pendekatan kontekstual untuk …... · belajar pecahan matematika siswa kelas iii sd negeri ... bab...

178
PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN 2010 Oleh : ASTRI KUSUMA WARDANI NIM K 7106010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lyphuc

Post on 05-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

1

PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI

KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN 2010

Oleh :

ASTRI KUSUMA WARDANI

NIM K 7106010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

2

PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI

KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN 2010

Oleh :

ASTRI KUSUMA WARDANI

NIM K 7106010

SKRIPSI

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

Page 3: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

3

iv

Page 4: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

4

Page 5: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

5

ABSTRAK

Astri Kusuma Wardani, NIM K7106010. PENDEKATAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI

KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA SEMESTER GENAP

TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta , Juni 2010.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) meningkatkan motivasi

belajar pecahan matematika melalui pendekatan Kontekstual siswa kelas III SD

Negeri Karangasem 1 Kecamatan Laweyan Surakarta Semester Genap Tahun

2010 (2) meningkatkan prestasi belajar pecahan siswa melalui pendekatan

kontekstual kelas III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Semester

Genap Tahun 2010.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model

siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Karangasem 1

Laweyan Surakarta. Pengumpulan data digunakan dengan teknik dokumen

untuk mengetahui seberapa besar prestasi sebelum dan setelah tindakan,

observasi untuk mengetahui situasi kelas dan motivasi siswa, angket motivasi

untuk melihat pendapat siswa dan tes untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar. Teknik analisis data digunakan model deskriptif interaktif dengan

langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian siklus 1, 2 dan siklus 3 diperoleh nilai rata-

rata angket motivasi sebesar 72,75; 78,85 dan 81,10. Rata-rata nilai prestasi

matematika siswa pada siklus 1, 2, dan siklus 3 diperoleh nilai sebesar 72,25;

85,25 dan 85,25. Prosentase siswa yang memperoleh nilai prestasi belajar di

atas KKM pada siklus 1, 2 dan siklus 3 adalah sebesar 52,25%; 67,5% dan

82,5%. Dengan demikian dapat disarankan bahwa Pendekatan Kontekstual

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Kata kumci: motivasi, prestasi , pendekatan kontekstual, pecahan, matematika.

v

Page 6: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

6

ABSTRACT

Astri Kusuma Wardani, K7106010. IMPROVING STUDENTS’

MOTIVATION IN LEARNING MATHEMATICS FRACTION THROUGH

CONTEXTUAL APPROACH ON SECOND SEMESTER OF THE THIRD

GRADE STUDENTS OF SDN KARANGASEM 1, LAWEYAN,

SURAKARTA, ACADEMIC YEAR 2009-2010. Thesis, Surakarta : Teacher

Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Surakarta, June 2010.

The purposes of this classroom action research are: (1) to improve the

motivation of third grade students of SDN Karangasem 1 Laweyan Surakarta,

academic year 2010 in learning rational number throught contextual approach (2)

to improve the achievement of third grade students of SDN Karangasem 1

Laweyan Surakarta academic year 2010 in learning rational number through

cotextual approach.

This is a classroom action research through cycle model. The subject of

the research is third grade students of SD Negeri Karangasem 1, Laweyan,

Surakarta. The techniques of collecting data in this research are document,

observation, questionare, and test. Document technique is used to identify to what

extent students’ learning achievement. Observation is used to identify the class

situation and students’ motivation. Motivation questionare is used to see the

students’ opinion. And test is used to identify students’ learning achievement. The

technique of data analysis is interactive descriptive model by reducing data,

presenting data, and taking research conclusion or verification.

Based on the research result in cycle 1st, 2

nd, and 3

rd, there can be obtained

that the average scores of motivation questionare are 72,75; 78,85 and 81,10. And

the average of students’ mathematics scores in cycle 1, 2, and 3 are 72,25; 85,25

and 85,25. The precentage of the students who get study achievement above

minimum passing criteria are 52,25%; 67,5% and 82,5%. Therefore, it is

concluded that contextual approach can improve students’ motivation and learning

achievement.

Key words: motivation, learning achievement ,contextual approach, fraction,

mathematics

vi

Page 7: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

7

MOTTO

“Bersabarlah...... semua hal itu sulit sebelum menjadi mudah”.

(Saadi Shiraz)

“Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras

adalah kemenangan yang hakiki”.

(Terjemahan Mahatma Gandhi)

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies

Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu

(Antoine De Saint)

vii

Page 8: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

8

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini dengan hati yang tulus teruntuk :

Kedua orangtuaku (Alm. Bapak Sutarmanto - Ibu Yuliati) yang selalu aku

banggakan dan menjadi inspirasi terbesarku

Kedua kangmasku (Agung Yuniawan, SE - Briptu Anton Dewantoro, SE) yang

tiada lelah memberi motivasi kepada penulis, segala limpahan doa dan

penyemangat menjadi penguat yang begitu hangat

Keponakanku Faiz Alfatirafi Ananta..... rindu ini selalu memacu untuk

memelukmu.

Mas Allvian dan keluarga atas sebentuk kesabaran dan kebaikan tulus

Sahabatku tersayang, terima kasih atas perjalanan indah ini sampai kita bisa

seperti sekarang.

Teman-teman D’Fresh Zero’06 , Dosen dan Staf di PGSD, kakak-kakak dan adik-

adik tingkatku di PGSD, FKIP, UNS Bersamamu menjadi sebuah kenangan yang

tak pernah terlupakan dan memberi kerinduan yang indah.

Almamaterku tercinta yang senantiasa aku banggakan dalam meraih mimpi

menjadi seorang pendidik.

viii

Page 9: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah karena atas limpahan rahmat,

taufik, hidayah, serta inayah-Nya skripsi ini dapat terseleseikan. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Progran Studi S1 PGSD, Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta .

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak, khususnya

kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin serta

kesempatan belajar.

2. Drs. R. Indianto, M Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin untuk menyusun

skripsi.

3. Drs Kartono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membimbing dalam penulisan

skripsi ini.

4. Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd. selaku Pembimbing 1 yang telah tulus

memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis untuk menyeleseikan

skripsi.

5. Drs. Djaelani, M. Pd. selaku Pembimbing II yang dengan sabar memberi

petunjuk dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Heru Prasetyo, S. Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1

Laweyan Surakarta yang telah mengijinkan melakukan penelitian dengan

segala kesabaran dan bimbingannya.

ix

Page 10: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

10

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah

SWT. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan keterbatasan pengetahuan, namun diharapkan skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

x

Page 11: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7

A. Kajian Pustaka .............................................................................. 7

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika ................................... 7

2. Motivasi Belajar ..................................................................... 15

3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual .................................. 21

4. Bilangan Pecahan ................................................................... 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 33

C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 34

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 39

1. Tempat Penelitian ................................................................... 39

xi

Page 12: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

12

2. Waktu Penelitian .................................................................... 39

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................... 40

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 40

D. Subjek Data .................................................................................. 40

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 41

F. Indikator Kinerja .......................................................................... 42

G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42

H. Validitas Data ............................................................................... 48

I. Teknik Analisis Data .................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 51

A. Hasil Penelitian............................................................................. 51

1. Kondisi Awal Sebelum PTK .................................................. 51

2. Pelaksanaan PTK Siklus I ...................................................... 54

3. Pelaksanaan PTK Siklus II ..................................................... 66

4. Pelaksanaan PTK Siklus III .................................................... 77

B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 88

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 92

A. Simpulan ....................................................................................... 92

B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................ 92

C. Saran ............................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94

LAMPIRAN

xii

Page 13: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategori motivasi siswa (untuk 20 butir pernyataan/ pertanyaan

dengan rentang skor 20 – 100) ............................................................. 17

Tabel 2 Jadwal penyusunan penelitian .............................................................. 39

Tabel 3 Frekuensi Data Nilai Angket Nilai Motivasi Sebelum PTK ............... 52

Tabel 4 Frekuensi Data Nilai Matematika Siswa Sebelum PTK ...................... 53

Tabel 5 Hasil pengamatan pada pembelajaran matematika dengan pendekatan

Kontekstual Pada Siklus I .................................................................... 60

Tabel 6 Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Belajar Setelah Siklus I .......... 62

Tabel 7 Frekuensi Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus I .................... 63

Tabel 8 Perbandingan hasil antara sebelum PTK dan setelah Siklus I ............. 64

Tabel 9 Hasil Pengamatan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kontekstual pada Siklus 2 .................................................................... 70

Tabel 10 Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Setelah Siklus 2 ...................... 74

Tabel 11 Frekuensi Data Nilai Matematika Setelah Siklus 2.............................. 74

Tabel 12 Perbandingan Hasil Antara Siklus 1 dengan Siklus 2 .......................... 75

Tabel 13 Hasil Pengamatan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kontekstual pada Siklus 3 .................................................................... 81

Tabel 14 Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Setelah Siklus 3 ................... 84

Tabel 15 Frekuensi Data Nilai Matematika Setelah Siklus 3.............................. 85

Tabel 16 Perbandingan Hasil Antara Siklus 2 dengan Siklus 3 .......................... 86

Tabel 17 Klasifikasi Keberhasilan Nilai Angket Motivasi dan Nilai

Matematika ........................................................................................... 89

Tabel 18 Rekapitulasi Nilai Angket dan Nilai Matematika Siswa...................... 90

xiii

Page 14: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rentang Nilai Untuk Kategori Angket Motivasi............................... 18

Gambar 2 Sebuah lingkaran dibagi menjadi 2 bagian ....................................... 30

Gambar 3 Sebuah bujur sangkar dibagi menjadi 4 bagian yang sama luasnya . 30

Gambar 4 Sebuah bujur sangkar dibagi menjadi 4 bagian yang 2 bagian diberi

bayang-bayang .................................................................................. 30

Gambar 5 Alur kerangka berfikir ....................................................................... 37

Gambar 6 Mengenai kondisi awal sebelum PTK, tindakan perbaikan motivasi

Kondisi akhir setelah PTK ................................................................ 38

Gambar 7 Model Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 47

Gambar 8 Komponen-komponen Analisis Data ................................................ 49

Gambar 9 Grafik Data Nilai Angket Motivasi Sebelum Tindakan .................... 52

Gambar 10 Grafik Data Nilai Matematika Sebelum Tindakan ............................ 53

Gambar 11 Grafik Data Nilai Angket Motivasi Setelah Siklus I ......................... 63

Gambar 12 Grafik Data Nilai Matematika Setelah Siklus I ................................. 64

Gambar 13 Grafik Data Nilai Angket Motivasi Belajar Setelah Siklus 2............ 74

Gambar 14 Grafik Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus 2 ..................... 75

Gambar 15 Grafik Data Nilai Angket Motivasi Belajar Setelah Siklus 3............ 85

Gambar 16 Grafik Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus 3 ..................... 86

xiv

Page 15: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas III

SDN Karangasem I Laweyan Surakarta ...................................... 97

Lampiran 2 Angket motivasi Belajar Matematika .......................................... 98

Lampiran 3 Lembar Jawab Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ...... 103

Lampiran 4 Materi Ajar Matematika Kelas III dalam Silabus. ....................... 104

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1). .......................... 106

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 2) ........................... 117

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 3) ........................... 124

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Konstekstual pada Siklus1 ....... 129

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Konstekstual padaSiklus 2...... 132

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Konstekstual pada Siklus 3 ...... 135

Lampiran 11 Perhitungan Nilai Tiap Akhir Siklus ........................................... 139

Lampiran 12 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ........................................ 141

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi. ........................................... 142

Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai Matematika. ................................................... 144

Lampiran 15 Cara Perhitungan Pembuatan Tabel ............................................ 146

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 147

Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ................................... 152

Lampiran 18 Ijin Penelitian............................................................................... 153

xv

Page 16: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memenuhi kebutuhan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

bangsa banyak ditentukan oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan

dapat terjadi di dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu pendidikan keluarga

(pendidikan informal), pendidikan sekolah (pendidikan formal), dan pendidikan

masyarakat ( pendidikan non formal).

Sekolah sebagai pusat pendidikan formal mencerminkan masyarakat yang

maju, karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Pendidikan di sekolah seharusnya secara seimbang dan serasi mencakup aspek

pembudayaan, penguasaan, pengetahuan, dan pemilikan keterampilan siswa untuk

melakukan kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman

pendidikan yang bermakna. Dengan demikian, dapat mendorong pertumbuhan

dan perkembangan siswa ke arah suatu tujuan yang dicita-citakan.

Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) merupakan mata

pelajaran yang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari

pembelajaran matematika dalam Kurikulum KTSP SD/ MI 2007 adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan : (1) Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau

logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah ; (2)

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika ; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh ; (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram atau media lain untuk memperoleh keadaan atau masalah ; (5) Memiliki

sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, memiliki rasa ingin

Page 17: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

17

tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah.

Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan, akan lebih efektif

apabila siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Untuk dapat terlaksananya

pembelajaran matematika dengan baik pada jenjang pendidikan SD diperlukan

guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran seperti yang

tercermin dalam rambu- rambu pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

( KTSP ) 2006. Rambu- rambu tersebut antara lain guru hendaknya dapat memilih

dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara

mental, fisik, dan sosial. Aktivitas dalam kelompok sosial dikatakan maksimal

bila interaksi itu terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan antara

siswa dengan siswa (Syaiful Djamarah, 2000:128). Dari pernyataan di atas dapat

dikatakan bahwa guru diharapkan dapat merancang dan mengelola proses

pembelajaran, agar dapat mengajarkan matematika dengan lancar dan berbagai

arah, sehingga mampu merangsang semangat siswa untuk belajar dengan

melibatkan berbagai komponen pengajaran dan tujuan yang ditetapkan dapat

tercapai. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan

memberikan dorongan kepada siswa. Pemberian dorongan dan semangat yang

diberikan oleh guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan dalam diri

siswa untuk mengetahui segala sesuatu mengenai apa yang dipelajarinya tanpa

ada beban dalam diri siswa tersebut karena motivasi merupakan dorongan dan

kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin

dicapainya. Hal ini dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan tujuan adalah

sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah

karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu (

Hamzah. B. Uno, 2007: 8 ).

Pemberian dorongan semangat dalam diri siswa merupakan hal penting

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa bukan hanya sekedar perintah untuk menghafal dan mendengarkan,

akan tetapi mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman yang dialami.

Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, akan tetapi

hasil dari proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pembelajaran

Page 18: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

18

interaktif memiliki dua karakteristik yaitu yang pertama proses pembelajaran yang

melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa

sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menhendaki aktivitas siswa dalam

berpikir dengan tingkat motivasi yang tinggi. Kedua, dalam proses pembelajaran

membangun suasana yang membangkitkan proses tanya jawab terus menerus

yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir

siswa, pada gilirannya kemampuan berpikir diharapkan membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang dapat mereka konstruksi sendiri.

Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar

siswa, strategi pembelajaran yang keliru, dan pemberian ulangan penguatan

(reinforcement) yang tidak tepat merupakan penyebab utama problema belajar

(learning problems). Hal demikian juga dialami oleh siswa-siswi di SD Negeri

Karangasem I Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Berdasarkan hasil

pengamatan, peneliti melihat bahwa kegiatan belajar kurang aktif karena siswa

terlihat malas menjalani kegiatan pembelajaran. Di SD Negeri Karangasem I juga

merupakan SD komplek yang terdiri dari tiga SD, di SD Negeri Karangasem I

bangunan yang ada di kelas III berdekatan dengan ruang kelas V, ruang kelas IV,

ruang kelas VI, Ruang Kesenian dan kantor kepala sekolah, menurut peneliti hal

ini mempengaruhi proses pembelajaran karena bangunan ruang kelas antara yang

satu dengan yang lain sangat berdekatan sehingga konsentrasi siswa kurang

optimal. Ketika guru menyampaikan materi, siswa cenderung tidak tertarik

mengenai materi yang disampaikan karena hanya diam mendengarkan, terkesan

kurang peduli dan lebih memperhatikan keadaan luar kelas. Saat guru mengajukan

beberapa pertanyaan mengenai materi matematika yang sudah disampaikan, hanya

ada beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan dan lebih didominasi oleh

siswa tertentu. Interaksi positif terhadap siswa, seperti memahami kebiasaan anak

sehari-hari yang dikaitkan dengan materi yang ada di sekolah, penggunaan

pendekatan pembelajaran yang kurang inovatif, dan pembelajaran yang

memanfaatkan lingkungan masih belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, mereka merasa proses

pembelajaran matematika sulit dipahami karena suasana terlihat tegang, kurang

Page 19: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

19

menyenangkan dan cara mengajar yang relatif sama, sehingga motivasi belajar

siswa cenderung rendah. Berdasarkan hasil wawancara dari pihak guru, mereka

mengatakan bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang

sulit dimengerti siswa terutama pada pokok bahasan pecahan karena pada pokok

bahasan tersebut siswa menjadi bingung karena bilangan yang digunakan

merupakan pecahan dari suatu keseluruhan. Ketika pengenalan bilangan pecahan

di kelas rendah, diperlukan alat-alat peraga yang tepat dan sesuai dengan kondisi

anak yang disertai dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat dan

inovatif. Dengan adanya hal tersebut, pengenalan bilangan pecahan dapat mudah

dimengerti oleh siswa sehingga siswa menjadi termotivasi dan diharapkan di kelas

selanjutnya anak lebih mudah mengembangkan materi pecahan karena sudah

termotivasi saat pengenalan materi pecahan sederhana di kelas III.

Kurangnya motivasi belajar siswa di SD Negeri Karangasem I Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta, merupakan suatu hambatan dalam proses pembelajaran.

Kita sebagai pendidik harus cepat tanggap terhadap masalah seperti ini dan segera

memperbaiki keadaan agar proses pembelajaran berjalan kondusif sehingga

diharapkan prestasi belajarnyapun juga meningkat.

Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar

sehingga siswa terdorong untuk melakukan aktifitas belajar dengan senang hati

karena didorong adanya motivasi yang tinggi pada diri siswa tersebut, maka akan

menumbuhkan keikhlasan dalam belajar dan kesadaran bahwa belajar adalah hal

yang sangat penting bagi mereka dan untuk masa depan mereka sendiri di masa

yang akan datang. Motivasi yang tinggi akan menjadikan mereka mempunyai

tekad yang kuat untuk belajar dan bersedia menghadapi segala kesulitan-kesulitan

yang datang dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu motivasi siswa untuk

belajar sangat penting terhadap proses pembelajaran karena mempengaruhi

pendidikan di Indonesia.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru dituntut untuk mencari

pemecahannya. Guru dapat menggunakan cara mengajar yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa secara maksimal. Maka, dalam

meningkatkan motivasi belajar matematika pokok bahasan pecahan diperlukan

Page 20: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

20

pengalaman melalui pendekatan yang membawa anak berfikir konkret ke abstrak,

yaitu melalui pendekatan kontekstual. Penggunaan pendekatan pembelajaran

kontekstual atau Contextual Teaching and learning (CTL) merupakan alternatif

untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa yang

rendah pada pokok bahasan pecahan sederhana. CTL adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka. Melalui penggunaan model pembelajaran yang inovatif seperti

CTL diharapkan motivasi belajar siswa dapat meningkat terutama pada pokok

bahasa pecahan dengan bantuan media diantaranya yaitu roti, pita, sedotan,

timbangan ataupun alat peraga lainnya.

Berpijak dari uraian tersebut di atas mengenai permasalahan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan pecahan serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis tertarik untuk menyusun

skripsi dengan judul “ Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Pecahan Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan

Surakarta Semester Genap Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, dapat diidentifikasikan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi

belajar pecahan matematika siswa kelas III di SD Negeri Karangasem I

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta semester genap Tahun 2010?

2. Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pokok bahasan pecahan sederhana kelas III di SD Negeri

Karangasem I Kecamatan Laweyan Kota Surakarta semester genap Tahun

2010?

Page 21: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

21

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan :

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar pecahan matematika melalui

pendekatan kontekstual siswa kelas III SD Negeri Karangasem I Kecamatan

Laweyan Surakarta semester genap Tahun 2010.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pokok bahasan pecahan sederhana

kelas III di SD Negeri Karangasem I Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

semester genap Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis dalam penelitian ini yaitu dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut :

a. Siswa

Meningkatnya motivasi belajar pecahan matematika siswa sehingga dapat

memperbaiki prestasi belajar siswa.

b. Guru

Dapat digunakan sebagai alternatif dalam usaha penyeleseian masalah

pembelajaran mengenai motivasi belajar siswa.

c. Sekolah

Hasil dari penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan pembelajaran.

d. Penulis

Sebagai pengalaman menerapkan pendekatan kontekstual dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika.

Page 22: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

a. Hakekat Belajar

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang, pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk

dimodifikasi dan berkembang karena adanya belajar. Belajar ditandai dengan

adanya suatu perubahan dalam diri seseorang yang belajar. Perubahan tersebut

dapat terwujud dari beberapa bentuk misalnya, berubahnya suatu pengetahuan

seseorang, pemahaman, sikap, dan tingkah lakunya, keterampilannya,

kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan data penerimaannya.

Belajar merupakan proses yang aktif, belajar proses mereaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu.

Beberapa teori yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

mempelajari pengertian belajar.

1) Hukum Latihan dari Teori S-R Thorndik

Peristiwa belajar merupakan hubungan antara stimulus (faktor- faktor

dari luar) dan respon (tingkah laku adanya stimulus). Prinsip utama belajar

adalah pengulangan. Jika matematika di ulang-ulang, makin dikuasai

konsep matematika itu oleh siswa. Pengaturan waktu pengulangan

menentukan keberhasilan siswa. Banyaknya pengulangan ini berbentuk

latihan-latihan soal (Herman Hudoyo, 1998: 15).

2) Teori Belajar Dari R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi tentang belajar, yaitu :

a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Page 23: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

23

b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi ( Slameto, 2003: 13).

3) Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31hakikat-belajar/, diakses

10 Januari 2010).

b. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang

dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan

penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis,

menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut

instrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syaraf pusat.

Walaupun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya

kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensoris, tunagrahita,

hambatan sosial dan emosional) atau bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan

misalnya adanya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor-

faktor psikogenik), berbagai hambatan tersebut bukanlah penyebab atau

pengaruh langsung dalam proses belajar ( Hammil Et Al dalam Mulyono,

2003:8).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, faktor tersebut adalah

faktor internal dan faktor eksternal. Seperti yang telah dikatakan dalam latar

belakang masalah bahwa penyebab utama problema belajar (learning

problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran

yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi

belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak

tepat, sedangkan penyebab utama kesulitan belajar (learning disability)

adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis.

Page 24: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

24

c. Prinsip Belajar

Belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila dia tidak belajar maka responnya

menurun.

Dalam belajar menurut Skinner ditemukan adanya prinsip berikut: (1)

Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika

benar diberi penguat; (2) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang

belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul; (3)Dalam proses

pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman,

untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman; (4)Tingkah

laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan

dengan digunakan jadwal variabel ratio reinforcer ; (5) Dalam pembelajaran

digunakan shapping (http://syuhada09.multiply.com/reviews/item6, diakses 12

Desember 2009).

Prinsip belajar menurut Skinner telah dikemukakan bahwa belajar

tidak hanya sebagai penanda suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Prinsip

belajar yang disampaikan Skinner lebih menekankan pada aktivitas siswa

untuk membentuk perilaku. Pemberian penghargaan dalam kegiatan belajar

yang dilakukan siswa merupakan hal yang mendukung kegiatan pembelajarn

Prinsip-prinsip umum dalam belajar adalah : (1) memusatkan Perhatian

dan memacu motivasi; (2) membangkitkan Keaktifan siswa ; (3) Ketertiban

langsung atau pengalaman dalam kegiatan belajar ; (4) Pengulangan materi ;

(5) Tantangan dalam proses belajar; (6) Balikan dan penguatan kepada siswa ;

(7) Perbedaan individu yang beragam ( Dimyati Mudjiono, 2002:42).

Dari berbagai teori tentang belajar yang di kemukakan di atas maka

dapat disimpulkan pengertian belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah

laku dengan disertai usaha orang tersebut. Perubahan itu tidak hanya berkaitan

dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan

ketrampilan, sikap pengertian dan menyangkut segala aspek tingkah laku

pribadi seseorang, dengan demikian belajar menyangkut mengenai unsur

cipta, rasa dan karsa, dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 25: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

25

d. Hakekat Matematika

Matematika adalah ilmu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan

pernyataan sebagai berikut: “matematika adalah ratunya ilmu”. Maksudnya

adalah bahwa matematika itu tidak tergantung kepada bidang studi lain, tetapi

agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbol dan

istilah yang cermat yang disepakati secara bersama ( Russefendi, 1980 : 148).

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa matematika merupakan ilmu yang

berdiri sendiri dan tidak tergantung pada ilmu yang lain.

Pendapat lain menurut Johnson dalam Mulyono mengenai matematika

adalah matematika merupakan bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir (Johnson dalam

Mulyono Abdurahman, 2003: 252).

Lerner dalam Mulyono mengemukakan bahwa matematika disamping

sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa yang universal yang

memungkinkan manusia untuk memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas (Lerner dalam

Mulyono Abdurahman, 2003:252).

Sedangkan menurut Paling dalam Mulyono matematika adalah suatu

cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;

suatu cara menggunakan informasi, menggunakan ilmu pengetahuan tentang

bentuk dan ukuran, menggunakan ilmu pengetahuan tentang menghitung, dan

yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam

melihat dan menggunakan hubungan-hubungan (Paling dalam Mulyono

Abdurahman, 2003: 252).

Soedjadi (2000:1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau

pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr

secara sistematik

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi

Page 26: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

26

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat

(http://karmawati-yusuf.blogspot.com/2008/12/1-hakikatmatematika.html,

diakses 20 Januari 2010).

Dari berbagai definisi dari para ahli mengenai matematika maka penulis

dapat mengambil kesimpulan bahwa matematika merupakan ilmu berfikir

deduktif tentang logika, bentuk, susunan, besaran, aritmatika, konsep-konsep

aljabar, analisis geometri, konsep berhitung, kalkulasi penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan yang memiliki aturan – aturan yang ketat dan

berdiri sendiri tanpa bergantung pada bidang studi lain.

e. Hakekat Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dengan disertai

usaha orang tersebut. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan

ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan ketrampilan, sikap

pengertian dan menyangkut segala aspek tingkah laku pribadi seseorang.

Dengan demikian belajar menyangkut mengenai unsur cipta, rasa dan karsa,

dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Matematika sendiri

merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang logika , bentuk, susunan,

besaran, konsep-konsep aljabar, analisis geometri, kalkulasi penalaran logik

dan berhubungan dengan bilangan yang memiliki aturan -aturan yang ketat

dan berdiri sendiri tanpa bergantung pada bidang studi lain.

Ada beberapa pendapat mengenai hakekat belajar matematika :

1) Robert Gagne

Belajar matematika harus didasarkan kepada pandangan bahwa tahap

belajar yang lebih tinggi berdasarkan atas tahap belajar yang lebih rendah.

Page 27: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

27

2) J. Bruner

Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur

matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari

hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.

3) Z. P Dienes

Setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna

hanya jika pertama tama disajikan kepada siswa dalam bentuk konkret.

(Herman Hudoyo , 1990: 25).

Dari berbagai pendapat ahli mengenai hakekat belajar matematika maka

penulis dapat mengambil simpulan bahwa belajar matematika merupakan

suatu rangkaian kegiatan untuk memperoleh pengetahuan mengenai

matematika yang dilakukan oleh siswa melalui transformasi pengalaman

dalam bentuk konkret yang dialami oleh siswa tersebut dalam mencari

hubungan antara konsep dan struktur matematika.

f. Hakekat Pembelajaran Matematika

Kemampuan setiap siswa dalam memahami matematika berbeda-beda,

serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Hal ini

merupakan tantangan bagi guru agar dapat memperbaiki proses pembelajaran

khususnya mata pelajaran matematika.

Pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui

tentang objek yang akan diajarkan sehingga dapat mengajarkan materi

tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah upaya orang yang tujuannya untuk membantu

orang belajar mengenai suatu hal (Nyimas Aisyah dkk , 2007:1). Pendapat lain

mengenai pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik

(Mulyasa , 2007: 100).

Tujuan akhir dari pembelajaran matematika adalah agar siswa terampil

dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-

hari. Untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-

Page 28: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

28

langkah benar yang sesuai dengan kemampuan siswa dan lingkungan siswa.

Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-

konsep matematika.

1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) yaitu pembelajaran suatu

konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep

tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang

dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar

merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan

kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga

diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemapuan pola pikir siswa.

2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,

yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep dari matematika.

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.

Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada

pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman

konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas

sebelumnya.

3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan

bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika (Heruman , 2007: 2).

Dalam pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD),

diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali

adalah suatu cara penyeleseian secara informal dalam pembelajaran di kelas.

Walau penemuan tersebut bukan merupakan hal baru bagi orang yang telah

mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan

sesuatu hal yang baru.

Page 29: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

29

Ada beberapa prinsip dalam pembelajaran matematika. Prinsip tersebut

mencakup :

1) Perlunya menyiapkan anak untuk belajar matematika

2) Belajar mulai dari yang konkret ke yang abstrak

3) Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan mengulang

4) Generalisasi ke dalam situasi baru

5) Bertolak dari kekuatan dan kelemahan siswa

6) Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep dan keterampilan

matematika

7) Penyediaan program matematika yang seimbang, dan

8) Penggunaan kalkulator (Mulyono Abdurrahman, 2003 : 272).

Seperti yang tercantum dalam kurikulum Sekolah Dasar Depdikbub

(2004) dituliskan bahwa tujuan diberikannya pelajaran matematika pada

jenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu

berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-

hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan (Depdikbud, 2004: 35).

Dari keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa pembelajaran

matematika memiliki ciri bukan hanya menunjukkan pada konsep- konsep

atau rumus-rumus matematika saja, melainkan juga menunjukkan tentang

aplikasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yang tentunya dalam

menginformasikannya disesuaikan dengan tingkatan atau jenjang sekolah

siswa, sehingga para siswa diharapkan akan menjadi tertarik dan tertantang

untuk berusaha memahami matematika lebih dalam.

g. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan pencerminan dari pencapaian tujuan

pembelajaran yang berupa tingkah laku tertentu dari siswa. Prestasi

merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

Page 30: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

30

secara individual maupun kelompok tertentu (Syaiful Djamarah, 1994: 19).

Sedangkan prestasi dalam arti lain adalah hasil yang dicapai anak sebagai

hasil belajar yang berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang

dicapai ( M. Buchori, 1997: 85). Berdasarkan pengertian tentang belajar dan

prestasi yang telah dikemukakan, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai

hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa dari tujuan-tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

Pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Prestasi belajar berupa

kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyeleseikan suatu

hal (Zainal Arifin, 1990 : 3). Sikap seseorang dalam menyeleseikan suatu hal

juga dapat diartikan sebagi kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, seperi : motivasi belajar yang tinggi, aktif dalam menjawab

pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan antusias mengerjakan

tugas yang diberikan guru.

Tujuan dari pembelajaran adalah keterampilan atau kualitas tertentu

yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara menyeluruh. Makin tinggi

kualitas tujuan yang harus dikuasai oleh siswa, makin sukarlah dalam

pencapainnya. Sebaliknya jika tujuan yang tingkatannya rendah lebih mudah

pencapainnya.

Berdasarkan dari pengertian yang telah dikemukakan para ahli di atas,

maka dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan siswa untuk diukur atau

dinilai yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa.

2. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari,

mengarahkan dalam suatu perbuatan belajar (Abu Ahmadi, 2004: 83). Motivasi

dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

memotivasinya maka akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

Page 31: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

31

Kata motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dari

dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Motif merupakan suatu kondisi intern atau disposisi

(kesiapsiagaan), sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi

aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

Dari kata motif dan motivasi dijelaskan bahwa motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.

Dikatakan “keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang bersama-sama

menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor dari dalam

diri individu, yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal

gairah atau semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1984: 27).

Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kubutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif (Hamzah B. Uno , 2007:23).

Dari indikator motivasi belajar diatas dapat digunakan sebagai acuan dalam

membuat indikator angket motivasi, sedangkan untuk indikator nilai angket

motivasi di sini bisa dihitung dengan menggunakan pedoman Skala Likert dalam

Anita Larasati (2007) dengan kriteria penghitungan sebagai berikut :

Page 32: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

32

a. Untuk pernyataan/ pertanyaan yang sifatnya positif

1) SS Skor +5 (Sangat Setuju)

2) S Skor +4 (Setuju)

3) RR Skor +3 (Ragu-Ragu)

4) TS Skor +2 (Tidak Setuju)

5) STS Skor +1 (Sangat Tidak Setuju)

b. Untuk pernyatan/ pertanyaan yang sifatnya negatif

1) SS Skor 1 (sangat setuju)

2) S Skor 2 (Setuju)

3) RR Skor 3 (Ragu-Ragu)

4) TS Skor 4 (Tidak Setuju)

5) STS Skor 5 (Sangat Tidak Setuju)

c. Tabel 1 : kategori motivasi siswa (untuk 20 butir pernyataan/

pertanyaan, dengan rentang skor 20-100)

No Skor Siswa Kategori Motivasi

1. 88 – 100 Sangat tinggi/ sangat baik

2. 75 – 87 Tinggi/ Baik

3. 62 – 74 Sedang

4. 49 – 61 Rendah/ Kurang

5. 36 – 48 Sangat Rendah

Cara Penghitungan Kategori Motivasi

1. Motivasi Sangat Baik/ Tinggi = 1,0 x jumlah skor kriterium

= 1,0 x 100

= 100

2. Motivasi Tinggi/ Baik = 0,75 x jumlah skor kriterium

= 0,75 x 100

= 75

3. Motivasi Sedang = 0,62 x jumlah skor kriterium

= 0,62 x 100

= 62

Page 33: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

33

4. Motivasi Rendah/ Kurang = 0,49 x jumlah skor kriterium

= 0,49 x 100

= 49

5. Motivasi Sangat Rendah = 0,36 x jumlah skor kriterium

= 0,36 x 100

= 36

Skor kriterium merupakan jumlah maksimal nilai angket. Pada penelitian ini

jumlah angket adalah 20 soal dengan 5 pilihan jawaban, jadi nilai

kriteriumnya adalah :

= jumlah soal x nilai maksimum tiap soal

= 20 x 5

= 100

(http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/5.../3.../ , diakses 20 Januari

2010)

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 1 .

Gambar 1 : Rentang Nilai Untuk Kategori Angket Motivasi

Beberapa hal yang berkaitan dengan motivasi belajar:

a. Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu :

1) Motivasi ekstrinsik: bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalkan, anak rajin belajar

untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya oleh orang

tua.

2) Motivasi intrinsik: bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak ingin belajar karena

ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.

(Winkel, 1984: 28).

Motivasi

Sangat Rendah

Motivasi

Rendah/ Kurang

Motivasi

Tinggi

Motivasi

Sangat Tinggi

Motivasi

Sedang

49-61 62-74 75-87 88-100 36-48

Page 34: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

34

b. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

2) Kemampuan siswa

3) Kondisi siswa

4) Kondisi lingkungan siswa

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono,

2006:97).

c. Upaya meningkatkan motivasi belajar

1) Optimalisasi penerapan prinsip belajar

2) Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

3) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.

4) Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar (Dimyati dan Mudjiono,

2006:101).

Penjelasan Dimyati dan Mudjiono di atas menyatakan bahwa unsur-unsur

yang mempengaruhi belajar dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek diri

pribadi siswa semdiri, aspek lingkungan dan aspek guru yang juga berperan

penting. Sedangkan mengenai upaya meningkatkan motivasi belajar menurut

Dimyati dan Mudjiono adalah upaya yang mementingkan unsur optimalisasi

dalam setiap kegiatan.

Sarjono (2005) menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang dapat dijadikan

acuan dalam menilai tingkat motivasi siswa saat melakukan kegiatan belajar

sehari-hari. Aspek kegiatan belajar di lihat dari motivsi siswa tersebut yaitu

tingkat kesiapan, kemauan, perhatian, daya serap, partisipasi, keaktifan,

keantusiasan siswa, kerjasama antar siswa, keingintahuan, nilai angket motivasi

dan hasil belajar siswa. (http://muhammadwinafgani.blogspot.com.2008/04

/lembarobservasi-sikap-siswa.html,diakses 10 Maret 2010).

Dalam sebuah artikel pada jurnal internasional yang ditulis oleh Baumeister

(2009) dikatakan :

Page 35: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

35

“Motivation is the set of reasons that determines one to engange in a

particular behavior. The term is generally used for human motivation.

Motivation – in psychologi, the intention of achieving a goal, leading to goal-

directed behavior. American psychologist Abraham Maslow has classified

motives into five developmental levels, with the satisfaction of physiological

needs most important and esteem and self-actualization needs important.

Motivation may be rooted in the basic need to minimize physical pain and

maximize pleasure, or it may include specific needs such as eating and resting,

or a desired object, hobby, goal, state of being, ideal, or it may be attributed to

less- apparent reasons such as altruims, morality, or avoiding mortality. The

incentive theory of Motivation – Motivation comes from two things: you , and

other people. There is extrinsic motivation, which comes from others, and

intrinsic motivation, which comes from within

you.”(http:/en.wikipedia.org./wiki/Motivation#the_incentive_theory_of_Moti

vation, diakses 10 Maret 2010) .

“Motivasi adalah rangkaian alasan yang menentukan seseorang dalam

melakukan tingkah laku atau tindakan. Pada umumnya istilah ini digunakan untuk

menyebut motivasi pada manusia. Motivasi dalam ilmu psikologi merupakan

maksud yang melatarbelakangi dalam mencapai tujuan yang membawa seseorang

bertingkah laku secara langsung untuk mencapai tujuan. Ahli psikologi Amerika

Abraham Maslow mengklasifikasikan motif-motif ke dalam lima tahapan

perkembangan, meliputi dari hal yang tepenting yakni : kepuasan terhadap

kebutuhan psikologi hingga hal yang bersifat tambahan yakni kebutuhan terhadap

aktualisasi diri. Motivasi kemungkinan berakar dari kebutuhan dasar manusia

untuk meminimalkan rasa sakit fisik, dan memaksimalkan kesenangan, atau

motivasi juga termasuk dalam kebutuhan khusus seperti makan, dan istirahat,

atau sesuatu yang sangat dinginkan, hobi, tujuan, keingian untuk mendapatkan

hal yang ideal, dan mungkin motivasi juga disertai alasan yang tak nampak seperti

altruisme, alasan moralitas, atau melindungi diri. Dalam teori insentif tentang

motivasi, motivasi berasal dari dua hal, yakni kamu dan orang lain. Terdapat

motivasi yang bersifat ekstrinsik yang datangnya dari orang lain, dan motivasi

yang bersifat instrinsik yang berasal dari dalam diri seseorang”.

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah mengartikan tentang motivasi

belajar maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan

atau kehendak dalam diri seseorang untuk untuk mencapai suatu tujuan yang

Page 36: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

36

diinginkan. Motivasi belajar bagi siswa sangat penting karena (1) menyadarkan

kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir ; (2) menginformasikan

tentang kekuatan usaha belajar ; (3) mengarahkan kegiatan belajar yang memiliki

tujuan ; (4) membesarkan semangat belajar ; (5) menyadarkan tentang adanya

perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.

3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

a. Hakekat Pendekatan Kontekstual

Pendekatan dalam sebuah pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam

memilih kegiatan pembelajaran (Syaiful Sagala, 2009: 68). Pendekatan

pembelajaran yang dimaksudkan adalah, apakah seorang guru akan

menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun

dalam urutan tertentu? ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu

dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan

merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu.

Jadi pendekatan pembelajaran merupakan penjelas untuk mempermudah guru

memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk

memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana

pembelajaran yang menyenangkan.

Pembelajaran kontekstual atau Contextual teaching and learning (CTL)

menurut Johnson merupakan suatu proses pendidikan yang membantu siswa

melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari hari, yaitu

dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, budayanya (Johnson dalam

Nurhadi 2003: 12). Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem CTL akan

menuntut siswa melalui delapan komponen utama CTL yaitu : melakukan

hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara

belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara atau

merawat pribadi siswa, mencapai standart yang tinggi, dan menggunakan

assesmen autentik.

Page 37: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

37

Contextual Teaching and Lerning (CTL) merupakan pembelajaran yang

menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata, selain itu

terdapat ciri penanda bahwa CTL dapat mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan dunia nyata (Andayani, 2004: 4).

Pendapat lain mengenai Contextual Teaching and Lerning (CTL) adalah

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina Sanjaya ,

2007: 253 ).

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Nurhadi, 2003 : 4).

Pembelajaran kontekstual atau Contextual teaching and learning (CTL)

menurut Sears (2003) mengemukakan bahwa :

“Contextual teaching and learning (CTL) is a concept that helps

teachers relate subject matter to real-world situations. CTL motivates

learners to take charge of their own learning and to make connections

between knowledge and its application to its various contexts of their

lives as family members, as citizens, and as workers. It provides a

conceptual framework for unifying a constellation of education theories

and practices and represents one approach to improving teacher

education”.

(http://books.google.co.id/books?id=AOn4aQdNL9MC&pg=PP1&dq=c

ontextual+teaching+and+learning&cd=2#v=onepage&q&f=false,

diakses20 Februari 2010).

“Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah sebuah konsep yang

membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi-situasi dunia

nyata. CTL memotivasi siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar

mereka sendiri dan menghubungkan antara pengetahuan dan

pengaplikasiannya dalam berbagai macam konteks dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluaraga, sebagai warga negara, dan sebagai pekerja. CTL

menyediakan sebuah kerangka konsep untuk menyatukan beberapa teori-teori

Page 38: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

38

pendidikan dengan penerapan-penerapannya dan mewakili sebuah pendekatan

tehadap pendidikan yang dilakukan oleh guru”.

(http://books.google.co.id/books?id=AOn4aQdNL9MC&pg=PP1&dq=context

ual+teaching+and+learning&cd=2#v=onepage&q&f=false,diakses20Februari

2010).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendekatan

kotekstual ( Contextual Teaching and Learning- CTL) merupakan konsepsi

belajar yang membantu guru dalam mengaitkan bahan ajarnya dengan situasi

dunia nyata siswa termasuk lingkungan sekitar dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Prinsip Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Prinsip penerapan pembelajaran kontekstual meliputi : (1) merencanakan

pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental

(developmentally appropriate) siswa ; (2) membentuk kelompok belajar yang

saling tergantung (independent learning group) ; (3) menyediakan lingkungan

yang mendukung pembelajaran yang bersifat mandiri (self-regulated

learning); (4) mempertimbangkan keragaman siswa (disversity of students) ;

(5) memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelligences) siswa ; (6)

menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk meningkatkan

pembelajaran siswa, dan keterampilan berpikir tinggi ; (7) menerapkan

penilaian autentik (authentic assesment) (Nurhadi, 2003:20).

Dari Prinsip pembelajaran kontekstual menurut Nurhadi dapat

diklasifikasikan lebih rinci menjadi beberapa aspek, yang pertama

menekankan aspek pada siswa terdapat pada nomor 1, 2, 4, 5, dan yang

menekankan mengenai aspek lingkungan kegiatan belajar adalah pada nomor

3. Mengenai aspek kesiapan materi pembelajaran dalam prinsip pembelajaran

kontekstual terdapat pada nomor 6 sedangkan mengenai penilaian terdapat

pada nomor 7. semua itu merupakan kesatuan yang saling mendukung dan

melengkapi satu sama lain.

Page 39: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

39

c. Ciri-ciri Pendekatan Kontekstual dalam Pelajaran Matematika

Menurut Blanchard ciri-ciri pendekatan kontekstual meliputi: (1)

menekankan pentingnya pemecahan masalah; (2) kegiatan belajar dilakukan

dalam berbagai konteks; (3) kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar

siswa dapat belajar mandiri; (4) mendorong siswa untuk belajar dengan

temannya dalam kelompok atau secara mandiri; (5) pembelajaran menekankan

pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda; (6) menggunakan penilaian

autentik (http:ipotes.Wordpress.Com/2010/01/13/pendekatankontekstual,

diakses 10 Maret 2010).

Pendekatan kontekstual dalam pelajaran matematika memiliki ciri-ciri

khusus antara lain : (1) Menggunakan masalah kontekstual sebagai titik awal

proses pembelajaran untuk dipecahkan / diseleseikan oleh siswa ; (2)

Menggunakan alat / model matematika, seperti grafik, tabel, gambar, dan lain-

lain; (3) siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya ; (4) Ada keseimbangan

antara matematisasi horisontal dan vertikal (bergerak ke abstrak) ; (4) tidak

hanya menekankan komputasi dan drill, namun juga pemahaman dan

pemecahan masalah matematika (Sumiarsih, 2007: 14).

Ciri pembelajaran kontekstual menurut penulis adalah: (1) pembelajaran

dengan siswa yang berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran ; (2)

adanya kegiatan diskusi tukar pendapat mengenai pengalaman ; (3) materi

yang dipelajari dikaitkan dengan kehidupan nyata.

d. Komponen Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran berbasis kontekstual (CTL) menurut Sanjaya melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu :

1) Kontruktivisme (constructivism)

Adanya proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam

struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan memang

berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh dalam diri seseorang.

Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa

Page 40: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

40

mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan

pengalaman nyata yang dibangun oleh individu si pembelajar.

2) Menemukan (Inquiri)

Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri

dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: (a) merumuskan masalah;

(b) mengajukan hipotesa; (c) mengumpulkan data; (d) menguji hipotesis;

(e) membuat kesimpulan.

Penerapan asas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah

yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk

menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan

dan berpikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional,

sebagai dasar pembentukan kreativitas.

3) Bertanya (Questioning)

Merupakan bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan

adanya rasa ingin tahu dari pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam

pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja

tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan

jawabannya sendiri.

Dengan demikian pengembangan keterampilan guru dalam bertanya

sangat diperlukan. Hal ini penting karena pertanyaan guru menjadikan

pembelajaran menjadu lebih produktif yaitu: berguna untuk (a) menggali

informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pembelajaran; (b)

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar; (c) merangsang rasa ingin

tahu siswa terhadap sesuatu; (d) memfokuskan siswa pada sesuatu yang

diinginkan; (e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sesuatu.

4) Masyarakat belajar ( Learning Community)

Didasarkan pada pendapat Vy Gotsky dalam Sugiyanto bahwa

pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi

dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendiri , tetapi

Page 41: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

41

membutuhkan bantuan orang lain. Dalam model CTL hasil belajar dapat

diperoleh dari hasil belajar, hasil sharing dengan orang lain, teman, antar

kelompok, dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat

belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok dan sumber-sumber lain

dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus

pembelajaran.

5) Pemodelan (Modelling)

Merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan suatu

contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Dengan demikian modelling

merupakan asas penting dalam pembelajaran CTL karena melalui CTL

siswa dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat

teoritis-abstrak.

6) Refleksi (Reflection)

Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah di pelajari

dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau

peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan

pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau negatif. Melalui

refleksi siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah

dibentuknya.

7) Penilaian nyata (Authentic Assesment)

Merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian

ini diperlukan untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai

pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental

maupun psikomotorik. Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses

belajar daripada hasil belajar. Oleh karena itu penilaian ini dilakukan terus

menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan dilakukan secara

terintegrasi (Sanjaya dalam Sugiyanto, 2007:3).

Komponen pendekatan kontekstual yang disampaikan Sanjaya

merupakan 7 komponen yang berurutan dari kegiatan membangun dan

menyusun pengetahuan sampai kepada akhir dari kegiatan kontekstual

Page 42: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

42

yaitu penilaian yang nyata. Komponen tersebut dapat di ambil

simpulannya bahwa pendekatan kontekstual tidak pernah lepas dari

kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menemukan jawaban

dari apa yang dipelajari melalui dunia nyata siswa sendiri dan

membangunnya menjadi ilmu baru bagi siswa.

e. Langkah- langkah Pembelajaran Kontekstual

Langkah-langkah pembelajaran kontekstual adalah: (1) mengembangkan

pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja

sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya; (2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri

untuk semua topik; (3) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

bertanya; (4) menciptakan masyarakat belajar; (5) menghadirkan model

sebagai contoh pembelajaran; (6) melakukan refleksi di akhir penemuan; (7)

melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Sugiyanto ,

2007: 7).

Langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang telah disampaikan

Sugiyanto dapat dijelaskan bahwa langkah pembelajaran kontekstual mengacu

dari komponen pendekatan kontekstual yang telah di jelaskan di atas. Langkah

tersebut merupakan pengembangan dari kegiatan active learning agar siswa

menjadi lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sehingga

prestasi belajar siswa juga ikut meningkat.

f. Pendekatan Kontekstual yang digunakan dalam Penelitian

Model pembelajaran kontekstual yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pemodelan (modelling). Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa supaya tujuan dalam

pembelajaran tersebut dapat diterima siswa dengan jelas.

Peneliti juga menggunakan metode bermain peran, dimana siswa di

arahkan seperti halnya kenyataan. Skenario singkat kegiatan dalam penelitian

adalah menggunakan benda konkret dan kegiatan jual beli yang diperankan

oleh siswa sendiri atas bimbingan peneliti.

Page 43: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

43

g. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika di SD perlu terus ditingkatkan kualitasnya.

Informasi yang harus diketahui oleh manusia setiap hari begitu beraneka dari

berbagai aspek. Guru merupakan salah satu sumber informasi dan inspirasi

bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran selain sumber informais yang lain,

maka seorang guru selayaknya terus belajar mencari informasi dan

menyampaikannya kepada siswa untuk memajukan kualitas siswa secara

bertahap dari segala aspek.

Belajar matematika merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk

memperoleh pengetahuan mengenai matematika yang dilakukan oleh siswa

melalui transformasi pengalaman dalam bentuk konkret yang dialami oleh

siswa tersebut dalam mencari hubungan antara konsep dan struktur

matematika. Guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar matematika tersebut.

Definisi mengenai pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang

dikemukakan oleh ahli sangatlah beragam, namun pada dasarnya memuat inti

sari yang sama. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual Contextual

Teaching and Lerning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

dimulai dengan mengambil konsepsi belajar yang membantu guru dalam

mengaitkan bahan ajarnya dengan situasi dunia nyata siswa termasuk

lingkungan sekitar dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari. Melaui pendekatan ini, memungkinkan terjadinya proses belajar yang

didalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan

akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas,

untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara

mandiri maupun berkelompok.

Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran, yakni: konstruktivism, bertanya, menemukan, masyarakat

belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Pendekatan

Page 44: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

44

kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk mengubah

kegiatan pembelajaran dengan membuat skenario pembelajaran yang dimulai

dari konteks kehidupan nyata siswa, selanjutnya guru memfasilitasi siswa

untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke dalam konsep

matematika.

Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran

matematika melalui pendekatan kontekstual memberikan peluang pada siswa

untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuan matematika berdasarkan

pengalaman, sehingga di dalam menyeleseikan suatu masalah matematika

dimulai dari masalah-masalah yang dapat dibayangkan siswa, kemudian siswa

diberi kebebasan untuk menemukan pemecahan masalah tersebut melalui

bimbingan guru.

4. Bilangan Pecahan.

a. Konsep Bilangan Pecahan

Pecahan menurut James W.Hedden adalah lambang bilangan dengan

bentuk a/b dimana b ≠ 0, tipe-tipe tertentu dari pecahan dinamakan bilangan

pecahan adalah bilangan yang diberi nama oleh pecahan a/b dimana a

mewakili bilangan cacah dan b mewakili bilangan asli. (james W.Hedden

dalam Ruseffendi, 1980:33).

Jadi menurut pengertian tersebut pecahan adalah bukan bilangan

melainkan lambang bilangan yang antara lain digunakan untuk memberi nama

bilangan pecah (an) yaitu bilangan-bilangan yang lambangnya a/b (a untuk

bilangan cacah dan b untuk bilangan asli).

Mengingat pada Sekolah Dasar telah disepakati bahwa pecahan itu

merupakan suatu bilangan (bilangan rasional) maka definisi yang digunakan

adalah definisi yang mengacu pada pengertian bahwa pecahan merupakan

bilangan bukan lambang bilangan.

Pengertian lain mengenai bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang

menyatakan sebagai bilangan pecahan dari suatu keseluruhan (Siti Kamsiyati,

2006: 1).

Page 45: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

45

Contoh :

Sebuah lingkaran dibagi menjadi 2 bagian yang

sama luasnya, maka daerah yang diberi bayang-

bayang menyatakan 1 bagian dari 2 bagian atau

“setengah” yang diberi lambang “2

1” dan dibaca

“satu per dua” atau “seperdua” atau “setengah”.

Sebuah bujur sangkar dibagi menjadi 4 bagian yang

sama luasnya, maka daerah yang diberi bayang-

bayang menyatakan 1 bagian dari 4 bagian atau

“seperempat” yang diberi lambang “4

1” dan dibaca

“satu per empat” atau “seperempat”.

Gambar 3

Pada gambar disamping daerah yang diberi bayang-

bayang menyatakan 2 bagian dari 4 bagian atau

“dua per empat” yang diberi lambang “4

2”. Terlihat

bahwa nilai bilangan 4

2 sama dengan setengah.

Maka 4

2 dan

2

1merupakan dua bilangan yang

ekuivalen atau seharga.

Jadi dua pecahan yang ekuivalen adalah dua pecahan yang lambangnya

berbeda tetapi mempunyai nilai pecahan yang sama.

Pusat pengembangan kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan menyatakan bahwa pecahan merupakan salah

satu topik yang sulit untuk diajarkan, kesulitan itu terlihat dari kurang

bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sulitnya

pengadaan media pembelajaran serta pemberian penguatan secara menerus

(Depdikbud dalam Heruman, 2007: 43).

Gambar 2

Gambar 4

Page 46: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

46

b. Macam-macam Pecahan

a. Pecahan Sederhana, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebut

merupakan bilangan-bilangan bulat yang koprim. PB dari pembilang dan

penyebut adalah 1).

Contoh :

3

2,

9

4,

15

11 dst

b. Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari

penyebut.

Contoh :

2

1,

3

1,

4

3,10

9 dst

c. Pecahan tidak murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar dari

penyebut.

Contoh :

5

7,

10

12,

3

4,7

8 dst

d. Pecahan mesir, yang pecahan dengan pembilang 1

Contoh :

2

1,

3

1,

4

1,5

1 dst

c. Konsep Pecahan di Sekolah Dasar

Dalam bukunya Bell (1983) “A Riview of Research in Mathematical

Educational Part A” dikemukakan bahwa konsep pecahan di Sekolah Dasar

terdiri atas 7 subkonsep yang diurutkan menurut tingkat kesulitan tertentu

yaitu :

1) Bagi suatu himpunan, bagian-bagiannya konkruen (Part group congruent

part). Siswa mengasosiasikan pecahan dengan memperhatikan “a” objek

himpunan tersebut.

Contoh :

Page 47: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

47

¾ objek yang diberi bayangan atau yang diarsir

2) Bagian suatu daerah, bagian-bagiannya kongruen (Parts whole congruent

part). Siswa mengasosiasikan pecahan a/b dengan daerah geometris yang

dibagi ke dalam b bagian yang kongruen dan memperhatikan a bagian.

Contoh :

¾ gambar yang diberi bayangan/diarsir

3) Bagian suatu himpunan, bagian-bagiannya tidak kongruen (part group non

congruen part). Siswa mengasosiasikan pecahan a/b dengan suatu

himpunan yang terdiri dari b objek yang tidak kongruen dan

memperhatikan a obyek dalam himpunan tersebut.

Contoh :

¾ objek yang diberi bayangan/diarsir

4) Bagian suatu himpunan, perbandingan (Parts group comparison). Siswa

mengasosiasikan pecahan a/b dengan perbandingan relatif dua himpunan

A dan B. dalam hal ini banyaknya objeknya objek pada himpunan A

adalah a dan himpunan B adalah b semua objek kongruen.

Contoh :

Himpunan A Himpunan B

Himpunan a adalah ¾ himpunan b

5) Garis bilangan

Siswa mengasosiasikan pecahan a/b dengan suatu titik pada garis bilangan

setiap satuan Segmen garis itu sudah dibagi ke dalam b bagian yang sama,

dan titik a pada garis bilangan mengatakan relasi ini.

Contoh :

Titik pada garis bilangan yang diberi tanda X mengatakan ¾

Page 48: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

48

6) Bagian suatu daerah perbandingan (Parts whole comparison). Siswa

mengasosiasikan pecahan a/b dengan perban dengan relatif dua geometri

A dan B. jumlah bagian yang kongruen dalam gambar A adalah a, sedang

dalam gambar B adalah b semua gambar A dan B kongruen.

Contoh :

Gambar A adalah ¾ gambar B

7) Bagian suatu daerah, bagian-bagiannya tidak kongruen (parts whole non

conkruent part). Siswa mengasosiasikan pecahan a/b dengan daerah

geometri yang sudah dibagi ke dalam b bagian yang sama dalam luas,

tetapi tidak kongruen dan memperhatikan a bagian.

Contoh :

¾ gambar yang diberi bayangan/diarsir

Dengan demikian tujuh subkonsep tadi dapat dikelompokkan menjadi

tiga model, yaitu :

a) Model bagian suatu himpunan (Parts group model), terdiri dari subkonsep

1, 3 dan 4

b) Model bagian suatu daerah luasan atau geometri (Parts whole model

terdiri atas subkonsep 2, 6 dan 7)

c) Model garis bilangan (Number line model) terdiri atas subkonsep

Dengan demikian konsep pecahan yang harus dikuasai oleh guru yang

akan mengajar pecahan di Sekolah Dasar (Bell dalam Siti Kamsiyati. 2006: 3).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan, antara lain :

1. Erna Nurmaningsih 2009 dengan Judul Penelitian Peningkatan Kemampuan

Menghitung Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada

Siswa Kelas III (PTK Pada Siswa Kelas III SD Negeri I Bendo Kecamatan

Page 49: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

49

Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010). Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan

pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menghitung perkalian dan

pembagian pada siswa kelas III dapat meningkatkan kemampuan

menghitung perkalian dan pembagian terlihat dari adanya peningkatan rata-

rata kelas yang pada tes awal sebesar 42,72, siklus pertama 70,45, sedangkan

pada siklus II menjadi 82, 72.

2. Choirul Annawiyah 2009 dengan Judul Penelitian Peningkatan Motivasi

Belajar Matematika Dengan Pemberian Hadiah Pada Siswa Kelas Iv Sdn

Gerih 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Pemberian hadiah yang

ditetapkan dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran. Presentase motivasi sebelum PTK sebesar

60,00 (tergolong kategori motivasi rendah) meningkat sebesar 19,36 %

menjadi 79,36 % (tergolong kategori motivasi tinggi) setelah PTK

dilaksanakan.

C. Kerangka Berfikir

Seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor,

kebutuhan biologis, instink, dan mungkin unsur-unsur dari kejiwaan yang lain

serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam hubungannya

mengenai kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau

suatu proses yang mengarahkan siswa itu untuk melakukan aktivitas belajar.

Dalam hal ini peran guru sangat penting, bagaimana guru melakukan usaha-usaha

untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik,

diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Seperti contoh, apabila motif yang

timbul untuk suatu perbuatan belajar, karena rasa takut akan hukuman, maka

faktor takut tersebut dilibatkan dalam situasi belajar maka akan menyebabkan

situasi belajar tersebut menjadi kurang efektif dan hasilnya kurang memuaskan.

Bila kegiatan belajar yang di dukung proses pembelajaran yang menyenangkan,

Page 50: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

50

maka dalam kegiatan belajar akan terdapat perasaan yang menyenangkan juga

ketika proses belajar dialami siswa tersebut sehingga motivasi belajar siswa juga

tinggi.

Jadi dalam hal ini antara belajar dan motivasi memiliki hubungan yang

berarti. Terlihat dari penjelasan di atas bahwa motivasi dibutuhkan dalam kegiatan

belajar untuk meningkatkan prestasi belajar.

Pembelajaran yang menyenangkan dalam artian dapat memotivasi siswa

adalah pembelajaran yang seolah-olah siswa merasa kegiatan belajar merupakan

suatu keadaan yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari, jadi mereka

tidak merasa berat untuk belajar, karena apa yang mereka pelajari ada di

lingkungan mereka. Hal ini sesuai dengan pendekatan kontekstual yang

merupakan suatu konsepsi belajar yang membantu siswa melihat makna dalam

bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan

konteks kehidupan mereka sehari-hari. Siswa akan merasa senang karena dalam

kontekstual siswa diajak untuk membangun apa yang telah mereka ketahui di

lingkungan mereka untuk dikembangkan dalam suatu susunan bermakna yang

mereka telah alami.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Proses belajar yang bermakna

perlu adanya motivasi yang mendasari siswa ketika dia mengalami proses belajar,

karena motivasi yang tinggi maka siswa melakukan proses pembelajaran dengan

senang hati. Berbeda dengan siswa yang menjalankan proses pembelajaran tanpa

adanya motivasi yang mendasari. Siswa tersebut akan merasa bahwa proses

pembelajaran tidak meyenangkan sehingga prestasi belajarpun juga kurang

maksimal. Motivasi belajar siswa yang rendah dapat ditingkatkan melalui

pendekatan kontekstual ketika proses pembelajaran belangsung. Siswa di ajak

untuk menemukan apa yang ada di sekitar mereka dan mengaitkan dengan apa

yang dipelajari. Hal ini dapat mempermudah penanaman konsep karena siswa

Page 51: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

51

sudah memiliki pengalaman sehingga dengan kemudahan inilah motivasi belajar

siswa juga akan meningkat. Secara singkat dapat kita lihat alur kerangka berfikir

seperti di bawah ini :

Instrinsik P. kontekstual Motivasi baik

Belajar Motivasi

Ekstrinsik P. konvensional Motivasi kurang

Gambar 5 Alur Kerangka Berfikir

Kondisi awal siswa kelas III SD Negeri Karangasem 1 Surakarta sebelum

pembelajaran dilakukan dengan pendekatan kontekstual, siswa terlihat sangat

malas, kurang peduli terhadap kegiatan pembelajaran, enggan berpendapat,

terkesan tidak peduli ketika guru menyampaikan materi dan tidak mengajukan

pertanyaan ketika pembelajaran matematika, hal ini disebabkan karena siswa di

kelas merasa kurang bersemangat dan motivasi belajarnya rendah, tetapi setelah

pembelajaran dilakukan dengan pendekatan kontekstual, siswa terlihat lebih

termotivasi dan mereka ingin segera menyeleseikan tugas dari guru dan menjawab

pertanyaan guru secara berebut.

Page 52: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

52

Gambar 6. Mengenai kondisi awal sebelum PTK, tindakan

perbaikan motivasi, kondisi akhir setelah PTK.

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru belum menggunakan

pendekatan kontekstual

dalam proses belajar

mengajar, guru masih

menggunakan cara

konvensional

Pembelajaran dengan

penerapan pendekatan

kontekstual

Siklus I

Dalam pembelajaran

matematika (KD) :

mengenal pecahan

sederhana melalui

pendekatan kontekstual

Melalui pendekatan

kontekstual motivasi

dan prestasi belajar

pecahan sederhana

siswa meningkat

Siklus II

Dalam pembelajaran

matematika (KD) :

membandingkan pecahan

sederhana melalui

pendekatan kontekstual

Motivasi belajar pecahan

matematika masih rendah

terlihat dari siswa malas

mengikuti pelajaran

Siklus III

Dalam pembelajaran

matematika (KD) :

Memecahkan masalah

yang berkaitan dengan

pecahan sederhana melalui

pendekatan kontekstual

Page 53: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

53

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir di

atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Dengan penggunaan pendekatan kontekstual maka motivasi belajar

pecahan matematika siswa kelas III SD Negeri Karangasem I Surakarta semester

genap tahun 2010 dapat meningkat”.

36-48

Page 54: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Karangasem I Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta, yang bertitik tolak pada motivasi belajar siswa

yang rendah terutama pada pokok bahasan pecahan sederhana berdasarkan

hasil pengamatan dan wawancara. Dari hasil pengamatan dan wawancara,

siswa terlihat malas saat pelajaran matematika berlangsung, siswa terlihat

kurang peduli, kebanyakan siswa enggan dalam menjawab pertanyaan dan

tugas yang guru berikan serta kondisi lingkungan kelas yang kurang

kondusif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

Dasar pertimbangan pada rendahnya motivasi belajar siswa mata pelajaran

matematika yang terlihat pada saat pelajaran di kelas sedang berlangsung.

Tabel 2. Jadwal Penyusunan Penelitian

No Jenis kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan dan

pengajuan

proposal

x x x x

2 Mengurus ijin

penelitian x x

3 Persiapan x x

4 Pelaksanaan

penelitian

x x x x x

5 Analisis data x x x x

6 Penyusunan

laporan

x x x x x

39

Page 55: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

55

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang ditekankan pada proses dan makna dalam

penelitian ini maka jenis penelitian dengan strategi yang dianggap terbaik untuk

diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian untuk mengatasi permasalahan

terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas. Penelitian

Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan (Sarwiji Suwandi, 2008 : 15 ).

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model siklus

menggunakan langkah-langkah menyusun perencanaan, mengadakan tindakan,

melakukan pengamatan, refleksi, mengadakan perencanaan kembali yang akan

dipergunakan sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SD Negeri

Karangasem I Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang mengalami penurunan

motivasi untuk belajar matematika terutama pada pokok bahasan pecahan. Siswa

kelas III ini terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Pada

dasarnya mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi sebagian

besar dari mereka adalah dari golongan ekonomi menengah ke atas. Dari 40 siswa

kelas III ini kesemuanya adalah anak yang normal dalam artian tidak ada anak

yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

D. Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka

(Arikunto, 1993 : 91) . Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang

kemampuan dalam belajar pecahan, motivasi siswa, serta kemampuan guru dalam

menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk

penggunaan strategi pembelajaran) di kelas.

Page 56: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

56

Data atau informasi penting yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini adalah data kualitatif yaitu informasi akan digali sebagai sumber data dan jenis

data yang dapat dimanfaatkan secara kualitatif dalam penelitian ini meliputi:

1. Sumber data pokok, yaitu siswa, guru, dan pihak-pihak lain yang

berhubungan.

2. Sumber data sekunder, yaitu arsip atau dokumen, catatan observasi guru,

nilai hasil belajar siswa dan nilai angket motivasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan

data yang dilakukan secara sistematis dan terstandart (Suharsimi Arikunto,

1993:177). Teknik pengumpulan data yang akan diperlukan dalam suatu

penelitian harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumen yaitu peneliti mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki siswa

berupa daftar nilai matematika siswa kelas III. Data ini difungsikan untuk

mengetahui seberapa besar prestasi siswa terhadap pelajaran matematika

sebelum pelaksanaan penelitian.

2. Observasi, adalah suatu metode atau cara-cara yang menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data dengan pengamatan langsung, yaitu turut

mengawasi berlangsungnya proses belajar. Tujuannya untuk mengetahui

situasi kelas dan motivasi siswa dalam menerima materi pelajaran.

3. Angket Motivasi Belajar. Angket merupakan alat pengumpul data (informasi)

melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket merupakan

daftar pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk pengumpulan data

dimana melalui daftar pertanyaan atau pernyataan ini individu diharapkan

dapat memberikan tanggapannya yang bertujuan untuk mengumpulkan

keterangan yang berhubungan dengan responden atau siswa ( Erman Amti

Page 57: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

57

1991: 43). Angket tersebut digunakan untuk melihat pendapat siswa dalam

pembelajaran matematika.

4. Test mengenai materi pecahan, pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan

pembelajaran tindakan. Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa.

F. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan dari penelitian. Yang menjadikan indikator

kinerja dalam penelitian ini adalah apabila pada siklus pertama 65% dari jumlah

siswa telah mengalami peningkatan motivasi yang didasarkan pada nilai angket

motivasi yang telah memenuhi KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimun), Siklus

kedua 70%, siklus ketiga 80 %. Sesuai perhitungan pada siklus terakhir berarti

paling sedikit 32 siswa dari 40 harus mengalami peningkatan motivasi dengan

nilai hasil angket motivasi di atas KKM. Nilai yang ditentukan adalah jika siswa

mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 75,00. Sedangkan untuk nilai

matematika siswa mengacu pada KKM sekolah yaitu 75,00.

Jika batas ketuntasan minimum tersebut telah tercapai berarti siklus dapat

dihentikan dan penelitian dikatakan telah memenuhi standart yang telah

ditetapkan oleh peneliti yaitu 80%.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan model John Elliot. Model ini terdiri

dari 4 tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi

(John Elliot dalam Joko Nurkamto, M. Pd, 1999 : 3-4) . Uraian tahapan-tahapan

pada penelitian ini dapat kita bahas sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Tindakan

a. Menelusuri tingkat motivasi siswa dalam pelajaran Matematika kelas III

SD Negeri Karangasem I Laweyan Surakarta dengan memberikan tes

tertulis dan lisan khususnya pada pokok bahasan pecahan sederhana.

Page 58: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

58

b. Mengidentifikasi semangat dan gairah siswa dalam belajar dengan

meminta siswa mengisi angket sesuai hati nurani masing-masing siswa

yang telah disediakan oleh peneliti.

c. Mempelajari silabus

d. Membuat instrumen

e. Menyiapkan segala persiapan sesuai langkah-langkah pembelajaran

kontekstual pada saat pembelajaran Matematika berlangsung

f. Membuat lembar observasi.

2. Tahap Aplikasi Tindakan

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

a) Guru sekaligus sebagai peneliti merancang skenario pembelajaran

atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Matematika kelas

III pokok bahasan pecahan sederhana, lalu RPP tersebut

dikonsulkan dan dibicarakan dengan guru kelas apakah sudah

sesuai atau belum.

b) Guru mempersiapkan segala sesuatu sebagai media pembelajaran

sesuai apa yang telah ada di lingkungan, misalkan daun, roti, pita

dan lain- lain.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang

telah dipersiapkan.

b) Guru lain yang bukan peneliti bertindak sebagai observer yang

tugasnya melakukan observasi terhadap guru yang melaksanakan

pembelajaran sesuai RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c) Melakukan wawancara yang bersifat luwes dan menyebar angket

setelah pembelajaran selesai sesuai dengan angket atau lembar

observasi yang telah disediakan.

3) Tahap Pengamatan Atau Observasi

a) Dilakukan oleh guru kelas dengan mengamati pembelajaran yang

sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dan siswa).

Page 59: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

59

b) Observasi diarahkan pada point-point dalam pedoman yang telah

dipersiapkan oleh peneliti.

c) Untuk memperoleh data yang akurat peneliti juga melakukan

wawancara dengan para siswa sesuai point-point yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

a) Guru kelas dan peneliti menganalisis hasil perkembangan

motivasi siswa sesuai angket dan pedoman pengisisan dan

penilaiannya yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara.

b) Jika 65% siswa dari kelas III mengalami peningkatan motivasi

maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual telah

berhasil diterapkan.

c) Jika siswa yang mengalami peningkatan motivasi kurang dari

65% maka proses pembelajaran yang diterapkan dengan

pendekatan kontekstual perlu diperbaiki lagi dan

disempurnakan pada siklus selanjutnya. Jadi jika dihitung berati

paling tidak ada 26 siswa dari 40 harus mengalami peningkatan

motivasi sesuai standart penilaian yang telah ditetapkan,yaitu

siswa mampu memperoleh nilai angket motivasi sama dengan

atau di atas 75 dalam kategori motivasi tinggi.

b. Siklus II

1) Tahap Perencanaan

a) Peneliti merancang skenario pembelajaran / RPP Matematika

kelas III materi membandingkan pecahan sederhana, lalu

dikonsulkan dan dibicarakan dengan guru kelas III apakah sudah

sesuai atau belum.

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

a) Peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

dipersiapkan

Page 60: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

60

b) Guru kelas bertindak sebagai observer yang tugasnya melakukan

observasi terhadap peneliti yang melaksanakan pembelajaran

c) Mengadakan wawancara terhadap siswa setelah pembelajaran

selessai sesuai dengan angket / lembar observasi yang telah

disediakan.

3) Tahap Pengamatan / Observasi

a) Dilakukan guru kelas dengan mengamati pembelajaran yang

sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dan siswa)

b) Untuk memperoleh data yang akurat peneliti juga melakukan

wawancara dengan para siswa sesuai point-point yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

a) Peneliti dan Guru kelas menganalisis hasil perkembangan

motivasi siswa sesuai angket dan pedoman pengisisan dan

penilaiannya yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

b) Jika 70% siswa dari kelas III mengalami peningkatan motivasi

maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual telah

berhasil diterapkan.

c) Jika siswa yang mengalami peningkatan motivasi kurang dari

70% maka proses pembelajaran yang diterapkan dengan

pendekatan kontekstual perlu diperbaiki lagi dan disempurnakan

pada siklus selanjutnya.

c. Siklus III

1) Tahap Perencanaan

2) Guru merancang RPP Matematika kelas III Bab memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana, lalu

dikonsulkan Guru Kelas III.

3) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

a) Peneliti mengadakan pembelajaran sesuai RPP

Page 61: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

61

b) Guru kelas melakukan Observasi terhadap peneliti yang

melaksanakan pembelajaran.

c) Mengadakan wawancara terhadap siswa setelah pembelajaran

selesai sesuai dengan angket observasi yang telah disediakan.

4) Tahap Pengamatan / Observasi

a) Dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dengan mengamati

pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas

peneliti dengan siswa)

b) Melakukan wawancara dengan siswa sesuai point-point yang

telah dipersiapkan.

5) Tahap Analisis dan Refleksi

a) Peneliti dan guru kelas menganalisis hasil perkembangan

motivasi siswa.

b) Jika 80% siswa dari kelas III mengalami peningkatan motivasi

maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual telah

berhasil diterapkan

c) Jika siswa yang mengalami peningkatan motivasi kurang dari

80% maka proses pembelajaran yang diterapkan dengan

Pendekatan Kontekstual perlu diperbaiki lagi.

d. Tahap Pasca Tindakan

1) Mengadakan tes untuk mengukur tingkat motivasi pada mata

pelajaran matematika.

2) Membuat rekapitulasi hasil perkembangan motivasi siswa khususnya

mata pelajaran matematika.

3) Menyusun hasil laporan penelitian.

Page 62: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

62

Gambar 7 Model Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Plan

Observasi

Action Refleksi

Plan

Observasi

Action Refleksi

Plan

Observasi

Action

Refleksi

Page 63: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

63

H. Validitas Data

Validitas dari penelitian ini menggunakan :

1. Trianggulasi Data (sumber), yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari

sumber yang berbeda. Dari teknik ini diharapkan dapat memberi informasi

yang tepat sesuai keadaan siswa kelas III SD N Karangasem 1, misalnya

dengan membandingkan hasil pengamatan dengan data isi dokumen yang

terkait contoh arsip nilai, absen dan lainnya.

2. Trianggulasi Metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode

pengumpulan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama.

Dengan menggunakan metode tes, observasi, dan angket motivasi diharapkan

didapat hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai semua data

penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan data hasil angket di

klasifikasikan sebagai data kualitatif. Data interpretasikan kemudian dihubungkan

dengan data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Data tes dianalisis secara

deskriptif interaktif, yakni dengan membandingkan hasil tes antar siklus secara

deskriptif dan interaktif.

Agar hasil penelitian terwujud susuai dengan tujuan maka dalam

menganalisis data ini menggunakan analisa model Milles dan Hubberman.

Kegiatan pokok analisis model ini adalah meliputi reduksi data, dan kesimpulan

yang terdiri dari penarikan / verifikasi ( Milles dan Hubberman dalam Tjejep

Rohandi Rohidi, 2000: 20).

1. Reduksi Data

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.

Reduksi adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

Page 64: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

64

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan / diverifikasi

(Milles dan Hubberman dalam Tjejep Rohandi Rohidi : 2000:16).

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya

gambar, grafik, chart network, diagram, matrik dan sebagainya (Milles dan

Hubberman dalam Tjejep Rohandi Rohidi : 2000:16).

3. Penarikan Kesimpulan/ Verivikasi

Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian

selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan

kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverivikasi selama penelitian

berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya

hasil dari laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di

lapangan / kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari

data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu

yang merupakan validitasnya (Milles dan Hubberman dalam Tjejep Rohandi

Rohidi: 2000:16).

Secara lebih jelasnya, kita dapat melihat siklus analisis data tersebut

pada gambar di bawah ini :

Gambar 8. Komponen – Komponen Analisis Data

Pengumpulan Data

Kesimpulan – Kesimpulan

Penarikan/Verifikasi

Penyajian Data

Reduksi Data

Page 65: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

65

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi, penyajian dan penarikan

kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang yang saling terjalin pada saat,

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar

untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan

pengumpulan data tersebut merupakan proses siklus yang bersifat interaktif.

Page 66: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Sebelum PTK

Jumlah siswa kelas III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan

Surakarta yang diikutsertakan dalam PTK ini adalaah 40 siswa, yang

terdiri dari 19 siswa Laki-laki dan 21 siswa perempuan. Berdasarkan hasil

penelitian awal sebelum pelaksanaan PTK terhadap seluruh siswa kelas

III, masih banyak siswa yang terlihat kurang termotivasi pada saat

mengikuti pelajaran matematika di kelas. Nilai hasil belajar Matematika

pada saat ulangan harian sebelum PTK masih tergolong rendah. Dari data

yang diperoleh peneliti, nilai rata-rata kelas mata pelajaran Matematika

untuk ulangan harian tengah semester II yaitu sebesar 63,25 yang belum

memenunuhi KKM.

Dari hasil rekapitulasi angket pendapat siswa tentang pembelajaran

Matematika sebelum PTK, diperoleh data bahwa prosentase motivasi

belajar siswa dalam pelajaran matematika sebesar 62,75 % atau dalam

kategori rendah.

Jumlah siswa dalam kelas tergolong kelas besar karena jumlah

siswanya ada 40. Interaksi guru dengan siswa cukup baik, meskipun masih

sulit untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran matematika mengenai motivasi siswa masih rendah, terlihat

dengan adanya siswa masih enggan bertanya apabila menemui kesulitan,

bila guru memberikan pertanyaan-pertanyaan hanya sebagian kecil siswa

yang mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru.

Pada saat guru menyampaikan materi dengan mengunakan metode

ceramah tanpa mengaitkan mengenai kehidupan sehari-hari, siswa hanya

mendengarkan dengan posisi duduk yang terkesan tidak mempedulikan

apa yang dijelaskan guru, namun bila diberikan tugas siswa langsung

mengeluh dan tidak segera dikerjakan. Saat diadakan evaluasi akhir

51

Page 67: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

67

6

19

10

4

1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Rentang nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

materi, banyak siswa yang mengerjakan dengan bertanya kepada

temannya, hasil evaluasi pun relatif rendah.

Motivasi belajar matematika siswa kelas III SD Negeri

Karangasem 1 yang masih rendah pada pada semester genap Tahun 2010

secara keseluruhan dapat dikemukakan dalam pencapaian keberhasilan

nilai angket dan nilai matematika pada tabel 3 sebelum PTK di bawah ini.

Tabel 3. Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Sebelum PTK

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

nilai Frekuensi Prosentase

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 1 2,5%

62.75

b. Tinggi 75-87 4 10%

c. Sedang 62-74 10 25%

d. Rendah 49-61 19 47,5%

e. Sangat Rendah 36-48 6 15%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan frekuensi data di atas pada tabel 3 maka dapat

disajikan pada gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Grafik Data Nilai Angket Motivasi Sebelum Tindakan

Page 68: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

68

10

17

5

6

2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Rentang nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

Tabel 4. Frekuensi Data Nilai Matematika Siswa Sebelum PTK

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

nilai Frekuensi Prosentase

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 2 5%

63,25

b. Tinggi 75-87 6 15%

c. Sedang 62-74 5 12,5%

d. Rendah 49-61 17 42,5%

e. Sangat Rendah 36-48 10 25%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4 mengenai frekuensi data nilai matematika

siswa sebelum PTK maka dapat disajikan dalam gambar 10 di bawah ini :

Gambar 10 . Grafik Data Nilai Matematika Sebelum Tindakan

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas III SDN Karangasem 1 Laweyan Surakarta sebanyak 6

siswa masih tergolong kategori sangat rendah, 19 siswa tergolong rendah, 10

siswa tergolong kategori sedang, 4 siswa tergolong kategori tinggi dan hanya

1 siswa dalam kategori sangat tinggi. Analisis hasil evaluasi dari tes awal

siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar

adalah 63,25 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang

Page 69: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

69

diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah yaitu sebesar 75. Dari hasil

analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa khususnya untuk materi pecahan

sederhana.

Untuk mengupayakan penyeleseian dari permasalahan-permasalahan

tersebut maka peneliti dan wali kelas III mengadakan kerjasama untuk

mengadakan penelitian tindakan kelas. Pada saat pelaksanaan tindakan,

peneliti bertindak sebagai pengajar (guru) dan wali kelas III sebagai observer.

2. Pelaksanaan PTK Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan selama 7 hari dengan Kompetensi Dasar :

“mengenal pecahan sederhana” . pembelajaran dilaksanakan 2x pertemuan (4

x 35menit).

a. Tahap Perencanaan

Dengan berpedoman pada Standart Kompetensi mata pelajaran

Matematika, peneliti mengadakan persiapan untuk siklus pertama yaitu

sebagai berikut :

1) Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan pengenalan

pecahan sederhana. Indikator pada siklus pertama pertemuan pertama

adalah : mengenal pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh dan

membaca serta menulis lambang bilangan. Indikator pada siklus

pertama pertemuan kedua adalah : menyajikan nilai pecahan dengan

menggunakan berbagi bentuk gambar dan sebalikyan serta indikator

keduanya adalah : membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata

dan dalam lambang.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang berupa benda-benda nyata

sesuai dengan apa yang ada di lingkungan siswa sehari-hari.

Page 70: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

70

4) Setiap kali memulai pembelajaran peneliti menata, mempersiapkan,

dan mengatur ruangan sebaik mungkin sehingga dapat membentuk

suasana nyaman dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa 6

April 2010. Pada pertemuan ini terdiri dari 2 indikator yaitu : mengenal

pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh dan membaca serta

menulis lambang bilangan. Pembelajaran diawali dengan bercerita

mengenai hidup rukun dan saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari,

hal ini merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar.

Memasuki kegiatan inti Siswa diajak mengamati media yang

disediakan guru yaitu, tiga buah batang kayu yang sama panjang. Siswa

diberi kesempatan untuk demonstrasi mengenai kayu yang mula-mula

utuh tersebut. Satu batang dicat dua warna sama besar, satu batang dicat

tiga warna, dan satu batang dicat empat warna yang berbeda tetapi sama

besar. Siswa dan guru membahas bersama mengenai kegiatan yang telah

dilakukan bahwa bagian dari keseluruhan merupakan pecahan. Beberapa

siswa diminta untuk mengulangi penjelasan di depan kelas, hanya ada 6

siswa yang berani ke depan untuk melaksanakan perintah guru. Siswa

bersama guru membaca dan menuliskan lambang pecahan dari apa yang

telah dibuat. Pembagian kelompok juga dilakukan guru untuk membuat

gambar arsiran dari kertas karton dengan tujuan memantapkan lagi

mengenai pengenalan pecahan kepada siswa. Hasil kegiatan kelompok

disampaikan ke depan kepada teman-teman lain namun mereka masih

malu-malu dalam menyampaikan hasil kerja mereka. Kelompok lain

memberi tanggapan mengenai kerja teman yang menyampaikan di depan

kelas, ada siswa yang mencoba untuk menyarankan kepada guru untuk

menggunting hasil pekerjaan dan menyarankan untuk menempelnya di

buku gambar. Setelah kegiatan kelompok selesai, siswa diminta untuk

mengerjakan soal evaluasi dari guru.

Page 71: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

71

Pada kegiatan akhir, dengan bimbingan guru, siswa melakukan

permainan dengan saling melempar pertanyaan antar kelompok, bagi

kelompok yang paling cepat menjawab dan jawabannya benar diberi gelar

oleh guru seperti : kelompok hebat dan kelompok oke. Selanjutnya guru

bersama siswa merangkum materi dan ditulis di buku catatan masing-

masing.

Untuk menambah pemahaman siswa mengenai materi

pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian motivasi kepada siswa agar

rajin belajar. Sebagai pekerjaan rumah, siswa diminta untuk mencari

benda-benda apa saja yang dapat dipecah atau dipotong dengan mudah

agar dapat dijadikan contoh (hanya dicatat berdasarkan pengamatan di

sekitar lingkungan siswa).

Pelaksanaan pembelajaran ke-2 pada siklus pertama dilaksanakan

pada hari Sabtu tanggal 10 April 2010. Pada pembelajaran ini, peneliti

mengambil 2 indikator yaitu : menyajikan nilai pecahan dengan berbagai

bentuk gambar dan membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata

dan dalam lambang. Sebelum pelajaran dimulai semua peralatan yang

akan digunakan telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru, termasuk

menata bangku dan mempersiapkan media.

Pada awal pembelajaran guru menumbuhkan motivasi belajar

siswa dengan menanyakan mengenai apa yang telah dipelajari pada

pertemuan pertama siklus pertama. Siswa diajak bernyanyi bersama

tentang lagu yang bercerita mengenai materi pecahan (lagu hasil kreasi

guru sendiri). Lihat bukuku penuh dengan gambar, ada yang utuh dan

ada yang pecah, kini ku tahu materi yang baru, belajar pecahan itu

menyenangkan.

Pembelajaran dilanjutkan dengan bertanya jawab dengan siswa

bagaimana cara membaca dan menuliskan lambang pecahan. Setelah

kegiatan tanya jawab mengenai materi tersebut, siswa diajak

membandingkan nilai pecahan yang digambarkan guru dalam berbagai

Page 72: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

72

bentuk gambar yang masih sederhana. Kegiatan tersebut berjalan dengan

lancar hanya saja masih ada siswa yang belum mengerti secara jelas.

Untuk lebih jelasnya guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok

kecil, setiap kelompok terdiri dari temannya satu bangku (satu kelompok

2 siswa). Setiap kelompok tersebut diminta untuk mencari benda apa saja

yang bisa digunakan untuk belajar pecahan, misalkan ubin yang

berbentuk persegi dapat dibagi rata dengan mudah dan bentuk kaca di

dinding yang berbentuk persegi panjang dapat dibagi dengan mudah juga.

Penemuan benda tersebut diijinkan oleh guru untuk mencari benda di luar

kelas ataupun di dalam kelas. Kelompok yang selesai terlebih dahulu akan

mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas dan menyampaikan

temuannya. Penyampaian hasil tersebut dilanjutkan dengan

menyampaikan alasan-alasan yang dianggap tepat. Saat menyampaikan

hasil temuan dinilai dan didiskusikan bersama oleh teman satu kelas dan

guru, jika jawaban benar, guru menyampaikan pujian yang berupa pantun

agar siswa lebih bersemangat lagi. Kelompok yang mempresentasikan

hasil paling lancar dan benar mendapat hadiah dari guru berupa penggaris

dan pensil. Kegiatan diskusi berjalan cukup lancar meskipiun masih ada

beberapa siswa yang kurang peduli dan bingung. Kegiatan dilanjutkan

dengan mengerjakan soal-soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.

Di akhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk merangkum

hasil pembelajaran hari ini. Dilanjutkan dengan mengadakan permaianan

menggunakan kartu bilangan mengenai bilangan pecahan. Guru mulai

mengocok semua kartu dan diberikan 3 kartu kepada tiap baris.

Pertanyaan bervariasi, ada yang menebak nilai pecahan yang diarsir, ada

yang menebak cara membaca nilai pecahan sampai menggambar di papan

tulis nilai pecahan yang didapat dalam kartu. Permainan selesai

dilanjutkan dengan menjawab soal angket motivasi yang dibagikan guru

dan menuliskan kesan pembelajaran hari ini dalam selembar kertas.

Sebelum pembelajaran ditutup dengan doa, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami dan

Page 73: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

73

memotivasi siswa agar semangat belajar karena dengan rajin belajar dapat

membawa dampak yang begitu besar bagi diri sendiri, keluarga,

masyarakat dan bahkan negara.

Selama proses pembelajaran pada siklus 1 guru telah berusaha

menyampaikan materi sesuai apa yang ada di lingkungan siswa yang

berkaitan dengan materi pecahan dan selalu memberikan penguatan

berupa pujian, hadiah dan pesan. Terlihat siswa lebih antusias dari

sebelumnya dan lebih aktif dalam menyampaikan pertanyaan, menjawab

dan tumbuh keberanian untuk presentasi di depan kelas. Siswa juga aktif

saat melakukan permainan menjawab pertanyaan dengan secepat

mungkin. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa saat kegiatan

menemukan benda untuk dipelajari dan berdasarkan catatan siswa

mengenai kesan pembelajaran. Nilai hasil pembelajaran pun lebih

meningkat dari sebelumnya meskipun belum memenuhi Kriteria yang

sudah ditetapkan.

c. Hasil Pengamatan Siklus 1

Selama pelaksanaan tindakan pada siklus 1, pengamatan pada

siswa dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dengan menggunakan

format pengamatan/ lembar observasi siswa yang sebelumnya telah

dipersiapkan peneliti. Yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

Pendekatan Kontekstual dapat memperbaiki tingkat motivasi dan

ketertarikan siswa terhadap pelajaran Matematika khususnya materi

pecahan sederhana kelas III yang menjadi dasar pendalaman pelajaran di

kelas tinggi.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus-1 , siswa terlihat

aktif dalam pelajaran karena guru sering mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang diiringi hadiah dan pertanyaan tersebut tetap mengarah

pada benda di sekitar siswa. Pada saat kegiatan inti berlangsung, siswa-

siswa juga terlihat lebih antusias meskipun masih ada yang terlihat malas,

namun hanya beberapa siswa saja. Kegiatan yang menarik adalah ketika

Page 74: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

74

mengeluarkan media kayu yang dicat, siswa lebih tertarik dan penasaran.

Kartu bilangan yang diperagakan siswa untuk dipresentasikan sudah ada

yang tepat dalam menjelaskan, namun masih ada siswa yang hanya

melipat-lipat kartu bilangan hingga sobek.

Pada tindakan ke-2 saat guru membentuk kelompok terlihat hanya

beberapa siswa yang aktif meskipun masih dengan bimbingan dari guru.

Kegiatan di luar ruangan sangat dimanfaatkan siswa untuk belajar,

namun masih ada beberapa anak yang tidak memperdulikan dan asyik

bermain sendiri dengan teman sebangkunya (kelompok teman

sebangku). Pada saat kegiatan presentasi sudah ada beberapa siswa yang

aktif dan memberikan umpan balik yang bagus terhadap semua

pertanyaan yang dilontarkan guru ataupun teman dari kelompok lain saat

menyampaikan alasan memilih benda yang ditemukan. Dalam kegiatan

diskusi tersebut masih ada siswa yang bicara sendiri dengan temannya,

bermain-main sendiri, bahkan masih ada siswa yang tidak

memperhatikan sama sekali. Permainan yang diadakan guru sedikit

meningkatkan motivasi siswa karena mereka terlihat berlomba

menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih ada beberapa siswa

yang bingung dengan perintah yang peneliti sampaikan.

Agar lebih jelas, hasil pengamatan disajikan dalam Tabel 5 di

bawah ini :

Tabel 5. Hasil Pengamatan Pada Pembelajaran Matematika dengan

Pendekatan Kontekstual pada siklus 1

Nama Peneliti : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD N Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

No Aspek Hasil Pengamatan Keterangan

Guru Siswa

1 Kesiapan

Guru telah

mempersiapkan

pelajaran dengan

cukup baik, tetapi

Sebagian besar

siswa sudah siap

untuk mengikuti

pelajaran, tetapi

Guru dan siswa

harus lebih

mempersiapkan

diri sebelum

Page 75: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

75

alokasi waktu

dengan materi yang

diajarkan harus

disesuaikan

masih ada beberapa

siswa yang bermain

sendiri saat peneliti

memasuki kelas

pembelajaran

berlangsung

2 Kemauan

Kemauan peneliti

untuk mengajar

cukup besar, hal ini

terlihat dari

rencana

pembelajaran yang

telah tersusun

dengan baik serta

media pembelajran

yang telah

dipersiapkan

Kemauan belajar

siswa berbeda-

beda, ada yang

semangat dalam

belajar, ada yang

memperhatikan

sambil bermain

sendiri, adapula

yang sama sekali

tidak

memperhatikan

pelajaran

Kemauan guru

untuk mengajar

cukup baik,

tetapi kemauan

siswa untuk

belajar masih

kurang

3 Perhatian

Perhatian guru

terhadap siswa

sudah cukup baik,

akan tetapi guru

mengalami

kesulitan dalam

membimbing

diskusi kelompok

karena siswa ramai

dan bermain sendiri

Perhatian siswa

terhadap pelajaran

cukup baik, tetapi

saat diskusi

kelompok justru

banyak siswa yang

ramai sendiri

Siswa ramai

karena belum

terbiasa dengan

pendekatan

kontekstual

yang biasanya

guru kelas

menggunakan

metode ceramah

dan penugasan

4 Daya Serap

Guru telah

menguasai materi

dengan baik,

sehingga dapat

menyampaikan

materi dengan baik

pula

Sebagian besar

siswa mampu

menyerap materi

dengan baik, tetapi

ada beberapa yang

belum baik

Daya serap

siswa terhadap

materi perlu

ditingkatkan

dipembelajran

berikutnya

5 Partisipasi

Guru telah

berpartisipasi aktif

terhadap aktivitas

siswa dengan

membimbing

diskusi kelompok

Sebagian besar

siswa telah aktif

dalam diskusi

kelompok, tetapi

ada beberapa yang

tidak ikut

Partisipasi siswa

dalam diskusi

perlu

ditingkatkan

Page 76: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

76

mengerjakan tugas

6 Keaktifan

Guru telah aktif

dalam mengajar,

hal ini terlihat dari

semangat peneliti

dalam menjelaskan

materi dan

membimbing siswa

Ada beberapa

siswa yang tidak

aktif dalam

pembelajran

Siswa yang

tidak aktif masih

perlu perhatian

khusus dari guru

7 Keantusiasan

Keantusiasan guru

dalam mengajar

terlihat dari

aktivitas guru

dalam memotivasi

siswa, membuat

perayaan terhadap

keberhasilan siswa

Sebagian besar

siswa sangat

berantusias dalam

belajar karena

siswa diajak belajar

di luar kelas tetapi

tidak bersemangat

saat kerja

kelompok dan di

minta maju untuk

presentasi

Antusias siswa

perlu

ditingkatkan

dengan

penggunaan

media dan

pendekatan

kontekstual

yang lebih

menarik

8 Kerjasama

Guru telah

menciptakan

kerjasama yang

baik dengan siswa,

terlihat dari sikap

guru yang memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya,

membimbing

diskusi,

merangsang

terjadinya interaksi,

serta bersama-sama

merayakan

keberhasilan siswa

Beberapa siswa

tidak ikut

mengerjakan kerja

kelompok dan tidak

ikut menjawab

pertanyaan saat

permainan

berlangsung

Kerjasama

diantara siswa

perlu

ditingkatkan

9 Keingintahuan

Keingintahuan

guru terlihat dari

antusias dalam

menggali

pengetahuan awal

siswa

Beberapa siswa

masih malu dan

tidak perduli

tentang materi yang

belum dipahami

Siswa harus

diberi motivasi

agar percaya diri

dan tidak malu

untuk bertanya

Page 77: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

77

2

12

5

10

11

0

2

4

6

8

10

12

14

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

10 Suasana

Belajar

Guru telah

menciptakan

suasana belajar

yang

menyenangkan

Beberapa siswa

senang terhadap

suasana belajar,

tetapi ada pula

beberapa siswa

yang masih

bingung dengan

pendekatan

kontekstual

Perlu diciptakan

suasana belajar

yang lebih

menyenangkan

sesuai dengan

suasana sehari-

hari agar siswa

senang dalam

belajar

Pencapaian keberhasilan nilai angket dan nilai matematika siswa

dapat dilihat pada data frekuensi Tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Belajar Setelah Siklus 1

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 11 27,5%

72,75

b. Tinggi 75-87 10 25%

c. Sedang 62-74 5 12,5%

d. Rendah 49-61 12 30%

e. Sangat Rendah 36-48 2 5%

Jumlah 40 100%

Dari data nilai angket motivasi belajar matematika pada tabel 6 di

atas, maka lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 11 di bawah ini:

Gambar 11. Grafik data nilai angket motivasi setelah siklus 1

Page 78: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

78

2

15

3

12

8

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

Tabel 7. Frekuensi Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus 1

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 8 20%

72,25

b. Tinggi 75-87 12 30%

c. Sedang 62-74 3 7,5%

d. Rendah 49-61 15 37,5%

e. Sangat Rendah 36-48 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 7 di atas maka dapat disajikan dalam sebuah

gambar pada gambar 12 di bawah ini :

Gambar 12. Grafik Data Nilai Matematika Setelah Siklus 1

Berdasarkan hasil yang diperoleh sebelum penelitian tindakan

kelas dan setelah siklus 1 terlaksana, maka dapat dibuat sebuah

perbandingan yang menggambarkan hasil antara data sebelum PTK dan

setelah siklus 1 pada Tabel 8 di bawah ini :

Page 79: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

79

Tabel 8. Perbandingan Hasil Antara Sebelum PTK dan Setelah Siklus 1

No Hal yang

dibandingkan

Sebelum PTK Setelah Siklus 1 Peningkatan/

Penurunan Frekuensi (%) Frekuensi (%)

1 Motivasi

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

1

4

10

19

6

2,5%

10%

25%

47,5%

15%

11

10

5

12

2

27,5%

25%

12,5%

30%

5%

Naik 25%

Naik 15%

Turun 12,5%

Turun 17,5%

Turun 10%

2 Matematika

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

1

6

5

17

10

5%

15%

12,5%

42,5%

25%

8

12

3

15

2

20%

30%

7,5%

37,5%

5%

Naik 15%

Naik 15%

Turun 5%

Turun 5%

Turun 5%

3 Rata- rata kelas

a. Motivasi

b. Matematika

62,75

63,25

72,75

72,25

Naik 10,00

Naik 9,00

` Dari tabel 8 di atas dapat dikemukakan bahwa setelah siklus 1

jumlah siswa yang memiliki motivasi sangat rendah berkurang dari 6 siswa

menjadi 2 siswa (bisa dikatakan mengalami penurunan sebesar 10%),

kategori siswa yang memiliki motivasi rendah juga berkurang dari 19 siswa

menjadi 12 siswa (mengalami penurunan sebanyak 17,5%), kategori siswa

yang memiliki motivasi sedang mengalami penurunan dari 10 siswa menjadi

5 siswa (mengalami penurunan 12,5%), kategori motivasi tinggi dari 4

siswa menjadi 10 siswa dan jumlah siswa yang memiliki motivasi sangat

tinggi juga mengalami kenaikan dari 1 siswa menjadi 11 siswa (mengalami

peningkatan sebesar 27,5%). Dari data tersebut sudah tampak terjadi

kenaikan motivasi siswa tetapi hasil ini masih belum menunjukkan hasil

yang begitu berarti dan belum memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu

KKM 75. Hal ini bisa kita lihat dengan masih banyaknya hasil angket yang

menyatakan siswa dalam kategori motivasi rendah, namun setelah siklus

pertama terlaksana hasil angket motivasi sudah mencapai kategori sedang.

Page 80: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

80

Prestasi belajar siswa mengenai nilai matematika mengenai

pecahan yang didapat juga mengalami perubahan. Kategori nilai sangat

rendah mengalami penurunan 20% yaitu dari 25% menjadi 5% (dari 10

siswa menjadi 2 siswa). Kategori nilai rendah mengalami penurunan sebesar

5%, kategori nilai sedang mengalami penurunan sebesar 5% yaitu turun dari

12,5% menjadi 7,5% (5 siswa turun menjadi 3 siswa). Untuk kategori nilai

tinggi mengalami kenaikan sebesar 15% dari (dari 6 siswa naik menjadi 12

siswa). Sedangkan untuk kategori nilai sangat tinggi naik sebesar 15% yaitu

dari 2 siswa menjadi 8 siswa.

e. Refleksi

Berdasarkan tindakan kelas pada siklus I, telah ada peningkatan

rata-rata motivasi belajar Matematika siswa yakni dari 62,75 menjadi

72,75 (mengalami kenaikan sebesar 10,00 %), sedangkan untuk nilai rata-

rata Matematika mengalami kenaikan sebesar 9,00 % dari 63,25 menjadi

72,25. Akan tetapi peningkatan ini masih belum signifikan, sehingga

perlu dilakukan tindakan pada siklus 2. Beberapa hal yang perlu direfleksi

kedalam tindakan selanjutnya agar pelaksanaan pembelajaran Matematika

mengenai materi pecahan sederhana dengan pendekatan Kontekstual

tersebut lebih meningkat lagi hasilnya. Beberapa hal tersebut antara lain

sebagai berikut : (1) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan

perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar, (2) Guru harus lebih

menyesuaikan kehidupan sehari-hari siswa dan mengaitkan dengan materi

pecahan yang diajarkan, (3) Angket Motivasi Matematika yang dibagikan

kadang dikerjakan siswa dengan mencontek milik teman yang duduknya

berdekatan, ada beberapa anak yang mengosongi hasil angket karena

terburu-buru dan tidak peduli. Peneliti harus lebih memberikan pengertian

lagi bahwa angket tersebut tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran

matematika mereka, jadi peneliti lebih menyampaikan sikap kejujuran,

(4) Guru harus mampu menciptakan pengalaman siswa yang lebih

berkesan mengenai materi pecahan yang dapat dimengerti semua siswa,

Page 81: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

81

(5) Guru harus lebih memberikan petunjuk yang jelas agar siswa tidak

ramai saat diskusi kelompok berlangsung, (6) Guru harus lebih

menunjukkan sikap antusias yang lebih besar dalam mengajar agar siswa

juga terpengaruh sikap peneliti sehingga siswa menjadi ikut antusias juga,

(7) Guru sebaiknya lebih menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan dapat mengaktifkan siswa dan (8) Pendekatan

Kontekstual lebih ditajamkan dan semakin lama lebih mengarah kepada

dunia nyata siswa agar materi juga lebih mudah dipahami dan anak

menjadi tertarik.

3. Pelaksanaan PTK Siklus II

Siklus 2 dilaksanakan selama 2 minggu yaitu pada minggu kedua dan

minggu ketiga bulan April (tanggal 14 sampai dengan tanggal 22 April 2010)

dengan kompetensi Dasar: “Membandingkan Pecahan”. Pembelajaran

dirancang untuk 2 kali pertemuan ( 4 x 35 menit ).

a. Tahap Perencanaan

Dengan berpedoman pada Standart Kompetensi mata pelajaran

Matematika, peneliti mengadakan persiapan untuk siklus kedua yaitu

sebagai berikut :

1) Memilih pokok bahasan dan indikator yang sesuai dengan Kompetensi

Dasar yaitu membandingkan nilai 2 pecahan dengan gambar

(pertemuan ke-1 siklus 2) dan membandingkan nilai 2 pecahan dengan

garis bilangan (pertemuan ke-2 siklus 2).

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sesuai dengan

indikator yaitu membandingkan nilai 2 pecahan dengan gambar dan

membandingkan nilai 2 pecahan dengan garis bilangan.

3) Menyiapkan media dan mempelajari mengenai pendekatan kontekstual

yang diterapkan pada siklus 2.

4) Peneliti menyiapkan kelas dengan mengatur dan menata ruangan

sebaik mungkin sehingga siswa nantinya akan tenang untuk belajar

matematika.

Page 82: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

82

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Pembelajaran ke-1 siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa 14

April 2010 dengan Kompetensi Dasar membandingkan pecahan dan

indikator membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar. Untuk

menumbuhkan semangat siswa terhadap materi, pada awal pembelajaran

peneliti memulai dengan tanya jawab mengenai media lingkaran pecahan

yang telah dibawa peneliti.

Pada kegiatan inti, peneliti memulai kegiatan kegiatan dengan

membantu siswa menyiapkan kertas karton yang dibawa siswa sendiri

(sebelumnya telah diumumkan). Siswa dibentuk kelompok tiap meja untuk

membuat gambar pecahan sendiri dari persegi panjang seperti gambar 2

1

dan sebaliknya gambar nilai pecahan 4

1 . Membuat gambar dari persegi

panjang 6

2 dan di sebaliknya gambar nilai pecahan

5

1 . Membuat gambar

dari lingkaran dengan nilai 8

2 dan di sebaliknya

4

2 . Setelah kelompok

tiap meja menyeleseikan hasil gambarnya, siswa ke depan kelas untuk

menyampaikan hasil gambar kepada teman lain. Kegiatan lain adalah

pembuktian bahwa 4

1 <

2

1 dengan sosiodrama jual beli wortel dan

kentang. Wortel ditimbang dengan berat 4

1 kilogram sedangkan kentang

ditimbang 2

1 kilogram. Dengan menggunakan timbangan membuktikan

berat mana, ternyata terbukti bahwa 4

1 <

2

1.

Memasuki kegiatan akhir, guru mengadakan permainan dengan

saling melempar pertanyaan antar kelompok (masih kelompok tiap meja

Page 83: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

83

tadi). Pertanyaan sesuai materi hari ini yaitu pertanyaan membandingkan

nilai dua pecahan yang dijawab oleh kelompok lain. Ada beberapa siswa

yang sudah berani bertanya menyampaikan pertanyaan, guru

mengucapkan terimakasih bagi siswa yang telah berani untuk bertanya dan

bagi siswa yang belum berani peneliti selalu memberi pancingan kepada

siswa seperti menyampaikan pepatah malu bertanya sesat di jalan. Siswa

dan peneliti selanjutnya merangkum materi pelajaran hari ini.

Pembelajaran diakhiri dengan berdoa yang sebelumnya peneliti

memberikan nasehat kepada siswa agar rajin belajar.

Pada pembelajaran ke-2 siklus 2 Kompetensi Dasarnya sama dengan

pembelajaran ke-1 yaitu Membandingkan Pecahan, dengan Indikator pada

pertemuan ke-2 adalah membandingkan nilai dua pecahan dengan garis

bilangan. Tindakan ke-2 siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

22 April 2010. Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa dapat

membandingkan nilai 2 pecahan dengan garis bilangan secara tepat.

Pada awal pembelajaran peneliti sebagai guru berusaha untuk

menumbuhkan motivasi siswa sebelum memulai pembelajaran dengan

mengadakan tanya jawab mengenal lebih dalam materi pecahan.

Memasuki kegiatan inti, guru masih berusaha menerapkan pendekatan

kontekstual agar siswa lebih termotivasi lagi. Di awal kegiatan inti, guru

mengadakan sebuah permainan yaitu : menyediakan garis bilangan dan

mengisi garis bilangan yang kosong dengan kartu bilangan yang

disediakan guru. Permainan selanjutnya adalah permainan acak garis

bilangan dengan mengurutkan. Siswa lebih senang belajar sambil bermain

daripada hanya duduk medengarkan ceramah dari guru di depan kelas. Hal

ini terlihat bahwa siswa lebih antusias dan bersemangat saat

menyeleseikan perintah dari guru. Siswa lebih penasaran dan bekerja lebih

aktif dibandingkan hari biasanya. Kegiatan sosiodrama diadakan kembali

oleh guru agar siswa lebih paham mengenai membandingkan nilai pecahan

dengan menggunakan wortel dan kentang. Siswa tampak senang, kegiatan

ini diulang, karena berdasarkan pendapat dari mereka, mereka merasa

Page 84: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

84

kegiatan sosiodrama jual beli seperti kenyataan dan belajar menjadi lebih

menyenangkan.

Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan evaluasi. Pada saat

mengerjakan evaluasi siswa masih membicarakan mengenai kegiatan

sosiodrama yang menyenangkan. Setelah siswa mengerjakan evaluasi,

siswa diajak bermain kembali oleh guru dengan menebak isi jajanan dalam

Tango (isinya ada 4), kemudian atas bimbingan guru, siswa saling berbagi

sesuai isi kepada siswa yang maju ke depan kelas. Guru bersama siswa

merangkum hasil pembelajaran hari ini dan guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan kesan belajar hari ini.

Selanjutnya siswa diminta menjawab soal angket motivasi yang

disampaikan guru. Seperti biasanya guru selalu berpesan agar siswa rajin

belajar, tidak malas-malasan dan selalu berusaha menjadi yang terbaik

untuk meraih cita-cita.

c. Hasil Pengamatan Siklus 2

Selama pelaksanaan tindakan siklus 2 baik pertemuan pertama dan

kedua, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas III sebagai

observer dengan menggunakan format pengamatan yang bertujuan untuk

mengetahui keefektifan dan sejauh mana pendekatan kontekstual dapat

memperbaiki motivasi belajar matematika siswa, khususnya materi

pecahan sederhana kelas III.

Hasil pengamatan pada siklus 2 yang dilakukan oleh peneliti dan

guru kelas dapat dilihat dalam Tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9: Hasil Pengamatan Pembelajaran Matematika dengan

Pendekatan Kontekstual pada Siklus 2

Nama Peneliti : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD Negeri Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

Page 85: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

85

No Aspek Hasil Pengamatan

Keterangan Guru Siswa

1 Kesiapan Guru telah

mempersiapkan

pelajaran dengan

alokasi waktu

yang telah

disesuaikan

Sebagian besar

siswa telah siap

untuk mengikuti

pelajaran yang

akan

disampaikan

oleh guru

Guru dan siswa

telah siap untuk

mengikuti

pelajaran

dengan

bersemangat

2 Kemauan Kemauan guru

untuk mengajar

sudah cukup

besar, dapat

dilihat dari RPP

yang telah dibuat

dan media yang

telah disiapkan

Sebagian besar

kemauan belajar

siswa sudah

cukup baik,

dilihat dari

keseriusan siswa

dalam menerima

pelajaran

meskipun masih

ada 1 atau 2

siswa yang

bermain sendiri

Kemauan siswa

untuk belajar

masih perlu

ditingkatkan

lagi agar

hasilnya lebih

maksimal dan

kemauan guru

sudah baik.

3 Perhatian Perhatian guru

terhadap siswa

sudah cukup

baik, peneliti

masih perlu

banyak belajar

dalam

membimbing

siswa untuk

mengerjakan

tugas kelompok

Perhatian siswa

terhadap

pelajaran sudah

baik, diskusi

berjalan lancar,

sebagian besar

telah

memperhatikan

petunjuk dari

peneliti

Perhatian siswa

terhadap

pelajaran sudah

baik

4 Daya serap

Guru telah

menguasai

materi dengan

Sebagian besar

siswa sudah

mampu

Daya serap

siswa sudah

baik, agar lebih

Page 86: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

86

baik menyerap materi

dengan baik

maksimal

peneliti harus

berusaha lagi

meningkatkan

kualitas

pembelajaran

5 Partisipasi Guru

berpartisipasi

aktif terhadap

seluruh kegiatan

siswa salah

satunya dengan

telaten

membimbing

diskusi

kelompok

Sebagian besar

siswa sudah

mampu belajar

dengan diskusi

kelompok

Partisipasi

siswa dalam

diskusi perlu

ditingkatkan

agar semua

siswa dapat

belajar secara

menyeluruh

6 Keaktifan Guru telah aktif

dalam mengajar

seperti telah

semangat dalam

menyampaikan

setiap materi

Sebagian besar

siswa telah aktif

dan penasaran

ketika

pembelajaran

berlangsung

Siswa yang

belum aktif

dalam

pembelajaran

perlu perhatiam

khusus lagi dari

peneliti

7 Keantusiasan

Keantusiasan

guru dalam

mengajar sudah

tinggi, hal ini

tampak dari

setiap waktu

guru tampil

antusias dan

selalu

memberikan

dorongan kepada

siswa

Sebagian besar

siswa sangat

berantusias saat

kegiatan

sosiodrama yang

diangkat oleh

peneliti, siswa

antusias karena

terkesan seperti

kenyataan

Antusias siswa

sudah cukup

tinggi namun

masih perlu

terus dipantau

dan

ditingkatkan

Page 87: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

87

8 Kerjasama

Guru telah

menciptakan

kerjasama yang

baik dengan

siswa, hai ini

tampak dari

permainan yang

diadakan guru,

diskusi dengan

guru,

merangsang

terjadinya

interaksi dan

tanya jawab

Sebagian besar

siswa dapat

bekerjasama

dengan baik saat

permainan

berlangsung

Kerjasama

sudah baik dan

berjalan lancar

namun masih

terus

ditingkatkan

agar hubungan

kerjasama

semakin erat

9

Keingintahuan

Keingintahuan

guru terlihat dari

pendekatan yang

dilakukan

kepada siswa

saat siswa

kurang mengerti

dan bingung

Masih ada siswa

yang malu

dalam bertanya

meskipun sudah

ada siswa yang

berani dalam

bertanya

Siswa lebih

dimotivasi agar

percaya diri dan

tidak malu

untuk

menanyakan

materi yang

masih bingung

10

Suasana

Belajar

Guru telah

menciptakan

suasana belajar

yang

menyenangkan

Hampir semua

siswa terlihat

senang dan

termotivasi

untuk

mengerjakan

tugas dan

kegiatan

sosiodrama

Susana belajar

lebih yang

menyenangkan

lebih

ditingkatkan

agar motivasi

dan prestasi

belajar siswa

juga lebih

maksimal

Di akhir pembelajaran diadakan evaluasi untuk mengetahui motivasi

belajar siswa dan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

Page 88: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

88

2

3

8

15

12

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

pada siklus 2. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11 yang

memaparkan data frekuensi pencapaian keberhasilan siklus 2 di bawah ini:

Tabel 10. Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi setelah Siklus 2

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 12 30%

78,85

b. Tinggi 75-87 15 37,5%

c. Sedang 62-74 8 20%

d. Rendah 49-61 3 7,5%

e. Sangat

Rendah

36-48 2 5%

Jumlah 40 100%

Lebih jelasnya, frekuensi data angket pada tabel 10 di atas dapat di

lihat pada gambar 13 di bawah ini :

Gambar 13. Grafik Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siklus 2

Tabel 11. Frekuensi Data Nilai Matematika Setelah Siklus 2

Klasifikasi

Keberhasilan Rentang Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 10 25%

82,25

b. Tinggi 75-87 14 35%

c. Sedang 62-74 7 17,5%

d. Rendah 49-61 8 20%

e. Sangat Rendah 36-48 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 89: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

89

1

8

7

14

10

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

Berdasarkan tabel 11 di atas maka dapat disajikan dalam sebuah

gambar 14 di bawah ini :

Gambar 14. Grafik Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus 2

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1 dan setelah siklus 2

terlaksana maka dapat dibuat sebuah perbandingan yang menggambarkan

hasil antara data setelah PTK siklus 1 dan setelah siklus 2 pada tabel 12 di

bawah ini :

Tabel 12. Perbandingan Hasil Antara Siklus 1 dengan Siklus 2

No Hal yang

dibandingkan

Setelah siklus 1 Setelah Siklus 2 Peningkata/

Penurunan Jml.siswa (%) Jml. siswa (%)

1 Motivasi

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

11

10

5

12

2

27,5%

25%

12,5%

30%

5%

12

15

8

3

2

30%

37,5%

20

7,5%

5%

Naik 2,5%

Naik 12,5%

Naik 7,5%

Turun 22,5%

Sama 0%

2 Matematika

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

8

12

3

15

2

20%

30%

7,5%

37,5%

5%

10

14

7

8

1

25%

35%

17,5%

20%

2,5%

Naik 5%

Naik 5%

Naik 10%

Turun 17,5%

Turun 2,5%

3 Rata- rata kelas

a. Motivasi

b. Nilai Matematika

72,75

72,25

78,85

82,25

Naik 6,1

Naik 10

Page 90: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

90

Berdasarkan tindakan kelas pada siklus 2, telah ada peningkatan rata-

rata nilai angket motivasi belajar matematika yaitu dari 72,75 menjadi

78,85 berarti telah ada peningkatan sebesar 6,1 %. Uraiannya sebagai

berikut : siswa yang sangat rendah nilai motivasi pada siklus pertama ada

2 siswa, namun setelah siklus 2 berlangsung, tidak ada perubahan sama

sekali. Jumlah siswa dengan motivasi rendah ada 12 siswa pada siklus

pertama setelah siklus 2 terjadi penurunan menjadi 3 siswa (penurunan

sebesar 22,5%) . Untuk siswa dengan kategori sedang mengalami

peningkatan dari 5 siswa menjadi 8 siswa. Kategori motivasi tinggi jumlah

siswa mengalami peningkatan dari 25% menjadi 37,5% (naik 12,5%).

Sedangkan kategori siswa dengan motivasi sangat tinggi mengalami

kenaikan dari 11 siswa menjadi 12 siswa, dari 27,5% menjadi 30% (naik

2,5%). Untuk nilai Matematika juga berbanding lurus dengan peningkatan

motivasi yaitu juga mengalami peningkatan yang cukup memuaskan

sebesar 10% untuk rata-rata kelas (dari 72,25 menjadi 82,25). Untuk

kategori nilai sangat rendah mengalami penurunan 2,5% dari 2 siswa

menjadi 1 siswa, kategori nilai rendah pada siklus 1 sebanyak 15 siswa

menjadi 8 siswa, kategori sedang mengalami kenaikan dari dari 3 siswa

menjadi 7 siswa dari 7,5% menjadi 17,5% (naik 10%). Untuk kategori

nilai tinggi mengalami kenaikan dari 12 siswa menjadi 14 siswa, dari 30%

menjadi 35% (mengalami kenaikan sebesar 5%). Sedangkan kategori nilai

sangat tinggi juga mengalami kenaikan yaitu dari 8 siswa menjadi 10

siswa, dari 20% menjadi 25% (mengalami kenaikan sebesar 5%). Tetapi

tindakan ini masih belum signifikan dan memenuhi kriteria yang sudah

ditetapkan, sehingga diadakan tindakan pada siklus 3 agar seluruh nilai

dapat maksimal.

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki setelah kegiatan refleksi ke

dalam tindakan selanjutnya agar pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan pendekatan kontekstual lebih meningkat lagi. Beberapa hal

Page 91: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

91

penting tersebut antara lain adalah : (1) Jenis dan macam pertanyaan

dalam angket motivasi hanya satu jenis dan tidak berubah, hal ini

mengakibatkan siswa menjadi hafal dengan soal yang diberikan oleh guru,

(2) Guru harus lebih menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

menarik dan penuh tantangan agar siswa lebih aktif lagi dalam belajar

matematika terutama materi pecahan, (3) Guru harus lebih memotivasi

siswa dan selalu menerapkan pendekatan kontekstual yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari siswa agar siswa lebih bersemangat dalam belajar,

(4) Guru lebih memaksimalkan lingkungan sekitar siswa agar siswa lebih

tertantang untuk belajar, (5) Guru lebih banyak merangsang siswa dalam

mengaktifkan kegiatan diskusi kelompok dan harus telaten dalam memberi

bimbingan diskusi kepada siswa dan (6) Guru harus lebih memancing dan

mendorong rasa ingin tahu siswa agar berani untuk bertanya

4. Pelaksanaan PTK Siklus III

Berdasarkan refleksi tindakan kelas pada siklus 2, maka pada siklus 3

akan diadakan tindakan kelas dengan alokasi waktu untuk 2 x 35 menit karena

hasil yang diperoleh pada siklus 2 sudah cukup memuaskan maka pada siklus

3 ini untuk lebih memantapkan hasil peningkatan motivasi dan prestasi belajar

matematika pokok bahasan pecahan sederhana. Kompetensi Dasar pada siklus

3 ini adalah memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana,

dengan 1 indikator yaitu menyeleseikan masalah yang berkaitan dengan

pecahan sederhana. Tujuan dari tindakan siklus 3 ini adalah siswa dapat

menyeleseikan soal cerita yang berhubungan dengan pecahan sederhana

dengan tepat. Pembelajaran dilaksanakan 1x pertemuan (2x35 menit) pada

hari Kamis 29 April 2010. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran siklus

3 sebanyak 40 siswa,terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

a. Tahap perencanaan

Standart Kompetensi mata pelajaran Matematika menjadi pedoman

dalam tindakan siklus 3 ini. Peneliti mengadakan beberapa persiapan

untuk pelaksanaan tindakan siklus 3 ini antara lain sebagai berikut :

Page 92: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

92

1) Memilih indikator dan pokok bahasan yang sesuai dengan pecahan

sederhana dalam Kompetensi Dasar yaitu menyeleseikan masalah yang

berkaitan dengan pecahan sederhana.

2) Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah ditetapkan yang telah

dikonsulkan kepada guru kelas III ( Lampiran 7 ).

3) Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran yang lebih menarik, kali ini guru memilih media roti,

pita, sedotan dan kertas.

4) Guru menyiapkan ruang kelas senyaman mungkin dengan menata rapi

meja siswa, memperhatikan penerangan dan mengatur hiasan kelas.

b. Pelaksanaan tindakan siklus 3

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3 masih dengan pendekatan

kontekstual, tetapi mengalami beberapa perubahan dan perbaikan.

Perubahan dan perbaikan tersebut antara lain : (1) pendekatan kontekstual

yang diterapkan dalam waktu dan kondisi yang tepat dalam artian segala

kegiatan lebih dekat dengan kehidupan siswa pada umumnya (2) guru

harus lebih berupaya menciptakan pengalaman bagi siswa agar semua

siswa dapat mengerti dan tertarik pada pembelajaran yang diterapkan (3)

guru harus lebih mampu membimbing siswa agar siswa tidak malu dan

mampu mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi (4) pembagian tugas

pada kerja kelompok lebih diperjelas agar hubungan kerjasama antar

kelompok dapat lebih memberi manfaat lagi terutama bagi siswa yang

pemalu dan suka bergantung pada teman lain (5) penyampaian materi

perlu dilakukan dengan lebih baik lagi agar motivasi siswa terhadap materi

dapat meningkat sehingga penguasaan materi juga dapat meningkat.

Pelaksanaan tindakan siklus 3 mengacu pada Standart Kompetensi

yaitu Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah. Kompetensi Dasarnya adalah memecahkan masalah

yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Indikator yang ingin dicapai

Page 93: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

93

dalam siklus 3 ini adalah menyeleseikan masalah yang berkaitan dengan

pecahan sederhana. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat

menyeleseikan soal cerita yang berhubungan dengan pecahan sederhana

dengan tepat.

Sebelum pelajaran dimulai, guru menata bangku dan mengatur

pencahayaan dalam ruang kelas serta menyiapkan media pembelajaran

yang digunakan. Pada awal pembelajaran, guru mengadakan tanya jawab

mengenai pembacaan nilai pecahan, menyampaikan bersama pecahan

tersebut mana yang merupakan penyebut dan mana yang merupakan

pembilang

Memasuki kegiatan inti siswa diminta untuk mencari suatu barang

yang bisa dibeli di pasar dan bisa dibuat pecahan. Siswa ada yang

menjawab minyak goreng, roti, tahu, tempe, jeruk, apel dan lain-lain.

Peneliti selalu menghargai jawaban siswa agar siswa lebih dihargai dan

peneliti selalu memberi pancingan bagi beberapa siswa yang masih malu-

malu. Kegiatan selanjutnya adalah meminta siswa ke depan kelas

mengambil 2 pita sama panjang untuk digunting. Kegiatan ini sudah

mampu menumbuhkan rasa penasaran siswa, tampak dari banyaknya

siswa yang ingin mencoba ke depan kelas untuk menggunting pita, namun

hanya 2 siswa yang dipilih guru dan itu siswa yang pemalu. 1 siswa

diminta memegang pita yang utuh, 1 siswa menggunting pita menjadi 4

bagian sama panjang. Selanjutnya pita yang utuh ditempel di steroform

yang sudah terpotong ditempel di bawahnya. Dari kegiatan tersebut, siswa

diminta membuat soal cerita dengan tema menjumlahkan pecahan dengan

penyebut sama. Banyak siswa yang sudah mengerti petunjuk yang guru

sampaikan, mereka kali ini juga sudah banyak yang berebut untuk

menyampaikan soal yang mereka buat. Salah 1 siswa diminta untuk maju

membacakan soal yang telah dibuat dan guru meneliti soal yang telah

dibacakan. Kemudian soal tersebut bersama-sama dibahas di depan kelas.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok

sesuai jadwal regu piket, jadi ada 6 kelompok yang terbentuk. Tugas

Page 94: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

94

kelompok kali ini adalah membagi roti menjadi beberapa bagian sesuai

tugas masing-masing. Tugas lainnya adalah membuat soal yang sesuai

dengan penjumlahan pecahan atau pengurangan pecahan denagn penyebut

sama. Ada kelompok yang diminta untuk menggunting sedotan dari

ukuran yang lebih panjang dan ke ukuran lebih pendek, kemudian

ditempel dalam sebuah kertas agar nampak perbedaannya. Selanjutnya

siswa diminta untuk menunjukkan hasil potongan dari kerja diskusi dan

menyampaikan kepada kelompok lain. Pada kesempatan kali ini, siswa

sudah mengerti petunjuk dari guru sehingga kegiatan ini hanya

membutuhkan bimbingan yang tidak begitu berat. Kepada siswa yang

berani dan tepat dalam menyampaikan hasil diskusi diberi hadiah roti dari

guru dan siswa diminta membagi rata dengan teman satu kelompoknya.

Untuk hadiah satu kelas adalah roti yang telah dipotong siswa dibagikan

sama rata keliling kelas. Siswa sangat senang saat kegiatan ini, menurut

pendapat mereka, hal ini sangat menyenangkan dan menantang.

Selanjutnya guru mengajak siswa bermain kartu bilangan di depan kelas.

Mengisi garis bilangan yang kosong dengan kartu yang telah disediakan.

Pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan evaluasi yang dibagikan

oleh guru. Lalu siswa bersama guru membuat rangkuman tentang materi

yang dipelajari. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi yang masih bingung. Sebagai kegiatan penutup,

siswa diminta untuk mengisi angket motivasi dengan bimbingan dari guru.

Saat pengisian angket motivasi kali ini, sebagian besar siswa mengerjakan

dengan serius dan sungguh-sungguh. Pelajaran ditutup dengan berdoa

bersama dan guru berpesan agar siswa selalu rajin belajar dan

mengerjakan apapun dengan sungguh-sungguh.

c. Hasil pengamatan terhadap siklus 3

Selama pelaksanaan siklus 3, dilakukan kegiatan pengamatan

terhadap guru dan siswa yang dilakukan guru kelas III sebagai observer

dengan menggunakan format pengamatan yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana Pendekatan Kontekstual yang diterapkan dapat

Page 95: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

95

memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran

Matematika khususnya materi pecahan sederhana dan untuk mengetahui

aktivitas guru sebagai peneliti dan siswa selama pembelajaran

berlangsung.

Hasil pengamatan pada siklus 3 yang dilakukan terhadap peneliti dan

siswa dapat dilihat dalam tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Hasil Pengamatan pada Pembelajaran Matematika dengan

Pendekatan Kontekstual pada Siklus 3

Nama Peneliti : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD N Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

No Aspek Hasil Pengamatan

Keterangan Guru Siswa

1 Kesiapan Guru telah

mempersiapkan

pelajaran

dengan baik dan

matang karena

media telah

dipersiapkan

terlebih dahulu

dan alokasi

waktu yang

tepat

Semua siswa

telah siap untuk

mengikuti

pembelajaran,

siswa masuk

kelas dengan

tertib dan tepat

waktu

Guru dan siswa

telah siap untuk

mengikuti

pembelajaran

2 Kemauan Kemauan guru

untuk mengajar

sudah cukup

besar, hal ini

terlihat dari RPP

yang telah

dibuat dan

dikonsultasikan

yang tersusun

Kemauan siswa

sudah cukup

besar tampak

dari semangat

siswa yang

antusias dan

tertarik sebelum

pelajaran

dimulai

Kemauan guru

dan siswa

sudah baik dan

dmempunyai

kemauan yang

besar

Page 96: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

96

dengan baik

serta media

pembelajaran

yang telah

dipersiapkan

terlebih dahulu

3 Perhatian Perhatian guru

terhadap siswa

sudah baik

karena guru

selalu

memperhatikan

dengan seksama

kegiatan siswa

Perhatian siswa

terhadap

pelajaran cukup

baik, diskusi

berjalan lancar,

sebagian besar

siswa juga

memperhatikan

petunjuk dari

guru

Perhatian siswa

terhadap

pelajaran dan

guru di depan

kelas sudah

cukup baik

4 Daya Serap Guru telah

menguasai

materi dengan

baik, sehingga

penjelasan

kepada siswa

juga berjalan

lancar

Sebagian besar

siswa dapat

menyerap

pelajaran

dengan baik

Daya serap

siswa terhadap

materi sudah

cukup baik

5 Partisipasi Guru

berpartisipasi

aktif terhadap

kegiatan siswa

dengan

membimbing

diskusi

kelompok

Sebagian besar

siswa sudah

dapat

berpartisipasi

aktif dalam

kegiatan

pembelajaran

termasuk diskusi

kelompok

Partisipasi

siswa dalam

diskusi suadah

baik

6 Keaktifan Guru telah aktif

dalam mengajar

seperti pada saat

guru berperan

Sebagian besar

siswa sudah

aktif dalam

kegiatan

Guru dan siswa

sudah sama-

sama aktif

menumbuhkan

Page 97: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

97

aktif untuk

memancing

siswa agar aktif

dalam belajar

pembelajaran kegiatan belajar

yang

menyenangkan

7 Keantusiasan

Keantusiasan

guru dalam

mengajar

tampak dari

aktivitas peneliti

dalam

memotivasi

siswa tanpa

lelah dan

membuat

permaiana agar

siswa tidak

jenuh

Sebagian besar

siswa sudah

antusias dalam

belajar terlihat

dari antusias

siswa saat

kegiatan diskusi

Antusias siswa

dalam belajar

sudah cukup

tinggi

8 Kerjasama

Guru

menciptakan

kerjasama yang

baik dengan

siswa, hal ini

terlihat dari

sikap guru yang

senantiasa

memberi

kesempatan

siswa untuk

bertanya, sabar

dalam

membimbing

diskusi dan

menghargai

pendapat siswa

Kerjasama siswa

sudah baik, hal

ini tampak dari

kegiatan diskusi

yang sudah

dikerjakan

bersama-sama

karena satu

sama lain juga

penasaran

terhadap tugas

yang guru

berikan

Kerjasama

diantara siswa

sudah cukup

baik

9 Keingintahuan

Keingintahuan

guru terlihat dari

Sebagian besar

siswa sudah

Motivasi yang

tinggi dari guru

Page 98: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

98

antusiasnya

dalam menggali

pengetahuan

awal siswa dan

membuat

pertanyaan

pancingan

tidak malu lagi

untuk

menanyakan

materi yang

belum jelas dan

rasa ingintahu

siswa menjadi

lebih besar

karena materi

dikaitkan

dengan dunia

nyata siswa

membuat siswa

menjadi lebih

percaya diri dan

tidak malu lagi

untuk

menanyakan

materi yang

belum

dimengerti

siswa

10 Suasana

Belajar

Guru telah

menciptakan

suasana belajar

yang

menyenangkan

yang selalu

membawa siswa

ke dalam dunia

nyata

Sebagian besar

siswa terlihat

senang karena

pendekatan

kontekstual

yang diterapkan

peneliti

Suasana belajar

yang

menyenangkan

dan sesuai

dengan situasi

dunia nyata

dapat

memotivasi

siswa untuk

lebih

bersemangat

dalam belajar

Untuk mengetahui data frekuensi pencapaian keberhasilan nilai

angket dan nilai Matematika pada siklus 3 dapat dijabarkan dalam tabel

14 di bawah ini :

Tabel 14. Frekuensi Data Nilai Angket Motivasi Setelah Siklus 3

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 13 32,5%

81,10

b. Tinggi 75-87 20 50%

c. Sedang 62-74 4 10%

d. Rendah 49-61 3 7,5%

e. Sangat Rendah 36-48 - -

Jumlah 40 100%

Page 99: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

99

0

5

10

15

20

25

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

Data frekuensi pada tabel 14 di atas dapat dibuat gambar, agar

lebih jelas dalam mengetahui klasifikasi ketercapaian keberhasilan siswa,

maka dapat dilihat pada gambar 15 di bawah ini:

Gambar 15. Grafik Data Nilai Angket Motivasi Belajar Matematika

Siklus 3

Tabel 15. Frekuensi Data Nilai Matematika Siklus 3

Klasifikasi

Keberhasilan

Rentang

Nilai Frekuensi

Prosentase

(%)

Rata-rata

Kelas

a. Sangat Tinggi 88-100 14 35%

85,25

b. Tinggi 75-87 21 52,5%

c. Sedang 62-74 3 7,5%

d. Rendah 49-61 2 5%

e. Sangat Rendah 36-48 - -

Jumlah 40 100%

Data frekuensi pada tabel 15 di atas dapat dibuat gambar, agar

lebih jelas dalam mengetahui klasifikasi ketercapaian keberhasilan siswa,

maka dapat dilihat pada gambar 16 di bawah ini:

Page 100: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

100

0

5

10

15

20

25

Rentang Nilai

Fre

ku

en

si

36-48

49-61

62-74

75-87

88-100

Gambar 16. Grafik Data Nilai Matematika Siswa Setelah Siklus 3

Untuk mengetahui seberapa jauh perbandingan hasil antara siklus 2

dengan siklus 3 dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini :

Tabel 16. Perbandingan Hasil Antara Siklus 2 dengan Siklus 3

No Hal yang

dibandingkan

Setelah Siklus 2 Setelah Siklus 3 Peningkata/

Penurunan Frekuensi (%) Frekuensi (%)

1 Motivasi

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

12

15

8

3

2

30%

37,5%

20%

7,5%

5%

13

20

4

3

-

32,5%

50%

10%

7,5%

-

Naik 2,5%

Naik 12,5%

Naik 10%

Sama 0%

Turun 5%

2 Matematika

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

10

14

7

8

1

25%

35%

17,5%

20%

2,5%

14

21

3

2

-

35%

52,5%

7,5%

5%

-

Naik 10%

Naik 17,5%

Turun 10%

Turun 15%

Turun 2,5%

3 Rata- rata kelas

a. Motivasi

b. Nilai Matematika

78,85

82,25

81,10

85,25

Naik 2,25

Naik 3

Page 101: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

101

Berdasarkan tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa telah ada

peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa dari siklus 2 ke siklus 3

sebesar 2,25 % dengan rata-rata motivasi pada siklus 2 sebesar 78,85

menjadi 81,10. Untuk kategori motivasi sangat rendah jumlah siswa tidak

ada sama sekali, kategori motivasi rendah pada siklus 2 berjumlah 3 siswa

kemudian di siklus 3 tidak mengalami perubahan sama sekali. Untuk

kategori motivasi sedang mengalami penurunan sebesar 10% dari 20%

menjadi 10% (dari 8 siswa menjadi 4 siswa), motivasi tinggi mengalami

peningkatan dari 15 siswa menjadi 20 siswa (dari 37,5% menjadi 50%,

mengalami peningkatan sebesar 12,5%). Kategori motivasi sangat tinggi

juga ada peningkatan dari 12 siswa menjadi 13 siswa yaitu dari prosentase

30% meningkat menjadi 32,5% (mengalami peningkatan sebesar 2,5%).

Selanjutnya untuk nilai matematika siswa juga berbanding lurus

dengan peningkatan motivasi, dengan peningkatan nilai matematika rata-

rata sebesar 85,25 yaitu dari rata-rata pada siklus 2 sebesar 82,25

(mengalami peningkatan sebesar 3%). Kategori nilai matematika siswa

pada kategori rendah tidak ada sama sekali yang artinya semua siswa

tuntas dan memiliki daya serap yang tinggi karena nilainya terhitung baik.

Untuk nilai matematika kategori rendah mengalami penurunan dari 8

siswa menjadi 2 siswa (dari 20% menjadi 5%, turun 15%) kategori nilai

sedang mengalami penurunan dari 7 siswa menjadi 3 siswa (dari 17,5%

menjadi 7,5% yang mengalami penurunan sebesar 10%). Untuk nilai

matematika kategori tinggi mengalami kenaikan 17,5%. Kategori nilai

matematika sangat tinggi mengalami peningkatan dari 10 siswa menjadi

14 siswa, dari prosentase 25% menjadi 35% (mengalami peningkatan

sebesar 10%).

d. Refleksi

Selama proses pembelajaran pada siklus 3, dapat direfleksikan

sebagai berikut; (1) sebagian besar siswa telah berani untuk bertanya

mengenai materi yang belum dimengerti dengan kata-kata yang tepat,

Page 102: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

102

bahkan siswa terkesan ingin terus bertanya mengenai apa yang

dipelajarinya, siswa sudah mampu merespon jawaban yang diberikan oleh

guru dan mampu memberikan saran (2) pendekatan kontekstual yang

diterapkan guru sebaiknya tidak boleh dilakukan terus menerus agar siswa

juga tidak bosan, kalaupun akan terus diterapkan sebaiknya media lebih

bervariasi dan kelas dibuat semenarik mungkin agar siswa terus penasaran

mengenai apa yang disampaikan guru (3) sebagian besar siswa telah

mampu untuk beradaptasi ke arah pembelajaran yang active learning

dimana siswa sudah tidak ragu lagi untuk berekspresi menyalurkan

pengetahuan mereka (4) sebagian besar siswa menguasai petunjuk dan

tugas yang peneliti berikan termasuk tugas individu maupun tugas

kelompok, hal ini tampak dari nilai matematika siswa yang masuk dalam

kategori nilai baik (5) pendekatan Kontekstual yang diterapkan membuat

siswa menjadi lebih termotivasi karena sesuai dengan kehidupan siswa

sehari-hari.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan

siswa pada tindakan siklus 3, pendekatan Kontekstual yang dilakukan

selama KBM berlangsung telah terlaksana dengan baik dan lancar. Hal

tersebut dapat dilihat dari kegiatan guru dan siswa yang sudah sesuai

dengan prasyarat pembelajaran saat ini yaitu dengan pembelajaran yang

inovatif.

Mengingat pembelajaran di SD menerapkan prinsip belajar tuntas

yaitu penguasaan bahan pelajaran minimal, disini peneliti mengambil

batas tuntas untuk angket motivasi belajar sudah mencapai 80% lebih,

maka PTK ini sudah cukup pada siklus 3 dan dapat diakhiri. Hal ini

diperkuat dengan nilai matematika siswa yang juga telah mencapai batas

tuntas yaitu dengan KKM 75,00.

Page 103: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

103

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3 dapat

dinyatakan bahwa Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan

Kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas

III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta.

Perkembangan hasil belajar siswa sebagai berikut; (1) Siswa

memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, (2) Kemauan untuk

menerima pelajaran dari guru meningkat, (3) Perhatian dan motivasi siswa

terhadap pelajaran dan pengajar meningkat, (4) Siswa sudah mampu aktif

mengikuti pelajaran, (5) Siswa sudah berani untuk bertanya dan mengajukan

saran, (6) Kerjasama dengan kelompok sudah terjalin baik, (7) Tugas individu dan

kelompok terlaksana dengan baik, (8) Siswa berani mempresentasikan hasil

diskusi kepada teman lain di depan kelas, (9) Siswa siap untuk mengikuti

pelajaran, (10) Siswa mau untuk mencatat dan merangkum bahan pelajaran tanpa

disuruh, (11) Akrab dan mau berkomunikasi dengan peneliti (12) Pembentukan

kelompok diskusi sudah terarah dan berjalan sesuai alokasi waktu.

Untuk mengetahui klasifikasi keberhasilan dari keseluruhan hasil nilai

angket motivasi dan nilai matematika siswa pada siklus 1, 2 dan 3 dapat dilihat

rekapitulasinya pada tabel 17 di bawah ini :

Tabel 17. Klasifikasi Keberhasilan Nilai Angket Motivasi dan Nilai

Matematika

No Klasifikasi Sebelum

PTK (%)

Siklus 1

(%)

Siklus 2

(%)

Siklus 3

(%)

1 Angket Motivasi

a. Sangat Tinggi 2,5% 27,5% 30% 32,5%

b. Tinggi 10% 25% 37,5% 50%

c. Cukup 25% 12,5% 20% 10%

d. Rendah 47,5% 30% 7,5% 7,5%

e. Sangat Rendah 15% 5% 5% -

Nilai Rata-rata 62,75 72,75 78,85 81,10

Page 104: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

104

2 Nilai Matematika

a. Sangat Tinggi 5% 20% 25% 35%

b. Tinggi 15% 30% 35% 52,5%

c. Cukup 12,5% 7,5% 17,5% 7,5%

d. Rendah 42,5% 37,5% 20% 5%

e. Sangat Rendah 25% 5% 2,5% -

Nilai Rata-rata 63,25 72,25 82,25 85,25

Dari tabel 17 di atas dapat dibuat sebuah hasil rekapitulasi yang

menggambarkan penilaian pada saat sebelum PTK dan setelah PTK dilaksanakan

serta mengetahui peningkatannya pada tabel 18 di bawah ini:

Tabel 18. Rekapitulai Nilai Angket dan Nilai Matematika Siswa

No Kategori Nilai Rata-rata

Sebelum PTK Setelah PTK

1 Angket Motivasi 62,75 81,10

2 Nilai Matematika 63,25 85,25

Dilihat dari rata-rata nilai angket dan nilai matematika siswa pada setiap

akhir siklus kegiatan pembelajaran, motivasi belajar matematika dan prestasi

belajar siswa kelas III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Semester

Genap Tahun 2010 yang diajar dengan menerapkan pendekatan Kontekstual pada

saat pembelajaran tampak ada peningkatan yang berarti.

Peningkatan motivasi belajar Matematika ini terjadi karena siswa senang

dengan “Pendekatan Kontekstual” yang diterapkan oleh peneliti dalam

pembelajaran Matematika pokok bahasan pecahan sederhana. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan

membawa dampak positif karena daya serap siswa terhadap materi pecahan

sederhana juga menjadi lebih baik lagi, sehingga hasil akhirnya bisa di lihat

bahwa nilai pelajaran Matematika siswa pun juga meningkat.

Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut bisa penulis jabarkan sebagai

berikut : (1) rata-rata nilai angket motivasi sebelum PTK sebesar 62,75 (2) rata-

rata nilai angket motivasi siklus 1 sebesar 72,75 (3) rata-rata nilai angket motivasi

siklus 2 sebesar 78,85 (4) rata-rata nilai angket motivasi siklus 3 sebesar 81,10.

Page 105: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

105

Sedangkan data mengenai nilai matematika siswa bisa penulis jabarkan sebagai

berikut : (1) rata-rata nilai matematika siswa sebelum PTK sebesar 63,25 (2) rata-

rata nilai matematika siswa setelah siklus 1 sebesar 72,25 (3) rata-rata nilai

matematika siswa setelah siklus 2 sebesar 82,25 (4) rata-rata nilai matematika

siswa setelah siklus 3 sebesar 85,25.

Dari hasil penelitian, siswa yang memiliki motivasi tinggi tampak aktif

dalam kegiatan kelompok maupun individu serta mengikuti pembelajaran dengan

antusias, ternyata hal tersebut membuat siswa mampu mengerjakan evaluasi

dengan hasil yang memuaskan. Tetapi ada pula beberapa siswa yang hasil angket

motivasinya tinggi tetapi hasil evaluasi belajarnya juga masih dalam kategori

sedang. Hal ini disebabkan oleh daya serap siswa tersebut yang masih dalam

kategori sedang.

Rekapitulasi nilai dan penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan “Pendekatan Kontekstual” dapat

membuat siswa menjadi lebih antusias, lebih aktif, tidak malu atau enggan

bertanya, lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan, memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi, sehingga siswa yang semula memiliki motivasi yang rendah

dapat meningkat karena siswa merasa senang dengan pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang sesuai dengan dunia mereka sehari-hari.

Hal ini secara tidak langsung juga membawa dampak positif lain yaitu nilai

belajar siswa yang semula termasuk dalam kategori rendah dapat meningkat

menjadi kategori tinggi. Dengan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti

pembelajaran maka penguasaan materi siswa juga lebih baik khususnya mengenai

pecahan sederhana. Sederhana yang dimaksud mempunyai batasan seperti :

memiliki penyebut dan pembilang maksimal 50, masih menggunakan bilangan

positif (belum mengenal pecahan negatif), merupakan pecahan biasa belum

sampai pecahan campuran.

Page 106: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

106

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus

dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran materi pecahan

sederhan pada siswa kelas III SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta

Semester Genap Tahun 2010, maka dapat diambil beberapa simpulan bahwa:

1. Pendekatan kontekstual yang diterapkan dalam pembelajaran Matematika

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pokok bahasan pecahan

sederhana. Prosentase motivasi sebelum PTK sebesar 62,75 (tergolong

kategori motivasi rendah) meningkat sebesar 81,10 (tergolong kategori

motivasi sangat tinggi) setelah PTK dilaksanakan. Prosentase siswa yang

memperoleh nilai angket motivasi di atas KKM pada siklus 1 sebesar 52,25%

tetapi belum memenuhi KKM yang ditetapkan sehingga dilanjutkan perbaikan

pada siklus 2. Prosentase siswa yang memperoleh nilai angket motivasi di atas

KKM pada siklus 2 sebesar 67,5% tetapi hasil ini belum memenuhi KKM.

Silus 3 memperoleh prosentase KKM sebesar 82,5% dan telah memenuhi

Kriteria yang telah ditetapkan maka penelitian dapat dihentikan namun, secara

keseluruhan kegiatan dan motivasi siswa di kelas sudah meningkat.

2. Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi

pecahan sederhana. Prosentase nilai matematika sebelum PTK sebesar 63,25

(tergolong kategori nilai matematika yang sedang) meningkat sebesar 85,25

(tergolong kategori nilai matematika tinggi) setelah PTK dilaksanakan.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika. Model yang dipakai dalam penelitian ini

adalah model siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Dalam setiap

91

Page 107: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

107

pelaksanaan siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus dilaksanakan pada hari Selasa 6 April

2010 dan hari Sabtu 10 April 2010. Siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu 14 April

2010 dan Kamis 22 April 2010. Siklus 3 dilaksanakan pada hari Kamis 29 April

2010. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikemukakan implikasai hasil

penelitian ini adalah :

1. Pendekatan kontekstual dapat diterapkan pada setiap pembelajaran

Matematika dan juga pelajaran lain mengingat pendekatan kontekstual

mengacu pada dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendekatan kontekstual dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melatih siswa

dalam berdiskusi, melatih keberanian siswa, serta meningkatkan rasa percaya

diri siswa.

3. Pendekatan kontekstual dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar,

ketertarikan mengenai materi pelajaran, dan menumbuhkan semangat siswa

dalam belajar.

4. Apabila Pendekatan kontekstual dilaksanakan ternyata nilai siswa juga ikut

meningkat karena hasil angket motivasi terbukti berbanding lurus dengan

prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan Kontekstual

pada kelas III SD Negeri Karangasaem 1 Laweyan Surakarta semester genap

tahun 2010, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi

siswa SD Negeri Karangasem 1 pada khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Membantu penggunaan pendekatan kontekstual dalam rangka

meningkatkan kemampuan belajar siswa.

Page 108: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

108

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika

khususnya pokok bahasan pecahan sederhana karena melalui pendekatan

kontekstual melibatkan interaksi siswa dan lingkungan.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa, dan keefektivan

pembelajaran diharapkan dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

c. Penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran Matematika

hendaknya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam rangka peningkatan

motivasi maupun prestasi belajar di Sekolah Dasar khususnya untuk mata

pelajaran Matematika.

d. Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung

pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan karena sangat

mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran sehingga

berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Selain itu, guru hendaknya juga

memperhatikan kepribadian, karakteristik, kemampuan dan pengalaman

siswa, agar dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan

potensi siswa.

e. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan pendekatan kontekstual pada

materi pecahan sederhana.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat menyampaikan ide atau pemikiran pada setiap

proses pembelajaran, karena bertukar pikiran dapat memperkaya ilmu

siswa sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 109: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

109

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Amir. 2007. Dasar- Dasar Penulisan Karya Ilmiah: Sebelas Maret University

Press.

Anita Larasati. 2007. http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum, diakses 20

Januari 2010.

Baumeister. 2009. Theincentive_Theory_Of_Motivation. http :/en.wikipedia

.org./wiki/Motivation#the_incentive_Theory_of_Motivation, diakses 10

Maret 2010.

Blanchard. 2005. Pendekatan Kontekstual.http:ipotes.Wordpress.Com /2010 /01

/13/pendekatan kontekstual, diakses 10 Maret 2010.

Buchori. M. 1997. Pengantar Psikologi . Jakarta : Jermane.

Choirul Annawiyah. 2009. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Dengan

Pemberian Hadiah Pada siswa kelas IV SDN Gerih Ngawi Tahun

Pelajaran 2008/2009. UNS: Surakarta.

Depdikbud. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta. Dirjen Pendasmen Direktorat

Menengah umum.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Erna Nurmaningsih. 2009. Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan

Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III (PTK

Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010). UNS : Surakarta.

Erman Amti. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud

Hamzah, B.Uno. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi

Aksara.

Herman Hudoyo. 1990. Belajar Mengajar Matematika . Jakarta : Depdikbud.

_____________. 1998. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud.

Heruman & Ramdani. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung :

Rosdakarya.

94

Page 110: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

110

Joko Nurkamto. 1999. Penelitian Tindakan Kelas: Konsep Dasar Dan Prosedur

Pelaksanaannya : Sebelas Maret University.

Mulyasa, E . 2007. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Nana Syaodih Sukamadinata. 2005 Hakikat Belajar. http:// akhmadsudrajat.

wordpress.com/2008/01/31hakikat-belajar/, diakses 10 Januari 2010).

Nurhadi Senduk, A. G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching

and Lerning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri

Malang (UMPRES).

Nyimas Aisyah dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen

Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Russefendi. 1980. Pengajaran Matematika Modern Dan Masa Kini, Bandung :

Tarsito.

Sarjono. 2005. http://muhammadwinafgani. blogspot. com. 2008/04/lembar

observasi -sikap-siswa.html,diakses, diakses 10 Maret 2010.

Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Sears, Susan . 2003. Contextual Teaching and Leraning a Premier for Effective

Instruction.http://books.google.co.id/books?id=AOn4aQdNL9MC&pg=PP

1&dq=contextual+teaching+and+learning&cd=2#v=onepage&q&f=false,

diakses 20 februari 2010.

Siti Kamsiyati. 2006. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Pecahan.

Salatiga : Widiya-sari

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Sugiyanto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: panitia

sertifikasi guru rayon 13.

Suharsimi Arikunto. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Page 111: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

111

Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

: Rineka Cipta.

_______________ . 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumiarsih. 2007. Guru dan Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Remaja Rosdakarya.

Skinner. 2005. Prinsip Belajar. http://syuhada09,multiply.com/reviews/item6 ,

diakses 12 Desember 2010.

Soedjadi. 2000. Pendidikan Matematika. http://karmawati-yusuf.blogspot.

com/2008/12/1-hakikat-matematika.html, diakses 20 Januari 2010

Syaiful Djamarah Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya :

Usaha Nasional

______________________. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta : Rineka cipta

Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : Alfabeta.

Tjejep Rohendi Rohidi. 2000. Analisis Kualitatif. Universitas Indonesia Terbuka.

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan . Jakarta : Kencana.

Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional . jakarta : Remaja Karya.

Page 112: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

112

Page 113: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

113

Lampiran 1

KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS III SDN KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA

Konsep Variabel

Indikator No. Item

Motivasi belajar

matematika

meliputi

motivasi siswa

dalam

mengikuti

pelajaran

matematika,

motivasi siswa

dalam

mempelajari

matematika,

dan motivasi

siswa dalam

mengerjakan

tugas

matematika.

Motivasi

belajar adalah

suatu

dorongan atau

kehendak

dalam diri

seseorang

untuk

mencapai

suatu tujuan

yang

diinginkan

1. Hasrat dan keinginan

untuk berhasil

mengerjakan matematika

2. Dorongan dan kebutuhan

dalam belajar matematika

3. Harapan dan cita-cita

masa depan

4. Penghargaan dalam

belajar

5. Senang kegiatan yang

menarik dalam belajar

matematika

6. Lingkungan belajar yang

kondusif

8,14,19,20

1,2,4,15

10,18

3,6,9

7,11,12,17

5,13,16

Kriteria penilaian

Item Favourable Item Unfavourable

Jawaban SS Skor 5 Jawaban SS Skor 1

Jawaban S Skor 4 Jawaban S Skor 2

Jawaban R Skor 3 Jawaban R Skor 3

Jawaban TS Skor 2 Jawaban TS Skor 4

Jawaban STS Skor 1 Jawaban STS Skor 5

Page 114: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

114

Lampiran 2

ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Nama : ....................

I. Petunjuk Pengisian angket

a. Tulislah nama kalian dalam kolom yang sudah disediakan

b. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama agar

memahami maksudnya

c. Pilihlah salah 1 jawaban dari 5 alternatif jawaban yang tersedia dengan

memberi tanda silang (X) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya

d. Jangan terpengaruh orang lain dan jawablah sesuai dengan hati nurani

sendiri

e. Selamat mengerjakan, hal ini tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran

matematika kalian

II. Pernyataan tentang motivasi belajar matematika

1. Dalam kegiatan pelajaran matematika saya sulit untuk memusatkan

perhatian terhadap materi yang disampaikan guru terutama mengenai

pecahan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya senang mengerjakan tugas matematika dengan hasil pikiran

sendiri daripada mencontek pekerjaan teman

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 115: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

115

3. Saya senang mendapat pujian saat saya belajar matematika

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

4. Saya berusaha untuk terus memperhatikan apa yang disampaikan guru

ketika pelajaran matematika

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Saya senang mempunyai tempat belajar di rumah dengan fasilitas

lengkap

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

6. Saya mau belajar bila orang tua memberi hadiah sebagai imbalan

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

7. Saya senang belajar matematika di luar kelas, karena lebih

menyenangkan

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

Page 116: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

116

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

8. Saya selalu bertanya kepada orang lain yang lebih tahu jika kesulitan

didalam memahami pelajaran matematika

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

9. Saya tidak suka mendapat hadiah saat saya mendapat prestasi

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

10. Saat berhadapan dengan tugas yang sulit, saya terdorong untuk belajar

lebih giat lagi

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

11. Saya lebih senang bila belajar di kelas hanya diberi tugas

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

12. Saya tidak suka bila penyampaian materi matematika hanya

disampaikan dengan ceramah

a. Sangat setuju

Page 117: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

117

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

13. Saya tidak senang bila belajar di sekolah dengan lingkungan yang kotor

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

14. Untuk mencapai tujuan yang telah saya tetapkan, saya selalu berusaha

mengerahkan seluruh kemampuan yang ada pada diri saya

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

15. Dalam mengerjakan soal matematika, saya lebih suka meniru pekerjaan

teman yang pintar daripada mengerjakan sendiri

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

16. Saya senang bila teman-teman saya antusias dalam belajar matematika

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 118: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

118

17. Dalam belajar matematika saya lebih senang praktek daripada hanya

duduk mendengarkan ceramah

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

18. Saya berusaha untuk belajar sungguh-sungguh secara rutin agar

mendapat prestasi terbaik

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

19. Saya merasa kesal dan takut bila ditunjuk oleh guru mengerjakan soal

matematika di depan kelas

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

20. Saya mempelajari dan mengerjakan soal latihan matematika yang ada di

buku tanpa disuruh orang lain

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 119: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

119

Lampiran 3

LEMBAR JAWAB ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA

Nama : _____________

Kelas : _____________

No. Absen : _____________

KATEGORI PERTANYAAN ANGKET

N

o

Alternatif N

o

Kategori Angket

a b c d e Pos

itif

Neg

atif

1 1 V

2 2 V

3 3 V

4 4 V

5 5 V

6 6 V

7 7 V

8 8 V

9 9 V

1

0

1

0 V

1

1

1

1 V

1

2

1

2 V

1

3

1

3 V

1

4

1

4 V

1

5

1

5 V

1

6

1

6 V

1

7

1

7 V

1

8

1

8 V

1

9

1

9 V

2

0

2

0 V

Page 120: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

120

Lampiran 4

Materi Ajar Matematika Kelas III dalam Silabus

Mapel Matematika Ket

Kls/ Semester III/2 (dua)

SK 3. Memahami pecahan sederhana dan

penggunaannya dalam pemecahan

masalah

KD dan Indikator

(siklus 1)

3.1 Mengenal pecahan sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan sebagai

bagian dari sesuatu yang utuh

3.1.2 Membaca dan menulis lambang

pecahan

3.1.3 Menyajikan nilai pecahan

dengan menggunakan berbagai

bentuk gambar dan sebaliknya

3.1.4 Membilang dan menuliskan

pecahan dalam kata-kata dan

dalam lambang

2 x

pertemuan

(4 x 35 menit)

KD dan Indikator

(siklus 2)

3.2 Membandingkan pecahan

3.2.1 Membandingkan nilai dua

pecahan dengan gambar

3.2.2 Membandingkan nilai dua

pecahan dengan garis bilangan

2 x

pertemuan

(4 x 35 menit)

KD dan Indikator

(siklus 3)

3.3 Memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

sederhana

3.3.1 Menyeleseikan soal cerita yang

berhubungan dengan pecahan

sederhana

1 x

pertemuan

(2 x 35 menit)

Page 121: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

121

Alokasi waktu 5 kali pertemuan (10 jam pelajaran)

Tujuan

pembelajaran

1. Siswa dapat megenal pecahan

sederhana sebagai bagian dari

sesuatu yang utuh

2. Siswa dapat membaca dan menulis

lambang pecahan

3. Siswa dapat menyajikan nilai

pecahan dengan menggunakan

berbagai bentuk gambar

4. Siswa membilang dan menuliskan

pecahan dalam kata-kata dan

dalam lambang

5. Siswa mampu membandingkan

nilai dua pecahan dengan gambar

6. Siswa mampu membandingkan

nilai dua pecahan dengan garis

bilangan

7. Siswa dapat menyeleseikan soal

cerita yang berhubungan dengan

pecahan sederhana.

Sumber bahan 1. Silabus matematika kelas III hal 7-

8

2. Cerdas Berhitung Matematika

kelas III hal 136-148 karangan Nur

Fajariyah

3. Matematika terampil kelas III hal

130 – 145 karangan Tri Handoko

Page 122: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

122

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pertemuan Pertama pada Siklus I)

Nama Sekolah : SDN Karangasem 1 Surakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Mengenal Pecahan Sederhana

Kelas/Semester : III/2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Tanggal Pelaksanaan : April 2010

I. Standar Kompetensi

3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan

masalah

II. Kompetensi Dasar

3.1 Mengenal pecahan sederhana

III. Indikator

3.1.1 Mengenal pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh

3.1.2 Membaca dan menulis lambang pecahan

IV. Hasil Belajar

1. Siswa dapat mengenal pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh

dengan tepat

2. Siswa dapat membaca dan menulis lambang pecahan dengan tepat

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat mengenal

pecahan termasuk membaca dan menulis lambang pecahan dalam

kehidupan sehari-hari.

VI. Materi

a. Mengenal pecahan sederhana seperti setengah, seperempat, sepertiga,

seperenam

Page 123: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

123

1) Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 2.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 2

1

2) Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 4.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 4

1

3) Daerah yang diberi warna disamping menunjukkan

pecahan 3

1

4) Daerah yang diberi warna disamping menunjukkan

pecahan 6

1

b. Membaca, membilang dan menulis lambang pecahan

Daerah yang beri warna adalah 1 bagian dari 3.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 3

1. Pecahan

3

1 dibacara satu per tiga atau

sepertiga

disebut pembilang

disebut penyebut

VII. Metode, Media dan Sumber Bahan

a. Metode

1) Ceramah

2) Tanya jawab

3) Demonstrasi

4) Penugasan

b. Media

1) Kartu bilangan berwarna

2) Karton bertuliskan contoh pecahan

3

1

Page 124: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

124

3) Pita

c. Sumber bahan

1) Silabus Matematikan kelas III hal 7-8

2) Matematika Terampil kelas III hal 130-145 karangan Tri Handoko

3) Cerdas Berhitung Matematika kelas III hal 136-148 karangan Nur

Fajariyah

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan awal/apersepsi (10 menit)

1) Tanya jawab mengenai hidup rukun bila saling berbagi

(disesueikan mengenai materi pecahan)

2) Tanya jawab mengenai hitungan bilangan bulat positif.

3) Guru sedikit menyampaikan mengenai bilangan bulat dan

bilangan pecahan

4) Siswa mencari perbedaannya, sedangkan guru hanya sebagai

pembimbing.

b. Kegiatan inti

1) Guru menunjukkan tiga batang kayu. Satu batang dicat dua warna

sama besar, satu batang dicat tiga warna, dan satu batang dicat empat

warna yang berbeda tetapi sama besar.

2) Bertanya jawab tentang bagian yang dicat. Siswa menentukan bahwa

bagian dari keseluruhan merupakan pecahan.

3) Guru menunjukkan kartu bilangan berwarna yang menunjukkan

pecahan.

4) Siswa mendemonstrasikan sesuai contoh batang kayu yang

sebelumnya.

5) Dengan bimbingan guru, siswa membaca dan menuliskan lambang

pecahan.

6) Siswa dibagi menjadi kelompok tiap meja, lalu masing-masing

kelompok membuat gambar yang telah disediakan guru, menemulan

sendiri bagaimana caranya.

Page 125: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

125

7) Siswa mengerjakan soal sesuai contoh yang telah disampaikan guru.

8) Meminta kelompok yang selesai paling cepat untuk maju dan

mempresentasikan hasil jawabannya.

9) Siswa secara individu mengerjakan soal-soal evaluasi yang

disediakan.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Guru mengadakan permainan dengan saling melempar pertanyaan

antar kelompok. Kelompok yang terbaik akan mendapatkan reward

berupa gelas “kelompok hebat”

2) Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman tentang materi

yang baru saja dipelajari

3) Siswa menjawab soal angket motivasi untuk dikerjakan siswa

4) Guru menyampaikan pesan-pesan dan nasihat untuk rajin belajar dan

supaya bisa menggunakan pecahan yang baru saja dipelajari untuk

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari secara adil

IX. Evaluasi

a. Prosedur test : test akhir

b. Bentuk test : - tes lisan

- tes tertulis

c. Jenis test : Ise

d. Alat test : - lembar soal

- kunci jawaban

- lembar pengamatan/observasi

A. Soal Esay

Isilah titik-titik di bawah ini!

1. 3

2 dibaca ….

2. Seperempat ditulis ….

3. Sebuah roti dipotong menjadi 4 sama besar.

Page 126: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

126

Setiap potong roti nilainya ….

4. Nilai pecahan yang diarsir disamping

Menunjukkan nilai ….

5. Arsirlah nilai 4

2 sehingga membentuk

gambar yang jelas ….

Page 127: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

127

Kunci jawaban

1. Dua per tiga

2. 4

1

3. 4

1

4. 8

3

5.

Kriteria penilaian

Nilai = Jumlah benar x 20

= 5 x 20

= 100

Surakarta, April 2010

Guru kelas III SDN Karangasem I

Sudarmi, A.Ma

NIP. 196110111982012006

Peneliti

Astri Kusuma Wardani

NIM. K7106010

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Karangasem I

Drs. Heru Prasetyo

NIP. 196103041982011007

Page 128: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pertemuan Kedua pada Siklus I)

Nama Sekolah : SDN Karangasem I Surakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Pecahan Sederhana

Kelas/Semester : III/2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Tanggal Pelaksanaan : April 2010

X. Standar Kompetensi

4. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan

masalah

XI. Kompetensi Dasar

3.1 Mengenal pecahan sederhana

XII. Indikator

12.1.1 Menyajikan nilai pecahan dengan menggunakan berbagai bentuk

gambar dan sebaliknya

12.1.2 Membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata dan dalam

lambang

XIII. Hasil Belajar

3. Siswa dapat menyajikan nilai pecahan dalam bentuk gambar dan

sebaliknya

4. Siswa dapat membilang dan menuliskan pecahan dengan kata-kata dan

lambang

XIV. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menyajikan

nilai pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 129: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

129

XV. Materi

c. Menyajikan nilai pecahan

5) Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 3.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 3

1

6) Daerah yang diberi warna adalah 3 bagian dari 6.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 6

3

d. Membaca, membilang lambang pecahan

Daerah yang diberi warna adalah 3 bagian dari 6.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan 6

3. Pecahan

6

3 dibacara tiga per enam

disebut pembilang

disebut penyebut

XVI. Metode, Media dan Sumber Bahan

d. Metode

5) Ceramah

6) Tanya jawab

7) Diskusi

8) Struktural dengan (berkirim soal)

9) Penugasan

e. Media

4) Kartu bilangan berwarna

5) Karton bertuliskan contoh yang menunjukkan pecahan

f. Sumber bahan

4) Silabus Matematika kelas III hal 7-8

6

3

Page 130: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

130

5) Matematika Terampil kelas III hal 130-145 karangan Tri Handoko

6) Cerdas Berhitung Matematika kelas III hal 136-148 karangan Nur

Fajariyah

XVII. Langkah-langkah Pembelajaran

d. Kegiatan awal/apersepsi (10 menit)

1) Menanyakan kepada siswa materi mengenai pecahan sebagai bagian

dari keseluruhan

2) Guru memberi soal mengenai materi yang lalu

3) Memberi motivasi dengan menghubungkan mengenai materi

4) Mengajak bernyanyi bersama lagu yang kemarin

Nada “Pelangi”

Ayo kita semua belajar berhitung

Mari bersemangat jangan kau mengeluh

Kita berkenalan dengan pecahan

Mari yuk mari yuk … kita praktikan

Dan mengenalkan lagu baru agar siswa tambah semangat dan tidak

bosan “Lihat Kebunku”

Lihat bukuku penuh dengan gambar

Ada yang utuh dan ada yang pecah

Kini ku tahu materi yang baru

Belajar pecahan itu menyenangkan

e. Kegiatan inti (40 menit)

1. Bertanya jawab dengan guru, siswa membaca dan menuliskan

lambang pecahan

2. Siswa membandingkan nilai pecahan yang digambarkan guru dalam

berbagai bentuk gambar (masih sederhana)

3. Siswa dibagi menjadi kelompok tiap meja.

4. Setiap kelompok belajar di luar kelas untuk mencari benda apa yang

bisa di gunakan untuk belajar pecahan.

Page 131: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

131

5. Meminta kelompok yang selesai paling cepat untuk maju dan

mempresentasikan hasil jawabannya. Kelompok yang paling

pertama dan benar jawabannya akan mendapat pujian berupa pantun

yang telah disediakan guru.

6. Guru menggambarkan nilai pecahan dengan menggunakan beberapa

garis bilangan. Siswa mengisi nilai pecahan pada garis bilangan.

7. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi dari guru.

f. Kegiatan Penutup (10 menit)

5) Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

6) Guru mengadakan permainan dengan menggunakan kartu mengenai

pecahan

7) Siswa menjawab soal angket motivasi untuk dikerjakan siswa

8) Guru menyampaikan pesan dan nasihat untuk rajin belajar

XVIII. Evaluasi (10 menit)

e. Prosedur test : test akhir

f. Bentuk test : - tes lisan

- tes tertulis

g. Jenis test : Ise

h. Alat test : - lembar soal

- kunci jawaban

- lembar pengamatan/observasi

B. Soal Esay

Isilah titik-titik di bawah ini!

6. Daerah yang diberi warna menunjukkan pecahan

….

7. Lambang bilangan delapan per sembilan adalah ….

8. Daerah yang tidak diberi warna menunjukkan

` pecahan …..

Page 132: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

132

9. Lambang bilangan pecahan tiga per tujuh adalah ….

10. Pecahan berapakah yang ditunjukkan oleh

gambar yang diarsir di samping ….

11. Arsir atau beri warna gambar di samping ini sehingga menunjukkan

pecahan 8

5 ….

12. Daerah yang diberi warna menunjukkan

pecahan ….

13. Daerah yang diberi warna menunjukkan

pecahan ….

14. Tulislah lambang pecahan dua per tiga, tiga per tujuh, lima per tiga, dan

satu per empat!

15. Gambarlah bebas nilai pecahan 5

1

Kunci jawaban

6. 8

4 7.

18

5

7. 9

8 8.

6

2

8. 3

2 9.

3

2,

7

3,

3

5 dan

4

1

9. 7

3 10. atau

10. 8

3

11.

Page 133: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

133

Kriteria penilaian

Nilai = Jumlah benar x 10

= 10 x 10

= 100

Surakarta, April 2010

Guru kelas III SDN Karangasem I

Sudarmi, A.Ma

NIP. 196110111982012006

Peneliti

Astri Kusuma Wardani

NIM. K7106010

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Karangasem I

Drs. Heru Prasetyo

NIP. 196103041982011007

Page 134: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

134

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Siklus 2)

Nama Sekolah : SDN Karangasem 1 Surakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Mengenal Pecahan Sederhana

Kelas / Semester : III / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Tanggal Pelaksanaan : April 2010

Strategi : Pendekatan Kontekstual

I. Standar Kompetensi

3. Memahami Pecahan Sederhana dan Penggunaan dalam pemecahan

masalah.

II. Kompetensi Dasar

3.2 Membandingkan pecahan

III. Indikator

3.2.1 Membandingkan nilai 2 pecahan dengan gambar

3.2.2 Membandingkan nilai 2 pecahan dengan garis bilangan

IV. Hasil belajar

1. Siswa dapat membandingkan nilai 2 pecahan dengan gambar secara tepat

2. Siswa dapat membuat gambar dengan arsiran yang telah ditentukan

dengan tepat.

3. Siswa dapat membandingkan nilai 2 pecahan dengan garis bilangan secara

tepat.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat membuat gambar

dengan arsiran dan membandingkan nilai 2 pecahan dengan gambar dalam

kehidupan sehari – hari.

VI. Materi

a. Gambar bolak – balik bangun datar persegi panjang.

Page 135: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

135

3

1

5

1

b. Membuat gambar lingkaran bolak – balik

8

2

4

2

c. Membuat gambar bolak – balik bangun datar persegi panjang

6

2

5

1

d. Mengenal tanda > (lebih dari), < (kurang dari), = (sama dengan)

e. Garis bilangan

0

VII. Metode, media dan sumber bahan

a. Metode

1) Ceramah

2) Tanya jawab

3) Demonstrasi

4) Penugasan

b. Media

1) Kartu bilangan berwarna persegi panjang

2) Lingkaran pecahan

3) Pita

5

1

5

2

5

3

5

4

5

5

5

6

Page 136: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

136

4) Wortel, kentang, tango

5) Timbangan

c. Sumber bahan

1) Standar isi Matematika kelas III hal 7 – 8

2) Matematika terampil kelas III hal 130 – 145

3) Cerdas berhitung matematika kelas III hal 136 – 148 karangan Nur

Fajariyah.

VIII. Langkah – langkah pembelajaran

PERTEMUAN I

a. Kegiatan awal / apersepsi (10 menit)

1) Guru mengatur tempat duduk, kebersihan kelas, menyiapkan

karton

2) Menanyakan materi lalu mengenai membaca dan menulis pecahan

3) Tanya jawab mengenai media lingkaran pecahan yang dibaca

Guru.

b. Kegiatan inti (40 menit)

1. Siswa menyiapkan kertas karton yang dibawa

2. Siswa dibentuk kelompok tiap meja

3. Siswa membuat gambar pecahan sendiri

2

1

4

1

6

2

5

1

8

2

4

2

Page 137: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

137

4. Memberikan kesempatan kepada kelompok yang ingin

menyampaikan hasil gambar kepada teman lain. (misalkan ini

gambar arsiran saya, yang ini nilainya 6

2,

5

1. . .)

5. Siswa mengamati gambar yang sudah dibuat besar mana / luas

mana.

6. Menyampaikan tanda >, <, = sebagai penanda perbandingan

pelahan dan menyampaikan cara baca, serta cara pengguna

7. Pembuktian bahwa 4

1 <

2

1 dengan gambar kemudian 3 orang anak

membuktikan dengan cara lain kedepan kelas yaitu dengan

sustradrama jual beli.

8. Siswa menjadi penjual, 2 siswa menjadi pembeli

9. Jual beli, pembeli, membeli wortel 4

1 kg, dan pembeli 2 membeli

kentang 2

1 kg.

10. Dengan menggunakan timbangan pembuktian 2

1 dan

4

1 berat

mana.

11. Siswa mengulang sustradrama dengan mengganti penjual dan

pembeli.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Guru mengadakan permainan dengan saling melempar pertanyaan

antar kelompok

2. Siswa dan guru membuat rangkain tentang materi yang dipelajari.

PERTEMUAN II

A. Kegiatan awal

1) Menanyakan mengenal materi pecahan, membaca ilai pecahan,

mengartikan

2) 2 siswa ke depan gelas membawa masing – masing 1 buku, siswa 1

membawa buku tulis, siswa 2 membaca buku paket

Page 138: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

138

3) Bersama – sama membandingkannya buku mana yang lebih besar

dan yang lebih kecil.

B. Kegiatan inti

1) Menyediakan media garis mengadakan permainan mengisi garis

bilangan yang kosong

2) Permainan acak garis bilangan dengan mengurutkan (2 orang siswa

ke depan)

8

1,

8

2,

8

3,

8

4,8

5,

8

6

3) Mengeluarkan karton yang telah dibuat mengukur berapa cm

panjang yang telah diusir

2

1

4

2

=

. . . cm . . . cm

<

. . . cm . . . cm

4) Sosiodrama mengenai 4

1 wortel dan

2

1 kentang (mengulangi)

ganti siswa

5) Siswa mengerjakan evaluasi

C. Kegiatan penutup (10 menit)

1. Permainan tebak isi jajanan tango, kemudian saling berbagai sesuai

isi (isinya 4 )

Tiap bagian / potong 4

1

4

1

4

3

4

4

4

7….. ….. …..

Page 139: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

139

2. Merangkum hasil pembelajaran

3. Siswa menjawab soal angket motivasi

IX. Evaluasi

i. Prosedur test : test akhir

j. Bentuk test : - tes lisan

- tes tertulis

k. Jenis test : Ise

l. Alat test : - lembar soal

- kunci jawaban

- lembar pengamatan/observasi

C. Isilah titik – titik di bawah ini

1.

Dari garis bilangan di atas

antara ¼ dan ¾ lebih

besar yang mana?

2. 2

1 . . .

4

1

3. 9

2. . .

4

1

4. 5

3. . .

5

2

5.

A B

Dari gambar di atas

manakah nilai gambar

yang diarsir lebih besar?

6. 4

3 . . .

2

1

7. 4

2. . .

3

1

8. 2

1. . .

2

2

9. 9

4. . .

4

1

10. 5

3. . .

5

1

Kunci jawaban

1. ¾

2. >

3. <

4. >

4

1

4

3

4

4

4

2

Page 140: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

140

5. A

6. >

7. >

8. <

9. >

10. >

Page 141: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

1

Kriteria Penilaian

Nilai = jumlah benar x 10

= 10 x 10

= 100

Surakarta, April 2010

Guru kelas III SDN Karangasem I

Sudarmi, A.Ma

NIP. 196110111982012006

Peneliti

Astri Kusuma Wardani

NIM. K7106010

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Karangasem I

Drs. Heru Prasetyo

NIP. 196103041982011007

Page 142: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

2

Lampiran 8

Lembar pengamatan Guru dan Siswa pada pembelajaran matematika

dengan Pendekatan Kontekstual pada siklus 1

Nama Peneliti (guru) : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD N Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

No Aspek Hasil Pengamatan Keterangan

Guru Siswa

1 Kesiapan

Guru telah

mempersiapkan

pelajaran dengan

cukup baik, alokasi

waktu harus

disesuaikan

Sebagian besar

siswa sudah siap

untuk mengikuti

pelajaran, masih

ada beberapa siswa

yang bermain

sendiri saat guru

masuk kelas

Guru dan siswa

harus lebih

mempersiapkan

diri sebelum

pembelajaran

berlangsung

2 Kemauan

Kemauan guru

untuk mengajar

sudah baik, terlihat

dari RPP yang

disusun

Ada yang semangat

dalam belajar, ada

yang

memperhatikan

sambil bermain

sendiri, ada yang

sama sekali tidak

memperhatikan

pelajaran

Kemauan guru

untuk

mengajarsudah

baik, tetapi

kemauan siswa

untuk belajar

kurang

3 Perhatian

Perhatian guru

terhadap siswa

sudah cukup baik,

guru mengalami

kesulitan dalam

membimbing

diskusi kelompok

Perhatian siswa

terhadap pelajaran

cukup baik, masih

banyak siswa yang

ramai sendiri

Siswa ramai

karena belum

terbiasa dengan

pendekatan

kontekstual

yang biasanya

guru kelas

menggunakan

metode ceramah

dan penugasan

4 Daya Serap Guru telah Siswa mampu Daya serap

Page 143: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

3

menguasai materi

dengan baik,

menyerap materi

dengan baik, ada

beberapa yang

belum baik

siswa terhadap

materi perlu

ditingkatkan

5 Partisipasi

Guru telah

berpartisipasi aktif

terhadap kegiatan

siswa dengan

membimbing

diskusi kelompok

Siswa telah aktif

dalam diskusi

kelompok, tetapi

ada beberapa yang

tidak ikut

mengerjakan tugas

Partisipasi siswa

dalam diskusi

perlu

ditingkatkan lagi

6 Keaktifan

Guru telah aktif

dalam mengajar,

terlihat dari

semangat guru

dalam menjelaskan

materi dan

membimbing siswa

Ada beberapa

siswa yang tidak

aktif dalam

pembelajran

Siswa yang

tidak aktif masih

perlu perhatian

khusus dari guru

7 Keantusiasan

Keantusiasan guru

dalam mengajar

terlihat dari

aktivitas guru

dalam memotivasi

siswa

Sebagian besar

siswa berantusias

belajar karena

siswa diajak belajar

di luar kelas tetapi

tidak semangat saat

kerja kelompok dan

di minta maju

Antusias siswa

perlu

ditingkatkan

dengan

penggunaan

media dan

kontekstual

yang lebih

menarik

8 Kerjasama

Guru telah

menciptakan

kerjasama yang

baik dengan siswa,

terlihat dari sikap

guru yang memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya,

membimbing

diskusi,

merangsang

terjadinya interaksi,

serta bersama-sama

Beberapa siswa

tidak ikut

mengerjakan kerja

kelompok dan tidak

ikut menjawab

pertanyaan saat

permainan

berlangsung

Kerjasama

diantara siswa

perlu

ditingkatkan

Page 144: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

4

merayakan

keberhasilan siswa

9 Keingintahuan

Keingintahuan

guru terlihat dari

antusias dalam

menggali

pengetahuan siswa

Beberapa siswa

masih malu dan

tidak perduli

tentang materi yang

belum dipahami

Siswa harus

diberi motivasi

agar percaya diri

dan tidak malu

untuk bertanya

10 Suasana

Belajar

Guru menciptakan

suasana belajar

menyenangkan

Beberapa siswa

senang terhadap

suasana belajar,

tetapi ada pula

beberapa siswa

yang masih

bingung dengan

pendekatan

kontekstual yang

diterapkan guru

Perlu diciptakan

suasana belajar

yang lebih

menyenangkan

sesuai dengan

suasana sehari-

hari agar siswa

senang dalam

belajar

Observer Peneliti

Guru Kelas III

Sudarmi, A. Ma Astri Kusuma

Wardani

NIP. 196110111982012006 K 7106010

Page 145: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

5

Page 146: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

6

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Siklus 3)

Nama Sekolah : SDN Karangasem 1 Surakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Mengenal Pecahan Sederhana

Kelas / Semester : III / 2 (dua)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Tanggal pelaksanaan : April 2010

Strategi : Pendekatan Kontekstual

I. Standar Kompetensi

3. Memahami Pecahan Sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan

masalah.

II. Kompetensi Dasar

3.3 memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana

III. Indikator

3.3.1 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

IV. Hasil Belajar

1. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan pecahan

sederhana dengan tepat.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai di harapkan siswa terbiasa menyelesaikan

soal cerita yang berhubungan dengan pecahan sederhana dalam kehidupan

sehari – hari secara matematika.

VI. Materi

Menuliskan kalimat matematika dari soal cerita Ibu mempunyai pita yang

panjangnya 5

1meter, kemudian Ibu membeli pita lagi dengan panjang

5

2meter berapa meter pita Ibu sekarang ?

Page 147: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

7

5

1meter +

5

2meter =

5

3meter

Membagi roti yang berbentuk lingkaran dengan beraneka ragam jenis

pecahan seperti 2

1,

3

1,

4

1,5

1,

6

1,

7

1,

8

1

VII. Metode, Media dan Sumber bahan

a. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Penugasan

5. Diskusi

b. Media

1. Kartu bilangan karton

2. Tango, pita, roti (sebagai alat peraga)

3. Garis bilangan

c. Sumber bahan

1. Standar isi Matematika Kelas III hal 7 – 8

2. Matematika terampil kelas III 130 – 145 karangan Tri Handoko

3. Berhitung matematika kelas III hal 136 – 148 karangan Nur

Fajariyah.

VIII. Langkah – langkah

a. Kegiatan awal / apersepi (10 menit)

1. Tanya jawab mengenai pembacaan penilai pecahan

2. Tanya jawab bagian mana yang penyebut, bagian mana yang

pembilang.

b. Kegiatan inti (45 menit)

1. Siswa mencari suatu barang yang bisa di beli di Pasar dan bisa di

buat pecahan contoh minyak goreng 2

1 liter, gula jawa

2

1 potong,

Page 148: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

8

2. 2 siswa kedepan mengambil 2 pita sama panjang

3. 1 siswa memegang pita yang utuh, 1 siswa menggunting pita

menjadi 4 bagian sama panjang.

4. Pita yang utuh di tempel di SteroFom yang terpotong ditempel

dibawahnya

5. Membuat soal cerita dengan menggunakan pita yang ada dengan

menjumlahkan pecahan.

6. Salah 1 siswa maju untuk membacakan soal yang telah dibuat (guru

meneliti hasil soal yang dibuat)

7. Bersama – sama menyelesaikan soal yang dibuat

Contoh :

Anita mempunyai pita yang panjangnya 4

2 meter kemudian

menyambungnya, berapa meter pita anita sekarang ? 4

2meter

+4

1meter =

4

3meter

8. Sosiodrama ke depan untuk memotong roti 4

1bagian, dan

2

1 bagian

yang sama besar.

9. Siswa dibentuk kelompok untuk berdiskusi bersama mengenai

bagaimana cara memotong roti menjadi 3

1,

5

1,

6

1,

7

1, dan

8

1bagian.

10. Siswa ke depan untuk menunjukkan hasil dari kerja diskusi dan

menyampaikan kepada teman.

Page 149: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

9

11. Membuka jajanan Tango dan Sosiodrama membagi potongan tango

kepada teman lainnya, 1 siswa diberi 4

1 potong, 1 siswa

4

2 potong,

mana yang lebih banyak 4

2.

12. Bermain kartu bilangan di depan kelas

13. Mengerjakan evaluasi

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Siswa bersama guru membuat rangkuman tentang materi yang baru

saja dipelajari

2. Guru memberikan dan pujian kepada siswa yang sudah aktif

IX. Evaluasi

a. Prosedur test : test akhir

b. Bentuk test : - tes lisan

- tes tertulis

c. Jenis test : Ise

d. Alat test : - lembar soal

- kunci jawaban

- lembar pengamatan/observasi

A. Soal Essay

Isilah titik titik di bawah ini

1. Anton membeli 3

2 kue. Lia membeli

5

4kue. kue siapa yang lebih

banyak ?

2. Ibu membeli gula 4

1 kilogram, kemudian Ibu mambeli lagi, 2

kilogram, berapa gula Ibu sekarang ?

Page 150: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

10

3. Bu Anisa membeli buah tomat 4

3 keranjang. Bu Yuli membeli buah

tomat 5

2keranjang. Siapakah yang membeli buah tomat lebih banyak?

4. Bu Anin membeli satu karung beras. Beras itu dijual pada hari senin

10

3bagian dan pada hari selasa

10

4bagian. Berapa bagian beras yang

dijual ?

5. Ibu membeli 1 botol minyak goreng 6

2bagian digunakan untuk

menggoreng ikan. Berapa bagiankah minyak goreng yang sudah

digunakan Ibu ?

Kunci Jawaban

1. Kue Lia

2. 4

1 kg +

4

2kg =

4

3 kg

3. Bu Annisa

4. 10

4bagian +

10

3bagian =

10

7bagian

5. 6

2bagian +

6

3bagian =

6

5bagian

Kriteria Penilaian

Nilai = jumlah benar x 2

= 5 x 2

= 10

Surakarta, April 2010

Guru kelas III SDN Karangasem I

Peneliti

Page 151: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

11

Sudarmi, A.Ma

NIP. 196110111982012006

Astri Kusuma Wardani

NIM. K7106010

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Karangasem I

Drs. Heru Prasetyo

NIP. 196103041982011007

Page 152: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

12

Lampiran 9

Lembar Pengamatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Kontekstual pada Siklus 2

Nama Peneliti : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD Negeri Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

No Aspek Hasil Pengamatan

Keterangan Guru Siswa

1 Kesiapan Guru telah

mempersiapkan

pelajaran dan alokasi

waktu yang telah

tepat

Sebagian besar

siswa telah siap

untuk mengikuti

pelajaran yang

akan disampaikan

oleh guru

Guru dan siswa

telah siap untuk

mengikuti

pelajaran

2 Kemauan Kemauan guru untuk

mengajar sudah

cukup besar, dapat

dilihat dari RPP

yang telah dibuat

dan media yang

telah disiapkan

Sebagian besar

kemauan belajar

siswa sudah

cukup baik,

dilihat dari

keseriusan siswa

dalam menerima

pelajaran

Kemauan siswa

untuk belajar masih

perlu ditingkatkan

lagi agar hasilnya

lebih maksimal dan

kemauan guru

sudah baik.

3 Perhatian Perhatian guru

terhadap siswa

sudah cukup baik,

guru masih perlu

banyak belajar

dalam membimbing

siswa untuk

Perhatian siswa

terhadap pelajaran

sudah baik,

diskusi berjalan

lancar, sebagian

besar telah

memperhatikan

Perhatian siswa

terhadap pelajaran

sudah baik

Page 153: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

13

mengerjakan tugas

kelompok

perintah dari guru

4 Daya serap

Guru telah

menguasai materi

dengan baik

Sebagian besar

siswa sudah

mampu menyerap

materi dengan

baik

Daya serap siswa

sudah baik, agar

lebih maksimal

guru harus

berusaha lagi

meningkatkan

kualitas mengajar

5 Partisipasi Guru berpartisipasi

aktif terhadap

seluruh kegiatan

siswa salah satunya

dengan sabar

membimbing diskusi

kelompok

Sebagian besar

siswa sudah

mampu belajar

untuk diskusi

kelompok

Partisipasi siswa

dalam diskusi perlu

ditingkatkan agar

semua siswa dapat

belajar secara utuh

6 Keaktifan Guru telah aktif

dalam mengajar

seperti guru telah

semangat dalam

menyampaikan

setiap materi

Sebagian besar

siswa telah aktif

dan penasaran

terhadap materi

Siswa yang belum

aktif dalam

pembelajaran perlu

perhatiam khusus

7 Keantusiasan

Keantusiasan guru

dalam mengajar

sudah tinggi, tampak

dari waktu guru

tampil antusias dan

selalu memberikan

dorongan kepada

siswa

Banyak siswa

sangat berantusias

saat kegiatan

sosiodrama yang

diangkat oleh

guru, siswa

antusias karena

terkesan seperti

nyata

Antusias siswa

sudah cukup tinggi

namun masih perlu

terus dipantau dan

ditingkatkan

8 Kerjasama Guru telah Banyak siswa Kerjasama sudah

Page 154: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

14

menciptakan

kerjasama yang baik

dengan siswa

dapat

bekerjasama

dengan baik saat

permainan

baik dan berjalan

lancar namun

masih terus

ditingkatkan

9

Keingintahuan

Keingintahuan guru

terlihat dari

pendekatan yang

dilakukan kepada

siswa saat siswa

kurang mengerti dan

bingung

Masih ada siswa

yang malu dalam

bertanya

meskipun sudah

ada siswa yang

berani dalam

bertanya

Siswa lebih

dimotivasi agar

percaya diri dan

tidak malu untuk

menanyakan materi

yang masih

bingung

10

Suasana

Belajar

Guru telah

menciptakan suasana

belajar yang

menyenangkan

Hampir semua

siswa terlihat

senang dan

termotivasi untuk

mengerjakan

tugas dan

kegiatan

sosiodrama

Susana belajar

lebih yang

menyenangkan

lebih ditingkatkan

agar motivasi dan

prestasi belajar

siswa juga lebih

maksimal

Observer Peneliti

Guru Kelas III

Sudarmi, A. Ma Astri Kusuma Wardani

NIP. 196110111982012006 K 7106010

Page 155: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

15

Lampiran 10

Lembar Pengamatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran

Matematika

dengan Pendekatan Kontekstual pada Siklus 3

Nama Peneliti : Astri Kusuma Wardani

Nama Sekolah : SD N Karangasem 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / 2

No Aspek Hasil Pengamatan Keterangan

Guru Siswa

1 Kesiapan Guru telah

mempersiapkan

pelajaran dengan

baik dan matang

karena media telah

dipersiapkan

terlebih dahulu dan

alokasi waktu tepat

Semua siswa

telah siap untuk

mengikuti

pembelajaran,

siswa masuk

kelas dengan

tertib dan tepat

waktu

Guru dan siswa

telah siap untuk

mengikuti

pembelajaran

2 Kemauan Kemauan guru

untuk mengajar

sudah cukup besar,

hal ini terlihat dari

RPP yang telah

dibuat dan

dikonsultasikan

yang tersusun

dengan baik

Kemauan siswa

sudah cukup

besar tampak dari

semangat siswa

yang antusias dan

tertarik sebelum

pelajaran dimulai

Kemauan guru

dan siswa sudah

baik dan

dmempunyai

kemauan yang

besar

3 Perhatian Perhatian guru Perhatian siswa Perhatian siswa

Page 156: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

16

sudah baik karena

guru selalu

memperhatikan

kegiatan siswa

terhadap

pelajaran cukup

baik, diskusi

berjalan lancar,

terhadap

pelajaran dan

guru di depan

kelas sudah baik

4 Daya Serap guru telah

menguasai materi

dengan baik,

sehingga penjelasan

kepada siswa juga

berjalan lancar

Sebagian besar

siswa dapat

menyerap

pelajaran dengan

baik

Daya serap

siswa terhadap

materi sudah

cukup baik

5 Partisipasi Guru berpartisipasi

aktif terhadap

kegiatan siswa

dengan

membimbing

diskusi kelompok

Sebagian besar

siswa sudah dapat

berpartisipasi

aktif dalam

kegiatan

pembelajaran

termasuk diskusi

kelompok

Partisipasi siswa

dalam diskusi

suadah baik

6 Keaktifan Peneliti telah aktif

dalam mengajar

seperti pada saat

peneliti berperan

aktif untuk

memancing siswa

agar aktif dalam

belajar

Sebagian besar

siswa sudah aktif

dalam kegiatan

pembelajaran

Guru dan siswa

sudah sama-

sama aktif

menumbuhkan

kegiatan belajar

yang

menyenangkan

7 Keantusiasan

Keantusiasan

peneliti dalam

mengajar tampak

dari aktivitas

Sebagian besar

siswa sudah

antusias dalam

belajar terlihat

Antusias siswa

dalam belajar

sudah cukup

tinggi

Page 157: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

17

peneliti dalam

memotivasi siswa

tanpa lelah dan

membuat permaiana

agar siswa tidak

jenuh

dari antusias

siswa saat

kegiatan diskusi

8 Kerjasama

Guru menciptakan

kerjasama yang baik

dengan siswa, hal ini

terlihat dari sikap

guru yang memberi

kesempatan siswa

bertanya, sabar

dalam membimbing

diskusi dan

menghargai

pendapat siswa

Kerjasama siswa

sudah baik, hal

ini tampak dari

kegiatan diskusi

yang sudah

dikerjakan

bersama-sama

karena satu sama

lain juga

penasaran

terhadap tugas

yang guru

berikan

Kerjasama

diantara siswa

sudah cukup

baik, guru dan

siswa juga baik

9 Keingintahuan

Keingintahuan guru

terlihat dari

antusiasnya guru

dalam menggali

pengetahuan awal

siswa

Banyak siswa

sudah tidak malu

lagi untuk

menanyakan

materi yang

belum jelas dan

rasa ingintahu

siswa menjadi

lebih besar

karena materi

Motivasi yang

tinggi dari guru

membuat siswa

menjadi lebih

percaya diri dan

tidak malu lagi

untuk

menanyakan

materi yang

belum

Page 158: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

18

dikaitkan dengan

dunia nyata siswa

dimengerti

siswa

10 Suasana

Belajar

Guru telah

menciptakan

suasana belajar yang

menyenangkan yang

selalu membawa

siswa ke dalam

dunia nyata

Sebagian besar

siswa terlihat

senang karena

pendekatan

kontekstual yang

diterapkan

peneliti

Suasana belajar

yang

menyenangkan

dan sesuai

dengan situasi

dunia nyata

dapat

memotivasi

siswa untuk

lebih

bersemangat

dalam belajar

Observer Peneliti

Guru Kelas III

Sudarmi, A. Ma Astri Kusuma Wardani

NIP. 196110111982012006 NIM. K 7106010

Page 159: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

19

Lampiran 11

PERHITUNGAN NILAI TIAP AKHIR SIKLUS

1. Sebelum Tindakan

a. Nilai rata-rata Motivasi = 40

2510 = 62,75

b. Nilai rata-rata Matematika = 40

2530 = 63,25

c. Prosentase nilai angket

Sangat Tinggi = 1 : 40 x 100 % = 2,5 %

Tinggi = 4 : 40 x 100% = 10%

Sedang = 10 : 40 x 100% = 25%

Rendah = 19 : 40 x 100% = 47,5 %

Sangat Rendah = 6 : 40 x 100 % = 15%

d. Prosentase nilai Matematika

Sangat Tinggi = 2 :40 x 100% = 5%

Tinggi = 6 : 40 x 100% = 15%

Sedang = 5 : 40 x 100% = 12,5%

Rendah = 17 : 40 x 100% = 42,5%

Sangat Rendah = 10 : 40 x 100% = 25%

2. Siklus 1

a. Nilai rata-rata Motivasi = 40

2910 = 72,75

b. Nilai rata-rata Matematika = 40

2890 = 72,25

c. Prosentase nilai angket Motivasi

Sangat Tinggi = 11 : 40 x 100% = 27,5 %

Tinggi = 10 : 40 x 100% = 25 %

Sedang = 5 :40 x 100% = 12,5%

Rendah = 12 : 40 x 100% = 30%

Sangat Rendah = 2 : 40 x 100% = 5%

d. Prosentase nilai Matematika

Sangat Tinggi = 8 : 40 x 100% = 20 %

Tinggi = 12 : 40 x 100% = 30 %

Sedang = 3 : 40 x 100% = 7,5 %

Rendah = 15 : 40 x 100% = 37,5 %

Sangat Rendah = 2 : 40 x 100% = 5 %

Page 160: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

20

3. Siklus 2

a. Nilai rata-rata Motivasi = 40

3154 = 78,85

b. Nilai rata-rata Matematika = 40

3290 = 82,25

c. Prosentase nilai angket Motivasi

Sangat Tinggi = 12 : 40 x 100% = 30%

Tinggi = 15 : 40 x 100% = 37,5%

Sedang = 8 : 40 x 100% = 20%

Rendah = 3 : 40 x 100% = 7,5%

Sangat Rendah = 2 : 40 x 100% = 5%

d. Prosentase nilai Matematika

Sangat Tinggi = 10 : 40 x 100% = 25%

Baik = 14 : 40 x 100% = 35%

Sedang = 7 : 40 x 100% = 17,5%

Rendah = 8 : 40 x 100% = 20%

Sangat Rendah = 1 : 40 x 100% = 2,5 %

4. Siklus 3

a. Nilai rata-rata Motivasi = 40

3244 = 81,10

b. Nilai rata-rata Matematika = 40

3410 = 85,25

c. Prosentase nilai angket Motivasi

Sangat Tinggi = 13 : 40 x 100% = 32,5%

Tinggi = 20 : 40 x 100% = 50%

Sedang = 4 : 40 x 100% = 10%

Rendah = 3 : 40 x 100% = 7,5%

Sangat Rendah = 0 : 40 x 100% = 0

d. Prosentase nilai Matematika

Sangat Tinggi = 14 : 40 x 100% = 35%

Tinggi = 21 : 40 x 100% = 52,5%

Sedang = 3 : 40 x 100% = 7,5%

Rendah = 2 : 40 x 100% = 5 %

Sangat Rendah = 0 : 40 x 100% = 0

Page 161: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

21

Lampiran 12

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

(KKM)

Nama Sekolah : SD Negeri Karangasem 1

Kelas / Semester : III / 2

Tahun Pelajaran : 2009/2010

Mata Pelajaran : Matematika

Standart Kompetensi :Memahami Pecahan Sederhana dan

Penggunaannya dalam pemecahan masalah

No Kompetensi Dasar KKM

1. 3.1 Mengenal Pecahan Sederhana 75

2. 3.2 Membandingkan Pecahan 75

3. 3.3 memecahkan Masalah yang Berkaitan

dengan Pecahan Sederhana

75

Jumlah 225

Rata-rata 75

Page 162: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

22

Lampiran 13

REKAPITULASI HASIL ANGKET MOTIVASI

No

Responden

Nilai Angket Motivasi

Kategori Angket

Sebelum Siklus/

S1/ S2/ S3

Sebelum

Tindakan

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

1 48 60 72 72 SR/R/S/S

2 60 60 72 74 R/R/S/S

3 60 74 74 75 R/S/S/T

4 60 65 65 75 R/S/S/T

5 70 74 74 80 S/S/S/T

6 70 60 63 70 S/R/S/S

7 66 80 81 80 S/T/T/T

8 95 95 85 90 ST/ST/T/ST

9 87 89 90 90 T/ST/ST/ST

10 48 47 48 61 SR/SR/SR/R

11 45 37 45 72 SR/SR/SR/S

12 87 80 88 82 T/T/ST/T

13 87 89 90 95 T/ST/ST/ST

14 55 52 60 60 R/R/R/R

15 55 52 60 78 R/R/R/T

16 55 75 78 80 R/T/T/T

17 74 80 87 88 S/T/T/ST

18 72 74 75 90 S/S/T/ST

19 45 52 60 80 SR/R/R/T

20 48 51 65 78 SR/R/S/T

21 72 80 87 80 S/T/T/T

22 72 74 75 88 S/S/T/ST

23 61 50 65 88 R/R/S/ST

24 61 90 95 92 R/ST/ST/ST

25 55 50 75 75 R/R/T/T

26 87 85 88 80 T/T/ST/T

27 70 90 95 95 S/ST/ST/ST

28 55 85 87 85 R/T/T/T

29 48 50 75 75 SR/R/T/T

30 55 51 75 82 R/R/T/T

31 61 92 95 90 R/ST/ST/ST

32 50 51 82 80 R/R/T/T

33 50 90 85 80 R/ST/T/T

34 74 85 95 90 S/T/ST/ST

35 70 85 95 88 S/T/ST/ST

36 50 85 94 86 R/T/ST/T

Page 163: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

23

37 50 90 90 85 R/ST/ST/T

38 61 91 95 80 R/ST/ST/T

39 60 91 87 80 R/ST/T/T

40 61 95 87 75 R/ST/T/T

Jumlah 2510 2910 3154 3244

S/S/T/T Rata-rata 62, 75 72, 75 78,85 81,10

Ket : S = Siklus

ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

S = Sedang

R = Rendah

SR = Sangat Rendah

Page 164: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

24

Lampiran 15

Cara Perhitungan Pembuatan Tabel dan Gambar Nilai Angket Matematika

N = 40

A = nilai tertinggi- nilai terendah

= 95-37

= 58

Banyak Kelas (B) = 1 + 3,3 x Log n

= 1+ 3,3 x 1,50

= 1 + 4, 95

= 5, 95

= 5 (dibulatkan ke bawah)

Panjang Kelas (i) = B

A

= 5

58

= 11,6 (dibulatkan ke atas)

= 12

Cara Perhitungan Pembuatan Tabel dan Gambar Nilai Belajar Matematika

N = 40

A = nilai tertinggi- nilai terendah

= 100-40

= 60

Banyak Kelas (B) = 1 + 3,3 x Log n

= 1+ 3,3 x 1,50

Page 165: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

25

= 1 + 4, 95

= 5, 95

= 5 (dibulatkan ke bawah)

Panjang Kelas (i) = B

A

= 5

60

= 12

Page 166: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

26

Lampiran 14

REKAPITULASI NILAI MATEMATIKA

No

Responden

Nilai Matematika Kategori Nilai

Sebelum Siklus/ S1/

S2/ S3 Sebelum

Tindakan

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

1 45 60 85 90 SR/R/T/ST

2 70 80 85 95 S/T/T/ST

3 60 50 60 70 R/R/R/S

4 60 60 85 95 R/RT/ST

5 70 80 85 80 S/T/T/T

6 85 90 100 100 T/ST/ST/ST

7 60 50 60 80 R/R/R/T

8 85 85 85 95 T/T/T/ST

9 70 60 70 80 S/R/S/T

10 70 100 100 90 S/ST/ST/ST

11 60 50 60 70 R/R/R/S

12 60 50 60 85 R/R/R/T

13 100 95 100 90 ST/ST/ST/ST

14 70 85 85 85 S/T/T/T

15 45 45 60 80 SR/SR/R/T

16 45 50 70 80 SR/R/S/T

17 85 95 100 100 T/ST/ST/ST

18 60 50 60 70 R/R/R/S

19 60 70 70 85 R/S/S/T

20 60 90 100 95 R/ST/ST/ST

21 60 50 70 85 R/R/S/T

22 85 85 70 85 T/T/S/T

23 60 50 60 60 R/R/R/R

24 60 50 85 85 R/R/T/T

25 45 45 60 80 SR/SR/R/T

26 45 50 45 60 SR/R/SR/S

27 85 85 100 100 T/T/ST/ST

28 45 50 70 80 SR/R/S/T

29 45 60 85 85 SR/R/T/T

30 45 70 70 85 SR/S/S/T

31 100 100 100 100 ST/ST/T/ST

32 60 70 85 80 R/S/T/T

33 60 85 85 80 R/T/T/T

34 85 85 100 85 T/T/ST/T

35 60 85 85 85 R/T/T/T

36 60 85 85 100 R/T/T/ST

37 45 85 85 75 SR/T/T/T

38 60 100 100 85 R/ST/ST/T

Page 167: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

27

39 45 85 85 100 SR/T/T/ST

40 60 100 100 100 R/ST/ST/ST

Jumlah 2530 2890 3290 3410 S/S/T/T

Rata-rata 63, 25 72, 25 82,25 85,25

Ket : S = Siklus

ST =Sangat Tinggi

T = Tinggi

S = Sedang

R =Rendah

SR =Sangat Rendah

Page 168: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

28

Lampiran 15

CARA PERHITUNGAN PEMBUATAN TABEL

A. Cara Perhitungan Pembuatan Tabel dan Gambar Nilai Angket

Matematika

N = 40

A = nilai tertinggi- nilai terendah

= 95-37

= 58

Banyak Kelas (B) = 1 + 3,3 x Log n

= 1+ 3,3 x 1,50

= 1 + 4, 95

= 5, 95

= 5 (dibulatkan ke bawah)

Panjang Kelas (i) = B

A

= 5

58

= 11,6 (dibulatkan ke atas)

= 12

B. Cara Perhitungan Pembuatan Tabel dan Gambar Nilai Belajar Matematika

N = 40

A = nilai tertinggi- nilai terendah

= 100-40

= 60

Banyak Kelas (B) = 1 + 3,3 x Log n

= 1+ 3,3 x 1,50

= 1 + 4, 95

= 5, 95

= 5 (dibulatkan ke bawah)

Panjang Kelas (i) = B

A

= 5

60

= 12

Page 169: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

29

Lampiran 16

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Kegiatan Tanya Jawab

Page 170: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

30

2. Kegiatan Diskusi

Page 171: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

31

3. Kegiatan Presentasi

Page 172: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

32

Page 173: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

33

4. Guru memberi petunjuk

Page 174: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

34

Page 175: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

35

Page 176: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

36

Page 177: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

37

Page 178: PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …... · BELAJAR PECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI ... BAB II LANDASAN TEORI ... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 1)

38