makalah perkembangan sosem
DESCRIPTION
makalah perkembangan sosial emosionalTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT Rabb seluruh alam, yang telah menciptakan manusia
dengan sempurna. Memberikan nikmat terbesar iman dan islam yang tertancap mantap
dilubuk hati kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’innya, dan seluruh umatnya
yang istiqomah mengikuti tuntunan dan teladan sampai akhir zaman. Atas berkat rahmat
Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul
“Perkembangan social emosional”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih
banyak terdapat kekeliruan, seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak
retak, kami akan sangat berlapang dada dan besar hati menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun, bermanfaat bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta
agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan
yang dilalui oleh anak usia dini. Tetapi kenyataannya, sebagian besar orang tua dan guru
tidak memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia itu.
Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua dan guru, menyebabkan
potensi yang dimiliki anak tidak berkembang dan juga kurang mendapatkan perhatian dari
pemerintah.
Di negara lain Pendidikan anak usia dini mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Seperti halnya di Singapura dan Korea Selatan, hampir seluruh anak-anak usia dini telah
mendapatkan pendidikan. Human Development Indeks (HDI) atau tingkat pengembangan
sumber daya manusia kedua negara itu jauh di atas Indonesia. Untuk itu perlu kerjasama
keluarga dan masyarakat berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak. Karena, keluarga dan masyarakat harus dapat memberikan contoh baik, karena pada
dasarnya seorang anak akan senantiasa mengikuti atau mencontoh orang di sekitarnya.
Agar mampu membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas kelak, dan diharapkan
akan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk melakukan perubahan tingkah laku
pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha individu
2
yang bersangkutan baik mencakup ranah-ranah efektif, kognitif dan psikomotor (Bloom,
1974).
Dalam pembahasan makalah ini, untuk mencapai pemahaman tentang dasar
teoritis perkembangan sosial dan emosi pada masing-masing (individu) anak usia dini,
maka diharapkan mampu mendeskripsikan secara singkat pengertian sosial dan emosi,
serta menggambarkan mekanisme terjadinya berbagai emosi dalam diri manusia, serta
memahami penahapan perkembangan sosial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah model pembelajaran difokuskan agar pendidik mampu
memahami perkembangan sosial
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, bertujuan untuk mampu menjelaskan tentang
perkembangan emosi dan sosial anak usia dini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perkembangan Sosial dan emosional
Menurut Plato, Secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk social.
Sedangkan Syamsuddin(1995:105) mengungkapkan “Sosialisasi adalah proses belajar
untuk menjadi makhluk social.
Menurut Loree(1970:86) “Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (anak)
melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-
tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang
lain didalam lingkungan sosialnya.
Menurut Muhibin(1999:35) Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan
proses pembentukan pribadi dalam masyarakat.
Menurut Hurlock(1978:250) Bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi adalah
Kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“.
Pendapat lain mengatakan bahwa Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Sedangkan Emosi Menurut Goleman (1995:411) “emosi merujuk pada suatu
perasaan atau pikiran-pikiran khas,suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian
kecenderungan untuk bertindak”.
4
Menurut Syamsuddin (1990:69) mengemukakan “emosi merupakan suatu suasana yang
kompleks dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya
suatu perilaku.” Pendapat lain mengatakan bahwa Emosi adalah perasaan intens yang
ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian.
B. Perkembangan Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik
dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah
belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat
dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain.
Karakkteristik Perkembangan Sosial Anak Umur 3-4 Tahun adalah sebagai berikut :
1. Suka bersajak , memainkan jari, menyanyi lagu sederhana bersama teman-temannya
2. Berusaha membantu kegiatan bersih-bersih.
3. Bermain permainan dalam kelompok kecil
4. Suka dengan cerita pendek
Aktivitas bermain bagi seorang anak yang memiliki peranan yang cukup besardalam
mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai bertemandan anak akan
menyiapkan mainan dalam menghadapi pengalaman sosialnya.
Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal
masa kanak – kanak yaitu sbb :1) kerja sama, (2) persaingan, (3) kemurahan hati, (4)
hasrat akan penerimaan social, (5) simpati, (6) empati, (7) ketergantungan, (8) sikap
ramah, (9) meniru, (10) perilaku kedekatan.
5
Menurut Patmonodewo menjelaskan ada 5 tingkatan dalam bermain sosial yaitu :
1. Bermain Solitaire., Anak–anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak saling
mengganggu dan tidak saling memperhatikan.
2. Bermain sebagai penonton / pengamat, Pada tahap ini anak mulai peduli terhadap
teman – temannya yang bermain disatu ruangan dan ia pun masih bermain sendirian.
3. Bermain parallel, Pada tahap ini anak bermain bersama dengan mainan yang sama
dalamsatu ruangan.
4. Bermain Asosiatif, Yaitu permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun
belumterorganisasi.
5. Bermain kooperatif, Dilakukan secara berkelompok masing – masing anak memiliki
peran untuk mencapai tujuan permainan.
Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periode, ciri – ciri
tersebut adalah :
1. Periode bayi
Usia 1-2 bulan, anak belum mampu untuk membesarkan objek dan benda.
Usia 3-4 bulan, mata sudah kuat melihat orang atau objek, tersenyum dengan bayi
lain.
Usia 5-9 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah atau tidak,kadang-kadang
agresif, memegang, melihat, mengikuti suara dan tingkah laku yang sederhana.
Usia 12 bulan, mengenal larangan.
Usia 24 bulan, Anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana
2. Periode pra sekolah
Adapun ciri – ciri sosialisasi periode pra sekolah adalah sbb :
a. Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya
b. Dikenal dengan istilah pregang age
c. hubungan dengan orang dewasa
d. Hubungan dengan teman sebaya
6
e. 3-4 tahun mulai bermain bersama
3. Periode Usia Sekolah
Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada
aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak
diantaranya berikut :
a. membantu anak untuk belajar bersama dengn orang lain danbertingkah laku yang
dapat diterima oleh kelompok.
b. membantu anak mengembangkan nilai – nilai sosial lain diluar nilainya.
c. membantu mengembangkan kepribadiannyang mandiri dengan mendapatkan
kepuasan emosional dari rasa berkawan.
Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa
kanak – kanak yaitu sbb : (1)kerja sama, (2) persaingan, (3) kemurahan hati (4) hasrat
akan penerimaan social, (5) simpati, (6) empati, (7) ketergantungan, (8) sikap ramah, (9)
meniru, (10) perilaku kedekatan
1. Tahapan Penerimaan Sosial, Perkembangan sosial yang dialami anak adalah proses
penerimaan sosial.Berkenaan dengan penerimaan sosial Hurlock mengemukakan
beberapa tahapan (stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sbb :
a) A.Reward Cost Stage, Pada stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas
yang sama dankedekatan
b) A. Normative Stage, Pada stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap
terhadap aturan,dan sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5
SD.
7
c) An Emphatic Stage, Pada Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self
disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam diatas kelas 6 SD
Aktivitas bermain bagi seorang anak yang memiliki peranan yang cukup besardalam
mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai bertemandan anak akan
menyiapkan mainan dalam menghadapi pengalaman sosialnya.Sikap yang perlu
dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain :
a) Sikap Sosial, Dimana cara bermain mendorong anak untuk meningkatkan pola
berpikiregosentrisnya.
b) Belajar berkomunikasi, Agar anak dapat bermain dengan baik bersama orang lain,
anak harus bisamengerti sifat dan pergaulan teman – temannya.
c) Belajar mengorganisasi, Pada waktu anak bermain bersama orang lain, anak juga
berkesempatan belajar “berorganisasi”
d) Lebih menghargai orang lain dan perbedaan – perbedaan
e) Menghargai harmoni dan kompromi
C. Perkembangan Emosional
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diriseseorang
yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan
dan keselamatan.
Fungsi dan peranan pada perkembangan anak adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi
2. .Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak
dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
8
5. Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat atau mengganggu
aktivitas motorik dan mental anak.
Menurut Stewart at all (1985) mengutarakan perasaan senang, marah, takut dan sedih
sebagai basic emotions.
a. gembira, pada umumnya perasaan gembira dan senang di ekspresikan dengan
tersenyum (tertawa) . perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas kreatif pada
saat menemukan sesuatu, mencapai kemenangan ataupun aktivitas reduksi stres.
b. marah, dapat terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena tidak
mencapai yang diinginkan, dicerca orang, atau dihadapkan pada suatu tuntutan
yang berlawanan dengan keinginannya.
c. Takut, perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya.
d. Sedih, dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari
yang lain,terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.
Dari ke empat emosi dasar ini dapat berkembang menjadi berbagai macam emosi yang di
klasifikasikan kedalam kelompok emosi positif dan emosi negative.
Pada usia dini fase ini merupakan saat ketidakseimbangan dimana anak mudah
terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit di bimbing dan diarahkan. Menurut
Hurlock(1978) perkembangan emosi ini mencolok pada saat anak berusia 2,5-3,5 tahun
dan 5,5-6,5 tahun.
Karakteristik reaksi emosi pada anak antara lain :
1) Reaksi emosi anak sangat kuat. dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak,
dan semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil
dalam memilih dan memilih kadar keterlibatan emosionalnya.
2) Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang
diinginkannya. Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya, mereka
9
akan belajar mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara yang
dapat diterima lingkungan.
3) Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.
4) Reaksi emosi bersifat individual
5) Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
Pada umumnya bentuk reaksi emosi yang dimiliki anak sama dengan orang
dewasa.Perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan cara
untuk mengekspresikan.
Adapun beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa anak-anak yang di
kemukakan oleh Hurlock(1993:117) adalah :
1) Amarah. Marah sering terjadi sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan merasa
terancam. Menurut Hurlock reaksi marah pada umumnya bias di bedakan menjadi 2
kategori besar yaitu, Marah yang implusif ( agresi ) dan Marah yang terhambat
( dikendalikan ).
2) Takut, Reaksi takut sering diperlihatkan dengan gejala fisik yaitu : mata membelalak,
menangis, sembunyi, atau memegang orang, diam tidak bergerak.
Menurut Hurlock berkenaan dengan rasa takut ia mengemukakan adanya reaksi emosi
yang berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu ,embarrassment,
khawatir, anxiety atau cemas.
Shyness atau malu adalah reaksi takut yang di tandai dengan “rasa segan” berjumpa
dengan orang yang di anggap asing.
Embarrasment ( merasa sulit, tidak mampu, atau malu melakukan sesuatu )
merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya. Khawatir timbul
disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri
Anxiety ( cemas ) adalah perasaan takut sesuatu yang tidak jelas dan dirasakan oleh
anak sendiri karena sifatnya subjektif.
10
3) Cemburu, Merupakan reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang. Menurut
Hurlock(1991) reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku
yang infantile seperti : mengompol, mengisap jempol, makan makanan yang aneh-
aneh, kenakalan yang umum, perilaku merusak.
4) Ingin Tahu, Rasa ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak pra sekolah.
Bagi mereka kehidupan ini sangat ajaib dan menarik untuk dieksplorasi.
5) Iri hati, Iri hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang diharapkan
sebagaimana yang diperoleh teman atau kakaknya.
6) Senang, Adalah emosi yang menyenangkan.
7) Sedih, Perasaan sedih adalah emosi negatif yang didorong oleh perasaan kehilangan
atau ditinggalkan terutama oleh orang yang disayanginya.
8) kasih sayang, Adanya perasaan kasih sayang serta kepercayaan.
D. Faktor – Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional
Menurut setiawan jumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
prasekolah atau tk, mampu menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik
dan orang tua. faktor – faktor tersebut yaitu meliputi :
1. pengaruh keadaan individu sendiri, Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik,
intelegensi, peran seks (Hurlock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu,
perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari dampak serius dari pengaruh
emosi yang timbuldari dalam diri anak.
2. Konflik – Konflik dalam proses perkembangan, Didalam menjalani fase – fase
perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya
dapat dilalui dengan sukses tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau
hambatan dalam menghadapi konflik – konflik ini
11
3. Sebab – sebab lingkungan, Anak – anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan emosi. ketiga faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan tersebut adalah :
a) Lingkungan keluarga, Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
perkembangan emosi anak– anak usia pra sekolah.
b) Lingkungan sekitarnya, Kondisi lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak.Lingkungan
yang dapat mempengaruhi emosi pada anak bahkan mungkin menganggunya
adalah (1) Daerah yang terlalu padat, (2) Daerah yang memiliki angka kejahatan
tinggi, (3) Kurangnya fasilitas rekreasi, (4) Tidak adanya aktivitas yang di
organisasikan dengan baik untuk anak.
c) Lingkungan sekolah, Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan
emosi yangmenyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yaitu seperti
ini : (1) Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak, (2) Hubungan
yang kurang harmonis dengan teman – temannya.
E. Fungsi Sosial dan emosial bagi anak usia dini
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak adalah :
1) Merupakan bentuk komunikasi.
2) Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan
lingkungan sosialnya.
3) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
5) Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas
motorik dan mental anak.
Hurlock(1978) mengatakan fungsi dan peranan kemampuan social pada perkembangan
anak adalah sebagai berikut :
12
1) Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
2) Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat.
3) Mengembangkan sikap / tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial
yang ada di masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui metode perkembangan sosial dan emosi anak usia dini penulis mampu
menarik kesimpulan bahwa perkembangan sosial dan emosi berperan penting dalam
kehidupan anak, selain itu juga berpengaruh pada dimensi 2 aspek perkembangan yang
lainnya.
Agar pengaruhnya dapat dikenali dan ditanggapi secara positif, maka kita perlu
meningkatkan pelayanan dan selalu peka terhadap perkembangan sosial dan emosi anak
didik kita, baik secara pribadi maupun menyeluruh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rhayu karmla. 2012., Analisis Artikel Sosial Emosional Anak. Diakses pada tanggal 26
Juni 2013 di http://rhayukarmla.blogspot.com
Newjoesafira. 2012., Beberapa-Faktor-Yang-Mempengaruhi Perkembangan Sosial Dan
Emosional Anka Usia Dini. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013
di http://newjoesafirablog.blogspot.com
Rossafirmansyah. 2012., Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-4 Tahun. Diakses
pada tanggal 26 Juni 2013 dihttp://rossafirmansyah.blogspot.com
Rizal Adriene. 2013., Makalah Perkembangan Sosial Dan Emosional. Diunggah pada
tanggal 26 Juni 2013 di http://rizaladriene.blogspot.com
Admin. 2010. Perkembangan Emosional Anak. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013
di http://www.sarjanaku.com
15
16