pengertian akhlak terpuji

26
AKHLAK TERPUJI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tasawuf Dosen Pengampu Atika Ulfia Adlina, M.S.I Kelas B-PAI Kelompok 6 : 1. Rois Mansur (1410110042) 2. Azizatul Muna (1410110061) 3. Annisa Wahyu Apriliani (1410110066) 4. Sya’idatur Rohmah (1410110076) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH

Upload: roismansur

Post on 17-Feb-2017

515 views

Category:

Business


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengertian akhlak terpuji

AKHLAK TERPUJI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Tasawuf

Dosen Pengampu Atika Ulfia Adlina, M.S.I

Kelas B-PAI

Kelompok 6 :

1. Rois Mansur (1410110042)

2. Azizatul Muna (1410110061)

3. Annisa Wahyu Apriliani (1410110066)

4. Sya’idatur Rohmah (1410110076)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2015

Page 2: pengertian akhlak terpuji

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang merasa senang kepada perilaku yang baik. Siapa pun

mengakui bahwa kebaikan adalah masalah universal yang disukai oleh semua

insan, bahkan oleh orang yang jahat sekali pun. Dengan keragaman kualitas

batin manusia, orang berbeda-beda kualitas perilakunya. Namun yakinlah

bahwa semua orang sama cintanya kepada perilaku baik. Semua orang bahagia

melihat orang mengamalkan kebajikan. Mereka semua terus mencari-cari

manusia baik, Karena manusia inilah yang mendatangkan kebahagiaan, bagi

siapa saja, kapan saja, dan di mana pun juga.

Kebaikan yang sejujurnya, sesungguhnya, yang murni dan jauh dari

kepalsuan, hanya bisa dilakukan oleh mereka yang beriman dan bertaqwa.

Mengapa demikian, karena iman menjadikan seseorang memiliki kesadaran

yang kuat bahwa semua tingkah lakunya diawasi oleh Allah, sebelum diawasi

oleh manusia. Mereka menyadai dan merasakan bahwa perilakunya akan

dihitung atau dihisab oleh Allah SWT sebelum oleh orang lain.

Orang akan sangat senang dan bahagia jika hidup bersama dengan orang-

orang beriman yang saleh. Namun sesungguhnya, kenikmatan hidup bukan

hanya dinikmati oleh mereka yang hidup bersamanya. Pelakunya sendiri akan

merasakan kenikmatan yang sama, bahkan lebih dalam. Mengapa? karena

selain mendapatkan respon positif dari orang lain di dunia, orang yang

berakhlak mulia telah dijanjikan oleh Allah SWT mendapatkan pahala yang

melimpah ruah di akhirat kelak.

Karena itu akhlak memiliki manfaat dan perannya tersendiri dalam

kehidupan seorang Muslim, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri,

juga bagi masyarakat luas.

Page 3: pengertian akhlak terpuji

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari akhlak terpuji ?

2. Ada berapa macam akhlak terpuji itu ? dan apa saja ?

3. Bagaimana hubungan antara akhlak dengan tasawuf ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak terpuji.

2. Untuk mengetahui Ada berapa macam akhlak terpuji itu dan apa saja.

3. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan antara akhlak dengan tasawuf .

Page 4: pengertian akhlak terpuji

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Terpuji

Akhlak karimah (Wahid Ahmadi, 2004 : 33) adalah akhlak yang

dibangun pertama-tama oleh hati yang tulus mencari ridha Allah, baru setelah

itu diikuti dengan perilaku terpuji, yang sesuai dengan anjuran islam.

Diantaranya yaitu rasa saling percaya terhadap sesama umat manusia, saling

membantu, saling memberi, dan lain-lain akhlak terpuji, dengan niat yang suci

bersih, semata-mata karena mengharapkan ridha Allah SWT.

Definisi akhlak menurut Imam Ghazali yaitu “Akhlak adalah kondisi

jiwa yang tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” Untuk menjadikan akhlak yang

islami, maka iman harus mendasarinya. Karena sebuah amal secara umum bisa

disebut islami jika memenuhi dua syarat, yaitu dilakukan karena Allah dan

tidak bertentangan dengan ajaran Allah.

Menurut Hasan Al-Bashri (Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani, 2004 :

68) akhlak yang baik adalah murah hati, pemaaf, dan bertanggung jawab.

Rasulullah SAW memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau juga diutus

dan diperintah Allah agar menyempurnakan akhlak manusia. Sebab hanya

dengan akhlak karimah seseorang akan meraih kemuliaan dan derajat yang

luhur. Berakhlak mulia adalah amal kebajikan yang sangat besar pahalanya,

sehingga Islam menganjurkan kepada pemeluknya agar selalu bertingkah laku

dengan akhlak karimah.

Termasuk bagian dari akhlak karimah bersifat lemah lembut kepada

sesama, suka berderma baik ketika mendapatkan rizki yang lapang maupun

ketika berada dalam kesempitan, menahan emosi, dan memaafkan kesalahan

orang lain.

Suatu masyarakat yang diisi dengan senyum ramah lagi tulus, sapa

hangat tetangga, ulur tangan empati kepada yang menderita, besuk kepada si

sakit, meminta maaf jika bersalah, mengucapkan salam yang mesra, saling

Page 5: pengertian akhlak terpuji

memberi hadiah, berbaik sangka, maka masyarakat ini pasti akan menuai

berkah dalam kehidupannya.

Dengan perilaku terpuji inilah maka hubungan antar individu di tengah

masyarakat akan terjalin baik. Dengan ini pula maka beragam watak negatif

yang hendak menghancurkan pilar-pilar masyarakat tidak mendapat tempat,

sedangkan pahala Allah di akhirat nanti berupa surga yang telah menanti.

B. Macam – Macam Akhlak Terpuji

1. Jujur

Orang yang jujur adalah (Wahid Ahmadi, 2004 : 41) orang yang

berkata, berpenampilan, dan bertindak apa adanya, tanpa dibuat-buat.

Kejujuran adalah sikap yang jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan.

Kejujuran berarti sikap yang dibangun oleh kematangan jiwa dan kejernihan

hati. Sikap jujur adalah suara hati nurani terdalam manusia, karenanya ia

senantiasa menempati posisi terhormat di hadapan siapa pun.

Sikap jujur adalah bagian dari akhlak karimah. Kejujuran akan

mengantarkan pemiliknya meraih derajat dan kehormatan yang tinggi, baik

di mata Allah maupun dimata manusia. Kejujuran akan mengantarkan

seseorang meraih surga yang penuh kenikmatan, dan senantiasa berada

dalam keridhaan Allah SWT.

Seorang muslim hendaknya selalu melakukan kejujuran sekalipun

dirinya mengalami kehancuran, mendapatkan ancaman maupun tekanan.

Sebab pada hakikatnya di dalam kejujuran terdapat kesuksesan,

keselamatan, dan kemuliaan.

Kejujuran adalah “harta” yang mahal. Maka sikap jujur selalu

melahirkan kabajikan, bahkan kejujuran merupakan sumber dari semua jenis

kebajikan. Kejujuran memang terkadang memberatkan, tetapi kebajikan

memang tidak selalu mudah didapatkan. Ia mesti diperoleh dengan

perjuangan.

Page 6: pengertian akhlak terpuji

2. Sabar

Kata shabr maknanya habs, yakni menahan. Maka kata sabar

dimaknai “usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan

sepenuh kerelaan dan kepasrahan.” Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh

setiap orang. Demikian itu karena semua orang pasti merasakan pahit

getirnya kehidupan, selain hal-hal yang menyenangkan. Peristiwa yang

menyenangkan saja harus disikapi dengan sabar dalam bentuk kehati-hatian

agar tidak terlalu gembira hingga lepas kontrol, apalagi peristiwa yang pahit

dan menyusahkan. Maka kesabaran sangat dibutuhkan untuk bisa bertahan

menerimanya.

Kesabaran dibutuhkan dalam taat dan ibadah. Seperti menahan lapar

ketika puasa dan menahan amarah, menahan dari hal-hal yang bersifat jelek.

Kesabaran dalam menjuhi maksiat, seperti menahan membicarakan aib

orang lain, tidak menipu, tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Orang yang bersabar untuk senantiasa taat kepada Allah itu berat, namun

lebih berat lagi sabar untuk tidak berbuat maksiat sementara seseorang

mampu melakukannya dan peluang juga tersedia. Maka kesabaran memang

hanya milik mereka yang mendapatkan taufik dan hidayah dari Allah SWT.

Diantara hikmah-hikmah kesabaran, yaitu kesabaran dapat melimpah-

ruahkan pahala, kesabaran selalu melahirkan kebajikan, Kesabaran dalam

menghadapi cobaan merupakan kekuatan iman.

Salah seorang diantara kaum muslimin yang ditinggal mati tiga orang

anaknya, kemudian menghadapinya dengan tabah dan sabar, maka dia tidak

akan pernah disentuh siksa neraka. Dia hanya sekedar lewat di neraka

sebagai persyaratan masuk surga, namun sama sekali tidak merasakan

panasnya neraka. Dan itulah balasan terbaik bagi seorang muslim ataupun

muslimah yang sabar dan tabah menghadapi musibah yaitu surga.

3. Ridha

Page 7: pengertian akhlak terpuji

Dzun al-Nun al-Misri1 menjelaskan bahwa ridha adalah menerima

ketentuan dengan kerelaan hati. Selanjutnya dia menjelaskan tanda-tanda

orang yang ridha adalah 1) Usaha sebelum terjadi ketentuan, 2) Lenyapnya

resah gelisah sesudah terjadi ketentuan, dan 3) Cinta yang bergelora di saat

terjadi mala petaka.

Pengertian ridha di atas merupakan perpaduan antara sabar dan

tawakkal, sehingga melahirkan sikap mental senang dan tenang menerima

segala situasi dan kondisi. Setiap yang terjadi disambut dengan hati terbuka

bahkan dengan rasa nikmat dan bahagia walaupun berupa bencana. Suka

dan duka diterima dengan gembira sebab diyakini apa pun yang datang

adalah ketentuan dari Allah.

Misalnya jika dikaitkan dengan sabar, maka ridha merupakan sabar

yang terbaik, sebab hakikat ridha adalah sabar dengan tanpa protes dan

mengeluh. Jika dihubungkan dengan tawakkal maka keduanya dapat

memelihara takdir Allah secara benar. Tawakkal diposisikan sebelum

terjadinya takdir, sedang ridha diposisikan sesudah terjadinya takdir.

Ridha adalah selalu menerima setiap kenyataan dari Allah dan

ketentuanNya. Jika ditinggal mati oleh putra, saudara, keluarga, atau

kerabat, mereka akan pasrah dan rela.

Bakr Al-Mazni r.a berkata, “Ditinggal mati orang tua adalah peristiwa

biasa. Ditinggal mati saudara memecah dosa. Dan ditinggal mati anak

membuat hati retak tak tertambal.”

Ibn Abi Katsir r.a berkata, “Setelah kematian, tidak ada guna berkeluh

kesah. Sungguh, keluh kesah tidak akan mengembalikan yang luput.”

4. Bersyukur

Syukur adalah menerima segala apa yang telah diberikan oleh Allah,

entah itu sedikit maupun banyak. Orang yang senantiasa mensyukuri nikmat

Allah, akan mendapatkan curahan nikmat yang lebih besar lagi.

1 Dzun al-Nun al-Misri wafat pada tahun 859 M

Page 8: pengertian akhlak terpuji

Nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadamu tak akan mampu kau

jumlah dan kau hitung, apalagi kau syukuri dengan sempurna. Orang yang

fakir atau yang sakit parah seumpamanya mau berpikir, niscaya ia bersyukur

dengan menjalani kesabaran bagaimanapun beratnya.

Rasa syukur secara maksimal dapat engkau tunjukkan dengan

ketaatanmu kepada Allah SWT atas setiap nikmat yang diberikan

kepadamu. Jika engkau tidak mentaati Allah dengan nikmat-nikmat itu,

maka engkau telah meninggalkan syukur nikmat. Sesungguhnya

memperbanyak pujian dan syukur pada Allah atas kelapangan dan

kebahagiaan yang diberikan padanya merupakan alat pendekatan diri kita

kepada-Nya dan penyebab tercurahnya pertolongan dari-Nya.

Basyar Al-Hafi r.a berkata, “Barangsiapa bersyukur kepada Allah

hanya dengan lisan, tanpa syukur anggota tubuh lainnya, sungguh

syukurnya sangat sedikit. Syukur penglihatan, jika melihat sesuatu yang

baik, adalah menjaganya; sedangkan jika melihat yang buruk, adalah

menutupnya. Syukur pendengaran, jika mendengar kebaikan, adalah

menjaganya; jika mendengar keburukan, adalah mengabaikannya. Syukur

kedua belah tangan, adalah hanya mengambil atau member yang hak.

Syukur perut adalah memenuhinya dengan ilmu dan sikap santun. Syukur

kemaluan adalah hanya mempergunakannya untuk sesuatu yang boleh.

Syukur dua kaki, adalah hanya berjalan untuk kemaslahatan. Barangsiapa

sudah bisa memenuhinya, berarti ia benar-benar termasuk orang yang

bersyukur.”

5. Tasamuh/Toleransi

Tasamuh/Toleransi berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati,

saling menghargai sesama manusia.

Untuk dapat memiliki sikap tasamuh dalam kehidupan, perlu

memperhatikan beberapa hal berikut, Berusaha untuk menghormati orang

lain sebagaimana dirinya ingin dihormati. Berusaha mengahargai kelebihan

yang dimiliki orang lain, walaupun dirinya sendiri juga memiliki kelebihan.

Page 9: pengertian akhlak terpuji

Tidak selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan

diri sendiri.

Dampak positif dengan adanya sikap tasamuh, diantaranya,

Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil hak sebagaimana

mestinya. Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan

semakin erat hubungan persaudaraan orang lain dengan dirinya. Eratnya

hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya kerja

sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Dapat memperluas

kesempatan untuk memperoleh rizki karena banyak relasi.

6. Wara’

Wara’ yaitu menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan syubhat (perkara

yang tidak diketahui halal dan haramnya). Wara’ merupakan senjata sakti

penjunjung agama. Wara’ inilah yang menjadi ciri ulama yang

mengamalkan ilmunya.

Wara’ adalah selalu berusaha menutupi aib sesama muslim, dan

senantiasa melakukan intropeksi diri dalam kehati-hatian. Dalam setiap

ucapan dan perbuatan sangat berhati-hati serta penuh pertimbangan. Hakikat

wara’ adalah menyelamatkan diri dari perkara yang syubhat, serta

intropeksi diri disertai rasa kekhawatiran terhadap bahaya. Apabila tidak

memiliki sikap seperti itu, seseorang tidak dianggap wara’.

Ibrahim ibn Adham2 berpendapat bahwa wara’ adalah meninggalkan

segala yang masih diragukan dan meninggalkan kemaksiatan.

7. Tawakkal

Secara umum pengertian tawakkal (Masyharuddin, 2007 : 234) adalah

pasrah dan mempercayakan secara bulat kepada Allah setelah seseorang

membuat rencana dan melakukan usaha atau ikhtiar. Karena nasib apa pun

yang diterima pada hakikatnya adalah karunia dari Allah.

2 Ibrahim ibn Adham wafat pada tahun 778 M

Page 10: pengertian akhlak terpuji

Syarat-syarat tawakal ialah : Tidak bermaksiat, menjauhi segala

larangan Allah SWT dan menjalankan setiap perintah-Nya dengan

bersandar, memohon pertolongan dan selalu pasrah kepada-Nya, tidak

menodai kesucian tawakalnya dengan urusan-urusan keduniaan dengan

hanya berserah diri kepada-Nya.

Dan, menyerahkan diri kepada Allah (tawakal) tidak berarti

bertentangan dengan ikhtiar (usaha), bahkan ikhtiar itu dipandang suatu

keharusan. Sebab, kita diperintahkan untuk berikhtiar terhadap sesuatu yang

telah ditakdirkan kepada kita dan bertawakal kepada Allah dalam suatu

yang kita tidak di takdirkan kepadanya.

Seorang mukmin ketika berikhtiar maka sesungguhnya hatinya

cenderung kepada ikhtiar itu, tetapi ia tidak menggantungkan diri semata

kepada ikhtiar tersebut. Oleh karena itu, diantara hikmah bertawakal kepada

Allah, ialah menyebabkan hati tenang dan tentram. Sebab, seorang yang

bertawakal kepada Allah selalu menyadari bahwa ia hanya sekedar

melakukan apa yang telah ditakdirkan kepadanya, sementara ia

menyerahkan diri kepada Allah dalam urusan yang tidak ditakdirkan

kepadanya.

Tanda-tanda orang yang memiliki ketawakalan murni (Sayyid

Abdullah bin Alwi Ahaddad, 2007 : 223). Pertama, tidak berharap dan tidak

takut kepada sesuatu selain Allah, berani menyampaikan kebenaran di

hadapan orang yang diharapkan kebaikannya dan ditakuti kejahatannya,

yaitu para penguasa dan raja.

Kedua, tidak terlalu mementingkan masalah rizki karena ia yakin

bahwa kesemuanya adalah tanggungan Allah. Walaupun kebutuhannya tak

terpenuhi, tetapi jiwanya tetap tenang seolah-olah segalanya telah terpenuhi.

Ketiga, hatinya tak pernah merasa takut dan gentar karena ia yakin bahwa

segala sesuatu yang tidak ditakdirkan untuknya pasti tak akan mengenainya,

begitu juga sebaliknya.

Page 11: pengertian akhlak terpuji

8. Qana’ah (Menerima Apa Adanya)

Qana’ah adalah sikap menerima dengan rela dan merasa cukup

dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Orang yang bersifat qana’ah

selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila usahanya tidak berhasil

tidak merasa kecewa atau putus asa, karena punya pendirian bahwa apa

yang diperoleh semua merupakan ketentuan Allah SWT, yang harus

diterima dengan lapang dada dan rasa syukur.

Qana’ah ialah hatinya selalu tenang begitu pula jiwanya selalu

tentram. Ia tidak akan berkompetisi (berlomba-lomba) atau bermusuhan

dengan orang lain gara-gara urusan dunia.

Diantara hikmah qana’ah dan kaya hati bagi orang yang beriman,

ialah tidak memandang kepada orang yang diberi kelebihan Allah dalam hal

kemewahan dunia. Juga termasuk hikmah qana’ah ialah timbul rasa tidak

senang terhadap kemewahan dunai. Oleh karena itu, seorang mungkin

senantiasa membersihkan hatinya dari gila dunia. Sehingga ia tidak senang

sekiranya ia menerima kemewahan dunia itu pupus darinya.

9. Tawadhu’ (Rendah hati)

Kata tawadhu’ berasal dari kata wa-dha-‘a yang berarti merendahkan.

Ia berarti, sifat merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi

yang lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. Dan hanya orang yang

tawadhu’ sajalah yang akan meraih penghormatan dari sesama manusia,

serta mendapatkan keridhaan dari Tuhannya.

Apabila di antara umat manusia saling mengembangkan sikap

merendahkan diri, tentu keadaan dunia ini akan menjadi aman, tentram, dan

penuh kebahagiaan. Sebab tidak akan ada lagi orang yang menzhalimi orang

lain, dan tidak akan ada lagi orang yang sombong, membanggakan diri, dan

semena-mena terhadap orang lain.

Seorang mukmin selalu berusaha mematahkan dan mengubur habis-

habisan segala kesenangan hawa nafsunya yang bersifat duniawi. Untuk itu

ia tidak lagi memandang dirinya memiliki kemuliaan dan kedudukan tinggi

Page 12: pengertian akhlak terpuji

di sisi orang banyak. Oleh sebab itu ia tidak canggung-canggung bergaul

dengan orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin. Ia juga selalu

menghadiri undangan, apapun kedudukan orang yang mengundangnya.

Pada hakikatnya (Aba Firdaus al Halwani, 2003 : 46) tawadhu’ tidak

akan mengantarkan seseorang menjadi rendah dan terhina, justru akan

mengantarkan dirinya menjadi orang mulia lagi terhormat. Karena itu,

milikilah sifat dan sikap tawadhu’, hingga kebahagiaan, kemuliaan, dan

keterhormatan bisa diraih secara sempurna.

10. Bekerja Keras

Bekerja keras (Aba Firdaus al Halwani, 2003 : 72) adalah bagian dari

akhlak karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Sebab hanya

dengan kerja keraslah keberhasilan akan senantiasa berpihak kepada kita,

dan rizki yang halal senantiasa akan berada di depan mata.

Rasulullah secara tegas telah menegaskan, bahwa para utusan Allah

yang mulia itu tetap bekerja dalam rangka mencari rizki yang halal. Karena

itu, setiap muslim harus bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak boleh

bertopang dagu bermalas-malasan. Apalagi hanya mengharapkan uluran

tangan orang lain. Yang demikian sangatlah tercela, hingga setiap muslim

harus selalu menghindari dan menjauhinya.

Rizki yang halal hanya dapat diraih dengan cara-cara yang halal pula.

Pada hakikatnya orang yang senantiasa menjalankan perintah agama akan

selalu mendapatkan kesempurnaan rizki. Hanya saja seringkali rizki tidak

diberikan begitu saja. Harus diraih dengan usaha dan kerja keras. Karena

itu, apabila datangnya rizki terlambat, maka seorang muslim tidak boleh

berputus asa dan harus bersabar.

Bekerja keras untuk mendapatkan rizki yang kemudian digunakan

untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga adalah perbuatan yang sangat

terpuji. Karena itu, Rasulullah mensejajarkan orang yang bekerja keras

dengan orang yang berjihad di jalan Allah. Sebab orang yang bekerja keras

Page 13: pengertian akhlak terpuji

untuk mendapatkan rizki halal adalah sedang berjihad di jalan Allah dalam

rangka menegakkan kebutuhan keluarga.

11. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Seorang mukmin selalu menyadari bahwa menyuruh kepada

kema’rufan dan mencegah kemunkaran merupakan suatu kewajiban bagi

setiap muslim, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Begitu pula

ia menyadari bahwa orang yang meninggalkan kewajiban tersebut, dia akan

terancam oleh siksaan yang keras dari Allah.

Hendaklah engkau selalu beramar ma’ruf nahi munkar, yaitu

memerintah ke arah kebaikan dan mencegah diri dari kemunkaran. Karena

hal itu merupakan sendi pokok agama dan karena itu pula Allah

menurunkan dan mengutus para rasul-Nya.

Wajib bagimu ketika melihat seseorang yang meninggalkan kebajikan

dan mengerjakan kemungkaran untuk memberinya nasihat dan ancaman.

Jika ia tidak mendengarnya, maka paksa dan pukullah dia serta hancurkan

alat-alat yang ia gunakan untuk berbuat kemungkaran seperti botol-botol

minuman keras serta kembalikanlah harta dan barang yang telah ia rampas

kepada pemiliknya yang sah.

12. Dermawan

Bersikap dermawan dan murah hati adalah bagian dari akhlak karimah

yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim. Bagi orang yang dermawan,

Allah akan melipat gandakan pahala baginya. Akan dilipat gandakan sampai

tujuh ratus kali, bahkan sampai tidak terbatas. Karena itu, sikap dermawan

harus dimiliki oleh setiap muslim, agar dapat meraih pahala sebanyak-

banyaknya di sisi Allah.

Dermawan adalah mengorbankan harta dan toleran terhadap sesama

manusia. Surga adalah rumah para dermawan, dan neraka adalah rumah

orang-orang kikir. Harta yang dibuang untuk agama dan hanya dengan

tujuan mencari ridha Allah, maka itulah harta milik yang sesungguhnya.

Inilah mengapa orang yang mudah memberi, bersedekah, atau berinfak

Page 14: pengertian akhlak terpuji

sangat dicintai Allah SWT, hingga para malaikat senantiasa mendoakannya

agar ditambahkan harta itu.

Kemurahan hati dan kedermawanan adalah dahan-dahan pohon surga

yang berada di bumi, yang akan mengantarkan seseorang menjadi penghuni

surga. Sebab manusia yang paling istimewa imannya adalah orang yang

paling ringan tangannya untuk memberi sedekah. Orang yang memiliki

harta kekayaan kemudian diinfakkan di jalan Allah, akan memperoleh

keuntungan besar pula. Sebab pada hakikatnya harta yang disedekahkan

tidak akan pernah berkurang, tetapi justru bertambah barakah dan

manfaatnya.

Jika seorang hamba tidak mau menginfakkan sebagian hartanya di

jalan kebaikan yang telah diperintahkan Allah, karena ia tidak percaya

adanya ganti dan pelipatgandaan pahala yang dijanjikan Allah baginya,

tentu amalnya tidak akan bermanfaat, meskipun amalnya sampai sebesar

gunung. Karena, semua amal yang dilakukannya tidak berdasar. Sungguh,

salah satu kesempurnaan seorang mukmin adalah tidak menyalahi apapun

yang diperintahkan Allah kepadanya.

C. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan

perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya

menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui

tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara

benar.

Karna pada dasarnya seseorang dapat mempelajari tasawuf lebih

mendalam itu harus di dasari Akhlak. Akhlak yang baik, bersih dan suci

merupakan pintu gerbang utama untuk membuka jiwa tasawuf agar bisa

menjadi tokoh sufi yang baik.

Pada hakikatnya tujuan tasawuf adalah (Masyharuddin, 2007 : 227)

membina aspek moral dengan berbagai aktifitas yang lebih menekankan upaya-

upaya mewujudkan kestabilan jiwa yang berkeseimbangan, penguasaan, dan

Page 15: pengertian akhlak terpuji

pengendalian hawa nafsu sehingga memiliki komitmen dan konsistensi hanya

kepada keluhuran moral.

Page 16: pengertian akhlak terpuji

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Akhlak Terpuj adalah akhlak yang dibangun pertama-tama

oleh hati yang tulus mencari ridha Allah, baru setelah itu diikuti dengan

perilaku terpuji, yang sesuai dengan anjuran islam.

Macam – Macam Akhlak Terpuji:

1. Jujur

2. Sabar

3. Ridha

4. Bersyukur

5. Tasamuh/Toleransi

6. Wara’

7. Tawakkal

8. Qana’ah (Menerima Apa Adanya)

9. Tawadhu’ (Rendah hati)

10. Bekerja Keras

11. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

12. Dermawan

Hubungan Akhlak dengan Tasawuf, merupakan salah satu fenomena

dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan rohani manusia,

yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Karna pada dasarnya seseorang

dapat mempelajari tasawuf lebih mendalam itu harus di dasari Akhlak. Pada

hakikatnya tujuan tasawuf adalah membina aspek moral dengan berbagai

aktifitas yang lebih menekankan kestabilan jiwa dan kepada keluhuran moral.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak

kekurangan baik dari segi materi, isi materi, cara penulisan karya tulis ini,

untuk itu penulis meminta saran dari pembaca agar makalah ini bisa lebih

sempurna lagi untuk penulisan berikutnya. Atas perhatian pembaca, penulis

ucapkan terima kasih.

Page 17: pengertian akhlak terpuji

DAFTAR PUSTAKA

Asy-Sya’rani, Syaikh Abdul Wahhab, Peringatan Bagi Mereka yang Terperdaya,

(Bandung : Pustaka Hidayah, 2004), cet. 1.

Al-Hilali, Abdul Majid, Rahasia Datangnya Pertolongan Allah, (Yogyakarta :

Pustaka Suara Muhammadiyah, 1997), cet. 1.

Masyharuddin, Pemberontakan Tasawuf (Kritik Ibn Taimiyyah atas Rancang

Bangun Tasawuf), (Surabaya : JP Books bekerja sama dengan Stain Press

Kudus, 2007), cet. 1.

Ahmadi, Wahid, Risalah Akhlak (Panduan Perilaku Muslim Modern), (Solo : Era

Intermedia, 2004), cet. 1.

Firdaus, Aba al Halwani, Membangun Akhlak Mulia (dalam Bingkai al-Qur’an

dan as-Sunnah), (Yogyakarta : Al-Manar, 2003), cet. 1.

Abdullah, Sayyid bin Alwi Al-Haddad, Risalatul Mu’awanah (Menggapai Esensi

Menuju Makrifatullah), (Surabaya : Mutiara Ilmu, 2007), cet. 2.