makalah tinjauan psikologi dalam belajar

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ILMU PSIKOLIOXOC AJCCIJC CJCHDUCADI . . . .. . .. . . 1.2. Tujuan Makalah. Setelah membaca dan mengkaji makalah ini diharapkan kita dapat: 1. Memahami pengertian psikologi tentang belajar. 2. Menjelaskan aktifitas-aktifitas belajar. 3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar han hasil belajar. 1

Upload: syahputraaji

Post on 25-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

SOMOGA MEMBANTU DAN BERMANFAAT

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ILMU PSIKOLIOXOC AJCCIJC CJCHDUCADI . . . .. . .. . .

1.2. Tujuan Makalah.

Setelah membaca dan mengkaji makalah ini diharapkan kita dapat:

1. Memahami pengertian psikologi tentang belajar.

2. Menjelaskan aktifitas-aktifitas belajar.

3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar han hasil

belajar.

1

Page 2: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tentang Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses

pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting

dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang

dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam

bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai

pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain

seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan

tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya

dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya

proses belajar.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching &

Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011:3) mengemukakan bahwa

“belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang

dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati

atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.

Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan

sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu

pengalaman.”

Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku  yang baru

2

Page 3: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.”

Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan

bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.”

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku

pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa

belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi

manusia seutuhnya.

Ada empat tahapan belajar manusia, yaitu:

1. Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak tahu bahwa ia tidak tahu.

Kondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu.

Contohnya adalah keadaan pikiran banyak pengemudi muda saat mulai belajar

mengemudi. Itulah mengapa pengemudi muda mengalami lebih banyak

kecelakaan ketimbang pengemudi yang lebih tua dan berpengalaman. Mereka

tidak dapat (atau tidak mau) mengakui terbatasnya pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman mereka. Orang-orang yang berada dalam

keadaan ini kemungkinan besar akan mengambil risiko, memapar diri pada

bahaya atau kerugian, untuk alasan sederhana yang sama sekali tidak mereka

sadari bahwa itulah yang mereka lakukan.

2. Inkompetensi sadar, yaitu tidak tahu bahwa ia tahu.

Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu apa yang

dapat kita lakukan, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita.

3

Page 4: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

3. Kompetensi sadar, yaitu tahu bahwa ia tidak tahu.

Ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah subjek, tetapi

tindakan kita belum berjalan otomatis. Pada belajar yang ini, kita harus

melaksanakan semua tindakan dalam level sadar. Saat belajar mengemudi,

misalnya, kita harus secara sadar tahu di mana tangan dan kaki kita, berpikir

dalam setiap pengambilan keputusan apakah akan menginjak rem, berbelok,

atau ganti gigi. Saat kita melakukannya, kita berpikir dengan sadar tentang

bagaimana melakukannya. Pada tahap ini, reaksi kita jauh lebih lamban

ketimbang reaksi para pakar.

4. Kompetensi bawah Sadar, yaitu tahu bahwa ia tahu.

Tahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan bahkan

mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya secara terperinci. Ia tahu apa

yang ia lakukan, dengan kata lain, ada sesuatu yang ia lakukan di hidup ini

yang bagi orang lain tampak penuh risiko tetapi bagi dia bebas risiko. Ini

terjadi karena ia telah membangun pengalaman dan mencapai kompetensi

bawah sadar pada aktivitas itu selama beberapa tahun. Ia tahu apa yang ia

lakukan, dan ia juga tahu apa yang tidak dapat ia lakukan. Bagi seseorang

yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalamannya, apa yang ia lakukan

tampak penuh risiko.

2.2. Aktivitas-Aktivitas Belajar

2.2.1. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Poerwadarminta (2003:23), “aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas

belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.” Dalam

hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan

bahwa “segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan

sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun

teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.”

4

Page 5: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

Belajar bukanlah proses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari

berbagai aktivitas. Tak pernah terlihat orang belajar tanpa melibatkan aktivitas

raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar

menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan atau praktek

dan sebagainya.

2.2.2. Prinsip-Prinsip Aktivitas Belajar

Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut

pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur

kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapat diketahui bagaimana prinsip

aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa,

maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi

yang melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yakni siswa dan guru.

Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini

secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa

modern.

a. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama

Menurut Locke jiwa dapat dimisalkan dengan kertas yang tak bertulis

(tabularasa), kertas itu kemudian mendapat isi dari luar. Dalam pendidikan,

yang memberi dan mengatur isinya adalah guru. Karena gurulah yang harus

aktif sedangkan anak didik bersifat reseptif. Sedangkan menurut Herbart jiwa

adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-

hukum asosiasi. Disinipun guru pulalah yang harus menyampaikan

tanggapan-tanggapan itu.

Jadi konsepsi jiwa sebagai “kertas bersih” yang harus ditulis atau

sebagai bejana yang harus diisi menyebabkan gurulah yang aktif dan dari

gurulah datang segala inisiatif. Gurulah yang menentukan bahan pelajaran

sedangkan murid-murid bersifat reseptif dan pasif.

5

Page 6: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

b. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern

Menurut konsepsi modern jiwa itu dinamis, mempunyai energi sendiri

dan dapat menjadi aktif karena dorongan oleh macam-macam kebutuhan.

Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai dorongan untuk

berkembang. Mendidik adalah membimbing anak untuk mengembangkan

bakatnya. Dalam pendidikan anak-anak sendirilah yang harus aktif. Guru

hanya dapat menyediakan bahan pelajaran, akan tetapi yang mengolah dan

mencernanya adalah anak itu sendiri sesuai dengan bakat dan latar belakang

dan kemauan masing-masing.

Beberapa aktivitas belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:28) sebagai

berikut:

1) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang

belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru

menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa

yang guru sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka.

2) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas

memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu

matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi

aktivitas memandang dapat dilakukan.

3) Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang

dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas meraba,

membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk

belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan.

6

Page 7: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

4) Menulis atau Mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan

aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus

mendengarkan isi ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat

hal-hal yang dianggap penting.

5) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama

belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca

buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil

penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah dan hal-hal lainnya yang berhubungan

dengan kebutuhan studi.

6) Membaca Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau

mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk

keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar

adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu diberi

garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan

kembali materi itu dikemudian hari, bila diperlukan.

7) Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan-Bagan

Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel,

diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat membantu

bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-

gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu

pemahaman seseorang terhadap sesuatu hal.

7

Page 8: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

8) Menyusun Paper atau Kertas Kerja

Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis

dan sistematis. Metodologis artinya menggunakan metode-metode tertentu dalam

penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang logis

dan kronologis.

9) Mengingat

Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai

tujuan belajar lebih lanjut termasuk aktivitas belajar. Apalagi jika mengingat itu

berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar yang lainnya.

10) Berpikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang

hubungan antara sesuatu.

11) Latihan atau Praktek

Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya

penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil

berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk

memperkuat ingatan. (Djamarah 2000:38).

Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2004:101) membuat suatu daftar yang

berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya

membaca,    memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang

lain.

8

Page 9: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi    saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,  diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar

Yang mempengaruhi proses dan hasil belajar banyak jenisnya diantara itu

semua adalah anak didik, pendidik, lingkungan pendidikan, tujuan pendidikan, dan

alat pendidikan. Tetapi secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua

golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang ada diluar individu.

2.3.1. Faktor Internal

Factor-faktor Internal dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Faktor

Jasmaniah, Faktor Psikologis,dan Faktor kelelahan.

1. Factor Jasmaniah

Kesehatan

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu

memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,

tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

Cacat Tubuh

9

Page 10: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada

lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat

menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2. Faktor Psikologis

Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil

dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar

dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan  yang mempengaruhi

belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jika siswa memiliki intelegensi

yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.

Perhatian

Perhatian meurut Imam al-Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan

objek.Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan

pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan,

sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,

usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara

mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

Minat

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah

diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara

menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-

hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan

pelajaran yang dipelajari itu.

10

Page 11: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa

belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.

Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong

siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif

untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motif-motif

diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan

latihan-latihan, kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang dipengaruhi

oleh keadaan lingkungan.

Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat

tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata

lain belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

Kesiapan

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa

belajar dan pada diri siswa sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya

akan lebih baik.

3. Faktor Kelelahan

Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai

terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang

11

Page 12: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

bebas  dari kelelahan. Misalnya dengan mengatur pola hidupnya mulai dari tidur,

makan, belajar, olah raga, ibadah dan sebagainya terkait aktivitas sehari-harinya.

2.3.2. Faktor Eksternal

Factor-faktor eksternal ini dapat dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu:

keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Factor Keluarga

Cara mendidik orang tuanya

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar

anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya

dapat menyebabkan anakkurang berhasil dalam belajarnya.

Relasi antara anggota keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi

yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah

hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar

anak sendiri.

Suasana rumah

Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang

tenang dan tentram. Didalam suasana rumah yang tenang dan tentram

selain anak kerasan tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang  belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga

membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi

jika keluarga mempunyai cukup uang.

12

Page 13: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

Pengertian orang tua

Orang tua wajib memberi pengertian dan mendorong anaknya untuk

belajar. Jadi bilaanak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas

rumah.

Latar belakang kebudayaan

Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar

mendorong semangat anak untuk belajar.

2. Factor Sekolah

Metode mengajar

Metode mengajar itu mempengerui belajar siswa. Metode mengajar guru

yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

Maka dari itu perlu ditelaah terlebih dahulu tentang kelebihan dan

kekuranngannya disesuaikan dengan tujuan serta kondisi kegiatan

pembelajaran.

Kurikulum

Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan

pelajaran itu.

Relasi guru dengan siswa

Relasi siswa dengan siswa

Disiplin sekolah

Disiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam mengajar,

kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

13

Page 14: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

kebersihan/keteraturan.Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola

seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan timm BP dalam

pelayanan kepada siswa dan juga kedisiplinan siswa dalammelaksanakan

tata tertib.

Alat pelajaran

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan

bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima

bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih

giat dan lebih maju.

Waktu sekolah

Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.

Keadaan gedung

Tugas rumah

3. Factor Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya. Tetapi jika terlalu banyak juga tidak baik

karena akan mengganggu belajarnya.

Media massa

Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan

juga terhadap belajarnya begitupun sebaliknya.

Teman bergaul

14

Page 15: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam

jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri

siswa, begitu juga sebaliknya.

Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar

siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar,

penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan

berpengaruh jelek kepada anak yang berada disitu begitupun sebaliknya.

15

Page 16: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi

juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

penyesuaian diri. Ada empat tahapan belajar manusia, yaitu inkompetensi bawah

sadar, kompetensi sadar, kompetensi sadar dan kompetensi bawah sadar.

Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang

keberhasilan belajar. Prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini

secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa

modern. Adapun aktivitas-aktivitas belajar, yaitu mendengarkan, memandang,

meraba, mencium, mencicipi/mencecap, menulis dan mencatat, membaca. Membuat

ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel/diagram-

diagram/bagan-bagan, menyusun paper/kertas kerja, mengingat, berfikir, serta

latihanan dan praktek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar, secara

garis besar ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari

aspek fisiologis/jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor eksternal terdiri dari

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

16

Page 17: Makalah Tinjauan Psikologi Dalam Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Mustaqin., dkk. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syah, M. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

http://fatih-io.biz/pengertian-belajar.html. (diakses 12 April 2014)

http://noviansangpendiam.blogspot.com/2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html. (diakses 12 April 2014)

17