metoda pelaksanaan pemancangan tiang miring dl …

93
TUGAS AKHIR METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl LAUT ( PADA KASUS PERLUASAN DERMAGA PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG PERAK ) Disusun Oleh : Nama LENY INDRIASARI No. Mahasiswa 93 310 011 NIRM 93 0051013114120011 Nama NUR LAILY HIDAYATI R No. Mahasiswa 93 310 033 NIRM 93 0051013114120033 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 1998

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

TUGAS AKHIR

METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG

MIRING Dl LAUT( PADA KASUS PERLUASAN DERMAGA PETI KEMAS

PELABUHAN TANJUNG PERAK )

Disusun Oleh :

Nama LENY INDRIASARI

No. Mahasiswa 93 310 011

NIRM 93 0051013114120011

Nama NUR LAILY HIDAYATI R

No. Mahasiswa 93 310 033

NIRM 93 0051013114120033

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

1998

Page 2: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

TUGAS AKHIR

METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANGMIRING Dl LAUT

(PADA KASUS PERLUASAN DERMAGA PETI KEMASPELABUHAN TANJUNG PERAK )

Diajukan kepada Universitas Islam Indonesia

untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

derajat Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh :

Nama LENY INDRIASARI •

No. Mahasiswa 93 310011

NIRM 93 0051013114120011

Nama NUR LAILY HIDAYATI R

No. Mahasiswa 93 310 033

NIRM 93 0051013114120033

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

1998

Page 3: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG

MIRING Dl LAUT

(PADA KASUS PERLUASAN DERMAGA PETI KEMAS

PELABUHAN TANJUNG PERAK )

Disusun Oleh :

Nama LENY INDRIASARI

No. Mahasiswa 93 310 011

NIRM 93 0051013114120011

Nama NUR LAILY HIDAYATI R

No. Mahasiswa 93 310 033

NIRM . 93 0051013114120033

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

•^r /

Ir. H. SUSASTRAWAN, MS

Dosen Pembimbing I Tanggal: f - 9 ~ 9~&

Ir. H. TADJUDDIN BMA, MS

Dosen Pembimbing II Tanggal

£cyt/k-»

-3-1*

Page 4: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas

akhir dengan judul Metoda Pemancangan Tiang Pancang Miring di Laut (Studi

Kasus Perluasan Dermaga Tanjung Perak) ini dengan baik.

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

jenjang sarjana srata satu pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Widodo, MSCE, PhD, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Ir. H. Tadjuddin BMA, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesai,

Yogyakarta dan selaku dosen pemimbing II.

3. Bapak Ir. H. Susastrawan, MS, selaku Dosen Pemimbing I.

4. Bapak Ir. Ahmad Baroto dari PT. Pelindo III.

5. Bapak Ir. Pratomo Santoroningtyas selaku manajer Proyek PT. Sac Nusantara.

Page 5: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

6. Bapak Ir. Sriyonoselaku Engineer PT. Sac Nusantara

7. Seluruh Staf dan karyawan PT Sac Nusantara.

8. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan orang-orang yang tercinta atas dorongan dan doa

yang telah diberikan.

9. Rekan-rekan dan semuapihak yang telah memberi bantuan dan doa.

Akhir kata penyusun harapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

penyusun khususnya dan rekan-rekan seprofesi pada umumnya.

Wassalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Yogyakarta, Agustus 1998

Penyusun

Page 6: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

ABSATRAKSI

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang *

1.2. Tujuan Pembahasan 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Metodologi Penelitian 7

BAB II. LANDASAN TEORI 8

2.1. PenentuanTitik Referensi 8

2.2.PenyambunganTiangPancang 9

2.3. Transportasi Tiang Pancang 10

2.4. Metode Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Tiang 11

2.4.1. Macam alat penumbuk 14

2.5. Sistem Plat Form 18

2.6. Penyambungan dengan Las 20

2.7. Keruasakan Tiang dan Bentuk Penahan Kerusakan 21

2.8. Penghentian Pemancangan 22

2.9. Daya Dukung Tiang Pancang 23

2.10.1. Kalendering 23

2.10.2. TesPembebanan Tiang Pancang 24

2.10. Biaya Pemancangan untuk Tiap Tiang 26

BAB III. DATA DAN METODEPELAKSANAAN Dl LAPANGAN 27

Page 7: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

3.1. DataLapangan 27

3.2. Peralatan yang Digunakan 29

3.3. Metode Pelaksanaan di Lapangan 30

3.3.1. Penentuan Titik Referensi 30

3.3.2. Penentuan Titik Referensi Baru 31

3.3.3. Penyambungan PipaTiang Pancang 32

3.3.4. Transportasi Tiang Pancang 37

3.3.5. Metode Pelaksanaan Pemancangan Tiang 38

3.3.6. Penghentian Pemancangan 46

3.3.7. DayaDukung Tiang 46

3.3.8. Pemotongan Tiang 48

3.4. Biaya dan Waktu yang Diperlukan Tiap Tiang Pancang 49

3.4.1. Biaya yangdiperlukan 49

3.4.2. Waktu yang diperlukan 50

BAB IV. PEMBAHASAN 5E

4.1. Umum =2

4.2. Penentuan Titik Referensi Utama dan Titik Referensi Baru.. 52

4.3. Transportasi Tiang 53

4.4. Penyambungan Tiang 55

4.5. Pelaksanaan Pemancangan Tiang 56

4.6. Penghentian Pemancangan Tiang 58

4.7. Pengujian Daya Dukung Tiang 59

4.8. Waktu yang Diperlukan untuk Satu Tiang Pancang 60

BABV. KESIMPULAN DAN SARAN 61

5.1. Kesimpulan #4

5.2. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

DAFTAR GAMBAR

Ganibar 2.1. Macam carapengangkatan

Ganibar 2.2.Penentuan urutan pemancangan

Ganibar 2.3. Sistem plat fonn

Ganibar 2.4. Penentuan koordinat plat form

Gambar 2.5.Contoh kerusakan pada tiang pipa baja

Gambar 2,6. Contoh bentuk ujung pipa baja

Ganibar 2.7.Mekanisme penyaluran beban padapondasi tiang

Gambar 3.1. Penampang tiang pipa baja

Gambar 3.2. Topi tiang bentuk datar

Gambar 3.3. Sistem plat form yang digunakan

Ganibar 3.4. Meja dudukan tiang

Ganibar 3.5. Penyambungan pipa tiang pancang di darat

Ganibar 3.6. Prinsip tes Ultrasonic

Gambar 3.7. Prinsip tes Radiografi

Gambar 3.8. Carapengangkatan tiang di darat

Ganibar 3.9. Cara pengan.gkatan tiang nienuju titik pancang

Gambar 3.10. Penempataii FPD dengan menarik dan melepas sling

Page 9: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Gambai- 3.11. Penempataii tiang pancang pada alat pancang

Gambar 3.12. Pemancangan tiang

Gambar 3.13. Penyambungan tiang pancang saat pemancangan

Gambar3.14. Urutan pemancangan tiang

Gambar 3.15. Dimensi alat pemancangan

Gambar 3.17. Penentuan titik pemotongan

Gambar 4.1. Momen pada pengangkatan tiang

Gambar 4.2. Momen pengangkatanke lokasi pemancangan

Gambar 4.3. Pengaruh gaya akibat arus

Page 10: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. KartuKonsultasi Tugas Akhir

Lampiran 2. Sural Pennohonan Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 3. Gambai" Lokasi Proyek

Lampiran 4. GambarPosisi Titik Pengeboran

Lampiran 5. Statigrafi Tanali

Lampiran 6. Gambar Harga-harga SPTvs Kedalaman

Lampiran 7. Gambar Harga-harga Kohesi vs Kedalaman

Lampiran 3. DenahPemancangan Tiang

Lanipiran 9. Laporan Harian Pemancangan

Lampiran 10. Analisa Harga Satuan Proyek DPKS

Lampiran 11. Gambar Alat Pancang

Lampiran 12 T*me Schedule Pemancangan

Page 11: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

ABSTRAKS!

Metode penentuan urutan pemancangan tiang pada Proyek PerluasanDermaga Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sesuai dengan urutanpada denah pemancangan. Penentuan urutan tersebut dkJasarkan padapertimbangan kondisi yang ada di lapangan. Pertimbangan kondisi tersebutantara lain penempatan alat pancang. ketersediaan material dan kestabilantanah akibat proses pemancangan. Sehingga dengan menggabungkanbeberapa pertimbangan tersebut diharapkan pekerjaan pemancangan dapatberjaian lancar.

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang miring di laut dibagi menjadibeberapa tahapan pekerjaan. Tahapan pertama adalah penentuan titik referensiuntuk membantu menentukan titik pemancangan agar didapat barisan tiangpancang yang sesuai dengan posisi rencana. Untuk tiang pancang yangmemertukan banyak tiang maka diperlukan tahapan penyambungan.Penyambungan dapat dilaksanakan pada dua tempat yaitu di darat dan di lautsesuaikebutuhan. Penyambungan di darat dimaksudkan untuk meminimalkanjumalh penyambungan di laut. Transportasi tiang diperlukan untuk memindahkantiang dari tempat penarnpungan ke tempat penyambungan kemudian menujulokasi pemancangan. Tahapan pemancangan dimulai dengan mengangkatkelompok tiang menggunakan sling ke arah leader yang telah berada pada padakeminngan rencana. Setelah koordmat tiang sesua, rencana maka tiang diklemdan pemukulan dapat dilaksanakan. Dicatat penurunan yang terjad, akibat setiappukulan yang dilakukan sehingga penurunan apabila penurunan yang terjad,sudah sangat kecil maka pemukulan dapat dihentikan Tiang minng yang sudahselesai dipancang diuji daya dukungnya dengan menggunakan sistemkalendering. Tahapan terakhir adalah pemotongan tiang untuk mendapatkankesamaan elevasi tiang yang direncanakan.

Page 12: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

BAB I

PENDAIIULUAN

1.1. Tatar Belakang.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di bawali garis

Khatuiistiwa. Beribu-ribu pulau berada daiam wilayah negara ini dengan aneka

ragam kekayaan alani yang dikandungnya. Keadaan wilayali yang terdiri dari

banyak pulau ini membuat Indonesia mempunyai wilayah perairan yang cukup

luas sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia Selain

sebagai tempat wisata pantai, pembuatan wisata taman laut, hasil ikan dan lainnya

yang mendatangkan devisa bagi negara, kondisi tersebut juga menjadi altematif

pengenibangan transportasi laut di Indonesia baik dalam skala regional maupun

internasional. Hal ihi sangat mendukung bagi negara sedang berkembang ini

kaiena sebagai saiali satu negara yang terletak di wilayali Asia khususnya Asia

Tenggara, posisi strategic. Indonesia dianfara Australia dan Asia menjadikan

negara ini berada pada jalur lain lintas antar kedua benua tersebut.

Sepetli negara yang sedang berkembang lainnya. Indonesia secara kontinyu

dun Jerarah melaksanakan pembangunan di segaia bidang. Pada nia.sa

Peinbangunan JangkaPanjangTahap I] ( PJPT II) ini semakin banyak dibutuhkan

pcnypdiaan sarana dan prasarana vane, lengkap dan meinpunvai etieiiensi firiggi.

Page 13: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

perkeuibangannya secara nasiotiai yang kemudian akan menearah pada

pemcrataan dan stabiiitas ekononu yang mantap. Untuk itu penierintah

melaksanakan berba.gai macam proyek penibangunan .saiana dan prasarana fisik

khususnya di bidang transportasi. Dibangunnya jalan dan jenibatan. pelabuhan

udara, pelabuhan lant seita denuaga juga penanibalian dan peningkatan sarana

prasarana yang sudah merupakan wujud adanya perhatian dari pemenntah

terutama pada tnasalah transportasi.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, khususnya Unit Terminal Peti Kemas

adalah salah satu prasarana di bidang transportasi yang dewasa ini mengalami

perkembangan pesat sehingga dirasa perlu untuk diadakan peningkatan dan

pembenahan. Perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya dan propinsi

Jawa Timur pada khususnya serta semakin meningkatnya peralihan muatan dari

General Cargo menjadi Peti Kerna-i menjadi pendorong utama dilakukannya

penambahan saiana dan prasarana yang diperlukan. Dengan demikian diharapkan

muatan Peti Kemas khususnya dapat berkembang bahkan melebihi prediksi yang

pemah dibuat. Dalam usaha untuk dapat meJayani dan menampung luapan muatan

Pett Kemas ini, PT. ( PERSERO ) PELABUHAN INDONESIA DI sedang

melaksanakan sebuali proyek perluasan Terminal Peti Kemas, salah satunya

adalah perluasan Dermaga Peti Kemas Samudera Pelabuhan Tanjung Perak

•lya.

Melihat dari fuugsi dermaca maka dengan kata lain bisa diartikan bahwa

nna;:a aoaian v.'i'uah aauianmn \-zu>.: diiMiaakan untuk merapai dan

Page 14: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

penuu!p;i!ie. Stniktur denuaga terdiri dai'i struktur alas benipa lantai dermaga dan

struktur bawali benipa pondasi. Karena berfuncsi sebagai tempat merapatnya

kapal maka karakteristik kapal akan sangat beiperan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan dermaga Pada saat kapal merapat atau memnggalkan

dermaga akan menimbulkan benturan dan tarikan yang sangat berpengaruh pada

konstruksi denuaga.

Selain gaya benturan dan tarikan kapal, gaya-gaya lain yang bekerja pada

dermaga adalah sebagai berikut ini.

1. Gaya Vert ikal

a Bei at sendiri struktur yang terdiri dari berat struktur atas benipa pelat

lantai dermaga dan struktur bawali yang berupa konstruksi pondasi

tiang pancang.

b. Beban hidup yaitu beban yang bekerja setelah dermaga berfungsi

seperti beban orang, beban barang-barang yang dibongkar-muat,

beban peralatan untuk bongkar muat dan beban kendaran

pengangkut.

2. Gaya Lateral

a Gava tarikan dan benturan kapal

Untuk mengurangi kecepatannya hingga kapal berhenti, kapal

melaknkan pengereman saat akan merapat dan berlabuh pada

dermaca. Pada waktu kapal merapat akan terjadi benturan akibat

aclaava si;-a kccopaiaa ka;>ai b•vseb-i:-t. K/'ika iueiiKi-.'ca-lkai; cknaa<:a

i,'ri:-i.-li sava !a;;kaa akibai jvnasnbalian krccpa'an k-p-ji

Page 15: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

b. Ciaya akibat angin

Gaya yang ditimbulkan oleh angin dapat berpengaruh pada gaya tarikan

dan benturan kapal. Jika arali angin searah dengan arah beriabulmva

kapal maka akan dapat menarnbah besai" gaya benturan dan jika

arahnya berlawanan akan dapat mereduksi besar gaya tersebut.

Demikian juga saat kapal meninggalkan dermaga.

c. Gaya akibat gempa

d. Gaya akibat arus

Gaya akibat arus ini tergantung dari kondisi perairannya. Ada perairan

yang memiliki arus yang besai- dan ada yang dianggap kecil sehingga

dapat diabaikan.

Struktur dermaga tersebut harus mampu menalian gaya-gaya di atas. Beban-

beban gaya yang bekerja pada struktur bangunan dermaga ditumpu oleh suatu

sistem pondasi yang kemudian akan diteruskan ke tanah pendukung. Ada

beberapa macam jenis pondasi yang ada yaitu pondasi dangkal atau pondasi

telapak, pondasi agak dalam seperti bentuk sumuran, dan untuk pondasi tiang

termasuk kategon pondasi dalam. Pondasi tiang sendiri dapat meniakai beton

berlulan.g, dari pipa baja atau dapat juga kombinasi pipa baja dengan campuran

beton.

Struktur bawali pada konstruksi dermaga dipilih jenis pondasi tiang. Hal ini

uikastkan dengan kedalaman tanah pendukung vane l>erada di bawah dasar laut

:'d,ll!!:L';i s.aeiii-i iakaa poiuiasi vana clalam. Pada '-a akuu dermaga gaya lateral

; '>'••-'• --: i j': •"!.'; i.ij- ! •• •-••:> i <••,))'. vanr li'Mia' i): an i >on! n;"an (Jan tanka?) kamil. amaa

Page 16: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

geuspa dan lam-lain sehingga diperlukan adanya bagiau struktur pondasi yang

mampu menahannva. Untuk itu selain tiang tegak penggunaan tiang miring pada

konstruksi bawah dermaga adalali sangat tepat. Tiang-tians miring akan dapat

menalian gaya-gaya lateral sedangkan gaya-gaya vertikal ditumpu oleh kelompok

tiang tegak.

Karena peranan pondasi pada sualu struktur bangunan sangat penting maka

perlu perhalian khusus mulai dari perencanaan sainpai pada proses pelaksanaan.

Ketepatan pemilihanjenis dan ukuran pondasi berdasarkan kriteria yang ada pada

saat perencanaan serta penentuan metoda pelaksanaan akan sangat berpengaruh

pada kualitas konstruksi temtama pada pondasi. Untuk memilih pondasi yang

memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di

lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk dilaksanakan secara

ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya Hal-hai yang perlu dipertimbangkan

antara lain adalali keadaan tanah pondasi, batasan-batasan akibat struktur di

afasnya (superstructure), batasan-batasan dari sekelilingnya, sella waktu dan

biayanya Sedangkan dalam penentuan metoda peiaksanaannya

mempertimbangkan beberapa hal termasuk jenis dan ukuran pondasi, lokasi

pemancangan, faktor biaya, ketersediaan alat dan tenaga kerja, dan sebagatnya

Ditinjau dari sudut gangguan umum, ada beberapa metoda konstruksi lertentu

kadang-kadang dilantng. Oleh karena itu ketepatan penentuan metoda pelaksanaan

juga sangat penfmg bask untuk meminimuuikau adanya gaugguaii pada

Isadamaaa Higa nan segi skaklar das sat antak nieaahnh'aWaai !a • a-al:aa-

i;.-ni'-akat! van;', uaiaa H-i jadi !>ada j.-.ouiia.'a vaaa .i'lsaM?! an

Page 17: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Mengmgat pentingnya [>ondasi bagi sebuah bangunan seperti uraian singkat

di atas maka suatu tarnbalian informasi yang menyangkut banyak hal tentang

pondasi niasili dirasa .sangat perlu. Dalam kesempatan ini akan dicoba untuk

mengkaji salall satu tahapan dalam proses pembuatan pondasi yaitu mengenai

metode pelaksanaan. Sebagai salah satu hahasan dalam kajian ini adalali metode

pelaksanaan pemancangan tiang pancang miring pada Dermaga Peti Kemas antar

Samudera Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

1.2. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk memberikan tarnbalian informasi

mengenai tahapan dalam proses pemancangan tiang pancang khususnya tiang

pancang miring pada lokasi pemancangan di laut. Sehingga dengan adanya

bahasan ini diharapkan akan memberikan pengetaliuan bekal pada saat melakukan

pekerjaan di lapangan.

1.3 Batasan Masaiah

Untuk menghasilkan kesamaan pemahaman dalam suatu masalali dan agar

lingkup bahasan dapat terarah maka pada setiap bentuk pembahasan suatu

masaiah diperlukan adanya batasan-batasan masalali, demikian juga pada

pembahasan ini. Adapun batasan-batasan masalali yang diambil adalali balivva

pembahasan yang diangkat adalali pada pelaksanaan pemancangan tiang pancang

Provek Pembangunan Peti Kemas antar Samudera Pelabuhan Tanjung Perak

Su- al>a\ a.

Page 18: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

1. Pembahasan dikhususkan pada metode pelaksanaan pemancangan tiang

pancang miring.

2. Tiang pancang berupa pipa baja berdiameter 1118 mm.

3. Faktor gelombang dan anss yang dianggap kecil maka diabaikan.

1.4. Metodologi Penelitian

Definisi nietodologi penelitian adalali suatu metoda untuk membantu atau

memandu tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Sedangkan

prosedur penelitian memberikan urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian. Melihat dari kedua delinisi tersebut sulit membedakan

antara keduanya oleh kaiena itu banyak peneliti menggabunekan antara prosedur

dan metode penelitian. Dalarn pembahasan ini metode penelitian yang dipakai

secara garis besar adalali sebagai berikut ini.

1. Mengumpulkan buku-buku literatur, diktat, brosur, majalah, dan lam-

lain yang berhubungan dengan tiang pancang, metode pelaksanaan

pemancangannya, alat-alat yang digunakan dan masalah-masalah lam

yang tercakup di dalamnya

2. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan metoda

pemancangan bang pancang pipa baja di lapangan dalam hal ini adalali

pada Proyek Pembaiigunan Dermaga Peti Kemas antar Samudera

pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

5 Meiicoba a;aai:aaalaa: dan uiescbaiidiugbiu antara, litei^m dan niaklik di

Page 19: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

BAB IJ

LANDASAJN TEORI

2.1. Penentuan Titik Referensi

Untuk mendapatkan posisi dimana tiang akan dipancang di lapangan

berdasarkan data koordinat yang sudah ada maka dibutuhkan suatu titik yang

dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Titik

acuan atau titik referensi ditetapkan pada suatu tempat yang strafegis dipandang

dari lokasi proyek. Kaiena digunakan sebagai acuan, titik referensi harus

mempunyai koordinat dan elevasi tetap. Apabila terdapat banyak barisan tiang

yang akan dipancang maka titik referensi ini juga sebagai titik referensi utama

yang kemudian digunakan untuk menentukan titik referensi baru lainnya Dari

titik-titik referensi ini nantinya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan konrrol

terhadap kelurusan dan ketepatan posisi tiang pada saat pelaksanaan

pemancangan.

Setelali ditentukan suatu titik acuan atau titik referensi utama, untuk lebih

menipermudah pekerjaan penentuan posisi pemancangan dalam haJ ini pada

barisan tiang yang jumlahnya banyak, maka dibuat titik-titik referensi baru. Titik-

titik referensi baru yang dijadikan sebagai titik-titik bantu tersebut diambil dari

titik i"•."•ier-'-iisi uiania liai iin diltaitkan d--np.au jmalah "nam? pancaiig yana

Page 20: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

1.2. Penyambungan Tiang pancang

Akibat bermacam-macaiu keterbaiasan di dalam proses pembuatan tiang

pancang di pabrik, maupun peilimbangan tentang masalali pengangkutannya maka

panjang perbatang tiang pancang yang diproduksi pabnk berkisar antara 12-15 in

sebagai siandar pabrik. Sedangkan panjang tiang pancang pada suatu struktur

bangunan ditentukan oleh kedalaman tanali keras yang telah diketahui dari data

sondir. Pada struktur bawali yang niemerlukan panjang tiang melebihi panjang

yang diproduksi pabrik maka dipakai beberapa buah tiang sehingga harus

dilakukan tahapan penyambungan. Ada beberapa jenis penyambungan yang dapat

dilakukan antara lain dengan menggunakan paku keling, baut dan las. Metoda

penyambungan yang banyak digunakan adalah dengan las. Pada struktur bawali

yang terdiri dari banyak baiang tiang, proses penyambungan dapat dilakukan

dalam dua tahap. Jumlah sambungan pada tiap tahapan ini antara lain didasarkan

pada jumlah kebutuhan tiang dan panjang tempat tiang pada peralatan

pemancangan. Tahap pertama, penyambungan dilakukan sebelum proses

pemancangan yaitu sebelum bang dibawa ke titik pemancangan sedangkan

penyambungan tahap kedua dilakukan di lokasi saat dilaksanakan tahapan

pemancangan. Tujuan penyambungan di darat adalah untuk meminimalkan

jumlah penyambungan di lokasi pemancangan sehingga dapat memperlancar

proses pemancangan. Untuk bang pancang yang tidal; teidiri dari banyak baiang

(tarn:, maka cukup dilakukan satu kali tahapan penvaitibwigHn yaitu pada saat

:;• is ;; - i. >f ,v ••• -! fc- j \ \ \;;?; 11' a t a !-;; a;(: n i •''':} n : . •• a':.-* a / • •• n ' a <; a •. *n an : ;n n i i n a van

Page 21: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

vang dapat dilakukan antara lam dengan cara \nsuai. Radiography tr.st. Ihtrasonu:

test. Magnetic particle test. Penetrant test. Leak test, dan Mechanical lesi.

2.5. Transportasi Tiang Pancang

Untuk menibavva tiang pancang ke lokasi pemancangan dan untuk

membawa bang pancang dari tempat penyambungan nienuju ke lokasi

pemancangan diperlukan suatu teknik dan alat bantu teilentu. Pada umumnya alat

yang digunakan adalali semacarn crane untuk mengangkat tiang. Pada lokasi

pemancangan di laut alat transportasi lain yang digunakan adalali beberapa unit

kapal.

Pengangkatan tiang dilakukan dengan bantuan sling yang dihubungkan pada

peralatan transportasi yang dipakai. Cara pengangkatan tiang dipilih berdasarkan

macam pekerjaan dan alat hansportasi yang dipakai. Macam cara pengangkatan

tiang ditunjukkan pada gambai" 2.1.

Page 22: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

t

AI

v* l

(a)

L

(d)

T~~\

-4—>

% L

";L

I.C

'••i L^ L_ >

(b)

L

(e)

Gambai" 2.1. Macam cara pengangkatan tiang

2.4. Metoda Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Tiang

Penentuan urutan pemancangan ditetapkan dengan mempertimbangkau

efisiensi waktu dan biaya sella pertimbangan lain. Contoh urutan pemancangan

berdasarkan pertimbangan vvaklu dan biaya dapat dilihat pada gambai" 2.2. Urutan

pemancangan tersebut hanya memejlukan sedikit waktu untuk memindahkan alat

pancang sehingga diharapkan dapat menguranei kebutuhan biaya.

Page 23: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

o ♦

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

Ganibar 2.2. Penentuan urutan pemancangan.

Metode pelakaksanaan yang digunakan tergantung dari jenis tiang pancang,

lokasi peniasangan, dan pertimbangan faktor-faktor lain. Macam metoda yang

dapat dilakukan antara lain adalali dengan cara pengeboran dan penumbukan atau

pemukulan. Pada cara pengeboran sebelum penanaman tiang terlebih dahulu

dilakukan pemboran tanah pondasi sesuai kedalaman tanali keras. Setelali tiang

dimasukkan pada lubang hasil pengeboran kemudian dilakukan penimbunan.

Sedangkan pada cara penumbukan alat utama yang digunakan adalah penumbuk (

hammer '). Pada pemancangan tiang struktur bawali suatu konstruksi bangunan

selain alat penumbuk juga diperlukan peralatan lain seperti crane, alat pemancang,

mesin las, theodolite dan waterpass. Untuk lokasi pemancangan di laut atau

perairan, diperlukan juga alat lain benipa kapal ponton yang digunakan sebagai

tempat untuk meletakkau peralatan pemancangan, kapal-kapal untuk transportasi

tiang. (km kapal untuk {ransportasi bagi parapckerja.

ilat-alat vana akan djpanakan dalam proses: pelaksanH.'.in iv-marscanean

Page 24: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

iokasj pemancaugun dan diietakkan didekaf ala! pancang. Kemudian tiang

pancang tersebut diangkal dan ditempatkan pada leader. Setelali kelurusan dan

kemiringan bang dikontrol dengan thcoaoi'l dan imtrrnass. tiang diklem denean

meniasans sabuk tiang. Kemudian tiang pancang siap dipancang.

Sebagai tambahan inibrmasi baliwa dalam melaksanakan pekerjaan

peniasangan tiang, perlu juga diperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Hubungari antara penibahan sifat tanali pada tanali asli akibat pekerjaan

peniasangan tiang dan teknik peniasangan.

2. Hal-hal yang menyangkut masalali pemancangan antara lain pergerakan

tanah pondasi, kerusakan tiang dan macam bentuk penahan kerusakan

tersebut, penghentian pemancangan tiang, serta pemilihan peralatan.

Pada pelaksanaan pemancangan di pantai atau di lepas pantai beberapa

laidor lain y-mg perlu diperhitungkan adalah arus dan gelombang. Gelombang

yang besai" akan nienipersulit penempataii peralatan pemancangan sehingga

beipengaruh pada penentuan posisi pemancangan dan pelaksanaan

pemancangannya. Penganih arus yang cukup besar akan memberikan gaya

horizontal pada tiang saat dilaksanakan pemancangan. Keadaan pasang surut air

laut juga dapat inempenganilh penentuan titik pemancangan dan pelaksanaan

pemancangan Peralatan pemancangan bergerak turun naik mengikuti kondisi

pasang surut air laut sehingga kedudukvinnya terhadap posisi pemancangan akan

bembuh.

Page 25: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

14

2.4.1. Macam a la! nemimhuk (hivnmer)

Dalam proses pemancangan tiang pancang peralatan pouting yang

diperlukan adalah hammer atau penumbuk Ada beberapa tipe penumbuk yang

pemililiamiya didasarkan pertimbangan antara lain lokasi pemancangannya,

kecepafan pemancangan yang diinginkan, biaya yang teisedia dan keuntungan

atau kerugian lam dan pemakaian masing-masing penumbuk. Macam tipe

penumbuk, keuntungan dan kerugiannya adalah sebagai berikut ini.

1. Drop Hammer

Hammer ini didasarkan pada berat sendirmya yang terbuat dari besi berat.

Beban dari besi berat tersebut diangkat dengan menggunakan tali kemudian

dilepaskan dan dibiarkan jatuh memukul tiang. Leader digunakan untuk

memegang tiang pada posisi yang diinginkan dan untuk menuntun peipindalian

hammer. Hammer ini mempunyai ukuran yang dapat diubah-ubah dari 225 kg

sampai 1350 kg dengan tmggi jatuh 150 cm sampai 600 cm. Untuk kebutuhan

energi yang besai" penggunaan hammer berat dengan tinggi jatuh kecil dari lebih

cocok dari pada menggunakan hammer ringan dengan tinggi jatuh panjang.

Jumlah pukulan normal yang dihasilkan adalali 4 sampai 8 pukulan permenit.

Keuntungan dan kenigian pemakaian drop hammer adalali sebagai berikut im.

Keuntungan ;

a. biaya investasi alat kecil

b. !»ern:opcrasiuu aiui vane sederhana

I...,,,.,,,,.,,,.,,, ,,.....,.•(!.:..i, ;.!.;.:<:! at-ink ;;;,.? fui!:nlai; ;>:-r>ia'-'a!kai! img'M

Page 26: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Kernel an :

a kecepaian rata-rata pukulan laiubat

b. bahaya kerusakan tiang pada tinggi jatuh yang besai

c. menyebabkan setaran ymig cukup besar

d tidak dapat langsurig digunakan untuk pemancangan dalam air.

2. Single Acting Steam Hammer

Beban yang dapat jatuh bebas disebut ram yang diangkat dengan

menggunakan tekanan nap atau tekanan udara Pada saat piston mencapai puncak,

tekanan nap diiepaskan sehingga ram jatuh bebas memukul tiang. Hammer ini

rnenghasilkan 50 atau lebih pukulan permenit.

Keuntungan :

a. jumlah pukulan tiap menit besar sehingga pemancangan cepat

b. ii-ekuensi pukulan yang dihasilkan besai" sehingga menguiangi gesekan

tiap pukulan

c. beban ram yang jatuh pada kecepatan rendali rnenghasilkan energi besar

d. bahaya kenisakan tiang dapat berkurang

e. untuk tipe tertutup dapat langsung digunakan untuk pemancangan dalam

air.

Kerugiau .

a. biaya untuk investasi alat lebih besar

b. biaya peruwutan cukup tmggs

;. neaiasauiian dan pene-inpalasi memerlukan banvak uakiu

Page 27: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

3. Do,i?~>;c Acting. Steam jJammer

Tekanan nap diiempatkau pada ;>;ston untuk meugangkat ram dan pada saat

terjadi pukulan digunakan untuk menaikkan energi tiap pukulan. Pukulan yang

dihasilkan dua kali besar dari Single Acting Hammer.

Keuntungan :

a. waktu yang diperlukan tiap pukulan permemt lebih cepat

b. gesekan tiap pukulan berkurang

c. tiang dapat dipancangkan dengan niudali lanpa terjadi kenisakan.

Kerugian :

a. h<vnmey sangat komplek

b. beban yang ringan dan kecepafan yang besar tidak cocok tiang yang

berat

4. Differential /icting Hammer

Modifikasi dari Double Acting Hammer dengan dua piston. Pengangkatan

ram berdasarkan perbedaan kekuatan gaya tekan kedua piston. Jumlali pukulan

tiap meuitnya sama dengan pada Double Acting Hammer yang ukurannya sama.

Tersedia dalam tipe terbuka dan tertutup dengan keuntungan dan kerugian sama

dcmian Single dan 1'kruble /k:img hammer.

5 Diesel Hammer

!l,'m>n< r m; tidak jiionsgunakan tekanan nap atau tekanan udara dan lebih

scderiiuua. Lucrei tiap pukulan dikontrol oleh operator.

Page 28: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Keuntungan :

a. tidak inemeilukan tarnbahan. energi, bergeraknya lebih cepat dan

memeriukan sedikit waktu untuk peniasangan dan untuk niemulai

operasi

b. biaya pengoperasiannya murah

c. pengoperasian akan lebih bagus pada suhu rendah

d. pemeliharaan dan perbaikan sederliana dan cepat.

Kerugian :

a. sulit menentukan energi tiap pukulan

b. hammer sulit dioperasikan dengan baik ketika memancang tiang pada

tanali lunak

c. jumlali pukulan tiap menit lebih sedikit daripada steam hammer

d. panjang diesel hammer lebdi besai" daripada panjang steam hammer

pada beban yang sama

6. HidrauUc Hammer

Merupakan hammer dengan sistem teknologi canggih sehingga dapat

dipakai pada pemancangan yang terletak. di pantai dan lepas pantai baik di udara

maiipun di air.

Keuntungan :

a. produktiiitas tinggi karena jiuniah pukulan besar, eiisiensi tinggi dan

tidak mengurangi hasii mei-kipun dioperasikan secara fenis-menerus

Page 29: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

c tidai; ada bains jaugkauau kemiringau. bahkau untuk pemancangan

secara hoi isonial

d. energi van? diterima tiang dapat diketahui pada setiap pukulan sehingga

meinunekinkan ineialaikan kontroJ secara tcnis-menerus

e. Iiasii pengamatan dapat dililiat pada tainpilan yang benipa printout

f energi pukulan yang besar dapat dihasilkan meskipun pada kedalaman

yang besar

g hammer mi dapat digunakan dan telah diuji untuk peiigoperasian

dibawah 2000 meter

h. peneaturan klep penuntun tiang memungkinkan hammer ini memukul

tepat pada kepala tiang

i. adanya jaminan perbaikan dan petunjuk operasional dari pabrik.

Kerugian :

a biaya pengadaan alat cukup besar

b. perlu tenaga operasional yang terdidik

2.5. Sistem Plat Form

Plat ;orm digunakan sebagai teferensi posisi tegak Inrusnya deretan tiang

yang dipancang. Sebagai conioh penggnnaan sistem plat ibrm pada pembangnnan

dermaga dapat dilihat pada gambar 2.3. Untuk menentukan koordinat plat form

digunakan dua buah theodolit dengan sistem segi tiga. Jumlah snout segitiga sama

dengan SXO sehingga o\ + a.'). > <i3 " .1 X()'•' Untuk lebih jelasuya dapat dilihat

Page 30: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

0-. l ?, o. ♦ 1

(X ()_ o, * Dermaga lama

o., o» <> o,.

Oa4.3 Oa-U' °s4.i ♦ 11

DP DP

Gambar 2.3. Sistem Plat Form

Keterangan :

4- titik bidik as pancang

D plat form

O tiang pancang

x" -m

i.p^~le.e-..?.\

i(x,,yi,zi)

all® II (x2,y2,z2)

Page 31: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

2.6. I'eiivamfuingan dengan Las

Sebelum pengelasan dilakukan pekerjaan penyetelan agar kelurusan tiang

dan ketepatan penvambunsan dapat diperofeh. Untuk penyetelan tiang pancang

pada pelaksanaan pengelasan ditnituhkan meja kerja yang digunakan untuk

menempatkan tiang-tiang yang akan disambnng selain juga dimaksudkan untuk

meniudahkan proses pengelasan. Pengelasan sambungan pipa harus sesuai dengan

Spesifikasi Prosedur Pengelasan ( Welding Procedure Spesificatum i WPS ).

Hasil pengelasan yang sudah dikerjakan sesuai acuan WPS masih harus diuji

dengan pengujian baik visual niaupun non-visual. Pengujian tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui kualitas pengelasan apakah terjadi kenisakan-

kerusakan atau tidak. Kenisakan-kerusakan yang dimaksud antaia lain sebagai

berikut ini.

1. Porositas (berlubang)

Porositas terjadi bila rongga-rongga yang berisi udara terperangkap selama

proses pending!nan. Hal ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi.

2 Peleburan tak sempurna

Terjadi jika logam dasar dan logam las tidak melebur bersama secara

inenveluruh yang dapat disebabkan oleh kotoran, terak, oksida yang tidak

dibersihkau dari pennukaan bahan yang akan disanibung.

3. 'mccr cut (peleburan berlebihan)

I'acaf ini ?nuclah dilihat deusau mala yaitu terjadiuya aiur pada bahan dasar

Page 32: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

4. i 'rack (relak)

Benipa pccah-pecah pada logam las yang ditimbulkan oleh tecaucan

internal

2 7 KcrPMikitn Tint!" dun Bentuk Penahv?n Kenisakan

Peuulihan ukuran dan mutu tiang didasarkan pada kegunaan dalam

perencanaan, tetap. paling tidak bang tersebut harus dapat dipancangkan sampai

ke tanali pondasi. Jika tanali cukup keras dan tiang cukup panjang, untuk

pemancangannya diperlukan penumbuk (hammer) yang kuat dan dilakukan

konh-ol terhadap kenisakan yang mungkin terjadi pada tiang akibat gaya

mibukan dan hammer tersebut. Dalam hal ini kepala iiang ataupun ujung tiang

dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu memperbesar ketahanan tiang

tersebut. Perlu diperhahkan bahwa daya dukung tiang dapat berkurang meskipun

pemancangan menjadi lebih mudah, tergantung dan pembahan bentuk ujung tiang

tersebu, ,enis i.erusakan yang mungkin terjadi pada 'isrg J- bentuk-bentuk

ujung tiang yang dapat menghindan kenisakan dapat dilihat pada gambar 2.5. dan

gambar 2.0.

ii

Page 33: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Tiangbaja

© © © 0

Bentuk lenlcra

pembengkokanpada kcpalaliang

Pembengkokanpada bagianujung liang

Peruncinganpada ujung liang

I'ciiibcngkokan

liang yang

icrbual dari

prolil 1

Gambai" 2.5. Contoh kerusakan pada tiang pipa baja

m rh1 >

5 ♦'

(a) Tipe konus (b) Tipe tulangandengan rusuk

bersilang

(c) Tipe lu-langan

(d) Tipe ujungdalar

Gambai" 2.6. Contoh bentuk ujung pipa baja

2.8. Penghentian Pemancangan

Penghentian pemancangan bang uienurut kelenluan adalali 2-3 kali panjang

diameter bans dari batas lapisan tanah pendukung atau kurang lebih 2-3 meter.

Karena tebal lapisan penilnkiing herbeda beda di seliap tempat maka

pemancamvan yang diakibatkan oleh gaya tumbuk sampai kedalaman yang

uisvaraikan atau duvueanakau sepern d> alas harus dihmdaii.

Page 34: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Penentuan penghentian pemancangan juga dapat didasarkan pada data

driving record atau pengamalan penurunan tiang akibat pemukulan. Jika dari data

krlihal balrwa saat tiang mencapai kedalaman tanah keras, pemukulan yang

dilakukan sudah tidak uiengakibatkan penurunan !agi maka pemancangan dapat

dilientikan. Untuk rnerigetahui daya dukung tiang tersebut dilakukan pengujian

daya dukung tiang pancang.

2.9. Daya Dukung Tiang Pancang

2.9.1. Kalendering

Kalendering adalali salah satu cara untuk mengetahui kekuatan daya dukung

bang. Kalendering pemancangan dilalaikan pada saat tiang pancang sudah

tertanam sampai kedalaman tanah keras dan diperkirakan sudah tidak mengalami

penurunan akibat pukulan hammer. Kepastian tidak adanya penurunan yang

terjadi pada tiang tersebut dapat diketahui dari data driving record yang

dilakukan. Driving reco^ adalali pekerjaan pencatataii penurunan tiang yang

terjadi setiap dilakukan satu kali pemukulan.

Pekerjaan kalendering dilakukan dengan cara membuat set pada kertas

millimeter dengan bantuan spido! yang diletakkan pada tempat yang berhimpit

dengan tiang pancang yang dipancangkau tersebut. Kemudian pencatatan

dilakukan untuk setiap lb kali pukulan. dari hasil ini maka diketahui penurunan

yaug terjadi pada saat penumbukan.

Data yang didapal dan pelaksananau kalendering adalali besamya penuninau

Page 35: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

(U) dalam meter dan berat atau beban piston (VV) dalam ton. Dari data tersebut

daya dukung tiang pancang dapat dihitung dengan rum us berikut ini.

(j - lupu xWxll (2.1)S •'- C

Dengan C adalah konsianta untuk hidrohamrner.

2.9.2. Test Pembebanan Tiang Pancang

Selain pengujian di atas dapat juga dilakukan pengujian pembebanan tiang

pancang yang lain seperti Static Loading Test, dan Pile Driving Analyzer atau

Dvnamic Loading Test.

1. Static Loading. Test

Pelaksanaan pengujian daya dukung tiang dengan Loading Test cukup

mudaii yaitu dengan seri pembebanan secara langsung dari pembebanan terkecil

sampai sebesar 200 % atau lebih dari beban kerja yang direncanakan. Mekanisme

penyaluran beban pada pondasi tiang terdiri dari dua cara yaitu Kentledge System

dan Reaction System. Perbedaan kedua sistem tersebut terletak pada cara

penyaluran beban yaitu untuk sistem Kentledge beban merupakan tumpukan blok-

blok beton yang diteniskan pada gelagar mcliiitang terlebih dahulu sebelum

membebani alat pendorong beban. Adapun untuk sistem Reaction dengan cara

menggunakan snaiu balok yang tegar merentang pada bang pancang uji kemudian

diikaikan dengan kokoh pada bang-bane reaksi .Peuvaluran peinbebanan diatur

secara bertahap dengau ;n-maka? pompa ludroiik sampai pada bat as vane

Page 36: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

tiang sehingga tiang akan mengalami penurunan Apabila penuruaan bang yang

terjadi pada tiang leiah mencapai penurunan maksimal maka daya dukung tiang

dianggap maksimal 'Mekanisme penyaluran beban pada pengujian ini dapat

dilihat pada gambar 2.6.

Gambai" 2.7. Mekanisme penyaluran beban padapondasi tiang

2. Pile Driving Analyzer

Pile Driving Analyzer atau Dynamic Leading Test ini didasarkan pada

interpretasi gelombang satu dimensi yang menjalar dalam pondasi tiang akibat

berikut ini.tumbukan yang diterima oleh tiang pancang. Sistem pengujiannya

adalali sebaaai berikut ini.

Page 37: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

a 'Memasaim alat St rat n transducer dan Accehvometer yang beifungsi

untuk menenma regangan pada tiang ketika tiang dipancang dan

menerima percepatan gelombang yang merambat dalam bang.

b. Tiang pancang ditumbuk dengan drop hammer sebanyak dua sampai lima

kali.

c. Hasil rekaman PDA dianalisis lebih lanjut dengan metode CAPWAP

yaitu metode analisis yang mengkonibinasikan data pengukuran di

lapangan dengan data peisamaan gelombang untuk menaksir kapasitas

daya dukung stabs tiang dan distribusi tahanan.

d. Menganalisis benturan tiang berdasarkan hasil rekanian PDA dengan cara

menganalisis karakteristik kurva F (gaya tumbuk) dan V (kecepaian

rambat gelombang).

2.tO. Biaya Pemancangan untuk Tiap Tiang

Biaya yang dikeluarkan untuk satu tiang pancang adalali komnlasi dari harga

satu batang tiang dikalikan jumlah batang bang yang diperlukan, sewa peralatan

yang digunakan, upali pekerja, dan biaya penunjang lainnya

Biaya - (Hi x Jt) -t (Bpp)

dengan :

!h - harpa satu baiang tiang

M jiimfah batang Pang vane dibutuhkan dalam satu tiang pancang

pn;> iiHva I), iaksaaaaii iiap pekerjaan nasal tahap penyambungan dan htm-

Page 38: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

BAB in

DATA DAN METODE PELAKSANAAN DI LAPANGAN

3.1. Data Lapangan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang diangkat sebagai kasus adalah metode

pelaksanaan pemancangan khususnya tiang pancang miring pada Proyek

Pembangunan Dermaga Peti Kemas antar Samudera Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya. Proyek ini merupakan perluasan atau perpanjangan dari dermaga lama

yang sudah ada. Lokasi proyek terletak di sebelah barat dermaga lama sepanjang

500 m dengan lebar 50 m. Dari data perairan di wilayah Pelabuhan Tanjung

Perak Surabaya didapat suatu kesimpulan bahwa arus dan gelombang pada

perairan ini relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Pasang surut air laut di wilayah

pelabuhan ini mempunyai selisih ketinggian kurang lebih 0,5 m. Kedalaman

permukaan tanah dasar laut berkisar antara 5 sampai 8mdi bawah permukaan air

laut. Urutan jenis lapisan tanah pada lokasi proyek yang terlihat pada lampiran aa

adalah berupa lempung yang sangat lunak, lempung lunak, lempung keras,

lempung berpasir, dan tanah keras.

Pada Proyek Pembangunan Dermaga Peti Kemas antar Samudera Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya ini struktur bawah yang dipakai berupa tiang pancang

pipa bajatanpa tambahan bahan pengisi. Pipa baja berdiameter 1118 mm dan 711

mm yang digunakan pada struktur bawah tersebut terbuat dari lempengan baja

27

Page 39: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

ilan vans

ala< van

rikut im.

Lapal Pon

Iarena pe

ntuk mei

Lapal Poi

ang antar

Leempat s

eralatan P

;. J^eado

atas da

ketingj

>. Penunr

untuk r

han/me

:. Tali pe

aoa itGmfi',

hamme:

^erfunesi u

28

dengan ketebalan lempengan 14 mm dan 16 mm. Untuk tiang miring dipakai pipa

baja diameter 1118 mm ketebalan 16 mm. Gambar 3.1. bentuk pipa baja yang

digunakan. Sedangkan kemiringan tiang adalah 18° dari garis vertikal dengan arah

miring arah laut dan darat.

CT16 mm

L=12m

D = 1118 mm

Gambar 3.1. Penampang tiang pipa baja

Sebagai pelindung tiangbajadari korosi maka pada tiang yangdirencanakan

akan terendam air laut diberi lapisan coating dari campuran bahan kimiawi.

Proses pemberian lapisan pada permukaan sejumlah tiang tersebut merupakan

proses pabrikasi. Sedangkan tambahan pada bagian ujungnya dipakai topi baja

tipe ujung datar seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Topi tiang bentuk datar

Page 40: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

/>. Peralatan penyambungan tiang digunakan adalaii seperangkat mesm las

merk Yanmar, TS 190, 300 rpui.

1 'Cheodolit digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu posisi

tertentu. Digunakan theodolit SokhishaTM 1 A.

5. IVaierpass yang digunakan merk Shokia C 32.

6. Unit Service boat yaitu unit kapal yang digunakan sebagai alat

transportasi tiang dan pekerja

7. Crane adalali alat yang dapat inenarik, menurunkan dan mengangkat

tiang. Dalam proyek ini crane digunakan dalam transportasi tiang.

3.3. Metode Pelaksanaan di Lapangan

Metode pelaksanaan pemancangan yang dilakukan pada proyek

pembangunan Dermaga Peti Kemas antar Samudra Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya selengkapnya dijelaskan pada sub bab berikut ini.

3.3.1. PeneiiUian i ink Referensi

Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Dermaga Peti Kemas

Samudera ini (50m x 500m) titik reierensi diambtl dari elevasi/koordinal pada

Dermaga lama ("existing"). Dari hasil peiigukuran yang telah dilaksanakan

bcrsama pihak Konsuttun ditetapkari dua buah titik referensi yaitu BMJ. dan BM2

vang masing-masing merupakan titik pancang tiang di kedua tepi dermaga lama

dengan data-data sebagai berikut ini.

Page 41: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Bfvli : X- 163.750 BM2 : X-- 13,750

Y- -44.000 Y --44,000

Z 5.273 LWS Z- 5,288 LWS

3.3.2. Penentuan Titik Referensi Baru

Titik-titik bantu ini diambil dari titik referensi utama BM.1 dan BM2. Titik-

titik bantu dibuat pada dermaga lama yang disesuaikan dengan rencana posisi-

posisi tiang. Sedangkan untuk referensi posisi tegak Inrusnya barisan tiang yang

berada di tengah laut dengan memakai sistem plat form. Pada proyek ini satu plat

form dipakai untuk mengontrol baiisan tiang yang sejajar dengannya atau barisan

bang lain yang tidak sejajar dengan syarat letak tiang mempunyai sudut 90° ± 20°

seperti pada gambai' 3.3.

OOOOO

O \0 O O; O

O O O O' O

O O '. o / o o

<wti.

3 3 Sistem I'Ait ••<'"> •"•> vans difsunakau

Page 42: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Untuk menentukan koordinat "Plat Form" digunakan 2 buah theodolit

dengan sistem segi tiga.

3.3.3. Pcttyamljun$>an Pipa Jiang Pancang

Pada tal.-ap pelaksanaan penyambungan pada proyek Pembangunan

Dermaga Peti Kemas antar Samudera Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini

dilalaikan dua tahap. Dari data sondir didapat kedalaman tanah keras kurang lebih

berkisai" 90 in dibawali permukaan laut. Penyambungan tahap pertama dilakukan

di darat yang dalam proyek ini lokasinya dinamakan Area Kerja Darat Paket A.

Pada taliap pertama ini penyambungan yang dilakukan sebanyak 6 buah

sambungan yang terdiri dari dua kelompok tiang. Kelompok tiang pertama tiang

bagian atas (upper) sebanyak 5 buah tiang disambung atau 4 sambungan dan

kelompok tiang bagian bawali (bottom) sebanyak 3 tiang atau 2 sambungan. Hasil

penyambungan tahap pertama ini diuji dengan Radiography X-ray.

Penyambungan tiang menggunakan sambungan las. Sebelum pelaksanaan

penyambungan dibuatjajaran mejakerjayang digunakan untuk meletakkan tiang-

tiang yang akan disambung. Meja kerja landasan terbuat dari baja cj> 400 mm,

dengan dimensi panjang 81 m dan lebar 30 m. sebagian inenjorok ke laut ± 6 m,

herjajar 14 dengan jarak 6 m setiap jajar dan herhunpu pada 4 landasan blok beton

dengan ketinggian dari muka tanah ke bagian sisi bawali pipa yang disambung

0.6 in Meja kerja yang disiapkan dijadikan dua bagian yaitu bagian untuk

peuc-mpatan pipa dan bagian untuk pengelasan serta pengujian pipa Meja

Page 43: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

s::bau\ak 3; batang yanu 5 bans inasing-masing 5 t)atang dan 5 bans masing-

uiasing 3 baiang. Sedangkan pada bagian pengelasan dan pengujian pipa, meja

kerja yang dibuat harus mampu metiampung pipa. (!> 1118 mm sebanyak 28 baiang

yaitu 4 baris masing-rnasing 5 batang dan 4 baris niasing-niasing 3 batang yang

akan menjadi 4 buah tiang pancang dengan panjang masing-masing 8x12 in.

Gambar 3.4. niemperlihatkan meja kerja atau meja dudukan yang dipakai.

Gambar 3.4. Meja dudukan tiang

Setelali pipa-pipa diiempatkan pada rneja kerja atau meja landasan dengan

peuempakm 5 baiang dun ? baiang beruruhm kemudian dilakukan langkah

pen>vi-'!an pipa. 1'ruian langkah penvolelan yang sek-ngkapuya yang dilakukan

Page 44: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

! 'i'iaiiv: oancaut:. vans' akan disambum: ditempalkan di atas meja kerja

secara berderet.

2 Untuk meudapaikan kelurusan yang dikehendaki maka digunakan

waferpass dan rambu pembacaan sebagai alai banlunya, sedans untuk

mengaim.kat pipa dalam keadaan horisonfal digunakan alat angkat

semacam dongkrak dan tripod kapasitas 2 ma.sing-ma.sing 5 ton.

3. Setelali pipa dalam keadaan lurus maka pipa-pipa tersebut diklem agar

posisinya tidak berubah.

4. Setelali mendapatkan panjang penyambungan yang dibutuhkan maka

pengelasan dapat dilalcsanakan. Gambai" 3.5 adtdali pelaksanaan

pekerjaan penyambungan tiang di darat.

I .>&v«

Page 45: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Proses pengelasan tahap dua dilakukan pada saat tiang pancang dipancang di

lokasi pemancangan di laut yaitu antara banc upper dan bottom. Penyambungan

bang dilakukan dengan mcnyisakan tiang pancang bottom yang sudah terpancang

sepaiqnng L5 in dari elevasi denuaga lama untuk mempermuciaii proses

penyambungan. Hasil penyambungan pada tahap ini harus lolos uji nuitu yaitu

Ultrasonic test.

Pada proses pengelasan dipakai cara SMAW {Shielded Metal sire Welding)

atau pengelasan busur nyala logam terlindung yang merupakan salah satu jenis

pengelasan yang paling sederhana dan canggih. Pekerjaan pengelasan mengacu

pada spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS).

Langkah pengujian niutu sambungan dengan Radiography test atau X-ray

dilakukan dengan menggunakan sinar X. Sinar Xdipancarkan menembus obyek

uji yang dibelakang obyek tersebut telah dipasang film. Apabila pada obyek

tersebut terdapai kenisakan maka akan terlihat pada negatif film yaitu berupa

warna hitam. Pengujian Ultrasonic Test dilakukan dengan memakai gelombang

suara. Gelombang suara dialirkan dari alat penguji nienuju kristal pissolectnc

yang diletakbm pada benda uji. Apabila pada benda uji terdapat kenisakan maka

nada lanipiian Sayar sinyal-smyat yang muncul tidak teratur atau ada yang tidak

seinpurna. Prinsip kedua pengnjian dapat dililiat pada ganibar 3.6. dan 3.7.

Page 46: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

FRONT

SURFACE

fBACK

SURFACE

illilU

! i7P\in p\111

OBJECT

^

OEFECT

SIGNAL -

>—OFFFKT

CRT

DISPLAY

Gambai" 3.6. Prinsip tes Ultrasonic

SOURCE OF RADIATION

J— FILM

Gambai 3.7. Prmsip iesinsip tes Radiograti

-BACK

SURFACE

SIGNAL

Pada tempat penyambungan ini juga dilakukan pemberian kelengkapan tiang

van, berupa penambahan mam, kelompok tin,,* bottom dengan topi bang bentuk

d-.rf'-ir Kelem-Uanan lain adalah pemberian tauda pembagian jarak pada Hang

Page 47: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

3.3.4. Transportasi tiang Pancang.

Pada proyek ini dibutuhkan hansportasi hang pada waktu pengambilan tiang

dari tempat pca.npungan ke tempat penyambungan taliap pertama dan daritempat penyambungan bang untuk dibawa ke lokasi pemancangan di laut. Padatnu.soo.tasi bang tahap pertama yaitu dan penampungan ke tempat

penyambungan digunakan crane untuk mengangkat tiang. Cara pengangkatan

liang dilakukan dengan mengikat kedua bagian tepi tiang dengan sling yang telahdihubungkan dengan crane. Ikatan sling pada bang berjarak kurang lebih 0,25

panjang tiang dan ujung-ujung tiang seperti ditunjukkan pada gambar 3.8.

L

Gambar 3.8. Cara pengangkatan tiang di darat.

Transpotasi bang dari tempat penyambungan di darat yaitu pada Area Kerja

L,ani, Paket A yang berada menghadap ke laut inenuju lokasi pemancangan

di.nnakau bantuan unit se^, boat. Sebelum dilnncurkan ke laut bagian ujungha! 12 mm dan dilmduui'i plastik yang

Page 48: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

diikat dengan karet ban. Pada tahap ini kelompok tiang yang telah dibawa ke

lokasi pemancangan diikat dengan sling pada jarak 1/3 panjang bang dari upmg

ham; seperti yang ditunjukkan pada gambai' 3.9. kemudian diluncurkan ke laut

untuk ditai'ik dengan menggunakan ^nnee boat ke arali alat pemancang.

/

1 14 •

1/3 L

L

Ganibar 3.9. Cara pengangkatan liang menuju titik pancang.

3.3. 5. Metoda pelaksanaan pemancangan tiang.

Peralatan pemancangan yang digunakan adalah sebagai berikut ini,

1. 1 unit Floating Pile Driver (FPD) Shimotsu ukuran ponton 3,5 m x 18,0

m x 46.0 m dengan tinggi 56,0 m.

2. 1 unit Hydraulic Hammertiydmquip HQ 15.

3. 4 unit rnesin las 350 s/d 400 A.

4. 1 unit Service boat yang terdiri dan unit Anchor boat dan unit Tug boat.

5. Alat pemmjang lain.

Dua buah theodedit ditempatkan pada dua tempat yaitu pada Dermaga lama

fuada releretisi uuiuk titik yang akan dipaiicang) dan satu theoOulit diterupalkan

Page 49: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

,.f1111Kli,„ «,„„„ s«„a, ™dn, —a .i.ik .i»»S P-aug V™, »k«n <«P—

„„,«, ™Mm.fa» «*«« a™ *•* v-* ""p0""**" maka "°sis' """*„wr„„s ,*„., *„».« <li.on.uka* >>-""»» *™li ""k P«"S™ di*H,1"k!'"dengan elevasi Hang |»in»? pada '-"'"'="'" l!""a

!,,„! ,„»,.„„ yaug mendnkung perala.au pemancangan di.empa.kan pada,i,ik pancang yang telah dibidik. «uk meudapatkan p«»i penempatan PO"'»«sepe.f, yang direncanakan maka selalu dilakukan peugoutrolar, kcordma.pemancangan dengan theodoli, da,, dua «,.,k reierens, ya,.u pada dermaga lamadan pada p!a, form. U„,uk meudapatkan pc,,Si yang cukup -t-fcil dan pcnton,„akn dilakukan peujangkara,, Penjangkaran dilakukan dengan cara menank danmelepas .ling jaugk-ar yang ada pada po,„o„ seperti yang ditunjukkan padagamlw 3.10. sehingga didapat penempatkan FPD pada posis, sesuai rencana.Serial, bend, pada pes, rencana yang d.ketahu, dar, pengontrolan koordma.oleh kedua theoddtt maka jangkar d.lepaskar, ke laut. Penankan slmg jangkartersebut dilakukan dengan menggunakan tag boa!.

Page 50: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

4t"i

Ganibar 3.10. Penempalan FPD dengan menarik dan melepas sling.

Se.elah posisi titik tiang yang akan dipancang ditentukan dan ala, pancangtelai, di.en,patkau. fang pancang .',„•»,„ dari tempat penyambungan d.tar.kdengan «m« boa, dan didekatkan pada alat pemaiicaiig sehingga siap diterimaoleh ««*«« Hte D»w. Padaiarai ±0.25 Ldari ujung tiang pancang dipasang

, . i i r,i „.,.,,„ °"e nrtw Tiang pancang diangkat ke arahsling pengangkal dait Fioahr.g . ..<• - •'= - >

leader yang sebelumuya suoah berada pada posisi tnirmg sesuai ken.^.g,... ,a,.gd,re„ca„aka„ ya,,u sebesar >8» dan dde.akkan sejajar taafe,. Untuk memastikan1)osi.i bang paucaug te.ap. d,pas»,,8 sal.uk bang Ti»g pancang akan turuu karena„„». se,Kl,r, bang dan be, he,;,, pada kedala™.. .-*„,„. Se.e.al, penunman akib*1)M-„, Se,,din ,ia,,g be, akh„ maka bang dimasukkan ke dalan, kepala *«' danSl,l,„,i,„„yll s,ap nmnk dilakukan pe,„uh,la„ Pemancangan tiang pancang bagian,,awaIl ,;,.,,„,) diheut.kan setelah sisa liang mencapai karang lebih 1.5 ,„ d, a.as„,,,.,,; ,,,.,,„„„, I,„„a Tiau, pancang bagian ntas («.,«••') d,S1»pka„ untuk

< - i 1

, ; . :,.-.fn:.>i:V;; *-p. -!,"" "i 1J•) i

Page 51: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

,11

,M-oset. pemau.anea,. dimulni kembair dilakukan ,,eny;ii.ib..nran ™iara upmg

liane pancang "otiom denean pangkal bang pancang upper. Untuk lebih jelasnya

-j.,^, dpibat pada gambai 3.11.. 3.1 2.. dan 3d 3. berikut mi.

Gambar 3.11. Peneinpatan bang pancang pada alat pancang

Page 52: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

A^*^M*>W^*****^^

Gambar 3.13. Penyambungan tiang pancang saat pemancangan.

Penentuan urutan pemancangan bang pada proyek ini ditentukan dengan

inempertnnbangkan beberapa faktor antara lam penempatan ponton, ketersediaanukm,n ,ia„s pancang berkaitan erat dengan daerah penempatan ponton yang

harus disediakau. Dengan adanya pertimbangan tersebut maka suatu bang yang

tela!, dipancang tidak mengganggu peneinpatan dan penjangkaran ponton saatakan melakukau pemancangan tiang lain. Gambar 3.14. meminjukkan urutan

pemancangan bane van, ditctapkan pada proyek ini dan non.or yang terteravi|J{iljlll „olllOJ ,Mllt v,llK„K-an^>. Pemancangan tiang diurutkan sedenukian rupa

Page 53: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

sehingga ponton dengan ukuran kurang lebih 46 mx18 in seperti gambar 3.15

tersebut dapat diiempatkan.

dst

J L J L

Q32 051 OlS Ol7 09 Oh 0!

o- ,.-:• 34 Ot9 ,-, .'0 Oio ,1! 02

03^ 021 Ol2 03

Om 041 0*> 026 022 OlJ 03

052 042 037 027 023 0i4 O?

053 043 038 028 024 On 06

054 044 039 029 025 016 07

OM 045 040 030 6,5 m 6,5 tn

Gambai' 3.14. Urutan pemancangan tiang

tiang pancang

*•>

40 m

o ,

9 m

O

O "'

9 u

O 4-

O

o

o

Page 54: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

44

Pertimbangan lain ditetapkannya urutan pemancangan seperti yangditunjukkan pada gambar 3.14. adalah faktor ketersediaan material berupa bangpancang. Tiang pancang dengan diameter 1118 mm didatangkan lebih cepatdaripada diameter 711 mm sehingga ditetapkan pemancangan lebih banyakdidahulukan untuk tiang pancang dengan diameter 1118 mm.

Kestabilan tanah akibat pemukulan pada saat pemancangan juga menjadi

pertimbangan untuk menentukan urutan pemancangan tiang. Pada saatpelaksanaan pemancangan suatu tiang, tanah disekitar tiang tersebut akanmengalami gangguan sehingga membutuhkan waktu untuk dapat pulih kembali.

Oleh karena itu pelaksanaan pemancangan berikutnya dilakukan pada tiang lain

disebelahnya yang mempunyai jarak paling jauh dari tiang yang baru saja

dipancang.

Urutan pemancangan pada proyek ini ditetapkan dengan menggabungkan

ketiga pertimbangan tersebut. Pada gambar 3.14. terlihat bahwa setelah

pemancangan tiang pada baris pertama selesai pemancangan dilanjutkan pada

tiang nomor 8. Tiang nomor 8ini berada di dekat tiang nomor 1yang diperkirakan

kondisi tanahnya sudah stabil. Pertimbangan lain tidak ditetapkan urutan

pemancangan tiang nomor unit 16 setelah nomor urut 7 adalah masaiah

penyediaan ukuran tiang diameter 711 mm mengalami keterlambatan. Penetapan

pemancangan dari tiang nomor urut 8pada baris kedua menuju baris ketiga yaitu

tiang nomor urut 9 kemudian diteruskan nomor urut 10 dan kembali menuju baris

kedua pada tiang nomor 11 mempertimbangkan daerah penempatan ponton yang

Page 55: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

dermaga lama

c

Gambar 3.16. Kedudukan ponton saat pasang surut air laut.

Keterangan:

m.a.l. = muka air laut saat kondisi pasang

m.a.2. = muka air lautsaat kondisi surut

m.t. = muka tanah dasar laut

46'

3.3.6. Penghentian Pemancangan.

Penghentian pemancangan pada proyek ini didasarkan pada data hasil

driving record. Pemancangan dapat dihentikan apabila pukulan yang diberikanpada tiang sudah tidak mengakibatkan penurunan. Sebagai salah satu contoh datadriving record suatu tiang pada lampiran 9terlihat bahwa pada kedalaman 87,815mpenurunan tiang sudah dianggap kecil sehingga pemancangan dapat dihentikan.

3.3.7. Daya dukung tiang.

Pada proyek ini pengujian daya dukung tiang dilakukan dengan memakai

beberapa cara yaitu dengan kalendering yang didasarkan pada driving record.Driving record dimulai saat dilakukan pemukulan pertama pada tiang. Data yang

didapat adalah jumlah pukulan yang dilakukan tiap panjang penurunan yang

Page 56: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

47

ditentukan. Untuk pemancangan tiang pancang pada proyek ini, jumlah pukulandihitung mulai tiap jarak 1mpenambahan kedalaman, dari kedalaman 60,00 msampai 65,00 mtiap jarak 0,5 mdan dari kedalaman 65,00 msampai mencapaitanah keras dihitung tiap jarak 0,25 m. Dari data pada lampiran 9terlihat bahwasampai pada kedalaman 40 mtidak diperlukan pemukulan karena penurunan tiangdisebabkan berat sendiri tiang. Penurunan pada kedalaman 40 msampai 41 mdiperlukan 1pukulan, dari kedalaman 41 msampai kedalaman 42 mdiperlukan 7pukulan dan seterusnya. Dari data tersebut dapat dihitung penurunan tiang tiappukulan yang dilaksanakan. Pada saat mencapai tanah keras yaitu pada kedalamanantara 87,750 msampai 87,815 m, penurunan yang terjadi tiap pukulan sangat

kecil hanya 0,16 cm atau hampir sudah tidak terjadi penurunan pada tiang,sehingga dapat dilakukan kalendering. Kalendering dilalaikan dengan alat bantuberupa kertas milimeter dan sebuah spidol. Spidol dipegang dengan tangan

mengarah pada kertas milimeter dan diletakkan pada dudukan yang disediakan.Untuk memperoleh data dari pelaksanaan kalendering, dilakukan 10 kali pukulan.

Setiap pukulan yang dilakukan terekam pada kertas milimeter seperti terlihat padalampiran 9. Untuk memastikan keakuratan data maka pada proyek ini pelaksanaankalendering dilakukan 3 kali tiap tiang pancang. Dari pelaksanaan kalendering

didapat data sebagai berikut ini.

S = l,4 mm

C = 25,4

H=l,2 m

Page 57: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

48

W =16 Ton

Keterangan:

S = besarnya penurunan tiang

C = konstanta hidrohammer

H = tinggijatuh hammer

W = berat atau beban piston

Daya dukung tiang yang didapat adalah sebagai berikut ini.

Q = 1Q00 v 16x1.21,4x25,4

= 716,418 ton

SF = 3

Q = 716,418 =238,806 ton3

3.3.8. Pemotongan Tiang Pancang

Pemotongan tiang pancang dimaksudkan untuk menyamakan elevasi tiang

pancang yang selesai dipancang dengan tiang pancang pada dermaga lama olehkarena itu titik pemotongan didasarkan pada tinggi tiang pancang dermaga lama.

Pekerjaan pemotongan dilaksanakan setelah pengujian daya dukung tiang selesai.Titik potong dibidik dengan menggunakan theodolit dari titik referensi yang

terletak di dermaga lama. Cara pemotongan tiang ini mempunyai prinsip kerja

yang sama dengan pengelasan. Dengan menggunakan acetelin dan oksigen yang

disemburkan pada titik potong dengan peralatan las.

Page 58: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Gambar 3.17. Penentuan titik pemotongan.

Untuk menentukan besaran sudut vertikal (?) dan theodolit yang terletak pada

denuaga lama adalali p - a +90°, dimana :

tt =arc tg j*™*i titik pemotongan rencana-(elevasi titik referensLHinjagLalgQIjarak

3.4. Biaya dan Waktu Pemancangan yang Diperlukan Tiap Tiang Pancang.

3.4.1. Biaya yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk pemancangan satu tiang pancang adalali

sebagai berikut ini.

1. Penyediaan tiang pancang dan sambungan tiap m' Rp. 1.019.468.00

2. Sepatu plat penutup liang pancang perbuali Rp- 1.307.810,00Pn 49 466 003. Pemancangan tiang pancang tiap m *P- Hy-H >

4. Pengangkatan dan penegakan tiangperbuah Rp.l 1.736.978,00

5. Pemotongan kepala tiang perbuah Rp. 272.663,00

Page 59: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

50

Biaya yang diperlukan untuk satu tiang pancang untuk kedalaman 87,8.15 m

adalali (1.019.468 x96) +(1.307.810 x1) +(49.466 x87,815) +(11.736.978 x2)

i ( 272.663 x 1)- Rp. 127.267.214,00

3.4.2. Waktu yang Diperlukan

Waktu yang diperlukan untuk membuat satu tiang pancang adalali jumlah

waktu yang diperlukan mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan.

Dari data hammer yang dipakai dapat diketahui bahwa Hydroulic Hammer

Hydroauip dengan berat piston 16 ton, tinggi jatuh 1,2 m, memerlukan waktu 10

detik untuk setiap kali pemukulan. Dari contoh devilling record pada lampiran

9 diketahui bahwa untuk satu tiang pancang memerlukan 3593 pukulan. Waktu

yang diperlukan untuk pemukulan tiang adalali waktu yang diperlukan untuk

melakukan satu kali pukulan dikalikan jumlah pukulan.

Waktu untuk pemukulan satu tiang pancang = 3593 x10 detik

= 35930 detik

= 9,98 jam

Waktu yang diperlukan setiap tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut ini.

1. Pengangkatan tiang ke tempat penyambungan, 8tiang

,-,«•» 32 nienitto> 4 me nit

2. Persiapan penyambungan, 2kelompok tiang @. 30 menit 60 menit

3. Penyambungan di darat, 6sambungan @45 menit 270 menit

4. Pengangkutan tiang menuju lokasi pemancangan

,, i „!, 45 menit2 kelompok

Page 60: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

51

5. Persiapan pemancangan 2kelompok tiang 60 menit

6. Pemancanean terdiri dari waktu yang diperluiian untuk

penurunan akibat berai sendiri dan waktu untuk total pukulan 780 menit

7. Penyambungan di lokasi pemancangan satu kali 60 menit

o t> 30 menit8. Pemotongan

Jadi waktu yang diperlukan untuk satu tiang pancang = 1337 menit

= 22,28 jam

Page 61: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

BAB TV

PEMBAOASAJS

4.1. Umum.

Pada pelaksanaan pemancangan tiang pancang miring pada ProyekPembangunan Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tidakditemui kendala yang berarti. Metode pelaksanaan yang direncanakan dapat

dilaksanakan sesuai prosedur pemancangan bang yang ada. Urutan pekerjaan juga

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja Pembahasan mengenai metodepelaksanaan pemancangan yang dilaksanakan pada proyek ini selengkapnya akan

dibahas padasub babberikut.

4.2. Penentuan Titik Referensi Utama dan Titik Referensi Baru.

Proyek Pembangunan Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Tanjung PerakSurabaya ini merupakan perluasan dari denuaga lama Koordinat titik referensi

pada dermaga lama yang menjadi acuan dalam menentukan posis, bang pancang

.Wl» vvovSu ini adalali merupakan posisi dari deietan tiang pancang pada dermaga

iajli:!. fin! itu dimaksudkan agar didapat kelurusan posisi antara deretan bang

paacaue pada perluasan dermaga atau denuaga bam dengan deretan pada dermaga

51

Page 62: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

53

Titik retereusi utama BM1 dan BM2 ditetapkan pada titik pancang bang tepipada dermaga lama Sedangkan titik reiercnsi ban, ditetapkan pada titik pancangtiang yang ada di antara titik referensi utama BM1 dan BM2.

4.3. Transportasi Tiang

Proses transportasi tiang pada proyek ini dilute. dua tahap. Pad*

transport H.I-P n«t«M y»»* i"**™ * dara'tl,1,erl,ta"ala' b",u c""""Tahap ini berupa pengangkatan tiang dari tempat penampungan ke tempatpenyambungan. Ttang bang tersebut dtletakkan pada meja dndukan yang telahd,s,apkar, nn.uk me.nudd.kn penyanibnngan. Metode yang d.gunaka. datapengangkatan vang dilaksanakan adalah dengan mengikatkan ding pada ke duabag™ tepi liang vang be.jarak U.M paiitang tiang atau seki.ax 3in dari inungPemakaran cara ,„, didasarkan pada pertimbangan mengenai ketersediaan ala,va„u crane, untuk inenglnndar, kenisakan pada bang dar. mernpennudal,penempatan tiang pada meja dudukan. Momen yang terjadi pada pengangkatan,a.,g ditunjukkan pada gnmbar 4.1a. lehil. kecil J.ka diangk,: ,ada >,d„a ujungHang gambar 4.1b. sehingga apabila terjad, lendutanjuga lebih kecil.

Page 63: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

•4

^ L

Ml

•*—•

Ml= V2 q (L/4)2

M2- i/sq(L-V2L)a-l^q(L/4)a

54

L

M ;= 1/8 q L"

l») (b)Gambar 4.1. Momen pada pengangkatan bang

Transportasi tiang tahap kedua dan tempat penyambungan menuju ke

U.„.pat pemancangan digunakan unit kapal penarik yaitu unit service boat. Karenalokaai penyambungan di darat telah ditentukan di tepi laut maka tidak diperlukanperalatan lain. Sebelum tiang dihincurkan ke laut ujung tiang ditutup denganplywood. Penutupan tersebut dengan maksud agar tiang tidak kemasukan air yangakan berakibat tiang tersebut teuggelam. Dengan posisi bang yang mengapung di

air mempermudah pekerjaan penarikan karena berat tiang akan lebih ring*dibanding jika tenggelam. Penarikan dilakukan dengan cara sling yang telahdihubungkan dengan unit service boat diikatkan pada tepi tiang yang berjarak 1/3pantang t.ang. Dipilih pengangkatan cara ini karena selain lokasi pemancangan dilaut, kemudahaii penempatan tiang pada FPD juga momen pengangkatan lebihkecil (gambai' 4.1a) sehingga lendutan kecil dibanding jika sling diikatkan pada

an

Page 64: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

55

!!^ m*» ^a ^^•g^^il.njgnunjujdiinp

yang terjadi pada dua cara pengangkatan yang berbeda. Untuk meluncurkan

kelompok tiang yang masih berada diatas meja dudukan cukup dengan didorong

ke lautkemudian dilakukan penarikan dengan unit service boat.

1/3 L

Ml=i/i2qL2

M2= 1/32 q L2

=T=^M=i/8 q L

(a) (b)

Gambar 4.2. Momenpengangkatan ke lokasi pemancangan

4.4. Penyambungan Tiang

Penentuan tahapan pada pelaksanaan penyambungan tiang didasarkan pada

jumlah kebutuhan tiang, lokasi pemancangan dan jenis alat yang digunakan.

Karena jumlah tiang yang diperlukan cukup banyak kurang lebih 8 tiang dengan

panjang masing-masing 12 m maka pada proyek ini dilakukan dua tahap

penyambungan yaitu penyambungan di darat dan pada saat pemancangan di laut.

Pertimbangan lain adalah jenis alat dimana leader yang digunakan mempunyai

panjang 56 m.

Page 65: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

56

Penyambungan di darat dimaksudkan untuk memimmalkan jumlah

penyambungan tiang saat pemancangan. Pada penyambungan tahap pertama initiang dikelompokan menjadi dua yaitu kelompok tiang bottom terdiri 5tiang dan

kelompok tiang upper terdiri 3 tiang. Jumlah tiang dalam tiap kelompokdidasarkan pada kondisi lapisan tanah pada titik pancang dan panjang alat

pancang. Pada proyek mi kondisi tanah yang cukup stabil berada pada kedalaman

50 mdi bawali pennukaan air laut. Kelompok tiang bottom mempunyai panjang 5

x 12 in atau kurang lebih 60 in, sehingga kelompok tiang ini mampu mencapai

tanah yang cukup stabil. Pada kondisi ini penurunan yang diakibatkan oleh berat

sendiri bang sudah tidak terjadi. Panjang kelompok tiang bottom yang mencapai

60 mini juga masih dapat d.tenma leader karena selisih panjang keduanya tidak

banyak.

Pemberian kelengkapan pada kelompik tiang yaitu berupa pemberian topi

tiang dan pemberian tanda jarak dilakukan saat tiang masih berada di atas meja

dudukan. Topi bang dimaksudkan untuk inengmndari kenisakan ujung kelompok

hang yang berhubungan langsung dengan tanah akibat gaya tumbuk. Sedang

pemberian tanda jarak dimaksudkan untuk mengetahui penurunan yang teijadinada banc sehingga meniudahkan pelaksanaan driving record dan kalendering.

45. Pelaksanaan Pemancangan liang.

Pada pelaksanaan pemancangan tiang pancang pada proyek ini alat pancang

,- , .it ?'....>-,-•-, ?-w><v>' ::--e,Y>cicn HQ 15. Dipilihnya tipe ini%;mti dipakai auaiali <i\i,!o^.,t , *(..•//.- ^ --••• -lr-T ^ r

>..!... ., .•:• .. :- ;..-> -i-Miiv.nnvM! keunumeau vane lebih d'<n'\

Page 66: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

57

pada tipe lain, hammer iipe ini merupakan hammer paling modem yang sangat

cocok untuk pemancangan di pantai maupun lepas pantai selain juga mempunyai

kecepatan yang cukup tinggi. Keuntungan lain dapat dilihat pada landasan teon.

Dari keuntungan-kenntungan tersebut diharapkan akan dapat memberikan hasil

pemancangan yang paling baik, efisiensi waktu dan efisiensi biaya Pertimbangan

lain kaiena hammer tipe ini juga dipakai untuk pemancangan tiang pancang pada

dermaga lama. Sehingga diharapkan dengan peralatan pemancangan yang sama

akan rnenghasilkan kualitas tiang pancang yang sama pula.

Pelaksanaan pemancangan bang pancang miring pada proyek ini tidak

didapat kendala yang berarti. Arus, gelombang dan kecepatan angin relatif kecil

sehingga memudahkan pekerjaan penentuan titik pemancangan dan penempatan

ponton. Kecilnya arus yang aria maka gaya horisontal akibat arus seperti pada

gambai" 4.3. tidak berpengaruh pada tiang saat pelaksanaan pemancangan. Berat

sendiri dari ponton, penjangkaran pada ponton serta kondisi perairan cukup tenang

menyebabkan kedudnkan ponton cukup ;':'il. K->stabilan ponton berpengaruh

FPD dan akan beipengaruh juga pada ketepatan titik pemancangan. Arah

penempatan 1TD tergantuug pada arah keuhringan bang pancang. Urutan

peniancanaan 4c ebul ditetapkan mempertintbangkan penempatan ponton,-•t-vr-hni

ketersediaan ukuran bang pancang. dan kestabilan tanah akibat pemancangan.

Page 67: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

Gambar4.3. Penganih gaya akibat arus

4.6. Penghentian pemancangan

Penghentian pemancangan ditetapkan berdasarkan hasil driving record. Setelahtiang pancang mencapai kedalaman tanah keras, hasil driving recordmenunjukkan bahwa penurunan tiang pancang akibat pukulan sangat keel.Apabila penurunan dianggap sangat kecil maka pemancangan bang dihentikan.Dari data driving record terlihat bahwa pada kedalaman 87,385 m penurunan

tiang pancang sudah dianggap sangat kecil sehingga pemancangan dihentikan.Penghentian pemancangan pada kedalaman tersebut juga tidak berbeda jauh

dengan kedalaman rencana.

Pelaksanakan pengamatan melalui driving record harus mempertimbangkan

antara lain masalali kedalaman rencana dari tiang pancang dan kedalaman tanah

keras pada titik pemancangan. Jika sebelum mencapai kedalaman tanah keras

penurunan yang terjadi akibat pukulan dianggap kecil penghentian pemancangan

belum dapat dilakukan karena masih ada kemungkinan bang pancang tersebutmengalami neimnmau lag.. Untuk menghindari kemungkinan itu maka penentuan

n-u'd.-.-ntian harus didasarkan pada kondisi penurunan vane kecil saat tiang telah

Page 68: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

59

tj.encapa, tanah keras. Dalam memastikan kebenarau penghentian pemancangan

dilakukan pemukulan sebanyak 300 kali pukulan yang dimulai saat pemancangan

dianggap sudah dap* dihentikan. Apabila dari pemukulan tersebut tiang pancangsudah tidal, mengalami penurunan maka penghentian benar-benar dapat

dilakukan.

4.7. Pengujian Daya Dukung Tiang

Daya dukung tiang pancang miring pada proyek Pembangunan DermagaPet, Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini diketahui dan pelaksanaankalendering yang didasarkan pada hasil driving record. Test daya dukung dengann^nggunakan metode Static Loading Test dan Pile Driving Maltzer atauDynamic Loading Test seperti hanya dilaksanakan pada bang tegak. Tidakdilakukannya dua tes tersebut pada tiang miring kaiena kesuiitan dalampelaksanaan pengujian. Pada pengujian daya dukung tiang tegak denganmenggunakan beban statik, penempatan beban pada bang miring sulit dilakukan.Oleh karena itu daya dukung bang pancang miring pada proyek ini diperkirakanhampir sama dengan hasil daya dukung bang dari dua metoda tersebut yangdilaksanakan pada bang tegak. Sedang gaya lateral yang bekerja pada tiang miring

lebih kecil dibanding gaya vertikal yang bekerja pada tiang tegak.

Dan pei-hitungan daya dukung bang pancang mirmg didapat sebesar 238,806t0J, Dan data tersebut maka tiang pancang miring akan aman mendukung beban

lateral vane diperkirakan kurang dari 200 ton.

Page 69: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

GO

4.8. Waktu yvsng DiperHikan t muh .y&lit 1s*n& - -.—t.

Dari perhihmgan dapat diketahu, bahwa total waktu yang diperlukan untukpembuatai. satu bang pancang adalah 133? menit dengan waktu pemancangan

termasuk penurunan akibai berat sendiri tiang adalali 780 menit. Dari time

schedule terlihat baliwa rencana waktu pemancangan selama 43 minggu untuk

164 tiang diameter 1118 mm. Karena hari minggu termasuk hari kerja maka

,-aktu yang diperlukan untuk pemancangan satu tiang adalali:

= (43 minggu x6 hari x7jam x60 menit) / 164

= 11.012/164

= 660,73 menit

=11,01 jam

Terdapat selisih waktu antara waktu rencana dan kenyataan waktu yangdiperlukan kurang lebih 120 menit. Hal tersebut dikarenakan adanya kendala pada

pelaksanaan dilapangan.

w

Page 70: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

<; t Kesimpulan

Darl nraian prf. W> pe,nbahaSan sebelnnmya dapa, *-«*« -«

kesimpulan sebagai berikut ini.

j. MekKte peh^anaan pcm.nc.ng™ •»* "»** "dak '""^ ^d^an nrfcJ. pelaksanaan pe,nanca„gan U.g fcg* »«*• •*P-"pelaksanaan pe,„a„canga„ ,,a„g n„r,„S pori* W- d,a,a„ka„ ~.»<ienRar, kemningai, yang dnencanakaii.

ppri„nbangan nnhn Ian, karena hannner h» P»>^ -gS,h dan tipe,„;„, wakln n,„nk saln kali puk»l». *,>« «•«• cep* *» «"^ ™»kuntuk pcmancangHn di laut

j ,,„„„»„ da.a d,,kn,,S .,„„„ n,,„ns ,«•«„*,,, ka.ende,,,,, y-,S,K,!fa!„iai,„„va d.nn.la, bcnte-tan ha.il •«-. «»< l«CT-, .,..,.,„:, ,i,!,J: d,o,„,akan pmla liang ...inns km™ I"™li,,m

(jn!fnn r,„e,nparan hebun uji dalam keadaan minng. SeU,u dan

Page 71: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

berdasarkan hasil kapasitas daya dukmrn tiang teeak dengan pengujian

eauing lest

4. Urutan pemancmman s, bun harus mempcrhitungkan faktor biaya dan

waktu juga harus memperhmbangkan faktor lam yang berkaitan dengan

pelaksanaan pemancangan antara lain penempatan ponton, ketersediaan

ukuran tiang pancang dan kestabilan tanah akibat pemancangan.

5. Kondisi pasang surut air laut yang selisihnya diperkirakan sebesar 0,5 m

tidak berpengaruh pada pelaksanaan pemancangan tiang miring karena

elevasi titik potong yang direncanakan terletak jauh dari ketinggian air

laut saat terjadi pasang. sedangkan agar posisi ponton tetap dilakukan

penarikan dan pelepasan sling jangkar dengan dikonho! theodolit.

6. Arus air laut yang relatif kecil tidak berpengaruh pada pekerjaan

pemancangan.

7. Terdapal selisih waktu antara rencana dan kenyataan di lapangan untuk

pemancangan satu bang pancang karena adanya kendala yang .dak

diperhitungkan sebelumnya

5.2. Saran

Dari studi Tugas Akhir ini k-rdapat beberapa sarun yang dianjurkan antara

lam:

1. Meugiuftal karaktensiik mV proyek yang berbeda. apabila terjadi sunt..

^UK'guan peitu adanya langkah analisa terhadap penvebab-neuvebabnva

Page 72: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

ara khusus. sehingga dapat dilakukan suatu langkali antisipasi yangsecara

tepat.

2. Untuk optimalisasi hasil suahi pekerjaan, sangatlah diperlukan sistem

koordinasi yang bark guna yang didukung oleh sarana dan prasarana

informasi yang lengkap dan memadai.

Page 73: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

DAFTAR PI STAKA

Bowie. .IE.. 1>.E.. S.L.. 1*3, ANAL1S.S DAN DESA1N PONDAS, (j,l,d ,1).Edisi IV, Erlangga, Jakarta.

J k.-u inR 198^ PI ANNING AND DESIGN OFBram,c„e. McX .^M., .^-tPorms Van Nos,randRemholdCompany Inc. New York

,- • ,<xn PROYEK PENGEMBANGAN PELABUHANLeny T^ruV PERAK SURABAYA PEMBANGUNAN DERMAGAreT, KEMAS "aMI-DERA, Laporan Kerja Prakuk, Y0Syakana.

„„l. ov,a PF 198^ CONSTRUCTION AND GE0TEC1INICA1R°ben- METHODS IN FOUNDAT,ON ENGINEERING, McGraw-H,,l

Book Co, Singapore.

. n „, „ ,qoq piip FOUNDATION IN

Singapore.

Wayne. C. Terg, .98,, FOUNDATION DESIGN. Pren,,ee-Ha,l oflnd,a, NewDelhi.

>i995, PEDOMAN DAN PRAKTIK KERJA DAN TUGAS AKHIR,'fTSP-UII, Yogyakarta.

\

Page 74: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

LAMPIRAN

Page 75: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANJURUSAN TEKNIK SIPILJl. Kaliurang Km. 14,4 Tclp. 95330 Yogyakarta

LAMP

KARTU PFSFRTA TUGAS AKHIR

Nama

LENY INDRIASARI

NUR LAILY HIDAYATI R.

No. Mhs.

93 310 Oil

03 311 * 033

sen Pembimbing Isen Pembimbing H

1

IR. H. SUSASTRAWAN, MSIR. TADdUDL'IN BMA., MS

N.l.R.M.

zTROKTHR

TRUKTUR

Yogyakarta. 16 pebru*ri 1998D e k a n.

an.

X-Ketua Jurusan Teknik Sipil

iR. BallbANCT SULi STIOImO , MSCk

Page 76: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

n '-- j.

- ; ."' j *-

LAMPIRAN 2

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Jl. Kaliurang Km 14,4, Telp. 895042, 895707, ^Fax. 895330, Yogyakarta 55584

EIMEIlK-i.-.U T»:.-.c .-.brill-

J. ^r.^--jc. 'ft}-.. .

B^r IS. TAPJUDPM BMA.di

YOGYAKARTA

Wi

•ti-iv-r -a r^.i- >-11 c <- i

a-•*£,} «!tn->i'^1 ^ ii-'x:i.'i V.-r.v/f ,,r:sn ini kawl .uohon cien«n homat kepada fravafc ;,.u;snr Mhwl^? lurwwi Wnit iar-U Faults, l-ti,....-Iril ->: Pevencsu'taan t*r.?<rbut •..libsiv.'&h HU :

!!•.... Hh?.H.I.P.M.Bivlnri^ StuJl

T iV.ij.vi rib. r.-.:ir-!f.i

U 9 tr; a

no. Mhe.

ILI.P.H.

ixsraiste-r

T-iihun Akact-rHii

LENY INDRIASARI93 31.0 Oil93 0051013114120 OilSTHHKTUKGttuax*1997-1998

NOR LAILY HIDAYATI R.93 310 03393 0051013114120 033STRUKTUR

Genav1997-1998

l>*pat rufc^iksri Petua^E - p*t^ui:. t-enfisrshsn **r-tbittiblPtan dalam ni*i»i:sr&nfifc9.n Tucas hkhlf.La;(5ciC,:y t* restart tidal'. t-*t-K.^ioinr.-ok .SenearT doeen E*mbiwbins ebb. :

T.-^r, p^r-Mrtt-i-u i : lr. H. Susastrawan, HS£,.:.:„;' L^i-lbl- 11 : ir- Tcniluddln BMA.. MS

I>5iii?.ri irir.ijit.jnr ii i-ii-ire.

MJ5T0MS PEHAMCAW3AN Tim- ^riC^^MiRl^^J -FKQYKKPEHB6NGUMAN Dfcfitl/i<*a P£xi tvLMft 'AAtWUlfci l.hK»fc-

. i 1 i- -• ytj'ifi!' ,,r«, -i < i ,;; *i j-;

,, i.r..)i

• - 1 L l.lii

^r t. ' '• .•; ' '_

CisirtX/iHG 4i.'Ai:tJ-i< VV

Page 77: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

I i - m " r

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Jl. Kaliurang Km 14,4, Telp. 895042, 895707, Fax. 895330, Yogyakarta 55584

•>--4 P. U •A.O: -TT3 TJ 9c

EIHEIU'-.r-il Tn^-..: .-.EHIR

ir v ?. k a r t a . 1^ Februari 1993

fcapaVm "h.' SUSASTRAMN. MS.dl -

YOGYAKARTA

-eeaiavnn' alaikuni Wr.Wb.i-nsan <ni k«*i mohon dengan horroat kepaaa Bapak Ibu

_-;. ;- ._ £,.: renoanaan tersebut dibsvah ini :

1 . 11 a rn *•Ik-. tth^'.lb I.H.H.Bid^ns Ptudi;v*.cn*a,t*iT*hun Akademl

3. H a in a>'.:•. Hh?.

H. I. F:. H.Bidang StudlSsmestev

Tahun Akademi

LENY INDRIASARI93 310 Oil93 0051013114120 OilSTRUKTUR

Genap1997-1998

NUR LAILY HIDAYATI H.93 310 03393 0051013114120 033STRUKTURGenap1997-1998

Dapat diberikan f-etunhm -- P*tun^«fc. pengavahan esrtaMMhirusan dalam uvrlskeaaafcan r»j«as .-.khir.raahaeiewa tereebut tidak ber-keiourpofc,dengan dosen Pemblmblna *bb. :

Dr.e^n remtdmbing I : Ir. H. Simaetrawan, MS;,::;!-, t^bi-bir^ n •. u- T*d.mddin bma.. Mb

mktoms vimmmQmuiikm n^^^wBf^^®PEMBAHMAN. MSMUUilL PET) W-TMa-J XAHJUNU .tbRAh.

i i-r-tr, 11: A -1 - t

j. ':1.T 1

t • \ -

, i ! ; t -• I"'[•.t|. 1 .--, 1.1 -•<':

ii-yMii-ji. Kt-V-r..d^ \di.

'I •'•

Page 78: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

2r-

>m

~oO

> 00

> 5

Gam

bar1

.1-L

okasi

Proy

ekTe

rmina

lPeti

Kema

sSam

udera

Pelab

uhan

Tanju

ngPe

rak

> 2"

CO

Page 79: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

PE

LA

BU

HA

N

TA

NJU

NG

PER

AK

+ + +

+ +

11

.1/M

um

iim

to

*

•^^•

n.irt

VVAV

i'i'Vi

J.VuM

AiJ'i

MDO

WsiA

mri^

Tjry

.T

...

.ma.

t^

-"ti^

Page 80: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

D2

"oo

d-i

Page 81: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

>-o

-oO

3^

LV

/S

;0.0

0

-10

.00

-20

.001

-30

.00

•-1

.0.0

0

•o

n0

-130

RQ.7

BOR0

-5_T

BOR^

^_^R

O:3

__B^

R0:6

_^n^

so

n0

-4

"7i

SCO

11

-60

0

ST

RA

TIG

RA

FI

TA

NA

H

LO

KA

SI

OC

EA

NG

OIN

G

SK

AL

A

VE

RT

IKA

L0

5•»

HO

RIS

ON

TA

L0

15

-c'.

LE

GE

UD

A

VE

nrscrrcu

kY

is

so

ncla

y

SA

ND

YC

LA

Y

EJf

lST

IFF

CUT

S*

HD

I'fii

Gn*V

EL

is!

H-p,jS

OIL

> ~7

Page 82: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

LAMP. 7

DEPTH vs COHESION

0 o'.1 0'.2 0'.3 0'.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1-2 1.3 1.4 1.5Cohesion (kg/cm2)

• 0-1 X 0-6

+ 0-3 a 0-7

* 0-4 X 0-8

a Q-5 0 0-9

Gambar 2.4 : Harga-harga kohesi versus kedalaman, diareal rencana dermaga"Ocean Going" Pelabuhan Tanjung Perak.

FINAL REPORT

DERMAGA PETI KEMAS SAMUDERA

II-9

Page 83: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

LAMP. 8

8 8 8 8 s 8 8 8 8, 8 8 8

O

06 2•*

o©CO

C4

o01 8

CD

01

«001

to

CM s

1 2 3 4 31 32 33 34 35 36 37 38 39

16500

1= 110500

1

CA-

CB-

CC

CD

CE

CF

.«/-»

1 o

•„ •». •*» •»• •"♦ ••» #m

i« ]r jr . i- „ Jroooa

Vr~ooo»

__ &-•-

CA-

CB-

CC-

CD-

CE-

CF-

oooCO

^f—

$-

°6»l °iU °4»»

f-°« r- °~ f« - r- r-

•».. •,« •*.•«••••' ••" •*" •"•

°»oi °«>o °te» °«m °"»°»17 °UI

°»it °«< °«« 0,'„!, °iU "w

Oh, <>.« °«e« °»ot o,„ <>„, »^VQ —

£ A' °«. °»T

8 8 801 r*

11toDCI $ 01

A

39 40 41 42 (g ?C 71 72 73 74 75 76 (77

^^600^^504

•u, •«. •«»•„ •„ •„ •» *.r *. *• *

f« - f-- f. °" f« °" f- * f>•„4 ••« •«»•„ •„ •« V •» •- •» *«

I% °u °« °>7 ^ °» *" °»

=«, °«« °w °«» <fc °i» °« ^ °" ^ *" °*

°,M °tM °«M °H» 0M 0„ "„ °s» °» °B °16 °?

••« °M °W>

p- °« °« °« "PiootoN

«/-»'

0.000

9.000

16.000

26.600

34.500

43.000

0.000

9.000

18.000

26.500

34.600

CF43.000

oo

-±-6652.000

Page 84: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …
Page 85: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

uCDO<N

2,

COU)

X0)

ii

CP

P"-

cA

»*

.+'

^^'rtr^^^^^^^'

t_

-.--

....Jt

--4

r

o

<u

^L:I*\T

<3>

ro

o"

,l*»«S'?*4**«5=r5

—t-

h•*JffleM

3&#S*T

••.,-•*•»!'

-f:

J[

Page 86: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

om

uN

US

AN

TA

RA

No

.It

em

Jen

isP

eker

jaa

n

Sa

tua

n

Har

ga

Satu

an

No

.

M.

Ura

ian

SB

.

Ma

teri

al

Mat

eria

lT

iang

Pan

cang

dia

.1

11

8

Sam

bung

anD

arat

&L

au

t

Upa

hD

anA

lat

Han

dlin

gP

ipa

Pan

can

gd

ari

Tra

iler

AN

ALl

SAH

AR

GA

SATU

AN

PRO

YEK

DERM

AGA

PETI

KEM

ASSA

MU

DER

A

41

12

Pepy

ediaa

rtian

gpa

ncan

g&sa

mbun

gan

Dia.

1118

1=16

mmM

l

Rp.

1,01

9,46

8GC

.^-^

T^^'T

T^T

siiu

an

Awal

(Ho)

JJum

lahLa

maL

'tta

l

(Rp

)

Impo

rt

(Rp

)

Fak

tor

Esk

ala

si

Lo

kal

M..\

&•—

M1

10

0

M1

10

0

M1

00

[

145,

677.

06

4,4

21

.48

75

.00

66

3,6

39

.94

20

,14

2.3

2

17

5.0

0

(Rp

)(G

)=C

x(E

+F

)

809,

317.

00

24

,56

3.8

0

0.0

5

0.0

5

25

0.0

00

.05

TO

TA

LH

AR

GA

SAT

UA

N

DIB

UL

AT

KA

N_

__

Har

gaSa

tuan

Baru

(Hn)

Toka

i\~

Impo

rt(R

p.)

(l)=

E+

(HxE

)

152,

960.

91

4,6

42

.56

78

75

(Rp

)j^

F+(0

.26x

F)

836,

186.

32

25

,37

9.3

2

22

0.5

0

Jorn

iah

Ba

ru

(RP

)(K

)=C

x(l+

J)

98

9.1

47

.24

30

,02

1.8

8

29

9.2

5

1,01

9,46

8.36

1,01

9,46

8.00

O

Page 87: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

No

.It

em

Jen

isP

ek

en

aan

Sa

tua

n

Har

gaS

atu

anN

o.

JA1 III.

Ura

ian

i§L

Mate

rial

Pla

tP

enu

tup

Pla

tC

ross

Kaw

atL

as

Up

ahS

up

erv

iso

rT

uk

ang

Las

Pek

erja

Ala

t

Mesi

nL

as

Mesi

nG

ren

da

Pera

lata

nB

an

tu

AN

AL

ISA

HA

RG

AS

AT

UA

Nd

wo

yek

DER

MAG

APE

TJK

EMAS

SAM

UD

ERA

41

1?

Sepa

tu°ta

iPa

nutu

pTi

ang

Panc

ang

Ota

^16

Bu

ah

-^3

0;,

810.

00R

p_S

at

Vo

'um

e

M&

-

Kg

Kg

Kg

Han

Han

Han

Han

Hari

Han

25

0.0

00

0

22

0.0

00

0

25

00

00

05

00

0

2.0

00

0

30

00

0

i

05

70

0

10

00

0

1.0

00

0

Har

gaSa

tuar

iA

wal

(Ho)

Lo

ka

i

<Rp

Impo

rt

(Rp'

,

21

9.6

0

21

9.6

0

73

20

0

73

,20

0.0

0

36

,60

0.0

0

T3

20

00

24

4,0

00

.00

24

,40

0.0

0

2.5

00

00

1.2

44

.40

1,24

4.40

41

48

.00

Ju

mla

hL

am

a

(RP

)(G

)=C

x(E

+F

)

36

6,0

00

.00

322,

080.

001

22

,00

0.0

0

36

,60

0.0

07

3,2

00

.00

21

,96

0.0

0

13

9,0

80

.00

24

,40

0.0

0

2,5

00

.00

Fa

kto

r

Esk

ala

si

Lo

ka

i

(H) 0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

TO

TA

LH

AR

GA

SA

TU

AN

DIB

UL

AT

KA

N

Har

gaSa

tuan

Bar

u(H

n)L

oka

i

(Rp.

)(D

=E

+(H

xE)

Impo

rt

(Rp

)(J

)=F

+(0

.26x

F)

23

0.5

8

23

0.5

8

76

8.6

0

76

,86

0.0

03

8,4

30

.00

7,6

86

.00

25

6,2

00

.00

25

,62

0.0

02

,62

50

0

1,5

67

.94

1,5

67

.94

5,2

26

48

jum

lah

Ba

ru

(RP

)(K

fCx(

H-J

)

44

9,6

31

.00

39

5,6

75

.28

14

9,8

77

.00

.38

.43

0.0

0

76

,86

0.0

02

3,0

58

.00

14

6,0

34

.00

25

,62

0.0

02

,62

5.0

0

1.3

07

,81

0.2

8

1.3

07

,81

0.0

0

Page 88: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …

AN

AL

iSA

HA

RG

ASA

TU

AN

PRO

YfK

06RM

AG

APE

TIKE

MAS

SAM

UD

ERA

No

.It

em

Jen

isP

eker

jaan

Satu

an

Har

ga

Sat

uan

No

.

41

4.1

.4Pe

man

cang

an(P

emuk

ulan

)H

ang

Pann

aiQ

Rp

49,4

66.0

0U

raia

n!

SatT

'~"

Volum

e1~

_Ha

rga

Satu

anAw

al;H

o)j

Ir"

"i_o

kalX"

impo

rt:

(Pp

•-(R

p)

M.

M.

LiS

L

Mate

rial

Bah

an

Bak

ar

Lain

-la

in

Up

ahS

up

erv

iso

rO

per

ato

rA

lat

Pan

can

gC

rew

Tu

gb

oat

Pek

erja

Pan

can

gS

urv

eyo

rA

ssS

urv

eyo

r

Ala

t

Pilli

ngB

arg

eT

ugB

oat

Th

eo

do

lite

Wate

rpass

Ltr

Ls

Han

Han

Hari

Hari

Har

i

Han

Han

Hari

Han

Har

i

TO

TA

LH

AR

GA

SA

TU

AN

DIB

UL

AT

KA

N

__

j&l-

~4

-.

0.1

42

4

I.O

OO

Ci

0.0

03

2j

0.003

2j

0.00

32!

0.01

56i

o.oos

-:|

0.0

12

"

!

0.0032

0.0032

0.0063

00

03

?

itL

48

8.0

0

79

.V

73

.20

0.0

0

50

OO

O.O

C

30

,50

0.0

0S

,15

0.0

0

42

,70

0.0

01

8.3

00

.00

3.5

55

,00

00

0

20

7.0

00

OC

8,2

95

,00

0.0

04

83

,00

0.0

0

73

20

.00

61

00

.00

L.

Jum

la*

Lam

a

(Rp

:(G

)=C

x(E

+F)

Fak

tor

Esk

alas

-.

Lo

kai

69

.49

79

.11

23

4.2

4

i60

.00

97

.60

14

4.5

7

26

9.0

1

23

2.4

1

37

,92

0.0

0

22

08

.00

46

.12

19

.52

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

5

Har

gaS

atua

nB

aru

(Hn)

Lo

kai

(Rp

)

Imp

ort

(RP-

){D

=E+(

HxE)

(J)=F

+(0.2

69xF

)

51

2.4

0

83

.07

76

,86

0.0

0

52

,50

0.0

03

2,0

25

.00

9,6

07

.50

44

,83

5.0

019

,215

.00

3,7

32

,75

0.0

02

17

,35

0.0

0

10

,45

1.7

00

.00

60

8,5

80

009

,22

3.2

0

7,6

86

00

\P

f"'i

vcU

wpr

odol

rs'i

ver

\<S\r

-A«>

^t?

kt*

Mkni

Mn

nn*^

*frW

l*V

?^tu

y^

t^^

kY

^¥^

Jum

lah

Bar

u

(Rp

;(K

)-C

x(K

j)

72

97

83

07

24

59

5

16

80

0

10

24

8

151.

80j

282

46!

244.

03j

45

.39

0.2

4

2,6

42

98

58

11

24

.60

49

,46

6.6

7<

49,46

6.00

j

Page 89: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …
Page 90: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …
Page 91: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …
Page 92: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …
Page 93: METODA PELAKSANAAN PEMANCANGAN TIANG MIRING Dl …