04 ripkorido pendahuluan - metoda kerja

Upload: cipta-riyana

Post on 07-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    1/73

    4.1 Umum

    Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan sangat diperlukan dalam

     pelaksanaan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu hasil analisis yang cermat, teliti dan

    optimal. Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan

    Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

    Pada Pendekatan dan Metodologi ini Konsultan akan menjelaskan mengenai tahapan-

    tahapan dalam suatu kegiatan perencanaan pengamanan pantai, meliputi kegiatan-

    kegiatan sebagai berikut :

    ahap Persiapan

    ahap !n"entarisasi #ata #an elaah A$al % Desk Study&

    ahap 'ur"ey Pendahuluan % Reconnaissance Survey&

    ahap 'ur"ey (apangan

    ahap Pengolahan #ata

    ahap Analisa Pengembangan)Pembangunan Pelabuhan

    ahap Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan

    4-1

    Bab 4Metodologi

    Pelaksanaan Pekerjaan

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    2/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    ahap Pelaporan dan #iskusi

    Pada bagian ini akan dibahas mengenai pemahaman mengenai metodologi pekerjaan

    dimana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja %KAK& diuraikan sebagai berikut :

    Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido merupakan suatu pekerjaan yang

     bersi*at kompleks dan terimtegrasi dengan berbagai bidang pekerjaan, disiplin ilmu dan

    tingkat keahlihan yang benar-benar terkuali*ikasi dikarenakan keterkaitannya dengan

     pedoman, standar dan aturan teknis yang diberlakukan dan terkait dengan keterpaduan

    intra dan antar moda transportasi dalam cakupan $ilayah yang akan dilayani. +leh

    karenanya di dalam perencanaan suatu pelabuhan diperlukan pendekatan dan

    metodologi dengan mempertimbangkan berbgai aspek, meliputi strategi pengembangan

    $ilayah, teknis, ekonomis, keselamatan pelayaran dan lingkungan agar in"estasi yang

    ditanamkan dapat berdaya guna %e*isien& dan berhasil guna %e*ekti*&. Pemahaman

    terhadap metodologi dalam Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido adalah

    sebagai berikut :

    & Penyusunan Rencana Kerja Rinci

    Rencana kerja rinci dapat disajikan dalam *ormat timeline dimana menguraikan

    semua tahapan dari a$al sampai akhir sehingga dapat terkontrol serta menelaah danmengkaji metode pendekatan yang akan dipakai dalam penggumpulan data

    lapangan maupun analisis data dari lapangan.

    & !n"entarisasi #ata #an elaah A$al

    Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi rencana tata ruang $ilayah, data

    sosial ekonomi, data jaringan transportasi serta studi terkait. erdasarkan data

    sekunder kemudian dilakukan telaah a$al untuk melihat gambara lokasi a$al.

    /& 'ur"ey Pendahuluan

    a& Pengamatan lapangan secara "isual dan dokumentasi keadaan lapangan melalui

    *oto-*oto.

     b& 0a$ancana kondisi lapangan dengan pejabat, penduduk, dan pengguna jasa

     pelabuhan.

    1& 'ur"ei (apangan

    4-2

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    3/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Melakukan sur"ey untuk melihat kondisi topogra*i, batimetri, hidro-osenogra*i dan

    lingkungan.

    2& Analisa Pengembangan Pelabuhan

    Analisa pengembangan pelabuhan meliputi kajian aspek teknis, aspek operasional,

    analisa potensi dan permintaan jasa angkutan laut, analisa kebutuhan *asilitas dan

    analisa ekonomi *inansial.

    3& Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido

    Penyusunan rencana induk menyangkut layout tata letak *asilitas, tahapan

     pengembangan)pembangunan pelabuhan, penyusunan kebutuhan dan tata guna

    lahan.

    4& Kegiatan Asistensi dengan tim pendamping %counter part&

    'etiap tahapan kerja %progres& yang dilalui dilakukan asistensi dengan tim

     pendamping dari pemberi kerja %counter part&. 5al ini dilakukan bagian dari kualitas

    dan kuantitas dari tahapan pekerjaan serta masukan atau saran dari tim pendamping

     bagi konsultan perencana.

    6& Kegiatan Presentasi dan diskusi dengan tim pendamping %7ounter Part&

    'etiap tahapan pelaporan hasil pekerjaan didiskusikan atau dipresentasikan dengan

    tim pendamping serta hasil dari kegiatan tersebut dituangkan dalam berita acara

     pembahasan.

    'ecara sistimatis pendekatan dan metode pelaksanaan pekerjaan 8P9;

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    4/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.1 Bagan alir pelaksanaan penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan Korido Provinsi Papua.

    4.1.1 Studi Literatur Awal

    Gambar 4.2 'ebagai langkah a$al dalam pelaksanaan pekerjaan ini,

    dilakukan studi literatur a$al yang mencakup re*erensi dan pedoman yang

     berkaitan dengan kegiatan pekerjaan antara lain meiputi:

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    5/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Rencana !nduk Pelabuhan asional ahun ?/?

    4.1.2 Penjabaran Detail Pokok Pekerjaan

    Gambar 4.3 #alam kegiatan ini konsultan akan melakukan kon*irmasi kepada

     pihak Pemberi ugas tentang isu-isu pokok pekerjaan ini, menyangkut: materi,

    tujuan, sasaran, lingkup kegiatan, serta *iloso*i dan kerangka kerja %*rame$ork&

    dari studi ini sehingga produk yang dihasilkan mencerminkan keinginan

    Pemberi ugas.

    Gambar 4.4 Penjabaran detail Pokok Pekerjaan harus sudah diselesaikan

    sebelum laporan pendahuluan dibuat. #engan demikian, laporan pendahuluan

    yang dibuat oleh konsultan akan menjadi acuan konsultan dan Pemberi ugasdalam pelaksanaan pekerjaan ini.

    4.1.3 Persiapan Personil dan Peralatan

    Gambar 4.5 ersamaan dengan kegiatan penjabaran detail pokok pekerjaan,

    konsultan akan melakukan persiapan personil dan peralatan. Persiapan personil

    dan peralatan dilakukan untuk kegiatan di kantor maupun kegiatan di lapangan

    yang meliputi: penugasan personil, pembuatan peta kerja, penyiapan peralatan

    sur"ey, penyiapan surat-surat ijin)surat keterangan, dan pemeriksaan alat-alatsur"ey.

    4.1.4 Penusunan !en"ana #erja $erin"i

    Gambar 4.% erdasarkan hasil studi literatur a$al dan penjabaran detail

     pokok pekerjaan, selanjutnya dalam kegiatan ini akan disusun metode dan

    rencana kerja secara lebih rinci yang akan dibahas bersama Pihak Pemberi

    ugas, untuk disepakati bersama, dan untuk selanjutnya metode dan rencana

    kerja tersebut akan digunakan sebagai acuan %gudelines& dalam pelaksanaan

    seluruh rangkaian kegiatan dalam pekerjaan ini.

    4.2 $a&ap 'n(entarisasi Data dan $elaa& Awal

    4.2.1 'n(entarisasi Data

    Gambar 4.) #alam kegiatan in"entarisasi data, metode dan rencana kerja

    yang telah disepakati sebelumnya, akan dijabarkan lebih lanjut, sehingga dapat

    diidenti*ikasi kebutuhan secara lengkap tentang seluruh data dan in*ormasi yang

    4-5

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    6/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    diperlukan dalam pekerjaan ini, mencakup nama, jenis, skala, lingkup, dan

     periode data. Ruang lingkup in"entarisasi data sekunder adalah:

    & Kebijakan Pemeriintah terkait Rencana ata una (ahan dan Prasarana Bisik 

    0ilayah, meliputi:

    atanan Kepelabuhan asional.

    Rencana ata Ruang 0ilayah %RR0& Pro"insi Papua dan Kabupaten

    Pangkajene Kepulauan.

    Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya.

    !n*ormasi mengenai daerah-daerah yang termasuk MP/9!, Ka$asan 9konomi

    Khusus %K9K&, Ka$asan Pengembangan 9konomi erpadu %KAP9& serta

    Ka$asan strategis pembangunan nasional lainnya sesuai rencana Pemerintah

    Pusat.

    !n*ormasi mengenai daerah khusus, daerah tertinggal, dan pulau terluar.

    !n*ormasi mengenai daerah ra$an bencana.

    & #ata 'osial 9konomi 0ilayah, meliputi:

    Kependudukan %jumlah, kepadatan, sebaran dan laju pertumbuhan&.

    Pertumbuhan 9konomi asional dan #aerah.

    Produk #omestik Regional ruto %P#R&.

    9kspor dan !mpor.

    Pro*il Potensi !n"estasi dan Pengembangan !ndustri di #aerah.

    Potensi Komoditas

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    7/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    #ata meteorologi dan klimatologi %suhu udara, kelembaban, arah angin dan

    kecepatan angin, curah hujan, gempa&.

    !n*ormasi mengenai daerah konser"asi.

    1& #okumen)hasil studi terkait, meliputi:

    5asil studi atau perencanaan pengembangan pelabuhan yang terkait.

    5asil studi atau rencana pihak-pihak s$asta)in"estor terhadap area tertentu di

    ka$asan pelabuhan.

    5asil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan rencana

     pembangunan pelabuhan.

    2& Kondisi eksisting *asilitas pelabuhan, meliputi:

    #ata Basilitas PelabuhanC

    (ayout 9ksisting PelabuhanC

    #ata kondisi Alur PelayaranC

    #ata 'arana antu a"igasi Pelayaran %'P&.

    3& #ata operasional pelabuhan, meliputi:

    Gambar 4.* Merupakan data historis mengenai kondisi)karakteristik jasa

    angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan

     pembangunan)pengembangan *asilitas pelabuhan, yang meliputi:

    Jumlah ship callC

    =olume pergerakan barang %bongkar, muat, ekspor, dan impor&C

    Jumlah pergerakan penumpangC

    Rute)jaringan pelayaranC

    ipe)jenis kapal yang beroperasi.

    Gambar 4.+ Adapun secara lengkap kebutuhan data, sumber data dan lokasi

     pengambilan data diuraikan pada berikut ini.

    Gambar 4.1,

    4-7

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    8/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    4.2.2 $elaa& Awal - Desk Study

    Gambar 4.11 erdasarkan hasil in"entarisasi data yang telah dilakukan,

    selanjutnya dilakukan kegiatan telah a$al %desk study& yang bertujuan untuk 

    memberikan gambaran a$al sebagai berikut:

    & ambaran umum mengenai lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    & ambaran a$al kondisi aspek teknis lokasi pengembangan)pembangunan

     pelabuhan yang menyangkut topogra*i lokasi, batimetri, kondisi kecepatan dan arah

    angin, kondisi alur pelayaran dan ka$asan perairan.

    Gambar 4.12 Kegiatan telaah a$al %desk study& dilakukan sebelum

     pelaksanaan kegiatan sur"ey pendahuluan dan akan dilengkapi setelah kegiatantersebut.

    Gambar 4.13

    4.3 $a&ap Sur(e Penda&uluan

    Gambar 4.14 Maksud dari sur"ey pendahuluan ini adalah untuk melakukan

     pengecekan dan identi*ikasi hasil telaah a$al guna mengetahui kondisi dan

     permasalahan yang ada di lokasi, meliputi:& Kunjungan lapangan untuk melakukan pengamatan "isual dan dokumentasi antara

    lain:

    a& Pengamatan aspek teknis lokasi %topogra*i, ketersediaan lahan, kondisi cuaca,

    arah dan kecepatan angin, dan lain-lain&.

     b& Pengamatan aspek operasional pelabuhan %kolam pelabuhan, alur pelayaran,

    kebutuhan peralatan 'P, dan lain-lain&.

    c& Pengamatan aspek kondisi lingkungan.

    & Melakukan diskusi)$a$ancara dengan pihak-pihak terkait antara lain:

    a& Pengelola pelabuhan untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait

     pengelolaan pelabuhan, berikut usulan)aspirasi dalam rangka meningkatkan

    kinerja angkutan laut.

    4-8

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    9/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     b& Perusahaan Pelayaran, ditujukan untuk mengetahui berbagai permasalahan

    terkait pengelolaan armada kapal, berikut usulan)aspirasi dalam rangka

    meningkatkan kinerja angkutan laut.

    4.4 $a&ap Sur(e Lapan/an

    Gambar 4.15 'etelah dilakukan telaah a$al dan sur"ey pendahuluan

    %reconnaisance sur"ey&, selanjutnya Konsultan harus melakukan 'ur"ey

    (apangan, yang terdiri dari beberapa kegiatan.

    4.4.1 Sur(e $opo/ra0i dan atimetri

    Gambar 4.1% 'ur"ei topogra*i dan bathimetri ini adalah memperoleh data

    lapangan sebagai gambaran bentuk permukaan tanah berupa situasi danketinggian)kedalaman serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area darat

    maupun area perairan laut di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    4.4.2 !uan/ Lin/kup

    Gambar 4.1) Ruang lingkup sur"ey topogra*i dan batimetri sebagai berikut:

    & Pemasangan bench mark %M& dan control point %7P&.

    & 'ur"ey topogra*i seluas D? ha pada $ilayah daratan lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    /& 'ur"ey batimetri seluas D/? ha pada $ilayah perairan lokasi

     pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    4.4.3 Peralatan Sur(e

    Gambar 4.1* Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan sur"ey

    topogra*i dan batimetri antara lain: heodolite otal 'tation opcon ' /2

    0aterpass opcon A1

    9chosounder P'Map 1?s

    P' handheld

    Rambu ukur 

    Pita ukur 

    4-9

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    10/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    5andy talky

    Perahu motor 

    Kamera

    4.4.4 Pemasan/an en"& ark - dan ontrol Point -P

    Gambar 4.1+ 'ebagai titik pengikatan dalam sur"ey topogra*i dan batimetri

     perlu dibuat bench mark %M& dibantu dengan control point %7P&. Kedua jenis

    titik ikat ini mempunyai *ungsi yang sama, yaitu untuk menyimpan data

    koordinat, baik koordinat %E,;& maupun ele"asi %F&. Mengingat *ungsinya

    tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada kondisi tanah

    yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan.

    Gambar 4.2, eberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan M

    di lapangan adalah:

    Patok M dipasang pada tempat yang aman dan stabil serta posisinya

    ditentukan melalui pengukuran dari titik-titik poligon atau dipasang pada titik-

    titik poligon serta mudah diketemukan.

    Pemasangan patok batas dilakukan dengan dasar petunjuk Pemberi ugas atau

     pihak yang ber$enang yang mengetahui secara pasti letak masing-masing titik 

     batas pengukuran.

    M dibuat dari cor beton dengan ukuran ? G ? cm dan tinggi ?? cm,

    dipasang 4? cm tertanam didalam tanah dilengkapi dengan rangka besi dan

    dipakai sebagai kerangka utama dalam pengukuran situasi.

    Patok beton pembantu %7ontrol Point)7P& dipasang sebagai patok pendamping

    untuk orientasi arah dan untuk memudahkan dalam uji petik %cross check& atau

    untuk arah orientasi aHimuth. 7P mempunyai ukuran dengan diameter ? G ?

    G ?? cm

    Penomoran M dicantumkan pada marmer % G & cm dengan cara

    cekungan, sedangkan untuk 7P dibuat dalam ukuran %6 G 6& cm.

    entuk *ormulir dan cara pengisian dibuat sesuai *ormat yang telah ditentukan.

    4-10

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    11/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    'ketsa lokasi dan keterangan letak M)7P, dibuat sejelas mungkin untuk 

    memudahkan dalam pencarian M)7P dikemudian hari.

    Boto M)7P dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah

    sekitarnya. Pemotretan diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor M)7P

    dan keterangan yang diperlukan tampak jelas.

    Boto, sketsa data koordinat %E,;&, data ele"asi %H& dan keterangan lokasi

    M)7P dicantumkan pula dalam *ormat standar tersebut.

    Gambar 4.21

    Gambar 4.22Bentuk dan ukuran Bench Mark (BM).

    Gambar 4.23

    4-11

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    12/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.24

    Gambar 4.25Bentuk dan ukuran Control Point (CP).

    4.4.5 Sur(e $opo/ra0i

    Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Poligon)

    Gambar 4.2% Maksud dari pengukuran polygon yaitu untuk menentukan posisi

     planimetris %E,;& dari titik-titik bench mark  %M& dan control point  %7P& guna

     pengikatan titik-titik selanjutnya maupun sebagai kerangka penggambaran

    daerah yang akan dipetakan. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran kerangka

    dasar utama Ikring polygon luar, dan kerangka dasar cabang Ikring polygon

    dalam yang merupakan kring-kring tertutup. Adapun metode pelaksanaan

     pengukuran mengacu pada 'tandar Pergukuran #irektorat Jenderal 'umber 

    #aya Air dan data yang diperoleh adalah sudut dan jarak.

    & Alat ukur yang digunakan adalah heodolit otal 'tation yang mempunyai

    ketelitian 2> dengan kemampuan memory minimal 2.??? titik.

    & asis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaring-jaring tertutup dan

    diikatkan ke titik tetap orde ? atau orde akosurtanal dan benchmark skala :

    2.???, kaki-kaki poligon harus melalui patok kayu dan benchmark dan sistem statip

    tetap %*iGed tripod& seperti yang diuraikan di ba$ah ini dipakai untuk mendapatkan

    ketelitian yang diisyaratkan.

    4-12

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    13/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    /& Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai aHimut a$al dan

    aHimut akhir, titik-titik tetap yang digunakan harus saling berhubungan dengan titik 

    tetap yang lainnya.

    1& %satu detik& dan dilengkapi dengan

    komponen yang diperlukan.

    6&

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    14/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    'emua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan antara keempat

    harga sudut yang diperoleh %B(, BR& melebihi 2>, maka harus dilakukan

     pengukuran ulang.

    oleransi untuk kesalahan penutup sudut terhadap aHimut harus ?>Ln dimana

    n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih berada dalam toleransi

    maka sudut itu akan disesuaikan dengan aHimut matahari dan jika toleransi

    tersebut dilampaui, maka aHimut dan)atau sudut-sudut tersebut harus diulang.

    Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari : ?.???

    dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek untuk menjamin

     bah$a kesalahan penutup pada jaring-jaring atau bagian tidak lebih dari m.

    5asil rata-rata dari keempat ujung garis tersebut harus mempunyai persamaan

    lebih dari D %? mm ? ppm dari jarak& kalau tidak maka pengamatan ulang

     perlu dilakukan.

    Gambar 4.2)

    Gambar 4.28Pengukuran sudut horiontal antar dua patok.

    Pengamatan Azimut ata!ari

    Gambar 4.2+ Arah)aHimut a$al ditentukan melalui pengamatan matahari

    dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan akumulati* pada sudut-sudut

    terukur dalam jaringan poligon, untuk menentukan aHimut)arah titik-titik 

    kontrol)poligon yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya, dan untuk 

     penentuan sumbu E dan ; untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan

    4-14

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    15/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     pengukuran yang bersi*at lokal)koordinat lokal. Pengukuran aHimut matahari

    dilakukan pada jalur poligon utama terhadap patok terdekat dengan titik 

     pengamatan pada salah satu patok yang lain.

    & .

    & Pengamatan dilakukan sebagai berikut:

    idik kiri %target&.

    idik kiri %matahari&.

    idik kanan %matahari&.

    idik kanan %target&

    Gambar 4.3, 'eri ini merupakan satu kali pengamatan.

    /& Pembacaan sudut horisontal pada pengamatan aHimut matahari harus diberikan

    koreksi akibat tidak mendatarnya kedudukan alat, koreksi ini sangat penting dan

    dapat dihitung dari hasil bacaan kedudukan gelembung ni"o tabung tersebut atau

    apabila alat theodolit dilengkapi dengan kompensator otomatis, dari pembacaan

    lingkaran "ertikal pada sudut kanan pada masing-masing sisi garis bidik.

    1& Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi matahari lebih besar dari ? ? karena

    apabila dilakukan pengamatan pada $aktu tinggi matahari diba$ah ? ?  re*raksi

    %pembiasan& menjadi terlalu besar dan tidak menentu, jika mungkin usahakan

    ketinggian matahari di ba$ah 1??.

    2& Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk keperluan koreksi

    re*raksi.

    3& Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam tangan yang

    ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda $aktu resmi berbunyi, prisma

    Reolo**, tabel deklimasi matahari dan tabel re*raksi.

    4& Jika untuk pengukuran aHimut digunakan metode sudut $aktu maka bisa dilakukan

     pengamatan pada saat tinggi matahari di ba$ah ?N, tetapi $aktu pengamatan harus

     jauh lebih teliti.

    4-15

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    16/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.31

    Gambar 4.32

    Gambar 4.""Penga!atan ai!uth astrono!is.

    Pengukuran Kerangka Dasar #ertikal ($i%at Datar)

    Gambar 4.34 Kerangka dasar "ertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran

    sipat datar pada titik-titik jalur polygon. Jalur Pengukuran beda tinggi dilakukan

    double stand dan pergi-pulang. 'eluruh ketinggian di tra"erse net %titik-titik 

    kerangka pengukuran& telah diikatkan terhadap M.

    Gambar 4.35 5asil pengukuran lapangan terhadap kerangka dasar "ertikal

    diolah dengan menggunakan spreadsheet sebagaimana kerangka horisontalnya.

    #ari hasil pengolahan tersebut didapatkan data ketinggian relati* pada titik-titik 

     patok terhadap enchmark acuan. Ketinggian relati* tersebut pada proses

    selanjutnya akan dikoreksi dengan pengikatan terhadap ele"asi muka air laut

     paling surut %((0(& yang dihitung sebagai titik ketinggian nol %?.??&.

    4-16

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    17/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    & Pengukuran sipat datar digunakan dengan alat ukur le"el automatic atau le"el

    automatic digital.

    & 'emua patok kayu dan benchmark sudah terpasang sebelum dilakukan pengukuran

    sipat datar, pemindahan ele"asi ke benchmark yang dibuat sesudah selesainya

     penyipatan datar tidak akan diterima.

    /& Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan rambu yang terbuat dari

    metal, untuk jaring sipat datar utama digunakan alat sipat datar digital atau non

    digital.

    1& 'etiap alat harus dicek kolimasinya %kesalahan garis bidik& setiap hari dengan

    menggunakan patok-uji %peg test&, mid-base atau cara-cara sejenis sampai dengan

     jarak ?? m, dalam metode mid-base dicari perbedaan tinggi antara dua titik, di

    mana hasil ukuran disaat alat ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan

    hasil ukuran disaat alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus

    dilakukan apabila kesalahan kolimasinya labih dari ?,?2 mm)m. i"o kotak dan

    kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara teratur. Pelaksana pekerjaan

    harus membuat catatan lengkap mengenai seluruh hasil pengecekan dan

     penyesuaian yang telah dilakukan.

    2& Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap pengukuran %kecuali

     pada benchmark atau benchmark sementara&. Juru ukur harus menginstruksikan

    kepada pemegang rambu, agar rambu ukur selalu tepat "ertikal dengan

    menggunakan sta**le"el atau carpenters le"el %penempatannya harus juga dicek&.

    3& Metode stan ganda %double-stand& pada pengukuran si*at datar tidak boleh

    digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 2? m. idikan ke belakang

    kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk menghindari kesalahan kolimasi.idak dibenarkan melakukan pembidikan silang %intermediate sight&.

    4& Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi ? cm dari batas ba$ah rambu

    dan juga ? cm dari batas bagian atas rambu.

    6&

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    18/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    @& Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan rendahnya hasil ukuran

     pada setiap *ormulir yang sudah ditentukan, bacaan belakang, bacaan muka, beda

    tinggi Oh % dan -& harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan

    muka harus sama dengan hasil beda tinggi %Oh&, hanya merupakan pengecekanaritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak terlihat karena data yang tidak 

     benar.

    ?& Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian pengukuran

    sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus ditandatangani oleh juru ukur 

    yang bersangkutan.

    & Ketelitian sipat datar sebagai berikut: jalur utama yang pada umumnya merupakan

     jaring tertutup yang terikat dengan titik re*erensi harus diukur dua kali yaitu pergi

    dan pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi harus kurang

    dari ?Lk mm, dimana k adalah jarak dalam km antar benchmark tersebut.

    Gambar 4.3%

    Gambar 4.3)

    Gambar 4."8Pengukuran sipat datar.

    Pengukuran $ituasi &in'i

    Gambar 4.3+ #imaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail lokasi

     pengukuran. 'yarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran situasi, yaitu:

    & Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara achymetri.

    & Ketelitian alat yang dipakai adalah ?>.

    /& Poligon tambahan jika diperlukan dapat diukur dengan metode Raai dan =orstraal.

    1& Ketelitian poligon raai untuk sudut ?> √n, dimana n banyaknya titik sudut.

    2& Ketelitian linier poligoon raai yaitu : ???.

    4-18

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    19/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    3& Kerapatan titik detail harus dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk topogra*i dan

     bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.

    4& 'ketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan

     penggambaran dan memenuhi mutu yang baik dari peta.

    6& 'udut poligon raai dibaca satu seri.

    @& Ketelitian tinggi poligon raai ? cm √# %# dalam km&.

    Gambar 4.4, #engan cara tachymetri ini diperoleh data-data sebagai berikut:

    & AHimuth magnetis.

    & Pembacaan benang dia*ragma %atas, tengah, ba$ah&.

    /& 'udut Henith atau sudut miring.

    1& inggi alat ukur.

    Gambar 4.41 erdasarkan besaran-besaran tersebut diatas selanjutnya melalui

     proses hitungan, diperoleh Jarak datar dan beda tinggi antara dua titik yang telah

    diketahui koordinatnya %E, ;, F&.

    4.4.% Sur(e atimetri

    Gambar 4.42 'ur"ei atimetri atau seringkali disebut dengan pemeruman

    %sounding& dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kedalaman dasar laut. 7ara

    yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan menentukan posisi-posisi

    kedalaman laut pada jalur tegak lurus pantai ke arah laut dan jalur sejajar pantai

    untuk cross check. Penentuan posisi-posisi kedalaman dilakukan menggunakan

    P' 9chosounder.

    Gambar 4.43 'ebelum pemeruman dilakukan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan jalur sounding. Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang

    melakukan sounding dari titik a$al sampai ke titik akhir dari ka$asan sur"ei.

    itik a$al dan akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian di-input ke

    dalam alat pengukur yang dilengkapi dengan *asilitas P', untuk dijadikan

    acuan lintasan perahu sepanjang jalur sounding. 7ontoh jalur sounding pada

    ka$asan pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    4-19

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    20/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.44

    Gambar 4.45Pergerakan perahu dala! !enyusuri jalur sounding.

    4.4.) Sur(e idrooseano/ra0i

    Gambar 4.4% 'ur"ei hidro-oseanogra*i dilakukan untuk mendapatkan

    gambaran mengenai kondisi perairan setempat yaitu kondisi pasang surut,

    kecepatan arus, sampel sedimen dan air.

    &uang ingku%

    Gambar 4.4) Ruang lingkup sur"ey hidro-oseanogra*i sebagai berikut:

    & Pengamatan pasang surut 2 hari G 1 jam.

    & Pengukuran kecepatan arus pada minimal titik Q2 jam %inter"al $aktu /?

    menit&.

    /& Pengambilan sampel sedimen.

    Peralatan $ure*

    Gambar 4.4* Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan sur"ey hidro-

    oseanogra*i antara lain:

    Peilschaal %rambu ukur&.

    7urrentmeter 

    rabber 'ampel

    4-20

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    21/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    P' 5andheld

    abung sampel sedimen

    5andy talky

    Perahu motor 

    Kamera

    Pengamatan Pasang $urut

    Gambar 4.4+ Pengamatan pasang surut dilakukan dengan menggunakan

     peilschaal %rambu ukur& yang dipasang pada tempat yang tenang dan tidak 

    terganggu gelombang secara signi*ikan. Pencatatan dilakukan satu jam sekalisecara terus-menerus minimal selama 2 hari G 1 jam mencakup periode

     pasang tertinggi dan surut terendah masa pengamatan. 5asil dari kegiatan ini

     berupa data pengamatan pasang surut untuk melakukan analisa pasang surut

    yang mencakup konstanta pasut, pola pasut, ele"asi M'(, (0(, 50(, ((0(,

    dan lain-lain.

    Gambar 4.5, 5asil pengamatan pasang surut pada peilschaal dicatat pada

    *ormulir pencatatan ele"asi air pasang surut yang telah disediakan. Pengamatandiikatkan %le"elling& ke patok pengukuran topogra*i terdekat pada salah satu

     patok seperti gambar di ba$ah.

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    22/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.5%

    Gambar 4.5+Pengikatan (levelling) peilschaal penga!atan pasang

    surut.

    Pengukuran Ke'e%atan Arus

    Gambar 4.5* ujuan pengukuran arus adalah untuk mendapatkan besaran

    kecepatan dan arah arus yang akan berguna dalam penentuan si*at dinamika

     perairan lokal. Metoda pelaksanaan pengukuran ini dijelaskan sebagai berikut:

    ". Pengukuran arus dilakukan pada beberapa lokasi di!ana arus

    !e!punyai pengaruh penting. Pene!patan titik penga!atan

    ini disesuaikan dengan kondisi oseanogra# lokal dan ditentukan

    dari hasil studi penga!atan$ survei pendahuluan

    (reconnaissance survey).%. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran distribusi

    kecepatan& dala! hal ini pengukuran dilakukan di beberapa

    kedala!an dala! satu pena!pang. Berdasarkan teori yang

    ada& kecepatan arus rata'rata pada suatu pena!pang yangbesar adalah

    Gambar 4.5+ = ?.2 G % =?.d G =?.3d  =?.6d&

    Gambar 4.%, #imana:

    Gambar 4.%1 d kedalaman lokasi pengamatan arus.

    . Penga!atan kecepatan arus beserta arahnya dilakukan pada

    kedala!an *.%d& *.+d& *.,d seperti yang dita!pilkan pada

    ga!bar di ba-ah.

    4-22

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    23/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    . Pengukuran arus biasanya dilakukan pada % kondisi& yaitu pada

    saat pasang tertinggi (spring tide) dan surut terendah (neap

    tide). /a!a pengukuran !asing'!asing sela!a %0 ja! dengan

    interval -aktu * !enit& yaitu dari saat surut sa!pai dengan

    saat surut berikutnya atau pada saat pasang ke saat pasang

    berikutnya atau disebut " siklus pasang surut. 1i sa!ping

    !engetahui besar arus& arah arus juga dia!ati.

    Gambar 4.%2

    Gambar 4.,"Pengukuran arus pada tiga kedala!an laut.

    Gambar 4.%4 5asil dari kegiatan ini berupa data arus mencakup kecepatan dan

    arah arus maksimum, kecepatan dan arah arus rata-rata, estimasi pola arus

    daerah nearshore, pola arus daerah litoral dan pola sedimen transport.

    Pengambilan $am%el $e-imen

    Gambar 4.%5 7ontoh sedimen yang di ambil adalah sedimen dasar %bed load&

    dan sedimen layang %suspended load&. Pengambilan contoh sedimen dasar dan

    sedimen suspensi diperlukan untuk mengetahui diameter butiran dan kecepatan

    endap butiran sedimen yang mengendap di sepanjang pantai. (okasi

     pengambilan contoh sedimen diusahakan sama dengan lokasi pengukuran

    kecepatan arus di lokasi. 7ontoh sedimen dimasukkan kedalam $adah)botol-

     botol plastik yang terlindung dari pengaruh luar yang telah disediakan dan akan

    diperiksa di laboratorium.

    4-23

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    24/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    4.4.* Sur(e Permintaan 6asa An/kutan Laut

    Gambar 4.%% 'ur"ei permintaan jasa angkutan laut bertujuan untuk mengetahui

    asal dan tujuan barang dan penumpang serta aspirasi penumpang, pihak 

     pengelola pelabuhan, pihak pengelola barang dan nahkoda kapal dalam rangka

     peningkatan kinerja pelayanan angkutan laut.

    &uang ingku%

    Gambar 4.%) Ruang lingkup sur"ey permintaan jasa angkutan laut sebagai

     berikut:

    & 'ur"ey $a$ancara %penumpang, pengelola barang, pengelola pelabuhan dan

    nahkoda kapal&

    & Pengumpulan data permintaan jasa angkutan pelabuhan eksisting

    Peralatan $ure*

    Borm sur"ey $a$ancara

    Kamera

    5.4.8.1 $ure* a/an'ara

    $ure* a/an'ara Penum%ang

    Gambar 4.%* 0a$ancara penumpang dilakukan untuk mengetahui asal dan

    tujuan perjalanan penumpang, *rekuensi perjalanan, jenis)moda angkutan yang

    digunakan sebelum %dari lokasi asal perjalanan& dan sesudah menggunakan

    kapal laut yang disur"ei %untuk menuju lokasi tujuan perjalanan&, maksud

     perjalanan, biaya perjalanan, $aktu tempuh perjalanan, persepsi penumpang

    terhadap pelayanan angkutan laut, berikut aspirasi)usulan dalam rangka

    meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut. 'ur"ei ini dilakukan terhadap

    sejumlah sampel penumpang yang diambil secara acak %random&.

    Gambar 4.%+

    $ure* a/an'ara Pengelola Barang

    Gambar 4.), 0a$ancara pengelola barang mengetahui asal dan tujuan

     perjalanan barang, pelabuhan asal dan tujuan, jenis komiditi, jenis kemasan,

    4-24

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    25/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     persepsi pengelola barang terhadap layanan angkutan laut, berikut

    aspirasi)usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.

    $ure* a/an'ara Pengelola Pelabu!an

    Gambar 4.)1 'ur"ei $a$ancara pengelola pelabuhan dilakukan untuk 

    mengetahui berbagai permasalahan dalam pengelolaan pelabuhan, berikut

    aspirasi) usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.

    $ure* a/an'ara 0ak!o-a Ka%al

    Gambar 4.)2 'ur"ei $a$ancara nakhoda kapal dilakukan untuk mengetahui

     berbagai permasalahan dalam operasi kapal di pelabuhan, berikut aspirasi)

    usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.

    Pengum%ulan Data Permintaan asa Angkutan Pelabu!an ksisting

    Gambar 4.)3 #ata permintaan jasa angkutan pelabuhan eksisting, meliputi:

    #ata pergerakan serta jenis kapal yang ada.

    #ata penumpang %jumlah, asal, tujuan&

    #ata bongkar muat barang %jenis, jumlah asal, tujuan&. #ata *asilitas sarana dan prasarana yang ada serta $aktu pelayanannya.

    #ata tari* jasa angkutan dan penyimpanan barang.

    #ata-data kepelabuhan lainnya.

    4.4.+ 'denti0ikasi #ondisi Lin/kun/an

    &uang ingku%

    Gambar 4.)4 Ruang lingkup identi*ikasi kondisi lingkungan sebagai berikut:

    & Pengambilan sampel air.

    & !denti*ikasi keadaan biota

    Peralatan $ure*

    abung sampel air 

    Borm pencatatan keadaan biota darat dan biota perairan

    4-25

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    26/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Pengambilan $am%el Air

    Gambar 4.)5 Pengambilan sampel air di lokasi yang sama dengan pengukuran

    kecepatan arus di lokasi. 7ontoh diambil pada saat spring tide dan neap tide,

    masing-masing pada saat air tinggi dan air rendah. 7ontoh air dimasukkankedalam $adah)botol-botol plastik yang terlindung dari pengaruh luar yang telah

    disediakan dan akan diperiksa di laboratorium untuk mendapatkan kadar kualitas

    air.

    3-entikasi Kea-aan Biota

    Gambar 4.)% Melakukan identi*ikasi keadaan biota yang meliputi:

    !denti*ikasi *lora di ka$asan pelabuhan !denti*ikasi *auna di ka$asan pelabuhan

    Gambar 4.))

    4.5 $a&ap Pen/ola&an Data

    4.5.1 Pen/ola&an Dan Pen//ambaran $opo/ra0i dan atimetri

    Gambar 4.)* Pengolahan dan penggambaran topogra*i dimaksudkan untuk 

    memperoleh suatu peta lengkap yang dapat memberikan gambaran bentuk 

     permukaan tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang

    ada baik untuk area darat maupun area perairan laut.

    &uang ingku%

    Gambar 4.)+ Ruang lingkup pengolahan dan penggambaran peta topogra*i dan

     batimetri sebagai berikut:

    & Pengolahan data topogra*i

    & Pengolahan data batimetri

    /& Penggambaran peta topogra*i dan batimetri

    Pengola!an Data o%ogra

    Hitungan Kerangka Horizontal

    Gambar 4.*, #alam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam halini kerangka dasar horiHontal)posisi horiHontal %E,;& digunakan metoda poligon.

    4-26

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    27/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    #alam perhitungan poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu

     jarak dan sudut jurusan yang akan diuraikan berikut ini:

    Koreksi er!a-a% Ke-alaman

    Gambar 4.*1 #ata yang tercatat pada alat P'Map adalah jarak antara

    tranducer alat ke dasar perairan. randucer tersebut diletakkan di bagian

     belakang kapal, di ba$ah permukaan air yang terpengaruh oleh pasang surut.

    +leh sebab itu diperlukan suatu koreksi kedalaman terhadap jarak tranducer ke

     permukaan air dan koreksi kedalaman terhadap pasang surut.

    Gambar 4.*2

    Gambar 4.8"2ketsa de#nisi besaran yang terlibat dala! koreksi

    kedala!an.

    Gambar 4.*4 #ari de*inisi-de*inisi di atas maka ele"asi dasar dihitung dari nol

     papan duga adalah %9#&:

    Gambar 4.*5   EMA A Z  ED   −+=

    4-27

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    28/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.*% #imana:

    Gambar 4.*) 9MA ele"asi muka air diukur dari nol papan duga.

    Gambar 4.** F kedalaman air hasil sounding %jarak dasar perairan

    ke tranducer&

    Gambar 4.*+ A jarak tranducer ke muka air  

    Pengikatan er!a-a% leasi &e6erensi

    Gambar 4.+, 5asil dari koreksi pertama %koreksi terhadap jarak transducer ke

    muka air dan terhadap pasang surut& menghasilkan ele"asi dasar perairan

    terhadap nol papan duga. 9le"asi ini kemudian diikatkan kepada ele"asi ((0(

    yang dihitung pada pengolahan data pasang surut.

    Gambar 4.+1 Pengikatan terhadap ((0( dapat dicari dengan menggunakan

     persamaan berikut ini:

    Gambar 4.+2  ELWS  ED ED

     LWS   −=

    Gambar 4.+3 #imana:

    Gambar 4.+4 9#(0' ele"asi dasar perairan relati* terhadap ((0(

    Gambar 4.+5 9# ele"asi dasar perairan relati* terhadap nol papan

    duga

    Gambar 4.+% 9(0' ele"asi (0' relati* terhadap nol papan duga

    Gambar 4.+) #engan demikian ((0( berada pada ele"asi ?.?? m.

    Penggambaran Peta o%ogra -an Batimetri

    Gambar 4.+* Penggambaran peta merupakan akhir dari suatu pekerjaan pemetaan topogra*i dan batimetri yang juga merupakan in*ormasi dari hasil data

     pengukuran keadaan lapangan sebenarnya. #ari peta ini diharapkan dapat

    memberikan in*ormasi untuk menunjang pekerjaan.

    & 'ecara umum peta situasi lokasi skala : ??? dengan kontur ,? meter, indeks

    kontur harus ada pada inter"al 2 m.

    4-28

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    29/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    & 'emua garis kontur digambar dengan menggunakan ukuran ?, mm kecuali untuk 

    indeks kontur digunakan ukuran ?,/ mm, harga-harga garis kontur dituliskan hanya

     pada indeks kontur setiap lima garis kontur.

    /& aris silang %grid& panjang ? G ? mm, dan pada sisi peta garis silangnya

    sepanjang 2 mm dan koordinat-koordinat garis silang ditulis di dalam atau di luar 

     batas lembar peta bergantung dari keinginan pemilik pekerjaan, koordinat-koordinat

    tersebut ditulis dengan selang 2? m sepanjang keempat sisi dari peta, angka harus

    ditulis dengan tinggi tulisan ,2 mm.

    1& Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang sejenis, peta-peta

    dilengkapi dengan keterangan %legenda& situasi menurut standar yang berlaku

     berkenaan dengan ukuran garis, arsiran dan symbol yang diserahkan kepada pihak 

     pemilik pekerjaan.

    4.5.2 Pen/ola&an Data idrooseano/ra0i

    Gambar 4.++ Pengolahan data hidro-oseanogra*i dimaksudkan untuk 

    memperoleh gambaran kondisi hidro-oseanograi perairan di sekitar lokasi

    rencana pengembangan)pembangunan.

    &uang ingku%

    Gambar 4.1,, Ruang lingkup pengolahan data hidro-oseanogra*i sebagai

     berikut:

    Pengolahan #ata Angin

    Peramalan elombang

    Pengolahan #ata Pengamatan Pasang 'urut

    Pengolahan #ata Pengukuran Kecepatan Arus

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    30/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Meteorologi setempat. #ata angin diklasi*ikasikan berdasarkan kecepatan dan

    arah yang kemudian dihitung besarnya persentase kejadiannya. Arah angin

    dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru arah mata angin %

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    31/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     bangunan laut. elombang laut yang akan diramal adalah gelombang laut dalam

    yang dibangkitkan oleh angin di laut dalam suatu perairan, kemudian merambat

    ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya perairan dekat pantai.

    5asil peramalan gelombang berupa tinggi dan perioda gelombang signi*ikanuntuk tiap arah angin utama.

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    32/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    & Pertama ditarik garis-garis *etch setiap selang sudut 2?.

    & iap penjuru angin %arah utama& mempunyai daerah pengaruh selebar .2?  ke

    sebelah kiri dan kanannya.

    /& Panjang garis *etch dihitung dari $ilayah kajian sampai ke daratan di ujung lainnya.

    Jika hingga ?? km ke arah yang diukur tidak terdapat daratan yang membatasi

    maka panjang *etch untuk arah tersebut ditentukan sebesar ?? km.

    1& Masing-masing garis *etch dalam daerah pengaruh suatu penjuru angin %arah utama&

    diproyeksikan ke arah penjuru tersebut.

    2& Panjang garis *etch diperoleh dengan membagi jumlah panjang proyeksi garis-garis

    *etch dengan jumlah cosinus sudutnya.

    Gambar 4.11)

    Gambar 4.118 Contoh 3etch (daerah pe!bentukan gelo!bang).

    Gambar 4.11+

    Gelombang $ignikan

    Gambar 4.12, Pada peramalan gelombang perlu ditentukan kondisi

     pembentukan gelombang yang terjadi di lokasi. #iagram alir proses peramalan

    gelombang berdasarkan data angin seperti gambar berikut.

    4-32

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    33/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.121

    Gambar 4.122 1iagra! alir proses pera!alan gelo!bang

    berdasarkan data angin.

    ".  4erbatas 5aktuPada pe!bentukan gelo!bang terbatas -aktu& -aktu angin

    bertiup kurang la!a. Kondisi gelo!bang yang terbentuk adalah

    3ungsi dari kecepatan angin dan durasi. Penghitungan

    para!eter gelo!bang untuk jenis ini dapat !enggunakan

    bantuan gra#k.%.  4erbatas 6etch

    Pada pe!bentukan gelo!bang terbatas 3etch& angin bertiup

    cukup la!a dan kondisi gelo!bang yang terbentuk adalah3ungsi dari kecepatan dan panjang 3etch. Penghitungan

    4-33

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    34/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    para!eter gelo!bang terbatas 3etch ini dapat !enggunakan

    persa!aan berikut ini

      

      

     =?,1-

    --

    '

    "

    gB?,?-2tanh?,-6/

    "

    g5

      

      

     =

    ?,-2

    -

    '

    "

    gB?,?44tanh,-

    T"-

    g

    1i!ana72 8 tinggi gelo!bang signi#kan (!) 42 8 periode gelo!bang signi#kan (!)v 8 kecepatan angin (!$det)

    . Pe!bentukan 2e!purna9elo!bang ini terbentuk bila angin bertiup cukup la!a dan

    dengan kecepatan yang cukup besar. Persa!aan'persa!aan

    yang digunakan untuk kondisi pe!bentukan gelo!bang

    se!purna adalah

    ?,-6/"

    g5-

    '=

    ,-T"-

    g'=

    1i!ana72 8 tinggi gelo!bang signi#kan (!) 42 8 periode gelo!bang signi#kan (!)

    v 8 kecepatan angin (!$det)Gambar 4.123

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    35/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    1i!anav 8 kecepatan angin 8 ;<g 8 percepatan gravitasi6 8 panjang 3etch e3ekti3  

    0. Periksa harga dari t!in. =ika : > t!in  gelo!bang terbatas 3etch =ika : ? t!in  gelo!bang terbatas -aktu

    +. 7itung tinggi dan periode gelo!bang signi#kan berdasarkan

    kondisi yang ada.

    Gelombang &en'ana

    Gambar 4.124 Penentuan tinggi gelombang rencana dilakukan dengan cara

    sebagai berikut:

    & #ari hasil peramalan gelombang gelombang signi*ikan, diambil tinggi gelombang

    signi*ikan yang terbesar dengan periodanya untuk tiap arah.

    & #ari tabel tersebut untuk tiap tahun diambil gelombang signi*ikan terbesar dengan

    tidak memperhatikan arah datang gelombang.

    /& #ilakukan analisis harga ekstrim dengan analisis *rekuensi berdasarkan data

    gelombang signi*ikan terbesar tahunan yang telah tersusun dari langkah

    sebelumnya.

    1& Analisis *rekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri dari

     beberapa distribusi yaitu (og ormal, (og Pearson !!!, Pearson !!! dan umbell.

    Analisis *rekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap

    tahun atau dengan perkataan lain tahun berulangnya tahun. Kejadian pada suatu

    kurun $aktu tertentu tidak berarti akan terjadi sekali setiap ? tahun akan tetapi

    terdapat suatu kemungkinan dalam ??? tahun akan terjadi ?? kali kejadian ?

    tahunan.

    2& Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk memberikan

    nilai tinggi gelombang rencana.

    Distribusi Gelombang

    Gambar 4.125 inggi dan perioda gelombang yang diperoleh dari hasil

     peramalan gelombang dengan menggunakan data angin yang ada kemudian

    dikelompokkan menurut bulan kejadian. (angkah selanjutnya dicari persentasekejadian tinggi dan periode gelombang setiap bulannya menurut besar dan

    4-35

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    36/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    arahnya yang disajikan dalam bentuk $a"erose untuk mengetahui perilaku

    gelombang yang timbul menurut bulan kejadiannya.

    Gambar 4.12%

    Gambar 4.12+ Contoh -averose hasil pera!alan gelo!bang.

    Pengola!an Data Pengamatan Pasang $urut

    Gambar 4.12* Pengolahan data pengamatan pasang surut dilakukan untuk 

    mengetahui tipe pasang surut dan menentukan ele"asi muka air rencana di lokasi

     pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    4-36

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    37/73

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    38/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.133

    Gambar 4.134

    Gambar 4.135

    Gambar 4.13%

    Penentuan i%e Pasang $urut

    Gambar 4.13) #engan didapatkannya nilai amplitudo dari komponen pasang

    surut, dapat ditentukan tipe pasang surut yang terjadi pada lokasi, yaitu denganmelakukan perhitungan BormHall %B& dengan persamaan sebagai berikut:

    Gambar 4.13* B -A'-AMAK A+

    +

    +

    Gambar 4.13+ #imana:

    Gambar 4.14, A+ amplitudo komponen +

    Gambar 4.141 AK amplitudo komponen K

    Gambar 4.142 AM amplitudo komponen M

    Gambar 4.143 A' amplitudo komponen '

    Gambar 4.144 ipe pasang surut berdasarkan angka *ormHall dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    $able 4.2 ipe Pasang surut berdasarkan angka *ormHall.

    4-38

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    39/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.145

    Gambar 4.14%

    eng!itung leasi uka Air &en'ana

    Gambar 4.14) #engan menggunakan komponen pasang surut yang telah

    dihasilkan dapat ditentukan beberapa ele"asi muka air penting. #ari beberapa

    ele"asi muka air tersebut, dipilih salah satu muka air yang akan digunakan

    sebagai acuan dalam perencanaan yang disebut ele"asi muka air rencana.

    Gambar 4.14*

    Gambar 4.14+

    $able 4.3 9le"asi muka air penting.

    4-39

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    40/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.15,

    Pengola!an Data Pengukuran Arus

    Gambar 4.151 Pengolahan data arus dilakukan untuk mengetahui besar arus

    rata-rata di lokasi titik sur"ei. #ata hasil pengukuran arus adalah berupa

    kecepatan dan arah gerak arus. #ata ini akan digunakan sebagai data kalibrasi

    model matematik %simulasi& yang akan dilakukan.

    4-40

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    41/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.152

    Gambar 4.15" Contoh gra#k kecepatan dan arah hasil pengukuran

    arus.

    Gambar 4.154

    :;i aboratorium $am%el $e-imen

    Gambar 4.155 'ampel sedimen yang diambil di lokasi akan dianalisa dengan uji

    laboratorium. Jenis sedimen yang diambil adalah sedimen dasar %bed load& dan

    sedimen layang %suspended load&. #ari hasil uji laboratorium tersebut akan

    dihasilkan gradasi butiran sedimen. #ata ini selanjutnya digunakan sebagai datamasukan dan kalibrasi dalam simulasi transpor sedimen.

    4.5.3 Pen/ola&an Data 'denti0ikasi #ondisi Lin/kun/an

    &uang ingku%

    &

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    42/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    :;i aboratorium $am%el Air

    Gambar 4.15%

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    43/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    gilirannya akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan

     pelayanan transportasi.

    Gambar 4.1%1 #alam konteks transportasi laut di Pro"insi Pro"insi Papua, maka

     pemahaman terhadap arahan penggunaan ruang yang dituangkan dalam RR0P

    dan RR0K menjadi sangat penting. Korelasi antara transportasi dan perubahan

    atau perkembangan $ilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan

    tata ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan sangat

    menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan $ilayah studi ini akan

     berkembang di masa datang.

    Gambar 4.1%2

    Gambar 4.1," Konsepsi hubungan penge!bangan -ilayah dan

    kebutuhan transportasi.

    in;auan &en'ana rans%ortasi ila*a!

    Gambar 4.1%4 #alam kegiatan ini akan ditinjau berbagai rencana dan program

     pengembangan sistem transportasi yang ada Kabupaten Pangkajene Kepulauan

    dan sekitanya, berdasarkan: hasil kajian dari studi terdahulu, Rencana ata

    Ruang yang ada, R9'RA, RPJM, da*tar program) proyek yang sudahde*initi*, maupun yang si*atnya masih berupa usulan dari Pemda.

    4-43

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    44/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.1%5 erbagai rencana dan program ini akan menjadi dasar 

     pertimbangan dalam memperkirakan skenario perkembangan sistem jaringan

    transportasi di masa mendatang di $ilayah Kabupaten Pangkajene Kepulauan,

    yang pada gilirannya akan digunakan sebagai masukan dalam analisis pemodelan jaringan %net$ork& transportasi di masa mendatang.

    Gambar 4.1%% Perencanaan transportasi sangat dipengaruhi oleh perencanaan

    tata ruang di suatu Hona $ilayah yang menjadi *okus studi. !de atau

     perencanaan, pengembangan, dan pembangunan prasarana transportasi

    merupakan implikasi dari proses pemenuhan kebutuhan manusia atau

     peningkatan nilai ekonomis dari suatu barang. +leh karena itu perencanaan

    transportasi sangat berkaitan dengan perencanaan atau sistem ekonomi darisuatu $ilayah.

    Gambar 4.1%) 'eperti diketahui perencanaan transportasi merupakan upaya

    untuk memutus hambatan ruang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Ruang

    atau jarak dan $aktu merupakan permasalahan dari manusia atau barang dalam

    memenuhi kebutuhannya. Manusia atau barang harus bergerak dari suatu ruang

    ke ruang yang lain karena di suatu tempat tersebut tidak mungkin manusia atau

     barang tersebut memenuhi seluruh kebutuhannya.

    4-44

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    45/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.1%*

    Gambar 4.1,< 2ke!a pe!enuhan ekono!i oleh jaringan

    transportasi.

    Gambar 4.1), 'ebelum menghubungkan ruang-ruang dalam rangka pemenuhan

    kebutuhan perlu diidenti*ikasi terlebih dahulu potensi dari suatu ruang atau

    $ilayah bagi kebutuhan ekonomi, untuk kemudian dapat diberikan alternati* 

     jaringan dan prasarana transportasi yang mungkin diimplementasikan. Potensi

    ruang atau $ilayah dapat berupa manusia atau barang. 5asil identi*ikasi potensiruang atau barang yang dilakukan akan memudahkan perencana dalam

    mengembangkan jaringan transportasi.

    Gambar 4.1)1 Kegiatan menghubungkan ruang-ruang yang berpotensi tersebut

    tidak hanya bertujuan untuk melayani pergerakan. Jaringan transportasi juga

     berpotensi meningkatkan hubungan ekonomi atau potensi ekonomi suatu ruang.

    ahasa yang lebih laHim dari tujuan yang kedua ini adalah economic

    de"elopment. ambar di ba$ah ini memberikan gambaran tentang konsep

    4-45

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    46/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     pengembangan jaringan transportasi dimana jaringan transportasi mempunyai

     paradigma, yaitu  ships promotes the trade  %jaringan transportasi bertujuan

    meningkatkan ekonomi suatu $ilayah& dan ships follows the trade  %jaringan

    transportasi melayani pergerakan yang timbul akibat proses ekonomi yangterjadi antar $ilayah&.

    Gambar 4.1)2  

    Gambar 4.1+" 7ubungan konsep penge!bangan in3rastruktur

    transportasi dengan pertu!buhan -ilayah.

    Gambar 4.1)4 Pengembangan sistem transportasi yang baik akan menghasilkan

    suatu sistem distribusi dan logistik nasional yang baik. 'ubsidi kepada sektor 

    transportasi akan memberikan dampak terhadap kemudahan aksesibilitas,

     peningkatan mobilitas, dan peningkatan pendapatan dari sektor-sektor riil

    4-46

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    47/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    lainnya sehingga pengembangan $ilayah dapat optimal. Jaringan transportasi

    merupakan suatu sektor yang operasinya tidak dapat berdiri sendiri dan hanya

    merupakan sektor turunan, tetapi keberadaan dan optimalisasi sektor ini akan

    memberikan dampak yang besar dalam e*isiensi dan e*ekti*itas perekonomiannasional.

    Ka;ian o%ogras Dan ata Guna a!an

    Gambar 4.1)5 #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi tata

    guna lahan di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap

     berbagai arahan antara lain:

    &Peruntukan tata guna lahan di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    & (okasi pengembangan)pembangunan pelabuhan tidak berada dalam suatu lokasi

    yang sangat subur dengan populasi penduduk yang padat.

    /& 9"aluasi kondisi topogra*is permukaan lahan lokasi pengembangan)pembangunan

     pelabuhan.

    1& 9"aluasi kondisi *isik dan daya dukung lahan di lokasi

     pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    2& Ketersediaan lahan untuk perluasan pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    Ka;ian Hi-ro9osenogra

    Gambar 4.1)% #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi hidro-

    osenogra*i di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap

     berbagai arahan antara lain:

    & (okasi pengembangan)pembangunan harus mampu melindungi kapal dari iklim

     buruk selama berada di pelabuhan.

    & Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama

    menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi

     bahan bakar.

    /& Kapal harus dapat dengan mudah keluarmasuk pelabuhan dan bebas dari gangguan

    gelombang, arus dan cuaca.

    1& ersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan.

    4-47

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    48/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    2& Memiliki kedalaman air yang cukup agar kapal terapung meskipun air dalam

    keadaan surut.

    Ka;ian Kon-isi aringan rans%ortasi

    Gambar 4.1)) #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi

     jaringan transportasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau

    terhadap berbagai arahan antara lain:

    & Ketersediaan akses)jalan masuk di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    & 5arus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya

    sehingga barang-barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan

    cepat.

    /& Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan penumpang dan barang.

    1& injauan jarak dengan pelabuhan lainnya.

    Ka;ian Potensi $e-imentasi

    Gambar 4.1)* #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap potensi

    sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap

     berbagai arahan antara lain:

    & 'tudi potensi sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    & Rencana penanganan sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan

     pelabuhan.

    4.%.2 #ajian Aspek 7perasional

    Ka;ian aktor Ka%al

    Gambar 4.1)+ #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian *aktor kapal yang

    mempengaruhi keselamatan operasional di lokasi pengembangan)pembangunan

     pelabuhan antara lain:

    & Jenis kapal yang diperkirakan akan beroperasi di pelabuhan.

    &

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    49/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Ka;ian aktor 0on Ka%al

    Gambar 4.1*, #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian *aktor non kapal yang

    mempengaruhi keselamatan operasional di lokasi pengembangan)pembangunan

     pelabuhan antara lain:

    & Panjang alur dan lebar alur perairan.

    & Rintangan)bahaya na"igasi di alur perairan.

    /& Kecepatan angin yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.

    1& kecepatan arus yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.

    2& inggi gelombang yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.

    3& Keadaan sarana bantu na"igasi pelayaran %'P&

    4.%.3 Analisa Potensi 8konomi 9ilaa&

    Penentuan Hinterlan- Pelabu!an

    Gambar 4.1*1 5interland pelabuhan adalah daerah-daerah yang dilayani oleh

    akti"itas pelabuhan. 5interland juga bisa diartikan sebagai daerah penyangga

     pelabuhan yang merupakan produsen dan konsumen dari akti"itas pelabuhan.

    #aerah-daerah tersebut adalah:

    & Kota pelabuhan itu sendiri.

    & Kota)daerah pedalaman di luar kota pelabuhan yang saling memiliki hubungan

    ekonomi dengan pelabuhan.

    /& Pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar pelabuhan.

    Gambar 4.1*2 5ubungan antara hinterland dan pelabuhan bersi*at saling

    menguntungkan karena pelabuhan memiliki *ungsi sebagai tempat yang

    mempunyai berbagai *asilitas untuk memasarkan produk-produk serta potensi

    yang dimiliki hinterland keluar daerahnya serta berbagai *asilitas sebagai pintu

    masuk produk-produk dari luar daerah ke daerah hinterland melalui jalur 

     pelayaran laut.

    Pre-iksi Pertumbu!an konomi

    Gambar 4.1*3 Perkembangan pelabuhan tidak terlepas dari kondisi dan pertumbuhan ekonomi daerah hinterland pelabuhan sehingga data-data yang

    4-49

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    50/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    menjadi perhitungan untuk meramalkan permintaan jasa angkutan laut dari suatu

    daerah, dalam perhitungan model bangkitan dan tarikan adalah dengan melihat

    kondisi ekonomi hinterland pelabuhan terutama sektor-sektor: Pertanian,

    Perkebunan, !ndustri, Perdagangan, Jasa dan Keuangan, yang ter$ujud dalam produk domestik bruto %P#R& daerah hinterland pelabuhan.

    4.%.4 Analisa Permintaan 6asa An/kutan Laut

    Gambar 4.1*4 #alam kegiatan ini akan dilakukan kegiatan analisa untuk 

    melakukan prediksi permintaan jasa angkutan laut berdasarkan potensi ekonomi

    $ilayah hinterland pelabuhan yang meliputi:

    & Analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut %? tahun kedepan& di $ilayah

     perencanaan %Pro"insi)Kabupaten setempat&, meliputi:

    a& Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan.

     b& Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan.

    c& Prakiraan "olume barang tahunan.

    d& Prakiraan jaringan)route pelayaran masa mendatang.

    e& Prakiraan $aktu pengoperasian jenis kapal dimasa mendatang.

    & Analisis Asal ujuan (alu (intas Kapal %+rigin #estination Analysis&

    /& Analisis Pergantian Antar Moda Angkutan %Modal 'plit Analysis&

    Gambar 4.1*5 eberapa metode proyeksi yang dapat diterapkan untuk 

    memperkirakan tra*ik di pelabuhan antara lain:

    & Model rend Analysis

    Gambar 4.1*% Peramalan dengan metode ini merupakan metode sederhana yang

     biasa dilakukan. #asar dari metode ini adalah data historis dari aspek yang ditinjau,

    sedangkan analisis dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan

    data yang ada dengan menganggap data-data tersebut yang menentukan "ariasi lalu

    lintas akan terus menunjukkan hubungan-hubungan yang serupa pada masa depan.

    entuk-bentuk Model rend Analysis yang laHim digunakan:

    a& Metode Regresi (inear %kur"a garis lurus&C

     b& Metode Persamaan 9ksponensialC

    4-50

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    51/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    c& Metode Modi*ikasi 9ksponensial.

    & Market Analysis Method %Model agian Pasar&

    Gambar 4.1*) Metode ini telah menjadi teknik yang banyak dipakai untuk 

    memperkirakan permintaan tingkat lokal, dan kegunaan yang paling umum adalah

    dalam penentuan bagian kegiatan lalu lintas tertentu. #ata historis dipelajari untuk 

    menetapkan rasio dari lalu lintas atau pelabuhan terhadap lalu lintas secara makro,

    dan kecenderungan dipastikan.

    Gambar 4.1** #ari sumber-sumber asal ditetapkan tingkat- tingkat kegiatan

    nasional yang diproyeksikan, kemudian nilai-nilai tersebut dibagikan kepada

     pelabuhan berdasarkan kecenderungan- kecenderungan yang diamati dan yang

    diproyeksikan.

    Gambar 4.1*+ Metode-metode ini terutama berguna dalam penerapan dimana

    dapat diperlihatkan bah$a bagian pasar adalah parameter yang tetap, stabil atau

    dapat diramalkan.

    Gambar 4.1+, Metode proyeksi untuk memperkirakan kunjungan kapal dapat

    dilakukan dengan berdasarkan "olume barang dan ukuran kapal rencana.

    Kunjungan kapal tidak dapat diproyeksikan berdasarkan trend data sebelumnya,karena bergantung pada "olume barang dan ukuran kapal yang akan digunakan

     pada setiap tahapan pengembangan.

    4.%.5 Analisa #ebutu&an :asilitas

    asilitas ila*a! Daratan

    Gu-ang -an a%angan Penum%ukan

    Gambar 4.1+1 udang dan lapangan penumpukan ber*ungsi untuk menyimpan

     barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan dimuat ke

    kapal.

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    52/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.1+4 A luas gudang)lapangan penumpukan %m&

    Gambar 4.1+5 muatan yang le$at tiap tahun, throughtput per  

    year %ton&

    Gambar 4.1+% r $aktu transit %hari&

    Gambar 4.1+) '* storage *actor  

    Gambar 4.1+* 'th tinggi penumpukan, stacking height %m&

    Gambar 4.1++ ' broken st$age o* cargo %V&

    erminal Penum%ang

    Gambar 4.2,, erminal penumpang adalah bangunan gedung yang digunakansebagai ruang tunggu penumpang sebelum diperkenankan memasuki kapal.

    Ruangan pokok yang harus tersedia adalah ruang penjualan tiket dan ruang

    tunggu penumpang serta ruangan umum lainnya seperti kantin, toilet, mushalla

    dan lain-lain. Pada pelabuhan kecil, bangunan terminal biasanya digabungkan

    dengan bangunan administrasi pengelolaan pelabuhan.

    Area Parkir

    & Area Parkir ruk 

    Gambar 4.2,1 empat parkir truk terbesar sesuai daerah pelayanan masing-

    masing bangunan yaitu daerah sekitar dermaga dan daerah sekitar bangunan

    *asilitas perkantoran. Area parkir disediakan untuk keperluan:

    ruk sedang menuggu proses bongkar muat.

    Parkir peralatan bantu labuh %misalkan *orklit&.

    Parkir peralatan yang rusak.

    & Area Parkir on ruk 

    Gambar 4.2,2 empat parkir untuk *asilitas non truk dihitung dari jumlah mobil

    dan motor dengan memperkirakan perkiraan jumlah karya$an atau pengunjung di

    area pelabuhan.

    asilitas Perkantoran

    4-52

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    53/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.2,3 Basilitas kantor adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan

    administrasi pemerintahan seperti pengelolaan dan penga$asan pelabuhan serta

     pimpinan cabang pelabuhan. 'esuai dengan tingkat kesibukannnya, perkantoran

    dapat berupa gedung terpisah dari gedung terminal. #isamping itu, pada pelabuhan-pelabuhan besar, gedung ini juga digunakan untuk mem*asilitasi

    operator kapal dalam mengoperasikan kapal-kapalnya

    asilitas Pema-am Kebakaran

    Gambar 4.2,4 Merupakan *asilitas yang di*ungsikan untuk menyimpan alat-alat

    yang berguna dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran yang terjadi di

    area pelabuhan. Basilitas pemadam kebakaran ini merupakan salah satu *asilitas

     pokok yang ada di daerah lingkungan kerja daratan dari suatu pelabuhan.

    asilitas Bungker Ba!an Bakar

    Gambar 4.2,5 Basilitas penyimpanan bahan bakar adalah *asilitas penyimpanan

     bahan bakar kapal yang disertai dengan peralatan pompa untuk mengalirkan

     bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar kapal.

    3nstalasi aringan Air Bersi!

    Gambar 4.2,% !nstalasi jaringan air bersih digunakan untuk keperluan air bersih

     bagi kapal dan *asilitas-*asilitas yang ada di pelabuhan. ;ang termasuk dalam

    *asilitas ini adalah bak penampungan air, pompa air serta sumber air bersih itu

    sendiri.

    3nstalasi aringan istrik 

    Gambar 4.2,) !nstalasi listrik merupakan *asilitas pemasok tenaga listrik guna

    mendukung kegiatan bongkar muat di pelabuhan dan kegiatan *asilitas-*asilitas

    yang ada. 'umbernya bisa dari genset dan P( atau dari keduanya.

    asilitas aringan elekomunikasi

    Gambar 4.2,* Basilitas komunikasi adalah perangkat yang digunakan untuk 

     berkomunikasi dengan kapal atau dengan pelabuhan lain. Perangkat ini biasanya

     berupa radio komunikasi dua arah yang menggunakan *rekuensi radio.

    Perangkat komunikasi lain adalah jaringan telepon.

    4-53

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    54/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    asilitas ila*a! Perairan

    Ka%al &en'ana

    Gambar 4.2,+ Parameter-parameter kapal yang biasa dipakai adalah sebagai

     berikut.

    ross !onna"e %&

    Gambar 4.21, esaran ini menyatakan jumlah isi %"olume& ruang kapal secara

    keseluruhan dalam satuan Registered on. ?? *t/.

       Dead Wei"ht !onna"e #DW!$

    Gambar 4.211 esaran ini menyatakan daya angkut total kapal dalam satuan

    metrik ton.

       Li"ht Wei"ht !onna"e #LW!$

    Gambar 4.212 esaran ini menyatakan bobot kapal tanpa muatan %dalam

    keadaan kosong& dalam satuan metrik ton.

       Len"th %verall #L%A$

    Gambar 4.213 Panjang keseluruhan kapal.

       Len"ht &etween 'erpendicular #L&'$

    Gambar 4.!4 Panjang kapal diukur dari titik perpotongan badan kapal dengan

     permukaan air.

       &eam

    Gambar 4.215 (ebar kapal diukur dari bagian luar badan kapal atau dapat juga

    diartikan sebagai lebar terbesar yang dimiliki kapal.

       Draft(Drau"ht 

    Gambar 4.21% Jarak ke titik terendah dari keel di ba$ah muka air.

    Gambar 4.21)

    Gambar 4.21*

    Gambar 4.21+

    Gambar 4.22,

    Gambar 4.221

    4-54

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    55/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.222

    Gambar 4.223

    Gambar 4.224

    Gambar 4.225

    Gambar 4.22%

    Gambar 4.22)

    Gambar 4.22*

    Gambar 4.22+

    Gambar 4.23,

    Gambar 4.231

    Gambar 4.232

    $able 4.4 Karekteristik kapal.

    4-55

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    56/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.233

    Gambar 4.234

    Gambar 4.2"5 2ketsa di!ensi kapal.

    Gambar 4.23%

    Gambar 4.23)

    Gambar 4.23*

    Areal Alur Pela*aran -ari -an ke Pelabu!an

    $able 4.5 Perhitungan lebar alur pelayaran.

    Gambar 4.23+

    Areal em%at Berlabu!

    Gambar 4.24, Areal tempat berlabuh dihitung untuk masing-masing jenis kapal

    dan kegiatan yang dilayani di pelabuhan. Perhitungan kebutuhan area labuh akan

    4-56

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    57/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    tergantung pada dimensi kapal yang direncanakan, estimasi rata-rata jumlah

    kapal yang menunggu di area labuh, dan ketersediaan lahan perairan untuk 

    lokasi labuh kapal. 9stimasi jumlah kapal yang menunggu dapat dihitung

    dengan menggunakan pendekatan metode antrian, model simulasi, dan lain-lain.

    Gambar 4.241 R ( 3# /? M99R  

    Gambar 4.242 (uas areal berlabuh jumlah kapal G π G R  #imana:

    Gambar 4.243 R Jari-jari areal untuk labuh per kapal

    Gambar 4.244 ( Panjang kapal yang berlabuh

    Gambar 4.245 # Kedalaman air  

    Areal Ali! uat Ka%al

    Gambar 4.24% Areal alih muat kapal harus dihitung untuk pelabuhan yang

    membutuhkan kegiatan alih muat antar kapal dan memiliki perairan yang

    memungkinkan kegiatan alih muat antar kapal. Kebutuhan ruang alih muat kapal

    dihitung dengan menggunakan rumus :

    Gambar 4.24) R ( 3# /? M99R  

    Gambar 4.24* (uas areal Alih Muat Kapal jumlah kapal G G R

    Gambar 4.24+ #imana:

    Gambar 4.25, R Jari-jari areal untuk labuh per kapal

    Gambar 4.251 R Panjang kapal yang berlabuh

    Gambar 4.252 # Kedalaman air  

    Areal em%at $an-ar Ka%al

    Gambar 4.253 A ,6( G ,2(

    Gambar 4.254 (uas Areal empat 'andar Kapal jumlah kapal G A

    Gambar 4.255 #imana:

    Gambar 4.25% A luas perairan untuk tempat sandar kapal per

    kapal

    Gambar 4.25) ( Panjang kapal

    4-57

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    58/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Areal Kolam Putar

    Gambar 4.25* # (

    Gambar 4.25+ (uas areal Kolam Putar jumlah kapal G %π G #&)1

    Gambar 4.2%, #imana:

    Gambar 4.2%1 # diameter areal kolam putar  

    Gambar 4.2%2 ( Panjang kapal maksimum

    Areal Peman-uan Dan Penun-aan

    Gambar 4.2%3 A 0 E (

    Gambar 4.2%4 0 @ /? M99R  

    Gambar 4.2%5 #imana:

    Gambar 4.2%% A luas areal alur  

    Gambar 4.2%) 0 lebar alur  

    Gambar 4.2%* ( panjang alur pemanduan dan penundaan

    Gambar 4.2%+ lebar kapal maksimum

    Areal Ke%erluan Kea-aan Darurat

    Gambar 4.2), Baktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal,

    kebakaran kapal, kapal kandas dan lain-lain. 'al"age area diperkirakan luasnya

    2?V dari luas areal pindah labuh kapal.

    Alur Pela*aran

    Gambar 4.2)1 A 0 G (Gambar 4.2)2 0 @ /? Meter  

    Gambar 4.2)3 #imana:

    Gambar 4.2)4 A (uas areal laut

    Gambar 4.2)5 0 (ebar alur  

    Gambar 4.2)% ( Panjang alur %dra*t kapal d ≥  ,#&C Bull dra*t

    kapal

    4-58

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    59/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Gambar 4.2)) # (ebar kapal maksimum

    air/a*

    Gambar 4.2)* A 0 G (

    Gambar 4.2)+ 0 @ /? Meter  

    Gambar 4.2*, #imana:

    Gambar 4.2*1 A (uas areal laut

    Gambar 4.2*2 0 (ebar alur  

    Gambar 4.2*3 ( Panjang alur %dra*t kapal d ≥  ,#&C Bull dra*t

    kapal

    Gambar 4.2*4 # (ebar kapal maksimum

    Areal Pin-a! abu! Ka%al

    Gambar 4.2*5 Areal pindah labuh kapal harus dihitung pada pelabuhan yang

    membutuhkan kegiatan pindah labuh kapal dan memiliki perairan yang

    memungkinkan.

    Gambar 4.2*% R ( 3# /? M99R  

    Gambar 4.2*) (uas areal Pindah (abuh kapal jumlah kapal G A

    Gambar 4.2** #imana:

    Gambar 4.2*+ R Jari-jari areal untuk pindah labuh kapal

    Gambar 4.2+, ( Panjang kapal maksimum

    Gambar 4.2+1 # Kedalaman air  

    Gambar 4.2+2

    Areal Per'obaan Berla*ar

    Gambar 4.2+3 Areal percobaan berlayar harus dihitung pada pelabuhan yang

    memiliki *asilitas dok untuk perbaikan)pembangunan kapal baru dan memiliki

     perairan yang memungkinkan untuk kegiatan percobaan berlayar.

    Gambar 4.2+4 Baktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana

    4-59

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    60/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Areal Perairan a;ib Pan-u

    Gambar 4.2+5 Baktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi alur, ukuran kapal

    dan kunjungan kapal

    5.,.5.1.1 Areal asilitas Pembangunan Dan Pemeli!araan

    Gambar 4.2+% Baktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum

    yang dibangun atau diperbaiki

    Areal Kolam Putar

    Gambar 4.2+) Perhitungan Kolam

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    61/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    /etak der!aga dipilih sede!ikian rupa sehingga paling

    !enguntungkan terhadap 3asilitas darat yang tersedia dengan

    !e!perti!bangkan kedala!an perairan. Alevasi lantai der!aga dengan !e!perhitungkan kondisi

    pasang surut.

    Gambar 4.3,, Parameter dalam perhitungan kebutuhan dermaga diuraikan

    sebagai berikut.

    ". Alevasi 1er!agaAlevasi der!aga dibuat sede!ikian rupa sehingga pada saat

    pasang tinggi air tidak !eli!pas ke per!ukaan der!aga.

    Penentuan elevasi lantai der!aga sesuai dengan kondisi pasang

    surut yaitu A 8 775/ "$%7 61i!ana775/ 8 higest high -ater level 8 elevasi pasut tertinggi.

    7 8 tinggi gelo!bang.6 8 3ree board 8 tinggi jagaan (biasanya dia!bil 8 *.0

    !).%. 2truktur 1er!aga

    2truktur der!aga didesain sede!ikian rupa sehingga !a!pu

    !enahan gaya tu!buk kapal (gaya lateral)& !a!pu !enahan

    beban akti#tas dan peralatan bongkar !uat (beban vertikal).. Panjang 1er!aga

    Panjang der!aga dihitung berdasarkan pada arus kunjungan

    kapal dan service ti!e serta BR yang dapat ditulis dala!

    persa!aan sebagai berikutn 8 Ds : 2t $ (5aktu A3ekti3 BR)/ 8 n : (/@ "*E /@) "*E /@1i!ana

    n 8 ju!lah ta!batan/ 8 panjang der!aga yang terdiri dari n ta!batanD2 8 ju!lah kapal2t 8 -aktu yang digunakan untuk !elakukan kegiatan

    bongkar !uat secara e3ekti3 (2evice 4i!e)BR 8 tingkat pe!akaian der!aga (Berth ccupancy

    Ratio)/@ 8 panjang total kapal (/enght verall)

    . /ebar @pron

    4-61

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    62/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    /ebar apron adalah jarak antara tepi luar der!aga dengan tepi

    gedung yang !erupakan te!pat untuk !ene!patkan barang

    atau kargo se!entara sebelu! ke gudang.

    restle

    Gambar 4.3,1 restle adalah jalan yang menghubungkan antara daratan dengan

    dermaga, biasanya dipakai pada dermaga jenis jetty atau dermaga jenis dolphin.

    =ause/a*

    Gambar 4.3,2 7ause$ay adalah konstruksi jalan yang menyeberangi perairan

    yang menghubungkan antara terminal dengan dermaga yang dilalui oleh

    kendaraan yang akan masuk ke kapal.

    Peme'a! Gelombang (Break/ater)

    Gambar 4.3,3 reak$ater adalah bangunan pelindung bagi kapal-kapal yang

     berlabuh dari pengaruh gelombang, sehingga kapal-kapal tersebut aman dalam

    melakukan akti"itas bongkar muat. erdasarkan bentuk dan *ungsinya terdapat

    tiga macam break$ater, yaitu:

    reak$ater tipe dinding "ertikal

    reak$ater tipe timbunan %rubble mound break$ater&

    reak$ater tipe campuran %timbunan dan dinding "ertikal&

    Gambar 4.3,4 reak$ater tipe timbunan adalah yang paling banyak dipakai di

    !ndonesia karena relati* mudah dikerjakan dan biaya konstruksinya cukup

    murah. reak$ater jenis ini dibuat dari timbunan batu alam atau batu buatan.

    $arana Bantu 0aigasi Pela*aran ($B0P)

    Gambar 4.3,5 'arana bantu na"igasi pelayaran adalah peralatan atau sistem

    yang berada di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan

    keselamatan dan e*isiensi berna"igasi kapal dan)atau lalu lintas kapal. 'arana

     bantu na"igasi pelayaran ber*ungsi untuk:

    Menentukan posisi dan)atau haluan kapal.

    Memberitahukan adanya bahaya)rintangan pelayaran.

    4-62

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    63/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Menunjukan batas-batas alur-pelayaran yang aman.

    Menandai garis pemisah lalu lintas kapal.

    Menunjukan ka$asan dan)atau kegiatan khusus di perairan.

    Gambar 4.3,% Jenis sarana bantu na"igasi pelayaran terdiri atas:

    ". Disual& !eliputi

    • Menara suar

    • Ra!bu suar

    • Pela!pung suar

    •  4anda siang%. Alektronik& !eliputi

    • 9lobal Positioning 2yste! (9P2)

    • 1iFerential 9lobal Position 2yste! (19P2)

    • Radar beacon

    • Radio beacon

    • Radar surveylance

    • Mediu! -ave radio beacon.

    4.%.% #ajian #ondisi Lin/kun/an

    Gambar 4.3,) Analisa kelayakan lingkungan ini bertujuan untuk mengetahui

    sejauh mana pengaruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan

    mempunyai dampak terhadap lingkungan di sekitarnya. Komponen kegiatan

    yang ditelaah adalah:

    Gambar 4.3,*

    Gambar 4.3,+

    Gambar 4.31,

    Gambar 4.311

    Gambar 4.312

    Gambar 4.313

    Gambar 4.314

    Gambar 4.315

    Kegiatan

    Prakonstruksi

    Gambar 4.31% Mobilisasi Peralatan, Material dan

    enaga kerjaGambar 4.31) Pada tahap ini mobilisasi material,

    4-63

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    64/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    alat dan tenaga kerja akan membuat lalu lintasdisekitar pelabuhan penyeberangan rencana akanmenjadi sibuk.

    KegiatanKonstruksi

    Gambar 4.31* Pembangunan pelabuhan penyeberanganGambar 4.31+ Pada tahap ini dilakukan

     pembangunan pelabuhan penyeberangan, sehinggamemberikan dampak yang langsung berpengaruh

     pada lokasi pekerjaan.

    Kegiatan Pasca

    Konstruksi

    Gambar 4.32, 'etelah pembangunan pelabuhan penyeberangan alur selesai maka akan terjadi perubahan rona lingkungan hidup, baik komponen

    *isik, komponen biota, maupun komponen sosialekonomi dan budaya.

    Gambar 4.321 Prakiraan Komponen (ingkungan ;ang terkena #ampak:

    Gambar 4.322 Komp

    onen Bisik-KimiaGambar 4.323

    Gambar 4.324 a. (alulintas perairanGambar 4.325  b. ata ruangGambar 4.32% c. Kualitas air Gambar 4.32) d. 9rosi, akresi dan abrasiGambar 4.32* e. 5idrodinamika perairan yang

    terdiri dari:Gambar 4.32+ %i& arus dan gelombangC %ii& pasang

    surutC %iii& sedimentasiGambar 4.33, %i"& intrusi air asin

    Gambar 4.331 Komp

    onen iotis

    Gambar 4.332 a. iota air Gambar 4.333  b. iota darat

    Gambar 4.334 Komp

    onen 'osial-

    ekonomi-budayaGambar 4.335

    Gambar 4.33% a. Kesempatan kerja dan pendapatanGambar 4.33)  b. Persepsi masyarakatGambar 4.33* c. Kesehatan masyarakat

    Gambar 4.33+

    Gambar 4.34, #alam kegiatan ini akan ditinjau kondisi lingkungan di lokasi

     pengembangan)pembangunan pelabuhan antara lain meliputi:

    Kom%onen Kualitas Air aut

    Gambar 4.341 Kajian kondisi lingkungan untuk kualitas air laut mengacu pada

    Kepmen (ingkungan 5idup omor 4@ tahun ??1 tentang Ralat Atas

    4-64

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    65/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    Keputusan Menteri egara (ingkungan 5idup omor 2 ahun ??1 tentang

    aku Mutu Air (aut.

    5.,.,.1 Kom%onen Biota

    Gambar 4.342 !n"entarisasi dan identi*ikasi keadaan biota, baik untuk *lora

    maupun *auna.

    4.%.) Pembuatan Alternati0 #onsep $ata Letak :asilitas Pen/emban/an

    Gambar 4.343 erdasarkan kajian aspek teknis, kajian aspek operasional dan

    analisa kebutuhan *asilitas pelabuhan maka disusun beberapa alternati* konsep

    tata letak *asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan.

    Gambar 4.344 'ecara umum, konsep tata letak *asilitas yang akan dibangun

    harus dapat mem*ungsikan pelabuhan sebagaimana semestinya dan dapat

    terpadu dengan ka$asan sekitarnya. Perlunya penggunaan alternati* tata letak 

    *asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan ini dengan pertimbangan

    sebagai berikut:

    #apat membandingkan kemungkinan yang dapat dilakukan dan diperoleh dari

    suatu kondisi tertentu melalui berbagai pertimbangan.

    #apat menentukan salah satu tata letak pengembangan terpilih yang akan

    dianggap terbaik berdasarkan kondisi yang paling memungkinkan dan

    dianggap sesuai.

    Gambar 4.345 5al-hal yang mendapat perhatian penting dalam pembuatan

    konsep tata letak *asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan adalah

    sebagai berikut:

    & 0ilayah Perairan

    Gambar 4.34% 0ilayah perairan yang merupakan area untuk akti"itas kapal-

    kapal yang ada, direncanakan harus mampu menampung akti"itas kapal dengan

     baik.

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    66/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

    (ahan yang disediakan)tersedia diharapkan mampu untuk menampung

    akti"itas dan pembangunan bagi *asilitas-*asilitas yang ada di daratan.

    Pembagian Hona dilakukan dengan melihat tingkat kepentingan dari berbagai

     pihak, dan dibuat relati* berdekatan untuk mempermudah pencapaian dari

    masing-masing Hona yang ada.

    Fona kerja atau tanggung ja$ab penanganan masing-masing *asilitas yang ada

    di pelabuhan dilakukan berdasarkan rencana pengelola yang akan turut

    dilibatkan, yaitu pengelola pelabuhan sungai dan regional serta pengelola

    s$asta.

    Perluasan atau area pengembangan pelabuhan.4.%.* Analisa 8konomi :inansial

    Gambar 4.34) Analisa ekonomi *inansial pada prinsipnya menghitung besaran

    man*aat ekonomi makro yang diperoleh Pemerintah dan masyarakat sekitar dari

    rencana pengembangan)pembangunan pelabuhan, yang meliputi:

    Gambar 4.34*

    &  P= %et Present =alue&& B!RR %Binancial !nternal Rate o* Return&

    /& P! %Pro*itability !ndeG& atau 7R %ene*it 7ost Ratio&

    1& Periode pencapaian pengembalian in"estasi %Payback Period&

    4.) $AAP P8;

  • 8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja

    67/73

     Laporan Pendahuluan

     Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua

     pelabuhan dan rute pelayaran b