pandangan ahmadiyyah tentang persamaan antara nabī dan rasūl

Upload: thaifurrahman

Post on 14-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    1/56

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    2/56

    PENDAHULUAN

    Sekitar enam belas hari yang lalu, saya menerima sebuah e-mail dari

    Mln. Luthfi Julian Putra yang diforward dari milist ahmadi-ina berkenaan

    dengan perbedaan antara nab dan rasl. Penulis e-mail itu adalah Bpk.Darisman Broto dari Kebayoran. Beliau sejatinya hanya menyalin sebuah

    artikel yang ditulis oleh seorang ghair Ahmadi yang berisi lima point yang

    menurut ghair Ahmadi itu adalah dalil-dalil yang membuktikan bahwa nab

    dan rasl adalah dua personifikasi yang berbeda. Setelah saya cek, saya

    menemukan artikel itu pada aslinya terdapat di http://al-

    atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.html . Ternyata, seusai

    dicermati, saya mendapati bahwa argumentasi-argumentasi penulis

    tersebut dibangun di atas fondasi yang sangat lemah dan rapuh, bahkan

    cenderung sembrono. Saya sudah melakukan riset dari buku-buku para

    ulam mutaqaddimn yang menyanggah argumentasi-argumentasi penulis

    itu. Untuk lebih jelasnya, pembaca bisa melihatnya di bagian pembahasan

    nanti.

    Saya sebenarnya cukup menyesal karena baru bisa menyelesaikan

    tulisan ini pada hari ini, sekitar enam belas hari setelah saya mendapat e-

    mail itu. Saya seharusnya bisa menyelesaikannya dalam jangka waktu tiga-empat hari, atau maksimal satu minggu. Berhubung saya harus masuk

    sekolah, maka sebagai konsekuensinya adalah saya harus mengerjakan

    tugas-tugas dan menghadapi ulangan-ulangan yang tentunya amat sangat

    melelahkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf jika kehadiran tulisan ini

    sedikit terlambat.

    Satu hal yang saya harap dari para pembaca adalah, janganlah sekali-

    kali menganggap bahwa tulisan ini adalah karya Iffat Aulia Ahmad. IffatAulia Ahmad hanyalah seorang bocah enam belas tahun yang bodoh lagi

    pandir, tak memiliki ilmu sedikitpun. Anggaplah tulisan ini adalah karya

    Khalfah, Hadhrat Mirz Masroor Ahmad(atba). Semata-mata karena

    kecintaan dan ketaatan terhadap beliaulah saya dapat menyelesaikan

    tulisan ini. Saya teringat kutipan syir seorang Arab Badui yang dikutip oleh

    Ibn Arab dalam al-Fushsh:

    http://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.htmlhttp://al-atsariyyah.com/5-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul.html
  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    3/56

    Engkau telah merasuk ke dalam suluk ruh dariku. Oleh karena itu, seorang

    kekasih dinamakan kekasih.

    Sesungguhnya di dalam ketaatan kepada seorang Khalfah terdapat

    samudera ilmu jasman dan rhn yang tiada bertepi. Sebagai khtimahbagian ini, alangkah baiknya bila saya cantumkan doa yang diajarkan

    kepada Hadhrat al-Mash al-Maud(as) dalam Ijz al-Mash, semoga Allh

    meniupkan ruh keberkatan dalam tulisan ini dan semoga Dia menjadikan

    hati manusia tertarik kepadanya.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    4/56

    TERMINOLOGI AHMADIYYAH TENTANG

    NAB DAN RASL

    Al-Jamah al-Islmiyyah al-Ahmadiyyah berpandangan bahwa nabdan rasl pada hakikatnya sama. Dua istilah tersebut tidak mencerminkan

    perbedaan, tetapi dipergunakan sesuai dengan konteks yang saling

    berhubungan. Pendiri Ahmadiyyah, Hadhrat Mirz Ghulm Ahmad(as)

    bersabda:

    Hal ni perlu diingatbahwa kata nab secara literal berarti seseorang yang

    menyingkapkan ilmu-ilmu ghaibiyyah setelah diberitahu oleh Tuhan. Oleh

    karena itu, konotasi ini dijustifikasi di mana pun terlaksana. Seorang nabharuslah menjadi seorang rasl. Karena, apabila ia bukan seorang rasl,

    maka ia tidak bisa menjadi penerima ilmu-ilmu ghaibiyyah sebagaimana

    diindikasikan oleh ayat:

    Dia tidak menampakkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.

    Kecuali kepada rasl yang diridhai-Nya. [Srah al-Jinn {72}:27-28]

    Karenanya, setiap orang yang diutus oleh Tuhan disebut sebagai rasl.

    Lagi:

    Kata nab sama-sama terdapat dalam bahasa Arab dan Ibrani. Dalam

    bahasa Ibrani, kata itu diucapkan nab yang berasal dari akar kata nab,

    yang berarti menubuatkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Tuhan. Seorang

    nab tidaklah harus menjadi musyarri. Semata-mata karunia Tuhan lahkabar-kabar ghaib disingkapkan.

    Sabda-sabda beliau di atas sangat jelas menerangkan fondasi

    pendapat Ahmadiyyah tentang masalah ini. Kami beranggapan bahwa

    kedua kata itu sejatinya adalah mutardif (sinonim). Sama seperti kita

    menyebut seseorang gubernur jika kita memandangnya menurut kacamata

    politik. Dari sisi pemerintahan, kita menyebutnya kepala daerah tingkat

    satu. Dua istilah itu disandang oleh satu orang secara bersamaan dalam

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    5/56

    satu waktu. Demikian juga pangkat kenabian dan kerasulan disandang oleh

    seseorang dalam waktu yang sama secara serempak.

    Sebenarnya apa arti nab itu? Secara singkat, definisi itu telah

    disebutkan di atas. Namun, beliau menjelaskan lebih lanjut:

    Sepanjang yang saya tahu, nab adalah ia yang secara sendirian turun

    firman Tuhan atasnya di dalam suatu bentuk yang mengatasi segala

    keraguan dan turun dalam satu jumlah yang sangat banyak meliputi

    pengetahuan-pengetahuan yang diketahui oleh manusia.

    Lagi:

    Ketika komuni wahyu itu, dalam pembawaan dan banyaknya, mencapaititik kesempurnaan, titik kepenuhan, tidak ada ketidaksecuan serta cacat

    yang tertinggal di dalamnya, dan meliputi ilmu-ilmu ghaib di atas

    pengetahuan manusia, dengan kata lain, hal itulah yang didenotasikan

    sebagai nab, sebagaimana disepakati oleh seluruh nab.

    Mendapat firman Tuhan yang mencakup ilmu-ilmu ghaib dan nubuatan-

    nubuatan yang luar biasa dalam keagungan, seseorang yang berkomunikasi

    dengan khalayak ramai seraya menggunakan kata-kata ini, disebut sebagai

    nab dalam terminologi Islam.

    Sabda-sabda beliau ini meberikan penerangan yang sempurna

    kepada kita. Bila seseorang mengaku mendapat wahyu-wahyu dan ilhm-

    ilhm secara terus menerus dari Allh, yang mana hal itu melenyapkan

    keraguan di dalam hatinya, dan dia diperintah untuk memproklamasikan

    bahwa dirinya telah diutus, maka orang yang mendapat karunia itu disebut

    nab. Ibn Barr berkata:

    Nab adalah seorang pengabar dari Allh Tal. Sebab Allh

    mengabarkannya dengan tauhd-Nya, menyibakkan kepadanya keghaiban-

    Nya, dan memberitahukannya bahwa ia adalah nab-Nya.

    Bagaimana cara Allh menampakkan keghaiban-Nya kepada seorang

    nab dan mengajarkannya ilmu-ilmu rhniyyat? Kita membaca:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    6/56

    Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau kecuali para laki-laki yangkami berikan wahyu kepada mereka.... [Srah al-Anbiy {21}:8]

    Seorang nab pastilah memiliki sifat-sifat wajib, yang salah satunya

    adalah tablgh, yakni menyampaikan. Hal ini menjadi wajib karena wahyu-

    wahyu yang ia terima ditujukan kepada ummatnya, bukan semata-mata

    untukkepentingannya sendiri. Ada yang bersifat tabsyr (kabar gembira),

    ada pula yang bernada indzr (kabar pertakut). Wahyu berfungsi sebagai

    penolong akal pada masalah-masalah spiritual, sebagaimana pengalaman

    adalah penolong akan dalam masalah-masalah materil. Wahyu adalah

    tuntunan. Tanpa adanya wahyu, manusia tidak mampu membedakan

    antara yang baik dan yang benar, mereka akan cenderung egois dan

    mementingkan kepentingan personalnya (Homo Economicus). Jika hal ini

    tak terbendung dan dibiarkan terus-menerus, mereka bertransformasi tak

    ubahnya persis seperti serigala yang saling terkam satu sama lain (Homo

    Homini Lupus). Wahyu adalah sesuatu yang dengannya rhnyyat

    manusia dapat hidup dan eksis. Oleh karena itu, wahyu disebut dalam al-

    Qurn sebagai ruh. Kita membaca:

    ... Dia meniupkan ruh dengan membawa perintah-Nya kepada siapa yangdikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia

    memperingatkan manusia tentang hari pertemuan. [Srah al-Mumin

    {40}:16]

    Al-Allmah Ab Sud menafsirkan ayat ini dengan:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    7/56

    Yakni, Dia menurunkan wahyu yang mengalir dari hati sama seperti

    kedudukan ruh terhadap jasad.

    Dan beliau menyebutkan pula sebelumnya bahwa wahyu itu adalah

    , rizqi rhn.

    Shhib al-Khzin dalam tafsr beliau mengatakan:

    Meniupkan ruh artinya menurunkan wahyu. Dia menamakannya wahyu

    karena dengannya, ruh dapat hidup, sebagaimana badan dapat hidup

    dengan ruh.

    Oleh sebab itu, mustahil bagi seorang nab untuk mempunyai sfat

    katm, yakni mennyembunyikan apa yang ia terima dari Allh. Apalagi,

    segala sesuatu yang datang dari Tuhan adalah nimat. Dan nimat itu

    haruslah disebarkan agar orang banyak pun dapat mencicipi kasih sayang

    Ilahi itu. Tuhan berfirman:

    Dan berkenaan dengan nimat dari Rabb engkau, maka ceritakanlah!.

    [Surah adh-Dhuh {93}:12]

    Nah, ketika seorang nab diperintahkan untuk menyampaikan

    wahyu-wahyu yang ia terima dan membimbing serta menuntun manusia

    dengannya, maka ia disebut sebagai rasl. Kita membaca:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    8/56

    Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb

    engkau. Dan jika tidak kamu kerjakan, maka kamu tidak menyampaikan

    rislah-Nya.... [Srah al-Midah {5}:68]Taktala seorang rasl telah diutus ke tengah-tengah manusia, seperti

    yang sudah diterangkan di atas, ia wajib mengabarkan dan

    menginformasikan berita-berita ghaibiyyah yang ia terima, baik itu berupa

    perintah, larangan, kabar gembira, kabar pertakut, dan al-Umr al-

    Mustaqbaliyyah (perkara-perkara yang akan terjadi di masa mendatang).

    Oleh karena itu, juga seperti yang sudah diterangkan dalam definisi-definisi

    di atas, ia disebut sebagai nab.

    Pada bagian selanjutnya, saya akan membahas dan mengupas dalil-

    dalil yang dijadikan argumentasi-argumentasi untuk membuktikan bahwa

    nab dan rasl adalah dua pribadi yang berlainan. Detail argumentas-

    argumentasi tersebut dapat dibaca di link yang saya tampilkan di atas.

    Selain itu, ada dua point tambahan yang saya tambahkan juga setelah saya

    melakukan perburuan di internet.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    9/56

    MENJAWAB POINT-POINT SANGGAHAN

    1. Perkataan Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabiankarena tidak mungkin seorang itu menjadi rasl kecuali setelah

    menjadi nab adalah sama sekali mengada-ngada dan tidakmendasar. Allh SubhnaHu Wa Tal befirman tentang Nab

    Ms(as):

    Dan ceritakanlah kisah Ms seperti tercantum dalam Alkitab.Sesungguhnya ia seorang mukhlash, seorang rasl lagi nab. [Srah

    Maryam: 52][1]

    Dalam ayat ini, kata rasl adalah khabar kna awwal, sedangkan nab

    khabar kna tsn. Pendahuluan kata rasl di depan nab ini

    menunjukkan bahwa rasl-lah sejatinya yang termasuk nab, bukan

    nab yang termasuk rasl. Mengapa? Karena al-Qurn disusun

    dengan suatu tartb yang khas, satu kata mengikuti kata yang lain,

    sehingga membentuk suatu pertalian yang kuat. Allh berfirman:

    Dan sesungguhnya telah Kami turunkan perkataan secara berturut-

    turut kepada mereka, supaya mereka mendapat pertolongan. [Srahal-Qashash: 52]

    Ath-Thabar dalam Jmi al-Bayn mengatakan, sembari mengutip

    syir al-Akhthal, bahwa kata pada aslinya bermakna

    , Yakni menghubungkan satu tali dengan

    yang lainnya. Ar-Rghib al-Ishfahn dalam al-Mufradt menafsirkan

    ayat ini dengan , Kami

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    10/56

    memperbanyak perkataan kepada mereka dengan bersambungan

    satu dengan yang lainnya.

    Setelah mengetahui bahwa al-Qurn dirancang dengan susunan

    tartb yang rapi dan saling bersambungan, maka penemapatan katarasl di depan kata nab ini jelas menunjukkan bahwa Ms(as) pada

    awalnya adalah seorang rasl, kemudian menjadi nab. Al-Allmah

    Ab Sud menafsirkan ayat dari Srah Maryam di atas dengan

    sangat jelas , Allh mengutusnya kepada

    manusia, lalu Dia mengkahabarkan berita-berita kepada mereka

    melaluinya (Ms). Jadi, rislah itu pada hakikatnya adalah ushl,

    sedangkan fur-nya adalah nubuwwah.

    Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd Ahmad(ra) bersabda dalam at-

    Tafsr al-Kabr:

    Mafhm yang benar dari tafsr ayat itu adalah seperti yang Jemaat

    kita sebutkan, yakni bahwa rasl adalah orang yang diutus dan

    dibangkitkan, sedangkan nab adalah orang yang memberitakan dan

    mengabarkan. Dan ini adalah shahh dengan sempurna. Ketika

    seseorang pada awalnya adalah mursal lalu dijadikan nab , yaknibahwa dia pada awalnya diutus kemudian mengkhabarkan kepada

    manusia tentang berita-berita Ilhiyyah yang diembannya, maka

    teranglah bahwa maqm rislah itu terdahulu sebelum nubuwwah,

    ketika mustahl bagi seseorang untuk menjadi seorang nab sebelum

    ia menjadi seorang rasl. Misalnya, ketika Allh berfirman kepada

    nab kita: Wahai Muhammad! Aku membangkitkan engkau untuk

    mengadakan ishlh terhadap dunia. Maka beliau menjadi rasl. Dan

    ketika Nab(SAW) bersabda: Wahai para penduduk Makkah! Sayamemberitakan dan mengabarkan kepada kalian ini dan ini dari Allh.

    Maka beliau menjadi nab. Dan sebagai contoh lagi, ketika Allh

    berfirman kepada Nab s(as): Wahai s! Aku mengutus engkau

    kepada manusia! Maka beliau menjadi rasl. Dan ketika Nab s(as)

    mengatakan: Wahai manusia! Aku mengabarkan kepada kalian

    bahwa Allh telah menyuruh kalian untuk melakukan ini. Maka

    beliau menjadi nab. Hal itu disebabkan oleh bahwa rasl adalah

    orang yang memperoleh suatu rislah dan nab adalah orang yang

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    11/56

    mengabarkan rislah itu ketika wajib baginya untuk mendengar

    terlebih dahulu kemudian mengabarkan apa yang ia dengar. Jika

    tidak, bagaimana mungkin ia menyampaikan terlebih dahulu baru

    kemudian mendengar setelahnya? Oleh karena itu, kapan saja kata

    nab dan rasl terdapat di dalam al-Qurn secara bersamaan, kata

    rasl selalu terdauhulu di depan nab.

    Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang laki-laki di antara

    kamu melainkan dia adalah Raslu-Llh dan Khtam-un-Nabiyyn.

    Dan sesungguhnya Allh Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

    [Srah al-Ahzb {33}:41]

    Yakni orang-orang yang mengikuti Rasl lagi Nab Yang Umm itu ....

    [Srah al-Arf {7}:158]

    ... Maka berimanlah kepada Allah dan Rasl-Ny lagi Nab Yang

    Umm.... [Srah al-Arf {7}:159]

    Kalian melihat bahwa Allh menyebut kata rasl sebelum nab di

    setiap tempat itu. Dan Allh pun berfirman dengan hal yang sama

    tentang itu mengenai Nab Ismal(as) bersamaan dengan fakta

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    12/56

    menurut pengertian mayoritas bahwa beliau tidak membawa kitab

    apa pun dan beliau hanyalah seorang pengikut bagi syarat yang

    dibawa oleh Nab Ibrhm(as). Dan tidak ada yang beriman kepada

    Nab Ibrhm(as) kecuali Nab Ismal(as), Nab Ishq(as), Nab Lth(as),

    dan beberapa pelayan beliau. Seandainya Nab Ismal(as) datang

    secara langsung sesudah Nab Ibrhm(as) dengan membawa kitab

    yang terpisah, maka siapakah yang beramal dengan syarat beliau?

    Maka jelaslah bahwa apa yang al-Qurn sebutkan juga mengenai

    Nab Ismal(as) membantah apa yang disebutkan oleh para ghair

    Ahmadi seputar nab dan rasl.

    Sejatinya, nab dan rasl adalah sesuatu yang sama. Karena rasl

    berarti yang diutus, sedangkan nab berarti seseorang yang datangdengan menerima banyak berita. Dan dari antara hal-hal yang jelas

    adalah bahwa seseorang yang Allh bangkitkan sebagi seorang rasl,

    pastilah dia mendapat suatu rislah. Dan seseorang yang

    mengabarkan kepada manusia kabar-kabar ghaib, ia pasti

    merupakan seseorang yang diutus dari Allh juga. Orang yang

    diperintah dari sisi Allh dinamakan rasl karena dia diutus dari sisi

    Allh. Dan dia dinamakan nab karena dia mengkabarkan kabar-

    kabar ghaib kepada manusia. Maka, seseorang yang Allh Tal utussebagai seorang rasl, niscaya ia juga merupakan seorang nab,

    karena Allh tidak membangkitkan seseorang dengan tanpa suatu

    rislah apa pun. Dan seorang nab pastilah juga merupakan seorang

    rasl. Karena, seandainya ia tidak diutus, maka dia adalah muftar

    (pengada-ngada) dengan tanpa keraguan sedikit pun. Padahal orang-

    orang yang diperintah dari sisi Allh bukanlah para pengada-ngada.

    Al-Allmah Jall-ud-Dn as-Suyth mengatakan dalam Tadrb ar-Rw:

    Nab dan rasl bermakna satu dan inilah yang paling benar.

    Adalah suatu hal yang sangat aneh bahwa, guru-guru agama

    semenjak SD telah menanamkan bahwa ada empat sifat wajib bagi

    nab, yang salah satu di antaranya adalah tablgh. Tapi, di satu sisi,

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    13/56

    mereka mengajarkan juga bahwa seorang nab tidak harus

    menyampaikan (tablgh) wahyu yang ia terima. Betapa janggalnya

    hal ini!

    Sebenarnya, kata nab itu adalah sebutan untuk para rasl yangdiutus dari kalangan manusia. Allh Jalla SyanuHu berfirman:

    Berapa banyaknya nab-nab yang telah Kami utus kepada ummat-

    ummat yang terdahulu.[Srah az-Zukhrf {43}:7]

    Kita membaca dalam Shahh Muslim berkenaan dengan riwayat

    keislaman Hadhrat Amr ibn Absah:

    Aku bertanya: Siapakah engkau? Beliau menjawab: Saya adalah

    nab. Aku bertanya: Apakah nab itu? Beliau menjawab: Allh

    mengutus aku.[2]

    Dalam Shahh Bukhr, Nab Muhammad(SAW)mengajarkan suatu doa

    kepada Hadhrat al-Barr ibn zib(ra):

    Ketika Hadhrat al-Barr (ra)mengulangi doa ini, beliau mengucapkan

    bukan . Kemudian Nab(SAW) menegur

    , Tidak! Tetapi: Dan nabEngkau yang Engkau utus.[3]

    Dengan dua keterangan dari hadts ini, jelas bahwa kata nab itu pada

    hakikatnya merupakan sebutan bagi para rasl yang diutus dari

    kalangan manusia. Lantas adakah para rasl yang diutus bukan dari

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    14/56

    kalangan manusia? Para malaikat pun disebut sebagai rasl dalam al-

    Qurn. Allh berfirman:

    Segala puji kepunyaan Allh, Yang menciptakan seluruh langit dan

    bumi, Dzat yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-

    utusan.... [Srah Fthir {35}:2]

    Allh memilih rasl-rasl-Nya dari malaikat dan dari manusia.

    Sesungguhnya Allh Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Surah al-Hajj {22}:76]

    Salah satu tugas dari rasl malaikat itu adalah menyampaikan rislah

    dan mandat dari Tuhan kepada rasl manusia. Fakhr-ud-Dn ar-Rz

    mengatakan:

    Kebanyakan para nab disepakati bahwa rislah dari Allh datangkepada mereka melalui perantaraan malaikat.

    Oleh karena rasl malaikat bertugas menyampaikan risalah kepada

    malaikat, juga membantu dan menolong-nya, maka jelaslah bahwa

    kedudukan rasl malaikat sejatinya adalah khdim bagi rasl

    manusia. Dan oleh karena rasl malaikat adalah khdim bagi rasl

    manusia, maka sebagaimana yang Abd-ul-Qhir al-Baghdd tulis:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    15/56

    Jumhr shahbat kami mengatakan bahwa para nab lebih mulia

    daripada malaikat.

    Jadi, perkataan Tidak mungkin seorang itu menjadi rasl kecuali

    setelah menjadi nab adalah aneh dan nyeleneh.

    Perkataan Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nab

    Muhammad(SAW) diangkat menjadi nab dengan lima ayat pertama

    dari Srah Al-Alaq dan diangkat menjadi rasl dengan dengan tujuh

    ayat pertama dari Srah Al-Mudatstsir adalah benar-benar ilegal

    dan tidak berdasarkan sama sekali. Kita sama-sama mengetahui

    bahwa Srah al-Mudatstsir ini diturunkan setelah masa fatrah wahyu

    selama empat puluh hari setelah turunnya wahyu pertama yang

    merupakan Srah Al-Alaq. Kedua Srah ini tidak ada sangkut-

    pautnya dengan urusan sebagaimana disebutkan di atas. Tapi,

    sebenarnya, jika kita benar-benar menelaah kedua surat ini dengan

    seksama, maka akan jelaslah bagi kita bahwa kedua surat ini

    mengisahkan pengutusan Nab Muhammad(SAW) sebagai seorang

    rasl. Mengapa? Sebabnya adalah bahwa Allh banyak

    mempergunakan Fil Amr yang menandakan perintah. Al-Allmah

    Ab Hayyn menafsirkan perintah sebagai berikut:

    Mafl dari Iqra mahdzf (terhapus). Yakni: Bacakanlah apa yang

    diwahyukan kepada engkau.

    Jelas, ini adalah perintah untuk menyampaikan risalah yang diemban

    oleh Nab Muhammad(SAW).

    Ibn Athiyyah al-Andalus menafsirkan sebagai berikut:

    Suatu pembangkitan/pengutusan untuk segenap manusia.

    Jelas sekali bahwa Nab Muhammad(SAW), melalui ayat ini, diperintah

    untuk mengumumkan risalah yang diembannya. Mandat ini adalahrisalah sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    16/56

    Ibn Athiyyah juga menafsirkan sebagai berikut:

    Agungkanlah Dia dan sebarkanlah syarat-Nya!.

    Lagi-lagi ayat ini menunjukkan pengutusan Nab Muhammad(SAW) dan

    penzahiran misi-misi yang disematkan ke pundak beliau.

    Beliau juga menafsirkan sebagai berikut:

    Jumhr berkata: Kata-kata ini adalah istirah dalam pemurnian

    perbuatan-perbuatan, jiwa, dan maksud/tujuan.

    Pengemban rislah memang seharusnya berbuat demikian dalam

    menyampaikan rislah, dan demikianlah memang yang terjadi.

    Hadhrat Ab Salmah(ra) menafsirkan di sini sebagai berhala-

    berhala[4]. Menyingkirkan dan menghancurkan berhala-berhala

    adalah satu tugas yang termaktub dalam rislah yang dibawa oleh

    Nab Muhammad(SAW) dan harus beliau sebarkan dan laksanakan.

    Ibn Athiyyah menafsirkan sebagai berikut:

    Terhadap penderitaan yang diprakarsai oleh orang-orang kfir.

    Inilah konsekuensi bagi seorang rasl yang wajib hukumnya untuk

    dihadapi.

    Jadi, jelaslah sudah bahwa ayat-ayat dari kedua Srah tersebut

    mengandung perintah bagi Nab Muhammad(SAW) untuk

    mengumandangkan rislah beliau kepada khalayak ramai, bukan

    seperti yang diklaim oleh pihak ghair di atas yang terkesan sangat

    memaksakan.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    17/56

    Tentang pendapat al-Allmah as-Safrin dan al-Hfizh Ibn Katsr,

    saya menghormati pendapat kedua ulam besar tersebut. Tetapi,

    tentu sebagai manusia, beliau berdua mungkin saja mengemukakan

    pendapat yang salah. Meskipun beliau berdua salah dalam ijtihd, toh

    dalam hadts disebutkan bahwa seorang mujtahid yang salah tetap

    mendapat ganjaran satu pahala.

    Sebenarnya, apa itu nubuwwah? Ibn Hazm al-Andalus

    mendefinisikannya seperti ini:

    Pembangkitan/pemgutusan suatu kelompok manusia yang Allh

    telah mengkhususkan mereka dengan hikmah, keutamaan, dan

    kesucian. Bukan untuk satu tujuan tertentu melainkan karena Allh

    telah berkehendak demikian.

    Definisi ini sangat jelas menunjukkan keidentikan dan similaritas

    antara nubuwwah dan rislah. Sebab itu, beliau berkata lagi:

    Sesungguhnya kedatangan para rasl sebelum Allh Tal

    membangkitkan mereka berada pada pintu kemungkinan (imkn).

    Tetapi, setelah Allh Azza Wa Jalla membangkitkan mereka, maka

    hukumnya wajib.

    Di lain tempat, beliau bersabda pula:

    Maka, setelah kita menjelaskan bahwa nubuwwah terletak dalam

    kemungkinan sebelum kedatangan para nab, maka hendaknya kita

    mengatakan, dengan kekuasaan dan kekuatan Allh, akan hukumnya

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    18/56

    yang wajib jika hal itu telah benar-benar terjadi (datangnya para

    nab) dan itu adalah pasti.

    Lihatlah bagaimana beliau mengidentikan rasl dengan nab. Bahkan

    beliau dengan terang menyatakan bahwa maqm nubuwwah belumwajib hukumnya sampai diutusnya para rasl, yakni mandat untuk

    mengemban rislah. Ada dua poin krusial yang dapat kita ambil dari

    keterangan-keterangan beliau ini:

    Nab dan rasl sejatinya adalah satu personifikasi yang sama Maqm nubuwwah tidak dapat terlaksana dan befungsi

    sebelum seseorang mendapat mandat sebagai rasl untuk

    mengemban rislahKeterangan-keterangan di atas adalah bukti yang irrefutable bahwa

    nab dan rasl sejatinya adalah dua sebutan yang penyebutannya

    terkondisikan terhadap kondisi-kondisi yang melahirkan dua

    penyebutan tersebut untuk satu orang yang sama. Dan nab sejatinya

    adalah istilah untuk rasl yang terpilih dari kalangan manusia. Oleh

    sebab itu, seseorang tidak bisa dikatakan sebagai nab sebelum ia

    diutus oleh Tuhan dan memperoleh maqm rislah.

    2. Perkataan Rasl diutus kepada kaum yang kfir, sedangkan nabdiutus kepada kaum yang telah beriman adalah gharb jiddan, saya

    baru pertama kali mendengarnya. Orang yang mengatakan demikian

    pasti sangat jarang mengkhatamkan al-Qurn, apalagi bertafakkur

    dan bertadabbur. Allh berfirman:

    Dan tiada seorang pun nab datang kepada mereka melainkan

    mereka selalu memperolok-olokannya. [Srah az-Zukhrf {43}:7]

    Bentuk kalimat yang digunakan di sini adalah persis sama dengan

    yang tertulis dalam Srah Ysn:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    19/56

    Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu! Tiada

    seorang pun rasl datang kepada mereka melainkan mereka selalu

    memperolok-olokannya. [Srah Ysn {36}:31]

    Para nab tidak hanya didustakan dan diperolok-olok saja, bahkan

    sebagian mereka ada yang dibunuh. Kita membaca:

    ... Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta

    mereka mendapat kemurkaan dari Allh. Hal itu terjadi karena

    mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allh dan membunuh para nabyang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka

    selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. [Srah al-Baqarah

    {2}:62]

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    20/56

    ... Katakanlah: Mengapa kamu dahulu membunuh nab-nab Allh

    jika benar kamu orang-orang yang beriman?. [Srah al-Baqarah

    {2}:92]

    Sesungguhnya orang-orang yang kfir kepada ayat-ayat Allh dan

    membunuh para nab yang memamg tak dibenarkan dan membunuh

    orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka

    gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg

    pedih. [Srah li Imrn {3}:22]

    ... Yang demikian itu karena mereka kfir kepada ayat-ayat Allh dan

    membunuh para nab tanpa alasan yang benar.... [Srah li Imrn

    {3}:113]

    ... Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka

    membunuh nab-nab tanpa alasan yang benar.... [Srah li Imrn

    {3}:182]

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    21/56

    ... Dan pembunuhan mereka terhadap nab-nab tanpa alasan yang

    benar.... [Srah An-Nis {4}:156]

    Bagaimana dengan para rasl? Ternyata, mereka pun mengalami

    perlakuan yang sama dengan para nab. Mereka pun bukan sekedar

    menjadi kfir di mata orang-orang yang mendustakan, bahkan

    sebagian dari antara mereka pun dibunuh. Kita membaca:

    ... Apakah setiap datang kepadamu seorang rasl membawa sesuatu

    pelajaran yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu

    menyombong; maka beberapa orang diantara mereka kamu

    dustakan dan beberapa orang yang lain kamu bunuh?. [Srah al-

    Baqarah {2}:88]

    Keterangan-keterangan dari al-Qurn di atas membuktikan dengan

    sejelas-jelasnya bahwa nab dan rasl itu satu orangnya.

    Berkenaan dengan hadts yang dikutip oleh penulis ghair Ahmad, itu

    tidak ada pertaliannya dengan topik yang sedang dibahas. Hadts itu

    menerangkan sistem kepemimpinan rhniyyah yang berlangsung di

    dalam Ban Isrl. Nah, jika kita memperhatikan dengan seksama,

    gerangan apa yang menyebabkan diutusnya para nab secarakonsekutif di dalam Ban Isrl? Jawabannya adalah karena mereka

    memiliki moral dan rhniyyah yang rendah sehingga selalu

    membutuhkan quwwat qudsiyyah dan nafs nthiqah para nab.

    Mereka bukanlah suatu ummat yang mandiri dan teguh, sebaliknya

    senantiasa membutuhkan bimbingan dan keras kepala. Terbukti,

    meskipun ribuan nab diutus untuk mengadakan ishlh bagi mereka,

    mereka malah semena-mena membunuh mereka karena tidak sesuai

    dengan hawa nafsu mereka.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    22/56

    3. Perkataan Para rasl diutus dengan membawa syarat baru adalahsalah. Di point pertama sudah saya jelaskan bahwa Nab Ismal(as)

    pun disebut sebagai seorang rasl, namun beliau hanya mengikuti

    dan menjalankan syaratNab Ibrhm(as).

    Ayat-ayat yang dikutip untuk mendukung pemahaman sang penulis

    pada dasarnya tidak mendukung sama sekali. Penulis terkesan

    terlalu memaksakan legitimasi ayat-ayat untuk menyokong

    pemahaman beliau. Baiklah, kita bahas ayatnya satu per satu.

    Penulis tidak mengutip ayat Srah al-Midah itu secara lengkap dan

    utuh. Terjemah utuhnya adalah sebagai berikut:

    Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qurn dengan membawakebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab

    yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab

    yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang

    Allh turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka

    dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.

    Untuk tiap-tiap diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang

    terang. Sekiranya Allh menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya

    satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap

    pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat

    kebajikan. Hanya kepada Allh-lah kembali kamu semuanya, lalu

    diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan

    itu.

    Ayat ini sejatinya menerangkan peran al-Qurn sebagai penjaga

    kitab-kitab terdahulu dalam artian bahawa al-Qurn telah

    mempertahankan kebenaran-kebenaran yang terdapat pada kitab-kitab itu dengan mencakup kesemuanya itu di dalam wujudnya. Al-

    Qurn di satu sisi juga meninggalkan segala cacat dan kekurangan

    yang terdapat pada kitab-kitab terdahulu itu karena sudah tidak

    sesuai lagi dengan kebutuhan zaman. Sebaliknya, al-Qurn

    memenuhi seluruh kebutuhan manusia sepanjang zaman. Dan al-

    Qurn juga mendapat proteksi Ilhiyyah terhadap kemurnian dan

    keasliannya. Oleh karena itu, kita wajib berhukum kepada al-Qurn

    tentang segala permasalahan.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    23/56

    Apabila kita tidak teliti membaca, maka dhamr akan terkesan

    merefer kepada rasl, padahal tidak ada kata rasl sama sekali dalam

    ayat itu. Sedangkan kata dan merujuk kepada al-Qurn.

    Ab al-Abbs ibn Yazd al-Mubarrad, sebagaimana dikutip oleh asy-

    Syaukan, mengatakan bahwa berarti permulaan jalan dan

    berarti jalan yang berkesinambungan. Ab al-Husayn Ahmad ibn

    Fris mengatakan bahwa adalah musytaqq dari yang

    berarti hukum dalam perkara agama. Hadhrat Ibn al-Abbs(ra)

    menafsirkan sebagai , yakni agama, sedangkan

    berarti , yakni pathway. Hadhrat al-Mushlih al-Maud(ra)

    menyimpulkan bahwa adalah hukum yang mengatur perkara-

    perkara keagamaan, sedangkan mengatur perkara-perkara

    duniawi. Semua keterangan ini menunjukkan bahwa kedua kata itu

    merefer pada al-Qurn, bukan kepada syarat-syarat para rasl.

    Penulis beranggapan bahwa Nab s(as), selaku seorang rasl, beliau

    datang dengan syarat tersendiri dan mengubah beberapa hukum

    syarat Nab Ms(as). Dengan berkata seperti ini, penulis sama saja

    memansukhkan pernyataan beliau selanjutnya yang berbunyi:

    Adapun para nab, mereka datang bukan dengan syaratbaru, akan

    tetapi hanya menjalankan syarat rasl sebelumnya. Hal ini

    sebagaimana yang terjadi pada nab-nab Ban Isrl, kebanyakan

    mereka menjalankan syaratNab Ms(as).

    Sejatinya, s(as), sama seperti para rasl sesudah Ms(as), hanya

    menjalankan syarat beliau. Kita membaca:

    Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab kepada Ms,

    dan Kami menyusulinya berturut-turut sesudah itu dengan rasl-

    rasl....[Srah al-Baqarah {2}:88]

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    24/56

    Ayat ini dengan terang membantah argumentasi penulis tersebut.

    Para rasl di atas berfungsi sebagai pengikut dan pelaksana syarat

    Nab Ms(as), bukan penyandang syarat yang berbeda-beda. Kita

    mengetahui bahwa s(as) termasuk di antara para rasl tersebut.

    Kita membaca:

    Dan Kami iringkan jejak mereka (nab-nab Ban Isrl) dengan s

    ibn Maryam....[Srah al-Midah {5}:47]

    Semua nab Ban Isrl yang diutus setelah Nab Ms(as) berhukum

    dan tunduk kepada Taurt.

    Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurt di dalamnya ada

    petunjuk dan cahaya, yang dengannya diputuskan perkara orang-

    orang Yahudi oleh nab-nab yang berserah diri kepada Allh....

    [Srah al-Midah {5}:45]

    Point pertama yang kita dapat adalah bahwa s(as)

    hanyalah seorangpengikut syarat msawiyyah, yang tunduk dan berhukum

    berdasarkan apa yang ada di dalam Taurt. Setelah ini jelas, maka

    perkataan beliau Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang

    dulu diharamkan untuk kalian pasti mengandung mafhm yang lain.

    Hadhrat al-Mushlih al-Maud(ra) menerangkan:

    s(as) datang untuk menggenabi nubuat-nubuat para nab

    terdahulu yang tercantum dalam Taurt. Tetapi, beliau tidak

    membawa hukum beliau, hanya menjadi pengikut Ms(as) dalam hal

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    25/56

    ini. Beliau sendiri sadar akan terbatasnya wewenang beliau. Beliau

    bersabda:

    Janganlah kamu menyangkan, bahwa aku datang untuk meniadakan

    humum Taurt atau kitab para nab. Aku datang bukan untukmeniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku

    berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan

    bumi, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum

    Taurt, sebelum semuanya terjadi. [Matius 5:17-18]

    Ungkapan Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu

    diharamkan untuk kalian, oleh karena itu, tidaklah merefer kepada

    perubahan atau modifikasi apa pun dalam hukum msaw. Ungkapan

    itu hanyalah ditujukan kepada hal-hal yang orang-orang Yahudi

    sendiri mengharamkannya untuk diri mereka. Di tempat lain, al-

    Qurn berkata:

    Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan

    atas memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan

    bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari

    jalan Allh.[Srah an-Nis {4}:161]

    Dan:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    26/56

    Dan tatkala s datang membawa keterangan dia berkata:

    Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan

    untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu

    berselisih tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allh dan taatlah

    kepadaku. [Srah az-Zukhrf {43}:64]

    Kedua ayat ini menujukkan bahwa ada pertentangan-pertentangan

    antara firqah-firqah Yahudi mengenai kehalalan dan keharaman hal-

    hal tertentu. Dan disebabkan oleh kelaliman dan pelanggaran

    mereka, mereka telah mencabut diri mereka sendiri dari berkat-

    berkat ilhiyyah tertentu itu. Oleh karena itu s(as) datang untuk

    sebagai hakim untuk menentukan di dalam perkara-perkara yang

    mereka telah menyimpang dari jalan yang benar, dan untuk

    memberitahukan kepada mereka bahwa berkat-berkat yang mereka

    telah dicabut darinya akan dikembalikan asalkan mereka mengikuti

    beliau.

    Ibn Katsr mengutip para ulam bahwa:

    Beliau (s(as)) tidak memansukhkan apa pun dari Taurt. Beliau

    hanya menghalalkan sebagian yang mereka saling bertentangan

    mengenainya maka mereka salah. Maka beliau menyingkapan ha-hal

    yang tertutup bagi mereka dalam perkara ini.

    Ab Hayyn al-Andalus mengutip sebagian mufassir:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    27/56

    Kata apa yang diharamkan atas kamu adalah suatu isyarat yangmengarah kepada apa-apa yang para sarjana Yahudi haramkan dan

    inovasi dalam syarat. Jadi, seolah-olah s(as) mengembalikan

    hukum-hukum Taurt kepada pengetian-pengertiannya yang benar

    sama seperti dengan apa yang Allh turunkan.

    Nawwb Shiddq Hasan Khn mengutip Wahb ibn Munabbih:

    Dari Wahb bahwa s(as) mengikuti syarat Ms(as). Beliau

    melaksanakan Sabat, menghadap Bait al-Maqdis. Dan beliau

    bersabda kepada Ban Isrl: Sesungguhnya aku tidaklah menyuruh

    kalian untuk menyelisihi bahkan satu huruf pun dari Taurt. Aku

    hanya menghapus beban yang dipundakkan atas kalian sebagai hasil

    inovasi kalian setelah Ms(as).

    Keterangan-keterangan ini rasanya cukup untuk mematahkan

    argumentasi sang penulis yang dibangun berdasarkan ayat Srat li

    Imrn tadi. Sekarang kita beralih ke hadts yang dikutip untuk

    menunjang pemahaman sang penulis.

    Setelah saya cek, ternyata al-Bukhr tidak mengeluarkan hadtsdengan matan yang dikutip oleh sang penulis. Namun benar adanya

    bahwa al-Imm Muslim ibn Hajjj mengeluarkan hadts ini dalam

    Shahh beliau, Kitb al-Masjid Wa Mawdhi ash-Shalt. Juga bukan

    dari Hadhrat Jbir ibn Abdi-Llh(ra), melainkan Hadhrat Ab

    Hurairah(ra).

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    28/56

    Yahy ibn Ayyb, Qutaybah ibn Sad, dan Al ibn Hujr menceritakan

    kepada kami, mereka berkata; Ismal (yakni Ibn Jafar) menceritakan

    kepada kami; dari al-Al, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab

    Hurairah(ra) bahwa Hadhrat Raslu-Llh(SAW) bersabda: Aku

    diunggulkan di atas para nab dengan enam hal;Aku dianugerahi

    perkataan yang singkat lagi padat (al-Qurn), aku ditolong

    dengan ketakutan dalam hati musuh, harta rampasan perang

    dihalalkan untukku, bumi dijadikan suci dan masjid untukku, aku

    diutus untuk seluruh ummat manusia, dan para nab dicap

    denganku.[5]

    Hadts ini tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah nab dan rasl.

    Hadts ini menjelaskan keutamaan dan keunggulan Hadhrat Raslu-

    Llh(SAW)dibanding nab-nab yang lain. Ucapan Yang mana perkaraini telah diharamkan atas ummat-ummat sebelum beliau sama

    sekali tidak berdasar. Pertama, interpretasi demikian tidak relevan

    dengan siyq hadts. Kedua, sekalipun kita kerucutkan point kepada

    penghalalan harta rampasan perang saja, itu pun tidak berarti bahwa

    hal itu diharamkan bagi ummat-ummat terdahulu. Dalam Bible kita

    membaca bahwa ketika Ban Isrl bertempur dan menang melawan

    bangsa Midian, Allh berfirman mengenai hukum rampasan perang:

    Hitunglah jumlah rampasan yang telah diangkut, yang berupa

    manusia dan hewan---engkau ini dan Imm Eleazar serta kepala-

    kepala puak ummat itu. Lalu bagi dualah rampasan itu, kepada

    pasukan bersenjata yang telah keluar berperang, dan kepada segenap

    ummat yang lain. [Bilangan 31:26-27]

    Segala puji bagi Allh Yang telah mematahkan helah mereka!

    4.

    Saya menangkap bahwa yang dimaksud penulis dengan nab-nabsetelah Nh(as) dalah nab-nab yang tunduk dan patuh kepada

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    29/56

    syarat beliau, sebagaimana pengertian dan pemahaman penulis

    yang membedakan nab dengan rasl. Seandainya yang diyakini

    penulis itu benar---sesuatu yang telah, sedang, dan akan kami

    buktikan kesalahannya---maka Nh(as) pun terkategorikan sebagai

    seorang nab, artinya beliau tidak membawa syarat dan hanya

    menjalankan hukum-hukum dari seorang nab musyarri sebelum

    beliau. Mengapa? Karena harf yang digunakan di sini adalah

    , yakni kata sambung yang berfungsi menjadikan

    sesuatu yang general sebagai penjelas sesuatu yang partikular. Nah,

    kata atau para nab yang bersifat umum di sini adalah penjelas

    dan penafsir dari entitas Nh(as). Maka, menurut ayat ini, Nh(as)adalah seorang nab. Dan menurut penulis tersebut, berdasarkan

    silogisme ini, Nh(as) tidak membawa syarat alias hanya menjadi

    nab pengikut saja. Tentu ini kontradiktif dengan fikiran beliau yang

    tertuang dan mengatakan bahwa Nh(as)adalah nab musyarri.

    Sang penulis beristidll dengan hadts syafat bahwa Nh(as) lah

    rasl pertama yang diutus oleh Allh. Dengan demikian, kita dapat

    menyimpulkan dari pernyataan beliau bahwa para utusan sebelumNh(as) hanyalah nab, bukan rasl. Benarkah demikian? Dalam

    sebuah hadts yang diriwayatkan oleh Ibn Hibbn, kita membaca:

    Muhammad ibn Umar ibn Ysuf mengabarkan kepada kami;

    Muhammad ibn Abd-ul-Malik ibn Zanjawayh menceritakan kepada

    kami; AbTaubah menceritakan kepada kami, Muwiyah ibn Sallm

    menceritakan kepada kami; dari saudaranya Zayd ibn Sallm, dia

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    30/56

    berkata: Aku mendengar Ab Sallm berkata: Saya mendengar

    Hadhrat Ab Ummah(ra) bahwa seorang laki-laki berkata: Wahai

    Raslu-Llh(SAW)! Apakah dam seorang nab? Beliau bersabda:

    Benar, mukallam. Laki-laki itu berkata lagi: Berapakah selang waktu

    antara beliau dengan Nh? Beliau bersabda:Sepuluh abad.[6]

    Dalam Trkh al-Umam Wa al-Mulk, ath-Thabar menyebutkan

    suatu hadts yang menyerupai hadts ini dengan tambahan

    , Allh menyampaikan kalm-Nya (berkata-kata) kepada dam

    secara langsung berhadap-hadapan[7].

    Di sini, Raslu-Llh(SAW)

    menyebut dam(as)

    sebagai nab mukallam.Kita menjumpai dalam al-Qurn:

    Rasl-rasl itu Kami muliakan sebagian di antara mereka atas

    sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata

    langsung dengan mereka dan Allh meninggikan sebagian di antara

    mereka beberapa derajat....[Srah al-Baqarah {2}:254]

    Ini sangatlah menarik bahwa baik nab maupun rasl, Allhbercakap-cakap langsung dengan mereka. Apa maksudnya ini? Ini

    adalah indikasi yang jelas bahwa nab dan rasl itu sejatinya sama.

    Fakhr-Ud-Dn ar-Rz berkata:

    Ummat ini telah berijma bahwa sebagian dari antara para nab lebih

    mulia daripada sebagian yang lain.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    31/56

    Dengan pernyataan ini, kita mengetahui pandangan ar-Rz bahwa

    nab dan rasl itu sama. Jika tidak, pasti beliau akan menulis

    sama seperti yang tertulis dalam ayat, bukan .Ternyata, suatu hal yang sangat mencengangkan bahwa Nabi(SAW)

    menyebut dam sebagai Awwal-ur-Rusul, yang pertama dari antara

    para rasl. Kita membaca dalam Trkh ad-Dimasyq:

    Ab Nashr Muhammad ibn Hamd ibn Abdu-Llh al-Kibrt; Ab

    Muslim Muhammad ibn Al Mahrbazdannahw memberitakan

    kepada kami; Ab Bakr ibn al-Muqri memberitakan kepada kami;

    Ab Urbah al-Harrn menceritakan kepada kami; Zakariyy ibn al-

    Hakam menceritakan kepada kami; Ab al-Mughrah menceritakankepada kami; Haffn ibn Rifah menceritakan kepada kami; Al ibn

    Yazd menceritakan kepadaku; dari al-Qsim Ab Abd-ir-Rahmn,

    dari Hadhrat Ab Ummah(ra), bahwa Hadhrat Ab Dzarr(ra) berkata:

    Aku berkata: Wahai Nab Allh! Siapa nab yang pertama itu? Beliau

    bersabda? dam. Aku berkata lagi: Apakah dam itu seorang nab?

    Beliau bersabda: Beliau adalah nab mukallam, yang pertama di

    antara para rasl.[8]

    Ada lagi hadts lain yang mirip dengan yang di atas seperti dinukil

    oleh ath-Thabran dalam al-Ausath:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    32/56

    Al-Abbs ibn Hamdn menceritakan kepada kami, dia berkata;

    Muhammad ibn s ad-Dmighn menceritakan kepada kami, dia

    berkata; Salamah ibn Fadhl menceritakan kepada kami; dari Mkl,

    dari Layts, dari Ibrhm at-Taym, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab

    Dzarr(ra) beliau berkata: Aku berkata: Wahai Raslu-Llh! Bukankah

    tuan pernah melihat dam, apakah beliau seorang nab? Beliau

    menjawab: Ya, seorang nab lagi rasl. Allh bercakap-cakap

    kepada beliau secara langsung dengan saling berhadap-

    hadapan. Dia berkata kepada kepada beliau: Tinggallah engkau

    dan istri engkau di dalam kebun .[9]

    Muhammad ibn Abbn menceritakan kepada kami; Muhammad ibn

    s ad-Dmighn menceritakan kepada kami; Salamah ibn Fadhlmenceritakan kepada kami; dari Mkl, dari Layts, dari Ibrhm at-

    Taym, dari ayahnya, dari Hadhrat Ab Dzarr(ra) beliau berkata: Aku

    berkata: Wahai Raslu-Llh! Bukankah tuan pernah melihat dam,

    apakah beliau seorang nab? Beliau menjawab: Ya, seorang nab lagi

    rasl. Allh bercakap-cakap kepada beliau secara langsung

    dengan saling berhadap-hadapan dengan beliau. Dia berkata

    kepada kepada beliau: Tinggallah engkau dan istri engkau di

    dalam kebun .[10]

    Dalam kedua hadts ini, kata nab didahulukan di depan kata rasl.

    Tapi, hal ini tidak melegitimasi bahwa maqm nubuwwah itu

    terdahulu daripada maqm rislah. Karena kedua keduanya itu dhaf

    yang munkar dan muallal sehingga tidak bisa dipergunakan sebagai

    dall. Ath-Thabran berkomentar seusai mencantumkan hadts yang

    pertama:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    33/56

    Tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibrhm at-Taym kecualiLayts. Dan tidak ada yang meriwayatkannya dari Layts kecuali Mkl

    dan dia adalah Syaikh dari Kfah. Kami tidak mengetahui apakah ia

    mengisnadkan hadts selain ini.

    Dan pada hadts yang kedua:

    Tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibrhm at-Taym kecuali

    Layts. Juga tidak ada dari Layts kecuali Mkl (Mkl). Juga tidak ada

    dari Mkl kecuali Salamah ibn al-Fadhl.

    Dari keterangan ini, kita mengetahui ada tiga orang raw yang

    mutafarrid (bersendirian) dalam meriwayatkan. Menurut ilmu al-

    Mushthalahah, tafarrud itu adalah salah satu sebab illat dalam

    hadts. Kedua hadts ini munkar karena ada raw tunggal yang

    banyak kesalahan dan lemah ketsiqahannya, yakni Salamah bin al-

    Fadhl.

    Ibn Ad al-Jurjn mengutip al-Imm al-Bukhr

    , yakni Ishq ibn Ibrhm al-Hanzhal

    mengkategorikannya (Salamah ibn al-Fadhl) dhaf. Al-Hanzhal,

    menurut al-Mizz dalam Tahdzb al-Kaml dan al-Hfizh dalamTahdzb at-Tahdzb, adalah seorang yang terpercaya, hfizh,

    mujtahid, dan termasuk ulam yang mempuni dalam hafalan,

    keilmuan, dan kefaqihannya. Tautsq dan tadhf orang seperti beliau

    adalah maqbl di kalangan muhadditsn.

    Kembali kepada Salamah. Al-Bukhri mengatakan lagi

    , yakni di dalam hadts Salamah terdapat beberapa yang

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    34/56

    munkar. Ibn Hibbn dalam al-Majrhn menyatakan ,

    yakni Ibn Rhawayh menggolongkannya dhaf. Mengenai Ishq ibn

    Rhawayh, al-Imm Ahmad ibn Hanbal menyatakan

    , Apabila Ab Yaqb (Ishq ibn

    Rhawayh), Amr al-Muminn, menceritakan sesuatu, maka

    berpegang-teguhlah dengannya.

    Ibn Ad dan Ibn Hibbn juga telah memasukan kedua hadts tersebut

    dalam kitab-kitab mereka masing-masing. Ibn Ad dalam al-Kmil

    dan Ibn Hibbn dalam al-Majrhn.

    Sampai di sini, jelaslah sudah bahwa dam(as) adalah rasl juga,karena nab dan rasl itu satu adanya.

    Sebagai tambahan, apa sesungguhnya makna mukallam itu? Perlu

    diketahui sebelumnya bahwa ungkapan Di antara mereka ada yang

    Allah berkata-kata langsung dengan mereka dan Allh meninggikan

    sebagian di antara mereka beberapa derajat adalah satu kesatuan,

    karena harf di sini mensignifikasikan (kombinasi

    absolut). Jadi, para rasl yang ditinggikan itu adalah karena Allh

    bercakap-cakap langsung dengan mereka, dan taklm Allh ini pasti

    akan melahirkan pengangkatan derajat. Kedua hal ini, meskipun

    sejatinya satu, adalah faktor mengapa Allh memuliakan sebagian

    dari antara para rasl di atas yang lain. Diagramnya adalah sebagai

    berikut:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    35/56

    Lantas, apakah tafdhl atau pegutamaan yang lahir dari taklm Allh

    yang melahirkan Raf Darajah itu? Al-Allmah al-Als menyatakan:

    Dan dikatakan: Maksud dari tafdhl adalah dengan membawasyarat. Di antara mereka ada yang membawa syarat, di antara

    mereka ada yang tidak membawa.

    Sekarang kita fokus pada hadts syafat. Dalam matan al-Bukhr

    disebutkan mengenai Nh(as) , Rasl

    pertama yang Allh bangkitkan kepada penduduk bumi[11]. Yang

    menarik adalah, Ibn Khuzaymah menyebutkan suatu hadts yang

    mirip dengan hadts tersebut tetapi menggunakan ,

    Karena beliau adalah yang pertama di antara para nab[12],

    berkenaan dengan Nh(as), demikian juga al-Bazzr dalam al-Bahr az-

    Zakhkhr[13]. Dalam al-Fath al-Kabr, ada zidah dari Ibn Askir

    bahwa , Nab pertama yang diutus adalah Nh[14],

    pun tersebut dalam Tafsr Ibn Ab Htim[15]. Dalam Musnad Ahmad

    disebutkan

    , Kepala para nab[16]. Jadi, Nh(as) tidaklah

    mutlak seorang rasl saja, tetapi juga seorang nab. Namun, mengapa

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    36/56

    beliau disebut sebagai nab atau rasl pertama sedangkan kita

    mengetahui bahwa dam(as)lah nab atau rasl pertama?

    Kuncinya sebenarnya terletak pada kata . Ini

    menunjukkan bahwa Nh(as) adalah nab yang pertama kali diutus

    ketika manusia mulai terpencar ke seluruh penjuru bumi. Kita

    membaca:

    Wahai Nh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh

    keberkatan dari Kami atasmu dan atas ummat-ummat dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada ummat-ummat yang Kami beri

    kesenangan pada mereka, kemudian mereka akan ditimpa azab yang

    pedih dari Kami. [SrahHd {11}:49]

    Al-Baydhaw mengatakan berkenaan dengan ummat-ummat:

    Mereka dinamakan ummat-ummat karena terhimpunnya mereka ke

    dalam kelompok-kelompok atau tercerai-berainya suku-suku dari

    ummat-ummat yang terdapat di antara mereka.

    Satu hal yang hendaknya diingat adalah, ayat ini jelas-jelas

    menyatakan bahwa bukan hanya keturunan Nh(as) yang

    diselamatkan dan dilipatgandakan di muka bumi, tetapi keturunan-

    keturunan orang-orang beriman yang beserta beliau di dalam perahu

    juga dibuat maju dan dilipatgandakan. Hanya saja, karena keturunanNh(as) menjadi lebih beradab dan mempunyai lebih banyak sumber

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    37/56

    daya material di tempat alokasi mereka setelah banjir besar, mereka

    tersebar ke negeri-negeri lain dan menaklukkan bangsa-bangsa yang

    kurang berperadaban dibanding mereka, yang seiring dengan

    berjalannya waktu, mereka terabsorbsi dengan keturunan Nh(as),

    dan sebagai konsekuensinya adalah mereka menjadi punah. Hal ini

    diisyaratkan pada:

    Dan Kami menjadikan keturunannya menjadi orang-orang selamatyang tersisa. [Srah ash-Shafft {37}:77]

    Siapakah keturunan beliau itu? Di dalam hadts ada terdapat:

    Ab Bakr Muhammad ibn Abd-il-Bq mengabarkan kepada kami;

    Ab Muhammad al-Jauhar memberitakan kepada kami; Ab al-

    Qsim Abd-ul-Azz ibn Jafar ibn Muhammad al-Khiraqmemberitakan kepada kami; Ahmad ibn al-Hasan ibn Abd-il-Jabbr

    memberitakan kepada kami; Sulaymn ibn Umar ar-Raq Ibn al-

    Aqtha memberitakan kepada kami; Muhammad ibn Salamah

    memberitakan kepada kami; dari Sulaymn ibn Qaram, dari az-Zuhr,

    dari Sad ibn al-Musayyab, dari Hadhrat Ab Hurairah(ra), dari

    Hadhrat Nab(SAW): Nh memiliki tiga orang anak; Sm, Hm, dan

    Yfits. Sm adalah bapak orang-orang Arab, Persia, Romawi,

    penduduk Sym, dan penduduk Mesir. Yfits adalah bapak orang-

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    38/56

    orang yang bermata sipit dan Yajj Majj. Hm adalah bapak

    dari orang-orang yang berkulit hitam ini(Sudan).[17]

    Ketiga anak Nab Nh(as) ini sudah ada sebelum banjir besar dan

    mereka menyertai beliau di dalam perahu. Ibn Katsr berkata dalamal-Bidyah:

    Dan telah shahh bahwa ketiga anak beliau berada bersama beliau di

    dalam perahu. Mereka, istri-istri mereka, dan ibu mereka.

    Berdasarkan riwayat-riwayat ini, terbuktilah sudah bahwa maksud

    penyebutan Nh(as) sebagai nab atau rasl pertama yang diutuskepada penduduk bumi adalah karena di masa beliau-lah ummat

    manusia mulai tersebar dan terpencar ke seluruh bumi, meskipun ini

    benar bahwa sudah terdapat suku-suku aboriginal di pelosok-

    pelosok dunia.

    Satu hal lagi yang mendukung pendapat yang saya kemukakan adalah

    hadts Nab(SAW)tentang Dajjl.Dalam Sunan Ab Dwd ada tertulis:

    Tidak ada seorang pun nab setelah Nh kecuali ia telah

    memperingatkan kaumnya tentang Dajjl.[18]

    Pertanyaannya adalah, mengapa nab-nab sebelum Nh(as) tidak

    memperingatkan kaumnya tentang Dajjl? Jawabannya adalah

    karena Nh(as) adalah nab pertama yang kaumnya tersebar dan

    tersiar ke seluruh dunia, dan beliau pun pasti mengetahui akan halitu. Maka dari itu, beliau mewasiatkan kaum beliau supaya berhati-

    hati dan waspada terhadap kedatangan Dajjl yang disifatkan sebagai

    berikut:

    . Maka aku akan keluar dan menjelajahi bumi. Aku tidak akan

    meninggalkan satu kota pun melainkan aku menetap di dalamnya

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    39/56

    selama empat puluh malam, selain Makkah dan Thayyibah

    (Madnah).[19]

    Seorang nab adalah orang yang mendapat kabar-kabar ghaib dari al-

    Hadhrah al-Ilhiyyah. Kewajibannya adalah menyampaikan kabar-kabar itu kepada ummatnya, baik yang berupa kabar suka maupun

    kabar pertakut. Nh(as) telah mengetahui bahwa suatu saat keturunan

    dan ummat beliau akan tersebar ke seluruh dunia. Oleh sebab itu,

    beliau mewanti-wanti mereka akan kedatangan Dajjl pada suatu

    zaman nanti. Seandainya beliau mengetahui bahwa keturunan dan

    ummat beliau tidak akan tersebar ke berbagai negeri, apalah

    gunanya peringatan beliau? Apalah faedahnya mendeskripsikan Aceh

    kepada seseorang yang hendak berpetualang ke Irian?

    5. Jawaban untuk nomor ini sudah tercakup di dalam jawaban nomorkedua, jadi tidak perlu diulangi lagi.

    Selain kelima argumentasi di atas, sebenarnya masih ada beberapa

    argumentasi lain yang sering dipergunakan sebagai bukti bahwa nab dan

    rasl adalah dua personifikasi yang berbeda. Salah satunya adalah sebuah

    hadts panjang yang diriwayatkan oleh Hadhrat Ab Dzarr al-Ghifr(ra) di

    dalam Shahh Ibn Hibbn[20] bahwa jumlah para nab adalah seratus dua

    puluh ribu, sedangkan jumlah para rasl adalah tiga ratus tiga belas orang.

    Dalam Syuab al-mn[21] disebutkan seratus dua puluh empat ribu nab,

    demikian juga terdapat dalam al-Muntazham F Trkh al-Mulk Wa al-

    Umam[22].

    Hadts di atas sesungguhnya dhaf jiddan, sangat lemah. Di dalam

    sandnya ada Ibrhm ibn Hisym ibn Yahy ibn Yahy al-Ghassn ad-

    Dimasyq. Ibn Ab Htim menjulukinya Kadzdzb dalam al-Jarh Wa at-Tadl. Ad-Dzahab menyebutkan dalam al-Mzn bahwa ia adalah matrk,

    yang ditinggalkan.

    Hadts ini juga diriwayatkan dari Yahy ibn Sad al-Qursy dalam as-

    Sunan al-Kubr[23] oleh al-Bayhaq dan al-Hilyah oleh Ab Nuaym[24].

    Hadts ini dhaf seperti yang disebutkan oleh Ibn Ad dalam al -Kmil dan

    Ibn Hibbn dalam al-Majrhn.

    Ibn Ad berkata:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    40/56

    Yahy ibn Sad dikenal dengan hadts ini. Dan ini adalah hadts munkar

    dari jalan Ibn Jurayh. Dan hadts ini tidak memiliki jalur lain kecuali

    riwayat Ab Idrs al-Khln, al-Qsim ibn Muhammad dari Ab Dzarr, dan

    yang ketiga adalah hadts Ibn Jurayh. Dan ini adalah semunkar-munkarnya

    riwayat.

    Ibn Hibbn berkata:

    Dia adalah seorang syakh yang meriwayatkan banyak hadts yang terbalik-

    balik dari Ibn Jurayh juga dari tsiqah-tsiqah lain yang acap kali

    menggelincirkan. Tidak boleh berhujjah dengannya jika dia bersendirian

    dalam meriwayatkan.

    Hadts ini juga diriwayatkan oleh al-Imm Ahmad dalam Musnad[25]

    melalui jalur al-Masd, dengan tidak menyebut jumlah para nab. Ini pun

    dhaf jiddan karenaUbayd ibn al-Khasykhsy adalah seorang yang majhl

    dan Ab Umar ad-Dimasyq seorang yang dhaf. Al-Masd sendiri,

    menurut Ibn Hajar al-Haytsam dalam Majma al-Bahrayn, adalah seorang

    yang tsiqah, namun berikhtilth (kacau).

    Al-Imm Ahmad juga menyebutkan satu hadts yang mirip denganhadts di atas dengan raw-raw yang sama pula, hanya saja Wak di sini

    digantikan oleh Yazd ibn Hrn[26]. Bedanya adalah jumlah rasl yang

    disebut di sini adalah tiga ratus lima belas orang. Demikian juga tersebut

    dalam Musnad ath-Thaylis[27], juga dalam al-Bahr az-Zakhkhr dengan

    menyebut bahwa para nab lah yang berjumlah tiga ratus lima belas

    orang[28]. Pun al-Bayhaq menyebut hadts yang mirip dalam Syuab al-

    mn[29].

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    41/56

    An-Nasaf dalam Bahr al-Kalm menyebutkan angka yang lebih

    fantastis lagi bahwa menurut beberapa kabar, jumlah para nab adalah satu

    juta dua ratus ribu. Setelah menjelaskan riwayat-riwayat yang saling

    berselisih, beliau menjelaskan:

    Keselamatan dalam masalah ini bahwa engkau berkata: Aku

    beriman kepada Allh dan segala apa yang datang dari sisi -Nya. Serta aku

    beriman kepada segenap nab dan rasl. Hingga engkau tidak beritiqd

    bahwa seorang yang bukan nab adalah nab dan seorang nab adalah

    bukan nab.

    Masih ada lagi beberapa yang dijadikan sebagai dalil untuk

    mensahkan bahwa nab dan rasl adalah dua pribadi yang berlainan. Mari

    kita simak hadts-hadts itu:

    Pertama kita disuguhkan dengan sebuah riwayat panjang dalam

    Shahh al-Bukhr. Di sini hanya akan disebutkan secara parsial saja yang

    langsung mengena dengan topik pembahasan:

    Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Terlihat seorang nab

    berjalan sedang bersamanya ada satu ummat. Dan ada juga seorang

    nab berjalan sedang bersamanya ada satu kelompok. Dan ada juga

    seorang nab berjalan sedang bersamanya ada sepuluh orang. Dan ada

    juga seorang nab berjalan sedang bersamanya ada lima orang. Dan

    ada juga seorang nab yang berjalan sendirian.[30]

    Lagi:

    Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Terlihat seorang nab

    berjalan sedang bersamanya ada seorang laki-laki. Dan ada juga

    seorang nab berjalan sedang bersamanya ada dua orang laki-laki.

    Dan ada juga seorang nab berjalan sedang bersamanya ada satu

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    42/56

    golongan. Dan ada juga seorang nab berjalan sedang bersamanya

    tidak ada siapa pun.[31]

    Lagi:

    Ditampakkan kepadaku ummat-ummat. Maka aku melihat seorang

    nab yang bersamanya ada satu golongan, seorang nab yang

    bersamanya ada seorang dan dua orang laki-laki, dan seorang nab

    yang tidak ada siapa pun bersamanya.[32]

    Dengan hadts-hadts ini, mereka berpendapat bahwa seorang nab

    bisa aja tidak mempunyai pengikut sama sekali. Namun seorang rasl pasti

    memiliki pengikut. Benarkah demikian?

    Dalam hadts-hadts lain disebutkan bahwa seorang nab pasti

    memiliki para shahbat dan hawr. Kita membaca:

    Tidak ada seorang nab pun yang Allh bangkitkan di antara ummat

    sebelumku melainkan ia memiliki para shahbat dan hawr dari

    ummatnya yang senantiasa berpegang pada sunnahnya serta

    memimpin dengan perintahnya.[33]

    Lagi:

    Tidak ada sama sekali seorang nab pun kecuali dia memiliki para

    hawr yang senantiasa mengikuti perintahnya dan mendapat

    petunjuk berkat sunnahnya dari kalangan para shahbatnya yang

    terdapat di dalam ummatnya.[34]

    Lagi:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    43/56

    Tidak ada sama sekali seorang nab pun kecuali dia memiliki paling

    tidak seorang hawr dari antara para shahbatnya serta para

    shahbat yang senantiasa mengikuti atsarnya dan memimpin dengan

    petunjuknya.[35]

    Lagi:

    Allh tidak pernah membangkitkan seorang nab pun kecuali ia

    paling tidak memiliki seorang hawr. Lalu beliau menyebutkanKhalfah-Khalfah.[36]

    Hadts ini juga dinukil oleh Ibn Askir dalam at-Trkh.[37]

    Setelah menyimak hadts-hadts ini, kita mengetahui bahwa wajib

    hukumnya, dan memang demikian adanya, bagi seorang nab untuk

    memiliki pengikut, meskipun hanya satu orang saja. Seorang nab pasti

    memiliki sejumlah shahbah, dan dari antara mereka ada beberapa hawr

    yang merupakan teman-teman dekat serta para pemegang rahasia dankepercayaan sang nab. Dari antara mereka inilah yang nantinya akan

    meneruskan tugas dan perjuangan nab tersebut dengan dipilih sebagai

    Khalfah.

    Lalu, bagaimana dengan hadts-hadts yang menyebut bahwa ada

    seorang nab yang akan berjalan sendirian di hari kiamat? Perlu diingat

    bahwa hadts-hadts itu diceritakan oleh Hadhrat Nab(SAW) dalam

    rangkaian peristiwa Isr yang beliau alami. Dalam redaksi at-Tirmidz[38]

    dan an-Nas[39]kita membaca:

    Ketika Nab(SAW)mengalami peristiwa Isr.

    Oleh karena itu, kata yang beliau pergunakan adalah ,

    yang menurut Ibn Manzhr berarti

    , Menampakkan atau

    memperlihatkan kepadanya. Dan ini bersesuaian dengan ayat:

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    44/56

    ... Dan tidaklah Kami jadikan ruy yang Kami tampakkan kepada engkau

    kecuali sebagai percobaan bagi manusia.... [Srah Ban Isrl {17}:61]

    Kita sudah sangat familiar dengan pembahasan Isr ini. Menurut al-

    Hfizh Ibn Hajar, Isr di sini bukanlah Isr yang terjadi di Makkah ketika

    pintu-pintu langit dibukakan satu persatu dan Nab(SAW) bertemu dengan

    para nabi, serta hal-hal lainnya. Melainkan Isr ini terjadi di Madnahsetelah Hijrah. Al-Hfizh juga menerangkan bahwa kejadian ini merupakan

    dalil yang sah dan membenarkan pendapat orang-orang yang mengatakan

    bahwa Isr terjadi beberapa kali (taaddud). Namun tetap, menurutnya,

    bahwa Isr ini pun terjadi di saat Nab(SAW) tidur. Karenanya, beliau

    tidaklah melihat dengan mata zhahir, tetapi tepat seperti apa yang

    dinarasikan oleh al-Qurn:

    Dan hati tidaklah berdusta tentang apa yang ia lihat. [Srah an-Najm

    {53}:12]

    Karena merupakan sebuah ruy, maka hadts-hadts di atas tidak

    bisa diartikan secara letterlejk. Hal-hal yang kontradiktif harus dinyatakandalam bentuk tawl.Al-Jurjn dalam at-Tarft menyebutkan bahwa tawlsecara bahasa bermakna kembali, sedangkan secara istilah bermakna

    mengalihkan lafazh dari maknanya yang zhahir kepada makna lain (batin)

    yang terkandung di dalamnya, apabila makna yang lain itu sesuai dengan

    al-Qurn dan as-Sunnah. Al-Ghazl dalam al-Musthashf malah

    menuturkan bahwa tawl menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang

    ditunjukkan oleh lafazh zhahir. Ingatlah bahwa ruy para nab adalah

    wahyu yang shdiq dan shlih. Persoalannya hanya bagaimana hal itu

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    45/56

    ditawlkan dan ditabrkan sesuai dengan kaedah-kaedah al-Qurn dan as-

    Sunnah.

    Ibn Sirn mengutip hadts bahwa ,

    Jika kamu kesulitan dalam mentawlkan ruy, maka ambillah nama-

    nama[40]. Ini adalah keterangan yang sangat jelas untuk kita. Dalam hadts-

    hadts yang menceritakan tentang Isr di atas, kita disuguhi suatu

    kenyataan bahwa ada seorang nab yang berjalan sendirian. Ada juga yang

    berjalan bersama seorang laki-laki, dua orang, lima orang, sepuluh orang,

    dan seterusnya. Ini merupakan suatu perselesihan dengan hadts yang

    mengatakan bahwa setiap nab pasti memiliki paling tidak satu hawr.

    Bagaimana kita mensingkronisasinya? Menurut hemat saya, kesulitan itu

    terletak pada kata . Dari kata inilah akan terbentuk kata-kata ,

    , , , , , dan terakhir . Bila kita

    mengartikan secara harfiyyah, yakni seorang laki-laki, maka kita akan

    menemukan kontradiksi. Tetapi, berdasarkan hadts Ibn Sirn di atas, jika

    kita mendapatkan kesulitan, yang kontradiksi adalah salah satu di

    antaranya, maka kita harus mengambil arti dari sisi yang lain. Saya

    berpendapat bahwa kata di sini bermakna (ar-Rajln) yang

    memiliki arti . Dan kata ini merujuk kepada apa yang

    disebut dalam hadts:

    Dahulu seorang nab dibangkitkan hanya untuk kaumnya saja, tetapi

    aku dibangkitkan untuk seluruh ummat manusia.[41]

    Setiap nab memiliki kaum. Kaum itu bisa terdiri dari satu qablah

    saja, atau gabungan beberapa qablah. Kata (satu orang laki-laki).

    mengindikasikan bahwa nab yang berjalan bersama dengannya hanya

    memiliki satu qablah yang merupakan bagian dari satu kaum yang besar.

    Demikian juga kata mengindikasikan bahwa nab itu memiliki dua

    qablah yang juga masih dalam lingkup satu kaum yang besar. Kata

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    46/56

    mengindikasikan bahwa nab itu membawahi lima qablah. Kata

    adalah tashghr dari , sebutan untuk suatu kumpulan manusia yang

    berjumlah kurang dari sepuluh. Seorang nab yang berjalanbersamanya, berarti ia memiliki kurang dari sepuluh qablah. Seorang nab

    yang berjalan bersamaan dengannya berarti ia diutus untuk sepuluh

    qablah. Kata mengindikasikan suatu kumpulan manusia dari tiga

    atau tujuh sampai dengan sepuluh. Nab yang berjalan bersamanya berarti

    memiliki jumlah qablah demikian. Kata bermakna ,

    Kumpulan yang besar dari sekelompok manusia. Puncak dari semuanyaadalah yang bermakna , Jumlah yang banyak. Nah, seusai kita

    mengetahui satu per satu makna dari kata-kata itu, lalu bagaimanakah

    penjelasan implementatifnya?

    Seorang nab yang diutus kepada suatu ummat, yang merupakan

    gabungan yang besar dari banyak qablah, biasanya adalah nab musyarri

    atau bisa juga seorang nab yang bertugas memelihara dan membimbing

    ummat nab musyarri itu secara keseluruhan. Misalnya Nab s(as) yangdiutus kepada dua belas qablah Ban Isrl yang sejatinya merupakan satu

    ummat dari seorang nab musyarri, yakni Nab Ms(as). Nab-nab yang

    hanya diutus kepada satu, dua, lima, atau sepuluh qablah pasti bukan

    merupakan nab musyarri, melainkan hanya menjalankan syaratseorang

    nab musyarri, dan itupun terbatas dan tidak menyeluruh kepada satu

    ummat secara penuh dan keseluruhan. Misalnya Nab Yahy(as) yang diutus

    hanya kepada dua qablah Ban Isrl di Palestina pada zaman beliau,

    Yehuda dan Benyamin, serta beberapa anggota Lewi dan Simeon, untukmenyiarkan kabar suka akan kedatangan al-Mash(as). Lantas, bagaimana

    dengan nab yang berjalan sendirian sebagaimana tersebut dalam hadts-

    hadts di atas?

    Hal itu berarti bahwa nab yang demikian itu merupakan seorang

    nab pengikut dan pembantu yang hidup sezaman dengan seorang nab

    musyarri. Ia tidak memiliki satu qablah secara patikular dan spesifik

    karena ia sejatinya tergolong di dalam ummat nab musyarri itu. Iadibangkitkan dan diutus sebagai pembantu bagi nab musyarri itu. Misal

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    47/56

    yang konkrit adalah Nab Hrn(as) yang diutus untuk membantu Nab

    Ms(as). Kita membaca dalam Kitbu-Llh:

    Dan jadikanlah seorang wazr (pembantu/penolong) untukku dari antara

    keluargaku. Yaitu Hrn, saudaraku. [Srah Thh {20}:30-31]

    Tawl ini sama sekali tidak bertentangan dengan al-Qurn dan as-

    Sunnah. Justru menghilangkan kerancuan dan kontradiksi antara hadts-

    hadts yang mengatakan bahwa ada nab yang berjalan sendirian (tidak

    memiliki pengikut sedikit pun) dengan hadts-hadts yang mengatakan

    bahwa paling tidak ada seorang pengikut bagi setiap nab. Malahan, ini

    adalah tawl yang kuat dan benar, sesuai dengan al-Qurn, as-Sunnah,

    siyq dan sibq hadts.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    48/56

    CATATAN KAKI

    [1] Keterengan bahwa Basmalah adalah ayat pertama dari setiap Srah

    dalam al-Qurn sudah saya bahas dalam bahasa Inggris di blog saya

    ini:

    http://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-

    ar-rahim-first.html

    [2] Shahh Muslim, Kitb Shalt al-Mufassirn, Bb Islmu Amr ibn

    Abasah, no. 832.

    [3] Shahh al-Bukhr, Kitb al-Wudh, Bb Fadhlu Man Bta Al al-

    Wudh, no. 244.

    [4] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tafsr, Bb Qauluhu , no.

    4926.

    [5] Shahh Muslim, Kitb al-Masjid Wa Mawdhi ash-Shalt, no. 523.

    [6] Shahh Ibn Hibbn, Kitb at-Trkh, Bb Bad al-Wahy, Dzikr al-

    Ikhbr Amm Kna Bayna dam Wa Nh Shalawtu-Llh Alayhim

    Min al-Qurn, no. 6190.

    [7] Trkh al-Umam wa al-Mulk, 1/151.

    [8] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 7/445.

    [9] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Ayn, Man Ismuhu al-Abbs, no. 4259.

    [10] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Mm, Mas Ismuhu Muhammad, no. 7335.

    [11] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tafsr, Bb Qaulu-Llhi Tal

    , no. 4776.

    [12] At-Tauhd Wa Itsbtu Shifti Rabb Azza Wa Jalla, no. 459 .

    [13] Al-Bahr az-Zakhkhr, Musnad Hadhrat Anas ibn Mlik(ra), no. 6223.

    [14] Al-Fath al-Kabr 1/471.

    http://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.htmlhttp://nafirizaman.blogspot.com/2013/09/is-bismi-llah-ar-rahman-ar-rahim-first.html
  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    49/56

    [15] Tafsr Ibn Ab Htim, Tafsr Srah al-Arf, Bb Qauluhu

    , no. 8622.

    [16] Musnad Ahmad, Musnad Hadhrat Anas ibn Mlik(ra), no. 13590.

    [17] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 62/277.

    [18] Sunan Ab Dwd, Kitb as-Sunnah, Bb F ad-Dajjl, no. 4756.

    [19] Shahh Muslim, Kitb al-Fitan, Bb F Qishshat al-Jasssah, no. 2942.

    [20] Shahh Ibn Hibbn, Kitb al-Birr Wa al-Ihsn, Dzikr al-Istihbb li al-

    Mari, no. 361.

    [21] Syuab al-mn, Bb F al-mn Bi Rusuli-Llh Shalawtu-Llh

    Alayhim, no. 131.

    [22] Al-Muntazham F Trkh al-Mulk Wa al-Umam, 2/142.

    [23] Sunan al-Bayhaq, Kitb as-Siyar, Bb Mubtadi al-Khalq, no. 17711

    [24] Hilyat al-Auliy, 1/166-168

    [25] Musnad Ahmad, Musnad al-Anshr, no. 21546.

    [26] Ibid, no. 21552.

    [27] MusnadAb Dwd ath-Thaylis,Musnad Ab Dzarr, no. 480.

    [28] Al-Bahr az-Zakhkhr, Musnad Ab Dzarr, no. 4034.

    [29] Syuab al-mn, Bb F ash-Shiym, no. 3576.

    [30] Shahh al-Bukhr, Kitb ar-Riqq, Bb Yadkhulu al-Jannah SabnaAlfan Bi Ghayri Hisb, no. 6541.

    [31] Shahh al-Bukhr, Kitb ath-Thibb, Bb Man Lam Yariq, no. 5752.

    [32] Shahh Muslim, Kitb al-mn, Bb ad-Dall Al Dukhli Thawifi al-

    Muslimn al-Jannata Bi Ghayri Hisb Wa L Adzb, no. 220.

    [33] Shahh Muslim, Kitb al-mn, Bb Baynu Kaun an-Nahy An al-

    Munkar Min al-mn, no. 50.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    50/56

    [34] Al-Mujam al-Ausath, Bb al-Mm Man Ismuhu Masadah no. 9103.

    [35] Musnad Ahmad, Musnad Hadhrat Abdu-Llh ibn Masd(ra), no. 4402.

    [36] At-Trkh al-Kabr, Bb Isml, no. 334.

    [37] Trkh Madnat ad-Dimasyq, 31/9.

    [38] Al-Jmi al-Kabr, Kitb Shifat al-Qiymah Wa ar-Raqiq Wa al-Wara

    An Rasli-Llh Shalla-Llhu Alayhi Wa Sallama, no. 2446.

    [39] As-Sunan al-Kubr, Kitb ath-Thibb, Bb al-Kayy, no. 7560.

    [40] Muntakhab al-Kalm F Tafsr al-Ahlm, h. 16.

    [41] Shahh al-Bukhr, Kitb at-Tayammum, Bb at-Tayammum, no. 335.

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    51/56

    DAFTAR PUSAKA

    Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh

    Madnat ad-Dimasyq v. 7. Beirut: Dr al-Fikr

    Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh

    Madnat ad-Dimasyq v. 31Beirut: Dr al-Fikr

    Ad-Dimasyq, Ab al-Qsim Al ibn al-Hasan. 1997 M/1418 H. Trkh

    Madnat ad-Dimasyq v. 62. Beirut: Dr al-Fikr

    Ad-Dimasyq, Ab al-Fid Isml ibn Umar ibn Katsr. 1998 M/1419 H. Al-

    Bidyah Wa an-Nihyah v. 1. Kairo: Hijr

    Ad-Dimasyq, Ab al-Fid Isml ibn Umar ibn Katsr. 1997 M/1418 H.

    Tafsr al-Qurn al-Azhm v. 3. Riydh: Dr Thayyibah

    Adz-Dzahab, Syams-ud-Dn Muhammad ibn Ahmad. 1995 M/1416 H.

    Mzn al-Itidl F Naqd ar-Rijl v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 2005 M/1426 H. At-Tafsr

    al-Kabr v. 5. London: asy-Syirkah al-Islmiyyah

    Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998. The Holy Qurn WithTranslation And Commentary v. 2. London: Islm International Publications

    Limited

    Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn

    With Translation And Commentary v. 3. London: Islm International

    Publications Limited

    Ahmad, Hadhrat Mirz Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn

    With Translation And Commentary v. 4. London: Islm International

    Publications Limited

    Ahmad, Hadhrat Mrza Basyr-ud-Dn Mahmd. 1998 M. The Holy Qurn

    With Translation And Commentary v. 5. London: Islm International

    Publications Limited

    Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2007 M.A Misconception Removed. London:

    Islm International Publications Limited

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    52/56

    Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2006 M. Divine Manifestations. London:

    Islm International Publications Limited

    Ahmad, Hadhrat Mirz Ghulm. 2005 M. The Will. London: Islm

    International Publications Limited

    Al, Maulaw Sher. 2004 M. The Holy Qurn: Arabic Text And English

    Translation. London: Islm International Publications Limited

    Al-Als, Ab al-Fadhl Mahmd. 1353 H. Rh al-Man F Tafsr al-Qurn

    al-Azhm Wa as-Sab al-Matsn v. 3. Beirut: Idrah ath-Thibah al-

    Munriyyah

    Al-Andalus, Ab Hayyn Muhammad ibn Ysuf. 1993 M/1413 H. Al-Bahral-Muhth v. 8. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Andalus, Ab Muhammad Abd-ul-Haqq ibn Athiyyah. 2002 M/1423 H.

    Al-Muharrar al-Wajz F Tafsr al-Kitb al-Azz.Beirut: Dr Ibn Hazm

    Al-Anshr. Ibn Hisym. 2000 M/1421 H. Mughn al-Labb An Kutub al-

    Arb v. 3. Kuwait: as-Silsilah at-Turtsiyyah

    Al-Asqaln, Ahmad ibn Al ibn Hajar. 2001 M/1421 H. Fath al-Br Bi

    Syarh Shahh al-Bukhr v. 11. Riydh: Maktabah al-Malik Fahd al-

    Wathaniyyah Atsn an-Nasyr

    Al-Asqaln, Ahmad ibn Al ibn Hajar. 2008 m/1429 H. Tahdzb at-Tahdzb

    v. 1. Beirut: Muassasat ar-Rislah

    Al-Baghdd, Ab Bakr Ahmad ibn Al al-Khathb. 2001 M/1422 H. Trkh

    Madnat as-Salmah v. 4. Beirut: Dr al-Gharb al-Islm

    Al-Baydhw, Ab al-Khayr Abdu-Llh ibn Umar. 1998 M/1418 H. Anwrat-Tanzl Wa Asrr at-Tawl v. 3. Beirut: Dr Ihy at-Turts al-Arab

    Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2003 M/1424 H. As-Sunan al-

    Kubr v. 9. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2000 M/1421 H. Syuab al-

    mn v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Bayhaq, Ab Bakr Ahmad ibn al-Husayn. 2000 M/1421 H. Syuab al-mn v. 3. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    53/56

    Al-Bazzr, Ab Bakr Ahmad ibn Amr. 1997 M/1418 H. Al-Bahr az-

    Zakhkhr v. 6. Madnah: Maktabah al-Ulm Wa al-Hikam

    Al-Bukhr, Ab Abdi-Llh Muhammad ibn Isml. 1361 H. At-Trkh al-

    Kabrv. 1. Hyderabad: Dirah al-Marif al-Utsmniyyah

    Al-Bukhr, Ab Abdi-Llh Muhammad ibn Isml. 2006 M/1427 H. Shahh

    al-Bukhr. Riydh: Maktabah ar-Rusyd

    Al-Ghazl, Ab Hmid Muhammad ibn Muhammad. 1413 H. Al-Mustashf

    Min Ilm al-Ushl. Madnah: al-Jmiah al-Islmiyyah

    Al-Hanaf, Qdh al-Qudhh Ab Sud ibn Muhammad. Tanpa tahun. Irsyd

    al-Aql as-Salm Il Mazy al-Kitb al-Karm v. 3. Kairo: Mathbaah as-Sadah

    Al-Hanaf, Qdh al-Qudhh Ab Sud ibn Muhammad. Tanpa tahun. Irsyd

    al-Aql as-Salm Il Mazy al-Kitb al-Karm v. 5. Kairo: Mathbaah as-

    Sadah

    Al-Haytsam, Syihb-ud-Dn Ahmad ibn Hajar. 1992 M/1413 H. Majma al-

    Bahrayn F Zawid al-Mujamayn. Riydh: Maktabah ar-Rusyd

    Al-Ibrhm, Dr. Muhammad ath-Thayyib. 2011 M/1432 H. Irb al-Qurn

    al-Karm. Beirut: Dr an-Nafis

    Al-Ishfahn, Ab Nuaym Ahmad ibn Abdi-Llh. 2007 M/1428 H. Hilyat al-

    Auliy Wa Thabaqt al-Ashfiy v. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Jurjn, Ab Ahmad Abdu-Llh ibn Ad. 1997 M/1418 H. Al-Kmil F

    Dhuaf ar-Rijl v. 4. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Jurjn, Ab Ahmad Abdu-Llh ibn Ad. 1997 M/1418 H. Al-Kmil FDhuaf ar-Rijlv. 9. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Al-Jurjn, Al ibn Muhammad. 1985.At-Tarft. Beirut: Maktabah Lubnn

    Al-Mishr, Ab al-Fadhl Jaml-ud-Dn ibn Muhammad. 1300 H. Lisn al-

    Arab v. 7. Beirut: Dr ash-Shdir

    Al-Mizz, Ysuf ibn Abd-ir-Rahmn. 2004 M/1425 H. Tadzhb al-Kaml F

    Asm ar-Rijlv. 1. Kairo: Dr al-Frq al-Hadtsah

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    54/56

    Al-Qanj,Nawwb Shiddq Hasan Khn. 1992 M/1422 H. Fath al-Bayn F

    Maqshid al-Qurn v. 3. Beirut: al-Maktabah al-Ashriyyah

    An-Nas, Ab Abd-ir-Rahmn Ahmad ibn Syuayb. 2001 M/1421 H. As-

    Sunan al-Kubr v. 7. Beirut: Muassasat ar-Rislah

    An-Nasaf, Maymn ibn Muhammad. 2000 M/1421 H. Bahr al-Kalm.

    Damaskus: Maktabah Dr al-Farfr

    An-Naysbr, Ab al-Husayn Muslim ibn Hajjj. 1992 M/1412 H. Shahh

    Muslim. Kairo: Dr al-Hadts

    An-Naysbr, Muhammad ibn Ishq ibn Khuzaymah. 1988 M/1408. At-

    Tauhd Wa Itsbt Shift Rabb Azza Wa Jalla. Riydh: Dr ar-RusydAr-Rghib, Ab al-Qsim al-Husayn ibn Muhammad. 1999 M/1419 H. Al-

    Mufradt F Gharb al-Qurn. Beirut: Dr al-Marifah

    Ar-Rz, Fakhr-ud-Dn ibn al-Al. 1981 M/1401 H. Mafth al-Ghayb v. 5.

    Beirut: Dr al-Fikr

    Ar-Rz, Ibn Ab Htim. 1953 M/1372 H. Al-Jarh Wa at-Tadl v. 1. Beirut:

    Dr al-Kutub al-Ilmiyyah

    Ar-Rz, Ibn Ab Htim. 1997 M/1417 H. Tafsr al-Qurn al-Azhm v. 5.

    Riydh: Maktabah Nizr al-Bz

    As-Sijistn, Ab Dwd Sulaymn ibn al-Asyts. 2009 M/1430. Sunan Ab

    Dwd v. 7. Damaskus: Dr ar-Rislah al-lamiyyah

    As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 2003 M/1423 H. Ad-

    Durr al-Mantsr F at-Tafsr Bi al-Matsr v. 5. Kairo: Markaz Hijr Li al-

    Buhts Wa ad-Dirst al-Arabiyyah al-Islmiyyah

    As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 1932 M/1351 H. Al-

    Fath al-Kabr F Dhamm Ziydat al-Jmi al-Kabr v. 1. Beirut: Dr al-Kitb

    al-Arab

    As-Suyth, Jall-ud-Dn Abd-ur-Rahmn ibn Ab Bakr. 1994 M/1415 H.

    Tadrb ar-Rw F Syarh Taqrb an-Nawaw v. 1. Riydh: Maktabah al-

    Kautsar

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    55/56

    At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1992 M/1422 H. Al-Majrhn v. 1.

    Kairo: Dr al-Marif

    At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1992 M/1422 H. Al-Majrhn v. 3.

    Kairo: Dr al-Marif

    At-Tamm, Muhammad ibn Hibbn. 1993 M/1414 H. Shahh Ibn Hibbn v.

    2. Beirut: Muassasat ar-Rislah

    At-Tirmidz, Ab s Muhammad ibn s. 1996. Al-Jmi al-Kabr v. 4.

    Beirut: Dr al-Gharb al-Islm

    Asy-Syaukan, Muhammad ibn Al. 1994 M/1415 H. Fath al-Qadr al-Jmi

    Bayna Faniyy ar-Riwyah Wa ad-Diryah v. 2. Dr al-Waf: Lajnah at-Tahqq Wa al-Bahts al-Ilm

    Asy-Syaybn, Ab Abdi-Llh Ahmad ibn Hanbal. 1999 M/1420 H. Musnad

    Ahmad v. 35. Beirut: Muassasat ar-Rislah

    Asy-Syrz, Ab Ishq Ibrhm ibn Al. 1983 M/1403 H. At-Tabshirah F

    Ushl al-Fiqh. Beirut: Dr al-Fikr

    Ath-Thabar, Ab Jafar Muhammad ibn Jarr. 2001 M/1412 H. Jmi al-

    Bayn An Tawl yi al-Qurn v. 18. Kairo: Hijr

    Ath-Thabar, Ab Jafar Muhammad ibn Jarr. 1969 M. Trkh ar-Rusul Wa

    al-Mulk v. 1. Kairo: Dr al-Marif

    Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-

    Mujam al-Ausath v. 4. Kairo: Dr an-Nsyir

    Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-

    Mujam al-Ausath v. 7. Kairo: Dr an-Nsyir

    Ath-Thabrn, Ab al-Qsim Sulaymn ibn Ahmad. 1995 M/1415 H. Al-

    Mujam al-Ausath v. 9. Kairo: Dr an-Nsyir

    Ath-Thahn, Dr. Mahmd. 1415 H. Taysr Musthalahat al-Hadts.

    Alexandria: Markaz al-Hady Li ad-Dirst

    Ath-Thaylis, Sulaymn ibn Dwd. 1999 M/1420 H. MusnadAb Dwd

    ath-Thaylis v. 1. Kairo: Hijr

  • 7/29/2019 Pandangan Ahmadiyyah Tentang Persamaan Antara Nab Dan Rasl

    56/56

    Az-Zabd, Murtadh al-Husayn. 1965 M/1385 H. Tj al-Urs Min Jawhir

    al-Qms v. 1. Kuwait: Mathbaah Hukmat Kuwait

    Azh-Zhhir, Ibn Hazm. 1996 M/1416 H. Al-Fishal F al-Milal Wa an-Nihal v.

    1. Beirut: Dr al-Habl

    Farid, Malik Ghulam. 1987 M. Al-Qurn Dengan Terjemahan Dan Tafsir

    Singkat. Jakarta: Guna Bakti Grafika

    Ibn Arab, asy-Syaykh al-Akbar Muhy-id-Dn. 1980 M/1400 H. Fushs al-

    Hikam. Beirut: Dr al-Kitb al-Arab

    Ibn Sirn, Muhammad. 2002 M/1423 H. Muntakhab al-Kalm F Tafsr al-

    Ahlm. Beirut: Dr al-MarifahIbn Zakariyy, Ab al-Husayn Ahmad ibn Fris. 1979 M/1399 H. Mujam

    Maqys al-Lughah v. 3. Beirut: Dr al-Fikr

    Lembaga Alkitab Indonesia. 2007 M. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga

    Alkitab Indonesia

    Mujamma al-Lughah al-Arabiyyah. 2004 M/1425 H. Al-Mujam al-Wasth.

    Kairo: Maktabah asy-Syurq ad-Dauliyyah

    Nazir, Qazi Mohammad. Tanpa tahun. Truth Prevails. Rabwah: Nazhr

    Isyat Wa Tashnf

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qurn. 1998. Al-Qurn Dan

    Terjemahnya. 1986 M/1407 C. Bandung: Gemah Risalah Press