oleh: riswiyanto s - website staff ui...
TRANSCRIPT
1
Oleh:Riswiyanto S
2
Kimia Organik
Hidrokarbon (C & H ) Senyawa Heteroatom
alifatik aromatikalkana
alkena
alkuna
Senyawa siklis
alkohol
eter
aldehida
keton
Asam karboksilat
ester
amina
amida
C C
C C
C C
R OH
R O R'
R C
O
H
R C
O
R'
R C
O
OH
R C
O
OR'
R C
O
NH2
R NH2
3
Hidrokarbon
NH4OCN H2N-C-NH2
O
evaporate
amoniumcyanat urea
Struktur AtomIkatan Ion
Ikatan Kovalen
Ikatan IonApabila atom mendapat atau memberikan elektron maka atom
akan menjadi bermuatan, Bila muatan ion dalah positif disebut Kation dan jika negatif disebut Anion.
Li+ F-
Kation Anion
4
Ikatan Kovalen
Apabila dua atom yang mempunyai keelektronegativan sama bereaksi , keduanya akan mempunyai konfigurasi gas mulia hasil dari saling tumpangsuh elektron ke duanya.Contoh;
Berilium yang tidak mempunyai elektron tak berpasangan. Bagaimana Be berikatan dengan klor?
H2 H + H H-H
CH4 C + H H C HH
H H
HHCHor
Be
1s 2s 2p
2p1s 2s
elektron 2s dipromosikan ke orbital p yang kosong
hibridisasi sp
BeCl2 Be + 2 Cl Cl Be Cl
BF3 B + 3 F F B FF
hanya ada 4 elektron disekeliling Be
hanya ada 6 elektron disekeliling B
5
Kepolaran Molekul
Suatu molekul disebut polar jika molekul mempunyai perbedaan muatan positif dan negatif yang relatif nyata, molekul semacam ini dikatakan mempunyai momen dipol permanent.
Simbol momen dipol : kepala anak panah menunjukan kearah muatan negatif.
Momen dipol (µ) adalah ukuran derajat pemisahan muatan (polaritas). µ = e x d
dimana:e = satuan elektrostatik muatan (esu dalam stat coulomb)d = Jarak antar muatan dalam cm, satuan µ adalah statcoulomb-cm.1 esu = 4,80 x 10-10 statcoulomb dan d dalam satuan 10-8 cm.
µ adalah 10-18 statcoulomb-cm. Momen dipol sering menggunakan satuan Debye (D), dimana 1 D = 10-18 statcoulomb-cm. Contoh: hidrogen klorida.
Panjang ikatan HCl adalah 1,28 Å = 1,28 x 10-8 cm.µ = 4,80 x 10-10 statcoulomb x 1,28 x 10-8 cm = 6,16 D
Namun momen dipol yang terukur adalah µ = 1,03 D, jadi persentase sifat ionik dalam ikatan tidak 100 %, melainkan 1,03 D / 6,16 x 100 = 17 %.
6
Tabel Beberapa Momen Dipol Ikatan (D) C-C 0,0 H-F 1,98 C-F 1,51 C-O 0,86 H-C 0,30 H-Cl 1,03 C-Cl 1,56 C=O 2,40
H-N 1,31 H-Br 0,78 C-Br 1,48 C-N 0,40 H-O 1,53 H-I 0,38 C-I 1,29 C=N 0,90
N
F
F
F4,0
4,0
4,0
3,0
0,24 D
N
H
H
H
3,0
2,1
2,1
2,1 1,46 D
7
Muatan Formal
Muatan Formal= ∑ ∑∑ −− tan2
tankberikaelektronta
rikaelektronbelensielektronva
Contoh:
Bagaimana muatan formal senyawa : a). Diazometan H2C=N=N
b). Metil isosianida H3C-NC
c). Asetonitril oksida H3C-CN-O
Jawab:
C N N
H
HStruktur Lewisa). H2C=N=N
Hidrogen muatan formal = 1 - 2/2 - 0 = 0
muatan formal = 4 - 8/2 - 0 = 0Karbon
muatan formal = 5 - 8/2 - 0 = +1
1 2
Nitrogen-1
Nitrogen-2 muatan formal = 5 - 42 - 4 = -1
Perhatian: Elektron valensi adalah elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Elektron ikatan adalah elektron yang terlibat dalam ikatan antar atom. Elektron tak berikatan adalah pasangan elektron sunyi (bebas/takberikatan)
8
Struktur Kimia Dan Resonansi
C C
H
H
HO
OC C
H
H
HO
O
Ikatan rangkap dua pada oksigen ini ?
Atau pada oksigen ini ?Ion Asetat
Meskipun kedua atom oksigen berbeda dalam struktur Lewis, dalam percobaankeduanya adalah equivalen.
Panjang ikatan resonansi C=O = 1,27 Ao.pajang ikatan C-O = 1,35 Ao
Panjang ikatan C=O =1,20 Ao 1,27 Ao
9
Aturan Struktur resonansi
1. Struktur resonansi, menggambarkan molekul, ion, radikal dan ion yang tidak cukup digambarkan hanya dengan sebuah struktur Lewis, melainkanharus dengan dua atau lebih struktur Lewis. Sehingga dapat mewakili strukturmolekul, radikal atau ion dalam bentuk hibridisasinya.Tanda panah untuk resonansi
2. Dalam menulis struktur resonansi, kita hanya boleh memindahkan elektron, sedangkan posisi inti atom tetap seperti dalam molekulnya.
H3C C CH
CH2
H
H3C C CH
CH2
H
H2CHC C
HCH2
HI II
Struktur resonansi dari kation allilik, terbentuk jika1,3-butadiena menangkap proton.
Bukan struktrur resonansidari alillik karena, hidrogenterlalu jauh.
10
Struktur resonansi (…continue)
H2C
HC
CH2
3. Semua struktur harus memenuhi struktur Lewis. Tidak boleh menulis struktur ( atom karbon mempunyai lima ikatan).
C
H
H O
H
H
4. Semua struktur resonansi harus mempunyai, jumlah elektrontak berpasangan yang sama.
H2C
HC
CH2
Bukan struktur resonansi, karenamempunyai jumlah elektron tak ber-pasangan tidak seperti kation allilik
H2C CH
CH2
11
Struktur resonansi (…continue)
5. Semua atom yang terlibat dalam sistim delokalisasi harus terletak pada bidang datar atau mendekati datar.
C
(H3C)3C
H2C
C
CH2
C(CH3)3
2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena
Senyawa 2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena, bukan merupakan sistim konyugasi, karenagugus tersier butil (besar) sehingga keluar dari bidang datar. Karena tidak satu bidangmaka orbital p pada C-2 dan C-3 tidak dapat mengalami overlapping dan delokalisasielektron menjadi terhalang.
6. Struktur resonansi atau hibridisasi atau sistim yang menggambarkan mempunyaikestabilan yang besar.
12
Struktur resonansi (…continue)
7. Struktur yang lebih stabil, adalah yang lebih besar memberikankontribusi terhadap sistim hibridisasi.Contoh:
H3C C
CH3
CH
CH2delta delta
a b c dH3C C
CH3
CH
CH2a b c d
H3C C
CH3
CH
CH2a b c d
A BStruktur A mempunyai kontribusi lebih besar dari B, karena struktur A merupakan karbonium tersier, sedangkan B adalah karbonium sekunder.
13
Prakiraan Kestabilan Struktur Resonansi
a. Struktur yang mempunyai ikatan kovalen lebih banyak adalah struktur yang palingstabil. Struktur 1 paling stabil, karena mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap.
H2C CH
CH
CH2 H2C CH
CH
CH H2C CH
CH
CH2
1 2 3Paling stabil
b. Struktur yang memiliki atom dengan elektron sesuai dengan gas mulia adalah yang paling stabil. Struktur II lebih stabil karena mempunyai delapan elektron
H3C O CH3 H2C O CH3
I IIAtom karbon hanya mempunyai enam elaktron
Atom karbon mempunyai delapan elektron
c. Pemisahan muatan menurunkan kestabilan. Struktur I lebih stabil dari IIkarena tidak terjadi pemisahan muatan.
H2C CH
Cl H2C CH
Cl
I II
14
Hidrokarbon
Rumus umum alkana alifatik adalah CnH2n+2, dan tidak mengandung unsur-unsur yang lain, alkana dikenal juga sebagai hidrokarbon jenuh karena hanya mengandung ikatan C-C dan C-H.Alifatik alkana secara kimiawi bersifat inert karena mempunyai jumlah maksimum atom H per atom karbonnya. Alkana yang paling sederhana adalah metana, berupa gas, mengikat empat atom hidrogen secara kovalen .
Rumus umum CnH2n+2
CH4
metana C
H
H
H
H
sp3
tetrahedral
C
H
H HH
109.5º
15
metana
Bentuk alkana berupa tetrahedral, akibat saling tolakan dari ikatan-ikatan kovalennya. Atom karbon terletak di pusat bentuk tetrahedronnya, dengan empat atom H menempati keempat titik-titik bentuk tetrahendron.
Etana mempunyai rumus C2H6 dan ditemukan dalam gas alam
H C C C H
H
H
H
HH
H
Propana
Iso-butana(2-metilpropana)
16
1. Alkana (Parafin)Induk metana CH4
Rantai lanjut etana H3C-CH3
Hilang satu proton(H) menjadi gugus alkil * gugus metil H3C-X
* gugus etil H3C-CH2-XSeri homolog : CnH2n+2
Sifat-sifat fisik: -(ttk didih, ttk leleh, density)-Non-polar (larut dlm benzen,eter,CCl4 dan tdk larut dalam air)
Nama Rumus Molekul ttk didih ( oC ) density (g/ml at 0 oC)
Propana CH3CH2CH3 -42 gasButana CH3CH2CH2CH3 0 gasPentana CH3CH2CH2CH2CH3 36 0,626Heksana CH3(CH2)4CH3 69 0,660Heptana CH3(CH2)5CH3 98 0,684Oktana CH3(CH2)6CH3 126 0,703
17
Alkil
C
H
H H
Metil
C
R
H H
C
R
H R'
C
R
R'' R'
Alkil primer ( 1o )
Alkil sekunder ( 2o )
Alkil trsier ( 3o )
H3C CH2
C
CH3
CH3
H
Karbon primer
Karbon sekunderKarbon tersier
18
Contoh : isomer C7H16
n-heptana
2-metil heksanaHidrokarbon jenuh dapat juga dalam bentuk sikloalkana yang terdiri atas cincin atom C dan mempunyai rumus umu CnH2n, dan contoh molekul paling sederhana adalah siklopropana, C3H6, dan produk komersial penting bentuk sikloalkana ini adlaah sikloheksana
siklopropana sikloheksana
Dalam sikloalkana, rotasi penuh tidak terjadi dalam ikatan C-C, dan bentuk disubstitusi dapat berbentuk isomernya.Sikloalkana dapat terjadi di alam dan konformasi yang paling stabil dalah konformasi kursi dengan sudut 109,50. Ikatan aksial terarah keatas dan kebawah, parallel terhadap sumbu cincinnya. Dalam sikloalkana, struktur paling stabil untuk bentuk tersubstitusi adalah yang mempunyai substituen dalam posisi ekuatorial.
19
Isomer
4,111,846,7634,347
7531
Constitutional Isomers
Molecular FormulaCH4C5 H12C10 H22C15 H32C30 H62
20
NomenklaturTatanama dalam alkana ditentukan berdasarkan atas system IUPAC (International Union of Pure Applied Chemistry). Suatu nama kimia terdiri atas awalan , induk , dan akhiran. Nama Awalan akan menerangkan substituennya, induk menerangkan panjang rantai dan akhiran menunjukkan gugus fungsinya.
Cara penamaan :1.Tentukan rantai karbon terpanjang dalam molekul, dan dipakai nama tersebut sebagai nama induknya.2.Penomoran rantai karbon dimulai dari yang terdekat dengan titik cabang yang ada, sehingga akan memberikan nomor terkecil dalam urutan.3.Identitaskan nomor dan substituen dari titik percabangan dalam rantai utamanya. Jika ada dua substituen dalam atom C yang sama, diberikan nomor yang sama pula.4.Tulis nama dengan tanda pemisah untuk awalan dan menggunakan tanda koma untuk nomor. Jika ada dua substituen yang berbeda, urutkan sesuai alfabet. Jika dua atau lebih substituen yang identik, diberi nama pada awalan di-, tri-, dan tetra- .
21
Tatanama
CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3
CH3
1 2 4
6
3
5
CH3 CH3
7 8CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3
CH3124
6
3
5CH3 CH3
78
4 + 4 + 6 = 14 3 + 5 + 5 = 13
Atau
5 62 3 41 7CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH3
CH3 C2H5
56 234 17CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH3
CH3 C2H5
I II
CH3-CH-CH2-CH-CH-CH3
CH3
CH3
CH3
1 2
4
63 5
2 + 4 + 5 = 11
I
CH3-CH-CH2-CH-CH-CH3
CH3
CH3
CH33
56 124
2 + 3 + 5 = 10
II
22
Tatanama
CH3-CH-CH-CH3
Br
Cl
CH3-CH-CH-CH3
Br
Cl1
2
2
3
3441
I II
1246 3578CH3-CH-CH-C-CH3 CH3-CH2-CH2-CH-CH-C-CH2-CH3
CH3 CH3
CH3 CHH3C CH3
C2H5CH3
C2H5
2,2,4-trimetil pentana 3,3-dietil-5-isopropil-4-metil-oktana
23
Tatanama
H2C CH2
H2C
H2C CH2
CH2H2C
Trimetylen tetrametylen pentametylen heksametilen
siklopentena sikloheksa-1,4-diena siklookta-1,3,5,7-tetraena
12
4
5
O
Cl
3
3-klorosiklopentanonbukan 4-klorosiklopentanon
1 2 4
3CH2-CH-CH-CH3
CH3
OH
2-metil-1-siklopentil pentana-3-ol
24
Klasifikasi Karbon dan Hidrogen
primer (1o) – Hanya mengikat 1 atom karbon lain.
sekunder (2o) – Mengikat 2 atom karbon
tersier (3o) – mengikat 3 atom karbon
quaterner (4o) – mengikat 4 atom karbon.
CCH3
CH3
CH3
CH2 CH CH3
CH3
25
International Union of Pure and Applied Chemistry
NomenklaturAwalan-Induk-AkhiranBerapa Banyak Atom Karbon ?
Dimana etak substituenya?
Gugus Fungsi Apa ?
26
Nomenklatur
CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH CH2 CH3
CH3 CH2 CH3
Awalan-Induk-Akhiran
3-etil-6-metil okt ane
27
Nomenklatur
CH3
CH2-CH3
CH-CH2-CHCH3
CH2-CH3
H3C CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
C-C-C-C-C-C-C-C-C
CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH2-CH3
CH-CHCH3
H3Crantai panjang 9
rantai panjang 6
rantai panjang 8
Rantai yg paling panjang dari atom karbon
Harus dicoba dari beberapa kemungkinan
28
Nomenklatur
Penomoran, diberikan pada substituen dengan, nomor yang paling kecil.
Jika ada substituen yg berbeda, penamaan diberikan sesuai dengan alphabetical. Berikut dibawah ini tidak berdasrkan alfabeta. di-, tri-, tetra-, dst. Awalan seperti sek- and ters-
29
Nomenklatur
Alkyl groups Propil -CH2CH2CH3
Isopropil -CHCH(CH3)2
Butil -CH2CH2CH2CH3
Isobutil -CH2CHCH(CH3)2
sek-butil -CH(CH3)CH2CH3
ters-butil -C(CH3)3
neopentyl
isopentyl
pentyl
CH3
CH3
CH3
-CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
-CH2 CH2 CHCH3
-CH2 CCH3
Condensed Structural Formula
Name
30
Nomenklatur
CH3CH2CH2CH CH3
CH2 CH3
CH2CH2CH3
CH3
CH2
CH CH CH2CH3H3C
CH3CHCHCH2CH2CH3
CH3
CH2 CH3
If two different chains of equal length are present, choose the one with the larger number of branch points.
Tentukan rantai yang paling panjang
heksanaheptana
CH3CHCH2CH2CHCHCH2CH3
CH2H3C CH3
CH2 CH3
9 8
7 6 5 4
3
2 1
3-ethyl-4,7-dimethylnonane
31
Nomenklatur Penamaan substituen yg komplek, dimulai pada penomoran
substituen komplek kemudian berikan tanda kurung.
CH3CH CHCH2CH2CHCH2CH2CH2CH3
CH2CHCH3 CH3
CH3
CH3
CH3CH CHCH2CH2CH
CH2CH2CH2CH3
CH2CH
CH3 CH3
CH3
CH3
1 2 3
2,3-dimethyl-6-(2-methylpropyl) decane
32
Nomenklatur
CH3CH2CH2CH2CH CH CHCH3
CH3 CH3
CH2
CH2 CH CH3
CH3
CH CHCH3
CH3 CH3
1,2-dimethylpropyl
CHCH3
CH3
2-methyl-5-(1,2-dimethylpropyl)nonane
CHCH2CH3
CH3
CH2CHCH3
CH3C CH3
CH3
CH3
sec-butyl isobutyl tert-butyl
CH2CH2CHCH3
CH3CH2CCH3
CH3
CH3
Neo pentilIsopentil
33
Nomenklatur
CH3 CH CH2 CH CH2 C CH3
CH3
CH
CH3
CH3
CH3
CH2
CH2 CH3
1 2 3 4 5 6 7
8 9
4-isopropyl-2,6,6-trimethylnonane
34
Nomenklatur
CH3CHCHCH2CH2CH3
CH3
CH2 CH3
2
765
4
3
1
H3C CH CH CH2 CH3
CH2
CH3
CH2 CH2 CH3
Jika cabang sama jaraknya dari rantai utama, nomor yg diambil, cabang yg mempunyai tetangga cabang lain.
CH3CHCH2CH2CHCHCH2CH3
CH2H3C CH3
CH2 CH3
35
Nomenklatur Sikloalkana
1. Penomoran cincin, cari nomor paling kecil pada substituen yang sama.
H2C CH3
H3C CH3
H2C CH3Ethylcyclohexane 3-Ethyl-1,1-dimethylcyclohexane
2. Jika dua gugus alkil mempunyai kemungkinan nomor yang sama, maka penomoran menggunakan alfabet.
CH3
CH2CH3
1-Ethyl-2-methylcyclopentane
3. Jika cincin mempunyai atom lebih sedikit dari rantai yang tersubstitusi, cincin dianggap sbg substituennya.
CH3CH2CHCH2CH3
3-Cyclopropylpentane
36
Isomer
Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda dalam strukturnya.
1.Isomer Struktural 2. Isomer Geometri (Cis-Trans) Isomer rantai (kerangka)
Isomer gugus fungsi
Isomer posisi
H3C C CH3
CH3
HCH3CH2CH2CH3dan
Iso-butana(2-metilpropana)
Butana
CH3CH2CH2-OH CH3-O-CH3dan
etil alkohol dimetil eter
CH3CHCH3 dan
NH2
CH3CH2CH2-NH21 2 3 123
37
Isomer
Struktural Geometri Optik
Posisi Gugus fungsi * Enansiomer* Diastereoisomer* Senyawa mesoOH
OHand
and
or
OH
CHO
O
O
and
and
or
Cl
H Cl
H
Cl
H H
Cl
HCH3
CH3
HH
CH3
HCH3
and
or
and
38
Isomer OptikEnansiomer: Suatu pasangan senyawa yang merupakan benda dan bayangan cerminDiastereomer:Suatu pasangan senyawa yang bukan meruakan benda dan bayangancermin.
C
O
H
C
C
CH2OH
OHH
OHH
C
O
H
C
C
CH2OH
HHO
HHO
C
O
H
C
C
CH2OH
OHH
HHO
C
O
H
C
C
CH2OH
HHO
OHH
Pasangan Enansiomer (erytrosa)
Pasangan Enansiomer (threosa)
(a) (b) (c) (d)
(a) dan (c), (a) dan (d), (b) dan (c), (b) dan (d) adalah diastereomer
COOH
C
C
COOH
OHH
HHO
COOH
C
C
COOH
HHO
OHH
COOH
C
C
COOH
OHH
OHH
COOH
C
C
COOH
HHO
HHO
Pasangan enansiomer Senyawa Meso
(a) (b) (c) (d)
39
Stereokimia Alkana $ Sikloalkana
Konformasi, Adalah perbedaan susunan atom-atom yang dihasilkan dari perputaran pada sumbu ikatan tunggal. Dan konformasi spesifik disebut konformer. Isomer Konformasi
Proyeksi pelana kuda Proyeksi Newman
Rotasi
H
H H
HH
H
Rotasi 60o
H
H H
H
HH
staggerd Eclips
40
Konformasi Sikloalkana : Teori Tegangan Bayer
60o
109 o
49o
90o
19o 1o
siklopropana siklobutana siklopentana
Adolf von Baeyer Bentuk geometri karbon tetrahedral, dengan sudut 109o. Selain cincin-5 dan cincin-6 akan berada dalam tegangan sudut yang besar, seperti terlihat di bawah ini;
tegangan sudut paling besar (paling reaktive)
reaktive paling stabil
41
Konformasi lingkar lima dan enam
Kestabilan Sikloheksana menyerupai siklopentana, karena sikloheksana tidak berbentuk flat ( Ernst Mohr), melainkan berbentuk tiga dimensi seperti di atas.
Bentuk perahu tidak stabil karena ada tegangan pada posisi 1,4 dan akan berubah kekonformasi kursi yang lebih stabil.
H
H
H
H
H
HH
H
H
H
H
H
1
2 3
4
5
Siklopentana Sikloheksana
Bentuk kursi Bentuk perahu
1
23
4
5 612
3
45
6
Bergaris tebal menunjukkanpandangan mendekati pengamat
42
Konformasi …. continue
flip
ax
ax
ax
ax
ax
ax sumbu cicin
enam hidrogen axial (sejajar dengan sumbu cincin)
eq
eq
eq
eq
eq
eq
enam hidrogen equatorial (seputar cincin)
Jika cincin diputar maka yang semula axial akan menjadi equatorial, demikian pula sebaliknya.
43
Konformasi …..cont1
23
45 6
axax
ax
ax
axax
eq
eq
eq
eq
eq
eq
Konformasi dimetil sikloheksana
Senyawa Cis-isomer Trans-isomer
1,2-dimetil-
1,3-dimetil-
1,4-dimetil-
ae atau ea
ee atau aa ae atau ea
ee atau aa
ae atau ea ee atau aa
44
Reaksi-Reaksi Alkana
Alkana: Inert terhadap reagen-reagen kimia Ikatan kuat C-H sulit diputuskan, kecuali dengan
temperatur tinggi. Karbon dan hidrogen mempunyai kepolaran yang hampir
sama (sedikit terpolarisasi), tidak dapat dipengaruhi oleh basa.
Tidak mempunyai pasangan elektron bebas, tidak / sulit bereaksi dengan asam.
Karena reaktivitasnya yang rendah, dis. Parafin. Alkana dapat beeaksi dengan hebat bila bercampur
dengan oksigen dan campuran ini dibakar ( BBM )
45
Reaksi alkana :
1. Substitusi
2. Pembakaran
3. Pyrolisis (Cracking)
46
Reaksi pembuatan alkana1. Hidrogenasi alkena (katalis logam; Ni, Pd)
C
C
HH
Ni or PdC
C
H
H
Alkana
pelarut+
Alkena
H3C C CH2
CH3
Ni
CH3CH2OH(25oC,50 atm)
H3C C CH2
CH3
H H2-metilpropena Isobutana
+ H2
+ H2
Ni
CH3CH2OH(25oC, 1 atm)
silkoheksena sikloheksana
47
Reaksi pembuatan……..1. Reduksi alkil halida
(a). Hidrolisa pereaksi Grignard
R-X + Zn + H+R-H
Contoh:
CH3-CH2-CH-CH3
BrCH3-CH2-CH-CH3
H
+ Zn+2 + X-
Zn , H+
(b). Reduksi oleh logam dan asam
R-X + Mg
H2O
R-H
Contoh:
CH3-CH2-CH-CH3
BrCH3-CH2-CH-CH3
H
H2O
CH3-CH2-CH-CH3
MgBr
R-MgX
Mg
pereaksi Grignard
sek-butil bromida sek-butil magnesium bromida
n-butana
48
Reaksi pembuatan……..
1. Penggabungan alkil halida dengan senyawa organometalik
R-XLi
R-Li CuXCu-Li
R
Ralkil 1o, 2o, 3o alkil litium litium dialkil
kuper
R'Xharus 1o
R-R'
Contoh:
H3C C
CH3
Cl
CH3Li CuX
H3C
CH3C Cu-LiCH3
H3CC
CH3
CH3
CH3CH2CH2CH2CH2Brter-butil klorida
n-pentilbromida
H3C
CH3CCH3
CH2CH2CH2CH2CH3
2,2-dimetilheptana
49
Reaksi Alkana Halogenasi
(Substitusi)
CH3CH2CH3Cl2, cahaya
CH3CH2CH2-Cl CH3CHCH3
Cl
+
45%55%
C C C H
H
HH
HH
H
H
C C C
H
HH
HH
H
H
Cl2C C C Cl
H
HH
HH
H
H
C C C H
H
H
HH
H
H
Cl2C C C H
H
HCl
HH
H
H
n-propil radikal n-propil klorida
isopropil radikal Isopropil klorida
Propana
Cl
Cl
50
Alkana
C C C HH
HH
CH
H
H
Cl2
Cl2
Isobutana
Cl
Cl
HH
H C C CH
HH
CH
H
H
HH
H
C C CH
HH
CH
H
H
HH
H
ClH 1o
H 3o
C C C HH
H
CH
H
H
HH
H
C C C HH
H
CH
H
H
HH
H
Cl
Isobutil radikal Isobutil klorida
ter-butil radikalter-butilklorida
CH3CHCH3
CH3
CH3CHCH2
CH3
Cl CH3CCH3
CH3
CH3
Cl2, cahaya+
Isobutana
Isobutilklorida(1-kloro-2-metilpropana)
ter-butil klorida(2-kloro-2-metilpropana)
51
Substitusi ……. continue
CH3CH2CH3Br2, cahaya 127 oC
CH3CH2CH2Br CH3CHCH3+
Br3 %97 %
propana
CH3CH2CH2CH3Br2, cahaya 127 oC
CH3CH2CH2CH2Br CH3CH2CHCH3+Br
98%2%
CH3-CH-CH3Br2, cahaya 127 oC
+Isobutana
CH3
CH3-CH-CH2BrCH3
CH3-C-CH3
CH3
Brtrace> 99 %
Abstraksi Hidrogen: 3o > 2o > 1o > CH3-H
Reaktivitas halogen: Cl2 > Br2
52
Kecepatan reaksi
Cl+RH Eact
RCl + Cl
HCl+R
R + Cl2
Ener
gi P
oten
sial
Laju reaksiDiagram Perubahan energi potensial selama reaksi berlangsung: Reaksi klorinasi alkana. Pembentukan radikal merupakan tahapan pengendalian reaksi.
53
Pembakaran
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2OAnalisis alkana:1. Negatif terhadap uji unsur kecuali karbon dan hidrogen2. Reaksi pembakaran tanpa ada udara
1. Tidak bereaksi dengan pereaksi kimia2. Analisa IR, tdk terdapat gugus OH-, C=O, C=C dll3. Jika semua tdk teridentifikasi, tentukan jenis
alkananya?4. Berdasarkan sifat-sifat fisik: ttk didih, titik leleh,
density, indek refraktif, 5. Tentukan lebih jauh dengan IR-NMR, buktikan dengan
mensintesa.
Cracking : CH3–CH3 H2C=CH2 + H2800ºC
54
Alkuna (Sumber alkuna)
Reaksi dengan CaC2 untuk membuat Asetilena
Dehydrogenasi Ethene
Bahan Alam
CaC2 + H2O C CH H + Ca(OH)2
H2C CH2
heatHC CH
55
Keasaman alkuna
Atom karbon bersifat S akan menaikkan keelektronegatifan.
Terminal alkuna bersifat lebih asam dari pada semua jenis hidrokarbon.
Meski alkuna merupakan basa lemah dibandingkan dengan alkohol atau air dan akan terprotonasi dengan segera dalam larutan.
CH3CH3 H2C CH2 C CH H
Ka =10-60 Ka=10-36 Ka=10-26
56
Sintesis dan pemanfaatan ion alkuna Garam alkuna terminal dapat dibuat dengan
direaksikan oleh basa kuat . Basa yang umum dipakai adalah natrium amida.
C CH H NH2 C CH NH3
Dua kali reaksi dehidrogenasi dari dihalida germinal dan vicinal.
C
H
H
R C
X
X
R + 2 NaNH2 RR
H
X
R
H
X
R + 2 NaNH2 RR
57
Alkilasi alkuna terminal
Garam alkuina terminal adalah nukleofil yang abik dan dapat dipakai membuat alkuna yang lebih besar dari alkil halida.
Reaksi ini efektif hanya jika memakai metil halida atau primer atau ester sulfonat .
HC CNa RX HC C R
HC CNa CH3CH2CH2Br HC CCH2CH2CH3
RC CR + H2O RHC CR'
OH
RHC CR'
OHRapid Isomerization
RCH2CR'
O
58
Alkuna (Nomenklatur)
Ubah ana dari alkana dengan una Untuk alkena yang sederhana dapat menggunakan
nama etuna dan. Penomoran , menggunakan ikatan rangkap tiga
sebagai prioritas pertama.
C CH CH3 HC C CH2CH3 C C CH3H3CPropyne 1-Butyne 2-Butyne
H3C C CH3C
H3CC CH3
4,4-Dimethy-2-Butyne
59
2. ALKENA
Rumus umum alkena adalah CnH2n, yang isomer dengan sikloalkana, dan mempunyai ikatan rangkap, diberi nama dengan akhira ‘ena’. Alkena yang paling sederhana adalah etena (C2H4), Atom karbon dalam alkena tidak dapat lagi berotasi bebas, dan seluruh atom hidrogen dalam keadaan rigid dalam bentuk planar.
etena C2H4
propena C3H6
Butena C4H8 dapat mempunyai konfigurasu cis/trans dan disebut isomer geometrik
cis-2-butena trans-2-butena
60
Struktur elektronik alkena
C1s
C1s 2s
Sp2
H H
H H
ikatan phi
2sC Cphi
sigma
sigma
sigma
sigma
sigma
H3C CH3
C
C Sp31s 2s
2p
1s 2s2p
promosi 1 elektron s ke orbital p
H H H H
CH4
61
Isomer tersebut mempunyai sifat yang berbeda yaitu bentuk cis mempunyai titik didih 40C dan titik leleh 1390C, sedangkan bentuk transnya mempunyai titik didih 10C dan titik leleh 1060C. Molekul butena, C4H8 adalah molekul alkena yang dapat menunjukkan isomerisasi, mempunyai empat buah isomer (dua buah lebih banyak dari pada butana), dan kenaikan ikatan rangkap akan menaikkan kemungkinan jumlah isomer yang terbentuk.
Aturan pemilihan prioritas terhadap empat buah substituen dalam ikatan rangkap C-C adalah sebagai berikut :
1.Melihat gugus yang terikat pada masing-masing atom C nya, tentukan prioritas atas adasar penurunan nomor atom.2.Jika gugus berprioritas lebih tinggi berada dalam sisi sama, maka disebut ‘Z’ (zusammen), jika saling berseberangan/berlawanan disebut E (entgegen)
C
H
H3C
C
Cl
CH3
C
H
H3C
C
Cl
CH3
Penentuan E, Z
tinggi
rendah tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
(E)-2-kloro-2-butena (Z)-2-kloro-2-butena
62
Reaksi AlkenaSebagian besar reaksi alkena adalah adisi.
C C + Y Z C C
Y Z
Hydrogenasi Addisi hydrogen kedalamikatan rangkap.
Reaksinya exothermic, dan but memerlukan katalys (biasanya Pt, Ni, Pd, atau Rh),agar berlangsung dgn kecepatan tertentu. Katalis logam umumnya berlangsung pada temperatur kamar.
CH3CH CH2 + H2Ni, Pd, or Pt
25 oCCH3CH2 CH3
63
Panas Hidrogenasi (Tabel. Panas hidrogenasi isomer C4H8)
Panas yg diahasilkan dari hidrogenasi. The heat given off from a hydrogenation “Panas Hydrogenasi” dapat dipakai utk membandingkan kestabilan.
Panas hydrogenasi juga dpt dipakai utk memprakirakan kestabilan relatif alkena yg bukan
64
Kestabilan Alkena
Data Panas hydrogenasi sesuai dgn data combustion (pembakaran).
Alkena yg paling banyak substituennya,mempunyai panas hidrogennya rendah dan molekulnya paling stabil.
H2C CH2 RHC CH2 RHC CHR R2C CHR R2C CR2
Decreasing heat of hydrogenationIncreasing Stability
65
Mekanisme hirdrogenasi katalitik pada alkena
66
Hidrogenasi (stereokimia hidrogenasi)
Mekanisme hidrogenasi katalitik alkena, kedua atom H2 masuk melalui sisi yg sama (syn adisi) dari suatu molekul.
Anti addition adalah addisimelalui sisi yg berlawanan dari suatu molekul.
CO2CH3
CO2CH3
+ H2Pt
CO2CH3
CO2CH3
H
H
67
Addisi Hydrogen Halida
Ikatan rangkap karbon-karbon, berfungsi sebagai sumber elektron (Lewis base).
Ikatan rangkap dapat menerima spesies yg kekurangan elektron. (Lewis acids) biasanya disebut elektrofil
C C H Xδ + δ −
H X
C CH H
CH3CH2 CH2CH3HBr CH3CH2CH2CHCH2CH3
Br
68
Mekanisme reaksi.
Naiknya keasaman paralel dgn naiknya reaktifitas terhadap alkena.
HF << HCl < HBr < HI
Increase in Reactivity to Alkenes
Weakest acid Strongest acid
R2C CR2 H X R2C CR2
H
Base Acid ConjugateAcid
X-
ConjugateBase
R2C CR2
HX- R2C CR2
X H
69
Regioselektivitas
Addisi terjadi dimana hydrogen masuk kekarbon yg mempunyai hidrogen paling banyak.
Dikenal dgn aturan Markovnikov’s.
C CH2
H3C
H3C+ HBr CH3 C
CH3
CH3
Br
CH3 + HCl CH3
Cl
70
Keterangan aturan Markovnikov
Protonasi terjadi melalui pembentukan ion karbonium yg stabil.
H3CC
H3CCH2 HCl
H3C CCH3
CH3
Tetiary CarbocationLeads to Markovnikov Product
H3C CHCH3
CH2Primary Carbocation
Rearrangements dalam adisi Hydrogen Halide Adanya intermedit ion karbonium pada adisi hidrogen halida pada
alkena, hasilnya adalah produk dari rearranggemen. Rearranggemen untuk menghasilkan ion karbonium yang lebih.
CH2 CHCH(CH3)2HCl
CH3CHCH(CH3)2
Cl
CH3CH2C(CH3)2
Cl
+40%
60%
71
CH3CH C(CH3)2
H
CH3CH C(CH3)2
H
Adisi Radikal bebas (Anti Markovnikov) pada alkena
HBr dengan adanya peroksida, akan menghasilkan produk anti Markovnikov
Reaksi ini hanya terjadi dgn HBr.
CH2 CHCH2CH3 + HBr CH3CHCH2CH3
Br
no peroxides
CH2 CHCH2CH3 + HBrperoxides
BrCH2CH2CH2CH3
Peroxides merupakan sumber radikal bebas. Reaksi rantai radikal bebas dgn peroxides merupakan inisiator, yg dpt
menjelaskan reaksi ini.
72
Step 1 Dissociasi peroxida menjadi radical alkoxy
RO OR 2 RO
RO
Step 2 Extraksi atom hydrogen dari HBr tmenjadi Radical Br
H Br ROH + Br
Step 3 Addisi radical bromine pada alkene
CH3CH2CH CH2 Br CH3CH2CHCH2Br
Menghasilkan produk karbon sekunder yg lebih stabil
CH3CH2CHCH2Br
Step 4 Extraksi hydrogen dari HBr menghasilkan produk akhir dan radikal bromida.
H Br CH3CH2CH2CH2Br BrH
73
Hidrasi Alkohol
Kebalikannya dehydration jadi alkenes Addisi mengikuti aturan Markovnikov’s Memungkinkan terjadinya rearranggemen, jika berdaasarkan
ion karbonium.
C CH3C
H3C CH3
HH2O H+
C
CH3
H3C
OH
CH2CH3
74
C CH2
H3C
H3CO
H
H
H C CH3
H3C
H3C+ H2O
C CH3
H3C
H3C+ O
H
H
C
CH3
H3C
CH3
O
H
H
C
CH3
H3C
CH3
O
H
H+ O
H
H
C
CH3
H3C
CH3
OH +
H2O
75
Adisi Elektrofilik Hilangnya elektron π adalah nukleofilik (basa Lewis), bereaksi dengan elektrofilik (asam Lewis)
C CH3C
H3C
H
H
H Br
alkena (nukleofil)
C CH3C
H3C
H
HH
Br
karbokation(intermedit)
C CH3C
H3C
H
H
Br
H
Elektrofil (H+) diserang oleh elektron phiikatan rangkap, membentuk ikatan sigma(C-H), dan menghasilkan karbon bermuatan positif (intermedit)
Br menyumbangkan pasangan elektronnyake atom karbon bermuatan positif, membentukikatan sigma (C-Br) dan menghasilkan produkadisi.
76
Adisi Elektrofilik
G1
Go
G2
C CH2H3CCH3
+ HBr
C BrH3C
CH3
CH3
C
CH3
H3C CH3
Transition state pertama Transition state kedua
Intermedit Karbokation
Ene r
g y
Keadaan reaksi
Gambar diagram energy reaksi adisi elektrofilik HBr pada 2-metilpropena melelui dua tahap. Tahap pertama lebih lambat dari tahap kedua.
77
C C
H XH X+C C
Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida
(X = Cl, Br, I)
Reaktivitas : HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik )
δ -δ +
X
C C
H X
C C
HH X
C CRLS fast
Br
HBr
IHI
78
Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida
Mekanisme :
Interpretasi aturan Markovnikov : reaksi melalui proses pembentukan karbokation yang stabil (regiospesific, hanya ada satu dari dua kemungkinan reaksi adisi yang terjadi)
CH3 CH CH2
CH3 CH CH3
CH3 CH2 CH2
H Br Br Br
Br Br
2º carbocationmore stable
1º carbocationless stable
79
Struktur Karbonium Ion
C
R
R
R
120o
C
R
R
Csp2sp2
sp2
sp2
a. Karbokation hanya ikatan sigma b. Karbokation mempunyai dua orbital patas dan bawah terhadap ikatan sigma
p H
Kestabilan karbokation melalui hyperkonyugasi
sp2
sp2
Hyperkonyugasi, Pengaruh kestabilan yang dihasilkan dari adanya interaksi antara orbital ikatan phi C=C (antibonding takterisi)dan orbital ikatan sigma C-H (terisi) atom karbon tetanganya.
80
Kestabilan Alkena
CH
CH
CH3H3C CH
CH2H2CH3C
sp3-sp2 sp3-sp2sp3-sp2
sp3-sp3
2-Butena(lebih stabil)
1-Butena(kurang stabil
Kestabilan alkena, dapat dijelaskan melalui kuat ikatan, sepertiikatan antara sp3-sp2 lebih kuat dari pada ikatan antara sp3-sp3. Bandingkan 1-Butena ( mono substituen) yang mempunyai satu sp3-sp2 dan satu sp3-sp3 dengan 2-Butena (di subtituen)dengan dua ikatan sp3-sp2, makin banyak subtituen suatu alkena, akan semakin stabil.
81
Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida
Mekanisme :
+ HBr
Br
Brlower Ea ⇒faster rate offormation
Br
Br
82
Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Rearanjemen karbokation
BrBr
+HBr
HBr
H
1,2-H shift
Br
Br
Br
Br
83
Adisi hidrogen halida
Karbokation rearanjemen
Cl Cl+
HCl
+ HBrBr
Br
noperoxides
peroxides
Orientasi Markovnikov
Orientasi antiMarkovnikov
(efek peroksida)
Adisi radikal bebas HBr
84
Adisi hidrogen halida Adisi radikal bebas HBr
Mekanisme radikal bebas :∆R O O R 2 RO
RO Br+ HBr ROH +
C
Br
C + HBr C
Br
C
H
+ Br
C C Br+ C
Br
C
net: C C + HBr C
Br
C
H
Inisiasi
Propagasi
85
Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida
Adisi radikal bebas HBrCompare: addition of HBr with and without peroxides
Br
Br
Br
HBr(H+)
HBrperox(Br )
Br
HBr
IntermedietLebih stabil
Orientasi Markovnikov
Orientasi antiMarkovnikov
Regiochemical control
86
Adisi ElektrofilikAdisi hidrogen halida
Adisi radikal bebas HBr
Br
Br
Br
3º
1º
BrHBr
Reaksi melalui intermediet yang lebih stabil
87
Perbandingan : Adisi HBr dengan dan tanpa peroksida
Br
Br
Br
HBr(H+)
HBrperox(Br )
Br
HBr
Intermediet Lebih stabil OrientasiMarkovnikov
OrientasiantiMarkovnikov
88
Adisi Elektrofilik Hidrasi dengan katalis asam
C C + H2O H+
C
H
C
OH
OHH2O
H2SO4Markovnikov
OH2 OHH+ H2O -H+
-H+ -H2O H+
Principle of microscopic reversibility
89
Adisi Elektrofilik Adisi halogen
C C C
X
C
X+ X2 (X = Cl or Br)
Visinal dihalida
Stereoselektif anti adisi:
Br
Br
Br2CCl4
trans saja
90
Adisi halogen
H H
Siklopentena
Br Br
H
HBr
H
HBr
Br
H
BrBr
H
Br- trans-1,2-dibromosiklopentana
cis-1,2-dibromosiklopentana (tidak terbentuk)
Stereokimia reaksi adisi Br2 pada siklopentena
intermedit karbokation (planar)
Serangan intermedit dapat dari dua sisi (atas dan bawah), namun hasilnya hanya trans, oleh karena itu disebut anti stereokimia dan jika hanya searah, dinamakan syn stereokimia.
91
Adisi Elektrofilik (halogen)
C CH
C C
Br Br
C C
Br
Br+ Br-
Ion bromonium
Phi elektron alkena menyerang bromin,melepaskan ion bromin dan meninggalkanbromo karbokation
Substituen Brom menstabilkan muatan positifdengan menggunakan dua elektron untuk tumpangsuh dengan orbital p karbon yang kosong,membentuk ion bromonium cincin tiga.
Keterangan adisi anti, dijelaskan oleh George Kimball dan Irving Robert (1937),bahwa intermedit reaksi yang benar adalah bukan karbokation, tetapi adalah bromonium ion ( membentuk cincin tiga).
92
Adisi Elektrofilik
Pembentukan halohidrin
BrBr
C
Br
C
OH2
C CBr
C C
H2O
-H+C
Br
C
OH
anti adisi
C CX2,H2O
C C
HO
X
+ HX
Halohidrin
93
Adisi Elektrofilik Pembentukan halohidrin
RegioselectiveCl
OH
OH
Clbut not
Cl2H2O
Cl Cl Cl
majorcontributor
largercontributor
than 1º cation
ClCl
94
Adisi Elektrofilik (Pembentukan halohidrin)
Cl
δ + δ +
Cl
OH2OH2
resonance hybrid:
Atom C yang mempunyai lebih banyak substituen (C lebih δ+ ) ,lebihMudah diserang oleh nukleofil
CH3
Br
OCH3
CH3
Br
OCH3
HBr
Br2CH3OH
CH3OH
BrBr
-H+
Contoh reaksi:
95
Hidrasi
C CH3C
H3C
H
C CH3C
H3C
H
HH
H--AH
OH2C C
H3C
H3C
H
H
H
OHH
C CH3C
H3C
H
HH
O H
intermedit alkohol terprotonasiMetilpropena 2-metil-2-propanol
Air akan teradisi pada alkena, dengan adanya katalis asam, membentuk intermedit karbonium ion, yang akan bereaksi dengan air menjadi alkohol yang terprotonasi. Dengan melepaskan proton akan menghasilkan alkohol (mekanisme seperti dibawah ini).Reaksi ini dipakai pada pembuatan alkohol dalam Industri.
96
Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi)
C C C
H
C
BR2
C
H
C
OHR2BH H2O2
OH-
Boron hidrida
organoboran
CH3
OH
H1) B2H62) H2O2, OH- anti-Markovnikov
syn addition
H2C CH2 + BH3THF3 B
CH2CH3
H3CH2C
CH2CH3
H2O2 OH-,H2O 3 CH3CH2OH + B(OH)
etilena trietilboran Etilalkohol
97
Proses dua step. Hydroboration
Step 2 Oxidation
RR2B H
R
H BR2R = Hydrogen or Alkyl
R
H BR2
2 H2O2 4 OH-
R
H OH
+ 2 ROH and B(OH)4
-
Characteristics of Hydroboration
Reagen yg dipakai adalah diboran (B2H6) dan borane komplek tetrahydrofuran BH3•THF
Boron masuk pada karbon yg mengikat hidrogen paling kecil (Anti Markovnikov’s rule ).
Tidak terjadi rearrangements karbokation.
98
Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi)
Mekanisme :
CH3 CH CH2
B2H6 2 BH3 H BH2δ +δ -
diborane borane moreelectropositive
than H
H BH2
CH3 CH CH2
BH2Hδ -
δ +CH3 CH CH2
H BH2
δ - δ +
OH
more substituted Cbears larger δ +
syn addition
antiMarkovnikov
99
Reaksi adisi Alkena unsimetris
H CH3
H CH3
H CH3
BH H
H
H
H BH
H
H
kation 3o
transition state paling stabil
kation 2o
transition state kurang stabil (tidak terbentuk)
H2B H
H BH2
H CH3
H CH3
Mekanisme hidroborasi 1-metil-siklopentena. Transiton state yangdisukai, pada karbon yang paling banyak substituenanya.
BH3
d+
-
-
d+
100
Reaksi oksidasi Alkena dengan peroksida (Epoksida)
C C + R C
O
O OH C CO
+ R C
O
OHperoxy acid
epoxide
CH3 C
O
O OHperoxyacetic acid m-chloroperoxybenzoic acid
(mCPBA)
O
O
OH
Cl
101
Reaksi Alkena Lainnya Epoxidasi
Stereospesifik syn adisi
CH3CO3H
"
O
H3C CH3
HH
O
H3C HCH3H
cis-2,3-epoksibutana
trans-2,3-epoksibutana
102
Reaksi alkena
C
C
R
R
O
CO R
O
H
+
Cis-Alkena Asam Peroksida
C
CO +
CO
O
R
H
Epoksida Asam
Mekanisme Peroksida mentransfer oksigen ke alkena
C
C
R
R
O
CO R
O
H
Trans-Alkena Asam Peroksida
C
CO
R
R
+C
O
O
R
H
sterik hinderence(hambatan ruang)
Peroksida mentransfer oksigen pada alkena menjadi syn stereokimiamelalui mekanisme satu tahap, tanpa intermedit. Oksigen yang palingjauh dari gugus karbonil yang berpindah.
103
3. AlkunaRumus umum molekulnya adalah CnH2n-2, dimana senyawa ini mengandung ikatan rangkap tiga, yang terdiri dari sebuah ikatan σ dan dua buah ikatan π(π−py dan π−pz). Sifat ikatan rangkap tiga ini hampir sama dengan sifat ikatan rangkap dua, dengan perbedaan bahwa ikatan rangkap tiga lebih reaktip dan lebih bersifat asam.. Tatanama (Nomenklatur)
Rumus bangun Penamaan menurut IUPAC HC ≡ CH etunaCH3 C ≡ CH propunaH3C CH2 C ≡ C – CH3 2−pentunaH3C CH – C ≡ CH 2−metil−1−butuna | CH3
HC ≡ C – C ≡ CH 1,3−butadiuna
104
Etuna atau asetilena tidak terdapat di alam bebas, karena sangat reaktip. Alkuna dalam jumlah besar, terutama asetilena, dihasilkan dari proses “ Cracking “ fraksi-fraksi minyak bumi.
Wujud fisik : ? C2 s/d C4 berupa gas ? C5 s/d C13 berupa cairan > C13 berupa padatan. Titik leleh, titik didih, panas pembakaran dan massa jenis, naik sesuai dengan kenaikan massa relatip dari homolog-homolognya.Kelarutan: sedikit larut dalam air , tetapi mudah larut dalam alkohol, aseton dan bensena
Sifat Kimia Secara umum, alkuna lebih reaktip dari pada alkena, karena kecenderungan dari alkuna untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Reaksi yang penting adalah reaksi adisi nukleofil. Dalam hal penyerangan oleh pereaksi nukleofil, alkuna lebih reaktip dari pada alkena.
Sifat FisikSifat fisik hampir sama dengan alkena dan alkana, tetapi daya menguapnyalebih rendah daripada alkena dan alkana
105
R C C HH
C CHH
H HC C
HH
H> >
delta+ deltadelta delta+
Karbon sp bersifat menarik elektron
Keasaman Ikatan Rangkap
Contoh:
H3C C C H + NaNH2 H3C C C + NH2
alkuna sodamida (basa kuat) Ion asetilida
H3C C C H + CH3MgI
1).
alkena dan alkana + NaNH2
H3C C C-MgJ + CH42).
alkena dan alkana + CH3MgI
Pereaksi Grignard
106
C
H
C
X
XH
+ HXC C CH
CX
HX
X2C
X
C
X
XX
+ X2 CX
CX
Reaksi Adisi Alkuna
107
Karbon allil dan vinil
Ikatan rangkap karbon-karbon mempengaruhi atom tetangga yang berikatan dgn (double bond)
carbons sp2 and atoms yg terikat padanya disebut sebagai vinyl vinyl (vinylic)
carbons sp3 and atoms terrikat padanya disebut allyl (allylic)
C C
H2C RH
H H
Vinylic Hydrogens
Allylic Hydrogens
108
Karbokation Allil
Kation pada allil disebut kation alilik. Kation Allylik lebih stabil dari kation tersier.
H2C CH
C
CH3
CH3
Cl H3C C
CH3
CH3
Cl
H2C CH
C+CH3
CH3H3C C
CH3
CH3+
k(rel) 123 k(rel) 1
109
Delokalisasi muatan positif
Kation alillik stabil karena muatan positifnya terdelokalisasi di ketiga atom karbon.
Struktur resonansi dapat dilihat seperti berikut:
H2CHC C
CH3
CH3
H2CHC C
CH3
CH3
C CH
CCH3
CH3
H
Hδ + δ +
110
Allil rearranggement
Karena mutan positif dapat berada dalam dua atom karbon , maka produk reaksi dapat menghasilkan dua produk yang mungkin .
CHC
H3C
H3CCH2Cl
H2O
Na2CO3
(CH3)2CCH CH2
OH(CH3)2C CH2OH
H2CHC C
CH3
CH3
H2CHC C
CH3
CH3
85% 15%
111
Halogenasi allilik At high temperatures and low halogen concentrations
substitution becomes competitive with addition reactions in alkenes.
Under these conditions attack at the allylic position(s) is highly favored
H2C CHCH2 H + Cl2500 oC
H2C CHCH2Cl
Mechanism for Allylic Halogenation
H2C CHCH2 H
H2C CHCH2Cl
Cl H2C CHCH2 HCl
H2C CHCH2 Cl Cl Cl
112
Brominasi allilik
Brominasi alilik biasanya menggunakan pereaksi khusus seperti; a N-bromosucinimide (NBS).
Fungsi pereaksi ini menjaga secara konstan tingkat konsentrasi yang rendah dari Br2.
NBr
O
O
(NBS)
heat or light
Br
NH
O
O
Reaksi adisi diena terkonyugasi
Bila konyugasi diena mengalami adisi elektrofilik dengan pereaksi seperti , HCl, HBr, halogens atau H2O akan terbentuk karbokation alillik.
113
Diena terkonyugasi.
HBrH H
Br
H H
Br
Br- Br-
81 % product addition 1,2 19 % produk adisi 1,4
114
Kestabilan diena
Kesetabilan diena sama dengan kesetabilan ikatan rangkap
Diena terkonyugasi, merupakan diena yang paling stabil. Ikatan rangkap terkonyugasi lebih stabil dari pada ikatan rangkap terisolasi (sebesar 15 Kj). Diena terkumulasi merupakan yang paling kurang stabil dari semua sistim. Panas hidrogenasi allena (1,2-propandiene) kira-kira dua kali dari panas hidrogenasi propene.
115
Ikatan dalam sistim konyugasi
Alkena terkonyugasi lebih stabil dari ikatan rangkap dua yang terisolasi karena elektron dalam ikatan π dapat overlap satu dengan yang lainnya.
Masing-masing elektron phi (π ) terdelokalisasi diantara keempat atom karbonnya. Menyebabkan kenaikan kestabilan sistim.
116
Sintesa diena Diena terisolasi dibuat dengan cara yang sama dengan
dehidrasi alkohol dan eleminasi alkil Jika sistim konyugasi terbentuk, dapat merupakan produk
utama dari sautau reaksi .
H2CHC CH2CCH2CH3
CH3
OH
H2CHC CH2CCH2CH3
CH3
Br
KHSO4, heat
KOH, heat
H2C CH
C CCH2CH3
CH3
CH3
CH3Cl Cl
KOC(CH3)3
DMSO, 70 oCH3C
H3C CH3
117
Halogenasi senyawa diena terkonyugasi
Baik adisi 1,2 atau 1,4 dapat terjadi jika 1,3-butadiena direaksikan dengan Br2 atau Cl2.
Adisi 1,4 umumnya lebih disukai dan produk isomer E dihasilkan lebih eksklusive.
H2C CHCH CH2 Br2 BrCH2CCH CH2
BrC C
BrCH2
CH2Br
H
H
37 % 63 %
118
Reaksi Diels Alder Adisi konyugasi suata alkena (dieneophile) menghasilkan
diena terkonyugasi. A B
X Y
A
X
B
Y
Mekhanisme Reaction Diels Alder
Reaksi Diels-Alder sangat penting dan biasa disebut dengan Reaksi perisiklik..
Semua jenis reaksi ini melibatkan reaksi satu tahap dan produknya melalui transition state siklis.
A
X
B
Y
119
Kondisi Reaksi
Kecepatan reaksi Diels-Alder bertambah dgn adanya gugus penarik elektron seperti C=O dan N≡C pada ikatan rangkap ( dienophile).
O
H
O
H
O
O
O
O
O
O
Produk reaksi Diels-Alder selalu membentuk cincin enam yang baru.
O
O
O
O
O
O
120
Reaksi Stereo Kimia
Reaksi Diels-Alder adalah reaksi stereospecific. dienophiles Cis selalu membentuk produk cis. Trans dienophiles selalu membentuk trans.
C6H5
CO2H
C6H5
CO2H
C6H5
HO2C
C6H5
CO2H
121
4. Hidrokarbon Halida
Notasi umum dari senyawa kelas ini adalah RX, dimana R adalah gugus alkil (CnH2n+1), alkenil (Cn H2n-1) atau gugus alkunil (CnH2n-3) dan X adalah halida
Alkil halida dibentuk dari hidrokarbon dan biasanya dinamakan turunan alkil dari hidrogen halida, sebagai contoh, CHCl3 disebut metil klorida. Gugus alkil bisa berupa rantai lurus atau bercabang dan gugus tersebut harus disebut secara spesifik, contoh:
Rumus Bangun Penamaan menurut Trivial H3CF metil fluorida H3CCH2I etil jodida H3CCH2CH2Br propil bromida H3CCHBrCH3 iso−propil bromida (H3C)2CHCH2I iso−butil klorida (H3C)3CCl tersier−butil jodida atau neo−butil
jodida
122
Alkil halida juga dibedakan dalam bentuk primer (1o), sekunder (2o) dan tersier (3o)
RCH2X R2CHX R3CXAlkil halida (1o) Alkil halida (2o) Alkil halida (3o)
Urutan kereaktifan alkil halida adalahIodida > Bromida > Klorida > Flourida, dan tersier > sekunder > primer Di antara alkil halida primer, maka kereaktifannya sebagai berikut : H3CX > C2H5X > n–C3H7X > n–C4H9X
123
Apa itu alkil halida?
Senyawa organik yang mengandungpaling tidak satu ikatan karbon-halogen (C-X) X (F, Cl, Br, I) menggantikan H
Dapat memounyai banyak ikatan C-X Sifat-sifat dan enggunaannya:
Pemadam api , pelarut Refrigerants Pharmasi dan precursor.
124
Penamaan alkil halida
Penamaan berdasarkan rantai karbon terpanjang. (dapat Mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga) Penomoran dimulai dari Nomor terkecilsuatu
substituen alkil atau halogen
125
Pemberian nama jika terdapat banyak macam halogen Jika lebih dari satu macam halogen yang sama sbg substituen,
gunakan awalan di, tri, tetra Jika ada bebearapa jenis halogen, berikan nama dan nomor
berdasarkan alaphabet.
126
Ikatan C-X semakin panjang, dari atas kebawah dari table periodic
Ikatan C-X makin lemah dari atas kebawah dari table periodic
Ikatan C-X terpolarisasi dengan atom karbon bermuatan positifan atom halogen bermuatan negatif.
Struktur alkil-halida
127
Pembuatan alkil halida
Adisi HCl, HBr, HI pada alkenes menghasilkan produk Markovnikov (lihat Alkenes)
Alkyl dihalide dari adisi anti suatu bromida or chlorida
Reaction Alkane dengan Halogen
Alkane + Cl2 or Br2, panas atau cahaya C-H dengan C-X tetapi hasilnya campuran . Sulit dikontrol . Melalui mekanisme radikal.
Membuat dgn metode ini bukan merupakan pilihan yang baik.
128
Pembuatan alkil halida
1. Alkohol
ROH + HX RX + H2O Reaksi akan berlangsung dengan baik jika alkohol tersier, alkohol
sekunder dan primer bereaksi dengan lambat meski pada temperatur yang cukup tinggi.
R3COH > R2CHOH > RCH2OH > CH3OH
Kurang reaktifLebih reaktif Reaktivitas
129
Pembuatan alkil halida dari alkohol
Reaksi alkohol tersier C-OH dgn HX cepat dan effective Add HCl or HBr gas into ether solution of tertiary alcohol
alkohol Primer dan sekunder berreaksi sangat lambat dan sering mengalami rearrangement, memerlukan metoda lain.
Pereaksi yg spesifik mencegah terjadinya penataan ulang dari kerangka karbon. Thionil klorida merubah alkohol menjadi alkil klorida (SOCl2 : ROH → RCl) Phosphor tribromida merubah alkohol menjadi alkil bromida (PBr3: ROH → RBr)
Pembuatan Alkyl Halides dari Alkohol Primer dan Sekunder Alcohols
130
Reaksi Alkil Halida: Pereaksi Grignard
Reaksi RX dengan Mg dalam eter atau THF Produknya adalah RMgX – senyawa organometalik (Ikatan alkil-metal)
R adalah alkil 1°, 2°, 3°, aril, alkenil X = Cl, Br, I
Manfaat dari reaksi. RMgX berlaku sebagai R- (menadisi C=O) RMgX + H3O+ → R-H
131
Alkyl Halides beraksi dengan Nucleophiles dan Bass
Alkil halida terpolarisasi pada ikatan antara karbon-halogen, menjadikan atom karbon elektrofil.
Ukleofil akan mengganti halogen pada ikatan C-X dari alkil halida (reaksi sebagai basa Lewis).
Nucleophil merupakan basa Brønsted hasil dari eleminasi.
132
Sifat reaksi substitusi
Substitusi suatu reaksi pengantian. "leaving group", suatu gugus yang meninggalkan
substrat biasanya merupakan basa Lewis. nukleofil adalah reaktan yang berpartisipasi efektif
dalam reaksi substitusi.
133
SN1 Dua tahap menghasilkan intermedit karbokation
sangat disukai pada alkil 3°, allyl, benzyl SN2
Dua tahap tanpa intermediet Biasa terjadi pada alkil primary, secondary
Mekanisme Substitusi
134
SN2
C
H3CH
H3CH2CBr
HOC
CH3H
CH2CH3
BrHO
(S)-2-bromobutana
delta - delta -
Trasnsition state
C
CH3H
CH2CH3
HO
(R)-2-butanolnukleofilik (OH), menyerang dari arah belakang atom bromida, menghasilkan transition state, OH mulai berikatan dan Br mulai akan putus.
Reaksi inversi pada karbon pusat reaksi . Mengikuti reaksi orde dua.
135
Mekanisme reaksi substitusi SN1
Dua tahap dengan intermedit karbokation. . Terjadi 3°, allyl, benzyl
SN2 Satu tahap – tanpa intermediet. Beerlangsung pada primer, sekuder
Dua model streokimia reaksi Substitusi Substitutsi dengan inversion:
Substitusi dengan retention:
136
Kinetika Reaksi Substitusi Nukleofilik
HO + H3C Br HO CH3 + Br-
Kecepatan reaksi = Kecepatan habisnya bahan baku = k X [RX] x [OH]
dimana [RX] = Konsentrasi CH3Br [OH]= konsentrasi OH-
k = konstanta
Suatu kecepatan reaksi substitusi yang dipengaruhi olehsubstrat dan pereaksi disebut reaksi orde dua ( SN2 ).
Reaksi melalui “ transition state” yang melibatkan reaktan dan substrat bersama-sama in which both reactants are together
137
Transision state reaksi SN2 adalah planar.
138
Karakteristik Reaksi SN-2
Sensitif terhadap faktor steric Metil halida sangat reaktif. Primer paling reaktif. Sekunder dapat bereaksi Tersier tidak reaktif Tidak bereaksio C=C (vinil halida)
139
Substrat Karena reaksi SN2 melibatkan transition state (pembentukan ikatan baru dan keluarnya gugus tinggal), maka hambatan sterik menjadi penting.Dimana atom karbon menjadi ter-
lindungi dari serangan nukleofilik.
CH
HH
Br
CH3C
HH
Br
CH3C
HH3C
Br
CH3C
H3CH3C
Br
Bromo-metana (alkil halida)
Bromo etana alkil 1o
2-bromopropana alkil 2o
2-bromo-2-metilpropana alkil 3o
Makin kebawahsemakin sterik, Makin sulit berlangsung reaksi SN2
140
Derajat kereaktifan reaksi SN-2
Reaktifitas relatif nukleofilik Bergantung pada reaksi dan kondisi Nukleofil yang lebih basa bereaksi lebih cepat. Anion biasanya lebih reaktif dari netral.
141
Leaving group (gugus tinggal)
Reaktivitas leaving group
TosO I- Br- Cl- F- HO- NH2- RO-
60.000 30.000 10.000 2 1
Kurang Reaktif
Sangat Reaktif
0
142
Gugus tinggal
leaving group yang baik menurunkan barrier untuk bereaksi. Anion yang stabil merupakan basa lemah, biasanya adalah
leaving group yang baik dan mendelokalisasi muatan.
143
Gugus tinggal yang buruk
Gugus yang sangat basa atau sangat kecil, sangat sulit bereaksi.
144
SN1
Kecepatan Reaksi = Kecepatan habisnya alkil halida = k x [ RX ]
CH3C
CH3
CH3
Br C+H3C
CH3
CH3
+ Br- CH3C
CH3
CH3
OH
H
OH2
CH3C
CH3
CH3
OH + H3O+
OH2
Disosiasi spontan dari alkil bromida (lambat)
Intermedietkarbokation, yangbereaksi dengan airmenghasilkan alkohol terprotonasi.
Melepaskan protondari intermedit alkoholyang terprotonasi.
145
Stereokimia SN-1
Intermediet planar menyebabkan hilangnya sifat chiralitas Karbokation adalah achiral
Produknya adalah campuran racemat atau sebagian nya inversi
146
Delokalisasi Karbokation Delokalisasi karbokation meningkatkan kestabilan
muatan. allyl Primer lebih stabil dari alkil primer. benzyl Primer lebih stabil dari allil.
147
Karekterisasi Reaksi SN-1
Alkil halida paling reaktif. Dikendalikan melalui kestabilan karbokation.
148
Allil dan benzilik halida
Intermediet Allylik dan benzylik distabilkan oleh muatan yang terdelokalisasi.
Allylik dan benzylik Primer juga lebih reaktif dalam mekanisme reaksi SN2
149
2.Halogenasi alkana
CH3-CH2
-CH2-CH3 + Cl2 CH3-CH2-CH2-CH2Cl CH3-CH2-CH-CH3
Cl
hv+ + di,tri,tetra,
dan lain-lain1-klorobutana 2-klorobutana
(30%) (70%)
C
C
C H
H
HHidrogen vinilik: sangat sulit diabstraksi
Hidrogen allilik:mudah diabstraksi
Sehingga urutan reaktivitas adalah: Allilik > R3CH > R2CH2 > RCH3 > Vinilik
150
Alkil Halida: Eliminasi
Eliminasi merupakan alternatif lain selain substitusi Opposite of addition
Menghasilkan alkena Bersaingan dgn substitusi dan menurunkan produk, terutama
pada reaksi SN-1
151
Aturan Zaitsev’s untuk Reaksi Elimination
Pada eleminasi HX dari alkilhalida ,alkena yang paling stabil adalah yang mempunyai substituen yang paling banyak.
152
Mekanisme Reaksi Eliminasi Ingold : E – “eliminasi” E1: X- pertama pergi menjadi karbokation.
Basa menarik proton dari karbokarion. . E2: Perpindahan serentak proton ke basa dan melepaskan leaving
group
Mekanisme Reaksi E2
Proton berpindah ke basa, saat bersamaan leaving group terlepas. Produk alkena membentuk stereospecifically
153
Produk yang diharapkan
E2 adalah stereospecific Meso-1,2-dibromo-1,2-diphenylethane dengan
basa memberikan cis 1,2-diphenyl RR atau SS 1,2-dibromo-1,2-diphenylethane
menghasilkan trans 1,2-diphenyl
154
Reaksi E1 Bersaingan dengan SN1 dan E2 pada alkil 3° V = k [RX]
155
Basa kuat dibutuhkan untuk reaksi E2 tetapi tidak untuk E1.
E2 stereospecifc, E1 tidak E1 memberikan orientasi Zaitsev
PerbandinganE1 dan E2
156
Reaksi - Reaksi Alkil halida Substitusi nukleofilik Dehidrohalogenasi Reduksi Grignard
Reaksi Grignard
d+MgX
Cd-bersifat basa dan nukleofilik
157
Alkil halida
C
XAtom karbon (elektrofil)
Alkil halida
Substitusi Eleminasi
(Nukleofilik) Nu
C
X
Nu
C
Nu+
X
C C
H
X
Nu
C C
+
Nu-H + X-
158
Nukleofilik
Nukleofilik bermuatan Negatif
Nukleofilik Netral
Nu + R Y R Nu + Y
Nu R Y+ R Nu + Y
CH3Br + Nu CH3Nu + Br-
Nu
Reaktivitas Nukleofilik
HS- CN- I- CH3O- HO- Cl- NH3 H2O125.000 125.000 100.000 25.000 16.000 1000 700 1
Kurang Reaktif
Sangat Reaktif
Suatu nukleofilik , juga tergantung pada substrat, pelarut, dan konsentrasi reaktan. Kecepatan relatif berbagai nukleofil terhadap bromometana pada pelarut etanol adalah sebagai berikut:
159
Pelarut
Pelarut berproton, yang mengandung gugus -OH atau -NH pada umumnya tidak baik untuk reaksi SN2.
Pelarut polar tidak berproton, sangat baik untuk reaksi SN2 ( tidak ada OH dan NH2).
Reaktivitas leaving group
HMPA CH3CN DMF DMSO H2O CH3OH
200.000 50.000 2800 1300 7 1
Kurang Reaktif
Sangat Reaktif
160
Produk campuran rasemat
C
H3C
HC2H5
Br
C
H3C
HC2H5
disosiasi
OHOH
C
H3C
HC2H5
OHC
CH3
HC2H5
HO
Konfigurasi invers Konfigurasi retensi
161
Kesatbilan Karbonium Ion 3o > 2o > 1o > Metil karbonium ion
C C+
HH
H
2e-
Terjadi overlapping orbital
Orbital p kosong
Bagimana gugus metil dapat membantu menstabilkan muatan positif karbonium ion.Kerapatan elektron dari ikatan sigma hidrogen-karbon dari gugus metil, bergerak kearah orbital kosong p dari karbonium ion, menyebabkan orbital menjadi relatif bermuatanpositif. Pergeseran kerapatan elektron ini menyebabkan karbon hibridisasi sp2 menjadi kurang positif dari semula, dan atom hidrogen dari gugus metil menjadi bermuatan relatif positif. Delokalisasi (pemencaran) muatan ini menyebabkan menaikkan kestabilan karbonium ion. Interaksi suatu orbital ikatan dengan orbital p dinamakan hyperkonyugasi.
162
Reaksi Eleminasi Bimolekuler ( E2)
C CH
XR
R
R
R
B
C CR
R
R
RH
X
Bdelta +
delta-
Transition state
C C
R R
R R
+ B-H + X-
Alexander Saytzef (1875)Pada reaksi dehidrohalogenasi produk alkena yang disukai adalah alkena yangmempunyai substituen paling banyak.
R2C CR2 R2C CHR R2C CH2 RHC CHR RHC CH2> > >,
163
Kereaktifan relatif: SN-1 , SN-2 , E1, E2.
Kecendrungan Reaksi Substiusi dan Reaksi Eleminasi
Jenis alkil halida SN-1 SN-2 E1 E2
RCH2X ( 1o )
R2CHX ( 2o )
R3CX ( 3o )
Tidak terjadi Paling disukai Tidak terjadi Terjadi jika memakai basa kuat
Dapat terjadi denganbenzyl dan allil halida
Dapat terjadi kompertisi dengan reaksi eleminasibimolekuler (E2)
Dapat terjadi dengan benzyl dan allil halida
Lebih disukai jika memakai basa kuat
Lebih disukaidalam pelarut berproton
Tidak terjadi
Dapat terjadi kompertisi dengan reaksi substitusiunimolekuler ( SN-1 )
Lebih disukai jika memakai basa.
164
Alkil halida primer.SN-2 berlangsung jika memakai leaving grup yang baikseperti RS-, I-, CN-, NH3, atau Br-. Eleminasi E2 berlangsungjika memakai basa kuat, sepeti tersier-butoksida.
CH3CH2CH2CH2Br Na+CN-
THF-HMPACH3CH2CH2CH2CN
1-bromobutana Pentananitril (90%)
CH3CH2CH2CH2Br1-bromobutana
(CH3)3CO-K+
CH3CH2CH=CH2
1-butena (85 %)
165
SN-2 dan E-2Alkil halida sekunderSN-2 dan E2 dapat berkompetisi, dan akan menghasilkan produkcampuran. Jika memakai nukleofilik basa lemah dalam pelarutpolar tak berproton, akan dihasilkan reaksi SN-2. Jika memakai basa kuat seperti CH3CH2O-, OH- atau NH2
- akan menghasilkanreaksi eleminasi(E2).
CH3CHCH3
Br
2-bromopropana
C
O
H3C O-
CH3CH2O-
basa lemah
basa kuat
CH3CHCH3
O CCH3
O
CH3CH=CH2+
Isopropil asetat ( 100 % )
Propena ( 0 % )
CH3CHCH3
O CH2CH3
CH3CH=CH2Propena (8 0 % )
etil isopropileter ( 20 % )
+
Contoh:
Alkil halida sekunder, terutama benzilik dan allilik dapat mengalami reaksi SN-1 dan E1, jika nkelofilik basa lemahdalam pelarut berproton seperti etanol dan asam asetat
166
SN-2 dan E-2
Alkil halida tersier E2 dapat terjadi jika memakai basa seperti OH dan RO-, contoh2-bromo-2-metilpropana akan menghasilkan produk eleminasi sebesar 97 %jika memakai ion etoksida dalam pelarut etanol.Hasil yang berbeda jika reaksidalam kondisi non-basic ( pemanasan dengan etanol ) dapat menghasilkan produk campuran dari SN-1dan E1.
CH3CCH3
Br
2-bromo-2-metilpropana
CH3CH2O-Na+
etanol+
+
Contoh:
CH3
CH3CH2OH
CH3C -OCH2CH3
CH3
CH3
CH3C =CH2
CH3
CH3Etil tert-butil eter (3 %)
2-metilpropena ( 97 % )
CH3C -OCH2CH3
CH3
CH3
Etil tert-butil eter (80 %)
CH3C =CH2
CH3
CH32-metilpropena ( 20 % )
167
Alkohol, Fenol Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol: Ikatan Hidrogen
Alkohol dan Fenol menyerupai molekul Air, hibridisasi sp3
Alkohol dan fenols mempunyai titik didih lebuih besar dari alkana dan alkil halida yang bersesuaian.
168
Alcohols Form Hydrogen Bonds Atom hidrogen –OH terpolarisasi bermuatan positip dari molekul oksigen yang
mempunyai pasangan elektron sunyi. Ini dapat menghasilkan gaya, yg dapat mengikat dua molekul saling bertautan. Gaya interaksi molekul ini dapat terjadi dalam larutan, namun tidak dalam fase
gas, mengakibatkan naiknya titik didih suatu larutan.
169
Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol : Keasaman dan Kebasaan Basa lemah dan asam lemah . Alkohol adalah basa Brønsted lemah Protonasi oleh asam kuat menghasilkan ion oxonium, ROH2+
170
Alkohol dan Fenol adalah asam Brønsted lemah
Dapat mentransfer proton ke air . Menghasilkan Produces H3O + dan ion alkoksida, RO−,
atau ion phenoxide, ArO−
171
Nilai pKa berbagai senyawa bergugus fumgsi OH
172
Membuat Alkoksida dari Alkohol Alkohol adalah asam lemah-membutuhkan basa kuat untuk
menghasilkan alkoksida seperti NaH. Natrium amida NaNH2 dan pereaksi Grignard (RMgX)
Alkoksisda adalah basa sebagai reagensia dalam kimia organik
173
Keasaman Fenol
fenols (pKa ~10) lebih asam dari alkohol (pKa ~ 16) disebabkan karena kestabilan resonansi dari ion fenoksida.
Fenol bereaksi dengan larutan NaOH (tetapi alkohol tidak dapat), membentuk garam yang mudah larut.
Senyaw fenolik dapat dipisahkan dari larutan organik dengan mengekstraksi dalam larutan basa dan diisolasi setelah penambahan asam.
174
Nitro Fenol
Fenol dgn gugus nitro pada orto atau para sangat bersifat asam
pKa dari 2,4,6-trinitrophenol adalah 0.6 (sangat asam)
175
Preparation Alkhol:
Alkohols dapat berasal dari berbagai macam senyawa organik gugus hydroksil alkohol dapat dirubah menjadi berbagai gugus fungsi lain
Menjadikan alkohol sangat bermanfaat untuk sintesis
176
Pembuatan Alkohol melalui Hidrasi Regiospesifik suatu Alkena. Hydroboration/oxidation: syn, hidrasi non-Markovnikov Oxymercuration/reduction: hidrasi Markovnikov
177
Alkohol dari reduksi senyawa Karbonil
Reduksi karbonil umumnya menghasilkan alkohol Catatan: Reaksi reduksi senyawa organik , memasukkan
molekul H2 kedalam senyawa karbonil
Aldehida menjadi alkohol primer Keton menjadi alkohol sekunder
178
Pereaksi Reduksi : Sodium Borohydride
NaBH4 tidak sensiti terhadap air dan tidak mereduksi gugus fungsi yang lain.
Lithium aluminum hydride (LiAlH4) lebih reaktif , kurang spesifik dan sangat reaktif dengan air
179
Mekhanisme Reduksi
Reagen mengadisi karbon C=C dan terpolarisasi.
180
Reduksi Asam Karboksilat dan and Esters Asam karboksilat dan Ester direduksi menjadi
alkohol primer. Dipakai LiAlH4 sebab NaBH4 tidak efektif.
181
Alkohol Reaksi senyawa Karbonil dengan Grignard
Alkil, aril, and vinilik halida bereaksi dengan magnesium dalam ether atau tetrahydrofuran menjadi pereaksi Grignard, RMgX
Pereaksi Grignard breaksi dengan senyawa karbonil menjadi alkohol.
182
Contoh Reaksi Grignard dengan Senyawa Karbonil
183
Mekhanisme
Pereaksi Grignard bertindak sebagai anion karbon nukleofil (carbanions, : R−) yang masuk ke gugus karbonil .
Intermedit alkoksida diprotonasi menjadi alkohol
184
Beberapa Reaksi Alkohol Dua Jenis Reaksi Yang Umum. Pemutusan dapat terjadi :1. Pada karbon dari ikatan C-O2. Pemutusan pada ikatan O-H
185
Dehydrasi katalis asam: Alkohols menghasilkan Alkenes Reaksi Umum ; pembentukan alkena dari alkohol melalui
-OH dan -H ( dehidarsi) menghasilkan ikatan π Dibutuhkan pereaksi yang spesifik.
Alkohol tersier akan segera terdehidrasi dengan asam. Alkohol sekunder membutuhkan kondisi tertentu (75% H2SO4,
100°C) – molekul yang sensitif tidak survive (baik). Alkohol primer membutuhkan kondisi yang sangat kuat- Tidak
praktis. Kereaktifan tergantung dari inteermedit karbokation.
186
Merubah Alkohol menjadi Alkil Halida Alkohol 3° bereaksi dengan HCl atau HBr pada tempt rendah. Alkohol 1° dan yang tahan terhadap asam, digunakan SOCl2 atau
PBr3 melalui mekanisme SN2
187
Merubah Alkohol menjadi Tosylates
Reaksi dengan p-toluenesulfonyl chloride (tosyl chloride, p-TosCl) dalam piridin menghasilkan alkil tosylates, ROTos
Pembentukan tosylat tidak melalui iktan C-O sehingga konfigurasi pada atom khiral masih tetap dipertahankan.
Alkil tosylates bereaksi seperti alkl halida.
188
Stereochemical Memakai Tosylat
Reaksi SN2 alkohol melalui tosylat, menghasilkan inversi pada atom khiral.
Reaksi SN2 alkohol melalui alkil halida melalui dua inversi, menghasilkan produk dengan susunan yang sama seperti alkohol semula.
189
Oksidasi Alkohol
Dapat dipakai pereaksi anorganik seperti, KMnO4, CrO3, dan Na2Cr2O7 atau yang lebih selektif, tetapi peraksinya mahal.
190
Oksidasi Alkohol Primer. Menjadi Aldehid : pyridinium chlorochromate (PCC,
C5H6NCrO3Cl) dalam dichloromethana Pereaksi lain menghasilkan Karboksilat.
191
Oksidasi Alkohol sekunder. Memakai pereaksi yang murah seperti Na2Cr2O7 dalam
asam asetat. PCC dipakai untuk alkohol sensitif pada temperatur
rendah .
192
Gugus hidroksi adalah pengaktivasi kuat, menjadikan fenol mudah disubstitusi elektrofilik dengan halogenasi, nitrasi, sulfonasi, dan reaksi Friedel–Crafts
Reaksi fenol dengan oksidator kuat menjadi quinone GaramFremy's [(KSO3)2NO] bekerja dalam kondisi kuat
melalui mekanisme radikal.
Reaksi-Reaksi Fenol
193
Summary: Alkohol Sintesis
Reduksi aldehida dan keton Addisi pereaksi Grignard menjadi aldehid dan keton
Reaksi-Reaksi Perubahan menjadi alkil halida . Dehidrasi Oksidasi
Lebih asam (pKa ≈ 10) dari alkohol Substitusi cincin aromatis dengan gugus penarik elektron
menaikkankeasaman dari fenol . Substitusi dengan gugus pendorong elektron menurunkan
keasaam fenol . Oksidasi kuat menjadi quinon Quinon direduksi menjadi hidroquinon
Summary: Fenol
194
Eter
Eter mempunyai dua gugus alkil (alkyl, aryl, atau vinyl) yang terikat dengan atom oksigen yang sama, R–O–R′
Dietil eter dalam industri dipakai sebagai pelarut. Tetrahydrofuran (THF) pelarut eter siklis. Thiols (R–S–H) dan sulfides (R–S–R′) analog dengan
eter dan alkohol
195
Struktur dan ikatan Eter membentukm sudut seperti air dengan sudut ikatan C–O–C adalah 112
sudut ini bertambah dgn bertambahnya gugus eter yg lebih besar.
H3C O CH3
112o
(CH3)3C O C(CH3)3
132O
Sifat-Sifat Physik
Ttk didih Eter terletak antara alkana dan alkohol. Larut dalam air karna eter dapat membentuk ikatan hidrogen dgn air.
CH3CH2OCH2CH3
Bp 35 oC7.5 g/mL
CH3CH2CH2CH3Bp -4 oCinsoluble
CH3CH2CH2CH2OHBp 117oC9g/100 mL
196
5. Aromatik
CH3 CH3
CH3
CH3
CH3
CH3
CH3metilbenzena
toluena1,2-dimetilbenzena
ortho-dimetilbenzena(o-xylena)
(meta-xylena)(para-xylena)
Cl
Clp-dikhlorobenzena
nafthalenabenzo[a]pirena
(sifat : karsinogen)
Contoh tatanama :
197
Ikatan Hydrogen antara diethyl ether dan air
198
Crown Eter Macrocyclic Polyethers (Polieter lingkar ) sering disebut dengan
“Crown Ethers” Dapat digunakan untuk mengkomplek ion-ion logam
denganberbagai macam.Garam –garam polar seperti KF dapat berinteraksi dari larutan nonpolar seperti
Bentuk potensial elektrostatik dari 18-crown-6 (a), dan model ruang –terisi dan komplek dengan ion kalium (K+) (b)
199
Preparation of Ethers Kondensasi katalis asam
alkohol.
Umumnya untuk membuat eters simetri.
2 CH3CH2OHH2SO4 CH3CH2OCH2CH3 + H2O
Sintesis Ethers Williamson
Seragan nukleofilik alkoksida pada alkil halida suatu ester sulfonat. substitution. Metil dan alkil halida primary merupakan subtrat yang baik
CH3CH2CH2CH2ONa CH3CH2I CH3CH2CH2CH2OCH2CH3
(CH3)2CHONa ClH2C CH2OCH(CH3)2
200
Reaksi-Reaksi Eter Salah satu gugus fungsi yang kurang reaktif. Dapat dioksidasi dengan adanya udara menjadi
peroksida yang mudah meledak.
Dapat dipecah oleh hidrogen halida.
CH3CH2OCH2CH2 + O2 CH3CHOCH2CH3
OOH
ROR' 2 HX RX + R'X + H2O
201
Epoksida
Sintesis Epoksida Menggunakan asam para
(peroksida)
Memakai dihalida Vicinal
CR2 CR2 RCOOH
OR2C CR2
ORCOH
O
CR2 CR2 R2C CR2
OX2
H2OR2C CR2
X OH
-OH
202
Epoksida Cincin tiga suatu epoksida menyebabkan strain yg tinggi,
banyak jenis nukleofilik yg dapat menyerang dan membuka cincin. Beberapa nukleofilik yang dipakai adalah:
Grignard and Lithium Reagents CN- , N3-, OH- and Alkoxide RO-
Serangan Stereochemistry Nukleofil menyerang epoxides pada atom yang kurang rapat. produk akhir OH dan nukleofil selalu trans
O
CH3
CH3CH2CH2MgBr
CH3
OH
CH2CH2CH3
H
203
Pembukaan Nukleofilik Cincin Epoksida
O
CH3
CN-
CH3
OH
CNH
O
CH3
NaOCH3
CH3
OH
OCH3
H
204
Pembukaan epoksida katalis asam
Dalam keadaan basa epoksida akan menghasilkan alkohol. Stereochemistry reaction ini adalah anti addisi. Regiochemistry berlawanan dengan adisis nukleofilik.
C CH2
H3C
H3C OHCl H3C C
H3C
Cl
CH2
OH
C CH2
H3C
H3C O H ClC CH2
H3C
H3C OH
C CH2
H3C
H3C OH
δ + δ + Cl-
H3C CH3C
Cl
CH2
OH
205
Stereokiia adisi adalah anti. Hydrolysis of an epoxide produces the net anti
hydoxylation of an alkene.
CH3COOH
OO
H
H
H3O+OH
O
CH3
HBr
BrCH3
OHH
Epoxida direduksi oleh LiAlH4 menjadi alkohol Ion hidrida menyerang atom karbon yang kurang sterik (crowded)
HCO
CH2
CH2H3CLiAlH4 CH CH3
H2CH3C
OH
206
Alkohol membentuk Ikatan Form Hidrogen
Ikatan hidrogen ini menghasilkan gaya sehingga dua molekul alkohol dapat terikat bersama .
Gaya tarik-menarik intra-molekuler terjadi dalam larutan dan tidak dalam fasa gas, sehingga menaikkan titik didih larutan.
207
Reaksi Substitution Benzene Seperti alkena , benzena dan turunannya bereaksi dengan elektrofil (E+). Alkenes mengalami reaksi addisi
Aril mengalami reaksi substitution.
C C E YE
Y
E Y
H EH Y
208
Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik pada benzena
Langkah pertama adalah adisi elektrofil, melalui satu ikatan rangkap menjadi sikloheksadienil kation. (merupakan kunci intermediet dari reaksi ini. )
H
E+H
E
CyclohexadienylCation
Langkah berikutnya adalah, serangan nukleofil dan menghasilkan sistim aromatik yg tdk stabil, sehingga hidrogen akan dilepaskan untuk menghasilkan cincin benzena.
Kestabilan adisi , mengakibatkan sistim aromatik lebih menyukai substitusi dari pada adisi.
H
EY- E
H Y
209
Brominasi Benzena• Membutuhkan elektrofilik kuat dari pada Br2.• Menggunakan katalis asam Lewis kuat FeBr3.
Br Br FeBr3 Br Br FeBr3
Br Br FeBr3
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H H
Br+ + FeBr4
_
Br
HBr+
210
Diagram Energi Reaksi Brominasi
211
Klorinasi dan Iodinasi
• Klorinasi mirip dengan brominasi, menggunakan katalis asam Lewis AlCl3
• Iodinasi membutuhkan asam oksidator, asam nitrat yang akan mengoksidasi iodin menjadi ion iodinium
H+ HNO3 I21/2 I+ NO2 H2O+ ++ +
212
Nitrasi Benzena Menggunakan asam sulfat dan asam nitrat untuk membentuk elektrofilik ion
nitronium
H O N
O
O
H O S O H
O
O+ HSO4
_H O N
OH
O+
H O N
OH
O+
H2O + N
O
O+
NO2+ membentuk
sigma compleks denganbenzena,
H
N
O
O
N+
O
O-H
O
H
H
NO2
213
Sulfonasi
Sulfur trioksida, SO3, fasam sulfat asap (electrofil).
S
O
O OS
O
O OS
O
O OS
O
O O
+ + +
_
_ _
S
O
O O
H
SO
OOH
+
_S
HOO
O
benzenesulfonic acid
214
Nitrasi Toluena• Toluena lebih reaktif 25 kali dibandingkan benzena,
gugus metil sebagai aktivator• Produk berupa campuran subtituen orto dan para.
215
Kompleks Sigma
Intermediet lebih stabil jika nitrasi terjadi pada posisi orto atau
para.
216
Diagram Energi
217
Aktivasi : Substitusi Pengarah Orto-, Para-
• Gugus alkil menstabilkan kompleks sigma karena induksi, memberikan elektron melalui ikatan sigma
• Substituen dengan pasangan elektron bebas menstabilkan kompleks sigma.
OCH3
HNO2
+OCH3
HNO2
+
218
Gugus Amino
NH2
Br23
H2O, NaHCO3
NH2
Br
Br
Br
219
Rangkuman Aktivator
220
Substituen Pengarah Deaktivasi Meta-
• Reaksi substitusi elektrofilik pada nitrobenzena 100,000 kali lebih lambat dari pada benzena .
• Produknya terdiri atas campuran sebagian besar meta dan sedikit isomer orto dan para.
• Deaktivasi pengarah meta terjadi disemua posisi pada cincin.
221
Substitusi Orto pada Nitrobenzena
222
Substitusi Para pada Nitrobenzena
223
Substitusi Meta pada Nitrobenzena
224
Diagram Energi
225
Struktur Deaktivator Pengarah Meta-
• Atom yang terikat pada cincin aromatik akan memberikan muatan parsial positif.
• Densitas elektron akan tertarik secara induktif sepanjang ikatan sigma, sehingga cincin benzena menjadi berkurang densitasnya.
226
Rangkuman Deaktivator
227
Deaktivator
228
Halobenzena
• Halogen mendeaktivasi dalam substitusi elektrofilik, tetapi sebagai pengarah orto dan para
• Karena halogen sangat elektronegatif, akan menarik elektron secara induktif dari cincin sepanjang ikatan sigmanya.
• Karena halogen mempunyai pasangan elektron bebas, maka dapat menstabilkan kompleks sigma melalui resonansi.
229
Kompleks Sigma Bromobenzena
Br
E+
BrHE
(+)
(+)(+)
Ortho attack
+ Br
E+
Br
H E
+
(+)
(+)(+)
Para attack
Serangan orto dan para membentuk ion bromonium dan struktur resonansi lainnya.
Meta attack
Br
E+
Br
H
H
E
+
(+)
(+)Tidak terjadi ion bromonium pada serangan posisi meta.
230
Diagram Energi
231
Rangkuman Efek Pengarah
232
Substituen Multi
Substituen yang relatif lebih kuat akan menentukan posisi terjadinya substitusi lanjut, dan dapat berupa campuran.
OCH3
O2N
SO3
H2SO4
OCH3
O2N
SO3H
OCH3
O2N
SO3H
+
233
Pembentukan karbokation Mekanisme Alkilasi Friedel-Crafts
(CH3)3C Cl AlCl3 (CH3)3C Cl AlCl3
(CH3)3C AlCl4
H CH3C CH3
CH3C(CH3)3H Cl AlCl3
C(CH3)3
HCl AlCl3
234
Batasan Reaksi Friedel Craft
Karena reaksi Friedel Craft melalui intermedit ion karbonium, terjadi proses rearranggement.
(CH3)2CHCH2ClAlCl3 C(CH3)3
HCl
H3C CCH3
H2C Cl
HAlCl3
H3C CCH3
CH2
H
235
Mekanisme Asilasi
R C
O
Cl AlCl3 R C
O
AlCl3Cl+ _
R C
O
AlCl3Cl+ _
AlCl4 +_ +
R C O R C O+
C
O
R+
H
C
H
O
R
+Cl AlCl3
_C
O
R +HCl
AlCl3
Asilasi Friedel-Crafts
H
CH3CH2CCl
O AlCl3 CCH2CH3
O
HCl
236
Garam Diazonium RU (ARN2
+X- ) X = halogen
N N+Cl- N N+Br- N N+BF4-
benzendiazonium klorida
H3C O2N
p -nitro diazonium tetra floro borat p -nitrobenzen diazonium tetrafloro borat
NH2
+ NaNO2 + HCldingin
N2+Cl-
+ NaCl + H2O
Anilin (amina aromatis pr )
Reaksi Pembuatan
237
Reaksi-Reaksi:1. Reaksi Penggantian2. Reaksi Coupling (penggantian) 1. Reaksi penggantian gugus diazonium dengan brom atau klor
dilakukan dengan cara menambahkan garam tembaga bromida atau tembaga klorida pada larutan garam diazonium segar. Prosedur reaksi penggantian ini dikenal dengan nama reaksi Sandmeyer.
N N+ X-
Garam diazonium
CuCl
CuBr
CuCN
Cl
CN
Br
+ N2
+ N2
+ N2
238
1. Reaksi Penggantian F , OH dan H
NH2
NaNO2, HCl
Anilin
N2+Cl-
HBF4
N2+BF4
-
panas
F
+ BF3 + N2
garam diazoniumtetrafloroborat
H 2PO 3
BenzenaH
2 O, H +
panas
OH
Fenol
239
2. Reaksi Coupling (Penggabungan) Garam diazonium dalam kondisi tertentu dapat bereaksi dengan
senyawa aromatis lain membentuk produk dengan rumus umum Ar-N=N-Ar’ yang dikenal sebagai senyawa azo, reaksi ini termasuk dalam reaksi penggabungan. Disini tidak terjadi kehilangan nitrogen seperti halnya reaksi penggantian
G
+ Ar-N2+
G
H N N-Ar
G
N N-Ar
+ H+
Senyawa aromatik yang dapat bereaksi dengan ion diazonium harus mempunyai substituen gugus pendorong elektron yang kuat seperti: -OH , -NR2 , -NHR atau NH2.
240
TatanamaUntuk nama yang sederhana:
N=N
Br N=N Br
Azo-benzena
4,4'-dibromo azobenzena
1
23
4
5 6 6' 5'
4'
3'2'
1'
N=N
p-nitro azobenzena
O2N
N=NHO
H3C
2'-metil-4-hidroksi azobenzena
241
TatanamaUntuk senyawa yang komplek
N=N N=NHO
p-(fenil azo) fenol
SO3H
p-(fenil azo) asam benzena sulfonat
N=NHO N(CH3)2
p-(p-nitro fenil azo)-N,N-dimetil anilin
Untuk senyawa yang lebih komplek, digunakan nama Aryl azo ( Ar-N=N- ) sebagai substituen, contoh:
242
TatanamaUntuk senyawa yang komplek
N=N-O3S+Na N(CH3)2
metil orange(metil jingga)
N=N NO2
zat warna merah
N=NHO N=N
COOH
OH
HOOCKrisamin G (zat warna kuning)
243
Soal Latihan:1. Buatkanlah senyawa N,N-dimetil anilin dari benzena
HNO3,H2SO4
NO2
H2/Pt
C2H5OH
NH2
2 CH3Br
N(CH3)2 +N(CH3)3Br-
+
2. Bagaimana saudara dapat merubah dari anilin menjadi benzilamin dengan melalui reaksi penggantian diazonium
NH2
NaNO2, H2SO4
N+ N HSO4-
KCN, CuCN
CN CH2NH2
1.LiAlH42.H2O
244
Reduksi Clemmensen
Asilbenzena dapat dikonversikan menjadi alkilbenzena dengan reagen larutan HCl dan zinc (Jika suasana asam tdk berpengaruh)
+ CH3CH2C
O
Cl1) AlCl3
2) H2O
C
O
CH2CH3Zn(Hg)aq. HCl
CH2CH2CH3
Wolff-Kishner Reduction Dipakai reagen ini untuk senyawa yg sensitif (jika senyawa sensitif
dalam suasan asam)
Pereaksi ini tidak mereduksi karbonil asam maupun ikatan rangkap dua dan tiga.
CCH2CH3
O H2NNH2, KOH
trietylene glycol175 oC
CH2CH2CH3
245
Mekanisme asilasi
Very similar to mechanism of Akylation reaction. Lewis acid forms acylium ion.
The acylium ion formed is stabilized by resonance and does not rearrange.
CH3CH2C
O
Cl AlCl3 CH3CH2C O AlCl4-
CH3CH2C O CH3CH2C O
246
Substitusi Aromatik Nukleofilik
• Nukleofil akan menggantikan gugus pergi pada cincin aromatik.
• Substituen penarik elektron akan mengaktifkan cincin untuk terjadinya substitusi nukleofilik.
247
Alasan Serangan Regiospesifik Gugus pendorong elektron seperti metil, akan mengaktifkan cincin benzena
dengan menstabilkan intermediet. Adisi elektrofilik pada posisi orto-para, melalui intermedit dimana karbon
bermuatan positif langsung mengikat gugus pendorong elektron. Intermediet dengan cepat akan mendorong terjadinya produk pada posisi orto
dan para.
CH3
NO2
H+
CH3NO2
H
+
CH3NO2
H+
Tertiary Carbocation
CH3
NO2
H
+NO2
H
CH3
+
CH3
NO2
H+
248
Reaksi regioselektif nitrasi pada triflorometilbenzen
Gugus trifluoromethyl adalah penarik elektron sangat kuat. Gugus ini mendeaktifkan cincin benzena dengan naiknya energi intermediet cyclohexadienyl.
+
CF3NO2
H+
CF3NO2
H
+
CF3
NO2
H
Extra High in Energy C With Electon WithdrawingGroup Carries + Charge
+
CF3
NO2
H
+NO2
H
CF3
+
CF3
NO2
H
249
Klasifikasi Substituen Gugus aktivasi sangat kuat, penunjuk orto,para .
Gugus aktivasi kuat,penunjuk orto dan para.
NH2
Ar
NHR
Ar
NR2
Ar
OH
Ar
NHCR
Ar
OR
ArOCR
Ar
O O
Gugus aktivasi, penunjuk orto dan para
Gugus deaktivasi , penunjuk orto dan para
R
Ar
Ar
ArHC
ArCH2
F
Ar
Cl
Ar
Br
Ar
I
Ar
CH2X
Ar
250
Klass Substituen
Gugus dekativasi kuat, penunjuk meta
Gugus deaktivasi sangat kuat, penunjuk meta.
O
CHAr
OCRAr
OC OHAr
OCORAr
OCClAr
NCAr
SO3H
Ar
CF3
Ar
NO2
Ar
251
Pengaruh beberapa substituen
CH3
NO2
Br2
Fe
CH3
Br
NO2
NHCH3
Cl
Br2
acetic acid
NHCH3
Cl
Br
CH3
C(CH3)3
HNO3
H2SO4
CH3
C(CH3)3
NO2
Jika dua substituen mempunyai reaktivitas relatif yang sama , substitusi akan terjadi pada tempat yang kurang sterik
Umumnya substituen pengaktivasi , yang dominan untuk menentukan lokasi dimana substitusi akan berlangsung ( regioselektive)
252
Mekanisme Adisi-Eliminasi
253
Reaksi SN1
• Karbokation benzilik akan teresonansi yang menstabilkan.
• Benzil halida akan bereaksi secara SN1.
CH2BrCH3CH2OH, heat CH2OCH2CH3
254
Reaksi SN2
• Benzil halida 100 kali lebih reaktif daripada halida primari melalui SN2.
• Transisi akan distabilkan oleh cincin aromatik.
255
Aldehid dan Keton Contoh penamaan aldehid
CH2
C
O
H3C H H3CHC C
H2
CH CO
H
CH2H3C
CH3
Propanal 2-Ethyl-4-methylpentanal
H2C CH
H2C C
H2
H2C C
O
H
5-Hexenal
H2C
H2C C
H2
H2C C
O
HHO
(Note Aldehyde Carbon Always #1)
5-Hydroxypentanal
256
Aldehid siklik dan Di-aldehid Akhiran dial ditambahkan pada alkana jika ada dua gugus aldehid. Jika gugus aldehid terikat pada cincin, nama cincin diikuti dengan
karbaldehid.
HCC C
H2
CO
H
O
H CO
H
C
O
H
2-PhenylbutanedialCylcopentacarbaldehyde
2-Napthalenecarbaldehyde
257
Struktur senyawa karbonil
258
Moment Dipole Perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan karbon,
menyebabkan arah momen dipole kearah oksigen.
C Oδ + δ − C O C O-+
Sintesis aldehid dan keton
C CR
R
H
R'
O3
H2O, Zn1.
2.RCR
O+ R'CH
O
RC CR' H2SO4+ H2O RCCH2R'
O
Ozonolysis of Alkenes
Hydration of Alkynes
259
Oksidasi Alkohol Alkohol Primer menghasilkan aldehid, sedangkan
alkohol sekunder akan menjadi keton.
RCH2OHPDC,PCC
CH2Cl2RCH
O
RCHR'
OH
Cr(VI)RCR'
O
260
Asilasi cincin aromatis dengan asil klorida atau anhidrid karboksilat dengan adanya asam Lewis.
R C
O
Cl
or
R C O C R
O O
AlCl3, or BF3, or ZnCl2C R
O
Aromatic ring should be at least as reactiveas an aryl halide.
Asilasi Friedel-Crafts
261
Oksidasi alkohol sekunder • Alkohol sekunder keton
– CrVI dan bentuk lainnya – CrO3/aqueous aseton = “Jones Reagent” – adalah
oksidator yang baik, tidak bereaksi dengan alkena seperti pada penggunaan KMnO4.
Oksidasi alkohol tersier• Alkohol tersier tidak teroksidasi dalam kondisi
normal, karena tiadanya atom hidrogen. • Pemanasan yang tinggi dengan adanya oksidator
akan dapat memutus ikatan C-C.
262
Reaksi aldehid dan Keton Aldehydes dan ketones mengalami adisi nucleophilic pada ikatan
rangkap carbon oxygen.
C Oδ + δ −
Y Xδ − δ +
C OY
X
Addisi pereaksi Grignard dan Organolithium.
Reducsi gugus karbonil menjadi alkohols.
RCR'
O+ R''M
2.H3O+RCR'
OH
R''
RCR'
O H2, metal catalystor
NaBH4orLiAlH4
RCHR'
OH
263
Reaksi-Reaksi
Aldehyd dan keton bereaksi dengan air dlm reaksi kesetimbangan membentuk germinal diols.
Karbonil paling stabil adalah yg lebih kecil andungan hidarsinya.
R C R!
O+ H2O R C R!
OH
OH
Aldehydes dan ketones berreasi dgn hydrogen cyanide membentuk cyanohydrin.
Ikatan karbon-karbon terbentuk dan gugus cyano (C≡N) dpt diubah menjadi gugus karboksilat (CO2H) atau suatu amina.
R C
O
R! HC N R C R!
OH
C N
264
265
Pembentukan Asetal
Aldehidand keton bereaksi dgn alkohol membentuk asetal.
RCH
O R'OH, H+
RCH
OH
OR'
R'OH, H+
RCH
OR'
OR'Hemiacetal Acetal
C
O
H 2 CH3CH2OHHCl
C
OCH2CH3
OCH2CH3
H
266
RCH
OH+
RCH
OH+ROH
RCH
OH
ORH +
RCH
OH
ORH+ +RCH
OR
OH H
+
CR H
OR
++ HO R RCH
OR
OR
267
Asetal sebagai gugus pelindung
Asetal sering digunakan sebagai gugus pelindung Contoh: Bagaimana membuat reaksi berikut.
Anion dibutuhkan , sehingga akan bereaksi dengan bromometan, jika tidak maka brom akan menyerang atom karbon karbonil
H3C C CH2
C C HO
CH3BrNaNH2
H3C C CH2
C C CH3
O
H3C C CH2
C C
O
268
Merubah senyawa menejadi asetal, sbg pelindung karbonil dari serangan .
OC
O
H3C CH2
C CH
CH3CCH2C
O
CH H2C CH2
OH OH
OC
O
H3C CH2
C C CH3
OC
O
H3C CH2
C CH
p-toluenesulfonic acid
1. NaNH2
2. CH3Br
OC
O
H3C CH2
C C CH3
H2O, HCl
H3C C CH2
O
C C CH3
Karena asetal reversibel , penambahan air dan asam akan menghasilkan gugus karbonil semula
269
Karbon 1º, 2º, 3º
270
Reaksi Substitusi
• -OH alkohol terprotonasi • -OH2
+ menjadi gugus pergi yang baik. • Alkohol 3° and 2° bereaksi dengan Br- via SN1• Alkohol 1° bereaksi via SN2
H3O+ Br-
R O H R O H
HR Br
Reaksi dengan HBr
271
Reduksi Alkohol
• Dehidrasi denganH2SO4 pekat dan H2
CH3CHCH3
OHH2SO4
CH2 CHCH3H2
PtCH3CH2CH3
alcohol alkene alkane
272
Reaksi Dehidrasi
• Reaksi H2SO4 pekat : alkena• Karbokation intermediet• Produk Saytzeff • Bimolecular dehidrasi : eter• Suhu rendah (< 1400 C) : menghasilkan eter• Suhu tinggi 180°C dan lebih : alkena
273
Mekanisme Dehidrasi :
CH3CHCH3
OHH2SO4
alcoholCH3CHCH3
OHH
CH3CHCH3
CH2 CHCH3H2O
CH3OH
H3O+
CH3OH CH3 OH2 CH3 O
H
CH3
H2OCH3OCH3
274
Esterifikasi Fischer
• Asam + Alkohol menjadi Ester + Air• Katalis : Asam sulfat • Reaksi bolak-balik (reversible).
CH3 C OH
O
+ CH2CH2CHCH3
CH3
OHH+
CH3C
O
OCH2CH2CHCH3
CH3
+ HOH
275
7. Karbonil• Karbon terhibridisasi : sp2 • Ikatan C=O lebih pendek, lebih kuat dan
lebih polar daripada ikatan C=C alkena.
276
C
O
HC
O
H RC
O
H RC
O
R'
Gugus karbonl
formaldehida aldehida keton
RC
O
R
sp2, trigonal planar
δ+
δ–
Sangat polar, tetapi tanpa ikatan H-titik leleh rendah,larut dalam H2O
Aldehida dan Keton
277
O
OH O
HO
CH3C
O
CH3 H
O
aseton geranial
testosteron(male sex hormone)
estron(female sex hormone)
Contoh Senyawa Aldehida & Keton
278
Senyawa aldehida dan keton biasa disebut dengan senyawa karbonil Perbedaan struktur dari aldehida dan keton, menyebabkan sifat−sifat fisika dan kimianya berbeda seperti:1. Aldehida mudah dioksidasi, sedangkan keton sangat sukar.2. Aldehida lebih reaktif dari pada keton terhadap reaksi adisi nukleofilik.
Dari struktur karbonil, dengan adanya ikatan π pada atom C−karbonil, menyebabkan bahwa senyawa karbonil dari aldehida maupun keton berbentuk datar/planar.C
O
R R'
279
Reaksi Adisi Nukleofilik Aldehida dan Keton
CR '
RO
Nu:
C O
Nu
R '
R -
sp 2 sp 3
C OR
Nu+ R '
Pereaksi nukleofil:Bermuatan listrik negatip
OH − (ion hidroksida), NH2− (ion amina), RO− (ion aloksida), RCOO−(ion
alkanoil), RNH:− (ion alkil amina), H:− (ion hidrida), R3C:− (karbanion), C≡N−
(ion sianida).
Bermuatan listrik netralH2O (air), NH3 (ammoniak), ROH (alkohol), RCOOH (asam alkanoat), RNH2 (alkil amina), H2N−NH2 (hidrazin)
280
Reaksi Aldehida dan Keton
O
+ H2NNH2 OH-+
N2
H2O
-
-
2-sikloheksenon sikloheksena
Adisi Nukleofilik Hidrazin (Reaksi Reduksi Wolff-Kishner)
Adisi Nukleofilik HCN (Pembentukan Sianohidrin )
C OR
H+ H C N C OH
NC
RH
C OH
NC
RR
H C N+C OR
R
aldehida sianohidrin
keton sianohidrin
281
Mekanisme reaksi pembentukan sianohidrin adalah sebagai berikut:
C OR
R '
N C-
C O
NC
RR '
- H++
C OH
NC
RR '
aldehida atau keton keadaan intermediattetrahedral
sianohidrin
Contoh reaksi:
CH
O
+ H C NC
H
HO CN
benzaldehida siano benzilalkohol
H+/H2O, ∆
CH
HO COOH
asam-2-hidroksi-fenil etanoat
282
Analisis Kimia Organik (AKO) untuk Pembuktian Aldehida dan Keton Pereaksi Fehling:
RCH
O
+ C u2+N aOH , asam tartrat, H2O
Cu2O(p) + RCOH
O
endapan merahPereaksi Tollens:
RCH
O
+ A g + NH3, H2OA g (p) + RCOH
O
cermin perak
+ Na+ HS O3
-C O C O - Na+
HO3S
endapan putih
Pereaksi NaHS O3:
aldehida/keton
283
Adisi Nukleofilik Pereaksi Grignard
keton
aldehida
C OR
R+
+C OR
HR ' MgX
eterH + /H2O
C OH
R
RH
R ' MgXeter
H+/H2O
C OH
R
RR
'
'alkohol sekunder
alkohol tersier
Contoh reaksi:
MgBr
+H
CH
OH
+/H2O
CH2OH
fenil magnesium bromida
formaldehida benzilalkohol
+ M gOH B r
284
Mekanisme adisi nukleofilik pereaksi Grignard
C
O
R- +MgXC
O-
R
Mg+X
Intermediettetrahedral
H3O+
C
OH
R
+ Mg(OH)X
alkohol
Mekanisme adisi nukleofilik pereaksi Grignard pada aldehid atau keton
285
Reaksi Aldol dan Reaksi Aldol Kondensasi
β ,
H3CCH2CH2CR C CR
O
CH2CH3
ββ
β −
α
α ,produk reaksi aldol kondensasi yang terbentuk:
aldehida/keton tidak jenuh yang stabil,karena adanya konjugasi ikatan rangkap
+ H3CCH2CH CRCHCR
O
CH2CH3produk reaksi aldol kondensasi yang tidak terbentuk: γ
γ
-stabil, karena tidak terbentuk konjugasi yng stabil, karena tidak terbentuk konjugasi ikatan rangkap
aldehida/keton tidak jenuh kurang
COH3CCH2CH2
Zn-H g, H C l pkt., ∆
CH2
H3CCH2CH2
propil fenil keton n-butilbensena
Reduksi Clemmensen.
286
Mekanisme Aldol kondensasi
C
O
H3C HOH-
H3C CH
OHH2C C H
O
2
Asetaldehid 3-hidroksibutanal (Aldol)
Tahap 1.Terbentuknya ion enolat.
+ -OHC
O
H2C H
H
C
O
H2C H+ H2O
AsetaldehidIon enolat(nukleofil)
287
C
O
H3C H+ C
O
H2C H
C
O
H3CH
H2C C
O
H
Tahap 2 enolat sebagai nukleofilik menyerang asetaldehid
H3C CH
O-
CH2-C
O
H
H OH
H3C CH
OH
CH2-C
O
H
3-hidroksibutanal (Aldol)
Tahap 3. Atom oksigen bermuatan negatif, menerima proton dari molekul air dan menghasilkan senyawa Aldol.
288
Reaksi cross Aldol Kondensasi
C
O
H3C H C
O
H2C HH3C+
C
OH
H3C CH2H
C
O
C
OH
H3C CHH
C
O
CH3
OH-
Simetri antar asetaldehid
C
OH
H2C
HCH3C
H CH3
CH
O
+
Simerti antar propanal
Campuran propanal-asetal
C
OH
H2C CH2
HC
O
H3C +
Campuran asetal-propanal
H
H H
Asetaldehid Propanal
289
Mekanisme aldol campuran
C
O
C H Asetaldehid (A)
H
H
H
Langkah 1. Tentukan manakah senyawa aldehida atau keton yang dapat melepaskan hidrogen-alfa terlebih dahulu.
Hidrogen-alfa
Langkah 2. Urutkan senyawa aldehida atau keton yang mempunyai hidrogen-alfa yang akan bereaksi dengan karbon karbonil dari suatu senyawa aldehida atau keton seperti berikut:
C
O
H2C HH3C
Karbon karbonil senyawa aldehida.
Propanal (B)
290
Langkah 3. Hidrogen-alfa dari senyawa asetaldehida (A), menyerang atom oksigen senyawa propanal (B), sedangkan karbanion dari (A) akan menyerang ion karbonium (B) menjadi beta-hidroksi keton.
C
O
H2C H
H
C
O
H2C HH3C +
OH-
C
OH
H2C
H2CH3C
HC
O
H
(A)(B)beta-hidroksi aldehida atau keton
Langkah 4. Senyawa beta-hidroksi aldehida / keton direaksikan dengan asam atau pemanasan, akan mengalami eleminasi dan menghasilkan produk alfa-beta keto tidak jenuh.
C
OH
H2C
H2CH3C
HC
O
HH+, pemanasan
CH2C C
HH3C
HC
O
H
alfa-beta keto tidak jenuh (produk akhir)
291
Mekanisme reaksi Canizaro
Tahap 1. Serangan basa (OH-) pada gugus karbonil
C
O
H H+ -OH HC H
O-
OH
HC H
O-
OH
C O
H
H
C
O
OH
H + CH3O- C
O
O-
H + CH3OH
Senyawa keton tidak menghasilkan reaksi ini.
Tahap 2. Terjadi perpindahan ion Hidrida
Garam dari asamkarboksilat
basa
292
Mekanisme Adisi nukleofilik (Hidrasi dengan katalis basa)
CO
HO-
C
O
OH
- OH H
C
OH
OH
+ HO-
Ion hidroksida menyeranggugus karbonil aldehida/ketonmenghasilkan intermedietion alkoksida
Ion alkoksida
Ion alkoksida basa menarik proton(H+) dari air, menghasilkan gem-dioldan membebaskan OH-.
293
Mekanisme Adisi nukleofilik (suasana Asam)
C O C
OH
OH
OH H
C
OH
O
H
+
CHO+
H2O
H
H
+
H2O
+ H3O-
Katalis asam memprotonasi atom oksigen karbonil, membuatketon/aldehid menjadi nukleofiliklebih baik.
Adisi nukleofilik nertal (air) menghasilkan gem-diol terprotonasi
Pelepasan protonmenghasilkan gem-diol dan katalis asam
294
RC
O
OH
sp2
sp3
polar & ikatan H
R = C1 - C3 : larut dalam H2OR > C3 : semakin panjang menjadi kurang larut.
8. Asam Karboksilat
C
O
OHR-
C
O
ORH+
H+
-+ +
-
H+H+
C
O
O-
C
O
OHR R
Prioritas Kepolaran Gugus
C
O
OH
C
O
HC
O
ROH -SH>> > >
295
Asam Karboksilat Ka Asam Karboksilat Ka
HCOOH 17,7 x 10-5 CH3CHClCH2COOH 8,9 x 10-5
CH3CH2COOH 1,75 x 10-5 ClCH2CH2CH2COOH 2,96 x 10-5
ClCH2COOH 136 x 10-5 FCH2COOH 260 x 10-5
Cl2CHCOOH 5530 x 10-5 C6H5CH2COOH 4,9 x 10-5
Konstanta Keasaman Berbagai Asam Karboksilat
R CO
ORC
O
O
H
HDimer ikatan hidrogen asam karboksilat, menyebabkan pita melebar sekitar 3000 cm-1
Ikatan hidrogen dalam bentuk dimer
delta
delta
delta
delta
296
H C
O
OH
CH3 C
O
OH
CH3CH2CH2CO2H
CH3 CH CO2H
OHO
OH
O
Asam format (L formica = semut)
Asam acetat (L acetum = cuka)
Asam butirat (L butyr = butter)
Asam laktat (L lactis = susu)
Substansi ratu lebah
Contoh Senyawa Asam Karboksilat
297
Pengaruh substituen terhadap keasaman karboksilat
CGO
O
CGO
O
G= penarik elektron; menstabilkan anion meningkatkan keasaman.
G= pendorong elektron; mendestabilkan anion menurunkan keasaman.
CO
OCH2CH2CH2Cl
Induktif efek: Semakin berkurang dengan jarak
298
Reaksi-Reaksi Asam Karboksilat
C
O
OHCH
Asam karboksilat
Substitusi alfa
Deprotonasi
Reduksi
Subtitusi nukleofilikasil
C
O
OHCR
C
O
O-CH
COHC
H
H H
C
O
YCH
Gambar 10.1 Reaksi-Reaksi yang umum pada asam karboksilat
299
OH
O
O
OH
OH
O
OH
O
Asam stearatt.l. 69ºC
Asam oleat ω-9 asam lemakt.l . 13ºC
Asam linoleat ω-6 asam lemakt. l. -5ºC
Asam linolenatω-3 asam lemakt. l. -11ºC
Asam lemak :
asam lemak jenuh
tak jenuh mono
tak jenuh poli
300
RC
O
OR'
polar, tetapi tanpa ikatan hidrogenumumnya tak larut H2O
O
OO
O
O
O
O
O
Oktil asetat (orange)
isopentil asetat (banana)
etil butirat (pineapple)
ester siklis atau lakton (coconut)
Ester
301
Mekanisme Esterifikasi Katalis Asam Dari Asam Karboksilat
R C
O
O H
H+R C
OH
O H
EtOHR C
OH
O H
OEt H
R C
O
O H
OEt H
Rerarraggement H+
R CO
OEt
-H2O
H
H+ R CO
OEt
H
Ester terprotonasiEster
302
Hidrolisa Asam Karboksilat
R C
O
OCH3
R C
O-
OCH3
HO
R C
O
OHR C
O
O-+ HOMe
MeO-
Hidrolisa ester dengan katalis basa
R C
O
OCH3
H+ , H2O berlebih
R C
O
OCH3
H
O
HH
R C
OH
OCH3O
H H
H+rearranggementR C
OH
OCH3O
H
H
R C
O
O H
H
R C
O
O H
-H+
Reaksi ini kearah kanandengan konsentrasi air berlebih.
OH-, H2O
-MeOH
Hidrolisa ester dengan katalis basa
ester terprotonasi
Reaksi saponifikasi menggunakan anion alkoholat akan menghasilkan deprotonasi asam karboksilat.
303
Alkilasi Karboksilat oleh Diazometan
R C
O
O HR C
O
O-+ H+
H2C N N
diazometanR C
O
O-H3C N N+
SN2
R C
O
O CH3+ N2 Gas
Metil ester
Metil diazonium ionAnion karboksilat
304
LIAlH4 Mereduksi Asam karboksilat Menjadi Alkohol Primer
R C
O
O HR C
O
OR C
O
H
R C
OH
H
liAlH4
AlH3
Li+R C
O
O AlH2
Li
H Aldehid intermedit
Li O AlH
H+
1
2
3
R CO
H
Al
HH
OLi
Cepat
H+
R CO
H
Al
HH
OLiH
H
+ LiAlOH2
LAH berlaku sebagai basa (H-)
Hidrida menyerang karbonil karboksilat
Lambat
Alkohol primer
305
RC
O
OH + R' OH
RC
O
OR' + H2O
asamalkohol
ester
esterifikasi
hidrolisis
Penekanan pada salah satu arah sesuai prinsip Le Châtelier :Esterifikasi :
CH3 C
O
OH CH3 C
O
OCH2CH3CH3CH2OH+ H+
-H2Oetil asetat
OH
C
O
OCH3
H3O+OH
C
O
OH + CH3OH
metil salisilat (wintergreen)
Hidrolisis :
asam salisilat
Reaksi pada Ester
306
saponifikasi (pembuatan sabun):
RCO2-Na+
R'CO2-Na+
R''CO2-Na+
+
CH2OH
CHOH
CH2OH
CH2
CH
CH2
OC
O
R'
O C
O
R''
O C
O
R 3 NaOH
Trigliserida
•Lemak hewani : R jenuh•Minyak sayur : R lebih tidah jenuh
gliserin(gliserol)
sabun
Saponifikasi
-----***-----
307
Referensi :
1. Brown, W.H., Introduction to Organic Chemistry, Willard
Grant Press, Boston, 1987.
2. Fessenden and Fessenden, Organic Chemistry, Prentice Hall, 1989.
3. Robert, J.D, Stewart, R., Caserio, M,C., Organic Chemistry, Benyamin Inc., 1982.
4. Wade, L. G, Organic Chemistry, Prentice Hall, 1995.
-----@@@-----