kerajaan aceh, kls xi (show)
TRANSCRIPT
Kerajaan Aceh
Created By
Ananda KotrunnadaaXI-/PPB (03)
Kerajaan Aceh
Kehidupan
Sosial
Kemunduran
Aceh
Kehidupan
Ekonomi
Kehidupan
Budaya
Awal
Mula
Kehidupan
Politik
Letak
Kerajaan
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas
wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya
mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada
tahun 1524 wilayah Pasai. sudah menjadi bagian dari
kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak
lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau
Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran
perdagangan internasional pada masa itu. Ramainya
aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar – bandar
perdagangan Kerajaan Aceh, mempengaruhi
perkembangan kehidupan Kerajaan Aceh dalam segala
bidang
Raja – raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh :
• Sultan Ali Mughayat Syah
• Sultan Salahuddin
• Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar
• Sultan Iskandar Muda
• Sultan Iskandar Thani
Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh
bekembang pesat. Dearahnya yg subur banyak menghasilkan
lada. Kekuasaan Aceh atas daerah – daerah pantai timur dan
barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya.
Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung
Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting
timah dan lada.
Barang – barang yg di ekspor Aceh seperti beras, lada
( dari Minagkabau ), rempah – rempah ( dari Maluku ).
Bahan impornya seperti kain dari Koromendal
( india ), porselin dan sutera ( dari Jepang dan Cina ),
minyak wangi ( dari Eropa dan Timur Tengah ). Kapal –
kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai
Laut Merah.
Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan
berkembangnya ajaran agama Islam di Aceh. Kaum
bangsawan yg memegang kekuasaan dalam pemerintahan
sipil disebut golongan Teuku, sedangkan kaum ulama yg
memegang peranan penting dlm agama disebut golongan
Teungku.
Sesudah Sultan Iskandar Muda wafat, aliran Sunnah wal
Jama’ah mengembangkan islam beraliran Sunnah wal
Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yg berjudul
Bustanussalatin ( taman raja – raja dan berisi adat – istiadat
Aceh besrta ajarn agama Islam )
Kejayaan yg dialami oleh kerajaan Aceh tersebut tidak
banyak diketahui dalam bidang kebudayaan. Walupun ada
perkembangan dalam bidang kebudaaan, tetapi tidak
sepesat perkembangan dalam ativitas perekonomian.
Peninggalan kebuadayaan yg terlihat nyata adala Masjid
Baiturrahman.
Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tdk
ada raja – raja besar yg mampu mengendalikan daerah Aceh
yg demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani ( 1637 –
1641 ), sebagai pengganti Sultan Iskandar Muda,
kemunduran itu mulai terasa & terlebih lagi setelah
meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
Timbulnya pertikaian yg terus menerus di Aceh
aantara golongan bangsawan ( teuku ) dgn golongan utama
( teungku ) yg mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh.
Antara golongan ulama sendiri prtikaian terjadi karena
prbedaan aliran dalam agama.
* Daerah kekuasaannya banyak yg melepaskan diri seperti
Johor, Pahang, Perlak, Minangkabau, dan Siak. Negara –
negara itu menjadikan daerahnya sbg negara merdeka
kembali, kadang – kadang di bantu bangsa asing yg
menginginkan keuntungan perdagangan yg lebuh besar.
Kerajaan Aceh yg berkuasa selama kurang lebih 4 abad,
akhinya runtuh karena dikuasai oleh Belanda awal abad ke-
20.
Teurimong Gaseh