makalah psikologi perkembangan
DESCRIPTION
psikologi perkembanganTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................................1
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB 2 : ANALISIS
A. Komunikasi Massa dan Perilaku Remaja...............................................4
B. Pengaruh Media Televisi Dengan Perilaku Remaja...............................7
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran......................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelebihan dari media massa inilah yang membuat masyarakat merasa
sangat membutuhkan media massa dalam menerima berbagai informasi,
pengetahuan, dan hiburan dimana saja dan kapan saja dalam waktu yang
bersamaan. Keadaan masyarakat yang merasa membutuhkan media massa, di
dukung oleh sifat manusia yang membutuhkan informasi dan hiburan yang sangat
dirasakan penting bagi manusia untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka
(Tumengkol tidak ada tahun).
Oleh karena itu, media televisi merupakan salah satu media elektronik
yang sangat digemari oleh masyarakat umum terutama kalangan remaja.
Kegemaran remaja menonton televisi ini, dapat mempengaruhi perilaku remaja
tersebut dari acara yang mereka tonton di televisi.
Acara yang ditonton oleh remaja, baik acara yang bersifat memberi
informasi dan pengetahuan sampai acara televisi yang memberi tayangan tentang
kehidupan masa remaja yang berkonotasi negatif. Mudahnya remaja terpengaruhi
oleh acara yang mereka lihat ditelevisi dapat disebakan oleh masa remaja yang
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
(Iskandarsyah 2006).
Pada masa transisi tersebut remaja memiliki tingkat emosional yang belum
stabil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh masa remaja adalah masa dimana perkembangan sosial sedang
dibentuk. Sehingga sangat mudah perilaku remaja terpengaruhi dari kegemaran
mereka menonton televisi.
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari tulisan ilmiah maupun
buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.
2
Jika ditinjau dari peran media massa yang memudahkan masyarakat umum untuk
memperoleh informasi, pengetahuan, dan hiburan. Sekaligus sebagai pemenuhan
kebutuhan manusia yang memiliki rasa ingin tahu akan lingkungan disekitarnya.
Sehingga khalayak merasa membutuhkan dan harus memiliki media massa
tersebut dan biasanya mengakibatkan waktu luang mereka dihabiskan hanya untuk
menonton televisi khususnya pada kalangan remaja. Selain itu, ditinjau dari
perkembangan sosial remaja yang merupakan masa transisi menuju masa dewasa,
sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar disekitarnya.
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan pembahasan
mengenai bagaimana media massa elektronik berupa televisi memiliki keterkaitan
yang dapat mempengaruhi perilaku pada kalangan remaja. Kemudian berdasarkan
pembahasan tersebut dapat ditentukan maksud dan tujuan dari penilitian ini adalah
untuk mengetahui keterkaitan yang menghubungkan media massa elektronik
berupa televisi dengan perilaku pada kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komunikasi massa dan perilaku remaja?
2.Bagaimana pengaruh media televisi dengan perilaku remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi massa dan perilaku remaja.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi dengan perilaku remaja.
3
BAB 2
A. Komunikasi Massa dan Perilaku Remaja
Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media
massa dengan tujuan dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
a) Komunikator,
b) Media massa,
c) Informasi (pesan) massa,
d) Gatekeeper,
e) Khalayak (public), dan
f) Umpan balik (Bungin 2008)
Selain itu, komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang
tergolong dimediasi oleh media massa, dimana produk-produk informasi
diciptakan dan distribusikan oleh suatu organisasi komunikasi massa untuk
dikonsumsi khalayak (Ruben 1992).
Berdasarkan pengertian diatas maka penggunaan media massa baik dalam bentuk
media massa cetak maupun media massa elektronik termasuk kedalam
komunikasi massa. Komunikasi massa menurut yang dirumuskan Charles R.
Wright (1985), berdasarkan pada Harold Lasswell (1984) memiliki fungsi, yaitu
pengawasan atau pemberitaan (surveillence), kolerasi (correlation), transmisi
budaya (cultural transmission) atau sosialisai dan edukasi serta fungsi hiburan
(entertainment). Keempat fungsi dari komunikasi massa tersebut dapat dirasakan
saat penggunaan media massa masyarakat oleh khalayak.
Didalam media massa disajikan berbagai macam informasi dan acara yang
dapat langsung diakses oleh khalayak. Hal ini sesuai dengan pengertian dari
media massa itu sendiri menurut Bungin (2008) sebagai media komunikasi dan
informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara massal pula.
4
Media massa terbagi atas dua macam jenis, yaitu media massa cetak dan
media massa elektronik. Salah satu dari media massa elektronik adalah media
massa televisi. Menurut KBBI (2001:919) televisi adalah pesawat sistem
penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui
kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali
menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar,
digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya.
Fungsi dari televisi jika dilihat kesesuaiannya berdasarkan UU No. 24 tahun 1997,
BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi
dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.” Sehingga dapat
dideskripsikan fungsi dari televisi sebagai media informasi dan penerangan, media
pendidikan dan hiburan, media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan media pertahanan dan keamanan.” (UU No. 24 tahun 1997).
Perilaku remaja
Pengertian dari remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju
masa dewasa (Iskandarsyah, 2006). Dengan pengertian remaja tersebut masa
remaja umumnya berada pada rentang usia 12-21 tahun, kemudian membaginya
menjadi remaja awal usia 12-15 tahun, remaja tengah usia 15-18 tahun dan remaja
akhir usia 18-21 tahun (Monks et al. Dalam Asrori 2009 dalam Pinasthika 2010).
Pada masa remaja tidak hanya terjadi perubahan secara emosional saja
tetapi juga terjadi perubahan secara fisik dan perkembangan seksual remaja. Masa
remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan masa remaja dengan
masa pertumbuhan yang lain seperti adanya perkembangan fisik, rasa
keingintahuan yang besar, memiliki keinginan untuk dapat berkomunikasi dan
mendapat kepercayaan dari orang-orang yang lebih dewasa darinya karena merasa
sudah dapat bertanggung jawab, adanya perbkembngan intelektual tual, dan sudah
mulai berfikir mandiri.
5
Pada umumnya masa-masa remaja adalah masa dimana remaja sedang
dalam pencarian jati diri atau identitas. Dalam pencarian jati diri tersebut remaja
memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar tentang lingkungan sekitarnya yang
mereka anggap sebagai hal-hal yang baru. Dalam keadaan pencarian identitas ini
remaja lebih sering berpatokan pada dunia luar dan lingkungan sosial di sekitar
mereka. Sehingga dengan keadaan emosional yang masih labil masa remaja
mudah terpengaruh oleh dunia luar yang akan membentuk kepribadian mereka
kelak.
Pengertian perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
(Notoadmojo 2003 dalam Nando 2011). Perilaku remaja adalah kegiatan yang
dilakukan oleh remaja yang terbentuk dengan pengaruh dari faktor perkembangan
dalam diri remaja dan faktor perkembangan sosial di lingkungan sekitarnya.
Menurut Hurlock (1980) dalam Valentine (2009) perubahan fisik yang terjadi
selama tahun awal remaja mempengaruhi tingkat indivisu dan mengakibatkan
diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.
Perubahan perilaku yang terjadi pada remaja dapat dalam bentuk
perubahan secara kognitif, afektif, dan konasi. Perubahan kognitif merupakan
perubahan dalam pengetahuan tentang suatu hal yang dimiliki. Perubahan afektif
merupakan perubahan dalam menyikapi suatu hal. Perubahan konasi merupakan
perubahan dalam perilaku atau tindakan dengan menggunakan suatu cara tertentu.
Remaja yang sedang dalam masa transisi memiliki beragam tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka, antara lain untuk mendapatkan
informasi yang saat ini menjadi topik pembicaraan banyak orang, mendapat
hiburan ketika bosan, mencari jalan keluar atas masalah mereka dan
memungkinkan sekedar mengisi waktu luang.
6
B. Pengaruh Media Televisi Dengan Perilaku Remaja
Media massa merupakan alat mediasi yang digunakan dalam komunikai
massa. Media massa dapat dibedakan menjadi media massa cetak dan media
massa elektronik. Media massa terdiri radio, film, dan televisi. Kelebihan yang
dimiliki oleh media televisi dalam menyebarkan informasi dan menghibur
khalayak dibandingkan dengan media massa yang lain menjadi faktor penting
alasan ketertarikan khalayak dalam menonton televisi.
Televisi menjadi sebuah media massa yang sangat dibutuhkan oleh
khalayak dalam memenuhi kebutuhan mereka akan informasi, pengetahuan dan
hiburan. Mereka mempresepsikan bahwa seluruh informasi yang mereka dapatkan
dari televisi adalah selalu benar. Selain itu, mereka merasa dengan menonton
televisi mereka dapat berkomunikasi dengan banyak orang dimana pun dalam
waktu yang bersamaan.
Sehingga mereka lebih senang menghabiskan waktu mereka untuk
menonton televisi dibandingkan mereka membaca buku, koran atau media massa
lainnya.Ketergantungan terhadap televisi terjadi pada seluruh kalangan usia
khususnya kalangan remaja. Ketertarikan remaja untuk menonton televisi
didorong oleh faktor rasa keingintahuan yang kuat akan segala sesuatu hal yang
baru bagi remaja di lingkungan sekitar mereka.
Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi ketertarikan remaja untuk
meninton televisi adalah lingkungan sosial disekelilingnya. Berhubungan dengan
hal ini, Hurlock dalam Suharto (2006) dalam Valentine (2009) menjelaskan:
’Terdapat beberapa faktor (karakteristik remaja) yang mempengaruhi minat anak
hingga remaja pada televisi yaitu: (1) prestasi akademik, (2) penerimaan sosial.
Semakin mereka menerima diterima secara sosial maka semakin berkurang
perhatiannya pada televisi dan sebaliknya. Artinya ada keinginan remaja untuk
memnfaatkan waktu luang yang dimiliki di luar waktu sekolah, (3) kepribadian.’
(Valentine 2009).
Dengan keadaan masa remaja yang sedang dalam masa transisi tersebut
juga mempengaruhi tingkat emosional yang masih labil dalam beradaptasi dengan
perubahan. Keadaan emosi remaja yang masih labil tersebut maka mereka dengan
7
mudah terpengaruh dengan faktor luar, salah satunya adalah pengaruh dari media
elektronik. Menurut Valentine (2009) pengaruh televisi terhadap remaja yakni: (1)
pengaruh pada sikap yaitu tokoh pada televisi biasanya digambarkan dengan
berbagai stereotip. (2) pengaruh pada perilaku yaitu keinginan anak untuk meniru.
Dapat ditambahkan pengaruh pada pengetahuan remaja tersebut.
Berdasarkan dari beragam tujuan yang dimiliki oleh remaja yang sedang
dalam masa transisi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi yang
menjadi topik pembicaraan banyak orang dan untuk mengisi waktu luang mereka
menjadi salah satu faktor yang memicu mereka untuk menonton televisi. Selain
itu, tujuan remaja menonton televisi adalah untuk mencari hiburan. Hal ini
didukung oleh data dari salah satu hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 1 Tujuan Menonton Televisi
No Tujuan Menonton F
%
1. Mencari hiburan 48 52
2. Mencari informasi 30 32,6
3. Untuk pendidikan 2 2,3
4. Dll 12 13,1
Jumlah 92 100
Sumber: Tumengkol 2009
Pada umumnya pelajar menonton TV untuk mencari hiburan (52%), sedangkan
yang ingin mencari informasi sebanyak (32,6%) dan hanya 2,3% untuk tujuan
pendidikan, selebihnya 13,1% untuk tujuan lain. Cepat atau lambatnya proses
terpengaruhnya perilaku remaja dengan ketergantungan mereka menonton televisi
dapat dipengaruhi oleh intensitas atau frekuensi mereka dalam menonton televisi.
Hal ini didukung oleh data salah satu hasil penelitian sebagai berikut:
8
Tabel 2 Frekuensi Menonton Televisi Kekerasan
No Frekuensi Kekerasan F
%
1. Sangat Sering 2 2,3
2. Sering 39 41,9
3. Jarang 51 55,8
4. Tidak Pernah – –
Jumlah 92 100
Sumber: Tumengkol 2009
Pada umumnya para pelajar ternyata suka menyaksikan tayangan
kekerasan (55,8%), bahkan 23,3% sangat menyukainya. Jumlah yang tidak suka
lebih sedikit (16,3%) dan sangat tidak suka 4,6%. Dari data hasil penelitian
tersebut dapat dinyatakan bahwa intensitas atau frekuensi remaja dalam menonton
televisi dapat mempengaruhi besarnya pengaruh televisi terhadap perilaku remaja.
Semakin tinggi intensitas menonton televisi maka semakin cepat dan besar pula
pengaruhnya terhadap perilaku remaja. Begitu pula dengan keadaan sebaliknya,
semakin rendah intensitas menonton televisi semakin rendah pula pengaruhnya
terhadap perilaku remaja tersebut.
Pengaruh yang diberikan oleh televisi terhadap perilaku remaja dapat
berbentuk pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh dapat berupa aspek kognitif
yang bersifat positif dengan memberi pengetahuan kepada remaja dengan keadaan
lingkungan disekitarnya melalui acara berita ataupun kuis tentang pengetahuan.
Selain itu, pengaruh negatif dapat pula berupa aspek afektif dengan meniru apa
yang mereka lihat dari televisi tanpa mereka saring terlebih dulu mana yang baik
dan mana yang buruk.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang tertera diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara pengaruh dari kegiatan
menonton televisi dengan perilaku remaja. Masa remaja merupakan masa
dimana remaja sedang mencari identitas, maka dengan mudahnya terpengaruh
dengan faktor luar. Selain itu, dengan masa remaja yang sedang berada dalam
masa transisi, mereka juga memiliki tujuan-tujuan yang dapat dipenuhi dengan
menonton televisi, yaitu mencari informasi, mengisi waktu luang dan hiburan.
Kemudian besarnya pengaruh menonton televisi terhadap perilaku remaja
berkaitan erat dengan intensitas atau frekuensi mereka dalam menonton
televisi. Semakin sering menonton televisi semakin besar pengaruhnya
terhadap perilaku remaja, begitu pula sebaliknya. Hal ini terlihat adanya
perubahan perilaku baik berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis dengan adanya pembahasan diatas
adalah remaja lebih cermat dalam memilih informasi yang bermanfaat dan
berdampak positif bagi dirinya sendiri. Disarankan agar remaja mencari
kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat untuk mengurangi intensitas
menonton televisi. Kemudian remaja sudah harus pintar dalam memilih
lingkungan bergaul yang dapat membawa pengaruh negatif atau positif.
10
Daftar Pustaka
Agung SS, Amanah S, Fatchiya A, Hadiyanto, Kusumastuti YI, Lubis DP,
Mugniesyah SS, Purnaningsih N, Riyanto S, Saleh A, Sumardjo. 2010. Dasar-
dasar komunikasi. Bogor : Sains KPM IPB Press
Arkan A.2006. Strategi penanggulangan kenakalan anak-anak remaja usia
sekolah. Kopertis.
Bungin B. 2006. Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi
komunikasi di masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Mulyatiningsih R,dkk. 2004. Bimbingan pribadi-sosial, belajar, dan
karier.Jakarta : PT Grasindo
Nando. 2011. Hubungan antara perilaku menonton film kekerasan dengan
perilaku agresi remaja. Kasus Remaja di SMK Pelita Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Pinathika AWK. 2010. Hubungan minat, motif dan pola menonton sinetron di
televisi dengan perilaku hedonitas remaja. [skripsi]. Bogor:Institut Pertanian
Bogor.
[UU] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Penyiaran.
Valentine HV. 2009. Efek berita criminal terhadap perilaku khalayak remaja
(Kasus SMP Tamansiswa, Jakarta Pusat). [skripsi]. Bogor[ID]:Institut Pertanian
Bogor.
11