muslim.or.id-sesama orang yang taklid tak perlu saling mencela

2
muslim.or.id http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/sesama-orang-yang-taklid-tak-perlu-saling-mencela.html Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id dan Pengasuh Rumaysho.Com. Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005). S1 Teknik Kimia UGM (2002-2007). S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering), King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013). Murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Situs lain yang dikelola: RemajaIslam.Com, Ruwaifi.Com, BukuMuslim.Co, Kimiaku.Com 17 February 2015, 10:15 am Sesama Orang yang Taklid Tak Perlu Saling Mencela Dari penjelasan kali ini kita akan dapat titik terang bahwa seorang yang taklid hanya sebatas pada orang yang tidak punya dalil yaitu ia tak bisa mudah-mudahan menyalahkan pendapat yang lain atau saling mencela. Orang yang juga dikatakan taklid adalah orang yang hanya mengetahui satu pendapat ulama saja dan tidak tahu pendapat yang lainnya. Coba perhatikan penjelasan seorang ulama Rabbani berikut ini. Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Siapa yang sudah cenderung taklid pada satu pendapat ulama, maka tak perlu ia ingkari pendapat lainnya yang didasarkan pada taklid pula. Namun jika salah satu dari kedua pendapat tersebut menampilkan argumen syar’i, maka hendaklah argumen tersebut diterima jika benar dalilnya. Tak perlulah seseorang mengembalikan satu perkataan pada perkataan lain tanpa adanya dalil. Jangan terlalu fanatik pula pada satu pendapat dengan menihilkan pendapat yang lain tanpa ada landasan apa-apa. Bahkan sebagai muqollid (orang yang taklid), berlaku padanya hukum taklid. Orang yang taklid tak bisa merajihkan atau menguatkan pendapat. Orang yang taklid tak bisa merendahkan pendapat yang lain. Orang yang taklid tak bisa menyatakan pendapat yang ia pilih yang paling benar. Ia pun tak bisa menyalahkan pendapat yang lain. Sedangkan yang memiliki ilmu dan penjelasan, sikapnya adalah ia dapat menghukumi sesuatu itu benar atau menyanggah pendapat yang batil. Adapun pendapat yang tidak ada penjelasannya, ia tawaqquf (bersikap abstain). Perlu dipahami bahwa dalam hal kecerdasan, manusia itu bertingkat-tingkat sebagaimana dalam hal kekuatan badan berbeda-beda pula. Permasalahan ini dan semacamnya adalah di antara rahasia ilmu fikih. Untuk mendalaminya hanyalah diraih oleh orang yang mau menimbang berbagai pendapat ulama. Sedangkan orang yang hanya mengetahui satu pendapat saja dan tidak mengetahui pendapat ulama yang lain, maka ia hanya dianggap sebagai orang awam yang sekedar taklid. Ia bukan termasuk ulama yang dapat menguatkan atau menyalahkan pendapat yang lain. و ﺿ ه و إ ا و ا Allah-lah yang menunjukkan kita dan saudara-saudara kita pada jalan yang dicintai dan diridhai oleh-Nya.” (Majmu’ Al Fatawa , 35: 233) Referensi: Majmu’atul Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, terbitan Darul Wafa’ dan Dar Ibnu Hazm, cetakan keempat, tahun 1432 H.

Upload: herasetiawan

Post on 23-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

taklid

TRANSCRIPT

Page 1: Muslim.or.Id-Sesama Orang Yang Taklid Tak Perlu Saling Mencela

muslim.or.id http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/sesama-orang-yang-taklid-tak-perlu-saling-mencela.html

Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id dan Pengasuh Rumaysho.Com. Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005). S1 Teknik KimiaUGM (2002-2007). S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering), King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013).Murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman binNashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Situs lain yang dikelola:RemajaIslam.Com, Ruwaifi.Com, BukuMuslim.Co, Kimiaku.Com

17 February 2015, 10:15am

Sesama Orang yang Taklid Tak Perlu Saling Mencela

Dari penjelasan kali ini kita akan dapat titik terang bahwa seorang yang taklid hanya sebatas pada orang yangtidak punya dalil yaitu ia tak bisa mudah-mudahan menyalahkan pendapat yang lain atau saling mencela. Orangyang juga dikatakan taklid adalah orang yang hanya mengetahui satu pendapat ulama saja dan tidak tahupendapat yang lainnya.

Coba perhatikan penjelasan seorang ulama Rabbani berikut ini.

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Siapa yang sudah cenderung taklid pada satu pendapat ulama, makatak perlu ia ingkari pendapat lainnya yang didasarkan pada taklid pula. Namun jika salah satu dari keduapendapat tersebut menampilkan argumen syar’i, maka hendaklah argumen tersebut diterima jika benar dalilnya.

Tak perlulah seseorang mengembalikan satu perkataan pada perkataan lain tanpa adanya dalil. Jangan terlalufanatik pula pada satu pendapat dengan menihilkan pendapat yang lain tanpa ada landasan apa-apa.

Bahkan sebagai muqollid (orang yang taklid), berlaku padanya hukum taklid. Orang yang taklid tak bisamerajihkan atau menguatkan pendapat. Orang yang taklid tak bisa merendahkan pendapat yang lain. Orang yangtaklid tak bisa menyatakan pendapat yang ia pilih yang paling benar. Ia pun tak bisa menyalahkan pendapat yanglain.

Sedangkan yang memiliki ilmu dan penjelasan, sikapnya adalah ia dapat menghukumi sesuatu itu benar ataumenyanggah pendapat yang batil. Adapun pendapat yang tidak ada penjelasannya, ia tawaqquf (bersikapabstain).

Perlu dipahami bahwa dalam hal kecerdasan, manusia itu bertingkat-tingkat sebagaimana dalam hal kekuatanbadan berbeda-beda pula.

Permasalahan ini dan semacamnya adalah di antara rahasia ilmu fikih. Untuk mendalaminya hanyalah diraiholeh orang yang mau menimbang berbagai pendapat ulama. Sedangkan orang yang hanya mengetahui satupendapat saja dan tidak mengetahui pendapat ulama yang lain, maka ia hanya dianggap sebagai orang awamyang sekedar taklid. Ia bukan termasuk ulama yang dapat menguatkan atau menyalahkan pendapat yang lain.

هاضریو هبحی امل انناوخإو انیدهی ىلاعت هللااو

Allah-lah yang menunjukkan kita dan saudara-saudara kita pada jalan yang dicintai dan diridhai oleh-Nya.”(Majmu’ Al Fatawa , 35: 233)

Referensi:

Majmu’atul Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, terbitan Darul Wafa’ dan Dar Ibnu Hazm, cetakan keempat,tahun 1432 H.

Page 2: Muslim.or.Id-Sesama Orang Yang Taklid Tak Perlu Saling Mencela

Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 27 Rabi’ul Akhir 1436 H di pagi hari

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id