modul 2.3, 13-14, patofisiologi hemoragia.ppt

37
Leonardo W. Permana, dr., MARS.

Upload: ananta-mia

Post on 12-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

Leonardo W. Permana, dr., MARS.

Page 2: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

 Mahasiswa mampu memahami pengertian hemorrhagia Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam jenis pendarahan Mahasiswa mengetahui mekanisme pendarahan  Mahasiswa mampu memahami mekanisme penghentian pendarahan

Page 3: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Hemo = darah + rrhagia = terus-menerus memancar

• Ekstravasasi darah melalui pembuluh darah yang ruptur karena trauma atau penyakit

• Bisa eksternal atau internal• Bisa nyata (gross) atau tersamar (occult)• Yang keluar adalah keseluruhan bagian darah,

bukan hanya transudat atau eksudat dalam bentuk edema

Page 4: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

CIRIHEMORAGIA EKSTERNAL

HEMORAGIA INTERNAL

KERUSAKAN DINDING

PEMBULUH DARAH

+ +

KERUSAKAN KULIT / LUKA

+ -

DARAH KELUAR

DARI TUBUH+ -

TERLIHAT JELAS

KELUARNYA DARAH

+ -

Page 5: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

Perdarahan Arteri : -darah yang keluar dari arteri menyembur sesuai dengan denyut nadi-darah berwarna merah terang karena masih kaya oksigen-bila tekanan sistolik menurun pancarannya berkurang-tekanan ini menyebabkan perdarahan arteri lebih sulit dikendalikan

Pendarahan Vena :-darah mengalir lambat-berwarna merah gelap karena mengandung karbon dioksida-walau terlihat luas dan banyak tetapi umumnya lebih mudah dikendali kan

Perdarahan Kapiler :-berasal dari pembuluh darah kapiler-darah merembes perlahan-hampir tidak memilikitekanan/semburan-sering membeku sendiri-warnanya bervariasi antara merah terang dan merah gelap

Page 6: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 7: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 8: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 9: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 10: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

Hematoma :-kental, keras, fokal, perdarahannya bisa tidak berarti atau sangat luas hingga fatal-contoh yang fatal : hematom retroperitoneal masif akibat pembedahan ruptur aneurisma aorta

Ptekie :-perdarahan ke kulit, membran mukosa atau permukaan serosa-ukuran 1-2 mm, datar, multifokal-berhubungan dengan peningkatan lokal tekanan intravaskuler, penurunan jumlah trombosit (trombosi topenia), gangguan fungsi trombosit (misalnya pada uremia), atau kekurangan faktor pembekuan

Purpura :-perdarahan ke kulit, membran mukosa atau permukaan serosa-ukuran > 3 mm, datar, multifokal-juga berhubungan dengan gangguan yang menyebabkan ptekie atau sekunder terhadap trauma, infla masi vaskuler (vaskulitis), atau peningkatan kerapuhan vaskuler (misalnya pada amiloidosis)

Ekimosis :-hematom subkutan, misalnya memar-ukuran > 1 - 2 cm, lunak, fokal-terlihat paska trauma, bisa eksaserbasi karena berbagai keadaan di atas-eritrosit dihancurkan dan difagositosis oleh makrofag hemoglobin (warna merah kebiruan) diubah se cara enzimatik menjadi bilirubin (warna biru kehijauan) akhirnya diubah menjadi hemosiderin (war na coklat keemasan)

-Akumulasi darah dalam satu atau lebih kavitas tubuh : hemotoraks, hemoperikardium, hemoperitone um, atau hemartrosis (pada sendi)-Perdarahan luas pemecahan masif eritrosit penglepasan sistemik bilirubin bisa menyebabkan ikterik

Page 11: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Dalam : - Anemia : penurunan eritrosit sirkulasi- Peningkatan bilirubin indirek / tak

terkonyugasi / berikatan dengan albumin • Permukaan :

- Perdarahan bawah kulit atau membran mukosa berwarna merah (Hb oksigenasi) atau ungu (Hb deoksigenasi)

Page 12: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Pada perdarahan : eritrosit dibersihkan oleh makrofag melalui proses Hb :– Oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin– Deoksihemoglobin dan Biliverdin– Biliverdin dan Bilirubin– Bilirubin dan Hemosiderin– Hemosiderin

• Saat besi dan porfirin bersih sempurna warna jaringan kembali normal

Page 13: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 14: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 15: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 16: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 17: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 18: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 19: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 20: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 21: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 22: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 23: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Mempertahankan volume darah • Mempertahankan tekanan darah• Mempertahankan aliran sirkulasi bebas

bekuan : peran plasmin (enzim)• Perkembangan bekuan sebagai respons

terhadap kerusakan vaskuler : hemostasis – trombin – fibrin

Page 24: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Dalam keadaan normal : darah berbentuk cair : berada dalam pembuluh darah dan ruang jantung

• Keadaan ini dipertahankan oleh faktor hemostasis : - hemostasis primer : pembuluh darah dan trombosit - hemostasis sekunder : faktor pembekuan dan anti pembekuan - sistem fibrinolisis : plasminogen, aktivator plasmino gen jaringan, inhibitor aktivator plasminogen, anti plasmin alfa-2

Page 25: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Aktivasi lokal sistem refleks simpatik vasokonstriktor noradrenergik

• Endotel vaskuler yang rusak melepaskan endotelin : 10 kali lebih po ten daripada angiotensin II

• Platelet bersentuhan dengan kolagen : hemostasis primer - Penempelan : reseptor GpIb (Platelet membrane glycoprotein Ib : reseptor untuk faktor von Willebrand dan trombin : pada permuka an membran platelet, intraplatelet, dan dalam plasma sebagai bagian proteolitik glikokalisin) yang menempel pada kolagen me lalui vWF (von Willebrand Factor) - Sekresi : ADP, TxA2, Ca++, faktor pertumbuhan dan pembekuan - Aggregasi : Ca++ dengan fosfoserin permukaan

• Kaskade koagulasi : hemostasis sekunder - Distimulasi oleh faktor jaringan (faktor III) - Platelet, fibrin, eritrosit dan leukosit

Page 26: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• Platelet diaktivasi oleh kontak dengan matriks ekstraseluler

• Faktor von Willebrand dalam sirkulasi menambat kan reseptor glikoprotein platelet ke kolagen matriks ekstraseluler

• Trombin dilepaskan untuk memecah fibrinogen membentuk jaring-jaring fibrin yang menangkap lebih banyak platelet, eritrosit dan leukosit

• Platelet berkontraksi dengan protein kontraktil mikrotubuler konsolidasi plug / sumbatan

Page 27: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 28: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt

• tPA (tissue plasminogen activator) mengubah plasminogen plasmin

• Plasmin mendigesti sumbatan fibrin

Page 29: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 30: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 31: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 32: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 33: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 34: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 35: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 36: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt
Page 37: Modul 2.3, 13-14, Patofisiologi Hemoragia.ppt