matan lumu'atul i'tiqodi - ibnu qudamah - with foot note

Upload: abu-tsalasah

Post on 14-Jul-2015

68 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Keyakinan Yang SempurnaPetunjuk Kepada Jalan Yang Lurus

Petunjuk Yang Lurus

620 ) )

Abu Muhammad Ibnu Qudamah Al-Maqdisyi (Wafat Tahun 620 H)

MUKADIMAH1.

Segala puji hanya milik Allah, Yang dipuji oleh setiap lisan, Yang

disembah disetiap zaman. Tidak ada satu tempatpun yang luput dari pengetahuanNya, dan tidak ada sesuatupun yang bisa menyibukanNya. Dia Mulia Tinggi di atas penyerupaan dan tandingan, sebagaimana Dia Suci dari berkeluarga dan beranak. Hukumnya dilaksanakan oleh setiap hamba. Akal tidak dapat menggapai permisalanNya, hati tidak dapat membayangkanNya.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-Syuro: 11) Hanya milikNya Al-Asma Al-Husna dan Al-Ali Ash-Shifah (Sifat Yang Tinggi)

Arrohmanu yang beristawa di atas 'Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, Maka Sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Al-Asmaaul Husna. (Thoha: 5-8) IlmuNya meliputi segala sesuatu. Dia Maha Perkasa atas makhluknya bersama keagungan kekuasaanNya dan HukumNya. Dan rahmat serta pengetahuanNya mencakup segala sesuatu.

Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. (Thoha: 110) Dia mensifati diriNya dengan apa-apa yang telah Dia sifati diriNya yang tertera dalam kitabNya yang agung dan dari sifat-sifat yang disampaikan oleh lisan NabiNya Sholallahu alaihi wa sallam.

2.

Setiap yang datang dari Al-Qur'an atau dari Hadits shohih dari Al-

Musthofa 'Alaihis wa Sholawatu wa Sallam yang mensifati yang Maha Pengasih, maka wajib megimaninya dan menerima sepenuhnya, dan meninggalkan penolakan terhadapnya (ta'ridh) dan meninggalkan takwil, tasybih (penyerupaan), dan tamtsil (perumpamaan). Dan apaapa yang tidak jelas maknanya dari itu wajib ditetapkan sesuai lafazhnya dan meninggalkan ta'ridh/penolakan terhadap maknanya. Dan mengembalikan ilmu tentang itu kepada perkataan Allah, dan meyakini hal tersebut dari manusia terpilih yang bertugas menyampaikannya, Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Salam, mengikuti contoh orang-orang yang diberkahi pengetahuan yang dalam (ArRoosikhuuna fil Ilm), orang-orang yang dipuji Allah dalam kitab sucinya, sesuai perkataanNya:

Dia-lah yang menurunkan Al-kitab (Al-Quran) kepada kamu di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada zaigh (condong kepada kesesatan), maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya,

Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orangorang yang berakal. (Ali 'Imron: 7) Dan Allah berfirman, mencela orang-orang yang mencari-cari ta'wil dari ayat-ayat yang mutasyabihah yang diturunkanNya (lihat Ali Imron:7). Oleh karena itu Allah telah menggolongkan mencari-cari ta'wil (dari ayat-ayat mutasyabihat) sebagai suatu penyimpangan/penyakit (zaigh), dan Allah menjadikan hal tersebut sebagai perbuatan yang mencari-cari fitnah, dan Dia mencela hal tersebut. Kemudian Allah menutup mereka dari apa-apa yang mereka inginkan dan memutus mereka dari apa-apa yang mereka cari-cari dengan firmannya di ayat yang sama:

Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah

3.

Abu 'Abdillah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hanbal Rohimahullahu 'anhu telah berkata: Mengenai sabda Nabi Shollalahu 'alaihi wa Salam," Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia dan sesungguhnya Allah dapat dilihat di hari kiamat" Dan hadits-hadits lain yang semisal dengan hadits ini," Kami beriman dengan hadits ini dan kami membenarkannya tidak mempertanyakan bagaimana dan tidak mencari-cari arti yang lain (dari zhohir hadits ini) dan tidak menolak sesuatupun darinya, dan kami mengetahui bahwa apa yang telah datang dari Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam adalah benar (haq) dan kami tidak menolak apa-apa yang datang dari Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam dan kami tidak men-sifati Allah kecuali dari apa-apa yang Allah sifati diriNya sendiri, dan semua terserah Allah. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-Syuro: 11). Dan kami berkata sebagaimana Allah telah berkata dan kami men-sifatinya dengan apaapa yang Dia mensifati dirinya sendiri dan kami tidak akan melampaui hal tersebut dan tidak mungkin dapat mensifati Allah bagi siapa yang coba mensifatiNya (tanpa mengikuti perkataan Allah). Dan kami beriman kepada Al-Qur'an keseluruhan, baik yang muhkamat maupun yang mustsyabihat, dan kami tidak menghilangkan darinya satu sifatpun dari sifat-sifatNya dibarengi kegelisahan terjatuh didalamnya, dan kami tidak akan melampaui Al-Qur'an dan Al-Hadits dan tidaklah kami dapat mengetahui mengenai hal tersebut kecuali dengan

Al-Imam

membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam, dan penegasan oleh Al-Qur'an.

4.

Abu 'Abdillah Muhammad Ibn 'Idris Asy-Syafi'i, Rohimahullahu, dia telah berkata: " Aku beriman kepada Allah Ta'ala dan dengan apa-apa yang datang dari Allah Ta'ala atas keinginan Allah Ta'ala dan aku beriman dengan Rasulullah dan dengan apa-apa yang telah datang dari Rasulullah atas keinginan Rasulullah.

Imam

5.

Dan atas ini jalan para salaf dan imam-imam kholaf rodhiyallahu

anhum bersepakat dalam mengikutinya, menerimanya, dan menegaskannya dengan apa-apa yang dia telah terangkan dari sifatsifat Allah di dalam kitabNya dan di dalam sunnah-sunnah Rasulullah tanpa berpaling untuk mena'wilkannya.

6.

Dan sesungguhnya kami diperintah untuk mengikuti jejak mereka

(Rasulullah dan para sahabatnya) dan mengambil teladan dari mereka (Rasulullah dan Para Sahabat) dan kami telah diperingati tentang membuat perkara-perkara yang baru (al-muhdatsat) dan kami telah diberi kabar bahwasanya hal itu (Al-muhdatsat) adalah kesesatan. Berkata Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam, Hendaklah kalian berada di atas sunnahku dan sunnah khulafaur Rosyidin Al-Mahdiyin setelah aku, gigitlah dia (sunnah itu) dengan gigi geraham, dan berhati-hati kalian kepada perkara-perkara baru yang dibuat-buat (Al-Muhdatsat), karena sesungguhnya setiap hal baru yang dibuat-buat adalah bidah, dan setiap bidah adalah kesesatan. 1

7.

Dan telah berkata Abdullah Ibn Mas'ud Rodiyallahu 'anhu: Kalian

ikutilah (sunnah) dan jangan berbuat bid'ah, sungguh kalian sudah dicukupi. 2Hadits Shohih diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (4/16-127), Abu Dawud dalam Sunannya: Kitab Mengikuti As-Sunnah (No. 4607), dan AtTirmidzi dalam Sunannya: Kitab Al-Ilmu (No. 2676). Ibnu Majah meriwayatkannya di dalam pembukaan Sunannya (No. 42, 43) sebagaimana Ad-Darimi dalam Sunannya (1/44) dan Ibnu Hibban (No. 102 dalam AlMawarid). Al-Hakim (1/97), Ibnu Abi Asim dalam As-Sunah (hal. 17, No. 20, 29 & 30), Al-Bayhaqi dalam Dalail An-Nubuwah (6/541) dan Ibnu Abdil Barr dalam Jamiul Bayaan Al-Ilmu wa Fadhlihi (1/222) juga meriwayatkannya. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Jamiush Shogir (2/346) sebagaiman taliq-nya terhadap As-Sunnah Ibnu Abi Asim (hal. 29-30) 2 Riwayat shohih yang diriwayatkan atas Ibnu Masud oleh Ad-Darimi (No. 211), At-Tabaroni dalam Al-Kabir (No. 8870), Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol (No. 204), dan Ibnu Wadaah dalam Al-Bida wa Nahi anha (Hal. 10), Abu1

8.

berkata 'Umar Ibn 'Abdul 'Aziz Rohimahullahu mengatakan suatu kalimat yang maknanya: Berhentilah dimana telah berhenti suatu kaum. Karena sesungguhnya mereka berhenti dikarenakan ilmu mereka, dan dengan ilmu (bashiro) pula mereka menahan diri, dan mereka lebih sanggup menyingkapnya dikarenakan mereka lebih kuat (ilmunya). Dan jika ada didalamnya keutamaan, merekalah yang lebih dahulu. Maka jika kalian mengatakan sesuatu perkara yang baru setelah mereka, maka tidaklah membuat perkara yang baru kecuali orang-orang yang menyelisihi petunjuk mereka dan membenci sunnah-sunnah mereka. Dan sesungguhnya mereka telah mensifati darinya apa-apa yang menyembuhkan dan mereka telah mengatakan darinya dengan apaapa yang telah mencukupi. Maka apa-apa yang di atas mereka adalah berlebihan, dan apa-apa yang di bawah mereka kekurangan. Sungguh telah mengurangi dari mereka suatu kaum maka mereka telah kering, dan telah melampaui mereka yang lainnya maka mereka telah berlebihan. Dan sesungguhnya mereka berada diantara itu (ditengahtengah) sehingga berada dalam petunjuk yang lurus.

Dan

9.

Dan telah berkata Imam Abu 'Amru Al-Auzai Rodhiyallahu anhu

agar kamu di atas atsar dari para salaf meskipun manusia menolakmu, dan berhati-hatilah kamu dengan pendapat seorang laki-laki walaupun dia menghiasinya dengan perkataan yang indah padamu. Hendaklah kamu menempuh jalan Salaf meskipun orang-orang menolakmu. Dan berhati-hatilah dari pendapat banyak orang sekalipun mereka hiasi dengan ucapan- ucapan.

10.

telah berkata Muhammad Bin 'Abdurrohman Al-Adromi kepada seorang laki-laki yang dia berkata-kata dengan kebid'ahan dan laki-laki itu menyeru manusia kepadanya," Apakah Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam mengetahuinya (tentang perkataan bidahnya) ? Dan juga Abu Bakr, dan 'Umar dan Utsman dan 'Ali? Atau mereka tidak mengetahuinya ? Laki-laki itu berkata," Mereka tidak (pernah) mengetahuinya ?" Muhammad Bin Al-Adromi berkata," Jadi sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, kamu lebih mengetahuinya?"

Dan

Khoitama dalam Al-Ilm (No. 54) dan lainnya.

Laki-laki itu berkata," Kalau begitu aku berkata sungguh mereka mengetahuinya" Muhammad Bin Al-Adromi berkata," Apakah layak bagi mereka bahwa mereka tidak membicarakan tentang itu dan tidak juga menyeru manusia kepadanya, atau hal itu tidak layak? (padahal mereka mempunyai pengetahuan tentang hal itu). Dia berkata," Ya itu memang layak bagi mereka". Dia berkata," Maka sesuatu yang layak bagi Rosulullah sholallahu 'alaihi wa salam dan khalifahnya (karena mereka lebih mengetahuinya) tidak cukup baik untukmu? Maka laki-laki itupun berhenti. Maka berkata kholifah yang dia hadir di sana," Semoga Allah tidak mencukupi kepada orang-orang yang tidak pernah merasa cukup dengan apa-apa yang telah dicukupkan bagi Rasul dan sahabatsahabatnya!

11.

Dan demikianlah barang siapa yang tidak merasa cukup dengan

apa-apa yang telah cukup bagi Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam, dan sahabat-sahabat dan para pengikut mereka yang ihsan dan para imam dari setelah mereka dan orang-orang yang dalam ilmunya, mengenai membaca ayat-ayat mengenai sifat-sifat dan membaca kabar-kabarnya dan menerimanya sebagaimana datangnya, maka Allah tidak akan memberi kecukupan baginya.

12. Dan dari apa-apa yang datang dari ayat-ayat mengenai sifat-sifatadalah Perkataan Allah Azza Wa Jala (tentang wajahNya)

Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.(Ar-Rohman: 27) Dan perkataannya Allah Taala (tentang tanganNya)

Bahkan kedua-dua tangan Allah terbuka (Al-Maidah: 64) Dan perkataan Allah Ta'ala yang dikabarkan kepada 'Isa 'alaihi wa salam bahwa Dia berkata (tentang jiwa/diri/zatNya)

Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".(Al-Maidah: 116) Dan perkataanNya yang Maha Suci (tentang sifat datangNya)

Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris.(Al-Fajr:22). Dan perkataan Allah Taala (tentang sifat datangNya)

Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (AlBaqoroh:210) Dan perkataan Allah Yang Maha Tinggi (tentang sifat ridhoNya)

Allah ridha kepada mereka dan mereka ridho terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (Al-Maidah: 119) Dan perkataan Allah Taala (tentang sifat cintaNya)

Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, (Al-Maidah:54) Dan perkataan Allah Taala kepada orang-orang kafir (tentang sifat murka/marahNya)

Dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. dan (neraka Jahannam) Itulah sejahat-jahat tempat kembali. (Al-Fath:6) Dan perkataan Allah Taala Yang Maha Agung (tentang sifat murkaNya)

Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amalamal mereka. (Muhammad:28) Dan perkataan Yang Maha Tinggi (tentang sifat benciNya)

Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." (At-Taubah:46 )

13.

dari sunnah perkataan Nabi sholallahu 'alaihi wa salam:" Robb kami tabaroka wa ta'ala turun di setiap malam ke langit dunia" (tentang sifat turunNya). 3 Dan perkataannya (Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Salam)" Robb-mu ta'jub kepada pemuda yang tidak bersifat kekanak-kanakan" (tentang sifat kagum/heranNya). 4Shohih Bukhori: Kitab Tahajjud (No. 1145) dan Shohih Muslim: Kitab Sholatnya Musafir (No. 758), hadits melalui jalan Abu Huroiroh. 4 Hadits dhoif riwayat Imam Ahmad (4/151), Ibnu Abi Asim dalam As-Sunnah (571), Abu Yalaa (1479), At-Tabaroni dalam Al-Kabir (17/309), Al-QodaI dalam Musnad Ash-Shihaab (576), Tamam Ar-Rozi dalan Fawaidnya (1287) dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma wa Shifat (Hal. 600). Dinyatakan dhoif oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Adh-Dhoifah (No. 2426). Sifat takjub Allah Taala tetap dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan dalam Shohih Bukhori (No. 4889) dari jalan Abu Huroiroh mengenai tamu. Nabi Sholallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah Azza Wa Jalla sungguh takjub (atau pada riwayat lain: Allah Azza wa Jalla tertawa) kepada laki-laki ini dan perempuan ini3

Dan

Dan perkataannya (Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Salam):" Allah tertawa kepada dua orang laki-laki yang saling berbunuhan satu sama lain kemudian keduanya sama-sama masuk surga" (tentang sifat tertawaNya). 5

14.

inilah dan apa-apa yang semisalnya yang datang dari sanad yang shohih dan riwayat yang terpercaya kami beriman dengannya dan kami tidak menolak dan juga tidak meniadakan dan tidak menta'wil yang menyelisihi zhohir dan tidak men-tasybih (menyerupakan) sifa-sifatNya dengan sifat-sifat makhluk. Dan kami tidak menamainya dengan nama-mana yang digunakan oleh para muhditsin (pembuat perkara baru). Dan kami mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala tidak ada yang menyerupainya dan tidak memerlukan penolong.

Maka

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Melihat. (Asy- Syuro:11) Dan semua yang disangkakan oleh otak dan dibayangkan oleh pikiran, maka sesungguhnya Allah Ta'ala pasti menyelisihinya.

15.

Dan

yang juga menerangkan sifat-sifatNya itu adalah firman

Allah Ta'ala

Arrohamu yang beristawa di atas 'Arsy (Thoha: 5) Dan firman Allah Ta'ala

(yang mengerjakan amal sholih dengan menyediakan makanan untuk tamu Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam). Maka Allah Azza wa Jalla berfirman Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan (Al-Hasyr: 9). 5 Shohih Bukhori: Kitab Jihad (No. 2826) dan Shohih Muslim: Kitab Imamah (No. 1890) hadits dari jalan Abu Huroiroh.

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? (Al-Mulk: 16) Dan sabda Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam:" Robbanaa Ya Allah yang di atas langit Maha Suci namaMu". 6 Dan Nabi Sholallahu Alaihi wa Salam berkata kepada seorang Jariyah (anak perempuan (dan dia adalah budak dari Muawiyah Ibn Hakam))," Dimana Allah?" Sang Jariyah berkata," Ada di atas langit?" Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam berkata," Merdekakan dia, karena sesungguhnya dia seorang mu'minah (perempuan yang beriman)". Diriwayatkan oleh Imam Malik Ibn Anas dan Imam Muslim dan selain keduanya dari para imam-imam.

16.

berkata Nabi Sholallahu 'alaihi wa salam kepada Hushoin (Ibn Imron): "Berapa ilah yang kamu sembah?" Dia berkata," Ada tujuh, enam di bumi dan satu dilangit. Nabi berkata," Yang mana yang engkau menyampaikan harapan dan yang mana yang engkau takuti?" Dia berkata," Yang ada di atas langit". Nabi berkata," Maka tinggalkanlah yang enam dan sembahlah yang ada di atas langit dan aku akan ajarkan kepada engkau dua permohonan. Maka dia (Hushoin) memeluk Islam, dan Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam mengajarkannya perkataan, Allahumma berikan aku petunjuk yang lurus, dan lindungi aku dari keburukan diriku". 7

Dan

17.

di dalam apa-apa yang disebutkan dari riwayat Nabi Sholallahu 'Alaih wa Salam dan para sahabatnya di dalam kitab yang terdahulu bahwa mereka bersujud di atas bumi dan mereka meyakini bahwa ilah mereka ada di atas langit.

Dan

18.

telah meriwayatkan Abu Dawud dalam sunannya bahwa Nabi Sholallahu 'alaihi wa Sallam telah berkata," Sesungguhnya antara langit dengan langit ada jarak, seperti ini dan seperti ini" dan Nabi

Dan

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dalam sanadnya ada Ziyadah bin Muhammad. Imam Bukhori mengatakan haditsnya munkar (munkarul hadits). 7 Riwayat dhoif yang diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah di dalam Al-Uluw (19). Dan dari jalan periwayatannya, riwayat itu disebutkan oleh Adh-Dhohabi dalam Al-Uluw li Al-Ali Al-Ghofar (23, 24)6

terus mengatakan kabar itu sampai perkataanNya:" Dan di atas itu ada Arsy dan Allah yang Maha Suci ada di atasnya itu". 8

19.

ini dan apa-apa yang semisalnya dari ijma' salaf rohimahumullah atas riwayatnya dan penerimaannya maka kami tidak menolaknya dan mena'wilnya dan tidak mentasybihnya dan tidak mentamtsilnya. 20. elah ditanya Al-Imam Malik Ibn Anas Rohimahullahu, maka dikatakan kepadanya, Ya Aba Abdullah bagaiman istawa itu? Maka Imam Malik berkata Al-istawa tidaklah majhul (tidak dimengerti, tidak dipahami) dan bertanya bagaimana (istawa itu) bukanlah perkataan (yang pantas) dan beriman kepadanya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah, kemudian dia menyuruh orang untuk mengeluarkan orang (penanya) itu keluar. 9

Maka

T

Hadits dhoif riwayat Imam Ahmad (1/206-207), Abu Dawud (4723), AtTirmidzi (3320), Ibnu Majah (193) dan yang lainnya. Syaikh Al-Albaniy menggolongkannya dhoif dalam tahqiqnya atas As-sunnahnya Ibnu Abi Asim (No. 577) sebagaimana juga Al-Arnaut dalam catatannya kepada Al-Aqidah Ath-Thohawiyah (2/365). 9 Riwayat shohih yang diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah di dalam Al-Uluw (104), Adh-Dhohabi dalam Al-Uluw (Hal. 141 142), Abu Nuaim dalam AlHilyah (6/325-326), Utsman bin Said Ad-Darimi dalam Ar- Rodd Ala AlJahmiyah (55), Al-LalikaI dalam Syaroh Ushul Itiqod Ahlus Sunnah (664), Abu Utsman dalam Aqidat As-Salaf (24-26) dan lainnya.8

KALAMULLAH (PERKATAAN ALLAH)21.

Dan dari sifat Allah Ta'ala bahwasanya Allah Taala berkata-

kata dengan firmannya yang telah terdahulu (Al-Kalamil Qodiim), maka akan mendengar perkataanNya tersebut siapa-siapa dari makhlukNya yang Dia kehendaki, telah mendengar Musa 'Alaihi Salam darinya tanpa perantara, Jibril 'Alaihi salam mendengarnya dan juga malaikatmalaikat serta Rasul-RasulNya yang telah Allah Taala izinkan untuk mendengarnya.

22.

Dan sesungguhnya Dia yang Maha Suci akan berbicara kepada

orang-orang mu'min di akhirat nanti, dan orang-orang mu'min tersebut berbicara kepada Allah dan Dia izinkan bagi mereka, maka mereka akan menemui Allah. Firman Allah (tentang sifat berkata-kata/berbicaraNya)

Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung (An-Nisaa' 164) Dan FirmanNya Yang Maha Suci

Allah berfirman: "Hai Musa, Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur." (Al-A'roof: 144). Dan firmanNya yang Maha Suci

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) (Al-Baqoroh 253) Dan firmanNya Yang Maha Suci

Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkatakata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Asy-Syuuro 51) Dan firmanNya Yang Maha Suci

Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya aku Inilah Tuhanmu maka tanggalkanlah terompahmu. Sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Thuwa. (Thoha 11-12). Dan firmanNya Yang Maha Suci

Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. (Thoha 14) Dan tidak diperbolehkan seseorang untuk mengatakan ayat terakhir ini kecuali Allah Taala.

23.

Dan telah berkata 'Abdullah Bin Mas'ud Rodiyallahu 'anhu: Jikaberbicara dengan wahyunya penduduk langit mendengar

Allah

suaraNya, diriwayatkan seperti itu dari Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam. 10

24.

Dan 'Abdullah Bin Unais dari Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam,

Sesungguhnya Rasulullah telah berkata:" Allah mengumpulkan makhluk-makhluknya di hari kebangkitan mereka bertelanjang, tidak beralas kaki dan tidak dikhitan dan tidak punya apa-apa. Maka Allah memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh sebagaimana mendengarnya orang yang dekat: Akulah Raja (Al-Malik) Akulah Sang Pembalas (Ad-Dayaan)". 11 Diriwayatkan oleh para imam dan bersaksi dengannya Imam Bukhori Rohimahullah.

25.

Dan dari sebagian atsar bahwa Nabi Musa 'Alaihi Salam di waktu

malam dia melihat api, api tersebut menghampirinya, maka dia menjadi takut kepada apa itu, dan Robbnya memanggilnya," Ya Musa!" Maka Musa menjawab dengan cepat, merasa biasa dengan suara tersebut maka Musa berkata," Labaika, Labaika, Aku mendengar suaraMu dan aku tidak melihat tempatMu, maka dimana Engkau?" Allah berkata," Aku ada di atasmu, di depanmu, di samping kananmu, disamping kirimu!" Maka Musa mengetahui bahwa sifat ini tidak pantas kecuali hanya untuk Allah ta'ala, dia berkata," Yang demikian itu adalah Engkau ya Tuhanku, apakah perkataan Engkau yang aku dengar atau perkataan utusanMu?" Allah berkata," sungguh ini perkataanKu Ya Musa!"

Hadits shohih diriwayatkan atas Ibnu Masud dalam bentuk mauquf (seperti yang dikatakannya), sebagaimana yang secara marfu (seperti yang dikatakan oleh Nabi Sholallahu Alaih wa Sallam) di dalam Shohih Bukhori, AtTauhidnya Ibnu Khuzaimah dan Sunan Abu Dawud. 11 Hadits hasan riwayat Imam Bukhori dalam shohihnya (1/173), (13/453) dan dalam kitabnya Al-Adabul Mufrod (970). Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya (3/495), Al-Baihaqi dalam Al-Asma wa Shifat (Hal. 78-79), Ibnu Abi Asim dalam As-Sunnah (Hal. 514) dan Al-Hakim dalam Al-Mubarok (2/437/574-575) dan dia menshohihkannya, dan Adh-Dhohabi menyetujuinya. Syaikh Al-Albaniy mengatakan dalam tahqiqnya kepada AsSunnah (514): Ini hadits shohih.10

AL-QUR'AN KALAMULLAH26.yang merupakan perkataan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Al-Qur'anul 'Azhiim dan dia adalah kitab Allah yang terang/jelas dan tali Allah (hablillah) yang kuat dan jalan yang lurus dan diwahyukan dari Allah Robbul 'Alamin yang dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril Alaihi Salam) kepada hati-hati para utusannya yang terbaik dengan lisan (bahasa) Arab yang terang/jelas, sesuatu yang diwahyukan bukan makhluk, dariNya dia bermula dan kepadaNya dia kembali.

Dan

27.

didalamnya terdapat surah-surah yang muhkamat, dan ayat-ayat yang menjelaskan dan huruf-huruf dan kata-kata, siapa yang membacanya dengan sempurna (dengan i'roob) maka baginya dari setiap huruf sepuluh kebaikan, didalamnya ada awal dan akhir, ada juz dan bagian, yang dibaca setiap lisan, yang dihapal dalam dada, yang didengar oleh telinga, yang ditulis dalam suhuf-suhuf (mushaf) di dalamnya ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat, dan nasikh dan mansukh, yang khusus dan yang umum, dan perintah serta larangan

Dan

Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Al-Fushilat 42), dan Firman Allah Ta'ala

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (Al-Isro' 88). Dan ini dia adalah kitab berbahasa 'Arob yang orang-orang telah berkata didalamnya

Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya (Saba' 31) dan telah berkata sebagian dari mereka

Ini tidak lain hanyalah Perkataan manusia". (Al-Mudatsir 25), maka Allah Subhanahu wa ta'ala telah berfirman

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. (Al-Mudatsir 26) dan berkata sebagian dari mereka (orang-orang kafir) bahwa ini adalah sya'ir. Maka Allah Ta'ala berkata

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. (Yasiin 69) Maka ketika Allah menyangkal bahwa dia adalah syair dan menegaskan bahwasanya dia adalah Al-Qur'an, tidak tersisa lagi keraguan bagi orang yang berakal mengenai Al-Qur'an bahwasanya dia ini kitab dalam bahasa 'arob yang dia terdiri atas kata-kata, dan huruf-huruf dan ayat-ayat. Karena itulah jika tidak seperti demikian, seseorang (yang kafir) tidak akan berkata bahwa sesungguhnya dia adalah sya'ir.

29. an telah berfirman Allah 'Azza Wa Jalla Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (Al-Baqoroh 23) dan

D

mustahil bagi Allah untuk menantang mereka untuk membuat ayat semisalnya dengan sesuatu yang mereka tidak tahu dan tidak mereka mengerti.

30. an firman Allah Ta'ala Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan Pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. (Yunus 15) . Maka jelaslah bahwa Qur'an ini adalah ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka.

D

31. an firman Allah Ta'ala Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu (Al-'Ankabut 49). Dan Allah Ta'ala berfirman

D

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh). Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (Al-Waqi'ah 77 - 79) Setelah Allah bersumpah atasnya. (lihat Al-Waqiah 75-76)

32.

Dan firman Allah Ta'ala

Kaaf Haa Yaa 'Ain Shood ( Maryam 1) HaaMiim. 'Ain Siin Qoof (Asy-Syuro 1-2) Dan Allah telah menajdikan pembukaan kepada 29 surat berupa rangkaian huruf yang terpisah-pisah seperti demikian.

33.

telah berkata Nabi Sholallahu 'alaihi wa salam:" Barang siapa membaca Qur'an dengan i'roob (jelas) maka baginya dari setiap huruf sepuluh kebaikan dan siapa yang membacanya dan didalamnya ada salah baca maka baginya dari setiap huruf satu kebaikan". 12 Hadits Shohih.

Dan

34.

Dan telah berkata Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam:" Bacalah

Qur'an sebelum datang suatu kaum yang mereka mendirikan hurufhurufnya seperti berdirinya anak panah, tidak melewati tenggorokan mereka, mereka menyegerakan balasannya dan mereka tidak mengundurkannya". 13

35.

Dan telah berkata Abu Bakr dan Umar Rodhiyallahu 'anhuma

Membaca Qur'an dengan I'roob (jelas) lebih aku cintai daripada menghapal sebagian huruf. 14Hadits dhoifu jiddan yang diriwayatkan oleh At-Tabaronu dalam Al-Awsat seperti yang dinyatakan dalam Majmauz Zawaid (7/163) bersumber dari Ibnu Masud Rodhiyallahu anhu yang berkata: Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Bacalah Al-Quran dengan Irob, sesungguhnya siapa yang membaca Al-Quran dengan Irob akan mendapat 10 kebaikan. Dan 10 amal buruknya akan dihapuskan dan derajatnya akan dinaikan 10 tingkat. Al-Haythami mengatakan, Di dalam sanadnya terdapat Nuhshol dan dia matruk. Nuhshol adalah Ibnu Said bin Wardan Al-Wardani. Ishaq Ibn Rohawaih menyatakan bahwa di pendusta. 13 Hadits shohih diriwayatkan Imam Ahmad (5/338), Abu Dawid (831) dan Ibnu Hibban (1876 dalam Al-Mawarid). Sanad dari riwayat ini shohih dan telah dinyatakan shohih oleh Syaikah Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (259). Ibnu Qudamah juga telah menyebutkan hadits in dalam Al-Burhan (Hal. 35-36) dari jalan Sahl bin Saad. 14 Riwayat yang dhoiful jiddan yang diriwayatkan oleh Ibnu Al-Anbari dalam Al-Waqf wal-Ibtida (1/20) dalam bentuk tulisan: Irob terhadap Al-Quran lebih kami sukai daripada menghapal sebagian dari huruf-hurufnya. Sanadnya dhoiful jiddan (sangat lemah) dan terdapat kelemahan, sanadnya12

36.

berkata 'Ali Rodiyallahu 'anhu barang siapa yang mengingkari satu hurufpun dari Qur'an maka dia telah kafir terhadap seluruhnya. 15

Dan

37.

telah bersepakat orang-orang Muslim (para ulama) atas jumlah dari surat dalam Al-Qur'an, jumlah ayatnya dan kata-katanya dan hurufnya. Dan tidak ada khilaf di antara orang muslim (para ulama) bahwa mengingkari Al-Qur'an dalam hal surat, atau ayat, atau kata-kata, atau huruf-huruf, secara sepakat (mutafaqun 'alaihi), dihukumi kafir. Dan dalam hal ini terdapat hujjah yang qoth'i bahwasanya Al-Quran itu adalah terdiri atas huruf .

Dan

terputus, menurut catatan Badr Al-Badr terhadap Kitab Lumuatul Itiqod (19). 15 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Shoibah (10/513-514) dan Ibnu Jarir (At-Tabari) dalam Tafsirnya (56).

ORANG MU'MIN MELIHAT ROBB MEREKA SAAT HARI BERBANGKIT39.

Orang-orang mu'min mereka melihat Robb mereka di akhirat

dengan penglihatan mereka, dan mereka akan menemui Robb mereka dan Dia (Allah) Taala akan berbicara dengan mereka, dan mereka berbicara denganNya (dengan Allah). Allah Ta'ala berfirman:

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat (Al-Qiyamah 22-23),

40. an Allah Ta'ala berfirman Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. (Al-Muthofifiin 15). Ketika orang-orang tersebut tidak dapat melihat Allah (Karena Allah Taala terhijab), maka ini bermakna mereka dalam keadaan dimurkai, yang juga menunjukkan bahwasanya orang-orang mu'min yang dapat melihatNya, mereka dalam keadaan di ridhoi. Jika tidak maka tidak ada perbedaan antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.

D

41.

telah berkata Nabi Sholallahu 'Alaihi Salam:" Sungguh kalian akan melihat Robb kalian seperti terlihatnya bulan ini tidak ada kesulitan dalam melihatNya". Hadits shohih mutafaqun 'alaih. 16

Dan

42.

ini adalah permisalan antara melihat sesuatu (melihat Allah) dengan melihat yang lain (melihat bulan), bukan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (membandingkan

Dan

Shohih Bukhori: Kitab Waktu-Waktu Sholat (no. 573) dan Shohih Muslim: Kitab Masjid dan Tempat-Tempat Sholat (no. 633) dari hadits Jabir bin Abdullah.16

Allah dengan bulan), karena sungguh Allah Ta'ala tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak pula mempunyai sekutu.

QODHO' DAN QODAR43.

Adalah dari sifat Allah Ta'ala bahwa dia berbuat sekehendakNya.

Tidak terjadi sesuatu kecuali dengan kehendakNya (Irodah Allah). Tidak akan luput/terlepas sesuatu dari kehendakNya (Masyi'ah Allah). Tidak ada di dalam alam ini sesuatu yang luput dari takdirNya. Tidak ada sesuatupun yang keluar dari aturanNya. Tidak ada yang menyimpang dari takdir yang sudah ditentukan. Tidak akan ada yang dapat melampaui apa-apa yang sudah ditulis di Lauhim Masthur (Lauhim Mahfuzh). Dia menciptakan apa-apa yang mereka kerjakan. Dan jika Dia membuat mereka sempurna maka mereka tidak akan menyelisihiNya dan jika Dia kehendaki untuk mereka semua menta'atiNya sungguh mereka akan ta'at kepadaNya. Dia menciptakan ciptaan dan perbuatan mereka dan Dia telah menentukan rejeki mereka dan ajal mereka, Dia memberi petunjuk (hidayah taufiq) kepada yang dikehendaki dengan hikmahNya. Allah Ta'ala berfirman:

Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai. (Al-Anbiya 23) . Allah Ta'ala berfirman

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qomar 49). Dan Allah Ta'ala berfirman

Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqoon 2) Dan Allah Ta'ala berfirman

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadiid 22) Allah Ta'ala berfirman

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah--olah ia sedang mendaki langit. (Al-An'am 125).

44.

Dan telah diriwayatkan dari Ibnu 'Umar dari Jibril 'alaihi salam

telah berkata Nabi sholallahu 'alaihi wa salam: (Jibril bertanya) Apa itu iman? Engkau beriman kepada Allah, dan MalaikatNya, dan KitabNya, dan RosulNya, dan Hari Akhir, dan Takdir baik dan buruk. Jibril berkata: Kamu benar. Riwayat Muslim. 17

45.

telah berkata Nabi Sholallahu 'alaihi wa salam: Aku beriman kepada Takdir baik dan buruk dan manis dan yang pahit. 18

Dan

46.

Dan dari Do'a Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam yang dia ajarkan

kepada Hasan Bin 'Ali Rodhiyallahu anhum, dia berdoa dengannya dalam qunut witir: Dan lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan. 19Shohih Muslim: Kitab Iman (no. 1) dan juga ditemukan hadits dari Abu Huroiroh dalam Shohih Bukhori (no. 50) dan Shohih Muslim (no. 5). 18 Sanad hadits ini dhoif. Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Marifatu Ulum Al-Hadits (31-32) dan dari jalan periwayatannya itu, oleh Al-Iraqi dalam Syaroh Al-Ulfiyah (Hal. 327), dari jalan Yazid Ar-Roqoshi yang bersumber dari Anas bin Malik Rodhiyallahu anhu. 19 Hadits shohih diriwayatkan oleh Imam Ahmad (1723), Abu Dawud (14251426), At-Tirimidzi (464), An-NasaI (3/248) dan Ibnu Majah (1178) dan sanadnya shohih. Ahmad Syakir Rohimahullahu menshohihkannya dalam catatannya atas Sunan At-Tirmidzi.17

47.

Dan kami tidak menjadikan kehendak Allah Taala dan takdirnya

sebagai alasan (hujjah) di dalam meninggalkan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya bahkan kami wajib untuk mengimani dan mengetahui bahwa Allah Taala telah memberi kami hujjah dengan menurunkan kitab dan mengutus Rasul, Allah Ta'ala berfirman

(Mereka Kami utus) Selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. (An-Nisaa' 165).

48.

Dan kami mengetahui bahwa Allah subhanahu wa ta'ala tidak

memerintah dan melarang kecuali sesuatu yang sesuai kemampuan hambaNya untuk mengerjakannya dan meninggalkannya. Tidak mungkin Allah memaksa seseorang atas kemaksiatan dan tidak mungkin juga memaksanya untuk meninggalkan ketaatan. Allah Ta'ala berfirman

melainkan sesuai dengan

Allah tidak membebani seseorang kesanggupannya." (Al-Baqoroh 286) Dan Allah Ta'ala berfirman

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (AtTaghobun: 16) Dan firman Allah Ta'ala

Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah Amat cepat hisabnya. (Al-Ghofir: 17)

49.

ini menunjukkan bahwa apa-apa yang dikerjakan atau diusahakan seorang hamba ada balasannya. Untuk setiap kebaikan dia mendapat balasan yang baik (ats-tsawaab) dan untuk setiap kejahatan mendapatkan siksa (al-iqoob), dan ini pasti terjadi dengan Qodha dan Qodar Allah.

Maka

IMAN ADALAH PERKATAAN DAN PERBUATAN50.itu diucapkan dengan lisan, diamalkan dengan anggota tubuh dan diyakini dengan hati, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kedurhakaan (kemaksiatan).

Iman

51. llah Ta'ala berfirman Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus (AlBayinah: 5). Maka Allah telah menjadikan peribadahan kepada Allah Ta'ala, hati yang ikhlas, mendirikan sholat dan menunaikan zakat semuanya bagian dari agama (Min Ad-Diin).

A

52.

Dan telah berkata Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa salam:" Iman Maka Allah telah menjadikan perkataan dan perbuatan bagian

itu terdiri atas 70 cabang, yang paling utama adalah syahadat Laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan halangan dari jalanan".

53.

dari Iman. Allah Ta'ala berfirman

Adapun orang-orang yang beriman, Maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira (At-Tawbah: 124) Dan juga firman Allah Taala

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orangorang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada) (Al-Fath 4).

54.

telah berkata Rasulullah: Akan dikeluarkan dari neraka bagi siapa yang berkata Laa ilaha illallah dan di dalam hatinya terdapat iman seberat burroh (biji gandum), atau seberat khordalah (sesuatu yang kecil), atau seberat dzarroh (atom). Maka Beliau Sholallahu alaihi wa sallam menjadikannya bertingkat-tingkat.

Dan

IMAN KEPADA APA-APA YANG DIKHABARKAN RASUL SHOLALLAHU ALAIH WA SALLAM55.beriman dengan segala apa-apa yang telah Nabi sholallahu alaihi wa sallam kabarkan dan dengan apa-apa yang para shohabatnya riwayatkan dari Beliau Sholallahu alaihi wa sallam, baik yang kita menyaksikannya ataupun yang masih ghoib dari kita. Kita mengakuinya bahwasanya hal tersebut adalah benar dan jujur. Dan sama saja dalam hal itu baik apa-apa yang kita dapat memahaminya maupun yang kita tidak dapat memahaminya. Dan kita tidak memandang kepada hakikat maknanya, seperti hadits mengenai Al-Isro wal Miroj, 20 sesungguhnya Beliau shollalahu alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga (sadar) dan tidak tidur. Maka sesungguhnya orang-orang Quraisy mengingkari hal tersebut, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang aneh, sedang mereka tidak mengingkari mimpi.

Diwajibkan

56.

Dan dari yang seperti itu adalah malaikat maut yang datang

kepada Musa Alaihi Salam untuk mengambil ruh Musa Alaihi Salam. Musa menamparnya (dengan keras) sehingga mengakibatkan matanya terlempar keluar, maka ia (Malaikat Maut) kembali kepada Robb-nya yang mengembalikan matanya.

57.

Dan dari yang seperti itu lainnya adalah syarat-syarat terjadinya

hari kiamat (As-Saah), antara lain keluarnya Ad-Dajjal dan turunnya Isa Ibn Maryam Alaihi Salam yang akan membunuh Ad-Dajjal. Dan keluarnya Yajuj dan Majuj dan keluarnya Ad-Daabbah (binatang melata) dan terbitnya matahari dari Barat dan yang semisalnya yang telah diriwayatkan secara shohih. 21Lihat dalam Shohih Bukhori (no. 3207) dan Shohih Muslim (no. 164) diriwayatkan dari jalan Anas Bin Malik bersumber dari Malik bin Sasah. 21 Lihat Kitab Al-Bidayah wa Nihayah dari Ibnu Katsir Rohimahullahu dan AlIdhoah dari Shidiq hsan Khan Rohinahullahu , untuk penjelasan ini.20

58.

adzab dan nikmat kubur adalah benar, karena sesungguhnya telah berlindung Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam darinya dan memerintahkan untuk membaca doa tersebut di setiap sholat. (Yang dimaksud adalah doa yang dibaca setelah bacaan Tasyahud akhir).

Dan

59.

fitnah kubur adalah benar, dan pertanyaan Munkar dan Nakir adalah benar, dan kebangkitan setelah mati adalah benar. Dan yang demikian adalah ketika Isrofil Alaihi Salaam meniup sangkakala (Ash-Shuur).

Dan

Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka (Yaasin: 51)

60. Dan dikumpulkannya manusia pada hari kiamat, tidak beralaskaki, telanjang, tidak disunat, dan tidak mempunyai apa-apa. Mereka berhenti di tempat berhenti dalam keadaan berdiri, sampai Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam memberikan syafaatnya kepada seluruh sekalian manusia (Syafatul Uzhma pent). Kemudian Allah tabaroka wa taala menghisab manusia, dan timbangan (mawazin, mizan) ditegakkan, dan rekaman dibagikan serta lembaran-lembaran catatan dari amal di sebarkan kepada orang-orang yang menerima dengan tangan kanan dan orang-orang yang menerima dengan tangan kiri.

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang.

Maka Dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (Al-Insyiqooq: 7-12)

61.

(Al-Mizan) mempunyai dua daun dan satu lidah, ditimbang dengannya amal-amal.

Timbangan

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (Al-Muminuun: 102 -103)

62.

Dan telaga Haudh Nabi Muhammad Sholallahu Alaih wa Salam Dan Ash-Shirooth adalah benar, orang-orang yang baik akanorang-orang yang jahat akan tergelincir

di hari kiamat airnya sangat putih terbuat dari susu, lebih manis dari madu, dan bejananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya seteguk tidak akan merasa haus selama-lamanya.

63.

menyeberanginya, dan darinya.

64.

Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam memberikan syafaat kepada orang-orang yang masuk neraka dari umatnya yang melakukan dosa-dosa besar, maka dengan syafaat itu mereka keluar dari neraka, setelah mereka dibakar dan mereka menjadi hangus dan menjadi arang. Kemudian mereka memasuki surga dengan syafaat Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam.

Dan

65.

akan ada syafaat juga dari Nabi-Nabi lainnya, kaum muminin dan malaikat, sebagaimana Allah Taala berkata:

Dan

Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (Al-Anbiya: 28)

66.

tidak bermanfaat syafaatnya pemberi syafaat kepada orang-orang kafir.

Dan

67.

Surga dan neraka adalah dua makhluk yang tetap ada. Surga

adalah tempat bagi wali-wali Allah Taala, sedangkan neraka adalah tempat pembalasan bagi musuh-musuh Allah Taala. Dan penghuni surga (ahlul jannah) kekal di dalam surga. Allah Taala berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. (Az-Zukhruf: 74-75)

68.

Maut akan didatangkan dalam bentuk kambing kibasy jantan,

kemudian kambing kibasy tersebut disembelih di tempat antara surga dan neraka, kemudian dikatakan, Ya Ahli surga! Kekal-lah dan tidak ada lagi kematian. Ya ahli neraka! Kekal-lah dan tidak ada lagi kematian. 22

22

Shohih Bukhori: Kitab Tafsir Surah Maryam (no. 4730).

MUHAMMAD SHOLALLAHU ALAIHI WA SALLAM, PENUTUP PARA NABI69.

Muhammad Sholallahu alaihi wa salam adalah Nabi penutup

dan ketua dari utusan Allah Taala. Tidak sah iman seorang hamba sampai ia beriman dengan risalah Muhammad Sholallahu Alaihi wa Sallam, dan dia bersaksi atas ke-Nabian Muhammad Shollalahu Alaihi wa Sallam. Dan tidaklah dimulai perhitungan di antara manusia pada hari kiamat, kecuali dengan syafaatnya. Sungguh tidak akan masuk surga suatu umat kecuali sesudah masuknya umat Muhammad Sholallahu Alaihi wa Sallam ke dalam surga.

70.

Dia (Muhammad Sholallahu Alaihi wa Sallam) pemilik bendera-

bendera pujian (Liwa-ul Hamd), pemilik kedudukan yang terpuji (AlMaqomam Mahmuda), pemilik Haudh yang mengalir, dan Dia adalah Imam para Nabi, dan Khotib mereka, pemilik syafaat-syafaat mereka (para Nabi).

71.

Muhammad Sholallahu Alaihi wa Sallam adalah umat terbaik, dan shohabat-shohabatnya adalah sebaik-baik shohabat dari shohabat-shohabat Nabi Alaihi Salaam. Dan umatnya yang paling utama adalah Abu Bakar Ash-Shodiq, kemudian Umar Al-Faruq, kemudian Utsman Dzun-Nuroin, kemudian Ali Al-Murtadho, rodhiyallahu anhum ajmaiin. Sebagaimana Abdullah Ibn Umar Rodhiyallahu anhuma meriwayatkan dan dia berkata: Kami dulu berkata, dan Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam masih hidup, Yang paling utama dari umat ini sesudah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali, maka hal itu sampai kepada Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam, dan beliau tidak mengingkarinya. 23Shohih Bukhori: Kitab Keutamaan Shohabat (no. 3655). Dan dengan lafadz yang berbeda dalam Shohih Bukhori (no. 3697), yang menyatakan: Selama masa hidup dari Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam, kami biasa tidak mengambil seseorang sama kedudukannya dengan Abu Bakr, kemudian (kami lakukan yang sama dengan) Umar, kemudian (kami lakukan yang sama dengan) Utsman. Kemudian kami meninggalkan shohabat-shohabat Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam yang lain, dan tidak membedakan di antara mereka.23

Umat

72.

telah shohih riwayat dari Ali Rodhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata, Yang terbaik dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudia Umar dan jika aku mau sungguh akan sebutkan yang ketiga. 24

Sungguh

73.

telah meriwayatkan Abu Darda Rodhiyallahu anhu dari Nabi Sholallahu alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau berkata, Tidak akan terbit matahari dan tidak akan tenggelam setelah para Nabi dan para Rasul di atas orang yang lebih utama dari Abu Bakar. 25

Dan

74.

Sungguh dia (Abu Bakar) adalah ciptaan Allah Taala yang paling

pantas diberikan kekhalifahan setelah Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam, dikarenakan keutamaannya, dan keterdahuluannya, dan karena Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam mendahulukan dia dalam memimpin sholat jamaah para shohabat rodhiyallahu anhuma ajmain. Dan ijma para shohabat untuk lebih mendahulukannya dan memberikan baiat kepadanya, dan Allah Taala tidak akan pernah menjadikan mereka bersepakat di atas kesesatan.

75.

setelah Abu Bakar Ash-Shidiq adalah Umar Rhodiyallahu anhum ajmain karena keutamaannya dan kesaksian Abu Bakar terhadapnya.

Kemudian

76.

Kemudian Utsman Rodhiyallahu anhu karena keutamaannya Kemudian Ali Rodhiyallahu anhu karena keutamaannya, dan

dan Ahli Syuro telah memberikan kepemimpinan kepadanya.

77.

karena ijma (kesepakatan) orang-orang di masa itu kepadanya.

Suatu riwayat yang shohih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (1/106 & 110) dan anaknya Abdullah dalam Zawaidnya (1/106, 110 & 127). Ibnu Abi Asim juga meriwayatkan dalam Kitab As-Sunnah (1201) dan Syaikh Al-Albaniy menshohihkannya dalam tahqiqnya pada As-Sunnah (2/570). 25 Hadits dengan sanad yang dhoif pada periwayatannya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Fadhoilush Shohabah (135), Ibnu Abi Asim dalam AsSunnah (1224) dan Abu Nuaim (3/325) dari hadits Abu Darda Rodhiyallahu anhu. Melihat komentar terhadap periwayatan ini yang ditemukan dalam Fadhoilush Shohabah dari Imam Ahmad dengan catatan dari Wasiyullah bin Muhammad bin Abbas (1/152-153).24

78.

Dan mereka semua adalah Al-Khulafa-ur Rosyidin Al-Mahdiyin,

orang-orang yang telah berkata Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam kepada mereka, (Aku wasiatkan) Atas kalian sunnahku dan sunnah AlKhulafa-ur Rosyidin Al-Mahdiyin setelah Aku, kalian gigitlah dengan dengan gigi geraham kalian.

79.

Dan telah bersabda Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam, Dan

Kekhalifahan setelahKu adalah 30 tahun, dan yang terakhir adalah Kholifah Ali Rhodiyallahu anhu. 26

80.

kami bersaksi dengan 10 orang yang dijamin surga sebagaimana telah bersaksi bagi mereka Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Salam, dan Beliau berkata, Abu Bakar di dalam surga, dan Umar di dalam surga, dan Utsman di dalam surga, dan Ali di dalam surga, dan Tholhah di dalam surga, dan Zubair di dalam surga, dan Saad di dalam surga, dan Said di dalam surga, dan Abdurrohman Ibn Auf di dalam surga, dan Abu Ubaidah Ibn Jarroh di dalam surga.

81.

Dan kepada setiap siapa saja yang Nabi Sholallahu Alaihi wa

Sallam bersaksi untuknya dengan surga, maka kami bersaksi untuknya dengan kesaksian tersebut. Sebagaimana sabda Beliau Sholallahu Alaihi wa Sallam, Al-Hasan dan Al-Husain pemimpin para pemuda ahli surga.27 Dan perkataan Beliau Sholallahu Alaih wa Sallam kepada Tsabit Bin Qois, Sesungguhnya dia adalah penduduk surga. 28

82.

kami tidak menetapkan kepada seseorang Ahli Qiblat dengan surga dan tidak juga dengan neraka, kecuali siapa-siapa yang Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam telah menetapkan baginya, akan tetapi kami menginginkan kebaikan dan kami takut kepada keburukan/kejahatan.Hadits Shohih diriwayatkan oleh Abu Dawud (4646 4647), At-Tirmidzi (2226) yang menyatakan hadits ini hasan, An-NasaI dalam Fadhoilush Shohabah (52) dan Al-Hakim (3/71 & 145) yang menshohihkannya, AdhDhohabi menyetujuinya. Melihat Kitab Ash-shohihah Syaikh Al-Albaniy (459) untuk diskusi yang cukup ramai mengenai hadits ini dan sebagaimana sangkalan terhadap siapa-siapa yang mengatakan bahwa hadist ini dhoif. 27 Syaikh Al-Albaniy menshohihkannya dalam Ash-Shohihah (796), berkata: Sebagian besar dari hadits ini adalah shohih, tanpa keraguan tentangnya. Bahkan, hadits ini mutawatir sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Manawi. 28 Shohih Bukhori: Kitab Keutamaan (no. 3613) dan Shohih Muslim: Kitab Iman (no. 119) dari Hadits Anas Rodhiyallahu anhu.26

Dan

83.

Dan kami tidak mengkafirkan seseorang dari Ahli Qiblat karena Dan

dosanya, dan tidak mengeluarkannya dari Islam karena perbuatannya saja.

84.

kami melihat haji dan jihad adalah suatu yang terus menerus bersama dengan ketaatan kepada setiap imam(pemimpin) yang baik ataupun yang jahat/buruk, dan sholat berjamaah di belakang mereka adalah boleh.

85.

berkata Anas Rodhiyallahu anhu, Telah berkata Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam, Tiga dari keaslian iman: Orang yang menahan dirinya dari siapa-siapa yang berkata Laa Ilaha Illallah, dan tidak mengkafirkannya karena dosanya dan tidak mengeluarkannya dari Islam karena amalnya. Dan jihad adalah terus-menerus semenjak Allah Taala mengutus aku sampai umatku yang paling akhir memerangi Dajjal, tidaklah menghapusnya penyimpangan dari orang yang aniaya, maupun keadilan dari orang yang adil. Dan iman kepada Qodar (ketentuan Allah Taala). Riwayat Abu Dawud. 29

Telah

86.

sunnah untuk berwala kepada para Shohabat Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam, dan mencintai mereka, dan menyebut kebaikan-kabaikan mereka, dan memohon agar Allah Taala menyayangi mereka, dan memohonkan ampunan untuk mereka, dan menahan diri dari menyebut keburukan mereka dan perbedaan antara mereka, dan meyakini keutamaan mereka, dan mengakui mereka adalah umat yang paling dahulu. Allah berfirman

Merupakan

Hadits dhoif yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (2532) dan Abu Ubaid AlQosim bin Salam dalan Kitab Al-Iman (Hal. 47). Sanadnya dhoif karena di dalamnya ada Yazid bin Abi Nushba dan dia majhul sebagaimana dinyatakan dalam At-Taqrib. Am-Mundhiri menilai sanadnya lemah dalam ringkasan Sunan Abu Dawudnya (3/380) dengan alasan tersebut.29

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (Al-Hasyr: 10) Dan Firman Allah Taala

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (Al-Fath: 29)

87.

Dan Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jangan kalian Dan

mencaci shohabat-shohabatku, jika salah satu di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud tidak akan mencapai satu mud dari salah satu mereka dan tidak juga setengahnya. 30

88.

merupakan sunnah merasa ridho kepada istri-istri Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam, Para Ibu yang suci bagi orangorang mumin, yang terlepas dan suci dari segala keburukan, yang paling utama dari mereka adalah Khodijah bintu Khuwailid dan Aisyah Ash-Shodiqoh bintu Ash-shidiq (Abu Bakr) yang Allah Taala mensucikannya di dalam kitab suciNya, dialah istri Nabi Sholallahu Alaihi wa Sallam di dunia dan di akhirat, maka barang-siapa menuduhnya berzina setelah apa-apa yang Allah Taala bersihkan dia dari tuduhan tersebut (di dalam Al-Quran) maka sungguh dia telah kafir kepada Allah Al-Azhiim.

89.

adalah paman (dari pihak ibu) bagi orang-orang mumin, dan dia juru tulis wahyu Allah, salah-satu kholifah bagi kaum muslimin Rodhiyallahu anhu.

Muawiyah

90.30

merupakan sunnah untuk mendengar dan taat kepada para imam umat muslim, dan pemerintah baik yang baik maupun yangShohih Bukhori: Kitab Keutamaan Shohabat (no. 3673) dan Shohih Muslim: Kitab Keutamaan Shohabat (no. 2541) dari Abu Said Al-Khudri Rodhiyallahu anhu.

Dan

buruk, selama tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah Taala.

91.

siapa yang diberi kekhalifahan, dan telah bersepakat manusia serta mereka ridho dengannya, atau mereka mengalahkan (lawannya) dengan pedang sehingga memperoleh kekhalifahan, dan dia dinamakan Amirul Muminin, maka wajib untuk ditaati, dan harom untuk melawan kepadanya, serta keluar darinya untuk memecah belah umat muslimin.

Dan

92.

merupakan sunnah untuk hijrah dari ahli bidah dan membedakan diri dari mereka, meninggalkan debat (al-jidal) dan permusuhan di dalam agama, meninggalkan dari membaca kitab-kitab karangan para pembuat bidah (mubtadi), dan tidak memberi perhatian pada perkataan-perkataan mereka. Dan setiap sesuatu perkara yang baru dalam agama adalah bidah.

Dan

93.

Dan setiap orang yang mencirikan dirinya dengan yang selain

Islam dan As-Sunnah maka ia asalah seorang mubtadi (pembuat bidah), seperti Rofidhoh dan Jahmiyah, khowarij, Qodariyah, Murjiah, Mutazilah, Karomiyah, Kulaibah dan orang-orang yang seperti mereka. Karena inilah firqoh-firqoh yang sesat, dan golongan-golongan bidah yang kita berlindung kepada Allah Taala darinya.

94.

dengan menisbatkan kepada Imam, di dalam masalah cabang-cabang agama (Furuud Diin) seperti empat madzhab yang besar, maka hal ini tidak salah. Karena sesungguhnya ikhtilaf di dalam masalah furu (cabang-cabang) adalah rohmat. Dan orang-orang yang berikhtilaf (berbeda pendapat) di dalamnya adalah orang-orang yang terpuji dalam ikhtilaf mereka. Mereka mendapat balasan di dalam ijtihad-ijtihad mereka, dan ikhtilaf mereka adalah rohmat yang luas. Dan kesepakatan mereka adalah hujjah yang qothi (yang pasti).

Dan

95.

Kami meminta kepada Allah Taala agar melindungi kami dari

bidah dan fitnah, dan menghidupkan kami dalam Al-Islam dan AsSunnah, dan menjadikan kami dari orang-orang mengikuti Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam di dalam kehidupan, dan mengumpulkan kami di dalam rombongannya setelah kematian dengan rohmat Allah dan karunia Allah. Aamiin. Dan ini adalah penutup keyakinan kami.

Segala puji hanya untuk Allah Taala, dan semoga Allah Taala memberikan kasih sayang dan keselamatan kepada pemimpin kami Muhammad dan kepada keluarganya, dan shohabat-shohabatnya.