neurooftalmologi 2010

Upload: fadillovemama

Post on 03-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    1/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    1

    NEURO OPHTHALMOLOGY

    dan MEDICAL OPHTHALMOLOGY

    Dr. Siti Farida I.T. Santyowibowo, SpM

    Mataram, NTB

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    2/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    2

    Neurooftalmologi dan

    Medical Ophthalmology

    Kelainan mata

    Sering memberikan petunjuk adanya kelainan

    susunan saraf pusat dan kelainan sistemik

    Sering memperlihatkan derajat ringan atau

    beratnya suatu penyakit sistemik atau susunan

    saraf pusat

    Sering memperlihatkan perkembangan dari suatu

    penyakit sistemik atau susunan saraf pusat

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    3/63

    Tujuan Belajar

    1. Dapat menjelaskan hubungan antara mata dansistem visual dalam konteks sistem susunan sarafpusat

    2. Dapat menjelaskan reaksi pupil dan memeriksanya

    3. Dapat menilai lapang pandang perifer

    4. Dapat menjelaskan keadaan kedaruratan: Penglihatan kabur mendadak

    Papilledema

    AION dan arteritis temporal Paralisis n. III dan pupil

    Paralisis n. IV, VI, VII dan gangguan n. V

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    4/63

    Tujuan Belajar

    Menjelaskan anatomi

    1. Tulang-tulang kepala

    2. Vaskuler

    3. Jaras visual afferen

    4. Jaras motorik okular

    5. Jaras motorik facial dan sensorik (n. VII, n. V)

    6. Sistem otonomik okular: parasimpatik dansimpatik

    7. Refleks dan gerak pupil

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    5/63

    Tujuan Belajar

    1. Mengerti Neuro Imaging

    CT Scan

    MRI

    2. Dapat memeriksa dan menginterpretasihasil-hasil pemeriksaan

    Pupil

    Motilitas mata N. optikus

    Defek lapang pandang

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    6/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    6

    Kelainan Sistemik

    1. Kongenital

    2. Trauma

    3. Vaskuler

    4. Keganasan

    5. Penyakit Autoimmune

    6. Penyakit inflamasi dan Intoksikasi

    7. Infeksi

    8. Diabetes mellitus

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    7/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    7

    Kongenital: Neurofibromatosus

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    8/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    8

    2. Trauma

    Child abuse: shaken baby syndrome

    Hemorrhagi intraretinal, subretinal, vitreal, intrakranial;ablatio atau dialysis retina, kelainan motilitas mata,ecchymosis periorbital, luka kornea, hifema; perdarahan

    intrakranial DD/thrombositopenia, leukemia, tekanan intrakranial

    meninggi, kecelakaan

    Purtschers retinopathy

    Hemorrhagi dan exudat di retina akibat trauma di lokasijauh (trauma thorax, kepala, anggota gerak; akibatembolisasi)

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    9/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    9

    3a. Vaskuler

    Gambaran umum: Hemorrhagi, exudat, perubahanpembuluh darah (menyempit, melebar), edemamacula retina, edema papil n. II

    1. Hipertensi: angiopathy, neuroretinopathy,retinopathy

    Penyempitan vaskuler: Cu wire, silver wire, a/vcrossing

    Hemorrhagi flame-shaped

    Eksudat: cotton wool spots, macular star

    Papilledema, macular edema

    Klasifikasi Keith-Wagener-Barker (penyakit dalam)

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    10/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    10

    3b. Vaskuler

    2. Hipertensi intrakranial

    3. Amaurosis fugax(transitory/ transient ischemicattack, TIA)

    4. Cerebrovascular accident(CVA, stroke)

    5. Oklusi a. centralis retinaatau cabangnyakarena emboli Hollenhorst plaque

    6. Oklusi vena centralis retinaatau cabangnya7. Migraine

    8. Blood dyscrasia/Kelainan perdarahan

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    11/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    11

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    12/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    12

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    13/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    13

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    14/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    14

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    15/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    15

    4. Keganasan

    Primer

    Intraokular: retinoblastoma, melanoma malignauvea

    Palpebra: Ca sel basal, Ca sebacea, melanomaOrbit: limfoma, tumor gl.lacrimalis

    Sekunder:

    Extension Ca sinus, Ca nasopharynxMetastasis: leukemia pada anak-anak, Ca pada

    dewasa

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    16/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    16

    5. Penyakit Autoimmune

    Kelainan thyroid: Graves ophthalmopathy

    Klasifikasi Werner, NOSPECS, EUGOGO, VISA

    Terapi non-bedah dan pembedahan

    Rheumatoid arthritisDry eye, episkleritis, skleritis, ulserasi kornea

    perifer

    Myasthenia gravis, myasthenia okuli: ptosispalpebra, kelainan gerak mata

    Wegeners granulomatosis: kelainan orbit

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    17/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    17

    6. Penyakit Inflamasi dan Intoksikasi

    Uveitis

    Uveitis granulomatous:

    Sarcoidosis, tuberkulosis

    Uveitis non-granulomatous Juvenile rheumatoid arthritis, Behets disease

    Intoksikasi:

    Tembakau, alkohol, metanolINH, Ethambutol, Chloroquine, kinina (kina)

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    18/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    18

    7. Infeksi

    AIDS

    Adnexa: cellulitis orbita, Sarcoma Kaposi, limfoma non

    Hodgkins

    Konjungtiva: Sarcoma Kaposi Cytomegalovirus (CMV) retinitis, cotton wool patches

    Sifilis: keratitis, uveitis anterior, papillitis,

    neuroretinitis, uveitis posterior

    Lain-lain: HZO, Uveitis TBC, Toxoplasmosis,

    Onchocerciasis

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    19/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    19

    8. Diabetes Mellitus

    1. Perubahan-perubahan refraksi yang cepat

    2. Katarak

    3. Retinopati diabetika: Background, preproliferatif, proliferatif

    Nonproliferatif ringan, sedang, berat dan

    proliferatif sedang dan berat

    4. Penyembuhan luka kornea lambat

    5. Ischemic optic neuropathy

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    20/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    20

    NEUROOPHTHALMOLOGY

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    21/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 21

    Lingkup Neurooftalmologi

    N. optikus (n.II): Adalah bagian dari susunan saraf pusat

    Gangguan penglihatan dapat terjadi karena destruksi

    atau penekanan N. II

    Nn.III, IV,V,VI,VII: Gangguan gerak dan sensitivitas mata

    Kelainan sistemik dan intrakranial yangberpengaruh pada Nn. II - VII

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    22/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 22

    Penilaian fungsi

    Fungsi visual:

    Tajam penglihatan sentral (central acuity)

    Kampus visus (lapang pandang)

    Persepsi warna

    Gambaran papil n. opticus

    Fungsi pupil

    Gerak bola mata Gerak palpebra

    Penentuan diagnosa topikal

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    23/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 23

    NERVUS OPTICUS (Nervus cranialis II)

    Anatomi

    Evaluasi Kelainan

    Neuritis OptikaPapilledema

    Atrofi Optik

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    24/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 24

    Nervus Opticus (N. II): Anatomi

    1. Serabut saraf afferen

    2. Bagian intraokular (optic disc, papil n. II)

    3. Bagian intraorbital4. Bagian intrakanalikular

    5. Bagian intrakranial

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    25/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 25

    Topografi Jalur Visual Sensorik

    Sel batang dan kerucut di retina menangkap cahaya,

    bersinapse dengan sel-sel bipolar dan sel-sel ganglion

    retina, axon-axon membentuk lapisan serabut saraf

    retina yang menyatu membentuk N. optikus

    N. optikus keluar dari bulbus okuli berjalan ke

    posterior, melalui konus otot, melalui kanalis optikus,

    dan masuk ke intrakranial

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    26/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 26

    Topografi Jalur Visual Sensorik:

    Bagian Intrakranial

    Kedua Nn.II menyatu membentukoptic chiasm

    Di khiasma setengah serabut-serabut nasal bersilangdan menyatu dengan serabut saraf temporal n. II mata

    sebelahnya (decussatio) dan membentukoptic tract

    Setiap optic tract melintas diluar cerebral peduncle

    kearah lateral geniculate nucleus, dan bersinapse

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    27/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 27

    Topografi Jalur Visual Sensorik:

    Bagian Intrakranial

    Semua serabut yang menerima impuls dari hemifield

    kanan masing-masing mata membentuk optic tract

    kiri dan berprojeksi pada hemisfer serebral kiri

    Semua serabut yang menerima impuls dari hemifield

    kiri masing-masing mata membentuk optic tract

    kanan dan berprojeksi pada hemisfer serebral kanan

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    28/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 28

    Topografi Jalur Visual Sensorik:

    Bagian Intrakranial

    20% serabut di tractus melayani fungsi pupil

    Meninggalkan tractus, mengarah ke colliculus

    superior dan nucleus pretectal

    Sisanya ke nucleus lateral geniculatus dan sel-sel

    membentuktractus geniculocalcarine, ke capsule

    interna, membentukoptic radiations (temporal danparietal lobes), ke arah occipital cortex

    G b T fi

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    29/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 29

    Gambar Topografi

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    30/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 30

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    31/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 31

    Nervus Opticus: Evaluasi kelainan

    Dysfungsi N. II

    1. Tajam penglihatan berkurang untuk jauh dan dekat

    2. Defek aferen pupil

    3. Dyschromatopsia (gangguan persepsi warna)

    4. Sensitifitas kecerahan cahaya berkurang

    5. Sensitifitas kontras berkurang

    6. Defek lapang pandang

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    32/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 32

    Dysfungsi N. II: Kelainan Lapang Pandang

    Kelainan lapang pandang

    1. Buta total, lapang pandang tidak ada

    2. Skotoma sentral

    3. Hemianopia bitemporal4. Hemianopia altitudinal

    5. Kwadrantanopia superior/inferior/congruous /

    incongruous

    6. Hemianopia incongruous

    7. Hemianopia homonym

    Membantu dalam Diagnosa Topikal

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    33/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 33

    Nervus Opticus: Evaluasi kelainan

    Perubahan pada Optic Disc

    1. Optic disc normal

    2. Optic disc membengkak: edema papil ataupapilledema, drusen

    3. Optic disc atrophy

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    34/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 34

    Neuritis Optika

    Klasifikasi funduskopik

    1. Retrobulbar Neuritis: kelainan N.II di bagianretrolaminar

    2. Papillitis: kelainan pada optic disc

    3. Neuroretinitis: kelainan melibatkan retina

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    35/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 35

    Neuritis Optika: Pemeriksaan

    Keluhan: visus menurun cepat, mengenai 1 atau 2 mata, sakit sekitar mata

    terutama bila mata digerakkan, sakit di frontal, nyeri tekan bulbus okuli

    Tanda:

    Visusbisa sampai LP (-),

    Fundus: optic disc normal (retrobulbar o.n.) atau membengkak(papillitis), atau pucat ditemporal

    Dyschromatopsia

    Lapang pandang1. Penurunan visus menyeluruh pada lapang pandang central seluas

    30 (skotoma sentral)

    2. Defek altitudinal/ arcuate/ skotoma cecocentral

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    36/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 36

    Neuritis Optika: Perkembangan

    1) Pemulihan setelah 23 minggu sampai 6 bulan

    2) 75% pasien mendapatkan kembali visus > 6/9 (85%>6/12), walaupun sebelumnya visus LP (-)

    3) Persepsi kecerahan cahaya dan kontras tetapterganggu

    4) Reaksi pupil terganggu

    5)

    Dapat terjadi papil n. II atrofi

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    37/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 37

    Neuritis/ Neuropati Optik

    Penyebab

    Demyelinisasi:optik neuritis tunggal, Multiple Sclerosis(MS), peny. Devic

    Para Infeksi: penyakit virus (morbilli, varicella, rubella,

    mumps, pertussis, post immunisasi Infeksi: infeksi sinus, cat scratch fever, sifilis, varicella

    zoster

    Autoimmune: AIDS

    Deficiency vitamin: vitamin B12, B1, as. folate

    Toxic: tembakau, alkohol, metanol, kina, chloramphenicol,plumbum, thallium, arsenic, solvent dalam cat/ antifreeze,

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    38/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 38

    Papilledema

    Edema papil: pada papillitis, Anterior Ischemic

    Optic Neuropathy

    Pembengkakan 1 D2 D

    Visus menurun Bercak perdarahan peripapillar

    Papilledema:

    Pada tekanan intrakranial meninggi (tumor intrakranial,

    hipertensi maligna, eclampsia), kompressi n. II

    Pembengkakan >/= 2D

    Visus tidak menurun drastis

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    39/63

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    40/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 40

    Optic Atrophy/ Atrofi Optik

    Merupakan tanda penyakit n. II yang sudah

    lanjut

    Dua bentuk:

    1. Atrofi optik primer,

    2. Atrofi optik sekunder

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    41/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 41

    Atrofi Optik Primer

    Tanpa didahului pembengkakan optic disc

    Akibat lesi yang mengenai n II dari bagian

    retrolaminar ke lateral geniculate body

    Terdapat unilateral, bila lesi terletak didepan

    chiasma opticum

    Terdapat bilateral, bila lesi mengenai chiasma

    opticum dan tractus opticus

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    42/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 42

    Atrofi Optik Primer

    Penyebab

    1. Perkembangan lanjut dari neuritis

    retrobulbar

    2. Lesi kompresif pada n. II

    3. Neuropati optik herediter

    4. Neuropati toksik dan nutritional

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    43/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    43

    Atrofi Optik Sekunder

    Didahului pembengkakan papil n. II

    Penyebab:

    1. Papilledema khronik

    2. AION

    3. Papillitis

    G

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    44/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    44

    Gambaran Klinik

    Atrofi Optik Primer dan Sekunder

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    45/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    45

    PUPIL

    Anatomi

    Jalur afferen

    Jalur efferen

    Jalur simpatik

    Jalur parasimpatik

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    46/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    46

    PUPIL

    Pemeriksaan: ukuran, bentuk dan fungsi

    Anisocoria

    Gangguan dilatasi

    Gangguan near response pada konvergensi

    Kelainan

    Defek afferen atau efferen dari pupil

    Pupil dilatasi unilateral atau bilateral

    Pupil miosis unilateral (pikirkan Horners syndrome),miosis bilateral (pupil Argyll-Robertson)

    Pada keadaan coma

    Pada intoksikasi obat

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    47/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    47

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    48/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    48

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    49/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    49

    Motilitas Mata

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    50/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    50

    Penyebab gangguan gerak mata

    Gangguan gerak akibat:

    Kelainan di otak:

    Supranuklear dan Internuklear: Lesi di medulla, dicerebellum,di pons, di mesencephalon, di thalamus,diganglia basal, di cerebrum

    Nuklear dan Infranuklear: n. III, IV, VI

    Kelainan transmisi Neuromuskular (myasthenia)

    MyopathiaKelainan metabolik dan pengaruh obat

    Lesi di daerah orbit dan sekitarnya

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    51/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    51

    GERAK MATA dan PALPEBRA

    N. oculomotorius (III)

    Pupil tidak terlibat

    Pupil terlibat

    N. trochlearis (IV)

    N. abducens (VI)

    N. facialis (VII)

    Si d i

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    52/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    52

    Sindroma yang mengenai

    nn. III, IV, VI

    Superior Orbital Fissure Syndrome

    Orbital Apex Sydrome

    Complete Ophthalmoplegia Acuta(ophthalmoplegia totalis akuta)

    Chronic progressive external ophthalmoplegia

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    53/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    53

    Nystagmus

    Definisi: Gerakan mata yang ritmis, repetitif dari satu

    atau kedua mata ke salah satu atau ke semua arah

    pandang, dimulai dengan gerakan mata lamban.

    Jenis: Pendular: gerak sama dalam kecepatan, amplitudo, dan

    lama; dapat horizontal, vertikal, torsional, oblique, circular

    atau kombinasi

    Jerk: gerakan lambat ke satu arah diikuti gerakan cepat kearah sebaliknya, dapat horizontal, vertikal, torsional,

    oblique, circular atau kombinasi

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    54/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    54

    Nystagmus Fisiologik

    End point (end gaze)

    Optokinetic

    Stimulasi kanalis semisirkular: rotatory,

    caloric

    Voluntary

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    55/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    55

    Nystagmus Patologik

    Kongenital: laten, manifest, dengan kelainan sensorik, tanpa

    kelainan sensorik

    Acquired pendular nystagmus: kehilangan visus sejak kecil,

    spasmus nutans

    Vestibular: periferal, downbeat, upbeat

    Gaze-evoked nystagmus

    Gaze paretic nystagmus

    Seesaw nystagmus

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    56/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    56

    Aplikasi pengetahuan

    Pada funduskopi: Mengenali hemorrhagi dan eksudat

    Mengenali perubahan-perubahan vaskular (penyempitan,pelebaran, a/v crossing, cattle trucking beading)

    Mengenali pembengkakan papil n. optikus

    Mengenali kelainan gerak kelopak mata dan gerakbola mata

    Dapat memeriksa semua nervi craniales

    Dapat melakukan tes konfrontasi dan mengenalihemianopia

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    57/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    57

    PEMERIKSAAN

    NEUROOFTALMOLOGIK

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    58/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    58

    Pemeriksaan Neurooftalmologik

    Deskripsi keseluruhan pasien saat dilihat pertama

    kali:

    Tampak sehat? Kesakitan? Kepala selalu dimiringkan atau

    menunduk/ menengadah? Harus menutup satu mata untuk

    bisa jalan? Jalan sempoyongan? Tampak bisa atau tidak

    bisa melihat?

    Anamnesa: sangat penting!

    Keluhan utama/ riwayat penyakit sekarang dan dahulu/dll Sakit kepala, gangguan atau hilangnya penglihatan, melihat

    dobel

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    59/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    59

    Pemeriksaan Neurooftalmologik

    Ketajaman penglihatan tengah (central acuity)

    Menentukan tajam penglihatan (+pinhole, +koreksi refraksi

    terbaik)

    Cara melihat/ membaca, adanya gerakan mata nystagmus

    Pikirkan kelainan n. optikus (II) bila penurunan

    tajam penglihatan

    tidak dapat dikoreksi dengan kacamata,

    tidak disebabkan oleh kekeruhan media dan

    tidak ada lesi di fundus

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    60/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    60

    Pemeriksaan Neurooftalmologik

    Pupil: reflex, ukuran, pemeriksaan n. III

    Persepsi kecerahan sinar: brightness perception

    Contrast sensitivity

    Persepsi warna:

    Bila n. II terganggu

    Biasanya untuk warna hijau-merah

    Warna-warna tampak luntur

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    61/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi 2010

    61

    Pemeriksaan Neurooftalmologik

    Funduskopi:

    Melihat perubahan-perubahan pada papil n. II

    (optic disc)

    Optic disc normal

    Optic disc bengkak (edema papil atau papilledema)

    Optic disc atrofi

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    62/63

    siti farida santyowibowoneurooftalmologi

    62

    Pemeriksaan Neurooftalmologik

    Lapang pandang

    Test Konfrontasi: (kurang peka untuk kelainan halus)

    Gerakan, Meniru jumlah jari, Menghitung jumlah jari

    Membedakan tangan Membedakan warna

    Persepsi ancaman

    Peralatan: tangent screen, kampimeter, perimeter,Amsler grid

    Penilaian: hemianopia, kwadrantanopia, skotoma

  • 7/29/2019 Neurooftalmologi 2010

    63/63