laporan praktikum ii batang (caulis)

57
LAPORAN PRAKTIKUM II MENGAMATI BEBERAPA SIFAT UMUM BATANG (CAULIS) Oleh : Ending Permata (13222035) Dosen Pembimbing : Riri Novita Sunarti, M. Si.

Upload: universitas-islam-negeri-raden-fatah-palembang

Post on 07-Jan-2017

1.531 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

LAPORAN PRAKTIKUM IIMENGAMATI BEBERAPA SIFAT UMUM BATANG (CAULIS)

Oleh :

Ending Permata (13222035)

Dosen Pembimbing :

Riri Novita Sunarti, M. Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batang bagi tumbuhan merupakan salah satu organ yang sangat

penting, terutama bagi tumbuhan yang tumbuh di darat dan sering disebut

dengan tumbuhan darat. Batang berfungsi sebagai penunjang tumbuh tubuh

tumbuhan untuk tetap berdiri tegak dan melakukan aktivitasnya sebagai

mana mestinya karena proses pengambilan makanan yang diperlukan

tumbuhan salah satunya melalui batang.

Batang mempunyai nama ilmiah caulis. Struktur ini merupakan

struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari daun. Batang

berfungsi memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain fungsi lainnya sebagai

jalur transportasi air dan unsure hara tumbuhan, dari akar ke daun. Sifat-

sifat umum batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik, antara lain

adalah tumbuh selalu ke atas daun dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini

dikenal sebagai fototrofi positif dan geotrofi negatif. Selain itu, batang

biasanya berwarna coklat. Batang memiliki bentuk yang beragam, walaupun

pada umumnya berbentuk bulat (Rosanti, 2011).

Pada batang terdapat buku-buku yang dikenal dengan nama ilmiah

nodus. Pada buku inilah daun melekat. Jarak antara dua buku dinamakan

ruas. Ruas dikenal dengan nama ilmiah internodus. Pada tumbuhan

monokotil, biasanya buku-buku batang terlihat dengan jelas, seperti pada

batang tebu, jagung, dan rumput-rumputan. Sedangkan pada tumbuhan

dikotil, buku-buku batang kadang-kadang tidak terlihat, tetapi hanya berupa

tonjolan-tonjolan, tempat tangkai daun melekat, sehingga bila tangkai daun

lepas, akan meninggalkan bekas pada batang. Batang merupakan organ

tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan daun. Kedudukan batang

bagi tumbuhan dapat disamakan denga rangka pada manusia dan hewan.

Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan. Batang

mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan zat-zat hara dari

akar ke daun dan sebaliknya. Selain itu, batang mendukung bagian-bagian

Page 3: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga, dan buah. Melalui

percabangannya, batang dapat memperluas bidang asimilaasi. Pada

beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat

makanan cadangan. Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali

tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih

muda. Batang selalu bertambah panjang ujungnya. Pertumbuhan batang

ditandai dengan adanya percabangan. Karena batang memiliki struktur yang

cukup kompleks, dalam mengamati batang suatu tumbuhan, ada beberapa

hal penting yang menjadi fokus pengamatan, misalnya bentuk, cabang-

cabang, arah tumbuhan dan sebagainya (Rosanti, 2011).

Dalam praktikum ini tentu banyak sekali manfaatnya bagi praktikan

diantaranya adalah dapat menbedakan dapat mengetahui fungsi batang bagi

tumbuhan, bagian-bagian batang sifat-sifat batang, jenis-jenis batang,

bentuk batang, arah tumbuh batang dan percabangan batang dari bahan yang

diamati yaitu batang jati muda dan jati tua (Tectona grandis L) serta batang

tebu tua dan tebu muda (Saccharum officinarum L).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum yang telah

dilakukan ini adalah :

1. Mengenal dan memahami beberapa sifat umum batang.

2. Mngetahui jenis-jenis batang.

3. Mengetahui struktur dan morfologi batang.

Page 4: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Batang.

Menurut Tjitrosoepomo (1985), batang merupakan bagian tubuh

tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan

batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh

tumbuhan.

1. Sifat-sifat Batang.

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut

(Tjitrosoepomo, 1985):

a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat

pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat

aktinomorf artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi

menjadi dua bagian yang setangkup.

b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-

buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.

c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari

(bersifat fototrof atau heliotrop).

d. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu, sering

dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak

terbatas.

e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak

digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang

kecil.

f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang

umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih

muda.

2. Fungsi dan Tugas Batang.

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang juga mempunyai tugas

untuk (Tjitrosoepomo, 1985):

Page 5: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah,

yaitu : daun, bunga dan buah.

b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan

menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang

sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan

bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling

menguntungkan.

c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas

dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.

d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

B. Jenis-jenis Batang.

Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan ada di antaranya

yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak

berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan (Tjitrosoepomo, 1985):

a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan

yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya

saja tidak ada. Hal itu disebbakan karena batang amat pendek,

sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya

dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula),

seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L), sawi (Brassica juncea

L). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan

nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan

muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-

jarang, bercabang-cabang dan mendukung bunga-bunganya.

b. Tumbuhan yang jelas berbatang.

Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut :

1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair,

misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L), krokot

(Portulaca oleracea L).

Page 6: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 1. Batang basah pada bayam (Amaranthus spinosus L) (Sumber : Kurniawati, 2013)

2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang disusun oleh

jaringan linin. Batang berkayu dmiliki oleh tumbuh-tumbuhan

yang berkelas dikotil (Rosanti, 2011). Batang yang biasa keras

dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat

pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices) apda

umumnya.

Gambar 2. Batang berkayu (Sumber : Kurniawati, 2013)

Semak adalah tumbuhan yang tidak begitu tinggi, dengan

tumbuhan cabang yang dekat dengan permukaan tanah.

Diameter batang tidak dapat membesar. Tingkat pertumbuhan

semak disebut tiang. Kadang-kadang semak dianggap sebagai

Page 7: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

perawatan (habitus) tumbuhan. Tumbuhan yang tergolong

semak antara lain : kaca piring (Gardenia augusta), alamanda

(Allamanda cathartica), sidaguri (Sida rhombifolia), beluntas

(Pluchea indical/ Baccharis indica), bandotan (Agratum

sonyzoides), putri malu (Mimosa pudica), dan sebagainya

(Rosianti, 2011).

Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu

dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak adalah

tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-

cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah.

Contoh pohon : mangga (Mangifera indica L), semak : sidaguri

(Sidarhombifolia L).

3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras,

mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga,

misalnya pada padi (Oryza sativa L), dan rumput (Gramineae)

pada umunya.

Gambar 3. Batang rumput pada jagung (Zea mays L) (Sumber : Kurniawati, 2013)

Page 8: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi

mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang. Misalnya pada

mending (Fimbristylis globulosa Kunth), wlingi (Scirpus

grassus L) dan tumbuhan seabngsa teki (Cryperaceae) lainnya

(Tjitrosoepomo, 1983).

Gambar 4. Contoh batang merondong pada Cyperus sp (Sumber : Rosanti, 2011)

C. Struktur Batang.

Sebagian besar tumbuhan memiliki batang yang jelas. Namun

demikian, beberapa tumbuhan tidak memiliki batan yang jelas. Oleh karena

itu, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan yang berbatang (planta caulis)

dan tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang

dikategorikan planta acualis pada dasarnya memiliki batang, namun tidak

tampak jelas terlihat. Karena biasanya batang memiliki sifat yang tumbuh

tegak, mempunyai ruas dan buku, pada batang yang bersifat roset akar,

batang merupakan struktur yang pendek. Keadaan ini menyebabkan daun-

daun yang duduk pada batang tersusun sangat rapat, seakan-akan keluar dari

bagian atas akar (Rosianti, 2011).

1. Ciri Umum Pada Struktur Batang.

Tumbuhan yang tergolong planta acaulis dapat ditemukan pada

lobak (Raphanus sativus), jenis-jenis lidah mertua (Sanseveria sp),

lidah buaya (Aloe vera), sawi putih (Brassaca chinensis), kubis

(Brassica oleracea), serta tumbuhan dari familia Brassicaceae

lainnya. Contoh planta acaulis adalah sebagai berikut :

Page 9: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 5. Beberapa contoh planta acaulis (Sumber : Rosanti, 2011)

Batang akan terlihat dengan jelas pada saat berbunga. Bila

tumbuhan memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset

tempat berkumpulnya daun akan muncul batang yang tumbuh cepat

dengan daun-daun yang tersusun jarang dan mendukung bunga-

bunganya. Pada tumbuhan yang memili umbi batang atau rimpang,

pelepah daun akan tumbuh berimpitan saling melekat. Pelepah daun

yang berdekatan ini terlihat seperti batang. Struktur seperti ini disebut

dengan batang semu, misalnya pada pisang (Musa paradisaca) dan

jenis-jenis Zingiberaceae. Contoh batang semu dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 6. Batang semu pada Musa paradisiacal (Sumber : Rosanti, 2011)

Batang bermacam-macam dari yang lunak seperti spons, atau

yang bertangkai getas pada tumbuhan air, sampai kepada batang

pohon yang menjulang tinggi mencapai 90 meter. Di bagian dalam

Page 10: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

jaringan batang juga sangat bervariasi, baik secara macamnya maupun

penataan sel-sel yang menyusunnya, tetapi juga memiliki banyak ciri

yang sama. Penelaahan mengenai jaringan batang bagian dalam dapat

dimulai dengan memeriksa jaringan ranting tumbuhan dikotil berkayu.

Batang seperti itu, dalam penampang melintang memperlihatkan

susunan khas pada floem dan xilem dalam bentuk silinder yang

mengelilingi enpulur pusat. Susunan jaringan yang umum ini di dapati

dalam batang-batang conifer dan tumbuhan bunga kecuali pada

monokotiledon (Tjitrosomo, 1983).

Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium dan

meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer batang adalah

sebagi berikut (Tjitrosomo, 1983):

a. Epidermis.

Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang

memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikomata). Sel

epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal itu

penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi

tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respons sel

epidermis terhadap tekanan itu adalah dengan melebar tangesial

dan membelah antiklinal (Hidayat, 1995).

Batang dikelilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada

yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe

trikoma. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang

terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana

seluruhnya terdiri atas sel parenkim berdinding tipis. Pada

Pelargonium, Retama dan Salicornia, parenkim berfungsi untuk

fotosintesis dan sebagai penyimpah tepung dan metabolit lain.

Daerah luar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri

atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi

sklereida, sel sekretori dan latisfer (Mulyani, 2006).

Page 11: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

b. Korteks dan Empulur.

Korteks adalah kawasan di antara epidermis dan sel

silinder pembuluh paling luar. Korteks batang biasanya terdiri

dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering

terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan

daerah jaringan pembuluh seirng tak jelas karena tidak asa

endodermis. Pada batang muda jarak (Ricinus communis),

misalnya lapisan sel korteks terdalam dapat berisi pati dan

disebut seludang pati. Namun, beberapa dikotil membentuk pita

caspary pada sel lapisan korteks paling dalam dan beberapa

tumbuhan paku menunjukkan endodermis yang jelas. Tak ada

ruang antarsel di antarsel endodermis. Pada pita caspary,

suberin yang bersifat hidrofob menembus dinding primer dan

tak hanya melekat saja. Meskipun dari segi morfologi tak

terlihat endodermis, telah dibuktikan bahwa lapisan korteks

terdalam memiliki sifat kimiawi dan fisiologi yang serupa

dengan endodermis. Jadi, ada batas fisiologi antara korteks dan

daerah silinder jaringan pembuluh (Hidayat, 1995).

Empulur dan korteks, sebagian besar terdiri dari sel-sel

parenkim. Pada ranting, cabang berkayu muda dan batang

bawah tanah perensial herba, jaringan ini menyimpan banyak

sekali makanan. Bagian terluar korteks ranting dan batang herba

sering kali terdiri dari klorenkima, yang memberikan warna

hijau pada batang. Lapisan gabus yang ada dalam tumbuhan

berkayu maupun tumbuhan herba, efektif dalam mengurangi

kehilangan air dari jaringan-jaringan bagian dalam. Lapisan

gabus ini dihasilkan oleh aktivitas kambium gabus. Di sisi luar

batang muda terdapat lapisan epidermis yang biasanya hanya

terdiri dari satu lapisan sel (Tjitrosomo, 1983).

Menurut Mulyani (2006), ada berbagai jenis tipe berkas

pengakut, yaitu :

Page 12: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

1) Kolateral.

Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup

dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara

xilem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat

parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam

batang Monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di

antara xilem dan floem terdapat kambium yang bersifat

dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang

Dicotyledoneae.

2) Bikolateral.

Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu

bgian xilem di tengah serta satu bagian floem di sebelah

luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xilem dan

floem luar terdapat kambium, dan antara xilem dan floem

dalam terdapat parenkim penghubung.

3) Konsentris (terpusat).

Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xilem

yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xilem

dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral, yang

biasa terdapat pada Pteridophyta. Apabila floem

dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang

biasa terdapat pada Aloe arborescens, Dracaena, Cordylin

dan sebagainya.

4) Radial (menjari).

Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xilem

dan floem yang tersusun berselang-seling menurut arah

jari-jari. Susunan pengangkut yang tersebar tidak

beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas

batas antara korteks, silinder pembuluh dan empulur.

2. Pertumbuhan pada Tumbuhan.

Pertumbuhan pada tumbuhan pembuluh meliputi (Tjitrosomo,

1983) :

Page 13: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

1) Pembentukan sel-sel baru.

Pembentukan sel-sel baru ini sebagian besar terdapat

dalam daerah khusus yang dinamakan meristem. Sel-sel ini

mempunyai nucleus yang relatif besar, serta banyak sekali

sitoplasma, dan amat banyak vakuola kecil serta berdinding

tipis. Menurut tempatnya dalam tumbuhan, ada dua macam

meristem, yaitu : meristem apikal dan meristem lateral.

2) Pembesaran dan modifikasi (diferensiasi) sel.

(a) Pertumbuhan Terminal.

Pertumbuhan di ujung pucuk tumbuhan pembuluh

berhubungan dengan aktivitas sel-sel meristematik di

ujung batang, meliputi jaringan-jaringan di bawah

primordium daun termuda. Sebagai hasil aktivitas ini,

pertumbuhan dapat cepat dan tinggi batang dapat

bertambah beberapa sentimeter sampai beberapa desimeter

selama musin tumbuh. Pertumbuhan pucuk tersebut baik

sekali diteliti secara terperinci.

(b) Asal dan Perkembangan Daun Dikotil.

Daun terbentuk dari perkembangan sel-sel di daerah

sepanjang sisi ujung pucuk. Pembelahan pertama biasanya

bertempat di bawah lapisan terluar, tetapi segera sel-sel

lapisan permukaan juga mulai membelah. Semua sel ini,

baik yang di ujung maupun yang di bawahnya, membelah

lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel ujung lainnya dan

segera membentuk proyeksi menyerupai jari atau pasak,

yang pipih di bagian sisi berbekatan dengan ujung.

(c) Jaringan Primer.

Jaringan matang sebagai hasil pembesaran dan

diferensiasi sel yang berasal dari meristem apical

dinamakan jaringan primer. floem, xilem, korteks,

empulur dan epidermis juga jaringan primer. Sel-sel yang

akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan pembuluh primer,

Page 14: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

korteks, empulur, maupun epidermis dapat dibedakan pada

tingkat perkembangan yang agak awal. Pemeriksaan irisan

melintang batang dikotil dan batang conifer tepat di bawah

apeks penyingkapkan suatu daerah sel berdiameter kecil

tetapi kaya akan protoplasma. Zona yang terdiri dari

kelompok-kelompok sel yang memanjang secara vertical

ini disebut prokambium yang dipisahkan oleh sel-sel

parenkima muda (masih meristematik). Sel-sel terletak di

sisi luar zona ini membesar dan berkembang menjadi

korteks dan epidermis. Sel yang ada di dalam zona itu

ukurannya bertambah dan berkembang menjadi empulur.

Xilem primer, floem primer, dan kambium berkembang

dari prokambium (Tjitrosomo, 1983).

(d) Jaringan Sekunder.

Kambium biasanya menjadi aktif sebelum jaringan

primer menjadi dewasa penuh. Sel-sel kambium

membelah, dan sel-sel anak membesar serta

berdiferensiasi menjadi xilem di sisi bagian dalam dan

menjadi floem di sisi luar. Jejari pembuluh juga dibentuk

oleh kambium. Pertumbuhan ini dinamakan pertumbuhan

sekunder, dan semua jaringan yang dibentuk disebur

jaringan sekunder. Xilem sekunder yang dihasilkan oleh

kambium terbentuk di sisi luar xilem primer, floem

sekunder ditambahkan pada sisi bagian dalam floem

primer. Jadi, aktivitas kambium dalam pembentukan

jaringan sekunder menyebabkan peningkatan diameter

batang tersebut. Kambium secara terus-menerus

membentuk xilem dan floem sekunder, dari tahun ke tahun

selama batang itu hidup (Hidayat, 1995).

(e) Kambium.

Aktivitas kambium juga bertanggungn jawab

terhadap pembentukan xilem pohon, dan dengan demikian

Page 15: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

terdapat pembentukan kayu dan papan yang digunakan

oleh manusia. Oleh karena kambium tersebut demikian

pentingnya bagi tumbuhan dan manusia, makan patutlah

dipelajari secara mendalam. Sel-sel individu penyusun

kambium dinamaka inisial kambium. Dalam penampang

melintang, inisial kambium berbentuk segi panjang. Jika

pepagan pohon dikelupas dari pohonya sehingga kambium

tersingkap (Hidayat, 1995).

Ada dua inisial (Hidayat, 1995):

(1) Sel yang amat memanjang dan meruncing pada

kedua ujungnya, dinamakan inisial fusiform

(2) Sel-sel yang jauh lebih kecil, berhimpun ke dalam

kelompok-kelompok berbentuk lensa, dinamakan

inisial jejari pembuluh.

D. Bentuk Batang.

Bentuk batang pada umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa

tumbuhan memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi

kunci dalam determinasi dan mengklasifikasi tumbuhan (Rosianti, 2011).

Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) pada umumnya mempunyai

batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin

mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas

yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.

Sedangkan tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai batang

yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikatakan tak ada perbedaan sama

besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak

membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada

semacam-macam palma (Palmae) (Rosianti, 2011).

Jika berbicata tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah

bentuk batang pada penampang melintangnya ini dapat dibedakan

bermacam-macam bentuk batang, antara lain (Rosianti, 2011):

Page 16: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

a. Bulat (teres), misalnya bamboo (Bambusa sp), kelapa (Cocos nucifera

L).

b. Bersegi (angularis), dalam hal ini ada kemungkinan :

1) Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus

rontundus).

2) Segi empat (quadangularis), misalnya batang markisah

(Passiflora quadangularis L), iler (Coleus scutellarioides

Benth).

c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih

tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan :

1) Fitokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai

pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang

(Muehlenbeckia platyclada Meissn).

2) Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan

mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia

vulgaris Mill) (Tjitrosoepomo, 1983).

E. Permukaan Batang.

Dilihat dari permukaannya batang tumbuh-tumbuhan juga

memperlihatkan sifat yang bermacam-macam, yaitu (Rosianti, 2011):

1. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L).

2. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang

membujur, misalnya iler (Coleus scutellariodes).

3. Beralur (sulcatus), jika pada arah membujur batang terdapat alur-alur

yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus.

4. Bersayap (alatus), biasanya terdapat pada batang yang bersegi, tetapi

pada sudur-sudutnya terdapaat pelebaran yang tipis, misalnya pada

batang gadung (Dioscorea alata) dan markisa (Passiflora

quadragularis).

5. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana

tabacuim).

6. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp).

Page 17: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

7. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica

papaya) dan kelapa (Cocos nucifera).

8. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya nangka

(Artocarpus integra), kluwih (Artocarpus communis), dan sebagainya.

9. Memperlihatkan lensitel, misalnya pada sengon (Albizia stipulata).

10. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang

mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava) dan pohon

kayu putih (Melaleuca leucadendrom).

F. Arah Tumbuh Batang.

Menurut Rosanti (2011), walaupun batang umumnya tumbuh kea rah

cahaya, menjauhi tanah dan air, tetapi arahnya dapat memperlihatkan

beberapa variasi, sehingga arah tumbuh batang dibedakan menjadi :

a. Tegak lurus (erectus), yaitu arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus

biasanya tidak bercabang, misalnya papaya (Carica papaya L), kelapa

(Cocos nucifera) dan beberapa jenis cemara. Contoh batang tegak

lurus dapat dilihat pada gamabr di bawah ini :

Gambar 7. Tumbuhan dengan batang tegal lurus (Sumber : Rosanti, 2011)

b. Menggantung (dependens, pendulus). Batang seperti ini hanya

dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau

tepi jurang, misalnya Zebrina pendula atau tumbuh-tumbuhan yang

hidup di atas pohon sebagai epifit misalnya jenis anggrek

(Orchidaceae) tertentu. Contoh batang menggantung ditunjukkan

pada gambar di bawah ini :

Page 18: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 8. batang menggantung pada Zebrina pendula

(Sumber : Rosanti, 2011)

c. Berbaring (hemifusus). Batang ini terletak pada permukaan tanah,

hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok ke ataas, misalnya

semangka (Citrullus vulagris Schrad). Kadang-kadang batang

berbaring diberikan penunjang dari kayu, kawat atau besi agar bisa

tumbuh ke atas. Contoh batang berbaring dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Gambar 9. Batang berbaring pada Citrillus vulgaris (Sumber : Rosanti, 2011)

d. Menjalar atau merayap (repens). Batang menjalar hampir mirip

dengan batang berbaring. Yang membedakan terletak dari buku-

bukunya yang mengeluarkan akar, sehingga dapat tumbuh menjadi

tunas. Batang menjalar dapat ditemukan pada kangkung (Ipomoea

crasicaulis), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan sebagainnya.

Page 19: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 10. Tumbuhan dengan batang menjalar pada Ipomoea batatas dan Ipomea crassicaulis

(Sumber : Rosanti, 2011)e. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti

hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas,

misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea). Contoh batang

sorong ke atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 11. Batang sorong pada Arachis hypogaea (Sumber : Rosanti, 2011)

f. Mengangguk (nutans). Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi

ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk.

Contoh batang mengangguk dapat dilihat pada gambar bunga matahari

(Helianthus annuus)di bawah ini :

Gambar 12. Batang mengangguk pada Helianthus annus (Sumber : Rosanti, 2011)

Page 20: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

g. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan

menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun

tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-

alat khusus untuk “berpegang” pada penunjangnya ini, misalnya

dengan (Tjitrosoepomo, 1983):

a) Alat pelekat, contohnya sirih (Piper bettle L)

b) Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr)

c) Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera

L)

d) Daun membelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang

(Gloriosa superba L)

e) Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L)

f) Duri, misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea

spectabillis Willd)

g) Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl)

h) Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxr)

h. Membelit (volibillis). Jika batang naik ke atas dengan menggunakan

penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak

dipergunakan alat-alat yang khusus, melainnkan batangnya sendiri

naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan

lagi batang yang (Tjitrosoepomo, 1983):

a) Membelit ke kiri (sinistrorsum volubillis). Jika dilihat dari atas

arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat

pula dikatakan demikian, jika kita mengikuti jalannya kiri kita.

Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang telang

(Clitoria ternatea L).

b) Membelit ke kanan (dextrorsum volubillis). Jika arah belitan

sama dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti

arah belitan, penunjang akan selalu di sebelah kanan kita.

Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak

Page 21: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst).

Gambar 13. Akar pembelit untuk batang memanjat pada Vanilla sp (Sumber : Rosanti, 2011)

G. Percabangan pada Batang.

1. Cara Percabangan.

Pertumbuhan batang dapat dilihat dari percabangannya.

Kebanyakan tumbuhan melakukan percabang, walaupun sedikit.

Batang yang tidak melakukan percabang kebanyakan dari golongan

tumbuhan Monocotyledoneae, misalnya jugang (Zea mays), bambu

(Bambusa sp), tebu (Saccharum officinarum), kelapa (Cocos nucifera)

dan sebagainya. Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya

dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu secara monopodial,

simpodial, dan menggarpu. Cara menentukan percabangan pada

batang adalah dengan melihat posisi batang pokok terhadap cabang-

cabangnya (Rosanti, 2011).

Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan

tiga macam cara percabangan, yaitu (Rosanti, 2011):

1) Percabangan secara monopodial, jika batang pokok selalu

tampak jelas. Ini disebabkan karena batang pokok lebih besar

dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada

cabang-cabangnya, misalnya cemara (Casuarina equisetifolia),

kapus (Ceiba pentandra), durian (Durio zibethinus), pinus

(Pinus merkusii) dan sebagainya. Sketsa dan contoh

percabangan monopodial, dapat dilihat pada gamabr di bawah :

Page 22: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

2) Pada percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan.

Hal ini disebabkan oleh batang pokok menghentikan

pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan cabang lebih dominan.

Dengan kata lain pertumbuhan batang pokok kalah cepat

dibandingkan dengan pertumbuhan cabang, sehingga batang

pokok hanya terlihat di bagian bawah saja, karena pada bagian

atas tumbuhan sudah merupakan cabang-cabang. Percabangan

simpodial dapat ditemukan pada sawo manila (Achras zapora),

bugenvil (Bougenvillea spectabillis), jeruk (Citrus sp) dan

sebagainya.

3) Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan

yang batang setiap kali menajdi dua cabang yang sama

besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke)

(Tjitrosoepomo, 1983).

2. Jenis-jenis Percabangan.

Menurut Tjitrosoepomo (1983), cabang yang besar yang

biasanya langsung kelaur dari batang pokok lazimnya disebut dahan

(ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting

(ramulus). Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-

macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti

di bawah ini :

a) Geragih (flagellum stolon), yaitu cabang-cabang kecil panjang

yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar

tunas baru dank e bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-

buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapar terpisah

merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini

dibedakan lagi dalam dua macam :

(1) Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda

(Centella asiatica Urb) dan arbe (Fragraria vesca L).

(2) Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cryperus

rontundus L), kentang (Solanun tuberosum L).

Page 23: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

b) Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang

biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan

seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup

liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp) dan pohon coklat

(Theobroma cacao L).

c) Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya

merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas

yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak

pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering pula cabang yang

mandul (steril).

d) Sirung pendek (virgule atau virgule sucrescens), yaitu cabang-

cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun

biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang

dapat menghasilkan alat perkembanganbiakan bagi tumbuhan

ini disebut pula cabang yang subur (fertil).

3. Arah Tumbuh Cabang.

Menurut Rosanti (2011), cabang-cabang pada suatu tumbuhan

biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya.

Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang

menjadi berlainan. Arah tumbuh cabang dapat dibedakan menjadi :

a) Tegak (fastigiatus).

Pertumbuhan cabang dikatakan tegak jika sudut antara

batang dan cabang sangat kecil. Hal ini menyebabkan arah

tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit sorong ke

atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya.

Cabang seperti ini dapat ditemukan pada kelor (Moringa

oleifera), wiwilan tumbuhan kopi (Coffea sp) dan sebagainya.

Contoh percabangan tegak dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Page 24: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 14. Percabangan tegak pada Moriga oleifera (Sumber : Rosanti, 2011)

b) Condong ke atas (patens).

Arah cabang yang seperti ini jika cabang dengan batang

membentuk sudut kurang lebih 45o, misalnya pada pohon

cemara (Casuarina aquisetifolia) dan sebagainya. Contoh

cabang seperti ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 15. Tumbuhan dengan percabangan condong ke atas (Sumber : Rosanti, 2011)

c) Mendatar (horizontalis).

Cabang mendatar, jika cabang sudut antara cabang dan

batang pokok yang terbentuk kurang lebih 90o. cabang seperti

ini dapat ditemukan pada tumbuhan kapuk (Ceiba pentandra),

ketapang (Termimalia catappa), pulai (Alstonia sp) dan

sebagainya. Contoh cabangnya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Page 25: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 16. Tumbuhan dengan percabangan mendatar (Sumber : Rosanti, 2011)

d) Terkulai (declinatus).

Cabang terkulai, jika cabang pada pangkalnya mendatar

atau serong, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah,

misalnya kopi robusta (Coffea robusta) dan flamboyant (Delonix

regia). Contoh cabang terkulai dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar 17. Percabangan terkulai pada Delonix regia (Sumber : Rosanti, 2011)

e) Bergantung (pendulus).

Cabang bergantung, jika cabang-cabang tumbuh ke

bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix sp,

glondokan (Polyanthia longifolia) dan sebagainya. Contoh

cabang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 26: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 18. Percabangan menggantung pada Polyanthia longifolia (Sumber : Rosanti, 2011)

H. Umur Batang.

Menurut Rosanti (2011), batang tumbuhan dapat menunjukan umur

suatu tumbuhan. Hal ini disebabkan oleh siklus hidup tumbuhan, mulai dari

berkecambah, fase vegetatif, fase generatif, dan fase maturasi.

1) Perkecambahan merupakan fase awal tumbuhan memulai hidupnya,

yang ditandai dengan munculnya daun pertama dan akar. Sejak

berkecambah, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dengan

bertambahnya jumlah daun, akar dan tegaknya batang. Fase ini

dinamakan fase vegetatif.

2) Fase generatif dimulai sejak tumbuhan mulai berbunga, lalu terjadi

pernyerbukan sampai akhirnya menghasilkan buah.

3) Buah akan mengalami kematangan. Pada saat itu tumbuhan sudah

memasuki fase maturasi. Setelah fase maturasi, beberapa tumbuhan

tidak lagi produktif, tetapi ada beberapa jenis yang melanjutkan siklus

hidupnya sebanyak satu kali atau berkali-kali. Hal inilah yang

dimaksud sebagai umur tumbuhan. Karena itulah tumbuhan seringkali

dibeda-bedakan menurut panajng atau pendeknya umurnya, yang

berdasarkan umur batang yaitu tumbuhan annual, biennial dan

perennial.

Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk

mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat

Page 27: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena

kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan

seringkali dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu

(Rosanti, 2011):

1) Tumbuhan annual (annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek,

umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat

mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacam-

macam tanaman yang ada di dunia pertanian terkenal sebagai tananam

palawija, misalnya jaung (Zea mays L), kedelai (Soya max Piper),

kacang tanah (Arachis hypogaea L) dan lain-lain.

2) Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk

hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru)

memerlukan waktu dua tahun.

3) Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai

umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat

mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon

dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus,

yaitu tanda 21, sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur

panjang, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda

X. terna yang berumur panjang biasanya mempunyai bagiannya yang

di atas tanah telah mati, misalnya : empon-empon (Zingiberaceae)

(Tjitrosoepomo, 1983).

4)

Page 28: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 10 November 2014, pukul

10.30-12.10 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat Praktikum.

a. Lup

b. Mikroskop binokuler

c. Pensil warna

d. Mistar

2. Bahan Praktikum.

a. Batang jati muda (Tectona grandis L).

b. Batang jati tua (Tectona grandis L).

c. Batang tebu muda (Soccharum officanarum L).

d. Batang tebu tua (Soccharum officanarum L).

C. Cara Kerja

1. Pertama-tama kita ambil batang jati yang masih muda dengan

beberapa daun yang masih melekat amati sifat-sifatnya, kemudian kita

buat gambarnya.

2. Kemudian, kita beri keterangan pada gambar yang kita buat dengan

menunjukan apeks pucuk, buku, ruas, daun dan tunas aksilar.

3. Selanjutnya, kita buat potongan melintang pada batang jati tadi, kira-

kira 10-20 cm di bawah apeks pucuk.

4. Kita gambar bagan melintang dari potongan tadi dan tunjukan sifat

aktinomorf batang pada bagan melintang yang telah kita buat.

Page 29: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

5. Buatlah penampangan membujur (memanjang) daerah apeks pucuk,

amati kemudian gambarlah bagannya dan beri keterangannya dengan

menunjukan bakal daun, tunas aksilar, dan meristem apeks. Gunakan

lup, mikroskop binokuler untuk mempermudah pengamatan anda.

6. Terakhir, kita lakukan hal yang sama (nomor 1-5) untuk batang

jagung.

Page 30: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Gambar Pengamatan.

No Gambar Keterangan

1 Batang jati muda (Tectona grandis L) 1. Buku (nodus)

2. Ruas (internodus)

2 Batang jati tua (Tectona grandis L) 1. Buku (nodus)

2. Tunas aksilar

3. Ruas (internodus)

3 Batang tebu muda (Soccharum

officanarum L)

1. Buku (nodus)

2. Ruas (internodus)

Page 31: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

4 Batang tebu tua (Soccharum

officanarum L)

1. Buku (nodus).

2. Mata.

3. Ruas (internodus).

Tabel 2. Perbedaan Jati Muda dan Jati Tua.

Jati Muda Jati Tua

1. Bentuk batang kotak/bersegi,

2. Permukaan batang licin,

3. Warna kulit batang hijau,

4. Ada bulu-bulu halus,

5. Kulit batang basah,

6. Batang terdiri dari ruas-ruas dan

buku-buku,

7. Terdapat bekas tempat

melekatnya tangkai daun pada

bagian buku,

8. Arah tumbuh keatas (erectus).

1. Bentuk batang bulat,

2. Permukaan batang kasar,

3. Ada bintik-bintik lentisel,

4. Warna kulit batang coklat

muda,

5. Tidak terdapat bulu-bulu halus

lagi,

6. Kulit batang lebih kering,

7. Ruas batang jati tua lebih

panjang daripada ruas batang

jati muda,

8. Arah tumbuh batang ke atas

(erectus) dan batang

berkambium dan sejati, bentuk

percabangan aksilar.

Page 32: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Tabel 3. Perbedaan Tebu Muda dan Tebu Tua.

Tebu Muda Tebu Tua

1. Bentuk batang bulat,

2. Permukaan batang licin,

3. Macam batang calamus,

4. Pola percabangan batang

monopodial,

5. Arah tumbuh batang tegak

lurus,

6. Warna batang hijau keputih-

putihan,

7. Memiliki buku-buku.

1. Memiliki bekas pembuluh,

2. Memiliki cincin tumbuh

3. Memiliki mata akar,

4. Ada bekas pangkal pelepah

daun

5. Memiliki cincin lilin,

6. Meretak-reteakkan gabus,

7. Bentuk batang bulat,

8. Permukaan batang

memperlihatkan bekas dari

melepaskan kerak,

9. Arah tumbuh tegak lurus,

10. Macam batang calamus,

11. Pola percabangan monopodial,

12. Warna batang ungu.

Tabel 4. Perbedaan Batang Jati dan Batang Tebu.

Batang Jati Batang Tebu

1. Termasuk batang monopodial

tetapi memiliki percabangan

dikotomi.

2. Memiliki tipe pertunasan

aksilaris.

3. batang berkambium sehingga

kokoh dan umur hidupnya

cukup lama.

4. Batang jati muda berbentuk

bersegi/kotak.

5. Ada bulu-bulu halus pada

batang jati muda

1. Memiliki tipe batang

monopodial hingga ujung.

2. Memiliki tipe pertunasan

terminal.

3. termasuk batang yang tidak

berkambium sehingga tidak

terlalu kokoh dan umurnya

relatif singkat yakni hanya 3

bulan,

4. Batang tebu muda yang bentuk

batangnya silindris, akan tetapi

ketika setelah tua kedua batang

Page 33: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

tersebut sama-sama berbentuk

silindris.

5. Tidak ada bulu-bulu pada batang

jati muda.

B. Pembahasan.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa :

pada batang jati muda (Tectona grandis L), memiliki bentuk batang persegi,

permukaan batang berambut halus, arah tumbuhnya tegak lurus, ini adalah

macam batang lignosus, pola percabangannya adalah simpodial dan warna

batangnnya adalah hijau. Pada batang jati tua (Tectona grandis L), memiliki

bentuk batang yang bulat, permukaannya memperlihatkan bekas daun dan

melepaskan kerak, arah tumbuhnya tegak lurus, ini adalah macam batang

lignosus, pola percabangannya adalah simpodial dan warna batangnnya

adalah coklat. Sedangkan, pada batang tebu muda (Saccharum officinarum

L), memiliki bentuk batang yang bulat, permukaan batangnya licin, ini

adalah macam batang calamus, pola percabangannya adalah monopodial,

arah tumbuh batangnnya adalah tegak lurus, warna batangnya adalah hijau

keputih-putihan dan berbuku-buku. Pada batang tebu tua (Saccharum

officinarum L), memiliki bentuk batang yang bulat, permukaan batangnya

adalah memperlihatkan bekas dari melepaskannya kerak, arah tumbuh

batangnya adalah tegak lurus, ini adalah macam batang calamus, pola

percabangannya adalah monopodial dan warna batangnya adalah ungu.

Batang tanaman jati tua (Tectona grandis L) memiliki : bentuk batang

silindris, permukaan batang kasar, ada bintik-bintik lentisel, warna kulit

batang coklat muda, tidak terdapat bulu-bulu halus lagi, kulit batang lebih

kering, ruas batang jati tua lebih panjang daripada ruas batang jati muda,

tempat melekatnya tangkai daun masih ada, arah tumbuh batang ke atas

(erectus) dan batang berkambium dan sejati, bentuk percabangan aksilar.

Sedangkan, batang jati muda (Tectona grandis L) memiliki : bentuk batang

kotak/bersegi, permukaan batang licin, ada bintik-bintik lentisel, warna kulit

batang hijau, ada bulu-bulu halus, kulit batang basah, batang terdiri dari

Page 34: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

ruas-ruas dan buku-buku, terdapat bekas tempat melekatnya tangkai daun

pada bagian buku, arah tumbuh keatas (erectus) dan bentuk percabangan

dikotomi dengan bentuk pertunasan aksilar.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan terhadap pengamatan

batang tebu tua (Saccharum officinarum L) dan tebu muda (Saccharum

officinarum L) serta jati tua (Tectona grandis L) dan jati muda (Tectona

grandis L) didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Jati muda (Tectona grandis L), memiliki bentuk kotak/ bersegi,

permukaannya yang licin, warna kulit batang hhijau, ada bulu-bulu

halus, kulit batang basah, batang terdiri dari ruas-ruas dan buku-buku,

terdapat bekas melekatnya tangkai daun pada bagian buku dan arah

tumbuh ke atas (erectus).

2. Jati tua (Tectona grandis L), memiliki bentuk batang bulat,

permukaan batang kasar, warna kulit batang coklat muda, tidak

terdapat bulu-bulu halus, ruas batang jati tua lebih panjang daripada

ruas batang jati muda, arah tumbuh batang ke atas (erectus) dan

batang berkambium sejati dengan bentuk percabangan aksilar.

3. Batang tebu muda (Saccharum officinarum L), memiliki bentuk

batang bulat, permukaan batang yang licin, termasuk batang calamus,

pola percabangan batang monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus,

warna batang hijau keputih-putihan dan memiliki buku-buku.

4. Batang tebu tua (Saccharum officinarum L), memiliki bekas

pembuluh, memiliki cincin tumbuh, memiliki mata akar, ada bekas

pangkal pelepah daun, memiliki cincin lilin, meretak-retakkan gabus,

bentuk batang bulat, permukaan batang memperlihatkan bekas dari

melepaskan kerak, arah tumbuh tegak lurus, termasuk batang calamus,

pola percabangan monopodial dan warna batang ungu.

Ada beberapa perbedaan antara batang jati (Tectona grandis L) dan

batang tebu, yaitu, batang jati memiliki tipe batang gabungan, termasuk

batang monopodial tetapi memiliki percabangan dikotomi, sedangkan

batang tebu memiliki tipe batang monopodial hingga ujung. Batang jati

memiliki tipe pertunasan aksilaris. Sedangkan, batang tebu (Saccharum

Page 35: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

officinarum L) memiliki tipe pertunasan terminal, batang jati termasuk

batang berkambium sehingga kokoh dan umur hidupnya cukup lama,

sedangkan batang tebu termasuk batang yang tidak berkambium sehingga

tidak terlalu kokoh dan umurnya relatif singkat yakni hanya 3 bulan, batang

jati muda berbentuk bersegi/kotak, berbeda dengan batang tebu muda yang

bentuk batangnya silindris, akan tetapi ketika setelah tua kedua batang

tersebut sama-sama berbentuk silindris; dan ada bulu-bulu halus pada

batang jati muda sedangkan pada batang tebu muda tidak.

Batang suatu tumbuhan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian

lain tubuh tumbuhan, karena sifat-sifat sebagai berikut (Kusdianti,2012) :

1. Batang terdiri dari ruas (internode) dan buku (buku). Buku merupakan

tempat pelekatan daun, sedangkan ruas berada diantara dua buku. Ruas

pada batang dapat panjang atau pendek.

2. Pada umumnya berbentuk bulat panjang (silinder). Dapat pula berbentuk

segitiga atau segi empat, tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetris

banyak).

3. Arah tumbuh menuju cahaya (fototrop/heliotrop).

4. Memiliki tunas aksilar (tunas ketiak) pada setiap ketiak daun tunas ini

akan tumbuh membentuk cabang. Pada Tumbuhan tak bercabang tunas

aksilarnya inaktif.

Page 36: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulakan

bahwa :

1. Batang jati muda (Tectona grandis L) mempunyai ruas (internodus) dan

buku (nodus), bentuk batang bersegi/ kotak, permukaan batang licin,

warna kulit batang hijau, tipe batang monopodial dan arah tumbuh

batang (erectus).

2. Batang jati tua (Tectona grandis L) mempunyai tunas aksilar, ruas

(internodus) dan buku (nodus), bentuk batang bulat, permukaan kasar,

warna kulit batang coklat muda, kulit batang lebih kering dari pada jati

muda, batang monopodial dan arah tumbuh ke atas (erectus).

3. Batang tebu muda (Soccharum officanarum) mempunyai ruas

(internodus) dan buku (nodus), bentuk batang bulat, permukaan batang

licin, warna batang hijau keputih-putihan dan arah tumbuh batang

(erectus).

4. Batang jati tua (Soccharum officanarum) mempunyai mata, ruas

(internodus) dan buku (nodus), bentuk batang bulat, permukaan batang

memperlihatkan bekas dari melepaskan kerak daun, warna batang ungu,

dan arah tumbuh batang (erectus).

Page 37: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota IKAPI)

Rosanti, Dewi. 2011. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Tjitrosomo, Siti S. 1983. Botani Umum 1. Bandung :Angkasa.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Gadjah Mada University Press.

Kusdianti,2012. Batang. http://file.upi.edu /Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BI OLGI/196402261989032-R._KUSDIANTI/Handout _mortum_1.pdf. Diak ses pada hari Sabtu, tanggal 8 November 2014 pukul 14. 32 WIB.

Page 38: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Lampiran Gambar 1. Batang Jati Muda (Tectona grandis L)

(Sumber : Doc. Permata, 2014)

Gambar 2. Batang Jati Tua (Tectona grandis L)(Sumber : Doc. Permata, 2014)

Page 39: Laporan Praktikum II Batang (Caulis)

Gambar 3. Batang Tebu Muda (Soccharum officanarum L)(Sumber : Doc. Permata, 2014)

Gambar 4. Batang Tebu Tua (Soccharum officanarum L)(Sumber : Doc. Permata, 2014)