makalah strategi belajar mengajar
TRANSCRIPT
UMPAN BALIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Muhammad Hufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh :
1. Rokhimah 202109012
2. Nurul Witri 202109013
3. Muh. Syamsuddin 202109016
4. Ririn Dian Metasari 202109017
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMJURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERIPEKALONGAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah habis untuk dibahas,
selalu ada saja hal-hal dapat diperbincangkan terutama dari segi pelaksanaan
pembelajaran. Ada satu hal yang dalam proses pendidikan di sekolah yang
merupakan satu sisi terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal dari prestasi
belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajarnya yakni
persoalan feedback (umpan balik) dalam pembelajaran.
Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk memantau
sendiri dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk pencapaian lebih
lanjut, kepuasan pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang lebih tinggi secara
keseluruhan.
Pada makalah ini akan dibahas pengertian, tujuan dan fungsi umpan balik
serta teknik bagaimana mendapatkan umpan balik yang tepat. diantaranya dengan
memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, dan
menggunakan metode yang bervariasi.
Mudah-mudahan makalah yang kurang bermutu ini menambah
pengetahuan bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi terciptanya
kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Umpan Balik
Yang dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau
meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.1
1 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), h.148
Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam
kondisi tertentu saja. Hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan
skor kepada siswa. Sangat bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah
kembali jawaban-jawaban tes baik yang dijawab benar maupun salah oleh siswa,
siswa diberikan kesempatan memperbaiki jawaban yang salah itu.
Umpan balik tidak akan membantu belajar jika siswa tidak mengerti bahan
yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang diteskan itu, atau
hanya mengerti sedikit atau sama sekali tidak mengerti isi pelajaran pada waktu
tes itu disajikan. Hal ini menunjukan pentingnya memeriksa tes siswa dan
memperbaiki kesalahannya. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian
informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas soal/pertanyaan yang
diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak kesalahan.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan
yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri
sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar
siswa itu sendiri.2
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh
mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik
dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara
berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat
melatih suatu ketrampilan.
Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan,
pemberian umpan balik sangat diperlukan terlebih jika ditinjau dari penerapan
konsep belajar tuntas (mastery learning) yang menghendaki semua siswa dapat
mencapai tujuan yang dirumuskan secara maksimal.3
2. Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat
dimengerti murid, karena disinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan
2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT RhinekaCipta, 2000), h. 208
3 Zainal Mutakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN Pekalongan Press,2009), h. 16
2
pelajaran dengan bahan berikutnya. Bila murid belum mengerti bagian tertentu,
pengajar harus mengulang lagi penjelasannya. Umpan balik tidak sama dengan
penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana
murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
Lewat informasi sederhana dari murid melalui pertanyaan lisan yang diajukan
oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
Lewat informasi tertulis yang diperoleh melalui ujian singkat.
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh
karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru tetapi juga
murid.4
3. Fungsi Umpan Balik
Umpan balik memiliki 3 fungsi utama, antara lain:
a. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian hasil pencapaian hasil belajar. Dengan
demikian dapat memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai
materi yang diterimanya dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik pengayaan atau
perbaikan.
b. Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator
bagi siswa untuk belajar. Upaya tersebut antara lain5:
Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan balik dengan
akibat-akibatnya. Misalnya disampaikan kepada siswa bahwa dengan adanya
umpan balik itu ditetakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas
boleh mengikuti pelajaran selanjutnya. Yang mendapat nilai kurang dari 70
harus mengulangi seluruh materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu.
4 Add.Rooljakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), h.11-125 Zainal Mustakim,Strategi dan Metode Pembelajaan,….h.22-23
Menjaga kerahasiaan pribadi siswa yang menerima umpan balik dengan cara
memberikan komentar atau saran perbaikan langsung dalam kertas pekerjaan
siswa.
c. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru.
Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa
membicarakan upaya perbaikan jawaban siswa. Dengan demikian melalui umpan
balik siswa mengetahui letak kelemahannya.6
4. Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik
Pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah terjadinya
interaksi antara tiga unsur, yaitu: guru, bahan dan anak didik. Bahan sebagai isi
dari proses belajar mengajar disampaikan guru untuk diterima oleh anak didik.
Bahan di sini sebagai perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara
guru dengan anak didik. Itu berarti tanpa bahan tidak akan terjadi interaksi belajar
mengajar.
Dalam kegiatan pengajaran tidak lain yang harus guru capai, kecuali
bagaimana anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery).
Masalah ini tetap aktual untuk dibicarakan dari dulu hingga sekarang. Sebab
bagaimana pun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana
penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Untuk sampai ke sana, yaitu anak didik dapat menguasai semua bahan yang
diberikan, tidak gampang karena hal ini akan terpulang pada masalah bagaimana
umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pengajaran berlangsung.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa
teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk
individual, teknik-teknik tersebut antara lain: 7
6 Ibid7 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 140-
158
a. Memancing Apersepsi Anak Didik.
Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang
khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan
pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.
Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan
kehidupan sosial masyarakatnya sehingga sikap, perilaku dan pandangan hidup
anak dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya. Contohnya perbedaan
pengetahuan yang dimiliki oleh anak yang hidupnya di kota dengan anak yang
hidupnya di desa.
Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru.
Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk
memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat
membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang
membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Dalam mengajar, pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal
yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan
pelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan,
tetapi harus sesuai dengan bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan
memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran
yang disajikan.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan
merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau
pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak
terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk
memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih
relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah
kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses
belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam
sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar8. Tinjauan
mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar
berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses/mengolah
bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah
faktor lain yang menyebabkannya sukar dipahaminya penjelasan guru juga
menjadi faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk
menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan
alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran
dan pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam
pembelajaran itu sendiri.
Media berasal dari kata latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti perantara. Jadi secara harfiah media diartikan sebagai
perantara atau pengantar pesan. Dalam bidang pendidikan, Association for
educational Communications and Technology (AECT), yaitu suatu asosiasi yang
bergerak dalam bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan
media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Telah
disinggung di atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan
pelajaran.9
Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
Proses belajar menjadi lebih menarik
Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
Meningkatkan kualitas belajar siswa
8 Ibid9 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Press,
2002), h.70
Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu
untuk meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar
anak didik yang berkelanjutan.
c. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja
diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah
belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan
memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan faktor yang
mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi
ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan
gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan padaakhir pengajaran
Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehinggadapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari
Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
Menggunakan metode yang bervariasi
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna
mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan,
yaitu:10
1. Memberi Angka: Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan guru kepada setiap anak
didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari
hasil penilaian guru.
10 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,….h.149-157
2. Hadiah: Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan,
biasanya disesuaikan dengan prestasi yang dicapai siswa.
3. Pujian: Alat motivasi yang positif, guru dapat memakai pujian untuk
menyenangkan perasaan siswa serta dapat mengarahkan kegiatan anak didik
pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
4. Gerakan tubuh: bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,
acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu,
menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain, adalah sejumlah
gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik, misalnya
diamnya guru dapat diartikan oleh anak didik sebagai menyuruh mereka
untuk mengakhiri kegaduhan dikelas, karena kedaan kelas yang gaduh
pelajaran tidak dapat diberikan.
5. Memberi Tugas: suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk
diselesaikan.
6. Memberi Ulangan: salah satu strategi yang penting dalam pengajaran, sebab
dengan ulangan guru ingin mengetahui sejauh mana hasil pengajaran yang
telah dilakukan.
7. Hukuman: merupakan reinforcement yang negatif, anak didik yang merasa
mendapat sanksi, sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan tentu saja dia tidak
akan mengulangi kembali perbuatannya itu.
Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif
pada diri peserta didik, antara lain :11
1. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif.
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan
antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-
manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan
11 Add.Rooljakkers, Mengajar dengan Sukses,….h.30-35
partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membiasa
mewarnai sikap para peserta didiknya.
Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan
tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru
dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta
dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan
merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh
minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
2. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran.
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang
sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan
kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru
berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk
apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan
mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan
kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar
yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
3. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung.
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber
belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar
mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik.
Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga
penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan
keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
4. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta
didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar
dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap
individu.12 Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun
keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru
hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara
lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain
memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau
bentuk penghargaan lainnya.
5. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam
proses belajar mengajar.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru
di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh
negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten,
tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari
para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar
peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan
ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih.
d. Menggunakan Metode yang bervariasi
Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan
atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan
mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang
lebih penting dari materi yang akan diajarkan.
Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan
cepat, kata cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan
efisien.13 Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam
mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam
pembelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami
murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid.
Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan
mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang
12 Ibid13 Ahmad Tafsir. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya,
2007), h.34-36
tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–
alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi
yang diajarkan.
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar
mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang
digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.14
Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak
didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit
sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi
psikologis anak didik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat
ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya. Melalui umpan balik seorang siswa dengan
mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat
mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi
terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh
mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik
dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara
berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat
melatih suatu ketrampilan.
Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana
murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Fungsi Umpan Balik:
d. Fungsi Informasional
14 Bassyirudin Usman, Metodologi Pengajaran Agama Islam,….h.65-69
e. Fungsi Motivasional
f. Fungsi Komunikasional
Teknik mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya:
1. Dengan memancing apersepsi anak didik
2. Memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel
3. Menggunakan metode yang bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Add. Rooljakkers. 1991. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta
. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mutakim, Zainal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. STAIN Pekalongan
Press
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT
Grasindo
Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja
Rosda Karya
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press