diagnostic classification : 0 – 3...

58
Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) 1

Upload: trancong

Post on 11-May-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Diagnostic Classification : 0 – 3

(lanjutan)

Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

1

Page 2: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

205. GANGGUAN IDENTITAS GENDER MASA KANAK

2

Page 3: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Perlu pembatasan dalam pengalaman dengan gender anak yang bermanifestasi selama periode sensitif dari perkembangan identitas gender (antara 2-4 tahun) anak pertama kali belajar membedakan dirinya dengan yang lain berdasarkan gender.

• Anak dengan GIG perasaan kegelisahan & tidak nyaman yang pervasif, cemas, dengan atau tanpa perasaan tidak serasi dengan gendernya sendiri.

3

Page 4: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Perasaan tidak nyaman dengan gendernya sesuai dengan harapan yang kuat menjadi gender yang berlawanan bermanifestasi dalam permainan, fantasi & pilihan aktivitas, kelompok sebaya, pakaian sesuai dengan tingkat perkembangan pengertian anak tentang gender yang stereotipi.

4

Page 5: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

KRITERIA DIAGNOSIS MENURUT DSM-IV-TR

1. Identifikasi cross-gender yg kuat & menetap (bukan keinginan untuk menjadi keuntungan budaya) yg bermanifestasi dalam min. 4 dari gejala di bawah ini:a. keinginan yg berulang atau desakan untuk

menjadi gender yang berlawanan.b. pada anak ♂, memilih memakai baju atau meniru pakaian ♀; pada anak ♀, desakan yg

kuat utk berpakaian yang maskulin.

5

Page 6: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

c. Keinginan yg kuat & menetap untuk memainkan peran cross-sex dalam

permainan fantasi, atau fantasi yang

menetap menjadi lawan jenis.d. Keinginan yg kuat untuk berpartisipasi dalam permainan & mengisi waktu luang dari lawan jenis.e. Pilihan yag kuat mencari teman bermain dari lawan jenis.

6

Page 7: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

2. Perasaan tidak nyaman yg menetap atau perasaan tidak serasi dengan peran gender, yg bermanifestasi dalam :a. pada anak ♂, testis menjijikkan atau akan hilang atau menyatakan akan lebih baik tidak mempunyai penis, atau kebencian yg

ditandai menolak mainan anak ♂, permainan, & aktivitas, terikat pada ide bahwa ia tidak mau menjadi anak ♂.

7

Page 8: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

b. Pada anak ♀, menolak BAK dalam

posisi duduk atau menyatakan ia tidak mau mempunyai payudara atau

haid, atau kebencian yg ditandai

menolak pakaian yg feminin, terikat

pada ide bahwa ia tidak mau menjadi anak ♀.

3. Tidak ada kondisi medis nonpsikiatri – contoh: hermafroditisme.

8

Page 9: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

DIAGNOSIS BANDING

1. Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3 tahun untuk berpakaian & percaya bahwa ia adalah gender yang lain biasanya dimanifestasikan dengan meniru ibu, bapak, saudara ♂ & ♀, bayi atau bahkan binatang piaraannya. jika anak secara kompulsif tertarik dengan permainan cross-gender, & berlanjut pola ini sangat atipikal, bahkan pada usia 2 tahun.

 

9

Page 10: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

 2. Gender Non-Conformity: anak yg sudah terbentuk baik & mempunyai perasaan positif dengan identitas gendernya sendiri mungkin juga mempunyai ketertarikan cross-gender. Anak ♂ mungkin tertarik dengan memasak, menanam tanaman, bermain akting & musik, mungkin tidak tertarik permainan rough and tumble. Anak ♀ mungkin menemukan bahwa ia atlet yg lebih baik dibanding anak ♂ seusianya, mulai menikmati melatih kemampuannya. Perilaku menjadi dasar gender bukan penyesuaian & tidak diikuti oleh perasaan tidak suka dengan suatu gender bukan fenomena patologi & dpt berhubungan dengan derajat yg besar dari perilaku yg fleksibel & sehat.

10

Page 11: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

3. Tomboyism: anak ♀ yg lebih memilih memakai celana panjang, menikmati permainan rough & tumble, lebih memilih anak ♂ sebagai teman bermain disebut ”tomboys” anak tidak distress menjadi ♀, mempunyai fleksibilitas yg tinggi. Sbg perbandingan, anak ♀ yg menunjukkan perilaku dalam konteks distress yg menetap tentang gendernya, anatomi seks nya, dengan atau tanpa memakai pakaian ♀ dalam setiap kesempatan mempunyai problem identitas gender.

11

Page 12: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

4. Keinginan untuk menjadi kedua gender: antara usia 2 ½ - 3 ½ tahun, ketika anak

mempelajari perbedaan gender banyak anak mempunyai pengalaman melakukan dan menjadi berbagai hal, ♂ & ♀. seorang anak ♂ mungkin percaya bahwa ia dapat melahirkan, anak ♀ dapat tumbuh penis walaupun tetap menjadi perempuan.

Pada GIG, anak ingin menjadi salah satu gender-yang berlawanan-tidak keduanya.

5.  Anak dengan kondisi intersex: hipospadia atau micro-phallus pada anak ♂, pembesaran klitoris pada anak ♀. kebingungan tentang gender, jarang menjadi GIG.

  

12

Page 13: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

206.DEPRIVASI KELEKATANREAKTIF / GANGGUAN

PENCEDERAANMASA BAYI

13

Page 14: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

1. Penelantaran atau pencederaan yg menetap oleh orangtua, baik secara fisik / psikis, yg dapat membuat berkurangnya rasa aman & kelekatan yg mendasar dari anak.

2. Pengasuh utama sering berganti atau tidak selalu ada, mempunyai pengasuh lebih dari satu, anak akan sulit untuk membuat kelekatan kepada pengasuhnya.

3. Pada perawatan yg lama di RS anak mengalami deprivasi emosional & perkembangan yg sesuai, tanpa adanya faktor-faktor yg melindungi dengan baik (misal: hampir setiap hari bertemu orangtua, keterlibatan seorang perawat/pembantu setiap hari).

14

Page 15: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Juga bila orangtua depresi atau terlibat dalam penyalahgunaan zat.

• Biasanya anak gagal untuk memulai interaksi sosial atau akan menunjukkan respons sosial yg ambivalen/kontradiksi, misal: respons pendekatan-penghindaran terhadap pengasuh, kewaspadaan yg ekstrem, hambatan berlebihan/respons apatis terhadap interaksi sosial.

 

15

Page 16: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

300. GANGGUAN PENYESUAIAN

16

Page 17: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Bersifat ringan, sementara & situasional. • Mulai timbulnya harus ada kaitan yg jelas

dengan adanya perubahan atau kejadian di lingkungannya, misal: ibu kembali bekerja, perpindahan keluarga, perubahan dalam day care-nya atau anak sakit.

• Sebagai akibat dari usia perkembangannya, karakteristik konstitusional yg unik dan lingkungan keluarga anak mengalami reaksi sementara dapat berakhir dalam beberapa hari atau minggu, tapi tidak lebih dari 4 bulan.

17

Page 18: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

GAMBARAN KLINIS

• Gejala afektif (anak tampak lemah, terlalu tenang, menarik diri) atau

• Gejala perilaku (anak jadi melawan, menolak tidur, sering marah/tantrum, regresi dalam toilet training).

18

Page 19: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Diagnosis tidak dapat digunakan jika gejala-gejala yg ada disebabkan oleh pola keluarga yg terus menerus atau interplay antara pola-pola konstitusional & motorik dengan pola keluarga yg terus ada;

• Jika terdapat trauma berat perlu dipertimbangkan diagnosis yang lain.

19

Page 20: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

400. GANGGUAN REGULASI

20

Page 21: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Timbul pertama kali pada masa bayi & masa kanak awal.

• Ciri khas: anak mengalami kesulitan dalam

mengatur atau mencocokkan perilaku & proses fisiologis, sensorik, perhatian, motorik & afektifnya. anak sulit dalam mengatur suatu keadaan agar menjadi tenang,

waspada atau berpengaruh positif.

21

Page 22: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Pengaturan yg tidak baik atau respons dari pengaturan:1. Fisiologis (mis: nafas tidak teratur, cegukan, tersumbat, muntah).2. Aktivitas motorik kasar (mis: disorganisasi

motorik, gerakan kasar, gerakan konstan).3. Aktivitas motorik halus (mis: diferensiasi yg

buruk, pergerakan2 yg pincang).4. Pengaturan perhatian (mis: perilaku yang tidak dapat dikendalikan, tidak dapat duduk diam atau sebaliknya, perseverasi terhadap detail kecil).

22

Page 23: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

5. Pengaturan afektif: termasuk keadaan afektif yg utama (mis: terlalu tenang, depresi atau bahagia), tingkatan afek (luas atau menyempit), derajat pengaturan ekspresi (bayi dapat berubah cepat dari tenang lalu tiba-tiba menjerit ketakutan), & kemampuan untuk memakai & mengatur afek sebagai bagian dari hubungan & interaksi dengan yg lain (mis: menghindar, negativistik, melekat atau perilaku yg tergantung).6. Pengaturan perilaku ( agresif atau impulsif)

   7. Pola tidur, makan atau eliminasi8. Kesulitan bahasa (reseptif & ekspresif) & kognitif.

23

Page 24: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Masalah yg ada pada perilaku pada bayi

& anak meliputi: kesulitan makan atau tidur, kesulitan mengontrol perilaku, kecemasan & ketakutan, kesulitan dalam perkembangan berbicara & berbahasa, tidak mampu bermain sendiri atau dengan anak lain.

• Orangtua biasanya mengeluh anaknya mudah marah, tidak bisa mengontrol perilaku, sulit beradaptasi dengan perubahan.

24

Page 25: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Pola-pola konstitusi atau maturasi dini berperan pada kesulitan-kesulitan anak.

• Pola-pola pengasuhan dini dapat mempengaruhi bagaimana perkembangan pola-pola konstitusi & maturasi serta menjadi bagian kepribadian anak.

 

25

Page 26: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Diagnosis Gangguan Regulasi meliputi: pola perilaku yg berbeda kesulitan proses sensoris, sensorik-motorik

atau organisasi.jika keduanya tidak ada diagnosis lain

lebih sesuai. Cth: bayi iritabel, menarik diri sesudah

ditelantarkan merupakan suatu relationship or attachment difficulty.

26

Page 27: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Bayi iritabel, reaktif berlebihan terhadap pengalaman interpersonal yg rutin, tanpa kesulitan sensoris, sensori-motor atau processing didiagnosis Gangguan Mood atau Anxietas.

• Kesulitan makan atau tidur dapat merupakan gejala Gangguan Regulasi atau menjadi bagian dari kategori diagnostik yg terpisah.

27

Page 28: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Mendiagnosis Gangguan Regulasi perlu diobservasi kesulitan sensoris, sensori-motor atau processing & 1 atau lebih gejala-gejala perilaku sbb:1. Over/under-reactivity terhadap bunyi-bunyi dengan

pitch tinggi / rendah.2. Over/under-reactivity terhadap sinar lampu yg terang atau image visual yg baru seperti warna,

bentuk & area yg kompleks.3. Defensiveness (reaktivitas berlebih terhadap

pakaian, mandi, benturan lengan/tungkai,

menghindari memegang hal-hal yg kotor) &

atau hipersensitivitas oral (menghindari makanan

dengan tekstur tertentu).

28

Page 29: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

4. Kesulitan motorik oral atau inkoordinasi dipengaruhi oleh tonus otot yg buruk, kesulitan perencanaan motorik & atau hipersensitivitas taktil.5. Under-reactivity terhadap sentuhan atau rasa nyeri.6.   Rasa tidak aman terhadap gravitasi. Over/under-reactivity pada respon postural normal (reaksi keseimbangan) terhadap perubahan gerakan sensasi meliputi gerakan-gerakan horizontal/vertikal.

29

Page 30: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

7.     Over/under-reactivity terhadap bau- bauan.8.     Over/under-reactivity terhadap suhu.9.    Tonus otot & stabilitas motorik buruk (hipotonia, hipertonia, fiksasi postural atau kurangnya kualitas gerakan halus).10. Defisit kualitatif pada keterampilan perencanaan motorik.11. Defisit kualitatif pada kemampuan untuk memodulasi aktivitas motorik.

30

Page 31: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

12.   Defisit kualitatif pada keterampilan motorik halus.13.   Defisit kualitatif pada kapasitas artikulasi.14.  Defisit kualitatif pada kapasitas proses visuo-spatial.15. Defisit kualitatif pada kapasitas fokus & perhatian, tidak berhubungan dengan kecemasan, kesulitan interaktif, atau masalah pendengaran/verbal atau visuo- spatial.

31

Page 32: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

401. TIPE I:

HIPERSENSITIF

32

Page 33: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Anak-anak yg reaktif berlebihan atau hipersensitif terhadap berbagai stimulus.

• Sensitivitas dapat bervariasi sepanjang hari.

• Paling sering input sensoris cenderung memiliki efek kumulatif.

• Anak stress atau kecapekan input sensoris sedikit dapat mencetuskan respon hipersensitif.

33

Page 34: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Terdapat 2 pola yg khas:(1) Fearful & Cautious (Penuh ketakutan & sangat hati-hati).

Pola Perilaku: Pada masa bayi awal eksplorasi &

assertiveness terbatas, tidak

menyukai perubahan dalam rutinitas, cenderung

ketakutan & lekat dengan situasi baru. Anak mempunyai rasa takut & atau

khawatir, malu terhadap pengalaman baru. Representasi dunia internal cenderung

fragmented & mudah teralih oleh berbagai stimulus.

34

Page 35: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Anak berperilaku impulsive saat ketakutan. Mudah marah (iritabel, sering menangis),

sulit menenangkan diri (sulit untuk tidur lagi),

tidak dapat cepat kembali dari rasa frustasi/

kecewa.

Pola Sensoris & Motorik:Reaksi berlebihan terhadap sentuhan,

suara keras, sinar terang. Kemampuan proses auditory-verbal

adekuat tapi berlawanan dengan kemampuan proses visual- spatial.

Anak over-reaktive terhadap gerakan di udara & motor planning challenges.

35

Page 36: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Pola Pengasuh:Meningkatkan fleksibilitas & assertiveness,

empati, memberi dukungan untuk mengeksplorasi pengalaman baru secara bertahap, lembut & tegas.

(2) Negative & Defiant (Negatif & Tidak Patuh).Pola Perilaku:

Negativistik, keras kepala, mengatur, tidak patuh. Melakukan hal berlawanan dari yang diminta.

Sulit membuat transisi, menyukai repetisi, tidak ada perubahan.

36

Page 37: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Bayi cenderung fussy, sulit, resisten terhadap perubahan.

Anak prasekolah cenderung negatif, marah,

tidak patuh, keras kepala, kompulsif, perfeksionis waktu tertentu dapat bahagia & fleksibel. Sense of self-nya terintegrasi, tidak

fragmented. Lebih dapat dikontrol, menghindar / lambat terhadap pengalaman baru, tidak agresif kecuali diprovokasi.

37

Page 38: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Pola Sensoris & Motorik: Reaksi berlebihan terhadap sentuhan, menghindari tekstur / manipulasi terhadap bahan tertentu. Reaksi berlebihan terhadap suara, kapasitas visual- spatial intak, kapasitas proses pendengaran tidak. Tonus otat baik, kontrol postural baik tapi koordinasi motorik halus & motor planning sulit.

Pola Pengasuh:Fleksibel, mampu menenangkan diri,

empati, perubahan secara lambat/bertahap,

menghindari perlawanan dengan kekuatan. Hangat, mendukung representasi simbolik

dari afek yg berbeda, khususnya ketergantungan,

kemarahan, juga meningkatkan fleksibilitas.

38

Page 39: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

402. TIPE II :

UNDERREACTIVE

39

Page 40: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Pola karakteristik: menarik diri, sulit untuk membaur atau self-absorbed.(1). Withdrawn & Difficult to Engage (Menarik Diri & Sulit Bergaul). Pola Perilaku:

Tidak tertarik untuk mengeksplorasi hubungan atau terhadap tantangan permainan/ obyek.

Tampak apathetic, mudah lelah, menarik diri.

Butuh tone afektif yg tinggi untuk menarik perhatian & emosi.

40

Page 41: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Bayi tampak terhambat, depresi, kurang responsif

terhadap eksplorasi motorik, sensasi & sosial.

Pada anak prasekolah tampak dialog verbal

kurang, perilaku & bermain hanya terbatas pada

ide & fantasi tertentu. Kadang tampak sit-n-spin, swinging atau

jumping up/down on the bed.

Pola Sensoris & Motorik:Under-reactivity terhadap suara &

pergerakan, over/under-reactivity terhadap sentuhan. Kapasitas proses visual-spatial intak,

auditory-verbal processing sulit. Kualitas motorik & motor planning buruk

aktivitas eksplorasi & fleksibilitas dalam bermain terbatas.

41

Page 42: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Pola Pengasuh:Cenderung memberi input interaktif yg

intens, membantu anak untuk engage, attend,

berinteraksi & mengeksplorasi lingkungan. Reaching out & responsive terhadap si

anak.

(2). Self-Absorbed Pola Perilaku:

Terdapat kreativitas, imaginasi, kombinasi dengan

kecenderungan untuk menyatu dengan sensasi,

pikiran & emosinya sendiri. Tampak inattentive, mudah distraksi,

preokupasi, khususnya jika ditarik pada suatu tugas/

interaksi. Anak prasekolah akan lari ke fantasi jika

terjadi kompetisi & tuntutan aktivitas prasekolah.

42

Page 43: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Pola Sensoris & Motorik: Cenderung terdapat penurunan kapasitas proses

auditory-verbal disertai dengan kemampuan untuk

menciptakan berbagai ide. Anak dapat menunjukkan iregularitas pada kapasitas sensori & motorik lain.

Pola Pengasuh:Cenderung ikut berpartisipasi dalam

komunikasi verbal/ nonverbal anak, membantu anak

untuk engage dalam komunikasi 2 arah.

43

Page 44: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

403. TIPE III : IMPULSIF/

MOTORICALLY DISORGANIZED

44

Page 45: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Ditandai dengan:kontrol perilaku buruk, craving input sensory, agresif, tidak ada rasa takut (fearless), impulsive & disorganized. Pola Perilaku:

Aktivitas tinggi, mencari kontak & stimulasi, tampak kurang hati-hati.

Merupakan hasil perencanaan & pengaturan

motorik yg buruk diinterpretasikan oleh orang

lain sebagai perilaku agresif.Anak prasekolah tampak excitable, agresif,

perilaku intrusive, daredevil.

45

Page 46: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Anak cemas atau tidak yakin pada dirinya menunjukkan perilaku

counterphobic, mis. memukul sebelum dipukul, mengulang perilaku yg tidak diterima sesudah diminta untuk berhenti. Anak yg lebih tua & mampu untuk verbalisasi & observasi terhadap pola perilaku sendiri akan menunjukkan kebutuhan akan aktivitas & stimulasi sebagai cara untuk merasa hidup & berkuasa.

46

Page 47: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Pola Sensoris & Motorik:Terdapat sensory under-reactivity, craving of sensory input, motor discharge. Kekacauan motorik sering disertai dengan reaktivitas yg kurang terhadap sentuhan,

suara, stimulus craving, modulasi & perencanaan motorik

yg buruk, serta perilaku impulsif terhadap orang/ benda.

Aktivitas motorik tidak fokus & difus.

47

Page 48: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

Mendengar secara sepintas lalu (fleetingly), perhatiannya buruk walau membutuhkan

(crave) suara keras atau musik yg intens. Craving of stimuli kadang mengarah pada

perilaku merusak, terdapat kesulitan pada auditory/ visual- spatial processing.

Pola Pengasuh:Berkelanjutan, hangat, empati, memberikan struktur & batas yg jelas akan

meningkatkan fleksibilitas & kemampuan adaptif.

48

Page 49: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

404. TIPE IV : LAINNYA

49

Page 50: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Untuk anak-anak yang memenuhi kriteria pertama dari Gangguan Regulasi (kesulitan dan motor/ sensory processing) namun pola perilakunya tidak secara adekuat digambarkan oleh satu dari ke-3 subtipe di atas.

50

Page 51: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

500. GANGGUAN PERILAKU TIDUR

(SLEEP BEHAVIOR DISORDER)

51

Page 52: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Diagnosis dipertimbangkan bila:gejala terganggunya tidur merupakan satu-satunya masalah pada anak Batita & tanpa adanya kesulitan reaktivitas atau proses sensorik.

• Terbagi menjadi:1. Gangguan waktu masuk tidur.2. Gangguan saat tidur.3. Somnolensi yg berlebihan, disfungsi yg berhubungan dengan tahapan tidur-

bangun (night terror) atau kesulitan pengaturan waktu tidur-bangun

52

Page 53: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Diagnosis ini tidak dapat digunakan bila:secara primer disebabkan oleh ansietas, gangguan hubungan atau motorik, masalah penyesuaian, gangguan stres pasca trauma, atau tipe gangguan regulasi diatas.

53

Page 54: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

600. GANGGUAN PERILAKU

MAKAN

54

Page 55: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Bila bayi atau anak menunjukkan kesulitan dalam pola makan yg reguler secara adekuat atau intake makanan yg sesuai (mis. kegagalan tumbuh kembang yg non organik).

• Anak tidak meregulasi makanannya dengan perasaan lapar atau kenyang secara fisiologis.

• Tidak adanya kesulitan regulasi secara umum, pencetus interpersonal seperti perpisahan, negativisme, trauma, dll harus dipikirkan sebagai suatu gangguan makan primer.

55

Page 56: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Kategori ini tidak digunakan sebagai diagnosis primer bila kesulitan makan anak secara jelas berkaitan dengan reaktivitas sensorik dan atau kesulitan motorik.

• Bila kesulitan dikaitkan dengan masalah senso-motorik seperti hipersensitivitas taktil (cth. penolakan tekstur makanan tertentu) dan atau tonus otot mulut yg rendah (cth. anak hanya akan makan makanan lembut) pikirkan sebagai subtipe regulasi spesifik.

56

Page 57: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

• Bila masalah struktur/organik (cth. palatoskizis, refluks, dll) mempengaruhi kemampuan anak untuk makan atau mencerna makanan gangguan perilaku makan tidak digunakan sebagai diagnosis primer masuk ke Axis III.

57

Page 58: Diagnostic Classification : 0 – 3 (lanjutan)staff.ui.ac.id/system/files/users/ganti933/material/0-3part2tiur.pdf · Normal Developmental Variability: hal yg biasa bagi anak 2-3

TERIMAKASIH…to be continued…

58