modul mata merah ss
TRANSCRIPT
Kelompok 12
Pandu Anggoro
Raisa
Rido Maulana
Shabrun jamiel
Sindy Mustika
Umar Gunarsa
Wahyudi
M. Aviansyah
Nur Amalina Diana Marini
Nurmerizka rakhmawati
Litany
Ammal Pasha Tamtama
Modul Mata Merah
Seorang wanita umur 30 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata merah disertai nyeri. Keadaan dialami sudah 2 hari.
Klarifikasi istilahMata merah :
Kalimat / kata kunciWanita 30thMata merah disertai nyeriDialami sejak 2hari
Skenario
ANALISA MASALAH
Wanita 30 thnCondition:- Mata merah- nyeri
KeadaanSelama 2 hari
etiologiAkut mata merah
Infeksi : virus dan bakteri
trauma
Alergi
Drugs history
Visus normal
Visus menurun
1. Anatomi mata2. Histologi mata3. Fisiologi pengindraan mata4. Optik 5. Klasifikasi mata merah:
Keratitis Konjungtivitis : bakteri, jamur, virus, dan alergi Uveitis Glaukoma
Pertanyaan
FISIOLOGI MATA
Mata adalah Struktur sferis (bulat) berisi cairan yang dibungkus oleh 3 lapisan.
Sklera/Kornea
Koroid/Badan siliaris/Iris
Retina
FISIOLOGI MATA
Retina
Lapisan paling dalam yang terletak di bawah koroid
Mempunyai Lapisan berpigmen (luar) dan Lapisan Jaringan saraf (dalam)
Mengandung Sel batang & Sel Kerucut (fotoreseptor yang merubah energi cahaya
menjadi impuls saraf)
Aqueous Humor Circulation
Cahaya
Fotoreseptor di mata peka hanya terhadap panjang gelombang 400-
700 nm
Bentu Radiasi Elektromagnetik
Akomodasi Mata
Melihat Jauh
Melihat Dekat
-Otot Siliaris Berkontraksi-Ligamentumsuspensorium Melemah
Peregangan Pada lensa dan memungkinkan lensa lebih kuat untuk berkontraksi dalam penglihatan jauh
-Otot Siliaris Melemah-Ligamentumsuspensorium menegang
Peregangan Pada lensa dan memungkinkan lensa tersebut menjadi Cembung dan lebih kuat dalam penglihatan dekat
Akomodasi Mata
Fototransduksi
Cahaya Fotopigmen (retinen,opsin) Disosiasi retinen dan opsin
Penurunan GMP siklikPenutupan saluran Na+
Hiperpolarisasi membran (potensial reseptor)
Menutup saluran Ca2+ di terminal sinaps
Pengeluaran zat inhibitorik turun
Neuron bipolar tidak mengalami inhibisi -> eksitasi
Perubahan berjenjang di sel bipolar
Potensial aksi di sel ganglion Perambatan PA ke korteks
penglihatan di lobus oksipitalis
Gelap Konsenstrasi GMP tinggi Saluran Na di segmen luar terbuka
Depolarisasi membran
Membuka saluran Ca2+ di terminal sinaps
Pengeluaran zat perantara inhibitorik
Neuron bipolar dihambat Tidak terjadi PA di sel ganglion
Tidak terjadi perambatan PA ke korteks penglihatan
Fototransduksi
Daftar Pustaka : Sherwood, lauralee. Fisiologi Manusia Ed.2.EGC : Jakarta
Optik dan refraksi
Kornea
• sinar masuk difokuskan kedalam pupil• Menfokuskan sinar yg masuk sebanyak 80%• Kekuatan bias 40 dioptri
Pupil
Iris
Lensa • membiaskan sinar 20% atau 10 dioptri• peranan lensa yg terbesar ad/ saat• melihat dekat atau berakomodasi
Mengatur jumlah sinar yang masuk kedalam bola mata.
Mengatur jumlah sinar yg masuk kedalam mata dengan besarnya pupil.
Mata normal jarak titk api sama dgn kekuatan pembiasan media penglihatan.
Media penglihatan
Hukum – hukum refleksi (pemantulan) dan refraksi (pembiasan)
Berkas cahaya yang datang, dipantulkan,dan di biaskan semua terletak pada bidang yang dikenal sebagai bidang datang yang normal terhadap permukaan.
I = -I’N sin I = n’ sin I’ (hukum snell)Berkas cahaya yg berjalan dari satu titik ke
titik lain mengikuti lintasan yg memerlukan waktu paling singkat untuk dijalani.
Hukum refleksi & refraksi
EMETROP
Suatu keadaan refraksi mata sinar-sinar sejajar aksis visual masuk ke mata melalui media refrakta di fokus pada satu titik tepat di retina tanpa akomodasi.
Ametrop Suatu keadaan dengan kelainan refraksi di mana mata yg dalam keadaan tanpa akomodasi atau istirahat memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada retina.
Miopi
Hipermetropi
Astigmatisme
MiopiSuatu keadaan pd mata yg memiliki kekuatan
pembiasan sinar yg berlebihan (daya bias lensa terlalu kuat) shg sinar yg datang dibiaskan di depan retina.
Klasifikasi pd miopiBerdasarkan Perkembangan gejala klinik : 1. Miopi Statik cenderung menetap stlh
dewasa,jarang > 6D 2. Miopi Progresif miopi yg bertambah terus
setelah usia dewasa, bs > 20 D.Berdasarkan Derajat : 1. Miopi Ringan < 3 D 2. Miopi Sedang 3-6 D 3. Miopi Berat >6 DBerdasarkan usia saat terkena : 1. Congenital Myopi Miopi sejak lahir 2. Youth-Onset Myopi < 20 thn 3. Early Adult-Onset Myopi 20-40 thn 4. Late Adult-Onset Myopi > 40 thn.
-Dapat melihat jelas dlm jarak dekat,bahkan sangat dekat- Pandangan kabur saat melihat dlm jarak jauh- kadang merasa sakit kepala
- Memiliki kebiasaan mengernyitkan mata- Dapat disertai juling
Gejala Klinik
Pemeriksaan
Penunjang
Dikoreksi dengan lensa konkaf/cekung yg menyebabkan divergensi berkas-berkas cahaya sebelum mencapai mata.
Hipermetropi Gangguan kekuatan pembiasan cahaya di
mana sinar sejajar tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.
Klasifikasi
• -Hip.manifes yi hip.yg tidak diatasi dgn akomodasi.
• Hip.laten yi hip.yg didapatkan dgn sikloplegik.
• Hip.total yi jlh hip.laten dan manifes.
• Hip.fakultatif bgn dr hip.manifes yg msh dpt diatasi dgn akomodasi.
• Hip.absolut bgn hip.manifes yg tidak dpt diatasi dgn akomodasi.
Gejala Klinik
• Mata lelah & sakit (terutama daerah dahi)
• Sukar melihat dekat & tdk sukar melihat jauh.
• Akomodasi terus-menerus
Dikoreksi dgn lensa konveks/cembung yg menyebabkan konvergensi berkas-berkas cahaya sebelum mencapai mata.
Astigmatisme Suatu keadaan di mana sinar yg sejajar tidak
dibiaskan dgn kekuatan yg sama pd seluruh bidang pembiasan shg fokus pd retina tidak satu titik.
Penyebab Astigmatisme Dapat bersifat diturunkan sejak lahir
Pembiasan sinar pd mata tidak sama pd semua bidang
Jaringan parut pd kornea atau setelah pembedahan mata
Kornea berbentuk oval seperti telur
Klasifikasi :1. Astigmatisme reguler 2. Astigmatisme Irreguler Gejala Klinis : - Penglihatan jauh dan dekat tampak kabur - Melihat ganda dgn 1 ataupun 2 mata - Sakit kepala, mata tegang & lelah - Bentuk benda yg dilihat berubah
Pemeriksaan
penunjang
•Cakram Placido Alat yg memproyeksikan sel lingkaran konsentris pd permukaan kornea
Penatalaksanaan
•Koreksi dengan lensa silinder•Pemakaian lensa kontak
Presbiopi
Yakni hilangnya daya/kemampuan akomodasi yg terjadi bersamaan dengan penuaan usia.
Penyebab adalah - Hilangnya elastisitas lensa - Menurunnya kekuatan otot badan siliar
Gejala Klinis- Mata lelah, berair
& sering terasa pedas.
-memerlukan sinar
yg lebih
terang saat
membaca
Tata Laksan
a-
Koreksi
dengan lensa plus
sesuai usia
yakni - 1 D utk usia n40 thn
- 1,5 D utk
usia 45 thn
- 2 D utk
usia 50 thn
- 2,5 D utk
usia 55 thn
- 3 D utk
usia 60 thn
Tata Laksana pd RefraksiKaca mataLensa Kontak -Tdk dpt digunakan jangka panjang krn sbb
edema kornea & rasa td enak pd mata -Dikembangkan dg lensa kaku yg permeabel
udara utk berikan kenyamanan pd mataBedah Keratorefraktif - metode utk mengubah kelengkungan
permukaan anterior mata
Konjungtivitis
Jamur Alergi Virus bakterial
Etiologi Candida spp - Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat
- Reaksi antibodi humoral terhadap alergen
- Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri Staph. epidermidis, Staph. aureus,Strep. pneumoniae dan H. influenza. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung.
Gambaran klinis
tampak bercak putih (dapat timbul pada pasien diabetes dan gangguan imunitas) sebagai konjungtivitis ulseratif atau granulomatosa
- Mata merah,sakit,bengkak,panas,berair,Gatal dan silau.Sering berulang dan menahun,bersamaan dengan rinitis alergi,Biasanya terdapat riwayat dalam keluarga.
KONJUNGTIVITIS JAMURKONJUNGTIVITIS
CANDIDAKONJUNGTIVITIS JAMUR LAIN
DEFINISI:Konjungtivitis yang disebabkan oleh Candida spp (biasanya Candida albicans) adalah infeksi yang jarang terjadi
GAMBARAN KLINIK:tampak bercak putih (dapat timbul pada pasien diabetes dan gangguan imunitas) sebagai konjungtivitis ulseratif atau granulomatosa
PENATALAKSANAAN:- Amphotericin B 3-8 mg/mL
dalam larutan air
- Krim kulit Nystatin 100.000 U/g 4-6 kali sehari
Obat ini harus benar masuk dalam saccus conjunctivalis,tidak menumpuk di tepian palpebra.
Sporothrix schenckiiBisa mengenai konjungtiva dan palpebra.Jamur ini menimbulkan penyakit granulomatosa.
Rhinosporidium seeberiDapat mengenai konjungtiva,saccus lacrimalis, palpebra, canaliculi, dan sklera.Lesi khas berupa granuloma polipoid yang mudah berdarah dengan trauma minimal.Penyembuhan dicapai dengan eksisi sederhana dan kauterisasi pada dasarnya
KONJUNGTIVITIS ALERGIKA (IMUNOLOGIK)DEFINISI Konjungtivitis alergi adalah radang konjungtiva
akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi.
ETIOLOGI - Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat- Reaksi antibodi humoral terhadap alergen- Suatu penyakit eritema multiforme berat akibat
reaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat -obatan
- Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi
MANIFESTASI KLINIS
- Mata merah- sakit - bengkak- panas- berair - Gatal dan silau. - Sering berulang dan menahun, bersamaan
dengan rinitis alergi - Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri atau
dalam keluarga- Pada keadaan akut dapat terjadi kemosis berat
MANIFESTASI KLINIS • Mata merah• sakit • bengkak• panas• berair • Gatal dan silau. • Sering berulang dan menahun,
bersamaan dengan rinitis alergi.
• Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga
• Pada keadaan akut dapat terjadi kemosis berat
PEMERIKSAAN FISIK • ditemukan injeksi ringan pada konjungtiva palpebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal yang dapat menimbulkan komplikasi pada konjungtiva
PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pada pemeriksaan sekret ditemukan sel-sel eosinofil.
• Pada pemeriksaan darah ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar serum IgE
PENATALAKSANAAN • Biasanya penyakit akan sembuh sendiri
• Pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penyebab dan menghilangkan gejala
• vasokonstriktor lokal pada keadaan akut (epinefrin 1:1.000)
• astringen• steroid topikal dosis rendah
dan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya
• Untuk pencegahan diberikan natrium kromoglikat 2% topikal 4 kali sehari untuk mencegah degranulasi sel mast
• Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik. Penggunaan steroid berkepanjangan harus dihindari karena bisa terjadi infeksi virus,Katarak hingga Ulkus kornea oprtunistik.
• Antihistamin sistemik hanya sedikit bermanfaat
• Pada sindrom Steven Johnson, pengobatan bersifat simtomatik dengan pengobatan umum. Pada mata dilakukan pembersihan sekret, midriatik, steroid topikal, dan pencegahan simblefaron.
KONJUNGTIVITIS ALERGIKA (IMUNOLOGIK)KONJUNGTIVITIS VERNAL KONJUNGTIVITIS
FOLIKULARIS
DefinisiKonjungtivitis akibat alergi yaitu hipersensitivitas terhadap berbagai alergen seperti obat, bakteri dan toksik.
GejalaGatal, mata bengkak, berair,mata merah,sakit, agak demam.
PengobatanAntihistamin,antiinflamasi
Definisi Reaksi terhadap infeksi virus atau alergen toksik yang terlihat sebagai folikel kecil.
GejalaMata merah, berair, iritasi dengan rasa sakit, fotophobia ringan sampai berat
PengobatanHigiene,antibiotik lokal
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL Konjungtivitis adalah inflamasi
konjungtiva mata yang disebabkan
oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau
respons alergi. Pada inflamasi,
konjungtiva menjadi merah, bengkak,
dan nyeri ditekan. Konjungtivitis
akibat infeksi bakteri kadang-kadang
disebut mata merah(pink eye).
Konjungtivitis bakterial sering
dijumpai pada anak-anak, biasanya
dapat sembuh sendiri.
Konjungtivitis bakteri adalah kondisi umum di
kalangan kaum muda dan orang dewasa di seluruh
Amerika Serikat. Menurut Ferri's Clinical Advisor,
beberapa bentuk konjungtivitis, bakteri dan virus,
dapat ditemukan pada 1,6 persen menjadi 12 persen
dari semua bayi yang baru lahir di Amerika Serikat.
Mata bayi kadang-kadang mungkin bisa terkena
beberapa bakteri selama proses kelahiran.
Konjungtivitis bakteri juga dapat mempengaruhi bayi
yang hanya beberapa minggu. Konjungtivitis bakteri
dapat terjadi pada semua ras dan jenis kelamin.
Epidemiologi
Etiologi
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh
bakteri Staph. epidermidis, Staph. aureus,
Strep. pneumoniae dan H. influenza.
Penyebaran infeksi melalui kontak
langsung
dengan sekret air mata yang terinfeksi.
MIKROORGANISME (bakteri)
Iritasi Memicul sel-sel radang untuk
beraksi(neutrofil, basofil, eusinofil)
Masuk ke konjungtiva,
karena adanya jejas atau luka
pada epitel
Pelebaran pembuluh darah disebabkan
karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva
dan sclera yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya
secret mukopurulent
kelopak mata tidak
dapat menutup
dan membuka sempurna
Tanda konjungtivitis Konjungtivitis bakterial
Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak
Konjungtiva merah dan bengkak
Produksi air mata berlebihan (epifora).
Fotofobia (aversi terhadap cahaya).
Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas
Rabas purulen adalah karakteristik konjungtivitis bakterial
Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan
Rasa mengganjal dan panas pada mata
Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya
Sekret yang banyak, pada saat bangun tidur kelopak mata lengket dan sulitdibuka.
Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Mata berair, nyeri, gatal, pandangan kabur, peka terhadap cahaya, terbentuk keropeng pada mata saat bangun pagi
Visus normal Pemeriksaam mikroskopis kerokan konjungtiva (pewarnaan Gram atau Giemsa) : •Tampak banyak sekali neutrofil PMN.
•Pada semua kasus perlu dilakukan pem. langsung dan pembiakan
•Uji sensitisasi.
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Mata berair, nyeri, gatal, pandangan kabur, peka terhadap cahaya, terbentuk keropeng pada mata saat bangun pagi
Visus normal Pemeriksaam mikroskopis kerokan konjungtiva (pewarnaan Gram atau Giemsa) : •Tampak banyak sekali neutrofil PMN.
•Pada semua kasus perlu dilakukan pem. langsung dan pembiakan
•Uji sensitisasi.
Penatalaksanaan
Kloramfenikol tetes mata yang dapat diberikan 4 – 6 kali sehari
KONJUNGTIVITIS VIRAL
Definisi Konjungtivitis viral adalah radang konjungtiva yang
disebabkan virus.
Etiologi disebabkan Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster,
Klamidia, New castle, Pikoma, Enterovirus, dan
sebagainya
Menifestasi
klinis
Terdapat sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit
gatal, injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak,
serta kadang disertai sakit tenggorok dan demam. Yang
disebabkan Aden ovirus biasanya berjalan akut, terutama
mengenai anak-anak dan disebarkan melalui drop let atau
kolam renang.
Konjungtivitis herpes simpleks sering terjadi pada anak
kecil, memberikan gejala injeksi unilateral, iritasi, sekret
mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan. Terjadi pada infeksi
primer herpes simpleks atau episode rekuren herpes
okuler.
Prognosis Dalam dua minggu dapat sembuh sendiri sehingga
pengobatan hanya bersifat suportif
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan sitologi ditemukan sel raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur vi rus, dan sel inklusi intranuklear
komplikasi keratitis, Virus herpetik dapat menyebabkan parut pada kelopak, neuralgia, katarak,glaukoma,kelumpuhan saraf III, IV, VI, atrofi sarafoptik, dan kebutaan.
penatalaksanaan •Pengobatan umumnya hanya bersifat simtomatik dan antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder serta steroid topikal.•Hindari pemakaian steroid topikal kecuali bila radang sangat hebat dan kemungkinan infeksi virus Herpes simpleks telah dieliminasi.
•Konjungtivitis herpetikobat antivirus, asiklovir 400 mg/hari selama 5 hari•Steroid tetes deksametason 0,1 % diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis, dan iritis, tetapi steroid berbahaya karena dapat mengakibatkan penyebaran sistemik•Dapat diberikan analgesik untuk menghilangkan rasa sakit.•Pada permukaan dapat diberikan salep tetrasiklin. •Jika terjadi ulkus kornea perlu dilakukan debridemen dengan cara mengoles salep pada ulkus dengan swab kapas kering, tetesi obat antivirus, dan ditutup selama 24 jam.
KONJUNGTIVITIS VERNAL
Definisi Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren.
Etiologi Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musimpanas.
Preventif terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelummasa pubertas dan berhenti sebelum usia 20 ,Sering pada laki-laki
Menifestasi klinis Mata terasa kasar dan gatal, merah dan kadang berair, kelopak mata kadang menempel sewaktu bangun tidur, konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran kental dan berwarna putih , kelopak mata membengkak dan akan merasa sangat gatal karena alergi, nyeri pada mata, pandangan kabur, peka terhadap cahaya.
Pengobatan •Menganjurkan penderita untuk menjauhi penyebab
alergi , pindah tempat tinggal dan berganti suasana
iklim.
•Dapat diberi obat steroid topikal dan
sistemik,Kopres dengan air dingin, natrium prominat
natrium karbonat dan obat vasokonstriktor,
•Dapat juga dilakukan pengangkatan papil yang besar
denga koagulasi krio CO2 atau dengan pembedahan
kecil (eksisi).
•Antihistamin umumnya tidak efektif.
•Kelainan kornea dan konjungtiva dapat diobati
dengan natrium cromolyn topikal.
Preventif Dapat sembuh dengan sendirinya
Pencegahan Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangan dengan bersihUsahakan untuk tidak menyantuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.Jangan mengunakan handuk atau lap yang sama dengan penghuni yang lainnya.
KERATITIS
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrate sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.
Berdasarkan LokasiKeratitis Superficial
Keratitis epitelial (tes fluoresin +)Keratitis pungtata superficial
Keratitis Herpes simpleks
Keratitis Herpes zooster
Keratitis subepitelial (tes fuoresin -)Keratitis numularis dari Dimmer
Keratitis disiform dari Westhoff
Keratitis stromal (tes fluoresin -)Keratitis neuroparalitik
Keratitis et lagoftalmus
Keratitis Profunda :Keratitis Interstitial
Keratitis Sklerotikans
Keratitis Disiformis
Berdasarkan etiologiBakteri
Diplococcus pneumonia
Streptococcus hemolyticus
Pseudomonas aeroginosa,dll
Virus Herpes simpleks
Herpes zooster, dll
JamurCandida
Aspergillus sp.
Alergi
Subyektif :
Sakit, fotofobia, lakrimasi, blefarospasme,
gangguan penglihatan
Obyektif :
1. Infiltrat : > infiltrasi sel radang,
kebeningan kornea berkurang
> supurasi
> ulkus
2. Neovaskularisasi :
> Superfisial : bentuk bercabang-cabang seperti
akar
> Profunda : lurus, seperti sisir
GEJALA UMUM KERATITIS
Keratitis dapat disebabkan karena :• sindrom dry eye• Blefaritis• konjungtivitis kronis• keracunan obat• sinar ultraviolet• atau dapat juga karena infeksi
sekunder.
Gejala klinisnya :• mata merah• rasa silau• merasa kelilipan• mata terasa perih• gatal • dan mengeluarkan
kotoran
Gambaran : Bakteri Gram (+) : batas tegas, cenderung
menetap, tidak. meluas, warna putih keabu-
abuan.
Gram (-) : cepat meluas, dgn. hipopion, dapat
terjadi perforasi.
Virus : bentuk dendrit seperti pada KHS
Jamur : infiltrat dengan satelit
Keratitis bakteri dengan hipopion
1. Herpes simplex :
Tipe 1 : H.labial, H.okuler
Tipe 2 : H.genital
2. Herpes Zoster
KERATITIS VIRUS
Rekuren, faktor pemicu (demam, trauma
imunosupresan)
Unilateral
Gejala Keratitis
Gangguan visus tergantung lokasi infiltrat
Sensibilitas kornea ↓
Ada 6 bentuk (dendrit, filamen, geografik, linier,
pungtat, diskiformis)
KERATITIS HERPES SIMPLEKS
1 KERATITIS DENDRITIK
Subyektif : seperti benda asing, visus ↓ lakrimasi
Keratitis epitelial mula2 btk pungtat → vesikel →
bergabung membentuk garis yg bercabang
Sensibilitas kornea ↓
2. KERATITIS DISCIFORMIS
Stroma terlibat
Bentuk piring bulat keabu-abuan k/ edema stromal
Rx hipersensitif. tipe IV diduga imunosupresi lokal (steroid
a/ IDU yang lama)
Sering terjadi iridosiklitis
Jarang sekali hipopion
GAMBARAN KLINIK K.H.SIMPLEX
Kausa : virus Varisela Zoster
1. Varisela → cacar air
2. Zoster → N. oftalmik
Masa inkubasi : bbrp hari- 2 mgg, sakit kepala,
demam, neuralgia, malaise
2 - 3 hari – hipestesi & edem pada dermatom →
vesikeleremi
KERATITIS HERPES ZOSTER
Gejala bervariasi, mirip ulkus bakterial / ulkus herpes
Gambaran infiltrat berbentuk satelit
Hampir selalu didahului o/ trauma dari bahan tumbuh-tumbuhan
Faktor luar : dry eye, status imunologis ↓
R/ sulit, antimikotik : amfoterisin B topikal,
flukonazol oral
KERATITIS JAMUR
Diagnosis dapat didirikan dengan :• Anamnesis• pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan : • slit lamp untuk melihat dengan baik seluruh
permukaan okular khususnya kornea secara detail. (infeksi kultur dapat diambil dari permukaan mata untuk menentukan spesifikasi patogen)
DIAGNOSIS
Penatalaksanaan keratitis bergantung pada etiologi yang mendasarinya.
Bentuk sediaan yang diberikan : • tetes mata, • pil, • atau intravena
Infeksi keratitis biasanya membutuhkan antibakteri, antifungal, atau terapi antiviral, apabila virus yang menjadi penyebabnya,
keratitis tidak perlu mendapatkan pengobatan yang khusus karena biasanya dapat sembuh lebih kurang dalam 3 minggu.
Skleritis
Skleritis adalah suatu peradangan pada sklera (bagian putih mata).
EtiologiPeradangan pada sklera biasanya dihubungkan
dengan penyakit autoimun (misalnya artritis rematoid, lupus eritematosus), infeksi atau cedera kimia. Kadang penyebabnya tidak diketahui. Paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun dan jarang ditemukan pada anak-anak.
Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni diperantarai oleh
proses imunologi yakni terjadi reaksi tipe IV (hipersensitifitas tipe lambat) dan tipe III (kompleks imun) dan disertai penyakit sistemik.
Penyakit Autoimun : Spondilitis ankylosing, Artritis rheumatoid,
Poliartritis nodosa, Polikondritis berulang,
Granulomatosis Wegener, Lupus eritematosus
sistemik, Pioderma gangrenosum, Kolitis ulserativa,
Nefropati IgA, Artritis psoriatik Penyakit Granulomatosa :
Tuberkulosis, Sifilis, Sarkoidosis, Lepra, Sindrom
Vogt-Koyanagi-Harada (jarang)
Gangguan metabolik :
Infeksi
Gout, Tirotoksikosis, Penyakit jantung rematik aktif
Onkoserkiasis, Toksoplasmosis, Herpes Zoster,
Herpes Simpleks, Infeksi oleh
Pseudomonas,Aspergillus, Streptococcus,
Staphylococcus
Lain-lain : Fisik (radiasi, luka bakar termal), Kimia (luka bakar
asam atau basa), Mekanis (cedera tembus),
Limfoma, Rosasea, Pasca ekstraksi katarak
PATOFISIOLOGI
Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel radang meliputi
sel T dan makrofag pada sklera memegang peranan penting terjadinya skleritis.
Inflamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan
menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata.
Sign & SymptomsGejalanya berupa:
- nyeri mata yang hebat - bercak merah pada sklera - penglihatan kabur - fotofobia (peka terhadap cahaya) - mata berair.
PengobatanTetes mata corticosteroid bisa mengurangi
peradangan. Kadang diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut). Jika tedapat artritis rematoid atau tidak memberikan respon terhadap corticosteroid, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya cyclophosphamide atau azathioprin).
EpidemiolgiDi Indonesia cukup sering dijumpai skleritis,
terutama skleritis noduler dan skleritis difus, sedangkan meskipun jarang, skleritis nekrotik juga dapat dijumpai. Skleritis sering ditemukan pada orang dewasa dan lebih sering ditemukan pada wanita. Dapat mengenai satu atau dua mata, yaitu pada skleritis difus lebih seriing mengenai dua mata, sedangkan skleritis noduler lebih sering mengenai satu mata
KomplikasiDibandingkan dengan episkleritis, komplikasi
akibat skleritis jauh lebihh sering dan lebih berat. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain yaitu keratitis sklerotik, uveitis, yang dapat berakibat katarak, glaukoma dan komplikasi pada sklera sendiri, yaitu penipisan sampai perforasi. Kesemua komplikasi ini menyebabkan gangguan penglihatan yang cukup berat.
Pemeriksaan PenunjangPEMERIKSAAN LABORATORIUMHitung darah lengkap dan laju endap darahKadar komplemen serum (C3)Kompleks imun serumFaktor rematoid serumAntibodi antinukleus serumAntibodi antineutrofil sitoplasmik Imunoglobulin EKadar asam urat serumUrinalisisRata-rata Sedimen EritrositTes serologisHBs Ag
Glaukoma Klasifikasi berdasarkan etiologi
Glaukoma primerSudut terbukaSudut tertutup
Glaukoma kongenitalGlaukoma sekunderGlaukoma absolut
Klasifikasi berdasarkan peningkatan TIOSudut terbukaSudut tertutup
DEFINISI : Suatu sindroma dimana : - TIO - defek lapangan pandang (DP) - atrofi/excavatio N II.
TIO normal : 10 – 20 mmHg. Suspek : 20 - 25 mmHg Glaukoma : > 25 mmHg
HUMOR AKUOUS : Processus ciliar ↓ BMB
↓ pupil
↓ BMD
trabekel suparachoroid
(difusi)→ 20% ↓
canalis Schlemm ↓
v. aquous (80%)
Pengukuran TIO : - Digital : TN Normal - Indentasi : Tonometer Schiotz - Aplanasi Goldman.
Tonometer Schiotz
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologinya (SUGAR) : 1. Glaukoma primer ( tek BM tidak dik.penyb): sudut terbuka → sudut iridokornea > 45 sudut tertutup → sudut iridokornea < 45 2. Glaukoma sekunder : TIO karena penyakit mata. 3. Glaukoma kongenital.
Berdasarkan Onset : 1. Gl.Akut --- tertutup 2. Gl.Kronis- terbuka
Berdasarkan Sudut Iridokornea : 1. Gl.sudut terbuka= open angle gl 2. Gl.sudut tertutup= close angle gl
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA : =SIMPLE KRONIK /OPEN ANGLE GL 80% dari semua glaukoma ETIOLOGI :
▫ belum jelas▫ diduga sklerosis/fibrosis jar.trabekel
→ lumen kecil.
GAMBARAN KLINIK :▫ umumnya tidak ada▫ didapat secara kebetulan▫ umur > 50 tahun▫ ♂ = ♀
Tanda Klasik Gl.Primer sdt terbuka
1. Bilateral 2. Herediter 3. TIO tetapi jrg > 30 mmHg 4. COA terbuka 5. Bola mata tenang 6. Defek lap.pandang khas 7. Ekskavasi N.optik
Symptoms : - tidak sakit - penurunan visus perlahan-lahan - nyeri kepala ringan - gangguan membaca dekat akbt ggn akomodasi - defek lap.pandang.
Cara pemeriksaan:1. Tonometri untuk ukur TIO2. Lapang pandang gl.pr sdt terbuka
didahului dgn penyempitan lap.perifer bl tdk diobati seluruh lap.perifer rusak - Tunel vision. - Skotoma/DP bbtk busur/arkuata,bgn perifer rusak. - Bgn sentral dpt darah dr koriokapiler shg belum terganggu Skotoma bbtk Ring,
Tes Lapangan Pandang
3. PEMERIKSAAN FUNDUSKOPIK.→ melihat ekscavasi N. optik.
Bila > 0,4 (CDR) → curiga # yg paling mudah tertekan N.II, sehingga
vaskularisasi terganggu.4. PEMERIKSAAN GONIOSKOPIK.
→ untuk menentukan sudut
5. Test Provokasi – mudah dilakukan Test minum air (>> sering) ~ 3 Ltr
selama 2-3 jam kemudian: 8 –9 mmHg (curiga I)
10 mmHg (pasti) Test steroid ~ menarik air shg trabekel
bengkak (8 mmHg) Pressure kongestive → 9 mmHg Dimasukkan ke dalam ruangan gelap sehingga sudut iridokornea menyempit ini berbhy ok akbtnya TIO
3 TANDA KARDINAL : 1. TIO 2. Ekskavasio glaukomatous (CDR)
→ Nestrov ⇒ mekanik (tek. menekan N. II)
→ Anderson ⇒vaskular (tek. → pembuluh darah terjepit → terjadi nekrosis di tempat yg divaskularisasi)
3. Defek Lap. pandang : Baring of the blind spot (pelebaran
bintik buta) Scotoma arcuata (scotoma hanya pada 1 kuadran) Ring scotoma (scotoma di seluruh
kuadran)
Tubular vision → defek pd seluruh lap. pandang perifer ⇒ tapi daerah makula masih melihat & lama baru hilang (seperti melihat lewat teropong)
Tunel vision
TERAPI :A.Medikamentosa : - Parasimpatomimetik : Miotikum mperbesar outflow HA Pilokarpin 2-4%mbantu melebarkan trabekel. - Simpatomimetik : Efinefrin 0,5-2%menurunkan prod.HA - Beta Bloker : Timolol 0,25-0,5%menghentikan prod.HA
- Karbonik anhidrase : Asetosolamide,diamox,glaukon,gliserol - Parenteral : Manitol infus.B.Operasi dilakukan bl: - TIO tetap tinggi > 22 mm Hg - Lap.pandang menyempit - penderita tdk patuh - jauh dari RS/klinik
GL.PRIMER SDT TERTUTUP
GLAUKOMA KONGESTIF AKUT = CLOSED ANGLE GLAUKOMA Kenaikan mendadak TIO> 40 –50 mmHg Disertai tanda kongestif, mata merah kornea edema disertai sakit kepala,mual, dan muntah. ETIOLOGI : belum diketahui, diduga →
patogenesis
PATOGENESIS
Penutupan sudut/pupil didapatkan pada :Bulbus okuli pendek → Hipermetrop (BM pendek sebabkan sdt.iridokornea
mengecil)Lensa membengkak(Katarak std II = K. Intumescensia)
bengkak →tjd perlekatan shg < sempitKornea kecilIris tebal
GEJALA KLINIK :A. Stadium I (prodormal) : halo (melihat seperti ada pelangi) sakit kepala ringan gangguan akomodasi☺ Objektif : • injeksio perikorneal ringan • kornea edema • COA dangkal • pupil mid dilatasi
B. Stadium II (fase akut → kongestif): ¤ sakit kepala hebat ¤ mual & muntah ¤ visus menurun ↓↓ ☺ Objektif : ◦ palpebra edema ◦ konjungtiva kemosis ◦ kornea edema ◦ COA dangkal ◦ Iris → kripte (-) ◦ Pupil → mid dilatasi, reflex cahaya ↓ ◦ Sineksia anterior → Iris melengket ke
kornea◦ Glaukoma Flecken →bercak iris pada lensa
◦ TIO > 50 mmHg
C. Stadium Kongestif Kronik : - unkontrol - visus jelek ↓ - tanda kongestif ↓↓ - TIO < 45 mmHgD. Gl.Absolut : - mata keras spt batu - td kongesti (-) kec perikorneal(+) - TIO 40 mmHg - visus O
THERAPI :A. Stadium I → prodormal : pilokarpin : menyebabkan mata miosis timolol : menurunkan prod. HA carbonic anhidrase : menghambat
katalisatorB. Stadium Kongestif Akut → 70% V = 0 Miotikum → pilokarpin setiap 5 menit Diamox → 3 x 1/ hari (50 mg) Hiperosmotik → Gliserin 50% : → 1
cc/kgBB Analgetik. Mannitol infus → 1,5 – 3,9/kg/20 tetes
Operasi : Iridektomi perifer (iris dilubangi) Filtrasi : trabekulektomi katup Iridotomi laserD. Glaukoma Absolut :
Enukleasi (mengangkat bola mata) suntikan alkohol retrobuler
UVEITIS
Uveitis melibatkan semua proses-proses peradangan dari lapisan-lapisan tengah mata, juga disebut bidang uvea atau uvea. Uvea termasuk iris (bagian mata yang berwarna), choroid (suatu selaput tipis yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh darah) dan badan ciliary (bagian mata yang menyambungkan ini bersama-sama).
Uvea adalah sangat penting karena banyak vena-vena dan arteri-arterinya mengangkut darah ke bagian-bagian mata yang adalah kritis untuk penglihatan.
definisi
Uveitis merupakan salah satu penyebab kebutaan. Morbiditas akibat uveitis terjadi karena terbentuknya sinekia posterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan intra okuler dan gangguan pada nervus optikus. Selain itu, dapat timbul katarak akibat penggunaan steroid. Oleh karena itu, diperlukan penanganan uveitis yang meliputi anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik dan oftalmologis yang menyeluruh, pemeriksaan penunjang dan penanganan yang tepat.
etiologi
Di Indonesia belum ada data yang akurat mengenai jumlah kasus uveitis . Di Amerika Serikat ditemukan angka kejadian uveitis anterior adalah 8-12 orang dari 100.000 penduduk per tahun. Insidensinya meningkat pada usia 20-50 tahun dan paling banyak pada usia sekitar 30-an
epidemiologi
Kemerahan dan iritasi mataPenglihatan yang kaburNyeri mataKepekaan yang meningkat pada sinarNoda-noda yang mengambang didepan mata-
mata
Gejala klinis
Iritis adalah bentuk uveitis yang paling umum. Ia mempengaruhi iris dan seringkali dihubungkan dengan kelainan-kelainan autoimun seperti rheumatoid arthritis. Iritis mungkin berkembang tiba-tiba dan mungkin berlangsung sampai delapan minggu, bahkan dengan perawatan.
Cyclitis adalah suatu peradangan dari bagian tengah mata dan mungkin mempengaruhi otot yang mengfokuskan lensa. Ini juga dapet berkembang tiba-tiba dan berlangsung beberapa bulan.
Retinitis mempengaruhi belakang mata. Ia mungkin maju secara cepat, membuatnya sulit untuk dirawat. Retinitis mungkin disebabkan oleh viris-virus seperti shingles atau herpes dan infeksi-infeksi bakteri seperti syphilis ataut oxoplasmosis.
Choroiditis adalah suatu peradangan dari lapisan dibawah retina. Ia mungkin juga disebabkan oleh suatu infeksi seperti tuberculosis
Penyebab Uveitis
Berdasarkan spesitifitas penyebab
Berdasarkan asalnya
Berdasarkan perjalanan penyakit
Berdasarkan reaksi radang
Disebabkan oleh virus, bakteri, fungi,ataupun parasit yang spesifik. Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi hipersensitivitas. Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau antigen yang masuk kedalam tubuh dan merangsang reaksi antigen antibodi dengan predileksi pada traktus uvea.
EksogenPada umumnya disebabkan oleh karena trauma, operasi intra okuler, ataupun iatrogenik.EndogenDapat disebabkan oleh fokal infeksi di organ lain ataupun reaksi autoimun.
AkutApabila serangan terjadi satu atau dua kali, dan penderita sembuh sempurna diluar serangan tersebut. ResidifApabila serangan terjadi lebih dari dua kali disertai penyembuhan yang sempurna di antara serangan-serangan tersebut. Kronis Apabila serangan terjadi berulang kali tanpa pernah sembuh sempurna di antaranya.
Non granulomatosaInfiltrat yang terjadi terdiri dari sel plasma dan limfosit.GranulomatosaInfiltrat yang terjadi terdiri dari sel epiteloid dan makrofag.
tatalaksana
Non Farmako :
-Penggunaan kaca mata hitam-Kompres hangat
Farmako :
-Midritikum/ sikloplegik-Anti inflamasi
pemeriksaan penunjang
Radiografi thorak untuk Sarkoidosis dan TB
Tes darah rutin untuk membedakan penyebab bakteri
atau virus
FTA-ABS test untuk Sifilis
VRDL untuk sifilis
Purified protein derivative (PPD) test untuk TB
Gallium scan untuk Sarkoidosis
Antinuclear antibody (ANA) untuk SLE dan juvenile rheumatoid arthritis.HLA-B27 typing untuk ankylosing
spondilytis, sindrom Reiter, inflammantory bowel disease
Dengan pengobatan, serangan uveitis non-granulomatosa umumnya berlangsung beberapa hari sampai minggu dan sering kambuh. Uveitis granulomatosa berlangsung berbulan-bulan sampai tahunan, kadang-kadang dengan remisi dan eksaserbasi, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dengan penurunan penglihatan yang nyata. Prognosis bagi lesi korioretinal perifer lokal jauh lebih baik, sering sembuh tanpa gangguan penglihatan yang berarti
prognosis
ULKUS KORNEA
DEFINISI
Keadaan patologik yang ditandai oleh adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea.atau hilangnya
sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.
Faktor resikoCedera mataTerdapat benda asingIritasi akibat lensa kontak
EtilogiInfeksi bakteri,jamur,virusDefisiensi vit ATrauma yang merusak epitel korneaUlkus mooren(biasanya pada usia lanjut)
gejala Merah,bengkak,sakit,fotofobia(peka terhadap cahaya) Berat penyakit tergantung pada jenis kuman Hiperemi konjungtiva Gangguan pengeliatan Mata terasa gatal Terdapat kotoran mata Keluhan berwarna putih pada kornea
Ulkus kornea bakterial
gambaranBakteri gram (+): berbatas tegas,cenderung
menetap,tidak meluas,warna putih keabu-abuan.
Gram (-): cepat meluas,dengan hipopion,dapat terjadi perforasi.
Virus:berbentuk dendrit seperti pada KHSJamur:infiltrat seperti satelit
Terapi ulkus korneaAtropin tetes mata 1%Penting identifikasi penyebabBebat mataTes reflaksiTes air mataKeratometri(pengukuran kornea)Perwarnaan kornea dengan zat flurorensi
Ulkus kornea pneumokokTerjadi post 1-2 hari trauma korneaUlkus warna keabuan,berbatas tegas,meluas
kearah sentral kornea dengan ujung ulkus infiltrasi seperti ular menjalar
Disekililing ulkus kornea jernihHipopion steril
Terapi penunjangSikloplegikEnzym inhibitorLensa kontakPencegahan dengan memakai pelindungOperasi jika terjadi ulkus berat
Ulkus kornea psudomonasDimulai dengan epitel kornea yang rusak
sehingga menimbulkan infiltrat abu-abuProgesif meluas ke sampingHipopion(+)Eksudat dan infiltrat berwarna hijau kebiru-
biruan tanda khas psudomonas
Ulkus kornea adalah keadaan darurat yang harus ditangani oleh dokter spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah
pada kornea.