pemikiran hukum

11
PEMIKIRAN HUKUM ISLAM MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hukum Islam Penyusun : Ulit Taufiqoh (B76213093) Ummul Farihah (B76213094) Kelas : 2 F4 Dosen Pengampu : PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2013 - 2014

Upload: nur-alfiyatur-rochmah

Post on 03-Jul-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemikiran hukum

PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Studi Hukum Islam

Penyusun :

Ulit Taufiqoh (B76213093)

Ummul Farihah (B76213094)

Kelas :

2 – F4

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN 2013 - 2014

Page 2: Pemikiran hukum

KATA PENGANTAR

Puji Serta Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini di buat berdasarkan tugas mata kuliah Ulumul Hadits. Berisi tentang

Biografi sahabat perawi hadits. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-

teman dalam mencari informasi tentang para sahabat perawi hadits.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Moh. Rofiq , yang telah membimbing kami, serta kepada pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa belum sempurnanya makalah ini, maka dari itu kami

sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca

Surabaya, 11 April 2014

Penulis

Page 3: Pemikiran hukum

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mempelajari dan memahami studi hukum islam , kita sebaiknya tidak

hanya belajar tentang dasar – dasar hokum islam saja, akan tetapi pemikiran hokum

islam menurut para ulama’, Dalam makalah ini kami akan membahas pemikiran hokum

islam menurut Imam Malik dan Imam Hanafi

1.2.Rumusan masalah

1. Bagaimana pemikiran hokum islam menurut Imam Hanafi ?

2. Bagaimana pemikiran hokum Islam menurut Imam Maliki ?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui biografi Imam Malik bin Anas

2. Untuk mengetahui biografi Ahmad bin Muhammad bin Hambal

Page 4: Pemikiran hukum

BAB II

PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Al-qur’an sdan menjadi bagian dari

agama Islam, sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu

dijelaskan lebih dulu kadang kala membingungkan kalau tidak tahu persis maknanya, dalam

kajian makalah studi hukum Islam ini penulis akan mengawali pembahasan dari istilah-

istilah kunci dalan hukum Islam (Syari’ah, Fiqh, Ushul al-Fiqh, Mazhab, Fatwa, Qaul), Islam

sebagai norma hukum dan etika, mazhab utama dan pendekatan hukum yang mereka pakai

terhadap kajian hukum Islam sampai kepada disiplin-disiplin utama studi hukum dan cabang

cabangnya serta yang terakhir mengenai tokoh dan karya terpenting dalam perkembangan

mutakhir kajian-kajian hukum Islam. Semoga bermanfaat.

A. PEMIKIRAN HUKUM MADZHAB HANAFI

a) Riwayat hidup Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negara

Irak, beliau adalah salah satu dari empat Imam yang mempunyai Madzhab. Di kalangan umat

Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi. Beliau adalah keturunan Persia yang

dilahirkan 80 H.

Abu Hanifah memiliki tinggibadan yang sedang, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas

dalam berbicara, dan selalu memakai wewangian.

b) wafatnya Abu Hanifah

pada masa kerajaan Bani Abbasiyah tepatnya pada masa pemerintahan Abu Ja’far al-

Manshur yaitu raja yang kedua, Abu Hanifah dipanggil kehadapannya untuk diminta menjadi

Qodhi (hakim), akan tetapi beliau menolak permintaan raja tersebut karena beliau tidak

menyukai harta dan kedudukan, sehingga beliau ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara

hingga akhirnya mereka wafat di dalam penjara yang bertepatan pada bulan Rajab pada usia

ke-70 pada tahun 150 H.

c) Madzhab Imam Hanafi

Sunni, dan bercorak rasional yang berkedudukan di Kufah. Madzahb fiqh ini

dibentuk oleh Nu’manbin Tsabit bin Zutha (80-150H), yang populer dengan nama Abu

Page 5: Pemikiran hukum

Hanifah. Gelarnya ini diberikan oleh masyarakat Kufah karena ketekunannya dalam

beribadah, kejujuran serta kecenderungannya pada kebenaran.

Abu Hanifah merupakan salah seorang faqih dari ras Persia. Kakeknya yang bernama

Zutha masuk Islam pada saat Persia jatuh ke tangan Islam, kemudian diamasuk ke bawah

perwalian bani Taim bin Tsa’labah dari suku Quraisy. Namun berdomisili di Kufah. Dan

Tsabit, ayah Abu Hanifah mengembangkan usaha perdagangan, yang diwarisi oleh Abu

Hanifah dengan jasa utama sebagai pedagang kain sutra.

Kendati besar di lingkungan perdagangan, Abu Hanifah memiliki kecenderungan

untuk memperdalam ilmu-ilmukeagamaan dengan atensi yang amat tinggi, sehingga sejak

dini beliau telah menghafal al-Qur’an, dan mempelajari Qira’ah langsungdari Imam ‘Ashim

salah seorang tokoh dari Qiro’ah Sab’ah.1 Kemudian beliau mempelajari hadits-hadits nabi

dari para Muhaddits Thabi’in ‘Amir bin Wailah di Mekkah. Bahkan menurut al-Maraghi,

bekiau sempat berjumpa Anas bin Malik di Kufah.2 Informasi ini bisa diterima sejauh hanya

perjumpaan belaka, pada saat Abu Hanifah berusia 10 tahun, karena Anas bin Malik

meninggal pada tahun 92 H. Perjalanan Abu Hanifah menjumpai para Ulama’ hadits serta

mempelajarinya, yang akhirnya membuat beliau menjadi seorang Ulama’ hadits dengan

karyanya Musnad Abu Hanifah.

Di samping itu, Abu Hanifah juga mempelajari fiqh dengan teori-teori kajiannya dari

Hammadbin Abu Sulaimansalah seorang ulama’ fiqh dari aliran rasional di Kufah. Beliau

belajar dengan Hammad dalam tempo yang tidak kurang dari 18 tahun.

Pemikiran Hukum Islam yang menjadi objek pencarian Imam Abu Hanifah adalah

sebagai berikut :

a. Fiqih Umar bin al – Khathab, yang di dasarkan pada maslahah (KEbaikan umum)

b. Fiqih Imam Ali bin Abi Thalin, yang didasarkan pada penggalian hukum secara

mendalam untuk menemukan hakekat – hekekat Syari’ah

c. Fiqih Abdullah bin Mas’ud, yang didasarkan pada takhrij terhadap berbagai pendapat

d. Fiqih Abdullah bin Abbas yang didasarkan pada tafsir al – Qur’an.3

1 Abu Zahrah, Tarikh...op.cit, hlm.131 2 Abdullah Musthafa al-Maraghi...op.cit, Jilid I,hlm,101 3 Studi Hukum Islam (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, 2013), Hlm

179

Page 6: Pemikiran hukum

Selain di Kufah Imam Abu hanafi juga mempelajari hukum islam di daerah lain.

Namun, Imam Abu Hanifa selain di luar Kufah hanya sekedar memperkaya koleksi hadist –

hadistnya, sementara metode pemikirannya tetap mencerminkan rasionalitas.

Pemikiran hukum Imam Abu Hanafi adalah sebagai berikut :

a. Al – Qur’an adalah sumber segala ketentuan syari’ah yang dijadikan rujukan dalam

proses analogis atau legislasi terhadap berbagai metode kajian hukum yang

dirumuskan.

b. Al – Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah Al – Qur’an yang berperan

sebagai penjelas terhadap berbagai ketentuan hukum dari Al – Qur’an yang masih

belum jelas maksudnya.

c. Pendapat sahabat memperoleh posisi yang kuat, karena mereka adalah orang – orang

yang membawa ajaran Nabi kepada generasi sesudahnya. Ketetapan sahabat itu ada

dua bentuk, yaitu ketentuan hukum ang ditetapkan dalam bentuk fatwa.

Ketentuanhukum yang ditetapkan lewat ijma’ mengikat, sementara yang ditetapkan

lewat fatwa tidak mengikat.

d. Qiyas dilakukan bila Al – Qur’an dan Al – Sunnah tidak menyatakan secara eksplisit

tentang kententuan hukum bagi persoalan – persoalan yang dihadapinya. Qiyas

adalah menghubungkan kasus hukum (furu’) kepada dalil (ashl) yang telah

ditetapkan hukumnya (hukmashl) dengan melihat kesamaan – kesamaan alasan

hukum (‘illat), sehingga hukum dalam dalil untuk hukum dalam kasus.

e. Istihsan diajukan kalau hasil Qiyas itu terlehat kurangsesuai dengan kebutuhan sosial

dilihat dari sisi kebaikan umumnya.4

Pengaruh Madzhab Imam Hanafi

Secara umum murid Imam Abu Hanifah, di bagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :

kelompok yang tidak selalu mendampinginya dan kelompok yang selalu mendampinginya

(Mulazamah Daimah) sekaligus mengambil ilmu darinya sampai Imam Abu Hanifah

meninggal dunia.

Imam Abu Hanifah tidak meninggalkan karya apapun kecuali artikel – artikel pendek

yang ditulis atas namanya, seperti al – fiqh al – akbar, al’ Alim wa al – Muta’alim. Artikelnya

yang menyanggah pendpat Qadariyyah. Semua artikel ini berisi tentang ilmu kalam dan

4 Ibid, Hlm 180 – 183

Page 7: Pemikiran hukum

nasehat kebaikan. Tidak satu pun buku ditulis Imam Abu Hanifah mengenai hukum islam,

akan tetapi para muridnya telah berjasa membukukan pemikiran dan pendapat – pendapatnya.

Diantara muridnya yang berjasa ada dua orang yaitu Imam Abu Yusuf dan Muhammad bin al

– Hasan asy – Syaibani.

Imam Abu yusuf telah membukukan pendapat – pendapat Imam Abu Hanifah dalam

karya – karya berikut :

a. Kitab al – Atsar, kitab ini berisi mengenai fatwa murid sahabat Nabi (Tabi’in) dari

kalangan akar fiqih daerah Iraq

b. Ikhlifah ibn Abi Laila, kitab ini berisi peebedaan pendangan hukum antara Imam Abu

Hanifah dengan Ibn Abi Laila, kitab ini memenangkan pendapat Imam Abu Hanifah.

c. Ar – Radd ‘ala Siyar al – Auza’i, kita ini berisi pendapat al – Auza’i tentang

hubungan antara kaum muslimin dan non muslim pada saat perang jihad.

d. Kitab al – Kharaj, buku ini berisi sistem keuangan bagi Negara Islam. Imam Abu

Yusuf kadang – kadang berbeda pendapat dengan gurunya Imam Abu Hanifah, dan

kadang – kadang membela pendapat gurunya dengan argumentasi yang mendetail.5

B. PEMIKIRAN HUKUM MADZHAB MALIKI

a) Riwayat Hidup

Iman malik adalah pendiri Madzhab Maliki. Terkenal juga dengan sebutan Imam Dar

Al-Hijrah. Menurut buku ulumul hadist mengatakan “Ia lahir pada tahun 94 H /712 M” tetapi

pendapat mayoritas adalah beliau lahir pada 93 H6, di kota Madinah daerah Hijaz. Dari

riwayat ini, ia adalah keturunan Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Hamyar.7

b) wafatnya Imam Malik

menjelang wafat, Imam Malik ditanya masalah kenapa beliau tidak pernah

berkunjung lagi ke masjid Nabawi selama tujuh tahun? Beliu menjawab “Seandainya bukan

karena akhir kehidupan saya di dunia dan awal kehidupan di akhirat, saya tidak akan

memberitahukan hal ini kepada kalian. Yang sering menghalangiku adalah penyakit sering

buang air kecil, karena sebab itu aku tak sanggup untuk mendatangi masjid Rasulullah dan

5 Ibid, Hlm 185 – 186 6 Hukum Islam dan Pranata Sosial (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Dede Rosyada, 1995),hlm.179 7 Ulumul Hadis (Bandung: Cv.Mustika Abadi, M.Agus Solahudin & Agus Suyadi, 2008),hlm. 224-226

Page 8: Pemikiran hukum

aku tidak ingin menyebutkan penyakitku karena khawatir aku akan selalu mengadu kepada

Allah”. Sejak saat itu beliau sering jatuh sakit, setelah 22 hari didera kesakitan hingga tepat

pada hari minggu tanggal 10 rabi’ul awal 179 Hijaiyyah 800 Miladiyah beliau wafat.

c) Madzhab Imam Maliki

Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengetahuan, sehingga

sejak kecil itu pula beliau telah hafal al-Qur’an. Pada mulanya beliau belajar dari Ribiah,

seorang ulama’ yang sangat terkenal pada waktu itu. Selain itu, beliau juga mempelajari ilmu

fiqih dari para sahabat.

Beliau dikenal sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, yang di dahului dengan

meneliti hadits-hadits Rasulullah saw. dan bermusyawarah dengan ulama’ lain. Diriwayatkan,

bahwa beliau mempunyai tujuh puluh orang yang biasa diajak bermusyawarah untuk

mengeluarkan suatu fatwa.

Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Pernah, beliau

mendengar tiga puluh satu hadits dari Ibn Syihab tanpa menuliskannya. Ketika kepadanya

diminta mengulangi seluruh hadits tersebut, tak satupun dilupakannya.

Imam Malik adalah seorang ulama’ yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu

hadits an fiqih. Beliau mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua cabang ilmu itu .

Imam Malik menulis kitab al-Muwaththa’, yang merupakan kitab hadits dan fiqih. Imam

Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun.

Berdasarkan pengetahuan dan pengalamnya, pemikiran hukum islam Imam Malik

cenderung mengutamakan riwayat, yakni mengedepankan hadis dan fatwa sahabat.

Pemikiran Imam Malik tentang Mashlahah Mursalah (kebaikan yang tidak ditegaskan

dalam sumber hukum islam) mengemuka. Secara sistematis, pola pemikian hukum islam

Imam Malik dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Al – Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama dana berada di atas yang lainnya.

b. Al – Sunnah merupakan sumber hkum kedua setelah Al – Qur’an, karena fungsinya

adalah menjelaskan ayat – ayat Al – Qur’an serta menetapkan hukum tersendiri.

Imam Malik lebih mengutamakan Sunnah Mutawatir, kemudian Sunnah Masyhur.

Sedangkan Sunnah Ahad ditinggalkan jika bertentangan dengan tradisi masyarakat

Madinah.

Page 9: Pemikiran hukum

c. Tradisi masyarakat Madinah adalah sejumlah norma adat yang ditaati eluruh

masyarakat kota ini. Oleh karena iitu, tradisi tersebut bisa juga sebagai kesepakatan

(ijma’) masyarakat Madinah. Norma – norma tersebut diangkat menjadi norma

hukum islam, karena punya akar pada tradisi sahabat zamn Nabi dan terus diwariskan

pada generasi berikutnya secara turun – menurun.

d. Ijma’ seluruh para pakar hukum islam dan pakar lainnya yang bekaitan dengan

masalah umat. Ijma’ seringkali terjadi ketika masalah – masalah tidak memiliki

pijakan dalam sumber hukum al – qur’an dan sunnah Nabi. Ijma’ juga diperlukan

untuk menjelaskan sumber hukum tersebut.

e. Fatwa sahabat yang dipandang oleh Imam Malik sebagai hadis. Namun, hadis seperti

ini lemah, karena sanadnya terhenti pada sahabat. Oleh karena itu, kalau bertentangan

dengan hadis marfu’ (langsung bersumber dari Nabi), otomatis hadis – hadis tersebut

tertolak.

f. Qiyas, bagi Imam Malik mencakup tiga hal. Pertama, menyampaikan hukum kasus

dengan sumber hukum karena terdapat alasan yang sama (Qiyas Ishthilahi). Kedua

menguatkan hukum yang di kehendaki oleh kebaikan individu atas hukum yang

dimunculkan oleh Qiyas (Istihsan Ishthilahi). Ketiga, kebaikna umumyang tidaj di

tegaskan oleh sumber hukum, namun ia ambil untuk menghindari kesulitan (al –

mashlahah al - mursalah).

g. Al – Mashlahah al – Mursalah menetapkan hukum untuk kasus hukum dengan

mempertimbangkan tujuan Syari’ah yakni memelihara agama, jiwa akal, harta dan

keturunan, yang proses anaisisnya lebih banyak ditentukan oleh nalar pakar hukum

islam sendiri.

h. Istihsan, menurut Imam Malik adalah menetapakn hukum berdasarkan kebaikan

umum (Maslahah) bila ditemukan jawabannya dalam sumber hukum, karena Syariat

hanya hadir demi kemaslahatan

i. Sadd al – Dzari’ah (menutup sarana kerusakan) adalah menutup sarana atau jalan

maksiat atas menimbulkan kerusakan. Imam Malik sering menetapkan hukum dengan

melihat kemungkinan – kemungkinan akibat yang timbul dari sesuatu perbuatan.

Meski hukum asal perbuatan itu boleh, namun bila akan menimbulkan kerusakan atau

kemaksiatan.8

8 Op. Cit, Hlm 193 – 195

Page 10: Pemikiran hukum

Pengaruh Madzhab Imam Malik

Pemikiran hukum Imam Malik dikembangkan kepada generasi selanjutnya melalui

dua jalan, yaitu melalui kitab yang ditulis Imam Malikterutama al – Muwatha’ serta melalui

para muridnya.

Imam Malik tidak pernah meninggalkan Madinah, kecuali untuk menunaikan ibadah

Haj. Pada saat itu, pengunjung Madinah bertemu dengan Imam Malikyang mengadakan

pengajian di Masjid nabi dan tertarik untuk mengikuti pengajiannya.

Imam Malik memiliki murid – murid yang termukadan berperan penting dalam

penyebaran Madzhab Maliki.

a) Abdullah bin Wahib ia belajar kepada Imam Malik selama 20 tahun dan menyebarkan

Madzhab Maliki di Mesir.

b) Abdurrahman bin Qasim ia belajar bersama Imam Malik selam 20 tahun. Ia

merupakan murid yang palaing berjasa dalam membukukan pendapat Imam Malik

juga memiliki beberapa pendapat yang berbeda dengan Imam Malik.

c) Asyhab bin Abdul Aziz al – Qaisi al – Amiri. Ia merupakan murid Imam malik yang

memiliki hubungan pertemanan akrab dengan Imam Syafi’i. Ia telah menyusun kitab

yang dinamakan “Mudawwanah Asyhab” atau “Kutub Asyab”.

d) Asad bin Fuat bin Sinan

e) Abdul Malik bin al – Majisun.

f) Imam Syafi’in. Pendiri madzhab Syafi’i.

Page 11: Pemikiran hukum

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar.(2010).Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar

Ringkas.Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, (2013) Studi Hukum Islam. Surabaya : UIN

Sunan Ampel Press.

Rosyada, Dede (1995). Hukum Islam dan Pranata Sosial.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.,

Suyadi, Agus, Solahudin, M.Agus (2008) Ulumul Hadis. Bandung : Cv.Mustika Abadi