pe nggunaan pendekatan kontekstual untuk …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan...

75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BINA DIRI BAGI SISWA CEREBRAL PALSY KELAS II SDLB NEGERI GUMILIR CILACAP SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : JUMIRAH NIM. X5211009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vodan

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BINA DIRI BAGI

SISWA CEREBRAL PALSY KELAS II SDLB NEGERI

GUMILIR CILACAP SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

JUMIRAH

NIM. X5211009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BINA DIRI BAGI SISWA

CEREBRAL PALSY KELAS II SDLB NEGERI GUMILIR CILACAP

SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

JUMIRAH

X5211009

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Keguruan

dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Kecuali kalau Alloh menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang

dan tersembunyi. Dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah

(QS. Al-A’laa:7-8)

Page 7: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

Suamiku

Semangatmu yang tiada henti dalam aliran doa dan pengorbanan. Semua

membuatku tegar dan tabah menghadapi kuatnya hembusan angin.

Orangtuaku

Atas limpahan kasih sayangmu, dalam tetasan keringatmu mengalir setiap ilmuku.

Yuni, Dwi, Muchsin, dan Ahna

Senyummu membuatku semakin terasa ada

Page 8: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Jumirah. Penggunaan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Bina Diri Bagi Siswa Cerebral Palsy Kelas IIi SDLB Negeri

Gumilir Cilacap Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Surakarta: FKIP

UNS. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri

siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap pada semester II

Tahun pelajaran 2011/2012 melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini

berbentuk penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus,

dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDLB Negeri Gumilir, Cilacap

berjumlah 4 siswa. Data berupa kemampuan berpakaian siswa dalam bina diri.

Sumber data berasal dari siswa kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap. Teknik

pengumpulan data adalah dengan pengamatan praktek memakai baju. Validitas

data dengan trianggulasi sumber data dan trianggulasi pengumpulan data. Analisis

data menggunakan adalah teknik deskriptif komparatif (untuk data kuantitatif)

yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Kriteria Ketunatasan Minimal

(KKM) yang harus dicapai siswa adalah 65. Prosedur penelitian adalah model

dalam bentuk spiral yang saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar bina diri berpakaian dari

pratindakan yaitu dengan nilai rata-rata 42,15 ke dari siklus I dengan rata-rata

prestasi belajar 62,4. Selanjutnya siklus I ke siklus II yaitu dengan nilai rata-rata

74,4. Prestasi bina diri berpakaian siswa pada siklus I meningkat walaupun masih

di bawah KKM yaitu 65. Pelaksanaan siklus II menyebabkan prestasi belajar bina

diri siswa menjadi baik dan dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu

nilai rata-rata di atas 65.

Kesimpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral

palsy kelas II di SDLB Negeri Gumilir Cilacap semester II tahun pelajaran

2011/2012.

Kata kunci : pendekatan kontekstual, prestasi belajar bina diri, cerebral palsy.

Page 9: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................ 2

D. Manfaat Penelitian ...................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ............................................................ 3

1. Anak Cerebral Palsy ............................................. 3

a. Pengertian Cerebral Palsy ................................ 3

b. Klasifikasi Cerebral Palsy ................................ 4

c. Karakteristik Penyerta Anak Cerebral Palsy ... 7

1) Kecerdasan ................................................ 7

2) Kemampun bicara ...................................... 8

3) Kemampuan mendengar ............................ 8

4) Kemampuan taktil dan kinestetik .............. 8

5) Kemampuan persepsi ................................ 8

6) Kemampuan lateralisasi ............................ 8

d. Pendidikan anak cerebral palsy ....................... 9

e. Hambatan CP dalam pembelajaran ................. 9

2. Bina Diri ............................................................... 10

a. Pengertian …................................................... 10

b. Alasan Pentingnya Bina Diri .......................... 11

c. Kemampuan Bina Diri Anak cerebral palsy ... 12

d. Tujuan Bina Diri ............................................. 13

e. Ruang Lingkup Bina Diri ............................... 14

f. Metode dan Pendekatan Bina Diri ................. 15

Page 10: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

g. Media Bina Diri .............................................. 17

3. Prestasi Belajar Bina Diri ..................................... 18

a. Pengertian Prestasi Belajar ............................. 18

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Prestasi Belajar ............................................... 19

4. Pendekatan kontekstual ........................................ 20

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ............... 20

b. Kelebihan Pendekatan Kontekstual ............... 21

c. Penerapan Pendekatan Kontekstual ............... 22

B. Kerangka Berfikir ...................................................... 27

C. Hipotesis .................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ..................................................... 30

B. Subyek Penelitian ....................................................... 30

C. Data dan Sumber Data ................................................ 31

D. Pengumpulan Data .................................................... 31

E. Uji Validitas Data ................................................ 31

F. Analisis Data ............................................................. 32

G. Indikator Kinerja ........................................................ 32

H. Prosedur Penelitian .................................................... 32

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan ........................................................... 37

B. Deskripsi Hasil Tiap Siklus ............................................... 38

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................. 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 59

Page 11: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Prosedur penelitian ........................................................... 34

2 Nilai rata-rata prestasi belajar bina diri

Siswa cerebral palsy kelas II ................................... 39

3 Data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral

palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap siklus I ....... 45

4 Perbandingan prestasi belajar anak cerebral palsy

Kelas II siklus I ........................................................... 46

5 Hasil prestasi belajar bina diri berpakaian antara siklus I

dengan siklus II ........................................................... 52

Page 12: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema kerangka pemikiran ............................................... 29

2 Skema model penelitian tindakan kelas ....................... 33

3 Histogram data nilai rata-rata prestasi belajar siswa

Cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap ........ 45

4 Histogram hasil prestasi belajar bina diri berpakaian

Antara siklus I dengan siklus II ................................... 52

Page 13: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji yang utama dan terutama hanya bagi Alloh Yang Maha Kuasa,

yang melimpahkan ilmu yang bermanfaat. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

BINA DIRI BAGI SISWA CEREBRAL PALSY KELAS II SDLB NEGERI

GUMILIR CILACAP SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana pada program studi PPKHB Pendidikan Luar Biasa,

jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya

skripsi ini tidak terlepas dari bentuan berbagai pihak. Maka dari itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

2. Ketua Program studi/Jurusan Pendidikan Luar Biasa.

3. Drs. A. Salim Choiri, M. Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu

memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dewi Sri Rejeki, S.Pd, M.Pd., selakuPembimbing II, yang selalu

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepala SDLB Negeri Gumilir Cilacap, yang telah memberi kesempatan

dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini.

6. Siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir, Cilacap yang bersedia

untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Wali murid dari siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir,

Cilacap.

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Page 14: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian,

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 15: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan baik bagi anak normal secara

fisik dan mental ataupun bagi manusia yang mengalami kebutuhan khusus.

Kebutuhan mendapatkan pendidikan dan mengembangkan kemampuan salah

satunya adalah bagi anak cerebral palsy.

Sujarwanto (2005:125) menyatakan bahwa : “Anak cerebral palsy merupakan

anak yang mengalami kelainan gerak, sikap ataupun bentuk tubuh, gangguan

koordinasi dan kadang-kadang disertai gangguan sensoris”. Anak cerebral palsy

memiliki kemampuan motorik halus yang cenderung lebih lambat dibandingkan

dengan anak normal. Hal ini menyebabkan anak cerebral palsy mengalami

kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam pendidikan aktivitas

sehari-hari ini sering disebut dengan bina diri. Bina diri ini juga sering disebut

dengan kemampuan merawat diri. Kemampuan merawat diri pada Sekolah Dasar

Luar Biasa (SDLB) meliputi : usaha membersihkan dan merapikan diri,

kebersihan lingkungan dan kesehatan, berbusana, minum dan makan, dan

menghindari bahaya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:2).

Selama ini pembelajaran bina diri siswa cerebral palsy di SDLB Negeri

Gumilir Cilacap belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih sama dari waktu ke waktu.

Siswa cerebral palsy sering merasa bosan, hal ini menjadikan prestasi belajar bina

diri cerebral palsy rendah. Kenyataan ini ditunjukkan dalam nilai bina diri siswa

cerebral palsy kelas II semester I tahun pelajaran 2011/2012 yang rata-rata

dibawah KKM (Kriteria ketuntasan Minimal).

Salah satu pendekatan pembelajaran yang baru-baru ini sedang

dikembangkan adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual

melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa bukan sekedar

mendengarkan dan mencatat tetapi proses belajar dengan pengalaman langsung.

Page 16: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bina diri dapat diterapkan bagi anak

cerebral palsy di SDLB negeri Gumilir Cilacap. Dalam pembelajaran bina diri

dengan pendekatan kontekstual ini anak belajar sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya dan berupaya menanggapinya. Anak akan belajar lebih baik jika di

lingkungan diciptakan alamiah (Munawir Yusuf, 2011:4). Pendekatan kontekstual

ini belum pernah di terapkan dalam pembelajaran bina diri di SDLB Negeri

Cilacap. Oleh karena itu dilakukan penelitian berjudul : “Penggunaan Pendekatan

Kontekstual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bina Diri Bagi Siswa Cerebral

Palsy Kelas II di SDLB Negeri Gumilir Cilacap Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka

permasalahan yang perlu dipecahkann dalam penelitian ini adalah “Apakah

penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar bina diri

siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap pada semester II

tahun pelajaran 2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan

prestasi belajar bina diri siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir

Cilacap pada semester II Tahun pelajaran 2011/2012 melalui pendekatan

kontekstual

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas dilakukan sebagai upaya refleksi bagi

(penulis) yang bertugas sebagai guru kelas anak cerebral palsy kelas 2 di SDLB

Negeri, Gumilir Cilacap untuk meningkatkan kinerja kami dalam melayani siswa

kelas 2 Cerebral Palsy SDLB Negeri Gumilir Cilacap melalui pembelajaran yang

tepat untuk materi bina diri berpakaian.

Page 17: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Anak Cerebral Palsy

a. Pengertian Cerebral Palsy

Istilah Cerebral Palsy berasal dari dua kata Cerebral, cerebrum yang

berarti otak dan palsy yang berarti kekakuan. Menurut arti kata, Cerebral

Palsy berarti kekakuan yang disebabkan oleh kelainan pada salah satu

bagian otak. Dengan demikian Cerebral Palsy merupakan suatu cacat yang

disebabkan oleh adanya gangguan yang terdapat di dalam otak dan cacatnya

bersifat kekakuan pada anggota geraknya. Tetapi kenyataanya tidaklah

demikian, anak Cerebral Palsy sering pula dijumpai mengalami kelayuan,

gangguan gerak, gangguan koordinasi, getaran-getaran ritmis dan gangguan

sensoris. A. Salim (1996:).

Cacat Cerebral Palsy disebut juga dengan istilah spatische paralyse

yang berarti kelayuan atau kelumpuhan yang sifatnya kekaku-kakuan.

Cerebral Palsy pada dasarnya adalah suatu masalah koordinasi otot. Otot ini

sebenarnya normal, akan tetapi otot tidak dapat mengirim sinyal-sinyal

penting untuk memerintah otot-otot saat ia memendek atau memanjang dan

saat harus meregang. Hal ini seperti yang dikemukakan Pueschel yang

dikutip Moeljono Abdurahman & Sudjadi (1988:131) yang mengatakan

bahwa : “Cerebral Palsy mencakup keadaan klinis yang ditimbulkan luka

pada otak yang mana satu dari komponen otak adalah komponen motorik

yang terganggu”.

Cerebral Palsy seperti yang dirumuskan oleh The United Cerebral

Palsy Assosiation yang dikutip oleh Moeljono Abdurahman & Sudjadi

(1984:21) adalah : “Sebagai kumpulan keadaan yang terjadi pada masa

kanak-kanak yang ditandai dengan kelumpuhan, kelemahan, tidak adanya

Page 18: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

koordinasi atau penyimpangan fungsi motor yang disebabkan oleh kelainan

pada pusat kontrol motor di otak”.

Cerebral Palsy menurut pendapat Toha Muslim Sugiarmin (1996:68)

adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang menetap terjadi sejak

lahir dan merintangi perkembangan otak, menunjukkan kelainan dalam

sikap dan gerak motorik disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan

spastik, gangguan pada ganglia basal, cerebellum dan kelainan mental.

Sedangkan menurut Ashman yang dikutip oleh Sujarwanto (2005:119)

mengemukakan bahwa,“Cerebral Palsy is a term used to describe a group of

condition for which the common link is neuro-motor damage which

occurred during the child’s early yers of life”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

Cerebral Palsy merupakan salah satu kelainan tunadaksa yang berat atau

dengan kata lain anak akan mempunyai kelainan-kelainan kompleks seperti

kelainan kecerdasan, kelainan otot motorik (seperti kelainan spastik, rigid

atheotoid, ataksia, tremor dan campuran), kelainan bicara dan organ-organ

bicara, persepsi, taktil dan kinesetik serta lateralisasi yang disebabkan oleh

kelainan pada pusat kontrol motor di otak.

b. Klasifikasi Cerebral Palsy

Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menurut derajat kecacatan,

topografi atau anggota badan yang cacat dan fisiologi atau kelainan

geraknya.

Berdasarkan derajat kecacatan, Cerebral Palsy dapat digolongkan

menjadi tiga kelompok yaitu :

1) Golongan ringan

Cerebral Palsy ringan masih dapat berjalan tanpa menggunakan alat,

berbicara tegas, dan dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan

sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal

lainya karena kecacatanya tidak mengganggu kehidupan sehari-hari

dan pendidikanya.

2) Golongan sedang

Cerebral palsy golongan sedang membutuhkan latihan khusus untuk

berbicara, berjalan dan mengurus dirinya sendiri. Cerebral palsy jenis

Page 19: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini memerlukan alat-alat khusus seperti brace dan kruk untuk

memperbaiki cacatnya. Setelah mendapatkan latihan khusus,

diharapkan anak-anak ini dapat mengurus dirinya sendiri seperti

berjalan, berkomunikasi sehingga dapat hidup di masyarakat sesuai

kemampuan yang dimilikinya.

3) Golongan berat

Cerebral palsy golongan berat tetap membutuhkan perawatan dalam

berbagai hal seperti ambulasi, bicara dan menolong dirinya sendiri.

Mereka tidak dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

(Musjafak Assjari, 1995:57)

Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh,

cerebral palsy dapat digolongan menjadi lima golongan yaitu :

1) Monoplegia yaitu hanya satu anggota gerak yang lumpuh. Misalnya

kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan atau tangan kirinya.

2) Hemiplegia yaitu kelumpuhan pada anggota gerak atas dan bawah

pada sisi yang sama. Misalnya tangan kanan dan kaki kanan atau

tangan kiri dan kaki kiri.

3) Diplegia yaitu kelumpuhan pada kedua tangan kanan dan kiri atau

pada kedua kanan dan kiri. Lumpuh pada kedua kaki kanan dan kiri

disebut juga paraplegia.

4) Triplegia yaitu kelumpuhan pada tiga anggota gerak, misalnya tangan

kanan dan kedua kakinya lumpuh atau tangan kiri dan kedua kakinya

lumpuh.

5) Quadriplegia yaitu kelumpuhan pada seluruh anggota gerak baik atas

maupun bawah. Mereka mengalami kecacatan pada kedua tangan dan

kakinya dan biasa disebut tetraplegia. (Musjafak Assjari, 1995:37)

Klasifikasi Cerebral Palsy berdasarkan segi letak kelainan di otak dan

fungsi geraknya (motorik), anak Cerebral palsy dapat dibedakan menjadi :

1) Spastik

Spastik dapat diartikan dengan kaku atau kejang. Cerebral Palsy jenis

ini letak kelainanya di tractus pyramidalis (motor cortex). Penderita

Cerebral Palsy jenis ini terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh

otot-ototnya. Otot-otot di persendian akan menjadi kaku kalau kurang

digerakkan sehingga dapat mengganggu fungsi mobilisasi. Mereka

mengalami kelainan dalam berbicara karena kekakuan pada otot-otot

organ bicara seperti pada lidah, pita suara dan rahang bawah.

2) Dyskenesia

Dyskenesia merupakan bentuk dari Cerebral Palsy yang ditandai

dengan tidak adanya kontrol dan koordinasi gerak. Derajat gangguan

kontrol dan koordinasi gerak tergantung pada berat ringanya kerusakan

di otak.

Page 20: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dyskenesia dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

a) Athetoid

Cerebral palsy jenis ini kelainanya terletak di basal ganglion. Anak

jenis ini tidak mengalami kekakuan pada ototnya, tetapi terdapat

gerakan-gerakan yang tidak terkontrol dan terjadi sewaktu-waktu.

Gerakan tak terkendali tersebut nampak pada tangan, kaki, mata, bibir

dan kepala sehingga dapat mengganggu aktivitas keseharian anak.

Gerakan tak terkendali itu akan hilang saat anak dalam kondisi tenang

atau tidur.

b) Rigid

Cerebral palsy jenis ini terjadi karena adanya pendarahan di dalam

otak. Gejala yang nampak yaitu adanya kekakuan pada seluruh

anggota gerak, tangan dan kaki sehingga sulit dibengkokkan. Leher

dan punggung mengalami hiperekstensi yaitu ketegangan yang sangat

besar sehingga mereka selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam

melakukan aktivitas keseharian.

c) Hipotonia

Cerebral palsy jenis ini ditandai dengan tidak adanya ketegangan otot

(poor muscle tone). Penderita hipotonia tidak dapat merespon rangsang

yang diberikan.

d) Tremor

Cerebral palsy jenis ini letak kelainanya di substansia nigra. Gejala

yang nampak adalah adanya getaran-getaran ritmis yang terus menerus

pada mata, tangan atau kepala. Getaran yang timbul tersebut dapat

mengganggu aktivitas belajar anak karena mengganggu konsentrasi.

e) Ataksia

Cerebral palsy jenis ataksia letak kelainanya di otak kecil

(cerebellum). Penderita mengalami gangguan keseimbangan sehingga

jalanya seperti orang mabuk. Koordinasi mata dan tangan tidak

berfungsi. Hal ini terlihat saat anak mengambil sesuatu barang sering

terjadi salah perhitungan (Musjafak Assjari, 1995:39).

Menurut Sutjihati Somantri (2006:122) ada beberapa faktor yang dapat

menimbulkan kerusakan di dalam otak pada anak-anak yang kemudian

mengakibatkan cacat cerebral palsy. Hal itu dapat terjadi sebelum anak

dilahirkan, pada saat dilahirhan, maupun setelah dilahirkan.

Adapun sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran:

a. Faktor kongenital ketidaknormalan sel kelamin pria

b. Pendarahan waktu kehamilan

c. Trauma atau infeksi pada waktu kehamilan

d. Kelahiran prematur

e. Keguguran yang sering dialami ibu

f. Usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan anak

Page 21: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran :

a. Penggunaan alat-alat pada waktu proses kelahiran yang sulit, misalnya

tang, tabung, vacum dan lain-lain

b. Penggunaan obat bius pada waktu proses kelahiran

Sebab-sebab yang timbul setelah kelahiran :

a. Penyakit tuberculosis

b. Radang selaput otak

c. Radang otak

d. Keracunan arsen atau karbonmonoksida.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak

cerebral palsy dapat diklasifikasikan menurut derajat kecacatan (golongan

ringan, sedang, dan berat), dilihat dari topografi (monoplegia, hemiplegia,

diplegia, triplegia, dan quadriplegia) serta berdasarkan segi letak kelainan

(spastik, athetoid, rigid, hipotonia, tremor, ataxia).

c. Karakteristik Penyerta pada Anak Cerebral Palsy

Letak kelainan cerebral palsy berada di otak, dimana terdapat

kerusakan atau luka. Selain itu, kelainan yang mengalami kerusakan,

misalnya ada kelainan yang hanya meliputi kelainan pada gerak, sedangkan

panca indera tidak berkelainan. Akan tetapi dapat juga terjadi bahwa

kerusakan-kerusakan di dalam pendengaran, perasaan dan sebagainya.

Adapun beberapa karakteristik penyerta penderita Cerebral Palsy adalah :

1) Kecerdasan

Menurut Hopkins (dalam Vida E. Cardwell) yang dikutip A. Salim

(1996:29) diketahui bahwa 72 % anak cerebral palsy mempunyai IQ di

bawah 90 (dengan sekitar 50 % IQ-nya dibawah 70) dan sekitar 29%

anak cerebral palsy yang lain mempunyai IQ diatas 90.

Penelitian Ashman dalam Sujarwanto (2005:125) menyebutkan

bahwa hasil pengukuran inteligensi anak cerebral palsy tidak

menunjukkan kurva normal, semakin tinggi inteligensi semakin sedikit

jumlahnya.

Page 22: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Kemampuan bicara

Menurut Suharso yang dikutip A. Salim (1996:32), anak cerebral

palsy banyak yang sukar atau tidak dapat bicara, seakan-akan alat

bicaranya tidak dapat dikoordinasikan. Terkadang jelas terlihat bahwa

anak berusaha berbicara tetapi mengalami hambatan. Mulut anak

bentuknya tidak proporsional atau melenceng ke kanan dan ke kiri.

3) Kemampuan mendengar

Menurut Soeharso yang dikutip A. Salim (1996:34) bahwa

kelainan pendengaran umumnya dialami oleh anak cerebral spastik

sehingga terjadi kejang. Hal ini menyebabkan syaraf pendengarannya

kurang berfungsi secara wajar.

4) Kemampuan Taktil dan kinestetik

Anak cerebral palsy kesulitan membedakan kasar dan halus,

adanya gerakan yang tidak disadari, tidak sanggup memberikan tahanan

pada otot-otot anggota gerak, sikap duduk. Berdiri, mengontrol kepala

dan leher juga mengalami kesulitan.

5) Kemampuan persepsi

Anak cerebral palsy kesulitan dalam mengolah rangsangan visual,

auditori dan taktil yang diterima. Mereka juga mengalami kesulitan

dalam konsep bentuk, keseimbangan posisi, ruang, warna, bunyi dan

rasa.

6) Kemampuan Lateralisasi

Anak cerebral palsy mengalami kesulitan menggunakan anggota

tubuh yang dominan, seperti yang dikemukakan oleh Mouritz, Reichert

dan Salmaso yang dikutip oleh A. Salim (1996:36).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anak

cerebral palsy mengalami hambatan dalam berbagai bidang. Kemampuan

intelektual anak cerebral palsy yang berada di bawah normal menyebabkan

adanya hambatan kemampuan motorik halus, terhambatnya kemampuan

Page 23: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbicara dan mendengar, kurang berkembangnya kemampuan taktil dan

kinestetik serta mengalami hambatan dalam kemampuan persepsi.

d. Pendidikan Anak Cerebral Palsy

Menurut A. Salim (1996:139) “kelaianan cerebral palsy mengakibatkan

perlunya pelayanan pendidikan yang bersifat khusus, baik pendidikan

akadeemis maupun pendidikan ketrampilan”.

Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anak-anak

cerebral palsy memerlukan pendidikan secara khusus. Anak-anak CP yang

tergolong berat, pelayanan yeng mereka butuhkan adalah perawatan

sepanjang hari, atau pelatihan dalam ADL atau latihan

ketrampilansederhana dan praktis. Selanjutnya bagi anak yang memiliki

kebutuhan pendidikan khusus adalah mereka yang memiliki kadar

kecerdasan sedikit dibawah normal, normal dan diatas normal. Bagi

kelompok CP inipun membutuhkan pelayanan khusus tertentu, berupa

bimbingan khusus dan atau peralatan dan kegiatan tertentu.

e. Hambatan Cerebral Palsy dalam Pembelajaran

Menurut Moh. Amin dalam A. Salim ( 1996: 2) Meskipun secara

lahiriyah anak-anak cerebral palsy mengalami cacat jasmani, mereka juga

memiliki cacat bawaan sebagaimana anak-anak normal. Untuk itu jalan

yang terbaik adalah memberikan kesempatan melalui pendidikan bagi anak

cerebral palsy.

Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan anak

cerebral palsy dalam pendidikan adalah adanya kecacatan secara jasmani

seperti kelainan anggota gerak. Kelaianan semacam ini sudah barang tentu

sangat mengganggu anak cerebral palsy dalam melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari terutama pembelajaran.

Page 24: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Bina Diri

a. Pengertian Bina Diri

Anak tunadaksa sangat membutuhkan pelajaran kemampuan merawat

diri sehingga dapat mengurus dirinya sendiri. Menurut Depdiknas yang

dimuat dalam buku Kurikulum Pendidikan Luar Biasa (2001:1),

menyebutkan “Kemampuan Bina diri merupakan salah satu bidang

pengajaran yang harus diberikan kepada siswa cerebral palsy mengingat

keterbatasan mereka. ”

Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Program Khusus

Bina Diri dan Bina Gerak (2007:1) Program khusus bina diri dan Bina

Gerak di SDLB-D (Tunadaksa) merupakan upaya pendidikan yang

diberikan secara khusus bagi siswa tunadaksa untuk menumbuhkembangkan

kemampuan motorik serta sikap percaya diri yang mendasari untuk

melakukan aktifitas sehari-hari.

Menurut Mamad Widya diunduh dari internet file.upi.edu/direktori/

FIP/JUR_ PENDIDIKAN LUAR BIASA diunduh tanggal 30 Maret 2012

menyatakan bahwa ditinjau dari arti kata bina berarti membina/proses

penyempurnaan agar lebih baik sebagai individu maupun sebagai makhluk

sosial melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat agar

terwujud kemandirian dan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut penulis, pembelajaran bina diri adalah kegiatan pembelajaran

bagi anak tunadaksa pada umumnya dan cerebral palsy khususnya agar anak

dapat melakukan aktivitas kehidupannya sendiri dan dapat menyesuaikan

diri serta bersosialisasi terhadap lingkungannya. Dalam hal ini anak dapat

diterima oleh orang disekitarnya. Maka dari itu, penulis mengambil

penelitian mengenai pembelajaran bina diri berpakaian.

Bagi siswa normal, mengurus diri diperoleh melalui pengamatan,

sedangkan siswa cerebral palsy pembelajaran bina diri harus terprogram dan

dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Hal ini karena tujuan

utama dari bina diri adalah anak dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Page 25: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini sejalan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bina Diri

dan Bina Gerak (2007:1) bahwa Bina diri dan bina gerak merupakan

serangkaian kegiatan dan latihan yang dilakukan secara terus menerus

selama 6 tahun.

b. Alasan Pentingnya Bina Diri

Menurut Kurikulum Program khusus bina diri dan bina gerak bagi

tunadaksa (2007:1) program khusus bina diri di SDLB-D (Tunadaksa

ringan) merupakan upaya pendidikan yang diberikan secara khusus bagi

siswa tunadaksa untuk menumbuhkembangkan kemampuan motorik serta

sikap percaya diri yang mendasari untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

Program khusus bina diri bukan sebagai mata pelajaran di SDLB-D

Tunadaksa sedang melainkan merupakan serangkaian kegiatan dan latihan

yang dilakukan secara terus menerus selama 6 tahun. Program ini tidak

diberikan menurut jenjang kelas di SDLB – D melainkan merupakan suatu

program pembinaan yang berkesinambungan agar siswa dapat

mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.

Dari alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya bina diri

menurut penulis adalah untuk membantu anak cerebral palsy

mengembangkan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang digunakan

sebagai bekal dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Menurut Arifah Riyanto dalam Mamad Widya (2012:2) diunduh dari

internet file.upi.edu/direktori/FIP/JUR_PENDIDIKAN LUAR BIASA

diunduh tanggal 30 Maret 2012 menyatakan, ditinjau dari sudut sosial

budaya maka pakaian adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dengan

manusia lain.

Dengan demikian bahwa jelaslah bahwa pakaian ini bukan saja untuk

memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis material, tetapi juga

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan sosial psikologis. Berpakaian

yang cocok atau serasi baik dengan dirinya ataupun keadaan sekelilingnya

dapat memeberikan kepercayaan pada diri sendiri.

Page 26: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat tersebut maka tepatlah bahwa mata pelajaran bina diri

merupakan kegiatan pembelajaran bagi anak cerebral palsy mengingat anak-

anak cerebral palsy ada yang belum atau tidak bisa mandiri dalam hal

berpakaian. Hal tersebut merupakan kebutuhan manusia yang paling

mendasar.

c. Kemampuan Bina Diri Anak Cerebral Palsy

Dalam A. Salim ( 1996:127) adanya “gejala kelainan anak CP,

dampak langsungnya adalah gangguan ADL yang terjdi pada anak CP

terutama diakibatkan oleh adanya gangguan koordinasi,

spastisitas/rigiditas/fleksiditas tonus otot pada anggota gerak tubuh”. Di

samping itu juga dapat diakibatkan oleh adanya gangguan visuomotorik

anak. Misalnya anak yang mengalami kesulitan spastik atau atetoid maka ia

dapat mengalami kesulitan dalam memegang, menggenggam, meraih benda,

kesulitan dalam mengarahkan gerakan kaki pada obyek tertentu. “Obyek

tertentu” yang dimaksud dapat dalam hubungannya dengan aktivitas makan,

penggunaan toilet, berhias, dan sebagainya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bina diri

anak CP sangat rendah. Anak CP kesulitan dalam aktivitas makan,

penggunaan toilet, berhias, berpakaian dan sebagainya. Kesulitan bina diri

yang dialami anak CP ini disebabkan karena adanya gangguan koordinasi

pada pada anggota gerak tubuh.

Menurut Mamad Widya (2012:12(diunduh dari internet file.upi.edu/

direktori/FIP/JUR_Pendidikan Luar Biasa diunduh tanggal 30 Maret 2012

menyatakan bahwa anak cerebral palsy berbeda dengan anak berkebutuhan

khusus lainnya, mengingat kemampuan geraknya yang terbatas. Mereka

yang cerebral palsy ada yang mampu bermobilisasi dengan bantuan alat

(support aids) dan ada yang mampu bermobilisasi tanpa alat bantu. Bagi

anak anak cerebral palsy ketrampilan bina diri tidak lepas dari bina gerak.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan bina diri

anak cerebral palsy sangat rendah. Hal ini dikarenakan kemampuan

Page 27: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motoriknya yang terbatas. Anak kesulitan melakukan aktivitas hidup sehari-

hari. Terkadang ada beberapa aktivitas anak yang masih perlu bantuan dari

oranglain. Keadaan ini mengakibatkan ketergantungan anak terhadap

oranglain cukup besar. Apabila hal ini tidak dilatih sedini mungkin anak

akan tetap merasa kesulitan melakukan aktivitas hidup sehari hari untuk

memenuhi kebutuhanya, sehingga anak tidak dapat mandiri. Maka dari itu

sangat penting bagi anak cerebral palsy mendapatkan pendidikan bina diri di

sekolah, yang selanjutnya orangtua dapat membimbing anak dalam bina diri

di rumah.

d. Tujuan Bina Diri

Tujuan bina diri yang terdapat pada Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Program Bina Diri SDLB-SMPLB Direktorat Pembinaan

Sekolah Luar Biasa Dirjen Diknas Menteri Departemen Pendidikan

Nasional Tahun 2007 (2007:1)

Adapun tujuan dari pembelajaran bina diri bagi anak tunadaksa adalah:

1) Agar gerak otot serasi, seimbang, sehat, dan kuat, sehingga mampu

melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya.

2) Agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu

mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari

3) Agar siswa memiliki pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan

senso-motorik sebagai bekal agar mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bina diri

adalah untuk mengembangkan minat, bakat dan potensi secara optimal yang

akhirnya anak dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menjadi warga negara

yang produktif.

Menurut Mamad Widya(2012:4(diunduh dari internet

file.upi.edu/direktori FIP/JUR_Pendidikan Luar Biasa diunduh tanggal 30

Maret 2012 bahwa tujuan bidang kajian bina diri secara umum adalah agar

anak dapat mandiri dengan tidak/kurang bergantung pada oranglain dan

mempunyai rasa tanggungjawab. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

1) Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan ABK dalam tatalaksana

pribadi (mengurus diri, menolong diri, merawat diri).

Page 28: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan ABK dalam

berkomunikasi sehingga dapat mengkomunikasikan keberadaan dirinya.

3) Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan ABK dalam hal

sosialisasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bina diri bertujuan untuk

kemandirian anak cerebral palsy agar anak dapat memenhuhi kebutuhan

hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

e. Ruang Lingkup

Di dalam pedoman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional (2007:2) terdapat

ruang lingkup bina diri adalah sebagai berikut :

1) Menolong diri sendiri

a) Kebersihan diri

b) Berpakaian

2) Merawat dan merias diri sendiri

3) Mengurus diri sendiri

4) Berkomunikasi dengan oranglain

a) Komunikasi langsung

b) Komunikasi tidak langsung

5) Bersosialisasi dalam kehidupan di lingkungannya

a) Sosialisasi di rumah

b) Sosialisasi di sekolah

c) Sosialisasi di masyarakat

6) Mengembangkan ketrampilan hidup sehari-hari

7) Menyelamatkan diri dari bahaya

Menurut Mamad Widya diunduh dari internetfile.upi.edu/direktori/

FIP/JUR_Pendidikan Luar Biasa diunduh tanggal 30 Maret 2012 Program

khusus bina diri terdiri dari beberapa aspek pengembangan dimana satu

sama lainnya berhubungan dan ada keterkaitan yaitu :

1) Merawat diri : makan-minum, kebersihan badan, menjaga kesehatan

Page 29: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mengurus diri : berpakaian, berhias diri

3) Menolong diri : menghindar dan mengendalikan diri dari bahaya

4) Berkomunikasi : komunikasi non-verbal, verbal atau tulisan

5) Bersosialisasi : pernyataan diri, pergaulan dengan anggota keluarga,

teman dan anggota masyarakat

6) Penguasaan pekerjaan : pemeliharaan alat, penguasaan ketrampilan,

mencari informasi pekerjaan, mengkomunikasikan hasil pekerjaan

dengan oranglain.

7) Pendidikan seks : membedakan jenis kelamin, menjaga diri dan alat

reproduksi, menjaga diri dari sentuhan lawan jenis.

f. Metode dan Pendekatan

Pelaksanaan bina diri sebaiknya dikaitkan dengan cara pemilihan

metode dalam penyampaian pembelajarannya. Metode yang dianjurkan

dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Program Khusus Bina

Diri dan Bina Gerak (2007:2) untuk pelaksanaan bina diri digunakan

berbagai metode yang relevan yaitu :

1) Permainan

2) Demonstrasi

3) Imitasi

4) Pemberian tugas

5) Observasi tentang respon anak terhadap penggunaan pakaian

Adapun pendekatan metodenya antara lain :

1) Pendekatan multisensoris

2) Pendekatan klasikal ataupun individual

3) Pendekatan bina diri aktif

4) Pendekatan formal

Menurut Mamad Widya diunduh dari internet file.upi.edu/direktori/FIP/

JUR _Pendidikan Luar Biasa diunduh tanggal 30 Maret 2012 strategi

pelaksanaan program Bina Diri didasarkan atas pendekatan-pendekatan: 1) Berorientasi pada kebutuhan anak dan dilaksanakan secara integratif dan

holistik

Page 30: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Lingkungan yang kondusif. Lingkungan harus diciptakan sedemikian

menarik dan menyenangkan, dengan memperhatikan keamanan dan

kenyamanan anak dalam belajar.

3) Menggunakan pembelajaran terpadu. Model pembelajaran terpadu yang

beranjak dari tema yang menarik anak (centre of interest) dimaksudkan

agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas

sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.

4) Mengembangkan ketrampilan hidup.

5) Menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Media dan sumber

belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang

sengaja disiapkan.

6) Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan dan

kemampuan anak. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah :

a. Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya

terpenuhi, serta merasakan aman dan tentram secara psikologis.

b. Siklus belajar anak berulang, dimulai dari membangun kesadaran,

melakukan penjelajahan (eksplorasi), memperoleh penemuan untuk

selanjutnya anak dapat menggunakannya

c. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman-

teman sebayanya

d. Minat anak dalam keingintahuannya memotivasi belajarnya

e. Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan

individual

f. Anak belajar dengan cara dari sederhana ke yang rumit, dan tingkat

yang termudah ke yang sulit.

Dari berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam setiap pembelajaran hendaknya diperlukan pendekatan-pendekatan

yang relevan dengan keadaan anak. Adapun pendekatan dalam

pembelajaran bina diri harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,

lingkungan, pembelajaran yang terpadu, ketrampilan hidup, media dan

sumber belajar, dan perkembangan dan kemampuan anak.

Page 31: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Media Bina Diri

Menurut A. Salim (1996:175) anak-anak CP memerlukan latihan

dalam merapikan diri. Anak perlu diberikan contoh bahannya, cara

menggunakan, baru mencoba kemudian anak diminta mencoba sendiri.

Media tersebut adalah:

1. Menyisir rambut alatnya adalah sisir, sikat, minyak rambut, kaca

cermin, handuk dan hiasan rambut.

2. Merias diri bagi remaja putri medianya adalah air hangat, sabun wangi,

handuk kecil, kapas pembersih, bedak, lipstik, pensil alis, dan

sebagainya.

3. Memakai sandal, medianya adalah sandal, pelicin untuk membantu

dalam memakai sandal, dan lain-lain.

Dari beberapa contoh media tersebut dalam penelitian ini penulis

mengambil materi berpakaian. Adapun media yangg digunakan adalah baju

berkancing.

Adapun contoh media-media pembelajaran bina diri yang relevan adalah

sebagai berikut :

Page 32: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Prestasi Belajar Bina Diri

a. Pengertian Prestasi belajar

Menurut W.J.S. Poerwodarminto (1986:768) pengertian prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

sebagainya)”.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983: 30) “prestasi belajar adalah hasil

maksimal yang diperoleh seseorang dalam usahanya, dalam rangka

mengungkapkan diri lewat belajar”. Sedangkan Reni Akbar Hawadi (2011:

89) mengemukakan bahwa “ prestasi belajar menggambarkan penguasaaan

siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui seberapa

jauh pengalaman belajar yang telah dipahami siswa, dilakukan evaluasi

belajar”.

Sedangkan A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin (1989:

81) menjelaskan bahwa “Prestasi belajar yang dicapai seorang individu

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik

dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)

individu”.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah mengenai hasil penilaian atau pengukuran yang

dicapai oleh setiap anak dari proses kegiatan belajar mengajar pada periode

tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau lambang angka. Adapun

prestasi belajar bina diri dapat diartikan dengan hasil yang dapat dicapai

anak dalam mata pelajaran bina diri. Dalam penelitian ini prestasi belajar

bina diri merupakan hasil dari kegiatan anak cerebral palsy berpakaian.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar bergantung pada banyak hal atau faktor. Tidak semua

faktor mempunyai pengaruh yang sama besar. Ada yang peranannya sangat

penting dan ada yang kecil pengaruhnya. Secara umum dapat dikatakan agar

prestasi belajar berhasil baik, faktor-faktor pendukung belajar perlu

ditingkatkan sebaik-baiknya.

Page 34: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat

diklasifikasikan dengan beberapa macam cara, tetapi klasifikasi itu tidak

terpidah secara mutlak antara satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (1991: 52) sebagai berikut:

1. Faktor internal, meliputi :

a) Faktor jasmaniah (fisiologis), seperti : penglihatan, pendengaran, dan

struktur tubuh.

b) Faktor psikologis, antara lain :

1.1 Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

1.2 Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi

1.3 Faktor kematangan fisik maupun psikis

2. Faktor eksternal, meliputi :

a) Faktor sosial, seperti : lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan

kelompok.

b) Faktor budaya, seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

c) faktor lingkungan fisik, seperti : fasilitas belajar, fasilitas rumah, iklim

4. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Kontekstual berasal dari bahasa latin con=wish dan textun=woven

yang mengikuti konteks atau keadaan, situasi dan kejadian, secara umum

berarti yang relevan, ada hubungan atau berkaitan langsung

(http://www.tutor.com.my.tutor/lada/tourism/edukontekstual.htm)

TEACHNET dalam Johnson yang dikutip Nur Hadi, dkk (2003:12)

mengemukakan: ″Contextual teaching and learning is a conception of

teaching and learning that′s helps teachers relate subject mater concent to

real world situations and motivaties student to make connections between

knowladge and its applications to their lives as family members, citizens,

and workers and edgage in the hard work that learning requires. Contextual

teaching and learning is problem based, used self regulated learning is

situated in multiple contexs, anchors teaching in interdependent learning

groups″.

Page 35: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pengajaran dan pembelajaran

kontekstual adalah suatu konsepsi tentang belajar dan mengajar yang

membantu guru memotivasi siswa untuk membuat hubungan-hubungan

antara pengetahuan masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan

belajar. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual berbasis masalah,

menggunakan belajar yang diatur sendiri, berlaku dalam berbagai konteks

kehidupan siswa, menggunakan pula kelompok belajar yang bebas.

Menurut Nur Hadi dan kawan-kawan (2003 : 13) pembelajaran

kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata

kedala kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-

hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari

konteks yang terbatas sedikit demi sedikit dan dari proses mengkontruksi

sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai

anggota masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, maka

yang dimaksud pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang

menghubungkan antara materi-materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata sehingga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara

pengetahuan yang didapat dengan penerapannya baik dalam kehidupan

keluarga maupun kehidupan masyarakat.

b.Kelebihan Pendekatan Konstekstual Terhadap Pendekatan Tradisional

Menurut Nur Hadi dan kawan-kawan (2003 : 33 - 36) kelebihan

pembelajaran kontekstual jika dibandingkan dengan pembelajaran secara

tradisional adalah sebagai berikut:

1) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

2) Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok diskusi dan saling

mengoreksi.

3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang

disimulasikan.

Page 36: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

5) Ketrampilan didasarkan atas dasar pemahaman.

6) Hadiah kepada perilaku baik adalah kepuasan diri.

7) Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan

merugikan.

8) Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu

sendiri, manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara

membeli arti dan memahami pengalamannya.

9) Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan.

10) Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses belajar, hasil karya,

penampilan, rekaman , tes dan lain-lain

11) Pembelajaran terjadi diberbagai tempat ,konteks dan setting.

12) Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek.

13) Perilaku baik berdasarkan motivasi instrinsik.

Dari uraian diatas dapat diketahui kelebihan dari pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran. Pada pembelajaran kontekstual sumber

belajar berasal dari siswa, guru hanya sebagai fasilisator. Guru mengaitkan

materi pembelajaran yang diberikan dengan kehidupan nyata yang dimiliki

anak. Hal ini dapat membuat anak cerebral palsy ikut terlibat secara aktif

dalam proses belajar-mengajar. Pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual ini membantu guru dalam menyampaikan materi-materi

pembelajaran.

c.Penerapan Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata siswa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini

menempatkan siswa didalam konteks bermakna yang menghubungkan

pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Pendekatan

kontekstual ini memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme

(contructivism), menemukan (inquiri), bertanya (questioning),

Page 37: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakatbelajar (learning community), permodalan (modeling), refleksi

(reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).

(Depdiknas 2002: 10-20).

Adapaun penerapan tujuh komponen tersebut dengan pembelajaran

sebagai berikut:

1) Kontruktivisme (cotructivism)

Kontruktivise merupakan landasan berfikir (filosofi) dalam

pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan yang dibengun oleh manusia

sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas (sempit) secara tiba-tiba mengetahui semuanya.

Dalam kunstruktivisme ini siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menentukan sesuatu yang berguna untuk dirinya

dan bergelut dengan ide-ide yang ditanamkannya sehingga pembelajaran

dikemas menjadi proses mengkonstruksikan bukan menerima

pengetahuan. Dalam proses pengetahuan siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan

mengajar, sehingga disini siswa menjadi pusat kegiatan belajar.

Tugas guru adalah memfalitasi proses tersebut dengan:

a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan

menerapkan idenya sendiri.

c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam

belajar.

Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Menurut

Peaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti

kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang

berbeda-beda.Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia

melalui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu struktur

pengetahuan baru dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah

Page 38: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ada. Akomodasi yaitu struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi

untuk menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya pengalaman baru.

Penerapan filosofi pembelajaran kontruktivisme ini menurut Nur

Hadi dan kawan-kawan (2003 : 43) dalam beberapa kesempatan sudah

menerapkannya yaitu ketika guru merancang pembelajaran dalam bentuk

siswa praktek mengerjakan sesuatu berlatih secara fisik, menulis,

mengarang, mendemonstrasikan, menciptakan ide dan sebagainya.

2) Menemukan (inquiry)

Inquiri adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi

hasil dari menemukan sendiri, Sehingga harus selalu merancang kegiatan

yang menunjuk pada kegiatan yang menemukan, apapun materi yang

akan diajarkan.

Siklus dalam inquiri adalah sebagai berikut:

(a) Observasi (Observation)

(b)Bertanya (Questioning)

(c) Mengajarkan dugaan (Hipotesis)

(d)Pengumpulan data (Data gethering)

(e) Penyimpulan (conclusion)

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya,

Questioning (bertanya) merupakan strategi utama dalam pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan

kegiatan penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis

inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah

diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum

diketahuinya.

Kegunaan bertanya adalah untuk:

1. Menggali informasi baik administrasi maupun akademis.

2. Mengecek pemahaman siswa.

Page 39: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Membangkitkan respon kepada siswa.

4. Mengetahui sejauh man keingintahuan siswa.

5. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

6. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.

7. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siwa.

8. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Dalam questioning ini jelas jenis konteks yang dapat digunakan guru

untuk menetapkan teknik bertanya dalam waktu pembelajaran sebagai

berikut:

(a) Bertanya adalah suatu cara untuk masuk dan terlibat dalam hal

sesuatu juga untuk memulai dan mempertahankan interaksi dengan

orang lain.

(b) Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh

siswa untuk mendapat informasi.

(c) Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan oleh siswa untuk

mengklasifikasi atau meyakinkan sesuatu.

(d) Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan oleh siswa untuk

menganalisis dan mengeksplorasi gagasan (Nurhadi;2003:46).

Pada semua aktivitas belajar questioning (bertanya) ini dapat

diterapkan antar siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan

orang lain yang didatangkan dalam pembelanjatan dan lain sebagainya.

4) Masyarakat Belajar (learning community)

Dalam konsep learning ommunity ini menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari adanya kerja sama dengan orang lain. Hasil

belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar

siswa yang belum tau dengan siswa yang sudah tahu sehingga dapat

terbentuk masyarakat belajar (learning community).

Masyarakat belajar bisa terjadi apabila terjadi komunikasi dua arah.

Seorang guru yang mengajari siswanya bukan merupakan contoh

masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah yaitu

Page 40: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informasi yang perlu dipelajari yang datang dari arah siswa sehingga

dalam hal ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam masyarakat

belajar antara guru dan siswa saling belajar bersama, bukan hanya salah

satu pihak saja, sehingga siswapun juga dapat menjadi sumber belajar.

5) Permodalan (modelling)

Dalam pembelajaran, ketrampilan atau pengetahuan tertentu ada

model yang bisa untuk ditiru. Sebagian guru memberikan contoh cara

kerja sesuatu, sebelum melaksanakan tugas. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan konteksual ini guru bukanlah satu-satunya model, siswa juga

dapat dilibatkan menjadi model.

6) Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

tentang apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu. Refleksi merupakan

respon terhadap kejadian , aktivitas atau pengetahuan yang beru diterima.

Dengan melakukan refleksi siswa kan memperoleh sesuaatu dari apa

yang mereka pelajari. Realisai dari refleksi dapat berupa:

(a) Pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya pada hari itu.

(b)Catatan atau jurnal dibuku siswa.

(c) Kesan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu .

(d)Diskusi.

(e) Hasil karya.

7) Penilaian Sebenarnya (authentic assessent)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar, maka data yang

dikumpulkan harus diperoleh dari kejadian nyata yang dikerjakan oleh

para siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran yang

benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu

memperoleh (learning how to learn) sesuatu bukan ditekankan pada

diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran.

Page 41: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan kontekstual meliputi beberapa unsur yang terkandung di

dalamnya yaitu adanya yaitu konstruktivisme, penemuan (inquiry),

masyarakat belajar, contoh yang bisa ditiru, muncul pertanyaan dari siswa,

refleksi, dan penilaian.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan arahan penalaran untuk sampai hipotesis.

Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini sebagai berikut : Telah dikemukakan

bahwa pada hakekatnya anak cerebral palsy memiliki kemampuan motorik yang

rendah. Hal ini mengakibatkan anak cerebral palsy kesulitan dalam melakukan

aktivitas kehidupan sehari-hari. Aktivitas kehidupan sehari-hari bagi anak normal

ataupun anak cerebral palsy sangat penting. Setiap orang pasti ingin mandiri yaitu

dapat melakukan sendiri kegiatan sehari-harinya seperti Menolong diri sendiri,

kebersihan diri, berpakaian, merawat dan merias diri sendiri, mengurus diri

sendiri, berkomunikasi dengan oranglain, komunikasi langsung, komunikasi tidak

langsung, bersosialisasi dalam kehidupan di lingkungannya, sosialisasi di rumah,

sosialisasi di sekolah, sosialisasi di masyarakat, mengembangkan ketrampilan

hidup sehari-hari, menyelamatkan diri dari bahaya

Berpakaian merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai anak

kelas II tunadaksa dalam mata pelajaran bina diri, begitu pula anak cerebral palsy.

Anak cerebral palsy karena gangguan motoriknya mengakibatkan kesulitan dalam

berpakaian. Apabila kemampuan merawat diri anak cerebral palsy dalam hal ini

berpakaian meningkat, maka prestasi belajar bina dirinyapun meningkat. Maka

dari itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran agar dapat meningkatkan

prestasi belajar bina diri siswa cerebral palsy .

Pendekatan kontekstual adalah suatu pembelajaran yang menghubungkan

antara materi-materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata sehingga

Page 42: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang didapat

dengan penerapannya baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan

masyarakat. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini menempatkan siswa

dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang sedang dipelajari.Tujuh komponen utama dalam pendekatan

kontekstual adalah : kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry),

bertanya (quetioning), masyarakat belajar (learning comunity), permodelan

(modelling), refleksi (reflecting), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment)

(Depdiknas 2002 : 10). Pendekatan kontekstual sangat tepat untuk meningkatkan

prestasi belajar bina diri anak cerebral palsy Pendekatan ini belum dilakukan

untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri anak cerebral palsy. Maka dari itu

penulis menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi

belajar bina diri siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap

semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Dari uraian pemikiran tersebut diatas maka dapat digambarkan dalam

bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 43: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hipotesis

Hipotesis tindakan merupakan tafsiran sementara yang masih perlu diuji

kebenarannya secara ilmiah. Hipotesis penelitian tindakan kelas yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Penggunaan Pendekatan kontekstual

dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Bina diri Siswa Cerebral Palsy Kelas II

SDLB Negeri Gumilir Cilacap Pada Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Tindakan Pembelajaran bina diri dengan menggunakan pendekatan

kontekstual

Kondisi

Akhir

Prestasi belajar bina diri meningkat

Kondisi

Awal

Pembelajaran Bina diri siswa

kelas II cerebral palsy SDLB

Negeri Gumilir Cilacap

belum menggunakan

pendekatan kontekstual

Prestasi belajar bina diri

siswa cerebral palsy rendah

dan anak kurang

bersemangat mengikuti

pembelajaran

Page 44: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDLB Negeri Gumilir, yang beralamatkan di

Jl.Ketapang, Gumilir, Cilacap. Adapun tempat penelitian ini adalah di kelas II

dengan pertimbangan sebagai berikut :

Penelitian mengenai penggunaan pendekatan kontekstual untuk

meninggkatkan kemampuan bina diri siswa cerebral palsy kelas II belum

pernah dilakukan. Peneliti bekerja sebagai guru kelas II siswa cerebral palsy,

sehingga penelitian ini tidak mengganggu aktivitas rutin.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada waktu semester II tahun

pelajaran 2011/2012, antara bulan Februari sampai bulan Juli 2012.

Kegiatan Penelitian Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Ju

ni

Ju

li Agt

1. Persiapan penelitian a. Koordiansi Peneliti dengan Kepala

Sekolah dan teman sejawat

b. Diskusi dengan teman sejawat untuk

mengidentifikasi masalah pembelajaran

dan merancang tindakan

c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran

dan instrumen penelitian

e. Mengadakan simulasi dan pelaksanaan

tindakan

2. Pelaksanaan tindakan a.Siklus I

- Perencanaan

- Pelaksanaan tindakan

- Observasi

- Refleksi

b.Siklus II

- Perencanaan

- Pelaksanaan tindakan

- Observasi

Page 45: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus)

b. Menyusun skripsi

c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa cerebral palsy kelas II SDLB

negeri Gumilir, Cilacap dengan jumlah 4 siswa, yang terdiri dari 2 siswa laki-laki

dan 2 siswa perempuan.

Siswa-siswa tersebut adalah :

NO NIS Nama

Siswa L/P Tempat/ Tgl Lahir

Nama

Orangtua Alamat

1. KSP P Cilacap,01–01-2004 HS Jl.Salya, Clcp

2. FLR P Cilacap,25-06-2001 RM Jl.Blimbing

3. YL L Jakarta,26-12-2001 GT Losari, BMS

4 RA L Cilacap,24-05-2004 CN Jl.Citandui

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa nilai kemampuan berpakaian siswa dalam

bina diri. Adapun sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari

pengamatan dan dokumentasi siswa kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap, yang

beralamatkan di Jl. Ketapang no.15 Gumilir, Cilacap.

D. Pengumpulan Data

Berbagai cara pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terus

berkembang, namun demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar

untuk mengumpulkan informasi yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan

audio visual (Creswell dalam metode penelitian tindakan kelas oleh Rohyati

Wiriaatmadja, 2007:122).

Page 46: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Pengamatan penyerta atau participant observer. Peneliti melakukan

pengamatan praktek memakai baju. Peneliti yang berperan sebagai

pengamat penyerta atau participant observer ikut serta dalam berbagai

kegiatan siswa dan mencatat apa yang terjadi dalam catatan lapangan

sewaktu pembelajaran bina diri siswa cerebral palsy kelas II SDLB

Negeri Gumilir Cilacap dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Dokumentasi yaitu berupa foto dan rekaman yang relevan terutama saat

berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran bina diri siswa cerebral palsy

kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap dengan menggunakan

pendekatan kontekstual.

E. Uji Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian penelitian perlu

diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan

dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik

validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi data.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau

perbandingan data itu (Lexy J. Moleong dalam Sawiji Suwandi 2008:178) agar

data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan pemeriksaan keabsahan

data perlu direncanakan sejak awal (Eti Ismawati, 2009:23)

Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa

trianggulasi sumber data dan trianggulasi pengumpulan data. Disini penulis

mencari data dengan mengobservasi siswa saat praktek memakai baju. Untuk

menguatkan data peneliti mencari pembanding dengan jalan mencari data melalui

pendapat guru mitra dan dokumen yang diperlukan.

Page 47: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif

komparatif (untuk data kuantitatif) yaitu dengan membandingkan hasil antar

siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap

siklus. Membandingkan prestasi belajar bina diri yangg dicapai siswa cerebral

palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir, Cilacap sebelum menggunakan pendekatan

kontekstual dan setelah menggunakan pendekatan kontekstual.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator Kinerja penelitian adalah untuk menentukan ketercapaian tujuan

keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi

sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan

dapat diukur (jelas cara asesmennya) (Tim skripsi FKIP UNS, 32:2012)

Kriteria atau tingkat pencapaian indikator-indikator materi bina diri ini

apabila prestasi belajar anak lebih dari 65. Adapun penentuan indikator kinerja ini

berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh

peneliti sebagai guru kelas pada saat awal semester I dan telah ditetapkan sebagai

KKM kelas II bagian D SDLB negeri Cilacap sejak awal tahun ajaran 2011/2012.

H. Prosedur Penelitian

Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas. Kurt Lewin dalam

penelitian tindakan kelas dan penulisan karya ilmiah oleh Sarwidji Suwandi,

M.pd. (2008:34) menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian

langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi

(relecting).

Penelitian tentang penggunaan pendekatan kontekstual untuk

meningkatkan prestasi belajar bina diri siswa cerebral palsy SDLB Negeri Gumilir

Cilacap semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 menggunakan model Kurt Lewin.

Model pelaksanaan penelitian tindakan kelas digambar dalam bentuk spiral yang

saling berkaitan berikut ini :

Page 48: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2 Model Penelitian tindakan kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ingin dicapai. Untuk melihat

prestasi belajar bina diri dengan kompetensi dasar berpakaian, dilakukan tes

dengan prinsip authentic assesment. Hasil dari tes tersebut sebagai dasar untuk

menentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan prestasi belajar bina

diri.

Perencanaa

n

Aksi

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Ulang

Refleksi

Aksi

Observasi

Page 49: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1 Prosedur Penelitian

Siklus

I

1. Persiapan

a. Identifikasi Masalah

b. Perencanaan

a. Masalah Prestasi Belajar Bina diri

rendah

b. Menyusun RPP mengacu pada SK,

KD Program Khusus Bina diri,

SDLB-SMPLB tahun 2007

c. Menentukan media yang relevan

2. Pelaksanaan

Menerapkan pelaksanaan pendekatan

kontekstual sesuai skenario

perencanaan.

3. Pengamatan Melakukan observasi dengan format

observasi

4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang

telah dilakukan

b. Melakukan pertemuan untuk

membahas hasil evaluasi

c. Memperbaiki pelaksanaan

tindakan sesuai hasil evaluasi

untuk digunakan siklus berikutnya

Siklus

II

5. Perencanaan dan

penyempurnaan tindakan

Atas dasar siklus I, dilaksanakan

penyempurnaan perencanaan, baik pada

RPP, penentuan media dan instrumen

penilaian

Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan pendekatan kontekstual

sesuai skenario perencanaan siklus II

Pengamatan Pengumpulan data-data dari tindakan

siklus II

Refleksi Evaluasi tindakan

Kesimpulan

1. Persiapan

a. Identifikasi Masalah

Prestasi belajar bina diri (berpakaian) yang rendah dari siswa cerebral

palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap Semester II tahun 2011/2012.

b. Perencanaan

Tahap perencanaan ini penulis menyusun Silabus dan RPP mengacu

pada SK, KD Program Khusus bina diri, SDLB-SMPLB tahun 2007.

Selanjutnya SK dan KD ditelaah untuk menyusun silabus dan RPP.

Page 50: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Menentukan Media yang Relevan

Pembelajaran Bina diri dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini

menggunakan media yang relevan dengan prinsip-prinsip pendekatan

kontekstual.

Media dalam proses mendapatkan pengnalaman belajar bagi siswa.

Kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale penulis gunakan

dalam pembelajaran ini. Sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran

bina diri berpakaian adalah :

a) Pengalaman Langsung

1) Memakai seragam

2) Membawa kemeja dari rumah

3) Merapikan kemeja teman

b) Pengalaman melalui benda tiruan yaitu dengan media :

1) Model kemeja

2) Model bagian-bagian kemeja (kancing, krah , lengan)

c) Pengalaman melalui drama (peragaan) :

1) Drama (peragaan) seolah-olah memakai kemeja

2) Drama (peragaan) seolah-olah memakaikan kemeja temannya.

d) Pengalaman melalui drama adalah teknik penyampaian informasi melalui

peraga, contohnya : siswa mengamati guru melakukan memakai kemeja,

mengancingkan kemeja, merapikan krah dan kemeja, melepas kemeja dan

melipat kemeja.

e) Pengalaman melalui wisata yaitu pengalaman yang diperoleh melalui

kunjungan siswa ke suatu obyek yang akan dipelajari : contohnya siswa

diajak ke toko pakaian, atau ruang bina diri yang berisi beberapa jenis

pakaian.

f) Pengalaman melalui TV dan gambar

1) Gambar kemeja yang diambil dari majalah

2) Melihat TV atau CD tentang bentuk kemeja.

Page 51: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Refleksi

Pada tahap ini diadakan pertemuan dari tim penelitian untuk :

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan

2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

sebagai acuan siklus berikutnya.

Atas dasar siklus I, dilakukan penyempurnaan perencanaan baik RPP,

penentuan media dan instrumen penilaian sebagai suatu perencanaan pada

siklus II. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan pengamatan dan refleksi.

Page 52: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Adapun awal anak adalah dapat dilihat dari nilai awal yang diperoleh siswa

cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap. Deskripsi kemampuan awal

yang diperoleh KSP pada setiap indikator pembelajaran bina diri yaitu

memasukkan lengan tangan kanan KSP kesulitan, anak tidak dapat tepat

memasukkan tangan pada lubang lengan yang tepat. KSP sering memanggil guru

untuk meminta bantuan. KSP selalu menyelesaikan memasukkan lengan tangan

dengan bantuan guru begutu juga saat melakukan indikator kedua yaitu

memasukkan lengan tangan kiri. KSP lebih kesulitan memasukkan lengan tagan

kiri. Dalam observasi kemampuan awal terlihat KSP lebih mudah menggerakkan

lengan tangan kanan untuk dimasukan dalam lengan dibandingkan lengan tangn

kiri. Indikator selanjutnya adalah merapikan krah, KSP sangat kesulitan

merapikan krah. Kepalanya di tundukkan agar tangannya mudah mengatur krah

baju, namun gagal. KSP meminta bantuan guru untuk merapikan krah, guru lalu

memegang pergelangan tangan KSP untuk membantu merapikan krah. Saat KSP

mengancingkan baju ujung jari KSP dapat memegang kancing dan lubang

kancing, hanya saja KSP sulit memasukkan kancing baju pada lubangnya. KSP

juga masih kesulitan mempraktekkan melepas baju.

FLR dalam kegiatan akademik hasilnya berada di bawah KSP. Pada saat

praktek memakai baju begitu juga adanya. FLR kesulitan memasukkan lengan

tangan pada lengan baju. Posisi baju FLR juga terbalik karena kesalahan FLR

menarik posisi baju saat akan memasukkan tangan kiri. FLR harus sering

mengulangi praktek memasukkan lengan baju. FLR kesulitan memakai krah. FLR

sering lupa merapikan krahnya. Kegiatan mengancingkan baju lebih sulit lagi

dilakukan FLR. FLR memegang kancing pertama tetapi FLR juga memegang

lubang kancing terakhir. Sehingga posisi baju FLR rusak. Baju FLR sering kusut

Page 53: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan kotor saat selesai pembelajaran karena FLR sering salah melakukan praktek

setiap indikator.

YL dalam aktivitas sehari-hari paling aktif dibanding dengan yang lainnya.

Kelainnannya adalah pada anggota gerak kakinya. Kakinya “pengkor” yaitu

bagian punggung kaki masuk kedalam. Apabila anak berjalan bagian ujung tangan

searah lehernya seperti menarik urat sarafnya. Dirumah, YL masih dipakaikan

baju oleh ibunya. Namun YL dapat memegang baju dengan baik dan mau

berusaha memasukkan tangan pada lengan baju. Hasilnya YL cukup baik hanya

saja masih kesulitan dalam mengancingkan baju.

RA mengalami gangguan motorik pada kakinya. RA selalu memakai kursi

roda saat melakukan aktivitas sehari-hari. Saat memakai baju RA selalu dibantu

ibunya di rumah. Sosialisasi RA cukup baik. RA sering bermain bersama

temannya bahkan dari kelas lain. RA juga sering belajar melatih kekuatan motorik

tangannya dengan berusaha mendorong kursi roda milik temannya, walaupun RA

duduk di kursi roda. Berangkat sekolah RA diantar ibunya menggunakan sepeda.

RA dapat berpegangan tangan sendiri pada perut ibunya. RA juga bisa melakukan

gerakan melambaikan tangan tanda “dada” atau selamat tinggal saat pulang

sekolah sedangkan tangan yang lain berpegangan pada ibunya. Saat pembelajaran

bina diri memakai baju RA masih dibantu oleh guru.

Sebelum pada tahap perencanaan pada siklus I ini penulis mengidentifikasi

hasil prestasi belajar binadiri siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir

Cilacap diambil dari dokumen nilai pada semester II tahun pelajaran 2011 / 2012.

Hasil prestasi bina diri pratindakan siswa cerebral palcy kelas II SDLB

Negeri Gumilir Cilacap tahun pelajaran 2011 / 2012 sebagai berikut :

Tabel 2 : Nilai rata-rata prestasi belajar bina diri pratindakan siswa

cerebral palsy kelas II

NO Nama Siswa Nilai

1. KSP 44,8

2. FLR 40,2

3. YL 41,2

4. RA 42,4

Page 54: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi Hasil Tiap Siklus

1. Siklus I

Proses penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Dari tiap-

tiap siklus terdiri empat tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.

a. Persiapan dan Perencanaan

Peneliti bekerjasama dengan tim penelitian dan melalui persetujuan dari

kepala sekolah SDLB Negeri Cilacap ditentukan waktu pelaksanaan

tindakan sebagai berikut :

Tabel Rencana Tindakan penelitian

No Hari/ tanggal Keterangan

1. Rabu, 11 april Tindakan dan pengamatan

2. Rabu, 18 April Tindakan dan pengamatan

3. Rabu, 25 April Refleksi

Jadwal diatas sejalan dengan jadwal program khusus Bina diri

khususnya bagi siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap

Semester II tahun pelaksanaan 2011 / 2012.

Selain itu penulis juga mempersiapkan : ( 1 ) Silabus, ( 2 )RPP, ( 3 )

Media yang relefan, ( 4 ) Instrumen penilaian Penilaian untuk bagian ini

dapat dilihat pada keterangan Prosedur Penekanan pada bab III.

b.Pelaksaan tindakan

1) Pertemuan Pertama (Ke-1)

(a) Kegiatan awal

Berdoa bersama sebelum dimulainya pelajaran. Selanjutnya

guru mengabsen siswa. Guru dan siswa merumuskan hari, tanggal,

bulan dan tahun dengan mencocokan dengan kalender. Guru

menuliskan hari, tanggal, bulan dan tahun di papan tulis.

Page 55: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa bersama-sama melakukan latihan bina gerak untuk

melatih motorik halus. Latihan tersebut antara lain : mengepal dan

membuka telapak tangan sambil menghitung bersama. Guru

menjentikkan jari yaitu dengan jari telunjuk ditemukan dengan ibu

jari, jari tengah dengan ibu jari begitu seterusnya anak mengikutinya.

Bertepuk tangan sambil bernyanyi lagu nasional. Dilanjutnya dengan

menghafal bersama teks Pancasila. Kegiatan ini setiap hari

dilakukan sebelum memulai pembelajaran.

Guru mengajak anak mendiskusikan kembali sedikit pertemuan

yang lalu. Pada akhir pertemuan yang lalu guru telah menjelaskan

tentang baju. Guru menunjukkan baju dihadapan anak-anak. Anak-

anak senang sekali dan tampak bersemangat menjawab nama benda

yang ditunjukkan guru. KSP berkata lantang nama benda tersebut.

“Baju” jawab KSP.

(b) Kegiatan Inti

Guru mengajak siswa menunjukkan ciri-ciri baju. Siswa saling

menjawab bergantian. “Ada krahnya” jawab FLR. “ada lengannya”

tambah RA. “berkancing bu !” seru YL.

“Ya, benar semua.”jawab bu guru.

“Siapa yang sudah bisa memakai baju sendiri ?” Tanya bu Jum.

“Saya!” seru KSP. “Saya juga.” jawab teman yang lain.

“Ya, mari kita praktekkan bersama”. Ajak bu Jum. Lalu bu jum

mengambil baju yang sudah disiapkan.

“Sebelum memakai baju kita membaca doa dulu yuk.

Bismilahirohmanirohkhim. Lalu masukkan tangan kanan pada

lengan kanan, kemudian tangan kiri pada lengan kiri.” Bu Jum

berkata.

Anak-anak memperhatikan penjelasan guru.

Page 56: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Selanjutnya krah dirapikan, samakan bagian bawah kancingkan

satu persatu dari yang paling atas atau dari yang paling

bawah.”tambah bu Jum.

Selanjutnya bu jum menyuruh anak-anak mempraktekkan

memakai baju. Bu Jum berkata : “Sebelumnya berdoa dulu lalu

bersama Bu guru memasukkan tangan kanan pada lengan kanan.

KSP sudah betul tangan kanan masuk pada lengan kanan FLR

terbalik tangan kanan dimasukkan lengan kiri, YL terbalik tangan

kanan masuk pada lengan kiri RA benar tangan kanan masuk pada

lengan baju kanan.” Bu Jum berkata. Selanjutnyan Bu guru memberi

contoh tangan kiri dimasukkan pada lengan baju sebelah kiri anak-

anak menirukan. FLR memasukkan tangan kiri pada lengan baju

sebelah kanan ternyata bu guru melihat posisi krah ada disebelah

bawah. YL menyadari jika bajunya terbalik, dan melepas bajunya

untuk di balik. Tangan kanan dimasukkan pada lengan baju sebelah

kanan lalu mengikuti bu guru tangan kiri dimasukkan pada lengan

baju sebelah kiri.

Anak mulai mengancingkan baju. Kegiatan mengancingkan baju

dimulai dari kancing bagian atas. Anak-anak tampak masih kesulitan

mengancingkan baju. Hanya KSP yang lincah memasukkan anak

kancing pada rumah kancing. Waktu yang dihabiskan KSP juga

relatif singkat. Bahkan KSP sempat membantu RA. Anak-anak yang

lain juga masih kesulitan mengancingkan bajunya. Bu Jum

membantu sedikit dengan menunjukkan mana yang harus di pegang

anak saat mengancing baju. Setelah anak selesai mengancingkan

baju, masing-masing merapikan bajunya.

(c) Kegiatan akhir

Guru mengajak bermain anak dalam bentuk lomba memakai

baju. Setelah guru menghitung sampai hitungan ketiga, anak-anak

mulai memakai bajunya. Anak-anak tampak bersemangat memakai

Page 57: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baju. Anak-anak berusaha mmemakai baju secepat mungkin agar

dapat memenangkan lomba. Akhirnya KSP dapat memenangkan

lomba memakai baju. Disusul FLR sebagai pemenang kedua.

2) Pertemuan Kedua (Ke-2)

(a) Kegiatan awal

Berdoa bersama sebelum dimulainya pelajaran. Selanjutnya

guru mengabsen siswa. Guru dan siswa merumuskan hari, tanggal,

bulan dan tahun dengan mencocokan dengan kalender. Guru

menuliskan hari, tanggal, bulan dan tahun di papan tulis.

Siswa bersama-sama melakukan latihan bina gerak untuk

melatih motorik halus. Latihan tersebut antara lain : meremas-remas

kertas, bertepuk tangan dan memukulkan kepalan tangan kiri pada

telapak tangan kanan begitu seterusnya. Guru menjentikkan jari yaitu

dengan jari telunjuk ditemukan dengan ibu jari, jari tengah dengan

ibu jari begitu seterusnya anak mengikutinya. Bertepuk tangan

sambil bernyanyi lagu nasional. Dilanjutnya dengan menghafal

bersama teks Pancasila. Kegiatan ini setiap hari dilakukan sebelum

memulai pembelajaran.

Guru mengajak anak mendiskusikan kembali sedikit pertemuan

yang lalu. Pada akhir pertemuan yang lalu guru telah menjelaskan

tentang baju. Guru menunjukkan baju dihadapan anak-anak. Anak-

anak senang sekali dan tampak bersemangat menjawab nama benda

yang ditunjukkan guru. RA berkata lantang nama benda tersebut.

“Baju” jawab RA.

“Coba siapa yang ingat apa ciri-ciri baju?” tanya bu Jum.

“Ada sakunya !” jawab RA.

“Ada lengannya.” Tambah KSP.

“Ada kancing dan krahnya” tambah FLR.

Page 58: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Ya benar semuanya. Murid bu Jum memang pintar-pintar ya.

Siapa yang sudah belajar memakai baju sendiri di rumah ?” tanya bu

Jum.

Semua siswa menunjukkan jari sambil berkata : “Saya bu guru.”

“Iya bagus.” Jawab bu Jum.

(b) Kegiatan Inti

“Sebelum memakai baju kita membaca doa dulu yuk.

Bismilahirohmanirohkhim. Kita masukkan tangan kanan pada lengan

kanan, kemudian tangan kiri pada lengan kiri.” Bu Jum berkata.

Anak-anak memperhatikan penjelasan guru.

“Selanjutnya krah dirapikan, lihat bagian bawah baju apakah

sudah sama, lalu kancingkan satu persatu dari yang paling atas atau

dari yang paling bawah.”tambah bu Jum.

Selanjutnya bu jum menyuruh anak-anak mempraktekkan

memakai baju. Bu Jum berkata : “Jangan lupa berdoa dulu lalu

bersama Bu guru memasukkan tangan kanan pada lengan kanan.

KSP dapat memasukkan tangan kanan pada lengan kanan. Tetapi YL

terbalik tangan kanan dimasukkan lengan kiri, YL terbalik tangan

kanan masuk pada lengan kiri RA benar tangan kanan masuk pada

lengan baju kanan.” Bu Jum berkata. Selanjutnyan Bu guru memberi

contoh tangan kiri dimasukkan pada lengan baju sebelah kiri anak-

anak menirukan. FLR memasukkan tangan kiri pada lengan baju

sebelah kanan ternyata bu guru melihat posisi krah ada disebelah

bawah. Bu Jum dengan sigap membantu memperbaiki kesallahan

YL. YL senang sekali. Akhirnya letak lengan YL benar pada

tempatnya.

Anak mulai mengancingkan baju. Kegiatan mengancingkan baju

dimulai dari kancing bagian atas. Anak-anak tampak masih kesulitan

mengancingkan baju. Hanya KSP yang lincah memasukkan anak

Page 59: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kancing pada rumah kancing. Bu Jum membantu sedikit dengan

menunjukkan mana yang harus di pegang anak saat mengancing

baju. Setelah anak selesai mengancingkan baju, masing-masing

merapikan bajunya. Bu Jum mulai mengecek baju yang sudah

dipakai anak-anak.

Setelah selesai pengecekan kerapihan dan ketepatan memakai

baju selanjutnya anak-anak disuruh berlomba untuk membuka

bajunya. Anak-anak tampak bersemangat berusaha membuka

kancing baju dan melapaskan bajunya. Pada umumnya anak-anak

tidak kesulitan membuka baju.

(c) Kegiatan akhir

Guru mengajak bermain anak dalam bentuk lomba memakai

baju. Setelah guru menghitung sampai hitungan ketiga, anak-anak

mulai memakai bajunya. Anak-anak tampak bersemangat memakai

baju. Anak-anak berusaha mmemakai baju secepat mungkin agar

dapat memenangkan lomba. Akhirnya KSP dapat memenangkan

lomba memakai baju. Disusul FLR sebagai pemenang kedua.

Selanjutnya bu Jum memberi komando untuk melakukan lomba

membuka baju. Anak-anak semakin antusias melakukan melepas

baju. KSP kembali memenangkan lomba melepas baju. KSP sangat

senang dengan mengangkat kedua tangnnya tanda kemenangan.

Hasil prestasi belajar bina diri berpakaian siswa tunadaksa kelas 2 diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3 Data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral palsy

kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap siklus I

No NAMA NILAI AWAL NILAI

AKHIR

1. KSP 44,8 64,8

2. FLR 40,2 61,2

3. YL 41,2 61,2

4. RA 42,4 62,4

Page 60: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral palsy kelas II

SDLB Negeri Gumilir Cilacap dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 3 Histogram Data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral palsy

kelas II SLB Negeri Gumilir Cilacap siklus I

c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat proses pelaksanaan

tindakan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat. Pengamatan dalam penelitian ini

meliputi pengamatan saat anak memasukkan tangan kanan pada lengan baju

kanan, memasukkan tangan kiri pada lengan kiri, merapikan krah baju,

mengancingkan kancing baju dan melepas baju. Menugasi murid secara individual

untuk memperagakan memakai kemeja.

Tabel 4 Data nilai Pengamatan dan keaktifan siswa

No Nama

siswa

Rician tugas Assesmen guru

Mema-

sukkan

lengan

tangan

kanan

Mema-

sukkan

lengan

tangan

kiri

Merapi-

kan krah

Mengan-

cingkan

baju

Mele-

pas

baju

Sudah

bisa

Belum

bisa

1. KSP B B A B B

2. FLR B B B B B

3. YL B B B A B

4. RA B A B B B

Page 61: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penilaian Kemandirian

No Nama Nilai

Keterangan A B C D

1. KSP

2. FLR

3. YL

4. RA

Penilaian Sosial Siswa

No Nama Nilai

Keterangan A B C D

1. KSP

2. FLR

3. YL

4. RA

Keterangan :

A= Amat baik

B = Baik

C = cukup

D = Kurang

d. Refleksi

Dua kali pertemuan pembelajaran kemudian dilakukan pertemuan

dengan teman sejawat. Temuan-temuan tersebut kemudian direkam melalui

lembar observasi sewaktu pembelajaran dan dari hasil prestasi belajar bina

diri (berpakaian) yang diperoleh siswa melalui instrumen penilaian.

Berdasarkan tabel data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral

palsy kelas II SDLB negeri Gumilir Cilacap siklus I, terlihat adanya

peningkatan prestasi nilai bina diri berpakaian siswa cerebral palsy kelas II

SDLB Negeri Gumilir Cilacap. Hasil refleksi yang dilakukan penulis

dengan dibantu rekan sejawat menunjukkan bahwa dengan pendekatan

kontekstual dalam kegiatan pembelajaran bina diri berpakaian siswa

cerebral palsy kelas 2 SDLB Negeri Gumilir Cilacap dilihat prestasi rata-

rata menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terlihat dengan

adanya peningkatan rata-rata prestasi yang dimiliki masing-masing siswa.

Page 62: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel data nilai rata-rata siklus I tersebut juga dapat diketahui

bahwa prestasi belajar tunadaksa kelas 2 SDLB Negeri Gumilir Cilacap

sudah mengalami peningkatan walaupun masih perlu adanya perbaikan

lebih lanjut. Adapun peningkatan prestasi belajar pada siklus I ini masih ada

yang dibawah KKM yang ditentukan yaitu minimal 65. Adapun

peningkatan tersebut dapat digambarkan yaitu KSP belum tuntas, FLR

belum tuntas, YL belum tuntas, dan RA belum tuntas.

Melalui refleksi pada siklus I ini dapat ditemukan beberapa kelemahan

dan kelebihan. Kelemahan dan kelebihan tersebut adalah :

a) Ada siswa yang kurang konsentrasi saat mendengarkan penjelasan guru

namun muncul konsentrasi saat praktek sehingga ada kesalahan saat

praktek memakai baju.

b) Penjelasan guru terlalu cepat sehingga ada siswa yang kurang

memahami

c) Ada siswa yang masih kurang termotivasi untuk ikut terlibat secara

aktif dalam pembelajaran

d) Siswa yang sudah bisa mempraktekkan memakai baju mau membantu

teman yang belum bisa memakai baju sehingga dapat meningkatkan

motivasi siswa.

e) Ada perlombaan memakai baju sehingga siswa bersemangat

memenangkan lomba.

Berdasarkan masalah tersebut di atas merupakan faktor penghambat

dalam penelitian ini, sehingga ada beberapa hal yang perlu disempurnakan.

Beberapa hal yang perlu disempurnakan adalah :

a) Memaksimalkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi

belajar bina diri siswa cerebral palsy SDLB Negeri Gumilir Cilacap

b) Menggunakan media langsung yang berupa pengalaman langsung siswa

memakai baju dengan cara melihat rekaman pertemuan yang lalu.

c) Guru sedikit mengulang kembali setiap penjelasannya.

Page 63: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Guru bertanya pada siswa pada setiap akhir penjelasan bahwa apakah

siswa sudah paham atau belum.

2.Siklus II

a. Perencanaan

Rencana tindakan yang telah direvisi dan dimodifikasi berdasarkan

refleksi pada tindakan I dilakukan pada tindakan siklus II. Kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada siklus II ini pada

dasarnya sama dengan tindakan pada siklus I hanya saja tindakan pada

siklus II lebih mengalami penyempurnaan berdasarkan tindakan siklus I.

Adapun penyempurnaan tersebut adalah dengan memaksimalkan

penggunaan pendekatan kontekstual.

b.Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

a) Kegiatan awal

Berdoa bersama untuk memulai pembelajaran. Guru mengabsen

siswa satu-per satu. Masing masing siswa menunjukkan jari sambil

menjawab “saya bu guru!”

Guru dan siswa merumuskan hari, tanggal, bulan dan tahun dengan

mencocokan dengan kalender. Guru menuliskan hari, tanggal, bulan

dan tahun di papan tulis. Siswa bersama-sama melakukan latihan bina

gerak untuk melatih motorik halus. Latihan tersebut antara lain :

meremas-remas kertas, bertepuk tangan dan memukulkan kepalan

tangan kiri pada telapak tangan kanan begitu seterusnya. Guru

menjentikkan jari yaitu dengan jari telunjuk ditemukan dengan ibu jari,

jari tengah dengan ibu jari begitu seterusnya anak mengikutinya.

Bertepuk tangan sambil bernyanyi lagu nasional. Dilanjutnya dengan

menghafal bersama teks Pancasila. Kegiatan ini setiap hari dilakukan

sebelum memulai pembelajaran.

Page 64: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru mengajak anak mendiskusikan kembali sedikit pertemuan

yang lalu. Pada akhir pertemuan yang lalu guru telah menjelaskan

tentang baju.

“Coba siapa yang tahu bagaimana urutan memakai baju ?” tanya

bu Jum kepada anak-anak.

“Memasukkan lengan kanan pada lengan kanan bu guru !” jawab

KSP.

“Iya benar, terus apa lagi. Coba siapa yang bisa ?” tanya bu Jum.

“Tadi KSP sudah menjawab memasukkan lengan tangan kanan ke

tangan kanan, ayo ingat apa yang dilakukan sebelum memasukkan

lengan tangan ?” tambah bu Jum.

“Membaca doa dulu bu !” seru RA.

“Iya benar sekali, membaca Bismillahirrohmanirrohim.” Bu Jum

berkata sambil mengacungkan ibu jari.

“Setelah membaca doa dan memasukkan lengan tangan pada

lengan baju apalagi selanjutnya ? tanya bu Jum.

“Merapikan krah baju dan mengancingkan baju bu.” Seru FLR.

“Benar sekali FLR”. Jawab bu Jum.

b). Kegiatan Inti

“Ayo anak-anak sekarang kita berlatih memakai baju lagi” Ajak bu

Jum.

“Hore! Saya sudah belajar di rumah bu.” Seru FLR.

“Saya juga diajari kakak bu.” Tambah KSP.

“Wah, anak-anak rajin sekali ya sudah belajar di rumah.” Jawab bu

Jum.

Selanjutnya anak-anak memakai baju bersama-sama. Tampak

anak-anak sudah mulai mahir memasukkan masing-masing tangan pada

lengannya. Anak-anak juga sudah mulai hafal urutan memakai baju.

Sebelum memakai baju anak-anak melafalkan doa dengan lantang.

Anak-anak tampak bersemangat memakai baju. Mereka tidak mau di

Page 65: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bimbing oleh bu Jum saat ada anak yang masing sedikit kesulitan

merapikan krah. Dengan sdikit usaha anak tersebbut akhirnya dapat

merapikan krah sendiri.

RA tampak bersemangat memakai baju, ada salah satu kancing

yang salah masuk lubang kancing sehingga terlihat tinggi sebelah. Bu

Jum menegur RA dan menawarkan bantuan untuk membantu, tetapi

ditolak oleh RA. RA berusaha memperbaiki letak kancing dengan

sekuat tenaga, tetapi masih gagal. Bu Jum lalu mengulurkan tangannya

untuk membantu RA.

“Begini RA cara memperbaikinya, kita buka dulu kancing yang

salah lalu bagian bawah baju kita samakan selanjutnya kita paskan

dengan masing-masing rumah kancing.” Kata bu Jum.

“Terimakasih bu.” RA berkata.

“Ya.”jawab bu Jum.

Akhirnya semua anak sudah siap dengan bajunya, tetapi ketika bu

Jum melihat ke arah YL tenyata krah YL belum rapi. Krahnya tampak

berdiri belum dilipat keluar. Bu Jum mendapat ide untuk mengajak

anak-anak mengoreksi hasil kerja temannya. KSP berseru, “Bu, YL

belum rapi bu.”

“O, iya YL bisa merapikan krah ?” tanya bu Jum.

“Ibu bantu ya?” bu Jum menambah.

“Saya bisa bu, hanya saja tadi saya lupa merapikan krah.” Jawab

YL.

“Ya bagus, silahkan krahnya dirapikan.”bu Jum berkata.

Anak-anak senang sekali karena mereka sudah dapat

menyelesaikan tugas mereka dan berhasil memakai baju.

c) Kegiatan akhir

Bu Jum mengajak anak-anak berlomba memakai baju kembali.

Kali ini perlombaan dimenangkan oleh YL. Selanjutnya anka-anak

mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Page 66: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pertemuan kedua

a) Kegiatan Awal

Pertemuan kedua ini tetap dilakukan secara klasikal. Setelah guru

mengabsen siswa, guru mengumumkan suatu permainan. Guru

membuat gulungan kertas untuk dibagikan kepada siswa. Setiap siswa

mengambil salah satu gulungan kertas yang sudah diberi angka 1, 2, 3,

4. Siswa yang mendapat gulungan kertas dengan angka 1 merupakan

siswa yang akan maju ke depan kelas dan mempraktekkan memakai

baju pertama kali. Begitu seterusnya untuk gulungan dengan angka 1, 2,

3, dan 4.

b) Kegiatan Inti

KSP giliran yang pertama karena dia mendapat gulungan kertas

angka 1. Bu Jum mengajak siswa lain untuk memperhatika KSP

memakai baju dan ikut menilai. Siswa lain menilai siswa yang maju

kedepan dengan memberikan kritik, saran atau pujian. KSP maju ke

depan kelas. KSP mulai memakai baju, rupanya KSP dapat

menyelesaikan praktek memakai baju dengan baik. Siswa lain bertepuk

tangan dan mengacungkan jari. Selanjutnya siswa yang mendapat

gulungan kertas angka dua yaitu YL. YL memakai baju di hadapan

siswa lain. Selesai memakai baju FLR mengkritik YL. FLR mengatakan

bahwa YL lupa membaca doa sebelum memmakai baju. YL

menyanggah, kalau dia sudah membaca doa tetapi di dalam hati.

Akhirnya bu Jum menengahi, jika anak-anak boleh membaca doa

dengan keras ataupun di dalam hati. Selanjutnya siswa dengan nomor

gulungan ketiga. FLR mendapat giliran ketiga. FLR dapat

menyelesaikan praktek memakai baju. YL mengkritik FLR karena FLR

lupa melipat krah bajunya. FLR tertawa lalu melipat krah bajunya.

Giliran RA yang mendapatkan angka 4 dalam gulungan kertasnya. RA

Page 67: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memakai baju dengan riang sambil terus tertawa. Akhirnya RA dapat

menyelesaikan memakai baju dengan baik. Anak-anak bertepuk tangan.

c) Kegiatan Akhir

Akhir dari pertemuan ini bu Jum tetap mengadakan perlombaan

memakai baju. Perlombaan pertemuan kali ini dimenangkan oleh RA.

RA senang sekali dan mengangkat kedua tangannya ttinggi-tinggi tanda

kemenangan.

Tabel 5 Hasil Prestasi Belajar Bina diri Berpakaian siklus II

NO Nama Siswa Nilai

Siklus I Siklus II

1. KSP 64,8 75,4

2. FLR 61,2 74,4

3. YL 61,2 73,6

4. RA 62,4 74,2

Rata-rata 62,4 74,4

Berdasarkan data nilai rata-rata prestasi belajar siswa cerebral palsy kelas II

SDLB Negeri Gumilir Cilacap dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 4 Histogram Hasil Prestasi Belajar Bina diri Berpakaian

siklus II

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus kedua ini juga dilaksanakan pada waktu

pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh penulis dan dari hasil

tes praktek memakai baju. Instrumen penilaian dan instrumen pengamatan

yang digunakan sama seperti yang digunakan pada siklus pertama. Melalui

instrumen-instrumen tersebut diharapkan pembelajaran bina diri berpakaian.

Menugasi murid secara individual untuk memperagakan memakai kemeja.

0

20

40

60

80

KSP FLR YL RA

Siklus I

Siklus II

Page 68: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6 Data nilai pengamatan siswa cerebral palsy kelas II SDLB

Negeri Gumilir Cilacap

No Nama

siswa

Rician tugas Assesmen guru

Mema-

sukkan

lengan

tangan

kanan

Mema-

sukkan

lengan

tangan

kiri

Merapi-

kan krah

Mengan-

cingkan

baju

Mele-

pas

baju

Sudah

bisa

Belum

bisa

1. KSP B B A B B

2. FLR B B B B B

3. YL B B B A B

4. RA B A B B B

Penilaian Kemandirian

No Nama Nilai

Keterangan A B C D

1. KSP

2. FLR

3. YL

4. RA

Penilaian Sosial Siswa

No Nama Nilai

Keterangan A B C D

1. KSP

2. FLR

3. YL

4. RA

Keterangan :

A = Amat baik

B = Baik

C = cukup

D = Kurang

d. Refleksi

Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan oleh peneliti. Hasil temuan

dari siklus kedua ini adalah : Hasil prestasi belajar bina diri berpakaian

siswa cerebral palsy kelas II dengan menggunakan pendekatan kontekstual

pada siklus kedua.

Page 69: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Tabel 7 Hasil Pretsasi Belajar Bina Diri berpakaian Antara siklus I dengan

siklus II

NO Nama

Siswa

Nilai

Pratindakan

Nilai Nilai

KKM

Keterangan

Ketuntasan Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

1. KSP 44,8 64,8 75,4 65 Tuntas

2. FLR 40,2 61,2 74,4 65 Tuntas

3. YL 41,2 61,2 73,6 65 Tuntas

4. RA 42,4 62,4 74,2 65 Tuntas

Rata-rata 42,15 62,4 74,4 65 Tuntas

Berdasarkan tabel hasil pretsasi belajar bina diri berpakaian antara siklus I

dengan siklus II dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 5 Histogram Hasil Pretsasi Belajar Bina Diri berpakaian Antara

siklus I dengan siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik nilai rata-rata di atas maka, dapat dilihat adanya

peningkatan prestasi nilai bina diri berpakaian siswa cerebral palsy kelas 2 SDLB

Negeri Gumilir Cilacap. Adapun peningkatan prestasi belajar tersebut antara lain

adalah KSP mengalami peningkatan tuntas, FLR tuntas, YL tuntas, dan RA

tuntas.

Page 70: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan

Anak cerebral palsy memiliki karakteristik khusus yaitu kesulitan pada fungsi

gerakan (secara primer), juga (secara skunder) ada yang mengalami kelainan

penglihatan, pendengaran, bicara dan koordinasi (A. Salim, 1996). Terkadang

anak cerebral palsy seringkali salah perhitungan atau salah ukuran. Akibatnya ia

mengalami kesulitan dalam setiap melakukan kegiatan. Anak cerebral palsy sering

mengalami hambatan dalam melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari (activity of

daily living = ADL). Hal ini akibat dari kelainan yang dialami anak cerebral

palsy. Kegiatan hidup sehari-hari ini termasuk juga dalam berpakaian. Aktivitas

berpakaian sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena pakaian adalah

kebutuhan primer bagi manusia. Berpakaian juga merupakan kegiatan dalam

pembelajaran bina diri bagi anak cerebral palsy. Karena kesulitan motorik dari

anak cerebral palsy yang mengakibatkan kesulitan berpakaian ini mengakibatkan

prestasi belajar bina diri anak cerebral palsy rendah.

Penerapan pendekatan kontekstual mendorong guru untuk menghubungkan

antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata. Dan juga mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Menurut Munawir Yusuf, (2011:3)

Maksud dan tujuan CTL atau pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut :

(1) membekali siswa dengan pengetahuan yang lebih bermakna, secara fleksibel

dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu

konteks ke konteks lainnya. (2) hasil pembelajaran kontekstual diharapkan dapat

lebih bermakna bagi siswa untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis dan

melaksanakan pengamatan serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka

panjangnya.

Penerapan pendekatan kontekstual yang penulis lakukan dalam penelitian ini

berdasarkan tujuan dari pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual

membekali siswa dengan pengetahuan yang lebih bermakna sehingga siswa dapat

berpikir kritis dalam kehidupan jangka panjangnya. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 72: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat menjadikan siswa lebih

meningkat prestasi belajarnya.

Maka dari itu pendekatan kontekstual diperlukan dalam mempelajari bina diri

terutama berpakaian. Melalui pendekatan kontekstual anak dapat melakukan

praktik memakai baju. Dengan hal ini diharapkan anak menyukai pembelajaran

bina diri dan prestasi belajar bina diri anak meningkat.

Penelitian ini selaras dengan teori di atas karena dari hasil prestasi belajar

siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap yaitu rata-rata prestasi

belajar siswa 74,4. Hasil ini telah melebihi KKM yang ditetapkan yaitu 65.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan prestasi belajar bina diri anak cerebral palsy kelas II SDLB Negeri

Gumilir Cilacap. Hal ini terlihat dari hasil prestasi belajar yang meningkat yaitu

hasil dari siklus I pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual nilai rata-

rata anak adalah 62,4. Rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada siklus 2 adalah

74,4.

Adapun kelebihan yang dapat ditemukan dari penelitian adalah :

1. Siswa sangat senang dengan penggunaan pendekatan kontekstual sehingga

pembelajaran bina diri menjadi lebih bermakna.

2. Siswa lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar karena interaksi guru

dengan siswa lebih fleksibel. Siswa berkesempatan bertanya jawab dengan

guru dan temannya tentang kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa kelebihan tersebut caara memperolehnya adalah penemuan

kelebihan penelitian tersebut berasal dari pengamatan guru dengan guru mitra saat

kegiatan pembelajaran tampak siswa lebih kritis bertanya jawab dengan guru

kelas.

Adapun hambatan penelitian ini adalah :

1. Konsentrasi siswa saat pembelajaran berbeda-beda

2. Penataan meja belajar saat siklus I sangat mengganggu aktivitas siswa

sewaktu praktik memakai baju

Page 73: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Siswa mulai bosan saat mendengarkan penjelasan guru tentang cara

memakai baju.

Dari beberapa hambatan tersebut peneliti menemukan beberapa cara

mengatasi, yaitu:

1.Guru mengajak siswa berlatih permainan motorik halus sebelum pelajaran

dimulai agar siswa dapat berkonsentrasi sebelum pembelajaran dimulai.

2.Pada siklus II meja dibuat sejajar menghadap guru dan letak meja dipigeser

dari hadapan siswa.

3.Guru memberikan pujian dan hadiah pada anak yang dapat mempraktikkan

memakai baju dengan baik.

Page 74: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

belajar bina diri berpakaian bagi siswa cerebral palsy kelas II di SDLB Negeri

Gumilir Cilacap semester II tahun pelajaran 2011/2012

B. Implikasi

Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peninggkatan prestasi belajar

siswa cerebral palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir Cilacap. Penanganan anak

cerebral palsy melalui pendekatan kontekstual yang tepat dan terprogram agar

merekka dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

C. Saran

Keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual dalam kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Binadiri berpakaian cerebral

palsy kelas II SDLB Negeri Gumilir cilacap dapat dijadikan dasar bagi penulis

untuk memberikan saran kepada :

1.Teman sejawat ( sesama guru )

Pembelajan di kelas hendaknya menggunakan pendekatan kontekstual

yang mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa,

sehingga dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan antar apa yang

didapat dari belajar dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Pembelajan menjadi lebih bermakna, hal ini akan menjauhkan siswa dari

perilaku membuang waktu percuma dalam pembelajaran kontak berarti dengan

lingkungan bisa dirasakan siswa.

Page 75: PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...nggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar bina diri bagi siswa cerebral palsy kelas ii sdlb negeri gumilir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Siswa

Siswa yang telah mencapai standar ketuntasan dalam pembelajaran,

pendekatan kontekstual tetap sangat dibutuhkan terutama bagi siswa Kelas 2

SDLB Negeri Cilacap karena suatu pembelajaran menjadi bermakna apabila

ada hubungan dengan kehidupan dari keseharian anak.

Bagi siswa yang belum mencapai standar ketuntasan perlu adanya

pemaksimalan penggunaan pendekatan kontekstual, misalnya : dengan media

yang relevan.