makalah studi hukum islam

22
Studi Hukum Islam Studi Hukum Islam Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Pengantar Studi Islam Dosen pengampu : Ahmad Muthohar,M.Ag Disusun oleh : khafidh Setiyawati (113711028) M.Dony Nurohman (113711029) FAKILTAS TARBIYAH

Upload: oftiana-irayanti-wardani

Post on 27-Oct-2015

328 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata kuliah : Pengantar Studi Islam

Dosen pengampu : Ahmad Muthohar,M.Ag

Disusun oleh :

khafidh Setiyawati (113711028)

M.Dony Nurohman (113711029)

FAKILTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

I.PENDAHULUAN

Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat mengadung

dasar-dasar akidah, akhlak, dan hukum. Penjelasan lebih

lanjut diberikan oleh Rasulullah SAW engan sunahnya

seingga sepanjang hidup beliau, hukum setiap kasus dapat

diketahui berdasarkan nash al-Quran atau sunnahnya.

Namun, pada masa berikutnya, masyarakat menglami

perkembangan pesat. Wilayah kekuasaan islam semakin

luas dan para sahabat pun tersebar ke berbagai daerah

seiring dengan arus ekspnasi yang berhasil engan gemilang.

Selain aktif dalam jihad dan dakwah, para para sahabat

terkemuka juga mengemban tanggung jawab sebagai

rujukan fatwa dan informasi keagamaan bagi umat di daerah

yang mereka datangi. Kontak antara bangsa arab dan

bangsa-bangsa lain di luar arab dengan corak budayanya

yang beragam segera meninmbulkan berbagai kasus baru

yang tidak terselesaikan dengan tujukan lahir nash semata-

mata. Untuk menghadapi hal itu, para sahabat terpaksa

melakukan ijtihad. Tentu saja mereka tetap mepedomani

nash-nash al-Quran atau hadis dan hanya melakukan ijtihad

secara terbatas, sesuai dengan tuntutan kasus yang

dihadapi. Pada masa berikutnya tanggung jawab itu beraslih

kepada para tokoh tabi’in, kemudian tabi’ al-tabi’in, dan

Page 3: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

selanjutnya kepada para ulama mujtahid dari generasi

berikutnya.

II.RUMUSAN MASALAH

A.Ushul Fiqh dengan Fiqh.

B.Fiqh dengan Syariah.

III.PEMBAHASAN

A.Ushul Fiqh dan Fiqh

1.Pengertian Ushul Fiqh dan Fiqh.

Menurut bahasa “Fiqih” berasal dari kata “faqiha-

yafqahu-fiqhan” yang mempunyai arti mengerti atau

paham . Dari sinilah ditarik perkataan fiqh, yang

memberikan pengertian memahami dan mendalami ajaran-

ajaran agama islam secara keseluruhan. Sedangkan

menurut istilah, para ulama berbeda-beda dalam

mendifinisikan fiqih. Menurut Al-Ghazali dari mazhab Syafi’i

fiqih adalah suatu ilmu tentang hukum-hukum syara yang

tertentu bagi perbuatan para mukallaf, seperti wajib, haram,

mubah, sunnah, makruh, sah, fasid, batal, dan yang

sejenisnya.

Sedangkan arti kata ushul merupakan bentuk jamak

dari kata ashl yang secara etimologi mempunyai arti fondasi

sesuatu, sedangkan secara terminology kata ashl

Page 4: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

mempunyai arti dalil (landasan hukum) atau qaidah. Ushul

Fiqih sebagai sebuah disiplin ilmu sama seperti fiqih

terdapat banyak pengertian yang diutarakan para ahli.

Antara lain menurut Ibnu As-Subki, menurut beliau ushul

fiqih adalah himpunan dalil fiqih secara global. Sedangkan

menurut Abdul Wahab Khalllaf ushul fiqih adalah ilmu

pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan metode penggalian

hukum-hukum syara mengenai perbuatan manusia dari dalil-

dalil yang terperinci atau kumpulan kaidah-kaidah tentang

hal-hal tersebut .

Adapun menurut Drs. Muhammad Thalib, ushul fiqih

adalah kaidah-kaidah yang merupakan sarana untuk

mendaptkan hukumnya, perbuatan yang diperoleh dengan

jalan mengumpulkan dalil secara terperinci. Selain itu ada

juga yang mengatakan bahwa fiqih adalah ilmu tentang

hukum-hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan

manusia (amaliah), yang diketahui melalui dalil-dalilnya

yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad .

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa pembahasan ilmu fiqh meliputi

dua hal:

a.    Pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ meneganai perbuatan

Page 5: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

manusia yang praktis. Oleh karena itu ia tidak membahas segala sesuatu

yang berhubungan dengan I’tiqad (keyakinan).

b.    Pengetahuan tentang dalil-dalil yang terinci pada setiap permasalahan. 

Misalnya bila dikatakan bahwa memakan harta benda orang lain secara tidak

sah itu adalah haram, maka disebutkan pula dalilnya dari AL Qur’an yang

berbunyi:

Artinya: Dan janganlah kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara

kamu denga yang lain secara bathil. (2:188).

Dari sini dapat diketahui, bahwa pembahasan ilmu fiqh adalah hukum yang

terinci pada setiap perbuatan manusia sama ada halal. Haram, makruh atau

wajib beserta dalilnya masing-masing.

Adapun pengertian “ashl” (jamaknya ushul) menurut ethimologi

adalah dasar (fundamen) yang diatasnya dibangun sesuatu (Luis Ma’luf:

Kamus Munjid). Pengertian tersebut tidak jauh dari pengertian ushul secara

terminologi yaitu dasar yang dijadikan pijakan oleh ilmu fiqh.

Untuk itu  Ali Hasaballah dalam buku Ushul Al Tasri’ Al Islami

mendefinisikan Ushul Fiqh adalah:

Artinya:  Kaidah-kaidah yang dijadikan sarana untuk menggali hukum-

hukum syari’ah yang berkaitan dengan perbuatan amaliah (mukallaf) dari

dalil-dalil yang terperinci. Dengan kata lain kaidah-kaidah yang dijadikan

metode untuk menggali hukum fiqh.

Sebagai contoh.Ushul fiqh menetapkan bahwa perintah (amar) itu

menunjukkan wajib dan larangan (nahi) menunjukkan hukum haram.

Page 6: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Jika seorang ahli fiqh akan menetapkan hukumnya shalat, apakah wajib atau

tidak maka ia akan mengemukakan firman Allah SWT di dalam surat Rum

31, Mujadalah 13 dan Al Muzammil 20 yang Artinya:

Perintah untuk menjauhi berarti larangan untuk mendekatinya, dan tidak ada

bentuk larangan yang lebih kongkrit dari larangan tersebut.

Dari contoh diatas jelaslah perbedaan antara fiqh dan ushul fiqh,

bahwa ushul fiqh merupakan metode (cara) yang harus ditempuh ahli fiqh di

dalam menetapkan hukum-hukum syara’ bedasarkan dalil syara’, serta

mengklasifikasikan dalil-dali tersebut bedasrkan kualitasnya.

Dalil Al Qur’an harus didahulukan  dari pada qiyas serta dalil-dalil yang

tidak berdasar kepada Al Qur’an dan Sunnah. Sedangkan Fiqh adalah hasil

hukum-hukum syar’i bedasarkan methode-methode tersebut.

2. Hubungan Ushul Fiqh dengan Fiqh dan fungsi Ushul Fiqh.

Hubungan ilmu Ushul Fiqh dengan Fiqh adalah seperti hubungan ilmu

mathiq (logika)  dengan filsafat, bahwa mantiq merupakan kaedah berfikir

yang memelihara akal agar tidak ada kerancuan dalam berfikir. Juga seperti

hubungan antara ilmu nahwu dalam bahasa arab, dimana ilmu nahwu

merupakan gramatikal yang menghindarkan kesalahan seseorang di dalam

menulis dan mengucapkan bahasa arab.  Demikian juga Ushul Fiqh adalah

merupakan kaidah yang memelihara fuqaha’ agar tidak terjadi kesalahan di

dalam mengistimbatkan (menggali) hukum.

Disamping itu fungsi Ushul Fiqh itu sendiri adalah untuk membedakan

istimbath yang benar atau salah yang dilakukan oleh fuqaha’.

3. Objek Pembahasan Ushul Fiqh dan fiqh.

Page 7: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Objek Ushul Fiqh berbeda dengan Fiqh.Objek fiqh adalah hukum

yang berhubungan dengan perbuatan manusia beserta dalil-dalilnya yang

terinci.Manakala objek ushul fiqh mengenai metdologi penetapan hukum-

hukum tersebut. Kedua-dua disiplin ilmu tersebut sama –sama membahas

dalil-dalil syara’ akan tetapi tinjauannya berbeda.  Fiqh membahas dalil-dalil

tersebut untuk menetapkan hukum-hukum cabang yang berhubungan dengan

perbuatan manusia.Sedangkan ushul fiqh meninjau dari segi penetapan

hukum, klasifikasi argumentasi serta siatuasi dan kondisi yang melatar

belakangi dalil-dali tersebut.

Jadi objek pembahasan ushul fiqh bermuara pada hukum syara’ ditinjau dari

segi hakikatnya, kriteria, dan macam-macamnya. Hakim (Allah) dari segi

dalil-dali yang menetapkan hukum, mahkum ‘alaih (orang yang dibebani

hukum) dan cara untuk menggali hukum yakni dengan berijtihad.

Ada beberapa peristilahan mendasar yang perlu di ketahui dalam ilmu ushul

fiqh ini :

-Hukum Syar’i

Di dalam bahasa arab arti lafaz al hukm adalah menetapkan sesuatu di

atas sesuatu atau dengan kata lain memberi nilai terhadap sesuatu. (Alyasa’

Abubakar: Ushul Fiqh I). Seperti ketika kita melihat sebuah buku lalu kita

mengatakan “buku itu tebal” maka berarti kita telah memberi hukum

(menetapkan atau memberi nilai) tebal kepada buku tersebut.

Ada beberapa definisi secara istilah yang dikemukakan oleh para ulama

tentang hukum. Menurut Ali Hasaballah, Al Hukm adalah:

Page 8: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Artinya:  Firman Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf yang

berisi perintah, keizinan (melakukan atau meninggalkan sesuatu) ataupun

perkondisian tertentu.

Dari definisi diatas ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian

hukum:

a. Firman Allah : Yaitu yang berwenang membuat hukum adalah Allah.

Secara otomatis bersumberkan kepada Al Qur’an, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

b. Perbuatan Mukallaf, adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang

sudah dewasa (baliqh) meliputi seluruh gerak gerinya, pembicaraan ataupun

niat.

c. Berisi Perintah (larangan) dan keizinan memilih.Iqtidha’ dalam definisi

diatas bermakna perintah untuk mengerjakan atau meninggalkan

pekerjaan.Begitu juga berlaku mutlak atau hanya sebatas anjuran. Dari sini

lahirlah apa yang kita kenal pekerjaan wajib, mandub (sunat), haram,

makruh. Manakala takhyir bermakna adanya keizinan untuk memilih antara

mengerjakan atau meninggalkan. Dengan kata lain kedua pekerjaan tersebut

sama saja dikerjakan atau tidak dikerjakan. Dalam bahasa arab dikenal

dengan mubah sedangkan keizinannya dinamakan ibahah. Unsur ketiga ini

nantinya dikenal dengan hukum taklifi.

d. Berisi perkondisian sesuatu. Yaitu kondisi hukum terhadap sesuatu itu

sangat tergantung oleh sebab, syarat atau mani’ (larangan). Artinya  ada satu

kondisi yang harus dipenuhi sebelum pekerjaan dilakukan oleh seseorang.

Unsur ketiga ini nantinya dikenal dengan hukum wadh’i.

-Hakim (Pembuat Hukum)

Page 9: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Pengertian hukum menurut ulama ushul adalah Firman Allah yang

berhubungan dengan perbuatan mukallaf, ini mengisyaratkan bahwa al-

Hakim adalah Allah.  Para ulama telah sepakat bahkan seluruh umat Islam

bahwa al Hakim adalah Allah SWT dan tidak ada syari’at (undang-undang)

yang sah melainkan dari Allah. Al Qur’an telah mengisyaratkan hal ini

dengan firman Allah:

Artinya: Hak menetapkan hukum itu hanyalah milik Allah (al An’am: 57).

-Mahkum Fih (objek hukum)

Mahkum fih sering juga disebut mahkum bih ialah:  objek hukum

syara’ atau perkara-perkara yang berhubungan dengannya.  Objek hukum

yang  menjadi pembahasan ulama ushul hanyalah terbatas pada perbuatan

orang-orang mukallaf. Ia tidak membahas hukum wadh’i (perkondisian )

yang berasal bukan dari perbuatan manusia. Seperti bergesernya matahari

dari cakrawala dan datangnya awal bulan.Sehingga dapat di tarik

kesimpulan bahwa mahkum fih: Perbuatan orang mukallaf yang menjadi

objek hukum syara’, baik berupa perintah, larangan maupun kebolehan.

-Mahkum alaih (Subjek Hukum)

Mahkum alaih adalah  subjek hukum yaitu mukallaf yang melakukan

perbuatan-perbuatan taklif.  Jika mahkum fih berbicara mengenai perbuatan

mukallaf maka mahkum alaih berbicara mengenai orangnya, karena dialah

orang yang perbuatannya dihukumi untuk diterima atau ditolak.

4. Perbedaan Ushul Fiqh Dan Fiqih.

Ushul ialah :”manhaj yang membuhur jalan yang harus

ditempuh oleh para mujtahid dalam usaha mengeluarkan

hukum dan dalil dan menertipkan dalil-dalil itu dari segi daya

Page 10: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

kekuatannya”.Fiqh ialah :”hukum-hukum yang dihasilkan

oleh ijtiad dengan mempergunakan manhaj-manhaj yang

telah dihasilkan oleh ijtihad dengan berpedoman dengan

manhaj-manhaj itu”.

Jelasnya ilmu fiqh menerangkan huku amali dan

diistinbathkan dari dalil-dalilnya yang tafshili.Ilmu Ushul

menerangkan jalan istinbath ,menggariskan jalan yang harus

ditempuh,menerangkan martabat-martabat dalil dan

keadaan-keadaan yang menimpa dalil.Ilmu ushul

menerangkan bahwa masdar pertama ialah Al Qur’an.Al

Qur’an itulah pokok pangkal segala dalil.Ilmu fiqih

menerangkan mana yang dhanni dan mana yang qath’i dari

dalili-dalil itu.Dan menerangkan apa yang harus diambil

dikala terjadi pertentangan antara dhahir-dhahir

nash,menerangkann martabat-martabat amm,menetapkan

orang-orang yang dapat ditaklifkan hukum,hal-hal yang

dapat menerangkan syarat-syarat mujtahid dn menentukan

orang-orang yang dianggap istinbath.

Dari keterangan-keterangan di awal-awal tadi, maka

dapat terlihat dengan -hukum dan objeknya selalu dalil-dalil

hukum, sedangkan objek fiqih adalah perbuatan mukallaf

yang diberi status hukumnya. Walaupun ada titik kesamaan,

yaitu keduanya merujuk pada dalil, namun konsentrasinya

berbeda, ushul fiqih memandang dalil dari sisi cara

penunjukan atas suatu ketentuan.

Page 11: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

B.Fiqh dan Syari’ah

1.Pengertian syari’ah dan fiqh.

Syari’ah pada asalnya bermakna jalan yang lempang

atau jalan yang dilalui air terjun. Syari‟ah adalah kosa kata bahasa

Arab yang secara harfiah berarti ”suber air” atau ”sumber kehidupan”,dalam

Mukhtar al-Shihah diungkapkan sebagai berikut:Syari’ah adalah sumber air

dan ia adalah tujuan bagi orang yang akan minum. Syari’ah juga sesuatu

yang telah ditetapkan Allah SWT kepada hamba-Nya berupa agama yang

telah disyari’atkan kepada mereka.

Para fuqaha’ memakai kata syari’ah sebagai nama bagi

hukum yang ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya dengan

perantara Rasulullah supaya para hamba-Nya

melaksanakannya dengan dasar iman,baik hukum itu

mengenai amaliyah lahiriyah,maupun yang mengenai akhlak

dan aqaid,kepercayaan yang bersifat batiniyah.

Secara istilah, para ulama mendefinisikan fikih sebagai berikut:

Fikih adalah pengetahuan tentang hukum syariat yang bersifat praktis

(‘amaliyyah) yang digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci (tafshîlî). (An-

Nabhani,ibid., III/5).

Fikih adalah pengetahuan yang dihasilkan dari sejumlah hukum syariat yang

bersifat cabang yang digunakan sebagai landasan untuk masalah amal

perbuatan dan bukan digunakan landasan dalam masalah akidah. 

Fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang digali dari dalil-dalil

yang bersifat rinci.Sedangkan syariat/syariah (syarî‘ah) didefinisikan oleh

Page 12: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

para ulama ushul sebagai berikut :

Syariat adalah perintah Asy-Syâri‘ (Pembuat hukum) yang berhubungan

dengan perbuatan-perbuatan hamba dan berkaitan dengan iqtidhâ‘

(ketetapan), takhyîr (pilihan), atau wadh‘i (kondisi) (khithâb asy-Syâri‘ al-

muta‘allaq bi af‘âl al-‘ibâd bi al-iqtidhâ‘ aw al-takhyîr, aw al-wadl‘i.

Syariat adalah perintah Asy-Syâri‘ (Pembuat hukum) yang

berhubungan dengan perbuatan-perbuatan mukallaf dan berkaitan dengan

iqtidhâ‘ (ketetapan), takhyîr (pilihan), atau wadh‘i (kondisi) (khithâb asy-

Syâri‘ al-muta‘allaq bi af‘âl al-‘ibâd bi al-iqtidhâ‘ aw al-takhyîr, aw al-

wadl‘i.

2.Perbedaan syari’ah dan fiqh.

Fikih dan syariat adalah dua sisi yang tidak bisa dipisah-pisahkan

meskipun keduanya bisa dibedakan. Keduanya saling berkaitan dan

berbicara pada aspek yang sama, yakni hukum syariat.

Fikih adalah pengetahuan terhadap sejumlah hukum syariat yang

digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci. Sedangkan syariat adalah hukum

Allah yang berlaku pada benda dan perbuatan manusia. Menurut Imam al-

Ghazali, fikih mencakup kajian terhadap dalil-dalil dan arah yang

ditunjukkan oleh dalil (makna), dari tinjauan yang bersifat rinci. Contohnya,

penunjukkan sebuah hadis pada makna tertentu, misalnya nikah tanpa wali

secara khusus.

Sedangkan hukum syariat adalah perintah AsySyâri‘ yang

berhubungan dengan perbuatan hamba, baik dengan iqtidhâ‘, takhyîr,

maupun wadh‘i.

Page 13: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

Baik fikih maupun syariat harus digali dari dalil-dalil syariat: al-Quran,

Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Keduanya tidak boleh digali dari fakta maupun

kondisi yang ada. Keduanya juga tidak bisa diubah-ubah maupun

disesuaikan dengan realitas yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

III.Kesimpulan

Menurut bahasa “Fiqih” berasal dari kata “faqiha-yafqahu-fiqhan”

mempunyai arti mengerti atau paham . Sedangkan arti kata ushul merupakan

bentuk jamak dari kata ashl yang secara etimologi mempunyai arti fondasi

sesuatu, sedangkan secara terminology kata ashl mempunyai arti dalil

(landasan hukum) atau qaidah.

Jelasnya ilmu fiqh menerangkan huku amali dan diistinbathkan dari dalil-

dalilnya yang tafshili.Ilmu Ushul menerangkan jalan

istinbath ,menggariskan jalan yang harus ditempuh,menerangkan martabat-

martabat dalil dan keadaan-keadaan yang menimpa dalil.Ilmu ushul

menerangkan bahwa masdar pertama ialah Al Qur’an.Al Qur’an itulah

pokok pangkal segala dalil.

Syari’ah pada asalnya bermakna jalan yang lempang atau jalan yang

dilalui air terjun. Syari‟ah adalah kosa kata bahasa Arab yang secara harfiah

berarti ”suber air” atau ”sumber kehidupan”. Fikih dan syariat adalah dua

sisi yang tidak bisa dipisah-pisahkan meskipun keduanya bisa dibedakan.

Keduanya saling berkaitan dan berbicara pada aspek yang sama, yakni

Page 14: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

hukum syariat.Fikih adalah pengetahuan terhadap sejumlah hukum syariat

yang digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci. Sedangkan syariat adalah

hukum Allah yang berlaku pada benda dan perbuatan manusia.

IV. Penutup

Demikian makalah ini dibuat,bahw hanya sampai di sini pembahasan

tentang studi hukum islam,mengenai ushul fiiqh dan fiqh,serta fiqh dan

syari’ah.Apabila ada kekurangan,dalam menyusun makalah ini,kami

memina maaf.Maka dari itu kami mengharap kritik dan saran demi

penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat emberikan manfaat

bagi pembaca.

Page 15: Makalah Studi Hukum Islam

Studi Hukum Islam

DAFTAR PUSTAKA

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/04/pengertian-syariah-dan-fiqh/

Tengku Muhammad Hasbi Ash Shieddieqy,Prof.DR.Pengantar Ilmu

Fiqh.Semarang:PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA,1999.