psikologi perkembangan early school age

23
1 TUGAS KELOMPOK PSIKOLOGI Judul : PERKEMBANGAN MASA TAMAN KANAK-KANAK (EARLY SCHOOL AGE) Dibuat oleh : Augy Putro Harseno (13.04.215) Dena Sundari Alief (13.04.233) Abdan Syakuro (13.04.) Khalil Abdi (13.04.313) Kelas : I-L SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 2013

Upload: dena-sundari-alief

Post on 02-Jul-2015

897 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Perkembangan early school age

1

TUGAS KELOMPOK PSIKOLOGI

Judul :

PERKEMBANGAN MASA TAMAN KANAK-KANAK

(EARLY SCHOOL AGE)

Dibuat oleh :

Augy Putro Harseno (13.04.215)

Dena Sundari Alief (13.04.233)

Abdan Syakuro (13.04.)

Khalil Abdi (13.04.313)

Kelas :

I-L

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

2013

Page 2: Psikologi Perkembangan early school age

2

Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Mahakuasa kami panjatkan, karena atas karunia dan

hidayahnya pula, makalah ini dapat selesai dengan baik dan benar, tepat waktu dan sesuai

yang kami harapkan. Dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang “Masa Taman

Kanak-Kanak (Early School Age)”.

Makalah ini dibuat atas hasil kerja kami bersama dan dari berbagai pihak yang membantu

menyelesaikan selama proses pengerjaannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan

pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun makalah ini dengan baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Februari 2014

Penyusun,

Page 3: Psikologi Perkembangan early school age

3

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………… 2

Daftar Isi …………………………………………………………………………. 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………...5

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..5

Bab II Pembahasan

2.1 Ciri-Ciri Awal Masa Taman Kanak-Kanak (Early School Age) ……………... 6

2.2 Tugas dalam Perkembangan Pada Masa Taman Kanak-Kanak ………………12

2.3 Pertumbuhan Biologis dan Motorik Masa Taman Kanak-Kanak …………….14

2.4 Perkembangan Psikologis Masa Taman Kanak-Kanak ……………………….19

2.5 Perkembangan Sosial Masa Taman Kanak-Kanak ……………………………21

Bab III Kesimpulan ………………………………………………………………. 22

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 23

Page 4: Psikologi Perkembangan early school age

4

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak taman kanak-kanak (4-6 Tahun) merupakan anak yang sedang berada dalam

prosesperkembangan, baik perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional maupun

bahasa. Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dan perkembangan setiap anak berbeda-

beda baik dalam kualitas maupun tempo perkembangannya.Perkembangan anak bersifat

progresif, sistematis dan berkesinambungan. Setiap aspek perkembangan saling berkaitan

satu sama lain, terhambatnya satu aspek perkembangan tertentu akan mempengaruhi aspek

perkembangan yang lainnya.

Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia dini

merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Maria

Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwa usia 3 - 6 tahun merupakan

periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu

perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa

peka untuk berbicara pada periode ini tidak terpenuhi maka anak akan mengalami kesukaran

dalam berbahasa untuk periode selanjutnya.

Masa-masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan lingkungan,

mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap

obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. Pada periode ini

selain anak perlu mendapatkan rangsangan dalam mengembangkan kemampuannya, anak

perlu mendapat pembinaan karakter yang dapat dibangun melalui kegiatan dan pekerjaan.

Jika pada periode ini anak tidak didorong aktivitasnya, maka perkembangan kepribadiannya

akan mengalami hambatan. Misalnya anak diajak untuk membereskan mainannya sendiri.

Aktivitas ini akan menjadi suatu kebiasaan yang dapat membentuk sifat rajin dan disiplin

pada diri anak.

Anak usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan

karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu

terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

Page 5: Psikologi Perkembangan early school age

5

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana ciri-ciri awal Masa Taman Kanak-Kanak (Early School Age)?

1.2.2 Bagaimana Tugas dalam Perkembangan Pada Masa Taman Kanak-Kanak?

1.2.3 Bagaimana Pertumbuhan Biologis dan Motorik pada Masa Taman Kanak-Kanak?

1.2.4 Bagaimana Perkembangan Psikologis Pada Masa Taman Kanak-Kanak?

1.2.5 Bagaimana perkembangan Sosial pada masa Taman Kanak-Kanak?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui bagaimana ciri-ciri awal Masa taman kanak-kanak (Early School Age)

1.3.2 Mengetahui Bagaimana tugas dalam perkembangan pada masa taman kanak-kanak

1.3.3 Mengetahui bagaimana pertmbuhan biologis dan motorik pada masa taman kanak-

kanak

1.3.4 Mengetahui bagaimana perkembangan psikologis pada masa taman kanak-kanak

1.3.5 Mengetahui bagaimana perkembangan social pada mas ataman kanak-kanak

Page 6: Psikologi Perkembangan early school age

6

BAB II

Pembahasan

2.1 Ciri-CiriAwal Masa Taman Kanak-Kanak (Early School Age)

Batasan tentang masa anak cukup bervariasi. Dalam pandangan mutakhir yang lazim

dianut di negara maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak yang berkisar

antara usia 0 - 8 tahun. Bila dilihat dari jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka

yang termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia SD kelas rendah (kelas 1-3),

Taman Kanak-kanak (kindergarten), kelompok bermain (play group) dan anak masa

sebelumnya (masa bayi). Masa Taman Kanak-kanak dalam hal ini dipandang sebagai masa

anak usia 4 - 6 tahun.

Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwausia 3 - 6

tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatuperiode dimana suatu

fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidakterhambat perkembangannya.

Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode initidak terpenuhi maka anak akan

mengalami kesukaran dalam berbahasa untuk periodeselanjutnya.

Satu ilustrasi tentang kemampuan bicara anak dapat diamati dalam contohberikut

ini.“Adi seorang anak berusia 3 tahun 1 bulan mengajak ibunya untukbermain dengan

mengucapkan “Ma, men bitinton yu!”.Sebenarnya Adi mengajakibunya untuk bermain

batminton, tetapi Adi belum dapat mengungkapkannya secarajelas.

Dari ilustrasi di atas, dapat difahami bahwa Adi perlu dimotivasi dan

dilatihkemampuan berbicaranya agar dapat menyampaikan apa yang diinginkannya dengan

baik dan benar. Masa-masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan

lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan,

sensitif terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap aspek-aspek sosial kehidupan.

Ilustrasi lain yang menggambarkan bagaimana anak mengeksplorasi lingkungandapat

disimak dalam contoh berikut ini. “Linda seorang anak berusia 3,5 tahun sedang bersama

ibunya di dapur. Saat itu ibunya akanmengupas buah semangka dan buah melon. Diamatinya

buah tersebut dan disentuh serta dirabanya buah-buah tersebut.Setelah ibunya selesai

mengupas, Linda mencoba memakan buah tersebut”.

Dari ilustrasi di atas, dapat diamati bahwa Linda berusaha memahami bentukbuah-

buahan tersebut dengan cara melihat dan merabanya dan kemudian mencoba mengetahui rasa

buah tersebut dengan memakannya.

Page 7: Psikologi Perkembangan early school age

7

Pada periode ini selain anak perlu mendapatkan rangsangan dalammengembangkan

kemampuannya, anak perlu mendapat pembinaan karakter yang dapat dibangun melalui

kegiatan dan pekerjaan. Jika pada periode ini anak tidak didorong aktivitasnya, maka

perkembangan kepribadiannya akan mengalami hambatan. Misalnya anak diajak untuk

membereskan mainannya sendiri. Aktivitas ini akan menjadi suatu kebiasaan yang dapat

membentuk sifat rajin dan disiplin pada diri anak.

Erik H. Erikson (Helms & Turner, 1994 : 64) memandang periode usia 4-6tahun

sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan

prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apayang dilihat, didengar

dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak akan

mampu mengembangkan prakarsa, dan daya kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam

bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu

mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson dapat

membuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari

kesalahan itu.

Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya

kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa),

akanmenumbuhkan kemampuan untuk berprakarsa. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang

dan ditegur, anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty). Contoh yang dapat

diamati dari kehidupan sehari-hari anak, dimana anak mencoba untuk berprakarsa dapat

disimak dalam contoh berikut ini.“Anita seorang anak berusia 4 tahun pada dasarnya cukup

cerdas dan selalu ingin tahu tentang sesuatu. Ketika ia membuka lemari es, ia melihat botol

minumannya kosong. Anita segera membawa botol tersebut ke dapur dan mencoba

menuangkan air ke dalam botol namun airnya tumpah.Ibunya melihat aktivitas anaknya dan

memberi kesempatan untuk mencobanya.Anita tidak putus asa dan mencoba lagi. Sekarang

Anita menggunakan bantuan alat (corong) untuk menuangkan air tersebut ke dalam botol,

dan akhirnya berhasil”.

Dari peristiwa di atas dapat difahami bahwa bila lingkungan mendukung

prosesberprakarsa, maka anak dapat melaksanakan dan membuktikan prakarsanya dengan

senang hati. Sebaliknya, bila lingkungan tidak memberikan dukungan maka prakarsa itu tidak

dapat terwujud dan cenderung membuat anak tidak mau mencobanya lagi.

Anak usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalanisuatu proses

perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupanselanjutnya. Anak

Page 8: Psikologi Perkembangan early school age

8

memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda daridunia dan karakteristik orang

dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias danhampir selalu ingin tahu terhadap apa yang

dilihat dan didengarnya, seolah-olah takpernah berhenti untuk belajar.

Kartini Kartono (1986 : 113) mengungkapkan ciri khas anak masa kanak-kanak

sebagai berikut

1. Bersifat egosentris naif

Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari pandangannya sendiri,

sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan

pikirannya yang masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih sederhana

sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan pikiran orang lain. Anak belum memahami

arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri ke dalam

kehidupan atau pikiran orang lain. Anak sangat terikat pada dirinya sendiri.Ia menganggap

bahwa pribadinya adalah satu dan terpadu erat dengan lingkungannya, ia belum mampu

memisahkan dirinya dari lingkungannya. Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer atau

sementara, dan senantiasa dialami oleh setiap anak dalam proses perkembangannya.Anak

belum dapat memahami bahwa suatu peristiwa tertentu bagi orang lain mempunyai arti yang

berbeda, yang lain dengan pengertian anak tersebut.

Contoh sikap egosentris pada anak dapat disimak dalam ilustrasi berikut: “Denianak

berusia 3 tahun bermain bola dengan temannya yang seusia. Satu waktu mereka berebut bola

dan saling memukul, akhirnya temannya menangis.Hal ini terjadi karena Deni tidak mau

memberikan mainan tersebut pada temannya.Ibunya mencoba menengahi sikap Deni dengan

memberi mainan bola lainnya, dengan harapan mereka bermain sendiri-sendiri. Tapi ternyata

Deni malah menangis dan menginginkan dua bola itu dimainkannya sendiri”.

Dari ilustrasi di atas, tampak bahwa anak seusia Deni masih memandang segala sesuatu

dari pikiran dan keinginan dirinya,ia belum tahu bahwa orang lain memiliki pandangan dan

keinginan yang berbeda, yang ia tahu bahwa keinginannya harus terpenuhi.

2. Relasi sosial yang primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif.Ciri

iniditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya

dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya anak belum dapat membedakan antara

kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya.

Page 9: Psikologi Perkembangan early school age

9

Anak pada masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-benda danperistiwa yang

sesuai dengan daya fantasinya.Dengan kata lain anak membangun dunianya dengan khayalan

dan keinginannya sendiri. Relasi sosial anak dengan lingkungannya masih sangat longgar, hal

ini disebabkan karena anak belum dapat menghayati kedudukan diri sendiri dalam

lingkungannya.Anak belum sadar dan mengerti adanya orang lain dan benda lain di luar

dirinya yang sifatnya berbeda dengan dia. Anak berkeyakinan bahwa orang lain menghayati

dan merasakan suatu peristiwa sama halnya dengan penghayatannya sendiri.

Ilustrasi tentang relasi sosial anak nampak dalam contoh berikut ini.“Ani belajar di taman

kanak-kanak kelompok A. Setiap hari Ani membawa bekal makanan.Satu waktu teman

sebelah Ani menangis karena tidak membawa bekal makanan, tapi Ani dengan enaknya

memakan bekalnya dan tidak mempedulikan bahwa teman di sampingnya tidak membawa

bekal makanan. Guru melihat kondisi itu, akhirnya mengajak anak-anak untuk mau membagi

bekal makanannya kepada teman yang tidak membawa bekal”.

Dari ilustrasi di atas dapat difahami bahwa pada dasarnya anak belum memiliki

pemahaman bahwa orang lain berbeda dengan dirinya. Anak masih menganggap bahwa

orang lain sama dengan dirinya. Pada masa ini anak perlu diajari bagaimana memahami

kondisi orang lain dan mau berbagi dengan orang lain.

3. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan

Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak belum dapatmembedakan

keduanya.Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh.Penghayatan anak

terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur baik dalam

mimik, tingkah laku maupun bahasanya.Anak tidak dapat berbohong atau bertingkah laku

pura-pura, anak mengekspresikannya secara terbuka.

Ilustrasi tentang kesatuan jasmani dan rohani anak dapat disimak dalam contoh berikut

ini.“Aulia seorang anak berusia 4 tahun sedang bermain dengan temannya, tiba-tiba

temannya berbuat licik dan Aulia menangis. Aulia menangis tidak hanya mengeluarkan air

mata namun juga mengeluarkan suara yang keras, dan anggota tubuhnya berguncang-

guncang digerakkan oleh suasana hati yang tidak menyenangkan”.

Ekspresi rasa kekesalan atau ketidaksenangan anak seperti Aulia ditunjukkan tidak hanya

dengan mengeluarkan air mata sebagai tanda menangis, tapi anak seusia Aulia

menunjukkannya dengan mengungkapkan kata-kata tidak senang dengan nada yang keras dan

menggerak-gerakkan anggota tubuhnya yang lain. Ekspresi ini merupakan wujud masih

Page 10: Psikologi Perkembangan early school age

10

bersatunya jasmani dan rohani anak.Anak belum dapat menunjukkan ketidaksenangannya

hanya dengan menangis ataumengungkapkannya dengan kata-kata.

4. Sikap hidup yang fisiognomis.

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anakmemberikan

atribut/sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini

disebabkan karena pemahaman anak terhadap apayang dihadapinya masih bersifat menyatu

(totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan

benda mati.Segala sesuatu yang ada di sekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan

makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri. Oleh

karena itu anak pada usia ini sering bercakap-cakap dengan binatang, boneka dan sebagainya.

Ilustrasi tentang sikap fisiognomis pada anak dapat disimak dalam contoh berikut ini.

“Ayu anak berusia 4,5 tahun sedang bermain boneka di teras rumahnya. Iamemegang-

megang badan dan kening boneka itu sambil berkata “Kamu kenapa, kok badannya panas.

Kamu sakit ya?”., saya kasih obat ya biar sembuh”.

Contoh di atas menggambarkan bahwa anak menganggap boneka mainannya merupakan

benda hidup yang dapat sakit seperti dirinya.Sikap Ayu seperti ini menunjukkan bahwa Ayu

masih bersifat fisiognomis.

Moeslichatoen R. (Tim Dosen FIP IKIP Malang, 1988 : 113-114)mengemukakan beberapa

ciri pertumbuhan kejiwaan anak taman kanak-kanak sebagai berikut :

1. Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara sederhana sudah mulai tumbuh.Anak

pada masa ini sudah mulai dapat makan sendiri walaupun tidak rapih, dapatmemakai

baju sendiri walaupun membutuhkan waktu yang lama.

2. Mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang berlaku yang

wujudnyatampak, seperti : senang berkawan, sanggup mematuhi peraturan,

mulaimenyadari hak dan tanggungjawab, sanggup bergaul dan bekerjasama

denganorang lain.

3. Mulai menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang mempunyai keinginan

danperasaan tertentu.

4. Masih tergantung pada orang lain dan memerlukan perlindungan dan kasih saying

orang lain.

5. Belum dapat membedakan antara yang nyata dengan khayal.

Page 11: Psikologi Perkembangan early school age

11

6. Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi kesibukan orang dewasa

(dalambentuk sederhana) di sekitarnya melalui kegiatan bermain.

7. Mulai menunjukkan kemampuan memecahkan persoalan dengan berpikirberdasarkan

hal-hal konkrit.

8. Mulai mampu menyesuaikan reaksi emosi terhadap kejadian yang dialami,sehingga

anak dapat dilatih untuk menguasai dan mengarahkan ekspresi perasaandalam bentuk

yang lebih baik.

9. Dorongan untuk mengeksploitasi lingkungan fisik dan sosial mulai tumbuh

denganditandai seringnya bertanya tentang segala sesuatu kepada orang di

sekitarnyauntuk memperoleh informasi atau pengalaman.

Selain ciri-ciri di atas, anak usia sekitar 4-5 tahun akan menunjukkan rasa ingintahu dan

sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu. Anak memiliki sikap berpetualang

(adventurousness) yang kuat.Anak akan banyak memperhatikan, membicarakan atau

bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya.

Pada masa ini, anak juga menunjukkan minatnya yang kuat untuk mengobservasi

lingkungan dan benda-benda di sekitarnya, dorongan ini membuat anak senang ikut

bepergian ke daerah-daerah dan anak akan sangat mengamati bila diminta untuk mencari

sesuatu.

Anak usia 4-5 tahun masih memerlukan aktivitas fisik yang banyak. Kebutuhan anak

untuk melakukan berbagai aktivitas sangat diperlukan baik untuk pengembangan otot-otot

kecil maupun otot-otot besar.Gerakan-gerak fisik ini tidak sekedar penting untuk

mengembangkan keterampilan fisik saja, tetapi juga dapat berpengaruh positif terhadap

penumbuhan rasa harga diri anak dan bahkan perkembangan kognisi.Keberhasilan anak

dalam menguasai keterampilan-keterampilan motorik dapat membuat anak bangga akan

dirinya. Misalnya anak diminta untuk berjalan di atas papan titian.Aktivitas itu membutuhkan

kemampuan keseimbangan dan kekuatan fisik, keselarasan gerakan, keberanian, kemampuan

melihat posisi papan dan ketepatan menempatkan kaki (langkah) dan kestabilan emosi.Jika

anak mampu melewati papan titian itu dengan baik, maka pada diri anak selain berkembang

kemampuan fisiknya juga menumbuhkan kepercayaan pada dirinya serta berkembang

kemampuan kognisinya.

Kualitas lain dari anak usia ini adalah kemampuannya untuk memahami pembicaraan dan

pandangan orang lain yang semakin meningkat, sehingga keterampilan komunikasinya juga

Page 12: Psikologi Perkembangan early school age

12

meningkat. Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi ini membuat anak semakin senang

bergaul dan berhubungan dengan orang lain.

2.2 Tugas dalam Perkembangan Pada Masa Taman Kanak-Kanak

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah “Tugas yang muncul pada saat atau

sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akanmenimbulkan

rasa bahagia dan membawa kea rah keberhasilan dalam melaksanakan dalam melaksanakan

tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan

kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Tugas-tugas dalam perkembangan mempnyai tiga macam tujuan yang sangat

berguna.Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan

masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu. Misalnya, orang tua dapat dibimbing dalam

mengajari anak-anak mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai keterampilan.

Dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak-anak menguasai keterampilan-

keterampilan tersebut pada usia-usia tertentu dan bahwa penyesuaian diri mereka akan sangat

dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka berhasil melakukannya. Kedua, dalam memberi

motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh

kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan akhirnya, menunjukan

kepada setiap individu tentang apa yang diharapakan dari mereka kalau sampai pada tingkat

perkembangan berikutnya.

Dalam tugas-tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan menurut Havighurst,

Masa Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun) masuk kedalam rentang pertama, yaitu :

Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-Kanak

1. Belajar memakan makanan padat (Bayi)

2. Belajar berjalan (Bayi)

3. Belajar berbicara (Bayi)

4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh (Bayi)

5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya (Masa TK)

6. Mempersiapkan diri untuk membaca (Masa TK)

7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani (Masa

TK)

Adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W.

Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :

Page 13: Psikologi Perkembangan early school age

13

1. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk berkembangmenjadi

pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi segalakebutuhannya sendiri

sesuai dengan tingkat perkembangannya di usia TamanKanak-kanak.

2. Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa TamanKanak-

kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luasyang tidak

hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anakbelajar untuk dapat

saling memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasihsayang dari sesama dalam

lingkungannya.

3. Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan

kemampuannyauntuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain dalam

lingkungan di luarlingkungan keluarga.

4. Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkahlaku

sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampumengendalikan

dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa inianak juga perlu

menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkankonsekuensi yang harus

dihadapinya.

5. Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwadalam

kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang dapatdilakukan yang

dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannyadan dapat

menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang dokter mengobatiorang sakit,

guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, danlain sebagainya.

6. Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlumengetahui

berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimanapenggunaannya. Contoh,

mulut untuk makan dan berbicara, telinga untukmendengar, mata untuk melihat dan

sebagainya.

7. Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak

belajarmengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar

maupunotot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya

berlari,melompat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan

kegiatanyang memerlukan koordinasi otot halus adalah pekerjaan melipat,

menggambar,meronce dan sebagainya.

8. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkananak

mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapatmenggunakannya

secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri bendaberdasarkan ukuran,

Page 14: Psikologi Perkembangan early school age

14

bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapatmembandingkan satu benda dengan

benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimilikibenda tersebut.

9. Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anakbelajar

menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan bendabendayang ada

di sekitarnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya.Contoh, anak dapat

menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak lainuntuk bermain, dan

sebagainya.

10. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Padamasa

ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apayang ada

dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatangkesayangan atau pada

benda-benda yang dimilikinya.

2.3 Pertumbuhan Fisik dan Motorik Masa Taman Kanak-Kanak

2.3.1 Pertumbuhan Fisik dan Motorik Anak

Pertumbuhan fisik motorik diartikan sebagai pertumbuhan dari unsur kematangan dan

pengendalian gerak tubuh.karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan

yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang

satu dengan yang lain.

Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan

jasmani seseorang, Pertmbuhan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat mudah

dilihat dengan kasat mata, Pertumbuhan fisik meliputi bertambahnya berat badan, tinggi

bedan, tumbuhnya gigi pada anak dll.

Pertumbuhan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang

anak. Pada dasarnya, pertumbuhan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot

anak.Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi

yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh

otak.Pertumbuhan kemampuan motorik merupakan pertumbuhan pengendalian gerakan

jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.Pertumbuhan motorik

meliputi motorik kasar dan motorik halus.keterampilan motorik kasar yaitu gerakan yang

dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan,

berlari, melompat, berguling.Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-

Page 15: Psikologi Perkembangan early school age

15

bagian yang meliputi otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah

menulis, menggambar, memegang, sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

Menurut Hurlock (1998),pertumbuhan motorik adalah pertumbuhan pengendalian

gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.

Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu

lahir.

Pertumbuhan ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi

perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.Elizabeth Hurlock (1956) mencatat

beberapa alasan tentang fungsi pertumbuhan motorik bagi konstelasi perkembangan individu,

yaitu sebagai berikut :

1. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan

memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.

2. Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak

berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence

(bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang

lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang

perkembangan self confidence (rasa percaya diri).

3. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih

menulis, menggambar, mewarnai dll.

4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat

anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau

menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

5. Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept

atau kurang konsep diri/kepribadian anak.

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik

Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau masa

kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun (Papalia, Olds,& Feldman,

2004). Tahap usia ini biasa disebut sebagai periode prasekolah/Taman kanak-kanak.

Page 16: Psikologi Perkembangan early school age

16

Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :

1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai

kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.

2. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami

pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas

tertentu.

3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu

anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak

menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun

aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :

A. Faktor Kematangan

Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik maupun psikis

untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar. Misalnya proses anak belajar

duduk, merangkak, berjalan atau bercakap- cakap. Proses- prose situ memerlukan periode

belajar dan berlatih. Proses- proses di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila

anak belum mencapai kematangannya.

B. Faktor Keturunan

1. Tinggi tubuh

Orang tua yang tinggi, cenderung untuk mempunyai keturunan yang tinggi, demikian

pula orang tua yang pendek, cenderung akan memiliki keturunan yang pendek pula. Namun

tinggi tubuh seseorang tidak dapat diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi

dan kesehatan mempunyai pengaruh pula pada hal itu.

2. Kecepatan pertumbuhan

Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan. Penelitian-

penelitian pada kembar identik memperlihatkan bahwa haid pertama yang dialami kembar

identik perempuan terjadi pada usia yang sama. Demikian pula pada perempuan kakak-

beradik, haid mereka pada usia yang tidak begitu berbeda.

C. Pengaruh lain

Nutrisi, Penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja tetapi juga

cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila seorang anak kurang gizi yaitu:

Page 17: Psikologi Perkembangan early school age

17

anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk bermain. Selain itu anak juga mudah

tersinggung, pemurung dan kadang gugup.

2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :

Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik.Perkembangan

motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak.Faktor gizi, pola

pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik

anak.Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan

perkembangan yang berbeda pada setiap anak.

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain :

a. Kesiapan anak untuk belajar, baik secara fisik maupun psikis.

b. Motivasi anak untuk belajar.

c. Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini adalah waktu luang.

d. Kesempatan untuk belajar. Sebagian anak tidak punya kesempatan belajar karena orang tua

terlalu protektif.

e. Bimbingan, terutama koreksi diperlukan ketika anak melakukan kesalahan.

2.3.4 Masalah-Masalah Pada Pertumbuhan Fisik dan Motorik

1. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak

A. Malnutrisi (Kurang gizi)

Pendapat popular menyatakan bahwa masalah kurang gizi biasa ditemui pada anak-

anak di dunia ketiga/ Negara miskin.Pendapat ini tidak sesungguhnya tepat, karena di Negara

yang telah majupun masih juga ditemui masalah anak yang kekurangan gizi.Semua ini

ternyata lebih kepada pola pengaturan makanan yang sehat dan seimbang. Anak yang

mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara

pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya

tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Di Indonesia pemerintah telah menggalang program

gerakan “4 sehat 5 sempurna”, serta program pemberian makanan tambahan bagi anak di

puskesmas. Posyandu serta sekolah- sekolah.

B. Obesitas (Kelebihan Berat Badan)

Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor

keturunan.Dari penelitian Sukard (Kail, 2001) ditemukan bahwa berat badan anak yang

diadopsi lebih terkait pada orang tua biologisnya disbanding orang tua angkatnya. Jika anak

malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring

Page 18: Psikologi Perkembangan early school age

18

dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga

juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka.Anak yang mengalami obesitas umumnya

memiliki rasa percaya diri yang rendah.Dari faktor kesehatan, obesitas juga memicu berbagai

penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan

mengatur pola makan dan rajin olah raga.

2. Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak

A. Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar

1. Ketidak mampuan mengatur keseimbangan

Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya

biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan

gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung. Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak

yang memiliki gangguan perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan

keseimbangan tubuh .Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan

sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera

ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan

mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis.

2. Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik

Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah

kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan

ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan.Namun, ada anak yang

lambat dalam bereaksi.Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali

disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya.Hal yang menyebabkan masalah

tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada

kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alas an yang

terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.

B. Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus

1. Belum bisa menggambar bentuk bermakna

Kegiatan menggambar merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian besar

anak.Namun yang perlu diwaspadai adalah jika anak belum dapat menggambar beberapa

bentuk yang tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih bermakna. Maka

kemampuan anak dalam mempersepsi apa yang ada di sekitarnya perlu dipertanyakan.

Page 19: Psikologi Perkembangan early school age

19

2. Belum bisa mewarnai dengan rapi

Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik

untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan

menggunakan berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan

mewarnai memang bukan pekerjaan yang menyenangkan.

2.4 Perkembangan Psikologis Masa Taman Kanak-Kanak

2.4.1 Perkembangan Kognitif

Piaget melukiskan urutan perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yang berbeda

secarakualitatif yaitu : (1) tahap sensorimotorik, (2) tahap praoperasional, (3) tahap

operasional konkrit dan (4) tahap operasional formal. Dari setiap tahapan itu urutannya tidak

berubah-ubah. Semua anak akan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama.

Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap

sebelumnya.Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubahubah, tidak menutup

kemungkinan adanya percepatan untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih dini di satu sisi

dan terhambat di sisi lainnya.

Dalam urutan perkembangan kognitif tersebut, Early School Agemasuk dalam tahap ke-2,

yaitu tahap praoperasional.Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum

memahamipengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana

prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan

karakteristik esensial dari tahapan ini.Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam

beberapa hal penting.Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap

ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.

Karakteristik lain dari cara berfikir praoperasional yaitu sangat memusat (centralized). Bila

anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi dimentional, maka iaakan memusatkan

perhatiannya hanya pada satu dimensi dan mengabaikan dimensi lainnya. Pada akhirnya juga

mengabaikan hubungannya antara dimensi-dimensi ini.Cara berfikir seperti ini dicontohkan

sebagai berikut : sebuah gelas tinggi ramping dan sebuah gelas pendek dan lebar diisi dengan

air yang sama banyaknya. Anak ditanya apakah air dalam dua buah gelas tadi sama

banyaknya? Anak pada tahap ini kebanyakan menjawab bahwa ada lebih banyak air dalam

gelas yang tinggi ramping.tadi karena gelas ini lebih tinggi dari yang satunya. Jadi anak

Page 20: Psikologi Perkembangan early school age

20

belum melihat dua dimensi secara serempak.Berfikir praoperasional juga tidak dapat dibalik

(irreversable).Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan

tindakan tersebut sekali lagi secara mental dalam arah yang sebaliknya. Dengan demikian

bila situasi A beralih pada situasi B, maka anak hanya memperhatikan situasi A, kemudian B.

Ia tidak memperhatikan perpindahan dari A ke B.

2.4.2 Perkembangan Emosional

Perkembangan emosi anak 4-6 tahun adalah anak yang rasa ingin tahu dan sikap

antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri yang menonjol pada anak usia 4-6

tahun. Ia memiliki sikap berpetualang yang begitu kuat. Ia akan banyak memperhatikan,

membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya.

Secara khusus, anak pada usia ini juga memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal

tubuhnya sendiri. Ia senang dengan nyanyian, permainan dan atau rekaman yang

membantunya untuk lebih mengenal tubuhnya itu.

Anak usia ini masih tidak dapat berlama-lama untuk duduk dan berdiam diri. Menurut

solehudin (1997) sepuluh menit adalah waktu yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun ini

untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman.

Bagi anak usia ini, gerakan-gerakan fisik tidak sekedar penting untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan juga dapat berpengaruh positif

terhadap penumbuhan rasa harga diri dan bahkan perkembangan kognisi. Kualitas lain dari

anak usia ini adalah abilitas untuk memahami pembicaraan dan pandangan orang lain

semakin meningkat sehingga keterampilan komunikasinya juga meningkat. Sehingga anak

usia 4-6 tahun perkembangan emosinya belum stabil. Mereka belum bisa memilih mana yang

baik dan mana yang salah.

Apa yang diungkapkan di atas adalah yang lajunya dialami oleh anak usia prasekolah.

Sesuai dengan sifat individu yang unik, adanya variasi individual dalam perkembangan anak

merupakan hal yang normal terjadi.Kadang-kadang anak yang satu lebih cepat berkembang

daripada anak-anak lainnya.Begitu pun dalam hal perkembangan emosinya. Anak usia ini

dalam hal emosinya hanya bersifat sementara, tetapi sering terjadi. Akan tetapi emosi anak

usia 4-6 tahun dalam emosi berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba tetapi dapat diketahui

dengan jelas tingkah lakunya.

Page 21: Psikologi Perkembangan early school age

21

2.5 Perkembangan Sosial Masa Taman Kanak-Kanak

Ciri-ciri perkembangan sosial anak umur 4-6 tahun (Piaget,1998)

1. Usia 4 tahun

Sangat antusias

Lebih suka bekerja dengan 2 atau 3 teman yang dipilih

Suka memakai baju orang tua atau orang lain

Dapat membereskan alat permainannya

Tidak suka dipegang tangannya

Menarik perhatian karena dipuji

2. Usia 5 tahun

Senang dirumah dekat ibu

Ingin disuruh atau penurut

Senang pergi kesekolah

Senang berangkat dan pulang sekolah

Kadang-kadang malu dan sukar bicara

Bermainn dengan kelompok 2 atau 5 orang

Terpacu oleh kompetisi dengan anak lain

3. Usia 6 tahun

Mulai lepas dari sang ibu

Menjadi pusatnya sendiri

Mementingkan diri sendiri

Antusiasme yang implusif dan kegembiaraan yang meluap-luap menular ke teman.

Dapat menjadi faktor pengganggu dikelas

Ada kecenderungan berlari lepas dihalaman sekolah

Menyukai pekerjaannya dan selalu ingin membawa pulang

Page 22: Psikologi Perkembangan early school age

22

Bab III

Kesimpulan

Dari pembahasan pada Bab 2 didapat kesimpulan sebagai berikut:

Anak usia Taman Kanak-kanak/Prasekolah (Early School Age) adalah sosok individu

yang sedang menjalanisuatu proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat

fundamental bagi kehidupanselanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri

yang jauh berbeda daridunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis,

antusias danhampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-

olah takpernah berhenti untuk belajar.

Tugas-tugas dalam perkembangan Early School Age adalah, berkembang menjadi

pribadi yang mandiri, belajar memberi berbagi dan memperoleh kasih sayang, belajar

bergaul dengan anak lain, mengembangkan pengendalian diri,belajar bermacam-

macam peran orang dalam masyarakat, belajar untuk mengenal tubuh masing-masing,

belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar, belajar mengenal lingkungan

fisik dan mengendalikan, belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami

anak/orang lain.,dan mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan

lingkungan.

Perkembangan fisik dan motorik anak pada Early School Age, anak sangat aktif

melakukan berbagai kegiatan.Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang

lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang

perkembangan self confidence (rasa percaya diri).

Perkembangan emosi anak 4-6 tahun adalah anak yang rasa ingin tahu dan sikap

antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri yang menonjol pada anak

usia 4-6 tahun. Ia memiliki sikap berpetualang yang begitu kuat. Ia akan banyak

memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat

dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini juga memiliki keinginan

yang kuat untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri. Ia senang dengan nyanyian,

permainan dan atau rekaman yang membantunya untuk lebih mengenal tubuhnya itu.

Perkembangan Sosialmya keluargamerupakan agen sosialisasi yang paling penting.

Ketika anak-anak memasuki sekolah,guru mulai memasukkan pengaruh terhadap

sosialisasi mereka, meskipun pengaruhteman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan

dengan pengaruh guru dan orang tua.

Page 23: Psikologi Perkembangan early school age

23

Daftar Pustaka

http://psychologynews.info/psikologi-perkembangan/perkembangan-masa-kanak-kanak-awal/

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Motorik.pdf

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga

http://blog.elearning.unesa.ac.id/nur-ardisti/mengenal-kecerdasan-emosional-pada-anak-usia-

dini

Santoso Soegeng, Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:PT. Rineka Citra Pendidikan, 2004