pandangan ahmadiyyah tentang persamaan antara nabī dan rasūl
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
1/56
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
2/56
PENDAHULUAN
Sekitar enam belas hari yang lalu, saya menerima sebuah e-mail dari
Mln. Luthfi Julian Putra yang diforward dari milist ahmadi-ina berkenaan
dengan perbedaan antara nab dan rasl. Penulis e-mail itu adalah Bpk.Darisman Broto dari Kebayoran. Beliau sejatinya hanya menyalin sebuah
artikel yang ditulis oleh seorang ghair Ahmadi yang berisi lima point yang
menurut ghair Ahmadi itu adalah dalil-dalil yang membuktikan bahwa nab
dan rasl adalah dua personifikasi yang berbeda. Setelah saya cek, saya
menemukan artikel itu pada aslinya terdapat di http://al-
atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.html . Ternyata, seusai
dicermati, saya mendapati bahwa argumentasi-argumentasi penulis
tersebut dibangun di atas fondasi yang sangat lemah dan rapuh, bahkan
cenderung sembrono. Saya sudah melakukan riset dari buku-buku para
ulam mutaqaddimn yang menyanggah argumentasi-argumentasi penulis
itu. Untuk lebih jelasnya, pembaca bisa melihatnya di bagian pembahasan
nanti.
Saya sebenarnya cukup menyesal karena baru bisa menyelesaikan
tulisan ini pada hari ini, sekitar enam belas hari setelah saya mendapat e-
mail itu. Saya seharusnya bisa menyelesaikannya dalam jangka waktu tiga-empat hari, atau maksimal satu minggu. Berhubung saya harus masuk
sekolah, maka sebagai konsekuensinya adalah saya harus mengerjakan
tugas-tugas dan menghadapi ulangan-ulangan yang tentunya amat sangat
melelahkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf jika kehadiran tulisan ini
sedikit terlambat.
Satu hal yang saya harap dari para pembaca adalah, janganlah sekali-
kali menganggap bahwa tulisan ini adalah karya Iffat Aulia Ahmad. IffatAulia Ahmad hanyalah seorang bocah enam belas tahun yang bodoh lagi
pandir, tak memiliki ilmu sedikitpun. Anggaplah tulisan ini adalah karya
Khalfah, Hadhrat Mirz Masroor Ahmad(atba). Semata-mata karena
kecintaan dan ketaatan terhadap beliaulah saya dapat menyelesaikan
tulisan ini. Saya teringat kutipan syir seorang Arab Badui yang dikutip oleh
Ibn Arab dalam al-Fushsh:
http://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.html -
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
3/56
Engkau telah merasuk ke dalam suluk ruh dariku. Oleh karena itu, seorang
kekasih dinamakan kekasih.
Sesungguhnya di dalam ketaatan kepada seorang Khalfah terdapat
samudera ilmu jasman dan rhn yang tiada bertepi. Sebagai khtimahbagian ini, alangkah baiknya bila saya cantumkan doa yang diajarkan
kepada Hadhrat al-Mash al-Maud(as) dalam Ijz al-Mash, semoga Allh
meniupkan ruh keberkatan dalam tulisan ini dan semoga Dia menjadikan
hati manusia tertarik kepadanya.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
4/56
TERMINOLOGI AHMADIYYAH TENTANG
NAB DAN RASL
Al-Jamah al-Islmiyyah al-Ahmadiyyah berpandangan bahwa nabdan rasl pada hakikatnya sama. Dua istilah tersebut tidak mencerminkan
perbedaan, tetapi dipergunakan sesuai dengan konteks yang saling
berhubungan. Pendiri Ahmadiyyah, Hadhrat Mirz Ghulm Ahmad(as)
bersabda:
Hal ni perlu diingatbahwa kata nab secara literal berarti seseorang yang
menyingkapkan ilmu-ilmu ghaibiyyah setelah diberitahu oleh Tuhan. Oleh
karena itu, konotasi ini dijustifikasi di mana pun terlaksana. Seorang nabharuslah menjadi seorang rasl. Karena, apabila ia bukan seorang rasl,
maka ia tidak bisa menjadi penerima ilmu-ilmu ghaibiyyah sebagaimana
diindikasikan oleh ayat:
Dia tidak menampakkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.
Kecuali kepada rasl yang diridhai-Nya. [Srah al-Jinn {72}:27-28]
Karenanya, setiap orang yang diutus oleh Tuhan disebut sebagai rasl.
Lagi:
Kata nab sama-sama terdapat dalam bahasa Arab dan Ibrani. Dalam
bahasa Ibrani, kata itu diucapkan nab yang berasal dari akar kata nab,
yang berarti menubuatkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Tuhan. Seorang
nab tidaklah harus menjadi musyarri. Semata-mata karunia Tuhan lahkabar-kabar ghaib disingkapkan.
Sabda-sabda beliau di atas sangat jelas menerangkan fondasi
pendapat Ahmadiyyah tentang masalah ini. Kami beranggapan bahwa
kedua kata itu sejatinya adalah mutardif (sinonim). Sama seperti kita
menyebut seseorang gubernur jika kita memandangnya menurut kacamata
politik. Dari sisi pemerintahan, kita menyebutnya kepala daerah tingkat
satu. Dua istilah itu disandang oleh satu orang secara bersamaan dalam
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
5/56
satu waktu. Demikian juga pangkat kenabian dan kerasulan disandang oleh
seseorang dalam waktu yang sama secara serempak.
Sebenarnya apa arti nab itu? Secara singkat, definisi itu telah
disebutkan di atas. Namun, beliau menjelaskan lebih lanjut:
Sepanjang yang saya tahu, nab adalah ia yang secara sendirian turun
firman Tuhan atasnya di dalam suatu bentuk yang mengatasi segala
keraguan dan turun dalam satu jumlah yang sangat banyak meliputi
pengetahuan-pengetahuan yang diketahui oleh manusia.
Lagi:
Ketika komuni wahyu itu, dalam pembawaan dan banyaknya, mencapaititik kesempurnaan, titik kepenuhan, tidak ada ketidaksecuan serta cacat
yang tertinggal di dalamnya, dan meliputi ilmu-ilmu ghaib di atas
pengetahuan manusia, dengan kata lain, hal itulah yang didenotasikan
sebagai nab, sebagaimana disepakati oleh seluruh nab.
Mendapat firman Tuhan yang mencakup ilmu-ilmu ghaib dan nubuatan-
nubuatan yang luar biasa dalam keagungan, seseorang yang berkomunikasi
dengan khalayak ramai seraya menggunakan kata-kata ini, disebut sebagai
nab dalam terminologi Islam.
Sabda-sabda beliau ini meberikan penerangan yang sempurna
kepada kita. Bila seseorang mengaku mendapat wahyu-wahyu dan ilhm-
ilhm secara terus menerus dari Allh, yang mana hal itu melenyapkan
keraguan di dalam hatinya, dan dia diperintah untuk memproklamasikan
bahwa dirinya telah diutus, maka orang yang mendapat karunia itu disebut
nab. Ibn Barr berkata:
Nab adalah seorang pengabar dari Allh Tal. Sebab Allh
mengabarkannya dengan tauhd-Nya, menyibakkan kepadanya keghaiban-
Nya, dan memberitahukannya bahwa ia adalah nab-Nya.
Bagaimana cara Allh menampakkan keghaiban-Nya kepada seorang
nab dan mengajarkannya ilmu-ilmu rhniyyat? Kita membaca:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
6/56
Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau kecuali para laki-laki yangkami berikan wahyu kepada mereka.... [Srah al-Anbiy {21}:8]
Seorang nab pastilah memiliki sifat-sifat wajib, yang salah satunya
adalah tablgh, yakni menyampaikan. Hal ini menjadi wajib karena wahyu-
wahyu yang ia terima ditujukan kepada ummatnya, bukan semata-mata
untukkepentingannya sendiri. Ada yang bersifat tabsyr (kabar gembira),
ada pula yang bernada indzr (kabar pertakut). Wahyu berfungsi sebagai
penolong akal pada masalah-masalah spiritual, sebagaimana pengalaman
adalah penolong akan dalam masalah-masalah materil. Wahyu adalah
tuntunan. Tanpa adanya wahyu, manusia tidak mampu membedakan
antara yang baik dan yang benar, mereka akan cenderung egois dan
mementingkan kepentingan personalnya (Homo Economicus). Jika hal ini
tak terbendung dan dibiarkan terus-menerus, mereka bertransformasi tak
ubahnya persis seperti serigala yang saling terkam satu sama lain (Homo
Homini Lupus). Wahyu adalah sesuatu yang dengannya rhnyyat
manusia dapat hidup dan eksis. Oleh karena itu, wahyu disebut dalam al-
Qurn sebagai ruh. Kita membaca:
... Dia meniupkan ruh dengan membawa perintah-Nya kepada siapa yangdikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia
memperingatkan manusia tentang hari pertemuan. [Srah al-Mumin
{40}:16]
Al-Allmah Ab Sud menafsirkan ayat ini dengan:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
7/56
Yakni, Dia menurunkan wahyu yang mengalir dari hati sama seperti
kedudukan ruh terhadap jasad.
Dan beliau menyebutkan pula sebelumnya bahwa wahyu itu adalah
, rizqi rhn.
Shhib al-Khzin dalam tafsr beliau mengatakan:
Meniupkan ruh artinya menurunkan wahyu. Dia menamakannya wahyu
karena dengannya, ruh dapat hidup, sebagaimana badan dapat hidup
dengan ruh.
Oleh sebab itu, mustahil bagi seorang nab untuk mempunyai sfat
katm, yakni mennyembunyikan apa yang ia terima dari Allh. Apalagi,
segala sesuatu yang datang dari Tuhan adalah nimat. Dan nimat itu
haruslah disebarkan agar orang banyak pun dapat mencicipi kasih sayang
Ilahi itu. Tuhan berfirman:
Dan berkenaan dengan nimat dari Rabb engkau, maka ceritakanlah!.
[Surah adh-Dhuh {93}:12]
Nah, ketika seorang nab diperintahkan untuk menyampaikan
wahyu-wahyu yang ia terima dan membimbing serta menuntun manusia
dengannya, maka ia disebut sebagai rasl. Kita membaca:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
8/56
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb
engkau. Dan jika tidak kamu kerjakan, maka kamu tidak menyampaikan
rislah-Nya.... [Srah al-Midah {5}:68]Taktala seorang rasl telah diutus ke tengah-tengah manusia, seperti
yang sudah diterangkan di atas, ia wajib mengabarkan dan
menginformasikan berita-berita ghaibiyyah yang ia terima, baik itu berupa
perintah, larangan, kabar gembira, kabar pertakut, dan al-Umr al-
Mustaqbaliyyah (perkara-perkara yang akan terjadi di masa mendatang).
Oleh karena itu, juga seperti yang sudah diterangkan dalam definisi-definisi
di atas, ia disebut sebagai nab.
Pada bagian selanjutnya, saya akan membahas dan mengupas dalil-
dalil yang dijadikan argumentasi-argumentasi untuk membuktikan bahwa
nab dan rasl adalah dua pribadi yang berlainan. Detail argumentas-
argumentasi tersebut dapat dibaca di link yang saya tampilkan di atas.
Selain itu, ada dua point tambahan yang saya tambahkan juga setelah saya
melakukan perburuan di internet.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
9/56
MENJAWAB POINT-POINT SANGGAHAN
1. Perkataan Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabiankarena tidak mungkin seorang itu menjadi rasl kecuali setelah
menjadi nab adalah sama sekali mengada-ngada dan tidakmendasar. Allh SubhnaHu Wa Tal befirman tentang Nab
Ms(as):
Dan ceritakanlah kisah Ms seperti tercantum dalam Alkitab.Sesungguhnya ia seorang mukhlash, seorang rasl lagi nab. [Srah
Maryam: 52][1]
Dalam ayat ini, kata rasl adalah khabar kna awwal, sedangkan nab
khabar kna tsn. Pendahuluan kata rasl di depan nab ini
menunjukkan bahwa rasl-lah sejatinya yang termasuk nab, bukan
nab yang termasuk rasl. Mengapa? Karena al-Qurn disusun
dengan suatu tartb yang khas, satu kata mengikuti kata yang lain,
sehingga membentuk suatu pertalian yang kuat. Allh berfirman:
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan perkataan secara berturut-
turut kepada mereka, supaya mereka mendapat pertolongan. [Srahal-Qashash: 52]
Ath-Thabar dalam Jmi al-Bayn mengatakan, sembari mengutip
syir al-Akhthal, bahwa kata pada aslinya bermakna
, Yakni menghubungkan satu tali dengan
yang lainnya. Ar-Rghib al-Ishfahn dalam al-Mufradt menafsirkan
ayat ini dengan , Kami
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
10/56
memperbanyak perkataan kepada mereka dengan bersambungan
satu dengan yang lainnya.
Setelah mengetahui bahwa al-Qurn dirancang dengan susunan
tartb yang rapi dan saling bersambungan, maka penemapatan katarasl di depan kata nab ini jelas menunjukkan bahwa Ms(as) pada
awalnya adalah seorang rasl, kemudian menjadi nab. Al-Allmah
Ab Sud menafsirkan ayat dari Srah Maryam di atas dengan
sangat jelas , Allh mengutusnya kepada
manusia, lalu Dia mengkahabarkan berita-berita kepada mereka
melaluinya (Ms). Jadi, rislah itu pada hakikatnya adalah ushl,
sedangkan fur-nya adalah nubuwwah.
Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd Ahmad(ra) bersabda dalam at-
Tafsr al-Kabr:
Mafhm yang benar dari tafsr ayat itu adalah seperti yang Jemaat
kita sebutkan, yakni bahwa rasl adalah orang yang diutus dan
dibangkitkan, sedangkan nab adalah orang yang memberitakan dan
mengabarkan. Dan ini adalah shahh dengan sempurna. Ketika
seseorang pada awalnya adalah mursal lalu dijadikan nab , yaknibahwa dia pada awalnya diutus kemudian mengkhabarkan kepada
manusia tentang berita-berita Ilhiyyah yang diembannya, maka
teranglah bahwa maqm rislah itu terdahulu sebelum nubuwwah,
ketika mustahl bagi seseorang untuk menjadi seorang nab sebelum
ia menjadi seorang rasl. Misalnya, ketika Allh berfirman kepada
nab kita: Wahai Muhammad! Aku membangkitkan engkau untuk
mengadakan ishlh terhadap dunia. Maka beliau menjadi rasl. Dan
ketika Nab(SAW) bersabda: Wahai para penduduk Makkah! Sayamemberitakan dan mengabarkan kepada kalian ini dan ini dari Allh.
Maka beliau menjadi nab. Dan sebagai contoh lagi, ketika Allh
berfirman kepada Nab s(as): Wahai s! Aku mengutus engkau
kepada manusia! Maka beliau menjadi rasl. Dan ketika Nab s(as)
mengatakan: Wahai manusia! Aku mengabarkan kepada kalian
bahwa Allh telah menyuruh kalian untuk melakukan ini. Maka
beliau menjadi nab. Hal itu disebabkan oleh bahwa rasl adalah
orang yang memperoleh suatu rislah dan nab adalah orang yang
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
11/56
mengabarkan rislah itu ketika wajib baginya untuk mendengar
terlebih dahulu kemudian mengabarkan apa yang ia dengar. Jika
tidak, bagaimana mungkin ia menyampaikan terlebih dahulu baru
kemudian mendengar setelahnya? Oleh karena itu, kapan saja kata
nab dan rasl terdapat di dalam al-Qurn secara bersamaan, kata
rasl selalu terdauhulu di depan nab.
Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang laki-laki di antara
kamu melainkan dia adalah Raslu-Llh dan Khtam-un-Nabiyyn.
Dan sesungguhnya Allh Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
[Srah al-Ahzb {33}:41]
Yakni orang-orang yang mengikuti Rasl lagi Nab Yang Umm itu ....
[Srah al-Arf {7}:158]
... Maka berimanlah kepada Allah dan Rasl-Ny lagi Nab Yang
Umm.... [Srah al-Arf {7}:159]
Kalian melihat bahwa Allh menyebut kata rasl sebelum nab di
setiap tempat itu. Dan Allh pun berfirman dengan hal yang sama
tentang itu mengenai Nab Ismal(as) bersamaan dengan fakta
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
12/56
menurut pengertian mayoritas bahwa beliau tidak membawa kitab
apa pun dan beliau hanyalah seorang pengikut bagi syarat yang
dibawa oleh Nab Ibrhm(as). Dan tidak ada yang beriman kepada
Nab Ibrhm(as) kecuali Nab Ismal(as), Nab Ishq(as), Nab Lth(as),
dan beberapa pelayan beliau. Seandainya Nab Ismal(as) datang
secara langsung sesudah Nab Ibrhm(as) dengan membawa kitab
yang terpisah, maka siapakah yang beramal dengan syarat beliau?
Maka jelaslah bahwa apa yang al-Qurn sebutkan juga mengenai
Nab Ismal(as) membantah apa yang disebutkan oleh para ghair
Ahmadi seputar nab dan rasl.
Sejatinya, nab dan rasl adalah sesuatu yang sama. Karena rasl
berarti yang diutus, sedangkan nab berarti seseorang yang datangdengan menerima banyak berita. Dan dari antara hal-hal yang jelas
adalah bahwa seseorang yang Allh bangkitkan sebagi seorang rasl,
pastilah dia mendapat suatu rislah. Dan seseorang yang
mengabarkan kepada manusia kabar-kabar ghaib, ia pasti
merupakan seseorang yang diutus dari Allh juga. Orang yang
diperintah dari sisi Allh dinamakan rasl karena dia diutus dari sisi
Allh. Dan dia dinamakan nab karena dia mengkabarkan kabar-
kabar ghaib kepada manusia. Maka, seseorang yang Allh Tal utussebagai seorang rasl, niscaya ia juga merupakan seorang nab,
karena Allh tidak membangkitkan seseorang dengan tanpa suatu
rislah apa pun. Dan seorang nab pastilah juga merupakan seorang
rasl. Karena, seandainya ia tidak diutus, maka dia adalah muftar
(pengada-ngada) dengan tanpa keraguan sedikit pun. Padahal orang-
orang yang diperintah dari sisi Allh bukanlah para pengada-ngada.
Al-Allmah Jall-ud-Dn as-Suyth mengatakan dalam Tadrb ar-Rw:
Nab dan rasl bermakna satu dan inilah yang paling benar.
Adalah suatu hal yang sangat aneh bahwa, guru-guru agama
semenjak SD telah menanamkan bahwa ada empat sifat wajib bagi
nab, yang salah satu di antaranya adalah tablgh. Tapi, di satu sisi,
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
13/56
mereka mengajarkan juga bahwa seorang nab tidak harus
menyampaikan (tablgh) wahyu yang ia terima. Betapa janggalnya
hal ini!
Sebenarnya, kata nab itu adalah sebutan untuk para rasl yangdiutus dari kalangan manusia. Allh Jalla SyanuHu berfirman:
Berapa banyaknya nab-nab yang telah Kami utus kepada ummat-
ummat yang terdahulu.[Srah az-Zukhrf {43}:7]
Kita membaca dalam Shahh Muslim berkenaan dengan riwayat
keislaman Hadhrat Amr ibn Absah:
Aku bertanya: Siapakah engkau? Beliau menjawab: Saya adalah
nab. Aku bertanya: Apakah nab itu? Beliau menjawab: Allh
mengutus aku.[2]
Dalam Shahh Bukhr, Nab Muhammad(SAW)mengajarkan suatu doa
kepada Hadhrat al-Barr ibn zib(ra):
Ketika Hadhrat al-Barr (ra)mengulangi doa ini, beliau mengucapkan
bukan . Kemudian Nab(SAW) menegur
, Tidak! Tetapi: Dan nabEngkau yang Engkau utus.[3]
Dengan dua keterangan dari hadts ini, jelas bahwa kata nab itu pada
hakikatnya merupakan sebutan bagi para rasl yang diutus dari
kalangan manusia. Lantas adakah para rasl yang diutus bukan dari
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
14/56
kalangan manusia? Para malaikat pun disebut sebagai rasl dalam al-
Qurn. Allh berfirman:
Segala puji kepunyaan Allh, Yang menciptakan seluruh langit dan
bumi, Dzat yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-
utusan.... [Srah Fthir {35}:2]
Allh memilih rasl-rasl-Nya dari malaikat dan dari manusia.
Sesungguhnya Allh Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Surah al-Hajj {22}:76]
Salah satu tugas dari rasl malaikat itu adalah menyampaikan rislah
dan mandat dari Tuhan kepada rasl manusia. Fakhr-ud-Dn ar-Rz
mengatakan:
Kebanyakan para nab disepakati bahwa rislah dari Allh datangkepada mereka melalui perantaraan malaikat.
Oleh karena rasl malaikat bertugas menyampaikan risalah kepada
malaikat, juga membantu dan menolong-nya, maka jelaslah bahwa
kedudukan rasl malaikat sejatinya adalah khdim bagi rasl
manusia. Dan oleh karena rasl malaikat adalah khdim bagi rasl
manusia, maka sebagaimana yang Abd-ul-Qhir al-Baghdd tulis:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
15/56
Jumhr shahbat kami mengatakan bahwa para nab lebih mulia
daripada malaikat.
Jadi, perkataan Tidak mungkin seorang itu menjadi rasl kecuali
setelah menjadi nab adalah aneh dan nyeleneh.
Perkataan Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nab
Muhammad(SAW) diangkat menjadi nab dengan lima ayat pertama
dari Srah Al-Alaq dan diangkat menjadi rasl dengan dengan tujuh
ayat pertama dari Srah Al-Mudatstsir adalah benar-benar ilegal
dan tidak berdasarkan sama sekali. Kita sama-sama mengetahui
bahwa Srah al-Mudatstsir ini diturunkan setelah masa fatrah wahyu
selama empat puluh hari setelah turunnya wahyu pertama yang
merupakan Srah Al-Alaq. Kedua Srah ini tidak ada sangkut-
pautnya dengan urusan sebagaimana disebutkan di atas. Tapi,
sebenarnya, jika kita benar-benar menelaah kedua surat ini dengan
seksama, maka akan jelaslah bagi kita bahwa kedua surat ini
mengisahkan pengutusan Nab Muhammad(SAW) sebagai seorang
rasl. Mengapa? Sebabnya adalah bahwa Allh banyak
mempergunakan Fil Amr yang menandakan perintah. Al-Allmah
Ab Hayyn menafsirkan perintah sebagai berikut:
Mafl dari Iqra mahdzf (terhapus). Yakni: Bacakanlah apa yang
diwahyukan kepada engkau.
Jelas, ini adalah perintah untuk menyampaikan risalah yang diemban
oleh Nab Muhammad(SAW).
Ibn Athiyyah al-Andalus menafsirkan sebagai berikut:
Suatu pembangkitan/pengutusan untuk segenap manusia.
Jelas sekali bahwa Nab Muhammad(SAW), melalui ayat ini, diperintah
untuk mengumumkan risalah yang diembannya. Mandat ini adalahrisalah sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
16/56
Ibn Athiyyah juga menafsirkan sebagai berikut:
Agungkanlah Dia dan sebarkanlah syarat-Nya!.
Lagi-lagi ayat ini menunjukkan pengutusan Nab Muhammad(SAW) dan
penzahiran misi-misi yang disematkan ke pundak beliau.
Beliau juga menafsirkan sebagai berikut:
Jumhr berkata: Kata-kata ini adalah istirah dalam pemurnian
perbuatan-perbuatan, jiwa, dan maksud/tujuan.
Pengemban rislah memang seharusnya berbuat demikian dalam
menyampaikan rislah, dan demikianlah memang yang terjadi.
Hadhrat Ab Salmah(ra) menafsirkan di sini sebagai berhala-
berhala[4]. Menyingkirkan dan menghancurkan berhala-berhala
adalah satu tugas yang termaktub dalam rislah yang dibawa oleh
Nab Muhammad(SAW) dan harus beliau sebarkan dan laksanakan.
Ibn Athiyyah menafsirkan sebagai berikut:
Terhadap penderitaan yang diprakarsai oleh orang-orang kfir.
Inilah konsekuensi bagi seorang rasl yang wajib hukumnya untuk
dihadapi.
Jadi, jelaslah sudah bahwa ayat-ayat dari kedua Srah tersebut
mengandung perintah bagi Nab Muhammad(SAW) untuk
mengumandangkan rislah beliau kepada khalayak ramai, bukan
seperti yang diklaim oleh pihak ghair di atas yang terkesan sangat
memaksakan.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
17/56
Tentang pendapat al-Allmah as-Safrin dan al-Hfizh Ibn Katsr,
saya menghormati pendapat kedua ulam besar tersebut. Tetapi,
tentu sebagai manusia, beliau berdua mungkin saja mengemukakan
pendapat yang salah. Meskipun beliau berdua salah dalam ijtihd, toh
dalam hadts disebutkan bahwa seorang mujtahid yang salah tetap
mendapat ganjaran satu pahala.
Sebenarnya, apa itu nubuwwah? Ibn Hazm al-Andalus
mendefinisikannya seperti ini:
Pembangkitan/pemgutusan suatu kelompok manusia yang Allh
telah mengkhususkan mereka dengan hikmah, keutamaan, dan
kesucian. Bukan untuk satu tujuan tertentu melainkan karena Allh
telah berkehendak demikian.
Definisi ini sangat jelas menunjukkan keidentikan dan similaritas
antara nubuwwah dan rislah. Sebab itu, beliau berkata lagi:
Sesungguhnya kedatangan para rasl sebelum Allh Tal
membangkitkan mereka berada pada pintu kemungkinan (imkn).
Tetapi, setelah Allh Azza Wa Jalla membangkitkan mereka, maka
hukumnya wajib.
Di lain tempat, beliau bersabda pula:
Maka, setelah kita menjelaskan bahwa nubuwwah terletak dalam
kemungkinan sebelum kedatangan para nab, maka hendaknya kita
mengatakan, dengan kekuasaan dan kekuatan Allh, akan hukumnya
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
18/56
yang wajib jika hal itu telah benar-benar terjadi (datangnya para
nab) dan itu adalah pasti.
Lihatlah bagaimana beliau mengidentikan rasl dengan nab. Bahkan
beliau dengan terang menyatakan bahwa maqm nubuwwah belumwajib hukumnya sampai diutusnya para rasl, yakni mandat untuk
mengemban rislah. Ada dua poin krusial yang dapat kita ambil dari
keterangan-keterangan beliau ini:
Nab dan rasl sejatinya adalah satu personifikasi yang sama Maqm nubuwwah tidak dapat terlaksana dan befungsi
sebelum seseorang mendapat mandat sebagai rasl untuk
mengemban rislahKeterangan-keterangan di atas adalah bukti yang irrefutable bahwa
nab dan rasl sejatinya adalah dua sebutan yang penyebutannya
terkondisikan terhadap kondisi-kondisi yang melahirkan dua
penyebutan tersebut untuk satu orang yang sama. Dan nab sejatinya
adalah istilah untuk rasl yang terpilih dari kalangan manusia. Oleh
sebab itu, seseorang tidak bisa dikatakan sebagai nab sebelum ia
diutus oleh Tuhan dan memperoleh maqm rislah.
2. Perkataan Rasl diutus kepada kaum yang kfir, sedangkan nabdiutus kepada kaum yang telah beriman adalah gharb jiddan, saya
baru pertama kali mendengarnya. Orang yang mengatakan demikian
pasti sangat jarang mengkhatamkan al-Qurn, apalagi bertafakkur
dan bertadabbur. Allh berfirman:
Dan tiada seorang pun nab datang kepada mereka melainkan
mereka selalu memperolok-olokannya. [Srah az-Zukhrf {43}:7]
Bentuk kalimat yang digunakan di sini adalah persis sama dengan
yang tertulis dalam Srah Ysn:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
19/56
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu! Tiada
seorang pun rasl datang kepada mereka melainkan mereka selalu
memperolok-olokannya. [Srah Ysn {36}:31]
Para nab tidak hanya didustakan dan diperolok-olok saja, bahkan
sebagian mereka ada yang dibunuh. Kita membaca:
... Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta
mereka mendapat kemurkaan dari Allh. Hal itu terjadi karena
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allh dan membunuh para nabyang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka
selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. [Srah al-Baqarah
{2}:62]
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
20/56
... Katakanlah: Mengapa kamu dahulu membunuh nab-nab Allh
jika benar kamu orang-orang yang beriman?. [Srah al-Baqarah
{2}:92]
Sesungguhnya orang-orang yang kfir kepada ayat-ayat Allh dan
membunuh para nab yang memamg tak dibenarkan dan membunuh
orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka
gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg
pedih. [Srah li Imrn {3}:22]
... Yang demikian itu karena mereka kfir kepada ayat-ayat Allh dan
membunuh para nab tanpa alasan yang benar.... [Srah li Imrn
{3}:113]
... Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka
membunuh nab-nab tanpa alasan yang benar.... [Srah li Imrn
{3}:182]
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
21/56
... Dan pembunuhan mereka terhadap nab-nab tanpa alasan yang
benar.... [Srah An-Nis {4}:156]
Bagaimana dengan para rasl? Ternyata, mereka pun mengalami
perlakuan yang sama dengan para nab. Mereka pun bukan sekedar
menjadi kfir di mata orang-orang yang mendustakan, bahkan
sebagian dari antara mereka pun dibunuh. Kita membaca:
... Apakah setiap datang kepadamu seorang rasl membawa sesuatu
pelajaran yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
menyombong; maka beberapa orang diantara mereka kamu
dustakan dan beberapa orang yang lain kamu bunuh?. [Srah al-
Baqarah {2}:88]
Keterangan-keterangan dari al-Qurn di atas membuktikan dengan
sejelas-jelasnya bahwa nab dan rasl itu satu orangnya.
Berkenaan dengan hadts yang dikutip oleh penulis ghair Ahmad, itu
tidak ada pertaliannya dengan topik yang sedang dibahas. Hadts itu
menerangkan sistem kepemimpinan rhniyyah yang berlangsung di
dalam Ban Isrl. Nah, jika kita memperhatikan dengan seksama,
gerangan apa yang menyebabkan diutusnya para nab secarakonsekutif di dalam Ban Isrl? Jawabannya adalah karena mereka
memiliki moral dan rhniyyah yang rendah sehingga selalu
membutuhkan quwwat qudsiyyah dan nafs nthiqah para nab.
Mereka bukanlah suatu ummat yang mandiri dan teguh, sebaliknya
senantiasa membutuhkan bimbingan dan keras kepala. Terbukti,
meskipun ribuan nab diutus untuk mengadakan ishlh bagi mereka,
mereka malah semena-mena membunuh mereka karena tidak sesuai
dengan hawa nafsu mereka.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
22/56
3. Perkataan Para rasl diutus dengan membawa syarat baru adalahsalah. Di point pertama sudah saya jelaskan bahwa Nab Ismal(as)
pun disebut sebagai seorang rasl, namun beliau hanya mengikuti
dan menjalankan syaratNab Ibrhm(as).
Ayat-ayat yang dikutip untuk mendukung pemahaman sang penulis
pada dasarnya tidak mendukung sama sekali. Penulis terkesan
terlalu memaksakan legitimasi ayat-ayat untuk menyokong
pemahaman beliau. Baiklah, kita bahas ayatnya satu per satu.
Penulis tidak mengutip ayat Srah al-Midah itu secara lengkap dan
utuh. Terjemah utuhnya adalah sebagai berikut:
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qurn dengan membawakebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allh turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allh menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allh-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu.
Ayat ini sejatinya menerangkan peran al-Qurn sebagai penjaga
kitab-kitab terdahulu dalam artian bahawa al-Qurn telah
mempertahankan kebenaran-kebenaran yang terdapat pada kitab-kitab itu dengan mencakup kesemuanya itu di dalam wujudnya. Al-
Qurn di satu sisi juga meninggalkan segala cacat dan kekurangan
yang terdapat pada kitab-kitab terdahulu itu karena sudah tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan zaman. Sebaliknya, al-Qurn
memenuhi seluruh kebutuhan manusia sepanjang zaman. Dan al-
Qurn juga mendapat proteksi Ilhiyyah terhadap kemurnian dan
keasliannya. Oleh karena itu, kita wajib berhukum kepada al-Qurn
tentang segala permasalahan.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
23/56
Apabila kita tidak teliti membaca, maka dhamr akan terkesan
merefer kepada rasl, padahal tidak ada kata rasl sama sekali dalam
ayat itu. Sedangkan kata dan merujuk kepada al-Qurn.
Ab al-Abbs ibn Yazd al-Mubarrad, sebagaimana dikutip oleh asy-
Syaukan, mengatakan bahwa berarti permulaan jalan dan
berarti jalan yang berkesinambungan. Ab al-Husayn Ahmad ibn
Fris mengatakan bahwa adalah musytaqq dari yang
berarti hukum dalam perkara agama. Hadhrat Ibn al-Abbs(ra)
menafsirkan sebagai , yakni agama, sedangkan
berarti , yakni pathway. Hadhrat al-Mushlih al-Maud(ra)
menyimpulkan bahwa adalah hukum yang mengatur perkara-
perkara keagamaan, sedangkan mengatur perkara-perkara
duniawi. Semua keterangan ini menunjukkan bahwa kedua kata itu
merefer pada al-Qurn, bukan kepada syarat-syarat para rasl.
Penulis beranggapan bahwa Nab s(as), selaku seorang rasl, beliau
datang dengan syarat tersendiri dan mengubah beberapa hukum
syarat Nab Ms(as). Dengan berkata seperti ini, penulis sama saja
memansukhkan pernyataan beliau selanjutnya yang berbunyi:
Adapun para nab, mereka datang bukan dengan syaratbaru, akan
tetapi hanya menjalankan syarat rasl sebelumnya. Hal ini
sebagaimana yang terjadi pada nab-nab Ban Isrl, kebanyakan
mereka menjalankan syaratNab Ms(as).
Sejatinya, s(as), sama seperti para rasl sesudah Ms(as), hanya
menjalankan syarat beliau. Kita membaca:
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab kepada Ms,
dan Kami menyusulinya berturut-turut sesudah itu dengan rasl-
rasl....[Srah al-Baqarah {2}:88]
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
24/56
Ayat ini dengan terang membantah argumentasi penulis tersebut.
Para rasl di atas berfungsi sebagai pengikut dan pelaksana syarat
Nab Ms(as), bukan penyandang syarat yang berbeda-beda. Kita
mengetahui bahwa s(as) termasuk di antara para rasl tersebut.
Kita membaca:
Dan Kami iringkan jejak mereka (nab-nab Ban Isrl) dengan s
ibn Maryam....[Srah al-Midah {5}:47]
Semua nab Ban Isrl yang diutus setelah Nab Ms(as) berhukum
dan tunduk kepada Taurt.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurt di dalamnya ada
petunjuk dan cahaya, yang dengannya diputuskan perkara orang-
orang Yahudi oleh nab-nab yang berserah diri kepada Allh....
[Srah al-Midah {5}:45]
Point pertama yang kita dapat adalah bahwa s(as)
hanyalah seorangpengikut syarat msawiyyah, yang tunduk dan berhukum
berdasarkan apa yang ada di dalam Taurt. Setelah ini jelas, maka
perkataan beliau Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang
dulu diharamkan untuk kalian pasti mengandung mafhm yang lain.
Hadhrat al-Mushlih al-Maud(ra) menerangkan:
s(as) datang untuk menggenabi nubuat-nubuat para nab
terdahulu yang tercantum dalam Taurt. Tetapi, beliau tidak
membawa hukum beliau, hanya menjadi pengikut Ms(as) dalam hal
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
25/56
ini. Beliau sendiri sadar akan terbatasnya wewenang beliau. Beliau
bersabda:
Janganlah kamu menyangkan, bahwa aku datang untuk meniadakan
humum Taurt atau kitab para nab. Aku datang bukan untukmeniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan
bumi, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurt, sebelum semuanya terjadi. [Matius 5:17-18]
Ungkapan Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu
diharamkan untuk kalian, oleh karena itu, tidaklah merefer kepada
perubahan atau modifikasi apa pun dalam hukum msaw. Ungkapan
itu hanyalah ditujukan kepada hal-hal yang orang-orang Yahudi
sendiri mengharamkannya untuk diri mereka. Di tempat lain, al-
Qurn berkata:
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
atas memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari
jalan Allh.[Srah an-Nis {4}:161]
Dan:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
26/56
Dan tatkala s datang membawa keterangan dia berkata:
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan
untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu
berselisih tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allh dan taatlah
kepadaku. [Srah az-Zukhrf {43}:64]
Kedua ayat ini menujukkan bahwa ada pertentangan-pertentangan
antara firqah-firqah Yahudi mengenai kehalalan dan keharaman hal-
hal tertentu. Dan disebabkan oleh kelaliman dan pelanggaran
mereka, mereka telah mencabut diri mereka sendiri dari berkat-
berkat ilhiyyah tertentu itu. Oleh karena itu s(as) datang untuk
sebagai hakim untuk menentukan di dalam perkara-perkara yang
mereka telah menyimpang dari jalan yang benar, dan untuk
memberitahukan kepada mereka bahwa berkat-berkat yang mereka
telah dicabut darinya akan dikembalikan asalkan mereka mengikuti
beliau.
Ibn Katsr mengutip para ulam bahwa:
Beliau (s(as)) tidak memansukhkan apa pun dari Taurt. Beliau
hanya menghalalkan sebagian yang mereka saling bertentangan
mengenainya maka mereka salah. Maka beliau menyingkapan ha-hal
yang tertutup bagi mereka dalam perkara ini.
Ab Hayyn al-Andalus mengutip sebagian mufassir:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
27/56
Kata apa yang diharamkan atas kamu adalah suatu isyarat yangmengarah kepada apa-apa yang para sarjana Yahudi haramkan dan
inovasi dalam syarat. Jadi, seolah-olah s(as) mengembalikan
hukum-hukum Taurt kepada pengetian-pengertiannya yang benar
sama seperti dengan apa yang Allh turunkan.
Nawwb Shiddq Hasan Khn mengutip Wahb ibn Munabbih:
Dari Wahb bahwa s(as) mengikuti syarat Ms(as). Beliau
melaksanakan Sabat, menghadap Bait al-Maqdis. Dan beliau
bersabda kepada Ban Isrl: Sesungguhnya aku tidaklah menyuruh
kalian untuk menyelisihi bahkan satu huruf pun dari Taurt. Aku
hanya menghapus beban yang dipundakkan atas kalian sebagai hasil
inovasi kalian setelah Ms(as).
Keterangan-keterangan ini rasanya cukup untuk mematahkan
argumentasi sang penulis yang dibangun berdasarkan ayat Srat li
Imrn tadi. Sekarang kita beralih ke hadts yang dikutip untuk
menunjang pemahaman sang penulis.
Setelah saya cek, ternyata al-Bukhr tidak mengeluarkan hadtsdengan matan yang dikutip oleh sang penulis. Namun benar adanya
bahwa al-Imm Muslim ibn Hajjj mengeluarkan hadts ini dalam
Shahh beliau, Kitb al-Masjid Wa Mawdhi ash-Shalt. Juga bukan
dari Hadhrat Jbir ibn Abdi-Llh(ra), melainkan Hadhrat Ab
Hurairah(ra).
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
28/56
Yahy ibn Ayyb, Qutaybah ibn Sad, dan Al ibn Hujr menceritakan
kepada kami, mereka berkata; Ismal (yakni Ibn Jafar) menceritakan
kepada kami; dari al-Al, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab
Hurairah(ra) bahwa Hadhrat Raslu-Llh(SAW) bersabda: Aku
diunggulkan di atas para nab dengan enam hal;Aku dianugerahi
perkataan yang singkat lagi padat (al-Qurn), aku ditolong
dengan ketakutan dalam hati musuh, harta rampasan perang
dihalalkan untukku, bumi dijadikan suci dan masjid untukku, aku
diutus untuk seluruh ummat manusia, dan para nab dicap
denganku.[5]
Hadts ini tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah nab dan rasl.
Hadts ini menjelaskan keutamaan dan keunggulan Hadhrat Raslu-
Llh(SAW)dibanding nab-nab yang lain. Ucapan Yang mana perkaraini telah diharamkan atas ummat-ummat sebelum beliau sama
sekali tidak berdasar. Pertama, interpretasi demikian tidak relevan
dengan siyq hadts. Kedua, sekalipun kita kerucutkan point kepada
penghalalan harta rampasan perang saja, itu pun tidak berarti bahwa
hal itu diharamkan bagi ummat-ummat terdahulu. Dalam Bible kita
membaca bahwa ketika Ban Isrl bertempur dan menang melawan
bangsa Midian, Allh berfirman mengenai hukum rampasan perang:
Hitunglah jumlah rampasan yang telah diangkut, yang berupa
manusia dan hewan---engkau ini dan Imm Eleazar serta kepala-
kepala puak ummat itu. Lalu bagi dualah rampasan itu, kepada
pasukan bersenjata yang telah keluar berperang, dan kepada segenap
ummat yang lain. [Bilangan 31:26-27]
Segala puji bagi Allh Yang telah mematahkan helah mereka!
4.
Saya menangkap bahwa yang dimaksud penulis dengan nab-nabsetelah Nh(as) dalah nab-nab yang tunduk dan patuh kepada
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
29/56
syarat beliau, sebagaimana pengertian dan pemahaman penulis
yang membedakan nab dengan rasl. Seandainya yang diyakini
penulis itu benar---sesuatu yang telah, sedang, dan akan kami
buktikan kesalahannya---maka Nh(as) pun terkategorikan sebagai
seorang nab, artinya beliau tidak membawa syarat dan hanya
menjalankan hukum-hukum dari seorang nab musyarri sebelum
beliau. Mengapa? Karena harf yang digunakan di sini adalah
, yakni kata sambung yang berfungsi menjadikan
sesuatu yang general sebagai penjelas sesuatu yang partikular. Nah,
kata atau para nab yang bersifat umum di sini adalah penjelas
dan penafsir dari entitas Nh(as). Maka, menurut ayat ini, Nh(as)adalah seorang nab. Dan menurut penulis tersebut, berdasarkan
silogisme ini, Nh(as) tidak membawa syarat alias hanya menjadi
nab pengikut saja. Tentu ini kontradiktif dengan fikiran beliau yang
tertuang dan mengatakan bahwa Nh(as)adalah nab musyarri.
Sang penulis beristidll dengan hadts syafat bahwa Nh(as) lah
rasl pertama yang diutus oleh Allh. Dengan demikian, kita dapat
menyimpulkan dari pernyataan beliau bahwa para utusan sebelumNh(as) hanyalah nab, bukan rasl. Benarkah demikian? Dalam
sebuah hadts yang diriwayatkan oleh Ibn Hibbn, kita membaca:
Muhammad ibn Umar ibn Ysuf mengabarkan kepada kami;
Muhammad ibn Abd-ul-Malik ibn Zanjawayh menceritakan kepada
kami; AbTaubah menceritakan kepada kami, Muwiyah ibn Sallm
menceritakan kepada kami; dari saudaranya Zayd ibn Sallm, dia
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
30/56
berkata: Aku mendengar Ab Sallm berkata: Saya mendengar
Hadhrat Ab Ummah(ra) bahwa seorang laki-laki berkata: Wahai
Raslu-Llh(SAW)! Apakah dam seorang nab? Beliau bersabda:
Benar, mukallam. Laki-laki itu berkata lagi: Berapakah selang waktu
antara beliau dengan Nh? Beliau bersabda:Sepuluh abad.[6]
Dalam Trkh al-Umam Wa al-Mulk, ath-Thabar menyebutkan
suatu hadts yang menyerupai hadts ini dengan tambahan
, Allh menyampaikan kalm-Nya (berkata-kata) kepada dam
secara langsung berhadap-hadapan[7].
Di sini, Raslu-Llh(SAW)
menyebut dam(as)
sebagai nab mukallam.Kita menjumpai dalam al-Qurn:
Rasl-rasl itu Kami muliakan sebagian di antara mereka atas
sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata
langsung dengan mereka dan Allh meninggikan sebagian di antara
mereka beberapa derajat....[Srah al-Baqarah {2}:254]
Ini sangatlah menarik bahwa baik nab maupun rasl, Allhbercakap-cakap langsung dengan mereka. Apa maksudnya ini? Ini
adalah indikasi yang jelas bahwa nab dan rasl itu sejatinya sama.
Fakhr-Ud-Dn ar-Rz berkata:
Ummat ini telah berijma bahwa sebagian dari antara para nab lebih
mulia daripada sebagian yang lain.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
31/56
Dengan pernyataan ini, kita mengetahui pandangan ar-Rz bahwa
nab dan rasl itu sama. Jika tidak, pasti beliau akan menulis
sama seperti yang tertulis dalam ayat, bukan .Ternyata, suatu hal yang sangat mencengangkan bahwa Nabi(SAW)
menyebut dam sebagai Awwal-ur-Rusul, yang pertama dari antara
para rasl. Kita membaca dalam Trkh ad-Dimasyq:
Ab Nashr Muhammad ibn Hamd ibn Abdu-Llh al-Kibrt; Ab
Muslim Muhammad ibn Al Mahrbazdannahw memberitakan
kepada kami; Ab Bakr ibn al-Muqri memberitakan kepada kami;
Ab Urbah al-Harrn menceritakan kepada kami; Zakariyy ibn al-
Hakam menceritakan kepada kami; Ab al-Mughrah menceritakankepada kami; Haffn ibn Rifah menceritakan kepada kami; Al ibn
Yazd menceritakan kepadaku; dari al-Qsim Ab Abd-ir-Rahmn,
dari Hadhrat Ab Ummah(ra), bahwa Hadhrat Ab Dzarr(ra) berkata:
Aku berkata: Wahai Nab Allh! Siapa nab yang pertama itu? Beliau
bersabda? dam. Aku berkata lagi: Apakah dam itu seorang nab?
Beliau bersabda: Beliau adalah nab mukallam, yang pertama di
antara para rasl.[8]
Ada lagi hadts lain yang mirip dengan yang di atas seperti dinukil
oleh ath-Thabran dalam al-Ausath:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
32/56
Al-Abbs ibn Hamdn menceritakan kepada kami, dia berkata;
Muhammad ibn s ad-Dmighn menceritakan kepada kami, dia
berkata; Salamah ibn Fadhl menceritakan kepada kami; dari Mkl,
dari Layts, dari Ibrhm at-Taym, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab
Dzarr(ra) beliau berkata: Aku berkata: Wahai Raslu-Llh! Bukankah
tuan pernah melihat dam, apakah beliau seorang nab? Beliau
menjawab: Ya, seorang nab lagi rasl. Allh bercakap-cakap
kepada beliau secara langsung dengan saling berhadap-
hadapan. Dia berkata kepada kepada beliau: Tinggallah engkau
dan istri engkau di dalam kebun .[9]
Muhammad ibn Abbn menceritakan kepada kami; Muhammad ibn
s ad-Dmighn menceritakan kepada kami; Salamah ibn Fadhlmenceritakan kepada kami; dari Mkl, dari Layts, dari Ibrhm at-
Taym, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab Dzarr(ra) beliau berkata: Aku
berkata: Wahai Raslu-Llh! Bukankah tuan pernah melihat dam,
apakah beliau seorang nab? Beliau menjawab: Ya, seorang nab lagi
rasl. Allh bercakap-cakap kepada beliau secara langsung
dengan saling berhadap-hadapan dengan beliau. Dia berkata
kepada kepada beliau: Tinggallah engkau dan istri engkau di
dalam kebun .[10]
Dalam kedua hadts ini, kata nab didahulukan di depan kata rasl.
Tapi, hal ini tidak melegitimasi bahwa maqm nubuwwah itu
terdahulu daripada maqm rislah. Karena kedua keduanya itu dhaf
yang munkar dan muallal sehingga tidak bisa dipergunakan sebagai
dall. Ath-Thabran berkomentar seusai mencantumkan hadts yang
pertama:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
33/56
Tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibrhm at-Taym kecualiLayts. Dan tidak ada yang meriwayatkannya dari Layts kecuali Mkl
dan dia adalah Syaikh dari Kfah. Kami tidak mengetahui apakah ia
mengisnadkan hadts selain ini.
Dan pada hadts yang kedua:
Tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibrhm at-Taym kecuali
Layts. Juga tidak ada dari Layts kecuali Mkl (Mkl). Juga tidak ada
dari Mkl kecuali Salamah ibn al-Fadhl.
Dari keterangan ini, kita mengetahui ada tiga orang raw yang
mutafarrid (bersendirian) dalam meriwayatkan. Menurut ilmu al-
Mushthalahah, tafarrud itu adalah salah satu sebab illat dalam
hadts. Kedua hadts ini munkar karena ada raw tunggal yang
banyak kesalahan dan lemah ketsiqahannya, yakni Salamah bin al-
Fadhl.
Ibn Ad al-Jurjn mengutip al-Imm al-Bukhr
, yakni Ishq ibn Ibrhm al-Hanzhal
mengkategorikannya (Salamah ibn al-Fadhl) dhaf. Al-Hanzhal,
menurut al-Mizz dalam Tahdzb al-Kaml dan al-Hfizh dalamTahdzb at-Tahdzb, adalah seorang yang terpercaya, hfizh,
mujtahid, dan termasuk ulam yang mempuni dalam hafalan,
keilmuan, dan kefaqihannya. Tautsq dan tadhf orang seperti beliau
adalah maqbl di kalangan muhadditsn.
Kembali kepada Salamah. Al-Bukhri mengatakan lagi
, yakni di dalam hadts Salamah terdapat beberapa yang
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
34/56
munkar. Ibn Hibbn dalam al-Majrhn menyatakan ,
yakni Ibn Rhawayh menggolongkannya dhaf. Mengenai Ishq ibn
Rhawayh, al-Imm Ahmad ibn Hanbal menyatakan
, Apabila Ab Yaqb (Ishq ibn
Rhawayh), Amr al-Muminn, menceritakan sesuatu, maka
berpegang-teguhlah dengannya.
Ibn Ad dan Ibn Hibbn juga telah memasukan kedua hadts tersebut
dalam kitab-kitab mereka masing-masing. Ibn Ad dalam al-Kmil
dan Ibn Hibbn dalam al-Majrhn.
Sampai di sini, jelaslah sudah bahwa dam(as) adalah rasl juga,karena nab dan rasl itu satu adanya.
Sebagai tambahan, apa sesungguhnya makna mukallam itu? Perlu
diketahui sebelumnya bahwa ungkapan Di antara mereka ada yang
Allah berkata-kata langsung dengan mereka dan Allh meninggikan
sebagian di antara mereka beberapa derajat adalah satu kesatuan,
karena harf di sini mensignifikasikan (kombinasi
absolut). Jadi, para rasl yang ditinggikan itu adalah karena Allh
bercakap-cakap langsung dengan mereka, dan taklm Allh ini pasti
akan melahirkan pengangkatan derajat. Kedua hal ini, meskipun
sejatinya satu, adalah faktor mengapa Allh memuliakan sebagian
dari antara para rasl di atas yang lain. Diagramnya adalah sebagai
berikut:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
35/56
Lantas, apakah tafdhl atau pegutamaan yang lahir dari taklm Allh
yang melahirkan Raf Darajah itu? Al-Allmah al-Als menyatakan:
Dan dikatakan: Maksud dari tafdhl adalah dengan membawasyarat. Di antara mereka ada yang membawa syarat, di antara
mereka ada yang tidak membawa.
Sekarang kita fokus pada hadts syafat. Dalam matan al-Bukhr
disebutkan mengenai Nh(as) , Rasl
pertama yang Allh bangkitkan kepada penduduk bumi[11]. Yang
menarik adalah, Ibn Khuzaymah menyebutkan suatu hadts yang
mirip dengan hadts tersebut tetapi menggunakan ,
Karena beliau adalah yang pertama di antara para nab[12],
berkenaan dengan Nh(as), demikian juga al-Bazzr dalam al-Bahr az-
Zakhkhr[13]. Dalam al-Fath al-Kabr, ada zidah dari Ibn Askir
bahwa , Nab pertama yang diutus adalah Nh[14],
pun tersebut dalam Tafsr Ibn Ab Htim[15]. Dalam Musnad Ahmad
disebutkan
, Kepala para nab[16]. Jadi, Nh(as) tidaklah
mutlak seorang rasl saja, tetapi juga seorang nab. Namun, mengapa
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
36/56
beliau disebut sebagai nab atau rasl pertama sedangkan kita
mengetahui bahwa dam(as)lah nab atau rasl pertama?
Kuncinya sebenarnya terletak pada kata . Ini
menunjukkan bahwa Nh(as) adalah nab yang pertama kali diutus
ketika manusia mulai terpencar ke seluruh penjuru bumi. Kita
membaca:
Wahai Nh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh
keberkatan dari Kami atasmu dan atas ummat-ummat dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada ummat-ummat yang Kami beri
kesenangan pada mereka, kemudian mereka akan ditimpa azab yang
pedih dari Kami. [SrahHd {11}:49]
Al-Baydhaw mengatakan berkenaan dengan ummat-ummat:
Mereka dinamakan ummat-ummat karena terhimpunnya mereka ke
dalam kelompok-kelompok atau tercerai-berainya suku-suku dari
ummat-ummat yang terdapat di antara mereka.
Satu hal yang hendaknya diingat adalah, ayat ini jelas-jelas
menyatakan bahwa bukan hanya keturunan Nh(as) yang
diselamatkan dan dilipatgandakan di muka bumi, tetapi keturunan-
keturunan orang-orang beriman yang beserta beliau di dalam perahu
juga dibuat maju dan dilipatgandakan. Hanya saja, karena keturunanNh(as) menjadi lebih beradab dan mempunyai lebih banyak sumber
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
37/56
daya material di tempat alokasi mereka setelah banjir besar, mereka
tersebar ke negeri-negeri lain dan menaklukkan bangsa-bangsa yang
kurang berperadaban dibanding mereka, yang seiring dengan
berjalannya waktu, mereka terabsorbsi dengan keturunan Nh(as),
dan sebagai konsekuensinya adalah mereka menjadi punah. Hal ini
diisyaratkan pada:
Dan Kami menjadikan keturunannya menjadi orang-orang selamatyang tersisa. [Srah ash-Shafft {37}:77]
Siapakah keturunan beliau itu? Di dalam hadts ada terdapat:
Ab Bakr Muhammad ibn Abd-il-Bq mengabarkan kepada kami;
Ab Muhammad al-Jauhar memberitakan kepada kami; Ab al-
Qsim Abd-ul-Azz ibn Jafar ibn Muhammad al-Khiraqmemberitakan kepada kami; Ahmad ibn al-Hasan ibn Abd-il-Jabbr
memberitakan kepada kami; Sulaymn ibn Umar ar-Raq Ibn al-
Aqtha memberitakan kepada kami; Muhammad ibn Salamah
memberitakan kepada kami; dari Sulaymn ibn Qaram, dari az-Zuhr,
dari Sad ibn al-Musayyab, dari Hadhrat Ab Hurairah(ra), dari
Hadhrat Nab(SAW): Nh memiliki tiga orang anak; Sm, Hm, dan
Yfits. Sm adalah bapak orang-orang Arab, Persia, Romawi,
penduduk Sym, dan penduduk Mesir. Yfits adalah bapak orang-
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
38/56
orang yang bermata sipit dan Yajj Majj. Hm adalah bapak
dari orang-orang yang berkulit hitam ini(Sudan).[17]
Ketiga anak Nab Nh(as) ini sudah ada sebelum banjir besar dan
mereka menyertai beliau di dalam perahu. Ibn Katsr berkata dalamal-Bidyah:
Dan telah shahh bahwa ketiga anak beliau berada bersama beliau di
dalam perahu. Mereka, istri-istri mereka, dan ibu mereka.
Berdasarkan riwayat-riwayat ini, terbuktilah sudah bahwa maksud
penyebutan Nh(as) sebagai nab atau rasl pertama yang diutuskepada penduduk bumi adalah karena di masa beliau-lah ummat
manusia mulai tersebar dan terpencar ke seluruh bumi, meskipun ini
benar bahwa sudah terdapat suku-suku aboriginal di pelosok-
pelosok dunia.
Satu hal lagi yang mendukung pendapat yang saya kemukakan adalah
hadts Nab(SAW)tentang Dajjl.Dalam Sunan Ab Dwd ada tertulis:
Tidak ada seorang pun nab setelah Nh kecuali ia telah
memperingatkan kaumnya tentang Dajjl.[18]
Pertanyaannya adalah, mengapa nab-nab sebelum Nh(as) tidak
memperingatkan kaumnya tentang Dajjl? Jawabannya adalah
karena Nh(as) adalah nab pertama yang kaumnya tersebar dan
tersiar ke seluruh dunia, dan beliau pun pasti mengetahui akan halitu. Maka dari itu, beliau mewasiatkan kaum beliau supaya berhati-
hati dan waspada terhadap kedatangan Dajjl yang disifatkan sebagai
berikut:
. Maka aku akan keluar dan menjelajahi bumi. Aku tidak akan
meninggalkan satu kota pun melainkan aku menetap di dalamnya
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
39/56
selama empat puluh malam, selain Makkah dan Thayyibah
(Madnah).[19]
Seorang nab adalah orang yang mendapat kabar-kabar ghaib dari al-
Hadhrah al-Ilhiyyah. Kewajibannya adalah menyampaikan kabar-kabar itu kepada ummatnya, baik yang berupa kabar suka maupun
kabar pertakut. Nh(as) telah mengetahui bahwa suatu saat keturunan
dan ummat beliau akan tersebar ke seluruh dunia. Oleh sebab itu,
beliau mewanti-wanti mereka akan kedatangan Dajjl pada suatu
zaman nanti. Seandainya beliau mengetahui bahwa keturunan dan
ummat beliau tidak akan tersebar ke berbagai negeri, apalah
gunanya peringatan beliau? Apalah faedahnya mendeskripsikan Aceh
kepada seseorang yang hendak berpetualang ke Irian?
5. Jawaban untuk nomor ini sudah tercakup di dalam jawaban nomorkedua, jadi tidak perlu diulangi lagi.
Selain kelima argumentasi di atas, sebenarnya masih ada beberapa
argumentasi lain yang sering dipergunakan sebagai bukti bahwa nab dan
rasl adalah dua personifikasi yang berbeda. Salah satunya adalah sebuah
hadts panjang yang diriwayatkan oleh Hadhrat Ab Dzarr al-Ghifr(ra) di
dalam Shahh Ibn Hibbn[20] bahwa jumlah para nab adalah seratus dua
puluh ribu, sedangkan jumlah para rasl adalah tiga ratus tiga belas orang.
Dalam Syuab al-mn[21] disebutkan seratus dua puluh empat ribu nab,
demikian juga terdapat dalam al-Muntazham F Trkh al-Mulk Wa al-
Umam[22].
Hadts di atas sesungguhnya dhaf jiddan, sangat lemah. Di dalam
sandnya ada Ibrhm ibn Hisym ibn Yahy ibn Yahy al-Ghassn ad-
Dimasyq. Ibn Ab Htim menjulukinya Kadzdzb dalam al-Jarh Wa at-Tadl. Ad-Dzahab menyebutkan dalam al-Mzn bahwa ia adalah matrk,
yang ditinggalkan.
Hadts ini juga diriwayatkan dari Yahy ibn Sad al-Qursy dalam as-
Sunan al-Kubr[23] oleh al-Bayhaq dan al-Hilyah oleh Ab Nuaym[24].
Hadts ini dhaf seperti yang disebutkan oleh Ibn Ad dalam al -Kmil dan
Ibn Hibbn dalam al-Majrhn.
Ibn Ad berkata:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
40/56
Yahy ibn Sad dikenal dengan hadts ini. Dan ini adalah hadts munkar
dari jalan Ibn Jurayh. Dan hadts ini tidak memiliki jalur lain kecuali
riwayat Ab Idrs al-Khln, al-Qsim ibn Muhammad dari Ab Dzarr, dan
yang ketiga adalah hadts Ibn Jurayh. Dan ini adalah semunkar-munkarnya
riwayat.
Ibn Hibbn berkata:
Dia adalah seorang syakh yang meriwayatkan banyak hadts yang terbalik-
balik dari Ibn Jurayh juga dari tsiqah-tsiqah lain yang acap kali
menggelincirkan. Tidak boleh berhujjah dengannya jika dia bersendirian
dalam meriwayatkan.
Hadts ini juga diriwayatkan oleh al-Imm Ahmad dalam Musnad[25]
melalui jalur al-Masd, dengan tidak menyebut jumlah para nab. Ini pun
dhaf jiddan karenaUbayd ibn al-Khasykhsy adalah seorang yang majhl
dan Ab Umar ad-Dimasyq seorang yang dhaf. Al-Masd sendiri,
menurut Ibn Hajar al-Haytsam dalam Majma al-Bahrayn, adalah seorang
yang tsiqah, namun berikhtilth (kacau).
Al-Imm Ahmad juga menyebutkan satu hadts yang mirip denganhadts di atas dengan raw-raw yang sama pula, hanya saja Wak di sini
digantikan oleh Yazd ibn Hrn[26]. Bedanya adalah jumlah rasl yang
disebut di sini adalah tiga ratus lima belas orang. Demikian juga tersebut
dalam Musnad ath-Thaylis[27], juga dalam al-Bahr az-Zakhkhr dengan
menyebut bahwa para nab lah yang berjumlah tiga ratus lima belas
orang[28]. Pun al-Bayhaq menyebut hadts yang mirip dalam Syuab al-
mn[29].
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
41/56
An-Nasaf dalam Bahr al-Kalm menyebutkan angka yang lebih
fantastis lagi bahwa menurut beberapa kabar, jumlah para nab adalah satu
juta dua ratus ribu. Setelah menjelaskan riwayat-riwayat yang saling
berselisih, beliau menjelaskan:
Keselamatan dalam masalah ini bahwa engkau berkata: Aku
beriman kepada Allh dan segala apa yang datang dari sisi -Nya. Serta aku
beriman kepada segenap nab dan rasl. Hingga engkau tidak beritiqd
bahwa seorang yang bukan nab adalah nab dan seorang nab adalah
bukan nab.
Masih ada lagi beberapa yang dijadikan sebagai dalil untuk
mensahkan bahwa nab dan rasl adalah dua pribadi yang berlainan. Mari
kita simak hadts-hadts itu:
Pertama kita disuguhkan dengan sebuah riwayat panjang dalam
Shahh al-Bukhr. Di sini hanya akan disebutkan secara parsial saja yang
langsung mengena dengan topik pembahasan:
Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Terlihat seorang nab
berjalan sedang bersamanya ada satu ummat. Dan ada juga seorang
nab berjalan sedang bersamanya ada satu kelompok. Dan ada juga
seorang nab berjalan sedang bersamanya ada sepuluh orang. Dan ada
juga seorang nab berjalan sedang bersamanya ada lima orang. Dan
ada juga seorang nab yang berjalan sendirian.[30]
Lagi:
Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Terlihat seorang nab
berjalan sedang bersamanya ada seorang laki-laki. Dan ada juga
seorang nab berjalan sedang bersamanya ada dua orang laki-laki.
Dan ada juga seorang nab berjalan sedang bersamanya ada satu
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
42/56
golongan. Dan ada juga seorang nab berjalan sedang bersamanya
tidak ada siapa pun.[31]
Lagi:
Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Maka aku melihat seorang
nab yang bersamanya ada satu golongan, seorang nab yang
bersamanya ada seorang dan dua orang laki-laki, dan seorang nab
yang tidak ada siapa pun bersamanya.[32]
Dengan hadts-hadts ini, mereka berpendapat bahwa seorang nab
bisa aja tidak mempunyai pengikut sama sekali. Namun seorang rasl pasti
memiliki pengikut. Benarkah demikian?
Dalam hadts-hadts lain disebutkan bahwa seorang nab pasti
memiliki para shahbat dan hawr. Kita membaca:
Tidak ada seorang nab pun yang Allh bangkitkan di antara ummat
sebelumku melainkan ia memiliki para shahbat dan hawr dari
ummatnya yang senantiasa berpegang pada sunnahnya serta
memimpin dengan perintahnya.[33]
Lagi:
Tidak ada sama sekali seorang nab pun kecuali dia memiliki para
hawr yang senantiasa mengikuti perintahnya dan mendapat
petunjuk berkat sunnahnya dari kalangan para shahbatnya yang
terdapat di dalam ummatnya.[34]
Lagi:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
43/56
Tidak ada sama sekali seorang nab pun kecuali dia memiliki paling
tidak seorang hawr dari antara para shahbatnya serta para
shahbat yang senantiasa mengikuti atsarnya dan memimpin dengan
petunjuknya.[35]
Lagi:
Allh tidak pernah membangkitkan seorang nab pun kecuali ia
paling tidak memiliki seorang hawr. Lalu beliau menyebutkanKhalfah-Khalfah.[36]
Hadts ini juga dinukil oleh Ibn Askir dalam at-Trkh.[37]
Setelah menyimak hadts-hadts ini, kita mengetahui bahwa wajib
hukumnya, dan memang demikian adanya, bagi seorang nab untuk
memiliki pengikut, meskipun hanya satu orang saja. Seorang nab pasti
memiliki sejumlah shahbah, dan dari antara mereka ada beberapa hawr
yang merupakan teman-teman dekat serta para pemegang rahasia dankepercayaan sang nab. Dari antara mereka inilah yang nantinya akan
meneruskan tugas dan perjuangan nab tersebut dengan dipilih sebagai
Khalfah.
Lalu, bagaimana dengan hadts-hadts yang menyebut bahwa ada
seorang nab yang akan berjalan sendirian di hari kiamat? Perlu diingat
bahwa hadts-hadts itu diceritakan oleh Hadhrat Nab(SAW) dalam
rangkaian peristiwa Isr yang beliau alami. Dalam redaksi at-Tirmidz[38]
dan an-Nas[39]kita membaca:
Ketika Nab(SAW)mengalami peristiwa Isr.
Oleh karena itu, kata yang beliau pergunakan adalah ,
yang menurut Ibn Manzhr berarti
, Menampakkan atau
memperlihatkan kepadanya. Dan ini bersesuaian dengan ayat:
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
44/56
... Dan tidaklah Kami jadikan ruy yang Kami tampakkan kepada engkau
kecuali sebagai percobaan bagi manusia.... [Srah Ban Isrl {17}:61]
Kita sudah sangat familiar dengan pembahasan Isr ini. Menurut al-
Hfizh Ibn Hajar, Isr di sini bukanlah Isr yang terjadi di Makkah ketika
pintu-pintu langit dibukakan satu persatu dan Nab(SAW) bertemu dengan
para nabi, serta hal-hal lainnya. Melainkan Isr ini terjadi di Madnahsetelah Hijrah. Al-Hfizh juga menerangkan bahwa kejadian ini merupakan
dalil yang sah dan membenarkan pendapat orang-orang yang mengatakan
bahwa Isr terjadi beberapa kali (taaddud). Namun tetap, menurutnya,
bahwa Isr ini pun terjadi di saat Nab(SAW) tidur. Karenanya, beliau
tidaklah melihat dengan mata zhahir, tetapi tepat seperti apa yang
dinarasikan oleh al-Qurn:
Dan hati tidaklah berdusta tentang apa yang ia lihat. [Srah an-Najm
{53}:12]
Karena merupakan sebuah ruy, maka hadts-hadts di atas tidak
bisa diartikan secara letterlejk. Hal-hal yang kontradiktif harus dinyatakandalam bentuk tawl.Al-Jurjn dalam at-Tarft menyebutkan bahwa tawlsecara bahasa bermakna kembali, sedangkan secara istilah bermakna
mengalihkan lafazh dari maknanya yang zhahir kepada makna lain (batin)
yang terkandung di dalamnya, apabila makna yang lain itu sesuai dengan
al-Qurn dan as-Sunnah. Al-Ghazl dalam al-Musthashf malah
menuturkan bahwa tawl menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang
ditunjukkan oleh lafazh zhahir. Ingatlah bahwa ruy para nab adalah
wahyu yang shdiq dan shlih. Persoalannya hanya bagaimana hal itu
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
45/56
ditawlkan dan ditabrkan sesuai dengan kaedah-kaedah al-Qurn dan as-
Sunnah.
Ibn Sirn mengutip hadts bahwa ,
Jika kamu kesulitan dalam mentawlkan ruy, maka ambillah nama-
nama[40]. Ini adalah keterangan yang sangat jelas untuk kita. Dalam hadts-
hadts yang menceritakan tentang Isr di atas, kita disuguhi suatu
kenyataan bahwa ada seorang nab yang berjalan sendirian. Ada juga yang
berjalan bersama seorang laki-laki, dua orang, lima orang, sepuluh orang,
dan seterusnya. Ini merupakan suatu perselesihan dengan hadts yang
mengatakan bahwa setiap nab pasti memiliki paling tidak satu hawr.
Bagaimana kita mensingkronisasinya? Menurut hemat saya, kesulitan itu
terletak pada kata . Dari kata inilah akan terbentuk kata-kata ,
, , , , , dan terakhir . Bila kita
mengartikan secara harfiyyah, yakni seorang laki-laki, maka kita akan
menemukan kontradiksi. Tetapi, berdasarkan hadts Ibn Sirn di atas, jika
kita mendapatkan kesulitan, yang kontradiksi adalah salah satu di
antaranya, maka kita harus mengambil arti dari sisi yang lain. Saya
berpendapat bahwa kata di sini bermakna (ar-Rajln) yang
memiliki arti . Dan kata ini merujuk kepada apa yang
disebut dalam hadts:
Dahulu seorang nab dibangkitkan hanya untuk kaumnya saja, tetapi
aku dibangkitkan untuk seluruh ummat manusia.[41]
Setiap nab memiliki kaum. Kaum itu bisa terdiri dari satu qablah
saja, atau gabungan beberapa qablah. Kata (satu orang laki-laki).
mengindikasikan bahwa nab yang berjalan bersama dengannya hanya
memiliki satu qablah yang merupakan bagian dari satu kaum yang besar.
Demikian juga kata mengindikasikan bahwa nab itu memiliki dua
qablah yang juga masih dalam lingkup satu kaum yang besar. Kata
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
46/56
mengindikasikan bahwa nab itu membawahi lima qablah. Kata
adalah tashghr dari , sebutan untuk suatu kumpulan manusia yang
berjumlah kurang dari sepuluh. Seorang nab yang berjalanbersamanya, berarti ia memiliki kurang dari sepuluh qablah. Seorang nab
yang berjalan bersamaan dengannya berarti ia diutus untuk sepuluh
qablah. Kata mengindikasikan suatu kumpulan manusia dari tiga
atau tujuh sampai dengan sepuluh. Nab yang berjalan bersamanya berarti
memiliki jumlah qablah demikian. Kata bermakna ,
Kumpulan yang besar dari sekelompok manusia. Puncak dari semuanyaadalah yang bermakna , Jumlah yang banyak. Nah, seusai kita
mengetahui satu per satu makna dari kata-kata itu, lalu bagaimanakah
penjelasan implementatifnya?
Seorang nab yang diutus kepada suatu ummat, yang merupakan
gabungan yang besar dari banyak qablah, biasanya adalah nab musyarri
atau bisa juga seorang nab yang bertugas memelihara dan membimbing
ummat nab musyarri itu secara keseluruhan. Misalnya Nab s(as) yangdiutus kepada dua belas qablah Ban Isrl yang sejatinya merupakan satu
ummat dari seorang nab musyarri, yakni Nab Ms(as). Nab-nab yang
hanya diutus kepada satu, dua, lima, atau sepuluh qablah pasti bukan
merupakan nab musyarri, melainkan hanya menjalankan syaratseorang
nab musyarri, dan itupun terbatas dan tidak menyeluruh kepada satu
ummat secara penuh dan keseluruhan. Misalnya Nab Yahy(as) yang diutus
hanya kepada dua qablah Ban Isrl di Palestina pada zaman beliau,
Yehuda dan Benyamin, serta beberapa anggota Lewi dan Simeon, untukmenyiarkan kabar suka akan kedatangan al-Mash(as). Lantas, bagaimana
dengan nab yang berjalan sendirian sebagaimana tersebut dalam hadts-
hadts di atas?
Hal itu berarti bahwa nab yang demikian itu merupakan seorang
nab pengikut dan pembantu yang hidup sezaman dengan seorang nab
musyarri. Ia tidak memiliki satu qablah secara patikular dan spesifik
karena ia sejatinya tergolong di dalam ummat nab musyarri itu. Iadibangkitkan dan diutus sebagai pembantu bagi nab musyarri itu. Misal
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
47/56
yang konkrit adalah Nab Hrn(as) yang diutus untuk membantu Nab
Ms(as). Kita membaca dalam Kitbu-Llh:
Dan jadikanlah seorang wazr (pembantu/penolong) untukku dari antara
keluargaku. Yaitu Hrn, saudaraku. [Srah Thh {20}:30-31]
Tawl ini sama sekali tidak bertentangan dengan al-Qurn dan as-
Sunnah. Justru menghilangkan kerancuan dan kontradiksi antara hadts-
hadts yang mengatakan bahwa ada nab yang berjalan sendirian (tidak
memiliki pengikut sedikit pun) dengan hadts-hadts yang mengatakan
bahwa paling tidak ada seorang pengikut bagi setiap nab. Malahan, ini
adalah tawl yang kuat dan benar, sesuai dengan al-Qurn, as-Sunnah,
siyq dan sibq hadts.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
48/56
CATATAN KAKI
[1] Keterengan bahwa Basmalah adalah ayat pertama dari setiap Srah
dalam al-Qurn sudah saya bahas dalam bahasa Inggris di blog saya
ini:
http://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-
ar-rahim-first.html
[2] Shahh Muslim, Kitb Shalt al-Mufassirn, Bb Islmu Amr ibn
Abasah, no. 832.
[3] Shahh al-Bukhr, Kitb al-Wudh, Bb Fadhlu Man Bta Al al-
Wudh, no. 244.
[4] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tafsr, Bb Qauluhu , no.
4926.
[5] Shahh Muslim, Kitb al-Masjid Wa Mawdhi ash-Shalt, no. 523.
[6] Shahh Ibn Hibbn, Kitb at-Trkh, Bb Bad al-Wahy, Dzikr al-
Ikhbr Amm Kna Bayna dam Wa Nh Shalawtu-Llh Alayhim
Min al-Qurn, no. 6190.
[7] Trkh al-Umam wa al-Mulk, 1/151.
[8] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 7/445.
[9] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Ayn, Man Ismuhu al-Abbs, no. 4259.
[10] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Mm, Mas Ismuhu Muhammad, no. 7335.
[11] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tafsr, Bb Qaulu-Llhi Tal
, no. 4776.
[12] At-Tauhd Wa Itsbtu Shifti Rabb Azza Wa Jalla, no. 459 .
[13] Al-Bahr az-Zakhkhr, Musnad Hadhrat Anas ibn Mlik(ra), no. 6223.
[14] Al-Fath al-Kabr 1/471.
http://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.html -
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
49/56
[15] Tafsr Ibn Ab Htim, Tafsr Srah al-Arf, Bb Qauluhu
, no. 8622.
[16] Musnad Ahmad, Musnad Hadhrat Anas ibn Mlik(ra), no. 13590.
[17] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 62/277.
[18] Sunan Ab Dwd, Kitb as-Sunnah, Bb F ad-Dajjl, no. 4756.
[19] Shahh Muslim, Kitb al-Fitan, Bb F Qishshat al-Jasssah, no. 2942.
[20] Shahh Ibn Hibbn, Kitb al-Birr Wa al-Ihsn, Dzikr al-Istihbb li al-
Mari, no. 361.
[21] Syuab al-mn, Bb F al-mn Bi Rusuli-Llh Shalawtu-Llh
Alayhim, no. 131.
[22] Al-Muntazham F Trkh al-Mulk Wa al-Umam, 2/142.
[23] Sunan al-Bayhaq, Kitb as-Siyar, Bb Mubtadi al-Khalq, no. 17711
[24] Hilyat al-Auliy, 1/166-168
[25] Musnad Ahmad, Musnad al-Anshr, no. 21546.
[26] Ibid, no. 21552.
[27] MusnadAb Dwd ath-Thaylis,Musnad Ab Dzarr, no. 480.
[28] Al-Bahr az-Zakhkhr, Musnad Ab Dzarr, no. 4034.
[29] Syuab al-mn, Bb F ash-Shiym, no. 3576.
[30] Shahh al-Bukhr, Kitb ar-Riqq, Bb Yadkhulu al-Jannah SabnaAlfan Bi Ghayri Hisb, no. 6541.
[31] Shahh al-Bukhr, Kitb ath-Thibb, Bb Man Lam Yariq, no. 5752.
[32] Shahh Muslim, Kitb al-mn, Bb ad-Dall Al Dukhli Thawifi al-
Muslimn al-Jannata Bi Ghayri Hisb Wa L Adzb, no. 220.
[33] Shahh Muslim, Kitb al-mn, Bb Baynu Kaun an-Nahy An al-
Munkar Min al-mn, no. 50.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
50/56
[34] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Mm Man Ismuhu Masadah no. 9103.
[35] Musnad Ahmad, Musnad Hadhrat Abdu-Llh ibn Masd(ra), no. 4402.
[36] At-Trkh al-Kabr, Bb Isml, no. 334.
[37] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 31/9.
[38] Al-Jmi al-Kabr, Kitb Shifat al-Qiymah Wa ar-Raqiq Wa al-Wara
An Rasli-Llh Shalla-Llhu Alayhi Wa Sallama, no. 2446.
[39] As-Sunan al-Kubr, Kitb ath-Thibb, Bb al-Kayy, no. 7560.
[40] Muntakhab al-Kalm F Tafsr al-Ahlm, h. 16.
[41] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tayammum, Bb at-Tayammum, no. 335.
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
51/56
DAFTAR PUSAKA
Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh
Madnat ad-Dimasyq v. 7. Beirut: Dr al-Fikr
Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh
Madnat ad-Dimasyq v. 31Beirut: Dr al-Fikr
Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh
Madnat ad-Dimasyq v. 62. Beirut: Dr al-Fikr
Ad-Dimasyq, Ab al-Fid Isml ibn Umar ibn Katsr. 1998 M/1419 H. Al-
Bidyah Wa an-Nihyah v. 1. Kairo: Hijr
Ad-Dimasyq, Ab al-Fid Isml ibn Umar ibn Katsr. 1997 M/1418 H.
Tafsr al-Qurn al-Azhm v. 3. Riydh: Dr Thayyibah
Adz-Dzahab, Syams-ud-Dn Muhammad ibn Ahmad. 1995 M/1416 H.
Mzn al-Itidl F Naqd ar-Rijl v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 2005 M/1426 H. At-Tafsr
al-Kabr v. 5. London: asy-Syirkah al-Islmiyyah
Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998. The Holy Qurn WithTranslation And Commentary v. 2. London: Islm International Publications
Limited
Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn
With Translation And Commentary v. 3. London: Islm International
Publications Limited
Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn
With Translation And Commentary v. 4. London: Islm International
Publications Limited
Ahmad, Hadhrat Mrza Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn
With Translation And Commentary v. 5. London: Islm International
Publications Limited
Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2007 M.A Misconception Removed. London:
Islm International Publications Limited
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
52/56
Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2006 M. Divine Manifestations. London:
Islm International Publications Limited
Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2005 M. The Will. London: Islm
International Publications Limited
Al, Maulaw Sher. 2004 M. The Holy Qurn: Arabic Text And English
Translation. London: Islm International Publications Limited
Al-Als, Ab al-Fadhl Mahmd. 1353 H. Rh al-Man F Tafsr al-Qurn
al-Azhm Wa as-Sab al-Matsn v. 3. Beirut: Idrah ath-Thibah al-
Munriyyah
Al-Andalus, Ab Hayyn Muhammad ibn Ysuf. 1993 M/1413 H. Al-Bahral-Muhth v. 8. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Andalus, Ab Muhammad Abd-ul-Haqq ibn Athiyyah. 2002 M/1423 H.
Al-Muharrar al-Wajz F Tafsr al-Kitb al-Azz.Beirut: Dr Ibn Hazm
Al-Anshr. Ibn Hisym. 2000 M/1421 H. Mughn al-Labb An Kutub al-
Arb v. 3. Kuwait: as-Silsilah at-Turtsiyyah
Al-Asqaln, Ahmad ibn Al ibn Hajar. 2001 M/1421 H. Fath al-Br Bi
Syarh Shahh al-Bukhr v. 11. Riydh: Maktabah al-Malik Fahd al-
Wathaniyyah Atsn an-Nasyr
Al-Asqaln, Ahmad ibn Al ibn Hajar. 2008 m/1429 H. Tahdzb at-Tahdzb
v. 1. Beirut: Muassasat ar-Rislah
Al-Baghdd, Ab Bakr Ahmad ibn Al al-Khathb. 2001 M/1422 H. Trkh
Madnat as-Salmah v. 4. Beirut: Dr al-Gharb al-Islm
Al-Baydhw, Ab al-Khayr Abdu-Llh ibn Umar. 1998 M/1418 H. Anwrat-Tanzl Wa Asrr at-Tawl v. 3. Beirut: Dr Ihy at-Turts al-Arab
Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2003 M/1424 H. As-Sunan al-
Kubr v. 9. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2000 M/1421 H. Syuab al-
mn v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2000 M/1421 H. Syuab al-mn v. 3. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
53/56
Al-Bazzr, Ab Bakr Ahmad ibn Amr. 1997 M/1418 H. Al-Bahr az-
Zakhkhr v. 6. Madnah: Maktabah al-Ulm Wa al-Hikam
Al-Bukhr, Ab Abdi-Llh Muhammad ibn Isml. 1361 H. At-Trkh al-
Kabrv. 1. Hyderabad: Dirah al-Marif al-Utsmniyyah
Al-Bukhr, Ab Abdi-Llh Muhammad ibn Isml. 2006 M/1427 H. Shahh
al-Bukhr. Riydh: Maktabah ar-Rusyd
Al-Ghazl, Ab Hmid Muhammad ibn Muhammad. 1413 H. Al-Mustashf
Min Ilm al-Ushl. Madnah: al-Jmiah al-Islmiyyah
Al-Hanaf, Qdh al-Qudhh Ab Sud ibn Muhammad. Tanpa tahun. Irsyd
al-Aql as-Salm Il Mazy al-Kitb al-Karm v. 3. Kairo: Mathbaah as-Sadah
Al-Hanaf, Qdh al-Qudhh Ab Sud ibn Muhammad. Tanpa tahun. Irsyd
al-Aql as-Salm Il Mazy al-Kitb al-Karm v. 5. Kairo: Mathbaah as-
Sadah
Al-Haytsam, Syihb-ud-Dn Ahmad ibn Hajar. 1992 M/1413 H. Majma al-
Bahrayn F Zawid al-Mujamayn. Riydh: Maktabah ar-Rusyd
Al-Ibrhm, Dr. Muhammad ath-Thayyib. 2011 M/1432 H. Irb al-Qurn
al-Karm. Beirut: Dr an-Nafis
Al-Ishfahn, Ab Nuaym Ahmad ibn Abdi-Llh. 2007 M/1428 H. Hilyat al-
Auliy Wa Thabaqt al-Ashfiy v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Jurjn, Ab Ahmad Abdu-Llh ibn Ad. 1997 M/1418 H. Al-Kmil F
Dhuaf ar-Rijl v. 4. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Jurjn, Ab Ahmad Abdu-Llh ibn Ad. 1997 M/1418 H. Al-Kmil FDhuaf ar-Rijlv. 9. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Jurjn, Al ibn Muhammad. 1985.At-Tarft. Beirut: Maktabah Lubnn
Al-Mishr, Ab al-Fadhl Jaml-ud-Dn ibn Muhammad. 1300 H. Lisn al-
Arab v. 7. Beirut: Dr ash-Shdir
Al-Mizz, Ysuf ibn Abd-ir-Rahmn. 2004 M/1425 H. Tadzhb al-Kaml F
Asm ar-Rijlv. 1. Kairo: Dr al-Frq al-Hadtsah
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
54/56
Al-Qanj,Nawwb Shiddq Hasan Khn. 1992 M/1422 H. Fath al-Bayn F
Maqshid al-Qurn v. 3. Beirut: al-Maktabah al-Ashriyyah
An-Nas, Ab Abd-ir-Rahmn Ahmad ibn Syuayb. 2001 M/1421 H. As-
Sunan al-Kubr v. 7. Beirut: Muassasat ar-Rislah
An-Nasaf, Maymn ibn Muhammad. 2000 M/1421 H. Bahr al-Kalm.
Damaskus: Maktabah Dr al-Farfr
An-Naysbr, Ab al-Husayn Muslim ibn Hajjj. 1992 M/1412 H. Shahh
Muslim. Kairo: Dr al-Hadts
An-Naysbr, Muhammad ibn Ishq ibn Khuzaymah. 1988 M/1408. At-
Tauhd Wa Itsbt Shift Rabb Azza Wa Jalla. Riydh: Dr ar-RusydAr-Rghib, Ab al-Qsim al-Husayn ibn Muhammad. 1999 M/1419 H. Al-
Mufradt F Gharb al-Qurn. Beirut: Dr al-Marifah
Ar-Rz, Fakhr-ud-Dn ibn al-Al. 1981 M/1401 H. Mafth al-Ghayb v. 5.
Beirut: Dr al-Fikr
Ar-Rz, Ibn Ab Htim. 1953 M/1372 H. Al-Jarh Wa at-Tadl v. 1. Beirut:
Dr al-Kutub al-Ilmiyyah
Ar-Rz, Ibn Ab Htim. 1997 M/1417 H. Tafsr al-Qurn al-Azhm v. 5.
Riydh: Maktabah Nizr al-Bz
As-Sijistn, Ab Dwd Sulaymn ibn al-Asyts. 2009 M/1430. Sunan Ab
Dwd v. 7. Damaskus: Dr ar-Rislah al-lamiyyah
As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 2003 M/1423 H. Ad-
Durr al-Mantsr F at-Tafsr Bi al-Matsr v. 5. Kairo: Markaz Hijr Li al-
Buhts Wa ad-Dirst al-Arabiyyah al-Islmiyyah
As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 1932 M/1351 H. Al-
Fath al-Kabr F Dhamm Ziydat al-Jmi al-Kabr v. 1. Beirut: Dr al-Kitb
al-Arab
As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 1994 M/1415 H.
Tadrb ar-Rw F Syarh Taqrb an-Nawaw v. 1. Riydh: Maktabah al-
Kautsar
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
55/56
At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1992 M/1422 H. Al-Majrhn v. 1.
Kairo: Dr al-Marif
At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1992 M/1422 H. Al-Majrhn v. 3.
Kairo: Dr al-Marif
At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1993 M/1414 H. Shahh Ibn Hibbn v.
2. Beirut: Muassasat ar-Rislah
At-Tirmidz, Ab s Muhammad ibn s. 1996. Al-Jmi al-Kabr v. 4.
Beirut: Dr al-Gharb al-Islm
Asy-Syaukan, Muhammad ibn Al. 1994 M/1415 H. Fath al-Qadr al-Jmi
Bayna Faniyy ar-Riwyah Wa ad-Diryah v. 2. Dr al-Waf: Lajnah at-Tahqq Wa al-Bahts al-Ilm
Asy-Syaybn, Ab Abdi-Llh Ahmad ibn Hanbal. 1999 M/1420 H. Musnad
Ahmad v. 35. Beirut: Muassasat ar-Rislah
Asy-Syrz, Ab Ishq Ibrhm ibn Al. 1983 M/1403 H. At-Tabshirah F
Ushl al-Fiqh. Beirut: Dr al-Fikr
Ath-Thabar, Ab Jafar Muhammad ibn Jarr. 2001 M/1412 H. Jmi al-
Bayn An Tawl yi al-Qurn v. 18. Kairo: Hijr
Ath-Thabar, Ab Jafar Muhammad ibn Jarr. 1969 M. Trkh ar-Rusul Wa
al-Mulk v. 1. Kairo: Dr al-Marif
Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-
Mujam al-Ausath v. 4. Kairo: Dr an-Nsyir
Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-
Mujam al-Ausath v. 7. Kairo: Dr an-Nsyir
Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-
Mujam al-Ausath v. 9. Kairo: Dr an-Nsyir
Ath-Thahn, Dr. Mahmd. 1415 H. Taysr Musthalahat al-Hadts.
Alexandria: Markaz al-Hady Li ad-Dirst
Ath-Thaylis, Sulaymn ibn Dwd. 1999 M/1420 H. MusnadAb Dwd
ath-Thaylis v. 1. Kairo: Hijr
-
7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl
56/56
Az-Zabd, Murtadh al-Husayn. 1965 M/1385 H. Tj al-Urs Min Jawhir
al-Qms v. 1. Kuwait: Mathbaah Hukmat Kuwait
Azh-Zhhir, Ibn Hazm. 1996 M/1416 H. Al-Fishal F al-Milal Wa an-Nihal v.
1. Beirut: Dr al-Habl
Farid, Malik Ghulam. 1987 M. Al-Qurn Dengan Terjemahan Dan Tafsir
Singkat. Jakarta: Guna Bakti Grafika
Ibn Arab, asy-Syaykh al-Akbar Muhy-id-Dn. 1980 M/1400 H. Fushs al-
Hikam. Beirut: Dr al-Kitb al-Arab
Ibn Sirn, Muhammad. 2002 M/1423 H. Muntakhab al-Kalm F Tafsr al-
Ahlm. Beirut: Dr al-MarifahIbn Zakariyy, Ab al-Husayn Ahmad ibn Fris. 1979 M/1399 H. Mujam
Maqys al-Lughah v. 3. Beirut: Dr al-Fikr
Lembaga Alkitab Indonesia. 2007 M. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga
Alkitab Indonesia
Mujamma al-Lughah al-Arabiyyah. 2004 M/1425 H. Al-Mujam al-Wasth.
Kairo: Maktabah asy-Syurq ad-Dauliyyah
Nazir, Qazi Mohammad. Tanpa tahun. Truth Prevails. Rabwah: Nazhr
Isyat Wa Tashnf
Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qurn. 1998. Al-Qurn Dan
Terjemahnya. 1986 M/1407 C. Bandung: Gemah Risalah Press