padri aceh new

20
Disusun oleh : Disusun oleh : Fivit Hadi M. Fivit Hadi M. (10/XI (10/XI IPS 2) IPS 2) Liszet Indriyani Liszet Indriyani (16/XI (16/XI IPS 2) IPS 2) Salisah ZN Salisah ZN (24/XI IPS 2) (24/XI IPS 2) Teddy Pratama AW (2 Teddy Pratama AW (26 /XI IPS /XI IPS 2) 2) Tito Yogi L Tito Yogi L (2 (27 /XI IPS 2) /XI IPS 2)

Upload: suratno-ratno-miharjo

Post on 12-Apr-2017

458 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Padri aceh new

Disusun oleh :Disusun oleh :Fivit Hadi M. Fivit Hadi M. (10/XI IPS 2)(10/XI IPS 2)Liszet Indriyani Liszet Indriyani (16/XI IPS 2)(16/XI IPS 2)Salisah ZN Salisah ZN (24/XI IPS 2)(24/XI IPS 2)Teddy Pratama AW (2Teddy Pratama AW (266/XI IPS 2)/XI IPS 2)Tito Yogi L Tito Yogi L (2(277/XI IPS 2)/XI IPS 2)

Page 2: Padri aceh new

PERANG

PERANG

PADRIPADRI

&&

PERANG ACEH

PERANG ACEH

Page 3: Padri aceh new

PERANG PADRI & PERANG PERANG PADRI & PERANG ACEHACEH

Page 4: Padri aceh new

Latar Belakang

Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di daerah Minangkabau (Sumatra Barat) dan sekitarnya terutama di kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838.Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan. Perang Padri dilatarbelakangi oleh kepulangan tiga orang Haji dari Mekkah sekitar tahun 1803, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang yang ingin memperbaiki syariat Islam yang belum sempurna dijalankan oleh masyarakat Minangkabau.

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 5: Padri aceh new

Mengetahui hal tersebut, Tuanku Nan Receh sangat tertarik lalu ikut mendukung keinginan ketiga orang Haji tersebut bersama dengan ulama lain di Minangkabau yang tergabung dalam Harimau Nan Salapan.

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 6: Padri aceh new

Tokoh Perang Padri

Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul pemimpin pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk. 

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 7: Padri aceh new

Proses Perlawanan

Perlawanan dimulai tahun1821, kaum adat yang mulai terdesak dengan serangan Kaum Padri, meminta bantuan kepada Belanda. Oleh sebab itu Belanda melalui wakilnya di Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan mengadakan "Perjanjian Masang" pada tanggal 15 November 1825 dan diingkari oleh Belanda sendiri. Pada April 1824 Raaf meninggal digantikan oleh Kolonel De Stuers. Dia membangun Benteng Fort De Kock,di Bukit Tinggi. Tahun 1829 daerah kekuasaan kaum Padri telah meluas sampai ke Batak Mandailing, Tapanuli.

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 8: Padri aceh new

Tahun 1829 De Stuers digantikan oleh Letnan Kolonel Elout, yang datang di Padang Maret 1931. Dengan bantuan Mayor Michiels, Natal dapat direbut, sehingga Tuanku Nan Cerdik  ke Bonjol. Banyak kampung yang dapat direbut Belanda. Tahun 1932 datang bantuan dari Jawa, di bawah Sentot Prawirodirjo. Dengan cepat Lintau, Bukit, Komang, Bonjol, dan hampir seluruh daerah Agam dapat dikuasai oleh Belanda

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 9: Padri aceh new

Akhir Perlawanan

Setelah daerah-daerah sekitar Bonjol dapat dikuasai oleh Belanda, serangan ditujukan langsung ke benteng Bonjol. Kegagalan perundingan ini menyebabkan berkobarnya kembali pertempuran pada tanggal 12 Agustus 1837. Walaupun Tuanku Imam Bonjol telah menyerah tidak berarti perlawanan kaum Padri telah dapat dipadamkan. Perlawanan masih terus berlangsung dipimpin oleh Tuanku Tambusi pada tahun 1838.  Setelah itu berakhirlah perang Padri dan daerah Minangkabau dikuasai oleh Belanda.

PERANG PADRIPERANG PADRI

Page 10: Padri aceh new

Latar Belakang

Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda berambisi untuk mendudukinya. Situasi ini mulai berubah dengan adanya Traktrat Sumatra (yang ditandatangani Inggris dengan Belanda pada tanggal 2 November 1871). Isi dari Traktrat Sumatra 1871 itu adalah pemberian kebebasan bagi Belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di Sumatra, termasuk Aceh. Dengan demikian, Traktrat Sumatra 1871 jelas merupakan ancaman bagi Aceh. Belanda memberikan ultimatum, namun Aceh tidak menghiraukannya. Selanjutnya, pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda memaklumkan perang kepada Aceh.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 11: Padri aceh new

Tokoh Perang Aceh

Perang Aceh Pertama: Pada Perang Aceh pertama [1873-1874] dipimpin oleh Panglima Polim & Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yg dipimpin KöhlerPerang Aceh Kedua : Pada Perang Aceh Kedua [1874-1880], di bawahTuanku Muhammad Dawood yg dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indragiri.Perang Aceh Ketiga : Perang ketiga [1881-1896],Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.Perang Aceh Keempat : Perang keempat [1896-1910] ialah perang gerilya kelompok & perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan & pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 12: Padri aceh new

Proses Perlawanan

Sebelum terjadi peperangan, Aceh telah melakukan persiapan-persiapan. Sekitar 3.000 orang dipersiapkan di sepanjang pantai dan sekitar 4.000 orang pasukan disiapkan di lingkungan istana. Tampilah tokoh-tokoh seperti Panglima Polim, Teuku Imam Lueng Bata, Cut Banta, Teungku Cik Di Tiro, Teuku Umar dan isterinya Cut Nyak Dien. Serdadu Belanda kemudian bergerak untuk menyerang istana kesultanan, dan terjadilah pertempuran di istana kesultanan. Pada tanggal 6 September 1903 Panglima Polim beserta 150 orang parjuritnya menyerah setelah Belanda melakukan penangkapan terhadap keluarganya. Hal yang sama juga dilakukan terhadap Sultan Muhammad Daud Syah.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 13: Padri aceh new

Proses Perlawanan

Pada tahun 1904, Sultan Aceh dipaksa untuk menandatangani Plakat Pendek yang isinya sebagai berikut.

1) Aceh mengakui kedaulatan Belanda atas daerahnya.2) Aceh tidak diperbolehkan berhubungan dengan bangsa lain selain dengan belanda.3) Aceh menaati perintah dan peraturan Belanda.

Dengan ini, berarti sejak 1904 Aceh telah berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 14: Padri aceh new

Akhir Perlawanan

Berdasarkan pengalaman Snouch Hurgronje, pada tahun 1899, Belanda mengirim Jenderal Van Heutsz untuk mengadakan serangan umum di Aceh Besar, Pidie dan Samalanga. Dalam waktu singkat Belanda merasa berhasil menguasai Aceh. Kemudian Belanda membuat Perjanjian Pendek, dimana kerajaan-kerajaan kecil terikat oleh perjanjian ini. Kerajaan-kerajaan kecil itu tunduk pada Belanda dan seluruh kedudukan politik diatur oleh Belanda, sehingga masing-masing kerajan daharuskan untuk mengakui daerahnya sebagai bagian dari kekuasaan Belanda. Perjanjian pendek juga bertujuan untuk mengikat raja-raja kecil atau mengikat kepala-kepala daerah.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 15: Padri aceh new

Akhir Perlawanan

Pemerintahan Belanda juga mengikat raja-raja yang besar kekuasaannya, diantaranya Deli Serdang, Asahan, langkat, Siak, dan sebagainya dengan suatu perjanjian. Pemerintahan Belanda juga mengikat raja-raja yang besar kekuasaannya, diantaranya Deli Serdang, Asahan, langkat, Siak, dan sebagainya dengan suatu perjanjian.

.

PERANG ACEHPERANG ACEH

Page 16: Padri aceh new

Peta Perang Padri

Page 17: Padri aceh new

Gambar Perang Aceh

Page 18: Padri aceh new

Peta Perang Aceh

Page 19: Padri aceh new

Gambar Perang Padri

Page 20: Padri aceh new

TERIMA KASIH