cerita rakyat aceh pdf

47
1 Persembahan kepada Ibu Woro Aryandini Seluruh anak Nusantara TIM PENYUSUN 1. ACHMAD BUDIARTO (01) 2. ARDIAN CIPTA RUKMANA (08) 3. ARIEF FAJAR MURSITO (09) 4. ARINTA IGA SAPUTRI (10) 5. ERITA NUZUL NUR ADRIANI (18) 6. HERWIN KURNIAWATI (23) 7. LUHUR FEBRIANSYAH (24) 8. RADITYA PATRIADINATA (30) 9. RIFKI SINGGIH (32) SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA BINTARO UTAMA SEKTOR V JAKARTA SELATAN 2012

Upload: ian-nurseto

Post on 31-Jul-2015

174 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita Rakyat Aceh PDF

1

Persembahan kepada

Ibu Woro Aryandini

Seluruh anak Nusantara

TIM PENYUSUN

1. ACHMAD BUDIARTO (01)

2. ARDIAN CIPTA RUKMANA (08)

3. ARIEF FAJAR MURSITO (09)

4. ARINTA IGA SAPUTRI (10)

5. ERITA NUZUL NUR ADRIANI (18)

6. HERWIN KURNIAWATI (23)

7. LUHUR FEBRIANSYAH (24)

8. RADITYA PATRIADINATA (30)

9. RIFKI SINGGIH (32)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

BINTARO UTAMA SEKTOR V JAKARTA

SELATAN

2012

Page 2: Cerita Rakyat Aceh PDF

2

DAFTAR ISI

BURUNG PARAKEET - 3

SI KEPAR - 7

ASAL USUL TARI GUEL ACEH - 14

MENTIKO BETUAH - 19

TUJUH ANAK LELAKI - 30

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN - 40

Page 3: Cerita Rakyat Aceh PDF

BURUNG PARAKEET 3

BURUNG PARAKEET

Alkisah di sebuah hutan

hiduplah sekelompol burung

parakeet. Raja burung parakeet

memiliki bulu dan paruh yang

cantik, gagah dan indah. Oleh

sebab itulah dia diangkat

menjadi raja dikalangan burung parakeet. Pada suatu hari

datang seorang pemburu yang ingin menangkap burung-

burung parakeet. Mengetahui hal itu semua burung

parakeet menjadi risau sebab pemburu itu merupakan

orang yang handal dalam menjebak burung. Sudah banyak

jenis burung lain yang masuk dalam perangkapnya dan

tidak akan selamat. Burung-burung yang sudah ditangkap

itu biasanya di jual atau dimakan oleh si pemburu.

Raja burung parakeet menjadi risau dan coba untuk

mencari akal bagaimana caranya supaya tidak masuk

perangkap pemburut tersebut. Namun, raja burung

parakeet tidak menemukan jalan sehingga banyaklah

rakyat burung parakeet yang masuk perangkap sang

Page 4: Cerita Rakyat Aceh PDF

BURUNG PARAKEET 4

pemburu. Raja burung parakeet menjadi sedih lalu timbul

ide untuk mengelabui si pemburu. Dia memerintahkan

pada rakyat burung parakeet yang sudah masuk

perangkap si pemburu agar berpura-pura mati. Rakyat

burung parakeet setuju, ketika keesokan harinya

pemburu datang kembali ke hutan dan bermaksud untuk

mengambil burung-burung yang sudah terjebak. Melihat

semua burung-burung itu mati si pemburu menjadi kesal

dan kemudian mengeluarkan semua burung dari

perangkapnya. Setelah semua burung keluar dari sangkar

dengan serentak burung-burung itu terbang ke udara.

Kumpulan burung parakeet itu dapat menipu si pemburu

berkat ide dari raja mereka.

Namun sayangnya ada satu burung yang tidak

berhasil lolos dari si pemburu, dia adalah raja burung

parakeet sendiri. Si pemburu merasa senang karena

walaupun semua burung terlepas tapi dia masih memiliki

burung parakeet yang sangat cantik. Raja burung

parakeet tidak bisa berbuat apa-apa. Dia di bawa pulang

oleh si pemburu. Sesampainya di rumah pemburu

tersebut bermaksud ingin memakan raja burung

Page 5: Cerita Rakyat Aceh PDF

BURUNG PARAKEET 5

parakeet. Mengetahui hal ini raja burung parakeet tidak

kehilangan akal dia mengajukan syarat kepada si

pemburu. Syarat itu adalah bahwa raja burung parakeet

akan bernyanyi untuk si pemburu setiap hari sampai rasa

penat si pemburu hilang. Mendengar perkataan raja

burung parakeet si pemburu setuju dan tidak jadi

memakannya. Maka sejak saat itu raja burung parakeet

akan bernyanyi setiap hari sampai rasa sedih dan penat si

pemburu hilang.

Kemerduan suara raja burung parakeet terdengar di

seluruh kota dan menyebabkan baginda raja tertarik

akan kemerduan suara raja burung parakeet. Kemudian

raja memerintahkan bawahannya untuk membawa si

pemburu beserta raja burung parakeet. Raja

memerintahkan agar burung parakeet bernyanyi

untuknya. Mendengar suara raja burung parakeet

menyebabkan raja menjadi tertarik kemudian dia

berkata kepada si pemburu bahwa dia akan membayar

berapapun yang diminta oleh si pemburu asalnya burung

parakeet itu menjadi miliknya. Si pemburu setuju dan

menyerahkan raja burung parakeet kepada baginda raja.

Page 6: Cerita Rakyat Aceh PDF

BURUNG PARAKEET 6

Baginda raja sangat senang menerima raja burung

parakeet, dia membangun sebuah sangkar dari emas

untuk tempat tinggal raja burung parakeet. Akan tetapi

raja burung parakeet tidak merasa bahagia. Dia teringat

kepada rakyatnya burung parakeet yang saat ini sudah

bebas di hutan. Lalu raja burung parakeet mencari akal.

Suatu hari raja burung parakeet berpura-pura mati,

ketika mengetahui hal ini sang raja menjadi sangat sedih.

Baginda raja lalu membuat upacara kematian yang sangat

meriah bagi raja burung parakeet. Namun ketika hendak

di kubur, raja burung parakeet tidak menyia-nyiakan

kesempatan itu. Dia lalu terbang ke udara meninggalkan

sang raja dan kembali ke hutan menemui rakyatnya.

Begitulah cerita rakyat dari negeri Nanggroe

Aceh Darussalam yang berjudul Raja Burung Parakeet.

Page 7: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 7

SI KEPAR

Alkisah, di sebuah daerah di Kabupaten Aceh

Tenggara, hiduplah seorang janda bersama dengan

seorang anak laki-lakinya yang bernama Si Kepar. Ayah

dan ibu si Kepar bercerai sejak si Kepar masih berusia

satu tahun, sehingga ia tidak mengenal sosok ayahnya.

Sebagai anak yatim, Si Kepar sering diejek oleh teman-

teman sepermainannya sebagai jazah (anak tak berayah).

Oleh karena itu, Si Kepar ingin mengetahui siapa

sebenarnya ayahnya.

Pada suatu hari, Si Kepar pun menanyakan hal itu

kepada ibunya. Pada awalnya, ibunya enggan menceritakan

siapa dan di mana ayah Si Kepar. Namun, akhirnya

diceritakan juga setelah Si Kepar mengancam akan bunuh

diri jika tidak diceritakan. Setelah jelas siapa dan di

mana ayahnya, Si Kepar pun berniat untuk menemui

ayahnya di atas sebuah gunung yang sangat jauh.

Setelah berpamitan pada ibunya, Si Kepar pun berangkat

untuk menemui ayahnya dengan perbekalan secukupnya.

Page 8: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 8

Ia berjalan sendiri melawati hutan belantara,

menyeberangi sungai dan mendaki gunung. Akhirnya,

sampailah ia pada tempat yang dimaksud ibunya. Dari

kejauhan, tampaklah seorang laki-laki setengah baya yang

sedang menyiangi rumput di tengah-tengah ladangnya. Si

Kepar pun segera menghampiri dan menyapanya.

“Selamat siang, Pak!”.

“Siang juga, Nak!” jawab Bapak itu.

“Kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya pula Bapak itu.

“Saya Si Kepar. Berasal dari Tanah Alas,” jawab Si

Kepar.

“Tanah Alas?” ucap Bapak itu. Ia tersentak kaget

mendengar jawaban Si Kepar.

“Kenapa Bapak kaget mendengar nama itu?” tanya Si

Kepar.

“Oh tidak, Nak! Tidak ada apa-apa,” jawab Bapak itu.

“Apa yang membawa kamu ke sini, Par?” tanya balik bapak

itu.

Page 9: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 9

Si Kepar pun menceritakan maksud kedatanganya,

namun ia tidak menceritakan kalau ibunya masih hidup.

Setelah mendengar cerita si Kepar, tahulah Bapak itu

bahwa Si Kepar adalah anaknya.

Sejak itu, Si Kepar mulai silih berganti tinggal bersama

ayah atau ibunya. Dalam seminggu, terkadang Si Kepar

tidur tiga malam di tempat ayahnya, baru kembali ke

tempat ibunya. Si Kepar tidak pernah menceritakan

kepada ibunya kalau ia tidur di tempat ayahnya. Bahkan,

ia mengatakan kepada ibunya, bahwa ayahnya telah

meninggal dunia. Semua hal ini dilakukan oleh Si Kepar,

karena ia ingin kedua orang tuanya menyatu kembali agar

tidak lagi diejek oleh teman-temannya sebagai jazah.

Segala daya dan upaya dilakukannya agar keinginannya

dapat tercapai, walaupun ia harus berbohong kepada

kedua orang tuanya. Setelah berdoa sehari-semalam, Si

Kepar mendapat petunjuk dari Yang Mahakuasa. Petunjuk

itu adalah menyatakan kehendaknya kepada ibunya untuk

memiliki ayah tiri. Harapan ini juga disampaikan kepada

ayahnya untuk memiliki ibu tiri. Pada suatu malam, Si

Kepar menyampaikan harapannya itu kepada ibunya.

Page 10: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 10

“Bu, sebenarnya Kepar kasihan melihat ibu yang setiap

hari bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Jika

ibu ingin menikah lagi, Kepar tidak keberatan memiliki

ayah tiri.” Mendengar perkataan Kepar itu, ibunya

termenung sejenak, lalu berkata, “Benarkah kamu tidak

keberatan, Par?”

“Tidak, Bu! Kepar sangat senang jika memiliki ayah lagi,

agar teman-teman Kepar tidak akan lagi mengejek Kepar

sebagai jazah,” Kepar menjelaskan alasan sebenarnya

ingin memiliki ayah lagi.

“Tapi..., siapa lagi yang mau menikah dengan ibu yang

sudah tua ini,” kata ibu Kepar merendah.

“Ibu tidak perlu khawatir. Serahkan saja masalah itu

kepada Kepar,” jawab Kepar dengan perasaan lega,

karena jawaban ibunya menandakan bersedia menikah

lagi.

Keesokan harinya, Kepar kemudian pergi ke gunung

menemui ayahnya untuk menyampaikan harapan yang

sama.

Page 11: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 11

“Ayah! Bolehkah Kepar meminta sesuatu kepada, Ayah?”

tanya Kepar kepada ayahnya.

“Apakah itu, Anakku!” jawab ayah Kepar penasaran.

“Sebenarnya Kepar merasa kasihan melihat ayah yang

setiap hari harus bekerja di ladang dan memasak sendiri.

Jika ayah tidak keberatan, Kepar akan mencarikan

seorang perempuan yang pantas untuk mendampingi

ayah,” kata Kepar kepada ayahnya.

“Siapa lagi yang mau dengan ayah yang sudah tua ini?”

jawab ayah Kepar tersenyum.

“Tenang, Ayah! Masih banyak janda-janda yang sebaya

dan pantas untuk ayah di Tanah Alas,” kata Kepar kepada

ayahnya memberi harapan.

“Ah, yang benar saja, Par!” jawab ayah Kepar dengan

santainya.

Mendengar jawaban itu, Kepar pun tahu kalau

ayahnya bersedia menikah lagi. Akhirnya, kedua orang

tuanya menyetujui harapan Si Kepar. Namun, mereka

belum mengetahui siapa jodohnya yang oleh mereka

sama-sama telah menyerahkan masalah itu kepada Si

Page 12: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 12

Kepar.

Setelah itu, Kepar pun mulai mengatur taktik dan

strategi untuk mempertemukan kedua orang tuanya yang

semula beranggapan bahwa pasangan mereka sudah

meninggal sebagaimana keterangan Si Kepar. Si Kepar

mempertemukan mereka di sebuah dusun yang berada di

lereng gunung, tidak jauh dari tempat tinggal ayahnya.

Pertemuan ini tidak dilakukan di Tanah Alas, agar

ayahnya tidak teringat dengan tempat itu, dimana dulu ia

pernah tinggal di sana selama puluhan tahun.

Akhirnya, berkat usaha Kepar, kedua orang tuanya

bersatu kembali. Mereka berdua hidup harmonis seperti

sedia kala. Melihat keadaan itu, kini saatnya Si Kepar

menceritakan keadaan yang sebenarnya, bahwa

perempuan yang dinikahi ayahnya itu adalah istrinya

sendiri yang dulu pernah ia nikahi. Demikian sebaliknya,

laki-laki yang menikahi ibunya itu adalah suaminya sendiri

yang dulu pernah menikahinya. Setelah mendengar

keterangan dari Si Kepar tersebut, tahulah keduanya

(ayah dan ibu Kepar) keadaan yang sebenarnya. Meskipun

Page 13: Cerita Rakyat Aceh PDF

SI KEPAR 13

keduanya telah dibohongi oleh anaknya, keduanya tidak

marah. Keduanya saling memaafkan atas kesalahan

masing-masing yang menyebabkan mereka bercerai.

Mereka juga berterima kasih kepada Si Kepar, karena

telah menyatukan mereka kembali. Si Kepar pun sangat

senang menyambut kehadiran ayahnya di tengah-tengah

keluarganya. Akhirnya, mereka bertiga hidup dalam

sebuah keluarga yang rukun, damai dan penuh

kebahagiaan. Sejak itu pula, Si Kepar tidak pernah lagi

diejek oleh teman-temannya sebagai jazah.

Sumber: http://dongengshanty.blogspot.com

Page 14: Cerita Rakyat Aceh PDF

ASAL USUL TARI GUEL ACEH 14

Asal Usul Tari Guel Aceh

Cerita Rakyat: Asal

Usul Tari Guel Aceh –

Tersebutlah dua

bersaudara putra Sultan

Johor, Malaysia. Mereka

adalah Muria dan Sengede.

Suatu hari, kakak beradik itu menggembala itik di

tepi laut sambil bermain layang-layang. Tiba-tiba datang

badai dahsyat sehingga benang layang-layang mereka pun

putus. Sekuat tenaga mereka mengejar layang-layang

tersebut. Mereka lupa bahwa pada saat itu mereka

sedang menggembala itik, hingga itiknya pun pergi entah

ke mana.

Setelah gagal menemukan layang-layang mereka,

barulah mereka teringat akan itik-itik mereka. Tetapi

malang, itik-itik itu tak lagi nampak. Mereka pun pulang

dengan ketakutan akan mendapat marah dari orangtua

mereka.

Page 15: Cerita Rakyat Aceh PDF

ASAL USUL TARI GUEL ACEH 15

Benar juga apa yang mereka pikirkan. Setiba di

rumah, mereka dimarahi ayah mereka. Mereka juga

disuruh mencari itik-itik itu, dan tak diizinkan kembali

sebelum itik-itik yang hilang itu ditemukan kembali.

Berhari-hari bahkan berbulan-bulan mereka

berjalan mencari itik mereka, tapi tak membawa hasil

hingga akhirnya mereka tiba di Kampung Serule. Dengan

tubuh yang lunglai mereka menuju ke sebuah

meunasah/langgar dan tertidur lelap. Pagi harinya

mereka ditemukan oleh orang kampung dan dibawa

menghadap ke istana Raja Serule. Di luar dugaan, mereka

malah diangkat anak oleh baginda raja.

Beberapa waktu berlalu, rakyat Serule hidup

makmur, aman, dan sentosa. Hal ini dikarenakan oleh

kesaktian kedua anak tersebut. Kemakmuran rakyat

Serule itu membuat Raja Linge iri dan gusar, sehingga

mengancam akan membunuh kedua anak tersebut. Malang

bagi Muria, ia berhasil dibunuh dan dimakamkan di tepi

Sungai Samarkilang, Aceh Tenggara.

Pada suatu saat, raja-raja kecil berkumpul di istana

Sultan Aceh di Kutaraja. Raja-raja kecil itu

Page 16: Cerita Rakyat Aceh PDF

ASAL USUL TARI GUEL ACEH 16

mempersembahkan cap usur, semacam upeti kepada

Sultan Aceh. Saat itu, Cik Serule datang bersama

Sangede. Saat itu, Raja Linge juga hadir. Saat Raja

Serule masuk ke istana, Sangede menunggu di halaman

istana.

Sambil menunggu ayah angkatnya, Sangede

menggambar seekor gajah yang berwarna putih. Rupanya

lukisan Sangede ini menarik perhatian Putri Sultan yang

kemudian meminta Sultan mencarikan seekor gajah putih

seperti yang digambar oleh Sangede.

Sangede kemudian menceritakan bahwa gajah putih

itu berada di daerah Gayo, padahal dia sebenarnya belum

pernah melihatnya. Maka, saat itu juga Sultan meme-

rintahkan Raja Serule dan Raja Linge untuk menangkap

gajah putih tersebut guna dipersembahkan kepada

Sultan. Raja Serule dan Raja Linge benar-benar kebingu-

ngan, bagaimana mungkin mencari sesuatu yang belum

pernah dilihatnya.

Sangede menyesal karena bercerita bahwa gajah

putih itu ada di Gayo hingga ayah angkatnya mendapat

tugas mencarinya. Dalam kebingungan itu, suatu malam

Page 17: Cerita Rakyat Aceh PDF

ASAL USUL TARI GUEL ACEH 17

Sangede bermimpi bertemu dengan Muria yang

memberitahu bahwa gajah putih itu berada di

Samarkilang, dan sebenarnya gajah putih itu adalah

dirinya yang menjelma saat dibunuh oleh Raja Linge.

Pagi harinya, Sangede dan Raja Serule yang

bergelar Muyang Kaya pergi ke Samarkilang seperti

perintah dalam mimpi Sangede. Benar juga, setelah

beberapa saat mencari, mereka berdua menemukan gajah

putih itu sedang berkubang di pinggiran sungai.

Sangede dan Raja Serule Muyang Kaya kemudian

dengan hati-hati mengenakan tali di tubuh gajah yang

nampak penurut itu. Tetapi saat akan dihela, gajah putih

itu lari sekuat tenaga. Raja Serule dan Sangede tak

mampu menahannya. Mereka hanya bisa mengejarnya

hingga suatu saat gajah itu berhenti di dekat kuburan

Muria di Samarkilang.

Anehnya, gajah putih itu berhenti seperti

sebongkah batu. Tak bergerak sedikit pun meski

Sangede dan Raja Serule mencoba menghelanya.

Berbagai cara dicoba oleh Sangede agar gajah putih itu

Page 18: Cerita Rakyat Aceh PDF

ASAL USUL TARI GUEL ACEH 18

mau beranjak dan menuruti perintahnya untuk diajak

pergi ke istana Kutaraja. Tetapi, semuanya sia-sia.

Sangede kehabisan akal. Akhirnya, dia bernyanyi-

nyanyi untuk menarik perhatian gajah putih. Sambil

bernyanyi, Sangede meliuk-liukkan tubuhnya. Raja Serule

ikut-ikutan menari bersama Sangede di depan gajah

putih agar mau bangkit dan menuruti perintahnya. Di luar

dugaan, gajah putih itu tertarik juga oleh gerakan-

gerakan Sangede, dan kemudian bangkit. Sangede terus

menari sambil berjalan agar gajah itu mengikuti

langkahnya. Akhirnya, gajah itu pun mengikuti Sangede

yang terus menari hingga ke istana. Tarian itu disebutnya

tarian Guel hingga sekarang.

Sangede menyadari bahwa sesuatu ajakan kepada

seseorang atau kepada binatang tidaklah harus dengan

cara yang kasar. Dengan sebuah tarian pun akhirnya

gajah putih itu menuruti ajakannya.

Page 19: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 19

MENTIKO BETUAH

Konon, pada zaman

dahulu di negeri Semeulue,

tersebutlah seorang raja

yang kaya-raya. Raja itu

sangat disenangi oleh

rakyatnya, karena

kedermawanannya. Namun,

ia tidak memiliki anak setelah sepuluh tahun menikah

dengan permaisurinya. Oleh karena sudah tidak tahan

lagi ingin punya keturunan, Raja itu pun pergi bersama

permaisurinya ke hulu sungai yang airnya sangat dingin

untuk berlimau dan bernazar, agar dikaruniai seorang

anak yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan.

Tempat yang akan dituju itu berada sangat jauh

dari keramaian. Untuk menuju ke sana, mereka harus

menyusuri hutan belantara, menyeberangi sungai-sungai,

serta mendaki dan menuruni gunung. Mereka pun

berangkat dengan membawa bekal secukupnya. Setiba

Page 20: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 20

kedua suami-istri di sana, mereka mulai melaksanakan

maksud dari kedatangan mereka. Setelah sehari-semalam

berlimau dan bernazar, mereka pun kembali ke istana.

Setelah menunggu berhari-hari dan berminggu-

minggu, akhirnya doa mereka terkabul. Permaisuri

diketahui telah mengandung satu bulan. Delapan bulan

kemudian, Permaisuri pun melahirkan seorang anak laki-

laki, dan diberinya nama Rohib. Raja sangat gembira

menyambut kelahiran putranya itu, yang selama ini

diidam-idamkannya. Raja kemudian memukul beduk untuk

memberitahukan kepada seluruh rakyatnya agar

berkumpul di pendopo istana. Selanjutnya, Raja

menyampaikan bahwa ia hendak mengadakan selamatan

sebagai tanda syukur atas rahmat Tuhan yang telah

menganugerahinya anak. Keesokan harinya, selamatan pun

dilangsungkan sangat meriah dengan berbagai macam

pertunjukan.

Raja dan permaisuri mendidik dan membesarkan

putra mereka dengan penuh kasih sayang. Mereka sangat

Page 21: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 21

memanjakannya, sehingga anak itu tumbuh menjadi anak

yang sangat manja. Waktu terus berlalu, Rohib pun

bertambah besar. Rohib kemudian dikirim oleh orang

tuanya ke kota untuk belajar di sebuah perguruan.

Sebelum berangkat, Rohib mendapat pesan dari ayahnya

agar belajar dengan tekun. Setelah itu, ia pun

berpamitan kepada orang tuanya. Sudah beberapa tahun

Rohib belajar, Rohib belum juga mampu menyelesaikana

pelajarannya karena sudah terbiasa manja. Ayahnya

menjadi sangat marah kepadanya, bahkan ingin

menghukumnya, ketika ia kembali ke istana.

“Hai, Rohib! Anak macam apa kamu! Dasar anak keras

kepala! Sudah tidak mau mendengar nasihat orang tua.

Pengawal! Gantung anak ini sampai mati!” perintah sang

Raja. Mendengar perintah suaminya kepada pengawal,

Permaisuri pun segera bersujud di hadapan suaminya.

“Ampun, Kakanda! Rohib adalah anak kita satu-satunya.

Adinda mohon, Rohib jangan dihukum mati. Berilah ia

Page 22: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 22

hukuman lainnya!” pinta sang Permaisuri kepada suaminya.

“Tapi, Kanda sudah muak melihat muka anak ini!” jawab

sang Raja dengan geramnya.

“Bagaimana kalau kita usir saja dia dari istana ini? Tapi

dengan syarat, Kakanda bersedia memberinya uang

sebagai modal untuk berdagang,” usul sang Permaisuri.

“Baiklah, Dinda! Usulan Dinda aku terima. Tapi dengan

syarat, uang yang aku berikan kepada Rohib tidak boleh

ia habiskan kecuali untuk berdagang,” jawab sang Raja.

“Bagaimana pendapatmu, Anakku?” Permaisuri balik

bertanya kepada Rohib.

“Baiklah, Bunda! Rohib bersediah memenuhi syarat itu.

Terima kasih, Bunda!” jawab Rohib.

“Jika kamu melanggar lagi, maka tidak ada ampun bagimu,

Page 23: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 23

Rohib!” tambah Raja menegaskan kepada putranya itu.

Setelah itu, Rohib berpamitan kepada orang tuanya

untuk pergi berdagang. Ia pergi dari satu kampung ke

kampung dengan menyusuri hutan belantara. Di tengah

perjalanan, ia bertemu dengan anak-anak kampung yang

sedang menembak burung dengan ketapel.

“Wahai, Saudara-saudaraku! Janganlah kalian menganiaya

burung itu, karena burung itu tidak berdosa.” tegur si

Rohib kepada anak-anak itu.

“Hei, kamu siapa? Berani-beraninya kamu melarang kami,”

bantah salah seorang dari anak-anak kampung itu.

“Jika kalian berhenti menembaki burung itu, aku akan

memberi kalian uang,” tawar Rohib.

Anak-anak kampung itu menerima tawaran Rohib.

Page 24: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 24

Setelah memberikan uang kepada mereka, Rohib pun

melanjutkan perjalanannya. Belum jauh berjalan, ia

menemukan lagi orang-orang kampung yang sedang

memukuli seekor ular. Rohib tidak tega melihat

perbuatan mereka tersebut. Ia kemudian memberikan

uang kepada orang-orang tersebut agar berhenti

menganiaya ular itu.

Setelah itu, ia melanjutkan lagi perjalanannya

menyusuri hutan lebat menuju ke sebuah perkampungan.

Demikian seterusnya, selama dalam perjalanannya, ia

selalu memberi uang kepada orang-orang yang

menganiaya binatang, sehingga tanpa disadarinya uang

yang seharusnya dijadikan modal berdagang sudah habis.

Setelah sadar, ia pun mulai gelisah dan berpikir

bagaimana jika ia pulang ke istana. Tentu ayahnya akan

sangat marah dan akan menghukumnya. Apalagi ia telah

dua kali melakukan kesalahan besar, pasti ayahnya tidak

akan mengampuninya lagi. Oleh karena kelelahan seharian

berjalan, ia pun memutuskan untuk beristirahat di bawah

sebuah pohon yang rindang. Ia kemudian duduk di atas

sebuah batu besar yang ada di bawah pohon itu sambil

Page 25: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 25

menangis tersedu-sedu. Pada saat itu, tiba-tiba seekor

ular besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan,

mengira dirinya akan dimangsa ular itu.

“Jangan takut, Anak muda! Saya tidak akan memakanmu,”

kata ular itu. Melihat ular itu dapat berbicara, rasa takut

Rohib pun mulai hilang.

“Hai, Ular besar! Kamu siapa? Kenapa kamu bisa

berbicara?” tanya si Rohib mulai akrab.

“Aku adalah Raja Ular di hutan ini,” jawab ular itu.

“Kamu sendiri siapa? Kenapa kamu bersedih?” ular itu

balik bertanya kepada si Rohib.

“Aku adalah si Rohib,” jawab Rohib, lalu menceritakan

semua masalahnya dan semua kejadian yang telah dialami

selama dalam perjalanannya.

“Kamu adalah anak yang baik, Hib,” kata Ular itu dengan

Page 26: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 26

akrabnya.

“Karena kamu telah melindungi hewan-hewan di hutan ini

dari orang-orang kampung yang menganiayanya, aku akan

memberimu hadiah sebagai tanda terima kasihku,”

tambah ular itu lalu kemudian mengeluarkan sesuatu dari

mulutnya.

“Benda apa itu?” tanya si Rohib penasaran.

“Benda itu adalah benda yang sangat ajaib. Apapun yang

kamu minta, pasti akan dikabulkan. Namanya Mentiko

Betuah,” jelas Ular itu, lalu pergi meninggalkan si Rohib.

Sementara itu, Rohib masih asyik mengamati

Mentiko Betuah itu. “Waw, hebat sekali benda ini.

Berarti benda ini bisa menolongku dari kemurkaan ayah,”

gumam Rohib dengan perasaan gembira. Berbekal

Mentiko Betuah itu, Rohib memberanikan diri kembali ke

istana untuk menghadap kepada ayahnya. Namun, sebelum

sampai di istana, terlebih dahulu ia memohon kepada

Page 27: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 27

Mentiko Betuah agar memberinya uang yang banyak

untuk menggantikan modalnya yang telah dibagi-bagikan

kepada orang-orang kampung, dan keuntungan dari hasil

dagangannya. Ayahnya pun sangat senang menyambut

putranya yang telah membawa uang yang banyak dari

hasil dagangannya. Akhirnya, Rohib diterima

kembali oleh ayahnya dan terbebas dari ancaman

hukuman mati. Semua itu berkat pertolongan Mentiko

Betuah, pemberian ular itu.

Setelah itu, Rohib berpikir bagaimana cara untuk

menyimpan Mentiko Betuah itu agar tidak hilang. Suatu

hari, ia menemukan sebuah cara, yaitu ia hendak

menempanya menjadi sebuah cincin. Lalu dibawanya

Mentiko Betuah itu kepada seorang tukang emas. Namun

tanpa disangkanya, tukang emas itu menipunya dengan

membawa lari benda itu. Oleh karena Rohib sudah

bersahabat dengan hewan-hewan, ia pun meminta

bantuan kepada mereka. Tikus, kucing dan anjing pun

bersedia menolongnya. Anjing dengan indera

penciumannya, berhasil menemukan jejak si tukang emas,

Page 28: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 28

yang telah melarikan diri ke seberang sungai. Kini, giliran

si Kucing dan si Tikus untuk mencari cara bagaimana cara

mengambil cincin itu yang disimpan di dalam mulut tukang

emas. Pada tengah malam, si Tikus memasukkan ekornya

ke dalam lubang hidung si Tukang Emas yang sedang

tertidur. Tak berapa lama, Tukang Emas itu bersin,

sehingga Mentiko Betuah terlempar keluar dari mulutnya.

Pada saat itulah, si Tikus segera mengambil benda itu.

Namun, ketika Mentiko Betuah akan dikembalikan

kepada Rohib, si Tikus menipu kedua temannya dengan

mengatakan bahwa Mentiko Betuah terjatuh ke dalam

sungai. Padahal sebenarnya benda itu ada di dalam

mulutnya. Pada saat kedua temannya mencari benda itu

ke dasar sungai, ia segera menghadap kepada si Rohib.

Dengan demikian, si Tikuslah yang dianggap sebagai

pahlawan dalam hal ini. Sementara, si Kucing dan si

Anjing merasa sangat bersalah, karena tidak berhasil

membawa Mentiko Betuah. Ketika diketahui bahwa si

Rohib telah menemukan Mentiko Betuahnya, yang dibawa

oleh si Tikus, maka tahulah si Kucing dan si Anjing bahwa

si Tikus telah melakukan kelicikan.

Page 29: Cerita Rakyat Aceh PDF

MENTIKO BETUAH 29

Menurut masyarakat setempat, bahwa berawal dari

cerita inilah mengapa tikus sangat dibenci oleh anjing dan

kucing hingga saat ini.

Page 30: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 30

TUJUH ANAK LELAKI

Alkisah, di sebuah

kampung di daerah Nanggroe

Aceh Darussalam, ada

sepasang suami-istri yang

mempunyai tujuh orang anak

laki-laki yang masih kecil.

Anak yang paling tua

berumur sepuluh tahun,

sedangkan yang paling bungsu berumur dua tahun. Untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka, sepasang suami-istri

itu menanam sayur-sayuran untuk dimakan sehari-hari

dan sisanya dijual ke pasar. Meskipun serba pas-pasan,

kehidupan mereka senantiasa rukun, damai, dan

tenteram.

Pada suatu waktu, kampung mereka dilanda musim

kemarau yang berkepanjangan. Semua tumbuhan mati

karena kekeringan. Penduduk kampung pun mulai

kekurangan makanan. Persediaan makanan mereka

semakin hari semakin menipis, sementara musim kemarau

Page 31: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 31

tak kunjung usai. Akhirnya, seluruh penduduk kampung

menderita kelaparan, termasuk keluarga sepasang suami-

istri bersama tujuh oranganaknyaitu.

Melihat keadaan tersebut, sepasang suami-istri tersebut

menjadi panik. Tanaman sayuran yang selama ini menjadi

sumber penghidupan mereka tidak lagi tumbuh.

Sementara mereka tidak mempunyai pekerjaan lain

kecuali menanam sayur-sayuran di kebun. Mereka sudah

berpikir keras mencari jalan keluar dari kesulitan

tersebut, namun tidak menemukan jawabannya. Akhirnya,

mereka bersepakat hendak membuang ketujuh anak

mereka ke sebuah hutan yang letaknya jauh dari

perkampungan.

Pada suatu malam, saat ketujuh anaknya sedang tertidur

pulas, keduanya bermusyawarah untuk mencari cara

membuang ketujuh anak mereka.

“Bang! Bagaimana caranya agar tidak ketahuan anak-

anak?” tanya sang Istri bingung.

“Besok pagi anak-anak kita ajak pergi mencari kayu bakar

ke sebuah hutan yang letaknya cukup jauh. Pada saat

Page 32: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 32

mereka beristirahat makan siang, kita berpura-pura

mencari air minum di sungai,” jelas sang Suami.

“Baik, Bang!” sahut sang Istri sepakat.

Tanpa mereka sadari, rupanya anak ketiga mereka

yang pada waktu itu belum tidur mendengar semua

pembicaraan mereka.

Keesokan harinya, sepasang suami-istri itu mengajak

ketujuh putranya ke hutan untuk mencari kayu bakar.

Sesampainya di hutan yang terdekat, sang Ayah berkata

kepada mereka:

“Anak-anakku semua! Sebaiknya kita cari hutan yang

luas dan banyak pohonnya, supaya kita bisa mendapatkan

kayu bakar yang lebih banyak lagi,” ujar sang Ayah.

“Baik, Ayah!” jawab ketujuh anak lelaki itu serentak.

Setelah berjalan jauh, sampailah mereka di sebuah hutan

yang amat luas. Alangkah gembiranya mereka, karena di

hutan itu terdapat banyak kayu bakar. Mereka pun

segera mengumpulkan kayu bakar yang banyak

berserakan. Ketika hari menjelang siang, sang Ibu pun

Page 33: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 33

mengajak ketujuh anaknya untuk beristirahat melepas

lelah setelah hamper setengah hari bekerja.

Pada saat itulah, sepasang suami istri itu hendak

mulai menjalankan recananya ingin meninggalkan ketujuh

anak mereka di tengah hutan itu.

“Wahai anak-anakku! Kalian semua beristirahatlah di sini

dulu. Aku dan ibu kalian ingin mencari sungai di sekitar

hutan ini, karena persediaan air minum kita sudah habis,”

ujar sang Ayah.

“Baik, Ayah!” jawab ketujuh anak itu serentak.

“Jangan lama-lama ya, Ayah... Ibu...!’” sahut si Bungsu.

“Iya, Anakku!” jawab sang Ibu lalu pergi mengikuti

suaminya.

Sementara itu, setelah menunggu beberapa lama dan

kedua orangtua mereka belum juga kembali, ketujuh anak

itu mulai gelisah. Mereka cemas kalau-kalau kedua

orangtua mereka mendapat musibah. Akhirnya, si sulung

pun mengajak keenam adiknya untuk pergi menyusul

Page 34: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 34

kedua orangtua mereka. Namun, sebelum meninggalkan

tempat itu, anak ketiga tiba-tiba angkat bicara.

“Abang! Tidak ada gunanya kita menyusul ayah dan ibu.

Mereka sudah pergi meninggalkan kita semua,” kata anak

ketiga.

“Apa maksudmu, Dik?” tanya si Sulung.

“Tadi malam, saat kalian sudah tertidur nyenyak, aku

mendengar pembicaraan ayah dan ibu. Mereka sengaja

meninggalkan kita di tengah hutan ini, karena mereka

sudah tidak sanggup lagi menghidupi kita semua akibat

kemarau panjang,” jelas anak ketiga.

“Kenapa hal ini baru kamu ceritakan kepada kami?” tanya

anak kedua.

“Aku takut ayah dan ibu murka kepadaku, Bang,” jawab

anak ketiga.

Akhirnya ketujuh anak itu tidak jadi pergi menyusul

kedua orangtuanya, apalagi hari sudah mulai gelap.

Mereka pun segera mencari tempat perlindungan dari

udara malam. Untungnya, tidak jauh dari tempat mereka

berada, ada sebuah pohon besar yang batangnya

Page 35: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 35

berlubang seperti gua. Mereka pun beristirahat dan tidur

di dalam lubang kayu itu hingga pagi hari.

“Bang! Apa yang harus kita lakukan sekarang? Ke mana

kita harus pergi?” tanya si anak kedua.

“Kalian tunggu di sini! Aku akan memanjat sebuah pohon

yang tinggi. Barangkali dari atas pohon itu aku dapat

melihat kepulan asap. Jika ada, itu pertanda bahwa di

sana ada perkampungan,” kata si Sulung.

Ternyata benar, ketika berada di atas pohon, si

Sulung melihat ada kepulan asap dari kejauhan. Ia pun

segera turun dari pohon dan mengajak keenam adiknya

menuju ke arah kepulan asap tersebut. Setelah berjalan

jauh, akhirnya sampailah mereka di sebuah

perkampungan.

Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat sebuah

rumah yang sangat besar berdiri tegak di pinggir

kampung.

“Hei lihatlah! Besar sekali rumah itu,” seru anak keempat.

“Waaahhh... jangan-jangan itu rumah raksasa,” sahut

anak keenam.

Page 36: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 36

Baru saja kata-kata itu terlepas dari mulutnya, tiba-

tiba terdengar suara keras dari dalam rumah itu meminta

mereka masuk ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian,

penghuni rumah itu pun keluar. Rupanya, dia adalah

raksasa betina.

“Hei, anak manusia! Kalian siapa?” tanya Raksasa Betina

itu.

“Kami tersesat, Tuan Raksasa! Orang tua kami

meninggalkan kami di tengah hutan,” jawab si Sulung.

Mendengar keterangan itu, tiba-tiba si Raksasa Betina

merasa iba kepada mereka. Ia pun segera mengajak

mereka masuk ke dalam rumahnya, lalu menghidangkan

makanan dan minuman kepada mereka. Oleh karena sudah

kelaparan, ketujuh anak itu menyantap makanan tersebut

dengan lahapnya.

“Habiskan cepat makanan itu, lalu naik ke atas loteng!

Kalau tidak, kalian akan dimakan oleh suamiku. Tidak lama

lagi ia datang dari berburu,” ujar Raksasa Betina.

Oleh karena takut dimakan oleh Raksasa Jantan, mereka

pun segera menghabiskan makanannya lalu bergegas naik

Page 37: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 37

ke atas loteng untuk bersembunyi. Tidak lama kemudian,

Raksasa Jantan pun pulang dari berburu. Ketika membuka

pintu rumahnya, tiba-tiba ia mencium bau makanan enak.

“Waaahhh... sedapnya!” ucap raksasa jantan sambil

menghirup bau sedap itu.

“Bu! Sepertinya ada makanan enak di rumah ini. Aku

mencium bau manusia. Di mana kamu simpan mereka?”

tanya Raksasa Jantan kepada istrinya.

“Aku menyimpan mereka di atas loteng. Tapi mereka

masih kecil-kecil. Biarlah kita tunggu mereka sampai agak

besar supaya enak dimakan,” jawab Raksasa Betina.

Si Raksasa Jantan pun menuruti perkataan istrinya.

Selamatlah ketujuh anak itu dari ancaman Raksasa

Jantan. Keesokan harinya, ketika si Raksasa Jantan

kembali berburu binatang ke hutan, si Raksasa Betina pun

segera menyuruh ketujuh anak lelaki itu pergi. Namun,

sebelum mereka pergi, ia membekali mereka makanan

seperlunya selama dalam perjalanan. Bahkan, si Raksasa

Betina yang baik itu membekali mereka dengan emas dan

Page 38: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 38

intan.

“Bawalah emas dan intan ini, semoga bermanfaat untuk

masa depan kalian,” kata Raksasa Betina.

“Terima kasih, Raksasa Jantan! Tuan memang raksasa

yang baik hati,” ucap si Sulung seraya berpamitan.

Setelah berjalan jauh menyusuri hutan lebat, menaiki

dan menuruni gunung, akhirnya tibalah mereka di tepi

pantai. Mereka pun segera membuat perahu kecil lalu

berlayar mengarungi lautan luas. Setelah beberapa lama

berlayar, tibalah mereka di sebuah negeri yang

diperintah oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Di

negeri itu mereka menjual semua emas dan intan

pemberian raksasa kepada seorang saudagar kaya. Hasil

penjualan tersebut, mereka gunakan untuk membeli tanah

perkebunan. Masing-masing mendapat tanah perkebunan

yang cukup luas. Ketujuh bersaudara itu sangat rajin

bekerja dan senantiasa saling membantu.

Beberapa tahun kemudian, mereka pun telah dewasa.

Berkat kerja keras selama bertahun-tahun, akhirnya

mereka memiliki harta kekayaan yang banyak. Kemudian

masing-masing dari mereka membuat rumah yang cukup

Page 39: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 39

bagus. Ketujuh lelaki itu pun hidup damai, tenteram dan

sejahtera.

Pada suatu hari, si Bungsu tiba-tiba teringat dan

merindukan kedua orangtuanya. Ia pun segera

mengundang keenam kakaknya datang ke rumahnya untuk

bersama-sama pergi mencari kedua orangtua mereka.

“Maafkan aku, Kakakku semua! Aku mengundang kalian ke

sini, karena ingin mengajak kalian untuk pergi mencari

ayah dan ibu. Aku sangat merindukan mereka, dan aku

yakin, mereka pasti masih hidup,” ungkap si Bungsu

kepada saudara-saudaranya.

“Iya, Adikku! Kami juga merasakannya seperti itu.

Kami sangat rindu kepada ayah dan ibu yang telah

melahirkan kita semua,” tambah anak keenam.

“Baiklah kalau begitu! Besok pagi kita bersama-sama

pergi mencari mereka. Apakah kalian setuju?” tanya si

Sulung.

“Setuju!” jawab keenam adiknya serentak.

Keesokan harinya, berangkatlah ketujuh orang

bersaudara itu mencari kedua orangtua mereka. Setelah

berlayar mengarungi lautan luas, tibalah mereka di

Page 40: Cerita Rakyat Aceh PDF

TUJUH ANAK LELAKI 40

sebuah pulau. Di pulau itu, mereka berjalan dari satu

kampung ke kampung lain. Sudah puluhan kampung

mereka datangi, namun belum juga menemukannya.

Hingga pada suatu hari, mereka pun menemukan kedua

orangtua mereka di sebuah kampung dalam keadaan

menderita. Ketujuh orang bersaudara itu sangat sedih

melihat kondisi kedua orangtua mereka. Akhirnya,

mereka membawa orangtua mereka ke tempat tinggal

mereka untuk hidup dan tinggal bersama di rumah yang

bagus.

Sejak itu, kedua orangtua itu berkumpul kembali dan

hidup bersama dengan ketujuh orang anaknya. Mereka

senantiasa menyibukkan diri beribadah kepada Tuhan

Yang Mahakuasa. Segala keperluannya sudah dipenuhi

oleh ketujuh orang anaknya yang sudah cukup kaya.

Sumber: http://dongengshanty.blogspot.com

Page 41: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 41

Beungong Meulu dan Beungong Peukeun

Pada zaman dahulu

kala, di sebuah negeri di

Aceh, hidup dua orang

kakak-beradik yang ber-

nama Beungong Meulu

dan Beungong Peukeun.

Kedua orangtua mereka telah meninggal dunia. Tiap hari

Beungong Peukeun mencari udang di danau. Suatu hari

Beungong Peukun tidak mendapat seekor udang pun. Saat

hendak pulang, dia melihat sebuah benda yang menarik

hatinya. Ternyata benda itu sebutir telur.

Sesampainya di rumah, direbusnya telur tadi dan

dimakannya. Sungguh aneh, keesokan harinya Beungong

Peukeun merasa sangat haus. Bukan hanya itu, tubuhnya

pun semakin panjang dan bersisik. Akhirnya, suatu pagi

saat bangun dari tidurnya Beungong Peukun telah

berubah menjadi seekor naga.

Page 42: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 42

“Mengapa Kakak memakan telur itu? Kini kau

menjadi seekor naga,” kata Beungong Meulu dengan

terisak menyesali perbuatan kakaknya. Keesokan harinya

Beungong Peukeun mengajak adiknya meninggalkan gubuk

mereka. Sebelum berangkat, Beungong Peukeun

menyuruh adiknya memetik tiga kuntum bunga di bela-

kang gubuk mereka. “Ayo, naiklah ke punggungku dan

peganglah bunga itu erat-erat, jangan sampai jatuh,”

perintah Beungong Peukeun.

Saat melewati sungai besar, Beungong Peukeun

meminum airnya hingga habis. Tiba-tiba muncul seekor

naga yang marah karena perbuatan Beungong Peukeun

tersebut. Keduanya bertarung sengit. Saat Beungong

Peukuen memenangkan pertarungan tersebut sekuntum

bunga di tangan Beungong Meulu menjadi layu.

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Di tengah

perjalanan mereka kembali dihadang seekor naga yang

besar. Kembali terjadi pertarungan. Tiba-tiba sekuntum

bunga di tangan Beungong Meulu menjadi layu. Tahulah

dia bahwa sebentar lagi pertarungan akan dimenangkan

Beungong Peukeun.

Page 43: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 43

Setelah menang bertarung, kakak-beradik itu

kembali melanjutkan perjalanan menyeberangi lautan.

Rupanya di tengah perjalanan menyeberangi lautan

tersebut, Beungong Peukeun kembali diserang seekor

naga. Kali ini naga yang sangat besar. Saat bunga di

tangan Beungong Meulu tak kunjung layu, dia mulai

khawatir.

Beungong Meulu semakin khawatir ketika Beungong

Peukeun tampak mulai kewalahan menghadapi serangan

sang Naga. Saat mengetahui dirinya akan kalah, Beungong

Peukeun melemparkan adiknya dari punggungnya.

Akhirnya Beungong Peukeun terbunuh oleh serangan naga

yang sangat besar itu. Sementara itu, Beungong Meulu

terlempar dan tersangkut di sebuah pohon milik seorang

saudagar kaya yang kemudian menikahinya.

Namun sayang, selama menjadi istri saudagar kaya

tersebut, Beungong Meulu tak pernah bicara ataupun

tersenyum. Dia selalu diam dan tampak sedih. Bahkan

sampai mereka mempunyai seorang anak. Suaminya

mencari akal untuk mengetahui penyebab kesedihan

Page 44: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 44

istrinya itu. Maka suatu hari suaminya berpura-pura mati

sehingga anaknya menangis tersedu-sedu.

“O Anakku, ibu tahu bagaimana sedihnya hati bila

ditinggal orang yang kita cintai. Ibu dulu kehilangan

kakak ibu yang terbunuh oleh seekor naga di lautan. Bah-

kan hingga kini ibu tidak dapat menghilangkan rasa sedih

itu.” Mendengar pengakuan Beungong Meulu tersebut su-

aminya kemudian bangun. Akhirnya, dia mengetahui

penyebab kesedihan Beungong Meulu. Keesokan harinya

dia mengajak Beungong Meulu pergi ke lautan, di mana

dulu Beungong Peukeun bertarung melawan naga raksasa.

Saat sampai di pantai, Beungong Meulu dan suaminya

melihat tulang-tulang berserakan. Beungong Meulu yakin

bahwa itu tulang-tulang kakaknya. Maka, dikumpulkannya

tulang-tulang tersebut kemudian suaminya membaca doa

sambil memercikkan air bunga pada tulang-tulang

tersebut. Atas perkenan Tuhan, tiba-tiba terjadi

keajaiban. Beungong Peukeun menjelma dan berdiri di

hadapan mereka. Sejak saat itu Beungong Peuken tinggal

bersama adiknya dan Beungong Meulu tidak lagi membisu.

Page 45: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 45

Suatu hari, Beungong Peukun berjalan-jalan di tepi

pantai. Saat itu dia melihat seekor ikan raksasa

berwarna kemerahan. Dihujamkannya sebilah pedang ke

tubuh ikan tersebut kemudian dicongkelnya mata ikan

tersebut. Karena terlalu keras, mata ikan tersebut

terpelanting jauh hingga jatuh di halaman seorang

penguasa di sebuah negeri. Mata ikan tersebut kemudian

berubah menjadi gunung. Sang penguasa merasa gelisah

dengan adanya gunung di halamannya. Ia kemudian

mengadakan sebuah sayembara. Barang siapa dapat me-

mindahkan gunung tersebut dari halaman rumahnya, dia

akan dijadikan penguasa di negeri itu dan dinikahkan

dengan anaknya.

Beungong Peukeun yang mendengar sayembara

tersebut segera berangkat ke sana. Begitu tiba di

tempat yang dimaksud, dia segera mencongkel gunung

tersebut dengan pedang saktinya. Dalam sekejap, gunung

tersebut dapat dilemparkannya jauh-jauh. Sang penguasa

menepati janjinya. Beungong Peukeun diberi kekuasaan

memerintah negeri tersebut dan dinikahkan dengan putri

Page 46: Cerita Rakyat Aceh PDF

BUNGONG MEULU DAN BUNGONG PEUKEUN 46

penguasa. Demikianlah kisah tentang dua saudara ini.

Akhirnya, mereka berdua hidup bahagia.

Penulis: Yulia S. Setiawati

Page 47: Cerita Rakyat Aceh PDF

47

REFERENSI

Isi cerita diadaptasi dari L.K. Ara. 1995. Cerita

Rakyat dari Aceh. Jakarta: Grasindo.

Anonim. “Aceh”, http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh,

diakses tanggal 26 November 2008.

Tenas Effendy. 2006. Tunjuk Ajar Melayu.

Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya

Melayu bekerja sama dengan Penerbit AdiCita

Karya Nusa.