hipotesis Alternatif (Ha6)

Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap

kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal ≠ 25%.

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

Nilai koefisien determinasi ≠ 25% berarti H0 ditolak dan Ha diterima

Nilai koefisien determinasi = 25% berarti H0 diterima dan Ha ditolak

3. Pengambilan Keputusan

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,320 atau

(32%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien

determinasi ≠ 25%. Jadi pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal sebesar 32%. Sedangkan sisanya yaitu 68% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.4.5 Uji Koefisien Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F

dapat dilihat pada output ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 17,608 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Setelah menemukan F hitung, langkah selanjutnya adalah

menentukan F tabel yaitu df1( jumlah variabel – 1) atau 3-1 = 2, da df 2 (n-k-1) atau 78-

2-1 = 75. Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah 3,118 dengan mencari di Ms.Excell

116

menggunakan rumus =finv(0,05,2,75). Berdasarkan perhitungan yang telah disebutkan

Nilai F hitung > F Tabel yaitu 17,608 > 3,118 maka Ho ditolak.

4.5 Pembahasan

Pembahasan hasil analisis deskriptif dan analisis akhir variabel supervisi kepala

sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru akan dibahas di bagian

ini. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

4.5.1 Analisis Deskriptif Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan

Kompetensi Pedagogik Guru

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis deskriptif variabel supervisi

kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru. Penjelasan

selengkapnya sebagai berikut.

4.5.1.1 Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi kepala sekolah merupakan layanan profesional oleh kepala sekolah

kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas

pengelolaan lebih baik (Imron, 2012: 8). Layanan profesional berupa pembinaan dan

bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru. Supervisi kepala sekolah

merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel inilah yang bersifat

mempengaruhi baik buruknya variabel lain. Teknik pengambilan datanya menggunakan

angket. Angket sebagai alat pengumpul data utama yang diisi oleh guru. Variabel

supervisi kepala sekolah yang diteliti meliputi kompetensi dan keterampilan kepala

sekolah dalam mensupervisi, persiapan supervisi, supervisi pembelajaran, supervisi

akademik, supervisi klinis, dan tindak lanjut supervisi.

117

Supervisi kepala sekolah mencakup bidang yang luas, yaitu meliputi seluruh

proses pendidikan seperti supervisi pembelajaran, akademik, dan klinis. Macam-macam

supervisi ini bisa menjadi pilihan oleh kepala sekolah dalam memilih model yang akan

digunakan. Ada beberapa perbedaan anatar supervisi pembelajaran, akademik, dan

klinis. Supervisi pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru untuk

meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam meningkatkan proses dan hasil

belajar. Supervisi akademik hamper sama dengan supervisi pembelajaran namun,

akademik sifatnya lebih kompleks karena tidak hanya pembelajaran melainkan meliputi

kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru. Supervisi klinis dilakukan atas dasar

inisiatif dari guru.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket

kepada 23 guru di luar sampel penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 30

pernyataan. Setelah dianalisis validitas terdapat 25 pernyataan yang valid. Kemudian

25 pernyataan yang valid ini dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa

25 item pernyataan ini dinyatakan valid dan reliabel. 25 pernyataan untuk dijadikan

angket penelitian sebagai alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada

sampel penelitian yang berjumlah 78 guru.

Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis

data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga peneliti bisa

melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

bahwa supervisi kepala sekolah SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal

tergolong menjadi tiga kategori yaitu sangat kuat berjumlah 22 guru, kuat berjumlah 46

guru, dan cukup berjumlah 10 guru. Kategori supervisi kepala sekolah yang paling

banyak yakni pada kategori kuat dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat

kuat ini sebanyak 46 guru. Untuk skor rata-rata angket supervisi kepala sekolah yang

118

diperoleh sebesar 74% dan jika dikategorikan menurut interpretasi skor supervisi kepala

sekolah tergolong dalam kategori kuat.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel

supervisi kepala sekolah, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi terletak

pada “persiapan supervisi” dengan persentase sebesar 83,49%, sedangkan indikator

variabel supervisi kepala sekolah yang paling rendah terletak pada indikator ”supervisi

pembelajaran” dengan persentase sebesar 66,15%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar kepala sekolah sudah mempersiapkan kegiatan supervisi, dengan cara

melaksanakan tahap-tahap supervisi secara terstruktur. Untuk indikator supervisi

pembelajaran paling rendah dari semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan

lagi bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Hal

ini penting karena keberhasilan pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor ekstern guru

misal supervisi dari kepala sekolah.

Berdasarkan kategori tersebut indikator persiapan supervisi yang paling tinggi

sebesar 83,49% hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan

responden berpendapat mememilih pernyataan kepala sekolah mengemukakan sasaran

dan tujuan yang jelas sebelum melaksanakan supervisi, kepala sekolah menyiapkan

instrument yang digunakan sebelum melakukan supervisi, kepala sekolah

menginformasikan jadwal supervisi sehingga para guru sudah ada persiapkan untuk

disupervisi. Sedangkan indikator supervisi pembelajaran paling rendah dengan 66,15%

hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan responden

berpendapat memilih pernyataan kepala sekolah jarang melakukan demonstrasi

mengajar yang baik, kepala sekolah jarang melakukan classroom visit dan classroom

observation, kepala sekolah jarang melakukan pertemuan dengan guru dalam rangka

pembinaan supervisi pembelajaran.

119

Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1

yang berbunyi “kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan tahap-tahap secara

terstruktur” dengan presentase sebesar 87,5%. Pernyataan ini bersifat positif dan

sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar kepala sekolah telah melaksanakan supervisi dengan langkah-langkah yang

sistematis dan terencana. Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada

pernyataan ke-14 yang berbunyi “kepala sekolah mengajak guru untuk study banding ke

sekolah unggulan” dengan presentase sebesar 48,39%. Sebagian kepala sekolah kurang

mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggulan, hal ini dimungkinkan karena

terkendala dengan anggaran dana yang ada.

Selanjutnya adalah persamaan regresi supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru. Diketahui berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Yuliharti pada tahun

2012 yang menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi guru adalah

kegiatan pembinaan yang kontinu, kegiatan ini adalah supervisi. Untuk persamaan

regresi pada variabel supervisi kepala sekolah, diketahui persamaan regresi sebagai

berikut. Ŷ = a+bX1 (Ŷ = 73,486 + 0,378 X1). Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa

koefisien regresi sebesar 37,8% yang dapat diartikan bahwa jika supervisi kepala

sekolah mengalami kenaikan 1%, kompetensi pedagogik guru akan mengalami

peningkatan sebesar 37,8%. Kemudian untuk koefisien determinasi antara X1 dan Y

adalah 0,145 atau 14,5%. Artinya supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan

pengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar 14,5%.

120

4.5.1.2 Motivasi Berprestasi

Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Ada dua jenis motivasi yang diperoleh yaitu

berdasarkan instrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik adalah motivasi yang datangnya berasal

dari dalam diri seseorang sedangkan berasal dari lingkungan luar diri seseorang. Salah

satu jenis motivasi adalah motivasi berprestasi, motivasi ini berbeda dengan motivasi

lain karena motivasi berprestasi ini menunjukkan seseorang yang ingin menjadi yang

terbaik di lingkungannya. Salah satu kebutuahan manusia adalah kebutuhan berprestasi

hal ini sesuai dengan teori dari Clleland bahwa manusia hidup memiliki keinginan karya

yang lebih baik dari orang lain. Karakteristik orang yang memiliki motivasi berprestasi

menurut Danim (2012: 33) adalah berani mengambil resiko, menghendaki umpan

segera balik, keberhasilan diperhitungkan secara teliti, menyukai pekerjaan yang

dijalani.

Motivasi berprestasi merupakan variabel bebas 2 (X2) dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sebelum melakukan

penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket kepada 23 guru di luar sampel

penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 30 pernyataan. Setelah dianalisis

validitas terdapat 26 pernyataan yang valid. Kemudian 26 pernyataan yang valid ini

dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa 26 item pernyataan ini

dinyatakan valid dan reliabel. 26 pernyataan untuk dijadikan angket penelitian sebagai

alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada sampel penelitian yang

berjumlah 78 guru.

Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis

data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga penulis bisa

121

melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

bahwa motivasi berprestasi SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tergolong

menjadi dua kategori yaitu sangat kuat berjumlah 42 guru, kuat berjumlah 36 guru.

Kategori motivasi berprestasi yang paling banyak yakni pada kategori sangat kuat

dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat kuat ini sebanyak 42 guru.

Untuk skor rata-rata angket motivasi berprestasi yang diperoleh sebesar 81,36% dan jika

dikategorikan menurut interpretasi skor motivasi berprestasi tergolong dalam kategori

sangat kuat.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel

motivasi berprestasi, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi terletak pada

“menyukai pekerjaan yang dijalani” dengan persentase sebesar 90,27%, sedangkan

indikator variabel motivasi berprestasi yang paling rendah terletak pada indikator

”berprestasi yang lebih tinggi” dengan persentase sebesar 75,22%. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar guru menyukai pekerjaan yang dijalani, dengan cara bangga

menjadi profesi seorang guru. Untuk indikator berprestasi yang lebih tinggi paling

rendah dari semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penting

karena keberhasilan motivasi untuk berprestasi menjadi faktor pendorong untuk

meningkatkan kompetensi seorang guru.

Berdasarkan presentase tersebut, indikator menyukai pekerjaan yang dijalani

paling tinggi dengan 90,27% hal ini dikarenakan data dari angket kebanyakan

responden memilih pernyataan saya bangga menjadi seorang guru, saya bertanggung

jawab dalam menjalankan tugas sebagai guru, saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam

melaksanakan tugas. Sedangkan indikator berprestasi yang lebih tinggi merupakan

indikator paling rendah hal ini dikarenakan sesuai data angket yang diperoleh

kebanyakan responden memilih pernyataan/berpendapat untuk mendapatkan prestasi

122

guru tidak pernah mengikuti lomba antar guru, guru kurang untuk mementingkan

pencapaian prestasi, guru jarang membuat target keberhasilan dalam kinerjanya.

Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1

yang berbunyi “saya bangga menjadi seorang guru” dengan presentase sebesar 95,15%.

Pernyataan ini bersifat positif dan sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru mempunyai perasaan bangga dengan

profesinya sebagai guru. Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada

pernyataan ke-18 yang berbunyi “untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti kegiatan

lomba antar guru” dengan presentase sebesar 54,16%.

Selanjutnya adalah persamaan regresi motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru. Diketahui berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik

guru. Hal ini sesuai dengan teori Kurniaddin dan Machalli (2104: 347) tentang

kebutuhan pokok manusia diantaranya adalah kebutuhan berprestasi, bahwa kebutuhan

ini menjadi energi dalam diri manusia yang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan dan

mengarahkan tingkah laku seseorang untuk mencapai prestasi. Untuk persamaan regresi

pada variabel motivasi berprestasi, diketahui persamaan regresi sebagai berikut. Ŷ =

a+bX1 (Ŷ = 73,486 + 0,706 X1). Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien

regresi sebesar 70,6% yang dapat diartikan bahwa jika motivasi berprestasi mengalami

kenaikan 1%, kompetensi pedagogik guru akan mengalami peningkatan sebesar 70,6%.

Kemudian untuk koefisien determinasi antara X2 dan Y adalah 0,315 atau 31,5%.

Artinya motivasi berprestasi memberikan sumbangan pengaruh terhadap kompetensi

pedagogik guru sebesar 31,5%.

123

Selanjutnya adalah persamaan regresi antara supervisi kepala sekolah dan

motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Dari hasil perhitungan

yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut. Ŷ= a+bX1+bX2 (Ŷ=

40,791+0,081 X1+0,646 X2. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa jika supervisi

kepala sekolah mengalami kenaikan 1%, maka kompetensi pedagogik guru akan

mengalami peningkatan sebesar 8,1% dan untuk motivasi berprestasi apabila

mengalami kenaikan 1%, maka kompetensi pedagogik guru akan mengalami

peningkatan sebesar 64,6% dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien determinasi

antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik

guru sebesar 32%.

4.5.1.3 Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, keterampilan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu

profesi yang memerlukan kompetensi adalah guru. Ada empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional.

Untuk meningkatkan kinerja guru maka perlu upaya peningkatan kompetensi pedagogik

guru. Kompetensi pedagogik guru dalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserat didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Rifa’I dkk 2012: 7).

Kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat (Y) dalam penelitian

ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sebelum

melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket kepada 23 guru di

luar sampel penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 40 pernyataan. Setelah

124

dianalisis validitas terdapat 32 pernyataan yang valid. Kemudian 32 pernyataan yang

valid ini dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa 32 item pernyataan

ini dinyatakan valid dan reliable. 32 pernyataan untuk dijadikan angket penelitian

sebagai alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada sampel penelitian

yang berjumlah 78 guru.

Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis

data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga penulis bisa

melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

bahwa kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal

tergolong menjadi dua kategori yaitu sangat kuat berjumlah 40 guru, kuat berjumlah 38

guru. Kategori kompetensi pedagogik guru yang paling banyak yakni pada kategori

sangat kuat dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat kuat ini sebanyak

40 guru. Untuk skor rata-rata angket kompetensi pedagogik guru yang diperoleh sebesar

79,24% dan jika dikategorikan menurut interpretasi skor kompetensi pedagogik guru

tergolong dalam kategori kuat.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel

kompetensi pedagogik guru, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi

terletak pada “kemampuan mengelola pembelajaran” dengan persentase sebesar

83,54%, sedangkan indikator variabel kompetensi pedagogik guru yang paling rendah

terletak pada indikator ”pemanfaatan teknologi pembelajaan” dengan persentase sebesar

69,61%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memahami dalam mengelola

pembelajaran. Untuk indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran paling rendah dari

semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penting karena

teknologi menjandi sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran.

125

Berdasarkan indikator tersebut kemampuan mengelola pembelajaran paling

tinggi hal ini dikarenakan sesuai data angket yang diperoleh kebanyakan responden

berpendapat guru memiliki kemampuan untuk menyusun langkah-langkah pembelajaran

dengan baik, membuat RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, guru

memilih buku pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan indikator

pemanfaatan teknologi paling rendah hal ini dikarenakan sesuai data angket yang

diperoleh kebanyakan responden berpendapat guru kurang memnfaatkan perpustakaan

sebagai tempat belajar, guru kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran

yang menarik.

Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1

yang berbunyi “saya memilih buku pelajaran yang baik untuk digunakan dalam

pembelajaran” dengan presentase sebesar 87,83%. Pernyataan ini bersifat positif dan

sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar guru sudah memilih buku ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada pernyataan ke-10 yang

berbunyi “saya menggunakan media pembelajaran bukan hanya dari buku melainkan

informasi dari internet” dengan presentase sebesar 66,67%.

Berdasarkan analisis korelasi ganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen terhadap varabel dependen secara serentak diperoleh hasil

0,565 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara supervisi kepala sekolah dan

motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Analisis determinasi yang

bertujuan untuk mengetahui sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru sebesar 14,5%. Sumbangan pengaruh motivasi berprestasi

terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar 31,5%. Selanjutnya pengaruh supervisi

kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar

32%.

BAB 5

PENUTUP

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD di Dabin III Tegal Barat Kota

Tegal” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat

dibuat kesimpulan dan saran dari penelitian ini. Berikut uraian selengkapnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, hasil dan pembahasan yang telah

dikemukakan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

(2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap

kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

(3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi

berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin

III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

(4) Besarnya sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi

pedagogik guru adalah 14,5%.

(5) Besarnya sumbangan pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi

pedagogik guru adalah 31,5%.

126

127

(6) Besarnya sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi

terhadap kompetensi pedagogik guru adalah 32%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

(1) Bagi kepala sekolah hendaknya dapat memberikan izin penelitian kepada penulis

karena penelitian ini tidak bersifat kedinasan.

(2) Bagi pendidik hendaknya dalam memberikan jawaban instrumen penelitian sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

(3) Bagi peneliti diharapkan berkoordinasi yang baik sehingga dalam penelitian tidak

ada miss komunikasi dengan pihak sekolah.

131

Lampiran 1

DAFTAR POPULASI PENELITIAN

No Nama Asal sekolah L/P

1. Lies Warni, S.Pd. SDN Kraton 1 P

2. Dyah Retno A, S.Pd. SDN Kraton 1 P

3. Meilya Dwi S, S.Pd. SDN Kraton 1 P

4. Sri Mulyati,S.Pd. SDN Kraton 1 P

5. Tuti A, S.Pd. SD SDN Kraton 1 P

6. Diarto, S.Pd.I SDN Kraton 1 L

7. Panoto SDN Kraton 1 L

8. Putri Y, S.Pd SDN Kraton 1 P

9. Diana, S.Pd SDN Kraton 1 P

10. Arum S, A.Ma SDN Kraton 1 P

11. Afriliansyah SDN Kraton 1 L

12. Tri Tularsih, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P

13. Nurhayati Rahayu, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P

14. Evaristin Murwani, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P

15. Dra. Budi Sunarsih, M.Pd SDN Kraton 3 P

16. Nuning Dian SDN Kraton 3 P

17. Moh. Jaeni, S.Pd.I SDN Kraton 3 L

18. Much.Farichi, S.Pd SDN Kraton 3 L

19. Mahmud Fauzi SDN Kraton 3 L

20. Pudji Krisbiati,S.Pd SDN Kraton 3 P

21. Dewi Puspitasari, S.Pd. SDN Kraton 3 P

22. Widyastika Puspitasari, S.Pd. SDN Kraton 3 P

23. Faizah S SDN Kraton 5 P

24. Ety Setyaningsih SDN Kraton 5 P

25. Ning Basyiroh SDN Kraton 5 P

26. Hadi Tomo,S.Pd. SDN Kraton 5 L

27. Wahyunita D. S.S SDN Kraton 5 P

132

28. Siti Amrilah, S.Pd.I SDN Kraton 5 P

29. Midrik SDN Kraton 5 L

30. Paroto SDN Kraton 5 L

31. Iswanti, S.Pd SDN Kraton 5 P

32. Imron Rosyadi, S.Pd SDN Kraton 5 L

33. Arini Widyaningsih, S.Pd SDN Kraton 6 P

34. Hery Muko Susianto SDN Kraton 6 L

35. Umiyati SDN Kraton 6 P

36. Sunarti,S.Pd SDN Kraton 6 P

37. Fauziah SDN Kraton 6 P

38. Endang Sumarsih,S.Pd SDN Kraton 6 P

39. Enggar Dwi Prasiska, S.Pd SDN Kraton 6 L

40. Dewi Mukharoro SDN Kraton 6 P

41. Sri Premiati,A.Ma,Pd. SDN Pesurungan Kidul 1 P

42. Rendung Sumiarsih,S.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 1 P

43. Hartini S, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 P

44. Tuti Rosanti, S.Pd. SDN Pesurungan Kidul 1 P

45. Danang Muhammad, SP.d. I SDN Pesurungan Kidul 1 L

46. Nasikhin,A.Ma.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 1 L

47. Sanusi SDN Pesurungan Kidul 1 L

48. Muhammad Syamsurrijal, S.Pd.I SDN Pesurungan Kidul 1 L

49. Eti Dwi Handayani, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 P

50. Prasetyo AAdi Nugroho, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 L

51. M Agung Nugroho, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 L

52. Anteng Trimaningsih, A.Ma SDN Pesurungan Kidul 2 P

53. Endang Mulatsih,A.MaI SDN Pesurungan Kidul 2 P

54. Sunaryo, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 2 P

55. Subekti Pertiwi, A.Ma SDN Pesurungan Kidul 2 P

56. Suranto, S.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 2 L

57. Somali Soertaman, S.Pd.I SDN Pesurungan Kidul 2 L

58. Ade Suprayogi, A.Ma. SDN Pesurungan Kidul 2 L

133

59. Dyah Widyastuti, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 2 P

60. Afiyatun Faizah,A.Ma. Pust SDN Pesurungan Kidul 2 P

61. Suprapti, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P

62. Imam Johar, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul L

63. Siti Nurjannah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P

64. Alliyah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P

65. Nurlailiyah, S.Pd.I. MI Pesurungan Kidul P

66. Nasron,S.Ag MI Pesurungan Kidul L

67. Qonita Ika Fitriana MI Pesurungan Kidul P

68. Devi Susanti MI Pesurungan Kidul P

69. Gita Khoirunnisa, S.Pd MI Pesurungan Kidul P

70. Sugiyono Al Khairiyyah L

71. Drs.M.Natsir Al Khairiyyah L

72. Sutrisno, S.Pd.I Al Khairiyyah L

73. Wakhidin,S.Pd Al Khairiyyah L

74. Nur Jannah, S.Pd Al Khairiyyah P

75. Fathiayati Rizqi, S.Pd Al Khairiyyah P

76. Kuspriyanto,S.PD.I Al Khairiyyah L

77. Kiki Indah Pratiwi,S.Pd Al Khairiyyah P

78. Moh. Taufik,S.Pd.I Al Khairiyyah L

79. Moh.Abdul Latif Al Khairiyyah L

80. M.Agus Arifin,S.Pd Al Irsyad L

81. Siti Rochimah,S.Pd.SD Al Irsyad P

82. Muslihah, S.Pd.I Al Irsyad P

83. Erna Yusuf, S.Pd.I Al Irsyad P

84. Sutiono,S.Pd.SD Al Irsyad P

85. Dra.Sri Wahyuni Al Irsyad P

86. Ahmad Yani,S.Pd. SD Al Irsyad L

87. Dra. Uning Muflichah Al Irsyad P

88. Dra. Elpi Nurul Haeni Al Irsyad P

89. Yuliati, S.Pd.SD Al Irsyad P

134

90. Zahid Usman,S.Ag Al Irsyad L

91. Beni Heroni, S.Pd.I Al Irsyad L

92. Moh.Sofan, S.Pd.I Al Irsyad L

93. Lutfi Kurniawati,S.Pd. Al Irsyad P

94. Setiyani, ST Al Irsyad P

95. Ali Taufik Al Irsyad L

96. Ali Sumitro, S.Ag Al Irsyad L

97. Solikha, S.Pd Al Irsyad P

98. Nurudin Harisma, SP. Al Irsyad L

99. Abdul Rosidin, A.Md Al Irsyad L

100. Rahayu Prihatin, S.Pd Al Irsyad P

101. Hadi Sumitro,S.Ag Al Irsyad L

135

Lampiran 2

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

NO. NAMA SEKOLAH

1. Lies Warni, S.Pd SD Negeri Kraton 1

2. Dyah Retno A, S.Pd SD Negeri Kraton 1

3. Meilya Dwi S, S.Pd SD Negeri Kraton 1

4. Tuti A, S.Pd.SD. SD Negeri Kraton 1

5. Pis Panoto SD Negeri Kraton 1

6. Eka Putri Y, S.Pd. SD Negeri Kraton 1

7. Arum S, A.Ma SD Negeri Kraton 1

8. Afriliansyah SD Negeri Kraton 1

9. Tri Tularsih, S,Pd.SD SD Negeri Kraton 3

10. Evaristin Murwan, S.Pd.SD SD Negeri Kraton 3

11. Dra. Budi Sunarsih SD Negeri Kraton 3

12. Nuning Dian Vitasari SD Negeri Kraton 3

13. Moh Zaini, S.Pd.I SD Negeri Kraton 3

14. Muh Farichi, S.Pd SD Negeri Kraton 3

15. Dewi Puspitasari, S.Pd SD Negeri Kraton 3

16. Widtastika Puspitasari SD Negeri Kraton 3

17. Faizah S SD Negeri Kraton 5

18. Ety Setyaningsih SD Negeri Kraton 5

19. Ning Basyiroh SD Negeri Kraton 5

20. Hadi Tomo, S.Pd SD Negeri Kraton 5

21. Wahyunita D, S.S SD Negeri Kraton 5

22. Siti Amrillah, S.Pd.I SD Negeri Kraton 5

23. Imron Rosyadi, S.Pd SD Negeri Kraton 5

24. Komariyah SD Negeri Kraton 6

25. Arini Widyaningsih, S.Pd SD Negeri Kraton 6

26. Hery Muko Susianto SD Negeri Kraton 6

27. Umiyati SD Negeri Kraton 6

136

NO. NAMA SEKOLAH

28. Fauziah SD Negeri Kraton 6

29. Endang Sumarsih SD Negeri Kraton 6

30 Dewi Mukharoro SD Negeri Kraton 6

31. Sri Premiaty, A.Ma SD Pesurungan Kidul 1

32. Rendung Sumiarsih S.Pd.SD SD Pesurungan Kidul 1

33. Hartini S.Pd.SD SD Pesurungan Kidul 1

34. Tuti Rosanti, S.Pd SD Pesurungan Kidul 1

35. Danang M Wahyudi S.Pd.I SD Pesurungan Kidul 1

36. Nasikhin A.Ma SD Pesurungan Kidul 1

37. Sanusi SD Pesurungan Kidul 1

38. Ety Dwi Handayani, S.Pd.I SD Pesurungan Kidul 1

39. Endang Mulatsih, A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2

40. Sunaryo, S.Pd SD Negeri Pesurungan Kidul 2

41. Subekti Pertiwi A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2

42. Suranto, S.Pd.SD SD Negeri Pesurungan Kidul 2

43. Somali Soetarman, S.Pd. I SD Negeri Pesurungan Kidul 2

44. Ade Suprayogi A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2

45. Darmo SD Negeri Pesurungan Kidul 2

46. Siti Rochimah, S.Pd.SD SD Al Irsyad

47. Sutiono S,Pd SD Al Irsyad

48. Dra. Sri Wahyuni SD Al Irsyad

49. Ahmad Yani, S.Pd.SD SD Al Irsyad

50. Dra. Elphi Nurul SD Al Irsyad

51. Yuliaty S.Pd SD Al Irsyad

52. Zahid Usman S,Ag SD Al Irsyad

53. Beni Heroni S,Pd.I SD Al Irsyad

54. Lutfi Kurniawati S.Pd. SD Al Irsyad

55. Ali Taufik SD Al Irsyad

56. Ali Sumitro S,Ag SD Al Irsyad

57. Solikha S.Pd SD Al Irsyad

137

NO. NAMA SEKOLAH

58. Abdul Rosidin SD Al Irsyad

59. Rahayu Prihatin SD Al Irsyad

60. Hadi Sumitro S,Ag SD Al Irsyad

61. Anton Sujarwo A.Ma SD Al Irsyad

62. Nurhidaya Ries Setyani SD Al Irsyad

63. Sita Suci Asih SD Al Irsyad

64. Sugiyono SD Al Khairiyyah

65. Drs. M.Natsir SD Al Khairiyyah

66. Wakhidin, S.Pd SD Al Khairiyyah

67. Sutrisno S.Pd.I SD Al Khairiyyah

68. Fathiyati Rizqi S.Pd SD Al Khairiyyah

69. Kuspriyanto, S.Pd.I SD Al Khairiyyah

70. Moh Taufik, S.Pd SD Al Khairiyyah

71. Moh Abdul Latif SD Al Khairiyyah

72. Suprapti, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul

73. Imam Johar, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul

74. Nurlailiyah, SP.d.I MI Pesurungan Kidul

75. Nasron, S.Ag MI Pesurungan Kidul

76. Devi Susanti MI Pesurungan Kidul

77. Gita Khairunnisa, S.Pd MI Pesurungan Kidul

.78. Qonita Ika Fitriana MI Pesurungan Kidul

138

Lampiran 3

DAFTAR POPULASI UJI COBA ANGKET

NO. NAMA SEKOLAH

1. Sri Mulyati S.Pd. SD Negeri Kraton 1

2. Ediarto, S.Pd. SD Negeri Kraton 1

3. Dedeh Diana S.Pd. SD Negeri Kraton 1

4. Nurhayati Rahayu SD Negeri Kraton 3

5. Pudji Krisbianti, S.Pd SD Negeri Kraton 3

6. Midrik SD Negeri Kraton 5

7. Iswanti S.Pd. SD Negeri Kraton 5

8. Sunarti S.Pd. SD Negeri Kraton 6

9. Enggar Dwi Prasiska S.Pd. SD Negeri Kraton 6

10. Prasetyo Adi, S.Pd SD Negeri Pesurungan Kidul 1

11. M Agung Nugroho SD Negeri Pesurungan Kidul 1

12. Anteng Trimaningsih S.Pd. SD Negeri Pesurungan Kidul 2

13. Dyah Widyastuti S.Pd. SD Negeri Pesurungan Kidul 2

14. Setyani S.Pd.I SD Al Irsyad

15. Erna Yusuf, S.Pd.I SD Al Irsyad

16. Uning Muchilakah, S.Pd.I SD Al Irsyad

17. M.Sofyan S.Pd.I SD Al Irsyad

18. Muslikhah SD Al Irsyad

19. Harisman SP SD Al Irsyad

20. Kiki Indah, S.Pd.I SD Al Khairiyah

21. Nurjannah S.Pd.I SD Al Khairiyah

22. Siti Nurjannah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul

23. Alliyah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul

139

Lampiran 4

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN

VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Kompetensi dan keterampilan supervisi

kepala sekolah.

4

-

4

2. Persiapan supervisi. 3 1 4

3. Supervisi pembelajaran. 5 - 5

4. Supervisi akademik. 5 - 5

5. Supervisi klinis. 3 1 4

6. Tindak lanjut supervisi. 7 1 8

TOTAL 27 3 30

Sumber: buku Ali Imron tentang Supervisi Pembelajaran, buku Sudiyono &

Prasojo, Jasmani& Mustofa tentang Supervisi Pendidikan,

Wahyudi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

140

Lampiran 5

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN

VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 7 1 8

2. Berani Mengambil resiko. 5 2 7

3. Berprestasi yang lebih tinggi 6 1 7

4. Pencapaian keberhasiolan diperhitungkan

secara teliti

7

1

8

TOTAL 25 5 30

Sumber: buku Sudarwan Danim tentang Motivasi Berprestasi & Teori

Prestasi McClelland (1985)

141

Lampiran 6

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN

VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Kemampuan Mengelola pembelajaran. 8 1 9

2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 5 3 8

3. Pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis

11

2

13

4. Terampil melakukan penilaian dan

evaluasi hasil belajar

5

-

5

5.

Memfasilitasi pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki

4

1

5

TOTAL 33 7 40

Sumber: buku Mulyasa tentang Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Rifa’I

dan Anni tentang Psikologi Pendidikan

142

Lampiran 7

ANGKET UJI COBA

VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

143

NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan

tahap-tahap secara terstruktur.

2. Kepala sekolah menggunakan berbagai

keterampilan dalam memberikan supervisi

kepada guru.

3. Kepala sekolah menggunakan pendekatan

secara individu dalam melaksanakan supervisi

kepada guru.

4. Kepala sekolah menggunakan teknik supervisi

secara kelompok kepada guru.

5. Kepala sekolah membuat perencanaan program

tahunan supervisi yang diberikan kepada guru.

6. Kepala sekolah mengemukakan sasaran dan

tujuan yang jelas sebelum melaksanakan

supervisi.

7. Kepala sekolah menyiapkan instrumen yang

digunakan sebelum melakukan supervisi.

8. Kepala sekolah tidak menginformasikan jadwal

supervisi kepada guru.

9. Kepala sekolah melakukan classroom visit

(kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru

yang sedang mengajar).

10. Kepala sekolah melakukan classroom

observation (kunjungan untuk mencermati

situasi/peristiwa yang sedang terjadi di dalam

kelas).

11. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan

guru dalam rangka pembinaan supervisi

pembelajaran.

12. Kepala sekolah melakukan demonstrasi

mengajar yang diamati oleh guru.

13. Kepala sekolah menggunakan model

demonstrasi pembelajaran yang menempatkan

seorang guru sebagai praktikan.

14. Kepala sekolah menilai guru dengan format

tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.

15. Kepala sekolah memberikan supervisi

(pembinaan) pembelajaran melalui tanya jawab

dengan guru.

144

16. Kepala sekolah mengajak guru untuk

berdiskusi secara berkelompok guna

meningkatkan mutu pembelajaran.

17. Kepala sekolah mengajak guru untuk study

banding ke sekolah unggulan.

18. Kepala sekolah mengadakan pelatihan

peningkatan mutu pembelajaran kepada guru.

19. Kepala sekolah dalam memberikan supervisi

tidak sesuai dengan jadwal yang telah

diinformasikan kepada guru.

20. Kepala sekolah sebagai pemimpin mampu

memotivasi bawahannya.

21. Kepala sekolah melakukan pembinaan dan

pembimbingan sesuai hasil penilaian saat guru

mengajar.

22. Kepala sekolah melakukan pembinaan

disesuaikan dengan kebutuhan tiap guru.

23. Kepala sekolah memberi reward (penghargaan)

kepada guru yang melaksanakan tugas dengan

baik.

24. Kepala sekolah memberlakukan sistem

punishment (hukuman) kepada guru yang

melakukan pelanggaran.

25. Kepala sekolah mempertimbangkan hasil

penilaian supervisi dengan cara memberikan

pembinaan kepada guru.

26. Kepala sekolah tidak menyampaikan

kesimpulan hasil supervisi kepada guru.

27. Kepala sekolah membandingkan hasil supervisi

sekarang dengan supervisi sebelumnya.

28. Kepala sekolah mengidentifikasi faktor-faktor

kekurangan dalam memberikan supervisi

kepada guru.

29. Guru merasa puas dengan supervisi dari kepala

sekolah.

30. Hasil supervisi kepala sekolah mempengaruhi

kinerja dari guru.

145

Lampiran 8

ANGKET UJI COBA

VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

146

NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Saya bangga menjadi seorang guru.

2. Saya bertanggung jawab dalam menjalankan

tugas sebagai guru.

3. Saya diberi motivasi oleh kepala sekolah untuk

meningkatkan kinerja.

4. Motivasi yang diberikan, membuat saya

semangat dan antusias dalam bekerja.

5. Sebagai upaya meningkatkan kinerja, saya

mengikuti kegiatan kelompok guru (KKG).

6. Saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam

melaksanakan tugas.

7. Saya melakukan hal yang terbaik dalam bekerja

meskipun harus mengorbankan urusan pribadi.

8. Saya enggan berinteraksi dengan teman sejawat

dan kepala sekolah.

9. Saya mempertimbangkan kelemahan saya pada

saat menyelesaikan tugas

10. Dalam melaksanakan tugas, saya berani

menanggung konsekuensinya.

11. Dalam melaksanakan tugas, saya tidak

mempunyai inovasi untuk menciptakan hal-hal

yang baru.

12. Saya berani mengambil resiko dalam

pekerjaan, jika ada insentif dari kepala sekolah.

13. Saya menerima kritik dan saran dalam

melaksanakan tugas.

14. Tantangan berat yang saya hadapi mendorong

saya untuk bekerja keras.

15. Dalam mengerjakan tugas, saya mengambil

resiko yang tinggi.

16. Dalam bekerja, saya ingin mendapatkan

prestasi yang lebih tinggi.

17. Kepala sekolah memberikan penghargaan

kepada guru yang mendapat prestasi.

18. Saya berkerja dengan maksimal tanpa

mengandalkan pada orang lain.

19. Saya bekerja karena ingin mendapatkan pujian.

20. Saya mempunyai keinginan untuk menjadi

yang terbaik dalam lingkungan kerja.

147

21. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada

saya untuk meningkatkan prestasi dalam

mengajar.

22. Untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti

kegiatan lomba antar guru.

23. Saya membuat target keberhasilan dalam

mengajar.

24. Saya menggunakan strategi untuk mencapai

tujuan dalam pembelajaran.

25. Saya mementingkan pencapaian prestasi dalam

karir saya.

26. Saya membiarkan siswa yang kurang

memperhatikan ketika saya menyampaikan

materi pelajaran.

27. Kepala sekolah memberikan contoh mengajar

yang baik kepada guru.

28. Kepala sekolah mengevaluasi kinerja saya

selama mengajar.

29. Keberhasilan saya dalam mengajar adalah hasil

kerjasama dengan guru dan kepala sekolah.

30. Saya merasa kecewa apabila tidak

melaksanakan tugas dengan baik.

148

Lampiran 9

ANGKET UJI COBA

VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

149

No Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Saya mengkaji bahan pelajaran yang akan

diajarkan kepada peserta didik.

2. Saya memilih buku pelajaran yang baik untuk

digunakan dalam pembelajaran.

3. Dalam perencanaan pembelajaran saya

mengembangkan bahan pembelajaran sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

4. Saya menyusun langkah-langkah pembelajaran

dengan baik agar tujuan dapat dicapai.

5. Saya membaca materi bahan pelajaran terlebih

dahulu sebelum disampaikan kepada peserta didik.

6. Saya membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan.

7. Di dalam RPP, saya merumuskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

8. Saya membuat RPP tanpa melihat pedoman yang

telah ditetapkan.

9. Kepala sekolah memantau dan memonitoring

ketika saya mengajar di kelas.

10. Saya membuat alat bantu pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

11. Saya menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi pelajaran.

12. Saya menggunakan media pembelajaran bukan

hanya dari buku pelajaran melainkan informasi

dari internet.

13. Saya malas membuat media pembelajaran.

14. Saya menggunakan ruang perpustakaan ketika

siswa merasa bosan belajar di kelas.

15. Saya kesulitan membuat media pembelajaran yang

menarik buat peserta didik.

16. Kepala sekolah memberi saran menggunakan

media yang efektif dan efisien dalam

pembelajaran.

17. Saya menggunakan media pembelajaran seadanya

di dalam kelas.

18. Saya menentukan jenis model pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah dibuat.

150

19. Saya menentukan alokasi waktu yang tepat dalam

proses belajar mengajar.

20. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara

terstruktur dari eksplorasi sampai konfirmasi.

21. Dalam pembelajaran, saya melaksanakan ragam

kegiatan sesuai kemampuan siswa.

22. Pada pelaksanaan pembelajaran, saya suka

mengulur-ulur waktu pembelajaran.

23. Saya menggunakan metode yang menyenangkan

sesuai materi pada saat pembelajaran.

24. Saya memberi kesempatan kepada siswa yang

mau bertanya tentang materi pelajaran.

25. Saya mengajak siswa untuk berinteraksi dua arah

pada saat pembelajaran.

26. Saya membiarkan siswa yang tidak mendengarkan

pada saat pembelajaran.

27. Saya menggunakan strategi untuk menciptakan

suasana kelas yang kondusif.

28. Saya menggunakan kata-kata yang halus dalam

menegur siswa.

29. Saya berusaha memberi perhatian kepada seluruh

siswa.

30. Pada saat pembelajaran berlangsung, saya

berusaha melakukan komunikasi dengan siswa.

31. Saya menentukan jenis penilaian yang akan saya

gunakan pada saat pembelajaran.

32. Saya melakukan penilaian sesuai dengan langkah-

langkah yang telah ditetapkan.

33. Setelah selesai pembelajaran, saya memberi soal

kepada siswa untuk dikerjakan.

34. Saya memberi soal remidi kepada siswa yang

nilainya di bawah standar.

35. Saya melakukan evaluasi diri untuk mengetahui

sejauh mana tingkat keberhasilan saya dalam

mengajar.

36. Saya membantu siswa untuk menemukan bakat

yang dimilikinya.

37 Saya memberi kesempatan yang sama kepada

siswa untuk mengoptimalkan potensi yang

dimiliki.

151

38. Saya mengarahkan siswa untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

39. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan kegiatan yang menunjang bakatnya.

40 Saya memaksa siswa untuk melakukan kegiatan

yang tidak sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

152

Lampiran 10

LEMBAR VALIDASI

ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

153

154

155

Lampiran 11

-LEMBAR VALIDASI

ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI

Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

156

157

158

Lampiran 12

LEMBAR VALIDASI

ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

159

160

161

Lampiran 13

LEMBAR VALIDASI

ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

162

163

164

Lampiran 14

LEMBAR VALIDASI

ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI

Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

3. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

2) .Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

4. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

165

166

167

Lampiran 15

LEMBAR VALIDASI

ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd

Status : Dosen Pembimbing

Petunjuk:

1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan

yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Validitas isi

1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b. Bahasa angket

1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang

sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal

guru.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat

Bapak.

Keterangan:

TR : dapat digunakan tanpa revisi

R : harus revisi kembali

168

169

170

Tota

l

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Reesp

on

den

Lampiran 16

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA

ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Jawaban Pernyataan Ke-

1 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 1 1 1 4 2 2 2 4 66

2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 75

3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 76

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 110

5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 94

6 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 76

7 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 82

8 2 2 3 1 4 3 2 4 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 4 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 60

9 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 71

10 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 1 1 4 4 3 1 2 4 4 4 2 1 1 2 4 4 3 4 4 89

11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 108

12 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 77

13 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 3 3 1 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 88

171

171

14 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 108

15 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 96

16 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 108

17 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 2 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 93

18 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 4 4 4 94

19 2 2 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 4 2 2 68

20 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 107

21 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 144

22 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 4 4 2 1 3 4 3 2 3 4 91

23 4 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 4 4 2 1 3 4 3 2 3 4 90

172

Tota

l

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Reesp

on

den

Lampiran 17

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA

ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI

Jawaban Pernyataan Ke-

1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 1 4 1 2 2 1 82

2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 2 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 98

3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 3 2 1 2 2 3 3 1 3 4 3 86

4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 1 4 3 3 4 4 105

5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 112

6 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 76

7 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 77

8 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 1 3 4 1 2 1 4 3 1 4 1 1 1 4 81

9 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 1 2 3 1 4 2 3 4 3 88

10 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 100

11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 113

12 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 91

13 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 99

173

14 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 106

15 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 97

16 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 105

17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 107

18 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 95

19 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 4 4 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 79

20 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 104

21 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 99

22 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 113

23 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 112

174

Lampiran 18

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA

ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Reesp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

1 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 1 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4

2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3

3 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4

4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3

7 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3

8 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 3 2 3 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4

9 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4

10 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4

11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

12 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3

175

13 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3

14 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

15 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3

16 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

17 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4

18 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4

21 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4

22 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

176

R

eespon

den

Jawaban Pernyataan Ke-

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

To

tal

1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 134

2 4 4 4 3 3 2 3 2 2 4 127

3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 126

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 155

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 149

6 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 106

7 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 107

8 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 123

9 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 121

10 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 143

11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 144

12 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 136

13 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 132

14 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 147

15 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 122

16 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 148

17 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 133

18 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 144

19 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 135

20 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 143

21 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 143

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155

177

Lampiran 19

HASIL UJI VALIDITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Item

Pernyataan

Keterangan

1 Pearson Correlation ,721**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

2 Pearson Correlation ,727**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

3 Pearson Correlation ,645**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

4 Pearson Correlation ,665**

Valid Sig. (2-tailed) ,001

N 23

5 Pearson Correlation ,397*

Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,061

N 23

6 Pearson Correlation ,689**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

7 Pearson Correlation ,760**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

8 Pearson Correlation -337

Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,115

N 23

9 Pearson Correlation ,708**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

10 Pearson Correlation ,725**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

11 Pearson Correlation ,680**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

178

12 Pearson Correlation ,457**

Valid Sig. (2-tailed) ,028

N 23

13 Pearson Correlation ,572**

Valid Sig. (2-tailed) ,004

N 23

14 Pearson Correlation ,766**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

15 Pearson Correlation ,529*

Valid Sig. (2-tailed) ,009

N 23

16 Pearson Correlation ,383

Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,071

N 23

17 Pearson Correlation ,511**

Valid Sig. (2-tailed) ,013

N 23

18 Pearson Correlation ,550**

Valid Sig. (2-tailed) ,007

N 23

19 Pearson Correlation ,132

Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,549

N 23

20 Pearson Correlation ,773**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

21 Pearson Correlation ,690**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

22 Pearson Correlation ,701**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

23 Pearson Correlation ,775**

Valid Sig. (2-tailed) ,000

N 23

24 Pearson Correlation ,399

Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,059

N 23

179

25 Pearson Correlation ,756**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

26 Pearson Correlation ,437**

Valid Sig. (2-tailed) ,037

N 23

27 Pearson Correlation ,583**

Valid Sig. (2-tailed) ,004

N 23

28 Pearson Correlation ,491**

Valid Sig. (2-tailed) ,017

N 23

29 Pearson Correlation ,646**

Valid Sig. (2-tailed) ,001

N 23

30 Pearson Correlation ,427*

Valid Sig. (2-tailed) ,042

N 23

Jumlah 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan: N = 23

rtabel = 0,413

Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel

Hasil uji validitas angket supervisi kepala sekolah dengan bantuan SPSS versi 21,

diketahui bahwa terdapat 25 item angket yang dinyatakan valid dan 5 item dinyatakan tidak

valid.

180

Lampiran 20

HASIL UJI VALIDITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

Item

Pernyataan

Keterangan

1 Pearson Correlation ,605**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

2 Pearson Correlation ,528**

Valid

Sig. (2-tailed) ,010

N 23

3 Pearson Correlation ,520**

Valid

Sig. (2-tailed) ,011

N 23

4 Pearson Correlation ,750**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

5 Pearson Correlation ,330 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,124

N 23

6 Pearson Correlation ,688**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

7 Pearson Correlation 266 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,220

N 23

8 Pearson Correlation 594**

Valid

Sig. (2-tailed) ,003

N 23

9 Pearson Correlation 095 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,666

N 23

10 Pearson Correlation ,471* Valid

Sig. (2-tailed) ,023

N 23

11 Pearson Correlation ,456* Valid

Sig. (2-tailed) ,029

N 23

181

12 Pearson Correlation ,506* Valid

Sig. (2-tailed) ,014

N 23

13 Pearson Correlation ,578**

Valid

Sig. (2-tailed) ,004

N 23

14 Pearson Correlation ,597**

Valid

Sig. (2-tailed) ,003

N 23

15 Pearson Correlation ,322 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,134

N 23

16 Pearson Correlation ,524* Valid

Sig. (2-tailed) ,010

N 23

17 Pearson Correlation ,568 Valid

Sig. (2-tailed) ,005

N 23

18 Pearson Correlation ,672**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

19 Pearson Correlation ,512* Valid

Sig. (2-tailed) ,013

N 23

20 Pearson Correlation ,654**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

21 Pearson Correlation ,629**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

22 Pearson Correlation ,634**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

23 Pearson Correlation ,485* Valid

Sig. (2-tailed) ,019

N 23

24 Pearson Correlation ,688 Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

182

25 Pearson Correlation ,454* Valid

Sig. (2-tailed) ,029

N 23

26 Pearson Correlation ,634**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

27 Pearson Correlation ,633**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

28 Pearson Correlation ,498* Valid

Sig. (2-tailed) ,016

N 23

29 Pearson Correlation ,745**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

30 Pearson Correlation ,619**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

Jumlah 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan: N = 23

rtabel = 0,413

Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel

Hasil uji validitas angket motivasi berprestasi dengan bantuan SPSS versi 21,

diketahui bahwa terdapat 26 item angket yang dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak

valid.

183

Lampiran 21

HASIL UJI VALIDITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Item

Pernyataan

Keterangan

1 Pearson Correlation ,303 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,160

N 23

2 Pearson Correlation ,561**

Valid

Sig. (2-tailed) ,005

N 23

3 Pearson Correlation ,680**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

4 Pearson Correlation ,623**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

5 Pearson Correlation ,690**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

6 Pearson Correlation ,467**

Valid

Sig. (2-tailed) ,025

N 23

7 Pearson Correlation ,700**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

8 Pearson Correlation ,184 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,400

N 23

9 Pearson Correlation ,191 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,184

N 23

10 Pearson Correlation ,458* Valid

Sig. (2-tailed) ,028

N 23

11 Pearson Correlation ,609**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

184

12 Pearson Correlation ,604**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

13 Pearson Correlation ,215 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,324

N 23

14 Pearson Correlation ,359* Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,093

N 23

15 Pearson Correlation ,171 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,434

N 23

16 Pearson Correlation ,501**

Valid

Sig. (2-tailed) ,015

N 23

17 Pearson Correlation ,432**

Valid

Sig. (2-tailed) ,040

N 23

18 Pearson Correlation ,585**

Valid

Sig. (2-tailed) ,003

N 23

19 Pearson Correlation ,565**

Valid

Sig. (2-tailed) ,005

N 23

20 Pearson Correlation ,516**

Valid

Sig. (2-tailed) ,012

N 23

21 Pearson Correlation ,682**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

22 Pearson Correlation ,480**

Valid

Sig. (2-tailed) ,020

N 23

23 Pearson Correlation ,801**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

24 Pearson Correlation ,625**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

185

25 Pearson Correlation ,712**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

26 Pearson Correlation ,663**

Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

27 Pearson Correlation ,526**

Valid

Sig. (2-tailed) ,010

N 23

28 Pearson Correlation ,371 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,082

N 23

29 Pearson Correlation ,640* Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 23

30 Pearson Correlation ,620**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

31 Pearson Correlation ,701**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

32 Pearson Correlation ,764**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

33 Pearson Correlation ,712**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

34 Pearson Correlation ,618**

Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 23

35 Pearson Correlation ,590**

Valid

Sig. (2-tailed) ,003

N 23

36 Pearson Correlation ,683**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

37 Pearson Correlation ,675**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

186

38 Pearson Correlation ,555**

Valid

Sig. (2-tailed) ,006

N 23

39 Pearson Correlation ,749**

Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 23

40 Pearson Correlation ,347 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,105

N 23

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan: N = 23

rtabel = 0,413

Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel

Hasil uji validitas angket motivasi berprestasi dengan bantuan SPSS versi 21,

diketahui bahwa terdapat 33 item angket yang dinyatakan valid dan 7 item dinyatakan

tidak valid.

187

Lampiran 22

HASIL UJI RELIABILITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Case Processing Summary

N

%

Valid

Cases Excludeda

Total

23

100.0

0

.0

23

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.761

30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ph1

ph2

ph3

ph4

ph5

ph6

ph7

ph8

ph9

ph10

ph11

ph12

ph13

ph14

ph15

ph16

ph17

ph18

ph19

86.6522

87.0000

86.8261

85.5217

86.6957

86.6522

86.6957

86.8261

87.1304

87.1739

86.9130

87.9565

87.7391

86.6522

87.0870

87.0435

88.1739

87.4783

86.7391

332.510

337.091

337.241

213.715

344.949

339.328

334.312

368.968

335.391

334.332

338.628

341.225

336.838

337.419

342.356

348.680

337.423

338.170

353.202

.697

.709

.619

.267

.361

.670

.742

-.381

.686

.703

.659

.418

.537

.751

.502

.359

.470

.515

.098

.745

.748

.748

.942

.755

.750

.746

.774

.747

.746

.749

.752

.749

.748

.752

.757

.750

.750

.761

188

ph20

86.6522

335.419

.756

.747

ph21 86.8696 333.664 .664 .746

ph22 86.8696 334.573 .678 .746

ph23 87.6087 325.522 .751 .740

ph24 88.2609 341.929 .353 .753

ph25 87.1304 332.482 .736 .745

ph26 86.6957 344.676 .406 .754

ph27 87.2174 339.451 .555 .750

ph28 87.1739 340.605 .455 .752

ph29 87.0870 336.538 .619 .748

ph30 86.7391 344.202 .393 .754

189

Lampiran 23

HASIL UJI RELIABILITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

Case Processing Summary

N

%

Valid

Cases Excludeda

Total

23

100.0

0

.0

23

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.909

30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ph1

ph2

ph3

ph4

ph5

ph6

ph7

ph8

ph9

ph10

ph11

ph12

ph13

ph14

ph15

ph16

ph17

ph18

92.9565

92.9130

93.2174

93.1739

93.4783

93.2609

93.5652

93.0870

94.0435

93.2174

93.4783

93.3043

93.2174

93.1739

94.1304

93.8261

94.0435

93.4348

138.134

139.538

139.451

134.968

141.534

135.929

142.802

136.810

149.134

140.996

139.443

136.403

135.451

137.423

139.846

136.514

132.134

133.075

.573

.492

.483

.725

.278

.657

.215

.553

-.162

.438

.409

.447

.528

.560

.246

.471

.498

.630

.905

.906

.906

.903

.909

.904

.910

.905

.917

.907

.907

.907

.905

.905

.911

.906

.907

.904

190

ph19

92.9565

140.407

.479

.907

ph20 93.8696 132.846 .607 .904

ph21 93.5217 135.079 .587 .904

ph22 94.7826 137.178 .601 .905

ph23 93.5652 139.348 .443 .907

ph24 93.2609 135.929 .657 .904

ph25 94.1739 137.059 .389 .908

ph26 93.0435 137.225 .601 .905

ph27 94.0435 133.225 .584 .904

ph28 93.7826 137.905 .448 .907

ph29 93.4348 130.711 .708 .902

ph30 93.4783 135.079 .575 .905

191

Lampiran 24

HASIL UJI RELIABILITAS

ANGKET UJI COBA VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Case Processing Summary

N

%

Valid

Cases Excludeda

Total

23

100.0

0

.0

23

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.933

40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ph1

ph2

ph3

ph4

ph5

ph6

ph7

ph8

ph9

ph10

ph11

ph12

ph13

ph14

ph15

ph16

ph17

ph18

ph19

132.3043

132.3043

132.6522

132.3913

132.3478

132.4348

132.3478

132.5652

133.3043

133.1739

132.9565

133.0435

132.6087

133.6522

133.1304

132.8696

133.1304

132.6957

132.3478

193.221

187.403

183.874

188.522

186.237

187.984

184.692

193.348

193.494

187.605

183.589

181.407

192.885

188.874

194.664

186.209

191.664

185.949

189.510

.272

.529

.652

.601

.667

.425

.676

.125

.137

.413

.570

.557

.161

.302

.133

.455

.405

.551

.541

.933

.931

.930

.931

.930

.932

.930

.936

.935

.933

.931

.931

.935

.934

.934

.932

.932

.931

.932

192

ph20

132.4348

188.802

.484

.932

ph21 132.6957 184.040 .654 .930

ph22 132.3478 188.692 .444 .932

ph23 132.6522 182.874 .783 .929

ph24 132.2174 188.178 .601 .931

ph25 132.5652 182.984 .685 .930

ph26 132.2174 187.360 .565 .931

ph27 132.6087 184.704 .508 .932

ph28 132.4348 191.984 .339 .933

ph29 132.1304 190.937 .625 .932

ph30 132.2609 189.383 .600 .931

ph31 132.3913 187.431 .682 .931

ph32 132.4783 184.625 .746 .930

ph33 132.3478 187.510 .694 .931

ph34 132.5217 185.897 .588 .931

ph35 132.8261 187.787 .562 .931

ph36 132.8261 182.696 .652 .930

ph37 132.3913 187.794 .655 .931

ph38 132.4348 188.166 .524 .932

ph39 132.6087 181.158 .723 .929

ph40 132.3478 189.601 .293 .934

193

Lampiran 25

KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Kompetensi dan keterampilan

supervisi kepala sekolah.

4

-

4

2. Persiapan supervisi. 2 - 2

3. Supervisi pembelajaran. 5 - 5

4. Supervisi akademik. 4 - 4

5. Supervisi klinis. 3 - 3

6. Tindak lanjut supervisi. 6 1 7

TOTAL 26 1 25

Sumber: buku Ali Imron tentang Supervisi Pembelajaran, buku Sudiyono &

Prasojo, Jasmani& Mustofa tentang Supervisi Pendidikan,

Wahyudi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

194

Lampiran 26

KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL

MOTIVASI BERPRESTASI

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 5 1 6

2. Berani Mengambil resiko. 3 2 5

3. Berprestasi yang lebih tinggi 6 1 7

4. Pencapaian keberhasiolan diperhitungkan

secara teliti

7

1

8

TOTAL 21 5 26

Sumber: buku Sudarwan Danim tentang Motivasi Berprestasi & Teori

Prestasi McClelland (1985)

195

Lampiran 27

KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

No.

Indikator

Penyebaran Item Angket

Jumlah Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1. Kemampuan Mengelola pembelajaran. 6 - 6

2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 4 1 5

3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

dan dialogis

10

2

12

4. Terampil melakukan penilaian dan

evaluasi hasil belajar

5

-

5

5.

Memfasilitasi pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimiliki

4

-

4

TOTAL 29 3 32

Sumber: buku Mulyasa tentang Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Rifa’I

dan Anni tentang Psikologi Pendidikan

196

Lampiran 28

ANGKET VARIABEL

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

197

NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan

tahap-tahap secara terstruktur.

2. Kepala sekolah menggunakan berbagai

keterampilan dalam memberikan supervisi

kepada guru.

3. Kepala sekolah menggunakan pendekatan

secara individu dalam melaksanakan supervisi

kepada guru.

4. Kepala sekolah menggunakan teknik supervisi

secara kelompok kepada guru.

5. Kepala sekolah mengemukakan sasaran dan

tujuan yang jelas sebelum melaksanakan

supervisi.

6. Kepala sekolah menyiapkan instrumen yang

digunakan sebelum melakukan supervisi.

7. Kepala sekolah melakukan classroom visit

(kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru

yang sedang mengajar).

8. Kepala sekolah melakukan classroom

observation (kunjungan untuk mencermati

situasi/peristiwa yang sedang terjadi di dalam

kelas).

9. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan

guru dalam rangka pembinaan supervisi

pembelajaran.

10. Kepala sekolah melakukan demonstrasi

mengajar yang diamati oleh guru.

11. Kepala sekolah menggunakan model

demonstrasi pembelajaran yang menempatkan

seorang guru sebagai praktikan.

12. Kepala sekolah menilai guru dengan format

tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.

13. Kepala sekolah memberikan supervisi

(pembinaan) pembelajaran melalui tanya jawab

dengan guru.

14. Kepala sekolah mengajak guru untuk study

banding ke sekolah unggulan.

15. Kepala sekolah mengadakan pelatihan

peningkatan mutu pembelajaran kepada guru.

198

16. Kepala sekolah sebagai pemimpin mampu

memotivasi bawahannya.

17. Kepala sekolah melakukan pembinaan dan

pembimbingan sesuai hasil penilaian saat guru

mengajar.

18. Kepala sekolah melakukan pembinaan

disesuaikan dengan kebutuhan tiap guru.

19. Kepala sekolah memberi reward (penghargaan)

kepada guru yang melaksanakan tugas dengan

baik.

20. Kepala sekolah mempertimbangkan hasil

penilaian supervisi dengan cara memberikan

pembinaan kepada guru.

21. Kepala sekolah tidak menyampaikan

kesimpulan hasil supervisi kepada guru.

22. Kepala sekolah membandingkan hasil supervisi

sekarang dengan supervisi sebelumnya.

23. Kepala sekolah mengidentifikasi faktor-faktor

kekurangan dalam memberikan supervisi

kepada guru.

24. Guru merasa puas dengan supervisi dari kepala

sekolah.

25. Hasil supervisi kepala sekolah mempengaruhi

kinerja dari guru.

199

Lampiran 29

ANGKET VARIABEL

MOTIVASI BERPRESTASI

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

200

NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Saya bangga menjadi seorang guru.

2. Saya bertanggung jawab dalam menjalankan

tugas sebagai guru.

3. Saya diberi motivasi oleh kepala sekolah untuk

meningkatkan kinerja.

4. Motivasi yang diberikan, membuat saya

semangat dan antusias dalam bekerja.

5. Saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam

melaksanakan tugas.

6. Saya enggan berinteraksi dengan teman sejawat

dan kepala sekolah.

7. Dalam melaksanakan tugas, saya berani

menanggung konsekuensinya.

8. Dalam melaksanakan tugas, saya tidak

mempunyai inovasi untuk menciptakan hal-hal

yang baru.

9. Saya berani mengambil resiko dalam

pekerjaan, jika ada insentif dari kepala sekolah.

10. Saya menerima kritik dan saran dalam

melaksanakan tugas.

11. Tantangan berat yang saya hadapi mendorong

saya untuk bekerja keras.

12. Dalam bekerja, saya ingin mendapatkan

prestasi yang lebih tinggi.

13.. Kepala sekolah memberikan penghargaan

kepada guru yang mendapat prestasi.

14. Saya berkerja dengan maksimal tanpa

mengandalkan pada orang lain.

15. Saya bekerja karena ingin mendapatkan pujian.

16. Saya mempunyai keinginan untuk menjadi

yang terbaik dalam lingkungan kerja.

17. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada

saya untuk meningkatkan prestasi dalam

mengajar.

18. Untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti

kegiatan lomba antar guru.

19. Saya membuat target keberhasilan dalam

mengajar.

201

20. Saya menggunakan strategi untuk mencapai

tujuan dalam pembelajaran.

21. Saya mementingkan pencapaian prestasi dalam

karir saya.

22. Saya membiarkan siswa yang kurang

memperhatikan ketika saya menyampaikan

materi pelajaran.

23. Kepala sekolah memberikan contoh mengajar

yang baik kepada guru.

24. Kepala sekolah mengevaluasi kinerja saya

selama mengajar.

25. Keberhasilan saya dalam mengajar adalah hasil

kerjasama dengan guru dan kepala sekolah.

26. Saya merasa kecewa apabila tidak

melaksanakan tugas dengan baik.

202

Lampiran 30

ANGKET VARIABEL

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

NAMA :

SEKOLAH:

JABATAN:

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas terlebih dahulu

2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia

3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia

4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban

sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru

Petunjuk Jawaban

SL= Selalu KK= Kadang-kadang

SR= Sering TP= Tidak pernah

203

No Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban

SL SR KK TP

1. Saya memilih buku pelajaran yang baik untuk

digunakan dalam pembelajaran.

2. Dalam perencanaan pembelajaran saya

mengembangkan bahan pembelajaran sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Saya menyusun langkah-langkah pembelajaran

dengan baik agar tujuan dapat dicapai.

4. Saya membaca materi bahan pelajaran terlebih

dahulu sebelum disampaikan kepada peserta didik.

5. Saya membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan.

6. Di dalam RPP, saya merumuskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

7. Saya membuat alat bantu pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

8. Saya menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi pelajaran.

9. Saya menggunakan media pembelajaran bukan

hanya dari buku pelajaran melainkan informasi

dari internet.

10. Kepala sekolah memberi saran menggunakan

media yang efektif dan efisien dalam

pembelajaran.

11. Saya menggunakan media pembelajaran seadanya

di dalam kelas.

12. Saya menentukan jenis model pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah dibuat.

13. Saya menentukan alokasi waktu yang tepat dalam

proses belajar mengajar.

14. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara

terstruktur dari eksplorasi sampai konfirmasi.

15. Dalam pembelajaran, saya melaksanakan ragam

kegiatan sesuai kemampuan siswa.

16. Pada pelaksanaan pembelajaran, saya suka

mengulur-ulur waktu pembelajaran.

17. Saya menggunakan metode yang menyenangkan

sesuai materi pada saat pembelajaran.

204

18. Saya memberi kesempatan kepada siswa yang

mau bertanya tentang materi pelajaran.

19. Saya mengajak siswa untuk berinteraksi dua arah

pada saat pembelajaran.

20. Saya membiarkan siswa yang tidak mendengarkan

pada saat pembelajaran.

21. Saya menggunakan strategi untuk menciptakan

suasana kelas yang kondusif.

22. Saya berusaha memberi perhatian kepada seluruh

siswa.

23. Pada saat pembelajaran berlangsung, saya

berusaha melakukan komunikasi dengan siswa.

24. Saya menentukan jenis penilaian yang akan saya

gunakan pada saat pembelajaran.

25. Saya melakukan penilaian sesuai dengan langkah-

langkah yang telah ditetapkan.

26. Setelah selesai pembelajaran, saya memberi soal

kepada siswa untuk dikerjakan.

27. Saya memberi soal remidi kepada siswa yang

nilainya di bawah standar.

28. Saya melakukan evaluasi diri untuk mengetahui

sejauh mana tingkat keberhasilan saya dalam

mengajar.

29. Saya membantu siswa untuk menemukan bakat

yang dimilikinya.

30. Saya memberi kesempatan yang sama kepada

siswa untuk mengoptimalkan potensi yang

dimiliki.

31. Saya mengarahkan siswa untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

32. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan kegiatan yang menunjang bakatnya.

205

Lampiran 31

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Total

Persent

ase (%)

1 4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 72 72.00

2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 74 74.00

3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 73 73.00

4 4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 70 70.00

5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 85 85.00

6 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 61 61.00

7 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 74 74.00

8 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 1 3 4 3 3 1 3 4 2 3 4 4 75 75.00

9 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 78 78.00

10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 82 82.00

11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 93 93.00

12 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 70 70.00

206

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total

Persent

ase (%)

13 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 71 71.00

14 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 76 76.00

15 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 87 87.00

16 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 71 71.00

17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 69 69.00

18 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 64 64.00

19 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 68 68.00

20 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 62 62.00

21 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 70 70.00

22 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 63 63.00

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 61 61.00

24 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 85 85.00

25 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 1 76 76.00

26 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 4 4 2 1 2 4 1 2 4 2 53 53.00

27 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 1 2 3 1 1 2 3 48 48.00

207

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total

Persent

ase (%)

28 3 2 2 1 3 4 2 2 3 1 1 4 2 1 2 2 3 2 1 2 4 1 2 2 3 55 55.00

29 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 59 59.00

30 3 2 2 1 3 3 2 2 3 1 1 4 2 1 2 2 3 3 1 2 4 1 2 2 4 56 56.00

31 4 3 3 2 4 3 3 2 3 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 72 72.00

32 4 3 3 2 4 3 4 2 4 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 74 74.00

33 4 3 3 2 4 3 3 2 4 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 73 73.00

34 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 73 73.00

35 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 77 77.00

36 4 4 4 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 1 1 4 2 3 1 3 4 3 4 4 4 69 69.00

37 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 64 64.00

38 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 71 71.00

39 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 79 79.00

40 4 3 4 2 4 2 3 3 3 1 2 4 2 1 1 4 3 3 1 3 4 2 3 3 4 69 69.00

41 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 47 47.00

42 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 73 73.00

208

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total

Persent

ase (%)

43 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 1 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 57 57.00

44 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 79 79.00

45 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 83 83.00

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76 76.00

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 90 90.00

48 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 88 88.00

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 97 97.00

50 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 82 82.00

51 4 3 3 3 3 4 2 2 2 1 1 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 71 71.00

52 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 63 63.00

53 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 79 79.00

54 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93 93.00

55 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 64 64.00

56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76 76.00

57 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 79 79.00

209

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total

Persent

ase (%)

58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 74 74.00

59 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 91 91.00

60 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 4 2 2 3 4 67 67.00

61 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 85 85.00

62 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 88 88.00

63 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 80 80.00

64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 90 90.00

65 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 59 59.00

66 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 89 89.00

67 4 3 2 2 4 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 4 57 57.00

68 4 3 2 2 4 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 4 56 56.00

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 92 92.00

70 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 79 79.00

71 4 2 4 2 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 74 74.00

72 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 76 76.00

210

255

240

227

226

267

221

192

251

251

268

204

151

235

253

181

174

249

209

219

260

261

218

249

238

273

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total

Persent

ase (%)

73 4 2 4 2 4 3 2 3 4 1 2 4 2 1 2 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 73 73.00

74 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 78 78.00

75 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 86 86.00

76 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 86 86.00

77 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 92.00

78 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 81 81.00

∑ 5772 _

211

Lampiran 32

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Tota

l

Perse

ntase

(%)

1 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 85 81.73

2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 85 81.73

3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 1 2 3 2 4 2 3 3 3 79 75.96

4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 2 2 80 76.92

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 95 91.35

6 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 3 1 4 4 2 4 1 3 4 4 82 78.85

7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 96 92.31

8 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 1 2 2 3 4 2 2 3 4 83 79.81

9 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 96 92.31

10 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 85 81.73

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 103 99.04

12 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 2 3 4 4 90 86.54

212

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Tota

l

Perse

ntase

(%)

13 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 80 76.92

14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 99 95.19

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 96 92.31

16 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 80 76.92

17 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 70 67.31

18 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 68 65.38

19 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 69 66.35

20 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 66 63.46

21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 69 66.35

22 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 66 63.46

23 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 79 75.96

24 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 92 88.46

25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 1 2 4 2 4 88 84.62

26 3 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 3 1 4 4 2 3 1 4 4 1 4 4 3 4 3 81 77.88

27 4 4 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 1 4 4 4 2 1 2 2 2 2 1 2 4 4 72 69.23

213

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Tota

l

Perse

ntase

(%)

28 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 4 77 74.04

29 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 1 2 3 1 4 2 3 4 3 76 73.08

30 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 4 3 2 3 4 79 75.96

31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65

32 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65

33 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65

34 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 81 77.88

35 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 87 83.65

36 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 2 4 3 3 1 2 3 4 4 2 2 2 4 78 75.00

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 88 84.62

38 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 80 76.92

39 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 75 72.12

40 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 1 1 4 4 2 85 81.73

41 4 4 2 2 4 3 4 3 1 4 4 4 1 4 4 4 2 2 3 4 4 4 1 2 3 4 81 77.88

42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 89 85.58

214

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Tota

l

Perse

ntase

(%)

43 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 76 73.08

44 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 74 71.15

45 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 3 4 92 88.46

46 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 79.81

47 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 89 85.58

48 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 91 87.50

49 4 3 4 4 4 1 4 2 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 86 82.69

50 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 81 77.88

51 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 4 2 2 3 4 89 85.58

52 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 80 76.92

53 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 2 4 2 2 4 4 89 85.58

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 101 97.12

55 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 64 61.54

56 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 79.81

57 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 88 84.62

215

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Tota

l

Perse

ntase

(%)

58 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 2 2 4 3 78 75.00

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 103 99.04

60 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 80 76.92

61 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 92 88.46

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 102 98.08

63 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 92 88.46

64 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 89 85.58

65 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 82 78.85

66 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 89 85.58

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 90 86.54

68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 2 4 2 2 4 4 88 84.62

69 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3 82 78.85

70 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 2 3 4 4 4 3 2 3 3 1 4 4 4 4 4 89 85.58

71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 93 89.42

72 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 3 2 4 4 4 3 4 4 4 92 88.46

216

263

268

235

207

267

204

269

252

169

247

255

295

231

186

260

263

268

242

259

270

288

272

271

267

295

297

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Tota

l

Perse

ntase

(%)

73 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 90 86.54

74 4 3 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 74 71.15

75 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 94 90.38

76 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 92 88.46

77 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 95 91.35

78 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 77 74.04

∑ 6600 _

217

Lampiran 33

TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

1 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 4 3 3 2 3

2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2

3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2

4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 2 2 2 4 2

5 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2

6 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2

7 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3

8 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3

9 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2

10 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4

11 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3

12 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3

218

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

13 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4

14 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2

15 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3

16 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4

17 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2

18 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

19 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3

20 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3

21 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2

22 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3

23 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4

24 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4

25 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

26 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 2 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3

27 4 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4

219

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

28 4 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4

29 4 4 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3

30 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4

31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4

32 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3

33 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

34 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3

35 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4

36 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3

37 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3

38 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3

39 4 3 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3

40 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1 3

41 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

42 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

220

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

43 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

44 4 3 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3

45 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

47 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2

48 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4

49 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2

50 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3

51 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3

52 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3

53 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

54 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4

55 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2

56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

57 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

221

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

58 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4

59 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3

60 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4

61 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

62 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3

63 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

64 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

65 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

67 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

68 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

69 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3

70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4

71 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2

72 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4

222

252

260

253

263

272

245

265

255

265

246

257

238

244

252

234

213

208

217

239

209

263

256

256

254

261

274

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

73 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

74 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4

75 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3

76 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 4

77 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4

78 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4

223

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

27

28

29

30

31

32

Total

Persentase

(%)

1 2 3 3 2 2 3 85 66.41

2 2 2 4 3 3 3 85 66.41

3 3 2 2 3 3 3 80 62.50

4 3 2 3 2 3 3 80 62.50

5 2 4 3 3 4 4 85 66.41

6 2 3 3 2 3 2 87 67.97

7 3 2 3 3 2 3 85 66.41

8 2 3 3 2 2 2 85 66.41

9 4 2 3 4 2 3 100 78.13

10 4 3 3 4 3 3 108 84.38

11 4 3 3 4 4 3 108 84.38

12 3 3 4 4 3 4 106 82.81

13 4 2 2 3 3 3 97 75.78

14 3 3 3 3 4 4 94 73.44

15 4 3 4 3 4 3 109 85.16

16 4 2 2 3 3 3 97 75.78

17 3 3 2 3 2 3 84 65.63

18 3 3 3 2 3 2 84 65.63

19 3 2 3 3 3 3 85 66.41

20 2 3 2 3 3 3 85 66.41

21 3 3 3 3 2 3 85 66.41

224

32

31

30

29

28

27

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total Persentase

(%)

22 3 3 2 3 4 3 84 65.63

23 3 3 3 3 3 4 105 82.03

24 3 4 3 4 4 3 107 83.59

25 4 3 4 3 4 3 109 85.16

26 4 4 3 3 2 3 101 78.91

27 4 2 3 3 4 4 93 72.66

28 4 3 3 2 4 3 91 71.09

29 3 3 3 3 4 4 96 75.00

30 4 3 3 2 4 3 96 75.00

31 4 4 3 4 4 4 117 91.41

32 2 4 3 3 4 2 99 77.34

33 4 4 3 4 4 4 121 94.53

34 3 3 2 3 3 4 106 82.81

35 3 3 3 3 3 3 105 82.03

36 2 4 4 4 4 4 105 82.03

37 3 3 2 3 2 2 89 69.53

38 3 3 2 3 3 4 106 82.81

39 3 3 2 3 3 2 97 75.78

40 4 4 3 3 3 3 101 78.91

41 4 3 3 3 3 3 113 88.28

42 4 3 3 4 4 4 115 89.84

43 4 3 3 3 2 3 97 75.78

225

32

31

30

29

28

27

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total Persentase

(%)

44 3 3 2 3 3 2 97 75.78

45 4 4 3 4 3 3 121 94.53

46 3 3 3 3 3 3 98 76.56

47 2 3 4 3 3 4 100 78.13

48 3 3 3 3 4 4 112 87.50

49 4 3 3 4 3 2 109 85.16

50 3 4 3 4 2 2 104 81.25

51 2 3 3 3 3 4 103 80.47

52 2 2 3 3 3 2 91 71.09

53 4 4 3 4 4 3 117 91.41

54 3 4 4 4 4 4 113 88.28

55 3 2 2 3 2 2 81 63.28

56 3 3 3 3 3 3 98 76.56

57 4 4 3 4 4 3 117 91.41

58 2 2 4 4 3 3 102 79.69

59 3 3 4 3 4 3 109 85.16

60 2 3 3 3 4 4 108 84.38

61 4 3 3 4 3 3 115 89.84

62 4 2 3 4 3 3 112 87.50

63 4 3 4 4 3 4 113 88.28

64 2 3 4 4 3 4 117 91.41

65 3 3 3 3 4 3 98 76.56

226

247

250

251

231

238

244

32

31

30

29

28

27

Resp

on

den

Jawaban Pernyataan Ke-

Total Persentase

(%)

66 1 4 4 4 4 4 122 95.31

67 4 3 3 3 3 3 111 86.72

68 4 3 3 3 3 3 111 86.72

69 2 3 3 3 4 4 100 78.13

70 4 2 2 3 4 4 113 88.28

71 4 4 2 4 4 4 113 88.28

72 3 4 4 3 4 3 110 85.94

73 4 4 4 4 2 2 112 87.50

74 2 3 2 3 4 3 105 82.03

75 2 2 3 3 2 4 103 80.47

76 2 4 2 4 3 3 107 83.59

77 3 4 2 3 3 4 107 83.59

78 4 3 3 3 3 3 96 75.00

∑ 7912 _

227

Lampiran 34

HASIL OUTPUT UJI NORMALITAS DATA

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Kompetensi Supervisi

Motivasi

.098

.072

.080

78

78

78

.059

.200*

*

.200

.958

.984

.984

78

78

78

.012

.425

.443

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

228

Lampran 35

HASIL OUTPUT UJI LINIERITAS

A. Uji Linieritas X1 dan Y

ANOVA Table

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Supervisi kepala Between (Combined)

sekolah * Groups Linearity

kompetensi pedagogik

guru Deviation from

Linearity

Within Groups

Total

5099.768

37

137.832

1.211

.276

1397.997

1

1397.997

12.286 .001

3701.771

36

102.827

.904 .619

4551.617

40

113.790

9651.385

77

B. Uji Linieritas X2 dan Y

ANOVA Table

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Motivasi berprestasi * Between (Combined)

kompetensi pedagogik Groups Linearity

guru Deviation from

Linearity

Within Groups

Total

6250.087

31

201.616

2.727

.001

3041.408 1 3041.408 41.133 .000

3208.679 30 106.956 1.446 .127

3401.298 46 73.941

9651.385 77

229

Lampiran 36

HASIL OUTPUT UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

Supervisi kepala sekolah

motivasi berprestasi

40.791 10.280 3.968 .000

.081 .116 .082 .696 .489 .661 1.512

.147 .147 .514 4.388 .000 .661 1.512

230

Lampiran 37

HASIL OUTPUT UJI HETEROSKEDASTISITAS

Correlations

Unstandardized

Residual

Supervisi Kepala sekolah

motivasi

berprestasi

Spearman's rho

Unstandardized Correlation

Residual Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

1000 .046 .054

.691 .639

78 78 78

Supervisi kepala Correlation sekolah Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.046 1000 .612

.691 .000

78 78 78

motivasi berprestasi Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.054 .612 1000

.639 .000 78 78 78

231

Lampiran 38

HASIL OUTPUT ANALISIS

REGRESI LINIER SEDERHANA X1 TERHADAP Y

ANOVAb

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression

Residual

Total

1397.997 1 1397.997 12.873 .001b

8253.388 76 108.597

9651.385 77

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant) 1

x1

73.486

7.886

9.319

.000

.378

.105

.381

3.588

.001

232

Lampiran 39

HASIL OUTPUT ANALISIS

REGRESI LINIER SEDERHANA X2 TERHADAP Y

ANOVA

a

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

1 Residual

Total

3041.408

1

3041.408

34.969 .000b

6609.977

76

86.973

9651.385

77

a. Dependent Variable: y

b. Predictors: (Constant), x2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant) 1

x2

41.736

10.155

4.110

.000

.706

.119

.561

5.913

.000

233

Lampiran 40

HASIL OUTPUT ANALISIS

REGRESI LINIER BERGANDA X1 DAN X2 TERHADAP Y

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

1 Residual

Total

3083.816

2

1541.908

17.608 .000b

6567.568

75

87.568

9651.385

77

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

1 x1

x2

40.791

10.280

3.968

.000

.081

.116

.082

.696

.489

.646

.147

.514

4.388

.000

234

Lampiran 41

HASIL OUTPUT ANALISIS

KORELASI BERGANDA

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.565a .320 .301 9.358

235

Lampiran 42

HASIL ANALISIS

KOEFISIEN DETERMINASI X1 TERHADAP Y

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 a

.381

.145

.134

10.421

236

Lampiran 43

HASIL ANALISIS

KOEFISIEN DETERMINASI X2 TERHADAP Y

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

a .561

.315

.306

9.326

237

Lampiran 44

HASIL ANALISIS DETERMINASI X1 DAN

X2 TERHADAP Y

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.565a

.320

.301

9.358

238

Lampiran 45

SURAT IJIN MENGADAKAN PENELITIAN DARI PGSD UPP TEGAL

239

Lampiran 46

SURAT KETERANGAN IJIN PENELITIAN

DARI BAPPEDA KOTA TEGAL

240

LAMPIRAN 47

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN

DARI UPPD KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA TEGAL

241

LAMPIRAN 48

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD DABIN III KECAMATAN TEGAL BARAT

242

243

244

245

246

247

248

249

250

Lampiran 49

DOKUMENTASI PENELITIAN

Kegiatan Pengisian Angket

Wawancara dengan salah satu guru

251