makalah psikologi

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori Perkembangan Kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget , seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896 - 1980 . Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan yang bagi Piaget berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema - skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan) teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang ter motivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia. Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek – objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan- persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-

Upload: dwina-avianindya

Post on 25-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

psikokes

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teori Perkembangan Kognitif dikembangkan olehJean Piaget, seorangpsikologSwiss yang hidup tahun1896-1980.Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapanganpsikologi perkembangandan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan yang bagi Piaget berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnyaskema - skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikaninformasisecara mental. Teori ini digolongkan ke dalamkonstruktivisme yang berarti, tidak seperti teorinativisme(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan) teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasidengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini Piaget memperolehErasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakananakuntuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahanusia.

Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri ciri dan fungsi dari objek objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun proses berfikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya (Hetherington & Parke, 1975).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Konsep Teori PiagetPiaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi denganlingkungansosial danlingkunganfisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi denganlingkunganfisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya. Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam. Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan mental yang disebut skema atau pola tingkah laku.Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi (Piaget , 1988: 61 ; Turner, 1984: 8) tersebut antara lain:1. StrukturPiaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.2. IsiMerupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.3. FungsiMerupakan cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

a)AsimilasiAsimilasiadalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.b)AkomodasiAkomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak lansung.Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu:1. IntelegensiPiaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P. Suparno,2001:19).2. OrganisasiOrganisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

3. SkemaSkema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.4. AsimilasiAsimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.5. AkomodasiAkomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.6. EkuilibrasiEkuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.2.2. Tahap Operasional KonkritTahap Operasional Konkret(umur 7 - 11 tahun) ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.Operationaladalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Namun walaupun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri padakarakteristik perseptualpasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Walaupun demikian anak usia 7-11 tahun masih memiliki masalah mengenaiberpikir abstrak. DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta. Hal.38-39

Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maupun kemampuan kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti duniadan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur angsur, kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah berpikir konkrit, rasional dan objrktif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar benar berada dalam suatu stadium belajar.

Menurut teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional kongkrit (concrete operational thought). Menurut piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan operasi konkrit adalah aktifitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit dapat diukur.

Pada masa ini anak sudah mengembangkan pikiran logis. Ia mulai mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, seperti 5x6=30 ; 30:6=5(johnson & medinnus, 1974). Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlau mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indra, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tanpak oleh mata dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan antara yang bersifat sementara dengan yang bersifat menetap. Misalnya, mereka akan tahu bahwa air dalam gelas besar pendek dipindahkan kedalam gelas yang kecil tinggi, jumlahnya akan tetap sama karena tidak satu tetespun yang tumpah. Hal ini adalah karena mereka tidak lagi mengandalkan persepsi penglihatannya, melainkan sudah mampu menggunakan logikanya. Mereka dapat mengukur, menimbang, dan menghitung jumlahnya, sehingga perbedaan yang nyata tidak membodohkan mereka.

Menurut piaget, anak-anak pada masa konkrit operasional ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak(johnson & medinnus, 1974). Hal ini adalah karena pada masa ini anak telah menge,bangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu : negasi, resiprokasi, dan identitas.

Negasi(negation). Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda, yaitu pada mulanya keadaannya sama dan pada akhirnya keadaannya menjadi tidak sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi diantaranya. Tetapi, pada masa konkrit operasional,anak memahami proses apa yang terjadi diantara kegiatan itu dan memahami hubungan-hubungan antara keduanya. Pada deretan benda-banda, anak bisamelalui kegiatan mentalnyamengembalikan atau membatalkan perubahan yang terjadi sehingga bisa menjawab bahwa jumlah benda-benda adalah tetap sama.

Hubungan timbal balik(resiprokasi). Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-banda betambah panjang tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal-balik antara panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua deretan itu sama.

Identitas Anak pada masa konkrit operasional sudah bisa mengenal satu persatu benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak dapat mengetahui bahwa jumlahnya akan tetap sama (gunarsa, 1990).

Setelah mampu mengkonservasi angka, maka anak bisa mengkonservasikan dimensi-dimensi lain, seperti isi dan panjang. Kemampuan anak melakukan operasi-operasi mental dan kognitif ini memungkinkannya mengadakan hubungan yang lebih luas dengan dunianya. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui sesuatu perbuatan tanpa melihat perbuatan tersebut ditunjukan. Jadi, anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berpikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri ia bertindak secara nyata. Hanya saja, apa yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkrit, suatu realitas secara fisik, benda-banda yang benar-benar nyata. Sebaliknya, benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas, masih sulit dipikirkan oleh anak.2.2 Tahapan operasional konkritTahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaanlogikayang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:1. Pengurutan, kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.2. Klasifikasikemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupaanimisme(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)3. Decenteringanak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.4. Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.5. Konservasimemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.6. Penghilangan sifat Egosentrismekemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.\

Ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret.Tahap operasi konkret (concrete operations)dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret.Ciri-ciri operasi konkret yang lain, yaitu:1) Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruhPada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkunganitu.2) Melihat dari berbagai macam segiAnak mpada tahap ini mulai mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sediki menyeluruh dengan melihat apek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersam-sam mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan.3) SeriasiProses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi selanjutnuya.4) KlasifikasiMenurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-maam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

5) BilanganDalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengertisoalkorespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengertisoalkarespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.6) Ruang, waktu, dan kecepatanPada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat intervaj jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah sapat mengerti relasi urutan waktu dan jug akoordinasi dengamn waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.7) ProbabilitasPada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mulai terbentuk.8) PenalaranDalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh.9) Egosentrisme dan SosialismePada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain.Pada tahap operasi konkrit dimana siswa tidak akan bisa memahami konsep tanpa benda-benda konkrit. Selain itu, pada tahap ini Piaget mengidentifikasi adanya enam jenis konsep yang berkembang selama anak berada pada tahap operasi konkrit,yaitu:a.Kekekalan Banyak ( 6 7 Tahun )Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep banyak yaitu jika suatu benda yang sama banyaknya meskipun dibedakan susunannya banyaknya akan tetap sama.b.Kekekalan Materi ( 7 8 Tahun )Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan materi yaitu jika 2 materi yang sama banyak, salah satunya dipindahkan ke tempat yang lebih kecil atau lebih besar maka materi tersebut tetap berjumlah sama.c.Kekekalan Panjang ( 7 8 Tahun )Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan panjang yaitu panjang suatu benda jika diubah bentuknya akan tetap samad.Kekekalan Luas ( 8 9 Tahun )Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan luas yaitu luas suatu benda akan tetap sama walau bentuk benda tersebut telah kita ubah.e.Kekekalan Berat ( 9 10 Tahun )Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan berat yaitu berat suatu benda akan tetap sama walaupun benda tersebut dipindahkan ketempat yang berbeda beda atau di bagi 2.2.3. Implikasi Teori Piaget DalamPembelajaran MatematikaPemanfaatan Teori Piaget dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam beberapa hal berikut ini :a.Mumusatkan pada proses berpikir atau proses mental, dan bukan sekedar pada hasilnya.b.Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.c.Memaklumi ada perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.Teori Piaget mengamsusikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu pada kecepatan berbeda.Teori kognitif dan teori pengetahuan piaget sangat banyak mempengaruhi bidang pendidikan, terlebih pendidikan kognitif. Tahap-tahap pemikiran Piaget sudah cukup lama mempengaruhi bagaimana parapendidikmenyusun kurikulum, memilih metode pengajaran dan juga memilih bahan ajar terutama di sekolah-sekolah.Maka dari karya besar Piaget tersebut dapat diimplementasikan pada prosespembelajarandisekolah sesuai dengan teori perkembangannya itu sendiri. Implementasi pada pembelajaran matematika yang akan diterakan berikut hanya merupakan bentuk sebagian saja sebagai contoh yang cocok untuk pengetahuan dan pengembangan terhadap materi pembelajaran itu sendiri. Tentu yang terpenting adalah kesesuaian dengan pemilihan model, pendekatan serta metode dalam pembelajaran terhadap materi ajar.Bagi guru matematika, Teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan menggunakan teori itu, guru akan bisa mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak-anak di sekolahnya.Dengan demikian guru bisa memberikan perlakuan yanga tepat bagi para siswanya.Sehinnga guru matematika di SMP khusunya perlu mencermati apakah simbol-simbol matematika yang digunakan guru dalam mengajar cukup mudah dipahami siswa atau tidak, dengan mengingat tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masih siswa.Kaitan antara teori belajar Piaget dengan penggunaan media pembelajaran matematika di usia sekolah dasar adalah pada tahap operasi konkrit dimana siswa tidak akan bisa memahami konsep tanpa benda-benda konkrit.Berikut contoh pembelajaran berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah.Pokok Bahasan : Bangun Ruang.Sub Pokoh Bahasan :1.Kubus2.Balok3.Tabung4.Prisma5.Limas6.Kerucut7.BolaPembelajaran ditingkat Sekolah Dasar (SD) bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :1.Anak sudah mulai di perkenalkan dengan pendalaman bentuk bangun yang dia ketahui tersebut.2.Pengelompokan bangun juga mulai hanya diperkenalkan, bahwa kubus, balok dan yang lainnya termasuk bangun ruang.3.Anak-anak juga berkontekstual dengan bangun-bangun tersebut sehingga ada pemahamannya tentang apa-apa saja yang terdapat pada bangun itu. Seperti kubus, tentu memiliki panjang, lebar dan juga tinggi.4.Keterhubungan unsur yang dimiliki belum dijelaskan5.Melanjutkan pembelajaran dikelas-kelas berikutnya sampai pada operasi-operasi sederhana yang terdapat pada bangun itu.Sesuai kurikulum pembelajaran tematik bangun ruang ini baru diperkenalkan dikelas II SD, itu artinya pembelajaran-pembelajaran sebelumnya tentu masih mengacu pada pra operasional. Dan pada pembelajaran selanjutnya di SD ini sudah memasuki tahap Operasi Kongkret sesuai teori perkembangan kognitif Piaget.

BAB IIIPENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK USIA 7-11 TAHUN

3.1. PengantarIndonesia sehat 2010 merupakan salah satu program pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan sehat, terutama pada anak-anak. (Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti, 1999: 1).

Dalam Budioro B. (2002: 97) disebutkan bahwa masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjangkit anak SD. Apabila anak mengalami kelebihan atau kekurangan gizi, maka akan menyebabkan kemampuan-kemampuan di atas menjadi terhambat. Gizi yang baik berperan penting dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yangoptimal, termasuk pertumbuhan otaknya. Sehingga dampak penting dari konsumsi gizi yang baik dan seimbang adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia ( Ali Khomsan, 2003: 14).

Berdasarkan laporan kasus gizi buruk Dinas Kesehatan ProvinsiJawa Tengahtahun 2006, ditemukan jumlah anak yang mengalami kasus gizi buruk sebanyak 15.582 anak. 5.964 anak sembuh, 9.750 anak masih dalam kondisi memprihatinkan dan 48 anak meninggal dunia. Kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten Blora (727 anak), sedangkan di Kota Semarang ditemukan 64 anak mengalami gizi buruk. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006). Salah satu penyebab gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi-informsi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 1996: 31).

Penyuluhan gizi dalam rangka meningkatkan pengetahuan gizi merupakan upaya pembangunan kesehatan yang mengacu pada paradigma sehat, yaitu pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promosi dan preventif (Departemen Kesehatan RI, 2002:2). Melalui penyuluhan gizi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat di semua kalangan sehingga ikut berpartisipasi serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan. Anak SD (Sekolah Dasar) adalah anak yang berusia di antara 6-12 tahun (Zulkifli L.,2002: 20). Mereka merupakan sasaranstrategisdalam perbaikan gizi masyarakat. Ini merupakan hal yang penting karena anak sekolah merupakan generasi tumpuan bangsa sehingga kualitasnya harus dipersiapkan dengan baik. Anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik danmentalyang harus berkembang dengan baik dalam rangka menunjang kehidupannya di masa datang. Untuk mendukung keadaan tersebut, anak sekolah memerlukan status gizi yang baik agar kondisi tubuhnya berkembang optimal dan bugar. Selain itu, anak sekolah dijadikan perantara dalam penyuluhan gizi di keluarga dan masyarakat (Ditjen Gizi Masyarakat, 2001: 1).

Berdasarkan hal tersebut, maka penyuluhan gizi sebagai bagian dari pendidikan gizi sangat penting diterapkan pada anak SD. Pendidikan gizi di sekolah dapat dilakukan karena anak mempunyai pemikiran terbuka dibandingkan dengan orang dewasa serta pengetahuan yang diterima dapat menjadi dasar bagi pembinaan kebiasaan makannya (Suhardjo, 2003: 91).Penyuluhan gizi tidak terlepas dari peranmedia. Dalam menentukan media yang digunakan, harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya adalah karateristik dan selera sasaran penyuluhan, supaya yang disampaikan dapat diterima secara efektif (Zulkifli L., 2002: 39). Dalam hal ini, sasaran penyuluhan gizi adalah anak sekolah dasar.Anak memiliki sifat suka bermain. Dalam diri mereka terdapat dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri. Sehingga peran permainan dalam perkembangan anak merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. (Zulkifli L., 2002: 39).

3.2. Pengertian Gizi Gizi merupakan suatu unsur zat yang terdapat di dalam suatu makanan yang dapat membantu memaksimalkan fungsi makanan untuk tubuh seseorang. Gizi berasal dari bahasa Arab Al-gizzai, yang mempunyai arti sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia tidak terlepas dari makanan, karena makanan merupakan sumber paling utama dalam tubuh, dan merupakan sumber pokok untuk kehidupan manusia setelah oksigen. Dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari, tidak hanya sekedar makanan biasa, tetapi makanan yang baik ialah mengandung zat-zat tertentu, sehingga membuat makanan berfungsi di dalam tubuh dan ini yang dinamankan gizi. Fungsi pokok makanan untuk kehidupan manusia adalah: 1. Untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan mengganti jaringan yang telah rusak. 2. Untuk memperoleh tenaga, yang bertujuan untuk melakukan berbagai aktivitas dalam setiap kegiatan dan aktivitas. 3. Untuk mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh. 4. Berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap berbagai penyakit.

3.3. Pengertian Gizi Seimbang

Aktivitas yang bermacam-macam menuntut masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bermacam-macam, sehingga menghasilkan energi yang baik untuk tubuh dan otak. Kadar makanan dan kadar gizi menjadi penyeimbang kesehatan dengan setiap makanan yang dicerna oleh tubuh. Gizi yang seimbang menjadi faktor utama dalam setiap kehidupan, asupan gizi yang optimal dan seimbang membuat tubuh selalu dalam keadaan yang sehat, dan prima. Gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari yang beraneka ragam menurut kebutuhan gizi, umur, dan kondisi yang didasarkan dengan makanan-makanan yang berfungsi sebagai triguna makanan, Triguna makanan ialah fungsi makanan yang telah di kelompokan sesuai fungsi utama gizi, yaitu :

1 Sumber Zat Tenaga yaitu : padi-padian, umbi-umbian, dan tepung- tepungan 2 Sumber Zat Pengatur yaitu : sayuran dan buah-buahan 3 Sumber Zat Pembangun yaitu : kacang-kacangan, makanan hewani, dan olahannya.

3.4. Pedoman Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 7-11 Tahun 1) Makanlahmakanansumberkarbohidrat, setengah dari kebutuhanenergiTerdapat 2 kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), dan bahan makanan lain yang banyak mengandung karbohidrat (sagu, pisang). Sedangkan gula digolongkan sebagai karbohidrat sederhana yang tidak mengandung gizi lain.Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari kecukupan energi, atau 3 - 4 sendok makan setiap harinya. Seyogyanya, sekitar 50 - 60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks, atau setara dengan 3 - 4 piring nasi.Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks, maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

2) Batasi konsumsilemakdan minyak sampai seperempat dari kecukupanenergiLemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Seyogyanya menggunakan lemak dan minyak nabati, misalnya minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang, atau minyak nabati yang lain. Dianjurkan, konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi.

3) Gunakan garam beryodiumGaram beriodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalium iodat) sebanyak 30 - 80 ppm. Sesuai dengan Keppres No. 69tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium.

Garam beriodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok endemik dan kretin.Garam mengandung natrium. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Karena itu hindari konsumsi garam yang berlebihan. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 g atau 1 sendok teh setiap harinya.

4) Makanlah Makanan Sumber Zat BesiKekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur. Terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah, dan tenaga kerja wanita. Karena itu, konsumsi makanan sumber zat besi perlu diperbanyak. Bahan makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur, dan daging.Ibu hamil dan penderita anemia gizi diharuskan mengkonsumsi tablet tambah darah (pil besi) sesuai dengan anjuran.

5) Berikan ASI saja Pada Bayi Sampai Umur 4 Bulan dan Tambahkan MP-ASI SesudahnyaAir susu ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 4 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari pertama, agar diberikan kepada bayi. Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Pemberian air gula, air tajin dan makanan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari.Setelah bayi berumur 4 bulan, ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karenya, setelah lewat umur 4 bulan, bayi perlu mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap sesuai dengan pertambahan umur, pertumbuhan badan, dan perkembangan kecerdasannya.Walaupun demikian, pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan. Manfaatnya adalah untuk membantu tumbuh kembang anak, mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta mengakrabkan jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara timbal balik.

6) Biasakan Makan PagiMakan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Buat orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan dapat memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar pun menjadi lebih baik.Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan, dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

7) Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup JumlahnyaAir minum harus bersih dan bebas kuman. Karenanya, air minum harus terlebih dulu dididihkan. Sedangkan air minum dalam kemasan, yang banyak beredar di pasaran, juga harus terlebih dulu diproses oleh pabriknya sesuai dengan ketentuan pemerintah dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya 2 l atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh berlangsung dengan lancar dan seimbang.

8) Lakukan Aktivitas Fisik Secara TeraturKegiatan fisik dan olah raga, secara teratur dan cukup takarannya, dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan.Kegiatan fisik dan olah raga, yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi, dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan. Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Bila kegiatan sehari-hari kurang gerak fisik, upayakan untuk berolah raga secara teratur dan cukup takarannya atau mencari kegiatan lain yang setara.

9) Hindari Minum Minuman BeralkoholKebiasaan minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat gizi yang penting meskipun orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, kurang gizi, penyakit gangguan hati serta kerusakan saraf otak dan jaringan. Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk, dan tak mampu mengendalikan diri. Kehilangan kendali diri sering menjadi pencetus tindak criminal.

10) Makanlah Makanan yang Aman Bagi KesehatanMakanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.Makan makanan yang tidak aman dapat menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain menderita keracunan makanan yang dapat menyebabkan kematian.

11) Bacalah Label pada KemasanPeraturan perundang-undangan menetapkan, setiap produk makanan yang dikemas harus mencatumkan keterangan pada labelnya mengenai: bahan-bahan yang digunakan, susunan (komposisi) zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting yang lain.Semua keterangan yang rinci pada label makanan kemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakannya. Keterangan mengenai susunan zat gizi pada label diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan konsumen.Keterangan mengenai tanggal kadaluarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan, yang terkandung dalam makanan kemas tersebut, memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya makanan tersebut.Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain: (1) MD, yaitu makanan yang dibuat di dalam negeri; (2) ML, yaitu makanan luar negeri (impor); (3) Exp, yaitu tanggal kadaluwarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi; (4) SNI yaitu Standar Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan; (5) SP, yaitu Sertifikat Penyuluhan.

BAB IVPENUTUP

4.1. KESIMPULANDari makalah ini kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ;Kebutuhan energy anak sekolah (10 12) lebih besar dari pada sebelumnya karena pertumbuhan lebih cepat,terutama penambahan tinggi badan.Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak sekolah yaitu : usia sekolah adalah usia puncak pertumbuhan, selalu aktif, perubahan sikap terhadap makanan dan tidak suka makanan-makanan yang bergizi.Makanan yang tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak ,yaitu :genetic,lingkungan dan gizi.

4.2. SARANSaran yang dapat kami berikan yaitu sebagai berikut :Sebaiknya para orang tua lebih memperhatikan status gizi pada anak usia sekolah,karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan tinggi badan dan kecerdasan otak.Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan perilaku anak usia sekolah ketika jajan waktu sekolah.

REFERENSI

http://freedownloadbooks.net/kebutuhan-nutrisi-untuk-anak-sekolah-dan-remaja-pdf.html

http://oca2287.blogspot.com/2008/03/petak-cerdas-pugs-pedoman-umum-gizi_24.html

http://jhonkasmadi.blogspot.com/2012/06/contoh-makalah-aplikasi-jean-piaget.html

http://aanchoto.com/2010/10/teori-piaget/

http://www.lusa.web.id/konsep-gizi-seimbang/

http://www.slideshare.net/WennyAnugrah/makanan-sehat-18856355?qid=515deb52-f37d-456f-a594-1bc859e4fe6b&v=default&b=&from_search=3