makalah profesi hukum
TRANSCRIPT
PROFESIONALISME ADVOKAT
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Profesi Hukum
Dosen Pengampu : Bu Any Isamawati, SH. M.Hum
Disusun Oleh :
1. Nur Kholis : 209 045
2. Bahagiyanti Hananing Putri : 209 044
3. Solehul Huda : 209 061
4. Saiful Huda : 209 060
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / AS
TAHUN 2012
I. PENDAHULUAN
Dalam suatu institusi Peradilan kita sering mendengar dengan istilah
Advokat, Pengacara, Pokrol, dan sampe akhirnya menjadi Penasihat Hukum
yang sebenarnya mempunyai esensi yang sama, yaitu orang yang berprofesi
memberi jasa hukum baik dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang.
Penasihat Hukum sangat berperan penting dalam Peradilan, karena dengan
adanya Penasihat Hukum tersangka/terdakwa memiliki perlakuan yang sama
dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia agar tidak terjadi adanya
kesewenang-wenangan dalam tingkat pemeriksaan sampai pada tngkat
peradilan.
Dalam makalah ini kami sedikit memaparkan tentang apa saja ciri-ciri,
Kode Etik, dan juga Hak dan Kewajiban dari seseorang yang berprofesi
menjadi Advokat, dengan demikian kami bertujuan untuk pengembangan
keilmuan kita khususnya dalam bidang Hukum.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan ciri-ciri Advokat?
2. Sebutkan isi dari Kode Etik dalam Advokat?
3. Apa Hak dan Kewajiban Advokat?
III. PEMBAHASAN
A. Definisi Advokat
pasal 1 ayat (1) Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa
hukum baik dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang.
Pasal 2 ayat (2) jasa hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
1
mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klient.1
Setelah berakhirnya masa peralihan KUHP pada tanggal 31 Desember
1983, sebutan resmi dalam persidangan pidana bagi pengacara, advokat, pokrol
adalah Penasihat Hukum. Istilah ini diambil dari istilah “Penasihat Hukum”
dalam ketentuan Bab VII tentang Bantuan Hukum pasal 14 Tahun 1970
tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman.
Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Warga Negara Republik Indonesia
b) Bertempat tinggal di Indonesia
c) Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri atau Pejabat Negara
d) Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun
e) Berijasah sarjanah yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
f) Lulus ujian yang diadakan oleh Advokat
g) Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor
Advokat
h) Tidak pernah dipenjara karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan tindakan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
B. CIRI-CIRI ADVOKAT
Ciri Khusus Profesi Advokat:
1. Harus ada ilmu yang dikelola di dalamnya.
2. Harus ada kebebasan dan tidak boleh ada hubungan Dinas (dienst
verhouding) atau hirarkhie.
3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum dan mencari kekayaan
tidak menjadi tujuan utama.
4. Harus ada “clien verhouding” yaitu hubungan kepercayaan antara
Advokat dan klient.
5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi dari klient1 Undang-Undang No.18 Tahun 2003 Pasal 1 dan 2
2
6. Harus ada Immuniteit (hak tidak boleh dituntut) atas
perbuatan/tindakan dalam melakukan pembelaan.
7. Harus ada kode etik dan peradilan kode etik oleh suatu dewan
kehormatan.
8. Boleh menerima honorarium yang tidak mesti seimbang dengan
hasil pekerjaan atau banyaknya usaha, atau jerih payah serta upaya
yang dicurahkan.
9. Harus ada kewajiban menolong orang yang tidak mampu secara
Cuma-Cuma (prodeo).
Ciri umum Profesi Advokat:
1. Pelayanan umum
2. Keahlian khusus
3. Sumpah
4. Kode etik
5. Penegak hukum
6. Mempunyai organisasi Advokat
C. ISI KODE ETIK ADVOKAT :
1. Ketentuan umum
2. Kepribadian Advokat
3. Hubungan dengan klient
4. Hubungan dengan teman sejawat
5. Tentang sejawat Asing
6. Cara bertindak menangani perkara
7. Ketentuan lain tentang kode etik
8. Pelaksanaan kode etik
9. Dewan kehormatan
10. Tata cara pengaduan
11. Kode etik.2
2 Di sampaikan oleh Mahendra Handoko S.Hi, pada acara Pelatihan Advokasi yang diadakan oleh HIMA Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga yogyakarta.
3
Dalam praktek, sebelum mendampingi seorang terdakwa di persidangan
maka penasihat hukum tersebut harus mendapatkan “surat kuasa khusus” dari
terdakwa yang kemudian didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
menyidangkan perkara tersebut atau dapat ditunjuk secara lisan oleh terdakwa
di persidangan dan apabila terdakwa seorang yang tidak mampu dapat di
dampingi penasihat hukum yang ditunjuk berdasarkan “Penetapan” penunjukan
oleh Majelis Hakim yang menyidangkan perkara itu. untuk mendapatkan
bantuan huku secara cuma-Cuma maka terdakwa itu harus membuktikan
dirinya tidak mampu berdasarkan surat keterangan dari Pamong Praja.
Berdasarkan ketentuan pasal 56 KUHP maka Penasihat Hukum sangat
diperlukan oleh karena pasal tersebut menyebutkan adanya kewajiban bagi
Pejabat untuk menunjuk Penasihat Hukum bagi terdakwa yang diancam pidana
mati atau ancaman pidana lima tahun atau lebih, juga bagi mereka yang tidak
mampu. Apabila dalam suatu Pengadilan Negeri tidak terdapat Penasihat
Hukum yang berkedudukan di tempat itu, maka dapat ditunjuk orang lain yang
ahli hukum asal bukan hakim berdasarkan ketentuan pasal 250 ayat (5) HIR.
Hal ini Imperatif siafatnya dan bahkan ketentuan tersebut dengan tegas
adanya Penasihat Hukum mendampingi tersangka/tetdakwa pada semua tingkat
pemeriksaan, jadi berlaku juga pada penuntutan dan peradilan. Ketentuan ini
damaksudkan sebagai Implementasi dijunjung tingginya Hak Asasi terdakwa
sebagimana dasar dikeluarkannya KUHP sehingga tidak diharapkan adanya
kesewenang-sewenangan dalam hal pemeriksaan tersangka/terdakwa.3
D. HAK DAN KEWAJIBAN ADVOKAT
Advokat berhak :
a) Dalam menjalankan profesinya memperoleh informasi, data dan
dokumen lainnya, baik dari instansi pemerintah maupun pihak lain
yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
3 Lilik Mulyadi, SH, Hukum Acara Pidana, PT. Citra Aditya Abadi, Bandung, 1996, hal 28
4
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan perUndang-Undangan
(P.17)
b) Atas kerahasiaan hubungannya dengan klient, termasuk perlindungan
atas berkas dan dokumennya terhadap pernyataan atau pemeriksaan
dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik
Advokat. (P.18)
Advokat Wajib :
a. Mengenakan atribut dalam sidang menangani perkara pidana (toga).
(P.25)
b. Memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma kepada pencari
keadilan yang tidak mampu.(P.22)
c. Tunduk dan mematuhi kode etik profesi Advokat dan ketentuan tentang
Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.(P.26)
d. Memberikan bimbingan, pelatihan, dan kesempatan praktik bagi calon
Advokat yang melakukan magang.
e. Bagi Advokat Asing memberikan jasa hukum secara Cuma-Cuma
untuk suatu waktu tertentu kepada dunia pendidikan dan penelitian
hukum.4
IV. KESIMPULAN
Definisi Advokat : pasal 1 ayat (1) Advokat adalah orang yangg berprofesi
memberi jasa hukum baik dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang.
Berdasarkan ketentuan pasal 56 KUHP maka penasihat Hukum sangat
diperlukan oleh karena pasal tersebut menyebutkan adanya kewajiban bagi
Pejabat untuk menunjuk Penasihat Hukum bagi terdakwa yang diancam pidana
mati atau ancaman pidana lima tahun atau lebih.
CIRI-CIRI ADVOKAT:
4 Op.Cit
5
1) Ciri Khusus Profesi Advokat
2) Ciri umum Profesi Advokat
Hak seorang Advokat adalah mendapatkan infomasi baik berupa data
maupun dokumen lainnya serta mendapatkan perlindungan terkait data-data
yang diperoleh agar terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Adapun kewajiban dari Advokat adalah manaati segala peraturan yang telah
ditetapkan baik dalam persidangan maupun dalam kode etik yang ada pada
Advokat itu sendiri.
V. PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah hasanah
pada kita semua, saran dan kritik senantiasa kami nantikan dalam membangun
sempurnanya makalah ini, dan dari kami apabila ada kesalahan baik dalam
penyampaian ataupun penulisan kami mohon maaf.
VI. REFERENSI
Lilik Mulyadi, SH, Hukum Acara Pidana, PT. Citra Aditya Abadi, Bandung,
1996.
Di sampaikan oleh Mahendra Handoko S.Hi, pada acara Pelatihan Advokasi
yang diadakan oleh HIMA Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga yogyakarta.
Undang-Undang No.18 Tahun 2003 Pasal 1 dan 2
6