makalah tentng prilaku terpuji
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan
budi pekerti, akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup,
penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.
Sedangkan menurut istilah, adab ialah: “Adab ialah suatu ibarat tentang
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Dengan demikian dapatlah diambil pengertian bahwa adab ialah
mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat
atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan
terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti
yang baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia
mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa
sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya
adalah pemberian dari Allah swt. Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah saw.
Secara utuh dan sempurna. Oleh sebab itu Allah swt. memuji beliau dengan
firmannya yang artinya:
Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan akhlak hendaknya didasarkan
atas mujahadah (ketekunan) dan latihan jiwa. Mujahadah dan riyadhah-nafsiyah
(ketekunan dan latihan kejiwaan) menurut al-Ghazali ialah membebani jiwa
dengan amal-amal perbuatan yang ditujukan kepada khuluk yang baik,
sebagaimana kata beliau: “Barangsiapa yang ingin dirinya mempunyai akhlak
pemurah, maka ia harus melatih diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan
pemurah, yakni dermawan, dan gemar bersedekah. Jika beramal bersedekah
dilakukan secara istiqamah, maka akan jadi kebiasaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan latar belakang dari
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan adab atau sopan santun ?
2. Apa saja contoh dan cara menumbuhkan adab berpakaian, berhias,
perjalan, bertamu dan menerima tamu ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Untuk menjelaskan macam-macam perilaku terpuji yang dianjurkan dan di
ridhoi Allah SWT serta penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Sarana informasi tentang apa, bagaimana penerapan dan contoh dari
perilaku terpuji.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tobat
Hawa nafsu merupakan sesuatu yang melekat dalam diri setiap manusia.
Sering kali hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan
sehingga setiap orang harus mampu mengendalikanya. Hawa nafsu dapat
membawa kebaikan selama ia mampu diarahkan, tetapi akan menjermuskan pada
kejahatan bila dibiarkan tanpa arah yang jelas.
Banyak orang yang meninggalkan petunjuk yang baik dan menurut
kemauan hawa nafsunya dan menjadikannya sebagai tuhan yang ditaatinya selain
Allah. Betapa tidak, karena apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsu tersebut dia
akan segera dilakukan tanpa malu dan segan sehingga tidak takut-takut kepada
Allah dan semena-mena kepada sesamanya serta tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang telah dilakukannya.
Orang yang menurutkan hawa nafsunya sangat demurkai Allah dan
disamakan dosa dan bahayanya dengan orang-orang yang menyembah berhala dan
memuja benda-benda yang ada di bumi.
Nafsu mengandung ketertarikan syahwat untuk mencari kelezatan jasmani
dan rohani sehingga mudah menerima godaan serta bujukan setan. Nafsu manusia
ada 3 macam, yaitu sebagai berikut :
- Nafsu asmarah yaitu nafsu yang menyuruh kepada keburukan.
- Nafsu lawamah yaitu nafsu yang suka mencela atau mengecam.
- Nafsu mutma’innah yaitu nafsu yang benang tentang dan tenteram.
Apabila nafsu mansuai mengikuti syahwatnya, maka itulah yang disebut
nafsu amarah. Apabila nafsu itu telah melakukan perbuatan buruk, maka hadirlah
nafsu lawamah yang mencela dan mencaci perbuatan buruk yang dilakukannya
karena mengikuti nafsu syahwatnya.
Berikut ini merupakan beberapa perilaku yang dapat melatih diri kita agar
mampu bersikap mengelikan diri.
1. Tidak suka mengolok-olok dan berburuk sangka terhadap orang lain.
2. Tidak dan dengki.
3. Tidak sembong.
4. Tidak kikir dan pelit.
5. Tidak tamak
6. Tidak memfitnah.
7. Tidak melakukan kejahatan
8. Ikhlas
9. Sabar
10. Suka berkorban
11. Pandai bersyukur
12. Mau bertobat dan mengadakan perbaikan
13. Mampu mengendalikan hawa nafsu.
Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan
berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun
kepada Allah SWT. Atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang
telah dilakukannya.
Kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan terhadap orang lain dapat
berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak memuliakan anak yatim piatu, tidak mengajurkan dan memberi
makan orang miskin, memakan harta dengan cara mencampuradukkan
yang hak dengan yang batil dan mencintai harta berlebihan.
2. Bakhil, merasa tidak cukup, dan mendustakan pahala yang baik.
3. Mengumpat dan mencela.
4. Mengumpat, dan mencela.
5. Tidak melaksanakan rukun islam, terutama mendirikan sholat.
B. Raja’ (Mengharap Keridaan Allah)
Jalan yang hak dalam menggapai rida Allah antara lain melalui orang tua
atau birrul wiildan Birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua adalah
salah sat umasalah yang penting dalam Islam. Didalam Al-Qur’an setalah
memerintahkan kepada manusia untuk bertauhid kepada-Nya Allah SWT.
Memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan pahalanya apabila kita
melaksanakannya sebagai berikut :
1. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama
dengan dasar antaranya yaitu hadist Nabi SAW. Dari Abu Abdurrahman
Abdullah bin Masud, “Aku bertanya kepada Nabi SAW, tentang amal-
amal paling utama dan dicintai Allah. Nabi SAW, menjawab, pertama
salat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan salat di awal
waktunya), kedua, berbakti kepada kedua orang tua, dan ketiga, jihad di
jalan Allah.”
2. Ridha Allah tergantung kepada keridaan orang tua. Dalam hadist yang
diriwatkan oleh Bukhori dalam Adabul Mufrad, Ibnu Hibban, Hakim, dan
At Tirmizi. Dari Abdillah bin Amr dikatanan Rasulullah SAW, “Rida
Allah tergantung kepada Ridha kedua orang tua dan murka Allah
tergantung kepada kemurkaan Allah.”
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang
sedang dialami yaitu melalu cara meramal soleh.
4. Dengan bersilaturrahmi kepada orang tua, seseorang akan diluaskan rezeki
dan diperpanjang umurnya.
5. Balasan dari perbuatan berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan
dimasukkan ke surga oleh Allah SWT. Selain itu, jika seorang anak
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah akan menghindarkannnya
dari berbagai malapetaka.
Bentuk-bentuk berbakti kepada orang tua, antara lain dapat dilakukan
melalui cara berikut ini :
- Begaul kepada keduanya dengan cara yang baik.
- Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut atau
berbicara dengan perkataan yang mulia kepada orang tua.
- Tawaduk (rendah hati) atau tidak boleh bersikap sombong karena sewaktu
lahir kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan orang
tua kita.
- Memberi infak atau sedekah kepada kedua otang tua.
- Mendoakan kedua orang tua kita.
- Apabila kedua orang tua telah meninggal, maka yang harus kita lakukan
adalah meminta ampun bagi mereka kepada Allah SWT. Dan meminta
ampun dengan tobat nasuha apabila kita pernah berbuat durhaka kepada
keduanya di waktu mereka masih hidup, kemudian membayarkan hutang-
hutangnya, selanjutnya melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syarit,
dan menyambung silaturrahmi kepada teman atau kerabat mereka.
Rosulullah SAW. Menjelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua yang
berusia lanjut itu adalah kesempatan yang paling baik untuk mendapatkan pahala
dari Allah, mempermudah rezeki, dan menjadi jembatan menuju surga. Oleh
karena itu, sungguh rugi jika seorang anak menyia-nyiakan kesempatan yang
paling berharga ini dengan mengabaikan orang tuanya sehingga menyebabkan dia
tidak masuk surga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat mengenai tata krama, sopan santun atau
adab merupakan masalah penting karena manusia adalah makhluk berakal dan
berbudaya.
Macam-macam sopan santun atau adab, diantaranya adalah berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
Allah menyukai orang-orang yang berperilaku terpuji, maka dari itu kita dituntut
agar dapat terus berperilaku terpuji.
B. Saran
Perilaku terpuji merupakan perilaku yang disukai Allah SWT, untuk dapat
menjalankan perilaku terpuji kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan ikhlas menjalaninya semata-mata karena Allah SWT. Siapa mereka yang
mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat harus bisa berperilaku terpuji.
DAFTAR PUSTAKA
- http://hbis.wordpress.com/2008/12/11/adab-berpakaian-bertamu-dan-
berhias/
- http://febhriaputry08.blogspot.com/2011/12/makalah-berperilaku-
terpuji.html
- http://yeadhi.blogspot.com/2009/11/adab-dalam-perjalanan.html
http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-adab.html
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan judul Perilaku Terpuji.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan
agama islam terutama untuk perilaku terpuji. Dengan mempelajari isi dari
makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi islam yang
sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide
untuk menyusun makalah ini.
Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk
menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang
dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan
datang.
Pangkalan, September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Tobat
B. Raja’ (Mengharap Keridahaan Allah)
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA