“matsal serangga dalam al...

101
“MATSAL SERANGGA DALAM AL-QURAN’’ (Studi Kritis Tafsir Kementerian Agama) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: MUHAMMAD RIFKI NIM: 1110034000017 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2017 M

Upload: nguyendang

Post on 27-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

“MATSAL SERANGGA DALAM AL-QURAN’’

(Studi Kritis Tafsir Kementerian Agama)

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:MUHAMMAD RIFKINIM: 1110034000017

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRFAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2017 M

Page 2: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 3: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 4: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 5: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

1

ABSTRAK

Muhammad Rifki

Matsal Serangga dalam Al-Quran

(Studi Kritis Tafsir Kementerian Agama)

Allah menyebutkan beberapa jenis binatang dalam al-Quran, salah satunya

adalah serangga. Serangga adalah kelompok terbesar dalam dunia hewan di

bumi. Ayat al-Quran yang membahas serangga sebenarnya tidak begitu banyak

dalam al-Quran. Jumlah tidak lebih dari sebelas ayat. yaitu dua ayat tentang

lebah, dua ayat tentang semut, dua ayat tentang belalang, satu ayat tentang kutu,

satu ayat tentang laron, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang rayap, satu

tentang nyamuk dan satu ayat tentang lalat. Akan tetapi hanya ada tiga ayat di

dalam al-Quran yang Allah gambarkan serangga dalam bentuk matsal

(perumpamaan).

Kajian yang digunakan dalam penulisan skrispi ini adalah, menggunakan

salah satu pendekatan yang paling relevan dan paling berfaedah untuk memahami

al-Quran yaitu dengan menggunakan konsep matsal. Dalam pengumpulan data,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data (library research) atau kualitatif

yang bersumber utama (primer) dari subjektifitas kitab Tafsir Kementerian Agama

RI (Hewan dalam Perspektif al-Quran dan Sains), dan juga beberapa sumber

(sukender) yang terkait dengan kajian ini. Hasil penelitian ini, didapatkan

kesimpulan bahwa dari tiga ayat yang Allah gambarkan sebagai matsal telah

memberikan informasi tambahan tentang laba-laba, nyamuk dan lalat dalam

kajian saintifik.

Page 6: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 7: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 8: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,
Page 9: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

1 ا tidak dilambangkan 16 ط ṭ

2 ب b 17 ظ ẓ

3 ت t 18 ع ʻ

4 ث ṡ 19 غ g

5 ج j 20 ف f

6 ح ḥ 21 ق q

7 خ kh 22 ك k

8 د d 23 ل l

9 ذ ż 24 م m

10 ر r 25 ن n

11 ز z 26 و w

12 س s 27 ه h

13 ش sy 28 ء ’

14 ص ṣ 29 ي y

15 ض ḍ

LatinNo. Arab Latin No. Arab

2. Vokal Pendek

-- - = a ك ت ب kataba

-- - = i سئ ل su’ila

Page 10: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

xii

-- - = u يذهب yażhabu

3. Vokal Panjang

a. Fatḥah + alif, ditulis ā (a garis di atas)

ditulis jāhiliyyah جاهلية

b. Fatḥah + alif layyinah, ditulis ā (a garis di atas)

ditulis yasʻā يسعى

c. Kasrah + yā’ mati, ditulis ī (i dengan garis di atas)

ditulis majīd جميد

d. Ḍammah + wāu mati, ditulis ū (u dengan garis di atas)

ditulis furūd فروض

4. Diftong

kaifa = كيف ai = اي

ḥaula = حول au = او

5. Kata Sandang (ال)

Kata sandang dilambangkan dengan ‘al-’, baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qamariyyah.

6. Tasydid ( -- - )

Syiddah atau tasydīd dilambangkan dengan menggandakan huruf yang

diberi syiddah. Namun, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda

Page 11: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

xiii

syiddah tersebut terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

al-syamsiyyah. Misalnya, kata tidak ditulis الضرور ة aḍ-ḍarūrah melainkan al-

ḍarūrah.

7. Tā’ Marbūṭah

a. Bila berdiri sendiri atau dirangkai dengan kalimat lain yang menjadi

naʻt atau sifat, ditulis h

Contoh:

ditulis jizyah جزية

ditulis al-jāmiʻah al-islāmiyyah اجلامعةاإلسالمية

(ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata serapan bahasa

Indonesia dari bahasa Arab seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali

dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diharakati karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t

Contoh:

ditulis niʻmat Allāh نعمةهللا

ditulis zakāt al-fiṭr زكاةالفطر

8. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

penulisannya, contoh:

ditulis żawī al-furūḍ ذويالفروض

ditulis ahl al-sunnah اهلالسنة

Page 12: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

xiv

9. Singkatan

swt. = subḥānah wa taʻālā

saw. = ṣallā Allāh ‘alaih wa salam

as. =‘alaih al-salām

ra. = raḍiya Allāh ‘anh

QS. = Quran Surat

M = Masehi

H = Hijriah

w. = Wafat

h. = Halaman

Page 13: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10

E. Metode Penelitian...................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERUMPAMAAN/AMTSAL

AL- QUR’AN

A. Pengertian perumpamaan dalam al-Quran ............................... 16

1. Macam-macam perumpamaan dalam al-Quran .................. 17

2. Fungsi perumpamaan dalam al Qur’an ............................... 26

3. Ciri-ciri dan Jenis Amtsâl ................................................... 31

B. Metodelogi Pembahasan Kitab Tafsir Kementerian Agama ....... 32

BAB III DESKRIPSI TENTANG AYAT-AYAT YANG BERKAITAN

DENGAN SERANGGA DALAM AL-QURAN

A. Pengertian Serangga ................................................................. 43

B. Identifikasi dan Klasifikasi Serangga....................................... 45

C. Jumlah Ayat Tentang Serangga dalam Al-Quran .................... 46

D. Periodesasi Ayat tentang Serangga .......................................... 51

BAB IV ANALISIS TAFSIR KEMENTERIAN AGAMA TENTANG

MATSAL SERANGGA PADA KATA ‘ANKABUT, DZUBĀB

DAN BA’ŪDHAH A. DZUBȂB (LALAT) ..................................................................... 59

1. Klasifikasi ................................................................................... 60

2. Karakteristik…………………………………………………... . 60

3. Jenis-jenis Lalat………………………………………………. .. 61

4. Siklus Hidup Lalat …………………………………………… . 61

ANALISIS KANDUNGAN AYAT ............................................ 62

B. ‘ANKABÛT (LABA-LABA) .................................................... 65

1. Klasifikasi ................................................................................... 66

2. Karakteristik ................................................................................ 58

3. Jenis-jenis Laba-laba ................................................................... 67

4. Siklus hidup Laba-laba ................................................................. 68

ANALISIS KANDUNGAN AYAT .............................................. 68

Page 14: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

vi

C. BA’ÛDHAH (NYAMUK) ....................................................... 73

1. Klasifikasi .................................................................................. 74

2. Karakteristik .............................................................................. 74

3. Jenis-jenis Nyamuk.................................................................... 75

4. Siklus hidup Nyamuk ................................................................ 75

ANALISIS KANDUNGAN AYAT .......................................... 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 79

B. Saran-saran ................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82

Page 15: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Memahami dan menggali makna dan isi kandungan al-Quran dengan pelbagai

metodenya, umpama orang yang haus meminum air asin di lautan, semakin

meminumnya maka semakin haus dan senantiasa ingin minum lagi. Perumpamaan

seperti ini tidaklah berlebihan, mengingat banyaknya para mufassir yang muncul dari

generasi ke generasi, mulai dari mufassir klasik hingga kontemporer. Metode yang

digunakan cukup beragam, mulai tahlilȋ, muqarron, mujmȃl atau pun maudu'ȋ.

Menurut penulis, selain menggunakan metode tersebut, pendekatan ilmu dalam

membahas isi kandungan al-Quran juga menggunakan beberapa disiplin ilmu atau

yang disebut dengan ‘Ulȗm al-Quran.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam membahas ‘Ulȗm al-Quran adalah

metode deskriptif, yaitu memberi penjelasan dan keterangan yang mendalam

mengenai bagian-bagian al-Quran yang memuat aspek ‘Ulȗm al-Quran. Misalnya,

orang yang berniat membahas ‘ilm majȃz al-quran, ia harus mengambil lafal-lafal al-

Quran yang berbentuk majaz, lalu menjelaskan dengan panjang lebar tentang bentuk-

bentuk lafal majaz yang ada dan segala macamnya.1 Seperti halnya orang yang

membicarakan seluruh matsal (perumpamaan) yang dibuat Allah dalam al-Quran, ia

pun harus menjelaskan tentang berbagai aspek perumpamaan dan macam-macamnya

dengan sangat rinci dan mendetail.

1 Ahmad Izzan, ‘Ulumul Quran: Edisi Revisi Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-

quran (Cet. V; Tafakur: Bandung, 2013), h. 9.

Page 16: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

2

Al-Quran menggunakan berbagai gaya dan bahasa dalam menyampaikan ayat.

Antara lain adalah gaya pendekatan sastra. Bentuk sastra ini membawa pesan dengan

gaya yang penuh hidup dan bebas dari monoton.2 Salah satu jenis bentuk sastra dasar

yang digunakan dalam Al-Quran adalah perumpamaan. Perumpamaan ini disebut

matsal di Arab. Dalam bahasa Arab itu juga biasa diterjemahkan sebagai simile atau

metafora. Perumpamaan adalah narasi dari peristiwa yang dibayangkan yang

digunakan untuk menggambarkan atau menyampaikan pesan moral atau spiritual.3

Rasul Saw berperan sebagai mubayyin, menjelaskan kepada sahabat tentang

arti dan kandungan al-Quran, khususnya ayat yang belum dipahami atau samar.

Keadaan ini berlangsung sampai Nabi wafat. Walaupun tidak semua kita ketahui

akibat riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul Saw. sendiri tidak

menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat, maksudnya apa yang

tidak diketahui sahabat diketahui sahabat lain.4 Menafsirkan al-Quran berarti berupaya

menjelaskan maksud dan kandungan al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran

Islam, sekaligus sebagai petunjuk bagi manusia.

Oleh sebab itu, penafsiran terhadap ayat-ayat bukan hanya merupakan hal

yang diperbolehkan, bahkan lebih dari itu, penafsiran merupakan suatu kewajiban

bagi orang-orang yang memiliki kualifikasi untuk melakukannya.5 Memahami

penafsiran al-Quran, maka hendaklah memperhatikan beberapa tafsir lain yang telah

dilakukan ulama terhadap tafsir ayat atau lafadz yang dimaksudkan. Hal ini tentu saja

2 Shahid Rasool, A Study on the Qur’anic Way of Coding Parables, The Dialogue,

Volume V Number 2, 2010, h. 127. 3 Otong Sulaeman, Estetika Resepsi dan Intertektualitas: Perspektif Ilmu Sastra terhadap

Tafsir al-Quran, 2015, h. 2. 4 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2006), cet. XXIX. h. 71.

5 Ali Hasan al-„Aridhl, Tarikh Ilmu Tafsir wa Manahiju: Sejarah dan Metodologi Tafsir,

Penerjemah Ahmad Akrom (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. vii.

Page 17: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

3

untuk menghindari kekeliruan dan untuk memperkuat alasan terhadap ayat yang

dimaksud. 6 Salah satu pendekatan yang paling relevan dan paling berfaedah untuk

memahami al-Quran dengan menggunakan konsep yang telah dikembangkan oleh

mufassir klasik yaitu tafsir bi Al-Ma‟tsur adalah bentuk penafsiran yang paling tua

dalam sejarah kehadiran tafsir dalam khazanah intelektual Islam.

Urgensi konteks dirumuskan sebagai kajian terhadap teks al-Quran dalam

memahami betapa pentingnya konteks dalam wacana tersebut. Hubungan-hubungan

internal terangkum dalam diktum: al-Qur’ȃn yufassir ba’dhuhu ba’dh (Bagian-bagian

al-Quran saling menafsirkan satu sama lain) atau dengan istilah modern disebut

Intertekstualitas.7

Wawasan pembahasan ‘ulum al-Quran yang luas dan mendalam, maka

mempelajari serta memahaminya dengan baik akan memberikan manfaat yang besar

dari al-Quran yang berperan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Bahkan seseorang

dapat pula membahas al-Quran dengan pendekatan ilmu pengatahuan umum seperti

filsafat, sejarah dan lain sebagainya yang relevan dengan ayat yang dibahasnya. Sesuai

dengan Firman Allah Swt, dalam surah Luqman (31): 27)8

Artinya:

6 M. Hasbi Ash shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 1997), h.185. 7 M. Abdul Halim, Memahami al-Quran: Pendekatan Tema, Gaya dan Bahasa

(Bandung: Marja‟, 2002), h. 212. 8 Hamdani Anwar, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: Fikahati Aneska 1995), h. 12.

Page 18: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

4

„’Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi

tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,

niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’’ (QS. Luqman

{31}:27)

Yang dimaksud dengan kalimat Allah Ialah: ilmu-Nya dan Hikmat-Nya.

Dimana ayat ini mempertegas bahwa ilmu dan hikmat Tuhan yang terkandung al-

Quran tidak akan habis dipelajari atau digali oleh manusia sepanjang masa.9

Lafadz ‘ilm terulang sebanyak 854 dalam al-Quran dengan berbagai

bentuknya. ‘ilm dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang

berbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejalasan. Pandangan al-Quran

tentang ‘ilm adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap

makhluk-makhluk lain. Hal ini dapat diketahui prinsip-prinsipnya melalui

analisis wahyu pertama diturunkan. 10

Sebagaimana yang diungkapkan dalam

Surah al-„Alaq 1-5:

Artinya:

‘’Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah

yang Maha pemurah, yang mengajar manusia dengan pena, mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya’’ (QS AL-‘Alaq 96: 1-5)

Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari

menghimpun, mempunyai banyak makna seperti, menyampaikan, menelaah,

9 Hamdani Anwar, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: Fikahati Aneska, 1995), h. 25.

10 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran (Bandung: Mizan, 2007), h. 569-572.

Page 19: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

5

mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca baik teks tertulis

maupun tidak. 11

Salah satu cabang dalam ulum al-Qur‟an adalah ‘Ilm Amtsal

(Perumpamaan), ayat-ayat amtsal dalam al Qur‟an adalah ayat-ayat yang

mempersamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik dengan bentuk isti’arah,

tasybih, ataupun yang berbentuk majaz. Dalam al Qur‟an banyak ayat-ayat yang

mengandung perumpamaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi pelajaran/I‟tibar

bagi manusia agar lebih mudah difahami dan diterima dalam menanamkan

keimanan maupun kemuliaan perilaku kepada manusia serta menunjukkan

kepada mereka atas keindahan bahasa al Qur‟an. 12

Penciptaan manusia sebagai tanda kekuasaan Allah jelas telah banyak

diuraikan oleh para ulama. Bagaimana penciptaan binatang sebagai tanda

kekuasaan Allah belum mendapatkan apresiasi yang sewajarnya. Hal ini dapat

dimaklumi karena untuk dapat memahami binatang dibutuhkan pengetahuan

bidang lain khususnya salah satu bagian dari bidang biologi, yaitu zoologi.

Diantara alasannya adalah setiap ciptaan Allah mencirikan perencanaan

sang Pencipta. Sehingga penciptaan binatang-binatang juga bagian dari upaya

untuk memperlihatkan kecanggihan, ketepatan, dan kecerdasan Allah yang tidak

terbatas.13

Sebagai contoh sementara para ahli menyebutkan bahwa ada lebih dari

sejuta jenis bintang yang telah dikenal oleh umat manusia. Di antaranya ada yang

11

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran (Bandung: Mizan, 2007), h. 569-572. 12

Muhammad Ali, ‘’Fungsi Perumpamaan Dalam al-Quran,’’ Jurnal Tarbawiyah, vol

10, no. 2 Edisi (Juli-Desember) 2013, h. 21. 13

Kementerian Agama RI, Tafsir al-Quran Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. 154.

Page 20: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

6

telah punah dan ada juga yang baru ditemukan. Secara umum dapat dikatakan

bahwa ada enam kelompok utama binatang yang telah dikenal manusia: a.

Mamalia, b. Burung, c. Ikan, d. Serangga, e. Reptil, f. Amfibi.14

Terdapat berbagai jenis serangga yang hidup di atas muka bumi ini.

Kepentingan serangga dalam kehidupan manusia bukanlah terletak pada

bilangannya yang terdiri daripada hampir 75% daripada seluruh spesies

hewan. Akan tetapi serangga amat berperanan dalam ekosistem dalam

mewujudkan kesejahteraan hidup secara keseluruhannya.15

Secara umum,

serangga yang telah disebut di dalam al-Qur‟ān ialah nyamuk, lalat, belalang,

kutu, lebah, semut dan anai-anai. Namun begitu, serangga yang telah dijadikan

sebagai perumpamaan dalam al-Quran hanyalah nyamuk, laba-laba dan lalat.

Di alam bebas ini, terdapat banyak macam jenis serangga yang hidup liar

di hutan dan dikeliling manusia, ada yang bersayap ada pula yang tidak bersayap.

Dijelaskan dalam al-Quran pada surat An-Nahl 68-69 sebagai berikut:

Artinya:

Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-

bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",

kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan

14 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 241.

15 Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan

Serangga dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International

Journal, h. 105.

Page 21: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

7

Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman

(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang

menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.16

Ringkasnya, menggali dan memahami al-Quran amat sangat

membutuhkan perpaduan sejumlah pendekatan-pendekatan seperti Ulȗm al-

Quran yang telah penulis uraikan diatas. Dari ‘Ulȗm al-Quran tersebut, penulis

tertarik membahas ilmu amtsal al-Quran (perumpamaan) dalam upaya

memahami pesan yang disampaikan al-Quran dengan mempersonifikasikan

lafazd Laba-laba (‘Ankabut), Lalat (Dzubâb), dan Nyamuk (Baȗdhah) yang

Allah swt. sebutkan sebagai perumpamaan, kemudian penulis akan mengkajinya

dengan menggunakan disiplin ilmu pengetahuan alam dan perpaduan dari Tafsir

Ilmi Kementerian Agama Republik Indonesia.

Mengingat Kementerian Agama berperan vital dalam struktur

pemerintahan Negara Indonesia demi menjaga keberagaman pada kebenaran

yang sah dan diakui. Oleh karena itu Tafsir Ilmi yang terbitkan oleh Kemenag

menarik untuk dikaji sejauh mana mampu mempertanggung-jawabkan

kebenaranya dan bagaimana konstribusinya terhadap masyarakat Indonesia.

Hal ini tidak lain karena keberadaan tafsir ilmi masih menjadi perdebatan

panjang di kalangan mufassir. Menariknya lagi, Kemenag bekerja sama dengan

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kemudian membentuk tim

penyusun terdiri dari para ulama dan ilmuwan dalam menyusun kitab tafsir ini.

Sebagai contoh, Surat khusus membahas tentang perumpamaan laba-laba

terdapat pada ayat 41 pada surat Al- ankabȗt.

16

Q.S. An-Naml : 18 dalam al-Quran dan Terjemahannya.

Page 22: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

8

Artinya:

‘’perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung

selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan

Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba

kalau mereka mengetahui.’’17

Qur‟an Surah Al- ankabȗt terdiri dari 69 ayat. Mayoritas ulama

berpendapat bahwa semua ayatnya turun sebelum Nabi Muhammad saw.

Berhijrah ke Madinah. Ada juga yang berpendapat seluruh ayatnya justru turun

sesudah hijrah. Pendapat lainnya menyatakan, sebagian Makkiyah dan sebagian

lainnya Madaniyah. Penganut pendapat ini, antara lain menyatakan bahwa ayat

pertama sampai dengan ayat ketiga turun sesudah Nabi saw. berhijrah. ada

pendapat lain menyatakan bahwa awal surah ini sampai dengan ayat 11 adalah

ayat-ayat yang turun setelah hijrah. Ulama yang menyatakan bahwa surah ini

sebelum hijrah mengakui bahwa ia merupakan surah Makkiyah yang terakhir.18

Secara umum dinamakan „ankabȗt. Al-Sibawaih menyebut kedua

pendapat tersebut, namun yang lebih terkenal adalah pendapat yang pertama.

Bentuk plural kata „ankabȗt adalah „anakib. Bentuk feminimnya ankabah dengan

bentuk pluralnya „ankabat, sedangkan bentuk plural kata „ankabut adalah

„ankabutat. 19

17 Al-Qur’anul Karim, al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009).

18 M. Quraish Shihab, Tafsir Ringkas untuk Orang Sibuk: Al-Lubâb (Tangerang: Lentera

Hati, 2012), h. 89.

19

Hisham Thalbah dkk, Al-I‟jaz Al Ilmi fi al-Qur‟an wa al Sunnah (diterj. Syarief Hade

Mansyah dkk), Bekasi: PT Sapta Sentosa, tth, h. 59

Page 23: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

9

Namanya Al-ankabȗt terambil dari kata tersebut yang terdapat pada

ayatnya yang ke-41. Tema utama surah ini adalah penjelasan tentang hakikat

iman, bahwa iman bukan sekedar ucapan dengan lidah, tetapi hakikatnya

tercermin pada keteguhan menghadapi gelombang siksa dan penganiayaan dan

godaan. Ini karena manusia tidak akan dibiarkan mengucapkan, “kami telah

beriman,” tanpa diuji untuk diketahui hakikat iman yang bersemai dalam hati

mereka. Hampir seluruh ayat surah ini berkisar pada tema tersebut. Awal surah

secara tegas berbicara tentang ujian hidup dan keimanan, sambil menyinggung

sikap orang mukmin dan muanfik. Disusul dengan kisah-kisah para Nabi dan

juga uraian tentang kaum „Ad, Tsamud, Qarun, Firaun, dan Haman yang

dipaparkan secara sekilas, kesemuanya menggambarkan aneka rintangan, ujian,

dan penganiayaan yang terbentang di jalan dakwah menuju keimanan, sepanjang

generasi-generasi manusia, yang dilengkapi dengan uraian tentang akidah dan

kebatilan penyembahan berhala. Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa

tujuan utamanya agar kaum Muslim tabah menghadapi aneka rintangan dan

membuktikan ucapan keimanan mereka dengan perjuangan dan pengalaman. 20

Atas dasar inilah, menjadi pertimbangan bagi penulis untuk menelaah

lebih dalam mengkaji topik-topik tentang al-Quran yang berbicara seputar

perumpamaan dengan mengangkat tema “Matsal Serangga dalam Al-Quran

(Studi Kritis Tafsir Kementerian Agama)” dengan menggunakan metode dan

pendekatan sains dalam tafsir ilmi dan mukjizat ilmiah lainnya oleh Kementerian

Agama.

20 M. Quraish Shihab, Tafsir Ringkas untuk Orang Sibuk: Al-Lubâb (Tangerang: Lentera

Hati, 2012), h. 89.

Page 24: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

10

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin memfokuskan pembahasan agar

tidak meluas dari tema yang dimaksud. Bagaimana penafsiran perumpamaan

laba-laba, lalat dan nyamuk dalam kitab tafsir Kementerian Agama dan usaha

mengkritisinya melalui pendapat ulama lain.

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Sebagaimana pengertian amtsal adalah perumpaan, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan gambaran umum tentang tujuan Allah SWT,

memilih uslub matsal dalam al-Quran agar manusia dapat i‟tibar darinya.

2. Untuk mengetahui kemukjizatan al-Quran terkait kata perumpamaan

laba-laba, nyamuk dan lalat yang ditinjau dari konsep amtsalil quran.

3. Untuk memenuhi syarat akhir studi Strata 1 (S1) di fakultas Ushuluddin

dan Filsafat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Penelitian ini diharapkan berguna bagi akademisi Islam dalam

menambambah khazah keilmuan di bidang tafsir.

D. Telaah Pustaka

Sejauh ini, penulusuran penulis ada beberapa bentuk tulisan yang

berkaitan tentang serangga dan perumpamaan-perumpaan dalam al-Quran dalam

bentuk yang berbeda-beda. Diantara lain karya-karya tersebut adalah:

Abd Halim, penelitiannya dalam bentuk skripsi yang berjudul „‟Efektivitas

Penerapan Metode Amtsal (perumpamaan) dalam Peningkatan Siswa pada Mata

Pelajaran Akidah-Akhlak Madrasah Ibtidayyah Negeri Balik Papan‟‟. Skripsi ini

Page 25: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

11

ditulis pada tahun 2013 yang diajukan kepada Program Studi Pendidikan Islam

STAIN Samarinda memaparkan penerapan metode Amtsal ( perumpamaan )

sebagai salah satu metode pembelajaran dalam al Quran dapat dijadikan metode

dalam membuat materi pembelajaran lebih kongkrit dan efektif. 21

Muhammad Ali, menulis artikel berjudul „‟Fungsi Perempumaan dalam al-

Quran‟‟ (Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013)

mengkaji tentang amtsal al-Quran dengan kesimpulan bahwa tamsil (membuat

permisalan, perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna

dalam bentuk yang hidup ataupun yang mati dengan cara menyerupakan sesuatu

yang gaib dengan yang nyata, yang abstrak dan yang konkrit dan dengan

menalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Betapa banyak makna yang baik,

dijadikan lebih indah, menarik dan mempesona oleh tamsil. Karena itulah, maka

tamsil lebih dapat mendorong jiwa untuk lebih mudah memahami dan menerima

makna yang dimaksudkan sebagai uslub Quran dalam penjelasan dari segi-segi

kemukjizatan.22

Muhammad Ma‟shum Syafi‟I, Pendidikan Aqidah Melalui Kajian Ayat

Kauniyah Mengenai Keajaiban Pada Laba-Laba (Telaah Materi Buku Pustaka

Sains Populer Terjemah: Keajaiban Pada Laba-Laba Karya Harun Yahya) Skripsi,

Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri Sunan Yogyakarta, 2013. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang

bagaimana memahami aqidah terhadap Allah melalui kajian terhadap laba-laba

21

Abd Halim, ‘’Efektivitas Penerapan Metode Amtsal (perumpamaan) dalam

Peningkatan Siswa pada Mata Pelajaran Akidah-Akhlak Madrasah Ibtidayyah Negeri Balik

Papan.’’ Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, STAIN Samarinda, 2013.

22

Muhammad Ali, ‘’Fungsi Perumpamaan Dalam al-Quran,’’ Jurnal Tarbawiyah, vol

10, no. 2 Edisi (Juli-Desember) 2013, h. 30.

Page 26: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

12

dan mengimplementasikan nilai-nilai kajian aqidah dalam ayat kauniyah pada

laba-laba dalam kehidupan sehari-hari.23

Ahmad Zamroni, dalam skripsinya berjudul Pemahaman Harun Yahya

Terhadap al-„ankabȗt ayat 41 tentang laba-laba yang ditulis pada tahun 2015

diajukan pada Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang. Dalam penelitian

ini penulis memfokuskan tentang pemahaman Harun Yahya terhadap laba-laba

dengan pendekatan ilmu teknologi sains modern.24

Mahmudi Aziz, dalam skripsinya berjudul Al-„Ankabut seabagai Mathal

dalam Al-Quran (Studi Komparasi atas Interpretasi Para Mufassir) diajukan pada

Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir 2016. Dalam penelitian

ini hanya menjelaskan tentang ayat „ankabut (laba-laba) kemudian

mengkomparasikan ayat yang berkaitan dalam beberapa interpretasi para

mufassir.

Adapun yang menjadi pertimbangan penulis dalam penelitian ini adalah

mencoba melengkapi penelitian-penelitian yang belum dibahas oleh penulis di

atas dan peneliti lainnya yaitu tentang perumpamaan/amtsal dari laba-laba yang

terdapat dalam surat al-‘ankabȗt sebagai perumpamaan terhadap orang yang

berpaling dari penyembahan selain Allah dengan didukung oleh beberapa

mufassir yang baik klasik maupun modern. Oleh karena itu, dengan tidak

mengabaikan penelitian sebelumnya, akan ada persamaan dalam kajian ini dengan

23

Muhammad Ma‟shum Syafi‟I, Pendidikan Aqidah Melalui Kajian Ayat Kauniyah

Mengenai Keajaiban Pada Laba-Laba (Telaah Materi Buku Pustaka Sains Populer Terjemah:

Keajaiban Pada Laba-Laba Karya Harun Yahya) Skripsi, Yogyakarta, 2013.

24 Ahmad Zamroni, ‘’Pemahaman Harun Yahya Terhadap al-‘ankabǔt ayat 41 tentang

laba-laba’’ Skripsi, Semarang, 2015.

Page 27: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

13

tulisan-tulisan di atas disebabkan penulis juga mengutip sebagian sumber yang

sama dalam beberapa kasus tertentu.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis agar

lebih sistematis dalam teknik pengumpulan data yang bersumber dari beberapa

kitab yang membahas tentang studi ulȗm al-Quran dan kitab tafsir Kementerian

Agama dan kita lain yang berkaitan dengan kajian penulis.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library reseach) atau penelitian

yang bersifat kualitatif karena tehnik pengkajiannya berdasar dari sumber yang

tertulis.

2. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitiannya ini adalah menggunakan kitab-

kitab tafsir ilmi dari Kementerian Agama RI dan buku primer dan sekunder yang

berhubungan dengan pembahasan terkait dengan amtsal dan kata ‘Ankabut,

Dzubâb, dan Baȗdhah, Seperti; al-Quran al-Karim, Mabahits Fi Ulumul Qur’an

karya Manna Khalil al-Qaththan, al-Amtsal Fil Quran karya Mahmud bin Syarif

dan , Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Quran Al-Karim karya Muhammad

Fu‟ad Abdul Baqi‟.

Adapun data-data sekunder adalah kitab atau buku yang memperkuat data

primer seperti; Memahami al-Quran: Pendekatan Tema, Gaya dan Bahasa karya

M. Abdul Halim, Wawasan al-Quran karya M.Quraish Shihab, Ulumul Quran

dan, buku pendukung lainnya.

Page 28: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

14

E. Sistematika Pembahasan

Agar mempermudah pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka

sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi ke dalam lima bab dengan

perincian sebagai berikut:

Bab pertama, adalah pendahuluan yang megurai masalah secara umum tentang

tema dari peneltian ini yang terangkum dalam latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, membahas landasan teoritis tentang tinjauan umum

perumpamaan/amtsal dalam al-Quran yang di dalamnya mejelaskan pengertian

amtsal, macam-macam amtsal dan fungsi perumpamaan dalam al-Quran dan pada

poin terakhir menjelaskan sekilas tentang Kitab Tafsir Ilmi Kementerian Agama

RI.

Bab ketiga, mengkaji secara umum term ayat-ayat yang yang berkaitan dengan

kata ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah dalam al-Quran, periodisasi ayat-ayat yang

mengandung ayat tentang ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah, dan pandangan ahli

tafsir terhadap ayat-ayat al-Quran yang mengandung perumpamaan tentang

serangga tersebut.

Bab keempat, memuat tentang analisis Pendekatan penafsiran Kementerian

Agama dalam membahas amtsal dan analisa Penafsiran Kementerian Agama

terkait ayat-ayat yang mengandung kata ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah dalam

al-Quran.

Page 29: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

15

Bab kelima, merpakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian ini,

serta saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki penelitian ini, agar

bermanfaat untuk semua.

Page 30: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERUMPAMAAN/AMTSAL AL-QURAN

A. Pengertian perumpamaan dalam al Qur‟an.

Amtsal adalah bentuk jamak dari matsâl. Adakala kata matsâl, mitsl dan

matsil serupa dengan syabah, shibh, baik lafazh maupun maknanya.1 Kata Matsal

atau perumpamaan dalam kamus bahasa Arab, Lisân al-„Arab dan al-Qâmûs al-

Muhîth, mempunyai bermacam-macam makna, antara lain: nazhîr (sifat), atau „ibrah

(peringatan, pelajaran). Makna kata matsal yang lain adalah yang menjadi contoh

bagi yang lain atau yang ditiru. Selain beberapa makna ini, kata matsal juga

mempunyai makna yang lain.2

Matsal dalam istilah termasuk diantara kata-kata bijak atau bagian dari kata-

kata yang mengandung hikmah. Hikmah atau kebijaksanaan dalam kata atau kalimat

yang muncul dalam sebuah kejadian karena kesesuaian dan keserupaan suatu

peristiwa. Selanjutnya,orang-orang atau masyarakat tertentu menggunakan kembali

kata atau kalimat yang menimpanya kemudian tanpa mengubah makna, baik dalam

ringkasan, keganjilan, kesamaran, ataupun penggambarannya.3

Sayyid Quthb menyatakan bahwa amtsal dalam al-Quran merupakan sarana

untuk menggambarkan akhlaknya yang sudah sirna.4 Penyair Zuhair dan Nabighah

adz-Dzibyani, seperti dikutip Ahmad Hasyimi, menyatakan bahwa amtsal biasanya

1 Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Peengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 353. 2 Ja‟far Subhani, Wisata al-Quran (Jakarta: Al-Huda, 2007), h.1.

3 Ja‟far Subhani, Wisata al-Quran (Jakarta: Al-Huda, 2007), h.7.

4 Sayyid Qutb, At Tashwirul Fanni Fil Quran (Beirut: Darusy syuruq, 1982), h. 242.

Page 31: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

17

digunakan untuk sesuatu keadaan dan sesuai kisah yang hebat.5 Menyamakan

keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.

Syekh Jalaluddin As-Suyuthi membagi amtsal dalam Alqur‟an menjadi dua

macam, yaitu amtsal dzahir (jelas), dan amtsal khafiy (tersembunyi). Sedangkan

Manna‟ Al-Qathan membaginya menjadi tiga macam, yaitu amtsal musharrahah,

amtsal kaminah, dan amtsal mursalah.6

1. Macam-macam perumpamaan dalam al Qur‟an

Amtsal di dalam al-Quran ada tiga macam; amtsal musharraahah, amtsal

kaminah, amtsal musrsalah.7

a. Amtsal Musharrahah atau Zhahirah, yang didalamnya tegas-tegas

menggunakan dengan lafazh mitsal atau sesuatu yang menunjukkan

tasybih (penyerupaan).8 Amstal ini seperti banyak ditemukan dalam al-

Quran, dan berikut ini beberapa diantaranya:

Artinya:

5 Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima

Yasa, 1998), h. 126. 6 Muhammad Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Intimedia, 2002), h. 316.

7 Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 356. 8 Ali As-Sahbuny, Kamus dan Indeks al-Quran, (Jakarta: Shahih, 2016), h. 51.

Page 32: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

18

„‟Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka

setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang

menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat

melihat‟‟9

Di dalam ayat ini Allah membuat dua perumpamaan (matsal) bagi orang

munafik, matsal yang bekenaan dengan api (النار) dalam firmanNya “…adalah

seperti orang yang menyalakan api…”, karena di dalam api terdapat unsur cahaya;

dan matsal yang berkenaan dengan air (الماء), “…atau seperti (orang-orang yang

ditimpa) hujan lebat dari langit…” karena di dalam air terdapat materi kehidupan.

Wahyu yang turun dari langit pun bermaksud untuk menerangi hati dan

menghidupkannya.10

Allah juga menyebutkan kedudukan dan fasilitas orang munafik dalam dua

keadaan. Di satu sisi mereka bagaikan orang yang menyalakan api untuk

penerangan dan kemanfaatan; mengingat mereka memperoleh kemanfa‟atan

materi dengan sebab masuk Islam. Namun di sisi lain Islam tidak memberikan

pengaruh “nur”nya terhadap hati mereka karena Allah menghilangkan cahaya

(nur) yang ada dalam api itu, “…Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)

mereka…” dan membiarkan unsur “membakar” yang ada padanya. Inilah

perumpamaan mereka yang berkenaan dengan api.

Mengenai matsal mereka yang berkenaan dengan air (الماء), Allah

menyerupakan mereka dengan orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap

9 QS: Al-Baqarah: 17.

10 Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 405.

Page 33: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

19

gulita, guruh dan kilat, sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu dan ia meletakkan

jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir

menimpanya. Ini mengingat bahwa Qur‟an dengan segala peringatan, perintah,

larangan, dan khithabnya bagi mereka tidak ubahnya dengan petir yang turun

menyambar.

Matsal الماء dan النار juga digunakan untuk menggambarkan yang haq

dan yang bathil, dalam surat Ar-Ra‟d ayat 17. 11

Artinya:

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di

lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang

mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk

membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus

itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan

yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada

harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap

di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.12

Wahyu yang diturunkan Allah dari langit untuk menghidupkan hati

diserupakan dengan air hujan yang diturunkannya untuk menghidupkan bumi dan

11

Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 357. 12

Q.S. Ar-Ra‟d: 17.

Page 34: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

20

tumbuh-tumbuhan. Hati diserupakan dengan lembah, arus air yang mengalir di

lembah akan menghanyutkan buih dan sampah. Begitu pula hidayah dan ilmu bila

mengalir di hati akan berpengaruh terhadap nafsu syahwat, dengan

menghilangkannya. Inilah matsal الماء dalam firmanNya “Allah telah menurunkan

air (hujan) dari langit,…”. Demikianlah Allah membuat matsal bagi yang haq dan

yang bathil.13

Mengenai matsal النار , dalam firmanNya “…Dan dari apa (logam) yang

mereka lebur dalam api..”. Logam, baik emas, perak, tembaga, maupun

besi,ketika dituangkan ke dalam api, maka api akan menghilangkan kotoran dan

karat yang melekat padanya, memisahkannya dari substansi yang dapat

dimanfa‟atkan, sehingga karat itu hilang dengan sia-sia. Begitu pula syahwat akan

dilemparkan dan dibuang dengan sia-sia oleh hati orang mukmin seperti arus air

menghanyutkan sampah atau api yang melemparkan karat logam.

Menurut As-Suyuthi, firman Allah “Allah telah menurunkan air (hujan)

dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,…”, Ibnu

Abi Hatim meriwayatkan melalui jalur „Ali, dari Ibnu „Abbas yang berkata: “Ayat

ini merupakan perumpamaan tentang hati yang mengemban (suatu beban) menurut

ukuran keyakinan atau keraguannya. Dalam hal ini, ayat “…Adapun buih itu,

akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya…” merupakan sebuah

perumpamaan tentang keraguan (sḥak). Sedangkan ayat “…adapun yang memberi

13

Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 357.

Page 35: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

21

manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi…” merupakan perumpamaan

tentang keyakinan. Kemudian sebagaimana halnya perhiasan yang dimasukkan ke

dalam api, yang murni akan diambil, sedangkan kerak atau kotorannya akan

ditinggalkan dalam api; demikian pula Allah hanya akan menerima keyakinan dan

akan meninggalkan keraguan.” Selanjutnya dalam sebuah riwayat, Imam „Atha‟

menegaskan bahwa ayat tersebut mengandung perumpamaan yang dibuat oleh

Allah bagi Mukmin dan kafir.14

b. Amtsal Kaminah, yaitu yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas

lafazh tamtsil, tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik,

dalam redaksi singkat padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila

dipindahkan kepada serupa dengannya.

Ayat-ayat yang senada dengan suatu ungkapan رخي الوسط مورألا (sebaik-

baik urusan adalah pertengahannya), contohnya :

Artinya:

“Mereka menjawab: " mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami, agar

Dia menerangkan kepada kami; sapi betina Apakah itu." Musa menjawab:

"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina

14

Muhammad Ibn „Alawi Al-Maliki Al-Hasani, Samudra Ilmu-ilmu Alqur‟an: Ringkasan

Kitab Al-Itqan Fi Ulum Alqur‟an Karya Al-Imam Jalal Al-Din Al-Suyuthi, (Bandung: Mizan Pustaka,

2003), cet.1, h. 249.

Page 36: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

22

yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah

apa yang diperintahkan kepadamu".15

Pada ayat ini yang menjadi amtsalnya adalah:

“…sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu;…”

Firman Allah mengenai shalat yang disebut dalam surat Q.S. Al-Isrâ‟:

110

Artinya:

Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama

yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-

nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam

shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan

tengah di antara kedua itu".16

Pada ayat ini yang menjadi amtsalnya adalah:

“…dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"

Ayat yang senada dengan perkataan تديه تدان Sebagaiman kamu) كما

telah menghutangkan, maka kamu akan dibayar), contohnya dalam surat

An-Nisa‟ ayat 123:

Artinya:

(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong

dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang

15

QS. Al-Baqarah: 68 16

Q.S. Al-Isrâ‟: 110

Page 37: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

23

mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan

kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula)

penolong baginya selain dari Allah.17

Pada ayat ini yang menjadi amtsalnya adalah:

“…ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari

Allah”

c. Amtsal Mursalah, yaitu kalimat bebas yang tidak menggunakan lafazh

tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal.

Seperti:

Contoh amtsal dalam Q.S. Yusuf ayat 51:

Artinya:

Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu

menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" mereka berkata:

"Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari

padanya". berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, Akulah yang

menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya Dia

Termasuk orang-orang yang benar."

Pada ayat ini “…Berkata istri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu,…”

disebut sebagai tamsil atau amtsal mursalahnya.

Q.S. An-Najm ayat 58:

17

Q.S. An-Nisa‟: 123.

Page 38: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

24

Artinya:

“Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah”18

Amtsal mursalah pada Q.S. Al-Mâidah ayat 100:

Artinya:

Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun

banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada

Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."19

Pada ayat ini, firman Allah pada kalimat "tidak sama yang buruk dengan yang baik

...dinyatakan sebagai amtsal mursalahnya.

Contoh lain amtsal mursalah QS: Hūd : 81.

Artinya:

„‟Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, Sesungguhnya Kami adalah

utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu

kamu, sebab itu Pergilah dengan membawa keluarga dan Pengikut-pengikut

kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang

tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang

18

Q.S. An-Najm : 58. 19

Q.S. Al-Mâidah : 100.

Page 39: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

25

menimpa mereka karena Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka

ialah di waktu subuh; Bukankah subuh itu sudah dekat?".20

Para ulama berbeda pendapat tentang ayat-ayat yang mereka namakan amtsal

mursalah, apa atau bagaimanakah hukum mempergunakannya sebagai matsal?

Pertama, sebagian ahli ilmu memandang hal demikian sebagai telah keluar dari adab

al-Quran. Berkata Ar-Razi ketika menafsirkan surat Al-Kâfirûn ayat 6:21

Artinya:

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."22

Sudah menjadi tradisi orang, menjadikan ayat ini sebagai matsal (untuk

membela, membenarkan perbuatannya) ketika ia meninggalkan agama, padahal hal

demikian tidak dibenarkan. Sebab Allah menurunkan Alqur‟an bukan untuk

dijaikan matsal, tetapi untuk direnungkan dan diamalkan isi kandungannya.”

Demikian menurut Ar-Razi.

Kedua, ulama lain berpendapat, tak ada halangan bila seseorang

mempergunakan Alqur‟an sebagai matsal dalam keadaan sungguh-sungguh.

Misalnya, ia merasa sangat sedih dan berduka karena tertimpa bencana, sedangkan

sebab-sebab tersingkapnya bencana itu telah terputus dari manusia, lalu ia

mengatakan pada surat Q.S. An-Najm: 58.

“Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.”

20

QS: Hūd : 81. 21

Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2005), h. 408. 22

Q.S. Al-Kâfirûn : 6.

Page 40: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

26

Atau ia diajak berbicara oleh penganut ajaran sesat yang berusaha

membujuknya agar mengikuti ajaran mereka, maka ia menjawab: “Untukmulah

agamamu dan untukkulah agamaku” (Q.S.Al-Kafirun: 6).

“Tetapi berdosa besar bagi seseorang yang dengan sengaja berpura-pura

pandai lalu dia menggunakan al-Qur‟an sebagai matsal, sampai-sampai ia terlihat

bagai sedang bersenda gurau.”23

2. Fungsi perumpamaan dalam al Qur‟an

Amtsal memberikan kontribusi yang cukup besar dalam daya pikir bagi umat

Islam dalam mendalami pemahaman terhadap al-Quran. Untuk mengetahui betapa

besar urgensi amtsal al-Quran, penulis perlu mengutarakan tujuh faedah.24

Menurut

Manna‟ Al Qaththan dalam kitabnya Mabahits fi Ulumil Quran sebagai berikut:

Pertama, menonjolkan sesuatu yang ma‟qul (yang hanya bisa dijangkau akal,

abstrak) dalam bentuk kongkrit yang dapat dirasakan indra manusia, sehingga akal

dapat menerimanya, sebab pengertian abstrak tidak akan tertanam dalam benak

kecuali jika ia dituangkan dalam bentuk indrawi yang dekat dengan pemahaman.

Misalnya firman Allah mengenai keadaan orang yang menafkahkan harta dengan

riya‟; ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatannya itu (QS. 2 :

264).

23

Muhammad Al-Khidr Husain, Balaghatul Qur‟an, (TP: TT), h. 33. 24

Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima

Yasa, 1998), h. 131.

Page 41: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

27

Artinya:

„‟Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan

si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada

manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka

perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,

kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak

bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka

usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

kafir‟‟.25

Kedua, menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang

tidak tampak seakan-akan sesuatu yang tampak. Misalnya dalam (QS. 2 : 275).

Artinya:

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

25 QS. Al-Baqarah : 264.

Page 42: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

28

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum

datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang

kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya.‟‟26

Ketiga, mengumpulkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan yang

padat, seperti amtsal kaminah dan amtsal mursalah.

Keempat, mendorong orang yang memeberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi

matsal, jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya firman Allah mengenai

orang yang menafkahkan harta di jalan Allah; Ia akan memberikan kepadanya kebaikan

yang banyak (QS. 2 : 261).

Artinya:

„‟Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha

Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui‟‟.27

Kelima, untuk menjauhkan (tanfir), jika isi matsal berupa sesuatu yang dibenci

jiwa. Misalnya firman Allah tentang larangan bergunjing (QS. 49 : 12).

26

QS. Al-Baqarah : 275. 27

QS. Al-Baqarah : 261.

Page 43: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

29

Artinya:

„‟Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah

mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama

lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya

yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi

Maha Penyayang‟‟.28

Keenam, untuk memuji orang yang diberi matsal. Seperti firmaNya tentang

para sahabat.

Artinya:

„‟Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam

Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu

menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di

atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya

karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan

orang-orang mukmin)‟‟.29

28

QS. Al-Hujurāt : 12. 29

QS. Al Fatḥ : 29.

Page 44: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

30

Demikianlah keadaan sahabat. Pada mulanya mereka hanya golongan

minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga keadaannya semakin kuat dan

mengagunkan hati karena kebesaran mereka.

Ketujuh, untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mempunyai

sifat yang dipandang buruk oleh orang yang dikarunia Kitabullah tetapi ia tersesat

jalan sehingga tidak mengamalkannya (QS. 7 : 175-176).

Artinya:

„‟Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan

kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia

melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai

Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat‟‟.

„‟Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya

dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan

hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu

menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia

mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang

yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka)

kisah-kisah itu agar mereka berfikir‟‟.30

30

QS. Al A'rāf : 175-176.

Page 45: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

31

Kedelapan, amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam

memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat

memuaskan hati. Misalnya firman Allah dalam QS. 39 : 27.

Artinya:

„‟Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini

Setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran‟‟.

3. Ciri-ciri dan Jenis Amtsâl

Pembahasan mengenai ciri-ciri amtsal secara khusus dan terperinci belum

ditemukan dalam kitab-kitab ulumul Qur‟an. Namun dari keterangan yang ada,

penulis dapat rumuskan sebagai berikut. Pertama, amstal itu mengandung penjelasan

kata atas makna yang samar atau abstrak, sehingga menjadi jelas, kongkrit dan

berkesan. Kedua, amtsal memiliki kesejajaran antara situasi perumpamaan yang

dimaksudkan dengan padanannya. Ketiga, ada keseimbangan (tawazun) antara

perumpamaan dan keadaan yang dianologikan.31

Jenis-jenis Amtsal

Dari segi jenisnya, tamtsîl dibedakan kepada dua jenis; (Ahmad al-Iskandariy,

1930).

31

Syaikh Manna‟ Al-Qathtẖan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terjemah Mudzakir AS

(Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993), h. 506-508.

Page 46: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

32

a. Haqiqiy, yakni tamtsîl yang mempunyai asal usul yang menyebabkan

munculnya tamtsîl yang sudah dikenal di tengah-tengah masyarakat

seperti ungkapan: يستنشر ضناربأ ثلبغاا إن yang artinya: Burung pungguk di

negeri kami menjadi burung garuda.

b. Fardhiy, yakni tamtsîl yang diungkapkan melalui cerita binatang atau

tumbuh-tumbuhan atau benda lain.

Umpamanya لحكما يؤتى بیتي فى yang artinya di rumahku ditetapkan hukum (melalui

biawak).

Perbedaan di antara dua tamtsîl tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Pada tamtsîl haqiqiy asal usul munculnya adalah hal-hal yang terjadi di

tengah masyarakat, sedangkan tamtsîl fardhiy adalah kejadian yang terjadi

pada binatang, tumbuhtumbuhan atau lainnya.

b. Ungkapan pada tamtsîl haqiqiy tidak melalui cerita, sedangkan pada tamtsîl

fardhiy biasanya melalui cerita binatang atau benda.32

B. Metodelogi Pembahasan Kitab Tafsir Kementerian Agama

Metode penafsiran al-Quran tidak pernah mengalami stagnansi. Sejak kitab

suci al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad. Berbagai macam metodologi dan

corak penafsiran telah ditawarkan oleh muafassir. Aktifiktas penafsiran akan selalu

32 Hafni Bustami, „‟ Ayat-ayat Tamtsîl Qur‟an (Analisis Stilistika)‟‟ Jurnal Al-Ta‟lim, Jilid I,

no. 4 (Februari 2013): h. 286.

Page 47: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

33

mengalami dinamika perkembangan dan tidak akan sampai pada titik final, hal itu

seiring dengan tuntutan perkembangan zaman.33

Kajian kritis terhadap al-Quran akan selalu memunculkan beragam penafsiran,

baik dari segi metodologi maupun karakteristik (corak) penafsiran. Hingga kini,ketika

berbicara tentang metodologi tafsir al-Quran, banyak orang merujuk pada Al-

Farmawi34

yang memetakan metode penafsiran al-Quran menjadi empat bagian

pokok, yaitu: taẖlîlî, ijmalî, muqarrān, dan maudhû‟î.35

Metode yang digunakan pada tafsir Departemen agama (Depag) ini

menggunakan metode tahlîlî, yaitu menguraikan penafsiran ayat-ayat al-Quran sesuai

urutan suratnya, dari awal surat hingga surat yang terakhir. Dilihat dari jenisnya,

maka tafsir ini digolongkan kepada Tafsir bi al-ra‟yi.36

Dalam konteks tafsir Depag, Ketua Tim Penyempurnaan menyatakan bahwa

tafsir ini adalah gabungan antara bi al-ra‟yî dan bi al-ma‟tsûr, walaupun bi al-

ma‟tsûr-nya lebih dominan.37

Dari pernyataan ini , dapat dikatakan bahwa manhaj

tafsir Depag tafsir bi al-ma‟tsûr. Ciri-ciri tafsir ini misalnya, bisa dilihat dari sumber

rujukan (mashâdir)-nya, yaitu: a) menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan

33

Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen

Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 45. 34

„Abd al-Ḥayy al-Farmawî adalah seorang Dosen Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin

Universitas al-Azhar, Mesir. Metodologi penafsirannya banyak dijadikan rujukan para peminat studi

ilmu tafsir hadis, tak terkecuali para pemerhati kajian tafsir di Indonesia ketika berbicara tentang

metodologi tafsir al-Qur‟an. 35

Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen

Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 46. 36

Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 219. 37

Ahsin Sakho Muhammad, „‟Aspek-aspek Penyempurnaan Terjemah dan tafsir Kementerian

Agama,‟‟ Jurnal Lektur Keagaamaan, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama

dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, 2005), Volume 3, No.1, hal. 161.

Page 48: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

34

menggunakan hadis-hadis marfû‟ dar Nabi saw, b) mengutip pendapat para sahabat,

dan c) mengutip pendapat para tabi‟in.38

Mengenai corak yang digunakan dalam Tafsir Depag ini M. Shohib Tahar

dalam penelitiannya menyatakan bahwa tafsir Depag bercorak sunni. 39

Sementara

menurut Pedoman penyempurnaan Tafsir 2003, tafsir Depag bercorak ijtimâ‟î.

Sedangkan berdasarkan pengakuan Ketua Tim Penyempurnaan al-Qur‟an, tafsir ini

bercorak hidâ‟î.40

sebagai tafsir bercorak hidâ‟î misalnya, tafsir Depag ini selalu

menampilkan kesimpulan akhir yang tampaknya sebagai upaya mengetengahkan sisi-

sisi dari ayat bersangkutan. 41

Sedangkan sistematika penafsiran seperti yang dijelaskan oleh Ketua Tim

Penyempurnaan al-Qur'an dan Tafsirnya, Dr. Ahsin Sakho adalah sebagai berikut:42

a. Penafsiran dimulai dengan menerangkan secara istilah singkat

kandungan surahnya. Informasi singkat seputar surah dipaparkan,

misalnya nama surah (terkadang disebutkan dari mana penamaan

surah itu berasal), jumlah ayatnya, apakah ia masuk kategori

makiyah atau madaniyah, nama lain dari surat, dan pokok-pokok

38

Syaikh Manna‟ Al-Qathtẖan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terjemah Mudzakir AS

(Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993), h. 201-202.

39

Shohib Tahar, „‟Telaah tentang Tafsir al-Qur‟an Departemen Agama RI,‟‟ Jurnal Lektur

Keagamaan, , Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan

Departemen Agama RI, 2003), Volume 1, No.1, hal. 54. 40

Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya ( Edisi yang disempurnakan), (Jakarta: Depag RI,

2004), Jilid I, h. xxv. 41

Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 219. 42

Ahsin Sakho, “Kata Pengantar” Ketua Tim Penyempurnaan al- Qur'an dan Tafsirnya,

dalam Mukadimah, h. xxxi-xxxii.

Page 49: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

35

isinya serta munâsabah atau keselarasan isi antar ayat, antar

topik, dan satu surah dengan surah selanjutnya.

b. Sebelum memulai penafsiran, tim menentukan terlebih dahulu

dengan judul pembahasan. Judul ini disesuaikan dengan

kandungan kelompok ayat yang akan ditafsirkan. Beberapa ayat

yang memiliki kesatuan tema, dikelompokan dalam judul yang

sesuai.

c. Selanjutnya tim mengelompokan ayat yang sesuai dengan judul.

d. Langkah selanjutnya adalah menerjemahkan kelompok ayat.

Terjemah yang dipakai adalah Al-Qur'an dan Terjemahnya edisi

2002 yang telah diterbitkan oleh Departemen Agama pada tahun

2004.

e. Menjelaskan kosakata yang dianggap perlu untuk dibahas.

f. Menjelaskan munâsabah atau keterkaitan antara ayat dengan ayat

berikutnya atau antara satu surat dengan surah berikutnya.

g. Dalam tafsir ini juga diuraikan asbâbun-nuzûl, namun asbâbun-

nuzûl tersebut dipergunakan sebagai sub tema tersendiri. Artinya

jika dalam kelompok ayat ada beberapa riwayat tentang

asbâbun-nuzûl, maka asbâbun-nuzûl yang pertama yang

Page 50: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

36

dijadikan sub judul, sedangkan asbâbun-nuzûl berikutnya

dijelaskan dalam penafsirannya.

h. Baru kemudian pembahasan masuk dalam tafsir kelompok ayat.

Penafsiran dilakukan ayat per ayat dengan memberikan tanda

kurung pada nomor ayat kemudian ditafsirkan. Dalam melakukan

penafsiran banyak dicantumkan ayat al-Quran dan hadis.

i. Terakhir tafsir ditutup dengan kesimpulan yang berisi pointer,

nilai dan hukum yang bisa dipetik dari ayat atau kelompok

ayat.

Contoh Penafsiran

Tentang al-Islam (QS. Ali Imran ayat 19)

Artinya:

„‟Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada

berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab, kecuali sesudah datang

pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.

Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat

cepat hisab-Nya.‟‟

Kosakata:

Baghyan (3:19) akar katanya بغى yang mempunyai arti kata dasar tuntutan

untuk melampaui batasan-batasan yang telah ditentukan. Al-Baghyu biasa

Page 51: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

37

dipergunakan ubtuk dua pengertian, salah satunya digunakan untuk hal-hal terpuji,

seperti melampaui batasan definisi perbuatan yang adil kepada yang ihsan atau

mengerjakan sesuatu yang lebih dari sekedar kewajiban, seperti perbuatan-perbuatan

yang disunahkan. Sedangkan pengertian al-baghyu yang kedua digunakan pada hal-

hal tercela, seperti perbuatan yang melampaui batas-batas yang hak, yaitu perbuatan

yang batil, diantara takabur, berbuat kerusakan, zalim, dengki dan sebagainya, secara

garis besar setiap hal yang melewati batas kewajaran tertentu.43

Munasabah:

Dalam ayat-ayat yang lalu diterangkan kesesatan orang-orang kafir

disebabkan mereka sangat dipengaruhi oleh harta dan anak-anak, sifat takwalah yang

menyelamatkan manusia dari pengaruh harta benda itu. Maka dalam ayat-ayat ini

diterangkan dasar-dasar ketauhidan yang menjadi sumber dari takwa tersebut, dasar

agama yang benar yakni agama Islam.44

Tafsir:

(19) Agama yang diakui Allah hanya Islam, agama tauhid, agama yang

mengesakan Allah. Dia menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah

hanyalah Islam. Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya

satu, ialah “Islam‟‟, yaitu kepada Allah Yang Maha Esa, menjujung tinggi perintah-

perintah-Nya dan berendah diri kepada-Nya, walaupun syariat-syariat itu berbeda di

dalam beberapa kewajiban ibadah dan lain-lain.

43

Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 221. 44

Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 221.

Page 52: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

38

Muslim yang benar adalah orang yang ikhlas dalam melaksanakan segala

amalnya, serta kuat imannya dan bersih dari syirik. Allah mensyariatkan agama untuk

dua macam tujuan:

1. Membersihkan jiwa manusia dan akalnya dari kepercayaan yang tidak benar.

2. Memperbaiki jiwa manusia dengan amal perbuatan yang baik dan

memurnikan keikhlasan kepada Allah.

Kesimpulan:

1. Allah menyatakan keesaan Zat-Nya dan keadilan-Nya begitu juga para

malaikat dan para ahli ilmu mengakui dan menyatakan ke-Esaan-Nya.

2. Semua agama yang dibawa oleh para nabi, adalah satu, Islam yaitu agama

berdasarkan tauhid serta berserah diri kepada Allah. Karenanya, sebutan

agama-agama samawi itu tidak tepat, karena agama samawi hanya satu.

3. Para rasul bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya.45

Dari sisi isi/kandungan, tafsir Depag juga memuat persoalan akidah, fikih,

tasawuf, isyarat-isyarat ilmu pengetahuan, seperti teknologi, ekonomi, sosial, budaya,

sejarah, dan lainnya. Sebagai karya tafsir yang utuh menafsirkan seluruh ayat al-

Quran, sudah pasti seluruh aspek yang ada di dalamnya tidak luput untuk ditafsirkan.

Hanya, tentu saja porsi penafsiran atas bidang-bidang itu tidak sepenuhnya sama. Ada

yang ditafsirkan secara panjang lebar, seperti persoalan fikih dan akidah, dan

45

Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta: Depag RI,

2004), Jilid I, h. 313-332.

Page 53: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

39

sebaliknya yang dielaborasi seperlunya, seperti masalah ilmu pengetahuan atau

ekonomi.46

Al-Quran, berdasarkan penelitian Zaglûl an-Najjâr, seorang pakar geologi

muslim asal Mesir, memuat kurang lebih 750-1000 ayat yang mengandung isyarat

ilmiah, sementara ayat-ayat hukum hanya berkisar 200-250 ayat. Kendati demikian

kita mewarisi dari par ulama ribuan judul kitab-kitab fikih, dan hanya beberapa judul

buku-buku ilmiah, padahal Allah dalam perintah-Nya kepada manusia untuk

memahami ayat-ayat al-Quran tidak pernah membedakan antara dua kelompok

tersebut. Dari sini, upaya menjelaskan maksud firman Allah yang mengandung

isyarat ilmiah yang disebut dengan „‟Tafsir Ilmi‟‟ menjadi penting, sama halnya

dengan penjelasan ayat-ayat tentang hukum. Bedanya tafsir ilmî menyangkut hukum

dan fenomena alam, sementara tafsir hukum menyangkut hukum-hukum manusia.

Bahkan menurut sementara pakar, Tafsir ilmî dapat menjadi „‟ilmu kalam baru‟‟ yang

dapat memperteguh keimanan manusia modern khususnya di era ilmu pengetahuan

dan teknologi seperti ini.47

Oleh karena itu, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama RI pada tahun 2011 telah melaksanakan kegiatan dan

penyusunan Tafsir ilmî atau Tafsir Ayat-ayat Kauniyah. Sebagai langkah awal, ayat-

ayat yang terkait dengan sebuah persoalan dihimpun untuk selanjutnya dianalisis

dalam rangka menemukan pandangan al-Quran yang utuh menyangkut persoalan

46

Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen

Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 59. 47

Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xii.

Page 54: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

40

tersebut. Hanya saja Tafsir Tematik yang saat ini juga sedang dikembangkan oleh

Kementerian Agama menitikberatkan bahasanya pada persoalan akidah, akhlak,

ibadah, dan sosial sedangkan Tafsir ilmi fokus pada kajian saintifik terhadap ayat-

ayat kauniyah dalam al-Quran. 48

Adapun korelasi antara ilmu pengetahuan alam (sains) dengan teks al-Quran

telah banyak dinyatakan oleh para pakar. Menurut Tanthawi Jawharî, terdapat 750

ayat Al-Quran yang berbicara tentang realitas alam semesta.49

Sebagai contoh:

Perbedaan sidik jari setiap manusia yang diisyaratkan dalam surat al-Qiyâmah

(75: 3-4)

Artinya:

„‟Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)

tulang belulangnya?. Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali)

jari jemarinya dengan sempurna.‟‟50

Oleh karenanya dibutuhkan sistematika tafsir al-Quran bidang ayat-ayat

kauniyah atau yang bias juga kita sebut dengan sistematika metodologi tafsir ayat-

ayat sains. Sistematika ini penting dikembangkan, untuk memaksimalkan penafsiran

ayat-ayat kauniyah, yang pada saat nanti dapat menjadi pilihan utama guna

48

Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xiii. 49

Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur‟an,

(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 3. 50

QS. al-Qiyâmah: 3-4.

Page 55: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

41

melaksanakan tugas utama manusia tersebut dalam mengelola bumi dan alam raya

ini, terutama di era ilmu dan teknologi dewasa ini, tanpa adanya destruktif terhadap

nilai kemanusiaan dan sistem alam yang berkesinambungan.51

Dalam beberapa tahun terakhir telah terwujud kerja sama yang baik antara

Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam

upaya menjelaskan ayat-ayat kauniyah dalam rangka penyempurnaan buku Al-Quran

dan Tafsirnya. Hasil kajian ayat-ayat kauniyah ini dimasukkan ke dalam tafsir

tersebut sesuai tempatnya sebagai tambahan penjelasan atas tafsir yang ada, yang

disusun sesuai urutan mushaf.

Kerja sama dua instansi ini berlanjut ke arah kajian dan penyusunan Tafsir

Ilmi semenjak tahun 2009 silam. Hingga saat ini sudah ada enam judul buku yang

berhasil disusun dan diterbitkan. Lantas, kegiatan kajian dan penyusunan Tafsir Ilmi

pada Tahun Anggaran 2011 mengasilkan empat tema yang diterbitkan pada tahun

2012. Keempatnya adalah: 52

1. Kisah Para Nabi Pra-Ibrahim dalam Perspektif Al-Quran dan Sains.

2. Seksualitas dalam Perspektif Al-Quran dan Sains.

3. Hewan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains.

4. Manfaat Benda-benda Langit dalam Perspektif Al-Quran dan Sains.

51

Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur‟an,

(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 6. 52

Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xiii.

Page 56: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

42

BAB III

DESKRIPSI TENTANG AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN

SERANGGA DALAM AL-QURAN

Menafsirkan teks al-Quran terkait sains, masih dalam perdebatan para pakar.

Karena itu, diperlukan eksplorasi tentang perkembangan relasi sains dan agama dari

berbagai sudut pandang, baik dari para peneliti relasi agama atau juga dari ulama

islam.1 Allah memerintahkan manusia untuk mengkaji dan mempelajari berbagai

aspek dunia, seperti, langit (QS. Ali-‘Imran : 191), hujan, tumbuhan (QS. Qâf : 6-10),

binatang (QS. Al-Ghâsyiyah : 17-20), kelahiran (QS. Aṯâriq : 5) dan bentangan

geografis (QS. Al-Mulk : 3). Cara untuk menyelidiki semua ini adalah melalui sains.

Pengamatan ilmiah memperkenalkan manusia pada misteri penciptaan, dan akhirnya

pada pengetahuan, kebijakan dan kekuasaan tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains

adalah salah satu cara mengenal Allah dengan tepat dank arena itulah sepanjang

sejarah, sejumlah ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan

telah beriman kepada Allah.2

Berbagai upaya telah dilakukan para ilmuan untuk mengungkap makna

ayat-ayat al-Qur’an. Banyak metode ilmu pengetahuan yang digunakan, hal ini

tidak terlepas dari semakin banyaknya minat yang menarik perhatian para ilmuan

1 Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur’an,

(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 23. 2 Harun Yahya, Al-Quran dan Sains, (Bandung: Dzikra, 2004), h. 6.

Page 57: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

43

tersebut, terutama semakin banyaknya temuan-temuan ilmu pengetahuan dan

teknologi terkini yang membuktikan kebenaran pernyataan dalam al-Qur’an.3

Keajaiban penciptaan hewan, terutama hewan yang diungkap dalam al-

Qur’an seperti semut, anjing, laba-laba, dan burung, sungguh amat mencengangkan.

Rahasia keajaiban itu yang kemudian dikuak oleh berbagai penelitian modern,

semakin membuktikan bahwa segala sesuatu di dunia ada manfaat. Ketika al-Qur’an

menyinggung hewan-hewan itu, maka dipastikan ada rahasia di balik pengungkapan

itu. Terutama perihal kehidupan hewan-hewan yang ada di sekeliling manusia, tidak

terkecuali perihal kehidupan serangga yang keberadaannya sangat banyak

manfaatnya bagi manusia.4

A. Pengertian Serangga

Serangga adalah kelompok terbesar dalam dunia hewan di bumi. Diperkirakan

ada lebih dari 800.000 jenis serangga yang sudah dikenal dan dideskripsi (dikenal

dalam ilmu pengetahuan). Jenis-jenis baru serangga masih terus bermunculan dalam

hitungan hari. Para ahli memperkirakan masih ada jutaan jenis serangga yang belum

dikenal. 5 Dalam hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk

hidup yang mendominasi bumi.6

3 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif

al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,

h. xvii.

4 Masyhuri Putra,‘’Mengungkap Kemukjizatan Ilmiah’’ Jurnal An-Nur, Vol. IV, no. 2 (2015):

h. 175. 5 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif

al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,

h. 228. 6 Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika Populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.

280.

Page 58: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

44

Serangga disebut pula insecta, berasal dari bahasa latin insectum, sebuah kaya

serapan dari bahasa Yunani adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum

antropoda yang memiliki exoskeleton berkitin.7 Serangga pada umumnya mempunyai

enam kaki, dan banyak diantaranya bersayap empat. Serangga alias insekta adalah

kelompok hewan pertama yang dapat terbang. Kebanyakan serangga hidup di

kawasan tropis, dan hanya beberapa jenis yang hidup di kawasan dingin atau lautan.

Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian besar, yaitu kepala, dada (thorax), dan tubuh

bagian belakang (admoden). Pada bagian dada menempel semua kaki dan sayap

serangga. Bagian admoden adalah tempat bagi perut, jantung dan organ lainnya, serta

sistem pembuangan.8

Berbagai macam bagian mulut serangga seperti: pengunyah (Orthoptera,

Coleoptera, ulat Lepidoptera, penusuk-pengisap (kutu daun, walang sangit, nyamuk),

spons pengisap (lalat), belalai-sifon (kupu-kupu dang ngengat).9

Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga

termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo,

antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera

(misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan

ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya

tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota

karena memiliki sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi

7 www.wikipedia.com

8 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif

al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,

h. 228. 9 Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.

282

Page 59: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

45

yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses

berkolonisasi di bumi.10

B. Identifikasi dan Klasifikasi Serangga

Pengetahuan mengenai klasifikasi serangga diperlukan agar jenis-jenis

serangga yang demikian banyaknya dapat dibedakan. Misalnya, dari sekian banyak

serangga yang menjadi hama tanaman padi, perlu diketahui jenis-jenisnya, karena

mereka memiliki perilaku hidup yang berbeda, menyerang bagian tanaman yang

berbeda (daun, buah, batang, akar) menyebabkan kerugian yang berbeda sehingga

berbeda pula cara penanganannya.11

Pada umumnya spesies-spesies serangga

dibedakan sesuai dengan kemiripan dalam penampakannya. Jenis-jenis lalat

misalnya, dibedakan dari kupu-kupa berdasarkan karakter sayap. Lalat hanya

memilki sepasang sayap, sedangkan kupu-kupu dua pasang. Secara hirarki, dikenal

taksa-taksa (taxon, taxa) dalam klasifikasi, oleh karenanya maka ilmu mengenai

penggolongan jenis-jenis mahluk hidup biasanya disebut taksonomi (taxonomy).

Taksonomi ulat kubis misalnya adalah sebagai berikut:12

• Filum (Phylum) - Arthropoda

• Kelas - Insecta

• Ordo - Lepidoptera

• Famili - Plutellidae

• Genus - Plutella

10

https://id.wikipedia.org/wiki/Serangga 11

http://www.nysaes.cornell.edu/ent/biocontrol/info/primer.html 12

Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994),

h. 284.

Page 60: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

46

• spesies - Plutella xylostella

C. Jumlah Ayat Tentang Serangga dalam Al-Quran

Ayat al-Quran yang membahas serangga sebenarnya tidak begitu banyak

dalam al-Quran. Jumlah tidak lebih dari sebelas ayat. Namun, bukan berarti serangga

tidak mempunyai peran penting sehingga Allah menyebutkankanya dalam jumlah

ayat yang sedikit. Banyak ulama berpendapat apabila suatu permasalahan dibahas

berulang kali dalam al-Quran dan disebutkan dalam banyak ayat maka permasalahan

tersebut merupakan permasalahan yang cukup penting. Sebaliknya, apabila suatu

permasalahan hanya dibahas dalam beberapa ayat saja maka permasalahn tersebut

tidak begitu penting. Pendapat tersebut hemat penulis tidak sepenuhnya benar namun

juga tidak sepenuhnya salah.13

Terdapat berbagai jenis serangga yang hidup di atas muka bumi ini.

Kepentingan serangga dalam kehidupan manusia bukanlah terletak pada bilangannya

yang terdiri daripada hampir 75% daripada seluruh spesies hewan. Akan tetapi

serangga amat berperanan dalam ekosistem dalam mewujudkan kesejahteraan hidup

secara keseluruhannya. Walaupun terdapat berbagai jenis serangga, namun al-Quran

hanya menyebut beberapa jenis saja sebagai perwakilan dari jenis-jenis serangga

dengan cara hidup masing-masing dari hewan tersebut. 14

Jumlah ayat yang membahas tentang serangga ada sebelas ayat, yaitu dua ayat

tentang lebah, dua ayat tentang semut, dua ayat tentang belalang, satu ayat tentang

13

Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika

Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 45. 14

Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, ‘’Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis ‘Ijaz’’, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 105.

Page 61: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

47

kutu, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang rayap, satu

tentang nyamuk dan satu ayat tentang lalat. Adapun bunyi ayat tersebut adalah

sebagai berikut: 15

1. Lebah

Artinya:

‘’Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di

bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin

manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah

itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya

terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-

orang yang memikirkan.16

2. Semut

Artinya:

15

Ayat tentang serangga diambil dari al-Quran yang sudah mengalami proses tasḥiḥ oleh

Departemen Agama RI. Rabbani: al-Quran Per Kata, Tajwid Warna (Jakarta: Surprise, 2012), h. 6

(nyamuk), h. 167 (kutu dan belalang), h. 275 (lebah) h. 342 (lalat), h. 379 (semut), h. 430 (rayab), h.

530 (belalang), h. 601 (laron). 16

QS: An-Nahl : 68-69.

Page 62: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

48

‘’Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:

Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak

diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";

Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut

itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri

nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang

ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan

masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu

yang saleh".17

3. Rayap

Artinya:

‘’Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang

menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan

tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau

Sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap

dalam siksa yang menghinakan’’.18

4. Laron

Artinya:

‘’pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran.’’19

5. Kutu

17

QS: An-Naml : 18-19. 18

QS: Saba’ : 14. 19

QS: Al-Qari’ah : 4.

Page 63: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

49

Artinya:

‘’Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan

darahsebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan

mereka adalah kaum yang berdosa.’’20

6. Laba-Laba

Artinya:

‘’Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain

Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya

rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka

mengetahui’’.21

7. Belalang

Artinya:

‘’Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan

darahsebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan

mereka adalah kaum yang berdosa.’’22

20

QS: Al-‘Arâf : 133. 21

QS: Al-‘Ankabût : 41. 22

QS: Al-‘Arâf : 133.

Page 64: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

50

Artinya:

‘’Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari

kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.’’23

8. Nyamuk

Artinya:

‘’Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk

atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka

mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi

mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk

perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan

Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya

petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang

fasik.’’24

9. Lalat

Artinya:

‘’Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu

perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-

kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu

23

QS: Al-Qamar : 7. 24

QS: Al-Baqarah: 26.

Page 65: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

51

menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah

mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang

menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.’’25

D. Periodesasi Ayat tentang Serangga

Dari sebelas ayat tentang serangga yang telah disebutkan di atas, satu ayat

yang turunnya di Madinah. Sedangkan sepuluh ayat lainnya turunnya di Mekkah.

Muhammad ‘Abid Al Jâbirî26

membagikan periode Mekah menjadi enam bagian

yaitu, kenabian dan keilahian, kesaksian di hari kiamat, pembatalan syirik dan

penyembah berhala, dakwah terang-terangan dan menjalin hubungan dengan kabilah-

kabilah, pengepungan terhadap nabi dan persiapan hijrahnya umat muslim ke

Habasyah, dan yang terakhir pasca pengepungan dan persiapan nabi hijrah ke

Madinah. Sedangkan perjalanan dakwah ketika nabi berada di Madinah hanya

dijadikan satu sub periode yaitu berkaitan dengan masalah hukum dan penerapannya

dalam bernegara.27

Apabila ayat tentang serangga diperiodisasi seperti dijabarkan oleh

Muhammad ‘Abid Al Jâbirî maka susunan ayatnya menjadi sebagai berikut:

PERIODE SUB PERIODE AYAT YANG

DITURUNKAN

Periode Mekah Kenabian dan Keilahian -

25

QS: Al-Hajj: 73 26

Muhammad Abid Al Jabiri adalah dosen filsafat dan pemikiran Islam di Fakultas Sastra,

Universitas Muhammad V, Rabat, Maroko. 27

Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika

Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 51.

Page 66: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

52

Kesaksian di hari kiamat

-QS. Al-Qâri’ah: 4

(Laron)

-QS. Al-Qamar: 7

(Belalang)

Pembatalan syirik dan

penyembah berhala

-QS. Al-‘Arâf: 133

(Belalang dan Kutu)

-QS. An-Naml: 18-19

(Semut)

Dakwah terang-terangan dan

menjalin hubungan dengan

kabilah

-QS. Saba’: 14 (Rayap)

Pengepungan terhadap nabi

dan persiapan hijrahnya umat

muslim ke Habasyah

-

Pasca pengepungan dan pasca

hijrah nabi Madinah

-QS. An-Nahl: 68-69

(Lebah)

-QS. Al-‘Ankaût: 41

(Laba-laba)

-QS. Al-Hajj: 73 (Lalat)

Periode Madinah Rasul di Madinah: hukum

dan penerapannya.

-QS. Al-Baqarah: 26

(Nyamuk)

a. Makkîyah dan Madânîyah

Selain harus mengetahui bunyi ayat yang hendak hendak ditafsirkan, seorang

mufassir harus mengetahui letak ayat tersebut diturunkan. Apakah ayat tersebut turun

di Mekah? Atau Madinah? Hal ini penting untuk mengetahui karakter ayat tersebut.

Ayat-ayat al-Quran yang diturunkan di Madinah tersebut disebut Madânîyah

sedangkan ayat yang turun di Mekah disebut dengan Makkîyah. Para ulama berbeda

pendapat mengenai permasalahan makkîyah dan madânîyah, apakah pengelompokan

tersebut berdasarkan tempat, waktu atau sasarannya.

Ulama yang berpendapat pengelompokan ayat tersebut berdasarkan tempat,

mengatakan bahwa ayat makkîyah adalah ayatyang diturunkan di Mekah meskipun

Page 67: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

53

ayat tersebut turun setelah hijrah nabi dan ayat madânîyah adalah ayat yang

diturunkan di Madinah. Sedangkan ulama yang sepakat dari segi waktu berpendapat

bahwa ayat makkîyah adalah ayat yang diturunkan sebelum nabi hijrah ke Madinah

dan ayat madânîyah adalah ayat setelah nabi hijrah ke Madinah. Adapun yang

berpendapat pengelompokan itu dari segi sasaran mengatakan bahwa ayat makîyah

adalah ayat yang khitabnya ditujukan pada masyarakat Mekah sedangkan madânîyah

disasarankan untuk masyarakat Madinah. Dari ketiga pendapat tersebut tidak ada

yang sempurna, masing-masing ada pengecualian untuk ayat-ayat tertentu. 28

b. Asbâb al-Nuzûl

Mengetahui latar belakang turunnya sebuah ayat hendak ditafsirkan maknanya

merupakan hal yang sangat penting agar terhindar dari kesalahan dalam menafsirkan

ayat tersebut. Manna’ Khalil Al-Qattan dalam kitab studi ilmu-ilmu Al-Quran

menyebutkan, mengetahui Asbâb al-Nuzûl adalah cara terbaik untuk memahami

makna Qur’an dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang

tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui latar belakang turunnya ayat. Asbâb al-nuzûl

adalah ilmu yang mempelajari latar belakang atau sebab-sebab sesuatu atau beberapa

ayat yang diturunkan.29

Namun yang menjadi persoalan adalah tidak semua ayat

dalam al-Quran mempunyai asbâb al-nuzûl (dalam artian sempit). 30

Pada hakekatnya

asbâb al-nuzûl merupakan salah satu alat bantu untuk menjelaskan makna redaksi

28

Az-Zarqani, Manahil al Irfan Fi Ulum Al-Quran, Juz I (Kairo: al-Maktabah at Tawfiqiyah,

tt), h. 193-195. 29

Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),

h.79. 30

Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika

Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 53.

Page 68: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

54

ayat al-Quran, dan makna ayat tersebut tidak dikhususkan hanya terkait peristiwa itu

saja.31

Dari sebelas ayat yang berbicara tentang serangga hanya satu yang

mempunyai asbâb al-nuzûl yaitu pada ayat 26 surat al-Baqarah yang berbicara soal

nyamuk. Ayat tersebut turun dilatar belakangi tentang perkataan orang munafik saat

Allah mebuat perumpamaan pada ayat 17 dan 19. Orang tersebut berkata:

‘’Mungkinkah Allah yang maha tinggi dan maha luhur membuat perumpamaan

seperti itu?’’ (HR. Ibnu Jarir).32

Sedangkan menurut Ibn Abbas ayat ini berhubungan

dengan pernyataan orang Yahudi atas tuduhan bahwa perumpamaan yang terdapat

dalam al-Quran tidak memiliki nilai yang berarti. hal ini disebabkan didalamnya

Allah merumpamakan binatang yang kecil lagi hina, seperti lalat, Laba-laba dan

nyamuk. Namun seandainya mereka mengetahui mereka akan mengakatakan bahwa

perumpamaan itu tepat dan benar.33

c. Teks dan Konteks Ayat

Kajian tentang konteks yang dibahas dalam teks al-Quran merupakan hal

yang sangat penting untuk dibicarakan. Hal ini dianggap penting karena membantu

penafsir untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan dalam sebuah ayat. Pengkajian

kontek ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan ayat yang sedang dikaji ayat

sebelum dan sesudahnya. 34

31

Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 80. 32

Depag. Rabbani: Al-Quran Per Kata, Tajwid Warna, (Jakarta: Surprise, 2012), h. 6. 33

Depag, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Yogyakarta: PT Bakti Wakaf, 1990), h. 80. 34

Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika

Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 54.

Page 69: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

55

Dalam thesis Asep Supriyanto yang berjudul ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian

Tafsir dengan Hermeneutika Muhammad ‘Abid Al-Jabiri) menyebutkan secara garis besar

kontekst ayat yang berkaitan dengan serangga dapat dikelompokkan menjadi 3

kelompok besar, yaitu:

1. Konteks keadaan manusia yang kudah terombang-ambing (bimbang)

Setidaknya ada tiga ayat yang termasuk dalam kategori ini, yakni ayat yang

berbicara tentang Laron, Belalang, dan Kutu. Dalam surat Al-Qâri’ah ayat yang

keempat, Allah menceritakan gambaran umat manusia pada hari kiamat selayaknya

hewan laron yang mudah terombang-ambing dan tidak mempunyai tujuan. Dalam

ayat lain, yakni surat al-Qamar ayat yang ketujuh, keadaan manusia ketika

dibangkitkan dari kuburnya kelak semua manusia menundukkan pandangannya

layaknya belalang dan setelah itu mereka bagaikan Laron tidak tahu kemana harus

pergi.

Berbeda dari kedua ayat tersebut di atas, dalam surat al-A’râf ayat yang ke-

133, Allah tidak menceritakan gambaran umat manusia pada hari kiamat kelak,

melainkan Ia memeberikan azab kepada kaum yang durhaka berupa taufan, belalang,

kutu, katak dan darah. Azab ini diberikan kepada Firaun dan pengkiutnya karena

telah menduskan Allah dan telah mengabaikan perintah nabi Musa.

Meskipun dalam tersebut tidak menceritakan bagaimana keadaan kutu

tersebut, apakah terombang-ambing atau tidak? Namun sebagai manusia yang

dianugerahi akal oleh Allah, ia pasti bisa membayangkan bagaimana keadaan kutu

apabila ia diterbangkan oleh angin.

2. Konteks ‘penceritaan’ oleh Allah

Page 70: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

56

‘Penceritaan’ oleh Allah yang dimaksudkan di sini adalah Allah hendak

menceritakan sebuah cerita atas kehendaknya sendiri, cerrita ini bukanlah hendak

menceritakan keadaan manusia yang terombang-ambing di dunia ataupun di akhirat

kelak dan bukan pula bertujuan membuat perumpamaan untuk manusia. Allah

sengaja menceritakan karena di dalamnya terkandung hal yang istimewa. Allah ingin

mengajak pada manusia agar memikirkan baik-baik keistimewaan apa saja yang

terkandung di dalamnya.

Adapun ayat yang termasuk dalam kategori ini adalah ayat yang berbicara

tentang Semut,Rayap dan Lebah. Dalam surat An-Naml ayat yang ke-18 dan 19,

Allah menceritakan tentang anugerah yang diberikan kepada nabi Sulaiman yakni ia

dapat mengetahui bahasa binatang, dalam hal ini adalah semut. Ketika nabi Sulaiman

mengadakan perjalanan ke suatu tempat ia melihat sekelompok semut yang melintas

di depannya, ia pun menyuruh berhenti sejenak dan mempersilahkan semut-semut

tersebut lewat. Ia pun tertawa ketiak mendengar ucapan pemimpin semut tersebut,

setelah itu ia pun mengucapkan syukur kepada Allah karena diberi anugerah

melimpah.

Masih dalam kisah nabi Sulaiman, dalam surat Saba’ ayat yang ke-14, Allah

menceritakan bahwa sekuat apapun dan sepandai apapun manusia, ia tidak akan

mampu melawan takdir terutama ajal. Ketika memang sudah waktunya, manusia

tidak akan mampu memajukannya ataupun memudarkannya meskipun hanya satu

detik saja. Selain itu, tidak ada yang mengetahui ajal seseorang (meskipun dari

golongan Jin sekalipun) kecuali bagian makhluk yang telah ditentukan oleh-Nya.

Page 71: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

57

Dalam ayat ini Jin pun kaget dan ia baru mengetahui bahwa Sulaiman telah

meninggal ketika Sulaiman roboh karena tongkatnya digerogoti oleh Rayap.

Berbeda dari kedua ayat di atas, surat an-Naḥl ayat yang ke-68 dan 69, Allah

tidak hendak menceritakan tentang kisah nabi Sulaiman, melainkan Ia menceritakan

bagaimana Ia memberi perintah kepada makhluk kecil yang bernama Lebah. Mulai

dari bagaimana lebah itu membuat rumahnya, bagaimana ia makan dan apa saja yang

dihasilkan olehnya yang dapat berguna untuk kepentingan manusia.

3. Konteks perumpamaan dan pemberian tantangan

Ada tiga jenis serangga yang termasuk dalam kategori ini, yakni Laba-laba,

Lalat dan Nyamuk. Allah sengaja membuat perumpamaan dengan tiga serangga

tersebut untuk mengajak manusia berfikir dengan akal sehat. Dalam surat al-Ankabût

ayat ke-41 dan al-Ḥajj ayat yang ke-73, Allah memberikan perumpamaan bahwa

berhala-berhala yang disembah oleh manusia mereka tidak memiliki kemampuan

apapun. Baik itu kemampuan merebut kembali apapun yang telah direbut oleh lalat

ataupun membuat hewan yang kecil seperti lalat, meskipun mereka bersatu utnuk

menciptakannya. Oleh karena itu Allah memeberi perumpamaan bahwa orang yang

berlindung kepada berhala seperti laba-laba yang mengambil perlindungan dengan

rumahnya. Rumah laba-laba dipandang lemah oleh al-Quran karena rumah laba-laba

tidak dapat melindungi laba-laba dari panasnya terik matahari dan dinginnya malam.

Dalam hal ini mereka telah keliru daalam mengambil perlindungan.

Dalam surat al-Baqarah ayat ke-26, Allah menyebutkan bahwa Ia tidak malu

membuat perumpamaan apapun, meskipun itu hanya seekor nyamuk ataupun hewan

yang lebih rendah atau lebih kecil dari nyamuk sekalipun. Allah pun menyebutkan

Page 72: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

58

bahwa perumpamaan seperti ini tidak akan berdampak apapun bagi orang yang

ingkar, namun sebaliknya perumpamaan ini akan memeberikan manfaat yang cukup

besar bagi orang-orang yang benar-benar beriman kepada-Nya.

Page 73: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

59

BAB IV

ANALISIS TAFSIR KEMENTERIAN AGAMA TENTANG MATSAL

SERANGGA PADA KATA ‘ANKABUT, DZUBĀB DAN BA’ŪDHAH

Secara umumnya, serangga yang telah disebut di dalam al-Qur‟ān ialah

nyamuk, lalat, belalang, kutu, lebah, semut dan anai-anai. Namun begitu, serangga

yang telah dijadikan sebagai perumpamaan dalam al-Quran hanyalah laba-laba

nyamuk dan lalat.1 Oleh yang demikian, kajian pada bab empat ini akan melihat

kepada rahasia dan hikmah pemilihan serangga-serangga tersebut di al-Quran dalam

tafsir Kementerian Agama.

A. DZUBȂB (LALAT)

Lalat dapat secara berkala ditemukan di rumah-rumah dan tempat di seluruh

Indonesia. Beberapa spesies lebih umum daripada yang lainnya dan tertarik dengan

lingkungan yang berbeda sesuai dengan kebiasaan dan siklus hidup alami mereka.

Mengetahui ukuran, kebiasaan, musiman, dan siklus hidup dari spesies lalat yang

berbeda dapat membantu mengidentifikasi jenis dari lalat yang efektif.2

Lalat adalah jenis serangga dari keluarga Diptera,3 (berasal dari bahasa

Yunani di berati dua dan ptera berarti sayap)4 yakni hewan yang memiliki sepasang

sayap. Bangsa diptera diperkirakan memiliki sekitar 240.000 jenis, termasuk di

dalamnya nyamuk. Sekitar 120.000 di antaranya telah dipertelakan dan diketahui

1 Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 105. 2 http://www.rentokil.co.id/lalat/jenis-lalat/

3 Diptera bermaksud dua sayap, Di = two (dua), ptera= wings (sayap).

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat

Page 74: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

60

nama jenisnya.5 Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat

menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat

serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang

jatuh ke tempat tersebut.

a. Klasifikasi

Klasifikasi lalat adalah sebagai berikut: 6

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Subkelas : Pterygota

Infrakelas : Neoptera

Superordo : Panorpida

Ordo : Diptera

b. Karakteristik

Gambar 1. Morfologi Tubuh Lalat Rumah (Musca domestica)

5 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif

al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263. 6 https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat

Keterangan:

A. Tarsus

B. Antena

C. Torax

D. Mata

Page 75: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

61

c. Jenis-jenis Lalat

1. Lalat rumah (Musca domestica)

2. Lalat daging (Genus Sarcophaga)

3. Lalat hijau (Calliphora vomitoria)

4. Lalat pasir (Spiriverpa Lunulata)

5. Lalat buah (Drosophila species)

6. Lalat pembuangan (Psychodidae)

7. Lalat kuda (Family tabanidae).

d. Siklus Hidup Lalat 7

Gambar 2. Siklus Hidup Lalat

Pada umumnya siklus hidup lalat melalui 4 stadium yaitu :

„‟telur → larva → pupa → lalat dewasa”

Pada beberapa jenis lalat telur-telur tetap dalam tubuh lalat dewasa sampai

menetap dan baru kemudian dilahirkan larva. Lamanya siklus hidup dan kebiasaan

tempat bertelur bisa berbeda antara berbagai jenis lalat. Demikian pula terdapat

perbedaan-perbedaan dalam hal suhu dan tempat hidup yang biasanya untuk masing-

masing jenis lalat.

7 www.depkes.go.id

Page 76: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

62

Allah Swt menciptakan lalat sebagai serangga yang menggemari sesuatu

yang buruk, najis dan kotor.8

ANALISIS KANDUNGAN AYAT

Lalat disebut dua kali dalam al-Quran; dua-duanya berada dalam satu ayat.

Allah berfirman dalam surah al-Hajj : 22 : 73.9

Artinya :

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu

perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali

tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.

dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya

kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah)

yang disembah.10

Dalam ayat ini, Allah Swt memulakan perumpamaan dengan perkataan

‟ḍuriba‟ yaitu ( ستوعاليأ يا الاط ضشب هثل فا ). Sesungguhnya terdapat hikmah

tertentu apabila Allah Swt memulakan perumpamaan dengan „ḍuriba‟. Maksud asal

perkataan„ḍuriba‟ atau„ḍarb‟ dalam bahasa Arab adalah pukul atau ketuk. Jadi, apa

maksud dari redaksi ayat perumpamaan ini dalam al-Quran? Menurut Muhammad

Qutb, lafaz „ḍuriba‟ atau „ḍarb‟ disebut ketika ingin meninggalkan kesan, yaitu

8 Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 117. 9 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif

al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 262. 10

QS. al-Hajj : 22 : 73.

Page 77: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

63

seolah-olah perumpamaan yang didatangkan itu untuk mengetuk hati mereka dari

kelalainnya.11

Melalui ayat ini Allah memastikan berhala dan apapun yang disembah selain

Allah oleh manusia tidak akan dapat menciptakan satu pun makhluk, bahkan hanya

ukuran sekecil lalat meskipun mereka bersatu padu untuk mencoba

menciptakannya.12

Dalam ayat 73 surah al-Hajj ini, Allah Swt telah membuat

perumpamaan tentang lalat (dzubâb). Dalam al-Mu‟jam al-Wasit, dinyatakan bahwa

dzubâb adalah sejenis hewan kecil yang bersayap.13

Lalat dalam kehidupan sehari-hari memiliki citra buruk dan bisa dikaitkan

dengan hal-hal yang kotor dan penyakit. Seakan menapik anggapan itu, Rasulullah

justru memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk mencelupkan lalat sekaligus

bila jatuh ke dalam gelas. Itu karena lalat tidak hanya membawa penyakit, tapi juga

penawar penyakit yang dibawanya itu.14

شفاء إرا قع الزبا ب في ششاب أحذكن فليغوس ثن ليضع ، فإ ى في أحذ جا حي داء في االخش

) سا البخاس عي أبي شيشة (

Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas minummu, tenggelamkanlah ia sepenuhnya

ke dalam air, lalu angkatlah. Sesungguhnya pada salah satu sayap-sayapnya

terdapat penyakit, dan sayap lainnya terdapat penyembuhnya. (Riwayat al-Bukârî

dari Abû Hurairah).

11

Muhammad Qutb, Perumpamaan fi al-Qur‟ān, (Beirut: al-Maktabah al-`Asriyyah, 1993),

h. 7. 12

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263. 13

Anis Ibrahim, et.al, al-Mu`jam al-Wasit, T.T.P: T.P, h. 308. 14

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263.

Page 78: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

64

Pernyataan Rasulullah bahwa lalat mempunyai semacam penawar bukanlah

omong kosong belaka yang tidak disertai bukti ilmiah. Ilmu pengetahuan

membuktikan bahwa lalat berperan besar dalam dunia pengobatan. Lalat memiliki

antidote, suatu bahan dalam bentuk antibakteria atau antibiotik yang sangat penting

bagi manusia.

Perumpamaan yang diketengahkan dalam ayat ini menunjukkan betapa

lemahnya berhala-berhala yang disembah oleh orang kafir. Kebodohan orang kafir

itu menyebabkan mereka masih mengharapkan berhala-berhala yang lemah itu. Allah

Swt mendatangkan perumpamaan ini supaya mereka berpikir, bagaimana tuhan-tuhan

yang mereka sembah tidak mampu untuk menciptakan walau seekor lalat sekalipun.

Dalam ayat ini, Allah Swt telah mendatangkan hujah dalam bentuk perumpamaan

untuk memudahkan pemahaman mereka.15

Sekiranya makhluk yang lemah seumpama lalat itu tidak mampu dicipta, apa

lagi makhluk yang besar dan hebat seperti langit dan bumi, maka sudah tentu „jauh

panggang daripada api‟. Di samping itu, tuhan-tuhan yang disembah oleh orang kafir

itu langsung tidak bisa bergerak serta tidak mampu untuk menyelamatkan sesuatu,

jadi dengan sendirinya menafikan sifat-sifat ketuhanan.16

Penggunaan perumpamaan di sini adalah bertujuan mengemukakan hujah

tentang kebatilan orang kafir yang telah „berpegang pada dahan yang rapuh‟. Menurut

15

al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),

h. 65. 16

Ibnu „Āshūr, Muhammad al-Tāhir, Tafsīr al-Tahrīr wa al-Tanwīr, j. 17.( T.T.P: al-Dār al-

Tūnisiyyah, (t.t)) h. 340.

Page 79: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

65

al-Qurtubi, Allah Swt mendatangkan hujah dalam bentuk perumpamaan dalam ayat

ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas.17

Ringkasnya, ayat perumpamaan ini mengajak manusia berfikir betapa

penyembahan mereka kepada selain daripada Allah merupakan suatu kebodohan dan

kejahilan yang amat nyata. Perumpamaan dalam ayat ini digambarkan melalui tiga

alasan yaitu:18

1. Manusia dan berhala yang disembah bersifat lemah dan tidak mampu untuk

menciptakan walau seekor lalat yang kecil.

2. Manusia dan berhala adalah makhluk yang dianggap lemah meskipun mereka

bersatu untuk menciptakan seekor lalatpun tidak akan pernah bisa.

3. Berhala yang disembah manusia hanya bisa pasrah ketika ada seekor lalat

yang hendak mencuri sesuatu daripadanya.

Menurut al-Qurtubiy, lalat dipilih dalam perumpamaan ini berdasarkan empat

faktor khusus yang terdapat padanya yaitu hina, lemah, kotor dan jumlah yang

banyak.19

B. ‘ANKABÛT (LABA-LABA)

Laba-laba merupakan binatang yang tersebar hampir sebagian besar ada

di muka bumi, mulai dari hutan sampai ditempat mukim. Lebih dari 90% bangunan

di dunia terdapat laba-laba di dalamnya, sehingga mayoritas dapat dipastikan

17

al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),

h. 64-65. 18

Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 188. 19

al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),

h. 65.

Page 80: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

66

mengenal laba-laba. Dalam al-Quran, serangga laba-laba diabadikan menjadi nama

surat, yaitu al-„Ankabut. Hal ini tentu tidak lain karena laba-laba memiliki

keistimewaan dan rahasia yang belum bisa diketahui secara pasti oleh manusia.20

Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku

(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap, dan tak

memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo

Araneae21

; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau semuanya berkaki

delapan dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba

disebut arachnologi.22

Jenis laba-laba yang ada di alam banyak sekali bahkan kurang lebih mencapai

30.000 jenis. Masing-masing jenis berbeda ukuran, bentuk dan makanannya. Ia

hidup di tempat-tempat yang menyediakan makanan. Ada jenis laba-laba yang

sebagian besar hidupnya dihabiskan di air. Ada laba-laba yang hidup di puncak

Everest, yang merupakan gunung tertinggi di dunia. Ada juga hidup yang di dalam

rumah, tempat penyimpanan gandum, dan gedung. Ada juga ang hidup pada dinding-

dinding di luar gedung, dan pada kusen pintu dan jendela. Ada juga yang hidup pada

lubang yang ia gali sendiri. Ia melawan mangsa dan musuh sendirian. Hanya sedikit

yang hidup secara berkelompok.23

a. Klasifikasi

20

Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41

Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 20. 21

Araneae adalah ordo terbesar dalam arachnida dan peringkat ketujuh dalam total

keragaman spesies di antara seluruh ordoorganismse. 22

https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba. 23

Thanthawi Jauhari, Jawahir fi Tafsir al-Quran, (Beirut: Darul Fikr, tth), h. 145.

Page 81: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

67

Klasifikasi Laba-laba adalah sebagai berikut:24

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Arachinida

Ordo : Araneae

b. Karakteristik

Anatomi laba-laba:

(1) Empat pasang kaki

(2) Cephalothorax25

(3) Opisthosoma

c. Jenis Laba-laba

Para ahli zoologi saat ini memperkirakan ada lebih dari 30.000 jenis laba-

laba di bumi dengan ukuran yang bervariasi (dari yang berukuran kurang dari satu

millimeter hingga yang berukuran Sembilan meter), serta bentuk dan warna yang

beragam. Kebanyakan laba-laba hidup di alam liar dan dalam kondisi soliter,

kecuali pada saat kawin dan bertelur. Mereka didapati hidup di daerah pantai

hingga pegunungan di ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut.26

d. Siklus Hidup Laba-Laba

24

https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba. 25

Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua.

Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari

kepala dan dada (toraks). 26

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 277.

Page 82: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

68

Pada jenis laba-laba, di bagian ujung abdomen terdapat tiga pasang embelan

yang disebut spineretas. Bagian ini disebut juga organ pemintal. Organ tersebut

mempunyai pembuluh atau saluran yang sangat kecil tempat dimana suatu cairan

dari kelenjar sutra di bagian perut melaluinya. Cairan tersebut akan mengeras di

udara dan membentuk benang.27

Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma

yang terjadi di dalam tubuh betinaya (fertilisasi internal). Hewan jantan dan hewan

betina terpisah (diesis). Ada yang ovivar, ovovivipar dan vivipar.28

ANALISIS KANDUNGAN AYAT

Dalam perkembangan ilmu tafsir, terutama tafsir ilmi (Sains), telah

memberikan informasi tambahan tentang laba-laba. Jika para mufassir klasik sampai

modern menafsirkan hanya seputar kelemahan yang dimiliki laba-laba, maka dalam

tafsir ilmi menafsirkan seputar keistimewaan dan keajaiban laba-laba.29

Artinya:

„‟Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain

Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya

rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka

mengetahui‟‟.30

27

Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik), (Bandung: Alfabeta, 2011),

h. 148-149 28

Sonja V. T. Lumowa, Zoologi Invertebrata, (Yogyakarta: Kepel Press, 2014), h. 124. 29

Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41

Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 35. 30

QS: Al-„Ankabût : 41.

Page 83: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

69

Dilihat sekilas ayat ini akan tampak ada sedikit kontradiksi antara pesan yang

disampaikan ayat ini dengan apa yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan modern.

Di satu sisi, ayat ini melabeli rumah laba-laba sebagai sesuatu yang lemah,

mengkhawatirkan, tidak bisa diandalkan.31

Kata ittakhadats dalam ayat di atas berbentuk fi‟il muannats kata „kerja

jenis wanita‟. Disinilah terlihat ketelitian redaksi al-Quran. Ilmu pengetahuan

modern membuktikan bahwa yang membangun sarang adalah laba-laba betina

bukan laba-laba jantan. Fakta ilmiah ini belum diketahui oleh seorang pun ketikan

ayat al-Quran diturunkan. Lafadz tersebut menurut sebagian ulama sudah termasuk

ciri-ciri kandungan ilmiah yang ada di dalam ayat tersebut.32

Beberapa petunjuk ilmiah yang terkandung dalam teks ayat al-Quran di atas

adalah sebagai berikut:

Pertama, pemilihan format singular (mufrad) dalam penyebutan kata

„ankabût. Kata „ankab dalam bahasa Arab mempunyai arti binatang yang membuat

rajutan di udara atau di mulut sumur, yang berupa jaring dari benang yang tipis.33

Kata al-„ankabût ini berbentuk muannast (jenis perempuan), terkadang menjadi

mudzakkar (jenis laki-laki) saat disebutkan dalam sebuah syair. Rumah laba-laba

disebut akdabah. 34

31

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 273-274. 32

Hisham Thalbah dkk, Al-I‟jaz Al Ilmi fi Alquran wa al sunnah, (diterjemahkan oleh

Syarief Hade Mansyah dkk), (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 90-91. 33

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 274 34

Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41

Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 36.

Page 84: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

70

Selain itu, kata ini disebut dalam format singular, tunggal. Ketiga hal ini:

makna kata, kefeminimannya, dan formatnya yang singular, memang saling berkait

dalam kehidupan nyata. Kelompok laba-laba yang didapati hidup dalam kondisi

soliter. Laba-laba betina adalah oknum yang paling berperan dalam pembuatan

“rumah”. Laba-laba jantan hampir tidak berkontribusi sama sekali. Kalaupun ada,

mereka hanya sesekali bertugas memperbaiki rumah itu atau tugas-tugas kecil

lainnya. format singular pada kata 'ankabût berbeda dari format yang digunakan

untuk menyebut serangga lain yang dijadikan nama surah, misalnya lebah (an-Naḥl)

atau semut (an-Naml). Nyatanya, pemilihan format demikian berkesesuaian dengan

perikehidupan kedua kelompok serangga ini yang bekerja dalam kelompok dan

punya system dan struktur sosial yang canggih. 35

Kedua, firman Allah ittakhadzat baita “membuat rumah”. Dalam teks al-

Quran ini terdapat sebuah isyarat yang jelas bahwa laba-laba yang membangun

rumah sebagai fondasi adalah laba-laba berjenis betina.36

Rumah laba-laba pada ayat

ini dinisbatkan sebagai sesuatu yang lemah dan dijelaskan sebagai berikut.37

a. Kelemahan secara fisik, rumah laba-laba memang lemah karena hanya

dibentuk dari rajutan sutera. Rajutan tidak cukup rapat sehingga mudah

goyah ketika tertiup angin, hujan dan panas.

b. Kelemahannya terletak pada rumah dilihat sebagai sebuah kesatuan

menyeluruh, bukan pada bahan benang sutra yang menjadi bahan rajutan.

35

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 274. 36

Hisham Thalbah dkk, Al I‟jaz Al Ilmi fi Alquran wa al sunnah, (diterjemahkan oleh

Syarief Hade Mansyah dkk), (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 90-91 37

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 275.

Page 85: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

71

Namun bukan bahan itu yang menjadi fokus pembicaraan ayat tersebut,

melainkan rumah laba-laba secara menyeluruh.

c. Kelemahan spiritual. Rumah laba-laba dianggap paling lemah karena tidak

adanya keharmonisan dalamnya. Dalam kasus tertentu laba-laba betina

yang mempunyai tubuh lebih besar dibandingkan jantan akan memangsa

laba-laba jantan setelah selesai perkawinan.

d. Frasa “apabila mereka mengetahui” yang digunakan sebagai penutup ayat

di atas mungkin saja menunjukkan bahwa maksud ayat ini belum

dipahami dengan baik oleh orang-orang kepada mereka al-Quran

diturunkan 14 abad yang lalu. Pemahaman lebih komprehensif baru

didapat sekian ratus tahun kemudian melalui jasa sekian ratus peneliti

yang bekerja keras meneliti perilaku untuk kemudian disebarluaskan

kepada masyarakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-„Ankabut ayat 41, beberapa mufassir

hanya menafsirkan laba-laba sebagaimana yang termaktub di dalam al-Quran, yaitu

“yang memiliki rumah yang paling lemah”. Jika dipandang secara kasat mata, ayat

ini hanya dipahami berdasarkan pengamatan terhadap kekurangan laba-laba.38

Selama ribuan tahun, para ahli tafsir memandang sarang laba-laba hanya

terletak pada kelemahannya saja tanpa melihat sesuatu keistimewaan dan kelebihan

lainnya. Mufassir abad ke-7, misalnya Abdullah bin Abbas, sampai mufassir abad ke-

20, Ahmad Mustafa al-Maraghi, sama-sama berpendapat bahwa sarang laba-laba

38

Ahmad Zamroni,„‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41 Tentang

Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 23.

Page 86: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

72

lemah karena tidak dapat melindungi dari panas dan dingin. Rumah laba-laba rapuh

karena mudah hancur bila diterjang angin atau binatang lain.39

Dalam tafsir al-Jami‟al-Ahkam al-Qur‟an karya Imam al-Qurthubi

disebutkan sebuah hadis ucapan Yazid bin Maisarah bahwa laba-laba adalah setan

dan bahwa Ali bin Abi Thalib menganggap adanya sarang laba-laba di dalam rumah

akan mewariskan kemiskinan maka harus dibuang.40

Dalam Kitab Tafsir Ilmi Kementerian Agama menyebutkan, perlu juga

diketahui bahwa rumah laba-laba tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal.

Rumah juga berfungsi sebagai perangkap untuk menjerat mangsanya, seperti lalat dan

semacamnya. Karena fungsi sampingannya pantaslah rumah laba-laba bila dijadikan

metafor dari tuhan-tuhan selain Allah yang disembah oleh orang-orang musyrik.

Tuhan-tuhan itu menyeru mereka untuk masuk perangkap dan menjerumuskan

mereka ke dalam kesengsaraan hidup di dunia bahkan di akhirat (an-Nisâ‟ 4:48).41

Dalam tafsir modern, seperti Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Sihab,

mengartikan surat al-Ankabut ayat 41 sebagai perumpamaan kaum musyrikin.

Mereka menjadikan dengan sungguh-sungguh dan bersusah payah berhala sebagai

para pelindung selain Allah Yang Mahakuasa dan tiada bandingan-Nya

diperumpamakan seperti laba-laba membuat rumah dengan susah payah pula untuk

melindungi dirinya. Bahwa hal demikian itu perumpamaan mereka dan berhala-

39

Bambang Pranggono dan Dini Handayani, Percikan Sains Dalam Alqur‟an: Menggali

Inspirasi Ilmiah, (Bandung: Khazanah Intelektual, 2006), h. 67. 40

Muhammad Ibrahim Al-Hifnawi, (Terj. Mahmud Hamid Utsman). Tafsir Al-Qurthubi

Jus 13, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 881. 41

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 276.

Page 87: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

73

berhala mereka dan demikianlah hakikatnya, pastilah mereka tidak menjadikannya

para pelindung.42

C. BA’ŪDHAH (NYAMUK)

Nyamuk adalah serangga yang termasuk dalam kategori hewan invertebrata

yang berjumlah keseluruhan sekitar 41 genus yang merangkumi 3,530 spesies.43

Nyamuk selalu digambarkan sebagai hewan penghisap darah, tapi pada kenyataannya

tidak semua benar. Pada hakikatnya hanya nyamuk betina yang menghisap darah,

sedangkan jantan tidak.44

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk

Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta,

dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum

2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan

enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.45

Siklus kehidupan nyamuk melalui empat tahap yaitu: telur, larva, pupa, dan

dewasa.46

Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.

Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali

tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun

betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada

42

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Vol. 10 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 83. 43

Mosquito Taxonomic Inventory, http://mosquito-taxonomic-inventory.info. 44

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 268. 45

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk. 46

Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 3.

Page 88: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

74

telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk

berkembang.47

Nyamuk memiliki 6 buah pisau pengiris yang bekerja seperti gergaji yang

terletak di kepala nyamuk tersebut. Pada saat pengirisan, nyamuk menyiramkan

suatu cairan ke luka, gunanya agar daerah di sekitar luka menjadi mati rasa,

sekaligus mencegah darah membeku, dan manusia tidak merasa terganggu oleh

gigitan nyamuk.48

a. Klasifikasi

Klasifikasi Nyamuk adalah sebagai berikut: 49

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Unimaria

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Sub ordo : Nematocera

Superfamili : Culicoidea

Famili : Culicidae

Sub-famili : Culicinae

Genus : Spesies

b. Karakteristik

47

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk. 48

Masyhuri Putra, “Mengungkap Kemukjizatan Ilmiah”, An-Nur, Vol. 4 No. 2, (2015): h.

178. 49

Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 252.

Page 89: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

75

Diklasifikasikan dari Diptera dan famili Culicidae adalah ciri-ciri umum

nyamuk sebagai berikut:50

1. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.

2. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil daripada nyamuk betina.

3. Pada bagian kepala sepasang mata, antena filiform, palpi, dan sebuah

probosis.

4. Dada terdiri dari atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks.

5. Memiliki sepasang sayap yang panjang.

c. Jenis-jenis Nyamuk

1. Nyamuk Anopheles (Malaria)

2. Nyamuk Culex

3. Nyamuk Aedes

4. Nyamuk Mansonia

d. Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk merupakan jenis serangga yang mengalami metamorfosis

sempurna yang stadiumnya terdiri dari telur, larva, pupa, dan nyamuk

dewasa.51

Nyamuk mengalami metamorfasis sempurna: Telur, larva, pupa,

dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air sedangkan stadium dewasa

hidup bertebrangan. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies dan

suhu. Nyamuk dewasa betina biasanya mengisap darah manusia dan binatang.

50

Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 253. 51

Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 255.

Page 90: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

76

Nyamuk Betina

Dewasa

Telur

(1-2 hari)

Jentik

(7-9 hari)

Pupa (2-4 hari)

Nyamuk Muda

Telur yang baru di letakan berwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam berupa menjadi

hitam.52

ANALISIS KANDUNGAN AYAT

Nyamuk disebut dalam surah al-Baqarah 2: 26. Dalam ayat ini betapa Allah

menegaskan bahwa Dia tidak segan membuat perumpamaan dengan nyamuk untuk

menantang manusia tidak akan pernah mampu menciptakan hewan bertubuh kecil ini.

Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan Allah. Allah berfirman,

Artinya:

„‟Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk

atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka

mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi

mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk

52

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.

Page 91: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

77

perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan

Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya

petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang

fasik.‟‟53

Ada sebagian hadis Nabi yang menggunakan nyamuk sebagai perumpamaan,

diantaranya dua hadis berikut ini.54

يم القيا هت ال يضى عذهللا جاح بعضت ، اقشء : فال تقين لن الشجل العظين السويي إ ليأتي

يم القيا هت صا . )سا البخاسي هسلن عي أبي شيشة ( .

Pada hari kiamat, datanglah seorang lelaki gemuk yang bobotnya bahkan

tidak mampu menandingi berat sayap nyamuk. Bacalah oleh kalian, “Dan kami tidak

memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat.” (riwayat al-

Bukhârî dan Muslim dari Abû Hurairah).

تعذل عذ هللا جا ح بعضت هاسق كافشا هي ششبت هاء .) سا التش هزي عي لكات الذيا

سل بي سعذ (

Andaikan dunia ini dalam pandangan Allah sama dengan bobot satu sayap

nyamuk saja, maka dia tidak akan memberikan orang kafir seteguk air pun. (Riwayat

at-Turmużi dari Sahl bin Sa‟d).

Makhluk kecil seperti nyamuk atau bahkan renik tidak selalu memiliki

komponen dan cara kerja yang lebih sederhana ketimbang makhluk yang berukuran

lebih besar. Sebut saja nyamuk misalnya, memiliki kerumitan organ tubuh yang dan

fungsinya yang spesifik. Salah satu organ yang tidak dimiliki makhluk lain, organ itu

adalah berupa enam pisau pengiris yang bekerja seperti gergaji. 55

53

QS: Al-Baqarah: 26. 54

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 268.

55 Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Quran dan Sains,

(Jakarta: Kementerian Agama, 2012), h. 209.

Page 92: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

78

Al-ba‟ûdh derivasi dari kata al-ba‟âdh yang dapat diartikan sebagian daripada

sesuatu. Pengertian ini menunjukkan pada bentuk dan ukuran yang kecil dari seekor

nyamuk.56

Dalam kitab al-Mu‟jam al-Wasith, dinyatakan bahwa al-ba‟ûdh adalah

serangga yang memudharatkan, dan ia juga dikenali sebagai „al-namus‟.57

Perkataan

al-ba‟ûdhah hanya sekali disebutkan dalam al-Quran yang terdapat pada surah al-

Baqarah ayat 26.58

Ali ash-Sabuniy memandang ayat ini bahwa sesungguhnya Allah bebas

mendatangkan apa saja bentuk perumpamaan, yaitu dengan melibatkan perkara-

perkara kecil seperti nyamuk bahkan lebih kecil dari itu atau pun perkara besar

sekalipun.59

Sedangkan Wahbah Zuhailiy menyebutkan bukan perkara yang sulit

untuk Allah merumpamakan sesuatu yang lebih kecil atau pun besar. Akan tetapi

karena kekuasaan Allah yang mampu „menciptakan dan menjadikan‟. Allah

menggambarkan perumpamaan di dalam al-Quran bertujuan mendorong jiwa

seseorang untuk menerima makna yang dimaksudkan melalui akal pikiran yang

berdasarkan pada kemampuan, keadaan dan kesesuaian masing-masing.60

56

Al-Fakhr al-Raziy, Al-Tafsir al-Kabîr Mafâtihul Ghaib, (Beirut: Dar Ihya‟ al-Turath al-

„Arabiy, 1995), h. 364. 57

Syauqi Dhaif, al-Mu‟jam al-Wasith, (Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2011), h. 26. 58

Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga

dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 107. 59

Muhammad „Ali al-Shabuniy, Safwah al-Tafasir, (Kairo: Dar al-Sabuniy, 1997), Juz 1, h.

45. 60

Wahbah al-Zuhayliy, Al-Tafsir al-Munir, (Beirut: Dar al-Fikr al-Mu`asir, 1991), Juz 1, h.

110-111.

Page 93: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir bab kelima, penulis dapat menyimpulkan bahwa isi dari

keseluruhan skripsi ini yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan adalah

sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan pada tafsir Departemen agama (Depag) ini

menggunakan metode tahlîlî, yaitu menguraikan penafsiran ayat-ayat al-

Quran sesuai urutan suratnya, dari awal surat hingga surat yang terakhir.

Dilihat dari jenisnya, maka tafsir ini digolongkan kepada Tafsir bi al-ra’yi.

Adapun corak penafsiran yang digunakan penulis untuk penelitian adalah

Tarsir ilmi edisi tahun 2012 dari Kementerian Agama.

2. Ayat al-Quran yang membahas serangga sebenarnya tidak begitu banyak

dalam al-Quran. Jumlah tidak lebih dari sebelas ayat. Dari sebelas ayat

tersebut hanya tiga ayat yang menyebutkan perumpamaan yaitu, lalat,

nyamuk dan laba-laba.

3. Dari tiga ayat yang telah disebutkan di atas, memunculkan beragam

pendapat oleh mufassir. Seperti, dalam perkembangan ilmu tafsir, terutama

tafsir ilmi karangan Kementerian Agama RI, telah memberikan informasi

tambahan tentang laba-laba. Jika para mufassir klasik sampai modern

menafsirkan hanya seputar kelemahan yang dimiliki laba-laba, maka dalam

tafsir ilmi menafsirkan seputar keistimewaan dan keajaiban laba-laba.

Page 94: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

80

4. Dalam ayat 73 surah al-Hajj ini, Allah Swt telah membuat perumpamaan

tentang lalat (dzubâb). Dalam al-Mu’jam al-Wasit, dinyatakan bahwa

dzubâb adalah sejenis hewan kecil yang bersayap. Menurut al-Qurtubiy,

lalat dipilih dalam perumpamaan ini berdasarkan empat faktor khusus

yang terdapat padanya yaitu hina, lemah, kotor dan jumlah yang

banyak.

5. Nyamuk disebut dalam surah al-Baqarah 2: 26. Dalam ayat ini betapa Allah

menegaskan bahwa Dia tidak segan membuat perumpamaan dengan

nyamuk untuk menantang manusia. Menurut Wahbah Zuhailiy,

menyebutkan bukan perkara yang sulit untuk Allah merumpamakan

sesuatu yang lebih kecil atau pun besar. Akan tetapi kekuasaan Allah yang

mampu „menciptakan dan menjadikan‟.

B. SARAN

kajian terhadap penafsiran matsal serangga dalam al-Quran (studi kritis Tafsir

Kementerian Agama RI) ini , maka dalam upaya pengembangan dan penelitian di

bidang tafsir berikutnya, ada beberapa saran yang penulis sampaikan.

Pertama, penulis menyarankan untuk dikaji kembali permasalahan lain

disamping tema “matsal serangga” begitu juga kajian lebih mendalam sudut pandang

pendekatan disiplin ilmu modern saat ini. Dengan demikian, akan terlihat konstribusi

Tafsir Kemenag dalam pemahaman terhadap al-Quran di zaman yang semakin

berkembang.

Page 95: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

81

Penulis menyadari sepenuhnya kajian dalam skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan, masih banyak celah dan kekurangan. Kajian yang fokus terhadap matsal

serangga, tentu masih banyak yang perlu dielaborasi dan ditelaah terutama bagi dunia

akademik mahasiwa Tafsir hadis secara khusus dan masyarakat umum demi

menambah wawasan khazanah keilmuaan di bidang al-Quran dan tafsir.

Page 96: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. “Fungsi Perumpamaan Dalam al-Quran”, Jurnal Tarbawiyah

X, No. 2, ed. Juli-Desember 2013.

Amir, Mafri. Literatur Tafsir Indonesia. Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013.

Anwar, Hamdani. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Fikahati Aneska, 1995.

Āshūr Ibnu, Muhammad al-Tāhir. Tafsīr al-Tahrīr wa al-Tanwīr. T.T.P: al-Dār

alTūnisiyyah, T.T.

Aziz, Mahmudi. “Al-„Ankabût Sebagai Mathal dalam Al-Quran (Studi Komparasi

atas Interpretasi Para Mufassir)” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN

Jakarta, 2016.

Azizy, Jauhar. ‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir

Departemen Agama.” Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2007.

Al-„Aridhl, Ali Hasan. Tarikh Ilmu Tafsîr wa Manâhiju: Sejarah dan Metodologi

Tafsir. Penerjemah Ahmad Akrom, Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Baqi, Muhammad Fu„ad Abdul. Al-Mu‟jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Quran Al-

Karim. Kairo: Pustaka Daar Al-Hadis, 2001.

Bustami, Hafni. “Ayat-ayat Tamtsîl Qur‟an (Analisis Stilistika)” Jurnal Al-

Ta‟lim, Jilid I, no. 4. (Februari 2013): h. 286.

Chirzin, Muhammad. Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an. Yogyakarta: PT Dana

Bhakti Prima Yasa, 1998.

Dahlan, Abd. Rahman. Kaidah-Kaidah Tafsir. Jakarta: Amzah, 2010.

Page 97: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

83

Departemen Agama (Depag), Al-Quran dan Tafsirnya. Yogyakarta: PT Bakti

Wakaf, 1990.

Departemen Agama (Depag). Rabbani: Al-Quran Per Kata, Tajwid Warna.

Jakarta: Surprise, 2012.

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI). Al-Qur‟an dan Tafsirnya

Edisi yang disempurnakan. Jakarta: Depag RI, 2004.

Dhaif, Syauqi. al-Mu‟jam al-Wasîṯ. Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah,

2011.

Gandahusada, Srisasi. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: PT Gramedia,

2000.

Halim, Abd. “Efektivitas Penerapan Metode Amtsal (perumpamaan) dalam

Peningkatan Siswa pada Mata Pelajaran Akidah-Akhlak Madrasah

Ibtidayyah Negeri Balik Papan.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, STAIN

Samarinda, 2013.

Halim, M. Abdul. Memahami al-Quran: Pendekatan Tema, Gaya dan Bahasa.

Bandung: Marja‟, 2002.

Hamzah, Muchotob. Studi Al-Qur‟an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media,

2003.

http://mosquito-taxonomic-inventory.info.

http://www.nysaes.cornell.edu/ent/biocontrol/info/primer.html

http://www.rentokil.co.id/lalat/jenis-lalat/

https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba.

https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.

Page 98: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

84

https://id.wikipedia.org/wiki/Serangga

Ibrahim, Anis. al-Mu`jam al-Wasit. T.T.P: T.P.

Izzan, Ahmad. „Ulumul Quran: Edisi Revisi Telaah Tekstualitas dan

Kontekstualitas Al-Quran. Bandung: Tafakur, 2013.

Jauharî,Thanṯawî. Jawahir fi Tafsir al-Quran. Beirut: Darul Fikr, T.T.P.

Kementerian Agama RI (Kemenag). Tafsir Al-Quran Tematik: Pelestarian

Lingkungan Hidup. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012.

Kementerian Agama RI. Tafsir Ilmi: Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan

Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012.

Lumowa, Sonja V. T. Zoologi Invertebrata. Yogyakarta: Kepel Press, 2014.

Muhammad, Ahsin Sakho. ‟Aspek-aspek Penyempurnaan Terjemah dan tafsir

Kementerian Agama.” Jurnal Lektur Keagaamaan, Jakarta: Puslitbang

Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan

Departemen Agama RI, Volume 3, No.1, 2005. hal. 161.

Othman, Mohd Sukki dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff. “Perumpamaan

Serangga dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz.” Jurnal Centre of Quranic

Research International Journal.

Pranggono, Bambang dan Dini Handayani. Percikan Sains Dalam Al-Quran:

Menggali Inspirasi Ilmiah. Bandung: Khazanah Intelektual, 2006.

Putra, Masyhuri. “Mengungkap Kemukjizatan Ilmiah.” Jurnal An-Nur IV, no. 2,

2015. h. 175.

Al-Qaṯtân, Mannâ Khalîl. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2005.

Page 99: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

85

Al-Qur‟anul Karim, al-Qur‟an dan Terjemahan. Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009.

Al-Qurṯubî, al- m li Aẖkâm al-Qurân. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmîyyah, 1993.

Qutb, Sayyid. At Tashwirul Fanni Fil Quran. Beirut: Darusy Syuruq, 1982.

Qutb, Muhammad. Perumpamaan fi al-Qur‟ān. Beirut: al-Maktabah al-„Asriyyah,

1993.

Al-Râzî, Al-Fakhruddîn. Tafsîr Mafâtiẖ al-Ghaîb. Beirut: Dar Iẖya al-Turaṯ al-

„Arabî, 1995.

Rosadisastra, Andi. Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir

Al-Qur‟an. Serang: CV Cahaya Minolta, 2014.

Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta,

2011.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan, 2006.

_______________, Wawasan al-Quran. Bandung: Mizan, 2007.

_______________, Tafsir Ringkas untuk Orang Sibuk: Al-Lubâb. Tangerang:

Lentera Hati, 2012.

______________, Dia di Mana-mana. Jakarta: Lentera Hati, 2004.

______________, Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Al-Shabûnî, Muhammad Alî. Safwah al-Tafasir. Kairo: Dar al-Sabuniy, 1997.

Al Shidieqy, M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.

Subhani, Ja‟far. Wisata al-Quran. Jakarta: Al-Huda, 2007.

Page 100: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

86

Supriyanto, Asep “Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika

Muhammad „Abid Al-Jabiri).” Masters Thesis Uin Sunan Kalijaga,

Yogyakarta, 2016.

Syafi‟I, Muhammad Ma‟shum. “Pendidikan Aqidah Melalui Kajian Ayat

Kauniyah Mengenai Keajaiban Pada Laba-Laba (Telaah Materi Buku

Pustaka Sains Populer Terjemah: Keajaiban Pada Laba-Laba Karya Harun

Yahya)” Skripsi S1. Yogyakarta, 2013.

Tahar, Shohib. ‟Telaah tentang Tafsir al-Qur‟an Departemen Agama RI.” Jurnal

Lektur Keagamaan, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang

Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, Volume 1, No.1,

2003. hal. 54.

Tarumingkeng, Rudy C. Dinamika Populasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1994.

Thalbah, Hisham dkk. Al-I‟jaz Al Ilmi fi al-Qur‟an wa al Sunnah. Penerjemah

Syarief Hade Mansyah dkk. Bekasi: PT Sapta Sentosa, 2008.

www.depkes.go.id

Yahya, Harun. Al-Quran dan Sains. Bandung: Dzikra, 2004.

Zamroni, Ahmad. “Pemahaman Harun Yahya Terhadap al-„Ankabǔt ayat 41

tentang laba-laba” Skripsi S1. Semarang, 2015.

Zamroni, Ahmad. ‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabût

Ayat 41 Tentang Laba-laba.” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,

UIN Semarang 2015.

Page 101: “MATSAL SERANGGA DALAM AL QURAN’’repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38214/2/MUHAMMAD RIFKI-FU.pdf · menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat,

87

Zamroni, Ahmad. ‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabût Ayat

41 Tentang Laba-laba.” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN

Semarang 2015.

Zuhaylî, Wahbah. Al-Tafsir al-Munir. Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‟aṣir, 1991.

Az-Zarqani, Manahil al Irfan Fi Ulum Al-Quran. Kairo: al-Maktabah at

Tawfiqiyah, tt.