perubahan meander ci tanduy hilir tahun 1893 –...
TRANSCRIPT
PERUBAHAN MEANDER CI TANDUY HILIR TAHUN 1893 – 2000
Refie Suziana, Ratna Saraswati, Tito Latif Indra Departemen Geografi FMIPA UI
E-mail : [email protected]
Abstrak
Meander di Ci Tanduy hilir mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan
bentuk meander berupa enlargement maupun extention, pelurusan yang menghasilkan
oxbow lake, serta lokasi meander yang bergeser semakin mendekati muara. Adanya
oxbow lake menyebabkan terjadinya perubahan luas penggunaan tanah.
Abstract
The meander in downstream Ci Tanduy changes from time to time. The changes was
enlargement or extention, oxbow lake was the result of trajectories the meander and
meander location was moving near estuary. The land use change along the meander
caused by oxbow lake.
I. PENDAHULUAN
Straight, meander, dan braided merupakan bentuk-bentuk alur sungai (Langbein &
Leopold, 1966). Sungai dengan alur yang berkelok-kelok dinamakan dengan
meander. Menurut Maryono (2003), meander sungai jika ditinjau secara lokal akan
memperlihatkan bentuk yang tidak beraturan. Bentuk alur meander dipengaruhi oleh
kemiringan memanjang bentang alam, jenis material dasar sungai dan vegetasi di
daerah yang bersangkutan. Alur sungai akan mengalami perubahan bentuk dalam
kurun waktu tertentu, terutama pada alur sungai yang melengkung. Perubahan yang
terjadi meliputi perubahan kelengkungan dan pergeseran kelengkungan mendekati
muara. Kelengkungan kelokan alur sungai cenderung membesar sehingga
memperpanjang profil alur sungai. Bentuk alami meander juga dapat mengalami
perubahan oleh adanya pemotongan alur sungai (Hooke, 2003). Hal ini tentu saja
mempengaruhi perubahan bentuk meander sungai. Perubahan penggunaan tanah,
misalnya hutan menjadi permukiman, mengakibatkan perubahan hidrologi, yakni
aliran permukaan menjadi lebih besar dari sebelumnya. Sehingga aktivitas manusia
dapat menyebabkan intensitas perubahan alur yang meningkat secara kuantitas dan
kualitas. Proyek pembangunan sungai (pelurusan, sudetan, dan pembuatan tanggul
memanjang) merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk sungai
(meander).
Hulu aliran Ci Tanduy bukit-bukit dan gunung-gunung yang mengalirinya. Di
sekeliling punggung-punggung pemisah aliran air tersebut terdapat puncak-puncak
berupa gunung-gunung. Bagian hilir Ci Tanduy mengalir dari Banjar dan bermuara di
Segara Anakan. Daerah ini merupakan daerah endapan hasil aktifitas pengikisan
gunung, sehingga dapat diketahui bahwa Ci Tanduy mengalir pada daerah alluvial
sempit di dataran Ci Tanduy. Dengan demikian secara geologis aliran Ci Tanduy
bersifat dinamis dan pada kurun waktu tertentu akan tampak perubahan yang terjadi.
Perubahan yang terjadi terlihat pada meander Ci Tanduy hilir. Perubahan penggunaan
tanah akan mempengaruhi morfologi Ci Tanduy hilir.
Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana perubahan meander Ci Tanduy hilir dari tahun 1893 hingga tahun 2000 ?
II. METODOLOGI
2.1 Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Peta Topografi,
skala 1 : 50.000 tahun 1893, Peta Topografi, Blad III A, Blad III B, Blad III D dan
Blad IV B, skala 1 : 50.000 tahun 1916 Peta Topografi, sheet 42/XLI-A, 42/XLI-D,
42/XLI-B dan 42/XLII-B, skala 1 : 50.000 tahun 1942, Peta Penggunaan Tanah,
skala 1 : 50.000 tahun 1970 dan Citra Land Satellite 7 Sensor Thematic Mapper
(Landsat 7 TM).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Penentuan Meander
Jumlah meander yang diteliti (penentuan meander) ditentukan berdasarkan syarat
bahwa indeks kelengkungan sungai adalah 1,5 atau lebih (Kingston, 1993). Adapun
parameter untuk setiap meander yang diteliti, dihitung dengan cara sebagai berikut :
Diketahui titik A, B, C, D, dan E. A merupakan titik awal suatu meander (awal
terbentuknya bukit), C merupakan titik tengah, sedangkan E merupakan titik akhir
meander tersebut (akhir lembah). Titik B merupakan titik puncak (atau sebaliknya),
terletak di antara titik A dan C. Sedangkan titik D merupakan titik lembah (atau
sebaliknya), terletak di antara titik C dan E. Titik A, C, dan E terhubung dalam satu
garis lurus secara horisontal. Titik B dan D terhubung dalam satu garis lurus secara
vertikal.
Gambar 1. Bagan mendatar karakteristik
meander (Langbein & Leopold, 1966)
1. Panjang alur meander (M) diukur dari titik A hingga titik E mengikuti alur.
2. Panjang mendatar meander atau panjang gelombang (λ), diukur dari titik A
hingga E secara mendatar, berhimpit dengan sumbu X.
3. Amplitudo (A) atau lebar meander, yaitu jarak antara titik B dan D (secara
vertikal).
4. Indeks kelengkungan meander (k) atau sinousity index, dengan rumus :
k = M / (λλλλ) (Langbein & Leopold, 1966)
Secara geografis, meander juga dapat dicirikan berdasarkan ketinggian, yaitu
merupakan zona hilir yang memiliki ketinggian 200 meter dpl sampai titik 0 (nol)
meter dpl dengan topografi yang landai. Dan juga berdasarkan kelerengan, yaitu
kelerengan 0% - 2%. Penentuan meander dilakukan dengan menggunakan peta tahun
1893, tahun 1916, tahun 1942, tahun 1970, serta citra tahun 2000.
Mengklasifikasikan penggunaan tanah (selebar 1 km di kiri dan kanan sungai) dari
peta penggunaan tanah tahun 1893, 1916, 1942, 1970 dan citra 2000.
2.3 Analisis Data
1. Menganalisa secara kuantitatif perubahan meander dari peta tahun 1893, tahun
1916, tahun 1942, tahun 1970 serta Citra Landsat tahun 2000 untuk periode1893-
2000. Perubahan meander dianalisa berdasarkan perubahan indeks kelengkungan
meander, lebar meander, panjang alur dan panjang mendatar.
2. Menganalisa perubahan penggunaan tanah kiri dan kanan sungai untuk periode
1893-1916, periode 1916-1942, periode 1942-1970, periode 1970-2000 dan
periode 1893-2000.
3. Menganalisa pola perubahan meander Ci Tanduy bagian hilir tahun 1893-2000
berdasarkan perubahan indeks kelengkungan dan perubahan jarak meander
terhadap hilir (dikaitkan dengan perubahan penggunaan tanah yang dominan).
4. Menganalisa perubahan meander Ci Tanduy bagian hilir yang dikaitkan dengan
perubahan penggunaan tanah di kiri dan kanan meander (khususnya untuk
meander yang mengalami perubahan yang besar, sehingga menghasilkan oxbow
lake), untuk setiap periode waktu, yaitu periode 1893-1916, periode 1916-1942,
periode 1942-1970, periode 1970-2000 dan periode 1893-2000.
III. HASIL PENELITIAN
Perubahan yang terjadi pada meander Ci Tanduy antara lain menyebabkan adanya
bekas alur sungai lama atau yang biasa disebut dengan oxbow lake Oxbow lake itu
ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya dimanfaatkan sebagai sawah Ada
juga oxbow lake yang tidak dimanfaatkan tapi dibiarkan begitu saja Selain adanya
aktivitas tektonik, perubahan meander Ci Tanduy juga disebabkan oleh adanya
proyek yang dilakukan oleh pemerintah. Meander-meander di Ci Tanduy hilir ada
yang mengalami perubahan akibat proyek pelurusan yang dilakukan oleh pemerintah
sejak tahun 1910 ada juga yang mengalami perubahan akibat proyek penanggulan
yang dilakukan sejak tahun 1978.
Berdasarkan batasan meander yaitu indeks kelengkungan lebih besar sama dengan
1,5, maka dalam penelitian ini diperoleh 33 meander. Jumlah meander ini ditentukan
dengan tahun 1893 sebagai acuannya. Hal ini dikarenakan tahun 1893 merupakan
tahun masa waktu awal penelitian di mana Ci Tanduy itu sendiri memiliki bentuk
meander yang masih alami dan belum banyak mengalami perubahan bentuk.
3.1 Karakteristik Kuantitatif Meander Ci Tanduy H ilir
Di Ci Tanduy bagian hilir pada tahun 1893 terdapat 33 meander yang memiliki besar
indeks kelengkungan, panjang alur meander, panjang mendatar meander dan
amplitudo yang berbeda-beda. Pada tahun 1916, ada perubahan jumlah meander
yang terdapat pada Ci Tanduy bagian hilir menjadi 32 meander. Terdapat pula satu
non meander. Sedangkan pada tahun 1942, jumlah meander semakin berkurang,
tinggal 30 meander dan tiga non meander. Pada tahun 1970, jumlah meander semakin
berkurang, sedangkan jumlah non meander semakin bertambah, yaitu ada 24 meander
dan 9 non meander. Perbedaan yang mencolok antara meander tahun 2000 dan tahun-
tahun sebelumnya terlihat dari hasil perhitungan parameter geometri mendatar.
Jumlah meander hanya sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah non meander.
Meander yang terdapat pada Ci Tanduy bagian hilir hanya berjumlah 10 meander.
Sedangkan non meandernya berjumlah 23.
3.2 Perubahan Karakteristik Kuantitatif Meander Ci Tand uy Hilir
Perubahan panjang alur meander yang terjadi dari tahun 1893 sampai tahun 2000
sangat besar. Meander yang mengalami pemanjangan alur terbesar adalah meander
10, yaitu sebesar 712 m. Meander yang mengalami pemendekan alur terbesar adalah
meander 3, yaitu sebesar 3.701 m. Pada periode ini terdapat 8 meander yang
mengalami pemanjangan alur yaitu meander 2, 4, 10, 29, 30, 31, 32 dan 33. Meander
yang mengalami pemendekan alur berjumlah 25 meander yaitu meander 1, 3, 5, 6, 7,
8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan 28. Hal ini
menunjukkan bahwa selama kurun waktu 107 tahun, yaitu tahun 1893-2000, meander
di Ci Tanduy bagian hilir cenderung mengalami pemendekkan alur.
Meander yang mengalami perubahan indeks kelengkungan menjadi lebih
melengkung paling besar adalah meander 10, sebesar 0,79. Sedangkan meander yang
mengalami pelurusan paling besar adalah meander 7, yaitu dengan perubahan indeks
kelengkungan sebesar 4,97. Terdapat 6 meander yang mengalami perubahan indeks
kelengkungan menjadi lebih melengkung yaitu meander 4, 10, 30, 31, 32 dan 33.
Meander yang mengalami pelurusan berjumlah 27 meander yaitu meander 1, 2, 3, 5,
6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29.
Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun 1893 sampai dengan tahun 2000 meander Ci
Tanduy bagian hilir memiliki bentuk meander yang semakin lurus
Meander yang mengalami pemanjangan panjang mendatar terbesar adalah meander 2,
yaitu sebesar 166 m. Meander yang mengalami pemendekan panjang mendatar
terbesar adalah meander 16, yaitu sebesar 1.082 m. Terdapat 7 meander yang
mengalami perubahan pemanjangan panjang mendatar yaitu meander 2, 4, 5, 29, 30,
32 dan 33. Sedangkan meander yang mengalami pemendekan panjang mendatar
berjumlah 26 meander yaitu meander 1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 31. Hal ini menunjukkan bahwa selama
kurun waktu 107 tahun, yaitu tahun 1893-2000, meander di Ci Tanduy bagian hilir
cenderung mengalami pemendekkan meander secara mendatar .
Perubahan lebar meander yang terjadi di Ci Tanduy bagian hilir selama periode 1893
– 2000, yaitu meander yang mengalami pelebaran terbesar adalah meander 4, yaitu
sebesar 180 m. Meander yang mengalami penyempitan terbesar adalah meander 26,
yaitu sebesar 1.147 m. Selain itu terdapat 7 meander yang mengalami pelebaran
meander yaitu meander 2, 4, 5, 10, 31, 32 dan 33. Sedangkan meander yang
mengalami penyempitan meander berjumlah 26 meander yaitu meander 1, 3, 6, 7, 8,
9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Hal
ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 107 tahun, yaitu tahun 1893-2000,
meander di Ci Tanduy bagian hilir cenderung mengalami penyempitan.
Meander yang mengalami extention selama kurun waktu tahun 1893 – 2000 adalah
sebanyak 20 meander yaitu meander 1, 4, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 25, 27, 28, 31 dan 32. Sedangkan meander yang mengalami enlargement adalah
sebanyak 13 meander yaitu meander 2, 3, 5, 6, 7, 8, 14, 17, 24, 26, 29, 30 dan 33.
3.3 Pola Perubahan Meander Ci Tanduy Hilir
Perubahan yang dialami oleh masing-masing meander Ci Tanduy terbagi menjadi
periode 1893 – 1916 (23 tahun), periode 1916 – 1942 (26 tahun), periode 1942 –
1970 (28 tahun), serta periode 1970 – 2000 (30 tahun). Pola perubahan meander
tersebut diteliti berdasarkan jarak meander terhadap muara Segara Anakan serta
berdasarkan indeks kelengkungan masing-masing meander.
3.3.1 Pola Perubahan Meander Ci Tanduy Hilir Berdasarkan Jarak
Meander Terhadap Muara
Jarak masing-masing meander Ci Tanduy terhadap muara mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Perubahan itu dapat berupa berkurangnya maupun bertambahnya
panjang batang sungai. Pola perubahan meander berdasarkan jarak meander terhadap
muara tersebut dikaitkan dengan penggunaan tanah pada masing-masing meander
(penggunaan tanah yang dominan).
Pola perubahan jarak awal hilir Ci Tanduy terhadap muara yang cenderung menurun,
berarti jarak awal hilir Ci Tanduy terhadap muara berkurang dari tahun ke tahun. Ci
Tanduy hilir itu sendiri pada umumnya mengalami perubahan penggunaan tanah, dari
hutan (tahun 1893, tahun 1916 dan tahun 1942) menjadi rawa (tahun 1970) dan
menjadi kebun campuran (tahun 2000). Perubahan bentuk meander yang terjadi pada
Ci Tanduy hilir dalam hal ini berupa translation, yaitu meander bergeser searah
dengan sumbu X, atau bergeser ke samping (maju mendekati muara). Sehingga dapat
dinyatakan bahwa meander di Ci Tanduy mengalami pergeseran dari waktu ke waktu,
yaitu mendekati muara Segara Anakan.
Pola perubahan meander berdasarkan jarak meander terhadap muara secara umum
cenderung turun dari tahun ke tahun, namun selisih penurunan jarak meander
terhadap muara berbeda untuk masing-masing periode waktu. Selisih penurunan jarak
meander terhadap muara yang paling kecil adalah dari tahun 1916 ke tahun 1942,
sedangkan selisih penurunan jarak meander terhadap muara yang paling besar adalah
dari tahun 1970 ke tahun 2000. Penggunaan tanah yang terdapat di meander Ci
Tanduy pada tahun 1916 masih homogen (didominasi oleh hutan), sedangkan
penggunaan tanah yang terdapat di meander Ci Tanduy pada tahun 2000 sudah
heterogen.
Pengurangan jarak meander terhadap muara yang paling kecil (dari tahun 1893 ke
tahun 1916) terjadi pada meander yang penggunaan tanahnya berupa hutan. Hal ini
dialami oleh meander 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24 dan 25.
Sedangkan selisih penurunan jarak meander terhadap muara yang paling besar (dari
tahun 1970 ke tahun 2000), salah satunya terjadi pada meander yang penggunaan
tanahnya berupa permukiman. Hal ini dialami oleh meander 18, 23 dan 25. Adanya
erosi dan sedimentasi yang terjadi di kiri maupun kanan meander dapat menyebabkan
terjadinya perubahan letak meander (pergeseran meander), yaitu semakin mendekati
muara, sehingga jarak meander terhadap muara berkurang. Erosi lebih cepat terjadi di
permukiman dibanding hutan (karena aliran permukaan yang terjadi di permukiman
lebih besar dibandingkan dengan aliran permukaan di hutan). Meander tersebut
terkikis ke depan, sehingga meander tersebut bergeser atau bergerak maju.
Berkurangnya jarak meander Ci Tanduy hilir terhadap muara juga dapat disebabkan
oleh adanya pelurusan sungai secara alamiah maupun oleh manusia (meander
menjadi lebih lurus). Hal ini mengakibatkan batang sungai menjadi lebih pendek dari
sebelumnya, maka jarak meander terhadap muara menjadi berkurang, sehingga pola
menurun.
Namun berbeda halnya dengan meander yang terletak di selatan, yaitu letaknya dekat
dengan muara. Pola meander tersebut cenderung naik, yang artinya jarak meander
terhadap muara bertambah (meander mendekati muara). Sebagai contoh, terlihat pada
grafik bahwa dari tahun 1916 ke tahun 1942 meander dengan penggunaan tanah
berupa hutan (meander 27, 28, 29 dan 30), bergeser menjauhi muara. Hal ini juga
dialami oleh meander dengan penggunaan tanah berupa permukiman, yaitu dari tahun
1942 ke tahun 1970 (meander 23, 28, 29 dan 30) serta dari tahun 1970 ke tahun 2000
(meander 28, 29, 30 dan 31), meander-meander tersebut juga bergeser menjauhi
muara. Bertambahnya jarak meander Ci Tanduy hilir terhadap muara dapat
disebabkan oleh adanya erosi dan sedimentasi. Hasil sedimentasi yang terjadi pada
meander-meander yang letaknya di awal hilir terbawa ke selatan oleh sungai (ujung
muara sungai). Hal ini mengakibatkan batang sungai menjadi lebih panjang dari
sebelumnya, maka jarak meander terhadap muara bertambah, sehingga pola yang
terlihat juga naik. Maka meander yang bergeser menjauhi muara adalah meander
yang letaknya dekat dengan muara itu sendiri.
3.3.2. Pola Perubahan Meander Ci Tanduy Hilir Berdasarkan Indeks
Kelengkungan Meander
Indeks kelengkungan meander Ci Tanduy hilir juga mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Perubahan itu dapat berupa semakin melengkungnya bentuk meander, atau
pun semakin lurus bentuk meander tersebut. Perubahan tersebut membentuk pola.
Pola perubahan meander berdasarkan indeks kelengkungan tersebut dikaitkan dengan
perubahan penggunaan tanah yang dominan pada masing-masing meander.
Masing-masing meander mengalami pelurusan dalam periode waktu yang berbeda-
beda. Meander yang mengalami pelurusan dalam periode 1893 – 1916 adalah
meander 23. Meander yang mengalami pelurusan dalam periode 1916 – 1942 adalah
meander 24 dan 26. Meander yang mengalami pelurusan dalam periode 1942 – 1970
adalah meander 12, 13, 16, 17, 19 dan 22. Sedangkan meander yang mengalami
pelurusan dalam periode 1970 – 2000 adalah meander 1, 3, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 18, 20,
21, 25, 27 dan 28. Meander yang pola perubahan indeks kelengkungannya tidak
berubah sejak tahun 1942 adalah meander 24 dan 26. Meander yang pola indeks
kelengkungannya tidak berubah sejak tahun 1970 adalah meander 12, 13, 16, 17, 19
dan 22.
Banyak meander yang mengalami penambahan indeks kelengkungan meander dalam
periode 1916 – 1942. Sedangkan pada periode waktu yang lain, seperti periode 1893
– 1916, periode 1942 – 1970, dan periode 1970 – 2000, meander cenderung
mengalami pengurangan indeks kelengkungan.
Dengan melihat pola perubahan indeks kelengkungan meander 1 sampai meander 33,
dapat dikatakan bahwa meander yang letaknya semakin ke selatan (mendekati muara)
dari tahun ke tahun mengalami perubahan bentuk meander menjadi semakin lurus.
Dengan kata lain, semakin ke selatan, perubahan meander semakin besar. Perubahan
bentuk meander yang terjadi pada Ci Tanduy hilir berupa extention, yaitu terjadi jika
sebuah meander berubah dominan lebarnya (A).
Ci Tanduy hilir itu sendiri pada umumnya mengalami perubahan penggunaan tanah,
dari hutan (tahun 1893, tahun 1916 dan tahun 1942) menjadi rawa (tahun 1970) dan
menjadi kebun campuran (tahun 2000). Penggunaan tanah yang terdapat di meander
Ci Tanduy pada tahun 1893 masih homogen, didominasi oleh hutan. Pengurangan
indeks kelengkungan yang terjadi pada meander dengan penggunaan tanah berupa
hutan cenderung lebih kecil dibandingkan pada meander dengan penggunaan tanah
berupa permukiman. Pengurangan indeks kelengkungan yang terjadi pada meander
dengan penggunaan tanah berupa hutan terjadi dari tahun 1893 ke tahun 1916 oleh
meander 3, 4, 6, 12, 13, 15, 19, 22, 23, 24 dan 25 (lihat Grafik 3, 4, 6, 12, 13, 15, 19,
22, 23, 24 dan 25); dari tahun 1916 ke tahun 1942 dialami oleh meander 3, 4 dan 27
serta dari tahun 1970 ke tahun 2000 dialami oleh meander 2 dan meander 14
Sedangkan pengurangan indeks kelengkungan yang terjadi pada meander dengan
penggunaan tanah berupa permukiman terjadi dari tahun 1916 ke tahun 1942 oleh
meander 18 serta dari tahun 1970 ke tahun 2000 oleh meander 29, 30 dan 31.
Pengurangan indeks kelengkungan ini sebagian besar merupakan pelurusan (k = 1)
dan menghasilkan oxbow lake. Berkurangnya indeks kelengkungan meander Ci
Tanduy hilir juga dapat disebabkan oleh adanya pelurusan sungai secara alamiah
maupun oleh manusia (meander menjadi lebih lurus). Hal ini mengakibatkan batang
sungai menjadi lebih pendek dari sebelumnya, maka indeks kelengkungan meander
menjadi berkurang, sehingga pola menurun.
Adapun meander-meander yang indeks kelengkungannya bertambah sehingga bentuk
meander menjadi semakin melengkung. Salah satunya adalah meander dengan
penggunaan tanah hutan, yaitu terjadi dari tahun 1893 sampai tahun 1916 oleh
meander 1, 2, 5, 11, 14, 18 dan 21serta terjadi dari tahun 1916 ke tahun 1942 oleh
meander 2, 6, 9, 26, 28, 29 dan 30. Meander dengan penggunaan tanah permukiman
juga mengalami penambahan indeks kelengkungan, yaitu terjadi dari tahun 1942 ke
tahun 1970 oleh meander 19, 23, 28, 29 dan 30 serta terjadi dari tahun 1970 ke tahun
2000 oleh meander 18, 23, 25 dan 28.
3.4. Perubahan Meander dan Kaitannya dengan Perubahan Penggunaan
Tanah di Kiri dan Kanan Meander Ci Tanduy Hilir
3.4.1 Periode 1893 – 1916
Pada periode 1893 – 1916, lebih banyak meander yang mengalami pelurusan
sebanyak 22 meander. Berdasarkan sifat perubahan panjang mendatar dan perubahan
lebar meander, meander di Ci Tanduy hilir lebih banyak yang bersifat enlargement
(sebanyak 18 meander), yaitu perubahan panjang mendatar meander (∆λ) lebih besar
dibanding perubahan lebar meander (∆A). Meander yang mengalami pelurusan (pada
tahun 1916, k = 1,00) pada periode 1893 – 1916 adalah meander 23. Berdasarkan
perubahan jarak meander terhadap muara, lebih banyak meander yang mengalami
pengurangan jarak terhadap muara (sebanyak 30 meander), yang artinya meander
semakin mendekati muara. Perubahan meander tersebut dapat dilihat dengan
membandingkan alur meander tahun 1893 dan tahun 1916.
Pada periode 1893 – 1916, ada 2 meander yang mengalami perubahan penggunaan
tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake yaitu meander 16 (rawa
menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Wanareja
dan meander 23 (hutan menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Padaherang
dan Kecamatan Kedungreja.
3.4.2 Periode 1916 – 1942
Meander yang mengalami perubahan indeks kelengkungan secara positif (sebanyak
19 meander), yang berarti bentuk meander cenderung lebih melengkung. Berdasarkan
sifat perubahan panjang mendatar dan perubahan lebar meander, meander di Ci
Tanduy hilir lebih banyak yang bersifat extention (sebanyak 19 meander), yaitu
perubahan lebar meander (∆A) lebih besar dibanding perubahan panjang mendatar
meander (∆λ). Pada periode ini terdapat meander yang tidak mengalami perubahan
indeks kelengkungan (karena pada periode sebelumnya telah mengalami pelurusan
menjadi non meander), yaitu meander 23. Sedangkan meander yang mengalami
pelurusan (pada tahun 1942, k = 1,00) pada periode 1916 – 1942 adalah meander 24
dan meander 26. Berdasarkan perubahan jarak meander terhadap muara, lebih banyak
meander yang mengalami pengurangan jarak terhadap muara (sebanyak 23 meander).
Pada periode 1916 – 1942, ada 2 meander yang mengalami perubahan penggunaan
tanah dari oxbow lake menjadi jenis penggunaan tanah lain, yaitu meander 16 (oxbow
lake menjadi kebun campuran) terletak di antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan
Wanareja dan meander 23 (oxbow lake menjadi sawah) terletak di antara Kecamatan
Padaherang dan Kecamatan Kedungreja.
Perubahan yang terjadi pada periode 1916 – 1942 menyebabkan bentuk meander di
Ci Tanduy hilir menjadi cenderung melengkung, perubahan meander bersifat
extention, serta semakin mendekati muara. Meskipun meander sungai cenderung
melengkung, namun luas badan sungai tidak berarti bertambah. Yang terjadi adalah
sebaliknya, luas badan sungai berkurang. Berarti pada periode ini, perubahan jarak
meander terhadap muara (dalam hal ini mendekati muara) lebih mempengaruhi
perubahan meander dibanding faktor karakteristik kuantitatif meander (parameter
geometri meander), yakni perubahan indeks kelengkungan, perubahan panjang
mendatar serta perubahan lebar meander. Pada periode 1916 – 1942, yang terjadi
adalah adanya perubahan penggunaan tanah dari oxbow lake (yang merupakan hasil
perubahan penggunaan tanah pada periode 1893 – 1916) menjadi perubahan
penggunaan tanah lain. Salah satu oxbow lake yang mengalami perubahan jenis
penggunaan tanah tersebut adalah oxbow lake yang merupakan hasil pelurusan
meander 23 (pelurusan terjadi pada periode 1893 – 1916).
3.4.3 Periode 1942 – 1970
Berdasarkan Tabel 18 pada periode 1942 – 1970, lebih banyak meander yang
mengalami perubahan indeks kelengkungan secara negatif (sebanyak 19 meander).
Berdasarkan sifat perubahan panjang mendatar dan perubahan lebar meander,
meander di Ci Tanduy hilir lebih banyak yang bersifat extention (sebanyak 18
meander). Pada periode ini terdapat 3 meander yang tidak mengalami perubahan
indeks kelengkungan (karena pada periode sebelumnya telah mengalami pelurusan
menjadi non meander), yaitu meander 23, 24 dan 26. Sedangkan meander yang
mengalami pelurusan (pada tahun 1970, k = 1,00) pada periode 1942 – 1970 adalah
meander 12, 13, 16, 17, 19 dan 22. Berdasarkan perubahan jarak meander terhadap
muara, lebih banyak meander yang mengalami pengurangan jarak terhadap muara
(sebanyak 23 meander).
Pada periode 1942 – 1970, ada 7 meander yang mengalami perubahan penggunaan
tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake yaitu meander 13 (semak
belukar menjadi oxbow lake), meander 14 (rawa menjadi oxbow lake), meander 16
(kebun campuran menjadi oxbow lake), terletak di antara Kecamatan Lakbok dan
Kecamatan Wanareja; meander 19 (semak belukar menjadi oxbow lake), meander 22
(sawah menjadi oxbow lake), meander 24 (semak belukar menjadi oxbow lake),
meander 26 (sawah menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Padaherang
dan Kecamatan Kedungreja.
Perubahan yang terjadi pada periode 1942 – 1970 menyebabkan bentuk meander di
Ci Tanduy hilir menjadi cenderung lurus, perubahan meander bersifat extention, serta
semakin mendekati muara. Pada periode ini, perubahan indeks kelengkungan lebih
berpengaruh terhadap perubahan meander dibanding perubahan panjang mendatar
dan perubahan lebar meander. Perubahan meander sungai menyebabkan perubahan
luas batang sungai, yaitu semakin berkurang. Meander yang mengalami perubahan
tersebut ada yang menyebabkan terjadinya oxbow lake. Keberadaan oxbow lake
menyebabkan terjadinya perubahan luas penggunaan tanah, yaitu dari jenis
penggunaan lain yang berubah menjadi oxbow lake. Beberapa oxbow lake yang
mengalami perubahan jenis penggunaan tanah tersebut adalah oxbow lake yang
merupakan hasil pelurusan meander pada periode 1942 – 1970, yaitu meander 13, 16,
19 dan 22.
3.4.4 Periode 1970 – 2000
Pada periode 1970 – 2000, lebih banyak meander yang mengalami perubahan indeks
kelengkungan secara negatif (sebanyak 19 meander). Berdasarkan sifat perubahan
panjang mendatar dan perubahan lebar meander, meander di Ci Tanduy hilir lebih
banyak yang bersifat extention (sebanyak 13 meander). Pada periode ini terdapat 9
meander yang tidak mengalami perubahan indeks kelengkungan (karena pada periode
sebelumnya telah mengalami pelurusan menjadi non meander), yaitu meander 12, 13,
16, 17, 19, 22, 23, 24 dan 26. Sedangkan meander yang mengalami pelurusan (pada
tahun 2000, k = 1,00) pada periode 1970 – 2000 adalah meander 1, 3, 7, 8, 9, 11, 14,
15, 18, 20, 21, 25, 27 dan 28. Berdasarkan perubahan jarak meander terhadap muara,
lebih banyak meander yang mengalami pengurangan jarak terhadap muara (sebanyak
27 meander).
Pada periode 1970 – 2000, ada 10 meander yang mengalami perubahan penggunaan
tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake yaitu meander 3 (alang-
alang menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Langensari dan Kecamatan
Wanareja; meander 7 (kebun campuran menjadi oxbow lake), meander 9 (kebun
campuran menjadi oxbow lake), meander 11 (kebun campuran menjadi oxbow lake),
meander 15 (sawah menjadi oxbow lake), terletak di antara Kecamatan Lakbok dan
Kecamatan Wanareja; meander 17 (kebun campuran menjadi oxbow lake) terletak di
antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Kedungreja; meander 20 (kebun campuran
menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan
Kedungreja; meander 27 (tegalan menjadi oxbow lake), meander 28 (permukiman
menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan
Patimuan; meander 29 (perkebunan menjadi oxbow lake) terletak di antara
Kecamatan Kalipucang dan Kecamatan Patimuan. Ada 2 meander yang mengalami
perubahan penggunaan tanah dari oxbow lake menjadi perubahan penggunaan tanah
lain yaitu meander 14 (oxbow lake manjadi hutan) terletak di antara Kecamatan
Lakbok dan Kecamatan Wanareja) dan meander 22 (oxbow lake manjadi kebun
campuran) terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kedungreja. Ada
1 meander yang mengalami keduanya, yaitu perubahan penggunaan tanah dari jenis
penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake yang terjadi di salah satu sisi meander
serta perubahan penggunaan tanah dari oxbow lake menjadi perubahan penggunaan
tanah lain yang terjadi di sisi meander yang berbeda yaitu meander 19 (kebun
campuran menjadi oxbow lake dan oxbow lake menjadi kebun campuran) terletak di
antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kedungreja. Ada 4 meander yang
terdapat oxbow lake, namun oxbow lake tersebut tidak mengalami perubahan, tetap
ada (hanya mengalami perubahan bentuk) selama periode tersebut yaitu meander 13,
16 (terletak di antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Wanareja), meander 24 dan
26 (terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kedungreja).
Perubahan yang terjadi pada periode 1970 – 2000 menyebabkan bentuk meander di
Ci Tanduy hilir menjadi cenderung lurus, perubahan meander bersifat extention, serta
semakin mendekati muara. Pada periode ini, perubahan indeks kelengkungan lebih
berpengaruh terhadap perubahan meander dibanding perubahan panjang mendatar
dan perubahan lebar meander. Perubahan meander sungai tersebut juga menyebabkan
perubahan luas batang sungai, yaitu menjadi berkurang. Meander yang mengalami
perubahan tersebut juga ada yang menyebabkan terjadinya oxbow lake. Keberadaan
oxbow lake tersebut menyebabkan terjadinya perubahan luas penggunaan tanah, yaitu
dari jenis penggunaan lain yang berubah menjadi oxbow lake. Sebagai contoh, ada
beberapa oxbow lake yang merupakan hasil pelurusan meander pada periode ini, yaitu
hasil pelurusan meander 3, 7, 11, 15, 20, 27 dan 28. Selain itu, pada periode ini ada
meander yang mengalami perubahan penggunaan tanah dari oxbow lake menjadi
penggunaan tanah lain. Ada juga meander yang mengalami keduanya, yaitu
perubahan penggunaan tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake
yang terjadi di salah satu sisi meander serta perubahan penggunaan tanah dari oxbow
lake menjadi penggunaan tanah lain yang terjadi di sisi meander yang berbeda. Juga
meander yang tidak mengalami perubahan oxbow lake, yaitu oxbow lake tetap ada
selama periode tersebut yaitu meander 13, 16, 24 dan 26. Oxbow lake tersebut
terbentuk akibat adanya pelurusan meander pada periode-periode sebelumnya.
3.4.5 Periode 1893 – 2000
Pada periode 1893 – 2000, lebih banyak meander yang mengalami perubahan indeks
kelengkungan secara negatif (sebanyak 27 meander). Berdasarkan sifat perubahan
panjang mendatar dan perubahan lebar meander, meander di Ci Tanduy hilir lebih
banyak yang bersifat extention (sebanyak 20 meander). Sedangkan berdasarkan
perubahan jarak meander terhadap muara, lebih banyak meander yang mengalami
pengurangan jarak terhadap muara (sebanyak 26 meander). Selama kurun waktu 107
tahun, ada beberapa meander yang telah mengalami pelurusan. Namun pelurusan
masing-masing meander tersebut terjadi pada periode waktu yang berbeda-beda.
Pada periode 1893 – 2000, ada 10 meander yang mengalami perubahan penggunaan
tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi oxbow lake, yaitu meander 3 (hutan
menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Langensari dan Kecamatan
Wanareja; meander 7 (rawa menjadi oxbow lake), meander 9 (rawa menjadi oxbow
lake), meander 11 (rawa menjadi oxbow lake), meander 13 (hutan menjadi oxbow
lake), meander 15 (rawa menjadi oxbow lake), meander 16 (rawa menjadi oxbow
lake) terletak di antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Wanareja; meander 17
(rawa menjadi oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Lakbok dan Kecamatan
Kedungreja; meander 19 (rawa menjadi oxbow lake), meander 20 (sawah menjadi
oxbow lake), meander 24 (hutan menjadi oxbow lake), meander 26 (rawa menjadi
oxbow lake) terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kedungreja;
meander 27 (rawa menjadi oxbow lake), meander 28 (rawa menjadi oxbow lake),
terletak di antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Patimuan); dan meander 29
(rawa menjadi oxbow lake), terletak di antara Kecamatan Kalipucang dan Kecamatan
Patimuan). Sama halnya dengan pelurusan meander, selain 10 meander yang
mengalami perubahan penggunaan tanah dari jenis penggunaan tanah lain menjadi
oxbow lake, terdapat pula perubahan-perubahan oxbow lake yang terjadi pada
masing-masing periode waktu (telah dibahas sebelumnya).
Perubahan yang terjadi pada periode 1893 – 2000 menyebabkan bentuk meander di
Ci Tanduy hilir menjadi cenderung lurus, perubahan meander bersifat extention, serta
semakin mendekati muara. Selama kurun waktu 107 tahun, perubahan indeks
kelengkungan lebih berpengaruh terhadap perubahan meander dibanding perubahan
panjang mendatar dan perubahan lebar meander. Perubahan meander sungai tersebut
juga menyebabkan perubahan luas batang sungai, yaitu semakin berkurang. Meander
yang mengalami perubahan tersebut juga ada yang menyebabkan terjadinya oxbow
lake. Keberadaan oxbow lake tersebut menyebabkan terjadinya perubahan jenis
penggunaan tanah, yaitu dari jenis penggunaan lain yang berubah menjadi oxbow
lake.
Perubahan meander yang terjadi di penggunaan tanah permukiman lebih besar
(meander menjadi lebih lurus, sungai menjadi lebih pendek, jarak meander terhadap
muara menjadi lebih kecil) dibanding perubahan meander yang terjadi di penggunaan
tanah rawa atau hutan. Perubahan meander Ci Tanduy yang mengakibatkan adanya
oxbow lake, selain menyebabkan berkurangnya luas batang sungai itu sendiri, juga
menyebabkan perubahan luas penggunaan tanah yang terjadi pada periode tersebut.
RINGKASAN
Berdasarkan batasan meander yaitu indeks kelengkungan lebih besar sama dengan
1,5, maka dalam penelitian ini diperoleh 33 meander. Menurut perhitungan
karakteristik kuantitatif meander, rata-rata besar indeks kelengkungan dari
keseluruhan meander Ci Tanduy bagian hilir pada tahun 1893, tahun 1916, tahun
1970, lebih dari 1,5, namun rata-rata besar indeks kelengkungan dari keseluruhan
meander pada tahun 2000 kurang dari 1,5. Maka pada tahun 2000 jumlah meander
lebih sedikit dibanding jumlah non meander (meander yang sudah lurus). Dapat
dikatakan bahwa jumlah meander semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Perubahan meander yang terjadi pada periode 1893 – 1916 menyebabkan bentuk
meander menjadi cenderung lurus, perubahan meander bersifat enlargement, serta
mendekati muara. Perubahan meander yang terjadi pada periode 1916 – 1942
menyebabkan bentuk meander menjadi cenderung melengkung, perubahan meander
bersifat extention, serta mendekati muara. Perubahan meander yang terjadi pada
periode 1942 – 1970 menyebabkan bentuk meander menjadi cenderung lurus,
perubahan meander bersifat extention, serta mendekati muara. Perubahan meander
yang terjadi pada periode 1970 – 2000 menyebabkan bentuk meander menjadi
cenderung lurus, perubahan meander bersifat extention, serta mendekati muara.
Jarak awal hilir Ci Tanduy terhadap muara berkurang dari tahun ke tahun, sehingga
membentuk pola yang cenderung turun. Meander di Ci Tanduy mengalami
pergeseran dari waktu ke waktu, yaitu mendekati muara Segara Anakan, perubahan
meander yang terjadi berupa translation. Sedangkan pola perubahan meander
berdasarkan indeks kelengkungan meander Ci Tanduy secara umum adalah turun
(periode 1893 – 1916) – naik (periode 1916 – 1942) – turun (periode 1942 – 1970) –
turun (periode 1970 – 2000), perubahan bentuk meander yang terjadi berupa
extention. Semakin ke selatan, bentuk meander semakin lurus. Perubahan meander
lebih cepat terjadi di meander dengan penggunaan tanah permukiman dibanding
hutan.
Pada masing-masing periode, perubahan meander di Ci Tanduy hilir menyebabkan
terjadinya oxbow lake. Perubahan meander sungai tersebut menyebabkan
berkurangnya luas batang sungai. Hal ini menyebabkan berkurangnya jarak meander
terhadap muara (meander mendekati muara).
DAFTAR ACUAN
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 1984. Ci Tanduy river
morphology. Badan Pelaksana Proyek Induk Citanduy – Ciwulan. Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air. Banjar.
Departemen Pertambangan dan Energi. 1984. Penyelidikan ketahanan batuan
terhadap pengikisan di daerah aliran Ci Tanduy, Jawa Barat. Direktorat Geologi
Tata Lingkungan, Sub Direktorat Geologi Teknik, Nr. 2390. Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum, Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Bandung.
Departemen Pertambangan dan Energi. 1985. Aspek geologi teknik pendangkalan
muara Ci Tanduy – Segara Anakan, Jawa Barat – Jawa Tengah. Direktorat
Geologi Tata Lingkungan, Sub Direktorat Geologi Teknik, Nr. 2390. Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Direktorat Geologi Tata
Lingkungan. Bandung.
Hooke, J. 2003. River meander behaviour and instability : a Framework for Analysis.
Dalam : The Institute of British Geographers. Transactions. New Series
Volume 8 Number 2 June 2003. Royal Geographical Society (with The Institute
of British Geographers). England.
Kingston, J. 1993. Longman geography handbook. Singapore.
Langbein, W.B, Luna B. Leopold. 1966. River meander and the theory of minimum
variance. New York.
Langbein, W.B, Luna B. Leopold. 1966. River meander. Dalam : Press, F., Siever, R.
1974. Planet earth. W. H. Freeman and Company. San Francisco.
Maryono, A. 2002. Analisis kontroversi sudetan Ci Tanduy. Dalam : Maryono, A.
2002. Eko – hidraulik pembangunan sungai (Menanggulangi banjir dan
kerusakan lingkungan wilayah sungai). Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Maryono, A. 2003. River development impacts & river restorations. Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
Lampiran 1. Perubahan meander dan perubahan penggunaan tanah Ci Tanduy hilir periode 1893 – 2000
PERIODE 1893 - 2000
Perubahan Meander Perubahan Penggunaan Tanah
Jarak
terhadap
No
�k ����
muara (km)
Kiri meander Kanan meander
1 -0,89 Extention -23,527 rawa menjadi perkebunan hutan menjadi perkebunan
hutan, permukiman dan rawa menjadi hutan dan 2 -0,04 Enlargement -23,491
permukiman hutan mengalami perubahan dan kembali menjadi hutan
hutan dan rawa menjadi hutan, oxbow lake dan kebun hutan menjadi kebun campuran dan perkebunan 3 -4,81 Enlargement -21,090
campuran
4 +0,17 Extention -21,155 hutan dan rawa menjadi perkebunan hutan menjadi perkebunan, sawah dan kebun campuran
5 -0,59 Enlargement -21,375 hutan dan rawa menjadi perkebunan hutan menjadi perkebunan
6 -0,37 Enlargement -20,678 hutan dan rawa menjadi perkebunan dan kebun campuran hutan dan rawa menjadi perkebunan
hutan dan rawa menjadi kebun campuran dan rawa dan hutan menjadi oxbow lake dan perkebunan 7 -4,97 Enlargement -19,472
permukiman
hutan dan rawa menjadi kebun campuran, permukiman rawa dan hutan menjadi kebun campuran dan permukiman 8 -2,49 Enlargement -18,751
dan sawah
hutan dan rawa menjadi kebun campuran, permukiman rawa dan hutan menjadi kebun campuran, oxbow lake dan 9 -1,48 Extention -17,790
dan sawah permukiman
sawah dan hutan menjadi kebun campuran, permukiman 10 +0,79 extention -17,343 hutan dan rawa menjadi kebun campuran dan sawah
dan hutan
hutan dan rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake dan hutan menjadi kebun campuran dan hutan 11 -1,86 extention -16,310
sawah
12 -0,71 extention -15,874 hutan dan rawa menjadi kebun campuran dan sawah hutan menjadi kebun campuran dan hutan
hutan dan rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake dan hutan menjadi kebun campuran dan hutan 13 -1,94 extention -15,898
permukiman
14 -2,53 enlargement -15,027 hutan dan rawa menjadi kebun campuran dan sawah hutan menjadi hutan dan kebun campuran
hutan dan rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake dan hutan dan rawa menjadi kebun campuran dan hutan 15 -0,78 extention -13,751
sawah
hutan dan rawa menjadi permukiman, kebun campuran rawa menjadi kebun campuran, permukiman, oxbow lake 16 -2,05 extention -12,402
dan sawah dan sawah
rawa menjadi permukiman, kebun campuran dan sawah rawa dan hutan menjadi kebun campuran, oxbow lake dan 17 -3,93 enlargement -11,071
sawah
rawa menjadi perkebunan, permukiman dan sawah hutan menjadi kebun campuran, sawah, perkebunan dan 18 -0,99 extention -9,907
permukiman
hutan dan rawa menjadi perkebunan, kebun campuran hutan menjadi kebun campuran dan permukiman 19 -2,36 Extention -8,913
dan oxbow lake
sawah menjadi kebun campuran, oxbow lake dan 20 -1,41 Extention -6,844 rawa menjadi kebun campuran dan permukiman
permukiman
hutan, sawah dan permukiman menjadi kebun campuran 21 -1,47 extention -6,429 rawa menjadi kebun campuran dan permukiman
dan sawah
22 -1,49 extention -5,200 rawa menjadi kebun campuran dan sawah hutan menjadi kebun campuran dan sawah
23 -1,66 extention -4,670 rawa menjadi kebun campuran dan sawah hutan menjadi kebun campuran dan sawah
rawa menjadi sawah dan kebun campuran hutan menjadi kebun campuran, oxbow lake, sawah dan 24 -2,57 enlargement -3,769
permukiman
25 -1,74 extention -2,643 rawa menjadi sawah dan kebun campuran hutan menjadi kebun campuran dan sawah
26 -3,36 enlargement -1,072 rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake dan sawah rawa menjadi kebun campuran dan sawah
rawa menjadi kebun campuran dan permukiman rawa menjadi permukiman, oxbow lake dan kebun 27 -1,89 extention +0,194
campuran
rawa menjadi kebun campuran dan permukiman rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake, sawah dan 28 -1,87 extention +1,015
permukiman
rawa menjadi kebun campuran, oxbow lake dan rawa menjadi kebun campuran dan permukiman 29 -0,25 enlargement +1,216
permukiman
30 +0,01 enlargement +1,276 rawa menjadi kebun campuran dan permukiman rawa menjadi kebun campuran, sawah dan permukiman
rawa, sawah, permukiman, kebun campuran dan hutan 31 +0,71 extention +0,875
menjadi kebun campuran dan sawah rawa menjadi permukiman dan sawah
32 +0,28 extention +0,271 rawa dan hutan menjadi permukiman dan hutan rawa menjadi sawah dan permukiman
33 +0,04 enlargement +0,069 rawa dan hutan menjadi hutan dan permukiman rawa menjadi sawah dan permukiman
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2004