makalah mahasiswi uniska banjaebaru

20
MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "TREMATODA USUS" Dosen pembimbing : Dra. Ratih, M.Kes HALAMAN JUDUL Disusun oleh ; Nama : LUSIANA MEININGTIYAS Nim :11.07.0156 Fakultas Kesehatan Masyarakat ( FKM) UNISKA BANJARBARU i

Upload: angganova-herlambang

Post on 31-Dec-2015

131 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

"TREMATODA USUS"

Dosen pembimbing : Dra. Ratih, M.Kes

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh ;

Nama : LUSIANA MEININGTIYASNim :11.07.0156

Fakultas Kesehatan Masyarakat ( FKM)UNISKA BANJARBARU

i

Page 2: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................2

KATA PENGANTAR..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5

1. Latar belakang.......................................................................................................5

2. Tujuan.......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6

1. Sejarah.....................................................................................................................6

2, Hospes Dan Nama Penyakit.............................................................................6

BAB III.................................................................................................................................7

PEMBAHASAN..................................................................................................................7

1. PENGARTIAN TREMATODA USUS....................................................................7

2. Daur hidup..............................................................................................................8

3. Daur hidup Trematoda........................................................................................9

4. Patologi dan gejala klinis.................................................................................10

5. Diagnosis dan pengobatan.............................................................................11

BAB IV..............................................................................................................................12

1. Macam-macam Trematoda.............................................................................12

2. Distribusi Geogarfik...........................................................................................12

3. Morpologi Trematoda........................................................................................12

BAB V PENUTUP...........................................................................................................16

1. Kesimpulan.........................................................................................................16

2. Saran.......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

ii

Page 3: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Alhamdulillah

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya

yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan

sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya

dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik lagi.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena

pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya

harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun :

LUSIANA MEININGTIYAS

iii

Page 4: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pada makalah ini saya penulis akan membahas tentang

Trematoda Usus (Fasiliopsis Buski) dimana perlu di ketahui bahwa

Trematoda Usus yang berperan dalam kedokteran adalah dari keluarga

fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. Dalam daur hidup

trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain diperlukan keong

sebagai hospes perantara I tempat mirasidium tumbuh menjadi

sporokista berlanjut menjadi redia dan serkaria.Serkaria yang di bentuk

dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong

dan berenang bebas dalam air. Ttujuan akhir serkario tersebut adalah

hospes perantara II yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar

bebrapa jenis ikan air tawar atau tumbuh-tumbuhan air.

Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan hospes

perantara II yang tidak di masak sampai matang.

2. Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini saya bertujuan agar makalah ini

dapat di gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar

khususnya untuk mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat selain itu

makalah ini di buat sebagai wujud tugas dari mata kuliah Mikrobiologi,

harapan penulis semoga makalah ini dapat di gunakan sebagaimana

mestinya.

1

Page 5: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

BAB II PEMBAHASAN

1. Sejarah

Cacing Trematoda Fasciolopsis Buski adalah suatu trematoda

yang di dapatkan pada manusia atau hewan. Trematoda tersebut

mempunyai ukuran terbesar di antara treramatoda lain yang di

temukan pada manusia.

Cacing ini pertama kali di temukan oleh Busk (1843) pada

otopsi seorang pelaut yang meninggal di London.

2, Hospes Dan Nama Penyakit

Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes definitif

cacing tersebut hewan lain seperti anjing dan kelinci juga dapat di

hinggapi penyakit yang di sebabkan cacing ini di sebut Fasiolopsiasis.

2

Page 6: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

BAB III PEMBAHASAN

1. PENGARTIAN TREMATODA USUS

Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk seperti

daun, dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, alat pencernaan, alat

reproduksi jantan dan betina yang menjadi satu (hermafrodit) kecuali

pada Trematoda darah (Schistosoma). Mempunyai batil isap kepala di

bagian anterior tubuh dan batil isap perut di bagian posterior tubuh.

Dalam siklus hidupnya Trematoda pada umumnya memerlukan keong

sebagai hospes perantara I dan hewan lain (Ikan, Crustacea , keong)

ataupun tumbuh-tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua.

Manusia atau hewan Vertebrata dapat menjadi hospes definitifnya.

Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif bermacam-macam,

ada yang di usus, hati, paru-paru, dan darah.

Macam-macam spesies Trematoda usus adalah: F. buski, H.

heterophyes, M. yokagawai, Echinostoma, Hypoderaeum dan

Gastrodiscus. Manusia menjadi hospes definitifnya dan hewan-hewan

lain seperti mamalia (anjing, kucing) dan burung dapat menjadi hospes

reservoar. Siklus hidup selalu memerlukan keong sebagai hospes

perantara I dan hospes perantara II (keong : Echinostoma, tumbuhan

air F.buski; ikan H.heterophyes dan M.yokogawai). Patologi penyakit

yang disebabkan oleh Trematoda usus disebabkan oleh perlekatan

cacing pada mukosa usus dengan batil isapnya. Semakin besar ukuran

cacing maka semakin parah kerusakan yang ditimbulkan. Gejala klinis

tergantung jumlah parasit dalam usus, pada infeksi ringan gejala tidak

nyata, sedangkan pada infeksi berat gejala yang timbul adalah sakit

3

Page 7: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

4

perut, diare, dan akibat terjadinya malabsorpsi bisa timbul edema.

Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur dalam tinja

penderita. Bila bentuk telur hampir sama maka perlu menemukan

cacing dewasanya dalam tinja penderita. Obat-obatan untuk trematoda

usus hampir sama, yaitu tetrakloretilen, heksilresorsinol, dan

praziquantel.

2. Daur hidup

Cacing dewasa hidup dalam usus halus memproduksi telur

sampai 25000 butir/ekor/hari yang keluar melalui feses. Telur menetas

pada sushu optimum (27-32oC) selama sekitar 7 minggu. Meracidium

keluar dan masuk kedalam hospes intermedier siput yang termasuk

dalam genus segmentia dan hippeutis (planorbidae) untuk membentuk

sporocyst. Sporocyst berada dalam jantung dan hati siput,

kemudianmengeluarkan redia induk, kemudian redia induk

memproduksi redia anak. Redia berubah menjadi cercaria keluar dari

tubuh siput dan berenang dalam air, kemudian menempel pada

tanaman/sayuran/rumput dimana cercaria berubah menjadi

metacercaria.Bila tanaman tersebut dimakan/termakan manusia/babi

maka cercaria menginfeksi hospes definitif.

Page 8: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

5

3. Daur hidup Trematoda

Page 9: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

6

4. Patologi dan gejala klinis

Perubahan patologi yang disebabkan oleh cacing ini ada tiga

bentuk yaitu toksik,obstruksi dan traumatik. Terjadinya radang di

daerah gigitan, menyebabkan hipersekresi dari lapisan mukosa usus

sehingga menyebabkan hambatan makanan yang lewat. Sebagai

ak ibatnya adalah u lseras i , haemoragik dan absces pada

d inding usus.Ter jadi geja ladiare kronis. Toksemia terjadi sebagai

akibat dari absorpsi sekresi metabolit dari cacing,hal ini dapat

mengakibatkan kematian.

Patologi penyakit yang disebabkan oleh Trematoda usus

disebabkan oleh perlekatan cacing pada mukosa usus dengan batil

isapnya. Semakin besar ukuran cacing maka semakin parah kerusakan

yang ditimbulkan. Gejala klinis tergantung jumlah parasit dalam usus,

pada infeksi ringan gejala tidak nyata sedangkan pada infeksi berat

gejala yang timbul adalah sakit perut, diare, dan akibat terjadinya

malabsorpsi bisa timbul edema.

Adapun kelainan yang disebabkan cacing daun tergantung dari

lokalisasi cacing di dalam tubuh hospes; selain itu juga ada pengaruh

rangsanga setempat dan zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing.

Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat toksin tersebut, sehingga

menghasilkan gejala alergi, demam, sakit kepala dan lain-lain.

Cacing daun yang hidupdi rongga usus biasanya tidaka

memberi gjala atau hanya gejala gastrointestinal ringan seperti mual,

muntah, sakit perut dan diare. Bila cacing hidup di jaringan paru

seperti Paragonimus, mungkin menimbulkan gejala batuk, sesak nafas,

dan batuk darah(hemoptisis). Cacing yang hidup di saluran empedu

hati seperti Clonorchis, Opistrhorchis dan Fasciola dapat menimbulkan

rangsangan dan menyebabkan penyumbatan aliran empedu sehingga

menimbulkan gejala ikterus.

Akibat lainya adalah peradangan hati sehingga terjadi

Page 10: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

7

hepatomegali. Bila ini terjadi berlarut-larut, dapat mengakibatkan

sirosis hati. Cacing Schistosoma yang hidup di pembuluh darah,

terutama telurnya mengakibatkan kelainan yang berupa peradangan,

pseudo-abses dan akhirnya fibrosis jaringan alat yang di infiltrasi oleh

telur cacing ini, seperti dinding usus, dinding kandung kemih, hati,

jantung, otak dan lain-lain.

5. Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur dalam tinja

penderita. Bila bentuk telur hampir sama maka perlu menemukan

cacing dewasanya dalam tinja penderita. Obat-obatan untuk trematoda

usus hampir sama, yaitu tetrakloretilen, heksilresorsinol, dan

praziquantel.

Page 11: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

BAB IV

1. Macam-macam Trematoda

A. Trematoda hati (liver flukes): Clonorchis sinensis, Opisthorchis

felineus, Opisthorchis viverrini dan Fasciola.

B. Trematoda usus (intestinal flukes): Fasciolopsis buski,

Echinostomatidae dan Heterophyidae.

C. Trematoda paru ( lung flukes): Paragonimus westermani.

D. Trematoda darah ( blood flukes): Schistosoma japonicum,

Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium.

2. Distribusi Geogarfik

Pada umumnya cacing trematoda ditemukan di RRC, Korea,

Jepang, Filipina, Thailand, Vietnam, Taiwan, India dan Afrika. Beberapa

spesies ditemukan di Indonesia seperti Fasciolopsis buski di

Kalimantan, Echinostoma di Jawa dan Sulawesi, Heterophyidae di

Jakarta dan Schistosoma japonicum di Sulawesi Tengah.

3. Morpologi Trematoda

Pada umumnya bentuk badan cacing dewasa pipih dorsoventral

dan simetri bilateral, tidak mempunyai rongga badan. Ukuran panjang

cacing dewasa sangat beraneka ragam dari 1 mm sampai kurang lebih

75 mm. Tanda khas lainnya adalah terdapatnya 2 buah batil isap, yaitu

batil isap mulut dan batil isap perut. Beberapa spesies mempunyai

batil isap genital.

8

Page 12: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

9

Saluran pencernaan menyerupai huruf Y terbalik yang dimulai dengan

mulut dan berakhir buntu pada sekum. Pada umumnya Trematoda

tidak mempunyai alat pernafasan khusus, karena hidupnya secara

anaerob. Saluran ekskresi terdapat simetris bilateral dan berakhir di

bagian posterior. Susunan saraf dimulai dengan gangliondi bagian

dorsal esofagus, kemudian terdapat saraf yang memanjang dibagian

dorsal, ventral dan lateral badan. Cacing ini bersifat hermafrodit

denagn alat reproduksi yang kompleks.

Cacing dewasa hidup di dalam tubuh hospes definitif. Telur

diletakkan di saluran hati, rongga usus, paru, pembuluh darah atau

dijaringan tempat cacing hidup dan telur biasanya keluar bersama

tinja, dahak atau urin. Pada umumnya telur berisis sel telur, hanya

pada beberapa spesies telur sudah mengandung mirasidium (M) yang

mempunyai bulu getar. Bila sudah mengandung mirasidium telur

menetas di dalam air (telur matang).

Pada spesies trematoda yang mengeluarkan telur berisis sel

telur, telur akan menjadi matang dalam waktu kurang lebih 2-3

minggu. Pada beberapa spesies Trematoda, telu matang menetas bila

ditelan keong (hospes perantara) dan keluarlah mirasidium yang

masuk kedalam jaringan keong; atau telur dapat langsung menetas

dan mirasidium berenang di air; dalam waktu 24 jam kmirasidium

harusn sudah menemukan keong air agar dapat melanjutkan

perkembangannya. Keong air disini berfungsi sebagai hospes

perantara pertama atau HP1. Dalam keong air tersebut mirasidium

berkembang menjadi sebuah kantung yang berisi embrio, disebut

sporokista (S). Sporokista ini dapat mengandung sporokista lain atau

redia (R); bentuknya berupa kantung yang sudah mempunyai mulut,

faring, dan sekum. Didalam sporokista dua / redia (R) , larva

berkembang menjadi serkarian (SK).

Page 13: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

10

Perkembangan larva dalam hospes perantara satu terjadi sebagai

berikut:

M→S→R→SK : Misalnya Clonorsis sinensis

M→S1→S2→SK : Misalnya Schitosoma

M→S→R1→R2→SK : Misalnya Trematoda lainnya

Serkaria kemudian keluar dari keong air dan mencari hospes

perantara dua yang berupa ikan, tumbuh-tumbuhan air, ketam, udang

batu, dan keong air lainnya, atau dapat menginfeksi hospes definitive

secara langsung seperti pada Schistosoma. Dalam hospes perantara

dua serkaria berubah menjadi metaserkaria yang berbentuk kista.

Hospes definitif mendapat infeksi bila makan hospes perantara dua

yang mengandung metaserkaria yang tidak dimasak dengan baik.

Infeksi cacing Schistosoma terjadi dengan cara serkaria menembus

kulit hospes definitif, yang kemudian berubah menjadi skistosomula,

lalu berkembang menjadi cacing dewasa dalam tubuh hospes.

A. Contoh gambar Siklus + Trematoda

Page 14: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

11

B. Gambar Hewan Trematoda memiliki

tubuh yang diliputi kutikula.

Page 15: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Cacing Trematoda Fasciolopsis Buski adalah suatu trematoda

yang di dapatkan pada manusia atau hewan.trematoda tersebut

mempunyai ukuran terbesar cacing trematoda fasciolopsis buski

pertama kali di temukan oleh busk (1843),cacing ini bias sangat

berbahaya bila si penderita tidak segera mengobati di karenakan

penderita penyakit ini dapat mengalami kematian,akan tetapi bila

segera di obati insyaAllah akan sembuh juga.

2. Saran

Saya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu penulis meminta agar pembaca

berkenan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa

mendatang, Amien Yaa Robbal Alamien.

12

Page 16: Makalah Mahasiswi UNiska Banjaebaru

DAFTAR PUSTAKA

Avilla,V.L.1995.Biology: Investigating Life on Eart. 2nd ed.

Boston,Jones,and Bartlett, Publishers.

Campbell. N.A.1996.Biology. 4th ed Redwood City.

Benjamin Cummings Publishing Company, Inc

13