pembahasan kehamilan

3
5/19/2018 pembahasankehamilan-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-kehamilan 1/3 Pada fase kehamilan bulan ketiga dan keempat, korpus luteum masih menghasilkan hormon estrogen dan progresteron. Kedua hormon tersebut mempunyai peranan dalam mengatur dinding uterus sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang. Selanjutnya fungsi korpus luteum diganti oleh  plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin dalam rahim. Hormon HCG (Human Chorioni Ganadotropin! yang bekerja dari hari kedelapan sampai minggu kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Kimball, "##$!. Pada perobaan ini, hanya dilakukan uji tes kehamilan berdasarkan atas adanya hormon Chorioni Gonadotropin (hCG! dalam urine %anita hamil dan kontrol. &es kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam %anita hamil mengadung HCG (Human Chorioni Gonadotropin!. HCG yaitu suatau hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi eanita dalam keadaan ook untuk kehamiln . HCG disentesa pada retikulum endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi ('ohnson,"##$!. erdasarkan hasil pengamatan pada orang oba (%anita hamil!, setelah dilakukan tes hormon Chorioni Gonadotropin, diketahui semua sampel urin %anita positif dan ontrol negatif . hasil positif )itandai dengan adanya * strep (garis! %arna merah pada alat tes kehamilan hCG. Sampel urin yang digunakan yaitu urin pagi karena menurut (+rene . obak, et. -l, */ 0 "$1 "2!. Spesimen urine yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari( urine yang didiamkan minimal selama 3 jam! mengandung kadar hCG yang kira1kira sama dengan kadar hCG di dalam serum. Kadar hCG di dalam serum meningkat seara eksponensial antara hari ke1*" dan ke14 (dihitung hari pertama 5P!. Sampel urine yang diambil seara aak biasanya memiliki kadar yang lebih rendah. Gonadotropin korionik penting bagi pengenalan kehamilan oleh ibu karena Hormon ini menegah in6olusi korpus luteum. Hormon ini hanya diproduksi oleh sinsitiotrofoblas, dan tidak oleh sitotrofoblas. Produksinya sudah mulai pada a%al kehamilan, kira1kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma dan urine ibu meningkat sangat pesat. )engan uji yang  peka, hormone ini dapat dideteksi di plasma atau di urin ibu pada hari ke17 sampai hari ke1# setelah o6ulasi. 8aktu yang dibutuhkan agar konsentrasi hCG plasma berganda adalah ",$ sampai *, hari. Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga menapai punaknya pada

Upload: della-noviie-roseta

Post on 05-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan uji kehamilan serologi

TRANSCRIPT

Pada fase kehamilan bulan ketiga dan keempat, korpus luteum masih menghasilkan hormon estrogen dan progresteron. Kedua hormon tersebut mempunyai peranan dalam mengatur dinding uterus sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang. Selanjutnya fungsi korpus luteum diganti oleh plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin dalam rahim. Hormon HCG (Human Chorionic Ganadotropin) yang bekerja dari hari kedelapan sampai minggu kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Kimball, 1994). Pada percobaan ini, hanya dilakukan uji tes kehamilan berdasarkan atas adanya hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam urine wanita hamil dan kontrol. Tes kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam wanita hamil mengadung HCG (Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi eanita dalam keadaan cocok untuk kehamiln . HCG disentesa pada retikulum endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi (Johnson,1994).Berdasarkan hasil pengamatan pada orang coba (wanita hamil), setelah dilakukan tes hormon Chorionic Gonadotropin, diketahui semua sampel urin wanita positif dan control negatif . hasil positif Ditandai dengan adanya 2 strep (garis) warna merah pada alat tes kehamilan hCG. Sampel urin yang digunakan yaitu urin pagi karena menurut (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 104-105). Spesimen urine yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari( urine yang didiamkan minimal selama 6 jam) mengandung kadar hCG yang kira-kira sama dengan kadar hCG di dalam serum. Kadar hCG di dalam serum meningkat secara eksponensial antara hari ke-21 dan ke-70 (dihitung hari pertama LMP). Sampel urine yang diambil secara acak biasanya memiliki kadar yang lebih rendah. Gonadotropin korionik penting bagi pengenalan kehamilan oleh ibu karena Hormon ini mencegah involusi korpus luteum. Hormon ini hanya diproduksi oleh sinsitiotrofoblas, dan tidak oleh sitotrofoblas. Produksinya sudah mulai pada awal kehamilan, kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma dan urine ibu meningkat sangat pesat. Dengan uji yang peka, hormone ini dapat dideteksi di plasma atau di urin ibu pada hari ke-8 sampai hari ke-9 setelah ovulasi. Waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi hCG plasma berganda adalah 1,4 sampai 2,0 hari. Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai 70. Setelah itu, konsentrasinya menurun secara bertahap sampai titik terendah dicapai pada sekitar hari ke-100 sampai 130. . menurut (Sylvia Verralls, 2000 : 219),Gonadotrofin korion manusia (human chorionic gonadotrophin, hCG). hCG diproduksi diproduksi pada awal hari ke-9 setelah konsepsi, dan hormon ini mencapai puncaknya pada hari ke-60. Kadar hormon ini kemudian turun dan tetap rendah sampai pada akhir kehamilan. Fungsi hormon ini adalah memelihara corpus luteum sampai plasenta dapat menggantikannya memproduksi estrogen dan progesteron. Seperti telah disebutkan di depan, hCG diekspresikan ke dalam urine dan menjadi dasar untuk uji diagnostic kehamilan secara imunologis, Zona antibodi pertama diendapkan sedemikian sehingga dapat dimobilisasi; zona ini terdiri dari partikel lateks berwarna yang disensitisasi dengan antibodi monoclonal terhadap subunit -hCG, yang diimobilisasi di membran. Apabila urin mengandung hCG, urin akan bereaksi dengan anti -hCG di lateks, dan kompleks ini akan ditangkap oleh zona antibodi anti-subunit--hCG kedua, sehingga terbentuk sebuah garis berwarna pada jendela perangkat tersebut.DapusBobak, Irene M. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.Hamilton, Persis Mary. 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.Johnson K. E. 1994. Histologi dan Fisiologi Sel. Binarupa Aksara, Jakarta.Kimball, John W.1994.Biologi Edisi Kelima; Jilid 1. Erlangga. JakartaRonald A.Sacher, Richard A. MC Pherson 2004.Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Hal 12, 287-290,293-295Sherwood. (2011) Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGCVerralls, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC.